kasus tifoid

28
PRESENTASI KASUS DEMAM TIFOID PENYUSUN : KARAMINA MAGHFIRAH 030.10.147 PEMBIMBING : dr. Lilly Zulkarnain Sp.A KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO 1

description

kedokteran

Transcript of kasus tifoid

Page 1: kasus tifoid

PRESENTASI KASUS

DEMAM TIFOID

PENYUSUN :

KARAMINA MAGHFIRAH

030.10.147

PEMBIMBING :

dr. Lilly Zulkarnain Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 19 OKTOBER – 26 DESEMBER 2015

1

Page 2: kasus tifoid

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RSAL MINTOHARDJO

Dokter Pembimbing : dr. Lilly Zulkarnain Sp.A Tanda tangan :

Nama Mahasiswa : Karamina Maghfirah

NIM : 030.10.147

I. IDENTITAS

PASIEN

Nama : An. S Suku Bangsa : Jawa

Umur : 7 tahun Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki - laki Pendidikan : SD

Alamat : Jl. Karet Pasar Baru Barat II RT 018/005 KarTeng Tanah Abang

Jakarta Pusat

ORANG TUA/ WALI

AYAH

Nama : Tn. S Agama : Islam

Umur : 34 Tahun Pendidikan : SMP

Suku Bangsa : Jawa Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jl. Karet Pasar Baru Barat II RT 018/005 KarTeng Tanah Abang

Jakarta Pusat

Gaji : 2 juta/bulan

IBU

Nama : Ny.H Agama : Islam

Umur : 30 Tahun Pendidikan : SMP

Suku bangsa : Jawa Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Karet Pasar Baru Barat II RT 018/005 KarTeng Tanah Abang

Jakarta Pusat

Hubungan dengan orang tua : anak kandung

2

Page 3: kasus tifoid

II. ANAMNESIS

Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien (2

November 2015 )

KELUHAN UTAMA

Demam 5 hari SMRS

KELUHAN TAMBAHAN

Pusing, mual, nyeri ulu hati, konstipasi

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Pasien datang ke RSAL dr. Mintohardjo dengan keluhan demam sejak 5

hari sebelum masuk RS, demam dirasakan terutama saat malam hari kemudian

turun pada pagi hari dan ketika diberi obat penurun panas tetapi tidak sampai

normal. Demam diukur dengan perabaan tangan. Demam tidak disertai

menggigil, tidak kejang dan tidak ada keringat di malam hari. Selain itu, pasien

mengeluh pusing, mual tapi tidak muntah serta nyeri di ulu hati. Pasien juga

mengeluh nyeri menelan sehingga nafsu makan berkurang. Tidak ada nyeri

sendi, tidak ada mimisan ataupun gusi berdarah dan tidak timbul bintik merah

pada kulit.Tidak ada batuk dan pilek.

Sejak 3 hari sebelum masuk RS pasien belum BAB, sebelum sakit BAB

lancar 1x/hari. BAK lancar, 4-5 kali/hari. Pasien memiliki kebiasaan jajan

dipinggir jalaan disekolah maupun dirumah.

Pasien sudah dibawa diberikan obat penurun panas saat dirumah, demam

turun kemudian naik kembali. Karena demam tidak turun ibu membawa pasien

ke puskesmas, kemudian oleh puskesmas dirujuk ke RSAL.

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

KEHAMILAN

Perawatan Antenatal Rutin memeriksa kehamilan ke bidan

Penyakit Kehamilan Tidak ada penyakit kehamilan

3

Page 4: kasus tifoid

KELAHIRAN

Tempat Kelahiran Dirumah

Penolong Persalinan Dukun

Cara Persalinan Spontan

Masa Gestasi 38 minggu

Riwayat kelahiran

Berat Badan : 3000 gram

Panjang Badan Lahir : ibu pasien lupa

Lingkar kepala : ibu pasien lupa

Langsung menangis: langsung menangis

APGAR score : -

Kelainan bawaan : -

RIWAYAT PERKEMBANGAN

Pertumbuhan gigi pertama : 8 bulan

Psikomotor

Tengkurap : 6 bulan

Duduk : 9 bulan

Berdiri : 10 bulan

Bicara : 12 bulan

Berjalan : 12 bulan

Baca dan tulis : 6 tahun

Gangguan Perkembangan : tidak terdapat gangguan perkembangan

Kesan Perkembangan : tumbuh kembang baik sesuai dengan usia

4

Page 5: kasus tifoid

RIWAYAT IMUNISASI

VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)

BCG 1 bulan - - - - -

DPT/ DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -

Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan 2 tahun 5 tahun -

Campak 9 bulan - - - - -

Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - - -

MMR - - - - - -

Kesan : Imunisasi dasar pada pasien sudah lengkap, imunisasi ulangan hanya polio

dan tambahan tidak dilakukan karena ibu pasien tidak tahu.

RIWAYAT MAKANAN

Umur

(Bulan)ASI/ PASI

BUAH/

BISKUITBUBUR SUSU NASI TIM

0 – 2 ASI - - -

2 – 4 ASI - - -

4 – 6 ASI - - -

6 – 8 ASI √ √ -

8 – 10 ASI √ √ √

10-12 ASI √ - √

Kesan: pasien mendapatkan ASI ekslusif dan mulai mendapatkan PASI sesuai dengan

usianya

5

Page 6: kasus tifoid

JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAHNYA

Nasi/ pengganti 3x/ hari

Sayur 2-3x/ hari

Daging 1x/ minggu

Ayam 2-3x/ minggu

Telur 5x/ minggu

Ikan 2x/ minggu

Tahu 4-5x/ minggu

Tempe 4-5x/ minggu

Susu (merek/ takaran) Susu uht , 2-3x perhari

Kesan: makanan bervariasi dan memenuhi gizi

RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA

PENYAKIT KETERANGAN PENYAKIT KETERANGAN

Diare 2 tahun (dirawat

dirumah sakit)Morbili -

Otitis - Parotitis -

Radang Paru - Demam Berdarah -

Tuberculosis - Demam Tifoid -

Kejang - Cacingan -

Ginjal - Alergi -

Jantung - Kecelakaan -

Darah - Operasi -

6

Page 7: kasus tifoid

RIWAYAT KELUARGA

DATA CORAK PRODUKSI

No Tanggal lahir

(umur)

Jenis

Kelamin

Hidup Lahir

mati

Abortus Mati

(sebab)

Keterangan

1 13 tahun Perempuan Hidup - - -

2 7 tahun Laki-laki Hidup - - - Pasien

DATA KELUARGA

AYAH/ WALI IBU/ WALI

Perkawinan ke- 1 1

Umur saat menikah 25 Tahun 23 Tahun

Kosanguinitas - -

Keadaan kesehatan/

penyakit bila adaSehat Sehat

RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA

Tidak ditemukan anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama

seperti pasien. Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit kronis seperti penyakit

darah tinggi, penyakit kencing manis, penyakit jantung pada keluarga pasien.

DATA PERUMAHAN

Kepemilikan rumah: Rumah milik pribadi

Keadaan rumah:

Rumah 1 lantai dengan 3 kamar tidur. Rumah dihuni oleh 6 orang. Jendela selalu

dibuka saat pagi, cahaya matahari cukup masuk rumah. Untuk kebutuhan air

mandi dan mencuci menggunakan air PAM. Untuk minum dan memasak

menggunakan air aqua. Rumah dibersihkan setiap hari. Sampah rumah tangga

dibuang ke tempat sampah di depan rumah.

7

Page 8: kasus tifoid

Keadaan lingkungan:

Rumah berada di daerah padat. Aliran got terbuka, lancar, sedikit bau, tempat

pembuangan sampah di depan rumah dan tertutup rapat, sampah rumah tangga

diambil setiap hari oleh petugas kebersihan.

Kesan: Kondisi rumah dan keadaan lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal : 2 November 2015

Pukul : 13.30 WIB

PEMERIKSAAN UMUM

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Vital sign :

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 110x/menit, reguler, volume cukup, equalitas sama kanan

kiri

Suhu : 37,8oC

RR : 22 x/menit

Data Antropometri : BB : 20 kg TB : 119 cm

Lingkar kepala : 51 cm

Lingkar dada : 58 cm

Lingkar lengan atas : 15 cm

Status Gizi :

BB/U : 20/23 x 100% =86,9 % Gizi normal

TB/U : 119/123x 100% = 96,7 % Gizi normal

BB/TB : 20/23 x 100% = 86,9 % Gizi kurang

8

Page 9: kasus tifoid

PEMERIKSAAN SISTEMATIS

KEPALA

Bentuk dan ukuran : Normocephali

Rambut dan kulit kepala : Warna rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah

dicabut. kulit kepala bersih.

Mata : Palpebra normal , konjungtiva hiperemis , kornea

jernih, sklera putih, pupil bulat isokor, refleks cahaya

langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, mata

cekung (-),

Telinga : Normotia, liang telinga bersih, embran timpani intak

Hidung : normosepti

Bibir : Warna merah muda, kering

Mulut : Mukosa bukal hiperemis Gingiva hiperemis dan

bengkak , stomatitis aphtosa (+). oral hygiene kurang

baik, halitosis (+)

Gigi-geligi : Gigi lengkap, karies (+)

V IV III II I I II III IV V

V IV III xII I I II III IVx V

9

Page 10: kasus tifoid

Lidah : Normoglotia, lembab, tidak ada papil atrofi, lidah

kotor

dibagian tengah, tepi lidah hiperemis

Tonsil : T1-T1 tampak hiperemis,

Faring : hiperemis , terdapat stomatitis

LEHER : trakea ditengah, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba

pembesaran kelenjar getah bening.kaku kuduk (-)

THORAKS

Dinding thoraks

I : bentuk dada datar, simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamis

PARU

I : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian yang tertinggal, tidak

terdapat retraksi

P : Vocal fremitus sama teraba sama kuat pada kedua lapang paru

P: Sonor di seluruh lapang paru

Batas paru kanan-hepar : setinggi ICS V linea midklavikularis dextra

Batas paru kiri-gaster : setinggi ICS VII linea axillaris anterior

A: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-. Wheezing -/-

JANTUNG

I : Ictus cordis terlihat pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS IV

P : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS IV

P : Batas kanan jantung : linea parasternalis dextra setinggi ICS III, IV, V

10

Page 11: kasus tifoid

Batas terkiri jantung : linea midklavikularis sinistra setinggi ICS V

Batas atas jantung : linea parasternalis sinistra setinggi ICS II

A: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN

I : bentuk schafoid, simetris, tidak tampak pelebaran vena

A : Bising usus (+)

P : lemas, tidak teraba massa, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit normal, nyeri

tekan epigastrium (+)

P: timpani pada empat kuadaran abdomen

ANUS

Tidak ada kelainan

GENITAL

Jenis kelamin laki-laki

ANGGOTA GERAK

Akral hangat dan tidak terdapat oedem pada keempat ekstremitas

KULIT

Warna kulit sawo matang, agak kering, tidak ada efloresensi bermakna.

KELENJAR GETAH BENING

Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.

11

Page 12: kasus tifoid

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Refleks fisiologis : Biceps +/+ , Triceps +/+ , Patella +/+ , Achilles +/+

Refleks patologis : Babbinsky -/- , Chaddok -/- , Schaeffer -/- , Gordon -/- ,

Oppenheim -/-. Tanda rangsang meningeal (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi darah rutin (2 November 2015)

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Darah Lengkap

Leukosit 6500/μL 5.000-10.000/μL

Eritrosit 4,47 juta /μL 4,2-5,4 juta/μL

Hemoglobin 10,9 g/dL 10,8-15,6 g/dL

Hematokrit 33% 33-45%

Trombosit 262.000/μL 150.000-450.000/μL

Laju Endap Darah 43 mm/jam <10

Hitung Jenis

Basofil 0 % 0-1

Eosinofil 0 % 0-5

Neutrofil Batang 0 % 2-6

Neutrofil Segmen 70% 50-70

Limfosit 22 % 20-40

Monosit 8% 2-8

Imunoserologi (2 November 2015 di Puskesmas)

Imunoserologi

Widal

S. Typhi – H Negatif Negatif

S. Paratyphi H – A Negatif Negatif

S. Paratyphi H – B Negatif Negatif

S. Paratyphi H – C Negatif Negatif

12

Page 13: kasus tifoid

S. Typhi – O 1/330 Negatif

S. Paratyphi O - A Negatif Negatif

S. Paratyphi O – B Negatif Negatif

S. Paratyphi O - C Negatif Negatif

V. RESUME

Pasien demam sejak 5 hari sebelum masuk RS, terutama saat

malam hari kemudian turun pada pagi hari dan ketika diberi obat penurun panas

tetapi tidak sampai normal. Selain itu, pasien mengeluh pusing, mual tapi tidak

muntah serta nyeri di ulu hati. Pasien juga mengeluh nyeri menelan sehingga

nafsu makan berkurang. Sejak 3 hari sebelum masuk RS pasien belum BAB,

BAK lancar. Pasien memiliki kebiasaan jajan dipinggir jalaan disekolah maupun

dirumah.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70, nadi 110x/m, suhu

37.8oC dengan RR 22 x/menit. Pada status generalis didapatkan bibir kering, mukosa

bukal hiperemis, gingiva hiperemis dan bengkak, stomatitis aphtosa (+), oral hygiene

kurang baik, halitosis (+)., lidah kotor dibagian tengah, tepi lidah hiperemis. Tonsil

T1-T1 tampak hiperemis, kripta tidak melebar, detritus (-), Faring tampak hiperemis

terdapat stomatitis.

Hasil laboratorium ditemukan leukosit normal yaitu 6.500/μL, LED 43

mm/jam, eritrosit, hematokrit dan hemoglobin dalam batas normal. Pada pemeriksaan

imuoserologi, widal test S. Typhi – O 1/330.

VI. DIAGNOSIS

Demam Tifoid

Stomatitis

Gizi Kurang

VII. ANJURAN PEMERIKASAAN

Tubex test

VIII. PROGNOSIS

13

Page 14: kasus tifoid

ad vitam : ad bonam

ad functionam : ad bonam

ad sanationam : ad bonam

IX. PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :

• IVFD KAEN 3A 40 cc/jam

• Ceftriaxon 1 x 1 gr IV

• Mycostatin drip 4 x1 cc

• Paracetamol 3 x 200 mg

• Apialys 2x1 cth

Non Medikamentosa :

• Tirah baring

• Diet cukup kalori, cukup protein dan rendah serat

• Edukasi untuk banyak minum

X. RESUME TINDAK LANJUT

Pasien datang ke RSAL dr. Mintohardjo dengan keluhan demam sejak 5 hari

SMRS di diagnosis dengan demam tifoid. Pasien dirawat di bangsal Pulau Laut RSAL

dr. Mintohardjo. Pada hari pertama perawatan pasien diberikan terapi IVFD KAEN

3A 40 cc/jam, Mycostatin drip 4 x1 cc, Paracetmol 3 x 200 mg, Ceftriaxon 1 x 1 gr

IV, Apialys 2x1 cth. Pasien masih mengeluhkan demam dan nyeri menelan,masih

mual dan muntah. Belum BAB sejak 4 hari.

Pada hari kedua secara klinis masih tampak lemah, Masih demam, nyeri

menelan (+), intake makanan sulit, pusing, muntah (-) , masih mual dan nyeri perut,

sudah BAB 1x. Dengan Tekanan Darah : 100/60, S: 37,2 oC, N: 110 x/mnt (reguler,

kuat), RR: 24x/m.

Pada hari ketiga secara klinis masih tampak lemah, Masih demam, nyeri

menelan (+),,pusing, masih mual dan sudah tidak nyeri perut, belum BAB. Dengan

Tekanan Darah : 100/70, S: 36,6oC, N: 96 x/mnt (reguler, kuat), RR: 22x/m.

Pada hari keempat secara klinis sudah mulai membaik tetapi masih demam,

mual (+) , pusing (+), Nyeri menelan (+), belum BAB 2 hari. Dengan Tekanan

Darah : 110/70, S: 37,2oC, N: 115 x/mnt , RR: 23x/m. Intake makan dan minum

14

Page 15: kasus tifoid

sudah baik dan di aff infus. Antibiotik ceftriaxone injeksi diganti dengan cefixime 3 x

200 mg per oral.

Pada hari kelima sudah tidak demam, tidak mual, masih pusing, nyeri menelan

tetapi nafsu makan sudah membaik, belum BAB sudah 3 hari dengan Tekana Darah :

100/70, S: 36,5oC, N: 100 x/mnt (reguler, kuat), RR: 22x/m.Sehingga pada tanggal 7

November 2015 pasien diizinkan untuk pulang diberikan obat pulang, yaitu Cefixime

3x 200 mg dan Paracetamol 3 x 200 mg. Dianjurkan untuk control kembali ke poli

anak.

FOLLOW UP

Tanggal

Perawatan3/11/2015 4/11/2105 5/11/2015

15

Page 16: kasus tifoid

S

Masih demam, nyeri

menelan (+),pusing,

Setiap makan muntah,

masih mual dan nyeri

perut, belum BAB sejak

4 hari

Masih demam, nyeri

menelan (+), intake

makanan sulit, pusing,

muntah (-) , masih mual

dan nyeri perut, sudah

BAB 1x

Masih demam, nyeri

menelan (+),,pusing,

masih mual dan sudah

tidak nyeri perut, belum

BAB.

O

KU : tampak sakit

sedang

Kes : CM

TD : 110/70, S: 37.2oC,

N: 115 x/mnt (reguler,

kuat),

RR: 22x/m

Mata: , CA-/-, SI-/-

Mulut: Mukosa

bukal hiperemis

Gingiva hiperemis,

stomatitis aphtosa

(+)

Tonsil: T1-T1 tampak

hiperemis, detritus (-)

Faring: hiperemis (+)

,sekret (-), terdapat

stomatitis

Leher: Pembesaran

KGB (-)

Thoraks: BJ I-II reg,

murmur (-), gallop (-);

SN Ves +/+, Wh -/- Rh

-/-

Abdomen: BU (+),

timpani, NT

epigastrium (+)

KU : tampak sakit sedang

Kes : CM

TD : 100/60, S: 37,2 oC,

N: 110 x/mnt (reguler,

kuat),

RR: 24x/m

Mata: , CA-/-, SI-/-

Mulut: Mukosa

bukal hiperemis

Gingiva hiperemis,

stomatitis aphtosa

(+)

Tonsil: T1-T1 tampak

hiperemis, detritus (-)

Faring: hiperemis (+)

,sekret (-), terdapat

stomatitis

Leher: Pembesaran KGB

(-)

Thoraks: BJ I-II reg,

murmur (-), gallop (-); SN

Ves +/+, Wh -/- Rh -/-

Abdomen: BU (+),

timpani, NT epigastrium (+)

Ekstremitas: akral hangat,

oedem ekstremitas (-),

KU : tampak sakit

sedang

Kes : CM

TD : 100/70, S: 36,6oC,

N: 96 x/mnt (reguler,

kuat),

RR: 22x/m

Mata: , CA-/-, SI-/-

Mulut: Mukosa

bukal hiperemis

Gingiva hiperemis,

stomatitis aphtosa

(+)

Tonsil: T1-T1 tampak

hiperemis, detritus (-)

Faring: hiperemis (+)

,sekret (-), terdapat

stomatitis

Leher: Pembesaran KGB

(-)

Thoraks: BJ I-II reg,

murmur (-), gallop (-);

SN Ves +/+, Wh -/- Rh

-/-

Abdomen: BU (+),

timpani, NT epigastrium

16

Page 17: kasus tifoid

Ekstremitas: akral

hangat, oedem

ekstremitas (-),

(+)

Ekstremitas: akral

hangat, oedem

ekstremitas (-),

A

Demam Tifoid

Stomatitis

Gizi Kurang

Demam Tifoid

Stomatitis

Gizi Kurang

Demam Tifoid

Stomatitis

Gizi Kurang

P

IVFD KAEN 3A

40 cc/jam

Ceftriaxon 1 x 1

gr IV

Mycostatin drip

4 x1 cc

Paracetamol 3 x

200 mg

Apialys 2x1 cth

IVFD KAEN 3A

40 cc/jam

Ceftriaxon 1 x 1

gr IV

Mycostatin drip 4

x1 cc

Paracetamol 3 x

200 mg

Apialys 2x1 cth

IVFD KAEN 3A

40 cc/jam

Ceftriaxon 1 x 1

gr IV

Mycostatin drip 4

x1 cc

Paracetamol 3 x

200 mg

Apialys 2x1 cth

Tanggal

Perawatan6/11/2105 7/11/2105

S

Masih demam, mual (+) , pusing (+),

Nyeri menelan (+), belum BAB 2 hari

Demam (-), mual (-) , pusing (+), Nyeri

menelan (+), belum BAB 3 hari

O

KU : tampak sakit sedang

Kes : CM

TD : 110/70, S: 37,2oC, N: 115 x/mnt

(reguler, kuat),

RR: 23x/m

Mata: , CA-/-, SI-/-

Mulut: Mukosa bukal hiperemis

KU : tampak sakit sedang

Kes : CM

TD : 100/70, S: 36,5oC, N: 100 x/mnt

(reguler, kuat),

RR: 22x/m

Mata: , CA-/-, SI-/-

Mulut: Mukosa bukal hiperemis

17

Page 18: kasus tifoid

Gingiva hiperemis, stomatitis aphtosa

(+)

Tonsil: T1-T1 tampak hiperemis, detritus

(-)

Faring: hiperemis (+) ,sekret (-), terdapat

stomatitis

Leher: Pembesaran KGB (-)

Thoraks: BJ I-II reg, murmur (-), gallop

(-); SN Ves +/+, Wh -/- Rh -/-

Abdomen: BU (+), timpani, NT

epigastrium (+)

Ekstremitas: akral hangat, oedem

ekstremitas (-),

Gingiva hiperemis, stomatitis

aphtosa (+)

Tonsil: T1-T1 tampak hiperemis,

detritus (-)

Faring: tenang

Leher: Pembesaran KGB (-)

Thoraks: BJ I-II reg, murmur (-), gallop

(-); SN Ves +/+, Wh -/- Rh -/-

Abdomen: BU (+), timpani, NT

epigastrium (+)

Ekstremitas: akral hangat, oedem

ekstremitas (-),

A

Demam Tifoid

Stomatitis

Gizi Kurang

Demam Tifoid

Stomatitis

Gizi Kurang

P

Cefixime 3 x 60 mg

Mycostatin drip 4 x1 cc

Paracetamol 3 x 200 mg

Apialys 2x1 cth

• Cefixime 3 x 200 mg

• Paracetamol 3 x 200 mg

18

Page 19: kasus tifoid

XI. ANALISA KASUS

Pasien laki-laki usia 7 tahun di diagnosis demam tifoid berdasarkan hasil anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.Demam tifoid adalah suatu penyakit yang

disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam tifoid pada anak dapat memberikan gejala klinis

yang ringan bahkan asimptomatis. Walaupun gejala klinis sangat bervariasi, namun gejala

yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam (1) demam, (2) gangguan saluran

pencernaan, (3) gangguan kesadaran. Pada pasien ini di tegakkan diagnosa demam typhoid

berdasarkan :

Anamnesis:

Pasien demam 5 hari yang remitten. Demam menjelang sore hari dan demam turun

pagi harinya sehingga pasien dapat bersekolah pada pagi harinya (aktivitas pasien

tidak terganggu)

Demam disertai dengan gangguan pencernaan berupa mual dan konstipasi

Pasien sering jajan makanan dan minumam di luar rumah, yang tidak jelas

kebersihannya

Pada pasien ini pemerikasaan fisiknya ditemukan :

Didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, keadaan umum yang sedang,

tanpa gangguan kesadaran

Pada lidah pasien ditemukan kotor pada tengahnya dan hiperemis pada

pinggirnya.

Gingiva hiperemis dan bengkak , stomatitis aphtosa (+). oral hygiene kurang

baik, halitosis (+)

Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan didapatkan hasil positif pada

serologi Salmonella typhi O 1/330. Walaupun uji serologi Widal untuk menunjang

diagnosis demam typhoid telah luas digunakan namun manfaatnya masih menjadi

perdebatan.

Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan kultur darah karena membutuhkan waktu

yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya dan pemeriksaan melacak DNA tidak

19

Page 20: kasus tifoid

dilakukan karena biaya yang mahal dan fasilitas rumah sakit yang terbatas. Untuk

memastikan diagnosa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kultur darah atau urin atau

feses.

Penatalaksanaan penderita dengan demam typhoid, terutama pada pasien ini dengan

perawatan bed rest, pemberian diet yang lunak yang mudah dicerna dengan kalori dan

protein yang cukup dan rendah serat. Pemberiaan obat-obatan diberikan antibiotik

ceftriaxon sebanyak 1gr 1 x sehari sebagai pengobatan kausalnya. Selain itu diberikan

antipiretik (paracetamol), Mycostatin (untuk stomatitis), Apialys ( vitamin penambah nafsu

makan) sebagai pengobatan simptomatis.

Pasien diperbolehkan pulang setelah perawatan di rumah sakit karena tidak ada

keluhan dan ada perbaikan klinis. Namun pasien tetap dianjurkan untuk istirahat, diet

makanan lunak, dan melanjutkan terapi antibiotik. Orang tua pasien diedukasi agar

selalu menjaga kebersihan, menglengkapi imunisasi dan melakukan imunisasi tifoid 2

bulan pasca sembuh.

20