Karya Ilmiah Thr

41
KARYA TULIS ILMIAH TINJAUAN KEPUSTAKAAN ULKUS PEPTIKUM Tim Penulis : Adli Rahma Yudi (09-008) Khairatun Najah Lubis (09-018) Muhammad Iqbal (09-087) Widya Indah Putri (09-097) Pembimbing : dr.Rahma Triana

Transcript of Karya Ilmiah Thr

Page 1: Karya Ilmiah Thr

KARYA TULIS ILMIAHTINJAUAN KEPUSTAKAAN

ULKUS PEPTIKUM

Tim Penulis : Adli Rahma Yudi (09-008)Khairatun Najah Lubis (09-018)Muhammad Iqbal (09-087)Widya Indah Putri (09-097)

Pembimbing : dr.Rahma Triana

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2011

Page 2: Karya Ilmiah Thr

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT,dimana telah memberikan kesempatan bagi penulis dalam menyelesaikan makalah ini,dan salawat dan salam kita curahkan pada junjungan nabi besar mhammad SAW yang telah membimbing dan membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti yag kita rasakan dan telah membawa dan membimbing kita ke jalan yang benar yang diridhai allah SWT.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yag telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini dan kepada dosen pembimbing kami. Yaitu : Dr. Rahma Triana

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam melaksanakan Ujian Akhir Semester(UAS).

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Kami penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan mkalah ini.

Demikianlah pengantar penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Khususnya bagi rekan rekan mahasiswa fakultas kedokteran baiturrahmah .Mohon maaf apabila ada kesalahan, karena kekurangan adalah dari penulis sendiri dan kelebihan hanya milik Allah SWT.

Padang,13 july 2011

Penulis

i

Page 3: Karya Ilmiah Thr

ABSTRAK

Nyeri perut adalah salah satu manifestasi gangguan saluran cerna dan organ yang

berada di dalam ronga abdomen. Nyeri perut dapat dikelompokkan berdasar lokasi nyeri

yang dirasakan. Untuk mempermudah, pengelompokkan dibagi menjadi 9 regio. Adapun

nyeri di regio epigastrium biasanya disebabkan kelainan pada organ lambung, duodenum,

saluran empedu, dan pankreas . Selain nyeri, petunjuk adanya kelainan pada saluran cerna

yaitu ulkus peptikum.

Infeksi Helicobacter pylori dan penggunaan obat antiinflamasi, baik steroid

maupun nonsteroid (termasuk aspirin), adalah factor pemicu terbanyak. Merokok

meningkatkan angka r eku rens i u lkus , dan memper l amba t penyembuhan

u lkus .

` Inti penyebab adalah ketidakseimbangan faktor defensif dan faktor agresif dimana

faktor agresif lebih dominan. Faktor defensif antara lain : lapisan mukus (berfungsi

sebagai lubrikasi, mencegah back diffusion ion H dan pepsin, mempertahankan pH

permukaan sel epitel), sekresi bikarbonat (untuk menetralisir ion H yang menembus

mukus), sirkulasi darah ke dalam mukosa (menjamin kerja sel).Faktor agresif antara lain :

asam lambung (bersifat korosif), pepsin (bersifat proteolitik), asam empedu, salisilat,

etanol, dan asam organik lemah .

Page 4: Karya Ilmiah Thr

ii

ABSTRACT

\

Page 5: Karya Ilmiah Thr

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN KULIT…………………………………………………………. iKata Pengantar………………………………………………………………. iiAbstrak……………………………………………………………………….. iiiDaftar Isi……………………………………………………………………... ivBab 1.1 Pendahuluan……………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………….. 11.2 Tujuan……………………………………………………… 31.3 Manfaat…………………………………………………….. 3

Bab 1.2 Tinjauan Kepustakaan ……………………………………………. 42.1 Anamnesa…………………………………………………… 42.2 Patofisilogi…………………………………………………... 42.3 Patogenesa…………………………………………………... 72.4 Pemeriksaan Fisik………………………………………….. 102.5 Pemeriksan Laboratorium………………………………… 102.6 Pemeriksaan Penunjang…………………………………… 10

Bab 111 Diskusi/Pembahasan………………………………………………...11Bab IV Kesimpulan…………………………………………………………..21Bab V Saran………………………………………………………………… 22Bab V1 Daftar Pustaka……………………………………………………… 23

Page 6: Karya Ilmiah Thr

iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Nyeri perut adalah salah satu manifestasi gangguan saluran cerna dan organ yang

berada di dalam ronga abdomen. Nyeri perut dapat dikelompokkan berdasar lokasi nyeri

yang dirasakan. Untuk mempermudah, pengelompokkan dibagi menjadi 9 regio. Adapun

nyeri di regio epigastrium biasanya disebabkan kelainan pada organ lambung, duodenum,

saluran empedu, dan pankreas . Selain nyeri, petunjuk adanya kelainan pada saluran cerna

yaitu ulkus peptikum.

Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas

sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel

disebut sebagai erosi, walaupun sering dianggap sebagai ”ulkus” (misalnya ulkus karena

stres). Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran cerna

yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah

gastroenterostomi, juga jejenum.1

Page 7: Karya Ilmiah Thr

1

Epidemiologi

Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 60

tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah diobservasi pada

anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering daripada wanita, tapi terdapat

beberapa bukti bahwa insiden pada wanita hampir sama dengan pria. Setelah menopause,

insiden ulkus peptikum pada wanita hampir sama dengan pria. Ulkus peptikum pada

korpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam berlebihan.

Penyebab dan Faktor Predisposisi

Penyebab ulkus peptikum kurang dipahami, meskipun bakteri gram negatif H.

Pylori telah sangat diyakini sebagai factor penyebab. Diketahui bahwa ulkus peptik

terjadi hanya pada area saluran GI yang terpajan pada asam hidrochlorida dan pepsin.

Faktor predisposisinya menurut beberapa pendapat mengatakan stress atau marah yang

tidak diekspresikan adalah factor predisposisi. Ulkus nampak terjadi pada orang yang

cenderung emosional, tetapi apakah ini factor pemberat kondisi, masih tidak pasti.

Kecenderungan keluarga yang juga tampak sebagai factor predisposisi signifikan.

Hubungan herediter selanjutnya ditemukan pada individu dengan golongan darah lebih

rentan daripada individu dengan golongan darah A, B, atau AB. Factor predisposisi lain

yang juga dihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup penggunaan kronis obat

antiinflamasi non steroid(NSAID). Minum alkohol dan merokok berlebihan.

Page 8: Karya Ilmiah Thr

2

1.2 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian ulkus peptikum2. Untuk mengetahui etiologi ulkus peptikum3. Untuk mengetahui Patofisiologi ulkus peptikum4. Untuk mengetahui Manifestasi ulkus peptikum5. Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnostik ulkus peptikum6. Untuk mengetahui Peatalaksanaan ulkus peptikum7. Untuk mengetahui Pencegahan ulkus peptikum8. Untuk mengetahui Komplikasi ulkus peptikum9. Untuk mengetahui Prognosis ulkus peptikum

1.3 MANFAAT

Bagi penulis memberikan rambahan wawasan bagi penulis dalam bidang pembuatan asuhan keperawatan,penulis akan mampu mengembangkan wawasan,bersikap kritis,dan ilmiah berkaitan dengan teori dalam bangku perkuliahan,dengan realita yang ada.

Mahasiswadiharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan untuk mengatasi apabila menemukan pasien ulkus peptikum.

Masyarakatmemberikan wawasan kepada masyarakat agar masyarakat bisa mencegah agar tidak terkena ulkus peptikum dan masyarakat mengetahui tentang gejala dan cara mengatasinya.

3

Page 9: Karya Ilmiah Thr

BAB 11ANAMNESA

2.1 PATOFISIOLOGI

Patofisiologi Terjadinya Penyakit

Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak

dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi

yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau

berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Sekresi lambung terjadi

pada 3 fase yang serupa :

Sefalik

Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa

makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya

merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan

menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan makanan

sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini

banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek

signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal

berlebihan selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang signifikan.

4

Page 10: Karya Ilmiah Thr

Fase lambung

Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi

dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan sekresi

asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.

Fase usus

Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap menjadi

gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung. Pada manusia,

sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan mukoprotein yang disekresikan

secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus ini mengabsorpsi pepsin dan

melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresikan secara kontinyu,

tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari

rangsangan lambung dan usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak

dinetralisasi dan bila lapisan luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam

hidroklorida bersama dengan pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak

hanya dengan sebagian kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya

dengan lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung.

Barier ini adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh

sekresi lambung itu sendiri.

Page 11: Karya Ilmiah Thr

5

Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah suplai darah, keseimbangan

asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi epitel. Oleh karena itu, seseorang

mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu dari dua factor ini :

1 kelebihan asam

Pembentukan asam dilambung penting untuk pengaktivan enzim enzim

pencernaan lambung,HCl dihasilkan oleh sel sel parietal sebagai respon terhadap

makanan tertentu.obat.hormon,histamin,dan rangsangan parasimpatis.makanan dan pbat

misalnya : kafein dan alkohol merangsang sel sel parietal untuk menghasilkan asam.

2 Kelemahan Barier Mukosa Lambung

Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosa

lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain, alcohol, dan

obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.Sindrom Zollinger-Ellison (gastrinoma)

dicurigai bila pasien datang dengan ulkus peptikum berat atau ulkus yang tidak sembuh

dengan terapi medis standar. Sindrom ini diidentifikasi melalui temuan berikut :

hipersekresi getah lambung, ulkus duodenal, dan gastrinoma(tumor sel istel) dalam

pancreas. 90% tumor ditemukan dalam gastric triangle yang mengenai kista dan duktus

koledokus, bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan leher korpus pancreas. Kira-kira ⅓

dari gastrinoma adalah ganas (maligna).

Page 12: Karya Ilmiah Thr

6

3 Pertahanan mukosa yang tidak kuat terhadap HCl

4 Penurunan produksi mukus

Penurunan produksi mukus dapat disebabkan oleh berbagai hal yang

menurunkan aliran darah ke usus,sehingga terjadi hipoxia lapisan mukosa dan

cedera atau kematian sel sel penghasil mukus.

Page 13: Karya Ilmiah Thr

6

2.2 PATOGENESA

lambung memiliki pertahanan terhadap autodigesti yaitu : mukus lambung dan

barier mukosa lambung.

Obat obatan seperti aspirin,alkohol dan infeksi H.pylory menyebabkan kerusakan

barier mukosa lambung ketidakseimbangan faktor defensif dan faktor agresif

sehingga menyebabkan penurunan fungsi mukosa sel: berkurangnya jumlah mukus,dan

berkurangnya kerapatan antar sel penigkatan produksi gastrin dan penurunan

somatostatin inflamasi mukosa mengalami ulserasi dan

perdarahan ,sehingga mukosa yang rusak tidak dapat memproduksi mukus untuk

melindungi sebagai barier mukosa lambung.

Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa

bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab

yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30%

mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.

1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk

atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini

bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat

menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan.

Page 14: Karya Ilmiah Thr

7

Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang

mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri

biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan

menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak

digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan

dengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah

kanan garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local

pada epigastrium.

2. Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada

esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi

asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.

3. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat

menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan

jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami

inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului

oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi

kandungan asam lambung.

Page 15: Karya Ilmiah Thr

8

4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,

kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang

dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat

ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan

gejala setelahnya.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik atau distensi abdominal. Bising usus mungkin tidak ada.

2.4 PEMERIKSAAN LABOR

Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur, meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

Barium enema

Endoskopi

Tes untuk H. pylori

.Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan adanya

ulkus, namun endoskopi adalah prosedur diagnostic pilihan. Endoskopi GI atas

digunakan untuk mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan lesi. Melalui endoskopi

mukosa dapat secara langsung dilihat dan biopsy didapatkan.

Page 16: Karya Ilmiah Thr

9

Endoskopi telah diketahui dapat mendeteksi beberapa lesi yang tidak terlihat

melalui pemeriksaan sinar X karena ukuran atau lokasinya. Feces dapat diambil setiap

hari sampai laporan laboratorium adalah negatif terhadap darah samar.

Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang menentukan dalam

mendiagnosis aklorhidria(tidak terdapat asam hdroklorida dalam getah lambung) dan

sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang dengan makanan atau antasida, dan tidak

adanya nyeri yang timbul juga mengidentifikasikan adanya ulkus.

. Ada juga tes pernafasan yang mendeteksi H. Pylori, serta tes serologis terhadap

antibody pada antigen H. Pylori.

Page 17: Karya Ilmiah Thr

10

BAB 111

DISKUSI/PEMBAHASAN

Ulkus Peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan

lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan

getah pencernaan.Ulkus yang dangkal disebut erosi.

Pepsin adalah suatu enzim yang bekerja sama dengan asam klorida (HCl) yang dihasilkan

oleh lapisan lambung untuk mencerna makanan, terutama protein.

Ulkus peptikum terjadi pada lapisan saluran pencernaan yang telah terpapar oleh asam

dan enzim-enzim pencernaan, terutama pada lambung dan usus dua belas jari.

Nama dari ulkus menunjukkan lokasi anatomis atau lingkungan dimana ulkus terbentuk.

Ulkus duodenalis, merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak

ditemukan, terjadi pada duodenum (usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter

pertama dari usus halus, tepat dibawah lambung.

Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung

atas lambung.Jika sebagian dari lambung telah diangkat, bisa terjadi ulkus marginalis,

pada daerah dimana lambung yang tersisa telah disambungkan ke usus.

Regurgitasi berulang dari asam lambung ke dalam kerongkongan bagian bawah bisa

menyebabkan peradangan (esofagitis) dan ulkus esofagealis.

Page 18: Karya Ilmiah Thr

11

ETIOLOGI DAN INSIDEN

Etiologi ulkus peptikum kurang dipahami, meskipun bakteri gram negatif H. Pylori telah

sangat diyakini sebagai factor penyebab. Diketahui bahwa ulkus peptik terjadi hanya

pada area saluran GI yang terpajan pada asam hidrochlorida dan pepsin. Penyakit ini

terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 60 tahun. Tetapi,

relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah diobservasi pada anak-anak dan

bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering daripada wanita, tapi terdapat beberapa bukti

bahwa insiden pada wanita hampir sama dengan pria. Setelah menopause, insiden ulkus

peptikum pada wanita hampir sama dengan pria. Ulkus peptikum pada korpus lambung

dapat terjadi tanpa sekresi asam berlebihan

Page 19: Karya Ilmiah Thr

12

Predisposisi :

Upaya masih dilakukan untuk menghilangkan kepribadian ulkus. Beberapa pendapat

mengatakan stress atau marah yang tidak diekspresikan adalah factor predisposisi. Ulkus

nampak terjadi pada orang yang cenderung emosional, tetapi apakah ini factor pemberat

kondisi, masih tidak pasti. Kecenderungan keluarga yang juga tampak sebagai factor

predisposisi signifikan. Hubungan herediter selanjutnya ditemukan pada individu dengan

golongan darah lebih rentan daripada individu dengan golongan darah A, B, atau AB.

Factor predisposisi lain yang juga dihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup

penggunaan kronis obat antiinflamasi non steroid(NSAID). Minum alkohol dan merokok

berlebihan.

Page 20: Karya Ilmiah Thr

13

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus lambung dapat dihubungkan dengan

infeksi bakteri dengan agens seperti H. Pylori. Adanya bakteri ini meningkat sesuai

dengan usia. Ulkus karena jumlah hormon gastrin yang berlebihan, yang diproduksi oleh

tumor(gastrinomas-sindrom zolinger-ellison)jarang terjadi. Ulkus stress dapat terjadi

pada pasien yang terpajan kondisi penuh stress. Sekitar 90% disebabkan oleh H. pylori,

selebihnya disebabkan oleh sekresi bikarbonat mukosa, ciri genetik, dan stress . 3

Page 21: Karya Ilmiah Thr

14

Klasifikasi

Klasifikasi ulkus berdasarkan lokasi:

Ulkus duodenal Ulkus Lambung

Insiden

Usia 30-60 tahun

Pria: wanita3:1

Terjadi lebih sering daripada ulkus lambung

Insiden

Biasanya 50 tahun lebih

Pria:wanita 2:1

Tanda dan gejala

Hipersekresi asam lambung

Dapat mengalami penambahan berat badan

Nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan; sering terbangun dari tidur antara jam 1 dan 2 pagi.

Makan makanan menghilangkan nyeri

Muntah tidak umum

Hemoragi jarang terjadi dibandingkan ulkus lambung tetapi bila ada milena lebih umum daripada hematemesis.

Lebih mungkin terjadi perforasi daripada ulkus lambung.

Tanda dan gejala

Normal sampai hiposekresi asam lambung

Penurunan berat badan dapat terjadi

Nyeri terjadi ½ sampai 1 jam setelah makan; jarang terbangun pada malam hari; dapat hilang dengan muntah.

Makan makanan tidak membantu dan kadang meningkatkan nyeri.

Muntah umum terjadi

Hemoragi lebih umum terjadi daripada ulkus duodenal, hematemesis lebih umum terjadi daripada melena.

Kemungkinan Malignansi

Jarang

Kemungkinan malignansi

Kadang-kadang

Faktor Risiko

Golongan darah O, PPOM, gagal ginjal

Faktor Risiko

Gastritis, alkohol, merokok, NSAID, stres

Page 22: Karya Ilmiah Thr

kronis, alkohol, merokok, sirosis, stress.

15

Penyebab ulkus peptikum kurang dipahami, meskipun bakteri gram negatif H.

Pylori telah sangat diyakini sebagai factor penyebab. Diketahui bahwa ulkus peptik

terjadi hanya pada area saluran GI yang terpajan pada asam hidrochlorida dan pepsin.

Faktor predisposisinya menurut beberapa pendapat mengatakan stress atau marah yang

tidak diekspresikan adalah factor predisposisi. Ulkus nampak terjadi pada orang yang

cenderung emosional, tetapi apakah ini factor pemberat kondisi, masih tidak pasti.

Kecenderungan keluarga yang juga tampak sebagai factor predisposisi signifikan.

Hubungan herediter selanjutnya ditemukan pada individu dengan golongan darah lebih

rentan daripada individu dengan golongan darah A, B, atau AB. Factor predisposisi lain

yang juga dihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup penggunaan kronis obat

antiinflamasi non steroid(NSAID). Minum alkohol dan merokok berlebihan

Page 23: Karya Ilmiah Thr

16

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus lambung dapat dihubungkan dengan

infeksi bakteri dengan agens seperti H. Pylori. Adanya bakteri ini meningkat sesuai

dengan usia. Ulkus karena jumlah hormon gastrin yang berlebihan, yang diproduksi oleh

tumor(gastrinomas-sindrom zolinger-ellison)jarang terjadi. Ulkus stress dapat terjadi

pada pasien yang terpajan kondisi penuh stress.

ANTASID.

Antasid mengurangi gejala, mempercepat penyembuhan dan mengurangi jumlah angka kekambuhan dari ulkus.Sebagian besar antasid bisa diperoleh tanpa resep dokter.

Kemampuan antasid dalam menetralisir asam lambung bervariasi berdasarkan jumlah antasid yang diminum, penderita dan waktu yang berlainan pada penderita yang sama.Pemilihan antasid biasanya berdasarkan kepada rasa, efek terhadap saluran pencernaan, harga dan efektivitasnya. Tablet mungkin lebih disukai, tetapi tidak seefektif obat sirup.

Page 24: Karya Ilmiah Thr

171. Antasid yang dapat diserap.Obat ini dengan segera akan menetralkan seluruh asam lambung.Yang paling kuat adalah natrium bikarbonat dan kalsium karbonat, yang efeknya dirasakan segera setelah obat diminum.Obat ini diserap oleh aliran darah, sehingga pemakaian terus menerus bisa menyebabkan perubahan dalam keseimbangan asam-basa darah dan menyebabkan terjadinya alkalosis (sindroma alkali-susu). Karena itu obat ini biasanya tidak digunakan dalam jumlah besar selama lebih dari beberapa hari.

2. Antasid yang tidak dapat diserap.Obat ini lebih disukai karena efek sampingnya lebih sedikit, tidak menyebabkan alkalosis.Obat ini berikatan dengan asam lambung membentuk bahan yang bertahan di dalam lambung, mengurangi aktivitas cairan-cairan pencernaan dan mengurangi gejala ulkus tanpa menyebabkan alkalosis.Tetapi antasid ini mempengaruhi penyerapan obat lainnya (misalnya tetracycllin, digoxin dan zat besi) ke dalam darah.

3. Alumunium Hdroksida.Merupakan antasid yang relatif aman dan banyak digunakan. Tetapi alumunium dapat berikatan dengan fosfat di dalam saluran pencernaan, sehingga mengurangi kadar fosfat darah dan mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan lemas.Resiko timbulnya efek samping ini lebih besar pada penderita yang juga alkoholik dan penderita penyakit ginjal (termasuk yang menjalani hemodialisa).Obat ini juga bisa menyebabkan sembelit.

4. Magnesium Hidroksida.Merupakan antasid yang lebih efektif daripada alumunium hidroksida.Dosis 4 kali 1-2 sendok makan/hari biasanya tidak akan mempengaruhi kebiasaan buang air besar; tetapi bila lebih dari 4 kali bisa menyebabkan diare.Sejumla kecil magnesium diserap ke dalam darah, sehingga obat ini harus diberikan dalam dosis kecil kepada penderita yang mengalami kerusakan ginjal.Banyak antasid yang mengandung magnesium dan alumunium hidroksida.

Page 25: Karya Ilmiah Thr

18

TERAPI

Tanpa komplikasi

a.Suportif : nutrisi

b.Memperbaiki / menghindari faktor risiko

c.Pemberian obat-obatan : antasida, antagonis reseplor M2. proton pump inhibitor,

pemberian obat-obatan untuk mengikat asam empedu. prokinetik. pemberian obat untuk

eradikasi kuman Helicobacter pylori,

d.pemberian obat-obatan untuk meningkatakan faktor defensif.

KOMPLIKASIPerdarahan ulkus, perforasi

Dengan komplikasi

Pada tukak peptik yang bcrdarah dilakukan penatalaksanaan umum atau suportif sesuai

dengan penatalaksanaan hematemesis melena secara umum

PENGOBATAN

Ulkus biasanya diobati minimal selama 6 minggu dengan obat-obatan yang mengurangi

jumlah asam di dalam lambung dan duodenum.

Obat ulkus bisa menetralkan atau mengurangi asam lambung dan meringankan gejala,

Page 26: Karya Ilmiah Thr

biasanya dalam beberapa hari.

19

`PENATALAKSANAAN

Idetntifikasi dan penghindaran makanan yang menyebabkan sekresi HCl

berlebihan

Pendidikan mengenai menghindari alkohol dan kafein

Berhenti merokok karena tembakau dapat memperlambat penyembuhan

Penatalaksanaan stress ,teknik relaksasi,untuk mengatasi pengaruh psikologis

Antasid untuk penetral asam

Penberian antibiotik yang spesifik untuk H.Pylory

Antagonis reseptor histamin yang mengurangi sekresi asam oleh sel sel parietal

PROGNOSISJika mengikuti pengobatan yag baik dengan mengambil semua obat,h pylori infeksi akan

sembuh.dan akan sangat kkecil kemingkinan untuk mendaparkan ulkus lain

Page 27: Karya Ilmiah Thr

20

BAB IV

KESIMPULAN

Nyeri perut adalah salah satu manifestasi gangguan saluran cerna dan organ yang

berada di dalam ronga abdomen. Selain nyeri, petunjuk adanya kelainan pada saluran

cerna yaitu ulkus peptikum ,ulkus peptikum ini merupakan area berlubang yang

berbentuk oval pada lapisan lambung yang termakan oleh asam lambung dan getah

pencernaan.ini terjadi disebabkan produksi asam yang berlebihan dilambung yang

mengalahkan sawar pertahanan mukus. Gejala yang sering muncul pada ulkus peptikum

yaitu : nyeri, muntah,konstipasi dan perdarahan. Penyakit Ulkus peptikum dapat

dilakukan terapi dan diobati dengan obat ulkus seperti : antasida, apabila penatalaksanaan

dilakukan dengan baik,makan prognosisnya juga akan baik.

Page 28: Karya Ilmiah Thr

21

BAB V

SARAN

Melakukan identifikasi dan penghindaran makanan yang menyebabkan sekresi

HCl berlebihan .

Berhenti merokok,Olahraga secara teratur,Hindari minuman mengaandung

alkohol, Atur pola makan yang baik dan teratur,

Kurangi stress karena stress dapat memicu pengeluaran asam lambung,

Hindari penggunaan obat obatan terutama yang mengiritasi lambung (aspirin),

Mempersiapkan keluarga untuk perawatan pasien dirumah bila saatnya

pulang,kapan harus istirahat,aktivitas dan kontrol selama kondisi masih belum

optimal terhadap dampak dari ulkus peptikum pasien

Page 29: Karya Ilmiah Thr

22

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA1. Capenito, Lynda Jall. (1997). Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

2.  Doenges, Marilynn E. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC

3.   Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. (1994). Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit EGC.

4. Corwin,j,Elizabeth.(1997).Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC

5. Bunner& suddarth.(1997).Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: EGC

6. W,Ayu,Sudoyo,dkk.(2007).Ilmu Penyakit Dalam.jilid 1,Edisi IV.Jakarta: EGC

Page 30: Karya Ilmiah Thr

23