KASUS 1
-
Upload
egie-nugraha-fitriyan-apriyadi -
Category
Documents
-
view
111 -
download
2
Transcript of KASUS 1
KASUS 1
Masyarakat di RW 14 Kelurahan Y terdiri atas 525 jiwa penduduk yang terdiri dari
250 orang laki-laki dan 275 orang perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk tersebut 58 %
(303 orang) termasuk pada usia produktif (15-49 tahun), bayi dan balita 15 %, usia 6-14
tahun 12 %, dan usia lansia 15 %. Crude Birth Rade (CBR) 1,7 %, Crude Date Rate (CDR)
1,3 %, pada pertengahan tahun berjalan. 48 % termasuk pada kategori keluarga miskin.
Tingkat pendidikan penduduk usia produktif : 14 % tidak sekolah sama sekolah, 50 % tamat
SD , 22 % tamat SMP, 10 % tamat SMA dan sisanya tamat perguruan tinggi. Mata pencarian
penduduk sebagian besar buruh tani (50%), wirawasta 20 %, PNS 10 %, tidak bekerja 20 %.
Usia harapan hidup penduduk 68 tahun. Sebagian besar penduduk (90%) memiliki rumah
semi permanen, dan sisa 9 % rumah tidak permanen. 57 % menggunakan air sungai sebagai
sumber air bersih juga untuk mandi cuci kakus.
Berdasarkan hasil pendataan, 20 % menderita ISPA, 15 % diare,10 % hipertensi dan 2
% mengalami kelumpuhan akibat reumatik. Sebanyak 60 % penderita hipertensi. Masyarakat
sudah sepakat untuk mengadakan jumat bersih setiap minggunya untuk menjaga kebersihan.
Untuk mengatasi masalah hipertensi pada lansia dilaksanakan kegiatan pemeriksaan tekanan
darah secara rutin setiap bulan oleh tenaga kesehatan, untuk masyarakat yang telah
mengalami kelumpuhan akibat rematik, petugas kesehatan melakukan latihan rentang gerak
pasif di rumah pasien secara teratur.
I. KONSEP DEMOGRAFI
A. Pengertian
Demografi berasal dari kata demos yang berarti rakyat atau penduduk dan
grafein yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-
karangan mengenai penduduk. Achile Guillard (1985) elements de statistique
humaine on demographic compates. Definisi demografi adalah :
Studi ilmiah yang mengangkat masalah kependudukan terutama dalam
kaitannya dengan struktur,perkembangan suatu penduduk.
Merupakan studi statistik dan matematik tentang besar,komposisi,distribusi
penduduk,dan perubahan-perubahan sepanjang masa melalui bekerjanya lima
komponen demografi yaitu kelahiran,kematian,perkawinan dan morbilitas
sosial.
B. Ruang Lingkup
Demografi mencakup batasan-batasan umum kematian,kelahiran,migrasi dan
perkawinan dengan proses penduduk dan hukum pertumbuhan penduduk sedangkan
menurut A Dolphe Laundry (1937) demografi formal bersifat analisis matematis dan
teknik-teknik sosiologikal.
C. Tujuan dan Kegunaan
Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
Menjelaskan pertumbuhan,masa lampau,penurunan dan persebarannya.
Menggambarkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
Mencoba meramalkan pertumbuhan di masa yang akan datang dan
kemungkinan-keungkinan konsekuensi.
D. Beberapa dasar ukuran demografi
a. Fertilitas
o Angka kelahiran kasar (CBR)
o Angka kelahiran umur (ASFR)
o Angka Fertilitas Total (TFR)
b. Mortalitas
o Angka kematian kasar (IDR)
o Angka kematian menurut umur (ASDR)
c. Migrasi
d. Angka pertumbuhan penduduk
E. Komposisi Penduduk
Pengelompokan penduduk :
a. Biologis (Umur dan jenis kelamin)
b. Sosial (tingkat pendidikan,status perkawinan)
c. Ekonomi (Pekerjaan,dan tingkat pendapatan).
d. Geografis (Tempat tinggal,kota/desa).
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam
bentuk grafik yang dinamakan piramida penduduk .
Bentuk piramida penduduk ada 3 macam yaitu :
1. Piramida penduduk muda berbentuk limas yaitu piramida ini menggambarkan
jumlah penduduk usia muda lebih besar dibandingkan usia dewasa.
2. Piramida penduduk stasioner yaitu tetap atau berbentuk granat yaitu bentuk ini
menggambarkan jumlah usia muda seimbang dengan usia dewasa.
3. Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan yaitu piramida bentuk ini
menunjukan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan
dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang jumlah penduduk mengalami
penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah yang rendah dan kematian
yang tinggi.
(Wahit Ikbal Mubarak : 2009)
II. STATISTIK VITAL
A. Angka Kesakitan (Morbiditas)
1) Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu di sekelompok manusia.
a. Angka insiden adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya satu tahun) dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada
pertengahan tahun jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus :
Angka insiden : Jumlah penderita x 100 % (1000) x 100 % (1000)
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersenut
dalam pertengahan tahun.
b. Angka Serangan adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat yang sama dalam persen atau permil.
Rumus :
Angka serangan : Jumlah penderita baru pada satu saat x 100 % (1000)
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut
pada saat itu.
c. Angka Serangan Sekunder adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang
terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk
dikurangi yang telah pernah terkena pada serangan pertaa dalam persen atau
permil.
Rumus :
Angka serangan sekunder : Jumlah penderita baru pada serangan kedua x 100
%
Jumlah penduduk-penduduk yang terkena
serangan pertama.
2) Prevalensi
Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang
ditemukan pada waktu jangka tertentu disekelompok masyarakat tertentu.
a. Angka prevalensi periode adalah jumlah penderita lama dan baru suatu
penyakit yang ditemukan pada suatu waktu jangka tertentu dibagi dengan
jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam
persen atau permil.
Rumus :
Angka prevalensi periode : Jumlah penderita lama dan baru x 100 % (1000)
Jumlah penduduk pertengahan
B. Angka Kematian (Mortality)
1. Angka Kematian Kasar [CDR (Crude Death Rate)]
Angka kematian kasar adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada
satu jangka waktu (satu tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada
pertenganahan waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus :
AKK : Jumlah seluru kematian x 100 % (1000)
Jumlah penduduk pertengahan
2. Angka Kematian Bayi [IMR (Infant Mortality Rate)]
Angka kematian bayi adalah jumlah seluruh kematian bayi (umur di bawah 1
tahun)pada suatu jangka waktu (satu tahun) dibagi dengan jumlah seluruh kelahiran
hidup dalam persen atau permil.
Rumus :
AKB : Jumlah seluru kematian bayi x 100 % (1000)
Jumlah kelahiran hidup
3. Angka Kematian Penyebab Khusus
Angka kematian penyebab khusus adalah jumlah seluruh kematian karena
suatu penyebab dalam satu jangka waktu tertentu di bagi dengan jumlah penduduk
yang mungkin terkena penyakit tersebut dalam persen atau permil.
Rumus :
AKPK : Jumlah seluruh kematian karena penyakit tertentu x 100 % (1000)
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tertentu pada
pertengahan tahun.
4. Angka Kasus Fatal
Angka kasus fatal adalah jumlah seluruh kematian karena suatu penyebab
dalam jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh penderita pada waktu
yang sama dalam persen atau permil.
Rumus :
AKF : Jumlah seluruh kematian karena penyakit tertentu x 100 % (1000)
Jumlah seluruh penderita penyakit tertentu.
5. Angka Kematian Neonatal (NMR (Neonatal Mortality Rate))
Jumlah angka kematian bayi usia dibawah 28 hari pada jangka waktu (satu)
tahun di bagi jumlah kelahiran hidup pada jangka waktu tahun yang sama dalam
persen atau permil.
Rumus :
AKN : Jumlah kematian bayi usia di bawah 28 hari x 100 % (1000)
Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama
6. Angka Kematian Perinatal [PMR(Perinatal Mortality Rate)]
Jumlah kematian bayi 1 minggu dlam satu tahun dibagi dengan jumlah
kelahiran hidup pada tahun yang sama dalam persen atau permil.
Rumus :
AKP : Jumlah kematian bayi usia 1 minggu per tahun x 100 % (1000)
Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama
7. Angka Kematian Ibu [MMR(maternal Mortality Rate)]
Jumlah kematian ibu karena kehamilan,persalinan,dan nifas dalam satu tahun
dibagi dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan persen atau
permil.
Rumus :
AKI : Jumlah kematian ibu karena kehamilan,nifas x 100 % (1000)
Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama.
8. Angka Morbiditas
Rumus :
Jumlah penderita yang di catat selama 1 tahun x 100 % (1000)
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama.
(Budiarto, Eko: 2002)
C. Angka Kesuburan (Fertility Rate)
1. Angka Kelahiran Kasar [CDR (Crude Birth Rate)]
Rumus : Jumlah kelahiran hidup per tahun x 100 % (1000)
Jumlah Penduduk pertengahan tahun
2. Angka Fertilasi menurut golongan Umur [ASFR ( Age Specific Fertility Rate)]:
Rumus :
Jumlah lahir hidup oleh ibu golongan umur
Tertentu yang dicatat selama 1 tahun x 1000
Jumlah Penduduk wanita golongan umur tertentu
pada pertengahan tahun yang sama
3. Angka Fertilitas Total [TFR(Total Fertility)
Rumus : Jumlah angka fertilitas menurut golongan x kostanta
(Budiarto, Eko: 2002)
III. USIA HARAPAN HIDUP (UHH)
a. Hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama
Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari
beberapa faktor: (Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor)
Pola Makan
Penyakit bawaan dari lahir
Lingkungan Tempat Tinggal
Strees Atau Tekana
b. Faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia
harapan hidup.
1. Gizi
Mereka yang mempunyai kesempatan untuk menikmati hidup lebih lama ini
adalah orang-orang yang sangat memperhatikan pola makannya. “Mereka
mengurangi konsumsi kalori ke dalam tubuhnya.
Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor:
Orang-orang lanjut usia ini mulai mengurangi konsumsi kalori dengan
hanya memakan kacang-kacangan (kedelai), makan ikan dan minum teh
hijau maupun teh hitam.
Melakukan puasa seperti yang dilakukan umat Islam pada bulan
Ramadhan.
Melakukan diet terhadap jenis makanan goreng-gorengan, selain juga
mengurangi porsi makan sehari-hari.
Pada awal usia 50 tahunan, disaat proses metabolisme tubuh sudah mulai
lambat, mereka banyak makan makanan yang mengandung zat anti
oksidan yang bermanfaat bagi tubuh.
Makan ikan yang mengandung zat omega 3 yang sangat tinggi, yang
dapat mengurangi kolesterol dalam tubuh.
Mereka juga memangkas konsumsi protein dan lemak dalam tubuh,
dengan cara mengurangi makanan yang mengandung lemak dan protein
hewani, seperti telor, susu, daging, keju, dsb.
Menyarankan agar para manula tersebut mulai kembali ke makanan
‘back to nature’ atau kembali ke alam. Diantaranya degan cara
mengkonsumsi makanan tanpa dimasak atau menjadi seorang vegetarian.
2. Merokok
Merokok mengurangi usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Atau kalau
anda tidak merokok berarti menambah usia harapan hidup rata-rata 10 tahun.
Demikian antara lain hasil penelitian selama 50 tahun di Inggris mengenai
dampak merokok terhadap kesehatan. Hasil penelitian yang dimuat di Jurnal
Kesehatan Inggris ini menunjukkan, terdapat 20 penyakit yang terkait dengan
kebiasaan merokok.
Mereka yang berhenti merokok pada usia 60 tahun, bisa meningkatkan
harapan hidup selama tiga tahun. Sementara bila seseorang berhenti merokok
pada usia 30 tahun, berbagai dampak negatif terhadap kesehatan bisa
diminimalkan.
Ada sekitar 20 penyakit yang terkait dengan merokok ini, antara lain
penyakit jantung, stroke, dan berbagai macam kanker. Di negara berkembang
dewasa ini, semakin banyak orang merokok. Sejak penelitian ini dilakukan,
diperkirakan 100 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat merokok.
“Kematian itu disebabkan merokok telah dibuktikan sebagai penyebab berbagai
penyakit saluran pernapasan seperti penyakit paru obstruktif menahun, kanker
paru, dan diyakini merupakan faktor resiko untuk penyakit jantung, stroke, dan
berbagai penyakit kronis lain”.
3. Menapause
Pada usia 50 tahun, perempuan memasuki masa menopause sehingga
terjadi penurunan atau hilangnya hormon estrogen yang menyebabkan
perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang seringkali mengganggu
aktivitas sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya. Padahal
estrogen tersebut mempunyai manfaat yang beragam, sehingga menurunnya
produksi hormon akan berpengaruh terhadap beberapa perubahan penting dalam
tubuh.
4. Osteorosis
Seiring meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia, masalah
osteoporosis/tulang keropos perlu mendapat perhatian serius. Semakin tua
seseorang, semakin mudah terserang osteoporosis.
Orang lanjut usia merupakan sasaran paling rapuh untuk terkena
osteoporosis. Ketika perempuan mencapai usia 80 tahun, ia mengalami resiko
40% mengalami 1 atau lebih patah tulang belakang. Data dunia juga
menyebutkan satu dar tiga wanita beresiko terkena osteoporosis.
Kunci utama untuk melawan rapuh tulang diantaranya:
Perhatikan gaya hidup
Perhatikan pola makan
Aktifitas fisik
IV. DETERMINAN OF HELATH
Kesehatan adalah suatu kondisi dinamis yang sifatnya multidimensional dan
merupakan hasil dari adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. Kesehatan
merupakan sumber kehidupan dan ada dalam berbagai tingkatan.
1. Kesehatan komunitas
Status kesehatan sekelompok orang tertentu dan tindakan serta kondisi baru
dari pihak publik,atau pun swasta yang bertujuan untuk melindungi dan
kesehatan mereka.
2. Kesehatan populasi
Status kesehatan suatu masyarakat yang tidak terorganisasi dan tidak memiliki
identitas sebagai kelompok/lokalitas dan tindakan serta kondisi untuk
meningkatkan perlindungan dan mempertahankan kesehatan mereka.
3. Kesehatan masyarakat
Status kesehatan sekelompok orang tertentu berikut tindakan dan kondisi dari
pihak pemerintah untuk melindungi dan mempertahankan kesehatan mereka.
Indikator Masyarakat Sehat (Menurut WHO)
A. Indikator Komprenshif
o Angka kematian kasar menurun
o Angka mortalitas (rasio) proporsional rendah.
o Umur harapan hidup meningkat
B. Indikator Spesifik
o Angka kematian ibu dan anak menurun
o Angka kematian karena penyakit menular menurun.
o Angka kelahiran menurun.
C. Indikator pelayanan kesehatan
o Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
o Distribusi tenaga kesehatan merata.
o Informasi lengkap tentang jumah tempat tidur di rumah sakit,fasilitas
kesehatan lain dan sebaginya.
o Informasi tentang jumlah saran pelayanan kesehatan di antaranya rumah
1. sakit,puskesmas,rumah bersalin dan sebagainya.
STATUS KESEHATAN
GENETIK
LINGKUNGAN
PERILAKU
PELAYANAN KESEHATAN
Teori Hendrik Blum mengenai derajat kesehatan :
1. Pelayanan Kesehatan
Pembangunan tidak terlepas dari upaya dan fasilitas pelayanan kesehatan
karena salah satu tujuan adalah untuk memberi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat disamping memperbaiki dan kalau memungkinkan meningkatkan
kesehatan masyarakat.
2. Perilaku
Faktor perilaku cukup memberikan andil dalam keberhasilan pembangunan
kesehatan misalnya PHB. Meskipun sudah banyak dilakukan penyuluhan kesehatan
melalui berbagai media namun masih juga belum optimal hasilnya. Meliputi
kebutuhan manusia,kebiasaan manusia,adat istiadat.
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai semua kondisi,keadaan, dan pengaruh
eksternal yang menyelubungi dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan
suatu organisme atau suatu komunitas organisme. Meliputi udara,air,sungai.
4. Genetik (kecacatan,keturunan,etnis, faktor resiko,ras,dsb.).
(James F,dkk,2007)
V. LEVEL OF PREVENTION
Konsep pencegahan (preventif) adalah komponen kunci dari praktik kesehatan
komunitas modern. Pencegahan berarti menghindari suatu kejadian sebelum terjadi.
Dalam praktik kesehatan komunitas,pencegahan di bagi menjadi tiga yaitu :
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah usaha sungguh-sungguh untuk menghindari
suatu penyakit atau tindakan kondisi kesehatan yang merugikan melalui
kegiatan promosi kesehatan dan tindakan perlindungan.
Pencegahan primer mencakup area penanganan yang sangat luas,
termasuk nutrisi,kebersihan,sanitasi,imunisasi, perlindungan lingkungan dan
pendidikan kesehatan umum.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan pengobatan terhadap
kondisi kesehatan yang merugikan. Pencegahan sekunder mungkin saja
berhasil mengatasi penyakit yang tidak dapat diobati pada tahap
akhir,mencegah komplikasi dan kecacatan,serta membatasi penyebaran
penyakit menular.
Komponen penting dalam pencegahan sekunder adalah skrining yaitu
pemeriksaan terhadap penyakit-penyakit asimptomatik seperti
TBC,diabetes,dan hipertensi.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier yaitu dilakukan jika penyakit atau kondisi tertentu
telah menyebabkan kerusakan pada individu. Tujuan pencegahan tersier
adalah untuk membatasi kecacatan dan merehabilitasi atau meningkatkan
kemampuan masyarakat semaksimal mungkin.
Contoh pencegahan tersier adalah penyediaan “makanan di atas
kendaran” untuk individu yang harus berada di rumah,pelayanan terapi fisik
untuk penderita stroke dan konseling kesehatan mental untuk korban
perkosaan.
(Wahit Iqbal Mubarok : 2009)
Pencegahan Penyakit Pada Masyarakat Di Rw.14 Kelurahan Y
A. ISPA
Pencgahan Primer
Mengusahakan agar anak mempunyai gizi baik.
Mengusahakan kekebalan anak imunisasi
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
Pemberantasan ISPA yang dilakukan adalah :
Penyuluhan kesehatan yang terutama di tunjukan oleh para ibu.
Pengelolaan kasus yang disempurnakan
Imunisasi.
Pencegahan sekunder
Jika anak menderita ISPA ringan maka yang harus dilakukan adalah hal-hal
sebagai berikut :
Demam dikompres
Pilek : membersihkan hidung yang tersumbat agar dapat bernapas.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan :
1. Menganjurkan pasien istirahat yang cukup.
2. Berikan cukup minum tapi jangan berikan air es.
3. Berikan makanan yang cukup dan bergizi.
Pencegahan tersier
Pengobatan pada ISPA yaitu :
Pneumonia berat : di rawat di RS,berikan antibiotik melalui infus.
Pneumonia : Berikan antibiotik oral
Bukan pneumonia : di berikan perawatan di rumah untuk batuk dapat
menggunakan obat batuk tradisional.
B. Diare
Pencegahan primer
Penyiapan makanan yang higienis
Penyediaan air minum yang bersih
Kebersihan perorangan.
Cuci tangan sebelum makan
Pemberian asi eksklusif.
Buang air besar pada tempatnya (wc,toilet).
Pencegahan sekunder
Beri minum sebanyak 10 ml perkilogram BB setiap kali agar cairan tubuh
hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya
dehidrasi,sehingga mencegah terjadinya kematian.
Sebaiknya diberikan larutan olarit yang telah tersedia di pasaran saat ini
seperti oralit 200 ml.
Jika tidak dapat dibuat larutan dirumah berupa larutan garam gula.
C. Hipertensi.
Pencegahan primer
Tidur yang cukup antara 6-8 jam per hari.
Kurangi makana yang berkolesterol tinggi dan perbanyak aktivitas
fisik untuk mengurangi berat badan.
Kurangi konsumsi alkohol.
Suplai kalsium.
Promosi kesehatan berupa kegiatan dasar gaya hidup sehat, gizi yang
baik dan kebersihan, olahrraga dan istirahat dan menghindari resiko
kesehatan dan lingkungan.
Membuat perubahan lingkungan,seperti meningkatkan keselamatan
dan kemurnian makanan dan air dan memberikan imunisasi.
Pencegahan Sekunder
Hipertensi pencegahan dalam 6 langkah :
Setelan pola makan sehat
Buah-buahan,sayur,makanan berserat,karbonhidrat jenis
kompleks,vitamin dan mineral,teh.
Makanan yang harus dihindari :
Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi, makanan yang diolah
menggunakan garam natrium,makanan atau minuman kaleng,makanan
yang diawetkan, susu ful cream,mentega,margarin,penyedap
makan,alkohol dan makanan yang mengandung alkohol.
Mengurangi garam dan natrium di diet anda.
Memelihara berat sehat.
Menjadi secara fisik aktif
Membatasi intake alkohol.
Berhenti merokok.
Pencegahan Tersier
Diet rendah lemak,diet rendah garam.
Berhenti merokok dan minum alkohol.
Kurangi atau berhenti minum kopi.
Hindari mengkonsumsi daging kambing dan buah durian.
Olahraga secara teratur yang disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Kurangi stress.
D. Rematik
Pencegahan primer
Menjaga agar asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan
kebutuhan tubuh,terutama banyak memakan ikan dari laut dalam.
Mengkonsumsi vitamin c, < 56 mg vit C per hari berkemungkinan
rematik.
Hindari merokok.
Menjaga agar BB tetap stabil.
Pencegahan sekunder
Hentikan faktor memicu diantaranya merokok.
Tidak melakukan olahraga secara berlebihan
Konsumsi banyak jenis sayuran,misalnya jus seledri,kubis atau wortel
yang dapat mengurangi gejala rematik.
Beberapa jenis herbal juga dapat membantu melawan nyeri reumatik
misalnya jahe,kunyit,biji seledri,daun lidah buaya,aroma terapi,dsb.
Pencegahan tersier
Senam reumatik yang berfungsi mencegah sekaligus terapi terhadap
gejala reumatik.
Mengkonsumsi obat konvensional jenis hormon Reducerent Therapy
(HRT) atau dengan cara tradisional yaitu mengkonsumsi kedelai.
Berjemur sinar matahari di bawah pukul 09:00 ini bisa membantu
penyerapan kalsium dalamtubuh yang bisa membantu fungsi tulang.
Penggunaaan herbal untuk mengatasi reumatik arthitis.
Cakar kucing
Kumis Kucing
Jahe.
( http://informasitips:2011)
VI. KELUARGA SEJAHTERA
Indikator Keluarga Sejahtera pada dasarnya berangkat dari pokok pikiran yang
terkandung didalam undang-undang no. 10 Tahun 1992 disertai asumsi bahwa
kesejahteraan merupakan variabel komposit yang terdiri dari berbagai indikator yang
spesifik dan operasional. Karena indikator yang yang dipilih akan digunakan oleh
kader di desa, yang pada umumnya tingkat pendidikannya relatif rendah, untuk
mengukur derajat kesejahteraan para anggotanya dan sekaligus sebagai pegangan
untuk melakukan melakukan intervensi, maka indikator tersebut selain harus memiliki
validitas yang tinggi, juga dirancang sedemikian rupa, sehingga cukup sederhana dan
secara operasional dapat di pahami dan dilakukan oleh masyarakat di desa.
Atas dasar pemikiran di atas, maka indikator dan kriteria keluarga sejahtera
yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
a. Keluarga Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5
kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti
kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan
b. Keluarga Sejahtera Tahap I
Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimal yaitu:
1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota
keluarga.
2. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau
lebih.
3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di
rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.
4. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.
5. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa
kesarana/petugas kesehatan.
c. Keluarga Sejahtera Tahap II
Yaitu keluarga - keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria
keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psykologis 6 sampai
14 yaitu :
1. Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
2. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur
sebagai lauk pauk.
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian
baru per tahun.
4. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni
rumah.
5. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
6. Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun
keatas mempunyain penghasilan tetap.
7. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca
tulisan latin.
8. Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini.
9. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur
memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)
d. Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula memenuhi
syarat 15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga yaitu :
1. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
2. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan
keluarga untuk tabungan keluarga.
3. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
5. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan.
6. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.
7. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai
dengan kondisi daerah setempat.
e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga yang dapat memenuhi kriteria I sampai 21 dan dapat pula memenuhi
kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan keluarganya yaitu :
1. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan
sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.
2. Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.
VII. KELUARGA MISKIN
a. Keluarga Miskin
Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi
tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :
1. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor.
2. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu
stel pakaian baru.
3. Luas lantai rumah paling kurang 8 M2 untuk tiap penghuni.
b. Keluarga Miskin Sekali
Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi
tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :
1. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih.
2. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,
bekerja/sekolah dan bepergian.
3. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.
VIII. RUMAH
A. Jenis Rumah
1. Rumah Permanen
Rumah yang dindingnya terbuat dari tembok atau kayu, terdapat pondasi dan
alas keramik kualitas tinggi.
2. Rumah Semi Permanen
Rumah yang dindingnya setengah tembok atau bata tanpa plester, lantai
ubin/semen.
3. Rumah Tidak Permanen
Rumah dengan dinding bambo/papan dan lantai tanah.
B. Syarat Rumah Sehat
1. Bahan Bangunan
Lantai : Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi
ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang
mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah
pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting adalah
tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk
memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat di tempuh dengan
menyiram air kemudian di padatkan dengan benda-benda yang berat, dan
dilakukakan beberapa kali.
Dinding : Dinding rumah di pedesaan lebih baik dinding atau papan. Sebab
meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan
tersebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.
Atap genteng adalah umum di pakai baik di daerah perkotaan,maupun di
pedesaan. Disamping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis, juga
dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya
sendiri. Atap seng atau abses tidak cocok untuk rumah pedesaan, di samping
mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.
Lain-lain (Tiang,kaso dan reng)
Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng umum di pedesaan. Bahan-
bahan ini tahan lama. Tetapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu
merupakan sarang tikus yang baik.
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar. Kurangnya ventilasi akan
menyebabkan kurangnya oksigen dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat
racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu kurangnya ventilasi akan
menyebabkan kelembapan udara dalam ruangan naik karena terjadinya proses
penguapan cairan dari kulit dan penyerapan, sehingga akan menyebabkan media yang
baik unttuk bakteri-bakteri dan patogen.
Fungsi kedua adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-
bakteri,terutama bakteri patogen karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus
menerus.
Fungsi yang lainnnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap
dalam kelembaban.
Ada dua macam ventilasi yaitu :
a. Ventilasi alamiah,dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi
secara alamiah melalui jendela,pintu,lubang angin,lubang-lubang pada
dinding,dsb. Ventilasi alamiah juga dapat merugikan karena masuknya
nyamuk dan serangan lainnya ke dalam rumah.
b. Ventilasi buatan yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut,misalnya kipas angin.
Sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau
membalik lagi.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya
matahari,disamping kurang nyaman,juga merupakan media atau tempat yang baik
untuk hidup dan bibit penyakit, dan jika cahaya terlalu banyak maka akan silau dan
merusak mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Cahaya alamiah yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena dapat
membunuh bakteri-bakteri patogen didala rumah,misalnya TBC.
b. Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah,seperti lampu minyak tanah,listrik dan sebagainya.
4. Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni
didalamnya,artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya. Jika luas rumah tidak sebanding dengan penghuninya maka akan
menyebabkan perjubelan. Hal ini tidak sehat, sebab di samping menyebabkan
kurangnya konsumsi O2 juga bila tidak salah satu anggota keluarga terkena penyakit
infeksi,maka akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lainnya. Luas
bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk setiap
orang.
5. Failitas-fasilitas dalam rumah sehat.
Rumah yang sehat harus memiliki fasilitas-fasilitas berikut :
Penyediaan air bersih yang cukup
Pebuangan tinja
Pembuangan air limbah
Pembuangan sampah
Fasilitas dapur
Ruang berkumpul keluarga.
Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau
belakang).
Fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk pedesaan yakni :
Gudang merupakan tempat menyimpan hasil panen. Gudang dapat berupa
bagian dari rumah tempat tinggal atau bangunan sendiri.
Kandang ternak
Kandang ternak sebaiknya terpisah dari rumah tinggal, atau dibikinkan
kandang tersendiri.
6. Penyediaan Air Bersih
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Untuk anak-anak air sangat
dibutuhkan sekitar 65 %, untuk bayi sekitar 80 %.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk
minum,masak,mendi,mencuci dsb. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju
setiap orang memerlukan air antara lain 60-120 liter per hari. Sedangkan negara-
negara berkembang termasuik indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-60
liter per hari. Air sangat penting untuk kebutuhan minum. Oleh karena itu untuk
keperluan minum dan masak air harus mepunyai persyaratan khusus agar tidak
menuimbulkan penyakit.
Syarat-syarat air yang sehat yaitu :
Syarat fisik
Bening(tidak berwarna),te\idak berasa,suhu di bawah suhu udara di luarnya.
Syarat Baktereriologis
Harus bebas dari segala bakteri,terutaa bakteri patogen.
Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah tertentu
pula. Kekurangan atau kelebihan salah stu zat kimia dalam air, akan
menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.Bahan kimia yang terdapat
dalam air yang ideal adalah :
Jenis Bahan Kadar yang di benarkan
Flour 1-1,5
Chlor 250
Arsen 0,05
Tembaga 1,0
Besi 0,3
Zat organik 10
Ph 6,5-9,0
CO2 0
Sumber-sumber air minum
Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian jadi air minum. Akan tetapi air hujan tidak
mengandung kalsium. Oleh karena itu agar dapat menjadi air minum yang sehat
maka harus di tambahkan kalsium.
Air sungai dan danau
Menurut asalnya sebagian besar dari air sungai dan air danau ini juga dari air
hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua
seumber ini di sebut sebagai air permukaan. Karena air sungai dan danau sudah
terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran,maka jika ingin
dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
Mata Air
Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul
secara alamiah. Oleh karena itu jika air mata air ini belum tercemar maka bisa
langsung digunakan sebagai air minum.
Air sumur dangkal
Air yang berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal.
Air sumur dangkal
Air ini berasala dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan
tanah biasannya diatas 15 meter.
Pengolahan air minum secara sederhana
Ada beberapa cara pengolahan air minum yaitu :
Pengolahan secara alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpangan dari air yang diperleh
dari berbagai macam sumber,seperti air sungai,air danau,air kali,dsb. Dalam
penyimpanan air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan
terjadi kongulasi dari zat-zat yang terdapat di dalam air,dan akhirnya terbentuk
endapan.
Pengolahan air dengan menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil,ijuk,pasir.
Penyaringan pasir lebih tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum)
yang hasilnya dapat dikonsumsi untuk diminum.
Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam, yakni zat kimia yang berfunsi
untuk koagulasi,dan akhirnya mempercepat pengedapan. Zat kimia yang kedua
adalah berfungsi untuk membunuh bibit penyakit yang ada di dalam air.
Pengolahan air dengan mengalirkan udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak
enak,menghilangkan gas-ga yang tidak diperlukan.
Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih.
Tujuannya adalah untuk membunuh kuman yang terdapat pada air.
7. Pembuangan Kotoran manusia.
Kotoran manusia adalah semua benda yang terkait dengan zat yang tidak
terpakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan oleh tubuh. Dengan bertambahnya
penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman,masalah pembuangan
kotoran manusia merupakan masalah pokok yang sedini mungkin harus diatasi.
Karena kotoran manusia adalah sumber oenyebaran penyakit yang bersumber pada
feses dapat melalui berbagai jalan.
Untuk mencegah sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap
lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Aimul, Aziz. 2006 Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :EGC.
Anderson, Elizabeth T. dan Judith MC Farlene. 2006. Buku Ajar Keperawatan
Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta :EGC.
Budiarto,Eko. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta :EGC.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat.
Jakarta :EGC.
Iqbal, Wahit Mubarok. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori 1.
Jakarta Salemba Medika.
James dkk. 2007. Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar. Jakarta :EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta.
http:/www. informasitips.com/. (Sumber :www:infopenyakit.com)