KASUS 1

13
KASUS 1 Paul Fanner adalah seorang dokter dan antropologi yang dua dekade terakhir ini menghabiskan waktunya antara Harvard dan sebuah klinik medis di Haiti. Sejak awal kedatangannya di Haiti ia telah diperlihatkan mengenai HIV / AIDS dan dalam tulisannya ia membahas mengenai pandemic kedalam sejarah dan konteks internasional. Di awal tahun 1980an, Haiti menjadi symbol HIV/ AIDS bagi Amerika Utara, tapi ini hanya definisi paling terakhir Haiti untuk Amerika. Dalam 200 tahun terakhir, Haiti adalah tempat yang gelap dan seram. Sejak masa Colombus, pulau ini dieksploitasi oleh Spanyol, lalu Prancis. Sebagai populasi Indian yang memperbudak Afrika, membawanya untuk bekerja pada perkebunan. Pemberontakan budak secara besar-besaran dimulai pada 1971, dan pada 1804 Republik Haiti menjadi kota kedua yang membebaskan dirinya dari colonial Eropa. Tapi, kota yang pertama, Amerika Serikat, masih mempertahankan perbudakan dan contoh perbudakan kasar Haiti mengerikan dan membuat takut penanam dari Amerika Selatan.

description

hhgyg

Transcript of KASUS 1

Page 1: KASUS 1

KASUS 1

Paul Fanner adalah seorang dokter dan antropologi yang dua dekade

terakhir ini menghabiskan waktunya antara Harvard dan sebuah klinik

medis di Haiti. Sejak awal kedatangannya di Haiti ia telah diperlihatkan

mengenai HIV / AIDS dan dalam tulisannya ia membahas mengenai

pandemic kedalam sejarah dan konteks internasional.

Di awal tahun 1980an, Haiti menjadi symbol HIV/ AIDS bagi Amerika

Utara, tapi ini hanya definisi paling terakhir Haiti untuk Amerika. Dalam

200 tahun terakhir, Haiti adalah tempat yang gelap dan seram. Sejak masa

Colombus, pulau ini dieksploitasi oleh Spanyol, lalu Prancis. Sebagai

populasi Indian yang memperbudak Afrika, membawanya untuk bekerja

pada perkebunan. Pemberontakan budak secara besar-besaran dimulai

pada 1971, dan pada 1804 Republik Haiti menjadi kota kedua yang

membebaskan dirinya dari colonial Eropa. Tapi, kota yang pertama,

Amerika Serikat, masih mempertahankan perbudakan dan contoh

perbudakan kasar Haiti mengerikan dan membuat takut penanam dari

Amerika Selatan.

Sejak pertengahan abad ke-19 Amerika Serikat secara teratur

mengirimkan kapal perang untuk melindungi Haiti dari keinginan

Amerika dan sejak tahun 1915 sampai 1937 U.S Marines telah mengisi

Haiti. Voodo dan kegelapannya, ritual kegembiraan, merupakan

gambaran seram yang menyulitkan negara ini. Diawal tahun mengenai

HIV/ AIDS, saat adanya sedikit pengertian, dan ketika banyak pengungsi

miskin dari Haiti yang positif HIV / AIDS, sangat mudah bagi Amerika

Utara menyalahkan penduduk Haiti mengenai penyakit ini.

Dari pandangan Haiti, bagaimanapun AIDS hanya pengelabuan

penghinaan terakhir di kota dari Amerika Serikat. Tapi alasan yang paling

Page 2: KASUS 1

mendekati mengenai penyakit itu dijelaskan oleh kepercayaan penduduk

Haiti dalam ilmu sihir-seseorang mengirim kemalangan pada yang

lainnya. Diawal pekerjaanya (1992), Paul Farmer ditekankan atmosfer

penuduhan dan membalas-tuduhan yang mencirikan awal dari HIV /

AIDS, sejauh sejarah dan konteks budaya dari penuduhan ini dibuat.

Dipekerjaan yang selanjutnya (1999), ia menkonsentrasikan pada akibat

dari kemiskinan, HIV/ AIDS tidak bisa diobati, tapi itu bisa dikendalikan

dengan pengobatan yang mahal dan berefek besar yang semata-mata

menjangkau kebanyakan para petani Haiti :

Salah satunya berkesan oleh kekuatan dari pengobatan modern

yang sbelumnya membuat kecewa oleh karena gagal

mengirimknya secara adil . . Bepindah sepanjang garis kesalahan

masyarakat, HIV terus mempertahankan dirinya diantara negara

miskin dan marjinal (Farmer, 1999:264-265)

Dan antropologi medis saat ini, setelah bertahun-tahun berkaca pada

aspek biologi, budaya dan sejarah HIV / AIDS, berputar pada kenyataan

dimana ketidaksamaan bangunan dalam sistem sosial transnasional yang

akan mempertahankan dan menyebarkan HiV/AIDS diantara kemiskinan.

Dan sekali lagi kita melihat manfaat berpikir dalam ungkapan dari sebuah

model biokultural, sebagai sampingan yang hanya dimengerti oleh diri-

sendiri.

Tugas :

1. Apakah persepsi tentang HIV/AIDS dimata masyarakat Haiti?

HIV/AIDS dari sudut pandang masyarakat Haiti merupakan

penghinaan tanpa alasan yang jelas dari masyarakat AS dan mereka

menganggap bahwa HIV/AIDS disebabkan karena ulah penyihir yang

menyebarkan kemalangan kepada orang lain.

Page 3: KASUS 1

2. Apakah yang dimaksud dengan sakit dan apa perbedaannya antara

sakit dan penyakit ?

Sakit adalah suatu yang muncul dengan sendirinya yang diidentifikasi

sebagai gejala spesifik dan tanda-tanda, dan termasuk sensasi pasien

dan perasaan, cacat, sikap ketidaknyamanan, dan efek dari gejala

kegiatan dan hubungan. Penyakit adalah hanya kumpulan gejala dan

temuan klinis berkumpul untuk kebaikan profesi medis dan pasien.

Perbedaannya secara singkat penyakit bisa didiagnosa, sedangkan

sakit adalah pengalaman yang dirasakan pasien. Sebagai tambahan

bahwa pasien mungkin mengalami penyakit namun tidak merasakan

sakit.

3. Apa yang dimaksud dengan istilah “seeking behavior” ?

Seeking behavior adalah suatu issue yang berpengaruh pada

perubahan yang mana terdiri dari dua pilihan yaitu tetap sehat atau

jatuh sakit sehingga pasien berusaha untuk mencari jalan untuk

mempertahan kan kesehatannya.

4. Kenapa budaya memiliki pengaruh yang penting pada kesehatan

manusia dan sakit ?

Karena variasi sehat tidaklah uni-dimensional sederhana tapi

kompleks dan inter-relasi. Factor budaya sendiri berpengaruh kepada

isu gaya hidup seperti diet, penggunaan alcohol, merokok dan latihan

fisik, kepercayaan bagaimana sehat itu secara umum dan mencari

gaya hidup sehat atau health seeking behavior. Selain itu budaya

mempengaruhi proses dan hasil akhir konsultasi pasien terhadap

penyakit-penyakit tertentu yang disadari atau tidak membawa

keuntungan atau justru merusak kesehatan pasien itu sendiri.

5. Kenapa dokter harus memahami tentang keberagaman dan

multicultural pada masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan?

Page 4: KASUS 1

Karena seorang dokter diharapkan memiliki sensitivitas terhadap latar

belakang pasiennya etnis, social, dan budaya yang dapat

mempengaruhi kualitas hubungan dokter-pasien. Pasien tidak datang

pada dokter hanya dengan latar belakang budaya yang berbeda saja

namun juga beda dari segi gender, pendapatan dan kelas social yang

membedakannya untuk mengambil keputusan terkait masalah

kesehatannya. Selain itu dokter yang memahami factor budaya yang

terdapat pada pasien dapat membantu pasien dalam mengambil

keputusan yang tepat terkait permasalahan kesehatannya dengan tetap

memperhatikan budaya yang dipilih pasien.

6. Bagaimana cara kamu menerapkan strategi pada perspektif silang

budaya pada kasus ini?

7. Apakah hal yang menentukan mengenai penyakit pada kasus yang ada

dalam pikiran Paul Farmers ?

Dari cerita diatas maka menurut Paul bahwa yang membuat

HIV/AIDS menjadi polemic adalah tingkat kemiskinan sehingga

pengidap HIV/AIDS tidak dapat menjangkau pengobatan, tuduhan

yang berlebihan terhadap masyarakat Haiti terkait penyebaran

HIV/AIDS, serta kesadaran masyarakat Haiti yang masih menganggap

bahwa HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh ilmu gaib

atau sihir.

KASUS 2

Dr. S menjadi sangat frutasi dengan pasien-pasienya yang datang

kepadanya sebelum atau setelah berkonsultasi dengan parktisi kesehatan

bukan medis untuk penyakit yang sama. Ia menganggap itu sebagai

sampah dari sumber kesehatan yang akan berakibat kontraproduktif bagi

kesehatan si pasien. Dia mengambil keputusan untuk mengatakan pada

Page 5: KASUS 1

pasien-pasien ini bahwa ia tidak akan lebih lama merawatnya apabila

mereka tetap mengunjungi praktisi-praktisi yang lain untuk penyakit yang

sama. Ia bermaksud mendekatkan asosiasi medisnya pada lobi

pemerintah untuk mencegah dan mengontrol bentuk dari pelayanan

perawatan kesehatan.

Asignment

1. Dalam semua masyarakat sosial dengan tipe pengobatan yang berbeda

dan perawatan co-exixt, termasuk penyembuhan secara tradisional.

Diskusikan bagaimana seorang dokter harus memperlakukan pasien

yang memilih menggunakan treatment lainnya daripada

biomedicine/pengobatan medis !

sebaiknya dokter tersebut mencari tahu alasan si pasien untuk lebih

memilih pengobatan non medis, dokter juga harus membenahi diri

karena mungkin saja memang ada yang salah dari sisi kita sebagai

dokter hingga si pasien tidak lebih mempercayai pengobata medis.

Dokter juga harus memberikan informasi yang sejelas-je;asnya pada si

pasien yang tentunya menekankan pada evidence base yang kita miliki

sebagai praktisi kesehatan agar si pasien lebih percaya. Selain itu dokter

harus melakukan pendekatan-pendekatan dari segi agama , budaya dll

mungkin saja pasien memilki sudut pandang yang berbeda

2.Apakah hal tersebut membuat perbedaan bahwa hal tersebut tidak

mengancam kehidupan? Kenapa/kenapa tidak?

Hal tersebut bisa saja membawa risk pada hidup seseorang dimana

pengobatan tradisional yang banyak tersedia akhir-akhir ini

contohnya tidak berdasarkan research yang dianggap memenuhi

standard dalam duania kedokteran bahkan justru lebih terkesan hanya

Page 6: KASUS 1

trial error atau menggunakan penjelasan yang ngawur mengenai

pengobatan kepada pasien yang jelas bisa disembuhkan dengan jalur

medis.

SELF ASSAMENT

. Soal :

1. Jelaskan mengenai persepsi dari health dan illness pada komunitas

2. Kebudayaan adalah faktor penentu dari health dan illness manusia

3. Jelaskan dengan bahasamu dan berikan argumen

4. Berikan contoh, mengapa kami harus mengerti mengenai

keberagaman dan multiculturalism.

5. Deskripsikan, mengapa kamu harus mengembangkan strategi dari

persepsi cross-cultural pada program pelayanan kesehatan.

jawaban

1.Health dan illness memiliki persepsi yang berbeda di masing-masing

komunitas. Sehingga penanganan health maupun illness oleh

masyarakat pun berbeda pula di setiap daerah atau suatu komunitas. Hal

itu dipengaruhi oleh banyak hal, namun pengaruh utamanya adalah

kebudayaan. Tidak semua orang percaya bahwa suatu penyakit

terseebut masih bisa diobati masih banyak komunitas apabila menemui

penyakit yang bersifat medis langsung mengarah ke black magic

padahal belum tentu sakit.Tidak semua komunitas memilki pandangan

yang sama terhadap health dan illness hal tersebut tergantung

bagaimaana seseorang menyikapinya.

Page 7: KASUS 1

2. Iya,Kebudayaan memang penentu sehat dan sakit

3. Dapat dilihat dari beberap conroh berikut misalnya saja budaya

cuci tangan sebelum makan itu merupakan kebudayaan yang harus

kita laksanakan setiap harinya apabila tak dilaksanakan perut kita

bisa sakit , selain itu pandangan sehat dan sakit antara warga kota

dan pedalam sangat berbeda warga kota yang menganggap segala

penyakit bersifat medis akan langsung mengobatinya ke dokter lain

halnya dengan warga di pedalaman yang mengannggap suatu

penyakit disebabkan oleh ilmu hitam jadi pengobatan medis tidak

dilakukan sehinnga akan merugikan si pasien sendiri.

4. Sebuah contoh : dr billy adalah dokter dari jakrata dan bertugas di

daerah papua menangani pasien yang merupakan pendatang di

wilayah tersebut sanagtlah mudah ia menanganinya tetapi setelah

itu dokter kedatangan pasien yang merupakan penduduk asli di

sana mereka memang memakai bahasa yang sama dengan dokter

billy tetapi menybutkan suatu penyakit dengan istilah yang tidak

dimengerti oleh si dokter , si dokter pun kebingungan untuk

memberikan obat pada pasien tersebut , untung dokter tersebut

memilki perawat yang menegrti istilah yang diungkapkan pasien

tersebut..

Dari contoh diatas bisa kita simpulkan sebagai dokter sangat perlu

mengenal dan mengerti keberagaman budaya serta multicultural

yang terdapat di masyarakat.Apabila dokter yidak mengetahui

budaya sekitarnya sikap profesional dokter akan diragukan oleh

pasiennya dan kemungkinan pasien akan malas berkunjung kepada

dokter .

5.Kita sebagai tenaga medis seharusnya memang mengerti mengenai

Page 8: KASUS 1

perbedaan kebudayaan yang terdapat di masyarakat. Karena tidak

bisa dipungkiri bahwa kita akan terlibat langsung dengan masyarakat.

Apalagi kita sebagai tenaga medis, masyarakat datang kepada kita

secara utuh, membawa seluruh masalah yang ia miliki, jadi kita harus

melakukan banyak pendekatan pada mereka agar tepat dalam

melakukan penanganan maupun pengobatan. Pendekatan tersebut

tidak bisa kita lakukan dengan baik jika tidak terjadi komunikasi yang

baik pula. Dan komunikasi yang baik akan terjadi jika pasien sudah

merasa nyaman karena merasa kita mengerti segalah hal maupun

masalah yang ia miliki. Untuk terjalin hubungan yang baik seperti itu,

kita tentunya perlu mengerti mengenai beberapa kebudayaan, karena

pastinya satu pasien dengan pasien lainnya memilki beragam

kebudayaan. Jadi agar selalu bisa menjalin hubungan yang baik

kepada pasien, kita sebagai dokter sebaiknya mengembangkan strategi

persepektif cross-cultural agar pasien nantinya mendapatkan

pelayanan semaksimal mungkin.