Kasus Etik Ian

download Kasus Etik Ian

of 3

Transcript of Kasus Etik Ian

  • 8/3/2019 Kasus Etik Ian

    1/3

    PORTOFOLIO

    KASUS ETIK

    Oleh :

    Dr. Fandi Triansyah

    2011.07.03.33 UND

    Pendamping:

    Dr. Suciati Lestari

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

    SOLOK SELATAN

    2012

  • 8/3/2019 Kasus Etik Ian

    2/3

    Portofolio

    No. ID dan Nama Peserta : 2011.07.03.33/dr. Fandi Triansyah

    Nama Wahana : RSUD Solok Selatan

    Topik : Kasus Etik

    Tanggal (kasus) : 17 November 2011

    Nama : dr. Y

    Tanggal Presentasi : 1 Februari 2012

    Nama Pendamping : dr. Suciati Lestari

    Tempat Presentasi : Ruang Konfrens RSUD Solok Selatan

    Objektif Presentasi : Keilmuan

    Bahan Bahasan : Kasus

    Cara Membahas : Presentasi dan diskusi

  • 8/3/2019 Kasus Etik Ian

    3/3

    KASUS

    Dokter X dinas bersama Dokter Y di Rumah Sakit Z. Pada saat Dokter X dan Dokter

    Y dinas bersama di IGD, datanglah pasien yang kemudian diperiksa dan ditangani oleh

    dokter X. Setelah Dokter X selesai menganamnesis, melakukan pemeriksaan fisik dan

    menegakkan diagnosis sementara serta membuat rencana terapi pasien, Dokter X menulis

    status pasien tersebut. Dokter Y yang dinas bersama dokter X kemudian menyatakan

    ketidaksetujuan terhadadap diagnosis Dokter X, menyalahkan dan mengkritik pemberian

    terapi yang diberikan oleh dokter X di depan pasien dan paramedis. Dokter Y juga mengganti

    beberapa hasil pemeriksaan di status yang telah ditulis oleh dokter X tanpa izin maupun

    konfirmasi terlebih dahulu.

    DISKUSI

    Tindakan dokter Y tersebut melanggar KODEKI pasal 1, pasal 7c, pasal 14 dan pasal

    15. Dalam pasal 1 disebutkan bahwa setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan

    mengamalkan Sumpah Dokter. Salah satu poin dalam Sumpah Dokter menyebutkan bahwa

    setiap dokter harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana dia sendiri ingin

    diperlakukan. KODEKI pasal 7c menyebutkan bahwa seorang dokter harus menghormati

    hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga

    kepercayaan pasien. Dalam pasal 14 KODEKI disebutkan bahwa setiap dokter

    memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan serta dalam

    pasal 15 disebutkan bahwa setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman

    sejawatnya, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

    Tindakan dokter Y diatas merupakan suatu pelanggaran terhadap hak-hak teman

    sejawatnya yang termasuk salah satu pelanggaran KODEKI dan dapat dikenakan sanksi

    moral.