Karya Ilmiah, Artikel Dan Resensi

download Karya Ilmiah, Artikel Dan Resensi

of 26

Transcript of Karya Ilmiah, Artikel Dan Resensi

KARYA ILMIAH, ARTIKEL DAN RESENSI MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh Welsi Damayanti, M.Pd.

disusun oleh : 1. Anggi Rizki R 2. Ade Uun 3. Ahmad Fajar 4. Gama Prihambudi 5. Handi Agus H. 6. M. Fauzi Nurjihad 0905842 0901960 0905899 0906960 0908810 0905904

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis. Sebagaimana kita maklumi, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang masih menjadi masalah di negeri kita. Alwasilah (2000) menjadikan kelahiran buku secara nasional menjadi ukuran betapa sulitnya membuat tulisan. Daddy Pakar seorang praktisi bahasa (2001) menyebutkan di masa subur proyek saja kelahiran buku baru setiap tahunnya hanya 2.000 judul buku baru, kalah jauh dengan Malaysia yang penduduknya sedikit setiap tahunnya mampu melahirkan 8.000 judul buku baru. Apalagi jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Keterampilan menulis memang tidak bisa lahir dengan serta merta. Diperlukan kolaborasi antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan. Talenta melahirkan semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi bekal untuk terampil menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah skill, seperti halnya naik sepeda, kegiatan menulis perlu dilatih atau diasah. Semakin sering berlatih, maka kemampuan menulis akan semakin baik. Untuk sekedar naik sepeda, hanya diperlukan waktu sekitar satu bulan, dan untuk menjadi seorang atlet balap sepeda, diperlukan latihan bertahun-tahun. Sama halnya dengan belajar menulis. Untuk sekedar bisa menulis, dibutuhkan waktu beberapa bulan saja, tetapi untuk menjadi penulis yang handal, yang tulisan-tulisannya ditunggu oleh para pembaca, tentu dibutuhkan waktu latihan yang lebih lama lagi. Seorang yang hendak melakukan kegiatan menulis setidaknya harus menguasai empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa itu ialah mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Untuk sekedar mendengar atau menyimak, asalkan telinga kita tidak bermasalah, siapapun bisa melakukannya. Namun, untuk menjadi pendengar yang mampu memahami pembicaraan diperlukan kemampuan mendengar yang baik, atau menguasai teknik mendengar. Sama halnya dalam kegiatan berbicara, membaca dan menulis. Untuk menjadi pembicara, pembaca dan penulis yang baik, maka ia harus menguasai teknik-tekniknya.

B. Rumusan Masalah Masalah yang dihadapi sehingga dibutuhkan sebuah aplikasi untuk mempermudah dalam memahami karya ilmiah,resensi dan artikel adalah sebagai berikut: 1. Apa karya ilmiah, artikel dan resensi itu? 2. Apa persyaratan karya ilmiah, artikel dan resensi itu? 3. Apa dasar-dasar penyususnan atau penulisan karya ilmiah, artikel dan resensi? C. Tujuan Penulisan Makalah Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. 2. Mempermudah individu dalam memahami karya ilmiah, artikel dan resensi Mengenalkan individu dalam penyususnan atau penulisan karya ilmiah, artikel dan resensi. 3. Individu lebih mudah memahami persyaratan karya ilmiah, artikel dan resensi. D. Metode Penulisan Makalah Metode untuk penulisan makalah yang membahas tentang karya ilmiah, artikel dan resensi ini adalah dengan metode pengumpulan referensi. Metode ini dipilih sebagai metode yang efektif dalam menyelesaikan makalah. Selain itu, penggunaan metode ini juga dapat menggabungkan beberapa sumber referensi sehingga saling berkomplemen dalam menghasilkan sebuah karya tulis yang sesuai dengan kebutuhan. Data teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik study pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literature yang relevan dengan tema makalah. Adapun metode lain yang digunakan oleh penulis yaitu dengan metode browsing dalam mengumpulkan data yang terkait. E. Manfaat Penulisan Makalah Ada pun manfaat penusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Seteleh memahami makalah ini individu lebih mudah dalam dalam memahami karya ilmiah, artikel dan resensi.

2. Seteleh memahami makalah ini individu lebih mudah dalam penyususnan atau penulisan karya ilmiah, artikel dan resensi. 3. Seteleh memahami makalah ini individu lebih mudah dalam memahami persyaratan karya ilmiah, artikel dan resensi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK KARYA TULIS ILMIAH

1. Pengertian Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Membicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian merupakan satu-satunya karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut. Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati. Dalam karya tulis ilmiah cirri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung jawabkan secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diindentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya. Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis ilmiah mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacammacam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi.

Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu : a. Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut. b. Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya. c. Harus dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut. 2. Persyaratan karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah merupakan perwujudan kegiatan ilmiah yang

dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Karya tulis ilmiah adalah karangan atau karya tulis yang menyajikan fakta dan ditulis dengan menggunakan metode penulisan yang baku. Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain: a. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran. b. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsurunsur yang menyangganya. c. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi. d. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur. e. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan. f. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan). Selain memiliki enam syarat mutlak, karya tulis ilmiah juga memiliki beberapa cirri pembeda dari karya non ilmiah. Ciri-ciri tersebut antara lain: 1) Objektif, artinya memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut, 2) Factual, artinya dibuat secara fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya, 3) Sistematis, artinya memiliki sistematika tertentu yang harus di taati, 4) Bermetode, tulisan disusun berdasarkan metode ilmiah tertentu, 5) Cermat dan jujur artinya menyagkut hal yng sebenarnya. 3. Tujuan dan Fungsi Karya Tulis Ilmiah

Penulisan karya tulis ilmiah memiliki beberapa tujuan dan fungsi. Tujuan penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut : a. Karya tulis ilmiah disusun dengan tujuan memecahkan masalah tertentu. b. Karya tulis ilmiah disusun dengan tujuan untuk mencapai tujuan khususnya tertentu. c. Karya tulis ilmiah disusun dengan tujuan menambah pengetahuan, ilmu, dan konsep pengtahuan tentang suatu pokok masalah tertentu. d. Karya tulis ilmiah disusun dengan tujuan membina kemampuan menulis ilmiah bagi penulisnya e. Karya tulis ilmiah disusun dengan tujuan membina kemampuan berfikir ilmiah bagi penulisnya. Di samping memiliki tujuan karya ilmiah memiliki fungsi, beberapa fungsi karya ilmiah sebagai berikut: 1) Fungsi pendidikan, karya tulis ilmiah berfungsi untuk memberikan pengalaman yang berharga bagi para penulisnya sehingga ia mampu menulis, berfikir, dan mempertanggungjawabkan tulisanya secara ilmiah. 2) Fungsi penelitian, karya tulis ilmiah berfungsi sebagai sarana bagi penulisnya guna menerapkan prosedur ilmiah dan memperaktikanya. 3) Fungsi fungsional, karya tulis ilmiah dapat berfungsi sebagai alat pengembangan ilmu pengtahuan, tanbahan bahan pustaka, dan kepentingan praktis di lapangan dalam satu disiplin ilmu tertentu. 4. Jenis Karya Tulis Ilmiah Karyatulis lmiah dapat di bedakan atas beberapa jenis. Pembedaan ini dapat dilihat dari sudut pandang kekomprehensifan isi, tujuan penulisan, maupun dari media yang digunakan. Secara umum karya ilmiah dibedakan atas jenis sebagai berikut: a. Makalah Makalah adalah salahsatu jenis karya tulis ilmiah yang ditulis dengan tujuan untuk pemenuhan suatu tugas tertentu. b. Laporan Penelitian Laporan Penelitian adalah salah saty jenis karya ilmiah yang biasanya disusun denagan tujuan untuk menyajikan/melaporkan kegiatan penelitian dilaksanakan. yag telah

c. Kertas kerja Kertas kerja adalah salah satu karya ilmiah yang disusun dengan tujuan untuk melaporkan satu kegiatan tertentu yang telah di laksanakan oleh penulisnya. d. Skripsi Skripsi adalah karya tulis ilmiah resmi yang membahas pemasalahan dalam bidang tertentu yang digunakan sebagai syarat penelesaian studi akhir jenjang sarjana. e. Tesis Tesis adalah karya tulis ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa sebagai salah satu syarat menyelesaikan program magister (S-2). f. Disertasi Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa sebagai salah satu syarat menyelesaikan program doctor (S-3). g. Karya Tulis Ilmiah Populer Karya Tulis Ilmiah Populer adalah salah satu karya tulis ilmiah yang medianya berupa media cetak atau media elektronik yang dipublikasikan kehadapan public pembaca. Karya tulis ilmiah populer biasanya di tulis dengan teknik penulisan yang menarik agar mudah dimengerti pembacanya namun tentu saja tetap mempertahankan kebenaran ilmiah atau objektif yang terkandung di dalamnya. 5. Susunan karya Tulis Ilmiah Karya tulis yang di buat berdasarkan hasil penelitian disebut karya ilmiah. Susunan penulisan karya ilmiah biasanya terbagi menjadi tiga bagian besar, yakni: a. Bagian pelengkap pendahuluan b. Bagian isi atau pembahasan c. Bagian pelengkap penutup 6. Sistematika penulisan karya ilmiah a. Bagian pelengkap Pendahuluan 1) Halaman Judul 2) Halaman Motto 3) Halaman Pengesahan 4) Kata Pengantar 5) Daftar Isi

6) Daftar Tabel 7) Abstrak Bab I 8) Latar Belakang masalah 9) Perumusan Masalah 10) Tujuan Penelitian 11) Metode Penelitian 12) Sistematika penulisan 13) Hipotesis 14) Waktu dan Lokasi Penelitian Bab II 15) Pembahasan Penelitian Bab III 16) Pembahasan Penelitian Bab IV 17) Kesimpulan dan Saran Bagaian akhir 18) Daftar pustaka 7. Bahasa Karya Tulis Ilmiah Bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah bahasa yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Baku yakni: taat atas kebahasaan yang berlaku. b. Denotatif yakni: kata bermakna sebenarnya c. Berkomunikasi dengan dengan pikiran bukan dengan perasaan. d. Kohesif yakni: agar tercipta hubungan yang gramatik antara unsur-unsur baik dalam kalimat maupun alenia. e. Koheren yakni: pembentuk kalimat atau alenia mendukung suatu makna atau ide pokok.

f. Mengutamakan kaliamt pasif g. Konsisten yakni: konsisten dalam segala hal, mimisalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda dan penggunaan kata ganti diri. h. Logis yakni: dapat diterima akal i. j. Efektif yakni Kuantitatif

k. Terhindar dari kesalahan umum bahasa Indonesia. B. Karakteristik Artikel 1. Pengertian Artikel Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. menurut Sharon Scull (1987) artikel didefinisikan sebagai bentuk karangan yang berisi analisis suatu fenomena alam atau sosial dengan maksud untuk menjelaskan siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa fenomena alam atau sosial tersebut terjadi. Suatu artikel kadang-kadang menawarkan suatu alternatif bagi pemecahan suatu masalah. 2. Persyaratan Penulisan Artikel a. Lugas: tulisan langsung menuju persoalan b. Logis: segala keterangan yang dipaparkan harus memiliki dasar dan alasan yang masuk akal dan dapat diuji kebenarannya c. Tuntas: masalah atau tema yang dipilih dipaparkan secara mendalam d. Obyektif: keterangan yang disajikan sesuai dengan data dan fakta yang ada e. Cermat: berusaha menghindari berbagai kekeliruan walau sekecil apapun f. Jelas dan padat: keterangan mudah dipahami Tidak melibatkan emosi yang berlebihan Menggunakan bahasa baku dan memperhatikan tanda baca.

3. Cara Menulis Artikel a. Tata letak Gunakan pengantar yang menarik minat berupa informasi singkat tapi padat berisi. Bagian isi hendaknya dibuat, bagian per bagian jika dibutuhkan, dengan sejarah dan diakhiri dengan peristiwa atau kegiatan terakhir dari artikel yang ditulis. Bagian penutup hendaknya memberitahu berkenaan tentang manfaat, kegiatan terkini, apa yang perlu tetap diperhatikan oleh para pembaca atas apa yang sedang terjadi. b. Gaya dan nada penulisan Masing-masing orang yang melakukan kontribusi artikel maupun

penyuntingan artikel memiliki gaya penulisan yang berbeda-beda. Hal ini menyumbang kepada keunikan dan hak istimewa yang dimiliki oleh para kontributor itu sendiri. Meskipun demikian, hal yang berkenaan dengan pemilihan kata dan istilah hendaknya tetap mendapat perhatian utama oleh para kontributor. Ada dua gaya penulisan yang dipandang sesuai untuk artikel Wikipedia. Lebih jauh lagi, penulis harus selalu memperhatikan bahwa nada tulisan bersifat resmi (formal), dingin (impersonal), dan netral (tidak memihak: takbias, tidak emosional, dan bersih dari prasangka). c.Gaya berita/jurnalistik Sejumlah kontributor menyarankan penggunaan gaya penulisan berita. Gaya ini adalah gaya prosa untuk berita di halaman muka surat kabar atau buletin berita yang disiarkan radio dan televisi. Ciri pokoknya adalah penempatan informasi penting di bagian awal, dan informasi kurang penting menyusul di belakangnya. Bentuk ini dimaksudkan pada awalnya agar para penyunting dapat memotong bagian bawah berita apabila berita itu kekurangan ruang di layout; gaya ini mengutamakan informasi penting karena kebanyakan orang memerlukan informasi penting segera, sedangkan informasi kurang penting dapat dicari belakangan. Artikel ensiklopedia tidak harus mengikuti gaya penulisan berita, tetapi keterbiasaan dengan gaya ini dapat membantu merencanakan gaya dan tata letak suatu artikel. Perlu pula disadari

bahwa gaya penulisan berita bukan berarti nada penulisan seperti berita hiburan dapat diterima (lihat bagian Nada penulisan). d. Gaya ringkasan Gaya ringkasan adalah gaya penulisan yang bermiripan dengan gaya berita, namun berlaku untuk mengetengahkan topik-topik yang akan dijelaskan kemudian. Gaya ini dipakai untuk mengawali subbagian-subbagian, bukan paragraf-paragraf baru. Ide dasar gaya ini adalah untuk membagikan informasi kepada pembaca yang mengharapkan sejumlah informasi rincian. Pembaca dapat memutuskan sendiri apakah mereka akan membaca rincian yang diberikan atau cukup ringkasan di awalnya saja. Ada dua alasan utama menggunakan gaya ringkasan. Yang pertama adalah pembaca memerlukan derajat rincian yang berbeda-beda: beberapa pembaca hanya menginginkan ringkasan singkat (sehingga dapat membaca bagian pengantar saja), pembaca yang lainnya memerlukan lebih banyak informasi (di sinilah gaya ringkasan dapat membantu), dan pembaca yang berminat akan rincian yang mendalam dapat membaca subbagian-subbagian yang menyertai. Alasan lainnya adalah bahwa artikel yang terlalu panjang akan mempersulit pembacaan dan terancam mengalami pengulangan yang tidak perlu. e. Nada penulisan Artikel Wikipedia, dan isi artikel ensiklopedik lainnya, harus ditulis dengan nada resmi. Standar untuk nada resmi tidak seragam karena tergantung kepada subjek yang dibahas. Dianjurkan untuk mengikuti gaya yang digunakan oleh Sumber terpercaya, dengan tetap menjaga agar artikel jernih dan mudah dimengerti. Nada resmi berarti bahwa artikel seharusnya tidak ditulis menggunakan jargon, bahasa yang rumit seperti bahasa legal, argot (kata-kata yang hanya dapat dipahami oleh golongan atau kelas tertentu), atau bahasa yang taksa, dan kabur. Bahasa Indonesia yang digunakan semestinya tegas, ringkas, dan efektif. Artikel seharusnya tidak ditulis dari sudut pandang orang pertama atau kedua. Artikel yang ditulis seperti ini kerap kali dihapus. Kata ganti orang pertama seperti "saya" atau "kami" menyiratkan sudut pandang yang tidak konsisten dengan sudut pandang netral. Meskipun begitu "kita" mungkin dapat digunakan dalam konteks matematika. Kata ganti

seperti "kamu", "Anda", atau "kalian" sering muncul dalam petunjuk penggunaan, dan karena itu tidak cocok untuk ensiklopedia. Kata ganti orang pertama dan kedua selayaknya hanya digunakan dalam artikel dalam kutipan langsung yang relevan dengan subjek yang dibahas. Bahasa Indonesia pada umumnya tidak mengenal gender. Namun bila Anda menemukan kata bergender, dan ada alternatif kata tanpa gender yang dapat digunakan, pilihlah kata tersebut. Misalnya pilihlah kata "anak", bukan "putra" atau "putri" bila informasi gender tidak diperlukan. Tanda baca penekanan hanya boleh muncul menurut kesepakatan umum dalam praktik sehari-hari. Tanda seru ("!") selayaknya dipakai hanya pada kutipan langsung.

f. Pikirkan khalayak pembaca Dalam menyajikan sebuah artikel perlu dipertimbangkan bahwa artikel yang dimuat di Wikipedia Indonesia adalah artikel yang dapat dibaca oleh semua kalangan berpendidikan atau tidak, kalangan politisi atau aparat yang berwenang, rakyat jelata atau orang awam, dan lain sebagainya. Dengan demikian penting ditekankan untuk memilih katakata dan kalimat yang sesederhana mungkin. Dengan demikian, Wikipedia dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membutuhkan informasi segera tetapi singkat dan bermanfaat dalam hal apa pun di tengah-tengah banjir informasi yang ada di dunia. g. Gunakan istilah yang jelas, tepat dan akurat Penggunaan istilah perlu mendapat perhatian khusus bagi yang hendak melakukan kontribusi halaman dan penyuntingan artikel dengan tetap memperhatikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang telah diatur oleh Pemerintah Indonesia. Penggunaan istilah baru atau yang kurang umum hendaknya diberi penjelasan tambahan berupa kurung buka dan kurung tutup, setelah akhir kalimat beri tanda bintang di samping titik; kemudian selesai artikel ditulis buat bagian baru dengan nama catatan kaki, dan cara terakhir dengan kurung buka segitiga untuk merujuk ke referensi. 4. Contoh Artikel Motivasi Dalam Belajar Bahasa Inggris Bersama Ribuan Teman facebook

Ini tentang sebuah group belajar bahasa inggris bersama ribuan teman di facebook dimana sebagai teman belajar anda bisa saling member motivasi. Nama group ini adalah BBIS (Belajar Bahasa Inggris Santai)di facebook. Jika anda punya account facebookmaka and adapt langsung bergabung di facebook group tersebut bersama ribuan teman lainya. Jika anda belum punya account facebook maka silahkan anda membuat account facebook terlebih dahulu di www.facebook.com. Setelah anda mempunyai account di facebook segeralah bergabung dengan group BBIS. Berikut ini ada beberapa tips sukses belajar bahasa inggris di BBIS facebook tersebut : Gunakan formula cerewet !! Cerewet yang saya maksud adalah aktif. Kalau di BBIS facebook tentunya aktif update status. Tulislah apa saja cerita anda, pengalaman, dan lain sebagainya. Tentunya dengan menggunakan bahasa Inggris. Jika anda belum terampil dalam menggunakan bahasaInggris anda boleh mencampurnya dengan bahasa Indonesia. Dan masalah tensis di group ini mungkin di nomer dua kan, karena yng penting adalah keberanian dalam menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Sempatkan setiap kali anda online di facebook anda mampir ke group ini . walaupun sedikit, postinglah di wall BBIS tersebut. Jadi kunci sukses belajar di BBIS adalah keberanian kita untuk menggunakan bahasa Inggris dalah kehidupan sehari-hari. Aktif melakukan posting baru, aktif membaca posting teman, aktif juga memberikan komentar kepada teman. Saya berani menjamin anda akan lihai berbahasa Inggris dalam waktu singkat. C. Karkteristik Resensi 1. Pengertian Resensi Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal

dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Resensi yang merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik populer tetap mempunyai aturan-aturan penulisan. Aturan tersebut didasarkan pada unsur-unsur yang membangun resensi buku. Setiap media massa mempunyai pola sendiri dalam penulisan resensi. Akan tetapi pola-pola tersebut tetap mengandung unsur-unsur resensi pada umumnya. Unsur tersebut menurut Samad (1997:78) meliputi judul resensi, data buku, pendahuluan, tubuh atau isi pernyataan, dan penutup. Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku. a. Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan keseluruhan isi buku. b. Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab. c. Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku. 2. Dasar-dasar Menulis Resensi Adapun dasardasar untuk menulis resensi adalah sebagain berikut: a. Dasardasar umum untuk menulis resensi. 1) Peresensi harus tau sepenuhnya tentang tujuan pengarang buku. 2) Peresensi harus sadar betul untuk apa dia meresensi sebuah buku. 3) Peresensi harus mengenal betul pembaca, sasaran resensi yang dibuatnya. 4) Peresensi harus menamai karakteristik media yang akan digunakannya untuk memuat resensi yang dibuatnya.

b. Bahasa resensi Bahasa resensi biasanya singkat padat,tegas dan tandas. Dalam hal ini pemilihan bahasa harus pula disesuaikan dengan karakter media yang akan memuat resensi tersebut. Pemilihan bahasa berkaitan dengan masalah penyajian tulisan misalnya: tidak berteletele, ejaannya benar dan runtun kalimatnya serta bahasanya komunikatif selain itu itu juga bahasanya bersifat enak di baca mudah dipahami, menarik dan singkat. c. Hal yang diresensi Resensi pada dasarnya menilai baik atau buruknya sebuah buku, Dan beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam membuat resensi adalah sebagai berikut. 1) Organisasi buku. Dalam hal ini buku tersebut dinilai berdasarkan susunanya atau organisasi penyajiannya. 2) Isi buku. Dalam hal ini buku tersebut dinilai berdasarkan kelengkapan, kejelasan, dan ketajaman isinya. 3) Bahasa buku. Dalam hal ini buku tersebut dinilai dari bahasa yang digunakannya dari segi kebakuannya, keefektifan,maupun dari segi menariknya. 4) Teknik penulisan. Dalam hal ini buku tersebut dinilai dari segi penggunaan ejaan, kejelasan cetakan maupun dari segi kemenarikan buku tersebut. 3. Unsur-unsur Resensi Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut: a. Membuat judul resensi Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi. b. Menyusun data buku

Data buku biasanya disusun sebagai berikut: 1) judul buku (apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.); 2) pengarang (kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.); 3) penerbit; 4) tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa); 5) tebal buku; dan 6) harga buku (jika diperlukan). c. Membuat pembukaan Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:1)

memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;

2)

membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;

3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)

memaparkan kekhasan atau sosok pengarang; memaparkan keunikan buku; merumuskan tema buku; mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku; mengungkapkan kesan terhadap buku; memperkenalkan penerbit; mengajukan pertanyaan; membuka dialog.

d. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini: 1) sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis; 2) ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya; 3) keunggulan buku;

4) kelemahan buku; 5) rumusan kerangka buku; 6) tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit); 7) adanya kesalahan cetak. e. Penutup resensi buku 1) Sasaran resensi. 2) Pertimbangan bagi pembaca. 3) Saran pembuat resensi kepada pembaca. 4. Tujuan Resensi Resensi disusun dengan beberapa tujuan yaitu: a. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang isi buku. b. Mengajak pembaca untuk memikirkan,merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dari sebuah buku. c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca atas layak atau tidak layak se buah buku untuk dibaca.

5. Jenis Resensi Berdasarkan bahan yang akan diresensi, jenis resensi dapat dibedakan kedalam dua jenis yaitu; a. Resensi buku ilmiah. Resensi buku ilmiah berarti buku yang diresensi adalah buku ilmiah terbaru yang dikeluarkan oleh pengarang yang beredar di masyarakat, dalam penulisan resensi ini dapat menggunakan konsep resensi yang telah dijelaskan tadi, jadi resensi jenis ini menekankan tentang pembahasan pada aspek bahasa. b. Resensi sastra.

Resensi sastra berarti buku yang diresensi adalah buku sastra. Karya saatra yang sering diresensi adalah novel, cerita pendek dan naskah drama. Di dalam resensi sastra terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik, beberapa unsur instrinsik yang biasa diresensi dari sebuah novel adalah: 1) Tema. 2) Plot. 3) Penokohan. 4) Setting. 5) Sudut pandang. 6) Stilistika. 7) Moral yang terkandung.

Sedangkan dari unsur ekstrinsik adalah: 1) Latar belakang pengarang. 2) Realitas objektif saat karya dihasilkan. 3) Tinjauan sejarah kelahiran saatra tersebut 6. Strategi menulis resensi Dalam penulisan resensi diperlukan strategi agar dapt dipublikasikan melalui media. Beberapa strateginya yaitu;

a. Berikanlah judul resensi semenarik mungkin, dengan judul yang menarik dapat membawa pembaca untuk membaca resensi yang kita buat. b. Susunlah resensi secukupnya, artinya resensi harus membahas halhal

pokok/terpenting saja dan mengabaikan bahasan yang kurang relavan. c. Gunakan bahasa yang lancar dan berbobot, dalam resensi penulis harus benarbenar terampil menggunakan bahasa agar resensi enak di baca dan resensi juga harus menggunakan bahasa yang berbobot yakni bahasa yang syarat makna, tidak ambigu dan efektif. d. Berorientasi kepada pembaca, peresensi harus benarbenar memperhatikan

pembacanya, karena itu peresensi harus menentukan strategi penulisannya berdasarkan karekteristik pembacanya, sehingga ada korelasi antara tujuan penulisan buku dengan bahasa yang digunakan.

e. Bersikap independen dalam menulis resensi, seorang peresensi tidak boleh mau dibeli oleh penerbit buku. Hal ini akan menjaga konsistensi dirinya dalam menulis resensi dan sekaligus. 7. Contoh Resensi Resensi Buku (1) Judul : Chomsky: Ideas and Ideals. Pengarang : Neil Smith Tahun : 1999 (sampul tipis) Penerbit : Cambridge University Press Halaman : ix, 356 halaman ISBN : 0-521-47570-8 Sejak kemenangan revolusi Chomsky, yang dikukuhkan dengan tegaknya aliranLinguistik Generatif pada pertengahan dasawarsa 1960-an (Newmeyer 1986), kepeloporan Chomsky di bidang linguistik maupun di bidang filsafat ilmu telah banyak dibicarakanoleh kaum akademisi. Untuk menyebut beberapa contoh, gagasan pembaharuan di bidang linguistik oleh Chomsky dibicarakan ole Lyons dalam Chomsky (1970); tinjauan kritis terhadap pemikiran linguistik Chomsky dihimpun oleh Harman (ed.) dalam On Noam Chomsky: Critical Essays (1982); dan pengaruh Chomsky di bidang filsafat dikemukakan oleh George (ed.) dalam Reflections on Chomsky (1989). Mengikuti alur kepustakaan tentang Chomsky, buku Chomsky: Ideas and Ideals yang diresensi ini, sebagaimana disarankan oleh judulnya, mencoba menyarikan dan menjelaskan gagasan-gagasan pokok Chomsky secara kronologis dan analitis, terutama di bidang linguistik dan juga, selayangpandang, di bidang politik. 1. Isi buku Buku ini terdiri dari 5 bab. Bab I, The Mirror of the Mind , mengingatkan kita pada ungkapan yang digunakan oleh Chomsky dalam Language and Mind (1968: x): language should be a direct mirror of the mind . Bab ini menegaskan ulang sejumlah tesis utama yang dikemukakan oleh Chomsky dalam periode generatif klasik, atau periode Aspects (1965). Beberapa tesis utama tersebut antara lain competence vs. peformance; innate hypothesis yang dikaitkan dengan esensi dan proses pemerolehan bahasa; dan linguistics as a science, yang pada satu sisi merupakan bagian dari psikologi kognitif dan pada sisi lainnya merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam. Hal-hal baru yang dikemukakan dalam bab ini disarikan dari pemikiran Chomsky yang muncul pada periode generatif mutakhir, atau

periode Government and Binding (GB, 1981) dan Minimalism (1995). Dalam periode mutakhir ini dinyatakan bahwa gramatika bersifat moduler. Artinya, kompetensi bahasa yang ada dalam pikiran manusia terdiri dari sejumlah modul, yang masing-masing memiliki prinsip sendiri-sendiri; namun semua modul itu bekerja secara serentak, yang memungkinkan penutur bahasa dapat menghasilkan atau memahami untaian kalimat-kalimat gramatikal. Pembahasan tentang competence vs. Performance dikaitkan dengan I-language vs. Elanguage, atau internal language vs. external language. Kependekan I dalam I-language bukan hanya berarti internal melainkan juga individual dan intensional (bukan intentional). Dalam Linguistik Generatif, diyakini bahwa Ilanguage inilah yang selayaknya merupakan obyek kajian kebahasaan, karena sifatnya yang explicitly psychological dan coherently definable (hlm. 31). Gagasan terpenting dalam periode mutakhir adalah: tujuan utama linguistik ialah menjelaskan hakekat dan prinsip-prinsip Universal Grammar (UG). Dalam buku ini UG didefinisikan secara ringkas dan jelas sebagai the set of linguistic principles we are endowed with at birth in virtue of being human (hlm. 42). Dengan menjelaskan prinsipprinsip UG inilah Linguistik Generatif berusaha memenuhi persyaratan teoritik utama, yaitu explanatory edequacy atau ketuntasan penjelasan.

Bab 2, The Linguistic Foundation, membicarakan landasan pemikiran kebahasaan, terutama yang muncul pada periode mutakhir. Berkaitan dengan knowledge of language, leksikon, yang pada periode klasik menempati posisi marginal, kini mendapatkan posisi sentral. Dalam hubungannya dengan X-bar Theory, konstruksi frasa pada hakekatnya merupakan proyeksi maksimal dari kata isi (content words), terutama verba, nomina, dan adjektiva, berdasarkan fitur sintaktis dan semantis yang terkandung dalam kata isi tersebut. Sedangkan setiap konstruksi klausal merupakan proyeksi maksimal dari kategori I atau Inflection, yang terutama direpresentasikan dalam kalimat oleh verba bantu (Aux) dan kala (tense). Teori GB, yang kini disebut sebagai the Principles and Parameters Approach (Chomsky 1995: 29-30), diulas secara singkat dengan memberikan penjelasan pada komponen-komponen berikut: Binding Theory, Thetha Theory, Case Theory, dan Empty Categories. Sementara itu Teori Minimalis, yang merupakan hasil pemikiran teoritis mutakhir oleh Chomsky, dipandang oleh Smith sebagai revolution in the revolution . Bahkan Smith menyebutnya sebagai Perfect Syntax, yang bercirikan simplicity, naturalness, symmetry, elegance, and economy (hlm. 90).

Judul bab 3 adalah Psychological Reality , yang mengingatkan kita pada salah satu artikel klasik oleh Edward Sapir (1933), The Psychological Reality of Phonemes . Lebih ekstrem daripada pemikiran Sapir, konsep realitas psikologis dalam Linguistik Generatif menyarankan adanya pendekatan yang mentalistik serta penguasaan bahasa yang bersifat intuitif atau berupa tacit knowledge. Bertolak dengan the role of intuitions as evidence, Smith menyatakan bahwa psikologi dan linguistik saling terkait oleh titik- temu dalam tiga hal: pemrosesan bahasa, pemerolehan bahasa oleh anak, dan afasia dalam kasus-kasus patologis (hlm. 95). Dengan kata lain, realitas psikologis tidak dapat disamakan dengan data yang objective and observable atau neurophysiologically real . Misalnya, kategori kosong (empty category) dalam sintaksis merupakan salah satu contoh dari kebenaran realitas psikologis; ia dapat dibuktikan secara teoritis tetapi tidak muncul secara empirik dalam suatu ujaran. Singkatnya, a theory is psychologically real if it makes claims of psychological kind and is true (hlm. 97). Pembahasan mengenai realitas psikologis ini juga dimaksudkan sebagai pengukuhan terhadap psikologi kognitif dan sekaligus sebagai penolakan ulang terhadap psikologi behavioris.

Bab 4 menegaskan posisi filsafat keilmuan Chomsky. Pada bagian Introduction dinyatakan bahwa Chomsky telah berhasil menghidupkan dan mengukuhkan kembali filsafat Cartesian yang rasionalis; dan dalam bab 4 rasionalisme tersebut dijabarkan menjadi realisme, naturalisme, dan mentalisme. Chomsky is a mentalist in the sense that he is attempting to understand the workings of the human mind within the framework of the natural sciences (hlm. 143). Bab 5 atau bab terakhir dari buku ini, Language and Freedom , membicarakan kepedulian dan komitmen Chomsky terhadap masalah-masalah politik, baik di Amerika Serikat maupun di pentas internasional, serta keberaniannya yang luar biasa untuk menelanjangi pihak yang salah, terutama mereka yang menutupi kebenaran dengan kedok manipulasi-bahasa. Menurut Smith, baik di bidang linguistik maupun di bidang politik, Chomsky selalu berhasil memberikan penjelasan yang tuntas. Namun, tetap harus dibedakan bahwa di bidang pemikiran linguistik yang menonjol adalah explanatory depth, sedangkan di bidang analisis politik yang menonjol adalah descriptivebreadth (hlm. 179).

2. Komentar Buku ini sangat enak dibaca karena tidak terlalu banyak menggunakan istilahistilahteknis, yang nota bene merupakan jargon dan ciri khas bagi perkembangan teoritismutakhir dari Linguistik Generatif. Juga, cara mengaitkan ide-ide baru dengan

sejumlahtesis lama cukup sistematis, disertai dengan contoh-contoh yang memadai. Sayang, fokusperhatian Chomsky yang bergeser dari linguistic competence pada periode generatif klasikke UG pada periode generatif mutakhir tidak mendapatkan penjelasan yang memuaskan.Padahal, bergesernya perhatian inilah yang mendorong lahirnya Teori GB dan Teori Minimalis. Bab terakhir dari buku ini, yang membicarakan Chomsky sebagai analis politik, memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang sosok Chomsky sebagai ilmuwan dan aktivis. Perlu dicatat, untuk dapat sepenuhnya memahami pembahasan tentang linguistik dalam buku ini diperlukan pengetahuan dasar mengenai pemikiran kebahasaan Chomksy selama periode generatif klasik. Bobot kesarjanaan Chomsky serta pengaruhnya di dunia akademis sulit ditimban dan dinilai secara lumrah. Dalam Introduction disebutkan bahwa (menjelang diterbitkannya buku ini) Chomsky telah menulis sekitar 75 buku, ratusan artikel, dan puluhan ribu surat (hlm. 4). Padahal sebagian besar dari tulisan Chosmky di bidang linguistik merupakan tulisan-tulisan yang berat, sehingga selalu diperlukan penafsiran untuk menyederhanakan ide-ide berat tersebut untuk bisa dicerna oleh khalayak akademisi yang lebih luas. Maka buku Smith ini hadir sebagai salah satu penafsiran terhadap Chomsky. Pengaruh Chomsky yang paling mendalam nampak di bidang linguistik, filsafat, dan psikologi. Namun di samping itu, Chomsky has had a minor but not insignificant effect on a range of disciplines from anthropology to mathematics, from education to literary criticism (hlm. 2). Maka tidak berlebihan jika Smith menyatakan bahwa kebesaran Chomsky sejajar dengan Darwin, Descartes, Einstein, dan Freud. Bahkan beberapa tahun sebelumnya, Pinker (1994) dan Harris (1995) telah menyatakan bahwa Chomsky adalah satu-satunya pemikir yang masih hidup, yang namanya paling banyak dikutip oleh ilmuwan sejagad. Tidak mengherankan pula bila Smith mengatakan, It has been a privilige to work in his [Chomsky s] shadow (ix). Ia juga mengatakan, Chomsky doesn t believe in heroes, but it is not surprising that for many he has become one (hlm. 214). Selanjutnya Smith mengakui, I am happy to admit that Chomsky is a hero for me (hlm. 5). Karena kekagumannya yang begitu mendalam terhadap Chomsky, maka buku Smith ini sama sekali tidak mengandung kritik. Bahkan terkesan adanya pembelaan yang agak berlebihan terhadap semua gagasan Chomsky yang, mungkin sekali, tidak diperlukan oleh ilmuwan sekaliber Chomsky. Di bidang ilmu pengetahuan, tidak-adanya kritik bisa menciptakanm fanatisme, dan dapat berujung pada pendewaan ilmu menjadi agama . Untuk tidak terjebak pada fanatisme buta, mereka yang tertarik membaca buku Smith ini perlu mengimbanginya dengan, misalnya, membaca buku Harris (1995), The Linguistics War, untuk dapat melihat potret Chomsky yang lebih lengkap. Akhirnya, terlepas dari pro dan kontra terhadap pemikiran Chomsky, para bahasawan patut

merasa senang dan bangga, karena martabat linguistik ikut terangkat dan menjadi lebih terhormat di panggung internasional berkat kebesaran dan karisma Noam Chomksy.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam menulis atau menyusun karya tulis baik itu karaya tulis ilmiah, artikel maupun resensi telah ditentukan atuaran-atuaran yang baku. Seorang yang hendak melakukan kegiatan menulis atau menyusun setidanya harus menguasai empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa itu adalah mendengar, berbicara, mambaca dan menulis. Untuk sekedar mendengar dan menyimak, asalkan saja telinga kita tidak bermasalah siapapun biasa melakukanya. Namun, untuk menjadi pendengar yang mampu memehami pembicaraan diperlukan kemampuan mendengar yang baik atau menguasai teknik mendengar. Sama halnya dalan kegiatan membaca, berbicara dan menulis. Untuk menjadi penulis yang baik maka kita haraus menguasai teknik-tekniknya. B. Saran

Makalah ini disusun berdasarkan refernsi yang faktual sebagaimana daftar acuan yang dipakai penyusun. Semua materi yang di sajikan dalam makalah ini adalah sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia. Namun, karena hakikat manusia yang dimiliki penyususn mungkin ada kekurangan di dalam penyajian makalah ini. Untuk itu penyusun menyarankan pembaca untuk senantiasa mencari referensi lain, untuk memperkaya jangkauan pengetahuannya.

DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti, Arsyad Maidar G., dan Ridwan, Sakura H. 1989.Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga Chomsky, Noam. 1965. Aspects of the Theory of Syntax. Cambridge, Massachustetts: The MIT Press. Surisasumantri, Jujun S. 2000. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar PopulerJakarta: Sinar Harapan, Abidin, Y (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung:CV. Maulana Media Grafika