kasus 5

25
Nama : Rima Sari Pratiwi NIM : 2012200720 K A S U S 5 PERTANYAAN DISKUSI 1. Bagaimana kualitas bukti lisan hasil wawancara dan seberapa kompetenkah bukti tersebut? Berdasarkan PSA No. 07 SA 326, Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah dan relevan. Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan pemerolehan bukti tersebut. Dengan demikian penarikan kesimpulan secara umum mengenai dapat diandalkannya berbagai macam bukti audit, tergantung pada pengecualian penting yang ada. Namun, jika pengecualian yang penting dapat diketahui, anggapan berikut ini mengenai keabsahan bukti audit dalam audit, meskipun satu sama lain tidak bersifat saling meniadakan, dapat bermanfaat: a. Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak independen di luar perusahaan, untuk tujuan audit auditor independen, bukti tersebut memberikan jaminan keandalan yang lebih daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri. b. Semakin efektif pengendalian intern, semakin besar jaminan yang diberikan mengenai keandalan data akuntansi dan laporan keuangan.

Transcript of kasus 5

Page 1: kasus 5

Nama : Rima Sari Pratiwi

NIM : 2012200720

K A S U S 5

PERTANYAAN DISKUSI

1. Bagaimana kualitas bukti lisan hasil wawancara dan seberapa kompetenkah bukti

tersebut?

Berdasarkan PSA No. 07 SA 326, Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas

bentuknya, harus sah dan relevan. Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan

dengan pemerolehan bukti tersebut. Dengan demikian penarikan kesimpulan secara umum

mengenai dapat diandalkannya berbagai macam bukti audit, tergantung pada pengecualian

penting yang ada. Namun, jika pengecualian yang penting dapat diketahui, anggapan berikut

ini mengenai keabsahan bukti audit dalam audit, meskipun satu sama lain tidak bersifat

saling meniadakan, dapat bermanfaat:

a. Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak independen di luar perusahaan, untuk tujuan

audit auditor independen, bukti tersebut memberikan jaminan keandalan yang lebih

daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.

b. Semakin efektif pengendalian intern, semakin besar jaminan yang diberikan mengenai

keandalan data akuntansi dan laporan keuangan.

c. Pengetahuan auditor secara pribadi dan langsung yang diperoleh melalui inspeksi fisik,

pengamatan, perhitungan, dan inspeksi lebih bersifat menyimpulkan dibandingkan

dengan yang diperoleh secara tidak langsung.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bukti yang diperoleh dari wawancara memiliki

tingkat keandalan dan kompetensi yang lebih rendah dibanding dengan bukti yang diperoleh

dari pihak diluar perusahaan atau dari pengujian subtantif yang dilakukan sendiri oleh

auditor terhadap bukti transaksi yang ada. Apabila ditanya mengenai kondisi perusahaan,

kecenderungan yang ada karyawan akan menjawab seolah-olah kondisi perusahaan baik dan

pengendlian berjalan efektif meski kondisi sebenarnya belum tentu seperti itu.

Page 2: kasus 5

2. Beberapa contoh kecurangan yang dapat dilakukan terkait dengan piutang usaha

adalah sebagai berikut :

a. Kemungkinan adanya pelaporan penjualan fiktif terkait dengan pelanggan fiktif, karena

dimungkinkan tidak terjadi penjualan tetapi seolah-olah terjadi penjualan.

b. Penentuan penghapusan piutang diluar prosedur, karena penghitungan umur piutang dan

penghapusan piutang dilakukan oleh orang yang sama yakni Agus Kuncoro tanpa ada

yang memeriksa terlebih dahulu mengenai piutang tak tertagih perusahaan dan tidak ada

review terhadap laporan kredit. Selain itu dasar penetapan estimasi piutang tak tertagih

juga tanpa didasari penghitungan yang jelas.

c. Adanya kemungkinan salah harga, barang, perhitungan diskon, dll pada faktur, karena

faktur dibuat oleh divisi penjualan dan diperiksa kembali oleh divisi yang sama.

d. Pelunasan piutang yang tidak dicatat mengingat jika terjadi complain akan diselesaikan

secara personal oleh bagian treasurer.

3. Bagaimana dan mengapa pencatatan penjualan fiktif dilakukan?

Pencatatan penjualan fiktif bisa dikategorikan sebagai bentuk fraud. Pada umumnya  fraud

terjadi karena tiga hal yang mendasarinya terjadi secara bersama, yaitu:

1. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud

2. Peluang untuk melakuakn fraud

3. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud.

Ketiga faktor tersebut digambarkan dalam segitiga fraud (Fraud Triangle) berikut:

Page 3: kasus 5

Opportunity biasanya muncul sebagai akibat lemahnya pengendalian inernal di

organisasi tersebut. Terbukanya kesempatan ini juga dapat menggoda individu atau

kelompok  yang sebelumnya tidak memiliki motif untuk melakukan fraud.

Pressure atau motivasi pada seseorang atau individu akan membuat mereka mencari

kesempatan melakukan fraud, beberapa contoh pressure dapat timbul karena masalah

keuangan pribadi, Sifat-sifat buruk seperti berjudi, narkoba, berhutang berlebihan dan

tenggat waktu dan target kerja yang tidak realistis.

Rationalization terjadi karena seseorang mencari pembenaran atas aktifitasnya yang

mengandung fraud. Pada umumnya para pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa

tindakannya bukan merupakan suatu kecurangan tetapi adalah suatu yang memang

merupakan haknya, bahkan kadang pelaku merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak

untuk organisasi. Dalam beberapa kasus lainnya terdapat pula kondisi dimana pelaku

tergoda untuk melakukan fraud karena merasa rekan kerjanya juga melakukan hal yang

sama dan tidak menerima sanksi atas tindakan fraud tersebut.

Penjualan fiktif biasanya dilakukan untuk meninggikan target penjualan, hal ini terkait

dengan perhitungan penggajian agen penjualan, dimana komisi yang diperoleh

diperhitungkan dari persentase total penjualan yang telah mereka lakukan. Tekanan untuk

mendapatkan insentif yang lebih tinggi inilah yang menjadi alasan kuat terjadinya

penyimpangan pada pencatatan piutang. Sehingga ada kemungkinan penjualan dengan

sengaja dimanipulasi seolah-olah penjualan tinggi agar komisi agen penjualan juga ikut

tinggi.

Penjualan fiktif bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

1. Pelanggan benar ada, tetapi ada manipulasi pada harga, kuantitas penjualan atau diskon

atas penjualan yang dilakukan.

2. Pelanggan fiktif sehingga sebenarnya tidak terjadi penjualan tetapi tercatat telah

dilakukan penjualan.

4. Informasi apa yang diberikan (atau gagal diberikan) oleh Agus Kuncoro yang dapat

menyebabkan masalah bagi auditor?

Informasi mengenai seberapa sering Bpk Langgeng Santoso menyetujui penjualan pada

pelanggan yang tidak bisa dijawab dengan pasti Oleh Agus Kuncoro. Hal ini sangat

Page 4: kasus 5

berpengaruh sebagai dasar penilaian auditor terhadap pengendalian internal PT Maju

Makmur yang ada, terutama dalam prosedur persetujuan penjualan. Jika persetujuan

penjualan hanya dilakukan oleh Langgeng Santoso, maka ada besar kemungkinan terjadi

penjualan fiktif yang seperti yang ditakutkan oleh auditor.

5. Pada kondisi bagaimana seorang auditor dapat mengabaikan tes pengujian efektivitas

prosedur pengendalian?

Menurut Mulyadi (1998:189), menyatakan bahwa akuntan melaksanakan prosedur

pemahaman struktur pengendalian intern dengan cara mengumpulkan informasi tentang

rancangan struktur pengendalian intern dan informasi apakah rancangan tersebut

dilaksanakan. Disamping itu akuntan seharusnya melakukan pengujian terhadap efektivitas

struktur pengendalian intern dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Pengujian ini disebut dengan istilah pengujian kepatuhan (Compliance Test) atau sering

disebut dengan pengujian pengendalian (Test of Control).

Adapun pendapat dari Jusuf (2001:316), tes pengujian pengendalian adalah prosedur

pengauditan yang dilakukan untuk memantapkan efektivitas pencanangan dan atau

pengoperasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa, tes pengujian efektivitas prosedur

pengendalian bisa diabaikan jika pengendalian internal klien benar-benar bagus dan berjalan

efektif, sehingga control risk menjadi rendah dan detection risk tinggi. Dengan demikian

kecil sekali kemungkinan terjadinya kesalahan baik bentuk penyimpangan maupun

kecurangan.

6. Jika perusahaan tidak mampu mengurangi risiko pengendalian dibawah level

maksimum, bagaimana pengaruhnya terhadap risiko deteksi yang diharapkan?

Bagaimana dampak risiko deteksi yang diharapkan apabila risiko inheren dan risiko

pengendaliannya tinggi?

Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko pengendalian. Semakin

kecil risiko risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin besar risiko deteksi

yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko bawaan dan risiko

pengendalian yang diyakini auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat

Page 5: kasus 5

diterima. Jika risiko pengendalian berada di level maksimum, maka risiko deteksinya

diharapkan bisa berada di tingkat moderat atau bahkan di level minimum agar risiko audit

juga tidak terlalu tinggi.

AR = IR x CR x DR

Dimana : AR = Audit Risk

IR = Inherent risk

CR = Control risk

DR = Detection Risk

Sehingga jika risiko inheren dan risiko pengendalian tinggi maka risiko deteksinya

diharapkan rendah agar risiko audit yang dihadapi tidak terlalu tinggi, sehingga prosedur dan

program audit yang akan dilaksanakan mampu mengcover semua risiko yang ada.

7. Apakah perbedaan konfirmasi positif atau negative terhadap piutang usaha? Kapan

konfirmasi tersebut digunakan?

Menurut PSA No. 07 SA 330, dijelaskan bahwa, Terdapat dua bentuk permintaan

konfirmasi: (a) bentuk positif dan (b) bentuk negatif.

1. Konfirmasi positif, yaitu konfirmasi yang meminta debitur untuk member jawaban,

baik jika jumlah yang tercantum dalam konfirmasi itu disetujui atau tidak disetujui oleh

debitur

2. Konfirmasi negatif, yaitu konfirmasi yang meminta debitur untuk member jawaban,

hanya apabila jumah yang tercantum dalam konfrimasi tidak disetujui. 

Perbedaan anatara keduanya :

Konfirmasi Positif :

Beberapa konfirmasi bentuk positif meminta responded untuk menunjukkan apakah ia

setuju dengan informasi yang dicantumkan dalam permintaan konfirmasi.

Bentuk konfirmasi positif lainnya tidak menyebutkan jumlah (atau informasi lain) pada

permintaan konfirmasi, tetapi meminta responden untuk mengisi saldo atau informasi

lain pada ruang kosong yang disediakan dalam formulir permintaan konfirmasi.

Page 6: kasus 5

Bentuk konfirmasi positif menyediakan bukti hanya jika jawaban diterima oleh auditor

dari penerima permintaan konfirmasi.

Permintaan konfirmasi yang tidak dijawab tidak memberikan bukti audit mengenai

asersi laporan keuangan yang dituju oleh prosedur konfirmasi.

Konfirmasi Negatif :

Bentuk konfirmasi negatif meminta penerima konfirmasi untuk memberikan jawaban

hanya jika ia tidak setuju dengan informasi yang disebutkan dalam permintaan

konfirmasi.

Permintaan konfirmasi negatif dapat menghasilkan jawaban yang menunjukkan adanya

salah saji, dan kemungkinan besar akan terjadi demikian jika auditor mengirim

permintaan konfirmasi negatif dalam jumlah yang banyak dan tersebar secara luas.

Meskipun konfirmasi negatif yang dikembalikan dapat memberikan bukti mengenai

asersi laporan keuangan, konfirmasi negatif yang tidak kembali jarang memberikan

bukti signifikan tentang asersi laporan keuangan selain aspek tertentu asersi keberadaan.

Bentuk konfirmasi mana yang akan digunakan tergantung pada pertimbangan auditor.

Dalam mengambil keputusan,, auditor harus mempertimbankan tingkat resiko deteksi yang

diterapkan serta komposisi saldo-saldo debitur. Bentuk positif digunakan apabila risiko

deteksi rendah atau saldo-saldo individual pelanggan berjumlah relative besar. SA 330,

menyebutkan bahwa bentuk negative sebaiknya digunakan hanya apabila ketiga kondisi

berikut terpenuhi :

1. Gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian taksiran adalah rendah,

sehingga tingkat resiko deteksi bisa diterima untuk asersi-asersi bersangkutan adalah

moderat atau tinggi.

2. Sebagian besar saldo debitur berjumlah kecil.

3. Auditor tidak yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi (Responden) akan

mempertimbankan permintaan.

Seringkali auditor menggunakan kedua bentuk konfirmasi di atas dalam satu

penugasan. Sebagai contoh, dalam suatu audit atas perusahaan daerah air minum, auditor

memutuskan untuk mengirim konfirmasi negative kepada pelanggan rumah tangga dan

Page 7: kasus 5

konfirmasi positif untuk pelanggan-pelanggan komersial. Jika digunakan bentuk positif,

auditor kadang-kadang harus menirim konfrimasi kedua atau permintaan tambahan kepada

para debtor yang tidak member jawaban atas konfirmasi pertama.

8. Atribut apa yang menunjukkan bahwa suatu piutang usaha harus dikonfirmasi?

Konfirmasi piutang merupakan prosedur audit yang umum berlaku. Umumnya

dianggap bahwa bukti yang diperoleh dari pihak ketiga akan memberikan bukti audit yang

bermutu lebih tinggi kepada auditor dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam

entitas yang diaudit. Oleh karena itu, terdapat anggapan bahwa auditor akan meminta

konfirmasi piutang usaha dalam suatu audit, kecuali jika terdapat salah satu dari keadaan

berikut ini:

a. Piutang usaha merupakan jumlah yang tidak material dalam laporan keuangan.

b. Penggunaan konfirmasi akan tidak efektif.

c. Gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian taksiran sedemikian rendah, dan

tingkat risiko taksiran tersebut, bersamaan dengan bukti yang diharapkan untuk diperoleh

dari prosedur analitik atau pengujian substantif rinci, adalah cukup untuk mengurangi

risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk asersi laporan keuangan yang

bersangkutan. Dalam banyak situasi, baik konfirmasi piutang usaha maupun pengujian

substantif rinci diperlukan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah

bagi asersi laporan keuangan yang bersangkutan.

9. Item apa saja yang menjadi jejak audit dan informasi apa yang dapat dikumpulkan

dari masing-masing Jejak Audit?

Jejak audit merupakan catatan harian yang dapat didesain untuk mencatat aktivitas pada

sistem,  aplikasi dan pada tingkat pemakai. Bila diimplementasikan dengan benar,  jejak

audit menjadi kontrol deteksi yang penting untuk membantu pencapaian tujuan dari

kebijakan keamanan sistem. Jejak audit biasanya terdiri dari dua jenis :  (1) catatan rinci

tentang keystrokes individual dan (2) catatan yang berorientasi peristiwa. Jejak audit dapat

diperoleh dari faktur yang berfungsi sebagai formulir permintaan, formulir verifikasi

ketersediaan barang, faktur penjualan dengan verifikasi agus kuncoro, catatan persediaan

perpetual, faktur penjualan yag sudah dilengkapi dengan harga.

Page 8: kasus 5

10. Pengujian apa yang biasanya digunakan untuk menguatkan taksiran akuntansi?

Estimasi piutang tidak tertagih menurut Agus kuncoro ada pada kisaran 0,7% dari

penjualan, namun tidak ada perhitungan jelas bagaimana nominal ini ditentukan. Estimasi

terhadap piutang tak tertagih hanya didasarkan pada perhitungan tahun-tahun sebelumnya,

tanpa dievaluasi lagi apakah jumlah yang dicadangkan ini telah sesuai dengan kondisi riil

yang ada atau malah lebih atau bahkan kurang. Tidak ada teknik khusus yang digunakan

menentukan dasar penentuan piutang tak tertagih, sehingga menurut saya perhitungan

semacam ini sangat tidak rasional. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan bagi auditor

karena dasar perhitungan yang tidak jelas bisa menyebabkan informasi yang dihasilkanpun

tidak akurat, dan dikhawatirkan bisa mempengaruhi kewajaran laporan keuangan tetapi

auditor gagal mendeteksi risiko tersebut.

Pengujian yang biasanya digunakan untuk menguatkan taksiran akuntansi adalah

dengan subtantif tes terhadap akun piutang dengan melakukan vouching terhadap bukti,

pengujian terhadap umur piutang dan ketepatan pelunasan piutang oleh pelanggan. Dengan

demikian dapat diperoleh bukti memadai untuk penilaian terhadap seberapa besar

kemungkinan piutang menjadi tidak tertagih.

11. Apa Rekomendasi Indah Sanjaya mengenai konfirmasi akun piutang usaha?

Karena pada tanggal 30 September 2010 telah dilakukan prosedur analitis terhadap pada

akun piutang dan terdapat indikasi ketidakwajaran. Sehingga konfirmasi sebaiknya

dilakukan setelah prosedur analitis dilakukan untuk mengetahui saldo piutang sesungguhnya

berapa. Hal ini juga terkait dengan syarat kredit yang diajukan oleh PT maju Makmur yakni

pembayaran dilakukan maksimal 45 hari. Harapannya dilakukan konfirmasi pada akhir

tahun agar lebih mencerminkan saldo yang sesungguhnya karena batas pelunasan piutang

yang sudah jatuh tempo.

12. Apakah Agus kuncoro telah membuat keputusan yang benar dalam mendesain system

dan kewenangan yang dimilikinya?

Menurut saya system yang telah didesain kurang sesuai, karena masih terdapat double fungsi

yang masih dirangkap oleh Agus Kuncoro. Penentuan penghapusan piutang diluar prosedur,

karena penghitungan umur piutang dan penghapusan piutang dilakukan oleh orang yang

Page 9: kasus 5

sama yakni Agus Kuncoro tanpa ada yang memeriksa terlebih dahulu mengenai piutang tak

tertagih perusahaan dan tidak ada review terhadap laporan kredit.

Page 10: kasus 5

LATIHAN

1. Melengkapi kuesioner

KAP Adi Susilo dan Rekan

Kuesioner Pengendalian Internal : Piutang Usaha

No PertanyaanKomentar atas Sistem

yang DiterapkanSignifikansi Saran

1 Apakah pihak independen melakukan rekonsiliasi secara rutin atas buku besar pembantu?

Buku besar pembantu diperiksa oleh auditor independen setidaknya sekali dalam setahun.

Ada

2 Apakah untuk penghapusan piutang yang diragukan ada kriteria tersendiri yang memadai?

Divisi penjualan mengambil salinan faktur penjualan dan menagih kembali pelanggan apabila Setelah 60 hari tidak dibayar,.

Ada

3 Apakah akun yang akan dihapuskan telah diperiksa secara memadai dan diotorisasi oleh pihak yang independen?

Tidak ada pemeriksaan terhadap daftar piutang tak tertagh yang dibuat Agus Kuncoro, Langgeng Santoso hanya mengistruksikan untuk mencoret perusahaan debitur yang memiliki hutang hingga 5 bulan lamanya.

Tidak Sebaiknya dilakukan pemeriksaan oleh pihak independen thd daftar piutang tak tertagih agar tidak terjadi penyimpangan

4 Apakah tindak lanjut yang memadai dilakukan pada akun-akun yang dihapuskan?

Agus Kuncoro akan menghubungi agen penjualan untuk menekan pelanggan agar membayar setelah tagihan ketiga dikirimkan dan Div. Penjualan (30 hari setelah penagihan ke-2).

Ada

Page 11: kasus 5

Saldo tidak dihapus sebelum mencapai waktu 5- 6 bulan, kecuali ada alasan yang jelas.

5 Apakah perusahaan secara periodik melakukan evaluasi kembali metode yang digunakan untuk mengestimasi piutang tak tertagih?

Tidak pernah dilakukan evaluasi, piutang tak tertagih selalu dihitung berdasarkan persentase yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.

Tidak Perlu dilakukan evaluasi terhadap metode perhitungan piutang tak tertagih agar dasar yang digunakan lebih relevan.

6 Apakah penagihan pada pelanggan dilakukan oleh pihak yang terpisah dari bagian buku besar pembantu?

Dilakukan oleh orang yanng sama, yakni Agus Kuncoro

Iya

7 Apakah terdapat pemeriksaan independen mengenai komplain yang disampaikan pelanggan atas tagihan yang diterima?

Kantor Treasurer membuka semua surmemeriksa semua file dan mengirimkan complain tersebut kepada Agus Kuncoro. Agus Kuncoro mengecek faktur penjualan dan menelusur penyebab komplain. Lalu permasalahan diselesaikan secara personal dengan pelanggan.

Iya

8 Apakah kebijakan perusahaan mengenai persetujuan kredit tahun lalu berubah?

Tidak ada perubahan Tidak

9 Dapatkah penjualan Tidak bisa, Faktur Tidak

Page 12: kasus 5

secara kredit dilakukan tanpa persetujuan kredit di awal?

penjualan harus ada persetujuan dari Langgeng Santoso dan Agus Kuncoro lalu diberikan pada Div. Penjualan. Tanpa adanya tanda tangan, Dept. Operasional dan Logistik tidak boleh memproses pesanan.

10 Apakah file kredit dicatat dengan lengkap dan direview secara periodik?

Tidak pernah ada review berkala yang dilakukan perusahaan

Iya

11 Apakah faktur diperiksa sesuai dengan barang yang dikirimkan dan harga barangnya?

Pencocokkan faktur penjualan yang telah disetujui dilakukan oleh Randi Janis. Dengan mencocokan jumlah dan deskripsi antara permintaan dan barang yang dikirimkan. Jika sesuai, Randi Janis memberikan harga yang diambil dari update daftar harga yang dimiliki oleh Div. Penjualan.

Iya

12 Apakah perkalian dan penjumlahan diperiksa kembali?

Faktur penjualan kemudian dihitung perkalian, penambahan, dan tanggal jatuh tempo

Iya

13 Apakah diskon kas diperhitungkan kembali dan selalu diupdate secara actual?

Dept. Penjualan akan menghitung kembali semua diskon. Pelanggan menyetujui kredit sepanjang hal tersebut layak.

Iya

14 Dapatkah penjualan dilakukan dan barang

Bagian gudang melakukan pengiriman

Ada

Page 13: kasus 5

dikirimkan tanpa ada faktur yang dicatat dan dikirimkan?

barang apabila dokumen faktur penjualan telah lengkap

2. Masalah potensial yang akan timbul ketika prosedur pengendalian tidak berjalan dengan

baik

No Hasil yang Diharapkan Masalah Potensial

1-A Jumlah total yang ditunjukkan pada

faktur penjualan harus sama dengan

jumlah total pada slip penagihan. Harus

ada bukti bahwa PT Maju Makmur telah

membandingkan kedua formulir

tersebut.

Jika ada ketidakcocokan pada kedua

formulir tersebut muncul kemungkinan

terjadi pencatatan penjualan fiktif atau

salah saji. Kurangnya bukti yang nyata

(seperti tanda tangan) sesuai prosedur

mengindikasikan bahwa karyawan

melanggar system yang telah dibuat.

1-B Jumlah total faktur penjualan harus sama

dengan bill of lading.

Jika ada ketidakcocokan muncul

kemungkinan terjadi pencatatan penjualan

fiktif atau salah saji. Kurangnya bukti

yang nyata (seperti tanda tangan) sesuai

prosedur mengindikasikan bahwa

karyawan melanggar system yang telah

dibuat.

1-C Jumlah bukti pembayaran di penerimaan

uang harus sama dengan uang yang

diarsip pada kantor controller.

Jika ada ketidakcocokan antara catatan di

penerimaan uang dengan uang yang

diarsip pada kantor controller

diindikasikan ada penggelapan uang

penjualan.

1-D Jumlah diskon harus sama dengan

diskon yang diberikan menurut daftar

pembayaran.

Jika ada ketidakcocokan dan ada selisih

diantaranya maka diindikasikan selisih

tersebut telah diambil oleh bagian yang

bersangkutan.

1-E Jumlah harga yang ditetapkan pada

faktur harus sama dengan daftar harga

Jika ada ketidakcocokan dan ada selisih

diantaranya maka diindikasikan selisih

Page 14: kasus 5

yang telah disetujui harus sama. tersebut telah diambil oleh bagian yang

bersangkutan.

1-F Hasil perkalian dan penjumlahan setiap

faktur harus sama dengan catatan

Jika ada ketidakcocokan dan ada selisih

diantaranya maka diindikasikan selisih

tersebut telah diambil oleh bagian yang

bersangkutan.

1-G Jumlah yang ada pada bukti pembayaran

dengan slip deposit bank yang diarsip

pada kantor asisten presiden harus sama.

Jika ada ketidakcocokan dan ada selisih

diantaranya maka diindikasikan selisih

tersebut telah diambil oleh bagian yang

bersangkutan.

1-H Jumlah yang ada pada bukti pembayaran

dengan buku besar pebantu piutang

usaha harus sama.

Jika ada ketidakcocokan dan ada selisih

diantaranya maka diindikasikan selisih

tersebut telah diambil oleh bagian yang

bersangkutan.

1-I Setiap dikumen telah diotorisasioleh

karyawan yangtepat untuk menunjukkan

persetujuan kredit.

Jika ada bagian yang tidak terotorisasi

akan menimbulkan persepsi perseujuan

kredit yang fiktif.

2 Jumlah saldo yang ada di buku besar

pembantu piutang usaha harus sama

dengan catatan pada tiap-tiap bagian

yang bersangkutan.

Jika ada ketidakcocokan dan ada selisih

diantaranya maka diindikasikan selisih

tersebut telah diambil oleh bagian yang

bersangkutan atau adanya penjualan fiktif.

3 Catatan pada daftar pelanggan dan

laporan kredit harus sesuai

Jika tidak sesuai dindikasikan ada

pelanggan fiktif yang mana transaksi

tersebut bisa digelapkan oleh bagian

tertentu.

4 Total pada bukti pembayaran kas harus

sama dengan total yang diposting pada

jumlah penerimaan kas

Jika ada ketidakcocokan dan ada selisih

diantaranya maka diindikasikan selisih

tersebut telah diambil oleh bagian yang

bersangkutan dan dapat diindikasikan ada

penjualan fiktif.

Page 15: kasus 5

PROSEDUR AUDIT

KAS

Prosedur Audit Awal1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun yang akan diuji lebih lanjut

Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang bersangkutan didalam buku besar.

Hitung kembali saldo akun kas di dalam buku besar Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting

dalam akun kas Usut posting pendebitan akun kas ke dalam jurnal yang bersangkutan

Prosedur Analitik2. Lakukan prosedur analitik

Hitung ratio berikut ini :(1) Ratio kas dengan aktiva lancar Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada

data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas akhir

tahun yang lalu

Pengujian terhadap transaksi Rinci3. Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas

Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cut off bank statement dengan saldo kas menurut catatan klien

Usut setoran dalam perjalanan (deposit in trnsit) pada tanggal neraca ke dalam cut off bank statement

Periksa tanggal yang tercantum didalam cek yang beredar pada tanggal neraca Periksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cut off bank statement Periksa semua cek didalam cut off bark statement mengenai kemungkinanan

hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca.4. Buatlah daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca

untuk menemukan kemungkinan terjadinya check kitting.5. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom6. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan dan

pengeluaran kas

Pengujian terhadap akun Rinci7. Hitung kas yang ada ditangan klien8. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan Rekening Koran bank yang bersangkutan9. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank

Page 16: kasus 5

10. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca kedalam rekening Koran bank Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas

11. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima umum Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap

pemakaian rekening tertentu klien di bank Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien

AKTIVA TETAP

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.

2. Minta kepada klien Top Supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan : Saldo awal,

penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga

perolehan maupun akumulasi penyusutannya.

3. Periksa footing dan csoss footingnya dan cockkan totalnya dengan General

Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.

4. Vounching penambahan serta pengurangan dari fixed Assets tersebut. Untuk penambahan

kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya.

5. Periksa fisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan

nomor kode dari Fixed Assets.

6. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.

Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan)

serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan).

Untuk mobil, motor, periksa BPKP, STNKnya.

7.  Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policyyang

dijalankan konsisten dari tahun sebelumnya.

8. Buat analisis tentang perkiraan Repair & Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui

apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompokCapital

Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.

9. Periksa apakah Fixed Assets tersebut sudah diasuransikan dan apakahInsurance

Coveragenya cukup atau tidak.

10.  Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya

penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.

11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk memeriksa

apakah ada Fixed Assets dijadikan sebagai jaminan atau tidak.

12. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau

menjual Fixed Assets.

Page 17: kasus 5

13. Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah

adaConstruction in progress yang harus di transfer ke Fixed Assets.

14. Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreementdan periksa

apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing.

15. Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.

16. Periksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan kepada pihak ketiga, jika ada, periksa

apakah pendapatan sewa sudah dibukukan dan diterima perusahaan.

17. Tanyakan/periksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan harga

(impairment).

18. Periksa penyajian dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia/SAK.

BEBAN DIBAYAR DI MUKA misal pada asuransi dibayar di muka

a. Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun

sebelumnya.

b. Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan

membandingkannya dengan tahun sebelumnya.

c. Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh dari

klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis tertentu

atau perubahan cakupan asuransi.

d. Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun berjalan atas

dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya sebagai pengujian terhadap

kesalahan perhitungan.

e. Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asurani dibayar di muka dengan

pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut kememadaian cakupan.