Kasus 12

6
Kasus 12 Seorang perempuan berusia 38 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri kepala sampai ke daerah tengkuk. Dari anamnesis di ketahui nyeri kepala dirasakan sudah 1,5 tahun yang lalu setelah suaminya meninggal dunia dan dia harus menghidupi kedua anaknya. Pasien hampir tidak pernah merasakan bebas dari sakit kepala setiap hari. Jika keluhannya memberat, sampai mau muntah dan tidak bisa tidur. Pasien mengaku alergi terhadap antalgin dan parasetamol. Pasein juga mengaku mempunyai sakit maag yang berat, sehingga takut menggunakan obat. Hasil pemeriksaan fisik TD 145/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, RR 20 kali/menit, pemeriksaan neurologis tidak ada kelainan. Permasalahan - Perempuan usia 38 tahun - Nyeri kepala sampai daerah tengkuk - Nyeri kepala dirasakan sudah 1,5 tahun yang lalu - Suami meninggal dan dia harus menghidupi kedua anaknya - TD 145/90 mmHg - Alergi antalgin dan parasetamol Diagnosis : Tension type headache (TTH) Tujuan Terapi - Mengatasi nyeri kepala - Menghilangkan penyebab, keadaan depresi ringan, dan menghilangkan ketegangan otot leher Golongan Obat a. Analgesik - NSAID - Parasetamol Drug Category Eficacy Safety Suitability NSAID Menginhibisi dua enzim yaitu COX- 1 dan COX-2, yang kedua enzim Efek simpang : penyakit tukak peptik Indikasi : depresi berat termasuk depresi psikotik kombinasi dengan

description

mhagsdhjsgdhsd

Transcript of Kasus 12

Kasus 12Seorang perempuan berusia 38 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri kepala sampai ke daerah tengkuk. Dari anamnesis di ketahui nyeri kepala dirasakan sudah 1,5 tahun yang lalu setelah suaminya meninggal dunia dan dia harus menghidupi kedua anaknya. Pasien hampir tidak pernah merasakan bebas dari sakit kepala setiap hari. Jika keluhannya memberat, sampai mau muntah dan tidak bisa tidur. Pasien mengaku alergi terhadap antalgin dan parasetamol. Pasein juga mengaku mempunyai sakit maag yang berat, sehingga takut menggunakan obat. Hasil pemeriksaan fisik TD 145/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, RR 20 kali/menit, pemeriksaan neurologis tidak ada kelainan. Permasalahan Perempuan usia 38 tahun Nyeri kepala sampai daerah tengkuk Nyeri kepala dirasakan sudah 1,5 tahun yang lalu Suami meninggal dan dia harus menghidupi kedua anaknya TD 145/90 mmHg Alergi antalgin dan parasetamolDiagnosis : Tension type headache (TTH)Tujuan Terapi Mengatasi nyeri kepala Menghilangkan penyebab, keadaan depresi ringan, dan menghilangkan ketegangan otot leherGolongan Obata. Analgesik NSAID ParasetamolDrug CategoryEficacySafetySuitability

NSAIDMenginhibisi dua enzim yaitu COX-1 dan COX-2, yang kedua enzim ini memproduksi prostaglandin

Efek simpang : penyakit tukak peptik Indikasi : depresi berat termasuk depresi psikotik kombinasi dengan pemberian antipsikotik, depresi melankolik dan beberapa jenis ansietas.

KI : Infark miokardia yang baru, aritmia, mania, penyakit hati berat.

OpiodBekerja sebagai agonis pada reseptor Efek simpang : mual, muntah, sianotik, kulit merah tidak rata dan agak kebiruan, sopor atau koma jika terjadi intoksikasi beratIndikasi : infark miokard, neoplasma, kolik renal atau kolik empedu, nyeri, perikarditis akut, pleuritis, pulmonal atau koroner

KI : hipersensitivitas opioid

ParasetamolPenghambatan siklooksigenase, mencegah dari pembentukan senyawa kimia pro-inflamasi Efek simpang : mual, sakit kepala, insomnia, somnolen, mulut kering, pusing, konstipasi, astenia, berkeringat, dan gugup. Indikasi : Mengurangi demam dari segala usia, menghilangkan nyeri yang terkait dengan banyak bagian tubuh, efek analgetik sebanding dengan aspirin, namun efek antiinflamasi lemah KI : Penderita dengan hipersensitifitas/alergi terhadap parasetamol, gangguan fungsi hati dan ginjal, defisiensi enzim Glukosa 6 fosfat dehidroginase

GolonganEficacySafetySuitabilityTotal

NSAID707060200

Opioid807080230

Parasetamol808080240

p-drug pada pasien adalah golongan analgetik parasetamol. Hal ini disebabkan penggunaan obat ini dapat pada seluruh usia, dan efektif menghilangkan nyeri pada bagian tubuh yang banyak. b. Antidepressant Trisiklik/polisiklik SSRI MAO Inhibitor Benzodiazepine SNRIDrug CategoryEficacySafetySuitability

Trisiklik/Polisiklik1. Menghambat uptake neurotransmitter2. Penghambatan reseptor serotonik, alfa adrenergik, histamin dan muskarinik

Efek simpang : Penglihatan kabur, xerostomi (mulut kering), retensi urine, konstipasi, dan memperberat glaukoma dan epilepsiHipotensi ortostatik dan takikardia yang refleks. Indikasi : depresi berat termasuk depresi psikotik kombinasi dengan pemberian antipsikotik, depresi melankolik dan beberapa jenis ansietas.

KI : Infark miokardia yang baru, aritmia, mania, penyakit hati berat.

Selective serotonin reuptake inhibitorMenghambat ambilan serotonin secara spesifikEfek simpang: Dizzines sementara, mengantuk, mual, muntah, tremor, berkeringat, sakit kepala, mulut kering, diare, penurunan berat badan (sementara). Indikasi : Depresi dan beberapa jenis gangguan cemas (misalnya gangguan obsesif kompulsif, gangguan panik dan sosial fobia). KI : Tidak boleh digunakan jika pasien memasuki fase manik, hati-hati pada pasien epilepsi, penyakit jantung, diabetes melitus, adanya glaukoma sudut sempit, gangguan perdarahan (terutama perdarahan pencernaan)

Monoamin Oksidase Inhibitors (MAOI)Membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan enzim, menyebabkan inaktivasi ireversibel sehingga mengakibatkan peningkatan depot norepinefrin, serotonin dan dopamin dalam neuron dan difusi selanjutnya sebagai neurotransmitter berlebih ke dalam ruang sinaptik. Efek simpang : Sakit kepala, takikardia, mual, hipertensi, aritmia jantung dan stroke, mengantuk, hipotensi ortostatik, penglihatan kabur, mulut kering, disuria, dan konstipasi. Indikasi : Pasien depresi yang tidak responsif atau alergi dengan antidepresan trisiklik atau yang menderita ansietas hebat, dan orang dengan fobia.

KI : Gagal ginjal dan hati yang berat, sakit kepala berat, hipertensi yang tidak terkontrol, penyakit kardiovaskular, dan penyakit serebrovaskular

Selective norepinefrin and serotonin reuptake inhibitor (SNRI)Pengahambatan sentral selektif terhadap ambilan kembali noradrenalin dan serotonin. Efek simpang : mual, sakit kepala, insomnia, somnolen, mulut kering, pusing, konstipasi, astenia, berkeringat, dan gugup. Indikasi : DepresiKI : Hati-hati pada pasien epilepsi, penyakit jantung

BenzodiazepineInteraksi dengan reseptor penghambat neurotransmitter yang diaktifkan oleh asam gamma amin butirat (GABA). Efek simpang : lamban, ataksia, kepala ringan, malas/tak bermotivasi, inkordinasi motorik, gangguan koordinasi berpikir, gangguan fungsi mental dan psikomotorik,amnesia anterograd. Indikasi : anxiolotik (mengurangi atau menghilangkan gejala kecemasan)KI : Ibu hamil

GolonganEficacySafetySuitabilityTotal

Trisiklik707060200

SSR807080230

MAOI707070240

SNRI808070230

Benzodiazepine808080240

Golongan Obat Berdasarkan :a. Nyeri kepala dapat diberikan pertimbangan pemberian aspirin, parasetamol atau golongan NSAID lainnya, dan sangat tidak dipertimbangkan pemberian opioid. b. Pasien alergi parasetamol dan antalgin. Sebagai gantinya dapat digunakan aspirinc. Pada apsien dapat diberikan golongan benzodiazepine karena memiliki efek paling baik dibandingkan golongan lainnya, memiliki onset yang cepat (menit hingga jam) sehingga sesuai dengan kondisi pasien dalam skenariod. Menghilangkan keadaan depresi ringan dan ketegangan otot dapat digunakan golongan Benzodiazepine memiliki efek paling baik dibandingkan golongan lain, memiliki onset yang cepat (menit hingga jam) sehingga sesuai kondisi pasien dalam skenario

Nama obat yang dipilih Aspirin Diazepam dr. AMPSIP No: 222/123/UP/DINKESPraktek: Jl. Jasmine I no. 1 Mataram,Telp: (0370) 622222Mataram, 16 Juni 2015R/ Tab Aspirin mg 81 No. XXS 4.d.d tab I pc (setiap 4 jam) R/ Tab Diazepam mg 5 No. XVS b.d.d tab I pc Pro: Tn.XUmur: 68 tahunAlamat: Cakranegara

Edukasi Perlu diberikan terapi psikologis Sering-sering berolahraga untuk memperlancar dan mengatur sirkulasi tubuh