KASUS 1
-
Upload
nazula-mufarihah -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
description
Transcript of KASUS 1
SEVENJUMP SISTEM REPRODUKSI 1
“KEHAMILAN KEMBAR”
Disusun oleh:
Kelas: 5B
Nazula Mufarrihah (1130013078)
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2015
KASUS 1
SISTEM REPRODUKSI 1
Ny. D usia 23 tahun, hamil 24 minggu, G30000, datang ke poli KIA Rumah Sakit
Sayang Anak. Ny. D mengeluh mengalami morning sickness yang sangat ekstrim sehingga
kegiatan sehari-harinya sangat terganggu. Ny. D merasakan perutnya lebih besar dari ibu
hamil yang lainnya serta sering BAK dan sering lelah. Selain keluhan tersebut Ny. D juga
mengatakan merasakan gerakan janin lebih dini. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 120/80
mmHg, BB: 65Kg (Sebelum hamil BB: 45Kg), TFU 30cm, DJJ 140x, AFP meningkat.
A. Step 1
1. KIA
2. Morning sickness
3. TFU, DJJ, dan AFP
4. G300000
B. Step 2
1. Mual dan muntah pada pagi hari
2. Rasa mual dan muntah pada pagi hari
3. Tinggi fundus uteri normalnya (24-25 cm diatas simfisis), denyut jantung janin
normalnya (120-160 x permenit), alpha fetroprotein normalnya (kurang dari 20)
4. Untuk mengetahui status kehamilan dan persalinan pada ibu
C. Step 3
1. Usia 23 tahun
2. Ny. D mengalami morning sickness yang sangat ekstrim
3. Ny. D merasakan perutnya lebih besar dari ibu hamil yang lainnya
4. Ny. D mengatakan merasakan gerakan janin lebih dini
5. Hasil pemeriksaan didapat tekanan darah 120/80 mmHg, BB 65 kg (sebelum hamil
BB 45 kg), TFU 30 cm, DJJ 140x AFP meningkat
D. Step 4
1. Mengapa Ny. D mengalami morning sickness
2. Mengapa perutnya lebih besar dari yang lain
2
3. Mengapa Ny. D sering buang air kecil dan besar
4. Mengapa BB Ny. D meningkat 20 kg
5. Mengapa ibu merasakan gerakan janin lebih dini
6. Apa yang menyebabkan AFP meningkat
7. Apa hubungan usia ibu dengan penyakit ini
E. Step 5
1. Karena terjadinya perubahan hormon estrogen, sehingga akan berpengaruh dengan
sisitem pencernaan (lambung) lalu timbul rasa mual dan muntah
2. Bisa dikarenakan BB ibu mempengaruhi keadaan perut ibu atau dikarenakan
penyesuaian cairan ketuban berlebih
3. Karena pada saat hamil menekan kandung kemih dan saluran pencernaan
4. Komsumsi pada ibu hamil lebih tinggi sehingga terjadi peningkatan BB
5. Faktor yang mempengaruhi adalah BB ibu dan tempat plasenta janin, sehingga
mempengaruhi gerakan janin terasa lebih dini (Karena pada saat hamil menekan
kandung kemih dan saluran pencernaan
6. Dari sirkulasi fetus yang menyebabkan peningkatan yang signifikan
7. Karena usia ibu masih 23 tahun (ovariumnya baru matang) sehingga hormonalnya
meningkat dan mempengaruhi kondisi seperti ibu mengalami morning sickness
F. Step 6
Diagnosa Medis : Kehamilan Kembar
3
LEARNING OBJECTIVE
KEHAMILAN KEMBAR (GEMELI)
A. Pengertian
Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih
Kehamilan dengan dua janin atau lebih disebut juga sebagai kehamilan multipel,
sedangkan kehamilan kembar sendiri (twin pregnancy) lebih tepat untuk kehamilan
dengan dua janin. Terdapat beberapa istilah yaitu dua janin-gemelli-kembar-twin, tiga
janin-triplet-kembar tiga, empat janin-quadruplet-kembar empat, lima janin-quintiplet-
kembar lima, dan seterusnya. Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi
menghasilkan janin lebih dari satu (Saifuddin, 2001 : 311).
B. Klasifikasi
Jenis kehamilan kembar menurut Manuaba dan Mochtar (1990) meliputi:
1. Kehamilan Kembar Monozigot (Identik)
Merupakan kehamilan kembar yang berasal dari satu ovum sehingga disebut juga
hamil kembar identik atau hamil kembar homolog atau hamil kembar uniovuler.
Kehamilan kembar monozigote dapat terjadi karena:
a. Satu ovum dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula.
b. Hambatan pada tingkat segmentasi.
c. Hambatan setelah amnion terbentuk, tetapi sebelum primitive strike (4 – 5 minggu
kehamilan).
Hamil kembar ini mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Jenis kelamin sama.
b. Biasanya kembar identik.
c. Mempunyai gen yang sama.
d. Pada kehamilan dalam rahim terdapat 1 plasenta, 1 korion, 2 amnion.
Pada hamil kembar monozigote dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar
siam.
4
2. Kembar Dizigot
Merupakan kehamilan kembar 2 telur yang dibuahi sperma yang berbeda. Kedua
telur dapat berasal dari 1 ovarium dari 2 flikel de graff, 1 ovarium dari 1 folikel de
graff, 1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
Ciri kehamilan kembar dizigote yaitu:
a. Jenis kelamin dapat sama atau berbeda.
b. Mempunyai 2 plasenta, 2 amnion, 2 korion.
Pada kehamilan kembar digizote:
a. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang lain tumbuh sampai cukup bulan.
b. Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada kehamilan
tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau kompresus.
Perbedaan kehamilan kembar monozigote dan dizigote
Perbedaan Kembar Monozigote Kembar Dizigote
Plasenta
Khorion
Amnion
Tali pusatSekat kedua kantongJenis kelaminRupa dan sifatMata, kuping, gigi, kulitUkuran antropologikSidik jariCara pegangan
Golongan darah
1 (70 %)2 (30 %)1 (70 %)2 (30 %)1 (70 %)2 (30 %)
2 bersekutu2 lapisSamaSamaSamaSamaSama
Bisa sama, bisa satu kidal, uang lain kanan
Sama
2 (100 %)
2 (100 %)
2 (100 %)2 terpisah
4 lapisSama / tidak
Agak berlainanBerbedaBerbedaBerbeda
Bisa sama, bisa duanya kanan
Sama / tidak
3. Conjoined twins, suporfokundasi dan suporfotasi
1) Conjoined twins atau kembar siam, adalah kembar dimana janin melekat satu
dengan yang lainnya. Misalnya:
a) torakopagus (dada dengan dada)
b) dominopagus (perlengketan kedua abdomen)
c) kraniopagus (kedua kepala)
5
2) Suporfokundasi, adalah perbuahan 2 telur yang dikeluarkan pada ovum yang sama
pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek.
3) Suporfetasi, adalah kehamilan kedua yang terjadi pada beberapa minggu atau
setelah kehamilan pertama.
C. Epidemiologi
Kehamilan kembar termasuk kehamilan risiko tinggi, karena kematian perinatal 3-5
kali lebih tinggi dari kehamilan tunggal, dan kematian neonatus 10 kali lebih tinggi dari
kehamilan tunggal. Kematian perinatal janin pertama 9 kali dari kematian tunggal dan
kematian perinatal janin kedua 11 kali dari kehamilan tunggal. Kehamilan kembar dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu monozigotik dan dizigotik. Insidensi kembar
monozigotik cenderung konstan dan tidak dipengaruhi oleh parameter lainnya, dan angka
kejadiannya mencapai 3-4 dari 1000 kelahiran di seluruh dunia. Didapatkan adanya
sedikit peningkatan insidensi kembar monozigotik karena adanya implantasi yang
terlambat seperti yang terjadi pada fertilisasi in vitro. Frekuensi kembar dizigotik lebih
bervariasi di seluruh dunia dan memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi
insidensinya. Salah satu faktor penting adalah herediter, terutama dari pihak ibu. Faktor
lain yang berpengaruh diantaranya adalah ras, dimana insidensi kembar dizigotik pada
populasi kulit putih mencapai 7-10 dalam 1000 kelahiran, pada populasi Afrika mencapai
10-40 dalam 1000 kelahiran dan pada populasi Asia hanya mencapai 3 dalam 1000
kelahiran.
D. Etiologi
Beberapa faktor berikut ikut berperan dalam menyebabkan terjadinya kehamilan
ganda:
1. Ras/bangsa
Menurut literatur, ras berwarna seperti bangsa Asia dan Afrika cenderung lebih besar
mengalami kehamilan ganda ketimbang ras kulit putih/Eropa. Meski belum dapat
dibuktikan secara empiris, tapi pada banyak kasus memang terlihat kehamilan ganda
lebih sering dialami ibu-ibu hamil kulit berwarna dibanding mereka yang berkulit
putih.
6
2. Usia
Dengan bertambahnya usia, kemungkinan terjadinya kehamilan ganda semakin besar.
Akan tetapi selepas umur 40 tahun, probabilitas terjadinya kehamilan ganda akan
menurun lagi.
3. Hereditas/keturunan
Hamil kembar biasanya diwariskan secara maternal (garis keturunan ibu). Bila dari
garis keturunan ibu ada yang kembar, maka prosentase melahirkan anak kembar lebih
besar. Namun tidak tertutup kemungkinan garis keturunan ayah bisa menimbulkan
kehamilan kembar. Yang pasti, insiden atau angka kejadian dari garis maternal lebih
besar dibanding dari garis paternal.
4. Obat-obatan
Ibu yang memakai obat pemicu ovulasi untuk mematangkan sel telurnya juga ikut
meningkatkan peluang terjadinya kehamilan kembar. Soalnya, dengan obat tersebut
sel telur yang matang pada setiap siklus jadi lebih dari satu. Obat ini biasanya
diberikan pada pasangan yang sulit hamil dengan faktor penyebab infertilitas indung
telur. Itulah mengapa, pada kasus-kasus pasangan yang sulit mendapat momongan
kemudian menjalani terapi obat-obat penyubur ini, bila akhirnya terjadi kehamilan,
biasanya merupakan kehamilan kembar.
b. Prosedur fertilisasi in vitro
Di sini beberapa embrio yang sudah dibuahi diimplantasikan dalam rahim. Jika semua
berkembang dengan baik, maka terjadi pertumbuhan lebih dari satu. Di atas usia
kehamilan 30 minggu, berat badan masing-masing janin ini umumnya lebih ringan
dibanding janin pada kehamilan tunggal di usia kehamilan yang sama. Perbedaan
berat saat persalinan bisa mencapai 1000-1500 gram. Penyebabnya diperkirakan
adalah regangan berlebih pada uterus, hingga sirkulasi darah di plasenta mengalami
penurunan.
E. Patofisiologi
Pada kembar identik atau kembar monozigote, proses terjadinya yaitu pada saat
pembuahan, satu ovum dibuahi oleh satu sel sperma. Kemudian terbentuk zigote. Zigote
membelah secara mitosis, dari 1 sel menjadi 2, dari 2 sel menjadi 4 dan seterusnya yang
disebut fase morula, blastula, gastula, dan neurula.
Bila pembelahan seperti diatas terjadi pada fase morula (1-3 hari setelah pembuahan),
maka setiap embrio akan memiliki kantong ketuban yang berbeda dan satu plasenta.
7
Kemudian pada fase primitif, akan terjadi pemisahan sempurna yang akan berkembang
menjadi 2 (atau lebih) janin yang kembar identik.
Bila pada fase primitif terjadi gangguan, atau terdapat kegagalan pembelahan, maka
biasanya akan menimbulkan kecacatan fisik atau dempetnya bagian tubuh tertentu.
Ketidaksempurnaan akibat gangguan segmentasi inilah yang menyebabkan proses
pemisahan dua jabang bayi tak berlangsung sempurna dan disebut kembar siam.
Pada kembar fraternal atau kembar dizigote, dimana terjadi dua ovum yang matang
secara bersama – sama dibuahi oleh masing masing 1 sel sperma. Sehingga pada proses
pembelahan selanjutnya akan terbentuk 2 janin dengan 2 plasenta, 2 amnion dan 2 korion
yang terpisah, tetapi masih dalam satu rahim.
8
Bangsa, umur, peritas, keturunan, obat penginduksi ovulasi
2 ovum dibuahi 2 sperma
Presentasi janin normal
Persalinan pervaginam
Mal presentasi
Perubahan hormon
Mual, muntah, anoreksia
2 zigote
Resiko tinggi infeksi Post operasi (SC)
Ancaman kematian ibu & janin
Kurang informasi
Kurang pengetahuan
Bayi prematur
Uterus membesar sesuai usia kehamilan
Kehamilan Ganda
Ansietas
Perubahan eliminasi urine
(sering berkemih)
Tekanan abdomen meningkat
Resting intoleransi aktivitas
Kepekaan uterus meningkat
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
F. WOC/Pathway
9
Pembedahan (SC)
Hambatan pada tingkat blastula, zigote
mengalami pembelahan
1 ovum dibuahi 1 sperma (1 zigote)
G. Manifestasi Klinis
1. Ukuran uterus, tinggi fundus uteri, dan lingkar abdomen melebihi ukuran yang
seharusnya untuk usia kehamilan akibat pertumbuhan uterus yang pesat selama
trimester kedua.
2. Mual dan muntah berat (akibat peningkatan kadar hCG).
3. Pada palpasi abdomen didapat tiga atau lebih bagian besar dan/atau banyak bagian
kecil, yang akan semakin mudah diraba terutama pada trimester ketiga
4. Pada auskultasi ditemukan lebih dari satu bunyi denyut jantung janin yang jelas- jelas
berbeda satu sama lain (berbeda lebih dari 10 denyut jantung permenit dan terpisah
dari detak jantung ibu).
5. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
6. Keluhan kehamilan lebih berat dirasakan daripada kehamilan dengan bayi tunggal.
Keluhan pada kehamilan kembar diantaranya terasa sesak napas, sering ingin kencing,
edema tungkai, pembesaran pembuluh darah (varises).
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi memudahkan diagnosis kehamilan ganda, evaluasi pertumbuhan janin
dan identifikasi presentasi janin.
2. Foto abdomen dapat membantu bila USG tidak tersedia.
3. Pemantauan frekuensi jantung janin memberikan penilaian kesehatan janin.
I. Penatalaksanaan
1. Penanganan dalam Kehamilan
a. Prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi
yang timbul, dan bila diagnosa telah ditegakkan periksa ulang akan lebih sering (1
kali seminggu pada kehamilan 32 minggu ke atas).
b. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang, karena akan
merangsang partus prematurus.
c. Pemakaian gurita korset yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa
lebih ringan.
d. Pemeriksaan darah lengkap, Hb dan golongan darah.
e. Makanan dianjurkan mengandung banyak protein dan makan dilaksanakan lebih
sering dalam jumlah lebih sedikit.
10
f. Bila ada tanda-tanda partus prematurus yang mengancam dengan pemberian
betamethason 24 mg per hari untuk pematangan janin.
g. Anjurkan rawat inap bila:
- ada kelainan obstetri,
- ada his/pembukaan serviks,
- adanya hipertensi,
- pertumbuhan salah satu janin terganggu,
- kondisi sosial yang tidak baik,
- profilaksis/mencegah partus prematurus dengan obat tokolitik,
- pemasangan jerat (Shirodkar’s operation).
2. Penanganan dalam Persalinan
a. Bila anak I letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa, ditolong seperti biasa
dengan episiotimi mediolateralis.
b. Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk menentukan
keadaan janin II. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah ibu dan lain-lain.
c. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila janin II letak membujur,
ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak deras mengalir keluar.
Tunggu dan pimpin persalinan anak II seperti biasa.
d. Awas atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka sebaiknya
dipasang infus profilaksis.
e. Bila ada kelainan letak anak II, misalnya melintang atau terjadi prolaps talipusat
dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrik;
- Pada letak lintang coba versi luar dahulu.
- Atau lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi;
- Pada letak kepala persalinan dipercepat dengan ekstraksi vakum atau forceps.
- Pada letak bokong atau kaki; ekstraksi bokong atau kaki.
f. Indikasi sectio caesarea hanya pada:
- Janin I letak lintang;
- Terjadi prolaps talipusat;
- Plasenta previa;
- Terjadi interlocking pada letak kedua janin 69; anak I letak sungsang dan anak
II letak kepala.
11
J. Komplikasi
Komplikasi potensial meliputi hal – hal berikut :
1. Persalinan dan kelahiran prematur, yang terjadi 5 sampai 10 kali lebih sering
dibangding kehamilan tunggal, dan merupakan ancaman terbesar bagi kehamilan
kembar / ganda.
2. Kelainan letak (mal presentasi) kembar yang pertama, dapat bokong, oblik, atau
lintang dan diperkirakan terjadi pada 25 – 30 % kasus.
3. Persalinan disfungsional, yang disertai dengan peregangan uterus yang berlebihan.
4. Malformasi janin.
5. Prolaps tali pusat.
6. Hidramnion.
7. Anemia defisiensi besi pada bumil.
8. Pre eklampsia atau eklampsia.
9. Perdarahan antepartum, baik plasenta previa ataupun solusio plasenta, yang dapat
terjadi pada hampir 5 % kehamilan kembar.
10. Perdarahan post partum.
11. Toxaemia gravidarum, lebih sering terjadi pada kehamilan kembar dibandingkan
dengan kehamilan tunggal.
K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa
Pada anamnesa dapat diketahui adanya anak kembar dalam keluarga, umur
dan paritas ibu hamil juga diperhatikan. Ibu merasa bahwa perutnya lebih besar
dari semestinya kehamilan, dan pergerakan anak mungkin lebih sering terasa. Kaji
keluhan subjektif seperti: perasaan berat, sesak napas, bengkak kaki dan lain –
lain.
b. Pemeriksaan fisik.
a) Inspeksi
Perut lebih besar dari tuanya kehamilan.
b) Palpasi
Fundus uteri lebih tinggi tidak sesuai dengan usia kehamilan. Teraba 3 bagian
besar janin, teraba 2 balotement, teraba gerakan – gerakan janin yang lebih
banyak, serta teraba banyak bagian – bagian kecil
12
c) Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan
perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau sama – sama dihitung
dan berselisih 10.
d) Vaginal toucher
Mungkin teraba kepala yang sudah masuk kedalam rongga pinggul diatas
simphisis teraba bagian besar.
2. Diagnosa Keperawatan
PRE OPERASI
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah,
anoreksia.
2) Perubahan eliminasi urine b.d pembesaran uterus dan peningkatan tekanan
abdomen.
3) Resiko tinggi intoleransi aktivitas b.d kepekaan uterus meningkat.
4) Ansietas b.d kemungkinan kelahiran prematur, ancaman yang dirasakan atau
aktual terhadap janin dan diri sendiri.
5) Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi b.d kurangnya informasi.
POST OPERASI
1) Resiko tinggi infeksi b.d prosedur pembedahan.
3. Intervensi Keperawatan
PRE OPERASI
No.
Dx
NOC NIC Rasional
1 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3x24 jam kebutuhan
nutrisi adekuat dengan
kriteria hasil:
Mual dan muntah
berkurang.
Berat badan
meningkat karena
1. Kaji pola makan
klien saat ini dan
masa lalu.
2. Timbang berat badan
klien, bandingkan
1. Memastikan status nutrisi
sebelum konsepsi adalah
penting untuk manajemen
perkembangan janin yang
tepat, khususnya jaringan
otak pada minggu awal
kehamilan.
2. Berat badan yang kurang
beresiko terhadap anemia,
13
adanya kehamilan
ganda dan sesuai
dengan usia
kehamilan.
Nafsu makan
meningkat.
berat badan saat ini
dengan berat badan
kehamilan.
3. Anjurkan makan
sedikit tapi sering dan
sajikan dalam
keadaan hangat,
menu seimbang.
defisiensi vitamin, mineral,
protein.
3. Menghindari mual saat
makan sehingga makanan
dapat masuk ke tubuh
2 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3x24 jam pola elminasi
BAK normal
(frekuensi, jumlah)
dengan kriteria hasil:
Fekuensi berkemih
6-7 kali/hari.
Dapat
mengidentifikasi
cara untuk
mencegah statis
urunarius.
1. Berikan informasi
tentang perubahan
perkemihan
sehubungan dengan
trimester ketiga.
2. Anjurkan klien untuk
melakuakn posisi
miring kiri saat tidur,
perhatikan keluhan
nokturia.
3. Berikan informasi
mengenai perlunya .
masukan cairan 6
sampai 8 gelas
perhari.
1. Membantu klien
memahami alasan fisiologis
dari frekuensi berkemih
dan nokturia. Pembesaran
uterus trimester ketiga
menurunkan kapasitas
kandung kemih,
mengakibatkan sering
berkemih.
2. Meningkatkan perfusi
ginjal, memobilisasi bagian
yang mengalami edema
dependen, edema
berkurang pada pagi hari
(pada kasus edema
fisiologis).
3. Berguna untuk
mempertahankan tingkat
cairan.
3 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3x24 jam kebutuhan
ADL klien terpenuhi
1. Anjurkan klien
melakukan aktivitas
dengan istirahat yang
cukup.
1. Menghemat energi dan
menghindari pengerahan
tenaga terus menerus untuk
meminimalkan kelelahan.
14
dengan kriteria hasil:
- Klien dapat
menyatakan
kesadaran terhadap
toleransi aktivitas.
- Klien dapat
merencanakan
perubahan yang
perlu pada gaya
hidup / aktivitas
setiap hari.
- Bebas dari
kelelahan
berlebihan atau
kepekaan /
kontraksi terus
menerus dari uterus.
2. Anjurkan istirahat
yang adekuat dan
penggunaan posisi
miring kiri.
3. Tekankan pentingnya
aktivitas hiburan
yang tenang.
2. Meningkatkan aliran darah
ke uterus dan dapat
menurunkan kepekaan
uterus.
3. Mencegah kebosanan dan
menigkatkan kerja sama
dengan pembatasan
aktivitas.
4 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1x24 jam ansietas
berkurang dengan
kriteria hasil:
Klien tampak rileks.
Klien melaporkan
ansietas berkurang
sampai tingkat
dapat diatasi.
1. Perhatikan tingkat
ansietas dan derajat
pengaruh terhadap
kemampuan untuk
berfungsi / membuat
keputusan.
2. Tinjau ulang
kemungkinan
kemungkinan sumber
ansietas.
3. Kaji tingkat stress
klien / pasangan
berhubungan dengan
komplikasi medis,
hubungan pasangan,
hubungan dengan
anggota keluarga, dan
1. Stress yang tidak diatasi
dapat mempengaruhi
penyelesaian tugas
kehamilan.
2. Kehamilan tidak lengkap
dihubungkan dengan
beberapa ansietas bagi
klien.
3. Pola hubungan yang buruk
akan meningkatkan tingkat
stress.
15
ketersediaan dan
jaringan kerja
pendukung.
5 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3x24 jam klien
menyatakan
pemahaman mengenai
situasi resiko tinggi dari
kehamilan ganda
dengan kriteria hasil:
Klien dapat
mengungkapkan
kesadaran akan
kondisi yang
membuat klien
beresiko.
Klien dapat
menyebutkan
kemungkinan
tindakan
pencegahan.
Klien berpartisipasi
untuk mencapai
kemungkinan
kehamilan dan
persalinan terbaik.
1. Berikan informasi
yang adekuat
berhubungan dengan
situasi resiko tinggi,
termasuk penjelasan
yang singkat dan
sederhana dari
perubahan
patofisiologis dan
implikasi maternal
dan janin.
2. Berikan informasi
yang tepat berkenaan
dengan skrining dan
metode tes serta
prosedur.
3. Identifikasi tanda –
tanda bahaya yang
memerlukan
pemberitahuan segera
terhadap pemberi
perawatan kesehatan.
1. Meningkatkan pemahaman
klien.
2. Memberikan kepuasan
pada pasien akan informasi.
3. Pengenalan situasi beresiko
tinggi mendorong
evaluasi/intervensi segera,
yang dapat meningkatkan
atau membatasi hasil.
POST OPERASI
No.
Dx
NOC NIC Rasional
1 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1. Kaji suhu dan
pernapasan klien.
1. Peningkatan TTV dapat
mennunjukkan terjadinya
16
3x24 jam tidak terjadi
infeksi dengan kriteria
hasil:
- Tidak terdapat tanda
gejala infeksi
- TTV dalam batas
normal.
2. Rawat luka post
operasi SC dengan
teknik aseptik secara
rutin, dan laporkan
bila terdapat tanda
gejala infeksi.
3. Kolaborasi medis
pemberian
antibiotika, anti
inflamasi.
infeksi.
2. Perawatan luka secara
aseptik dapat mengurangi
resiko infeksi.
3. Untuk penatalaksanaan
mencegah infeksi.
17