Kasbes Mata - Katarak
Embed Size (px)
description
Transcript of Kasbes Mata - Katarak

LAPORAN KASUS
SEORANG PRIA72 TAHUN DENGANOD KATARAK SENILIS IMATUR DAN OS KATARAK
SENILIS MATUR
Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior
Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun oleh:
Donny Austine Wibisono
22010111200060
Penguji kasus : dr. Fatimah Dyah Nur A, Sp. M
Pembimbing : dr. Rakhmasari Yan A
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG2012

HALAMAN PENGESAHAN
Melaporkan kasus seorang pria 72 tahun dengan OD Katarak Senilis Imatur dan
OS Katarak Senilis Matur
Nama : Donny Austine Wibisono
NIM : 22010111200060
Penguji : dr. Fatimah Dyah Nur A, Sp. M
Pembimbing : dr. Rakhmasari Yan A
Dibacakan tanggal : 13 Maret 2012
Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan Senior di Bagian Ilmu Kesehatan
Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang, 13 Maret 2012
Penguji Kasus, Pembimbing,
dr. Fatimah Dyah Nur A, Sp. M dr. Rakhmasari Yan A
1

LAPORAN KASUS
SEORANG PRIA 72 TAHUN DENGAN OD KATARAK SENILIS
IMATUR DAN OS KATARAK SENILIS MATUR
Penguji kasus : dr. Fatimah Dyah Nur A, Sp. M
Pembimbing : dr. Rakhmasari Yan A
Dibacakan oleh : Donny Austine Wibisono
Dibacakan tanggal : 13 Maret 2012
I. PENDAHULUAN
Tajam penglihatan dipengaruhi oleh refraksi, kejernihan media
refrakta dan saraf. Bila terdapat kelainan/gangguan pada komponen
tersebut, akan dapat mengakibatkan penurunan tajam penglihatan. Salah
satunya adalah katarak, yakni kekeruhan lensa mata karena terganggunya
metabolisme lensa.1 Katarak dapat terjadi akibat penuaan, trauma fisik,
radiasi, pegaruh zat kimia, penyakit intraokuler, penyakit sistemik ataupun
kongenital.2,3
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi nasional
kebutaan di Indonesia yakni sebesar 0,9% dengan penyebab utama adalah
katarak, disusul glaukoma, gangguan refraksi, penyakit mata degeneratif
dan penyakit mata lainnya. Prevalensi kasus katarak di Indonesia pada
tahun 2007 sebesar 1,8%, mengalami peningkatan dibandingkan dengan
data Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, yaitu 1,2%.4
Berikut ini adalah laporan kasus seorang wanita 62 tahun dengan
oculi dextra katarak senilis imatur dan oculi sinistra katarak senilis matur.
2

II. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. W
Usia : 72 tahun
Agama : Islam
Alamat :Gilingsari Selatan kecamatan Temanggung RT002/RW002
Pekerjaan : Pensiunan PNS
No. CM : C342778
III. ANAMNESIS
(Autoanamnesis pada tanggal 7 Maret 2012)
Keluhan utama :Penglihatan kedua mata kabur
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak ± 7 tahun yang lalu, penderita mengeluh penglihatan mata
kiri kabur, seperti tertutup kabut, perlahan-lahan, semakin lama dirasakan
semakin kabur.± 3 bulan yang lalu penderita mengeluh penglihatan mata
kanan juga mulai kabur seperti mata kirinya.Penderita mengeluh
penglihatan mata kiri lebih kabur dari mata kanannya.Penglihatan kedua
mata kabur terus menerus, sepanjang hari baik siang ataupun malam hari
dan saat melihat dekat maupun jauh.Mata merah (-), kotoran mata (-),
nrocos (-), gatal (-), cekot-cekot (-), nyeri (-),melihat bayangan hitam
melayang-layang (-), kilatan cahaya (-), silau (+) pada mata kanan bila
terkena sinar lampu.Karena mengganggu aktivitas terutama pada mata kiri,
penderita memutuskan berobat ke RSUDTemanggung. Di
RSUDTemanggung dikatakan bahwa penglihatan penderita kabur karena
mata kiri menderita katarak, kemudian disarankan oleh dokter untuk
menjalankan operasi katarak, lalu dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi untuk
dilakukan operasi katarak, dan penderita telah setuju untuk dioperasi.
3

Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penggunaan kacamata baca (+), sejak 3 tahun lalu
Riwayat sakit kencing manis disangkal
Riwayat sakit tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat minum jamu dan obat-obat tetes mata dalam jangka
panjang disangkal
Riwayat trauma pada daerah mata disangkal
Riwayat operasi mata sebelumnya disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit seperti ini.
Riwayat Sosial Ekonomi :
- Penderita seorang pensiunan PNS dan tinggal bersama anaknya
- Pasien mempunyai 3 orang anak yang sudah berkeluarga dan bekerja.
- Pembiayaan pengobatan pasien ditanggung ASKES.
Kesan sosial ekonomi : cukup.
IV. PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 6Maret 2012)
Status Praesens :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran :Komposmentis
Tanda vital : Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Frekuensi napas : 20x/menit
Suhu : afebris
Pemeriksaan fisik : kepala : mesosefal, normal
leher : tidak ada kelainan
4

thoraks :cor : tidak ada kelainan
paru : tidak ada kelainan
abdomen : tidak ada kelainan
ekstremitas : tidak ada kelainan
Status Oftalmologi :
Oculus Dexter Oculus Sinister6/7,5 VISUS 1/300NC KOREKSI Tidak dikoreksi
Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukanGerak bola mata kesegala arah
baikPARASE/PARALYSE Gerak bola mata kesegala arah
baikTidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainan
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA SUPERIOR Edema (-), spasme (-)Edema (-), spasme (-) PALPEBRA INFERIOR Edema (-), spasme (-)
Hiperemis (-), sekret (-), edema (-), mix injeksi (-)
CONJUNGTIVA PALPEBRALIS
Hiperemis (-), sekret (-), edema (-), mix injeksi (-)
Hiperemis (-), sekret (-), edema (-)
CONJUNGTIVA FORNICES Hiperemis (-), sekret (-), edema(-)
Injeksi (-), sekret (-) CONJUNGTIVA BULBI Injeksi (-), sekret (-)Tidak ada kelainan SCLERA Tidak ada kelainan
Jernih CORNEA JernihKedalaman cukup, jernih,
Tyndall Efek (-)CAMERA OCULI
ANTERIORKedalaman cukup, jernih,
Tyndall Efek (-)Kripte (+), sinekia (-) IRIS Kripte (+), sinekia(-)Bulat, central, regular,
d : 3 mm, RP (+) NPUPIL Bulat, central, regular,
d : 3 mm, RP (+) N.Keruh tidak
merata(N1K1SKP0)LENSA Keruh merata
iris shadow (-)
5
Lensa keruh tidak merata
Lensa keruh merata

iris shadow (+)(+) kurang cemerlang FUNDUS REFLEKS (-)
T(digital) normalTschiotz = 5/5,5 = 17,3 mmHg
TENSIO OCULI T(digital) normalTschiotz = 5/5,5 = 17,3 mmHg
Tidak dilakukan SISTEM CANALIS LACRIMALIS
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan TEST FLUORESCEIN Tidak dilakukan
V. RESUME
Seorang Pria 72 tahun datang dengan keluhan sejak ± 7 tahun yang
lalu pada OS terjadi penurunan visus, seperti tertutup kabut, perlahan-
lahan, semakin lama semakin kabur.± 3 bulan yang lalu penderita
mengeluh OD juga mulai terjadi penurunan visus seperti OS.Penurunan
visus terjadi terus menerus, sepanjang hari baik siang ataupun malam hari
dan saat melihat dekat maupun jauh.Karena mengganggu aktivitas
terutama pada OS, penderita memutuskan berobat ke RSUDTemanggung.
Di RSUDTemanggung dikatakan bahwa penglihatan penderita kabur
karena mata kiri menderita katarak, kemudian disarankan oleh dokter
untuk menjalankan operasi katarak, lalu dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi
untuk dilakukan operasi katarak, dan penderita telah setuju untuk
dioperasi.
Pemeriksaan fisik :status presen dan pemeriksaan fisik dalam batas normal
Status oftalmologis :
Oculus dexter (OD) Pemeriksaan Oculus sinister (OS)
6/7,5 VISUS 1/300NC KOREKSI Tidak dikoreksi
Keruh tidak merata(N1K1SKP0)
iris shadow (+)
LENSA Keruh merata
(+) kurang cemerlang FUNDUS REFLEKS (-)
6

VI. DIAGNOSIS BANDINGOD : Katarak Senilis Imatur
OS : Katarak Senilis Matur
Katarak Senilis Hipermatur
VII. DIAGNOSIS KERJAOD : Katarak Senilis Imatur
OS : Katarak Senilis Matur
VIII. TERAPI
OD : Catarlent ED 3 gtt I (OD)
OS : Operasi Ekstraksi Katarak dan pemasangan Intra Ocular Lens
IX. PROGNOSIS
OD OSQuo ad visam Dubia ad bonam ad bonamQuo ad sanam Dubia ad bonam ad bonamQuo ad vitam Ad bonamQuo ad cosmetican Ad bonam
X. SARAN
Lakukan pemeriksaan pre-operasi
a. Pemeriksaan mata : funduskopi, biometri, keratometri, retinometri,
USG B Scan, pemeriksaan sekret mata.
b. Pemeriksaan sistemik : Tanda Vital, EKG, Pemeriksaan darah
(darah rutin, kadar gula darah, PTT dan PTTK), elektrolit, ureum,
kreatinin.
XI. EDUKASI
- Menjelaskan kepada penderita bahwa penglihatan kedua mata kabur
disebabkan terjadinya katarak pada kedua lensa mata.
- Menjelaskan bahwa katarak pada mata kiri lebih berat daripada mata
kanan, dan akan dilakukan operasi ekstraksi katarak pada mata kiri.
- Katarak tidak dapat diobati dengan obat, tetapi diobati dengan operasi
ekstraksi katarak dan pemasangan lensa tanam pada mata.
7

- Sebelum dilakukan operasi harus dilakukan pemeriksaan untuk
mengetahui kondisi saraf mata, keadaan bagian dalam mata dan
menentukan kekuatan lensa yang akan ditanam.
- Menjelaskan tentang komplikasi yang terjadi apabila tidak dioperasi,
nantinya lensa akan mencair, isi lensa akan keluar, menimbulkan
radang dan peningkatan tekanan bola mata. Awalnya akan timbul rasa
cekot-cekot lalu berlanjut menjadi kebutaan.
XII. DISKUSI
Katarak
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa dan denaturasi protein
lensa.Penuaan merupakan penyebab katarak yang terbanyak, tetapi dapat
juga akibat kelainan kongenital, trauma (fisik, kimia), toksin, penyakit
sistemik (diabetes, galaktosemi, distrofi miotonik), penyakit mata
(glaukoma, ablasi, uveitis, retinitis pigmentosa), merokok.
Proses patogenesis utama terjadinya katarak adalah akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa dan sklerosis. Peningkatan hidrasi
menyebabkan separasi lamellar dan terkumpulnya cairan yang
mengandung sedikit protein diantara serabut lensa. Proses sklerosis
menyebabkan terjadinya denaturasi protein dan aggregasi protein yg
berlangsung terus menerus. Kedua hal ini akan menghamburkan berkas
cahaya dan mengurangi transparansinya. Perubahan protein lainnya akan
mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau coklat. Pada
katarak juga ditemukan vesikel di antara serat-serat lensa atau migrasi sel
epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang. Kekeruhan pada
lensa dapat ditemukan pada berbagai lokasi di lensa seperti kapsul, kortek,
dan nukleus.1,4.
Kekeruhan ini dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa
seperti pada korteks, nucleus, subkapsular. Pemeriksaan yang dilakukan
pada pasien katarak meliputi pemriksaan tajam pengelihatan, slit lamp,
8

funduskopi, serta tonometri bila memungkinkan. Berdasarkan usia katarak
dapat diklasifikasikan dalam :1,2
1. Katarak kongenital (usia <1 tahun)
2. Katarak juvenile (usia >1 tahun)
3. Katarak senile (usia >50 tahun)
Diagnosis Katarak
Penglihatan yang berangsur-angsur memburuk atau berkurang
dalam beberapa bulan atau tahun merupakan gejala utama dari katarak.
Secara umum dapat digambarkan gejala katarak adalah sebagai berikut :1,4
1. Silau. Penderita mengeluh silau bila melihat cahaya pada katarak
imatur, terjadi perubahan daya lihat warna. Penglihatan kurang saat
berkendaraan di malam hari dan menghadapi sinar yang datang
2. Penglihatan berkabut. Keluhan ini dapat berupa penglihatan berkabut,
berasap, atau penglihatan tertutup film dengan karakteristik tidak nyeri
dan kaburnya penglihatan berlangsung progresif
3. Cahaya pelangi. Penderita mengeluh melihat sinar cahaya berwarna-
warni di sekitar sumber cahaya, sehingga cahaya lampu dan matahari
terasa mengganggu
4. Melihat dobel
5. Bisa melihat dekat pada pasien rabun dekat
6. Sering meminta ganti resep kacamata
Tanda yang dapat ditemui pada penderita katarak melalui
pemeriksaan, diantaranya :4
1. Penurunan tajam penglihatan. Banyak pasein katarak tidak
menunjukkan penurunan tajam penglihatan pada pemeriksaan. Akan
tetapi, pada tempat dengan penerangan terang atau di bawah sinar
matahari, penglihatan dapat sangat menurun karena merasa silau
2. Leukocoria. Pupil tampak putih
3. Iris Shadow. Tampak pada katarak imatur. Bayangan iris tampak pada
pupil saat pemeriksaan obliq iluminasi
9

4. Fundus reflex negatif pada katarak yang sudah lanjut
Katarak Senile
Perubahan lensa pada usia lanjut berupa :3
1. Kapsul
- Menebal dan mengalami sklerosis → kurang elastis → daya akomodasi pun
berkurang (presbiopia)
- Lamela kapsul berkurang atau kabur
- Terlihat bahan granular
2. Epitel
- Makin tipis
- Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
- Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
3. Serat lensa
- Rusak dan menjadi lebih ireguler, terutama pada korteks
- Sinar UV semakin lama akan merusak protein nukleus (histidin, triptofan,
metionin, sistein dan tirosin) membentuk brown sclerotic nucleus.
Katarak senile secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur,
hipermatur.Tabel 1. Perbedaan stadium katarak senile
10

Gejala Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Lensa
Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertambah(air masuk)
Normal Berkurang(air&masa lensa
keluar)Iris Normal Terdorong
(intumesen)Normal Tremulans
Iris Shadow Normal Positif Negatif PseudopositifCOA Normal Dangkal
(intumesen)Normal Dalam
Sudut Iridosiklitis
Normal Sempit Normal Terbuka
Penyulit - Glaucoma Fakomorfik
- Glaucoma Fakolitik; Uveitis
Klasifikasi katarak berdasarkan lokasi terjadinya :
1. Katarak inti (nuklear)
Merupakan yang paling banyak terjadi.Lokasinya terletak pada nukleus
atau bagian tengah dari lensa. Biasanya karena proses penuaan.
Keluhan yang biasa terjadi :
- Menjadi lebih rabuh jauh sehingga mudah melihat dekat dan untuk
melihat dekat melepas kacamatanya.
- Setelah mengalami penglihatan kedua ini (melihat dekat tidak perlu
kacamata) penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning.
Lensa lebih coklat.
- Menyetir malam hari silau dan sukar.
- Sukar membedakan warna biru dan ungu.
2. Katarak kortikal
Katarak kortikal terjadi pada kortek, mulai dengan kekeruhan putih
pada tepi lensa dan berjalan ke tengah sehingga mengganggu
11

penglihatan. Banyak terdapat pada penderita DM. Keluhan yang biasa
terjadi :
- Penglihatan jauh dan dekat terganggu
- Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra
3. Katarak subkapsular
Mulai dengan kekeruhan kecil di bawah kapsul lensa, tepat pada lajur
jalan sinar masuk.Diabetes melitus, retinitis pigmentosa, dan pemakaian
kortikosteroid dalam jangka lama dapat mencetuskan kelainan
ini.Biasanya dapat terlihat pada kedua mata. Keluhan yang biasa terjadi:
- Mengganggu saat membaca
- Memberikan keluhan silau dan halo
- Mengganggu penglihatan.
Tatalaksana katarak
Terapi utama katarak adalah pembedahan yakni dengan EKIK,
fakoemulsifikasi ataupun EKEK dengan pemasangan IOL. Untuk katarak
stadium insipien ataupun imatur dapat diberikan medikamentosa yang
diharapkan dapat mencegah/ menghambat progresifitas kekeruhan lensa.
Misalnya obat yang mengandung pirenoxine, suatu antioksidan yang
berfungsi untuk menghambat oksidasi lipid pada lensa mata. Seperti telah
diketahui, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pengeruhan
lensa pada katarak senilis adalah oksidasi lensa mata oleh senyawa
oksidan seperti oxidized glutathione. Obat yang mengandung pirenoxine
anatara lain catalin dan Kary Uni.4
Indikasi pembedahan pada katarak senilis :
- Bila katarak menimbulkan penyulit seperti uveitis atau glukoma,
meskipun visus masih baik untuk bekerja, dilakukan operasi juga
setelah keadaan menjadi tenang.
12

- Bila sudah masuk dalam stadium matur
- Bila visus meskipun sudah dikoreksi, tidak cukup untuk melakukan
pekerjaan sehari-hari (visus < 6/12 atau buta sosial 3/60).5
Terapi pembedahan :
1. EKEK
Dilakukan dengan merobek kapsul anterior, mengeluarkan
nucleus dan korteks. Sebagian kapsul anterior dan seluruh kapsul
posterior ditinggal. Cara ini umumnya dilakukan pada katarak
dengan lensa mata yang sangat keruh sehingga sulit dihancurkan
dengan teknik fakoemulsifikasi. Selain itu, juga dilakukan pada
tempat-tempat dimana teknologi fakoemulsifikasi tidak tersedia.
Teknik ini membutuhkan sayatan yang lebar, karena lensa harus
dikeluarkan dalam keadaan utuh. Setelah lensa dikeluarkan, lensa
buatan (IOL) dipasang untuk menggantikan lensa asli, tepat di
posisi semula. Lalu dilakukan penjahitan untuk menutup luka.
Teknik ini dihindari pada penderita dengan zonulla zinii yang
rapuh.2,4
a. Keuntungan :
- Luka insisi lebih kecil (8-12 mm) dibanding EKIK
- Karena kapsul posterior utuh maka :
Mengurangi resiko hilangnya vitreus intra operasi
Posisi anatomis yang lebih baik untuk pemasangan IOL
Mengurangi insidensi ablasio retina, edema kornea,
perlengketan vitreus dengan iris dan kornea
Menyediakan barier yang menahan pertukaran beberapa
molekul antara aqueous dan vitreus
Menurunkan akses bakteri ke kavitas vitreus yang dapat
menyebabkan endofthalmitis.
b. Kerugian :
13

- Dapat timbul katarak sekunder.
2. EKIK
Teknik ini sudah jarang digunakan setelah adanya teknik
EKEK. Pada EKIK dilakukan pengangkatan seluruh lensa,
termasuk kapsul lensa. Pada teknik ini dilakukan sayatan 12-
14mm, lebih besar dibandingkan dengan teknik EKEK. Dapat
dilakukan pada zonula zinn yang telah rapuh/ berdegenerasi/
mudah diputus.2
a. Keuntungan :
- Tidak timbul katarak sekunder
- Diperlukan instrumen yang tidak terlalu canggih (lup
operasi, cryoprobe, forsep kapsul)
b. Kerugian :
- Insisi yang lebih besar dapat mengakibatkan penyembuhan
dan rehabilitasi visual tertunda, astigmatisma yang
signifikan, serta inkarserasi iris dan vitreus
- Sering menimbulkan penyulit seperti sistoid makular
edema, distrofi kornea, coloboma iridis, glaukoma, uveitis,
endolftalmitis.
3. Fakoemulsifikasi
Pada fakoemulsifikasi, dengan menggunakan mikroskop
operasi, dilakukan sayatan yang sangat kecil (3mm) pada kornea.
Kemudian, melalui sayatan tersebut dimasukkan sebuah pipa
melewati COA-pupil-kapsul lensa. pipa tersebut akan bergetar dan
mengeluarkan gelombang ultrasonik yang akan menghancurkan
lensa mata. Pada saat yang sama, melalui pipa ini dilalukan cairan
garam fisiologis atau cairan lain sebagai irigasi untuk
membersihkan kepingan lensa. Melalui pipa tersebut cairan
diaspirasi bersama sisa-sisa lensa.3
14

Teknik ini menghasilkan insidensi komplikasi luka yang
lebih rendah, proses penyembuhan dan rehabilitasi visual lebih
cepat. Teknik ini membuat sistem yang relatif tertutup sepanjang
fakoemulsifikasi dan aspirasi, oleh karenanya mengontrol
kedalaman COA sehingga meminimalkan risiko prolaps vitreus.
Teknik ini dihindari pada pasien sindroma eksfoliativa, subluksasio
dan dislokasi lensa.3
Pasien ini didiagnosis sebagai OD Katarak Senilis Imatur
dan OS Katarak Senilis Matur dengan dasar pemikiran sebagai
berikut:
Dari anamnesis didapatkan bahwasejak 7 tahun yang lalu
penglihatan penderita kabur pada mata kiri seperti tertutup kabut,
semakin lama menjadi semakin kabur.±3 bulan yang lalu
penglihatan mata kanan mulai kabur.Penglihatannya kedua mata
kabur terus menerus, sepanjang hari baik siang ataupun malam hari
dan saat melihat dekat maupun jauh.Tidak ada tanda infeksi
maupun inflamasi dan penderita berusia >50 tahun (72 tahun).Dari
pemeriksaan oftalmologis pada OD didapatkan Visus 6/7,5 NC,
kekeruhan lensa tidak merata(N1K1SKP0) dengan iris shadow (+),
pemeriksaan fundus refleks (+) kurang cemerlang. Sedangkan pada
OS didapatkan Visus 1/300, kekeruhan lensa merata dengan iris
shadow (-), dan pemeriksaan fundus refleks(-).
Untuk persiapan pra operasi, pasien disarankan untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin, PTT/PTTK, gula
darah sewaktu, ureum kreatinin dan elektrolit, serta pemeriksaan
USG Biometri Scan, retinometri, keratometri, tonometri, spoeling
test, sekret mata, EKG.
15

Pada pasien ini rencana akan dilakukan operasi ekstraksi
katarak pada OS, dengan pertimbangan bahwa katarak pada OS
sudah mulai mengganggu aktivitas penderita, katarak pada OS
merupakan katarak stadium matur, dan apabila tidak dilakukan
operasi ekstraksi katarak dikhawatirkan akan menimbulkan
komplikasi lainnya.
Pada kasus ini, pada OS akan dilakukan EKEK dan
pemasangan IOLdengan pertimbangan teknik ini menghasilkan
insidensi komplikasi yang berhubungan dengan luka yang lebih
rendah, penyembuhan yang lebih cepat, dan rehabilitasi visual yang
lebih cepat dari teknik operasi lain yang memerlukan insisi yang
lebih besar.Sedangkan pada OD diberikan obat tetes mata Catarlent
(kalium iodida, potassium iodida) untuk mencegah progresifitas
katarak.
DAFTAR PUSTAKA
16

1. Vaughan DG, Taylor A, Paul R. Oftalmologi umum edisi 17. Jakarta :
Widya Medika; 2008
2. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai penerbit FK UI; 2009
3. Bobrow JC, Mark HB, David B et al. Section 11: Lens and Cataract.
Singapore : American Academy of Ophthalmology; 2008.
4. www.diglib.litbang.depkes.go.id
5. PERDAMI, Panduan Menejemen Klinis PERDAMI, Jakarta : PP
PERDAMI, 2006.
17