Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

30
KARAKTERISTIK PENDERITA SKABIES YANG BEROBAT DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR PERIODE JANUARI - JUNI 2012 OLEH FARNISYAH FEBRIANI PEMBIMBING dr. H. MUH. IKHSAN MADJID, MS, PKK

description

presentasi

Transcript of Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

Page 1: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

KARAKTERISTIK PENDERITA SKABIES YANG BEROBAT DI

POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR PERIODE JANUARI -

JUNI 2012

OLEH

FARNISYAH FEBRIANI

PEMBIMBING

dr. H. MUH. IKHSAN MADJID, MS, PKK

Page 2: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

LATAR BELAKANG Penyakit skabies saat ini oleh badan dunia

dianggap sebagai pengganggu dan perusak kesehatan yang tidak dapat lagi dianggap hanya sekedar penyakitnya orang miskin karena penyakit ini telah merebak menjadi penyakit kosmopolit yang menyerang semua tingkat sosial.

Di beberapa negara yang sedang berkembang prevalensi penyakit skabies sekitar 6% - 27% dari populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja.

Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi penyakit skabies dalam masyarakat di seluruh Indonesia pada tahun 1996 adalah 4,6% - 12,95% dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit.

Page 3: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Karakteristik penderita skabies berdasarkan jenis kelamin?

2. Bagaimana Karakteristik penderita skabies berdasarkan umur?

3. Bagaimana Karakteristik penderita skabies berdasarkan tingkat pendidikan?

4. Bagaimana Karakteristik penderita skabies berdasarkan jenis pekerjaan?

5. Bagaimana Karakteristik penderita skabies berdasarkan lingkungan tempat tinggal?

6. Bagaimana Karakteristik penderita skabies berdasarkan status sosial ekonomi?

Page 4: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

BATASAN MASALAH

Banyak variabel yang dapat dijadikan penilaian bagi gambaran klinis penderita skabies Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Labuang Baji. Keterbatasan data yang terdapat dalam rekam medik pasien dan juga keterbatasan waktu, biaya, serta kemampuan. Maka dalam penelitian ini saya hanya akan meneliti distribusi pasien skabies berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lingkungan tempat tinggal, dan status sosial ekonomi.

Page 5: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

TUJUAN PENELITIAN

1. TUJUAN UMUM

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita skabies yang berobat di poliklinik kulit dan kelamin RSUD Labuang Baji Makassar Periode Januari- Juni 2012

Page 6: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

2. TUJUAN KHUSUS

1. Untuk mengetahui karakteristik penderita scabies yang berobat menurut jenis kelamin

2. Untuk mengetahui karakteristik penderita skabies yang berobat menurut umur

3. Untuk mengetahui karakteristik penderita skabies yang berobat menurut tingkat pendidikan

4. Untuk mengetahui karakteristik penderita skabies yang berobat menurut jenis pekerjaan

5. Untuk mengetahui karakteristik penderita skabies yang berobat menurut lingkungan tempat tinggal pasien

6. Untuk mengetahui karakteristik penderita skabies yang berobat menurut status sosial ekonomi

Page 7: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

MANFAAT PENELITIAN

Menambah wawasan pengetahuan mengenai karakteristik karakteristik penderita skabies di Makassar dan Provinsi Sulawesi Selatan umumnya.

Memberikan informasi ilmiah yang diharapkan dapat bermanfaat bagi instansi kesehatan dalam menyusun perencanaan program eliminasi penyakit skabies secara optimal di Makassar khususnya dan Provinsi Sulawesi Selatan umumnya.

Dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian sejenis terkait dengan penyakit dan pencegahannya di masyarakat.

Bagi peneliti sendiri pada khususnya, semoga proses serta hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan pembelajaran yang sangat berharga terutama untuk perkembangan keilmuwan peneliti.

Page 8: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

TINJAUAN PUSTAKA

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinonim atau nama lain skabies adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo.

Skabies terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan, di semua geografi daerah, semua kelompok usia, ras dan kelas sosial.

Page 9: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

Gejala utama adalah pruritus intensif yang memburuk di malam hari atau kondisi dimana suhu tubuh meningkat. Lesi kulit yang khas berupa terowongan, papul, ekskoriasi dan kadang-kadang vesikel.

Tungau penyebab skabies merupakan parasit obligat yang seluruh siklus hidupnya berlangsung di tubuh manusia. Tungau tersebut tidak dapat terbang atau meloncat namun merayap dengan kecepatan 2.5 cm per menit pada kulit yang hangat.

Page 10: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Daerah endemik skabies adalah di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Mesir, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Amerika Utara, Australia, Kepulauan Karibia, India, dan Asia Tenggara.

Skabies disebabkan antara lain oleh rendahnya faktor sosial ekonomi, higiene yang buruk seperti mandi, mengganti pakaian, pemakaian handuk dan melakukan hubungan seksual.

Page 11: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak tidak langsung. Penularan melalui kontak langsung (skin-to-skin) menjelaskan mengapa penyakit ini sering menular ke seluruh anggota keluarga. Penularan secara tidak langsung dapat melalui penggunaan bersama pakaian, handuk, maupun tempat tidur.

Reaksi alergi yang sensitif terhadap tungau dan produknya memperlihatkan peran yang penting dalam perkembangan lesi dan terhadap timbulnya gatal. S. Scabiei melepaskan substansi sebagai respon hubungan antara tungau dengan keratinosit dan sel-sel Langerhans ketika melakukan penetrasi ke dalam kulit.

Page 12: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit
Page 13: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

Gambaran klinis yang ditimbulkan oleh infestasi S.scabei sangat bervariasi, yaitu:* Pruritus nocturna* Adanya terowongan* Sekelompok orang* Menemukan tungau S. scabei

Penatalaksanaan secara khusus untuk pasien skabies dapat berupa pengobatan topikal ataupun oral.

Page 14: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

Penatalaksanaan secara umumEdukasi pada pasien skabies :

Mandi dengan air hangat dan keringkan badan. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan

sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan. Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu

cuci dengan teratur dan bila perlu direndam dengan air panas

Jangan ulangi penggunaan skabisd yang berlebihan dalam seminggu walaupun rasa gatal yang mungkin masih timbul selama beberapa hari.

Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang sama dan ikut menjaga kebersihan

Page 15: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

KERANGKA KONSEP

1. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Beberapa variabel yang berhubungan dengan gambaran skabies pada pasien yang berobat di poliklinik kulit dan kelamin RSUD Labuang Baji Makassar, yaitu: jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan statjenis pekerjaan.

Adapun variabel lainnya seperti higiene perorangan, kesehatan lingkungan yang mencakup sanitasi dan air bersih, serta faktor perilaku pasien tidak diteliti karena penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari rekam medik pasien.

Page 16: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

2. KERANGKA KONSEP YANG DITELITI

Penderita Skabies

Jenis Kelamin

Umur

Tingkat Pendidikan

Jenis Pekerjaan

Tempat Tinggal

Status Sosial Ekonomi

Page 17: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3. DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBJEKTIF

3.1 Variabel DependenSkabiesDefinisi : Penyakit kulit yang

disebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap Sarcoptes scabei varian hominis yang memiliki gejala utama pruritus intensif yang memburuk di malam hari.

Alat ukur : Tabel pengisian dataCara ukur : Mencatat hasil diagnosis

dari rekam medikHasil ukur : Skabies

Page 18: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3.2. VARIABEL INDEPENDEN

3.2.1 Jenis Kelamin

Definisi : Perbedaan seksual yang terdiri

dari laki-laki dan perempuan

Alat ukur : check list yang diisi oleh peneliti

Cara ukur : mencatat variabel jenis kelamin

sesuai dengan yang tercantum pada

rekam medik.

Hasil ukur : 1. Laki-laki

2. Perempuan

Page 19: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3.2.2 Umur

Definisi : Lamanya penderita hidup sejak dilahirkan sampai saat penderita mengalami penyakit kulit skabies sesuai dengan yang dicantumkan dengan rekam medik penderita.

 

Alat ukur : check list yang diisi oleh peneliti

Cara ukur : dengan mencatat variabel umur sesuai dengan yang tercantum di rekam medik

Hasil ukur : 1. 0 – 4 tahun

2. 5 – 14 tahun

3. 15 – 24 tahun

4. 25 – 34 tahun

5. 35 – 44 tahun

6. 45 – 54 tahun

7. ≥ 55 tahun

Page 20: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3.2.3 Tingkat Pendidikan

Definisi : taraf pendidikan tertinggi yang sudah dilewati seseorang pada lembaga-lembaga pendidikan formal

Alat ukur : check list yang diisi oleh peneliti

Cara ukur : dengan mencatat variabel tingkat pendidikan sesuai dengan yang tercantum di rekam medik.

Hasil ukur :

1. Tidak sekolah

2. SD (Sekolah Dasar)

3. SMP (Sekolah Menengah Pertama)

4. SMA (Sekolah Menengah Atas)

5. Akademi/ Universitas

Page 21: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3.2.4 Jenis Pekerjaan

Definisi : aktivitas utama yang dilakukan untuk memperoleh penghasilan.

Alat ukur : check list yang diisi oleh peneliti

Cara ukur : dengan mencatat variabel pekerjaan sesuai dengan yang tercantum di rekam medik

Hasil ukur :1. Tidak bekerja2. Petani/nelayan3. Buruh4. Wiraswasta/PNS (Pegawai Negeri Sipil)5. Karyawan6. Lain-lain

Page 22: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3.2.5 Lingkungan Tempat TinggalDefinisi : keadaan lokasi tempat bermukim

penderitaAlat ukur : check list yang diisi oleh

penelitiCara ukur : dengan mencatat variabel

tempat tinggal sesuai dengan yang tercantum di rekam medik

Hasil ukur :

1. Pemukiman kumuh atau padat penduduk

2. Perumahan

Page 23: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3.2.6 Status Sosial Ekonomi

Definisi : status seseorang dalam lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

Alat ukur : check list yang diisi oleh peneliti

Cara ukur : dengan mencatat variabel status sosial ekonomi sesuai dengan yang tercantum di rekam medik

Hasil ukur :1. Jamkesmas2. Jamkesda3. Askes/Umum

Page 24: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik penderita skabies yang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Labuang Baji Makassar

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian adalah di RSUD Labuang Baji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Waktu Penelitian

Waktu Penelitian, mulai dari pengerjaan proposal, pengumpulan data, sampai pembacaan hasil adalah selama 10 minggu terhitung dari tanggal 10 September sampai dengan 17 November 2012.

Page 25: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah penderita skabies yang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Labuang Baji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan periode Januari – Juni 2012.

3.2 SampelSampel dalam penelitian ini adalah penderita skabies yang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Labuang Baji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan periode Januari – Juni 2012.

Page 26: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3.2.1 Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode total sampling yaitu semua populasi dijadikan sebagai sampel.

3.2.2 Kriteria Seleksi

Kriteria Inklusi: Terdaftar sebagai penderita skabies yang berobat dalam

periode Januari – Juni 2012 di RSUD Labuang Baji Makassar

Memiliki rekam medik

Kriteria Eksklusi:

Rekam medik yang tidak memiliki variabel yang diteliti ( jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, alamat/daerah tempat tinggal, status sosial ekonomi).

 

Page 27: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3.3 JENIS DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

Jenis Data Penelitian

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui rekam medik subjek penelitian.

Data Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data dan instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar checklist yang dengan tabel-tabel tertentu untuk merekam atau mencatat data yang dibutuhkan dari rekam medik.

Page 28: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3.4 MANAJEMEN DATA

3.4.1 Pengumpulan DataNomor rekam medik pasien skabies dalam periode yang telah ditentukan dikumpulkan setelah itu dilakukan pengamatan dan pencatatan langsung ke dalam checklist yang telah disediakan.

3.4.2 Pengolahan Datamenggunakan program komputer Microsoft Excel dan aplikasi komputer SPSS 17.00 for windows untuk memperoleh hasil statistik deskriptif yang diharapkan.

Page 29: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

3.4.3 Penyajian DataData yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel untuk menggambarkan karakteristik penderita disertai dengan penjelasan yang sesuai.

3.4.4 Etika Penelitian1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan

kepada pihak pemerintah dan rumah sakit sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.

2. Menjaga kerahasiaan identitas yang terdapat dalam rekam medik, sehingga diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian yang dilakukan.

3. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait sesuai dengan manfaat penelitian yang telah disebutkan sebelumnya.

Page 30: Karakteristik Penderita Skabies Yang Berobat Di Poliklinik Kulit

TERIMA KASIH