Kasus 1 ISK

download Kasus  1 ISK

of 3

Transcript of Kasus 1 ISK

Kasus 1 Topik : Infeksi Saluran Kemih Tanggal (kasus):15 Juni 2011 Presenter: dr. Putranti Dyahayu R. Tanggal presentasi: ........ Pembimbing: dr. Adnan Adityawan Tempat presetasi : RSUD Kelet Obyektif presentasi: Keilmuan: (v) Keterampilan: ( ) Penyegaran: ( ) Tinjauan pustaka: ( ) Diagnostik: ( ) Manajemen : ( v ) Masalah: ( ) Istimewa: ( ) Neonatus : ( Bayi : ( Anak: ( ) Remaja: ( Dewasa: (v Lansia: ( v Bumil: ( ) ) ) ) ) ) Deskripsi : Pasien wanita umur 25 tahun, Sejak 3 hari yll pasien mengeluh nyeri saat buang air kecil. Nyeri yang dirasakan hilang timbul. Saat kambuh, perut dan kemaluan terasa panas dan nyeri sehingga tidak bisa melakukan aktivitas. Buang air kecil sedikit-sedikit namun sering. 1 hari SMRS, pasien mengeluh badan panas, sampai menggigil, disertai dengan mual. Tujuan pengobatan: 1. Mengatasi infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri / jamur) 2. Mengatasi nyeri akut yang ditimbulkan oleh mikroorganisme 3. Mencegah timbulnya kekambuhan pada infeksi saluran kemih Bahan bahasan: Tinjauan pustaka:( Riset: ( ) Kasus: (v) Audit: ( ) ) Cara membahas: Diskusi : ( v ) Presentasi dan E-mail : ( ) Pos : ( ) diskusi : ( ) Data pasien: Nama: Ny. S No registrasi: 70301 Nama klinik: Telpon: Terdaftar sejak: Data utama untuk bahan diskusi: 1. Diagnosis /gambaran klinis: Sejak 3 hari yll pasien mengeluh nyeri saat buang air kecil. Nyeri yang dirasakan hilang timbul. Saat kambuh, perut dan kemaluan terasa panas dan nyeri sehingga tidak bisa melakukan aktivitas. Buang air kecil sedikitsedikit namun sering. 1 hari SMRS, pasien mengeluh badan panas, sampai menggigil, disertai dengan mual. 2. Riwayat pengobatan: 3. Riwayat kesehatan/ penyakit: riwayat hipertensi, diabetes, batu ginjal dan infeksi saluran kemih disangkal 4. Riwayat keluarga: riwayat hipertensi dan diabetes disangkal 5. Riwayat pekerjaan: ibu rumah tangga 6. Lain-lain: pasien mempunyai kebiasaan kurang minum Daftar pustaka: Infeksi Saluran Kemih pada Dewasa; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; FKUI; 2006; Jilid 1 halaman 546 Buku Ajar urologi Hasil pembelajaran: 1. Diagnosis infeksi saluran kemih

2. Manajemen komprehensif 3. Pilihan terapi berdasarkan usia dan kondisi pasien

Rangkuman Hasil Pembelajaran Kasus Infeksi Saluran Kemih 1. Subyektif: Pasien wanita umur 25 tahun, mengeluh nyeri saat buang air kecil, disertai panas, menggigilo dan mual. 2. Obyektif: Dari hasil pemeriksaan jasmani keadaan umum pasien lemah. Terdapat nyeri tekan supra pubik dan nyeri ketok pada costovertebra angle. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan leukosit yaitu 16.300/mmk, kemudian pada pemeriksaan urin lengkap didapatkan warna : kuning; Kekeruhan: sangat jeruh; Leukosit: penuh / LPB; Eritrosit: penuh / LPB; Silinder granula: 1-3 / LPK; Epitel : 5 10 / LPK. Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan: - Gejala klinis infeksi saluran kemih yaitu: nyeri tekan supra pubik dan nyeri ketok pada costovertebra angle. - Pemeriksaan laboratorium: didapatkan peningkatan leukosit, dan ditemukannya hematuria, piuria, silinder leukosit, dan urin tampak keruh. 3. Assesment (penalaran klinis): Individu normal, baik pada laki maupun perempuan urin selalu steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Uretra distal merupakan tempat kolonisasi MO nonpatogenik fastidious gram positif dan negative. Hampir semua pasien dengan ISK disebabkan oleh invasi MO ascending dari uretra ke dalam kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu invasi MO dapat mencapai ginjal. Proses ini dipermudah oleh refluks vesikoureter. Proses invasi MO hematogen sangat jarang ditemukan di klinik, mungkin akibat lanjut dari bakterimia. Ginjal diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat lanjut septicemia atau endokarditis akibat S.aureus. kelainan ginjal yang terkait dengan endokarditis (S.aureus) dikenal Nephritis Lohlein. Beberapa peneliti melaporkan pielonefritis akut (PNA) sebagai akibat lanjut invasi hematogen dari infeksi sistemik gram negative. Gambaran klinis pasien dengan infeksi saluran kemih ialah: Disuri; Polakisuri; Urgensi (terdesak miksi); Nyeri supra pubis; Tenesmus (rasa nyeri dan ada keinginan miksi walau VU kosong); Stranguria: susah kencing + kejang pada otot pinggang; Nokturi; Panas, menggigil, muntah-muntah (umumnya pielonefritis); Enuresis nocturnal sekunder (mengompol pada orang dewasa); Prostatismus (sulit memulai miksi, arus kurang deras, berhenti selama miksi) 4. Plan :

Diagnosis: diagnosis infeksi saluran kemih sudah dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik serta hasil pemeriksaan laboratorium. Pengobatan: terapi ISK biasanya memakai antibiotic. Pengobatan ISK yang tak berkomplikasi baisanya memakai cotrimoxazole, ciprofloxacin, levofloxacin, cefixim, amoksisilin/klavulanat), salam 3-7 hari. Sedangkan pada ISK yang berkoomplikasi memakai antibiotic yang dimasukkan i.v. seperti cefepim, ciprofloxacin, levofloxacin, ofloxacin, gentamisin + ampisilin, selama 3-5 hari kemudian dilanjutkan antibiotic oral selama 3-7 hari. Pemberian antibiotic pada ISK harus adekuat, mengingat besarnya angka kekambuhan pada ISK. Pendidikan: pasien diberikan edukasi berupa banyak minum, menjaga higiene genitalia eksterna, upayakan segera miksi setelah refleks miksi muncul, pada wanita menghindari cebok tangan dari arah belakang ke depan, cukup konsumsi vitamin A dan C untuk mempertahankan fungsi epitel saluran kemih Konsultasi: Konsultasi kepada dokter untuk mencegah timbulnya relaps atau kekambuhan infeksi saluran kemih. Rujukan: Rujuk apabila terdapat komplikasi berupa insufisiensi ginjal kronik, gagal ginjal terminal, pasien dengan tingkat kekambuhan yang tinggi dan disertai penyulit, serta ISK yang berkomplikasi.

--oOo--