Kata al-Syajar dalam al-Qur'an: Studi Penafsiran al-T ...digilib.uin-suka.ac.id/5792/1/BAB I, V,...
Transcript of Kata al-Syajar dalam al-Qur'an: Studi Penafsiran al-T ...digilib.uin-suka.ac.id/5792/1/BAB I, V,...
Kata al-Syajar dalam al-Qur'an: Studi Penafsiran al-T}abari dalam Kitab al-Ja<mi' al-Baya<n
'an Tawi<l A<y al-Qur'a<n
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Teologi Islam (S. Th. I) Strata Satu
Oleh:
Ali Mukti 04531593
JURUSAN TAFSIR DAN HADIS FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2010
ii
iii
iv
v
MOTTO
Belajar untuk Mendengarkan
vi
PERSEMBAHAN
Untuk:
Kedua Orang Tuaku Kakak-kakakku dan Adikku
Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam Univeritas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
vii
ABSTRAK
al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril. al-Qur’an memiliki berbagai fungsi, di antaranya adalah sebagai mauiz{ah, syifa<’ al-Qalb, hu<dan, rah{ma<n, dan furqa<n. yang sangat berguna bagi manusia sebagai makhluk-Nya.
Dalam memahami pesan atau kandungan al-Qur’an dibutuhkan ilmu yang mengarah kepada pemahaman terhadap al-Qur’an sendiri. Adapun orang yang mencoba memahami akan kandungan makna al-Qur’an, kita menyebutnya dengan mufasir dan hasil pemahaman itu dapat tertuangkan dalam sebuah karya tulis yang disebut dengan tafsir. Adapun salah satu kitab tafsir yang ada adalah al-Ja<mi’ al-Baya<n 'an Tawi<l A<y al-Qur'a<n karya al-T{abari< yang mana kitab tafsir tersebut menggunakan metode tahli<li< yang memuat sumber bi al-ma’s|u<r dan bi al-ra’yu.
Allah menciptakan berbagai jenis makhluk yang ada di bumi, di antara salah satu ciptaan-Nya adalah pohon. Pohon merupakan salah satu dari jenis tanaman yang banyak macamnya. Ada yang berukuran kecil dan ada yang berukuran besar, ada yang berbuah dan ada yang tidak berbuah. Ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang.
Dalam bahasa Arab pohon diartikan dengan al-syajar. Yang mana memiliki pengertian yang berbeda-beda secara maknanya, dalam hal ini, penulis mengkaji maknanya secara hakiki yaitu sebagai sesuatu yang tumbuh dan berkembang yang mempunyai batang yang bercabang dan secara majazi yaitu memahami makna al-syajar yang diartikan bukan sebagai pohon yang berkayu tetapi bisa sebagai perumpamaan.
Untuk menganalisa kata al-syajar dalam tafsir al-T{abari< ini, penulis menggunakan metode deskrptif-analisis, yaitu penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasi pemikiran al-T{abari< dalam karya tafsirnya. Adapun langkah yang diambil penulis adalah: pertama, menjelaskan gambaran tentang pohon secara umum dan yang terdapat dalam al-Qur’an, mengumpulkan kata al-syajar (pohon) dengan berbagai padanannya yang terdapat dalam 26 ayat, menjelaskan biografi dan karya al-T{abari<. Kedua, menganalisis kata syajara dan derivasinya menurut penafsiran al-T{abari< dalam Ja<mi’ al-Baya<n 'an Tawi<l A<y al-Qur'a<n dan mencari makna kata pohon tersebut menurut versi al-T{abari.
Akhirnya, dari penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kata al-syajar (pohon) dalam kitab al-T{abari< berarti pohon yang bentuknya tegak dan berdiri di atas bumi atau tanah sehingga berkembang. Sementara korelasi antara al-syajar dengan al-naba<t, memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah bahwa keduanya sama-sama tumbuh di atas bumi dan sama-sama pula dapat menghasilkan buah dan dedaunan. Sedangkan perbedaannya adalah kalau kata al-syajar lebih khusus daripada kata al-naba<t, karena kata al-naba<t memiliki cangkupan makna yang umum dan luas, sedangkan kata al-syajar memiliki kekhususan sehingga menyebut salah satu jenis pohon, maka pohon itulah yang dimaksud.
viii
KATA PENGANTAR
الرحيم الرحمن اهللا بسم له هادي فال یضلل ومن له مضل فال اهللا یهده من نهونستعي نحمده هللا الحمد إن
صل اللهم .ورسوله عبده محمدا وأن له شریك ال وحده اهللا إال إله ال أن وأشهد وبارك إبراهيم آل علىو إبراهيم على صليت آما محمد آل وعلى محمد على في إبراهيم آل علىو إبراهيم على بارآت آما محمد آل وعلى محمد على .بعد أما .مجيد حميد إنك نالعالمي
Segala puji bagi Allah. Kami panjatkan puji pada-Nya, mohon
pertolongan-Nya. Siapa yang diberi-Nya petunjuk tidak ada kesesatan baginya
dan siapa saja yang disesatkan-Nya, maka tidak ada pemberi petunjuk baginya.
Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan
Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, berilah rahmat kepada
Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberi
rahmat Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim dan berilah karunia kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi
karunia kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim di seluruh alam. Sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung. Amma> ba‘du.
Skripsi yang berjudul Kata al-Syajar dalam al-Qur'an: Studi Penafsiran al-
T{abari< dalam kitab Ja<mi’ al-Baya<n ’an Tawi<l A<y al-Qur’a<n ini ditulis untuk
tujuan formal akademis, memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di
Program S1 jurusan Tafsir Hadis. Penelitian ini merupakan pengalaman
intelektual yang berharga bagi penulis pribadi.
ix
Seperti karya tulis pada umumnya, banyak pihak yang terlibat, baik secara
langsung maupun tidak, telah memberi andil dalam penyelesaian tulisan ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Sekar Ayu Aryani M. Ag, sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin,
Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Suryadi, MA., selaku Ketua Jurusan Tafsir Hadis UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah menyadarkan penulis untuk segera
mengerjakan skripsi.
3. Bapak Drs. H. M. Yusron. M. A., selaku penasehat akademik sekaligus
Pembimbing yang telah menasehati dan membimbing penulis dengan
penuh ketelatenan dan mencurahkan waktu untuk berdiskusi.
4. Bapak Moh. Hidayat Noor, S. Ag. M. Ag, selaku pembimbing yang telah
berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penyelesaian skripsi
ini.
5. Segenap Dosen Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam
yang memberi cakrawala dan pelangi keilmuan bagi penulis,
6. Segenap karyawan TU Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran
Islam yang telah memberikan bantuan dan layanan dalam proses
perkuliahan
7. Pemimpin dan Staf Perpustakaan Pusat UIN Sunan Kalijaga, terima kasih
atas pelayanan dan penyediaan buku-bukunya.
8. Kawan-kawan seperjuangan dalam Jurusan/Prodi Tafsir Hadis yang telah
membantu dan memberikan prehatian.
x
9. Terima kasih kepada Pondok Pesantren al-Munawwir khusunya Komplek
L serta segenap Santri.
10. Terutama kepada Kedua Orang Tua penulis yang dengan sabar mendidik,
mengasah, mengasuh, mendo‘akan, mencerahkan dan mengarahkan
penulis untuk menjadi manusia berguna bagi agama dan bangsa Indonesia.
Kakak-kakakku dan Adikku yang memberikan perhatian dan nasihat serta
bantuan khususnya dalam mengerjakan skripsi.
Kepada mereka yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu per satu,
hanya maaf yang bisa penulis sampaikan. Semoga Allah memberi ganjaran
kebajikan kepada mereka semua, Amin.
Yogyakarta, 12 Agustus 2010 Penulis,
Ali Mukti 04531593
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
ض
ط
ظ
ع
Alif
ba’
ta’
sa’
jim
ha’
kha
dal
żal
ra’
zai
sin
syin
sad
dad
ta
za
‘ain
Tidak dilambangkan
b
t
s\
j
h
kh
d
z
r
z
s
sy
s
d
t
z
‘
Tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik di atas)
je
ha (dengan titik di bawah)
ka dan ha
de
zet (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dengan titik di bawah)
de (dengan titik di bawah)
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di bawah)
koma terbalik
xii
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
و
ه
ء
ي
gain
fa
qaf
kaf
lam
mim
nun
waw
ha’
hamzah
ya
g
f
q
k
l
m
n
w
h
'
y
ge
ef
qi
ka
‘el
‘em
‘en
w
ha
apostrof
ye
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap
متعددة
عدة
ditulis
ditulis
Muta'addidah
‘iddah
C. Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h
حكمة
علة
آرامة األولياء
زآاة الفطر
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
Hikmah
'illah
Karāmah al-auliyā'
Zakāh al-fitri
D. Vokal Pendek
_____
فعل
_____
fathah
kasrah
ditulis
ditulis
ditulis
a
fa'ala
i
xiii
ذآر
_____
يذهب
dammah
ditulis
ditulis
ditulis
żukira
u
yażhabu
E. Vokal Panjang
1.
2.
3.
4.
Fathah + alif
جاهلية
Fathah + ya’ mati
تنسى
Kasrah + ya’ mati
آریم
D ammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ā
jāhiliyyah
ā
tansā
i
karim
ū
furūd
F. Vokal Rangkap
1.
2.
Fathah + ya’ mati
بينكم
Fathah + wawu mati
قول
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
qaul
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan
Apostrof
اانتم
اعدت
ئن شكرتمل
ditulis
ditulis
ditulis
a’antum
u’iddat
la’in syakartum
xiv
H. Kata Sandang Alif + Lam
Diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan
huruf "al".
القران
القياس
السماء
الشمس
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
al-Qur’ān
al-Qiyās
al-Samā’
al-Syam
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya.
ذوى الفروض
اهل السنة
ditulis
ditulis
żawi al-furūd
ahl al-sunnah
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN................................ ii
HALAMAN SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI.................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ……………………….. ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN……………………………......................... 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………… 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………… 5
D. Tinjauan Pustaka ………………………………….……… 6
E. Metode Penelitian ...……………………………………… 7
F. Sistematika Pembahasan…………...…………………….. 9
BAB II Al-T{ABARI< DAN KITAB JAMI' Al-BAYAN ‘AN TA'WIL
AY< Al-QUR'A<N………………………………………………
11
A. Setting Historis-Biografis al-T{abari<.……………………... 11
1. Potret Kehidupan Awal................................................. 11
2. Karir Intelektual............................................................ 13
3. Karya-karyanya............................................................. 18
B. Tafsir Ja<mi' al-Baya<n 'an Ta'wi<l A<<y al-Qur'a<<n…...……….. 21
1. Latar Belakang Penulisan............................................. 21
2. Karakteristik Kitab....................................................... 25
3. Metode Penafsiran ..………………………………….. 27
4. Komentar Ulama dan Kaum Intelektual akan al-
xvi
T{abari< dan Kitab Tafsirnya ………………………….. 31
BAB III PANDANGAN TENTANG KATA Al-SYAJAR…...………. 33
A. Kata al-Syajar Menurut Berbagai Pandangan .......………. 33
1. Menurut Ahli Bahasa.................................................... 33
2. Menurut Ahli Sastra...................................................... 35
3. Menurut Ilmuwan.......................................................... 35
B. Kata al-Syajar dan Kata-kata yang Semakna dengannya
dalam al-Qur'a<n………………….……………….…….....
43
1. Macam-macam Kata al-Syajar dalam al-Qur'a<<<n........... 43
2. Kata-kata yang Semakna dengan Kata al-Syajar
dalam al-Qur'an.............................................................
49
BAB IV PENAFSIRAN Al-T{ABARI< TERHADAP KATA Al-
SYAJAR DAN DERIVASINYA..............................................
59
A. Penafsiran al-T{abari< Terhadap Kata al-Syajar dalam
Ayat-ayat al-Qur'an.............................................................
59
B. Korelasi Antara al-Syajar dengan al-Nabat........................ 84
BAB IV PENUTUP................................................................................. 86
A. Kesimpulan .......................................................................... 86
B. Saran-saran........................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 88
CURRICULUM VITAE ………………………………………………… 90
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tumbuh-tumbuhan adalah segala yang hidup dan berbatang, berdaun,
berakar dan sebagainya. Sementara ilmuwan berkata bahwa tumbuhan
berkembang di bumi ini sejak lebih dari satu miliar tahun lalu yaitu sebelum
adanya hewan. Ia juga yang merupakan satu-satunya makhluk hidup yang
dapat membuat makanannya sendiri.1 Hal ini sebagai pengganti dari
keterbatasan gerak makhluk Ilahi. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam
al-Hu<d [11] ayat 6:2
$ tΒuρ ⎯ÏΒ 7π −/!#yŠ ’Îû ÇÚö‘ F{$# ωÎ) ’n? tã «! $# $ yγ è% ø—Í‘ ÞΟ n= ÷ètƒuρ $yδ §s) tF ó¡ ãΒ $yγ tãyŠöθtF ó¡ ãΒ uρ 4 @≅ ä. ’Îû
5=≈tGÅ2 &⎦⎫ Î7 •Β ∩∉∪
Artinya:
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh} mah}fud}).
Ayat di atas menggunakan kata da<bbah ketika menjelaskan jaminan
rezeki Allah kepada manusia dan binatang. Makna dasar kata tersebut adalah
bergerak atau merangkak, pemilihan kata tersebut menegaskan bahwa rezeki
1 M. Quraish Shihab, Dia di Mana-Mana: Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), hlm. 324.
2 Q.S. al-Hud< [11]: 6.
1
2
yang dijamin oleh Allah itu menuntut setiap da<bbah untuk memfungsikan
dirinya sebagaimana mestinya, yakni bergerak dan merangkak tidak tinggal
diam menanti rezeki yang disediakan oleh Allah SWT.3
Pohon mengeluarkan oksigen yang dihirup oleh binatang dan manusia,
sementara binatang dan manusia menghembuskan karbondioksida agar pohon
dapat mekar dan berbuah. Hal demikian menunjukkan kerja sama yang
harmonis antara makhluk Allah dan yang diatur oleh-Nya. Siang hari pohon
mengeluarkan oksigen dan pada waktu malam mengeluarkan karbondioksida.
Ini karena Allah menjadikan malam sebagai waktu istirahat untuk manusia,
dan ketika siang panas matahari yang menyengat dapat terasa sejuk jika kita
berada di bawah pohon.4
al-Qur’an mengajak manusia memperhatikan pohon yang hijau guna
menyadari betapa kuasa-Nya Allah.5 Kata al-syajar berasal dari bahasa Arab
yakni syajara-yasyjuru-syajran yang berarti pohon. Di sini penulis mengkaji
dengan obyek kajiannya adalah kitab tafsir Ja<mi’ al-Baya<n ‘an Ta’wi<l A<y al-
Qur’a<n karya al-T{abari< (selanjutnya akan ditulis tafsir al-T{abari)< dan juga
mengemukakan pendapat-pendapat ahli terkait pemaknaan karena terhadap
kata al-syajar dan derivasinya.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penulis menjadikan al-T{abari<
sebagai bahan kajian adalah karena al-T{abari< seorang pemimpin para mufasir,
3 M. Quraish Shihab, Dia di Mana-Mana, hlm. 326.
4 M. Quraish Shihab, Dia di Mana-Mana, hlm. 326.
5 QS. Ya<si<n [36]: 80 dan QS. al-Ra’d [13]: 4
3
seorang multidisipliner yang tidak dimiliki ulama semasanya. Di samping itu,
beliau juga telah hafal al-Qur’an, mengetahui makna-maknanya serta paham
hukum-hukum yang ada di dalamnya. Mengetahui sunah dengan berbagai
aspeknya, mengetahui sejarah sahabat, tabi’in dan perjalanan umat manusia
lainnya.6
Dalam menafsirkan al-Qur’an, al-T{abari< menuturkan makna-makna
kata dalam terminologi bahasa Arab, menjelaskan struktur linguistiknya dan
melengkapi dengan penguat-penguat (syawa<hid) baik berupa syair maupun
prosa. Di samping itu, beliau juga menuturkan riwayat-riwayat yang
diterimanya dari para sahabat dan generasi sesudahnya, dan juga riwayat-
riwayat yang diterimanya dari orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah
masuk Islam seperti Ka’a<b al-Akhba<r, Wahha<b Ibn Munabbih, ‘Abdullah Ibn
Sala<m dan Ibn Juraij. Terhadap riwayat-riwayat ini terkadang ia
mengkritiknya dan terkadang pula ia membiarkannya. Kemudian beliau
menjelaskan penafsirannya sendiri tanpa mengikatnya kecuali bila
penafsirannya itu sudah pasti benar.7
Dalam hal ini al-Suyu<ti< berkomentar bahwa motivasi al-T{abari<
menamai kitabnya dengan tafsir Ja<mi’ al-Baya<n ‘an Ta’wi<l A<y al-Qur’a<n
adalah untuk memperlihatkan bahwa kitab ini tidak hanya menyingkap
6 Jala<l al-Di<n as-Suyu<ti<, T{abaqa<t al-Mufassiri<<<n, (Beirut: al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1982), hlm. 82.
7 Namr, ‘Abd. al-Mu’i<<<n al-, Ilmu al-Tafsi<r Kaifa Nasya’a Tanawaara ila< Asrina al-Hadir, (Beirut: Dar al Kitab al-Lubnani, 1985), hlm. 120.
4
makna-makna lafaz al-Qur’an, tetapi juga disertai analisis kalimatnya, tersirat
di dalamnya dan analisis linguistiknya.8
Tafsir al-T{abari< adalah sebuah tafsir klasik yang tidak hanya dikenal
pada masanya, namun juga banyak digunakan sebagai rujukan sampai saat ini.
Tafsir tersebut lebih banyak menunjukkan riwayat tanpa mengabaikan kajian
bahasa di dalamnya. Selain itu, kemampuan intelektual dari penulisnya
memberikan masukan yang cukup berarti bagi para pengkajinya. Oleh karena
itu, tidak berlebihan jika Imam al-Nawa<wi berkata “umat telah sepakat bahwa
belum pernah disusun sebuah tafsir yang sama dengan tafsir al-T{abari<.9
Di samping menggunakan gaya bahwa tertentu, al-T{abari< juga
menggunakan metode (manha<j) dan orientasi (ittija<h) tertentu. Tafsir ini
menggunakan metode tahli<li karena menafsirkan ayat berdasarkan susunan
mushaf, sedangkan orientasi yang digunakannya adalah gabungan antara
penafsiran bi al-ma’s|u<r dengan penafsiran bi al-ra’yi.10
Keistimewaan lain yang dimiliki tafsir al-T{abari< yang tidak dimiliki
tafsir lain adalah penggunaan kata ta’wi<l pada saat mulai mengungkapkan
pendekatan sendiri tentang penafsiran ayat-ayat tertentu. Tampaknya al-T{abari<
8 Muhammad Bakr Ismail, Ibn Jari<r al-T{abari< wa Manhaju fi< Tafsi<r, (Kairo, Dar al-Manar, 1991), hlm. 34-35.
9 Jala<l al-Di<n as-Suyu<ti, al-Itqa<n fi< 'Ulu<m al-Qur’an, (Beirut al-Fikri, 1974), jilid II, hlm. 190.
10 Namr, ‘Abd. al-Mu’i<<<n al-, 'Ilm al-Tafsi<r Kaifa, hlm. 110.
5
menggunakan kata tersebut dalam pengertian tafsir sebagaimana umatnya
yang digunakan oleh para mufasir lainnya.11
Dari latar belakang masalah di atas penulis ingin melakukan kajian dan
analisa untuk memperoleh makna yang lebih mendalam tentang al-syajar
menurut penafsiran al-T{abari< dan pandangan umum terhadap makna al-syajar.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut untuk mempermudah kajian dan agar
penelitian yang dilakukan terarah pada suatu obyek, sehingga menghasilkan
akhir yang komprehensif dan integral serta relatif mudah dipahami dan dapat
mempresentasikan pemikiran penulis, maka penulis merumuskan pokok-
pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Apa makna dan fungsi al-syajar secara umum dan derivasinya menurut
penafsiran al-T{abari<?
2. Bagaimana korelasi antara al-syajar dan al-naba<t?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami al-syajar dan term yang semakna
dengannya berdasarkan pemahaman umum yang berkembang dan menurut
al-T{abari<.
11 Namr, ‘Abd. al-Mu’i<<<n al-, 'Ilm al-Tafsi<r Kaifa, hlm. 122.
6
2. Untuk mengetahui korelasi antara al-syajar dan al-naba<t menurut al-
T{abari<.
Sedangkan kegunaan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan guna memberikan pengetahuan dan pemahaman
yang lebih mendalam tentang makna al-syajar dan urgensitasnya.
2. Penelitian ini juga merupakan sumbangan dalam bidang pengembangan
ilmu keislaman terutama bidang tafsir dengan harapan dapat
disosialisasikan kepada masyarakat, baik akademik maupun umum.
D. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai tema al-syajar sebenarnya telah ada beberapa
penafsir dan sarjana yang sudah mengkajinya. Namun, dalam penelitian ini
penulis menganalisis dari hal yang berbeda dari kajian-kajian yang
sebelumnya.
M. Quraish Shihab dalam bukunya Dia di Mana-Mana: Tangan Tuhan
Dibalik Setiap Fenomena menjelaskan bahwa Allah menciptakan pohon yang
hijau dan mengandung air lalu dia menjadikan kayu itu kering sehingga
manusia dapat menjadikannya kayu bakar dan bahkan dapat memperoleh api
menggesek-gesekkannya jika dari suatu yang basah Allah menjadikannya
kering, maka sebaliknya pun demikian.12
Selain itu terdapat karya yang berkaitan dengan al-T{abari< dan
tafsirnya. Di antaranya adalah Muhammad Yusuf. “Ja>mi‘ al-Baya>n fi> Tafsi>r
12 M. Quraish Shihab, Dia di Mana-Mana, hlm. 329.
7
al-Qur’a>n Karya Ibn jari>r al-T{abari>”, dalam buku Studi Kitab Tafsir:
Menyuarakan Teks yang Bisu dimana dalam buku ini menjelaskan setting
historis biografi al-T{abari< dan kitabnya serta beberapa komentar mengenai
keduanya..13
Muhammad Bakr Is’mai<l dengan kitabnya Ibn Jari<<r al-T{abari< wa
Manhajuhu fi< Tafsi<r juga memaparkan secara lebih jauh tentang tipe-tipe
penafsiran al-T{abari< termasuk teknik-teknik penafsiran dalam tafsirnya.14
Di samping itu, terdapat beberapa tulisan yang terkait dengan tema
dalam penelitian ini yang berbentuk skripsi penafsiran ‘Aql menurut al-T{abari<
yang memfokuskan tentang akal dalam arti pemahaman rasio yang di
dalamnya tidak terkandung unsur-unsur nilai etika. Sedangkan akal dalam al-
Qur’an menurut al-T{abari< mengandung unsur-unsur nilai yang mengikat bagi
pemiliknya.15
E. Metode Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian
pustaka (Library Research) yaitu penelitian yang sumber datanya adalah
kepustakaan dan literatur lainnya.
13 Muhammad Yusuf, “Ja>mi‘ al-Baya>n fi> Tafsi>r al-Qur’a>n Karya Ibn Jari>r al-T{abari>”, dalam Ahmad Rofiq (ed.). Studi Kitab Tafsir. Yogyakarta: Teras dan TH Press, 2004. hlm. 19-42.
14 Ismail Muhammad Bakr, Ibn Jari<r al-T{abari<, hlm. 7-8.
15 Maftuh Mubarak, Penafsiran ‘Aql Menurut al-T{abari< dalam Tafsir Ja<mi’ al-Baya<n ‘an Ta’wi<l A<y al-Qur’a<n, Skripsi. Yogyakarta: Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2008, hlm. 34-35.
8
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode Pengumpulan Data
Seperti yang telah dikemukakan bahwa penelitian ini bersifat
kepustakaan (Library Research) maka dalam pengumpulan data penulis
membagi sumber menjadi dua bagian, yaitu:
a. Sumber data primer (primary resources) yang mencakup pemikiran
dan pandangan al-T{abari< mengenai al-syajar yang dituangkan dalam
kitab tafsirnya Ja<mi’ al-Baya<n ‘an Ta’wi<l A<y al-Qur’a<n.
b. Sumber data sekunder (secondary resources) yang mencakup
referensi-referensi lain yang berkaitan dengan tema pokok pembahasan
tentang pemaknaan al-syajar secara umum, seperti kitab tafsir, jurnal,
artikel dan kitab-kitab atau buku-buku sebagai penunjang.
2. Metode Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik, yaitu
dengan melakukan pemaparan tentang kata al-syajar dalam al-Qur’an baik
yang berasal dari kitab tafsir maupun dari literatur yang membahas tentang
hal tersebut untuk kemudian dianalisis.
3. Metode Penarikan Kesimpulan
Dalam penarikan kesimpulan, penulisan skripsi ini menggunakan
metode induktif, yaitu penarikan kesimpulan yang dilakukan atas dasar
data-data yang bersifat teoritis untuk suatu kesimpulan yang bersifat
khusus. Dengan menggunakan metode ini diharapkan kesimpulan akhir
9
merupakan hasil penelitian yang bersifat obyektif dan dapat dipertanggung
jawabkan.
F. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan sistematika pembahasan
sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang
masalah untuk menjelaskan secara akademik mengapa penelitian ini dilakukan
dan apa yang melatarbelakanginya. Kemudian rumusan masalah yang
dimaksudkan untuk mempertegas pokok-pokok masalah yang diteliti agar
lebih terfokus. Setelah itu dilanjutkan dengan tujuan dan kegunaan penelitian
untuk menjelaskan pentingnya penelitian ini dan tujuannya. Adapun metode
langkah-langkah penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana cara
yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, pendekatan apa yang dipakai
serta bagaimana langkah-langkah penelitian tersebut dilakukan. Sedangkan
telaah pustaka memberikan penjelasan di mana posisi penulis dalam hal ini
dan di mana letak kebaruan penelitian ini.
Bab kedua, membahas tentang al-T{abari dan kitab Ja<mi’ al-Baya<n ‘an
Ta’wi<l A<y al-Qur’a<n yang meliputi pembahasan tentang al-T{abari< yang
mencakup potret kehidupan awal al-T{abari, karir intelektual al-T{abari dan
karya-karya al-T{abari. kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentang
kitab tafsir tersebut yang terdiri dari latar belakang penulisan kitab,
10
karakteristik kitab, metode penafsirannya dan komentar para ulama dan
Intelektual tentang al-T{abari< dan kitab tafsirnya.
Bab ketiga, menjelaskan tentang pandangan tentang kata al-syajar
yang meliputi makna al-syajar menurut pandangan umum, yang terdiri dari
pandangan menurut ahli bahasa, sastra dan ilmuwan. Kemudian dilanjutkan
dengan penjelasan umum tentang al-syajar dan kata-kata yang semakna
dengan kata al-syajar menurut perspektif al-Qur’an, seperti syajarah al-
khuldi, syajarah muba<rokah, syajaratu zaqqu<m, nakhl, 'ana<b, al-ti<n, as|l dan
sidr, zuru<, dan al-nab<at.
Bab keempat, merupakan peta pemikiran al-T{abari< terhadap kata al-
syajar dan derivasinya yang berarti penafsiran al-T{abari< terhadap kata al-
Syajar dalam ayat-ayat al-Qur’a<n. Kemudian penjelasan al-T{abari< terkait
hubungan antara al-syajar dan al-naba<t.
Bab kelima, merupakan penutup yang meliputi kesimpulan yang
merupakan jawaban dari rumusan masalah dan diakhiri saran-saran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Makna fungsi al-asyja<r secara umum dan derivasinya menurut penafsiran
al-T{abari<.
Terkait dengan kata al-syajar, maka menurut al-T{abari< bahwa kata
tersebut menurut perkataan orang Arab memiliki makna yaitu setiap yang
tumbuh di atas bumi. Makna al-syajar yang berarti pohon sebagaimana
yang disebut di atas dapat dipahami sebagi benda yang bentuknya tegak
dan berdiri di atas bumi atau tanah. Pohon tersebut dijadikan sebagai salah
satu sumber kehidupan bagi manusia. Oleh sebab itu pohon memiliki
pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Di samping itu al-
syajar juga dapat diartikan sebagai suatu benda yang tegak dan ditetapkan
di atas bumi. Berdasarkan makna al-syajar di atas maka dapat dipahami
bahwa al-syajar (pohon) merupakan benda yang berbentuk tegak dan
ditanam sehingga berkembang.
2. Korelasi Antara al-Syajar dengan al-Naba<t
Secara umum pada dasarnya antara al-syajar dengan al-naba<t tidak
memiliki perbedaan cukup jauh karena sama-sama tumbuh di atas bumi
dan sama-sama pula dapat menghasilkan buah dan daun. Akan tetapi
antara al-syajar dengan al-naba<t memiliki perbedaan dalam ruang lingkup
objek tujuannya yaitu kalau al-syajar lebih khusus dari pada al-naba<t,
83
84
yakni al-syajar memiliki kekhususan sehingga menyebut salah satu jenis
pohon, maka jelaslah pohon itulah yang dimaksud. Berbeda dengan al-
naba<t yang memiliki makna umum dan luas, yang bisa mencakup
tumbuhan liar atau tidak.
B. Saran-Saran
Setelah mengkaji kata al-syajar yang diartikan sebagai pohon
secara hakikatnya menurut penafsiran al-T}abari< dalam kitab tafsirnya.
Maka penulis menemukan pelajaran yang menarik agar kita mengetahui
arti penting pohon yang sangat memberikan peran dalam kehidupan kita.
Karena pohon memberikan kita sebuah kesempatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup seperti sandang, pangan dan papan. Dan pada pohon pula
kita dapat menarik pelajaran seperti pertimbangan akan kehidupan akhirat
dimana akan adannya suatu balasan bagi perbuatan yang dilakukan di
dunia.
Sehingga sangatlah wajar, agar kita menjaga dan memelihara
lingkungan dengan tujuan terciptanya keseimbangan dan keharmonisan
alam khususnya antara manusia dengan pohonnya sehingga tercipta
kehidupan yang tidak hanya mementingkan dunia saja melainkan
akhiratlah yang diutamakan.
85
DAFTAR PUSTAKA
Ashfiah<ni<, Al-Ra<ghib al-. al-Mu’jam Mufroda<t al-Fa<d al-Qur’a<n. Beirut: Da<r al-
Fikr. Bakr, Ismail Muhammad. Ibn Jari<r al-T}abari< wa Manhaju fi< Tafsi<r. Kairo: Da<r al-
Mana<r. 1991. Baiquni, Ahmad. Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern. Jakarta: Pustaka. 1983. Ba<qi, Muhammad Fua<d ‘Abd al-. al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fa<d al-Qur’a<n al-
Kari<m. Dar al-Fikr. 1981. Darbi, Ahmad. "Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam. Menurut Perspektif
Hukum Islam". dalam http://www.uinsuska.info/syariah/attachments/146_ PENGEMBANGAN%20ILMU%20PENGETAHUAN%20ALAM-Ahmad %20Darbi.pdf. diakses tanggal 13 Agustus 2010.
Deparment Agama RI. al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Syamil Cipta
Mulia. 1987. Ghafur, Saiful Amin. Profil Para Mufasir al-Qur'an. Yogyakarta: Pustaka Insani
Madani. 2008. Hilmi, Ahmad Kamal, al-Din. al-Salajiqah fi< al-Ta<rikh wa al-Hadharah, Kuwait:
Da<r al-Buhusal 'ilmiiyah. 1975. Lawrence, Bruce. the Quran and Biography. Aditiya Hadi Pratama (Terj).
Bandung: Semesta Inspirasi. 2008. Mubarak, Maftuh. Penafsiran ‘Aql Menurut al-T}abari< dalam Tafsir Ja<mi’ al-
Baya<n ‘an Ta’wi<l A<y al-Qur’a<n. Skripsi. Yogyakarta: Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. 2008.
Namr ‘Abd. al-Mu’in al-. 'Ilmu al-Tafsi<r Kaifa Nasya’a Tanawaara ila< Asrina< al-
Ha<}d}ir. Beirut: Da<r al-Kita<b al-Lubna<ni. 1985. Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah vol. 9. Jakarta: Lentera Hati. 2002. ______. Dia di Mana-Mana: Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena. Jakarta:
Lentera Hati. 2004. ______. Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan. 1994.
86
______. Mukjizat al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib. Bandung: Mizan. 2004. Solehudin, Deni. Metodologi Penafsiran ibn Jarir dalam Kitab Jami’ al-Bayan fi
Ta’wil al-Qur’an. dalam http://aa-den.blogspot.com/2009/10/metodologi-tafsir-ibnu-jarir_9987 .html. diakses tanggal 10 Agustus 2010.
Suyu<t}i, Jala<l al-Di<n al-. al-Itqa<n fi< 'Ulu<m al-Qur’a<n. Beirut: al-Fiqr. 1974. ______, Tabaqa<t al-Mufassiri<n, Beirut: al-Kutub al-‘Ilmiyyah. 1982. T{abari<, Abu Ja’far Muhammad Ibn Jari<r al-. Ja<mi’ al-Baya<n ‘an Ta’wi<l ay al-
Qur’a<n. Da<r al-Hijr. 2001. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka. 2002. Tjitrosoepomo, Gembong. Morfologi Tumbuhan. Yogyakartra: Gajah Mada
University Press. 2000. Widodo dan Siti Aisah. Struktur dan Perkembangan Tumbuha Petunjuk
Praktikum. Yogyakarta: Fak. Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, 2010.
Wikipedia Bahasa Indonesia, Endiklopedia Bebas. “Pohon” dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/pohon, diakses tanggal 13 Agustus 2010. Yusuf, Kadar M. Studi al-Qur'an, Jakarta: Hamzah. 2009. Yusuf, Muhammad. Ja>mi’ al-Baya<n fi< Tafsi<r al-Qur’a<n karya Ibn Jari<r al-T{aba<ri.
dalam http://uin-suka.info/ejurnal/index2. diakses tanggal 10 Agustus 2010.