PJK kasus 1

25
TUGAS FARMAKOTERAPI TERAPAN KASUS 1 JANTUNG KORONER Disusun Oleh : Kelompok 11 1. Desty Widya Pentasari (142211101075) 2. Agustina Rahayu Akbar (142211101076) 3. Dinar Bugi mawarni (142211101077)

description

kasus farter

Transcript of PJK kasus 1

TUGAS FARMAKOTERAPI TERAPAN

KASUS 1 JANTUNG KORONER

Disusun Oleh : Kelompok 11

1. Desty Widya Pentasari (142211101075)2. Agustina Rahayu Akbar(142211101076)3. Dinar Bugi mawarni(142211101077)PROGRAM STUDI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER

2015Kasus 1 Penyakit Jantung Koroner

1. Penyakit Jantung Koroner

IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien: Tn. BW

Ruang

: Pav. Jantung kelas 1

Umur

: 59 Tahun

Tanggal MRS: 23 April 2012

Tanggal KRS: 28 April 2012

Diagnosa

: Penyakit Jantung Koroner I. SUBYEKTIF (Saat MRS)

Keluhan Utama

Sesak Nafas dan nyeri kepala

Keluhan Tambahan

-

Riwayat Penyakit Dahulu

PJK Diabetes dan Retinopathy Hipertensi Kolesterol Riwayat Pengobatan

Metformin XR 1x1 Glimepirid x 1 Lantus 1x1 14 unit Concor 2,5 mg 1x1 Simvastatin 1x1 Evotil(fibrat) 1x1 Diltiazem 2x1 Riwayat Keluarga/Sosial

-

Alergi Obat

OBYEKTIF

3.1 Tanda Vital

ParameterTanggal

2324252627

Tekanan Darah (mmHg)140/90160/90130/80130/80150/91

Suhu Tubuh(0 C)3636363636

Denyut Nadi (/menit)8880807281

Respiration Rate (/menit)2620222220

3.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium

ParameterNilai NormalTanggal

23242526

Glukosa 80-100157109-135

HBA1c8% maka membutuhkan dua agen atau lebih untuk mencapai target glisemi. (Dipiro, 2008)

Metformin XR merupakan sediaan lepas lambat yang dapat mengurangi efek samping saluran cerna dan bisa digunakan sekali sehari (Dipiro,2008).Pemberiannya setelah makan.

Glimepirid merupakan hipoglikemik dengan merangsang sekresi insulin pada pankreas. Serta glimepirid adalah satu-satunya OAD yang dapat meningkatakan HDL-C. (Tjokroprawiro, 2007-58). Glimepirid diminum sebelum makan.Lantus merupakan insulin glargine dengan jenis kerja lama. Penggunaan suntikan insulin SK dilakukan sebelum tidur.

Dosis Metformin XR Awal: 500 mg dua kali sehari atau 850 mg sekali sehari; peningkatan dosis secara bertahap.Pada penyakit kardiovaskular Metformin, dapat digunakan sendiri atau kombinasi dengan agen lainnya (sulfonilurea), efektif pada diabetes. (DIH, 2008)Dosis Glimepirid pada tipe 2: Oral: 1-2 mg sekali sehari. peningkatan 2 mg 1-2 minggu berdasarkan glukosa darah pasien, dosis maksimum 8 mg sekali sehari. (DIH, 2008)

Dosis glimepirid dapat dinaikan 0,5mg karna kadar glukosa darah pada pasien belum terkontrol, sehingga dosis glimepirid menjadi 1mg/hari

Dosis: Diabetes tipe 2: 10 unit/ sehari(DIH, 2008).

Dosis lantus yang berlebihan yaitu 14unit pada malam hari sebaiknya diturunkan menjadi 10unit sesuai dengan dosis maksimum lantus pada DIH.

Akan tetapi guna untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sebaiknya Lantus digunakan pada pagi hari. Hal tersebut sesuai dengan data TKOI bahwa pemberian suntikan insulin pagi hari lebih praktis dan memberikan hasil metabolik yang lebih baik. Jika diberikan pada pagi hari sebaiknya 30menit sebelum makan pagi. (Tjokroprawiro, 2007 - 62)Kepatuhan pasien menjadi sangat penting dalam pengobatan diabetes mellitus. Agar kontrol gula darah berhasil dengan baik, sehingga penyakit yang lainnya juga terkontrol.

Plan :

Perlu dilakukan konseling pada semua pasien yang menerima terapi insulin pada pengenalan dan pengatasan hipoglikemi dan peningkatan dosis glimepirid menjadi 1mg/hari.Monitoring :

Pemeriksaan optalmologis paling tidak tiap 6-12 bulan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan retinopati.

Karna pasien juga diterapi dengan insulin sebaiknya dimonitor untuk hipoglisemi dengan menanyakan mengenai berkeringat pada malam hari, palpitasi (denyut jantung yang tidak teratur).Kontrol glukosa, HBA 1C, kreatininInformasi :

Kontrol gula darah secara rutin dan pemantauan fungsi ginjal.

Jangan mengunyah / menghancurkan tablet metformin.

Hati-hati dalam pemakaian karena dapat Dapat menyebabkan rasa mengantuk dan pusing.

Penggunaan suntikan lantus dan glimepirid pada pagi hari sebelum makan.

Perbanyak makan makanan sayur dan buah seperti brokoli dan apel

Hipertensi Dari keterangan diagnosis dokter dan data lab TD 140/80 (STAGE I) Concor 2,5 mg 1x1 Diltiazem 2x300mg Fasorbid 3x1

Concor adalah golongan blocker dengan kandungan bisoprolol fumarate yang digunakan untuk terapi pilihan pertama pada pasien yang sebelumnya mengalami hipertensi dan iskemi jantung. blocker memiliki aksi mengurangi aksi simpatetik terhadap jantung sehingga menurunkan kerja jantung,menurunkan cardiac output, mengurangi aktivasi RAA sistem. Penggunaan CCB diberikan jika setelah pemberian blocker terjadi serangan berulang. Diltiazem menyebabkan bradikardi, sehingga mengurangi beban kerja jantung. (Dipiro, 2008). Hal tersebut juga didukung dengan pemberian nitrat (ISDN) dan calcium channel blocker (Diltiazem), dimana kombinasi antara blocker+nitrat+CCB merupakan terapi untuk jangka panjang untuk mencegah serangan ulang dan managemen komplikasi.

Pada saat pasien MRS (23 April), pasien tidak diberikan blocker sebagai terapi hipertensi, hanya diberikan CCB dan ditambahkan dengan terapi nitrat. Akibat penghentian blocker yang tiba-tiba menyebabkan TD pasien menjadi naik di hari esoknya (tanggal 24 April). (Dipiro, 2008)

Dosis Concor untuk hipertensi : 2,5-5 sekali sehari. Peningkatan dosis 10-20mg. (DIH, 2008)

Menurut JNC7 (2004) dosis bisoprolol 2,5-10mg sekali sehari.

Dosis diltiazem untuk awal angina : 120-180 mg sekali sehari dengan DM : 480 mg/hari (DIH,2008).

Menurut JNC (2004), dosis diltiazem 180-420mg sekali sehari.Terjadi kelebihan dosis pada diltiazem. Dimana pasien mendapatkan diltiazem sebanyak 600mg/hari. Hal tersebut tidak sesuai dengan guidline JNC7 2004 atau DIH 2008Plan :

Direkomendasikan kepada dokter untuk tidak menghentikan tiba-tiba pemberian blocker. Direkomendasikan pada dokter untuk frekuensi penggunaan diltiazem sebaiknya sekali sehari dengan dosis 300mg.

Monitoring :

Monitoring sesak nafasnya, kadar nitrat dalam darah serta nilai TD.

Gol terapi pasien TD dengan diabetes adalah