KASUS 1

36
KASUS 1 Masyarakat di RW 14 Kelurahan Y terdiri atas 525 jiwa penduduk yang terdiri dari 250 orang laki-laki dan 275 orang perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk tersebut 58 % (303 orang) termasuk pada usia produktif (15-49 tahun), bayi dan balita 15 %, usia 6-14 tahun 12 %, dan usia lansia 15 %. Crude Birth Rade (CBR) 1,7 %, Crude Date Rate (CDR) 1,3 %, pada pertengahan tahun berjalan. 48 % termasuk pada kategori keluarga miskin. Tingkat pendidikan penduduk usia produktif : 14 % tidak sekolah sama sekolah, 50 % tamat SD , 22 % tamat SMP, 10 % tamat SMA dan sisanya tamat perguruan tinggi. Mata pencarian penduduk sebagian besar buruh tani (50%), wirawasta 20 %, PNS 10 %, tidak bekerja 20 %. Usia harapan hidup penduduk 68 tahun. Sebagian besar penduduk (90%) memiliki rumah semi permanen, dan sisa 9 % rumah tidak permanen. 57 % menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih juga untuk mandi cuci kakus. Berdasarkan hasil pendataan, 20 % menderita ISPA, 15 % diare,10 % hipertensi dan 2 % mengalami kelumpuhan akibat reumatik. Sebanyak 60 % penderita hipertensi. Masyarakat sudah sepakat untuk mengadakan jumat bersih setiap minggunya untuk menjaga kebersihan. Untuk mengatasi masalah hipertensi pada lansia dilaksanakan kegiatan pemeriksaan tekanan darah secara rutin setiap bulan oleh tenaga kesehatan, untuk masyarakat yang telah mengalami kelumpuhan akibat rematik, petugas kesehatan melakukan latihan rentang gerak pasif di rumah pasien secara teratur.

Transcript of KASUS 1

Page 1: KASUS 1

KASUS 1

Masyarakat di RW 14 Kelurahan Y terdiri atas 525 jiwa penduduk yang terdiri dari

250 orang laki-laki dan 275 orang perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk tersebut 58 %

(303 orang) termasuk pada usia produktif (15-49 tahun), bayi dan balita 15 %, usia 6-14

tahun 12 %, dan usia lansia 15 %. Crude Birth Rade (CBR) 1,7 %, Crude Date Rate (CDR)

1,3 %, pada pertengahan tahun berjalan. 48 % termasuk pada kategori keluarga miskin.

Tingkat pendidikan penduduk usia produktif : 14 % tidak sekolah sama sekolah, 50 % tamat

SD , 22 % tamat SMP, 10 % tamat SMA dan sisanya tamat perguruan tinggi. Mata pencarian

penduduk sebagian besar buruh tani (50%), wirawasta 20 %, PNS 10 %, tidak bekerja 20 %.

Usia harapan hidup penduduk 68 tahun. Sebagian besar penduduk (90%) memiliki rumah

semi permanen, dan sisa 9 % rumah tidak permanen. 57 % menggunakan air sungai sebagai

sumber air bersih juga untuk mandi cuci kakus.

Berdasarkan hasil pendataan, 20 % menderita ISPA, 15 % diare,10 % hipertensi dan 2

% mengalami kelumpuhan akibat reumatik. Sebanyak 60 % penderita hipertensi. Masyarakat

sudah sepakat untuk mengadakan jumat bersih setiap minggunya untuk menjaga kebersihan.

Untuk mengatasi masalah hipertensi pada lansia dilaksanakan kegiatan pemeriksaan tekanan

darah secara rutin setiap bulan oleh tenaga kesehatan, untuk masyarakat yang telah

mengalami kelumpuhan akibat rematik, petugas kesehatan melakukan latihan rentang gerak

pasif di rumah pasien secara teratur.

Page 2: KASUS 1

I. KONSEP DEMOGRAFI

A. Pengertian

Demografi berasal dari kata demos yang berarti rakyat atau penduduk dan

grafein yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-

karangan mengenai penduduk. Achile Guillard (1985) elements de statistique

humaine on demographic compates. Definisi demografi adalah :

Studi ilmiah yang mengangkat masalah kependudukan terutama dalam

kaitannya dengan struktur,perkembangan suatu penduduk.

Merupakan studi statistik dan matematik tentang besar,komposisi,distribusi

penduduk,dan perubahan-perubahan sepanjang masa melalui bekerjanya lima

komponen demografi yaitu kelahiran,kematian,perkawinan dan morbilitas

sosial.

B. Ruang Lingkup

Demografi mencakup batasan-batasan umum kematian,kelahiran,migrasi dan

perkawinan dengan proses penduduk dan hukum pertumbuhan penduduk sedangkan

menurut A Dolphe Laundry (1937) demografi formal bersifat analisis matematis dan

teknik-teknik sosiologikal.

C. Tujuan dan Kegunaan

Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

Menjelaskan pertumbuhan,masa lampau,penurunan dan persebarannya.

Menggambarkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk

dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.

Mencoba meramalkan pertumbuhan di masa yang akan datang dan

kemungkinan-keungkinan konsekuensi.

D. Beberapa dasar ukuran demografi

a. Fertilitas

o Angka kelahiran kasar (CBR)

o Angka kelahiran umur (ASFR)

o Angka Fertilitas Total (TFR)

b. Mortalitas

Page 3: KASUS 1

o Angka kematian kasar (IDR)

o Angka kematian menurut umur (ASDR)

c. Migrasi

d. Angka pertumbuhan penduduk

E. Komposisi Penduduk

Pengelompokan penduduk :

a. Biologis (Umur dan jenis kelamin)

b. Sosial (tingkat pendidikan,status perkawinan)

c. Ekonomi (Pekerjaan,dan tingkat pendapatan).

d. Geografis (Tempat tinggal,kota/desa).

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam

bentuk grafik yang dinamakan piramida penduduk .

Bentuk piramida penduduk ada 3 macam yaitu :

1. Piramida penduduk muda berbentuk limas yaitu piramida ini menggambarkan

jumlah penduduk usia muda lebih besar dibandingkan usia dewasa.

2. Piramida penduduk stasioner yaitu tetap atau berbentuk granat yaitu bentuk ini

menggambarkan jumlah usia muda seimbang dengan usia dewasa.

3. Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan yaitu piramida bentuk ini

menunjukan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan

dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang jumlah penduduk mengalami

penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah yang rendah dan kematian

yang tinggi.

(Wahit Ikbal Mubarak : 2009)

Page 4: KASUS 1

II. STATISTIK VITAL

A. Angka Kesakitan (Morbiditas)

1) Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang

ditemukan pada suatu waktu tertentu di sekelompok manusia.

a. Angka insiden adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya satu tahun) dibandingkan dengan

jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada

pertengahan tahun jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.

Rumus :

Angka insiden : Jumlah penderita x 100 % (1000) x 100 % (1000)

Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersenut

dalam pertengahan tahun.

b. Angka Serangan adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena

penyakit tersebut pada saat yang sama dalam persen atau permil.

Rumus :

Angka serangan : Jumlah penderita baru pada satu saat x 100 % (1000)

Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut

pada saat itu.

c. Angka Serangan Sekunder adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang

terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk

dikurangi yang telah pernah terkena pada serangan pertaa dalam persen atau

permil.

Rumus :

Angka serangan sekunder : Jumlah penderita baru pada serangan kedua x 100

%

Jumlah penduduk-penduduk yang terkena

serangan pertama.

2) Prevalensi

Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang

ditemukan pada waktu jangka tertentu disekelompok masyarakat tertentu.

Page 5: KASUS 1

a. Angka prevalensi periode adalah jumlah penderita lama dan baru suatu

penyakit yang ditemukan pada suatu waktu jangka tertentu dibagi dengan

jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam

persen atau permil.

Rumus :

Angka prevalensi periode : Jumlah penderita lama dan baru x 100 % (1000)

Jumlah penduduk pertengahan

B. Angka Kematian (Mortality)

1. Angka Kematian Kasar [CDR (Crude Death Rate)]

Angka kematian kasar adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada

satu jangka waktu (satu tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada

pertenganahan waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.

Rumus :

AKK : Jumlah seluru kematian x 100 % (1000)

Jumlah penduduk pertengahan

2. Angka Kematian Bayi [IMR (Infant Mortality Rate)]

Angka kematian bayi adalah jumlah seluruh kematian bayi (umur di bawah 1

tahun)pada suatu jangka waktu (satu tahun) dibagi dengan jumlah seluruh kelahiran

hidup dalam persen atau permil.

Rumus :

AKB : Jumlah seluru kematian bayi x 100 % (1000)

Jumlah kelahiran hidup

3. Angka Kematian Penyebab Khusus

Angka kematian penyebab khusus adalah jumlah seluruh kematian karena

suatu penyebab dalam satu jangka waktu tertentu di bagi dengan jumlah penduduk

yang mungkin terkena penyakit tersebut dalam persen atau permil.

Rumus :

AKPK : Jumlah seluruh kematian karena penyakit tertentu x 100 % (1000)

Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tertentu pada

pertengahan tahun.

Page 6: KASUS 1

4. Angka Kasus Fatal

Angka kasus fatal adalah jumlah seluruh kematian karena suatu penyebab

dalam jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh penderita pada waktu

yang sama dalam persen atau permil.

Rumus :

AKF : Jumlah seluruh kematian karena penyakit tertentu x 100 % (1000)

Jumlah seluruh penderita penyakit tertentu.

5. Angka Kematian Neonatal (NMR (Neonatal Mortality Rate))

Jumlah angka kematian bayi usia dibawah 28 hari pada jangka waktu (satu)

tahun di bagi jumlah kelahiran hidup pada jangka waktu tahun yang sama dalam

persen atau permil.

Rumus :

AKN : Jumlah kematian bayi usia di bawah 28 hari x 100 % (1000)

Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama

6. Angka Kematian Perinatal [PMR(Perinatal Mortality Rate)]

Jumlah kematian bayi 1 minggu dlam satu tahun dibagi dengan jumlah

kelahiran hidup pada tahun yang sama dalam persen atau permil.

Rumus :

AKP : Jumlah kematian bayi usia 1 minggu per tahun x 100 % (1000)

Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama

7. Angka Kematian Ibu [MMR(maternal Mortality Rate)]

Jumlah kematian ibu karena kehamilan,persalinan,dan nifas dalam satu tahun

dibagi dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan persen atau

permil.

Rumus :

AKI : Jumlah kematian ibu karena kehamilan,nifas x 100 % (1000)

Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama.

8. Angka Morbiditas

Rumus :

Jumlah penderita yang di catat selama 1 tahun x 100 % (1000)

Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama.

(Budiarto, Eko: 2002)

C. Angka Kesuburan (Fertility Rate)

1. Angka Kelahiran Kasar [CDR (Crude Birth Rate)]

Page 7: KASUS 1

Rumus : Jumlah kelahiran hidup per tahun x 100 % (1000)

Jumlah Penduduk pertengahan tahun

2. Angka Fertilasi menurut golongan Umur [ASFR ( Age Specific Fertility Rate)]:

Rumus :

Jumlah lahir hidup oleh ibu golongan umur

Tertentu yang dicatat selama 1 tahun x 1000

Jumlah Penduduk wanita golongan umur tertentu

pada pertengahan tahun yang sama

3. Angka Fertilitas Total [TFR(Total Fertility)

Rumus : Jumlah angka fertilitas menurut golongan x kostanta

(Budiarto, Eko: 2002)

III. USIA HARAPAN HIDUP (UHH)

a. Hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama

Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari

beberapa faktor: (Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor)

Pola Makan

Penyakit bawaan dari lahir

Lingkungan Tempat Tinggal

Strees Atau Tekana

b. Faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia

harapan hidup.

1. Gizi

Mereka yang mempunyai kesempatan untuk menikmati hidup lebih lama ini

adalah orang-orang yang sangat memperhatikan pola makannya. “Mereka

mengurangi konsumsi kalori ke dalam tubuhnya.

Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor:

Orang-orang lanjut usia ini mulai mengurangi konsumsi kalori dengan

hanya memakan kacang-kacangan (kedelai), makan ikan dan minum teh

hijau maupun teh hitam.

Page 8: KASUS 1

Melakukan puasa seperti yang dilakukan umat Islam pada bulan

Ramadhan.

Melakukan diet terhadap jenis makanan goreng-gorengan, selain juga

mengurangi porsi makan sehari-hari.

Pada awal usia 50 tahunan, disaat proses metabolisme tubuh sudah mulai

lambat, mereka banyak makan makanan yang mengandung zat anti

oksidan yang bermanfaat bagi tubuh.

Makan ikan yang mengandung zat omega 3 yang sangat tinggi, yang

dapat mengurangi kolesterol dalam tubuh.

Mereka juga memangkas konsumsi protein dan lemak dalam tubuh,

dengan cara mengurangi makanan yang mengandung lemak dan protein

hewani, seperti telor, susu, daging, keju, dsb.

Menyarankan agar para manula tersebut mulai kembali ke makanan

‘back to nature’ atau kembali ke alam. Diantaranya degan cara

mengkonsumsi makanan tanpa dimasak atau menjadi seorang vegetarian.

2. Merokok

Merokok mengurangi usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Atau kalau

anda tidak merokok berarti menambah usia harapan hidup rata-rata 10 tahun.

Demikian antara lain hasil penelitian selama 50 tahun di Inggris mengenai

dampak merokok terhadap kesehatan. Hasil penelitian yang dimuat di Jurnal

Kesehatan Inggris ini menunjukkan, terdapat 20 penyakit yang terkait dengan

kebiasaan merokok.

Mereka yang berhenti merokok pada usia 60 tahun, bisa meningkatkan

harapan hidup selama tiga tahun. Sementara bila seseorang berhenti merokok

pada usia 30 tahun, berbagai dampak negatif terhadap kesehatan bisa

diminimalkan.

Ada sekitar 20 penyakit yang terkait dengan merokok ini, antara lain

penyakit jantung, stroke, dan berbagai macam kanker. Di negara berkembang

dewasa ini, semakin banyak orang merokok. Sejak penelitian ini dilakukan,

diperkirakan 100 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat merokok.

“Kematian itu disebabkan merokok telah dibuktikan sebagai penyebab berbagai

penyakit saluran pernapasan seperti penyakit paru obstruktif menahun, kanker

Page 9: KASUS 1

paru, dan diyakini merupakan faktor resiko untuk penyakit jantung, stroke, dan

berbagai penyakit kronis lain”.

3. Menapause

Pada usia 50 tahun, perempuan memasuki masa menopause sehingga

terjadi penurunan atau hilangnya hormon estrogen yang menyebabkan

perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang seringkali mengganggu

aktivitas sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya. Padahal

estrogen tersebut mempunyai manfaat yang beragam, sehingga menurunnya

produksi hormon akan berpengaruh terhadap beberapa perubahan penting dalam

tubuh.

4. Osteorosis

Seiring meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia, masalah

osteoporosis/tulang keropos perlu mendapat perhatian serius. Semakin tua

seseorang, semakin mudah terserang osteoporosis.

Orang lanjut usia merupakan sasaran paling rapuh untuk terkena

osteoporosis. Ketika perempuan mencapai usia 80 tahun, ia mengalami resiko

40% mengalami 1 atau lebih patah tulang belakang. Data dunia juga

menyebutkan satu dar tiga wanita beresiko terkena osteoporosis.

Kunci utama untuk melawan rapuh tulang diantaranya:

Perhatikan gaya hidup

Perhatikan pola makan

Aktifitas fisik

IV. DETERMINAN OF HELATH

Kesehatan adalah suatu kondisi dinamis yang sifatnya multidimensional dan

merupakan hasil dari adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. Kesehatan

merupakan sumber kehidupan dan ada dalam berbagai tingkatan.

1. Kesehatan komunitas

Status kesehatan sekelompok orang tertentu dan tindakan serta kondisi baru

dari pihak publik,atau pun swasta yang bertujuan untuk melindungi dan

kesehatan mereka.

2. Kesehatan populasi

Page 10: KASUS 1

Status kesehatan suatu masyarakat yang tidak terorganisasi dan tidak memiliki

identitas sebagai kelompok/lokalitas dan tindakan serta kondisi untuk

meningkatkan perlindungan dan mempertahankan kesehatan mereka.

3. Kesehatan masyarakat

Status kesehatan sekelompok orang tertentu berikut tindakan dan kondisi dari

pihak pemerintah untuk melindungi dan mempertahankan kesehatan mereka.

Indikator Masyarakat Sehat (Menurut WHO)

A. Indikator Komprenshif

o Angka kematian kasar menurun

o Angka mortalitas (rasio) proporsional rendah.

o Umur harapan hidup meningkat

B. Indikator Spesifik

o Angka kematian ibu dan anak menurun

o Angka kematian karena penyakit menular menurun.

o Angka kelahiran menurun.

C. Indikator pelayanan kesehatan

o Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang

o Distribusi tenaga kesehatan merata.

o Informasi lengkap tentang jumah tempat tidur di rumah sakit,fasilitas

kesehatan lain dan sebaginya.

o Informasi tentang jumlah saran pelayanan kesehatan di antaranya rumah

1. sakit,puskesmas,rumah bersalin dan sebagainya.

Page 11: KASUS 1

STATUS KESEHATAN

GENETIK

LINGKUNGAN

PERILAKU

PELAYANAN KESEHATAN

Teori Hendrik Blum mengenai derajat kesehatan :

1. Pelayanan Kesehatan

Pembangunan tidak terlepas dari upaya dan fasilitas pelayanan kesehatan

karena salah satu tujuan adalah untuk memberi pelayanan kesehatan kepada

masyarakat disamping memperbaiki dan kalau memungkinkan meningkatkan

kesehatan masyarakat.

2. Perilaku

Faktor perilaku cukup memberikan andil dalam keberhasilan pembangunan

kesehatan misalnya PHB. Meskipun sudah banyak dilakukan penyuluhan kesehatan

melalui berbagai media namun masih juga belum optimal hasilnya. Meliputi

kebutuhan manusia,kebiasaan manusia,adat istiadat.

3. Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai semua kondisi,keadaan, dan pengaruh

eksternal yang menyelubungi dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan

suatu organisme atau suatu komunitas organisme. Meliputi udara,air,sungai.

4. Genetik (kecacatan,keturunan,etnis, faktor resiko,ras,dsb.).

(James F,dkk,2007)

Page 12: KASUS 1

V. LEVEL OF PREVENTION

Konsep pencegahan (preventif) adalah komponen kunci dari praktik kesehatan

komunitas modern. Pencegahan berarti menghindari suatu kejadian sebelum terjadi.

Dalam praktik kesehatan komunitas,pencegahan di bagi menjadi tiga yaitu :

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah usaha sungguh-sungguh untuk menghindari

suatu penyakit atau tindakan kondisi kesehatan yang merugikan melalui

kegiatan promosi kesehatan dan tindakan perlindungan.

Pencegahan primer mencakup area penanganan yang sangat luas,

termasuk nutrisi,kebersihan,sanitasi,imunisasi, perlindungan lingkungan dan

pendidikan kesehatan umum.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan pengobatan terhadap

kondisi kesehatan yang merugikan. Pencegahan sekunder mungkin saja

berhasil mengatasi penyakit yang tidak dapat diobati pada tahap

akhir,mencegah komplikasi dan kecacatan,serta membatasi penyebaran

penyakit menular.

Komponen penting dalam pencegahan sekunder adalah skrining yaitu

pemeriksaan terhadap penyakit-penyakit asimptomatik seperti

TBC,diabetes,dan hipertensi.

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier yaitu dilakukan jika penyakit atau kondisi tertentu

telah menyebabkan kerusakan pada individu. Tujuan pencegahan tersier

adalah untuk membatasi kecacatan dan merehabilitasi atau meningkatkan

kemampuan masyarakat semaksimal mungkin.

Contoh pencegahan tersier adalah penyediaan “makanan di atas

kendaran” untuk individu yang harus berada di rumah,pelayanan terapi fisik

untuk penderita stroke dan konseling kesehatan mental untuk korban

perkosaan.

(Wahit Iqbal Mubarok : 2009)

Page 13: KASUS 1

Pencegahan Penyakit Pada Masyarakat Di Rw.14 Kelurahan Y

A. ISPA

Pencgahan Primer

Mengusahakan agar anak mempunyai gizi baik.

Mengusahakan kekebalan anak imunisasi

Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.

Pemberantasan ISPA yang dilakukan adalah :

Penyuluhan kesehatan yang terutama di tunjukan oleh para ibu.

Pengelolaan kasus yang disempurnakan

Imunisasi.

Pencegahan sekunder

Jika anak menderita ISPA ringan maka yang harus dilakukan adalah hal-hal

sebagai berikut :

Demam dikompres

Pilek : membersihkan hidung yang tersumbat agar dapat bernapas.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan :

1. Menganjurkan pasien istirahat yang cukup.

2. Berikan cukup minum tapi jangan berikan air es.

3. Berikan makanan yang cukup dan bergizi.

Pencegahan tersier

Pengobatan pada ISPA yaitu :

Pneumonia berat : di rawat di RS,berikan antibiotik melalui infus.

Pneumonia : Berikan antibiotik oral

Bukan pneumonia : di berikan perawatan di rumah untuk batuk dapat

menggunakan obat batuk tradisional.

B. Diare

Pencegahan primer

Penyiapan makanan yang higienis

Penyediaan air minum yang bersih

Kebersihan perorangan.

Cuci tangan sebelum makan

Pemberian asi eksklusif.

Page 14: KASUS 1

Buang air besar pada tempatnya (wc,toilet).

Pencegahan sekunder

Beri minum sebanyak 10 ml perkilogram BB setiap kali agar cairan tubuh

hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya

dehidrasi,sehingga mencegah terjadinya kematian.

Sebaiknya diberikan larutan olarit yang telah tersedia di pasaran saat ini

seperti oralit 200 ml.

Jika tidak dapat dibuat larutan dirumah berupa larutan garam gula.

C. Hipertensi.

Pencegahan primer

Tidur yang cukup antara 6-8 jam per hari.

Kurangi makana yang berkolesterol tinggi dan perbanyak aktivitas

fisik untuk mengurangi berat badan.

Kurangi konsumsi alkohol.

Suplai kalsium.

Promosi kesehatan berupa kegiatan dasar gaya hidup sehat, gizi yang

baik dan kebersihan, olahrraga dan istirahat dan menghindari resiko

kesehatan dan lingkungan.

Membuat perubahan lingkungan,seperti meningkatkan keselamatan

dan kemurnian makanan dan air dan memberikan imunisasi.

Pencegahan Sekunder

Hipertensi pencegahan dalam 6 langkah :

Setelan pola makan sehat

Buah-buahan,sayur,makanan berserat,karbonhidrat jenis

kompleks,vitamin dan mineral,teh.

Makanan yang harus dihindari :

Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi, makanan yang diolah

menggunakan garam natrium,makanan atau minuman kaleng,makanan

yang diawetkan, susu ful cream,mentega,margarin,penyedap

makan,alkohol dan makanan yang mengandung alkohol.

Mengurangi garam dan natrium di diet anda.

Memelihara berat sehat.

Menjadi secara fisik aktif

Membatasi intake alkohol.

Page 15: KASUS 1

Berhenti merokok.

Pencegahan Tersier

Diet rendah lemak,diet rendah garam.

Berhenti merokok dan minum alkohol.

Kurangi atau berhenti minum kopi.

Hindari mengkonsumsi daging kambing dan buah durian.

Olahraga secara teratur yang disesuaikan dengan kondisi tubuh.

Kurangi stress.

D. Rematik

Pencegahan primer

Menjaga agar asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan

kebutuhan tubuh,terutama banyak memakan ikan dari laut dalam.

Mengkonsumsi vitamin c, < 56 mg vit C per hari berkemungkinan

rematik.

Hindari merokok.

Menjaga agar BB tetap stabil.

Pencegahan sekunder

Hentikan faktor memicu diantaranya merokok.

Tidak melakukan olahraga secara berlebihan

Konsumsi banyak jenis sayuran,misalnya jus seledri,kubis atau wortel

yang dapat mengurangi gejala rematik.

Beberapa jenis herbal juga dapat membantu melawan nyeri reumatik

misalnya jahe,kunyit,biji seledri,daun lidah buaya,aroma terapi,dsb.

Pencegahan tersier

Senam reumatik yang berfungsi mencegah sekaligus terapi terhadap

gejala reumatik.

Mengkonsumsi obat konvensional jenis hormon Reducerent Therapy

(HRT) atau dengan cara tradisional yaitu mengkonsumsi kedelai.

Berjemur sinar matahari di bawah pukul 09:00 ini bisa membantu

penyerapan kalsium dalamtubuh yang bisa membantu fungsi tulang.

Penggunaaan herbal untuk mengatasi reumatik arthitis.

Cakar kucing

Page 16: KASUS 1

Kumis Kucing

Jahe.

( http://informasitips:2011)

VI. KELUARGA SEJAHTERA

Indikator Keluarga Sejahtera pada dasarnya berangkat dari pokok pikiran yang

terkandung didalam undang-undang no. 10 Tahun 1992 disertai asumsi bahwa

kesejahteraan merupakan variabel komposit yang terdiri dari berbagai indikator yang

spesifik dan operasional. Karena indikator yang yang dipilih akan digunakan oleh

kader di desa, yang pada umumnya tingkat pendidikannya relatif rendah, untuk

mengukur derajat kesejahteraan para anggotanya dan sekaligus sebagai pegangan

untuk melakukan melakukan intervensi, maka indikator tersebut selain harus memiliki

validitas yang tinggi, juga dirancang sedemikian rupa, sehingga cukup sederhana dan

secara operasional dapat di pahami dan dilakukan oleh masyarakat di desa.

Atas dasar pemikiran di atas, maka indikator dan kriteria keluarga sejahtera

yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

a. Keluarga Pra Sejahtera

Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5

kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti

kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan

b. Keluarga Sejahtera Tahap I

Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara minimal yaitu:

1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota

keluarga.

2. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau

lebih.

3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di

rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.

4. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.

5. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa

kesarana/petugas kesehatan.

Page 17: KASUS 1

c. Keluarga Sejahtera Tahap II

Yaitu keluarga - keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria

keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psykologis 6 sampai

14 yaitu : 

1. Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.

2. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur

sebagai lauk pauk.

3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian

baru per tahun.

4. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni

rumah.

5. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.

6. Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun

keatas mempunyain penghasilan tetap.

7. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca

tulisan latin.

8. Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini.

9. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur

memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)

d. Keluarga Sejahtera Tahap III

Yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula memenuhi

syarat 15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga yaitu :

1. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.

2. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan

keluarga untuk tabungan keluarga.

3. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu

dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.

4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

5. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan.

6. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.

7. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai

dengan kondisi daerah setempat.

Page 18: KASUS 1

e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus

Keluarga yang dapat memenuhi kriteria I sampai 21 dan dapat pula memenuhi

kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan keluarganya yaitu :

1. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan

sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.

2. Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus

perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.

VII. KELUARGA MISKIN

a. Keluarga Miskin

Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi

tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :

1. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor.

2. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu

stel pakaian baru.

3. Luas lantai rumah paling kurang 8 M2 untuk tiap penghuni.

b. Keluarga Miskin Sekali

Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi

tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi : 

1. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih.

2. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,

bekerja/sekolah dan bepergian.

3. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.

VIII. RUMAH

A. Jenis Rumah

1. Rumah Permanen

Rumah yang dindingnya terbuat dari tembok atau kayu, terdapat pondasi dan

alas keramik kualitas tinggi.

2. Rumah Semi Permanen

Rumah yang dindingnya setengah tembok atau bata tanpa plester, lantai

ubin/semen.

Page 19: KASUS 1

3. Rumah Tidak Permanen

Rumah dengan dinding bambo/papan dan lantai tanah.

B. Syarat Rumah Sehat

1. Bahan Bangunan

Lantai : Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi

ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang

mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah

pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting adalah

tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk

memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat di tempuh dengan

menyiram air kemudian di padatkan dengan benda-benda yang berat, dan

dilakukakan beberapa kali.

Dinding : Dinding rumah di pedesaan lebih baik dinding atau papan. Sebab

meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan

tersebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.

Atap genteng adalah umum di pakai baik di daerah perkotaan,maupun di

pedesaan. Disamping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis, juga

dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya

sendiri. Atap seng atau abses tidak cocok untuk rumah pedesaan, di samping

mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.

Lain-lain (Tiang,kaso dan reng)

Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng umum di pedesaan. Bahan-

bahan ini tahan lama. Tetapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu

merupakan sarang tikus yang baik.

2. Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk

menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar. Kurangnya ventilasi akan

menyebabkan kurangnya oksigen dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat

racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu kurangnya ventilasi akan

menyebabkan kelembapan udara dalam ruangan naik karena terjadinya proses

penguapan cairan dari kulit dan penyerapan, sehingga akan menyebabkan media yang

baik unttuk bakteri-bakteri dan patogen.

Page 20: KASUS 1

Fungsi kedua adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-

bakteri,terutama bakteri patogen karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus

menerus.

Fungsi yang lainnnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap

dalam kelembaban.

Ada dua macam ventilasi yaitu :

a. Ventilasi alamiah,dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi

secara alamiah melalui jendela,pintu,lubang angin,lubang-lubang pada

dinding,dsb. Ventilasi alamiah juga dapat merugikan karena masuknya

nyamuk dan serangan lainnya ke dalam rumah.

b. Ventilasi buatan yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk

mengalirkan udara tersebut,misalnya kipas angin.

Sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau

membalik lagi.

3. Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak

terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya

matahari,disamping kurang nyaman,juga merupakan media atau tempat yang baik

untuk hidup dan bibit penyakit, dan jika cahaya terlalu banyak maka akan silau dan

merusak mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Cahaya alamiah yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena dapat

membunuh bakteri-bakteri patogen didala rumah,misalnya TBC.

b. Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah,seperti lampu minyak tanah,listrik dan sebagainya.

4. Luas Bangunan Rumah

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni

didalamnya,artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah

penghuninya. Jika luas rumah tidak sebanding dengan penghuninya maka akan

menyebabkan perjubelan. Hal ini tidak sehat, sebab di samping menyebabkan

kurangnya konsumsi O2 juga bila tidak salah satu anggota keluarga terkena penyakit

infeksi,maka akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lainnya. Luas

Page 21: KASUS 1

bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk setiap

orang.

5. Failitas-fasilitas dalam rumah sehat.

Rumah yang sehat harus memiliki fasilitas-fasilitas berikut :

Penyediaan air bersih yang cukup

Pebuangan tinja

Pembuangan air limbah

Pembuangan sampah

Fasilitas dapur

Ruang berkumpul keluarga.

Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau

belakang).

Fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk pedesaan yakni :

Gudang merupakan tempat menyimpan hasil panen. Gudang dapat berupa

bagian dari rumah tempat tinggal atau bangunan sendiri.

Kandang ternak

Kandang ternak sebaiknya terpisah dari rumah tinggal, atau dibikinkan

kandang tersendiri.

6. Penyediaan Air Bersih

Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Untuk anak-anak air sangat

dibutuhkan sekitar 65 %, untuk bayi sekitar 80 %.

Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk

minum,masak,mendi,mencuci dsb. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju

setiap orang memerlukan air antara lain 60-120 liter per hari. Sedangkan negara-

negara berkembang termasuik indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-60

liter per hari. Air sangat penting untuk kebutuhan minum. Oleh karena itu untuk

keperluan minum dan masak air harus mepunyai persyaratan khusus agar tidak

menuimbulkan penyakit.

Syarat-syarat air yang sehat yaitu :

Syarat fisik

Bening(tidak berwarna),te\idak berasa,suhu di bawah suhu udara di luarnya.

Syarat Baktereriologis

Page 22: KASUS 1

Harus bebas dari segala bakteri,terutaa bakteri patogen.

Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah tertentu

pula. Kekurangan atau kelebihan salah stu zat kimia dalam air, akan

menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.Bahan kimia yang terdapat

dalam air yang ideal adalah :

Jenis Bahan Kadar yang di benarkan

Flour 1-1,5

Chlor 250

Arsen 0,05

Tembaga 1,0

Besi 0,3

Zat organik 10

Ph 6,5-9,0

CO2 0

Sumber-sumber air minum

Air hujan

Air hujan dapat ditampung kemudian jadi air minum. Akan tetapi air hujan tidak

mengandung kalsium. Oleh karena itu agar dapat menjadi air minum yang sehat

maka harus di tambahkan kalsium.

Air sungai dan danau

Menurut asalnya sebagian besar dari air sungai dan air danau ini juga dari air

hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua

seumber ini di sebut sebagai air permukaan. Karena air sungai dan danau sudah

terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran,maka jika ingin

dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.

Mata Air

Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul

secara alamiah. Oleh karena itu jika air mata air ini belum tercemar maka bisa

langsung digunakan sebagai air minum.

Air sumur dangkal

Air yang berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal.

Page 23: KASUS 1

Air sumur dangkal

Air ini berasala dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan

tanah biasannya diatas 15 meter.

Pengolahan air minum secara sederhana

Ada beberapa cara pengolahan air minum yaitu :

Pengolahan secara alamiah

Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpangan dari air yang diperleh

dari berbagai macam sumber,seperti air sungai,air danau,air kali,dsb. Dalam

penyimpanan air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan

terjadi kongulasi dari zat-zat yang terdapat di dalam air,dan akhirnya terbentuk

endapan.

Pengolahan air dengan menyaring

Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil,ijuk,pasir.

Penyaringan pasir lebih tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum)

yang hasilnya dapat dikonsumsi untuk diminum.

Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia

Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam, yakni zat kimia yang berfunsi

untuk koagulasi,dan akhirnya mempercepat pengedapan. Zat kimia yang kedua

adalah berfungsi untuk membunuh bibit penyakit yang ada di dalam air.

Pengolahan air dengan mengalirkan udara

Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak

enak,menghilangkan gas-ga yang tidak diperlukan.

Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih.

Tujuannya adalah untuk membunuh kuman yang terdapat pada air.

7. Pembuangan Kotoran manusia.

Kotoran manusia adalah semua benda yang terkait dengan zat yang tidak

terpakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan oleh tubuh. Dengan bertambahnya

penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman,masalah pembuangan

kotoran manusia merupakan masalah pokok yang sedini mungkin harus diatasi.

Karena kotoran manusia adalah sumber oenyebaran penyakit yang bersumber pada

feses dapat melalui berbagai jalan.

Page 24: KASUS 1

Untuk mencegah sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap

lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Aimul, Aziz. 2006 Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :EGC.

Anderson, Elizabeth T. dan Judith MC Farlene. 2006. Buku Ajar Keperawatan

Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta :EGC.

Budiarto,Eko. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta :EGC.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat.

Jakarta :EGC.

Iqbal, Wahit Mubarok. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori 1.

Jakarta Salemba Medika.

James dkk. 2007. Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar. Jakarta :EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

http:/www. informasitips.com/. (Sumber :www:infopenyakit.com)