Karakteristik Salmonella Typhi
-
Upload
firdakusumaputri -
Category
Documents
-
view
1.762 -
download
18
description
Transcript of Karakteristik Salmonella Typhi
Salmonella Typhi
SIFAT BAKTERIbentuk batang,gram negatif,bergerk dengan flagel peritrich,mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu,sebagian besar salmonella sp bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi bagi manusia.Binatang itu antara lain tikus,ternak,anjing,kucing, di alam bebas salmonella dapat tahan hidup lama dalam air, tanah atau pada bahan makanan.
Penyakit yang ditimbulkanpada manusia menimbulkan penyakit Typhus abdominalis.masa inkubasinya antara 7-14 hari.gejalanya berupa demam dengan suhu tinggi 40 C,terutama sore hari,seringkali meracau dan gelisah.penderita sangat lemah dan apatis,beberapa penderita mengalami diare ,tetapi umumnya mengalami konstipasi atau tidak bisa buang air besar
bakterinya masuk kedalam aliran darah pada penyakit yang berat dapat terjadi perforasi usus dan peritonitis.angka kematian kurang lebih 25%.
Cara penularan penyakitmelalui makanan dan munuman yang terkontaminasi oleh bakteri, hal ini dapat terjadi antara lain:1.melaluiair untuk kepentingan rumah tangga ynag tidak memenuhi syarat kesehatan2.daging,telur,susus yang berasal dari hewan sakit yang dimasak kurang matang3.makanan dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung bakteri salmonelle thpy,seperti lalat,tikus,kucing dan ayam.
A. Latar Belakang
Di seluruh dunia, demam typhus mempengaruhi sekitar 17 juta orang per tahun,
menyebabkan hampir 600.000 kematian. Agen penyebabnya, Salmonella typhi enterica (disebut
sebagai Salmonella typhi dari sekarang), adalah parasit obligat yang tidak memiliki reservoir
alami yang dikenal di luar manusia. Sedikit yang diketahui tentang sejarah munculnya infeksi
almonella typhi manusia, namun diperkirakan telah menyebabkan kematian tokoh terkenal
seperti penulis Inggris dan penyair Rudyard Kipling, penemu pesawat, Wilbur Wright, dan
Kekaisaran Yunani Alexander Agung. Epidemi tercatat paling awal terjadi di Jamestown, VA
mana diperkirakan bahwa 6.000 orang meninggal karena demam tipus di awal abad ke-17.
Penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara maju, tetapi selalu
menimbulkan risiko munculnya.
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk
tongkat/batang yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-
spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen
sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun
sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang
pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.Habitat Inang
bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber
infeksi. Salmonella typhibisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini
masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak
mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2- 4 mikrometer x
0.5-0.8 mikrometer dan bergerak.
Adapun bakteri salmonella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kelas :Psilopsida.
Ordo :Psilotales.
Family :Psilotaceae.
Genus :Salmonella.
Species :salmonella typhi.
Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan
minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah
sumber infeksi.Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila
organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan
berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif.
Salmonella typhy masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Bakteri masuk kesaluran cerna, usus selanjutnya melalui aliran darah masuk
kehati, limfa, sumsum tulang dan empedu.
Sacara bertahap dalam waktu 8 – 14 hari setelah terinfeksi bakteri Salmonella biasa
menimbulkan gejala demam tifoid berupa : demam, sakit kepala, lemah dan lelah, sakit
tenggorokan, nyeri perut dan diare (terutama anak-anak) atau konstipasi atau sembelit (terutama
orang dewasa) memasuki minggu kedua, pada penderita biasa timbul bercak kecil
kemerahan (rose sport) dibagian bawah dada atau bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam
3-4 hari.
Penyakit ini biasanya berlangsung 3 – 5 minggu, diikuti komplikasi utama berupa
perdarahan pada saluran pencernaan dan perporasi usus disertai peritonitis.
Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan dalam mendiagnosa demam tifoid adalah
isolasi bakteri, uji serelogi dan uji molekuler. Uji serologi demam tifoid dengan mendeteksi
antibody spesifik terhadap komponen antigen Salmonella typhy maupun mendeteksi antigen itu
sendiri. Beberapa uji serologi yang dapat digunakan pada demam tifoid ini meliputi : uji widal,
uji dipstick, tes tubex, uji enzyme-linket immunosorbent assay (ELISA).
B. Rumusan masalah
1. Mengetahui struktur antigen salmonella typhi.
2. Mengetahui fektor virulensi pada salmonella typhi.
3. Mengetahui sifat bakteri salmonella typhi.
4. Mengetahui penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.
5. Mengetahui cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.
6. Mengetahui cara pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella typhi.
7. Mengetahui cara pencegahan dari pada bakteri Salmonella typhi.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui struktur antigen salmonella typhi.
2. Untuk mengetahui fektor virulensi pada salmonella typhi.
3. Untuk mengetahui sifat bakteri salmonella typhi.
4. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.
5. Untuk mengetahui cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.
6. Untuk mengetahui cara pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella typhi.
7. Untuk mengetahui cara pencegahan dari pada bakteri Salmonella typhi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Salmonella typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang berbentuk
basil, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada
perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu yang apabila
masuk kedalam tubuh manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi dan
mengarah kepengembangan tifus, atau demam enterik.
Salmonella typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri
ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan
makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian S.
typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya
serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun.
Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan
makanan yang dikonsumsi.
B. Sifat Bakteri Salmonella Typhi
Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :
bentuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh
pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang menganddung empedu.
sebagian besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi
pada manusia, binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, anjing, dan kucing.
dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan
makanan. di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan.
C. Struktur antigen
a. Antigen O
Antigen O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur kimianya
terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemenasan 100oC selama 2-5 jam,
alcohol dan asam yang encer.
b. Antigen H
Antigen H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili Salmonella typhi dan
berstruktur kimia protein. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60oC, dan
pemberian alcohol atau asam.
c. Antigen Vi
Antigen Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang melindungi kuman dari
pagositas dengan struktur kimia glikolitid. Akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada suhu
60oC, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen inidigunakan untuk mengetahui adanya karier.
d. Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen OMP Salmonella Typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak diluar membrane
plasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap ingkungan sekitarnya. OMP ini
terdiri dari 2 bagian yaitu proteinnonporin.
D. Faktor Virulensi
Salmonella typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif.
Spesies ini berisi endotoksin khas dari organisme Gram negatif, serta antigen Vi yang ini
diyakini akan meningkatkan virulensi. Hal ini juga memproduksi dan mengeluarkannya protein
yang dikenal sebagai "invasin" yang memungkinkan sel-sel non-fagosit untuk mengambil
bakteri, di mana ia dapat hidup intrasel. Hal ini juga mampu menghambat meledak oksidatif
leukosit, membuat respons imun bawaan tidak efektif.
E. Epidemiologi
Pertemuan manusia untuk Salmonella typhi dilakukan melalui rute fecal-oral dari individu
yang terinfeksi kepada orang sehat. Kebersihan miskin pasien shedding organisme dapat
menyebabkan infeksi sekunder, serta konsumsi kerang dari badan air tercemar. Sumber yang
paling umum infeksi, bagaimanapun, adalah minum air tercemar oleh urin dan kotoran
individu yang terinfeksi. Ukuran inokulum estimasi untuk infeksi adalah 100.000 bakteri.
Demam Tifoid juga merupakan infeksi laboratorium kedua yang paling sering dilaporkan.
Masuknya spesies ini bakteri ke dalam tubuh manusia yang paling sering dicapai dengan
konsumsi, dengan pentingnya diketahui transmisi aerosol. Setelah tertelan, organisme
berkembang biak di usus kecil selama periode 1-3 minggu, sungsang dinding usus, dan
menyebar ke sistem organ dan jaringan lain. Pertahanan tuan rumah bawaan melakukan sedikit
untuk mencegah infeksi karena inhibisi lisis oksidatif dan kemampuan untuk tumbuh intrasel
setelah pengambilan.
Transmisi Salmonella typhi hanya terbukti terjadi dengan rute fecal-oral, sering dari
individu asimtomatik. 2-5% dari individu yang terinfeksi sebelumnya menjadi carrier kronis
yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, tetapi aktif gudang organisme layak mampu
menginfeksi orang lain. Sebuah contoh yang terkenal adalah "Tifus" Maria Mallon, yang adalah
seorang penangan makanan bertanggung jawab untuk menginfeksi sedikitnya 78 orang,
menewaskan 5. Pembawa ini sangat menular menimbulkan risiko besar bagi kesehatan
masyarakat karena kurangnya gejala penyakit terkait.
Kerusakan yang disebabkan oleh demam tifoid adalah reversibel dan terbatas jika
pengobatan dimulai pada awal infeksi. Hal ini menyebabkan angka kematian kurang dari 1% di
antara individu-individu diperlakukan yang memiliki strain antibiotik-rentan Salmonella typhi,
membuat hasil dan prognosis untuk pasien yang positif.
F. Penularan
Adapu cara penularan dari penyakit typhus adalah sebagai berikut:
1. melalalui makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.
2. melalui air untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
3. Melalui daging, telur, susu yang berasal dari hewan sakit yang dimasak kurang matang.
4. makana dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung bakteri salmonella typh,
seperti lalat, tikus, kucing dan ayam.
Setelah sembuh dari penyakitnya, penderita akan kebal terhadap typhus, untuk waktu cukup
lama. Interksi ulang (reinfeksi) dapat terjadi, tetapi biasanya gejalanya sangat ringan. Makanan
penderita dapat juga menjadi karier karena bakteri menetap dan berkembang biak dalam kandung
empedunya. Bahan yang berbahaya untuk penularan adalah feses penderita atau karier.
G. Cara Pemeriksaan Laboratorium
Untuk keakuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan
empedu.
1. Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di
laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih
yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.
2. Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus.
Widal positif kalau titer O (1/160) atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif
menggunakan metode “Tube Aglutination Test”.
Reaksi Widal
salmonella typhi mempunyai tiga macam antigen yaitu O antigen (somatik antigen) H antigen
(flagellar antigen) dan Vi antigen (virulensi antigen). pada reaksi aglutinasinya :
Aglutinasi O berbentuk butir-butir pasir yang tidak hilang bila di
kocok.
Aglutinassi H berbentuk butir-butir yang holang bila dikocok
Aglutinsi Vi berbentuk awan.
Reaksi widal adalah suatu reaksi serum(sero-tes)untuk mengetahui ada tidaknya antibody
terhadap salmonella tyhpi, dengan jalan mereaksikan serum seseorang dengan antigen O, H, dan
Vi dari laboratorium. Bila terjadi aglutinasi, dikatakan reaksi widal posotif yang berarti serum
orang tersebut mempunyai antybody terhadap salmonella tyhpi, baik setelah vaksinasi, setelah
sembuh dari penyakit thypus ataupun sedang menderita thypus. Reaksi widal negatif artinya
tidak memiliki antybody terhadap salmonella thypi.
Reaksi widal dipakai untuk menegakkan diagnosa penyakit thypus abdominalis. peninggian titer
aglutinin O menunjukkan adanya infeksi yang aktif, peninggian titer aglutinin H menunjukkan
disebabakan vaksinasi, peninggian titer aglutini Vi menunjukkan karier.
3. Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya
kuman Salmonella typhi dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan
dalam urine dan faeces.
Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces
dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh
dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain
maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan
memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti Paratifoid A, B
dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi
paru (Pneumonia).
H. Pengobatan
Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan. Kadang
makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat mencerna makanan. Jika terjadi
perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk
ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau
mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.
Anti biotika yang sering digunakan:
Kloramfenikol : Dosis : 4 x 500mg/hari . Diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.
Tiamfenikol: Dosis ; 4×500 mg.
Kotrimoksazol : Dosis : 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg
trimetoprim) diberikan selama 2 minggu.Ampisilin dan amoksisilin : dosis : 50-150 mg/kgBB
dan digunakan selama 2 minggu.
Sefalosporin generasi ketiga : dosis 3-4 gram dalam dektrosa 100 cc diberikan selama ½ jam
perinfus sekali sehari, diberikan selama 3 hingga 5 hari.
I. Pencegahan
Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini hanya
diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhi dan orang-orang
yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas laboratorium dan para pelancong).
Adapun untuk mencegahnya adalah melakukan hal-hal berikut:
1. Menyediakan tempat pembuangan yang sehat dan higienis.
2. Mencuci tangan sebelum mengkonsumsi jajanan.
3. Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamis kebersihan dan kesehatannya.
4. Menjaga agar sumber air yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri thypus.
5. Jangan menggunakan air yang sudah tercemar. Masak air hingga 100˚C.
6. Melakukan pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan/jajanan.
7. Melakukan vaksinasi untuk memberi kekebalan tubuh yang kuat.
8. Mencari informasi mengenai bahaya penyakit thypus. Jika memahami tentang penyakit ini,
maka pelajar akan lebih mudah untuk menjaga diri dan lingkungannya agar selalu bersih dan
sehat.
9. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman. Pengawasan diperlukan agar tidak lengah
terhadap kuman yang dibawa. Sebab, jika lengan, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.
10. Daya tahan tubuh ditingkatkan lagi.
11. Jangan banyak jajan di luar rumah.
12. Mengkonsumsi makanan yang masih panas sehingga kebersihannya terjamin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan
(foodborne diseases).
Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ
pencernaan. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila
organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan
berkembang biak mencapai dosis infeksi.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya
serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun.
Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan
makanan yang dikonsumsi.
B. Saran
Adapun saran dari penulis yakni :
1. supaya kita selalu menjaga kebersihan lingkungan hidup kita agar terhindar dari kontaminasi
dengan bakteri salmonella typhi.
2. Agar mewaspadai sejak dini pencegahan dan pengobatan penyakit typhus.
3. Dan yang paling penting adalah ” Mencegah lebih baik daripada mengobati”.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang Indan, dr. 2001. “Mikrobiologi & Parasitologi”, Citra Aditya Bakti : Bandung.
Arif Mansyur. 2007. “Semiloka Mutu “Pemantapan Mutu tes Rapid
Salmonella”, Makassar.
Brooks, Geo F, Butel, Janet S, Morse, Stephen A. 2005.“Mikrobiologi Kedokteran Edisi
Pertama”, Salemba Medica : Jakarta. Nugraha Tania. 2010. “Penata Laksanaan Demam Tifoid”,Fakultas Kedokteran Universitas Riau
SalmonellaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
?Salmonella
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Bacteria
Filum: Proteobakteria
Kelas: Gamma Proteobakteria
Ordo: Enterobakteriales
Famili: Enterobakteriakceae
Genus: SalmonellaLignieres 1900
Spesies
S. bongori
S. enterica
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang
menyebabkan tifoid, paratifod, danpenyakit foodborne .[1] Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas
dan menghasilkan hidrogen sulfida.[2] Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika,
walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama
kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.[3][4]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Patogenitas
2 Media tumbuh
3 Referensi
4 Pranala luar
[sunting]Patogenitas
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases).
[5] Pada umumnya,serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan.[5] Penyakit yang
disebabkan oleh Salmonella disebutsalmonellosis.[5] Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare,
keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh
Salmonella.[5] Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah.[5]Tiga serotipe utama dari
jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis.[6] S. typhi menyebabkan penyakit demam
tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh
keracunan makanan/intoksikasi.[6] Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian.[6] S.
typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.[6] Infeksi Salmonella dapat
berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan
karena kekebalan tubuh mereka yang menurun.[7] Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci
tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.[7]
[sunting]Media tumbuh
Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya adalah
media Hektoen Enteric Agar(HEA).[8] Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar,
brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar.[9] HEA merupakan media selektif-diferensial.
[8] Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri
gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella.[8] Media
ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri
lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan
komposisi laktosa yang paling tinggi.[8]Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga asam yang
dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja.[9] Hal ini
menyebabkan koloniSalmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi
dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue.[9]