Kasbes mata ayu.doc

26
LAPORAN KASUS SEORANG WANITA 16 TAHUN DENGAN ODS KERATITIS ET CAUSA PEMAKAIAN LENSA KONTAK DAN ODS MIOPIA SEDANG Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior Departemen Ilmu Kesehatan Mata Penguji kasus : dr. A. Kentar Arimadyo S, MSi.Med, Sp.M Pembimbing : dr. Riani Nilam Sari Putri Dibacakan oleh : Desy Ayu Permitasari Dibacakan tanggal : 21 Maret 2013 DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

description

kasus mata

Transcript of Kasbes mata ayu.doc

Page 1: Kasbes mata ayu.doc

LAPORAN KASUS

SEORANG WANITA 16 TAHUN DENGAN ODS KERATITIS ET CAUSA PEMAKAIAN LENSA KONTAK DAN ODS MIOPIA

SEDANG

Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior

Departemen Ilmu Kesehatan Mata

Penguji kasus : dr. A. Kentar Arimadyo S, MSi.Med, Sp.M

Pembimbing : dr. Riani Nilam Sari Putri

Dibacakan oleh : Desy Ayu Permitasari

Dibacakan tanggal : 21 Maret 2013

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: Kasbes mata ayu.doc

HALAMAN PENGESAHAN

Melaporkan kasus Seorang Wanita 16 tahun dengan ODS Keratitis et causa

Pemakaian Lensa Kontak dan ODS Miopia Sedang:

Penguji kasus : dr. A. Kentar Arimadyo S, MSi.Med, Sp.M

Pembimbing : dr. Riani Nilam Sari Putri

Dibacakan oleh : Desy Ayu Permitasari

Dibacakan tanggal : 21 Maret 2013

diajukan untuk memenuhi tugas kepaniteraan senior di Departemen Ilmu Kesehatan

Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Semarang, 21 Maret 2013

Mengetahui,

Pembimbing Penguji

dr. Riani Nilam Sari Putri dr. A. Kentar Arimadyo, MSi.Med. Sp.M

Page 3: Kasbes mata ayu.doc

LAPORAN KASUS

ODS KERATITIS ET CAUSA PEMAKAIAN LENSA KONTAK DAN ODS

MIOPIA SEDANG

Penguji kasus : dr. A. Kentar Arimadyo S, MSi.Med, Sp.M

Pembimbing : dr. Riani Nilam Sari Putri

Dibacakan oleh : Desy Ayu Permitasari

Dibacakan tanggal : 21 Maret 2013

I. PENDAHULUAN

Lensa kontak merupakan pengganti kacamata yang berfungsi untuk

mengoreksi kelainan refraksi mata. Perkembangan dan penggunaan lensa kontak

semakin pesat, baik di negara maju maupun negara berkembang. Saat ini, telah

tersedia beragam jenis lensa kontak.1

Berdasarkan American Optometric Association, alasan orang memilih

menggunakan lensa kontak daripada kacamata karena lensa kontak mengikuti

pergerakan bola mata dan tidak sedikitpun mengurangi lapangan pandang mata,

sehingga tidak mengganggu penglihatan, memperindah penampilan, nyaman, lebih

terang, tidak ada bingkai yang mengganggu pandangan mata, mengurangi distorsi,

tidak berkabut, tidak mudah terkena air hujan, dan tidak menghalangi aktivitas.2

Tetapi penggunaan lensa kontak menimbulkan banyak dampak negatif yang

perlu diwaspadai, terlebih jika tidak mengikuti aturan pemakaian. Seperti gangguan

metabolisme mata (hypoxia), kerusakan stroma, trauma endotel, timbulnya toksik dan

alergi, keratitis steril, keratitis mikroba, gangguan aliran airmata, dan distorsi kornea

mata. Tetapi yang paling sering timbul adalah neovaskularisasi pada kornea mata

akibat hypoxia dan keratitis yang disebabkan bakteri timbul akibat adanya stres dari

1

Page 4: Kasbes mata ayu.doc

penggunaan lensa kontak.2,3

Penelitian dari Zhong Yan menjelaskan bahwa adanya keratitis akibat

pemakaian lensa kontak pada 50 mata (37 pasien), dimana pengguna lensa kontak

extended-wear lebih tinggi prevalensinya dibandingkan dengan pengguna lensa

kontak daily-wear.4

II. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Nn. R

Umur : 16 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Tlogosari Kulon, Pedurungan, Semarang

Pekerjaan : Pelajar

No. CM : C290855

III. ANAMNESIS (Autoanamnasis tanggal 8 Maret 2013)

Keluhan utama: Kedua mata terasa nyeri

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak ± satu minggu yang lalu pasien merasa kedua matanya terasa

nyeri saat setelah memakai lensa kontak. Pasien mengeluh matanya merah,

sedikit berair, gatal, dan merasa ada yang mengganjal di kedua matanya.

Pasien tidak mengeluh silau, cekot-cekot, dan keluar kotoran. Keluhan

dirasakan berkurang setelah ditetesi obat tetes mata Insto. Pasien telah

memakai lensa kontak jenis soft lens dengan masa pakai 6 bulan selama 2

bulan ini. Pasien memakai lensa kontak tersebut setiap hari Senin hingga

Sabtu selama ± 10 jam. Pasien tidak memakai lensa kontak saat tidur. Setelah

2

Page 5: Kasbes mata ayu.doc

memakai lensa kontak, pasien selalu membersihkan lensa kontak dengan

larutan pembersih lensa kontak.

Sejak ± 5 hari yang lalu pasien merasa keluhannya tidak membaik dan

pasien merasa kedua matanya bertambah nyeri ketika memakai lensa kontak.

Pasien juga merasa ada yang mengganjal di matanya. Namun, pasien tetap

menggunakan lensa kontak tersebut selama ± 10 jam sehari. Oleh karena itu,

pasien berobat ke RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Riwayat Penyakit Dahulu :

o Pasien menggunakan kacamata baca (+)

o Riwayat sakit tekanan darah tinggi disangkal

o Riwayat sakit kencing manis disangkal

o Riwayat trauma pada mata disangkal

o Riwayat operasi pada mata disangkal

o Riwayat pemakaian obat dalam jangka waktu lama disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

o Tidak ada anggota keluarga pasien yang sakit seperti ini.

o Riwayat kencing manis dan darah tinggi dalam keluarga disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi :

o Pasien adalah seorang pelajar

o Orang tua pasien bekerja sebagai PNS

o Biaya pengobatan ditanggung ASKES

o Kesan sosial ekonomi cukup

3

Page 6: Kasbes mata ayu.doc

IV. PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 8 Maret 2013)

Status Presen :

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Kompos mentis

Tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 84x/menit

RR : 16x/menit

Suhu : 37o C

Pemeriksaan fisik: kepala : tidak ada kelainan

leher : tidak ada kelainan

thoraks : cor : tidak ada kelainan

paru : tidak ada kelainan

abdomen : tidak ada kelainan

ekstremitas : tidak ada kelainan

Status Oftalmologi (Tanggal 8 Maret 2013)

4

Page 7: Kasbes mata ayu.doc

Oculi Dexter Oculi Sinister

5

Page 8: Kasbes mata ayu.doc

2/60 VISUS 3/60

S -5.50 6/12 NBC KOREKSI S -5.00 6/6

Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan

Gerak bola mata bebas ke

segala arah

PARASE/PARALYSE Gerak bola mata bebas ke

segala arah

Tidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainan

Edema (-), spasme (+)

minimal

PALPEBRA SUPERIOR Edema (-), spasme (+)

minimal

Edema (-), spasme (-) PALPEBRA INFERIOR Edema (-), spasme (-)

Hiperemis (-), sekret (-),

edema (-)

CONJUNGTIVA

PALPEBRALIS

Hiperemis (-), sekret (-),

edema (-)

Hiperemis (-), sekret (-),

edema (-)

CONJUNGTIVA

FORNICES

Hiperemis (-), sekret (-),

edema(-)

Injeksi silier (+), sekret (-) CONJUNGTIVA BULBI Injeksi silier (+), sekret (-)

Tidak ada kelainan SCLERA Tidak ada kelainan

Edema (+) minimal, Erosi

(+), infiltrat (+) punctata

CORNEA Edema (+) minimal, Erosi

(+), infiltrat (+) punctata

Kedalaman cukup,

Tyndall Efek (-)

CAMERA OCULI

ANTERIOR

Kedalaman cukup ,

Tyndall Efek (-)

Kripte (+), sinekia (-) IRIS Kripte (+), sinekia(-)

Bulat, central, regular,

d : 3 mm, RP (+) N

PUPIL Bulat, central, regular,

d : 3 mm, RP (+) N

Jernih LENSA Jernih

(+) suram FUNDUS REFLEKS (+) suram

T (digital) normal TENSIO OCULI T (digital) normal

Tidak dilakukan SISTEM CANALIS

LACRIMALIS

Tidak dilakukan

6

Page 9: Kasbes mata ayu.doc

(+) TEST FLUORESCEIN (+)

V. RESUME

Seorang wanita usia 16 tahun datang ke RSUP Dr. Kariadi dengan

keluhan kedua mata terasa nyeri. Sejak ± satu minggu yang lalu pasien merasa

kedua matanya terasa nyeri, perih saat setelah memakai lensa kontak. Pasien

mengeluh matanya merah, sedikit berair, pandangan kabur, dan merasa ada

yang mengganjal di kedua matanya. Sejak ± 5 hari yang lalu pasien merasa

keluhannya tidak membaik dan pasien merasa kedua matanya bertambah

nyeri ketika memakai lensa kontak. Pasien juga merasa ada yang mengganjal

di kedua matanya. Oleh karena itu, pasien berobat ke RSUP Dr. Kariadi

Semarang.

Pemeriksaan fisik : Status praesens dan pemeriksaan fisik dalam batas normal

Status Oftalmologi :

Oculus Dexter Oculus Sinister

2/60 VISUS 3/60

S -5.50 6/12 NBC KOREKSI S -5.00 6/6

Edema (-), spasme (+) minimal

PALPEBRA Edema (-), spasme (+) minimal

Injeksi silier (+), sekret (-) CONJUNCTIVA BULBI

Injeksi silier (+), sekret (-)

Edema (+) minimal, Erosi (+), infiltrat (+) punctata

CORNEA Edema (+) minimal, Erosi (+), infiltrat (+) punctata

(+) suram FUNDUS REFLEKS

(+) suram

(+) TEST FLUORESCEIN

(+)

7

Page 10: Kasbes mata ayu.doc

VII. DIAGNOSA

ODS KERATITIS ET CAUSA PEMAKAIAN LENSA KONTAK DAN ODS

MIOPIA SEDANG

VIII. TERAPI

Cendo Ulcori ED 6 x 1 tetes ODS

Cendo Augentonic ED 4 x 1 tetes ODS

Vitamin A 6000 IU 1 x 1

IX. PROGNOSIS

OD OS

Quo ad visam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

Quo ad sanam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

Quo ad vitam Ad bonam

Quo ad cosmeticam Ad bonam

X. SARAN

Dilakukan pemeriksaan tes sensibilitas kornea, uji schimmer, dan uji break

up time.

XI. EDUKASI

o Menjelaskan pada pasien bahwa kedua mata terasa perih karena terdapat

infeksi pada mata akibat penggunaan lensa kontak.

o Menjelaskan pada pasien untuk tidak menggunakan lensa kontak selama

kurang lebih satu bulan untuk penyembuhan infeksi pada kedua mata.

o Menjelaskan pada pasien mengenai terapi yang diberikan yaitu Cendo Ulcori

yang diberikan 6 kali sehari, mata kanan dan mata kiri masing-masing satu

tetes, dan Cendo Augentonic yang diberikan 4 kali sehari, mata kanan dan

8

Page 11: Kasbes mata ayu.doc

mata kiri masing-masing juga satu tetes. Apabila waktu untuk pemberian obat

sama, makan pemberian kedua obat diberi selang waktu selama ± 15 menit.

o Menjelaskan apabila setelah sakit mata dinyatakan sembuh jika tetap ingin

menggunakan lensa kontak diperlukan tindakan tambahan seperti perawatan

lensa yang lebih ketat dan menjelaskan cara penggunaan lensa kontak yang

baik.

o Menyarankan pada pasien untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.

o Menjelaskan kepada pasien untuk melindungi mata dari iritan seperti debu,

udara kering dan paparan sinar ultraviolet untuk menghindari peradangan

9

Page 12: Kasbes mata ayu.doc

XI. DISKUSI

LENSA KONTAK

Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada kornea

mata. Lensa kontak memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu mengoreksi

kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi, dan kosmetik.5

Jenis lensa kontak menurut bahan yaitu:5

1. Lensa Kaku (Rigid Lenses)

a. Lensa Keras Standar (Standard Hard Lenses): Terbuat dari

polymethylmethacrylate, tidak dapat ditembus oksigen, sehingga

mengandalkan pemompaan air mata ke dalam celah antara lensa dan

kornea sewaktu berkedip.

b. Lensa Kaku Permeabel-Gas (Rigid-Gas Permeable Lenses):

Terbuat dari cellulose acetat butyrat yang dikombinasi dengan

polymethylmethacrylate. Mudah ditembus oksigen sehingga

memperbaiki metabolisme kornea. Merupakan pilihan utama untuk

mengoreksi keratokonus dan astigmatisme dan pada kondisi yang

memerlukan lensa bifokus atau multifokus.

2. Lensa Lunak (Soft Lenses)

a. Lensa Lunak Kosmetik : Terbuat dari hydroxymethyl

methacrylat (HEMA) atau silikon, yang dari silikon permeabilitas terhadap

oksigennya lebih besar. Komplikasi lebih sering timbul dibandingkan lensa kaku,

diantaranya: keratitis ulceratif, reaksi imunologik kornea terhadap deposit pada lensa,

reaksi terhadap larutan perawat lensa, dan edema korna.

b. Lensa Lunak Terapeutik: Membentuk barier lunak antara

kornea dengan dunia luar, memberi perlindungan terhadap trikiasis dan pemajanan.

Lenda dengan kadar air tinggi dapat berfungsi sebagai "penyangga" untuk

penyembuhan epitel, seperti untuk pengobatan erosi rekurens.

10

Page 13: Kasbes mata ayu.doc

Jenis lensa kontak berdasarkan lama pemakaian:

1. Daily wear : harus dilepaskan pada malam hari

2. Extended wear: dapat dipakai semalaman, biasanya selama tujuh hari

berturut-turut tanpa dilepaskan

PATOGENESIS

Pengguna lensa kontak dapat memiliki komplikasi baik secara langsung

atau akibat dari permasalahan yang ada yang diperburuk dengan pemakaian lensa

kontak. Lensa kontak secara langsung bersentuhan dengan mata dan memicu

komplikasi melalui: trauma, mengganggu kelembaban kornea dan konjungtiva,

penurunan oksigenasi kornea, stimulasi respon alergi dan inflamasi, dan infeksi.6

Hipoksia Dan Hiperkapnia

Akibat kondisi kornea yang avaskular, untuk metabolisme aerobik kornea

bergantung pada pertukaran gas pada air mata. Baik dengan menutup mata maupun

memakai lensa kontak keduanya dapat mengurangi proses pertukaran oksigen dan

karbon dioksida pada permukaan kornea. Pada lensa kontak kaku dengan diameter

yang lebih kecil dengan transmissibilitas oksigen yang sama atau lebih rendah dapat

mengakibatkan edema kornea lebih sedikit jika dibandingkan dengan lensa kontak

lunak yang diameternya lebih besar karena pertukaran air mata yang lebih baik.

Hipoksia dan hiperkapnia sedikit pengaruhnya pada lapisan stroma bagian dalam dan

endotelium, dimana mereka memperoleh oksigen dan menghasilkan karbon dioksida

ke dalam humor aquous.6

Akibat oksigenasi yang tidak memadai, proses mitosis epitel kornea yang

menurun, menyebabkan ketebalannya berkurang, mikrosis, dan peningkatan

fragilitas. Akibat pada sel-sel epitel ini dapat menyebabkan keratopati pungtat epitel,

abrasi epitel, dan meningkatkan resiko keratitis mikroba. Efek lebih lanjut dari

hipoksia adalah hypoesthesia kornea dan neovaskularisasi baik pada epitel dan

stroma. Vaskularisasi stroma dapat berevolusi menjadi keratitis interstisial, kekeruhan

yang dalam, atau kadang-kadang perdarahan intrastromal. Pada beberapa kasus

11

Page 14: Kasbes mata ayu.doc

pemakaian lensa kontak yang lama, kornea menjadi terbiasa dengan tegangan oksigen

baru, dan edema stroma berubah menjadi lapisan stroma yang tipis.6

Alergi Dan Toksisitas

Para pemakai lensa kontak menghadapi berbagai potensial alergen. Lensa kontak

mendorong adhesi dari debris, sehingga tetap bersentuhan dengan jaringan okular.

Larutan lensa kontak dan terutama pengawet di dalamnya menginduksi respon alergi

pada individu-individu yang sensitif.

Kekuatan Mekanik

Kekuatan mekanik memicu komplikasi pada pengguna lensa kontak termasuk

abrasi akibat pemakaian atau pelepasan lensa yang tidak tepat, atau akibat fitting dan

pemakaian lensa kontak. Lensa kontak kaku yang tajam dapat menyebabkan distorsi

kornea atau abrasi. Pada kasus yang berat, permukaan kornea menjadi bengkok.

Keratokonus dapat timbul akibat kekuatan mekanik kronis dari pemakaian lensa

kontak. Permukaan yang terlipat dapat diakibatkan oleh lensa kontak lunak yang

terlalu ketat. Kerusakan epitel dapat terjadi secara sekunder akibat debris yang

terperangkap di bawah lensa. Komplikasi ini sangat penting mengingat dominannya

pemakaian lensa kontak kosmetik pada perempuan.6

Efek Osmotik

Lensa kontak meningkatkan penguapan air mata dan menurunkan refleks air

mata. Permukaan yang kering akibat rusaknya lubrikasi mata oleh lapisan air mata,

meningkatkan resiko terjadinya cedera mekanis seperti abrasi dan erosi.6

TERAPI

Terapi pada pasien keratitis akibat penggunaan lensa kontak tergantung pada

penyebab infeksi. Lensa kontak juga harus dilepas dalam jangka waktu tertentu

hingga pengobatan selesai.

KERATITIS

Kornea adalah selaput bening mata yang dapat menembus cahaya, dan

12

Page 15: Kasbes mata ayu.doc

merupakan jaringan penututp bola mata sebelah depan yang terdiri dari :5

1. Epitel, terdiri dari 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling

tumpang tindih

2. Membrane Bowman, merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur

seperti strorma.

3. Stroma, terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang

sejajar satu dengan yang lainnya.

4. Membrane descement, merupakan membrane aseluler, bersifat sangat

elastic.

5. Endotel, yang berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk

heksagonal.

Kornea disarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar

longus dan saraf nasosiliar. Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan

mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan

terjadi edema kornea.5

Keratitis merupakan suatu kondisi dimana kornea mata yang merupakan

bagian terdepan bola mata, mengalami peradangan. Keratitis dapat disebabkan oleh

infeksi maupun noninfeksi. Penyebab keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus dan

jamur dapat menyebabkan keratitis. Penyebab paling sering adalah virus herpes

simplex, tipe I. Selain itu penyebab lain adalah, kekeringan pada mata, pajanan

terhadap cahaya yang sangat terang, benda asing yang masuk ke mata, reaksi alergi

atau mata yang terlalu sensitif terhadap kosmetik mata, debu, polusi atau bahan

iritatif lain dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik.7

Tanda dan gejala keratitis diantara yaitu visus menurun, silau/ fotofobi,

lakrimasi/ sensasi benda asing, injeksi siliar, kornea edem dan terdapatnya infiltrat.5

Klasifikasi keratitis berdasarkan lokasi yaitu:8

1.Keratitis superfisial: meliputi epitel kornea, membrana Bowman, dan lapisan

13

Page 16: Kasbes mata ayu.doc

superfisial stroma.

2. Keratitis interstitial: meliputi daerah stroma kornea.

3. Keratitis profunda: meliputi daerah stroma profunda dan membrana Descemet.

Klasifikasi keratitis secara berdasarkan etiologi yaitu:5,9

1. Keratitis bakterial. Dapat disebabkan oleh Staphylococcus, Pseudomonas, dan

Enterobactericea. Pengobatan antibiotika dapat diberikan pada keratitis bakterial dini.

Biasanya pengobatan dengan dasar: Gram (-) dengan Tobramisin, Gentamisin dan

Polimiksin, sedangkan Gram (+) dengan Cefazolin, Vancomycin, dan Basitrasin.

2. Keratitis Jamur. Biasanya terdapat riwayat trauma pada kornea oleh ranting pohon,

daun, dan bagian tumbuh-tumbuhan. Jamur yang dapat mengakibatkan keratitis yaitu

Fusarium, Cephalocepharium, dan Curvularia. Sekarang ini infeksi jamur bertambah

dengan pesat akibat pemakaian antibiotik dan kortikosteroid yang tidak tepat. Pada

mata akan terlihat infiltrat yang berhifa dan satelit bila terletak di dalam stroma, serta

feathery appearance. Diagnosis pasti dibuat dengan kerokan kornea dengan KOH

10%. Pasien dengan infeksi jamur diberikan terapi Natamisin 5% setiap 1-2 jam saat

bangun maupun dengan antijamur lain seperti Mikonazole, Amfoterisin, dan lainnya.

3. Keratitis Virus.

Infeksi Herpes Simpleks. Terdapat 2 bentuk yaitu epitelial dan stromal.

Epitelial dengan bentuk keratitis dendritik, yaitu keratitis superfisial yang

membentuk garis infiltrat pada kornea yang membentuk cabang. Gejalanya

sama dengan keratitis pada umumnya ditambah dengan adanya sensibilitas

kornea yang menurun. Antivirus yang dapat diberikan yaitu Idoksuridin 0.1%

diberikan setiap 1 jam atau acyclovir. Infeksi herpes simpleks di stroma

kornea terdapat dalam bentuk keratitis diskiformis, yaitu keratitis yang

membentuk kekeruhan infiltrat yang bulat atau lonjong di dalam jaringan

kornea.

Infeksi Herpes Zoster. Virus Herpes Zoster dapat memberikan infeksi pada

ganglion Gaseri saraf trigeminus. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik

14

Page 17: Kasbes mata ayu.doc

maka akan terlihat gejala herpes zoster pada mata. Gejala ini tidak melampaui

garis median kepala. Terapi yang diberikan meliputi obat antiviral intravena

dan oral. Dosis oral Acyclovir adalah 800 mg 5 kali sehari selama 10-14 hari,

famciclovir 500 mg per 8 jam selama 7-10 hari. Terapi hendaknya dimulai 72

jam setelah timbulnya kemerahan.

4. Keratitis Acanthamoeba. Acanthamoeba adalah protozoa yang hidup bebas di

dalam air tercemar yang mengandung bakteri dan materi organik. Infeksi kornea

oleh Acanthamoeba biasanya dihubungkan dengan penggunaan lensa kontak luna,

termasuk lensa hidrogel silikon, atau lensa kontak rigid yang dipakai semalaman,

untuk memperbaikin kelainan refraksi. Gejala awal adalah rasa nyeri yang tidak

sebanding dengan temuan klinisnya, kemerahan, dan fotofobia. Debridement

epitel bisa bermanfaat pada tahap awal penyakit. Terapi dengan obat pada

umumnya dimulai dengan isethionate propamidine topikal secara intensif dan

salah satu dari polyhexamethilene biguanide dan tetes mata neomycin Forte.

ANALISIS KASUS

Pasien ini didiagnosis ODS Keratitis et causa Pemakaian Lensa Kontak dengan dasar

pemikiran sebagai berikut:

1. Anamnesis:

15

Page 18: Kasbes mata ayu.doc

Mata kanan dan mata kiri pasien terasa perih, gatal, sedikit berair, terasa ada

yang mengganjal pada mata saat memakai dan setelah memakai lensa kontak.

Pasien dengan riwayat memakai lensa kontak jenis soft lens dengan masa

pakai 6 bulan selama 2 bulan, dan memakai lensa kontak setiap hari Senin

hingga Sabtu, ± 10 jam per hari.

2. Pemeriksaan Oftalmologis (ODS)

Palpebra superior: spasme (+)

Conjunctiva bulbi: injeksi silier (+) minimal, sekret (-)

Kornea: edema (+) minimal, erosi (+), infiltrat (+)

Tes fluoroscein (+)

Fundus refleks (+) suram

Pada kasus ini diberikan terapi

Cendo Ulcori ED 6 x 1 tetes ODS

Cendo Augentonic ED 4 x 1 tetes ODS

Vitamin A 6000 IU 1 x 1

DAFTAR PUSTAKA

1. American Optometric Association. From The AOA Contact Lens & Cornea

Section. 2006. Available from: http://www.aoa.org/x5179.xml/

16

Page 19: Kasbes mata ayu.doc

2. Castenallos G. Contact Lens Induced Ulcer - Best Treatment Option. 2010.

Available from: http://www.aoa.org/documents/CLCS%20Research%20Paper%20by

%20Giannie%20Castellanos.pdf

3. Bartlett JD dkk. Keratitis - New Paradigms in the understanding and management

of keratitis. 2011.

4. Zhi ZYKZ. Keratitis Associated with Contact Lens. 2006.

5. Vaughan DG, Taylor A, Paul R. Oftalmologi Umum Edisi 14. Jakarta: Widya

Medika; 2000.

6. Gross E. B., Complications of Contact Lenses, In: Duane’s Clinical

Ophthalmology. USA; 2003.

7. Kayser F.H, Bienz K.A, Eckert J, Zinkernagel R.M. Medical Microbiology.

Jerman; 2005.

8. Nema HV, Nema Nitin. Textbook of Ophthalmogy. New Delhi: Jaypee Brothers

Medical Publishers; 2012.

9. Ilyas, Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FK UI;

2008.

17