KASUS 1 (1)

10
KASUS 1 TRANSPLANTASI JANTUNG Dalam salah satu rumah sakit akademis di Indonesia yang terletak di kota S, untuk pertama kali akan dilakukan transplantasi jantung. Masih harus dilakukan seleksi terakhir pasien yang akan diberi transplantasi itu, bila nanti tersedia donor (=korban kecelakaan yang membuat codicil). Sesudah diadakan seleksi berdasarkan criteria medis, tinggal 5 calon resipien yang dari segi medis semua mempunyai kans yang sama untuk berhasil. 1. Seorang pria, guru yang berjasa banyak, pernah mendapat penghargaan dari pemerintah, berkeluarga, dua anak masing masing berusia 17 dan 19 tahun. 2. Seorang wanita, 35 tahun , pengacara, tidak menikah, perokok berat, menurut dugaan dokter penyakitnya disebabkan karena kebiasaan buruknya. 3. Seorang wanita, 31 tahun, ibu rumah tangga, mempunya 4 anak, berusia 1,3 (kembar) dan 5 tahun, penyakitnya tampak waktu dalam kehamilan terakhir 4. Seorang pria, 50 tahun, wali kota dari kota S. 5. Seorang pria, 40 tahun, berkeluarga, 2 anak masing masing berusia 11 dan 13 tahun, pengusaha kaya, ia berjanji menghadiahkan gedung baru kepada rumah sakit, jika transplantasinya berhasil. Jika dalam waktu singkat tersedeia seorang donor, transplantasi jantung harus diberikan kepada siapa? Diskusikan

description

OK

Transcript of KASUS 1 (1)

KASUS 1TRANSPLANTASI JANTUNGDalam salah satu rumah sakit akademis di Indonesia yang terletak di kota S, untuk pertama kali akan dilakukan transplantasi jantung. Masih harus dilakukan seleksi terakhir pasien yang akan diberi transplantasi itu, bila nanti tersedia donor (=korban kecelakaan yang membuat codicil). Sesudah diadakan seleksi berdasarkan criteria medis, tinggal 5 calon resipien yang dari segi medis semua mempunyai kans yang sama untuk berhasil.1. Seorang pria, guru yang berjasa banyak, pernah mendapat penghargaan dari pemerintah, berkeluarga, dua anak masing masing berusia 17 dan 19 tahun.2. Seorang wanita, 35 tahun , pengacara, tidak menikah, perokok berat, menurut dugaan dokter penyakitnya disebabkan karena kebiasaan buruknya.3. Seorang wanita, 31 tahun, ibu rumah tangga, mempunya 4 anak, berusia 1,3 (kembar) dan 5 tahun, penyakitnya tampak waktu dalam kehamilan terakhir4. Seorang pria, 50 tahun, wali kota dari kota S.5. Seorang pria, 40 tahun, berkeluarga, 2 anak masing masing berusia 11 dan 13 tahun, pengusaha kaya, ia berjanji menghadiahkan gedung baru kepada rumah sakit, jika transplantasinya berhasil.Jika dalam waktu singkat tersedeia seorang donor, transplantasi jantung harus diberikan kepada siapa? Diskusikan cara membuat keputusan berdasarkan etika kedokteran dan etika klinis menurut metode Johnsen dan siegler!Pembahasan :a. Berdarakan Kaidah Dasar BioetikaDi dalam kaidah dasar bioetik terkandung prinsip-prinsip dasar bioetik yang harus selalu diperhatikan. Empat prinsip etik (beneficence, non-maleficence, auotonomy, dan justice) dapat diterima di seluruh budaya, tetapi prinsip etik ini dapat bervariasi antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lainnya3. Di Indonesia sendiri, ada 4 prinsip berkaitan dengan bioetik yang harus selalu dipegang oleh seorang dokter. Keempat prinsip tersebut adalah:2.1 BeneficenceBeneficence adalah prinsip bioetik dimana seorang dokter melakukan suatu tindakan untuk kepentingan pasiennya dalam usaha untuk membantu mencegah atau menghilangkan bahaya atau hanya sekedar mengobati masalah-masalah sederhana yang dialami pasien.12.2 Non-maleficenceNon-malficence adalah suatu prinsip dimana seorang dokter tidak melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang dapat memperburuk pasien. Dokter haruslah memilih tindakan yang paling kecil resikonya. Do no harm merupakan point penting dalam prinsip non-maleficence. Prinsip ini dapat diterapkan pada kasus-kasus yang bersifat gawat atau darurat.2.3 AutonomyDalamprinsip ini, seorangdokterwajibmenghormati martabatdan hakmanusia, terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sesuai dengan keinginannya sendiri. Autonomy pasien harus dihormati secara etik, dan di sebagain besar negara dihormati secara legal. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa dibutuhkan pasien yang dapat berkomunikasi dan pasien yang sudah dewasa untuk dapat menyetujui atau menolak tindakan medis1.Melalui informed consent, pasien menyetujui suatu tindakan medis secara tertulis. Informed consent menyaratkan bahwa pasien harus terlebih dahulu menerima dan memahami informasi yang akurat tentang kondisi mereka, jenis tindakan medik yang diusulkan, resiko, dan juga manfaat dari tindakan medis tersebut1.2.4 JusticeJustice atau keadilan adalah prinsip berikutnya yang terkandung dalam bioetik. Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan perlakukan yang adil untuk semua pasiennya. Dalam hal ini, dokter dilarang membeda-bedakan pasiennya berdasarkan tingkat ekonomi, agama, suku, kedudukan sosial, dsb. Diperlukan nilai moral keadilan untuk menyediakan perawatan medis dengan adil agar ada kesamaan dalam perlakuan kepada pasien7. Untuk menentukan apakah diperlukan nilai keadilan moral untuk kelayakan minimal dalam memberikan pelayaan medis, harus dinilai juga dari seberapa penting masalah yang sedang dihadapi oleh pasien2. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek dari pasien, diharapkan seorang dokter dapat berlaku adil.

Berdasarkan teori tersebut, kami berpendapat bahwa pihak rumah sakit telah menerapkan prinsip Justice yaitu keadilan, meskipun pihak rumah sakit belum memilih diantara ke-lima pasien namun pihak rumah sakit sebelumnya telah melakukan seleksi terhadap seluruh pasien yang ada hingga tersisa 5 resipien tersebut, yang mana seleksi dilakukan berdasarkan kriteria medis dengan mempertimbangkan peluang keberhasilan bukan berdasarkan tingkat ekonomi, agama, suku, kedudukan sosial, dsb. Langkah tersebut juga menunjukkan bahwa pihak rumah sakit telah mengutamakan orang-orang yang paling membutuhkan transplantasi tersebut. Hal tersebut sesuai dengan kaidah bioetik Non-Maleficence yaitu tidak merugikan dan mengambil resiko yang paling kecil dengan melakukan seleksi berdasarkan peluang keberhasilan. Sedangkan untuk beneficence dan autonomy tidak begitu ditunjukkan pada kasus ini. Namun pada kasus ini, meskipun rumah sakit telah menerapkan Justice dan Non-Maleficence terkait dengn seleksi awal yang dilakukan, kedua kaidah itu akan benar benar diterapkan jika rumah sakit memilih pasien yang tepat secara adil dan tidak merugikan pasien.b. Metode Etika klinisBerdasarkan etika klinis menurut metode Johnsen dan siegler, maka analisis kami pada masing-masing pasien tersebut, yaitu:1. Seorang pria, guru yang berjasa banyak, pernah mendapat penghargaan dari pemerintah, berkeluarga, dua anak masing masing berusia 17 dan 19 tahun.a. Indikasi Medis: Indikasi medis pasien telah sesuai karena telah melewati seleksi awal berdasarkan pelung keberhasilan operasi.b. Preferensi pasien: Pasien tentunya telah setuju jika mendapatkan transplantasi, meskipun tidak dijabarkan pada kasus namun kami berpendapat jika pasien bersedia mengikuti seleksi awal, artinya pasien tersebut bersediac. Mutu hidup: Jika pasien di operasi, hal tersebut akan memperbaiki kualitas hidup pasien.d. Faktor kontekstual: Jika pasien dioperasi, kemungkinan besar ia akan dapat bekerja kembali seperti biasa setelah pulih, dan dapat terus memberikan kontribusi bagi bangsa.

2. Seorang wanita, 35 tahun , pengacara, tidak menikah, perokok berat, menurut dugaan dokter penyakitnya disebabkan karena kebiasaan buruknya.a. Indikasi Medis: Indikasi medis pasien telah sesuai karena telah melewati seleksi awal berdasarkan pelung keberhasilan operasi.b. Preferensi pasien: Pasien tentunya telah setuju jika mendapatkan transplantasi, meskipun tidak dijabarkan pada kasus namun kami berpendapat jika pasien bersedia mengikuti seleksi awal, artinya pasien tersebut bersediac. Mutu hidup: jika dioperasi, kemungkinan pasien tersebut mungkin akan meningkatkan kualitas hidup pasien, namun mengingat penyakitnya diduga merupakan akibat kehidupan buruknya, kami berpendapat akan sulit baginya mengubah kebiasaan buruknya dan secara tidak langsung ia akan memperburuk kualitas jantungnya.d. Faktor kontekstual: menurut kami pasien tidak memiliki tanggungan kecuali atas dirinya, karena belum berkeluarga maupun mempunyai anak.

3. Seorang wanita, 31 tahun, ibu rumah tangga, mempunya 4 anak, berusia 1,3 (kembar) dan 5 tahun, penyakitnya tampak waktu dalam kehamilan terakhira. Indikasi Medis: Indikasi medis pasien telah sesuai karena telah melewati seleksi awal berdasarkan pelung keberhasilan operasi.b. Preferensi pasien: Pasien tentunya telah setuju jika mendapatkan transplantasi, meskipun tidak dijabarkan pada kasus namun kami berpendapat jika pasien bersedia mengikuti seleksi awal, artinya pasien tersebut bersediac. Mutu hidup: Kualitas hidup pasien jika dioperasi tentunya akan membaik dan dapat meningkatkan kualitas hidup ke-4 anaknya yang masih tergolong anak-anak dan balita yang memerlukan asuhan seorang ibud. Faktor kontekstual: jika pasien dioperasi, pasien tersebut akan dapat membesarkan anaknya yang masih menjadi tanggungannya untuk dibesarkan. Pasien memiliki anak yang masih tergolong balita yang tentunya sangat membutuhkan seorang ibu sehingga ia sangat dibutuhkan untuk anak-anaknya.

4. Seorang pria, 50 tahun, wali kota dari kota S.a. Indikasi Medis: Indikasi medis pasien telah sesuai karena telah melewati seleksi wal berdasarkan pelung keberhasilan operasi.b. Preferensi pasien: Pasien tentunya telah setuju jika mendapatkan transplantasi, meskipun tidak dijabarkan pada kasus namun kami berpendapat jika pasien bersedia mengikuti seleksi awal, artinya pasien tersebut bersediac. Mutu hidup: jika pasien dioperasi, kemungkinan akan dapat memperbaiki kualitas hidupnya namun mengingat umurnya yang bisa dikatakan lansia maka diragukan transplantasi jantung akan bekerja secara optimal mengingat bahwa akan adanya penurunan fungsi tubuh pada pasien tersebut.d. Faktor kontekstual: pasien yang merupakan walikota tentunya akan memiliki kewenangan atas jabatan yang dipegangnya namun pada deskripsi pasien tidak dijelaskan tanggungan pasien maupun hal lain yang bisa dipertimbangkan.

5. Seorang pria, 40 tahun, berkeluarga, 2 anak masing masing berusia 11 dan 13 tahun, pengusaha kaya, ia berjanji menghadiahkan gedung baru kepada rumah sakit, jika transplantasinya berhasil.a. Indikasi Medis: Indikasi medis pasien telah sesuai karena telah melewati seleksi awal berdasarkan pelung keberhasilan operasi.b. Preferensi pasien: Pasien tentunya telah setuju jika mendapatkan transplantasi, meskipun tidak dijabarkan pada kasus namun kami berpendapat jika pasien bersedia mengikuti seleksi awal, artinya pasien tersebut bersediac. Mutu hidup: jika pasien dioperasi, kemungkinan akan dapat memperbaiki kualitas hidupnya.d. Faktor kontekstual: pasien merupakan pengusaha kaya yang tentunya memiliki ekonomi yang cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya.

Perbandingan ke-5 pasien berdasarkan klinikal etik :1. Indikasi Medis: Indikasi medis ke- 5 pasien telah sesuai karena telah melewati seleksi awal berdasarkan pelung keberhasilan operasi.2. Preferensi pasien: ke-5 Pasien tentunya telah setuju jika mendapatkan transplantasi, meskipun tidak dijabarkan pada kasus namun kami berpendapat jika pasien bersedia mengikuti seleksi awal, artinya pasien tersebut bersedia3. Mutu hidup: kualitas hidup yang paling baik menurut kami adalah pasien yang ke-3, pasien tersebut masih memiliki umur produktif dan fungsi tubuh masih baik dalam menerima transplantasi. Sedangkan pasien nomer 1 tidak diketahui umurnya, pasien nomer 2 dikhawatirkan tidak bisa mengubah kebiasaan buruknya, pasien ke-4 dan ke-5 dikhawatirkan telah terjadi penurunan fungsi tubuh karena berusia 40 tahun ke atas.4. Faktor kontekstual: faktor kontekstual yang paling mempengaruhin menurut kami adalah pasien nomer 3 karena masih memiliki 4 anak yang tergolong balita yang tentunya memrlukan perawatan serta kasih sayang dari ibu. Untuk pasien pertama, memang akan memberikan kontribusi jasa namun tanggungannya masih bisa dikesampingkan karena ke-2 anaknya telah dewasa. Untuk pasien ke-2 kami merasa pasien tersebut tidak memliki tanggunga. Untuk pasien ke-4 dan ke-5 kami merasa bahwa pasien memiliki ekonomi yang berkecukupan untuk kelangsungan hidup keluarganya jika memang kualitas hidup mereka semakin menurun ketika tidak dioperasi, dan ke-2 pasien tersebut yang memiliki ekonomi kerkecukupan mungkin bisa mencari donor di tempat lain.

Jadi, jika dalam waktu singkat terdapat seorang pendonor, kami berpendapat bahwa kami akan memilih pasien ke-3 untuk menerima donor ginjal dengan mempertimbangkan segala aspek klinikal etik yang telah kami bahas.

DAFTAR PUSTAKA1. Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011. Bioetik: Isu & Dilema. Jakarta Selatan: Pensil-3242. ECC Guidelines. Circulation, opcit.; Hilberman M, Kutner J, Parsons D, Murphy DJ. op. cit. 2008