KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN...

126
SUCCESS STORY PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN 2005 – 2009 DAN PEMANTAPAN PROGRAM 2010 – 2014 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian KEMENTERIAN PERTANIAN 2010

Transcript of KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN...

Page 1: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

SUCCESS STORY

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN 2005 – 2009

DAN PEMANTAPAN PROGRAM 2010 – 2014

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian KEMENTERIAN PERTANIAN

2010

Page 2: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan
Page 3: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

i

KATA PENGANTAR

Pengangkatan Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 339/Kpts/KP.330/11/2005 tanggal 15 Nopember 2005, dan dilantik pada tanggal 17 Nopember 2005. Amanah tersebut telah berakhir pada tanggal 6 September 2010.

Mengucap syukur ke hadirat Allah SWT, memori serah terima jabatan Kepala BBSDLP ini telah diselesaikan. Dalam memori serah terima ini disajikan hasil kegiatan yang telah dicapai maupun yang sedang berjalan dalam periode Nopember 2005 hingga Agustus 2010 dalam bentuk success story penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian periode 2005-2009 dan program 2010-2014.

BBSDLP mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat) Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balitra), dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 300/kpts/OT. 140/7/2005 tanggal 25 Juli 2005.

Program dan kegiatan yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) BBSDLP 2005-2009 telah berakhir dan telah memasuki tahun pertama Renstra 2010-2014. Untuk itu disusun Laporan Success Story 2005-2009 dan Program 2010-2014. Penyusunan Success Story dan Lesson Learn 2005-2009 didasarkan pada kinerja Renstra 2005-2009, sedangkan program 2010-2014 didasarkan pada penyesuaian lingkungan strategis terkini yang tercantum dalam Renstra BBSDLP 2010 – 2014.

Hasil-hasil yang telah dicapai merupakan partisipasi aktif dari para pejabat struktural, kelompok peneliti, laboratorium, administrasi, unit kerja pendukung lainnya, dan kerjasama penelitian dengan organisasi nasional

Page 4: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

maupun internasional, baik yang berada di BBSDLP, maupun di Balittanah, Balitklimat, Balitra, dan Balingtan.

Terima kasih disampaikan kepada Bapak Menteri Pertanian dan Kepala Badan Litbang Pertanian yang telah memberikan kepercayaan kepada saya sebagai Kepala BBSDLP. Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya juga disampaikan kepada seluruh staf BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balitra, dan Balingtan yang telah mendukung dan membantu pelaksanaan tugas selama saya menjabat sebagai Kepala BBSDLP. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan yang mungkin saya perbuat selama periode tersebut. Segala saran dan masukan yang berkaitan dengan isi memori jabatan ini sangat diharapkan. Semoga bermanfaat.

Bogor, 3 September 2010 Kepala Balai Besar,

Prof. Dr. Ir. Irsal Las, MS

NIP 19500806 197902 1 002

ii

Page 5: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ......................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. ix I. PENDAHULUAN..................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................... 1 1.2. Tujuan ............................................................................ 3 1.3. Ruang Lingkup .............................................................. 4

II. ISU STRATEGIS LITBANG SDP 2005-2009 ........................ 5 2.1. Substansial ..................................................................... 5 2.2. Kerjasama dan Diseminasi Penelitian ............................ 9 2.3. Sumberdaya Penelitian .................................................. 10

2.3.1. Sumberdaya manusia......................................... 10 2.3.2. Sarana/Fasilitas/Aset.......................................... 11 2.3.3. Anggaran ............................................................ 12

III. SUCCESS STORY DAN LESSON LEARN 2005-2009 ......... 13 3.1. Penelitian dan Pengembangan ...................................... 13

3.1.1. Program Utama Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian............................ 13

3.1.2. Hasil Unggulan ................................................... 14 3.2. Kerjasama, Diseminasi dan Percepatan Pemanfaatan

Inovasi Teknologi ........................................................... 49 3.2.1. Program Kerjasama............................................ 49 3.2.2. Program Diseminasi dan Teknologi Transfer ..... 51

3.3. Produk Kebijakan ........................................................... 57 3.3.1. Policy Brief.......................................................... 57 3.3.2. Penerbitan Produk Kebijakan dan Hukum (UU,

Permentan, Kepmentan) (13 a.l.) ....................... 58 3.3.3. Dukungan Program 100 Hari Menteri Pertanian

dalam Kabinet Indonesia Bersatu Ke 2 .............. 59 3.4. Sumberdaya Penelitian .................................................. 59

Page 6: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

iv

Halaman

3.4.1. Pengelolaan dan Pengembangan SDM............. 59 3.4.2. Pengelolaan Sarana/Fasilitas/Aset .................... 62 3.4.3. Perkembangan dan Pengelolaan Anggaran/

Keuangan, PNBP ............................................... 65 3.5. Manfaat dan Dampak Hasil Litbang SDLP..................... 69

3.5.1. Initial Impact ....................................................... 69 3.6. Terbengkalai ................................................................. 71

IV. RENCANA PROGRAM KEGIATAN 2010-2014 .................... 73 4.1. Isu Strategis Substantif .................................................. 73 4.2. Visi dan Misi ................................................................... 75 4.3. Program Penelitian dan Expected Output Penelitian

dan Pengembangan....................................................... 75 4.3.1. Program Penelitian............................................. 75 4.3.2. Expected Output Penelitian dan

Pengembangan .................................................. 79 4.4. Potensi Kerjasama, Diseminasi dan Percepatan

Pemanfaatan Inovasi Teknologi..................................... 79 4.4.1. Program Kerjasama ........................................... 79 4.4.2. Program Diseminasi dan Alih Teknologi ............ 83

4.5. Sumberdaya Penelitian .................................................. 86 4.5.1. Pengelolaan dan Pengembangan SDM............. 86 4.5.2. Pengelolaan Sarana/Fasilitas/Aset .................... 87 4.5.3. Managemen Keuangan ...................................... 89 4.5.4. Kegiatan dan Strategi Pendanaan ..................... 90

V. PROGRAM PENGEMBANGAN KAMPUS CIMANGGU DAN PEMANFAATAN KOMPLEK JUANDA ................................. 92 5.1. Latar Belakang............................................................... 92 5.2. Justifikasi........................................................................ 93 5.3. Kronologis dan Perkembangan Perencanaan ............... 95 5.4. Penutup.......................................................................... 102

5.4.1. Dasar Pertimbangan Museum & Diorama.......... 102 5.4.2. Grand Design ..................................................... 102 5.4.3. Rencana Pembangunan..................................... 103

VI. PENUTUP............................................................................... 104

Page 7: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Produk unggulan yang dihaslikan periode 2005-2009 41

Tabel 2. Teknologi pengelolaan lahan unggulan yang dihasilkan periode 2005-2009 ..................................... 44

Tabel 3. Prospektif Teknologi dan Produk yang dihasilkan periode 2005-2009 ...................................................... 45

Tabel 4. Jumlah kerjasama penelitian dalam periode 2005-2009............................................................................. 50

Tabel 5. Kontribusi Dana Kerja sama........................................ 51

Tabel 6. Penjualan Produk pada Tahun 2008 dan 2009 ........... 53

Tabel 7. Perkembangan Pegawai BBSDLP Menurut Pendidikan, Tahun 2005 - 2009 ................................. 60

Tabel 8. Perkembangan Pegawai BBSDLP Menurut Usia Tahun 2005 - 2009 ..................................................... 60

Tabel 9. Perkembangan Pegawai BBSDLP Menurut Golongan Tahun 2005 - 2009 ...................................................... 61

Tabel 10. Perkembangan Tenaga Peneliti BBSDLP Tahun 2005 - 2009 ................................................................. 61

Tabel 11. Perkembangan Tenaga Teknisi Litkayasa BBSDLP Tahun 2005 - 2009 ..................................................... 62

Tabel 12. Nilai aset Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian selama periode 2005 s/d 2009....................................................................... 63

Tabel 13. Profil Laboratorium Lingkup BBSDLP ......................... 63

Tabel 14. Profil KP Lingkup BBSDLP.......................................... 65

Tabel 15. Pagu anggaran 2005-2009 lingkup BBSDLP .............. 66

Tabel 16. Realisasi anggaran 2005 -2009 lingkup BBSDLP....... 67

Tabel 17. Target PNBP BBSDLP selama periode 2005-2009 .... 67

Page 8: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

vi

Halaman

Tabel 18. Realisasi anggaran lingkup BBSDLP selama periode 2005-2009 ................................................................... 68

Tabel 19. Rencana dan realisasi biaya pembangunan gedung kantor Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) dan Balai Penelitian Tanah (BALITTANAH) di Cimanggu Bogor............................ 100

Page 9: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta eksplorasi kesesuaian lahan untuk jarak pagar ....................................................................... 16

Gambar 2. Peta eksplorasi kesesuaian lahan untuk tebu ......... 17

Gambar 3. Contoh peta tanah tinjau lembar Ketapang ............. 18

Gambar 4. Contoh naskah penjelasan hasil evaluasi lahan beberapa komoditas ................................................ 19

Gambar 5. Peta pewilayahan komoditas tingkat tinjau lembar Lubuk Sikaping, Sumatera Barat............................. 20

Gambar 6. Buku penjelasan arahan tata ruang pertanian tingkat tinjau ............................................................ 21

Gambar 7. Peta ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian tingkat tinjau Provinsi Kalimantan Barat. . 222

Gambar 8. Peta arahan komoditas perkebunan Provinsi Papua ...................................................................... 23

Gambar 9. Peta lahan sawah potensial untuk model pengembangan IP-400 di Propinsi Banten dan Jawa Barat............................................................... 24

Gambar 10. Peta lahan sawah utama di Banten dan Jawa Barat ........................................................................ 25

Gambar 11. Peta usulan lahan pangan berkelanjutan Provinsi Jawa Timur............................................................... 26

Gambar 12. Peta lahan erosi dan rawan longsor di Provinsi Jawa Barat............................................................... 27

Gambar 13. Peta kesesuaian lahan semi detail untuk tanaman kedelai di Lampung Timur dan Aceh Jaya .............. 29

Gambar 14. Peta kesesuaian lahan semi detail untuk tanaman kedelai di Lampung Tengah .................................... 30

Page 10: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

viii

Halaman

Gambar 15. Peta kesesuaian lahan tingkat semi detail untuk jarak pagar (atas) dan asparagus (bawah) di Kabupaten Blora ..................................................... 31

Gambar 16. Contoh peta arahan pengembangan komoditas tingkat semi detail spesifik lokasi PRIMA TANI....... 32

Gambar 17. Kemasan CD Interaktif Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Prov. Kalbar dan Jabar ........... 33

Gambar 18. Salah satu halaman software untuk evaluasi lahan 35

Gambar 19. Halaman “Site Information” pada software Site & Horizon.................................................................... 36

Gambar 20. Halaman penelusuran peta secara tabular dan spasial ..................................................................... 37

Gambar 21. Aktivitas penelitian pengukuran GRK di kebun kelapa sawit ............................................................ 39

Gambar 22. Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dalam keadaan tertutup (kiri) dan bagian dalamnya (Kanan) ................................................................... 41

Gambar 23. Strategi Pendanaan Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian................................................................. 90

Page 11: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Teknologi dan Hasil Unggulan............................... 105

Lampiran 2. Daftar Judul Artikel yang Dipublikasikan Nasional dan Internasional ................................................... 112

Lampiran 3. Evaluasi kinerja 2005-2009 dan pemantapan program 2010-2014 .............................................. 115

Page 12: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan
Page 13: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Evaluasi kinerja dalam bentuk Success Story setiap periode tertentu tentu diperlukan dalam rangka menilai hasil kegiatan atau program kerja (Renstra) yang sekaligus sebagai pertanggungjawaban setiap pejabat dan tim manajemennya yang dikemas dalam bentuk memori serah terima jabatan. Evaluasi kinerja dan pertanggungjawaban ini juga diperlukan sebagai referensi dalam penyusunan dan pelaksanaan Program Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (Litbang SDLP) dan upaya perbaikan terhadap berbagai aspek manajemen sumberdaya dan fasilitas penelitian di masa yang akan datang.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) yang sebelumnya bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat (Puslitbangtanak), selain melaksanakan penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian berdasarkan Permentan No. 300/Kpts/OT.140/7/2005, pada tahun 2005 dan Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No. 157/kpts/OT.160/ J/7/2006, juga mengkoordinasikan kegiatan dan pelaksanaan tupoksi Balai Penelitian Tanah (Bilittanah), Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat) dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan).

Program yang paling menojol pada era 2005-2009 dicirikan oleh program peningkatan produksi dan pencapaian swesembada pangan yang antara lain dikemas dalam Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), dengan lima komoditas unggulan. Selain itu, program pengembangan bioenergi dan pengembangan kawasan hortikultura, dan antisipasi perubahan iklim juga sangat menonjol. Berbagai kegiatan dan hasil penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian

Page 14: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

2

berperan sangat strategis dan dituntut untuk berkontribusi secara siginifikan dalam mendukung program tersebut.

Ke depan, terutama pada periode 2010-2014, peran hasil penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian semakin strategis dalam mendukung berbagai program pembangunan pertanian, terutama dalam mencapai empat sukses pertanian, yaitu; (a) peningkatan produksi dan swasembada pangan berkelanjutan, (b) diversifikasi dan peningkatan gizi, (c) peningkatan nilai tambah dan daya saing pertanian, dan (d) peningkatan kesejahteraan petani. Pencapaian empat sukses atau program strategis pembangunan pertanian yang menuntut upaya peningkatan produktivitas, efisiensi, mutu, dan nilai tambah produk pertanian memerlukan ketersediaan dan optimalisasi sumberdaya lahan, dalam hal ini tanah, pupuk, iklim, air, dan lingkungan pertanian.

Menteri Pertanian, pada Rapim Pertama Kementerian Pertanian bulan Oktober 2009, mengemukakan beberapa persoalan mendasar dan tantangan yang akan dihadapi sektor pertanian di masa yang akan datang. Persoalan tersebut sangat erat kaitannya dengan sumberdaya lahan dalam upaya: (a) peningkatan kebutuhan pangan dan keseimbangan gizi keluarga; (b) pengembangan infrastruktur lahan dan air serta perbenihan dan perbibitan; (c) peningkatan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian; (d) penggunaan pupuk anorganik dan organik secara berimbang, dan (e) adaptasi terhadap perubahan iklim dan pelestarian lingkungan.

Presentasi Kepala Badan Litbang Pertanian di hadapan Menteri Pertanian pada tanggal 15 Januari 2010 mengungkapkan bahwa pada RPJMP 2010-2014, tantangan Badan Litbang Pertanian dalam menghasilkan dan menyiapkan informasi dan inovasi pertanian semakin besar. Khusus dari aspek sumberdaya lahan pertanian, diproyeksikan untuk menghasilkan minimal 15 paket teknologi pengelolaan lahan kering, lahan sawah, dan lahan rawa; tujuh formula pupuk dan pembenah tanah;

Page 15: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

3

dan perangkat uji tanah lahan rawa dan tanaman perkebunan. Selain itu, pemanfaatan sumberdaya lahan dan pengembangan areal pertanian, isu dan fenomena variabilitas dan perubahan iklim serta kerusakan lingkungan menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan pertanian di masa yang akan datang.

1.2. Tujuan

Memori jabatan dalam bentuk success story ini adalah dalam rangka serah terima jabatan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Prof. Dr. Ir Irsal Las, MS sebagai Kepala BBSDLP, dari tanggal 15 November 2005 hingga 6 September 2010. Tujuan utama penyusunan success story ini adalah:

(a) mengevaluasi kinerja penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, termasuk seluruh kegiatan pendukung yang terkait dengan sumberdaya penelitian periode 2005-2009;

(b) mengevaluasi dan mengkompilasi hasil penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, baik melalui program in-house (DIPA) maupun kerjasama dan kemitraan penelitian periode 2005-2009;

(c) mengevaluasi dampak dan potensi hasil utama penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian periode 2005-2009;

(d) menginformasikan program penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian periode 2010-2014.

(e) Menginformasikan kemajuan dan perkembangan program pembangunan kantor baru BBSDLP dan Balittanah di Kampus Litbang Pertanian Cimanggu, Bogor.

Page 16: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

4

1.3. Ruang Lingkup

Succes story ini memuat berbagai informasi tentang kegiatan dan hasil utama penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan, baik melalui program in-house (DIPA) maupun program kerjasama dan kemitraan penelitian, diseminasi, percepatan pemanfaatan inovasi teknologi sumberdaya lahan, dan kegiatan pendukung, terutama dalam pengelolaan sumberdaya peneliti, sarana, fasilitas, dan keuangan.

Materi yang dimuat dalam Success story ini merupakan kegiatan dan hasil penelitian dan pengembangan yang terkait dengan identifikasi sumberdaya lahan, perakitan teknologi, tool/kits dan perangkat lunak, panduan, rekomendasi, dan sintesis kebijakan sumberdaya lahan. Semua materi terkait dengan aspek sumberdaya lahan, tanah, pemupukan, iklim/agroklimat, air/hidrologi, dan lingkungan pertanian, termasuk sintesis kebijakan sumberdayalahan, baik pada lahan sawah, lahan kering maupun lahan rawa dan gambut. Materi tersebut tentu merupakan kinerja dari BBSDLP beserta Balai Balittanah, Balitklimat, Balitra, dan Balingtan, baik yang dilakukan oleh masing-masing balai maupun terintergasi dengan balai lain melalui koordinasi BBSDLP.

Page 17: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

5

II. ISU STRATEGIS LITBANG SDP 2005-2009

2.1. Substansial

Selama periode 2005-2009, muncul beberapa isu strategis yang sangat menonjol dan mengemuka, baik isu yang bersifat fundamental dan berjangka panjang, maupun isu krusial yang muncul secara tempori namun membutuhkan respon, reaksi cepat dan taktis.

Isu Nasional

a. Tingkat Akurasi dan Ketersediaan Data dan Peta Sumberdaya Lahan Pertanian. Laju pembangunan pertanian, seperti perluasan areal pertanian baru, kasus degradasi sumberdaya lahan, dll. yang memerlukan dan menuntut data dan informasi tabular dan spasial (peta) karateristik, potensi dan ketersedian sumberdaya lahan pertanian yang akurat, lebih detil dan lengkap. Pada saat ini masih cukup luas wilayah Indonesia (>40%) yang belum diinventarisasi dan diidentifiaski secara lebih detil.

b. Peningkatan Produksi dan Swasembada Pangan, P2BN & P2SDS. Dalam rangka mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional merupakan program utama Pembangunan Pertanian, pada periode 2005-2009 ditetapkan 5 komoditas utama pangan yang harus dipacu produksinya, yaitu padi, jagung, kedelai, tebu dan daging sapi. Salah satu ”core program” nya adalah Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang dimulai sejka tahun 2007, Program Swasembada Kedelai dan Swasembada Jagung. Ketiga program tersebut membutuhkan informasi karakteristik sumberdaya lahan, baik dalam rangka peningkatan produktivitas maupun peningkatan indeks pertanaman (IP), perluasan areal baru, serta inovasi teknologi pemupukan dan pengelolaan lahan dan air.

Page 18: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

6

c. Pengembangan Kawasan Horti dan Gernas Kakao. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pengembangan komoditas hortikultura adalah melalui penumbuhan sentra-sentra produksi komoditas yaitu melalui perluasan areal tanam. Dalam kaitannya dengan hal ini sangat diperlukan koordinasi penentuan lokasi perluasan areal hortikultura yang mengacu sepenuhnya pada pengembangan sentra di masing-masing kawasan. Kegiatan perluasan areal kawasan hortikultura pada prinsipnya adalah merupakan Pengembangkan Kawasan Hortikultura yang Berwawasan Agribisnis yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, konsisten dan berkesinambungan, sehingga pada gilirannya akan terwujud sentra-sentra pengembangan agribisnis hortikultura yang berskala ekonomis dan dikelola secara efisien serta ditunjang oleh infrastruktur yang memadai. Kakao merupakan salah satu komoditi ekspor utama sub sektor perkebunan. Lumbung Utama Kakao di Indonesia berada di Sulawesi, Nusa Tenggara dan beberapa Pulau lainnya. Dalam perkembangannya produktivitas Kakao saat ini semakin menurun. Pemerintah sedang mengupayakan peningkatan produksi kakao dengan program Gernas Kakao (Gerakan Nasional Kakao), salah satu upaya adalah menanam tanaman kakao dengan bibit yang terpilih dan berkualitas serta pengelolaan lahannya. Dengan kedua upaya tersebut diharapkan produksi kakao akan semakin pesat.

d. Penggunaan Pupuk NPK yang tidak Rasional dan Pengembangan Pupuk Organik. Penggunaan pupuk an-organik (pupuk buatan) yang cenderung berlebihan (tidak efisien) dan tidak rasional mendorong: (i) perlunya pengembangan sistem pemupukan berimbang spesifik lokasi, (ii) pengembangan dan penggunaan pupuk majemuk dan pupuk organik/hayati, dan (iii) pengembangan sistem pertanian terpadu seperti PTT, SRI, pertanian organik, ekofarming, dll, atau sistem pertanian terintegrasi tanaman-ternak (SITT/SIPT, dll.).

Page 19: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

7

Spesifik lokasi dimaksud terkait dengan karekteristik lahan/tanah, seperti bahan induk, jenis tanah, status hara dan tingkat kesuburan lahan, agroekosistem, serta sistem usahatani dan komoditas.

e. Keragaan dan Keragaman Mutu dan Jenis/Merk Pupuk dan Pemalsuan Pupuk. Dampak dari adanya program pengembangan pupuk majemuk dan organik, mendorong munculnya berbagai jenis dan merk pupuk, baik pupuk an-organik, maupun pupuk organik/hayati, pupuk alternatif dan pembenah tanah. Beragamnya alternatif bahan baku dan bahan pembawa pupuk organik/hayati, mendorong keragaman mutu dan efektivitas. Oleh sebab itu, regulasi sistem produksi, pendaftaran, dan pengawasan sangat dibutuhkan, termasuk sistem uji mutu dan uji efektivitas yang lebih ketat.

f. Degradasi Lahan dan Lingkungan Pertanian. Selama tahun 2005-2009, terjadi puluhah kasus bencana alam berupa longsor dan/atau banjir yang disebabkan degradasi lahan pertanian dan kawasan hutan/DAS. Selain sebagai akibat salah urus dalam pengelolaannya (yang tidak bijaksana), hal tersebut juga disebabkan minimnya tindakan atau upaya konservasi dalam sistem usaha tani, terutama pada lahan pegunungan.

g. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. Fenomena dan isu pemanasan global dan perubahan iklim yang mencuat sejak lebih dari 15 tahun yang lalu. Di tingkat nasional, isu tersebut semakin sangat mengemuka sejak tahun 2006. Hal tersebut, selain disebabkan karena dirasakan dan semakin nyatanya gejala dan dampak fenomena tersebut terhadap berbagai aspek/aktivitas kehidupan, terutama sektor pertanian, hal tersebut juga dipicu oleh persiapan pelaksanaan COP XIII di Bali. Dibutuhkan suatu strategi, kebijakan dan program/rencana aksi yang antisipatif untuk menghadapi perubahan iklim tersebut, baik mitigasi maupun adaptasi yang didasarkan pada hasil penelitian, pengkajian dan analisis.

Page 20: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

8

h. Derivasi Dampak Isu Fenomena Perubahan Iklim. Selain pengaruhnya secara teknis terhadap sumberdaya pertanian, kerusakan infrastruktur, dan penurunan produksi pertanian, isu perubahan iklim juga membawa derivasi dampak (tidak langsung) namun sangat strategis terhadap arah dan kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. Hal tersebut terkait dengan aspek LULUCF (land use landu use change and forestasi) dengan salah satu derivasinya adalah pembatasan dan bahkan moratorium pembukaan/pemanfaatan hutan alam dan lahan gambut dan pelaksanaan REDD+ (reduction emission form deforestation and degradation). Implikasinya adalah reorientasi arah dan kebijakan pengembangan lahan pertanian (baru) di masa yang akan datang.

Isu Khusus Spesifik Lokasi/Wilayah dan Tanggap Darurat

i. Penyuksesan Program 100 hari Menteri Pertanian. Selaras dengan arah dan strategi Pembangunan Pertanian 2010-2014 dan sesuai dengan topik dan input Program 100 hari Menteri Pertanian. Sumberdaya Lahan sangat menonjol sehingga mendorong BBSDLP untuk berkontribusi.

j. Letusan Gunung Merapi dan Lumpur Lapindo, Gempa, Longsor NTT dll. Paruh waktu pertama periode 2005-2009, terjadi letusan Gunung Merapi dan beberapa gunung berapi lainnya yang bersifat ekplosif, kemudian juga tragedi lumpur Lapindo, Gempa Ciamis, dll. Bencana tersebut juga menuntut perlunya kajian cepat terhadap akibat dan dampak masing-masing kasus/bencana terhadap aspek biofisik sumberdaya lahan, air dll.

k. Percepatan Pembanguan Daerah Tertinggal dan Wilayah Rawan. Pembangunan daerah tertinggal, terutama Papua dan Papua Barat, serta wilayah rawan terutama wilayah perbatasan, lahan gambut sejuta hektar, dll, menuntut program, upaya dan penanganan khusus

Page 21: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

9

yang berbasis sumberdaya lahan. Informasi dan identifikasi sumberdaya lahan merupakan salah satu basis utama dalam perencanaan dan perancangan program pembangunannya.

l. Kasus-Kasus Spesifik Lokasi. Beberapa isu terkait dengan isu atau kasus yang bersifat spesifik/lokasi antara lain: (i) reklamasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang timah dan batu bara, (ii) degradasi dan pendangkalan Danau Tempe, (iii)

2.2. Kerjasama dan Diseminasi Hasil Penelitian

Dalam strategi dan kebijakan program Badan Litbang Pertanian, dana APBN diprioritaskan untuk membiayai penelitian up-stream 50-60%, penelitian strategis 20- 30%, diseminasi dan penelitian adapted 10-20%. Kegiatan non-APBN dikelompokkan sebagai sumber eksternal budget, yang pendanaannya terbalik dengan program APBN sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar terlampir.

BBSDLP dan Balai Penelitian yang bernaung di bawahnya telah menghasilkan berbagai teknologi, formula, model, metode, dan lain lain. Kekayaan intelektual ini penting artinya dalam mendukung pembangunan pertanian. Sejalan dengan fungsi pelayanan publik, Badan Litbang Pertanian ke depan harus terus mengupayakan pemanfaatan kekayaan intelektual tersebut, sebagai cost recovery dan sumber pendanaan eksternal.

Pengembangan eksternal budget pada dasarnya bertujuan untuk: (a) mempercepat pematangan teknologi seperti uji verifikasi, uji multilokasi, uji adaptasi, dan uji kelayakan; (b) mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi; (c) mempercepat pencapaian tujuan pembangunan pertanian; (d) meningkatkan capacity building Unit Kerja/Unit Pelaksana Teknis (UK/UPT) lingkup BBSDLP; dan (e) mendapatkan umpan balik dari pengguna hasil penelitian untuk menyempurnakan inovasi teknologi yang akan dihasilkan di masa mendatang.

Page 22: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

10

Prinsip dasar yang harus selalu melandasi pengembangan eksternal budget tersebut antara lain adalah: (a) saling membutuhkan, saling mengisi, saling melengkapi, dan saling memperkuat; (b) menghindari tumpang tindih kegiatan dan pendanaan; (c) azas kesetaraan, keadilan, dan kebersamaan; dan (d) memperhatikan etika profesionalisme, azas saling membantu dan mendukung antar pihak terkait.

Pengembangan eksternal budget antara lain diimplementasikan melalui kerja sama dalam negeri, di antaranya dengan Pemerintah Daerah, kerja sama luar negeri, kerja sama lisensi, kerja sama operasional dan pendayagunaan aset, termasuk kebun percobaan.

2.3. Sumberdaya Penelitian

2.3.1. Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia (SDM) sangat menentukan kompetensi suatu organisasi. Oleh karena itu, pengembangan SDM menjadi sangat penting. Selama ini perencanaan pengembangan SDM dilakukan tanpa penelaahan yang seksama dan terinci, sehingga komposisi pegawai BBSDLP menjadi timpang, lebih buruk lagi kondisinya dengan diterimanya semua pegawai honorer menjadi Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS). Hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 yang akan mengangkat semua tenaga honorer yang sudah tercatat dalam Database Badan Kepegawaian Negara. Pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan secara bertahap hingga tahun 2009. Selajutnya, pengangkatan/rekruitmen pegawai baru dipusatkan pada Kementerian Negara/Lembaga, sedangkan Satuan Kerja hanya mengusulkan kebutuhan tenaga dengan kualifikasinya.

Komposisi tenaga peneliti dibanding non-peneliti adalah 1:4,35. Angka ini tidak sesuai bagi lembaga penelitian yang seharusnya tenaga

Page 23: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

11

peneliti yang melaksanakan tugas penelitian lebih banyak dibanding tenaga non-peneliti yang melaksanakan tugas penunjang.

Di lain pihak, kelompok peneliti yang menjadi motor penggerak lembaga penelitian, dalam 5-10 tahun ke depan akan mengalami degradasi dalam hal keahlian maupun kualitas dan kuantitas karena banyaknya peneliti ahli yang memasuki usia pensiun atau promosi bekerja di tempat lain. Meskipun tenaga penunjang lebih banyak dibanding peneliti, namun masih diperlukan penambahan tenaga penunjang dengan disiplin ilmu tertentu, untuk menggantikan tenaga yang sudah pensiun. Apabila hal ini tidak diantisipasi dengan baik, maka kompetensi BBSDLP dikhawatirkan akan merosot dan kualitas hasil penelitian menurun. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM lingkup BBSDLP diperlukan perencanaan yang tepat dan mengacu pada kebutuhan pegawai yang optimal untuk mencapai visi dan misi yang telah dibuat.

2.3.2. Sarana/Fasilitas/Aset

Pengelolaan aset periode 2005-2009 yang menjadi isu strategis adalah rendahnya kekayaan pemerintah. Penyebabnya antara lain adalah rendahnya nilai aset Kementerian Negara/Lembaga. Hal ini terkait dengan pencatatan atas nilai aset yang didasarkan atas nilai perolehan pada saat pembelian. Oleh karena itu, aset Kementerian Negara/Lembaga perlu dinilai ulang (re-evaluasi) oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Hasil re-evaluasi dijadikan dasar sebagai saldo awal dalam pencatatan neraca dan nilai aset.

Hal lain yang menjadi isu penting pengelolaan aset adalah Kebun Percobaan belum dimanfaatkan secara optimal. Sementara itu, laboratorium juga menjadi sangat penting fungsinya, selain sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan penelitian juga sebagai unit pelayanan publik.

Page 24: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

12

2.3.3. Anggaran

Reformasi di bidang keuangan juga terjadi pada periode 2005-2009. Tahun Anggaran 2005 adalah awal diberlakukannya pengelolaan keuangan negara berbasis kinerja, yang tidak lagi membedakan antara Anggaran Pembangunan dan Anggaran Rutin. Pelaksanaan pengelolaan keuangan negara berbasis kinerja menyatukan program anggaran menjadi unified budget yang ditangani langsung oleh Kuasa Penguna Anggaran, dan dijabat oleh Kepala Satuan Kerja.

Pengelolaan anggaraan secara unified budget menciptakan efisiensi dan efektivitas karena dilaksanakan dengan metode “satu pintu” sehinga peluang terjadinya duplikasi anggaran dapat dihindari.

Page 25: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

13

III. SUCCESS STORY DAN LESSON LEARN 2005-2009

3.1. Penelitian dan Pengembangan

3.1.1. Program Utama Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Program Pembangunan Pertanian dalam periode 2005-2009

adalah: (1) peningkatan ketahanan pangan; (2) pengembangan agribisnis; dan (3) peningkatan kesejahteraan petani. Untuk mendukung ketiga program tersebut BBSDLP dalam Renstra 2005-2009 telah menetapkan tema penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan yang dikelompokkan kedalam lima program dan 12 sub-program sebagai berikut:

I. Program Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian i. Sub Program Inventarisasi dan Evaluasi Sumberdaya Lahan

Pertanian.

ii. Sub Program Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pemanfaatan dan Peningkatan Produktivitas Lahan.

iii. Sub Program Identifikasi dan Evaluasi Lingkungan Pertanian serta Teknologi Penanggulangannya.

iv. Sub Program Penelitian dan Pengembangan Berbasis Kemitraan dan Keperluan Pembangunan Pertanian Berdasarkan Permintaan.

II. Program Penelitian dan Pengembangan Sosial-Ekonomi dan Kebijakan Pemanfaatan Sumberdaya Lahan Pertanian i. Sub Program Penelitian Sosial-Ekonomi Pemanfaatan

Sumberdaya Lahan Pertanian.

ii. Sub Program Sintesis Kebijakan Pemanfaatan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Page 26: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

14

III. Program Pengembangan Model Agribisnis Berbasis Inovasi Pertanian i. Sub Program Pengembangan Model Agribisnis Terintegrasi

secara Vertikal dan Horisontal Berbasis Ekosistem.

IV. Program Pengembangan Sumberdaya Informasi, Komunikasi, Diseminasi, dan Penjaringan Umpan Balik Iptek i. Sub Program Pengembangan Sistem Informasi, Komunikasi,

Diseminasi, dan Umpan Balik Inovasi Pertanian.

ii. Sub Program Peningkatan Kapasitas Penerbitan Publikasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

V. Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Litbang Pertanian i. Sub Program Pengembangan Sumberdaya Litbang yang meliputi

SDM, Sarana, dan Prasarana.

ii. Sub Program Penyempurnaan Sistem Perencanaan, Pendanaan, Monitoring dan Evaluasi.

iii. Sub Program Pemantapan Jaringan Kerjasama Penelitian dan Pengkajian.

3.1.2. Hasil Unggulan

Hasil kegiatan Program Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian secara garis besar dapat dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu: (1) Data dan Informasi sumberdaya lahan pertanian, dan (2) Inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan (tanah, air, iklim, pupuk dan lingkungan pertanian).

A. Data dan Informasi Sumberdaya Lahan Pertanian

Data dan informasi sumberdaya lahan sangat penting dalam perencanaan pembangunan pertanian, yang tersedia dalam bentuk

Page 27: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

15

tabular maupun spasial. Penyajian data spasial sumberdaya lahan umumnya dalam bentuk peta sumberdaya lahan pertanian, yang menunjukkan penyebaran jenis satuan tanah/lahan, kelas kesesuaian/potensi lahan, rekomendasi penggunaan, dan teknologi pengelolaan lahan. Jenis peta tanah yang dihasilkan dari suatu survei dan pemetaan tanah bergantung pada intensitas pengamatan tanah di lapangan dan skala peta. Di Indonesia, khususnya yang dikembangkan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, dikenal tujuh jenis peta tanah, yaitu ultra detail (skala ≥ 1: 5.000), detail (skala 1:5.000-10.000), semi detail (skala 1:25.000-50.000), tinjau mendalam (skala 1:50.000-100.000), tinjau (skala 1:100.000-500.000), eksplorasi (skala 1:1.000.000-2.500.000), dan bagan (skala ≤ 1:2.500.000).

Mengingat skala peta dan tingkat kerincian informasi tanah berbeda-beda, maka setiap jenis peta sumberdaya lahan mempunyai kegunaan yang berbeda pula. Peta tingkat detail biasanya digunakan untuk tujuan praktis, misalnya perencanaan detail dari usaha tani, pola tanam, rekomendasi pemupukan, rencana sarana, irigasi, konservasi tanah, kebun percobaan, dan sebagai dasar alih teknologi. Peta tingkat semi detail digunakan untuk studi kelayakan, perencanaan fisik, rencana irigasi dan transmigrasi. Peta tingkat tinjau mendalam umumnya digunakan untuk keperluan perencanaan kota/kabupaten atau pengembangan daerah secara lebih mendalam, mencari hubungan antara tanah dan penggunaannya, pengelolaan usaha tani, serta pengelolaan daerah aliran sungai (DAS). Peta tingkat tinjau digunakan untuk perencanaan makro di tingkat provinsi atau regional dalam rangka penyusunan tata ruang wilayah dan arahan tata ruang pertanian dan sebagainya. Untuk perencanaan di tingkat nasional dalam kaitannya dengan program atau kebijakan pusat digunakan peta tingkat eksplorasi. Peta bagan dibuat untuk memberikan gambaran tentang tanah pada tingkat nasional dan internasional. Peta jenis ini juga dapat digunakan untuk

Page 28: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

tujuan studi geografi dan perencanaan global.

Dalam periode 2005-2009, peta sumberdaya lahan yang telah dihasilkan BBSDLP ditujukan untuk kepentingan perencanaan di tingkat nasional, regional/ provinsi dan untuk keperluan lokal/spesifik lokasi.

Peta Sumberdaya Lahan Cakupan Nasional

Peta Kesesuaian Lahan untuk Jarak Pagar, Kelapa Sawit, Tebu, dan Kakao Tingkat Nasional

Deskripsi : Berdasarkan basis data tanah dan iklim skala 1:1.000.000 dapat disusun berbagai peta tematik turunannya, di antaranya peta kesesuaian lahan untuk jarak pagar, kelapa sawit, tebu, dan kakao. Peta ini menyajikan penyebaran dan luas lahan yang sesuai untuk komoditas tersebut di seluruh Indonesia.

Manfaat : Peta ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pengembangan komoditas jarak pagar, kelapa sawit, tebu, dan kakao pada tingkat nasional. Peta ini tidak dapat digunakan untuk operasional di lapangan.

Gambar 1. Peta eksplorasi kesesuaian lahan untuk jarak pagar

16

Page 29: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Gambar 2. Peta eksplorasi kesesuaian lahan untuk tebu

Peta Sumberdaya Lahan Cakupan Regional/Provinsi

Peta Sumberdaya Lahan Wilayah Kalimantan (Kalbar, Kalsel, dan Kaltim) Deskripsi : Peta sumberdaya lahan/tanah wilayah Kalimantan disajikan

dalam bentuk atlas untuk setiap provinsi. Atlas ini berisi peta sumberdaya lahan/tanah yang disajikan dalam bentuk lembaran pada skala 1: 250.000. Atlas juga dilengkapi dengan informasi kondisi biofisik wilayah provinsi dan legenda seperti informasi jenis tanah, landform, bentuk wilayah, bahan induk, elevasi, dan luasan.

Manfaat : Peta ini dapat digunakan sebagai data dasar dalam penyusunan peta tematik, seperti peta bentuk wilayah, kesesuaian lahan, erosi, arahan penggunaan lahan, arahan tata ruang pertanian, dan peta single value (peta pH, peta P, peta K, peta lereng, dsb). Di samping itu, informasi yang terkandung dalam legenda peta dapat dipakai sebagai sumber informasi dalam perencanaan sektor non-pertanian, seperti sektor kehutanan dan pertambangan.

17

Page 30: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Gambar 3. Contoh peta tanah tinjau lembar Ketapang

Peta Kesesuaian Lahan Berbagai Komoditas

Deskripsi : Data dan informasi kesesuaian lahan untuk beberapa komoditas dikemas dalam bentuk peta dan naskah penjelasannya, yaitu untuk pengembangan kelapa sawit, karet, kakao, jeruk, dan tebu. Peta yang tersedia adalah untuk Provinsi Kalimantan Barat (karet), Provinsi Jambi, Bengkulu, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur (kelapa sawit), Provinsi Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur (kakao), Provinsi Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan (jeruk), Kabupaten Manokwari (kelapa sawit) dan Kabupaten Merauke (tebu). Peta kesesuaian lahan tersebut dibuat dengan skala 1:250.000 untuk tingkat provinsi dan skala 1:50.000 untuk tingkat kabupaten.

18

Page 31: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Gambar 4. Contoh naskah penjelasan hasil evaluasi lahan beberapa komoditas

Manfaat : Dapat digunakan sebagai pedoman dalam penetapan lokasi, teknologi dan strategi pengembangan kelapa sawit, karet, kakao, jeruk, dan tebu di wilayah yang dievaluasi.

Pewilayahan Komoditas

Deskripsi : Peta ini disajikan dalam bentuk lembaran yang dilengkapi dengan naskah yang berisi informasi mengenai kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian, arahan pewilayahan komoditas secara spasial (terdiri atas tanaman pangan lahan basah, tanaman pangan lahan kering, tanaman sayuran, tanaman perkebunan dan tanaman buah-buahan tahunan), sebaran dan luasannya.

Peta pewilayahan komoditas pertanian disusun berdasarkan kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan daerah dan komoditas strategis pada lahan di kawasan budidaya pertanian (APL) dan kawasan hutan yang dapat

19

Page 32: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

dikonversi (hutan produksi konversi), dengan mempertimbangkan keadaan penggunaan lahan pada saat peta disusun. Peta ini disajikan dalam skala 1:250.000, tersedia untuk tiga provinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi, dan Riau.

Gambar 5. Peta pewilayahan komoditas tingkat tinjau (lembaran)

untuk Kabupaten Lubuk Sikaping, Sumatera Barat

Manfaat : Sebagai data spasial untuk perencanaan pengembangan komoditas unggulan dan strategis yang potensial serta sebagai masukan dalam mempertajam peta tata ruang wilayah di tingkat provinsi.

20

Page 33: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Peta Arahan Tata Ruang Pertanian

Deskripsi : Peta arahan tata ruang pertanian dikemas dalam bentuk buku dan peta skala 1:250.000. Peta menyajikan informasi arahan penggunaan lahan pertanian secara spasial, disusun dengan mempertimbangkan tingkat kesesuaian lahan dan skala prioritas penggunaan lahan, yaitu untuk tanaman pangan lahan basah, tanaman pangan lahan kering, perkebunan dan hortikultura buah-buahan, peternakan, dan perikanan. Peta yang tersedia meliputi 19 provinsi, yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Gambar 6. Buku penjelasan arahan tata ruang pertanian tingkat tinjau

Manfaat : Sebagai bahan informasi guna memberikan arah pemanfaatan lahan untuk pertanian berdasarkan karakteristik dan potensinya. Peta ini dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan arah dan kebijakan pengembangan pertanian di masing-masing daerah atau provinsi.

21

Page 34: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Pertanian

Deskripsi : Lahan tersedia untuk pertanian adalah “lahan yang potensial (sesuai) secara biofisik tetapi belum dimanfaatkan, baik untuk pertanian maupun non-pertanian”. Lahan tersedia belum mempertimbangkan status kepemilikan, baik secara adat maupun undang-undang agraria, namun sudah mempertimbangkan penetapan kawasan konservasi dan hutan lindung. Peta ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian disusun pada tahun 2007 berdasarkan (1) peta arahan tata ruang pertanian tingkat provinsi pada skala 1:250.000, (2) peta arahan tata ruang pertanian tingkat nasional pada skala 1: 1.000.000, dan (3) peta penggunaan lahan skala 1 : 250.000.

Peta ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian disajikan per provinsi untuk seluruh Indonesia pada skala 1:250.000, berisi informasi potensi lahan tersedia untuk pengembangan tanaman pangan lahan basah dan lahan kering, tanaman tahunan, sebaran, dan luasannya.

Gambar 7. Peta ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian tingkat tinjau Provinsi Kalimantan Barat.

22

Page 35: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Manfaat : Sebagai data/informasi spasial yang dapat digunakan dalam penyusunan perencanaan pengembangan atau perluasan areal pertanian pada tingkat regional/provinsi.

Arahan Percepatan Pembangunan Pertanian Berbasis Sumberdaya Provinsi Papua dan Papua Barat Deskripsi : Menyajikan data spasial dan informasi tentang arahan umum

penggunaan lahan dan pembangunan pertanian di Papua dan Papua Barat. Arahan ini berupa alternatif percepatan pembangunan pertanian di kedua provinsi berdasarkan analisis: (i) sumberdaya lahan dan teknologi pertanian, dan (ii) sosekbud dan kelembagaan. Arahan percepatan pembangunan pertanian mencakup sektor: 1) sumberdaya lahan, 2) infrastruktur, 3) diversifikasi, 4) bio-energi, 5) sumberdaya Manusia, 6) agro-industri, 7) kelembagaan, 8) pemasaran dan investasi.

Gambar 8. Peta arahan komoditas perkebunan Provinsi Papua

23

Page 36: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Manfaat : Sebagai dasar perencanaan alternatif percepatan pembangunan pertanian di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Peta Lahan Sawah Potensial untuk Model Pengembangan Padi IP-400 di Jawa Deskripsi : Informasi ini disajikan dalam bentuk naskah dan peta skala

1:250.000. Peta menyajikan informasi secara spasial tentang penyebaran lahan sawah irigasi yang potensial untuk pengembangan padi IP-400, IP-300 dan IP-200 di seluruh provinsi di Jawa.

Gambar 9. Peta lahan sawah potensial untuk model pengembangan IP-400 di Propinsi Banten dan Jawa Barat

Manfaat : Informasi ini dapat dimanfaatkan untuk perencanaan penetapan lahan sawah yang dapat digunakan untuk pengembangan model IP-400, IP-300 dan IP-200 di seluruh kawasanJawa berdasarkan data biofisik.

24

Page 37: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Peta Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

• Peta Lahan Sawah Utama (Jawa, Bali, Lombok, Sulsel, Lampung, Kalsel, Sumut)

Deskripsi : Peta lahan sawah utama adalah peta lahan sawah yang menggambarkan kualitas lahan sawah berdasarkan status irigasi, indeks pertanaman (IP) dan produktivitas padi sawah sebagai kriteria biofisik. Peta ini disusun per provinsi pada skala 1:250.000, berisi informasi mengenai kelas lahan sawah utama (status irigasi, IP, dan produktivitas), sebaran, dan luasannya.

Manfaat : Sebagai arahan untuk penetapan lahan sawah yang harus dilindungi dari alih fungsi (konversi) sesuai Undang-Undang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan No. 41 Tahun 2009.

Gambar 10. Peta lahan sawah utama di Provinsi Banten dan

Jawa Barat

25

Page 38: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

• Peta Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Jabar, Jateng, DIY, Jatim)

Deskripsi : Peta lahan pertanian pangan berkelanjutan tanaman semusim lahan kering yang dilengkapi dengan naskah disajikan per provinsi, berisi kriteria secara biofisik untuk penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan, informasi sebaran dan luas lahan pertanian yang perlu dilindungi dari alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian.

Gambar 11. Peta usulan lahan pangan berkelanjutan

Provinsi Jawa Timur

Manfaat : - Kriteria secara biofisik dapat digunakan ke provinsi lainnya untuk penetapan lahan kering bagi pengembangan tanaman pangan semusim yang harus dilindungi dari alih fungsi (konversi) sesuai dengan Undang-Undang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan No. 41 Tahun 2009.

- Sebagai data spasial untuk menetapkan lahan kering untuk tanaman pangan semusim yang harus dilindungi dari alih fungsi (konversi) sesuai dengan Undang-Undang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan No. 41 Tahun 2009 di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur.

26

Page 39: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Peta Lahan Rawan Erosi dan Rawan Longsor

Deskripsi : Merupakan gambaran penyebaran lahan yang berpotensi longsor (dibedakan menjadi tiga kelas: tinggi, sedang, dan rendah). Longsor terjadi akibat terganggunya kestabilan massa tanah/batuan yang jenuh air pada lereng di atas bidang luncur yang kedap air (impermeable). Parameter yang digunakan untuk menyusun peta lahan rawan longsor adalah lereng, sifat tanah/bahan induk, intensitas hujan, jenis penggunaan lahan, penutupan vegetasi, dan kawasan geologi aktif. Daerah yang telah dipetakan adalah Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, dan Provinsi Jawa Timur.

Manfaat : Dapat digunakan untuk perencanaan pencegahan longsor, perencanaan arahan penggunaan lahan, dan arahan pengembangan wilayah.

Gambar 12. Peta lahan erosi dan rawan longsor di Provinsi Jawa Barat

27

Page 40: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

28

Peta Sumberdaya Lahan Cakupan Lokal/Spesifik Lokasi

Peta Sumberdaya Lahan Semi Detail dan Detail

Deskripsi : Peta sumberdaya lahan tingkat semi detail dan detail dikemas dalam bentuk peta dan naskah penjelasannya, yang berisi data biofisik wilayah, keadaan tanah, hasil penilaian kesesuaian lahan, dan rekomendasi/arahan penggunaan lahan. Peta sumberdaya lahan pada tingkat ini terdiri atas peta tanah semi detail atau detail, peta kesesuaian lahan dan peta rekomendasi/arahan penggunaan lahan skala 1 : 50.000 atau lebih besar. Daerah yang sudah dipetakan tersebar di seluruh Indonesia.

Manfaat : Data atau informasi sumberdaya lahan ini dapat digunakan untuk perencanaan pertanian pada tingkat kabupaten atau spesifik lokasi.

Peta Kesesuaian Lahan

• Potensi Lahan untuk Pengembangan Tanaman Kedelai di Provinsi Lampung dan Nanggroe Aceh Darussalam

Deskripsi : Informasi potensi lahan tingkat semi detail (skala 1 : 50.000) yang tersedia untuk Provinsi Lampung, mencakup Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur, Kecamatan Wonosobo (Kabupaten Tanggamus), Kecamatan Gedung Meneng (Kabupaten Tulang Bawang). Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, informasi potensi lahan tingkat semi detail tersedia untuk Kecamatan Indrapuri (Kabupaten Aceh Besar) dan Pidie Jaya (Kabupaten Aceh Jaya). Informasi tentang potensi lahan untuk pengembangan kedelai dikemas dalam bentuk naskah laporan dan peta. Laporan penelitian berisi uraian tentang kondisi biofisik

Page 41: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

wilayah, penilaian kesesuaian lahan, dan arahan pengembangan tanaman kedelai serta teknologi pengelolaannya, antara lain dosis pemupukan, pengapuran, tindakan konservasi tanah dan air serta pola dan waktu tanam. Peta-peta utama yang disajikan adalah peta tanah tingkat semi detail (skala 1 : 50.000), peta kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai (skala 1 : 50.000), dan peta arahan untuk pengembangan tanaman kedelai (skala 1 : 50.000). Peta-peta tersebut dapat diperoleh dalam bentuk hard copy atau file.

Gambar 13. Peta kesesuaian lahan semi detail untuk tanaman kedelai di Lampung Timur dan Aceh Jaya

Manfaat : Informasi ini dapat diaplikasikan untuk pengembangan kedelai pada tingkat kabupaten, baik untuk membuat zonasi pengembangan maupun perencanaan pengelolaan lahan.

29

Page 42: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Gambar 14. Peta kesesuaian lahan semi detail untuk tanaman kedelai di Lampung Tengah

• Kesesuaian Lahan Komoditas di Kabupaten Blora, Lombok Timur, Ende, dan Donggala

Deskripsi : Berdasarkan basis data sumberdaya lahan yang telah disusun pada kegiatan P4MI (Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi) di Kabupaten Blora, Temanggung, Lombok Timur, Ende, dan Donggala dapat disusun peta turunannya (peta tematik) seperti peta arahan pewilayahan komoditas dan peta kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas unggulan di masing-masing kabupaten, antara lain padi, kedelai, jagung, bawang merah, asparagus, tembakau, mente, kakao, dan jarak pagar.

Manfaat : Peta ini berisi penyebaran dan luas lahan yang sesuai dan dapat digunakan untuk pengembangan komoditas tertentu di tingkat kabupaten.

30

Page 43: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Gambar 15. Peta kesesuaian lahan tingkat semi detail untuk jarak pagar (atas) dan asparagus (bawah) di Kabupaten Blora

Arahan Pengembangan Komoditas Spesifik Lokasi

Deskripsi : Untuk mendukung pelaksanaan program Prima Tani, telah dilakukan identifikasi potensi sumberdaya lahan pada skala 1:25.000-1:50.000 di 192 lokasi (tahun 2005-2007) yang menyajikan peta potensi sumberdaya lahan dan peta arahan pengembangan komoditas spesifik lokasi, termasuk rekomendasi pengelolaan lahan (rekomendasi pemupukan dan konservasi).

31

Page 44: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Manfaat : Peta ini bermanfaat untuk mendukung penyusunan rancang bangun laboratorium agribisnis, terutama dari aspek biofisik, berupa rekomendasi pemupukan dan teknologi pengelolaan lahan, termasuk konservasi tanah.

Gambar 16. Contoh peta arahan pengembangan komoditas tingkat semi detail spesifik lokasi Prima Tani

32

Page 45: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Teknologi Informasi Sumberdaya Lahan

CD Interaktif Informasi SDL Prov. Kalbar dan Jabar

Deskripsi : Hasil pemetaan dan penelitian sumberdaya lahan wilayah Provinsi Kalimantan Barat dan Jawa Barat yang dikemas dalam bentuk CD Interaktif (CDI) berformat website. CDI ini berisi informasi ketersediaan peta atau data lainnya hasil penelitian BBSDLP yang dapat dijalankan secara interaktif oleh pengguna dan bersifat user friendly.

CD Interaktif ini terdiri dari menu yang dapat menavigasi pengguna untuk menelusuri informasi yang ingin diperoleh. Menu-menu tersebut berisi daftar peta dan laporan hasil kegiatan BBSDLP, contoh peta-peta, galeri foto, dan kamus istilah-istilah tanah.

Gambar 17. Kemasan CD Interaktif Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Prov. Kalbar dan Jabar

Manfaat : Informasi yang terdapat di dalam CDI ini dapat digunakan oleh masyarakat umum, khususnya pemerintah daerah untuk membantu mendapatkan informasi sumberdaya lahan daerah tersebut.

33

Page 46: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

34

Software sistem informasi evaluasi sumberdaya lahan pertanian (Sieslap) versi 1

Deskripsi : Software ini dikemas dalam bentuk CD Interaktif (CDI) berbasis web (offline). CDI berisi layanan informasi tentang evaluasi lahan secara interaktif dan user friendly. Layanan yang disediakan berupa penilaian kesesuaian lahan untuk komoditas tertentu secara langsung, dengan cara mengisi kolom sesuai dengan karakteristik lahan yang tersedia. Selain itu, juga disediakan informasi untuk konsultasi dengan peneliti atau lembaga terkait, jika pengguna ingin mendalami lebih lanjut tentang cara menilai atau hasil penilaian yang diperoleh. Software ini disusun berdasarkan cara kerja website, dimana setiap halaman tersedia menu dengan bahasa umum untuk menjalankan perintah yang diinginkan pengguna. Software ini juga dilengkapi dengan petunjuk teknis evaluasi lahan yang digunakan dengan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat umum. Cara kerjanya user friendly, dengan cara mengisi kolom yang tersedia bagi sifat tanah yang diperlukan untuk evaluasi lahan beberapa komoditas pertanian yang diinginkan. Secara otomatis software ini akan memberikan hasil penilaian evaluasi lahan.

Manfaat : Sistem ini merupakan prototipe expert system yang dapat melayani pertanyaan yang berhubungan dengan evaluasi lahan, khususnya lahan pertanian.

Page 47: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Gambar 18. Salah satu halaman software CDI untuk evaluasi lahan

Software Site and Horizon versi 1 Windows (Beta)

Deskripsi : Software sistem pengelolaan database tanah secara digital yang dikenal sebagai Soil Database Management (SDBM) dapat dijalankan dalam lingkungan Windows, mendukung trend sistem jaringan, user friendly, dan dapat digunakan oleh masyarakat yang lebih luas. Software ini merupakan alat bantu yang diperlukan dalam pengelolaan database agar lebih efektif dan efisien, memiliki kompatibiltas yang tinggi dengan sistem yang digunakan masyarakat saat ini, dan dapat mendukung sistem yang berkembang secara jaringan. Software terdiri atas dua sistem user, yaitu Admin dan Operator. Sistem juga akan berinteraksi dengan tiga aplikasi yang berbeda, yaitu aplikasi Sistem Informasi Geografi (GIS), Aplikasi Mapping Unit (RSS), dan Aplikasi Soil Data Preparation for Land Evaluation (SDLPE).

35

Page 48: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Gambar 19. Halaman “Site Information” pada software Site & Horizon

Manfaat : Software ini digunakan untuk pengolahan data tanah dan sistem informasi SDL client-server berbasis Windows yang lebih kompatibel dengan program yang banyak digunakan saat ini. Sistem informasi sumberdaya lahan pertanian interaktif diperlukan untuk mendukung percepatan pemanfaatan informasi sumberdaya lahan berbasis windows dan mendukung sistem jaringan. Kegunaannya adalah untuk menyimpan dan memanggil ulang (retrieval) kelompok data deskripsi site dan horizons, deskripsi seri tanah acuan, deskripsi unit peta, record data iklim bulanan, kamus data, dan file atribut poligon.

36

Page 49: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Katalog Interaktif Sumberdaya Lahan (versi 2,0)

Deskripsi : Software katalog peta yang menyajikan peta indeks lokasi peta hasil pemetaan BBSDLP yang dikemas dalam bentuk CD Interaktif (CDI) berformat website. CDI ini berisi program yang berfungsi menelusuri data peta hasil penelitian BBSDLP. Penelusuran dilakukan secara interaktif dengan dua cara, yakni: (1) pencarian peta secara spasial melalui peta indeks, dan (2) pencarian secara tabular. Pada setiap halaman CDI tersedia menu dengan bahasa yang mudah untuk menjalankan perintah yang diinginkan pengguna.

Manfaat : Katalog menginformasikan ketersediaan data serta daftar tema peta dan lokasi yang telah dipetakan oleh BBSDLP di seluruh Indonesia, baik peta analog maupun peta digital. Katalog yang bersifat interaktif ini dapat membantu mempercepat dan mempermudah menemukan data dan informasi peta yang diinginkan, baik secara tabular maupun spasial.

37

Gambar 20. Halaman penelusuran peta secara tabular dan spasial

Page 50: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

38

Teknologi Model Estimasi Hasil Padi Sawah Melalui Analisis Citra Satelit

Deskripsi : Model estimasi hasil padi sawah melalui analisis citra satelit merupakan model untuk estimasi produktivitas padi dalam satu musim tanam. Model ini merupakan persamaan regresi estimasi produktivitas tanaman padi yang disusun berdasarkan: (1) nilai indeks vegetasi tanaman padi (tingkat kehijauan tanaman) pada fase vegetatif optimum, umur 11-13 minggu setelah tanam, hasil analisis citra satelit dengan produktivitas tanaman padi yang dipanen secara ubinan.

Manfaat : Dapat digunakan untuk membantu mengestimasi hasil padi padi sawah sehingga diperoleh data yang lebih cepat dan akurat,

Teknologi Identifikasi dan Inventarisasi Lahan Sawah Irigasi Melalui Analisis Citra Satelit Deskripsi : Teknologi identifikasi dan inventarisasi lahan sawah (irigasi)

melalui analisis citra satelit. Teknik ini bertujuan untuk memberikan arahan/petunjuk tentang analisis citra satelit guna mengidentifikasi lahan sawah dan penyebarannya. Diperlukan minimal tiga seri data citra satelit yang direkam secara berurutan yang dapat menggambarkan satu musim tanam, mulai dari saat pengelolahan tanah sampai tanaman siap dipanen.

Manfaat : Dapat membantu dalam menginventarisasi lahan sawah irigasi sehingga diperoleh data dalam waktu cepat, akurat, dan meliput areal yang luas.

Page 51: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Hasil Konsorsium Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim Global Terhadap Sektor Pertanian

Deskripsi : Konsorsium penelitian dan pengembangan terdiri atas delapan kegiatan di antaranya: (1) forum grup diskusi; (2) update dan penajaman data emisi dan penyerapan gas rumah kaca sub-sektor tanaman pangan; (3) neraca karbon pada lahan perkebunan; (4) verifikasi laju emisi gas rumah kaca pada peternakan; (5) pengembangan model prediksi musiman untuk mendukung kegiatan pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim; (6) pengembangan sistem prediksi perubahan iklim untuk ketahanan pangan; (7) penelitian kesesuaian ekologis dan teknologi pada lahan gambut untuk pembangunan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan; (8) identifikasi dan pengujian varietas padi rendah emisi gas metan.

Gambar 21. Aktivitas penelitian pengukuran GRK di kebun kelapa sawit

39

Page 52: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

40

Hasil : 1. Road Map Strategi MAPI Sektor Pertanian 2010-2014 dapat digunakan sebagai dasar penyusunan Road Map Pembangunan Sektor Pertanian yang mengacu pada perubahan iklim (RPJM 2010-2014/BAPPENAS, RENSTRA Kementerian Pertanian 2010-2014).

2. Vurnerability Sektor Pertanian dan dampak perubahan iklim terhadap sumberdaya, produksi, dan ketahanan pangan.

3. Policy Brief Lahan Gambut, bahan untuk menetapkan arah dan strategi pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan untuk perkebunan kelapa sawit (termasuk persyaratan/rambu-rambu, kriteria kelayakan/ kesesuian, dan potensi), sebagai materi utama Permentan No.14/2009.

4. Revisi Data Emisi GRK: Emisi GRK lahan sawah sebesar 1,7 juta ton CH4/tahun,

lebih rendah 22-72% dibanding perkiraan IPCC (2,2-6,2 juta ton CH4/tahun).

Emisi GRK gambut sebesar 176 ribu-1,2 juta ton/tahun, dari sebelumnya hanya 2,7 juta ton/tahun.

Emisi dari sektor peternakan (enteric, ruminan & limbah) 757,6 Gg/tahun, lebih rendah dibanding perhitungan IPCC sebesar 927,2 Gg/tahun.

5. Di konsesi perkebunan kelapa sawit pada lahan gambut di Provinsi Riau, Jambi, Kalteng, Kaltim dan Kalbar, daerah yang layak hanya 41,4%.

6. Dapat diidentifikasi 13 varietas unggul baru padi yang rendah mengemisi GRK. Emisi GRK yang rendah juga dipengaruhi oleh sistem irigasi (intermitten) dan jenis tanah sawah.

Manfaat : Hasil konsorsium penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai dasar untuk melakukan antisipasi, mitigasi, dan adaptasi perubahan iklim global di sektor pertanian.

Page 53: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

B. Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Lahan

1. Teknologi Pengelolaan Tanah dan Pupuk

Selama periode 2005-2009 telah banyak dihasilkan teknologi pengelolaan tanah, namun yang disajikan berupa hasil penelitian yang dimanfaatkan pengguna, yakni lima produk, 17 teknologi pengelolaan lahan, dan lima teknologi dan produk. Produk unggulan yang dihasilkan dalam periode 2005-2009 disajikan pada Tabel 1, 2, dan 3.

Tabel 1. Produk unggulan yang dihasilkan dalam periode 2005-2009

No Produk Nama

1. 2. 3. 3. 4. 5.

Tool/Perangkat Uji Software Pupuk Anorganik Pupuk Organik Pembenah Tanah Pupuk Hayati

PUTS, PUTK, PUHT, PUP SPLaSH Pupuk Majemuk Jerandi Super Tithoganik Beta Nodulin, BioNutrient, M-Dec, SMARt, SMESh, DSA

Perangkat Uji Lahan Sawah (PUTS)

Gambar 22. Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dalam keadaan tertutup (kiri) dan bagian dalamnya (Kanan)

41

Page 54: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

Perangkat Uji Tanah Sawah ini telah diproduksi secara massal dan sudah tersebar di seluruh Indonesia. Alat ini disebarkan oleh Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air untuk mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Sebagian besar Dinas Pertanian sudah menggunakan perangkat ini.

Deskripsi : Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) merupakan alat bantu analisis hara tanah di lapangan, terdiri atas: (a) satu set larutan ekstraksi untuk penetapan N, P, K dan pH, (b) peralatan pendukung, (c) bagan warna N, P, K, dan pH, (d) bagan warna daun (BWD), dan (e) buku petunjuk penggunaan. PUTS dapat digunakan untuk analisis contoh tanah sebanyak ± 50 sampel.

Manfaat : PUTS dapat digunakan untuk: (1) penilaian status kesuburan tanah sawah secara cepat, (2) memberikan rekomendasi pemupukan N, P, dan K untuk padi sawah sehingga lebih tepat dan efisien karena didasarkan pada status hara tanah dan kebutuhan tanaman. Penerapan pemupukan berimbang berdasar uji tanah dengan PUTS menghemat pemakaian pupuk dan menghindari pencemaran lingkungan dari badan air (nitrat) dan dalam tanah (logam berat). Jumlah pupuk yang diberikan untuk masing-masing kelas status hara tanah berbeda menurut kebutuhan tanaman.

Beta Deskripsi : Beta merupakan formula pembenah tanah berbahan dasar organik dan mineral yang telah terbukti mampu mempercepat proses rehabilitasi (pemulihan) tanah terdegradasi.

Manfaat : Memperbaiki sifat tanah, terutama struktur tanah, kemampuan tanah memegang atau menjerap air, status bahan organik tanah, KTK (kapasitas tukar

42

Page 55: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

kation) dan pH tanah. Perbaikan sifat-sifat tanah tersebut akan berdampak terhadap peningkatan produktivitas tanah.

Nodulin Deskripsi : Inokulan bintil akar plus untuk tanaman kacang-kacangan (legum), mengandung Rhizobium sp., Azospirillum, dan Bacillus sp.

Manfaat : Mengandung bakteri bintil akar tanaman kacang-kacangan, bakteri pelarut fosfat yang berfungsi ganda menyediakan P dan K bagi tanaman, dan rizobakteria pemacu tumbuh tanaman, sehingga dapat menghemat penggunaan pupuk N hingga 100% dan menghemat pemakaian pupuk P dan K hingga 50%.

BioNutrient Deskripsi : BioNutrient (biological nitrogen-phosphorus-potassium fertilizer) adalah pupuk hayati penyubur dan penyedia hara bagi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan

Manfaat : Meningkatkan aktivitas mikroba, kesuburan, kesehatan, dan produktivitas tanah secara berkelanjutan.

43

Page 56: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

44

Tabel 2. Teknologi pengelolaan lahan unggulan yang dihasilkan periode 2005-2009

No. Teknologi pengelolaan lahan

1. Pengolahan Tanah untuk Memperbaiki Sifat Fisik Tanah Sawah Bukaan Baru

2. Teknologi Pengelolaan Lahan Sawah untuk Padi Berpotensi Hasil Tinggi

3. Teknologi Pengelolaan Lahan pada Budidaya Sayuran Organik

4. Turi Mini (Sesbania rostrata) dan Azolla Mensubstitusi Sebagian Pupuk Nitrogen

5. Teknologi Pengukuran Laju Erosi Skala DAS Mikro

6. Teknologi Penggunaan Tanaman Penutup Tanah

7. Konservasi Tanah pada Lahan Usahatani Berbasis Kopi

8. Sistem Pertanaman Lorong

9. Penggunaan Pagar Hidup

10. Penggunaan Strip Rumput

11. Teknologi Konservasi Tanah Secara Partisipatif

12. Teknologi Konservasi Tanah Secara Mekanik

13. Teknologi Olah Tanah Konservasi

14. Teknologi Konservasi Tanah pada Lahan Sayuran Berlereng

15. Teknologi Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batubara

16. Teknologi Reklamasi Lahan Bekas Lahar Gunung Berapi

17. Teknologi Panen Hujan dan Konservasi Air

Page 57: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

45

Tabel 3. Prospektif Teknologi dan Produk yang dihasilkan periode 2005-2009

No. Uraian

1. Percepatan Pengomposan Jerami in situ

2. Rekomendasi Pemupukan untuk Sawah Bukaan Baru yang Berasal dari Lahan Kering

3. Rekomendasi Pemupukan untuk Sistem Sawah Berteras

4. PUPO (Perangkat Uji Pupuk Organik)

5. Penggunaan Mikroba Pengendali Stres Tanaman pada Tanah-Tanah Bermasalah

2. Teknologi Pengelolaan Lahan Rawa

Informasi dalam bentuk konsep atau arahan pemanfaatan atau pengelolaan lahan rawa

a. Model pengembangan lahan rawa untuk tanaman pangan pada lokasi pengembangan berbasis kemitraan.

b. Model pengembangan rawa berbasis ketahanan pangan mandiri (KPM): Dalam referensi wilayah Kabupate Barito Kuala, Kalsel.

c. Kearifan lokal dalam perspektif pemanfaatan lahan gambut

Komponen tekonologi budidaya atau sistem pengelolaan hara dan air di lahan rawa

a. Paket teknologi budidaya dan sistem pengelolaan hara dan air untuk tanaman padi di lahan gambut

b. Peket teknologi konservasi air dalam budadiaya sayuran (tomat dan cabai) di lahan gambut

c. Paket pengelolaan hara dan air untuk padi, palawija, dan jeruk di lahan rawa pasang surut eks PLG sejuta hektar di Kalteng

Page 58: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

46

d. Paket pengelolaan hara dan air untuk padi, palawija, dan jeruk di lahan rawa lebak berbasis pola tanam campuran (mix farming)

e. Paket pengelolaan hara dan air untuk tanaman sayuran di lahan rawa pasang surut sulfat masam

Produk formula dalam bentuk pupuk organik, pupuk hayati, insektisida nabati, biofilter dan perangkat lunak (softwere)

a. Pupuk organik hayati (BIOTARA, BIOSURE)

b. Pupuk kompos lahan rawa (ORGANOWA PLUS)

c. Insektisida nabati (TARACIDA)

d. Pengendali tikus (RATEL)

e. Purun tikus sebagai biofilter

Software

a. Prototype Sistem Informasi Lahan Rawa

b. Sistem Pakar Pengelolaan Lahan Rawa

Varietas adaftif lahan rawa (8 galur)

Beberapa calon varietas yang adaptif pada eksoistem lahan rawa antara lain toleran rendaman (satu galur) dan kekeringan (tujuh galur) sedang dalam uji multilokasi bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian Padi (Sukamandi).

Page 59: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

3. Teknologi Pengelolaan Iklim dan Air

Atlas Kalender Tanam (Katam)

Deskrispsi : Atlas Katam adalah peta yang menggambarkan potensi pola dan waktu tanam untuk tanaman padi dan palawija

Manfaat : Sebagai pedoman penetapan pola dan waktu tanam padi dan palawija di suatu daerah.

Sistem Informasi Serangan OPT

a. Perangkat lunak untuk memprediksi serangan hama wereng coklat (WBC) pada tanaman padi.

b. Model untuk mempertimbangkan parameter cuaca.

c. Dapat digunakan untuk memprediksi potensi serangan hama WBC pada tanaman padi di lahan sawah.

d. Dapat berfungsi sebagai sistem peringatan dini serangan OPT di lahan Model Prediksi Iklim dan Hidrologi.

Model Prediksi Iklim dan Hidrologi

a. Model Filter Kalman: model prakiraan statistik autoregresive menggunakan teknik recursive (umpan balik)

b. Model Prediksi Debit: Model Debit Sesaat (MAPDAS) dan Model Debit Harian (MODDAS)

47

Page 60: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

48

Water and Agroclimate Resources Management (WARM) untuk Modifikasi Iklim Mikro a. Modifikasi iklim mikro di rumah plastik

b. WARM: Perangkat Lunak Penentuan Volume dan Interval Irigasi

4. Teknologi Pengelolaan dan Penanggulangan Lingkungan Pertanian

Teknologi Penanggulangan Pencemaran Agrokimia

a. Teknologi Pengendalian Pembentukan NO3 Pada Pemupukan N-urea.

b. Peta cemaran residu pestisida di sentra produksi padi Jabar dan Banten.

c. Peta sebaran logam berat Pb, Cd dan Cu skala 1:25.000 di DAS Solo Hilir Kabupetan Bojonegoro.

d. Peta Sebaran Residu Agrokimia Pada Petani Sentra Produksi Sayuran di Jawa Tengah dan Rekomendasi Penanggulangannya.

e. Peta Sebaran Residu Pestisida di Sentra Produksi Padi di Jawa Tengah dan Rekomendasi Penanggulangannya.

f. Teknologi penanggulangan pencemaran untuk menurunkan residu insektisida (organoklorin dan organofosfat) hingga 50% pada tanaman padi dan kubis.

Teknologi Penanggulangan Pencemaran Limbah Industri dan Pertambangan a. Teknologi Penanggulangan Lahan Sawah Tercemar Limbah MSG.

b. Teknologi Pemanfaatan Lumpur Panas di Sidoarjo untuk Budidaya Padi.

c. Peta Sebaran Logam Berat Pb, Cd dan Cu skala 1 : 25.000 pada sub-DAS Solo hulu atas Wonogiri dan sub-DAS Solo hulu tengah Karanganyar.

Page 61: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

49

d. Teknologi penanggulangan lahan tercemar untuk menurunkan kelarutan logam berat (Pb, Cd dan Cr) dan residu karbofuran >20%.

Teknologi Pengendalian Emisi dan Potensi Absorpsi Gas Rumah Kaca a. Varietas Padi Rendah Emisi Gas Rumah Kaca di Lahan Sawah

Pasang Surut Salin.

b. Varietas Padi (Batanghari dan Air Tenggulang) mengemisi GRK rendah di lahan gambut.

c. Teknologi Mitigasi Emisi GRK Tanaman Padi di Lahan Gambut.

d. Teknologi Rendah Emisi GRK pada Berbagai Pengelolaan Tanaman Padi Sawah.

3.2. Kerjasama, Diseminasi, dan Percepatan Pemanfaatan Inovasi Teknologi

3.2.1. Program Kerjasama

Pengembangan kerjasama pada dasarnya bertujuan untuk: (a) mempercepat pematangan teknologi antara lain setelah melalui uji verifikasi, uji multilokasi, uji adaptasi, dan uji kelayakan; (b) mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi; (c) mempercepat pencapaian tujuan pembangunan pertanian; (d) meningkatkan capacity building Unit Kerja/Unit Pelaksana Teknis (UK/UPT) lingkup BBSDLP, dan (e) mendapatkan umpan balik untuk penyempurnaan teknologi.

Beberapa prinsip dasar yang harus selalu melandasi kegiatan pengembangan kerjasama antara lain: (a) saling membutuhkan, saling mengisi, saling melengkapi, dan saling memperkuat; (b) menghindari tumpang tindih kegiatan dan pendanaan; (c) azas kesetaraan, keadilan, dan kebersamaan; (d) memperhatikan etika profesionalisme, dan saling membantu dan mendukung antara berbagai pihak terkait.

Ruang lingkup kegiatan yang dikerjasamakan dengan mitra

Page 62: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

50

meliputi inventarisasi dan identifikasi sumberdaya lahan, pengelolaan lahan, uji efektivitas dan pengembangan teknologi pemupukan, identifikasi dan pemanfaatan/pengelolaan sumberdaya air dan agroklimat, pemanfaatan dan interpretasi data citra penginderaan jauh, karakterisasi wilayah dan pengembangan lahan rawa, identifikasi dan pengendalian pencemaran lingkungan. Pihak ketiga yang menjadi mitra kerjasama penelitian antara lain instansi pemerintah, pihak swasta, dan perseorangan. Rekapitulasi kerjasama dalam periode 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 4.

Kerjasama penelitian berdampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan finansial yang berasal dari mitra kerja sama. Dalam periode 2005-2009, kontribusi dana kerjasama mencapai rata-rata 8,8% per tahun terhadap kebutuhan seluruh pembiayaan penelitian sumberdaya lahan pertanian (Tabel 5).

Tabel 4. Jumlah kerjasama penelitian dalam periode 2005-2009 Mitra (jumlah judul)

Dalam negeri UPT Pemerintah Swasta

Luar negeri Jumlah

BBSDLP 11 8 4 23 Balittanah 7 52 15 74 Balitklimat 13 22 5 40 Balittra 5 - - 5 Balingtan 8 6 1 15 Jumlah 44 88 25 157

Kontribusi pembiayaan mitra kerjasama dalam percepatan menghasilkan invensi yang berdampak dari eksistensi lembaga dalam pengembangan potensi sumberdaya lahan pertanian.

Page 63: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

51

Tabel 5. Kontribusi Dana Kerja sama

Tahun Sumber DIPA APBN (Rp)

Sumber kerjasama (Rp) Jumlah (Rp)

Kontribusi kerjasama

(%) 2005 33.335.977.000 2.589.651.176 35.929.628.176 7,21 2006 33.632.233.000 4.130.350.276 37.762.583.276 10,94 2007 46.821.205.000 2.779.497.290 49.600.702.290 5,60 2008 43.151.696.000 5.331.342.292 48.483.038.292 11,00 2009 51.660.777.000 5.323.054.467 56.983.831.467 9.34 Jumlah 208.602.888.000 20.153.895.501 228.759.783.501 8.81

Ket : Di antaranya bersumber dari Euro 89.541 dan USD 48.936

3.2.2. Program Diseminasi dan Teknologi Transfer

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, BBSDLP dan Balai Penelitian di bawah naungannya telah menghasilkan 108 teknologi dan produk unggulan dengan pengelompokan sebagai berikut:

1. Masukan kebijakan sebagai dasar dalam menyusun Permentan (6) 2. Masukan untuk penerbitan Undang-Undang dan Keppres (2)

3. Program 100 hari Menteri Pertanian KIB ke dua (3)

4. Atlas dan Peta Sumberdaya Lahan (10)

5. Teknologi mendukung program utama dan strategis Kementerian Pertanian (77)

6. Rekomendasi kebijakan dan policy brief (10)

Teknologi dan informasi tersebut secara rinci disajikan pada Lampiran 1.

Keberhasilan diseminasi teknologi ditentukan oleh sejauh mana diseminasi tersebut mampu menghasilkan inovasi teknologi. Inovasi teknologi dicirikan oleh dua hal yaitu invensi (temuan baru) dan adopsi (difusi) dari invensi tersebut. Inovasi teknologi tersebut selanjutnya diharapkan berkembang menjadi inovasi bisnis.

Page 64: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

52

Berdasarkan kriteria tersebut, dari pengalaman selama lima tahun terakhir, beberapa proses diseminasi dan percepatan inovasi teknologi disusun sebagai berikut:

1. Diseminasi melalui Pengembangan Kerjasama Lisensi

Dalam periode 2005- 2009 telah dikembangkan kerjasama lisensi sebanyak lima produk teknologi, yaitu :

a. M-Dec

b. Bio-Nutrient

c. Nodulin

d. Biobus

e. DSA

Produk M-Dec, Bio-Nutrient, dan Nodulin dilisensikan kepada PT Nusa Palapa Gemilang yang dituangkan dalam Kontrak No. 108/NPG-DIR/IV/07 dan No. 936/LB.110/J.6.2.06/2007 pada tanggal 6 Juni 2007. Lisensi produk Biobus diberikan kepada PT Bio Nusantara dengan Kontrak No. 1240/SR.130/ I.6.2/06/2010 dan No. 26/SP/BIN/VI/2010 pada tanggal 17 Juni 2010. Untuk produk DSA, lisensi dipegang oleh PT Bintang Timur Pasifik dengan Kontrak No. BTP-DIR/I/10 dan No. 1463/SR.130/I.6.2/07/2010 pada tanggal 7 Juli 2010.

Kelebihan Diseminasi Teknologi melalui kerjasama lisensi adalah:

a. Diseminasi terutama dilakukan oleh mitra dengan pendekatan bisnis, sehingga proses adopsi lebih jelas dan konkrit dimanfaatkan oleh pengguna.

b. Jumlah dan penyebaran teknologi terukur berdasarkan lokasi penjualan.

c. Menghasilkan royalty untuk institusi dan inventor.

Page 65: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

53

Teknologi hasil penelitian yang dapat dilisensikan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Teknologi harus berwujud produk, baik berupa pupuk, perangkat (kit) atau software.

b. Teknologi harus mempunyai sasaran konsumen yang jelas dan memiliki nilai tambah komersial.

Produk yang terjual pada tahun 2008 adalah Rp 1.401.173.764 dan pada tahun 2009 mencapai Rp 2.482.878.250. Penyebaran adopsi produk tersebut adalah pada daerah yang memanfaatkan bantuan langsung pupuk (BLP).

Tabel 6. Penjualan Produk pada Tahun 2008 dan 2009

Penualan Jun 2007 – Des 2008

Penjualan Jan 2009 – Mar 2010 No. Jenis

Volume Nilai (Rp) Volume Nilai (Rp) 1. M-Dec (500

gr/pack) 3.703 pack @ Rp. 25.000,-

33.302 pack 284.452.750

2. Bio-Nutrient (40 gr/pack)

1.400 pack @ Rp. 40.000,-

8.257 pack 45.044.300

3. Nodulin (40 gr/pack)

25.544 pack @ Rp. 35.000,-

6.190 pack 22.835.500

Jumlah 34.347 pack 1.401.173.764 2.482.878.250

Page 66: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

54

2. Diseminasi melalui Penerbitan Permentan

Penerbitan Peraturan Menteri Pertanian menjadi suatu cara dalam proses diseminasi teknologi. Dalam periode 2005-2009 telah disusun dua draft Permentan yang merupakan pendekatan dalam diseminasi inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dan telah ditandatangani oleh Menteri Pertanian, yaitu:

1. Permentan No. 1/2006 yang disempurnakan dengan No. 40/2007, tentang rekomendasi pemupukan N, P, K pada padi sawah spesifik lokasi

2. Permentan No. 47/2006, tentang pedoman umum budidaya pertanian pada lahan pegunungan

Diseminasi teknologi melalui penerbitan Permentan memiliki beberapa keuntungan antara lain merupakan instruksi dari Menteri Pertanian terhadap institusi/stakeholders, sehingga diseminasi berjalan relatif efektif. Namun ada persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Perlu sosialisasi intensif atas Permentan tersebut. 2. Harus menjadi pedoman dalam penanganan masalah yang urgen dan

terjadi dalam skala luas.

3. Diseminasi melalui Pameran dan Ekspose

Pameran merupakan salah satu cara dalam diseminasi inovasi teknologi. Selama lima tahun terakhir BBSDLP telah mengikuti 35 kali pameran dan ekspose yang dikaitkan dengan isu dan topik tertentu (daftar terlampir). Mempertimbangkan kehadiran dan keterwakilan audiens, beberapa pameran berdampak positif sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah dan keterwakilan audiens dari berbagai propinsi, terutama petani/kontak tani dan penyuluh, yaitu:

Page 67: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

55

1.

2.

3.

4.

1. Pameran pada PENAS XII di Sembawa - Sumatera Selatan, tanggal 5-12 Juli 2007

2. Pameran pada acara SLPTT di Boyolali, 6-11 Juni 2009 3. Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Second Kalbar Expo di

Pontianak, 2-7 September 2006 4. Pameran Hari Pangan Sedunia XXVIII di Bandung, 2-6 Desember

2008 5. Pameran Hari Pangan Sedunia XXIX di Yogyakarta, 11-15 Oktober

2009 6. Soropadan Agro Expo III di Jawa Tengah, 13-18 Juni 2007 4. Diseminasi melalui media Televisi dan Radio

Dalam kurun waktu 2006-2009, berbagai inovasi teknologi sumberdaya lahan telah ditayangkan televisi swasta dan televisi pemerintah antara lain melalui rubrik:

Public Corner di Metro TV, 29 Mei 2007: Potensi Lahan Rawa Mendukung Ketahanan Pangan Nasional (Sebagai nara sumber: Kepala Badan Litbang Pertanian dan Ketua KTNA Kalimantan Selatan). Kampung Agro di TVRI, 10 Juni 2007 : Pupuk Berimbang dan Pemanfaatan Pupuk Organik Aman Lingkungan (Kepala BBSDLP dan Kepala Balittanah).

Kampung Agro di TVRI, tayang tanggal 24 Juni 2007: Rekomendasi Pemupukan NPK Spesifik Lokasi (Sebagai nara sumber: Kepala BBSDLP, Prof. Dr. Irsal Las, MS, peneliti Dr. Diah Setyorini, MS, dan Pak Oo Sutisna/ KTNA Jawa Barat).

Public Corner di Metro TV, 31 Juli 2007: Antisipasi Pertanian Terhadap Perubahan Iklim Global (Nara sumber Menteri Pertanian).

Page 68: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

56

Diseminasi berupa dialog interaktif juga dilaksanakan melalui Radio Pertanian Ciawi (RPC). Dalam periode 2005-2009, BBSDLP telah mengisi acara Karedok di RPC sebanyak 23 kali siaran langsung.

5. Diseminasi melalui Workshop dan Temu Lapang 1. Temu lapang pupuk di Gianyar Bali, 27-30 Oktober 2009. 2. Workshop sawah bukaan baru di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, 15-

16 Mei 2009 dan di Bulungan. Kalimantan Timur, 19-24 Desember 2009.

6. Publikasi

Dalam kurun waktu 2005-2009 BBSDLP telah menerbitkan 96 publikasi hasil penelitian dan pengembangan, 48 di antaranya diterbitkan oleh BBSDLP, delapan dari Balittanah, 11 dari Balitklimat, 13 dari Balittra, 15 dari Balingtan, dan satu dari PUSTAKA. Artikel yang terbit dalam jurnal dan prosiding internasional selama periode 2005-2009 disajikan pada Lampiran 2.

7. Sosialisasi dan Pelatihan

Sosialisasi dan pelatihan penerapan dan pengembangan teknologi merupakan salah satu bentuk diseminasi. Dalam lima tahun terakhir telah dilakukan beberapa kali sosialisasi dan pelatihan, antara lain:

1. Sosialisasi rekomendasi pemupukan padi sprsifik lokasi oleh Departemen Pertanian, di Medan, Banjarbaru, Lembang dan daerah lainnya.

2. Pelatihan pupuk di Subang Jawa Barat, 18-19 Mei 2009. 3. Sosialisasi kalender tanam di Lembang, Jawa Barat. 4. Sosialisasi AWS telemetri di Banten, 30 Juli 2010.

Page 69: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

57

8. Tebar (upload) di Website

Beberapa teknologi dan informasi hasil penelitian didiseminasikan melalui website BBSDLP (http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id) dan website Badan Litbang Pertanian (http://litbang.deptan.go.id) dalam kolom E-Produk. Teknologi yang telah ditebar dalam E-Produk adalah Perangkat Uji Pupuk (PUP), Perangkat Uji Tanah kering (PUTK), Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), Mikroflora Tanah Multiguna (MTM), dan Kalender Tanam.

3.3. Produk Kebijakan

3.3.1. Policy Brief

1. Rekomendasi Percepetan Pembangunan dan Potensi Lahan Cadangan Pangan di Papua

2. Kriteria Ketersediaan Lahan Pertanian Berkelanjutan 3. Pedoman Umum Budidaya Pertanian pada Lahan Pegunungan 4. Ketesediaan Lahan untuk Perluasan Areal Pertanian pada Bbrp Prov. 5. Alternatif Kebijakan Pengawasan Penggunaan Pupuk Hayati di

Indonesia 6. Pemanfaatan Mikroba dalam Pengelolaan Bahan Organik

Mendukung Pertanian Organik 7. Strategi Penanggulangan Pencemaran Lahan Pertanian dan

Kerusakan Lingkungan 8. Strategi Pembangunan Pertanian di Kawasan Perbatasan 9. Penetapan Lahan Sawah Abadi Mendukung Revitalisasi Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan 10. Strategi dan Upaya Penaggulangan Dampak Erupsi Gunung Merapi

2007 11. Strategi Pengelolaan Hara pada Lahan Kering untuk Meningkatkan

Produksi Tanaman Pangan

Page 70: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

58

12. Policy brief” Strategi Optimalisasi dan Ketersediaan SD Lahan Pertanian”

13. Policy brief “Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pupuk Organik dan Hayati”

14. Policy brief “Strategi Pengembangan Sistem Pemupukan Berimbang Terpadu Spesifik Lokasi”

15. Policy brief “Strategi dan Teknologi Antisipasi Sektor Pertanbian Menghadapi Perubahan Iklim”

16. Policy brief “Partsipasi Sektor Pertanian dan Tindak Lanjut COP 13” 17. Policy brief “Tindak Lanjut COP 15 Copenhagen pada Sektor

Pertanian 18. Policy Brief LoI Moratorium Hutan Alam dan Lahan Gambut: Dalam

perspektif sektor pertanian. 19. Materi-materi khusus Rapat Kerja Menteri (Perubahan iklim, lahan, &

pupuk)

3.3.2. Penerbitan Produk Kebijakan dan Hukum (UU, Permentan, Kepmentan) (13 a.l.)

1. Kepmentan No. 01/2006 tentang Rekomendasi pemupukan N, P, dan K pada sawah spesifik lokasi (bersama BB-Padi, Puslitbangtan dll).

2. Permentan No. 02/2006 tentang Pupuk Organik dan Pembenah Tanah (bersama bersama PSE-KP, dll).

3. Permentan No. 47/2006, tentang Pedoman Umum Budidaya Pertanian pada Lahan Pegunungan (lintas Puslit/BB).

4. Permentan No. 40/2007 : Rekomendasi Pemupukan N, P & K pada Padi Sawah Spesifik Lokasi (Penyempurnaan)

5. Kepmentan No. 20/2008, tentang Pedoman Evaluasi Matriks dan Proposal Penelitian dan Pengembangan Pertanian (lbersama Sekretariat & lintas Puslit/BB)

6. Permentan No. 14/2009 tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Budidaya Kelapa Sawit (bersama Ditjenbun dan PPKS)

Page 71: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

59

7. Berperan serta menyiapkan dan memberi masukan materi UU No. 41/2009, tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLPPB).

8. Naskah akademik untuk Rancangan Permentan No. 28/2009 tentang Pedoman Umum Baku Mutu dan Pengawasan Pupuk Hayati (bersama Ditsarana TP, IPB, dll)

3.3.3. Dukungan Program 100 Hari Menteri Pertanian dalam Kabinet

Indonesia Bersatu Ke 2 1. Buku Road Map Strategi Sektor Pertanian Menghadapi Perubahan

Iklim 2. Peta Kerentanan dan Dampak Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian 3. Peta Potensi Penghematan Pupuk An-Organik dan Pengembangan

Pupuk Organik

3.4. Sumberdaya Penelitian

3.4.1. Pengelolaan dan Pengembangan SDM

BBSDLP hingga tahun 2009 didukung oleh sumber daya manusia dalam jumlah relatif besar yaitu 612 orang. Dari jumlah tersebut, sepertiganya atau 266 orang (43,5%) adalah tenaga fungsional khusus yang terdiri dari peneliti, pustakawan, pranata komputer, arsiparis, dan teknisi litkayasa, sisanya adalah tenaga administrasi.

Berdasarkan tingkat pendidikan, pegawai BBSDLP yang berkualifikasi <S1 adalah 371 orang (60,6%), S1 129 orang (21,1%), S2 73 orang (11,9%), dan S3 39 orang (6,37%). Perkembangan SDM BBSDLP menurut tingkat pendidikan selama lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 7. Program pengembangan SDM melalui program pendidikan jangka panjang masih terus dilakukan, sehingga jumlah pegawai berpendidikan S2 dan S3 yang merupakan penggerak penelitian diharapkan meningkat dan mendekati jumlah ideal kebutuhan lembaga penelitian.

Page 72: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

60

Tabel 7. Perkembangan Pegawai BBSDLP Menurut Pendidikan, Tahun 2005 - 2009

Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009

<S1 361 358 397 394 371 S1 159 150 135 124 129 S2 84 83 81 81 73 S3 32 37 37 38 39

Berdasarkan usia, pada tahun 2009 SDM BBSDLP terbanyak berada pada usia 46-50 tahun mencapai 194 orang (31,7%), berusia 51-55 tahun 167 orang (27,3%), dan tidak ada SDM yang berusia <26 tahun (Tabel 8).

Tabel 8. Perkembangan Pegawai BBSDLP Menurut Usia Tahun 2005 - 2009

Usia 2005 2006 2007 2008 2009

<26 3 4 4 10 0 26-35 37 42 48 48 54 36-40 73 63 77 69 75 41-45 159 139 131 111 95 46-50 227 214 201 201 194 51-55 116 140 161 165 167 56-60 17 20 20 20 17

61-65 4 6 8 13 10

Berdasarkan tingkat golongan, pada saat ini jumlah SDM BBSDLP yang telah mencapai Golongan IV adalah 82 orang (13,4%), Golongan III 339 orang (55,4%), Golongan II 156 orang (25,5%), dan Golongan I tercatat 35 orang (5,7%). Perkembangan SDM BBSDLP menurut golongan dalam lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 9.

Page 73: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

61

Tabel 9. Perkembangan Pegawai BBSDLP Menurut Golongan Tahun 2005 - 2009

Golongan 2005 2006 2007 2008 2009

Golongan IV 77 81 84 86 82

Golongan III 383 372 355 354 339

Golongan II 143 144 181 164 156

Golongan I 33 31 30 33 35

Tenaga peneliti merupakan tenaga penggerak utama dalam menghasilkan inovasi teknologi. Saat BBSDLP oleh 144 orang peneliti. Komposis peneliti menurut jenjangnya adalah peneliti pertama 26 orang (18,06%), peneliti muda 43 orang (29,86%), peneliti madya 53 orang (36,81%), dan peneliti utama 22 orang (15,28%). Jumlah peneliti yang ada di BBSDLP dirasakan masih kurang bagi suatu instansi penelitian. Untuk meningkatkan kemampuan para peneliti sampai dengan tahun 2009 telah dilakukan melalui training jangka panjang S2 dan S3 maupun training jangka pendek. Perkembangan tenaga peneliti (tidak termasuk peneliti non klas) selama 5 tahun terakhir disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Perkembangan Tenaga Peneliti BBSDLP Tahun 2005 - 2009

Peneliti 2005 2006 2007 2008 2009

Peneliti Utama 17 13 20 20 22 Peneliti Madya 59 63 56 55 53 Peneliti Muda 55 58 50 50 43 Peneliti Pertama 25 25 25 23 26

Sedangkan teknisi litkayasa di BBSDLP berjmlah 114 orang. Komposisi Teknisi Litkayasa menurut jenjangnya adalah Teknisi Litkayasa Penyelia 73 orang (64,04%), Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 36

Page 74: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

62

orang (31,58%), Teknisi Litkayasa Pelaksana 5 orang (4,39%). Jumlah Teknisi Litkayasa semakin berkurang dari tahun ketahun baik karena pensiun maupun berhenti karena tidak bisa mengumpulkan angka kredit. Perkembangan tenaga Teknisi Litkayasa selama 5 tahuin terakhir disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Perkembangan Tenaga Teknisi Litkayasa BBSDLP Tahun 2005 - 2009

Litkayasa 2005 2006 2007 2008 2009

Penyelia 11 58 66 66 73 Pelaksana Lanjutan 37 87 70 52 36 Pelaksana 46 8 5 5 5 Pertama 23 0 0 0 0

3.4.2. Pengelolaan Sarana/Fasilitas/Aset

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian mengelola sejumlah Aset, baik berupa Gedung Kantor, Laboratorium, Kebun Percobaan, dan Peralatan Pendukung lainnya. Selama periode 2005 s/d 2009, total nilai Asetnya mencapai Rp 141.691.932.697,- nilai tersebut meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2008. Hal ini terjadi karena adanya Reevaluasi nilai Aset yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Selain itu, kenaikan Nilai Aset disebabkan adanya Pembangunan Gedung dan Pengadaan Alat-Alat: Pengolah Data, Alat Laboratorium, dan peralatan-peralatan lainnya.

Page 75: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

63

Tabel 12. Nilai aset Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian selama periode 2005 s/d 2009

Nilai Aset No. Tahun

Total Tidak Bergerak Bergerak

1 2005 15.050.147.633 4.249.951.767 12.359.549.666 2 2006 31.334.724.385 9.339.597.216 24.942.805.369 3 2007 42.160.895.082 13.967.888.516 33.289.821.766 4 2008 102.310.476.678 74.547.254.267 34.424.923.211 5 2009 141.691.932.697 113.627.558.632 28.064.374.065

Untuk melaksanakan tugas penelitian dan pelayanan, Balai

Penelitian telah didukung dengan laboratorium dan Kebun Percobaan. Jenis Laboratorium, jenis pelayanan dan status akreditasi Laboratorium lingkup BBSDLP seperti pada Tabel 13. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 09/Kpts/TP.360/1/2003, tanggal 13 Januari 2003 lab Tanah ditetapkan sebagai salah satu dari 8 laboratorium yang ditunjuk untuk melaksanakan uji mutu pupuk organic. Disamping lab-lab tersebut di Balitklimat juga terdapat Lab INSISAH yang merupakan lab pengolah data Agoklimat dan Hidrologi.

Tabel 13. Profil Laboratorium Lingkup BBSDLP

No. Jenis Laboratorium Jenis Pelayanan Status Akreditasi Balai Penelitian Tanah (BALITTANAH)

1. Laboratorium Tanah (Kimia Tanah)

Analisis Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk

Terakreditasi

2. Laboratorium Tanah (Fisika Tanah)

Analisis Fisika Tanah Belum Terakreditasi

3. Laboratorium Mikrobiologi (Biologi Tanah)

Tes Lab. Mikrobio Tanah, Lab. Biokimia, dan Lab. Bioproses, Lab. Makro Fauna

Belum Terakreditasi

4. Laboratorium Penelitian danUji Tanah

Analisis Tanah Terakreditasi

Page 76: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

64

No. Jenis Laboratorium Jenis Pelayanan Status Akreditasi Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (BALINGTAN)

1 Laboratorium GRK (Gas Rumah Kaca)

Analisis Gas CHA dan N2O

Belum Terakreditasi

2 Laboratorium Terpadu Analisa Residu Pestisida

Dalam Proses Akreditasi

3 Laboratorium Pestisida Pestisida Bahan Agrokimia

Belum Terakreditasi

Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITTRA) 1 Laboratorium Teknologi

Hasil Identifikasi Pasca Panen

Belum Terakreditasi

2 Laboratorium Pemuliaan/ Benih

Identifikasi Perbenihan, Karakteristik Plasma Nutfah Padi Lokal

Belum Terakreditasi

3 Laboratorium Tanah Analisis Tanah, Tanaman dan Air

Belum Terakreditasi

4 Laboratorium Biologi Identifikasi Hama dan Penyakit

Belum Terakreditasi

Sebagai salah satu aset, Kebun Percobaan berfungsi sebagai show window informasi teknologi mendukung pelaksanaan penelitian teknologi budidaya pertanian, sebagai lokasi koleksi plasma nutfah, penelitian dan pengujian teknologi, unit produksi, dan pengembangan agrowidyawisata, dan terdapat embung. Beberapa embung yang ada di Kebun Percobaan dimanfaatkan untuk kelangsungan kegiatan penelitian dan memenuhi kebutuhan pemeliharaan tanaman di lahan sawah tadah hujan. Agroekosistem dan fasilitas yang tersedia di KP lingkup BBSDLP seperti pada Tabel 14.

Page 77: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

65

Tabel 14. Profil KP Lingkup BBSDLP

No. Satuan Kerja dan Nama KP

Luas Tanah (Ha)

Agro-Ekosistem Fasilitas yang tersedia

Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITTRA) 1 Banjarbaru 52,85 Tadah hujan, lahan kering,

dan lahan rawa Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

2 Binuang 22,44 Tadah hujan, lahan kering, dan lahan rawa

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

3 Tanggul 49,00 Lahan rawa Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

4 Balandean 24,04 Lahan pasang surut Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

5 Handil Manarap 21,61 Lahan pasang surut Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

Balai Penelitian Tanah (BALITTANAH) 6 Taman Bogo 20,14 Sawah irigasi dan lahan

kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (BALINGTAN) 7 Jakenan 30,87 Tadah hujan Gedung kantor, jalan,

dan lahan penelitian/percobaan

3.4.3. Perkembangan dan Pengelolaan Anggaran/Keuangan, PNBP

Pada periode tahun 2005-2009, anggaran lingkup BBSDLP terjadi peningkatan dari tahun ketahun. Anggaran tersebut terdiri dari 2 program yaitu: Program Kepemerintahan yang baik, dan Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Pagu anggaran lingkup BBSDLP tahun 2005 – 2009 pada Tabel 15.

Page 78: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

66

Tabel 15. Pagu anggaran 2005-2009 lingkup BBSDLP Jenis Pengeluaran No. Tahun Belanja Pegawai Belanja Barang Modal Jumlah

1 2005 20.106.071.000 13.179.901.000 5.408.228.000 38.694.200.000 2 2006 23.367.085.000 10.811.807.000 4.808.432.000 38.987.324.000 3 2007 27.902.182.000 12.183.205.721 7.566.753.000 47.652.140.721 4 2008 30.317.600.000 11.327.159.000 3.200.472.000 44.845.231.000 5 2009 30.854.727.000 16.795.657.000 8.827.042.000 56.477.426.000 6 Jumlah 132.547.665.000 64.297.729.721 29.830.927.000 226.656.321.721

Selama periode 2005 s/d 2009 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian mengelola anggaran sebesar Rp 226.656.321.721,- terdiri dari Rupiah Murni (RM) Rp 208.983.138.221,- Rupiah Murni Pendamping (RMP) sebesar Rp 5.022.929.000,- dan Loan (RK) sebesar Rp 12.670.254.500,- Secara umum terjadi peningkatan setiap tahunnya.

Pemanfaatan dan Pengelolaan Anggaran dalam mendukung program dan kegiatan di lingkup Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) jenis belanja, yaitu Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal. Belanja Pegawai sebesar Rp 132.547.665.000,- (58,47 %) dipergunakan untuk membiayai kebutuhan gaji, tunjangan, honor, dan upah tenaga kontrak. Belanja Barang sebesar Rp 64.297.729,- (28,37 %) difokuskan untuk membiayai kegiatan utama. Belanja Modal sebesar Rp 29.830.927.000,- (13.16 %) dipergunakan untuk pemupukan modal, seperti pembangunan gedung, Laboratorium, Pengadaan Sarana dan modal fisik lainnya.

Page 79: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

67

Tabel 16. Realisasi anggaran 2005 -2009 lingkup BBSDLP Jumlah no. Tahun

Pagu Realisasi 1 2005 38.694.200.000 32.132.586.850 2 2006 38.987.324.000 33.311.509.567 3 2007 47.652.150.721 41.131.097.601 4 2008 44.845.231.000 42.720.365.409 5 2009 56.477.426.000 55.284.887.317

Jumlah 226.656.321.721 204.580.445.744

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian juga telah menetapkan target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama periode 2005 s/d 2009 sebesar Rp 3.345.828.000,- dengan realisasi mencapai Rp 4.903.930.292,- (146,57 %) disajikan pada Tabel 17. Kecenderungannya meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Peningkatan terjadi baik dari Penerimaan Umum maupun Penerimaan Fungsional. Penerimaan Fungsional terbesar diperoleh dari Pelaksanaan Pelayanan Jasa Analisis. Sedangkan realisasi anggaran per jenis pengeluaran terlihat pada Tabel 18.

Tabel 17. Target PNBP BBSDLP selama periode 2005-2009

PNBP No. Tahun

Target Realisasi 1 2005 366,000,000 553,400,629 2 2006 420,850,000 455,101,262 3 2007 384,822,000 823,428,471 4 2008 927,502,000 1,433,265,197 5 2009 1,246,654,000 1,638,734,733

Page 80: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

68

Tabel 18. Realisasi anggaran lingkup BBSDLP selama periode 2005-2009

Jenis Pengeluaran Belanja Pegawai Belanja Barang No. Tahun

Mengikat Tidak Mengikat Mengikat Tidak Mengikat 1 2005 13.335.668.904 4.170.425.296 1.161.184.917 9.954.853.487 2 2006 12.945.743.057 6.167.865.849 2.465.085.217 7.676.086.532 3 2007 20.156.913.952 3.302.440.200 1.580.115.500 8.678.978.449 4 2008 25.132.384.699 3.536.991.900 1.791.973.898 9.030.223.897 5 2009 30.864.197.000 - 3.414.722.571 12.917.851.646 6 2010 102.614.907.612 17.177.723.245 10.413.082.103 48.257.994.011

Lanjutan Tabel 18.

Jenis Pengeluaran Modal No. Tahun

Mengikat Tidak MengikatJumlah

1 2005 - 3.510.454.246 32.132.586.850

2 2006 1.814.623.710 2.242.105.202 33.311.509.567

3 2007 - 7.412.648.500 41.131.096.601

4 2008 - 3.048.791.015 42.540.365.409

5 2009 - 8.088.116.100 55.284.887.317

6 2010 1.814.623.710 24.302.115.063 204.580.445.744

Page 81: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

69

3.5. Manfaat dan Dampak Hasil Litbang SDLP

3.5.1. Initial Impact

Sebagai dampak awal (initial impact) dari eksistensi peran Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian dan Balai dalam lingkupnya, sebagai berikut :

1. Terjadi Inovasi Teknologi menjadi Inovasi Bisnis

Pergeseran inovasi teknologi menjadi inovasi bisnis ditunjukkan oleh minat industri terhadap teknologi yang dihasilkan Balai dalam lingkup BBSDLP melalui kerjasama lisensi.

Kerjasama lisensi produk teknologi (M-Dec, Bio-Nutrient dan Nodulin) dengan P.T Nusa Palapa Gemilang, produk Biobus dengan P.T Bio Nusantara dan produk DSA dengan P.T Bintang Timur Pasifik merupakan salah satu indicator dari pengakuan dunia industry terhadap hasil teknologi sumberdaya lahan pertanian.

2. Pemanfaatan Produk Teknologi oleh Pengguna

Dalam periode Juni 2007 – Maret 2010 sekitar 80.000 pack M-Dec, Bio-Nutrient dan Nodulin (lihat Tabel 1) telah digunakan oleh para petani yang terintegrasi ke dalam program BLP, produk teknologintersebut telah dimanfaatak oleh para petani terutama di sentra produksi di Pulau Jawa. Sehingga produk teknologi diatas berkontribusi dalam peningkatan produktivitas pangan secara nasional.

3. PUTS sebagai Perangkat Penting di Balai Penyuluhan Pertanian

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) yang diproduksi melalui program Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan sebanyak sekitar 6.000 unit (pada tahun 2007) telah tersebar di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), dan menurut informasi dari beberapa penyuluh, alat tersebut sangat efektif digunakan para penyuluh dalam mengindentifikasi status hara tanah sebelum melakukan pemupukan pada padi sawah. PUTS tersebut berkontribusi terhadap efisiensi pemupukan padi sawah.

Page 82: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

70

4. Kerja sama dan Kontribusi Sumberdaya

Sebagai pengakuan terhadap kiprah BBSDLP, dalam 5 tahun terakhir, cukup banyak mitra (sekitar 157 kegiatan) yang melakukan kerjasama dengan BBSDLP, antara lain : Pemerintah Daerah dalam hal survey potensi sumberdaya lahan, swasta dalam hal pengembangan teknologi (termasuk uji efektivitas pupuk), Lembaga Internasional dalam hal percepatan inovasi Iptek.

Kerjasama tersebut berdampak terhadap kontribusi pembiayaan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan, selama periode 2005 – 2009 mencapai lebih dari Rp. 24 milyar, dan sekitar 5 – 11 % pembiayaan lingkup BBSDLP bersumber dari dana kerjasama.

5. Berkembang Permintaan terhadap Pelayanan, Teknologi dan Informasi Sumberdaya Lahan Pertanian

Dampak dari kegiatan diseminasi hasil penelitian, apakah melalui pengembangan krjasama lisensi, penerbitan permentan, pameran dan ekspose, TV dan radio, workshop dan temu lapang, publikasi dan website telah banyak permintaan pelayanan, teknologi dan informasi kepada BBSDLP dan Balai dalam lingkupnya, meliputi :

a. Meningkatnya permintaan pelayanan laboratorium uji tanah. Saat ini laboratorium uji tanah di Balai Penelitian Tanah sudah bekerja pada kapasitas optimal untuk pelayanan analisis tanah.

b. Permintaan yang cukup banyak terhadap data dan peta sumberdaya lahan pertanian. Pelayanan peta berdampak terhadap PNBP di Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

c. Pelayanan data dan informasi dalam aspek pengembangan lahan rawa, agroklimat dan hidrologi serta pencemaran lingkungan.

d. Meningkatnya permintaan kit (PUTS, PUTK, PUP) yang dijual melalui Unit Pelayanan Jasa dan Koperasi Puspita, yang berdampak terhadap meningkatnya penggunaan kits oleh stakeholders dan secara internal berdampak terhadap peningkatan PNBP.

Page 83: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

71

3.6. Terbengkalai

Selama periode 2005-2009, tidak semua kegiatan, program dan harapan dapat dilaksanakan dengan sukses. Hal tersebut terjadi karena berbagai kendala, baik yang bersifat teknis, ketersediaan dana maupun manajemen. Tolok ukur terbengkalainya kegiatan, program dan harapan BBSDLP umumnya berupa tidak tercapaiannya volume pekerjaan yang sudah direncanakan/diprogramkan. Hal ini sangat nampak ketika output/keluaran setiap kegiatan dinyatakan secara kuantifikasi.

Salah tugas BBSDLP adalah melaksanakan kegiatan inventarisasi potensi sumberdaya lahan pada tingkat tinjau (skala 1 : 250.000). Adalah suatu hal yang sangat ironis, ketika lembaga ini (sebelumnya bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat) berumur lebih dari 107 tahun, pemetaan tanah tinjau di Indonesia belum selesai terutama di Kawasan Timur Indonesia yang mencapai sekitar 25% dari seluruh daratan Indonesia. Daerah-daerah yang belum dipetakan umumnya adalah daerah yang sulit dijangkau karena kondisi topografi, dan keterbatasan aksesebilitasnya. Pada periode 2010-2014, pemetaan tanah tingkat tinjau harus dapat diselesaikan, yaitu dengan memanfaatkan teknologi remote sensing dari citra dan pemanfaatan Model Elevasi Digital (Digital Elevation Models).

Peta-peta (data spasial) sumberdaya tanah di BBSDLP sebagian besar sudah dibuat dalam bentuk digital yang berbasis GIS (Geographical Information System). Pemanfaatan teknologi GIS untuk pemetaan tanah dimulai sejak adanya LREPP I (Land Resources Evaluation Planning Project Part I) pada sekitar tahun 1985an. Salah satu tujuan dari digunakannnya teknologi GIS dalam program ini adalah: bahwa data hasil pemetaan tanah tinjau di Sumatera dengan mudah dapat diakses oleh stakeholder secara tekomputerisasi, bahkan melalui internet. Namun demikian semua data yang sudah terkomputerisasi, karena sistem penyimpanan yang tidak baik, menyebabkan data yang sudah terkumpul tidak dengan mudah diakses oleh stakeholder, termasuk oleh para peneliti

Page 84: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

72

di lingkup BBSDLP. Beberapa alasannya adalah : Pengelola kesulitan mengelola data, karena sebagian besar data masih tersebar di berbagai komputer. Perkembangan teknologi komputer yang sangat cepat menyebabkan sistem data base yang lama tidak dapat diolah secara langsung dengan program sistem yang lebih baru.

Salah satu program Kementerian Pertanian saat ini yang berkaitan dengan sumberdaya lahan adalah penyediaan pupuk. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian beserta Balit-balitnya diharapkan dapat menyediaan berbagai formula pupuk, baik pupuk anorganik, organik dan pupuk hayati. Namun demikian dari sisi jumlah, formula pupuk yang dihasilkan oleh Balai-balai di lingkup BBSDLP belum begitu banyak. Demikian juga yang dilisensikan dengan pihak swasta masih relatif sedikit. Produk-produk di pasaranpun belum ada yang terlihat menonjol atau populer di mata para pengguna/petani, sehingga belum bisa menyaingi produk-produk sejenis yang diproduksi oleh pihak swasta lainnya. Sesungguhnya masih banyak produk-produk hasil penelitian yang dapat dilisensikan dengan pihak swasta.

Berbagai inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan (tanah, air, iklim, lingkungan pertanian) sudah sangat banyak dihasilkan oleh para peneliti di BBSDLP, tetapi teknologi yang dikenal dan dimanfaatkan oleh para stakeholder termasuk petani, masih relatif terbatas. Diperlukan berbagai upaya untuk mempercepat laju adopsi teknologi oleh petani.

Salah satu ujung tombak kegiatan di BBSDLP adalah para peneliti. Para peneliti diminta untuk lebih kreatif dalam merencanakan kegiatan agar menghasilkan produk penelitian yang lebih baik. Dalam melaksanakan kebijakannya, Kementerian Pertanian dan Badan Litbang Pertanian di Bidang Sumberdaya Lahan Pertanian perlu didukung oleh hasil-hasil penelitian dari peneliti BBSDLP. Namun, seringkali para peneliti tidak dapat menginterpretasikan dan menangkap secara tepat berbagai kebijakan Kementerian Pertanian atau Badan Litbang Pertanian dalam kegiatan penelitiannya.

Page 85: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

73

IV. RENCANA PROGRAM KEGIATAN 2010-2014

4.1. Isu Strategis Substantif

Degradasi Sumberdaya Lahan dan Pencemaran

Pembangunan pertanian selain menghasilkan manfaat juga membawa risiko atau dampak negatif terhadap lingkungan. Manfaat dan risiko tersebut harus diperhitungkan secara seimbang. Dampak negatif diupayakan untuk ditekan seminimal mungkin atau bahkan ditiadakan sama sekali, sedangkan manfaat diupayakan untuk ditingkatkan agar memberikan dampak positif terhadap lingkungan biofisik dan sosial-ekonomi. Pembangunan yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap degradasi lahan antara lain adalah deforestasi, industri, pertambangan, perumahan, dan pertanian. Apabila kegiatan tersebut tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan degradasi lahan yang mengancam keberlanjutan usaha tani dan ketahanan pangan. Oleh karena itu, implementasi program pembangunan juga mengacu kepada aspek keberlanjutan.

Alih Fungsi Lahan

Alih fungsi lahan pertanian pada dasarnya dapat dipandang sebagai konsekuensi logis dari pertumbuhan dan transformasi struktur sosial-ekonomi masyarakat yang sedang berkembang. Perkembangan yang dimaksud tercermin dari adanya: (1) pertumbuhan aktivitas pemanfaatan SDA termasuk SDL sebagai dampak peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan hidup per kapita, (2) pergeseran kontribusi sektor pembangunan dari sektor-sektor primer (pertanian dan pertambangan) ke sektor-sektor sekunder (manufaktur) dan tersier (jasa).

Page 86: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

74

Land Rent dan Fragmentasi Lahan

Fragmentasi lahan dapat terjadi akibat banyaknya petani miskin yang semula memiliki lahan walaupun sempit, tetapi karena tekanan ekonomi mereka harus melepas hak kepemilikan lahannya, baik dengan cara menjual maupun menyewakan kepada petani lain yang umumnya lebih kaya. Selain itu, sistem pewarisan lahan juga menyebabkan skala kepemilikan lahan menjadi semakin sempit dan terfragmentasi. Lahan yang semula cukup luas (masih skala ekonomi) harus dibagi-bagi sesuai dengan jumlah hak dari ahli waris, sehingga luas kepemilihan lahan menjadi tambah sempit, tidak ekonomis, dan tidak dapat diandalkan sebagai sumber mata pencaharian, yang pada akhirnya lahan tersebut terpaksa dijual.

Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Dampak pemanasan global (global warming) akibat perubahan iklim adalah terjadinya gangguan terhadap siklus hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan intensitas curah hujan, kenaikan permukaan laut, peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan. Sejak tahun 1998 telah terjadi kenaikan suhu yang luar biasa, mencapai 1 derajat celsius, sehingga ke depan diprediksi akan terjadi lebih banyak hujan dengan perubahan 2-3% per tahun. Dalam lima tahun terakhir luas lahan sawah yang terkena banjir rata-rata 29.743 ha.

Perluasan Lahan Terlantar

Menurut Departemen Kehutanan (2007), terdapat 77,8 juta ha lahan terlantar dalam berbagai kategori kritis (agak kritis hingga sangat kritis). Seluas 26,8 juta ha dari lahan tersebut berada di luar kawasan hutan, 13,6 juta ha di kawasan hutan konservasi dan hutan lindung, dan 37,3 juta ha di kawasan hutan produksi dan hutan konversi yang pada umumnya adalah kawasan HPH atau bekas kawasan HPH yang diterlantarkan.

Page 87: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

75

4.2. Visi dan Misi

Visi dan Misi Balai Besar Penelitian dan Pegembangan Sumberdaya Lahan Pertanian adalah sebagai berikut: ”Pada tahun 2014 menjadi lembaga litbang penyedia informasi dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian berkelas dunia untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan”

Dalam rangka mendukung terealisasinya visi, maka misi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian meliputi hal-hal sebagai berikut:

– Menghasilkan, mengembangkan dan mendisemi-nasikan data/informasi, inovasi teknologi serta rekomendasi kebijakan di bidang sumberdaya lahan pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumberdaya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan, serta berkontribusi pada pengembangan Iptek.

– Meningkatkan kualitas sumberdaya penelitian sumberdaya lahan serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya.

– Mengembangkan jejaring kerjasama nasional dan internasional dalam rangka penguasaan Iptek dan peningkatan peran litbang sumberdaya lahan dalam pembangunan pertanian.

4.3. Program Penelitian dan Expected Output Penelitian dan Pengembangan

4.3.1. Program Penelitian

Pada periode 2010-2014 Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya Litbang menurut komoditas prioritas ditetapkan oleh Kementerian Pertanian terdiri dari Padi, Jagung, Kedelai, Sapi, dan Tebu. Sementara yang termasuk dalam 35 fokus komoditas yaitu: Pangan (padi, kedele, jagung, ubi kayu dan kacang tanah),

Page 88: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

76

hortikultura (kentang, cabe merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, durian, rimpang dan jeruk), Perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, tanaman serat, tebu, tembakau, dan cengkeh), serta Peternakan (sapi potong, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik).

Berdasarkan orientasi outputnya, program penelitian dan pengembangan di masing-masing unit kerja penelitian diarahkan pada 2 kategori, sebagai berikut:

a. menghasilkan inovasi teknologi, diseminasi dan kelembagaan pendukung untuk peningkatan produksi 5 komoditas prioritas, dan 30 fokus komoditas pertanian.

b. Program Bertujuan Impact Recognition adalah kegiatan Litbang untuk mendukung program strategis Kementerian Pertanian.

Prioritas penelitian yang akan dikerjakan oleh Balai Besar Litbang SDLP dan keempat balai koordinasinya adalah identifikasi, karakterisasi, evaluasi, dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian (tanah, iklim, rawa, dan lingkungan pertanian), serta teknologi dan pengelolaan pupuk, untuk mendukung Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, Peternakan.

Dalam lima tahun mendatang Balai Besar Litbang SDLP, berinisiatif untuk juga mengambil peran di depan dalam merespons berbagai isu sumberdaya lahan dan lingkungan hidup. Antsipasi, adaptasi dan mitigasi Perubahan Lingkungan Pertanian ditujukan mengantisipasi perubahan lingkungan pertanian karena pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global dan lahan terdegradasi. Seluruh kegiatan penelitian tersebut dilaksanakan oleh UPT di lingkup Balai Besar Litbang SDLP.

Page 89: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

77

I. Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

a. Inventarisasi dan Evaluasi Potensi Sumberdaya Lahan Pertanian meliputi pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, digital elevation model (DEM) berbasis GIS.

b. Penelitian Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Lahan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk (anorganik, organik dan hayati) dan formulasi pembenah tanah, mendukung P2BN, tanaman pangan lainnya.

c. Program Mitigasi dan Adapatasi Perubahan Lingkungan Pertanian terdiri dari perakitan teknologi mengantasipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global dan degradasi lahan, mendukung program strategis dan hortikultura.

II. Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Akan menghasilkan hasil analisis kebijakan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian untuk menentukan kebijakan pengelolaan sumberdaya lahan yang akan ditetapkan oleh pemerintah. Isu dan permasalah yang diperkirakan akan mengemuka berkaitan dengan sumberdaya lahan pertanian di masa akan datang adalah: perubahan iklim global, emisi gas rumah kaca, perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, degradasi lahan dan lahan terlantar, masalah pencemaran lingkungan pertanian, kekeringan dan banjir. Kegiatannya adalah :

a. Analisis dan Sintesis Kebijakan Peruntukkan, pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan Pertanian

b. Analisis dan Sintesis Kebijakan Pupuk dan Pemupukan

c. Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Sumberdaya Lahan

Page 90: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

78

III. Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian

Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertaian diharapkan dapat menjembatani apa yang dilaksanakan Puslit/BB/LRPI dengan apa yang dibutuhkan pengguna di berbagai tingkatan di daerah. Upaya memadukan apa yang dihasilkan berbagai UK/UPT litbang dengan lokal genius yang dikembangkan masyarakat merupakan inti dari program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian.

a. Peningkatan Diseminasi Hasil-hasil Penelitian Sumberdaya Lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, Lingkungan Pertanian)

IV. Pengembangan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis

Kegiatan pengembangan manajemen, fasilitas dan instrumen teknis diarahkan untuk reformasi birokrasi, pengembangan sumber daya Litbang (SDM, sarana dan prasarana) diikuti pengembangan standardisasi dan akreditasi lembaga dan pranata Litbang. Guna memicu output optimal, maka diperlukan pengembangan manajemen teknologi informasi dan sistem informasi serta koordinasi jaringan kerjasama penelitian dan pengkajian. Reformasi perencanaan dan penganggaran, penyempurnaan sistem monitoring dan evaluasi.

a. Pengembangan Sumberdaya Manusia Bidang Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian

b. Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

c. Pengembangan Sistem Informasi, Komunikasi dan Umpan Balik Inovasi Penelitian Sumberdaya Lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, Lingkungan Pertanian).

d. Peningkatan Kapasitas Penerbitan Publikasi dan Dokumentasi Hasil-hasil Penelitian Sumberdaya Lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, Lingkungan Pertanian).

Page 91: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

79

e. Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

f. Peningkatan kerjasama penelitian dan pengembangan dengan lembaga internasional/ nasional

4.3.2. Expected Output Penelitian dan Pengembangan

Dalam lima tahun ke depan (2010 – 2014), Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian mempunyai beberapa target utama di berbagai bidang yaitu :

a. Penyediaan formula pupuk hayati/organik

b. Penyediaan formula dekomposer

c. Penyediaan prototipe kits/tool

d. Data dan informasi potensi sumberdaya lahan pertanian

e. Berbagai inovasi Iptek Sumber Daya Lahan

f. Antisipasi perubahan iklim

g. Sintesis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Pertanian

4.4. Potensi Kerjasama, Diseminasi dan Percepatan Pemanfaatan

Inovasi Teknologi 4.4.1. Program Kerjasama

Dalam Strategi dan kebijakan Program Badan Litbang Pertanian, diprogramkan bahwa dana APBN diprioritaskan untuk membiayai penelitian up-stream (50 – 60 %), penelitian strategis (20 – 30 %), dan diseminasi dan penelitian adapted (10 – 20 %). Sedangkan kegiatan non APBN dikelompokkan sebagai sumber eksternal budget, yang prioritas sumber pendanaannya terbalik dengan program APBN, seperti gambar terlampir.

Page 92: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

80

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) dan Balai dalam lingkupnya telah menghasilkan berbagai teknologi, formula, model, metode dan lain lain, yang merupakan kekayaan intelektual sebagai aset penting bagi pembangunan pertanian. Sejalan dengan fungsi pelayanan publik, BBSDLP ke depan harus terus mengembangkan kerjasama dan mengupayakan pemanfaatan kekayaan intelektual, sebagai sumber cost recovery dan pendanaan eksternal.

Pengembangan kerjasama pada dasarnya bertujuan untuk : (a) mempercepat pematangan teknologi seperti uji verifikasi, uji multilokasi, uji adaptasi, uji kelayakan, dll; (b) mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi; (c) mempercepat pencapaian tujuan pembangunan pertanian; (d) meningkatkan capacity building Unit Kerja/Unit Pelaksana Teknis (UK/UPT) Lingkup BBSDLP, (e) mendapatkan umpan balik untuk penyempurnaan teknologi.

Beberapa prinsip dasar yang harus selalu melandasi kegiatan pengembangan kerjasama, antara lain : (a) saling membutuhkan, saling mengisi, saling melengkapi, dan saling memperkuat; (b) menghindari tumpang tindih kegiatan dan pendanaan; (c) azas kesetaraan, keadilan, dan kebersamaan; (d) memperhatikan etika profesionalisme, dan azas saling membantu dan mendukung antara berbagai pihak terkait.

Dalam implementasinya proses kerjasama tersebut, melalui kerja sama dalam negeri antara lain dengan Pemerintah Daerah, kerja sama luar negeri, kerja sama lisensi, kerja sama operasional dan pendayagunaan aset termasuk kebun percobaan.

Langkah-langkah yang harus segera ditetapkan dalam rangka peningkatan dan efisiensi pelaksanaan kerjasama adalah : a) Mensosialisasikan mekanisme kerjasama penelitian (pajak PPN 10% dan PPh ps 23 (2 %) UU perpajakan); b) Mekanisme pendistribusian Royalti dari hasil kerjasama lisensi kepada inventor dan UK/UPT dengan memperhatikan aturan yang berlaku; c) Pemberian insentif kepada inisiator kerjasama penelitian.

Page 93: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

81

Beberapa acuan dalam proses kerjasama, meliputi :

1. Undang-Undang nomor 18 tahun 2002 tentang sistem nasional penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK (Lembaran Negara tahun 2002 nomor 84, tambahan Lembaran Negara nomor 4219).

2. Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2005 tentang alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil penelitian dan pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan.

3. Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 97/Kpts/OT.210/2/1998 tentang pedoman kerjasama Departemen Pertanian dengan Pihak Ketiga.

4. Peraturan Menteri Pertanian nomor 299/Kpts/OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian.

5. Peraturan Menteri Pertanian nomor 53/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

6. Peraturan Pemerintah tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP, yaitu penerimaan dan pelayanan teknologi, penelitian dan pengembangan.

7. Peraturan Menteri Keuangan nomor 40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akutansi Hibah.

8. Keputusan Menteri Keuangan nomor 69/KMK.02/2009 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana PNBP yang Berasal dari PNBP pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

9. Prosiding Rapat Kerja Badan Litbang Pertanian : Dukungan Inovasi Teknologi terhadap Program Strategis Departemen Pertanian, Solo 4 – 7 Mei 2009.

10. Surat Edaran Kerjasama Operasional dan Jasa Pelayanan, Badan Litbang Pertanian, Januari 2008

Page 94: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

82

Isu strategis sumberdaya lahan pertanian dalam pengembangan kerjasama, sesuai hasil Rapat Kerja BBSDLP di Semarang, 30 Maret – 3 April 2010, meliputi :

1. Optimalisasi lahan rawa : a. Rawa, infrastruktur dan kelembagaan

b. Pemanfaatan lahan rawa

c. Pemanfaatan gambut belum sama antar sektor

d. Peningkatan produkivitas lahan rawa

2. Pemanasan global dan perubahan iklim :

a. Trade off antara masalah lingkungan dan ekonomi

b. Rencana aksi nasional penurunan GRK di lahan pertanian

c. Ekspansi perkebunan di rawa

d. Lokasi REDD+

e. Daya adaptasi terhadap perubahan iklim

3. Daya saing dan nilai tambah lahan pertanian

a. Daya tarik pertanian rendah

b. Reevaluasi pemanfaatan lahan pertanian

c. Tenaga kerja pertanian

d. Industrialisasi pertanian

4. Teknologi peningkatan produktivitas lahan sub optimal

a. Terbatasnya ketersediaan teknologi remediasi, reklamasi, dan rehabilitasi

b. Soil & water polution

c. Land allocation pincang

d. Eksploitasi lahan tinggi

e. Lahan terdegradasi belum dioptimalkan

Page 95: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

83

f. Percepatan kerusakan lahan tinggi

g. Water sharing

h. POPs, data belum ada

5. Keterbatasan dan aksesibilitas data

a. Data sumberdaya lahan, air, dan iklim belum lengkap

b. Pemetaan peta tanah belum lengkap

c. Akses data iklim

d. Disparitas data lahan tersedia

6. Pupuk dan pembenah tanah

a. Efisiensi rendah

b. Rekomendasi pemupukan komoditas di luar tanaman pangan

4.4.2. Program Diseminasi dan Alih Teknologi

Dalam periode 2010 – 2014, orientasi diseminasi terfokus kepada dua hal, yang berdampak terhadap impact recognition dan scientific recognition. Dalam kaitan impact recognition, diseminasi lebih difokuskan pada teknologi dan hasil terapan yang dapat diaplikasikan langsung oleh stakeholders, antara lain: (1) Teknologi dalam bentuk produk (formula, kit, software) yang dapat mendukung program utama dan strategis Kementerian Pertanian, (2) Rekomendasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dan (3) Rekomendasi kebijakan dan policy brief.

Diseminasi yang berdampak terhadap scientific recognition, difokuskan pada diseminasi dalam bentuk publikasi ilmiah (pada jurnal nasional dan internasional), scientific exchange, dan tebar teknologi dan hasil penelitian pada website.

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian dan Balit-Balitnya telah menghasilkan banyak teknologi unggulan dan bahan kebijakan, namun adopsinya belum optimal sehingga diseminasinya perlu

Page 96: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

84

ditingkatkan. Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah adopsi dan mempercepat transfer ilmu pengetahuan dan teknologi adalah meningkatkan mutu penelitian, menumbuhkembangkan jejaring penelitian dan diseminasi dengan BPTP serta stakeholders lainnya, inventarisasi dan identifikasi hasil penelitian unggulan. Jejaring penelitian dan diseminasi teknologi dengan institusi lain yang terkait, perlu dibangun atas dasar komitmen bersama antara UPT lingkup BBSDLP dan UPT lingkup Badan Litbang Pertanian terutama BPTP. Kerjasama penelitian dan diseminasi dilakukan dengan memposisikan BPTP sebagai mitra kerja, dengan kontribusi yang nyata dari kedua belah pihak, melalui 4 alternatif, yaitu : (a) Penelitian yang bersifat teknologi Generation (perakitan teknologi) dan BPTP berperan sebagai pendukung dengan biaya sepenuhnya dari BBSDLP;( b) Penelitian yang bersifat teknologi verifikasi dilakukan dan dibiayai bersama oleh kedua belah pihak dengan porsi dana BBSDLP lebih besar; (c) Kegiatan diseminasi teknologi yang siap transfer dilakukan dan dibiayai bersama dengan porsi dana yang setara; (d) Kegiatan pengembangan teknologi unggulan (scaling-up/ pendampingan) dilakukan dan dibiayai bersama dengan porsi dana BPTP lebih besar.

Dalam rangka mewujudkan Lembaga Penelitian berkelas dunia, perlu upaya antara lain meningkatkan kuantitas dan kualitas artikel ilmiah yang dipublikasikan di Jurnal Internasional, dengan program jangka pendek sebagai berikut: (a) melakukan pelatihan metode penelitian dan teknik penulisan artikel ilmiah; (b) membentuk Tim Advokasi Artikel Jurnal Internasional (tingkat BBSDLP) yang proaktif, yang bertugas antara lain: melakukan pembinaan kepada peneliti dalam penulisan publikasi ilmiah internasional, melakukan kontak ke Publisher Internasional, menentukan Jurnal yang akan dituju; dan (c) mengembangkan sistem riset kompetitif internal dan menyempurnakan sistem evaluasi proposal penelitian, (d) memfasilitasi dan memberikan insentif kepada Peneliti untuk menghasilkan publikasi bertaraf internasional.

Page 97: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

85

Dalam rangka memenuhi bahan artikel pada Publikasi Ilmiah nasional (Jurnal Tanah dan Iklim dan Jurnal Sumberdaya Lahan) perlu ditetapkan beberapa hal yaitu : (a) Setiap RPTP (dana APBN dan sumber lainnya) wajib menghasilkan artikel di jurnal nasional,( b) dana RPTP akan diprioritaskan bagi Peneliti yang menghasilkan artikel Jurnal BBSDLP; (c) perlu penyusunan SOP Penerbitan Publikasi Jurnal (Jurnal Tanah dan Iklim dan Jurnal Sumberdaya Lahan).

Peningkatan pendayagunaan kebun percobaan sebagai upaya cost recovery, kesejahteraan pegawai dan peningkatan PNBP, harus segera dilakukan, dengan beberapa upaya sbb: (a) mengevaluasi kinerja Kepala K.P dan Staf, (b) memaksimalkan pemanfaatan untuk penelitian, perbanyakan benih atau penanaman komoditas yang bernilai jual tinggi, dan agrowidyawisata; dan( c) penetapan tarif sewa lahan dan bagi hasil yang proporsional.

Upaya yang harus segera dilakukan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi laboratorium adalah: (a) mengusulkan tarif baru jasa analisis laboratorium lingkup BBSDLP yang sesuai dengan peningkatan biaya operasional; (b) meningkatkan kapasitas SDM dan Sarana dengan memanfaatkan PNBP; dan (c) Penertiban daftar inventaris peralatan laboratorium.

Untuk melaksanakan pengawasan mutu pupuk secara nasional seperti program bantuan langsung pupuk (BLP), kerjasama antara BBSDLP dengan P.T Sang Hyang Seri, P.T Pertani dan P.T Berdikari , harus segera mensinergikan Laboratorium tanah dan pupuk yang sudah terakreditasi lingkup Badan Litbang Pertanian.

Page 98: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

86

4.5. Sumberdaya Penelitian

4.5.1. Pengelolaan dan Pengembangan SDM

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BBSDLP dihadapkan pada masalah dan isu strategis dalam aspek sumberdaya manusia yaitu kekurangan tenaga teknisi/analisis yang sebagian besar memasuki usia pensiun, belum optimalnya komposisi peneliti dan staf penunjang, Pada periode 2010-2014, peneliti yang memasuki usia pensiun sekitar 31,25%-18,18%-33,33% masing-masing untuk tingkat pendidikan S3-S2-S1, dan sekitar 71,4% tenaga litkayasa akan memasuki usia pensiun. Bila tidak ada peningkatan pendidikan dan rekruitmen tenaga teknisi/analisis, maka akan berpengaruh pada kinerja BBSDLP ke depan.

Kondisi peneliti yang ada saat ini akan dipengaruhi peneliti yang pensiun, pelatihan jangka panjang dan rekruitmen. Sampai dengan tahun 2014, sejumlah 16 peneliti yang terdiri dari 11 S3, 4 S2, dan 1 S1 akan pensiun. Meskipun pada masing-masing Balai masih dapat meningkatkan kemampuan peneliti dengan menyekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi, namun sebagian peneliti S1 dan S2 sudah tidak dapat disekolahkan karena umur yang sudah tidak memenuhi syarat. Dengan demikian masih diperlukan rekruitment untuk memenuhi kebutuhan peneliti dalam melaksanakan tugasnya.

Rencana peneliti yang akan diusulkan mengikuti pelatihan jangka panjang sebanyak 36 orang yang terdiri dari 16 S2 dan 20 S3. Sedangkan rencana rekruitment dari tahun 2010 sampai tahun 2014, sejumlah 48 orang terdiri dari 34 S1 dan 14 S2.

Disiplin ilmu yang diperlukan adalah Hidrologi, Pedologi, Ekonomi Pertanian, Biologi, Kesuburan Tanah/Ilmu Tanah, Inderaja/Remote Sensing, Teknik Sipil/Elektro, Agroklimatologi, Teknik Lingkungan, dan Toksikologi.

Page 99: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

87

Tenaga teknisi litkayasa diharapkan dapat ditingkatkan jumlahnya dengan cara rekruitmen maupun mendorong tenaga teknisi lapang yang belum fungsional untuk mengajukan menjadi teknisi litkayasa. Sedangkan untuk tenaga analis akan ditingkatkan jumlahnya dengan pelatihan jangka panjang dan jangka pendek, maupun rekruitmen

Kelebihan pegawai administrasi akan berkurang secara alamiah melalui pensiun. Hal ini karena kelebihan pegawai tersebut dengan pendidikan SD, sehingga tidak bisa dipindahkan ke tempat lain. Sampai dengan tahun 2014, pegawai administrasi yang akan pensiun sebanyak 73 orang. Untuk 5 tahun kedepan penambahan pegawai dilakukan untuk menggantikan yang pensiun dengan pendidikan SLTA keatas.

Dengan demikian untuk staf penunjang perlu ditambah dengan melakukan rekruitmen untuk menggantikan tenaga yang pensiun, yang akan ditempatkan di bagian kepegawaian, keuangan, kerjasama/PHP, program dan evaluasi, Disiplin ilmu yang diperlukan yaitu akuntansi, komputer/teknik informatika, komunikasi, sarjana pertanian, dan sarjana hukum.

Pengembangan untuk pustakawan hanya dapat dilakukan dengan rekruitment 5 S1 dan 5 D3, untuk masing-masing Balai 1 S1 dan 1 D3.

4.5.2. Pengelolaan Sarana/Fasilitas/Aset

Laboratorium

Sesuai dengan kebijakan Badan Litbang kedepan laboratorium akan dikembangkan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki, yaitu menjadi lab utama, lab lanjutan, dan lab dasar. Untuk mewujudkan hal tersebut yang perlu diperhatikan adalah manajemen lab, Sumberdaya lab, pelaksanaan pengujian, dan operasionalisasi/kalibrasi.

Laboratorium tanah diharapkan akan menjadi laboratorium utama.

Page 100: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

88

Oleh karena itu, akan ditingkatkan kualitasnya dan fungsinya menjadi Laboratorium Tanah Terpadu yang bertujuan untuk 1) melayani permintaan jasa analisis tanah, tanaman, air dan pupuk, 2) mendukung penelitian pertanian, 3) berperan sebagai pembina dan acuan laboratorium lain, 4) mempertahanan akreditasi (peningkatan volume dan mutu layanan, jaminan mutu data hasil analisis yang memenuhu standar Internasional sebagai Laboratorium Penguji) dan 5) mengantisipasi meningkatnya permintaan layanan jasa laboratorium dan antisipasi terhadap kemajuan teknologi.

Peningkatan status laboratorium tanah menjadi laboratorium terpadu akan meningkatkan kapasitas analisis sehingga mampu meningkatkan pelayanan kepada seluruh stakeholder. Kapasitas saat ini sekitar 25440 contoh/tahun dan akan ditingkatkan menjadi 34800 contoh/tahun atau meningkat sekitar 123%.

Sedangkan Laboratorium yang akan dikembangkan menjadi lab lanjutan yaitu: Laboratorium GRK dan Laboratorium RBA sebagai Laboratorium Rujukan dan Laboratorium Pelatihan. Untuk mencapai hal tersebut akan dilakukan Akreditasi ISO 17025 dan penambahan ruang lingkup.

Kebun Percobaan

Optimalisasi kebun percobaan Tamanbogo dilakukan melalui 1) Penataan kebun sebagai lokasi field laboratory, 2) peningkatan fungsi sebagai lokasi percobaan/penelitian/kerjasama, show windows dan visitor plot, 3) memproduksi benih sumber dan pelestarian sumberdaya (genetik tanaman) 4) kebun produksi (padi, jagung, kedelai dan ubi kayu), ikan air tawar, ternak (sapi) dan produksi pukan, 4) sebagai lokasi agrowidyawisata (penataan tanaman buah-buahan, pembimbingan SMK Pert./Mhsw Unlam dan partisipasi daerah/lomba Desa), 5) perbaikan sarana. Selain itu, akan dilakukan perbaikan sarana rumah kaca agar dapat dimanfaatkan kembali.

Page 101: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

89

Untuk kebun percobaan yang ada di Baliitra akan dioptimalkan sebagai lahan penelitian, visitor plot/diseminasi, konservasi plasma nutfah, disewakan ke petani, tempat perbanyakan benih padi/jagung/ kedele, plasma kebun kelapa sawit, dan kebun karet.

4.5.3. Managemen Keuangan

Pengelolaan Anggaran 2010 – 2014

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian mentargetkan pendanaan pelaksanaan kegiatan bukan hanya dari sumber APBN, melainkan berupaya menarik mitra untuk kerjasama, baik Pemda, Instansi Pemerintah Lain, Swasta, dan Kerjasama Luar Negeri. Selain itu diupayakan juga Peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Pengelolaan Aset 2010 – 2014

Perlu diupayakan peningkatan status Laboratorium di lingkup Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Saat ini Laboratorium Tanah yang sudah terakreditasi, diupayakan menjadi Laboratorium Utama yang menjadi Rujukan Laboratorium–Laboratorium Lain yang sejenis dibawah Badan Litbang Pertanian. Sedangkan untuk laboratorium lain, akan diusulkan menjadi Laboratorium Lanjutan, yang menjadi pembina untuk wilayah regional.

Peningkatan pemanfaatan Aset juga ditujukan untuk Kebun Percobaan. Kebun Percobaan selain untuk membantu dalam pelaksanaan penelitian juga diharapkan menjadi Show Window, Koleksi Plasma Nutfah, Kerjasama Penelitian, Kebun Produksi, dan Sarana untuk meningkatkan PNBP.

Page 102: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

4.5.4. Kegiatan dan Strategi Pendanaan

Berdasarkan orientasi output dan outcome yang ingin dicapai 2010-2014, kegiatan penelitian dan pengembangan di masing-masing Unit Kerja Lingkup Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian diarahkan pada 2 kategori, sebagai berikut (Gambar 23):

a. Kategori I: Scientific Recognition, yaitu kegiatan penelitian upstream untuk menghasilkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan Pertanian dan kelembagaan pendukung yang mempunyai muatan ilmiah, fenomenal, dan futuristik untuk mendukung peningkatan produksi 5 komoditas prioritas, dan 30 fokus komoditas pertanian.

b. Kategori II: Impact Recognition, yaitu kegiatan litbang sumberdaya lahan pertanian yang lebih bersifat penelitian adaptif untuk mendukung pencapaian program utama Kementerian Pertanian dalam pembangunan pertanian.

Penelitian mendukung langsungprogram utamaKEMTAN

(PUSAT/PUSLITBANG/BB/BALIT/BPTP)(Diseminasi dan penelitian adaptif)

10-20%

Penelitian strategis : konsorsium dankerjasama

(PUSAT/PUSLITBANG/BB/BALIT/BPTP)(Penelitian upstream dan adaptif)

20-30%

Penelitian Upstream (PSEKP/BB/BALIT)50-60%

Aloka

siPen

dana

anAP

BNLit

bang

Impa

ct rec

oqnit

ionSci

entifi

c rec

oqnit

ion

INTER

NAL B

UDGE

T

EKST

ERNA

LBUD

GET

KERJA

SAMA

DNDA

N LN

Gambar 23. Strategi Pendanaan Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian

90

Page 103: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

91

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang bersumber dari pendanaan internal (APBN Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian) dikelompokkan menjadi:

a. Penelitian upstream dengan alokasi porsi pendanaan 50-60%.

b. Penelitian strategis (konsorsium dan kerja sama) berupa penelitian upstream dan adaptif, dengan alokasi porsi pendanaan 20-30%.

c. Penelitian yang mendukung langsung pencapaian program utama Kementerian Pertanian berupa kegiatan penelitian adaptif dan diseminasi, dengan alokasi porsi pendanaan 10-20%.

Upaya peningkatan pendanaan di luar APBN akan dilakukan melalui peningkatan kerja sama penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian baik dalam dan luar negeri. Khusus kerjasama dalam negeri akan ditingkatkan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah dan swasta dengan mengacu pada PP 35/2008.

Page 104: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

92

V. PROGRAM PENGEMBANGAN KAMPUS CIMANGGU DAN PEMANFAATAN KOMPLEK JUANDA

5.1. Latar Belakang

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertaian (BBLitbang SDLP) dan Balai Penelitian Tanah (Balittanah) yang dibentuk berdasarkan SK Mentri Pertanian Nomor 300/kpts/OT.140/ 7/2005, tanggal 25 juli 2005, dan SK Menteri Pertanian Nomor : 68/kpts/OT.210/I/2002 jo Peraturan Menteri Pertanian Nomor :08/Permentan/OT.140/3/2006, tanggal 1 Maret 2006. Semulanya adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat dan jauh sebelumnya adalah Lembaga Penelitian Tanah sebagai jelmaan dari Bodemkundig Instituut yang dibentuk pada tahun 1905

Kantor Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) dan Balai Penelitian Tanah (Balittanah) Jl, Ir. H. Juanda No. 98 Bogor, pertama kali dibangun pada tahun 1905 dan kemudian secara bertahap dibangun 3 bangunan, yaitu Gedung B pada tahun 1974 seluas 1.800 m2, gedung C dibangun pada tahu 1961 seluas 1.968 m2 dan gedung D pada tahun 1979 seluas 600 m2, dan pada tahun 2006 bangunan tambahan pada gedung C seluas 150 m2, serta koridor-koridor yang dijadikan ruang lagi, sehingga bangunan keseluruhan 6.154 meter persegi. Sejak dibangun hingga saat ini bangunan tersebut hampir tidak pernah mengalami renovasi dan perbaikan yang mendasar, kecuali terbatas pada pemeliharaan rutin.

Jumlah karyawan dari BBSDLP 144 orang yang terdiri dari 28 peneliti 116 teknisi litkayasa dan staf lainya, sedangkan Balittanah berjumlah 207 orang yang terdiri dari 42 peneliti165 teknisi litkayasa dan staf lainya. Hampir seluruh karyawan BB Litbang SDLP dan Balittanah berkantor di Jl. Ir. H Juanda No. 98 yang berada di tengah-tengah keramaian kota, yaitu kawasan niaga (pasar) dan parawisata Kebun Raya Bogor.

Page 105: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

93

5.2. Justifikasi

Rencana pemindahan lokasi BB Litbang SDLP dan Balittanah telah mulai digagas dan dipersiapkan sejak tahun 1993/1994, yaitu melalui Pembangunan Tukar Guling dengan pihak ketiga, namun karena berbagai kendala administrasi dan kebijakan tentang pengalihah asset serta memprtimbangkan nilai sejarah gedung tersebut, maka rencana tersebut tidak dilanjutkan.

Namun karena beban tugas BB Litbang SDLP dan Balittanah semakin meningkat selaras dengan perkembangan lingkungan startegis masalah sumberdaya lahan, dan di sisi lain kondisi bangunan dan lokasi yang makin tidak layak dan kondusif relokasi kantor makin diperlukan. Apalagi untuk mendukung Visi BBSDLP terkait dengan Visi Badan Litbang, yaitu untuk ”menjadi lembaga penelitian yang handal di bidang sumberdaya lahan yang brekelas dunia”.

Beberapa justifikasi lain yang melatarbelakangi usulan dan rencana pemindahan kantor tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Lokasi kantor di Jl. Ir. H. Juanda sudah tidak layak lagi dipergunakan sebagai kantor suatu lembaga penelitian, mengingat bahwa lokasi tersebut berada ditengah-tengah kawasan niaga, yaitu pasar tradisional dan pusat perbelanjaan serta kawasan Wisata Kebun Raya Bogor, yang sangat tidak kondusif bagi kegiatan penelitian, seperti: kemacetan, masalah keamanan, kebersihan, ketenangan dan kenyamanan kerja, mendorong penuruan etos kerja dan kedisiplinan pegawai, dll.

2. Luas bangunan dan ruang kerja BBSDLP dan Balittanah sekitar 6.154 M2 dengan luas tanah 4.326 M2 yang digunakan oleh sebanyak 395 orang, dengan luas rata-rata ruang kerja 5-6 M2 per pegawai termasuk untuk fasilitas pendukung (laboratorium, perpusatakaan, ruang rapat, mushalla, Museum Tanah, dll), suatu luasan yang sangat tidak

Page 106: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

94

memadai dan sempit untuk melaksanakan tugas secara baik dan optimal.

3. Kondisi Bangunan yang sudah sangat tua (yang berdiri sejak tahun 1905), tidak mungkin untuk dikembangkan karena strukturnya tidak mendukung. Selama ini hampir tidak pernah dilakukan renovasi, kecuali penggantian atap dan pemeliharaan rutin. Selain itu, di kompleks BB Litbang SDLP dan Balittanah memiliki fasilitas pendukung kegiatan yang serba terbatas, seperti : ruang rapat dan diskusi yang sangat kecil, perpustakaan, tempat parkir yang terbatas, dll.

4. Di Komplek Jl. Ir. H. Juanda No. 98 Bogor, terdapat dua satker (BB Litbang SDLP dan Balitgtanah) yang seyogianya mempunyai alokasi ruangan kerja dan fasilitas pendukung yang dikelola masing-masing. Namun hal tersebut tidak memungkinkan karena keterbatasan dan posisi bangunan yang tidak dirancang untiuk dua satker.

5. Berdasaarkan rencana tata ruang kota, kawasan di sekitar lokasi kantor saat ini telah diperuntukan sebagai “kawasan niaga (pasar tradsional dan pusat perbelanjaan) dan kawasan wisata mendukung Kebun Raya Bogor. Selain pasar dan Kebun Raya Bogor, sebagian besar bangunan yang ada disekitar BB Litbang SDLP dan Balittanah adalah museum, seperti museum zoologi, musem kehutanan, dll.

6. Di kompleks BB Litbang SDLP dan Balittanah di Jl. Juanda No.98, terdapat laboratoroium tanah, pupuk dan mineralogi untuk penelitian dan pelayanan umum dengan kapasitas dan kegiatan analisis yang cukup besar. Limbah laboratorium tersebut belum dikelola dan tertata secara baik berdasarkan prinsip analisisi dampak dan keamanan lingkungan.

7. Di “Kampus Penelitian dan Pengembangan Pertanian Cimanggu” yang sekaligus berfungsi sebagai Kawasan Agro-Widyawisata, masih tersedianya lahan mencukupi untuk pembangunan gedung baru sesuai dengan kebutuhan BB Litbang SDLP dan Balittanah. Oleh

Page 107: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

95

sebab itu Pembangunan dan Pemindahan Kantor BB Litbang SDLP dan Balittanah juga sangat relevan dan mendukung program pengembangan kampus tersebut.

8. Kecuali Museum Tanah yang sangat sederhana dan kecil, Departemen Pertanian pada umumnya dan Badan Litbang Pertanian pada khususnya belum memiliki suatu Museum dan Diorama Pertanian yang memadai, monumental dan terstruktur/konseptual untuk mendukung pembangunan dan pengembangan IPTEK Pertanian. Sesuai dengan gagasan Bapak Menteri Pertanian untuk membangun dan menjadikan Kantor BB SDLP dan Balittanah yang sekarang sangat tepat dan potensial, baik dari segi lokasi maupun luas dan tipe (bentuk) bangunan utama yang sangat memadai.

Oleh sebab itu, diharapkan dengan realokasi dan pembangunan kantor BB Litbang SDLP dan Balittanah di Cimanggu, maka selain kinerja kedua BB Litbang SDLP dan Balittanah dapat ditingkatkan, tetapi juga dapat mendukung berbagai program umum Badan Litbang atau Kementerian Pertanian dalam bidang pengembangan IPTEK dan Agro-widyawisata.

5.3. Kronologis dan Perkembangan Perencanaan 1. Sesuai dengan berbagai masukan dan hasil dialog intenal BB Litbang

SDLP dan Balittanah, pada tanggal 4 Juli 2006 Kepala BB Litbang SDLP mengajukan usulan pemindahan kantor BB SDLP dan Balai Penenlitian Tanah dari Jl. Ir. H. Juanda No. 98 Bogor ke Kampus Pertanian di Cimanggu. Suara usulan tersebut merupakan tidak lanjut usulan informal secara lisan sebelumnya kepada Bapak Kepala Badan Litbang Pertanian.

2. Pada berbagai kesempatan Kepala Badan Litbang Pertanian menyatakan dukungan dan persetujuannya dan selanjutnya pada beberapa kesempatan secara informal menyampaikannya kepada Bapak Menteri Pertanian, antara lain pada acara Jalan Santai Menteri

Page 108: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

96

Pertanian di Kampus Litbang Cimanggu pada tahun 2007. Pada prinsipnya Bapak Menteri Pertanian setuju, tetapi sangat tidak setuju jika pembangunan dilakukan melalui tukar guling, karena Gedung BBSDLP merupakan asset Kemtan yang sangat berharga dengan nilai historis yang tinggi.

3. Selanjutnya pada Rapim tanggal 27 Desember 2007 Bapak Menteri Pertanian menyatakan persetujuannya atas usulan pembanguan Gudung BB Litbang SDLP dan Balittanah di Cimanggu, dan sekaligus mengarahkan agar kantor yang sekarang jadikan “Museum Tanah dan IPTEK Pertanian” serta agar perencanaan rancangan bangun dan anggarannya dilaksanakan tahun 2008.

4. Informas tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian melalui SMS kepada Kepala BBSDLP dan Sekretaris Badan Litbang Pertanian dengan teks asli sebagai berikut “Ass. WW. Ka BBSDL dan Sesbadan, Alhamdullilaah Bp Mentan menyetujui pembangunan BBSDLP di Camanggu TA 2009. Tolong disiapkan desaiannya di TA 2008, termasuk lokasi dan rancangan awal gambar bangunan BBSDL dan Balittanah. Lokasi sekarang untuk museum padi/pertanian dan tanah (juga tolong disainnya). Tks. Selanjutnya SMS terusan dari Kepala Badan Litbang Pertanian : “Ass WW. Ka BBSDLP, persetujuuan Bp Mentan atas pembangunan Gedung BBSDLP di Camanggu merupakan apresiasi beliau atas kinerja dan prestasi BBSDLP,. Wass.

5. Pengukuran alternatif dan penetapan lokasi pembangunan (lampirkan peta situasi/denah lokasi Kampus)

6. Persetujuan lokasi oleh Kepala Badan Litbang Pertanian (SK Ka Badan Desember 2008)

7. Menindak lanjuti arahan Bapak Menteri tentang Realokasi dan Pembangunan Gedung Kantor BB Litbang SDLP dan Balittanah serta Rencana Pembangunan Museum Tanah dan IPTEK Pertanian, pada tanggal 27 Juli 2008, Kepala Badan Litbang Pertanian menyampaikan

Page 109: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

97

memorandum kepada Menteri Pertanian. Tentang Konsep awal rancangan dan denah pembangunan gedung BBSDLP dan Balitanah serta Museum Pertanian tersebut (terlampir).

8. Pada tahun 2008 telah diselesaikan Pekerjaan Perencanaan Gedung di Cimanggu dan dilanjutkan bangun museum/diorama planologi pertanian tahun 2010 yang akan memuat dan memamerkan diorama pertanian serta berbagai situs, preparat, contoh natura yang berkaitan dengan tanah dan sumberdaya lahan di Indonesia, tanaman (padi, tanaman pangan lain, hortikultura, perkebunan) dan ternak, teknologi dan alat-alat pertanian tradisional/indigenous dari seluruh nusantara,

9. Direncanakan gedung yang akan dibangun sebanyak 14 unit seluas 8.630 m2 termasuk ruang rapat/aula, mushala dan rumah kaca, serta mesjid yang selama ini tidak tersedia di kompleks Jln. Juanda 98.

10. Pembangunan gedung kantor baru BBSDLP dan Balittanah beserta fasilitas pendukungnya di Kampus Penelitian Cimanggu Bogor dimulai sejak tahun 2008 dan direncanakan selesai pada tahun 2011. Tahapan pembangunan tersebut, sebagai berikut:

1. Pada tahun 2008 dilakukan pembuatan Master Plan dan Rencana Detail (DED) beserta prakiraan rencana biaya yang diperlukan. Dari perencanaan ini gedung baru BBSDLP dan Balittanah beserta fasilitasnya akan terdiri dari 14 unit dengan luas total bangunan 8.630 m2, tidak termasuk lapangan parkir, jalan dan lapangan olah raga. Gedung akan terdiri dari: gedung kantor, laboratorium, rumah kaca, bengkel, kantin, musholla dan aula. Perencana adalah PT. Gubah Reka Consultant, Jakarta dengan biaya total sampai DED adalah Rp. 543.796.000,- Pagu dana Rp. 700.000.000,-.

2. Pembangunan fisik direncanakan dalam 3 tahap:

a. Tahap I pada tahun 2009, telah dibangun sebanyak 2 unit gedung dalam kondisi belum siap pakai. Biaya yang disediakan sebanyak

Page 110: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

98

Rp. 5,- Milyar, dan yang terpakai Rp. 4.448.647.000,-. Gedung yang dibangun adalah Sekretariat BBSDLP (+ 70%) dan gedung kelti BBSDLP hanya struktur dan atapnya. Pelaksana fisik gedung adalah PT. Tirta Dhea Addonnics Pratama, Jakarta dengan konsultan pengawas PT. Wastu Graha Kencana Bogor.

b. Tahap II tahun 2010 dengan pagu dana Rp. 10,- Milyar, dalam proses pembangunan. Pelakasana pembangunan fisik adalah PT. Himindo Citra Mandiri, Jakarta dan konsultan pengawas PT. Wastu Graha Kencana Bogor. Gedung yang dibangun adalah:

Penyelesaian Gedung Sekretariat (1 unit, luas 1.070 m2) dan Kelti BBSDLP (1 unit, luas 1.450 m2), siap digunakan jika lisrik PLN sudah masuk. Gedung kelti BBSDLP selain untuk ruang kerja kelompok peneliti, juga termasuk ruang untuk perpustakaan, dokumentasi dan data base SDLP.

Pembangunan Gedung Sekretariat BBSDLP ( 1 unit, luas 880 m2), siap digunakan jika listrik PLN sudah masuk.

Pondasi tapak Gedung Kelti Balittanah (1 unit, luas 1.336 m2). Penyelesaian gedung ini akan dilakukan pada tahun 2011.

Gedung Laboratorium Kimia 1 unit seluas 800 m2, direncanakan untuk laboratorium rutin/pelayanan dan laboratorium penelitian (uji tanah). Gedung ini belum dilengkapi dengan meja lab dan ruang asam yang akan diadakan pada tahun 2011 agar siap pakai.

c. Tahap III tahun 2011 dengan pagu dana Rp. 18,75 Milyar untuk bangunan gedung, infrastruktur jalan dan saluran, jaringan listrik, pemadam kebakaran, dll. Sedangkan dana sebesar Rp. 1,25 M dialokasikan untuk pengadaan meubelair BBSDLP dan gedung Aula. Bangunan/gedung yang akan dibangun dan diselesaikan pada tahun 2011 adalah:

Gedung kelti Balittanah seluas 1.336 m2,

Page 111: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

99

Gedung Laboratorium Biologi Tanah, Fisika Tanah dan Mineralogi seluas total + 948 m2,

Meja, ruang asam dan mesin tumbuk tanah untuk semua laboratorium,

Gedung bengkel/garasi 2 unit (+ 470 m2),

Rumah kaca 3 unit + 390 m2,

Musholla + 285 m2,

Kantin& koperasi + 117 m2,

Aula + 885 m2,

Jaringan instalasi listrik, genset,

Pemadam kebakaran diluar gedung (hydrant),

Jalan, saluran drainase, deepwell, menara air, ground water tank,

Pengolah limbah cair,

Pagar belakang, lantai jemur/lapangan olah raga, dll.

3. Perencanaan Museum/diorama teknologi pertanian di gedung BBSDLP dan Balittanah Jl. Ir. H Juanda.98 Bogor, dalam proses pelelangan konsultan perencana. Hasil perencana tersebut selesai pada bulan Desember 2010, sebagai dasar (Detil/design dengan biaya yang diperlukan) dalam pelaksanaan pembangunan/renovasi gedung tersebut menjadi Museum/ Diorama teknologi pertanian.

Secara rinci biaya dan tahapan pembangunan gedung kantor baru BBSDLP dan Balittanah disjikan pada tabel berikut.

Page 112: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

100

Tabel 19. Rencana dan realisasi biaya pembangunan gedung kantor Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) dan Balai Penelitian Tanah (BALITTANAH) di Cimanggu Bogor

No. Gedung/Fasilitas 2008 2009 2010 x Rp. 1000,- 1. Fisik Gedung Dan

Fasilitas - 4.169.270 9.499.509

2 unit gedung (1 gedung 70%, 1 gedung struktur dan atap)

2 unit lanjutan, 2 unit baru dan 1 unit pondasi, jaringan listrik luar gedung 30%.

2. Perencanaan 543.796 26.593 50.000 - Perencanaan dan desain 543.796 - - - Pengawasan berkala 26.593 50.0003. Pengawasan Konstruksi 112.552 196.7004. Pengelolaan Kegiatan 140.232 211.850 Total 543.796 4.448.647 9.958.059 Pagu 700.000 5.000.000 10.000.000 Sisa Dana 156.204 551.353 41.941

Page 113: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

101

Lanjutan Tabel 19

No. Gedung/Fasilitas 2011 TOTAL x Rp. 1000,-

1. Fisik Gedung Dan Fasilitas 17.924.202 31.592.981

12 unit gedung (+ 4.430 m2), Jalan, saluran, jaringan listrik, air, limbah, pemadam kebakaran, genset, dll.

2. Perencanaan 89.424 709.813 - Perencanaan dan desain - 543.796 - Pengawasan berkala 89.424 166.017

3. Pengawasan Konstruksi 432.750 742.0024. Pengelolaan Kegiatan 303.624 655.706 Total 18.750.000 33.700.502 Pagu 18.750.000 34.450.000 Sisa Dana 0 749.498

Page 114: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

102

5.4. Penutup

5.4.1. Dasar Pertimbangan Museum & Diorama

• Sangat Kaya dan beragamnya budaya, teknologi, artifact dan alat- alat pertanian nasional (Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote).

• Hingga saat ini Badan Litbang (Deptan) belum memiliki suatu Museum Pertanian (kecuali museum tanah di BBSDP/Balittanah).

• Ide dan pemikiran untuk membangun suatu museum sudah lama dicetuskan.

• Pada tahun 2002 (setelah PPN-I) Balitpa (BB Padi) menggagaskan pembangunan museum padi di Sukamandi tetapi hingga saat ini belum terwujud karena berbagai kendala (terutama dana).

• Sejak tahun 2003, YAPADI juga menggagaskan pendirin museum budaya padi di beberapa lokasi di Indonesia, tetapi hanya satu yang terrealisir yaitu museum out door di Solo (saat ini tidak berfungsi lagi).

• Sejalan dengan persetujuan rencana pembangunan gedung BBSDLP/ Balittanah di Cimanggu, Bapak Menteri menggagaskan dan bahkan mensyarakan agar bekas gadung LPT (BBSDLP/Balittanah) dijadikan museum/diorama teknologi pertanian nasional.

5.4.2. Grand Design

• Bersifat historical dan futuristik

• Materi berupa :

o Gambaran budaya (adatistiadat) pertanian

o Karagaman sistem dan budidaya/aktivitas pertanian (berocock tanam) dan model farming nusantara

o Gambaran agroekosistem dan biofisik SD Lahan, Jenis Tanah, dll

Page 115: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

103

o Karagaman alat mesin dan artifact pertanian mulai dari pengolahan tanah hingga untuk pasca panen (pengolahan dan pemasaran hasil)

o Keragaman sumberdaya genetik/jenis tanaman

o Obsesi dan arah pengembangan inovasi pertanian dimasa yang akan datang

5.4.3. Rencana Pembangunan

• 2008 : Rencana umum pemanfaatan gedung BBSDLP dan Balittanah

• 2010 : Penyusunan Grand Design dan Design Rinci Diorama dan Museum Pertanian (Konstruksi, Design interor, materi dan isi, pengumpulan secara bertaham artifact, dll)

• 2011-2012 : Pelaksanaan pembangunan

Page 116: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

104

VI. PENUTUP

Walaupun banyak informasi dan inovasi teknologi sumberdaya lahan yang dihasilkan tetapi masih sangat banyak yang harus dilakukan, baik dalam upaya perbaikan dan penajaman program, peningkatan mutu hasil penelitian dan menyelesaikan kegiatan yang harus dilaksanakan.

Komunikasi dan Koordinasi secara internal dengan Balit-Balit dan secara eksternal dengan seluruh Puslit/BB, Balit Komoditas dan BPTP, Perguruan Tinggi serta stake holder lainnya sangat menentukan kelancaran dan kinerja litbang SDLP.

Terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada Bapak Menteri Pertanian, dan Kepala Badan Litbang Pertanian, yang telah memberikan tugas dan kepercayaan kepada BBSDLP untuk dapat ikut berkontribusi dalam mendukung pembangunan pertanian. Terima kasih Kepada Sekretaris Badan Litbang Pertanian, para Kepala Puslit/Balai Besar, Balit, dan BPTP serta seluruh stake holder dan mitra atas kerjasamanya dalam mendukung pelaksanaan tugas BBSDLP.

Penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya disampaikan kepada seluruh staf BBSDLP, Kepala dan staf Balittanah, Balitklimat, Balitra, dan Balingtan yang telah bahu-membahu dalam melaksanakan tugas serta dalam proses pembuatan laporan ini.

Semoga Laporan dan Success stroy ini ini bermanfaat.

Page 117: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

105

Lampiran 1. Teknologi dan hasil unggulan

A. Berdasarkan Jenis Teknologi

Jenis Teknologi/Hasil Unggulan Jumlah

* Masukan untuk Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) 6

* Masukan untuk Penerbitan Undang-Undang dan Keppres 2

* Program 100 Hari Menteri Pertanian KIB 3

* Atlas dan Peta Sumberdaya Lahan Pertanian 10

* Teknologi Mendukung Program Utama dan Strategis Kementerian Pertanian :

77

- Produksi Masal (7)

- Teknologi Aplikatif (28)

- Sedang Validasi (22)

- Teknologi Prospektif (20)

* Rekomendasi Kebijakan dan Policy Brief 10

Total 108 B. Masukan untuk Peraturan Menteri Pertanian (6) :

1. Permentan No. 1/2006 : Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi

2. Permentan No. 2/2006: Sistem Produksi, Pendaftaran dan Pengawasan Pupuk Organik dan Pembenah Tanah

3. Permentan No. 40/2007: Rekomendasi Pemupukan N, P dan K pada Padi Sawah Spesifik Lokasi (Penyempurnaan)

4. Permentan No. 53/2006: Pedoman Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Page 118: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

106

5. Permentan No. 23/2007: Pedoman Umum Peningkatan Produktivitas dan Produksi PadiJagung dan Kedelai Melalui Bantuan Benih

6. Permentan No. 14/2009: Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Pengembangan Budidaya Tanaman Kelapa Sawit

C. Masukan untuk Penerbitan Undang-Undang Dan Keppres (2) :

1. UU no. 41/2009 : Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

2. Keppres no. 5/2007 : Rehabilitasi dan Revitalisasi Lahan Rawa Pasang Surut

D. Program 100 Hari Menteri Pertanian KIB 2 (3) :

1. Buku Road Map Strategi Sektor Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim

2. Peta Kerentanan dan Dampak Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian

3. Peta Potensi Penghematan Pupuk An-Organik dan Pengembangan Pupuk Organik

E. Atlas dan Peta (10) :

1. Atlas dan Peta Sumberdaya Lahan Pertanian (3) 2. Atlas Kalender Tanam (4) 3. Atlas Ketersediaan Lahan di Indonesia 4. Peta Potensi Pemanfaatan Sumberdaya Lahan Transmigrasi

Dalam Penyerapan Tenaga Kerja 5. Peta Terkait Dengan Mobil Pintar (SIKIB 2)

Page 119: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

107

F. Teknologi Mendukung Swasembada/Ketahanan Pangan

Tahap Produksi Massal/Komersial

Teknologi Aplikatif

Sedang Divalidasi

Teknologi Prospektif

PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah)

PUP (Perangkat Uji Pupuk) Hara Sekunder

PUHT (Perangkat Uji Hara Tebu)

PUPO (Perangkat Uji Pupuk Organik)

PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering)

TITHOGANIK (Pupuk Organik)

PUGAM (Pupuk Gambut)

Betahumat (Pembenah Tanah)

PUP (Perangkat Uji Pupuk)

BETA (Pembenah Tanah)

Urea Slow Realease Coating Arang Aktif)

Biocharhumat (Pembenah Tanah)

M-Dec (Dekomposer kompos)

SMART (Bakteri Penambat N Graminae)

Formula NPK Plus

Teknologi Remediasi

Nodulin (Bakteri penambat N kedelai)

PKDSS (Software Rekomendasi Pupuk)

PUTS-Lahan Rawa (Rekomendasi pupuk padi)

Bahan Alami Penghambat Nitrifikasi

BioNutrient (Pupuk hayati)

Teknologi Informasi Rekomendasi Pupuk Berbasis Website

AWS Telemetri

DSA (Decomposer Super Aktif)

Biobus (Smesh = Bakteri Penambat N Legume)

Page 120: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

108

G. Teknologi Mendukung Swasembada/Ketahanan Pangan Dan Kawasan Hortikultura

Teknologi Aplikatif Sedang Divalidasi Teknologi Prospektif

RATEL (Pembasmi Tikus) TARACIDA (Insektisida Nabati, asal tumbuhan rawa)

ORGANAWAPLUS (Formula Pupuk Organik untuk padi dan jagung di pasang surut)

BIOSURE (Mikroba Pereduksi Sulfat)

Peta Potensi & Karakteristik Biofisik Lahan Pasang Surut dan Lebak Kalsel

Teknologi Filter Residu Pestisida di Lahan Sawah

Teknologi Biofilter Sulfat Masam

Teknologi Fertigasi Sayuran di Lahan Rawa

Teknologi Pelapisan Pupuk Urea dengan Arang Aktif

Peta Pencemaran Logam Berat Cd, Pb

-

Teknologi Pembuatan Arang (Pirolisis) Ramah Lingkungan. BIOTARA (Dekomposer Pupuk Hayati Rawa)

Peta Residu Pestisida Tingkat Tinjau di Lahan Sawah Jawa Tengah

-

Page 121: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

109

H. Teknologi dalam Mengantisipasi Terhadap Perubahan Iklim

Teknologi Aplikatif Sedang Divalidasi Teknologi Prospektif

Kalender Tanam Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi

Kalender Tanam NTB AWLR (Automatic Water Level Recorder)

VIdentifikasi VUB Padi Rendah Emisi GRK & Berdaya Hasil Tinggi

Jaringan Stasiun Iklim Telemetri Jawa

Analisis Fungsi Hidrologi DAS Mikro

Budidaya Padi Sawah Rendah Emisi

Neraca Air Pulau Jawa Peta Periode Ulang Banjir dan Kekeringan pada Lahan Sawah

Ameliorasi Pengelolaan Padi di Tanah Gambut untuk Menekan GRK

Sistem Peringatan Dini WBC

Dinamika Hidrometeorologi Lahan Rawa

Road Map Perubahan Iklim Rekomendasi Dosis dan Interval Irigasi Pompa pada Lahan Kering

Peta Penghematan Pupuk Informasi Ketersediaan DAS Ciliwung –Cisadane dan Citarum

Peta Kerentanan dan dampak perubahan iklim

Sistem Informasi Hidrologi DAS

AWS Telemetri Peta Wilayah Pertanian Rawan Banjir di Bengawan Solo and

MAPDAS (Software: Model Aliran Permukaan DAS)

WARM (Software: Watera and Agroclimate Resources Management Ver. 1.0)

DSS (Decision Support System) : panen hujan dan aliran permukaan; perubahan tipe tutupan lahan dan hubungannya dengan produksi air

Page 122: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

110

I. Teknologi Optimalisasi Sumberdaya Lahan

Teknologi Aplikatif Sedang Divalidasi Teknologi Prospektif

Peta ketersediaan lahan dan pewillayahan komoditas di Jambi

Peta spasial penyebaran dan arahan, pengembangan lahan gambut untuk pertanian di P. Sumatera

Peta Wilayah Rawan Banjir dan Kekeringan

Peta potensi Perluasan Areal Tanam Kedelai

Wilayah potensial lahan terlantar dan terdegradasi di Kalimantan Timur seluas 75.00 Ha

Software : Prototype Sistem Informasi Lahan Rawa

Teknologi Pencetakan Sawah di Lahan Bekas Tambang Timah

Teknologi Pencetakan Sawah di Lahan Bekas Tambang Batu Bara

Software: Sistem Pakar Pengelolaan Lahan Rawa

Wilayah Potensial Pengembangan IP 400 di Jawa

Peta Potensi Penghematan Pupuk An-Organik dan Pengembangan Pupuk Organik (Peta SRI dan PTT)

J. Teknologi Mendukung Pengembangan Kawasan Hortikultura

Teknologi Aplikatif Sedang Divalidasi Teknologi Prospektif

Konservasi Plasma Nutfah Buah Tropika Eksotik Rawa

TITHOGANIK (Pupuk Organik)

Identifikasi Lahan Rawan Longsor

Pemanfaatan Arang Aktif untuk Mengendalikan Residu Pestisida

Software/Tool : GEOSPLASH,

Formula Pupuk NPK Majemuk untuk Jeruk

Page 123: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

111

K. Rekomendasi Kebijakan (Policy Brief) 1. Rekomendasi Percepetan Pembangunan dan Potensi Lahan

Cadangan Pangan di Papua 2. Kriteria Ketersediaan Lahan Pertanian Berkelanjutan 3. Pedoman Umum Budidaya Pertanian pada Lahan Pegunungan 4. Ketesediaan Lahan untuk Perluasan Areal Pertanian pada Bbrp Prov. 5. Alternatif Kebijakan Pengawasan Penggunaan Pupuk Hayati di

Indonesia 6. Pemanfaatan Mikroba dalam Pengelolaan Bahan Organik Mendukung

Pertanian Organik 7. Strategi Penanggulangan Pencemaran Lahan Pertanian dan

Kerusakan Lingkungan 8. Strategi Pembangunan Pertanian di Kawasan Perbatasan 9. Penetapan Lahan Sawah Abadi Mendukung Revitalisasi Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan 10. Strategi dan Upaya Penaggulangan Dampak Erupsi Gunung Merapi

2007

Page 124: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

112

Lampiran 2. Daftar Judul Artikel yang Dipublikasikan Nasional dan Internasional

1. Shofiyati, R., R.D. Dimyati, A. Kristijono, and Wahyunto. 2005. Tsunami Effect In Nanggroe Aceh Darussalam And North Sumatra Provinces, Indonesia. Asian Journal of Geoinformatics (5)3:100-111

2. Shofiyati, R., N.T.S. Wijesekera and K. Honda. 2005. A Framework to Identify Droughts using Temporal Satellite Data – A Study of Upper Brantas Watershed in East Java of Indonesia. Asian Journal of Geoinformatics (5)3:77-86.

3. Shofiyati, R. 2009. Monograph: Remote Sensing and Geographical Information System Application: Agricultural Drought Monitoring Using Satellite Data. VDM Verlag Publisher. German.

4. Shofyati, R., and S. Uchida. 2010. Spatio Temporal Pattern Recognition of NDVI and TCT Wetness for Determining Cropping Type and Cropping Pattern of Paddy Fields. Asian Journal of Geoinformatics - The reference no of manuscript is "AJG_923" (under process)

5. Rachman, A., S.H. Anderson, and C.J. Gantzer. 2005. CT-measured Macroporosity as Affected by Stiff-stemmed Grass Hedge Systems. Soil Sci. Soc. Am. J. 69:1609-1616.

6. Rachman, A., S.H. Anderson, C.J. Gantzer, and A.L Thompson. 2008. Predicting Runoff and Sediment Yield from a Stiff-stemmed Grass Hedge System for a Small Watershed. Trans. ASABE 51(2):425-432.

7. Prihasto Setyanto. 2005. Influence of Water Regimes on CH4 Emission from Rice Field in Central Java, published in Indonesian Journal for Agricultural Science 2005.

Page 125: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

113

8. Prihasto Setyanto. Greenhouse Gas Emission From Different Land Use System on Peatland, Case Study in West Kalimantan (sedang diusulkan untuk publikasi internasional).

9. Fahmuddin Agus, Diah Setyorini, Wiwik Hartatik, San-Min Lee, Jwa Kyung Sung, and Jae-Hooon Shin, 2009. Nutrient Balance and Vegetable Crop Productionas affected by Different Sources of Organic Fartilizers. Korean Journal of Soil Science fertilizer

10. Husnaian, Toshiyuki Wakatsuki, Diah Setyorini, Hermansah, Kuniaki Sato, and Tsugiyuki Masunaga, 2009. Silica Availibility in Soils and River Water in Two Watersheds on Java Island, Indonesiae. Soil Science and Plant Nutrition.

11. Husnain, Toshiyuki Wakatsuki, and Tsugiyuki Masunaga, 2009. Dissolved silica dynamics and Phytoplankton population watershed, Indonesia. Journal: Food, Agriculture and Environment (JFAE).

12. Markus Anda, A.B.Siswanto, R.E. Subandiono. 2008. Properties of organic and acid sulfate soils and water of a ‘reclaimed’ tidal backswamp in Central Kalimantan, Indonesia. Journal : Geoderma.

13. Markus Anda, et.al. 2009. Dissolution of Ground Basalt and Its Effect on Oxisol Chemical Properties and Cocoa Growth. Journal : Soil Science Vol 174 Number 5.

14. Rachman, A., Subikse, D. Erfandi, and P. Slavich. 2008. Dynamics of

tsunami-affected soil properties. F. Agus and G. Tinning (eds.) Proceedings on Internasional Workshop on Post Tsunami Soil Management. ACIAR, 2008.

Page 126: KARAKTERISTIK LAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN …bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/images/abook_file/succes_story... · Untuk itu disusun Laporan Success Story ... (PUTS) dalam keadaan

114

15. Slavich, P., T. Iskandar, A. Rachman, P Yufdy, and Hasil Sembiring.

2008. Managing tsunami-affected soils in Aceh and Nias. F. Agus and G. Tinning (eds.) Proceedings on Internasional Workshop on Post Tsunami Soil Management. ACIAR, 2008.

16. Rachman, A. 2005. Integrated management for sustainable use of low fertility and salt-affected soils in rainfed agriculture, including salt-affected soils in coastal area in Indonesia. FAO Proceedings.

17. Rachman A., F. Agus, McLeod, M., P. Slavich. 2008. Salt leaching processes in the tsunami-affected areas of Aceh, Indonesia. The 2nd International Salinity Forum, Adelaide 31 March – 3 April 2008.

18. F. Agus, H. Subagjo, A. Rachman, and IGM Subikse. Properties of tsunami affected soils and the management implication. The 2nd International Salinity Forum, Adelaide 31 March – 3 April 2008.