LAPORAN KASUS skabies

download LAPORAN KASUS skabies

of 25

description

1. PENDAHULUAN Skabies adalah penyakit kulit yang di sebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap Sarcoptes scabiel var, hominis dan produknya ditandai gatal malam hari,mengenai sekelompok orang,dengan tempat predileksi di lipatan kulit yang tipis, hangat, dan lembab. 1,2. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemic skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini antara lain : social ekonomi rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis dan perkembangan dermografik serta ekologik. Penyakit ini dapat di masukkan dalam I..M.S (penyakit akibat hubungan seksual).Gejala klinis skabies meliputi 4 tanda kardinal yaitu pruritus nokturnal, artinya gatal pada malam hari. Menyerang secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga. Adanya terowongan pada tempat-tempat predileksi seperti sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mamae pada wanita, umbilikus, bokong, genitalia eksterna pada pria, dan perut bagian bawah serta menemukan tungau. 1,2Diagnosis klinis ditetapkan berdasarkan anamnesis adanya tanda-tanda kardinal. Diagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya tungau melalui pemeriksaan mikroskopis melalui beberapa cara seperti kerokan kulit, mengambil tungau dengan jarum, epidermal shave biopsy, kuretase terowongan, tes tinta Burowi, tetrasiklin topikal, apusan kulit dan biopsi plong (punch biopsy). 1,2Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang hiposensitisasi).

Transcript of LAPORAN KASUS skabies

LAPORAN KASUSSKABIESDENI AHMAD SALSILA, S.KedBagian Ilmu Kesehatan Kulit dan KelaminRSUD Raden Mattaher JambiFakultas Kedokteran Universitas Jambi

1. PENDAHULUANSkabies adalah penyakit kulit yang di sebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap Sarcoptes scabiel var, hominis dan produknya ditandai gatal malam hari,mengenai sekelompok orang,dengan tempat predileksi di lipatan kulit yang tipis, hangat, dan lembab. 1,2. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemic skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini antara lain : social ekonomi rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis dan perkembangan dermografik serta ekologik. Penyakit ini dapat di masukkan dalam I..M.S (penyakit akibat hubungan seksual).Gejala klinis skabies meliputi 4 tanda kardinal yaitu pruritus nokturnal, artinya gatal pada malam hari. Menyerang secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga. Adanya terowongan pada tempat-tempat predileksi seperti sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mamae pada wanita, umbilikus, bokong, genitalia eksterna pada pria, dan perut bagian bawah serta menemukan tungau. 1,2Diagnosis klinis ditetapkan berdasarkan anamnesis adanya tanda-tanda kardinal. Diagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya tungau melalui pemeriksaan mikroskopis melalui beberapa cara seperti kerokan kulit, mengambil tungau dengan jarum, epidermal shave biopsy, kuretase terowongan, tes tinta Burowi, tetrasiklin topikal, apusan kulit dan biopsi plong (punch biopsy). 1,2

Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang hiposensitisasi).Mengunakan jenis obat topikal Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksis dibandingkan gameksan, efektivitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus selama 10 jam. Bila belum sembuh diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 2 bulan.1,2Pencegahan skabies pada manusia dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak langsung dengan penderita dan mencegah penggunaan barang-barang penderita secara bersama-sama. Pakaian, handuk dan barang-barang lainnya yang pernah digunakan oleh penderita harus diisolasi dan dicuci dengan air panas. 1,2Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor prediposisi (antara lain higiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberikan prognosis yang baik. 1,2Berikut dilaporkan sebuah kasus dengan diagnosis skabies pada seorang laki-laki berumur 18 tahun yang berobat ke poli klinik kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Raden Mattaher Jambi.

BAB IILAPORAN KASUS2.1 Identitas PasienNama: PutraJenis Kelamin: Laki LakiUsia: 18 tahunPekerjaan: PelajarAlamat: Sungai baharStatus Pernikahan: Belum MenikahSuku bangsa: IndonesiaHobi: Badminton

2.2 Anamnesis : Dilakukan pada tanggal 30 juni 2015Keluhan Utama : Timbul bintik bintik di sertai rasa gatal pada tangan, badan, dan kemaluan sejak 2 bulan yang lalu.Keluhan Tambahan: Tidak adaRiwayat Penyakit sekarang :Sejak 2 bulan yang lalu timbul bintik bintik disertai rasa gatal pada sela sela jari jari, pergelangan tangan, tangan kanan dan kiri, bintil tidak berisi cairan, gatal bertambah hebat dirasakan apabila suhu dingin dan terutama pada saat malam hari, pada saat gatal pasien mengaruknya dan merasa sulit tidur, pasien memiliki kebiasaan bertukar pakaian dengan teman nya teman pasien juga memiliki penyakit yang sama dengan pasien. 1 bulan yang lalu bintil bintil mulai menyebar ke ketiak, perut, bokong, paha dan kaki, rasa gatal semakin mengangu, kemudian pasein berobatke Puskesmas pasien diberi obat berupa salep dan sabun, rasa gatal menghilang kemudian timbul bintik bintik hitam dan obat habis keluhan muncul lagi. 1 minggu ini keluhan bintil bintil bertambah di kelamin pasien disertai rasa gatal yang semakin bertambah pada malam hari sehingga pasien tidak berhenti untuk mengaruknya sehinga pasien memutuskan berobat ke RSUD Raden Mattaher Jambi.Pasien tidak memiliki hewan peliharaan, ibu dan ayah pasien tidak memiliki sakit yang sama, sebelum nya pasien tidak ada di gigit serangga.Riwayat Penyakit Dahulu :Pasien tidak pernah mengeluh keluhan yang sama sebelumnyaRiwayat Penyakit Keluarga :Ibu dan ayah pasien tidak menderita keluhan yang sama.Pemeriksaan Fisik :Keadaan Umum1. Keadaan Umum : Baik2. Kesadaran: Compos mentis3.Suhu: 36 C4. Nadi: 90x/menit5. Pernafasan - Frekuensi: 20 x/menit6. Tinggi badan: 169 cm7. Berat badan: 60 kg

Pemeriksaan Organ1. KepalaBentuk : NormocephalEkspresi: BiasaSimetri: Simetris2. MataExopthalmus/ enophatal: (-)Conjungtiva: Anemis (-)Sklera: ikterik (-)3. Hidung: tak ada kelainan4.Telinga: tak ada kelainan5. MulutBibir: lembab6. leherKGB: Tak ada pembengkakan, JVP 5-27.ThorakJantung: BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)Paru: Vesikuler normal Ka/Ki, ronki -/-,wheezing -/-8. Abdomen: Supel, nyeri tekan (-),BU (+) normal.9. Ekstremitas Atas Akral hangat, oedem (-), sianosis (-)10. Ekstremitas bawahAkral hangat, oedem (-),sianosis (-)

2.3Status DermatologisGambar 1. Regio interdigiti I,II dextra

C

BA

a. Papul eritema bentuk miliar sirkumskrip ekskoriasib.Papul eritema multiple bentuk miliar sirkumskripc. Vesikel bentuk miliar sirkumskrip

Gambar 2. Regio antebrachii anterior dextra

BA

a. papul eritema multiple bentuk miliar sirkumskripb. Vesikel bentuk miliar sirkumskrip

ABGambar 3 regio femoralis anterior sinistra

a. papul eritema multiple bentuk miliar sirkumskrip, macula hiperpigmentasib. krusta tipis

Gambar 4 regio femoralis anterior dextra

A

B

a. papul eritema multiple bentuk miliar sirkumskrip, Macula hiperpigmentasib. krusta tipis

CBAGambar 5 regio abdominalisa. pada region hypogastrica dextra terdapat macula hiperpigmentasib. pada region abdominalis terdapat macula hiperpigmentasi, dan terdapat krusta.C. Pada region hypogastrica sinistra terdapat macula hiperpimentasi

Diagnosis Banding1. Skabies2. Prurigo 3. Pedikulosis KorporisDiagnosis KerjaSkabiesPenatalaksanaan UmumMeningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan, menghindari orang-orang yang terkena, mencuci / menjemur alat-alat tidurdan jangan memakai pakaian/handuk bersama-sama. KhususTopikal :Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan hidupnya. Untuk pengobatan pada pasien ini di berikan :1.Sulfur presipitatum 4-20%2. Benzil Benzoas 20-25%3. Gamma Benzene Heksaklorida (lindane1%)4. Krotamiton 10%5. Permethrin 5% drug of choiceSistemik : Ditambah dengan Chlorfeniramin Maleat (CTM) tablet 1x4 mg setelah makan bertujuan sebagai antihistamin dan mengambil efek sedatifnya sehingga dapat meningkatkan kualitas istirahat pasien, terutama bila rasa gatalnya kambuh

PrognosisDengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini dapat diberantas dan memberikan prognosis yang baik . Pemeriksaan Anjuran Yang DisarankanBeberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menemukan S. scabiei dalam berbagai stadium : Tungau biasanya dapat ditemukan pada ujung terowongan, namun pemeriksaan ini memerlukan ketrampilan dan latihan. Kerokan kulit dari lesi berupa papul atau terowongan, bermanfaat untuk menegakkan diagnosis skabies. Pertama-tama, satu tetes minyak mineral diletakkan pada pisau skapel steril, kemudian dilakukan pengerokan pada 5-6 lesi yang dicurigai. Hasil kerokan dan minyak diletakkan pada gelas objek dan ditutup dengan gelas penutup, selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop. Pada skabies klasik, sering tidak dijumpai tungau karena sedikitnya jumlah tungau. Kegagalan untuk menemukan tungau tidak dapat menyingkirkan diagnosis skabies. Pada pemeriksaan apusan kulit, kulit dibersihkan dengan eter, kemudian dengan gerakan cepat selotip dilekatkan dan ditekan pada lesi dan setelah beberapa detik selotip diangkat. Selotip lalu diletakkan di atas gelas objek (enam buah dari lesi yang sama pada satu gelas objek), dan diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan lain yaitu burrow ink test, dengan cara mengoleskan tinta atau gentian violet ke permukaan kulit yang terdapat lesi, tinta akan terabsorbsi dan kemudian akan terlihat terowongan. Selain itu, dapat digunakan tetrasiklin topikal dan dengan bantuan lampu wood terowongan akan tampak sebagai garis lurus berwarna kuning kehijauan. Dermoskopi juga dapat dilakukan untuk membantu mengidentifikasi terowongan atau tungau beserta produknya. Pada pemeriksaan biopsi, tungau dapat ditemukan terpotong pada stratum korneum. Selain itu tampak proses inflamasi ringan serta edema stratum granulosum dan sedikit infiltrasi perivaskular.

BAB IIIPEMBAHASANPada kasus ini pasien bernama putra, umur 18 tahun dengan keluhan timbul bintil- bintil disertai rasa gatal pada tangan badan, dan kemaluan sejak 2 bulan yang lalu. Diagnosis scabies berdasarkan hasil dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya. Di tandai gatal malam hari,mengenai sekelompok orang, dengan tempat predileksi di lipatan kulit yang tipis, hangat, dan lembab. Gejala klinis dapat terlihat polimorfi tersebar di suruh badan1,2.Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis dan perkembangan demografik serta ekologik 1,2. Penularan biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadang-kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var. animalis yang kadang-kadang dapat menulari manusia terutama pada mereka yang banyak memelihara binatang peliharaan misalnya anjing1,2. Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarccoptes Scabiei var. hominis. Selain itu terdapat S. scabiei yang misalnya pada kambing dan babi. Seluruh siklus hidup tungau betina mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari1,2. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor dan tidak bermata. Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat yang dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Tungau Skabies Betina

Yang menjadi penyebab utama gejala gejala pada skabies ini ialah Sarcoptes scabiei betina. Bila tungau betina telah mengandung (hamil), ia membuat terowongan pada lapisan tanduk kulit untuk meletakkan telurnya.1Untuk lebih memahaminya, berikut siklus hidup tungau ini. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi, menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan tetapi dapat juga ke luar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4 pasang kaki1.

Tabel 1.1 Diagnosis banding skabiesSkabiesPrurigo SimplekCreeping eruptionPedikulosis korporis

DefinisiPenyakit Kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes scabei var hominisPeradangan kronis di kulit yang ditandai dengan papul dan vesikel kecil diatasnya disertai rasa gatalKelainan kulti berupa peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh larva cacing yang berasal dari anjing dan kucinginfeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh pedikulus

Gejala KlinisPrurittus nocturnal, menyerang secara berkelompok, terdapat terowongan, rasa gatal yang hebatrasa gatal dan panas, kemerahan, gatal hebat pada malam hari Gatal daerah umumnya hanya ditemukan bekas garukan pada badan karena gatal baru berkurang dengan garukan yang intensif, kadang-kadang timbul infeksi sekunder dengan pembesaran getah bening regional

Predileksisela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian luar, areola mamae, genitalia eksterna, sekitar pusat, paha bagian dalamBadan dan bagian ekstensor ekstremitas, wajah dan bagian kepala yang bnerambutTungkai, plantar tangan, anus, bokong, paha, bagian tubuh yang kontak dengan tempat larva beradaTergantung dari tempat infeksi pedikulus yang terkenaKepala, daerah pubis, dan tubuh

EfloresensiPapul, pustule, erosi, ekskoriasi (bila digaruk)papul dan vesikel kecil diatasnyaPapul, lesi berkelok-kelok diameter 2-3mm, papul eritematous menjalar seperti benang berkelok-kelok, polisiklik, serpinginosa menimbul dan membentuk terowonganGarukan erosi, ekskoriasiInfeksi sekunderpus, krusta

Berikut ini gambaran mengenai siklus hidup tungau skabies:

Gambar 2. Siklus Hidup Tungau SkabiesKelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.1Ketika seseorang terinfeksi scabies untuk pertama kalinya, gejala biasanya tidak nampak hingga 2 bulan (2-6 minggu) setelah terinfestasi. Namun demikian, seseorang yang terinfestasi masih bisa menyebarkan scabies sebelumnya, gejala akan muncul dengan segera (1-4 hari) setelah terekspos. Seseorang yang terinfestasi scabies juga dapat menularkan penyakitnya, walaupun mereka tidak memiliki gejala lagi. Hal ini berlaku sampai scabies pada penderita tersebut diberantas beserta tungau dan telur-telurnya .3Ada 4 tanda kardinal ini1,21. Pruritus nokturnal, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas ini1,2. 2. Penyakit ini menyerang secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh angota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggotakeluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier) 1,2.3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Berikut dipaparkan gambaran kelainan kulit pada skabies 1,2.4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini1,2

Berikut dipaparkan gambaran tempat predileksi skabies:

Gambar 7. Tempat Predileksi Skabies

Cara menemukan tungau1,2:a. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.b. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.c. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan dua jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya.d. Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.

Ada beberapa pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan the great imitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding adalah prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis dan lain-lain.1Syarat obat ideal adalah1:a. Harus efektif terhadap semua stadium tungaub. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksikc. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaiand. Mudah diperoleh dan harganya murahCara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang hiposensitisasi).

Jenis obat topikal1,2:No.Nama obatCara kerjaCara pemakainEfek samping

1Permetrin dengan kadar 5%Merupakan sintesa dari pyrethroid bekerja dengan cara mengangu polarisasi dinding sel saraf parasit yaitu melalui ikatan dengan natrium.hal ini memperlambat repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi paralise parasit.efektoksisitasnya sangat rendah dan kecenderungan keracunan akibat kesalahn penggunan nya sangat kecil.hal ini di sebabkan karena hanya sedikit yang terabsorsi dikulit dan cepat di metabolism yang kemudian cepat di keluarkan melalui keringat, sebum, dan urin.Permetrin tersedia dalam bentuk krim 5% yang di aplikasikan selama 8-12 jam dan setelah itu di cuci bersih.apabila belum sembuh pemberian dapat di berikan lagi setelah 1 mingu.permetrin jarang di berikan pada bayi yang berumur kurang dari 2 bulan,wanita hamil dan ibu menyusui.wanita hamil dapat diberikan dengan aplikasi yang tidak terlalu lama sekitar 2 jam.Jarang di temukan, berupa rasa terbakar,perih dan gatal, namun mungkin hal ini dikarenakan kulit yang sebelum nya sensitive dan terekskoriasi.

2.Belerang endap (sulfur presipatum) dengan kadar 4-20%.Bila kontak dengan jaringan hidup preparat ini akan membentuk hydrogen sulfide dan penthathionid acid (CH2S506) yang bersifat gemicid dan fungicide.secara umum sulfur aman bila di gunakan oleh anak-anak,wanita hamil dan menyusui serta efektif dalam konsentrasi 2,5% pada bayiSangat sederhana yakni mengoleskan salep setelah mandi keseluruh kulit tubuh selama 24 jam tiga hari berturut-turut.Bau tidak enak, mewarnai pakaian dan kadang menimbulkan iritasi.

3.Gameksan ( gama benzene heksa klorida):lindaneGameksan adalah sebuah insektisida yang bekerja pada system saraf pusat (SSP) tungau.lindane di serap masuk ke mukosa paru-paru,mukosa usus, dan selapur lendir kemudian keseluruh jaringan tubuh tungau dengan konsentrasi tingi pada jaringan yang kaya lipid dan kulit yang menyebabkan eksitasi,konvulsi,dan kematian tungau.lindane di metabolisme melalui urin dan feses.Tersedia dalam bentuk krim,gel, lotion tidak berbau dan tidak berwarna. Pemakaian secra tungal dengan mengoleskan keseluruh tubuh dari leher kebawah 12-24 jam dalam bentuk 1% krim atau lotion. Menyebabkan toksisitas SSP,kejang,dan bahkan kematian pada anak atau bayi walaupun jarang terjadi.

4.Krtotamiton 10%Krotamiton ( crotonyl- N- etil-o-toluidin) sebagai krim 10% tingkat keberhasilan nya 50% -70%.Hasil terbaik bila diaplikasikan dua kali sehari selama lima hari bertutrut-turut setelah mandi dan menganti pakaian dari leher kebawah selama 2 malam kemudian di cuci setelah aplikasi ke dua.Iritasi jika di gunakan dalam jangka panjang krim dan lotion tidak mempunyai efek sistemik sehingga aman di gunakan pada wanita hamil, bayi dan anak kecil.

5.Emulsi benzyl-benzoat (20-25%)Bersifat neurotoksi pada tungau scabies.Digunakan sebagai 25% emulsi dengan peride kontak 24 jam dan pada dewasa muda, anak-anak dosis dapat di kurangi12,5%.sangat efektif bila digunakan secara teratur dan secara kosmetik dapat di terima.Dapat menyababkan dermatitis iritan pada wajah dan skrotum.untuk itu penderita di ingatkan tidak memgunakan secara berlebihan,penguna berulang dapat menyebabkan dermatitis alergi.kontraindikasi terhadap wanita hamil dan mennyusui,bayi,anak-anak kurang dari 2 tahun.tapi benmzil benzoate lebih efektif dalam pengeloaan resistant crusted scabies

Terapi farmakologis yang diberika pada kasus ini ialah Permetrin krim 5 % dioleskan di seluruh permukaan tubuh kecuali area wajah dan kulit kepala serta lebih difokuskan di daerah sela-sela jari, inguinal, genital, area lipatan kulit sekitar kuku, dan area belakang telinga, sebaiknya dilakukan pada malam hari lalu dicuci setelah 10 jam. Sebenarnya ada beberapa obat yang dapat digunakan antara lain sulfur presipitat (4-20%) kekurangannya adalah sulfur berbau, meninggalkan noda dan berminyak, mengiritasi, membutuhkan pemakaian berulang, namun relatif aman, efektif dan tepat untuk bayi berumur kurang dari 2 tahun dan selama kehamilan atau menyusui. Benzil benzoat (20-25%) merupakan skabisid kerja cepat yang efektif terhadap semua stadium namun sulit diperoleh, sering memberi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai. Gameksan 1% (gamma-benzen heksaklorida) memperlihatkan keefektifan yang sama dengan permetrin, tetapi kurang unggul dibanding permetrin, kekurangan obat ini adalah memiliki efek samping yaitu toksik pada sistem saraf pusat dari pada permetrin. Krotamiton 10 % krim atau losio dianggap tidak cukup efektif untuk mengobati skabies, kualitas krim ini dibawah permetrin dan efektivitasnya setara dengan benzyl benzoat atau sulfur. Pemetrin 5% diberikan karena kurang toksik dibandingkan gameksan, efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, jarang memberikan iritasi, aplikasi hanya diberikan sekali dan jika belum sembuh dapat diulangi setelah seminggu. Ditambah dengan Chlorfeniramin Maleat (CTM) tablet 1x4 mg setelah makan bertujuan sebagai antihistamin dan mengambil efek sedatifnya sehingga dapat meningkatkan kualitas istirahat pasien, terutama bila rasa gatalnya kambuh.Pencegahan skabies pada manusia dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak langsung dengan penderita dan mencegah penggunaan barang-barang penderita secara bersama-sama. Pakaian, handuk dan barang-barang lainnya yang pernah digunakan oleh penderita harus diisolasi dan dicuci dengan air panas . Pakaian dan barang-barang asal kain dianjurkan untuk disetrika sebelum digunakan . Sprai penderita harus sering diganti dengan yang baru maksimal tiga hari sekali . Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air (bantal, guling, selimut) disarankan dimasukkan ke dalam kantung plastik selama tujuh hari, selanjutnya dicuci kering atau dijemur di bawah sinar matahari sambil dibolak batik minimal dua puluh menit sekali1.Kebersihan tubuh dan lingkungan termasuk sanitasi serta pola hidup yang sehat akan mempercepat kesembuhan dan memutus siklus hidup S. scabiei. Umumnya, penderita masih merasakan gatal selama dua minggu pasca pengobatan. Kondisi ini diduga karena masih adanya reaksi hipersensitivitas yang berjalan relatif lambat. Apabila lebih dari dua minggu masih menunjukkan gejala yang sama, maka dianjurkan untuk kembali berobat karena kemungkinan telah terjadi resistensi atau berkurangnya khasiat obat tersebut 1,2.Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor prediposisi (antara lain higiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberikan prognosis yang baik.1,2Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dimana pada anamnesis pasien merasakan gatal pada paha,sela sela jari dan kaki kemudian dari riwayat keluarga adik pasien juga menderita hal yang sama sebelumnya. Dari pemeriksaan fisik juga di temukan Papul eritema multiple bentuk miliar sirkumskrip. Pengobatan untuk scabies dapat di berikan obat topikal dan sistemik pengobatan topikal terutama di tujukan untuk penderita dengan ada nya lesi. Obat golongan Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, aplikasi hanya sekali dan di hapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh di ulangi setelah seminggu..Pengobatan sistemik di berikan bertujuan untuk mengurangi gatal pada penderita, biasanya di berikan golongan antihistamin.Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor prediposisi (antara lain higiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberikan prognosis yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko, Ronny P. Skabies. Prof. Dr. dr. Adhi Juanda. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FK UI. 2008.2. Djuanda Adhi dkk.:Hamzah Mochtar dkk, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.3. Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 1. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin:2003.4. Siregar R. S Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004.5. Drollery,C., 1999, therapeutic Drug,2nd edition, Harcourt brace and company limited, Toronto.6. Maxine, A.P, McPhee, J.S.,2007, Current Medical Diagnosis and Treatment, Lange, McGrwaw.7. Gunawan G, Sulistia. Farmakologi dan Terapi.Edisi Kelima. Jakarta : FK UI. 20078. Fitzpatrick`s dermatology in General Medicine Vol I & II Edition & Tahun 2008.9. Prof.Dr.Marwati Harahap,Ilmu penyakit kulit,Jakarta:Hipokrates 2000.10. Daili.S. PenyakitKulit Yang Umum Di Indonesia.Jakarta.Medical Multimedia Indonesia.2005.11. Carruthers, R. Treatment of Scabies and Pediculosis. Medical Proggres.

24