Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

38
KARYA TULIS ILMIAH SARJANA KEDOKTERAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SAM RATULANGI Oleh : Albertus Nugraha 060111063 Dosen Pembimbing : Drs. H. Opod,Msi Dr. J.S.V Sinolungan,M.Kes

Transcript of Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

Page 1: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

KARYA TULIS ILMIAH SARJANA KEDOKTERAN

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Oleh :Albertus Nugraha

060111063

Dosen Pembimbing :Drs. H. Opod,Msi

Dr. J.S.V Sinolungan,M.Kes

Page 2: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

BAB IPENDAHULUAN

I.A. Latar belakang

Perilaku merokok adalah aktivitas individu yang berhubungan dengan perilaku

merokok yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok dan fungsinya pada

kehidupan sehari-hari (Komalasari dan Helmi, 2000). Pada sebuah penelitian yang dilakukan

terhadap 8.000 orang, para peneliti menemukan bahwa perokok ringan maupun perokok

berat akan lebih mungkin memiliki kandungan albumin dalam air seni-nya dibandingkan

mereka yang tidak merokok. Albumin merupakan suatu protein yang menunjukkan fungsi

ginjal yang buruk .Sedangkan menurut Joly (dalam Diantini, 2002), perilaku merokok adalah

tingkah laku seseorang yang dimulai dengan membakar sebatang rokok yang terdiri dari

bahan baku kertas, tembakau, cengkeh dan saus dimana terkandung nikotin dan tar kemudian

menghisap asap yang berasal dari pembakaran rokok tersebut kemudian masuk ke dalam

paru-paru. Lebih lanjut Joly (dalam Diantini, 2002) menyatakan bahwa semakin banyak

jumlah rokok yang dihisap setiap hari, maka semakin berat pula tingkah laku merokok

seseorang. Angka kematian bagi perokok 70% lebih tinggi dibandingkan dengan non

perokok terutama bagi pria berusia 45 – 54 tahun. Penelitian di Inggris menunjukkan jumlah

perokok 25 batang setiap hari (berusia 35 tahun), 40% diantaranya akan meninggal sebelum

berusia 65 tahun. Kematian wanita perokok juga menunjukkan peningkatan dibandingkan

dengan wanita non perokok. Perokok wanita memberikan andil yang besar terhadap kematian

bayi dan lahirnya bayi prematur. Pada perokok berat, merokok dapat menyebabkan

rangsangan pada papillafiliformis (tonjolan pada lidah bagian atas). Selain itu, hasil

Page 3: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

pembakaran rokok juga mudah untuk dideposit sehingga perokok akan sukar untuk

merasakan rasa pahit, asin, dan manis karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (taste

buds) di lidah. Jumlah karang gigi yang terjadi pada perokok cenderung lebih banyak

dibandingkan pada mereka yang bukan perokok.

Merokok mengganggu kesehatan. Namun, banyak orang yang memiliki kebiasaan

merokok. Kebiasaan merokok itu sendiri merupakan sesuatu kebiasaan yang aneh, sebab

meskipun diketahui berbahaya namun setiap tahun jumlah perokok aktif tiap tahunnya

semakin bertambah. Betapapun berbagai hasil penelitian mengungkap akan bahaya rokok

untuk kesehatan, tapi juga tampaknya para perokok seakan tidak perduli akan hasil penelitian

tersebut. Satu dari 3 orang dewasa di dunia merokok (> 1.1 miliar), dan 80% hidup di negara-

negara berpendapatan bawah dan menengah (Davies et all., 2006). Menghisap rokok atau

merokok merupakan kebiasaan yang dapat ditemukan diberbagai kalangan dan wilayah. Data

WHO menunjukkan bahwa seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah

kaum remaja. Remaja mengkonsumsi rokok dikarenakan berbagai faktor, salah satunya

adalah adanya keinginan meningkatkan kepercayaan diri.

Perilaku merokok nampaknya telah menjadi pemandangan sehari-hari, hampir di

berbagai aktivitas sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk mensosialisasikan

mengenai dampak yang ditimbulkan oleh rokok, baik pada perokok aktif maupun perokok

pasif, namun nampaknya masih belum bisa memberikan kontribusi yang maksimal terhadap

pengurangan perilaku merokok.

Page 4: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang

pertama kali menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara, tembakau terbakar kurang

sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang di samping asapnya

sendiri , tar dan nikotine dihirup masuk ke dalam jalan napas. Tembakau

bertanggungjawab untuk 5 juta kematian tiap tahun, dan jika pola penggunaan tembakau

yang sekarang ini terus berlanjut, pada tahun 2030, kematian akan mencapai 10 juta per

tahun. Paling tidak, 70% kematian akan terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan

menengah seperti India, Cina dan Indonesia (TFI 2004). Tembakau membunuh lebih banyak

orang di dunia dibandingkan dengan jumlah yang meninggal karena malaria, masalah

kesehatan ibu dan anak, dan TB bersama-sama. Kebanyakan yang orang yang sakit atau

mendapatkan dampak dari penggunaan tembakau adalah laki-laki dalam umur-umur

produktif (Peto et al. 2000). Selain itu paparan asap rokok orang lain juga berdampak buruk

pada kesehatan rumah tangga. Penderitaan ini juga ditanggung oleh orang di sekelilingnya.

Merokok memiliki dampak yang buruk terhadap kesehatan. Dampak yang ditemukan

menyebabkan penyakit kardiovaskuler (seperti jantung koroner, stroke, aneurisma

arterosklerosis aorta, arteroklerosis pembuluh darah perifer), penyakit kanker (seperti kanker

paru, mulut, tenggorokan, pankreas, ginjal dan lambung), keadaan alergi dan penurunan daya

tahan tubuh, diabetes melitus, perubahan genetik, gangguan kromosom, menghambat

perbaikan DNA yang rusak serta mengganggu sistem enzimetik. Akhir-akhir ini para ahli

juga menghubungkan kebiasaan merokok dengan katarak mata dan osteoporosis. (Aditama,

1996:20). Pada tahun 2005, biaya kesehatan yang dikeluarkan Indonesia karena terkait

dengan tembakau mencapai 18,1 milyar US Dolar atau 5,1 kali lipat pendapat negara dari

cukai tembakau pada tahun yang sama.

Page 5: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2007, rokok merupakan

penyebab utama kematian di dunia .Rokok adalah penyebab dari 1 dari 10 kematian pada

orang dewasa di seluruh dunia. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 1,26 milyar perokok,

lebih dari 200 juta di antaranya adalah perempuan. Di seluruh dunia, kebiasaan merokok

menyebabkan kematian pada 2,5 juta orang setahunnya , artinya satu kematian setiap 13

detik. Salah satu dari masalah merokok adalah umur usia mulainya merokok semakin muda.

Setiap harinya sekitar 80-100 ribu remaja di dunia menjadi pecandu dan ketagihan rokok.

I.B. Perumusan Masalah

Bagaimana faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada mahasiswa di Fakultas

Hukum Universitas Sam Ratulangi.

I.C. Maksud dan Tujuan Penelitian

I.C.1 Maksud Penelitian

Untuk mengkaji secara ilmiah faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada

mahasiswa di fakultas hukum Universitas Sam Ratulangi.

I.C.2 Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan pemahaman mengenai faktor – faktor penyebab perilaku

merokok pada mahasiswa di fakultas hukum Universitas Sam Ratulangi.

Page 6: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

I.D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis :

Memberi masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang menyangkut

perilaku manusia khususnya faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada.

Memberi informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya.

Sebagai bahan informasi untuk pihak fakultas khususnya bagian Psikologi.

2. Manfaat Praktis :

Sebagai bahan masukan kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan

akan bahaya dan dampak-dampak negative merokok pada masyarakat khususnya

pada mahasiswa dan menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat terhadap

bahaya merokok.

Menambah pengetahuan penulis tentang perilaku dan bahaya merokok di

kalangan masyarakat khususnya mahasiswa.

Mengurangi dan bahkan lebih jauh lagi menghentikan kebiasaan merokok

terhadap masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya.

BAB II

Page 7: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

TINJAUAN PUSTAKA

II. A. DEFINISI / BATASAN PEROKOK

Menurut batasan yang dikemukakan oleh Doll dalam British Medical Journal, yaitu

sebagai berikut :

a. Perokok ialah seseorang yang merokok sedikitnya satu batang/hari selama sekurang

kurangnya enam bulan.

b. Bekas perokok ialah seseorang yang pernah merokok sedikinya satu batang/hari

selama sekurang – kurangnya enam bulan. Namun sekarang tidak lagi merokok.

c. Bukan perokok ialah seseorang yang tidak pernah merokok sebanyak satu batang/hari

selama enam bulan.

Menurut batasan yang dikemukakan oleh Guidelines for the Conduct of Tobacco

Smoking Surveys of the General Population, yaitu :

a. Perokok tiap hari adalah seseorang yang merokok tiap hari pada saat survey

berlangsung.

b. Perokok kadang kadang adalah seseorang yang meroko tidak tiap hari selama survey

berlangsung.

c. Mantan perokok adalah seseorang yang pernah merokok selama paling sedikit 6

bulan setiap hari dan sejak 3 bulan yang lalu atau lebih sudah berhenti merokok.

Page 8: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

d. Bukan perokok adalah seseorang yang tidak pernah merokok pada waktu survey

berlangsung atau pernah merokok 3 bulan yang lalu atau lebih, tetapi tidak setiap

hari.

Tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang

merasakan penambahan rasa yang positif. Dapat ditambahkan ada tiga sub tipe ini :

a. Pleasure reaction, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan

kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau

makan.

b. Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk

menyenangkan perasaan.

c. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan

memagang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan

menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk

menghisapnya hanya dibutuhkan waktu bebrapa menit saja. Atau perokok lebih

senang berlama-lama untu memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama

sebelum ia nyalakan dengan api.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang

menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah,

cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila

perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

Page 9: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

3. Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai psychological Addiction.

Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat

setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi

keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir

kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama

sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar

sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini

merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa

dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang

terdahulu telah benar-benar habis

Tipe-tipe perokok (Mu’tadin dalam www.E-Psikologi.com) yaitu:

1. Perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari

dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.

2. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak

bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit.

3. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60

menit setelah bangun pagi.

4. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit

dari bangun pagi.

Page 10: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

Tipe perokok (Sitepoe dalam Sari et al, 2003, h. 88) yaitu :

1. Perokok ringan, merokok 1-10 batang sehari.

2. Perokok sedang, merokok 11-20 batang sehari.

3. Perokok berat, merokok lebih dari 24 batang sehari.

II.B. KANDUNGAN ROKOK

Terdapat tiga komponen utama yang mengganggu kesehatan dalam rokok,yaitu

karbon monoksida (CO), nikotin dan tar. Setiap batang rokok yang dinyalakan akan

mengeluarkan lebih 4 000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan boleh membawa

maut. Dengan ini setiap sedotan itu menyerupai satu sedotan maut. Di antara kandungan asap

rokok terdapat bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam

cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), racun tikus (naphthalene), racun serangga (DDT),

gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi narapidana yang

menjalani hukuman mati, dan banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah tar,

nikotin dan karbon monoksida (CO).

Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi

penyebab kanker (karsinogen). Bahan seperti benzopyrene yaitu sejenis policyclic aromatic

hydrocarbon (PAH) telah lama disahkan sebagai agen yang menimbulkan proses kejadian

kanker.

Page 11: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

Nikotin, seperti ganja, heroin, amfetamin dan kokain, berpengaruh di dalam otak

dan mempunyai kesan kepada sistem mesolimbik yang menjadi puncak utama penagihan.

Sindrom ketagihan terhadap nikotin yang ditunjukkan dengan gejala gian, tolerans dan

tarikan. Seseorang yang kehabisan rokok kadangkala berkelakuan seperti mengalami

gangguan akal dan dalam keadaan yang amat tertekan sekali. Oleh karena itu terlalu sukar

untuk seseorang yang telah terjerat dengan ketagihan merokok, meninggalkan perilaku itu

untuk selamanya.

Nikotin turut menjadi penyebab utama risiko serangan penyakit jantung dan

strok. Hampir satu perempat penderita penyakit jantung adalah hasil dari perilaku merokok.

Di Indonesia, sakit jantung merupakan menyebab utama kematian sementara strok adalah

pembunuh yang keempat.

Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh

kendaraan. Gas ini megurangi pengikatan oksigen di dalam darah hingga menjadi berkurang

dan akhirnya boleh menyebabkan kematian disebabkan karena karbon monoksida di dalam

badan melebihi 60%.

Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia, akan membawa kerusakkan

pada setiap organ disepanjang yang dilewatinya, yaitu bermula dari hidung, mulut, tukak,

saluran pernafasan, paru-paru, saluran darah, jantung, organ pembiakan, dan saluran lainnya

Page 12: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

II. C. BAHAYA – BAHAYA MEROKOK

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih

jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat

besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.

Asap yang dihembuskan pada saat merokok dibedakan atas:

A. Asap utama (main stream smoke)

B. Asap samping (side stream smoke)

Asap utama merupakan bagian asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok,

sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebabkan oleh udara bebas dan

dapat dihirup oleh orang lain yang berada di ruangan yang sama, dikenal sebagai perokok

pasif.

Asap rokok mengandung 4.000 zat kimia, termasuk arsenik, aseton, butan, karbon

monoksida, dan sianida. Asap rokok yang dihirup oleh perokok maupun perokok pasif akan

mengandung 43 zat yang diketahui menyebabkan kanker. Itu sebabnya bagi perokok pasif

bisa mendapat dampak negatif yang lebih mengerikan jika asap rokok dihirup mereka.

Efek rokok di antaranya adalah :

1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya

beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat

yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.

Page 13: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker

di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin

pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat

yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di

jalanan raya yang macet.

3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat

candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan

memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.

4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin,

sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk

membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok

asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok

sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang

mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup

pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di

tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.

5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk

merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam

ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja

merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain,

sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.

Page 14: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat

dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi

sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki

persepsi yang berbeda dalam hal ini.

Merokok menimbulkan banyak penyakit. Sekilas saja, tembakau dan rokok dituduh

dapat menyebabkan banyak penyakit. Namun secara garis besar ada beberapa pengaruh

utama yang sudah sering diselidiki dan punya bukti tak terbantahkan yang akan dijelaskan,

yaitu :

Penyakit Jantung

Rokok juga merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung. Kematian

seorang perokok akibat penyakit jantung lebih banyak dibanding kematian akibat kanker

paru-paru. Bahkan rokok rendah tar atau rendah nikotin tidak akan mengurangi risiko

penyakit jantung. Karena beberapa dari rokok-rokok yang menggunakan filter meningkatkan

jumlah karbon monoksida yang dihirup, yang membuat rokok tersebut bahkan lebih buruk

untuk jantung daripada rokok yang tidak menggunakan tanpa filter.

Nikotin yang dikandung dalam sebatang rokok bisa membuat jantung Anda berdebar

lebih cepat dan meningkatkan kebutuhan tubuh Anda akan oksigen. Asap rokok juga

mengandung karbon monoksida yang beracun. Zat beracun ini berjalan menuju aliran darah

dan sebenarnya menghalangi aliran oksigen ke jantung dan ke organ-organ penting lainnya.

Nikotin dapat mempersempit pembuluh darah sehingga lebih memperlambat lagi aliran

Page 15: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

oksigen. Itu sebabnya para perokok memiliki risiko terkena penyakit jantung yang sangat

tinggi.

Kanker Paru-Paru

Asap rokok dari tembakau mengandung banyak zat kimia penyebab kanker. Asap

yang diisap mengandung berbagai zat kimia yang dapat merusak paru-paru. Zat ini dapat

memicu terjadinya kanker khususnya pada paru-paru. Kanker paru-paru merupakan kanker

yang paling umum yang diakibatkan oleh merokok. Penyebaran kanker paru-paru dalam

tubuh terjadi secara senyap hingga menjadi stadium yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus,

kanker paru-paru membunuh dengan cepat.

Emfisema

Perokok berat yang sudah bertahun-tahun akan mengalami emfisema. Emfisema

merupakan penyakit yang secara bertahap akan membuat paru-paru kehilangan

elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan keelastikannya, maka akan sulit untuk

mengeluarkan udara kotor. Tanda-tandanya adalah mulai mengalami kesulitan bernapas

pada pagi dan malam hari. Lalu mudah terengah-engah. Tanda lainnya adalah sering

mengalami flu berat, disertai dengan batuk yang berat, dan mungkin dengan bronkhitis

kronis. Batuknya sering kali tidak berhenti dan menjadi kronis.

Lebih Cepat Tua

Hasil penelitian terhadap para perokok menunjukkan bahwa wajah para perokok

pria maupun wanita lebih cepat keriput dibandingkan mereka yang tidak merokok. Proses

Page 16: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

penuaan dini tersebut meningkat sesuai dengan kebiasaan dan jumlah batang rokok yang

dihisap. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa para perokok berat memiliki keriput

pada kulit hampir lima kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok. Bahkan proses

penuaan dini sudah dimulai bagi para remaja yang merokok seperti kulit keriput, gigi

menguning, dan nafas tak sedap.

Kerusakan Tubuh

Dampak negatif merokok tidak hanya membahayakan paru-paru, jantung, dan

saluran pernapasan. Kebiasaan merokok menurut penelitian bisa merusak jaringan tubuh

lainnya. Belasan penyakit yang berkaitan dengan penggunaan tembakau bahkan

mencakup pneumonia (radang paru-paru), penyakit gusi, leukemia, katarak, kanker

ginjal, kanker serviks, dan sakit pada pankreas. Penyebabnya karena racun dari asap

rokok menyebar ke mana-mana melalui aliran darah. Merokok dapat mengakibatkan

penyakit di hampir setiap organ tubuh.

II. D. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB MEROKOK

Kecanduan rokok atau bisa disebut kecanduan nikotin yang terdapat dalam rokok,

memiliki banyak faktor penyebab. Jika anda memiliki keinginan untuk

menghentikan kebiasaan merokok, anda perlu mengetahui apa saja faktor-faktor

penyebab kecanduan rokok.

Berdasarkan hasil survey, faktor-faktor penyebab kecanduan rokok meliputi :

Faktor Sosial

Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau

Page 17: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar,

baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya. Bersosialisasi

merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk mencari jati diri mereka.

Dengan melihat apa yang dilakukan orang lain dan kadang kala mencoba untuk

meniru apa yang dilakukan orang lain. Hal itu merupakan suatu proses yang

terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani hidup bersosial.

Namun sangat disayangkan, tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang

ditiru melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok.

Jika seseorang yang bukan perokok, hidup atau berkerja bersama dengan seorang

perokok, secara otomatis salah satunya akan terpengaruh. Mungkin yang bukan

perokok mulai mencoba merokok, mungkin juga sebaliknya yang perokok

mengurangi konsumsi rokok. Baik disadari maupun tidak disadari, adaptasi

tersebut dilakukan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

berusaha untuk diterima di lingkungan sosial-nya.

Kebutuhan Menghisap Dan Mengunyah

Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengisap dan mengunyah. Kebutuhan ini

mulai ada sejak kita lahir yaitu kebutuhan untuk minum susu, dan secara

berangsur-angsur berkurang dan hilang, tetapi pada beberapa orang masih ada

sampai dewasa. Beberapa orang menggunakan rokok atau perangkat merokok dan

asap sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ini. Ada hipotesis bahwa

Page 18: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

kebutuhan ini lebih besar oleh beberapa orang dewasa kemudian oleh orang lain

karena kebutuhan ini atau beberapa kebutuhan dasar serupa lainnya, belum

sepenuhnya puas pada masa anak-anak.

Jika anda ingin berhenti merokok, maka ganti kebutuhan menghisap rokok

dengan cara lain. Misal, diganti dengan permen, atau makanan-makanan ringan

untuk dikunyah, ketika keingin merokok muncul. Memang, terlalu banyak

mengkonsumsi makanan ringan merupakan salah satu penyebab obesitas. Namun

untuk proses awal, cara ini dinilai efektif.

Respon Mengulang Otomatis

Ketika seseorang telah melakukan sesuatu berkali-kali dan cukup sering, maka

akan tercipta pola pengulangan perilaku tertentu secara otomatis. Hal ini terutama

berlaku jika tindakan tertentu dilakukan dalam situasi yang tidak menyenangkan,

yang memberikan efek membuat seseorang merasa lebih aman dalam kehidupan

sehari-hari dan rutinitas.

Seperti pola pengulangan otomatis selalu menjadi komponen dalam kebiasaan

merokok. Kalau anda ingin berhenti merokok, anda harus mencari tahu di mana

situasi dan lingkungan anda yang biasanya mengambil sebatang rokok. Kemudian

cobalah untuk menghindari situasi-situasi atau lingkungan tersebut.

Page 19: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

Nikotin Digunakan Sebagai Pengobatan

Nikotin memiliki efek penenang pada perasaan gugup. Pada saat yang sama

memiliki beberapa efek anti-depresif, setidaknya dalam jangka pendek, dan itu

membuat seseorang merasa lebih nyaman. Seseorang menderita kegugupan atau

gejala depresi mungkin merasa bahwa merokok membantu dia melawan gejala

mentalnya. Namun, secara bertahap akan ada kebutuhan untuk terus

meningkatkan dosis nikotin yang lebih tinggi untuk memberikan efek yang lebih

baik lagi, dan jika ada kekurangan nikotin di dalam tubuh, saraf atau perasaan

depresif akan muncul lebih besar daripada sebelumnya.

Untuk memperoleh kepuasan ini, dengan kebutuhan untuk terus meningkatkan

dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang lebih baik merupakan

alasan utama untuk kebiasaan merokok. Anda harus mempertimbangkan apakah

ini anti-depresif atau efek penenang yang menjadi alasan anda untuk merokok.

Maka anda harus mencoba untuk mencari cara lain untuk mencapai efek yang

sama. Aktif dalam kegiatan olahraga atau kegiatan di luar ruangan bisa

mengurangi perasaan depresif anda. Jika perasaan depresi lebih serius, beberapa

perawatan yang tepat sangat diperlukan, dan seorang psikolog atau jika perlu

psikiater adalah orang yang tepat membantu anda. Jangan memberikan

pengobatan sendiri, bisa-bisa anda terjerumus pada narkoba.

Faktor Genetik

Page 20: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

Tidak semua orang sangat tergantung pada nikotin. Ada beberapa orang yang

lebih mudah kecanduan nikotin daripada yang lain, dengan alasan yang masih

susah untuk dipahami. Dan alasan-alasan tersebut diyakini diwariskan dalam kode

genetik.

Kecanduan Pada Sel Syaraf

Otak secara normal memiliki substansi-substansi yang memberikan efek

penenang dan efek rangsangan pada sel-sel saraf, dimana substansi-substansi

tersebut bekerja dengan cara menempel pada reseptor-reseptor sel-sel saraf. Dan

nikotin memiliki efek yang sama dengan substansi-substansi tersebut terhadap

saraf, ketika nikotin menempel pada reseptor-reseptor di sel-sel saraf.

Dengan menempelnya nikotin pada reseptor, maka otak memproduksi dopamin.

Dopamin inilah yang memberikan efek menenangkan dan merangsang organ-

organ lain, yang memberikan efek menyenangkan dari merokok. Namun, ketika

nikotin terus menginduksi pelepasan dopamin, otak secara bertahap mengurangi

produksi dopamin ketika nikotin tidak ada, dan otak akan merasakan kebutuhan

yang lebih besar terhadap nikotin untuk tetap bekerja normal dan merasa nyaman.

Page 21: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III. A. JENIS PENELITIAN

Desain penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan metode

survey.

III. B. VARIABEL PENELITIAN DAN OPERASIONAL VARIABEL

III. B. 1. VARIABEL PENELITIAN

Yang menjadi variabel dalam penelitian adalah faktor – faktor penyebab prilaku merokok

pada mahasiswa Fakultas Hukun UNSRAT.

III. B. 2. OPERASIONAL VARIABEL

1. Pengetahuan tentang rokok meliputi :

Mengetahui rokok dari : Orang tua/ teman/ iklan

Pengetahuan tentang jenis-jenis rokok

Pengetahuan tentang bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok

Pengetahuab tentang bahaya merokok

Sumber pengetahuan tentang bahaya merokok

Pengetahuan tentang perokok pasif

Pengetahuan terhadap bahaya merokok dari instansi kesehatan

Pengetahuan tentang iklan atau tayangan tentang bahaya merokok

2. Sikap meliputi :

Pernyataan bahwa rokok dapat menyebabkan kematian

Page 22: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

Pernyataan tentang boleh merokok di sekitar orang yang tidak merokok

Sikap orang tua terhadap tindakan/ kebiasaan merokok

Sikap terhadap ajakan untuk merokok

Sikap terhadap merokok di lingkungan kampus

Sikap terhadap teman/ pacar yang merokok

Sikap terhadap merokok di tempat umum

Sikap terhadap peraturan pemerintah yang melarang dan memberikan hukuman

dan denda bagi perokok.

3. Tindakan meliputi :

Merokok atau tidak

Alasan merokok

Alasan tidak merokok

Usai mulai merokok

Tindakan perwujudan perilaku kebiasaan merokok

Banyaknya jumlh rokok yang setiap hari dikonsumsi

Jenis rokok yang dikonsumsi

Alasan memilih rokok yang dikonsumsi

Situasi yang dirasakan nikmat untuk merokok

Rokok merupakan kebutuhan primer

Pernah berhenti merokok

Gejala yang dirasakan jika berhenti merokok

Pernah tidaknya mengkonsumsi narkoba dan alcohol

Page 23: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

III. C. POPULASI DAN SAMPEL

III. C. 1. Populasi Penelitian

Populasi yang diteliti adalah seluruh mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat dimana

karakteristik populasi yang diperhatikan adalah :

1. Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan

2. Umur 18, 29, 20,21+

3. Status keluarga yaitu keluarga lengkap, yatim, piatu, yatim-piatu

4. Pekerjaan orang tua yaitu pegawai negeri/ swasta/ wiraswasta, petani, nelayan dan lain-

lain

5. Tinggal dengan : Orang tua/ saudara/ kost

III. C. 2 Sampel Penelitian

Besar sampel untuk survey ditentukan dengan cara Simple Random Sampling. Yang menjadi

sampel adalah sebagian dari seluruh populasi yaitu sebanyak 100 orang. Dengan

menggunakan Kriteria Inklusi :

- Semua pria dan wanita mahasiswa Hukum Unsrat.

- Bersedia menjadi responden.

- Ada pada saat pengambilan data dilakukan.

- Tidak sedang dalam keadaan sakit.

III. D. Cara Pengumpulan Data

1. Melalui observasi secara langsung untuk mendapatkan data.

Page 24: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

2. Dengan komunikasi langsung, dengan bantuan kuesioner sebagai alat

pengambilan data. Dalam kesioner telah disiapkan beberapa pertanyaan dalam

pertanyaan dalam pengambilan data.

III. E. Variabel yang Diteliti

1. Karakteristik responden

a. Umur

b. Jenis kelamin

c. Status anak

d. Pekerjaan orang tua

e. Alamat

2. Riwayat merokok

a. Apakah anda perokok

b. Bagaimana awalnya anda bisa merokok

c. Sejak kapan mulai mengkonsumsi rokok

d. Darimana sumber dana uang saku anda

e. Jumlah rokok yang dihisap setiap hari

f. Berapa lama telah menjadi perokok

g. Cara merokok

h. Jenis rokok

3. Faktor – Faktor penyebab perilaku merokok

a. Faktor social

Apakah keluarga anda ada yang merokok

Apakah orang tua anda tahu anda seorang perokok

Page 25: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

Apakah lingkungan di luar rumah anda adalah lingkungan perokok

b. Faktor Psikologis

Apa perasaan anda saat merokok

Apa yang mempengaruhi anda untuk merokok

Apa perasaan anda bila tidak ada rokok

Bagaimana bila anda mendapat larangan untuk merokok

Apa yang bisa membuat anda berhenti merokok

c. Faktor Kepribadian

Apakah anda merasa lebih konsentrasi setelah merokok

Apakah rokok dapat menginspirasi anda

Apakah rokok dapat menghilangkan kebosanan anda

4. Dampak merokok

a. Apakah anda tahu kandungan bahan dalam rokok

b. Apakah anda tahu penyakit yang disebabkan karena merokok

III. F. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan system survey dengan

menggunakan kuesioner.

III. G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Tehnik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan system tabulasi dan dianalisis

berdasarkan hasil prosentasi

III. H. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Page 26: Karya Tulis Ilmiah Sarjana Kedokteran

III. H. 1 Lokasi Penelitian:

Penelitian dilakukan di kampus Fakultas Hukum Unsrat.

III. H. 2 Jadwal Penelitian :

A. Tahap Persiapan : Mei 2010

1. Permohonan untul melaksanakan karya tulis ilmiah keserjanaan.

2. Penunjukan dosen pembimbing 1 dan 2.

3. Konsultasi dan penentuan judul.

4. Penyusunan usulan judul dan persetujuan dosen pembimbing

5. Seminar usulan judul karya tulis ilmiah.

B. Tahap Pelaksanaan : Juni 2010