Karakteristik Dan Keistimewaan Tarbiyah

3
Karakteristik dan Keistimewaan Tarbiyah Imam Al Banna berkata tentang tarbiyah “Bahwa dakwah Al-Ikhwan memiliki keistimewaan khusus dengan karakteristik yang berbeda dari banyak dakwah lainnya; baik yang satu masa dengannya atau pada masa lainnya, dan di antara karakteristiknya adalah: “Perhatiannya terhadap pembentukan dan memiliki tahapan dalam setiap langkah-langkahnya”. Dan pembentukan dan tarbiyah yang kukuh menurut Al-Ikhwan memiliki ciri dan keistimewaan khas yang tidak boleh diingkari oleh para murabbi, yaitu diantaranya: 1. At-Tarbiyah Ar-Rabbaniyah (Tarbiyah Rabbaniyah): Bahwa kita memiliki dakwah rabbaniyah yang setia kepadanya, dan diantara ciri khas dakwah rabbaniyah ini adalah: a. Al-masdar ar-rabbani (Sumber yang rabbani), dengan arti bahwa dakwah ini menerima segala perintahnya dari Allah, berjalan sesuai dengan kehendak Allah, dan sesuai dengan apa yang telah diwajibkan-Nya atas kita b. Al-Ittijah ar-rabbani (Arah yang rabbani), dengan arti bahwa kami hanya berharap segala usaha dan kerja kami hanya karena Allah dan mencari ridho -Nya, dan dari sini kami semua bebas dari berbagai tuduhan (seperti tujuan menghalalkan segala cara); karena kami berusaha menjadikan arah Rabbani sebagai manhaj kami c. Al-wasilah ar-rabbaniyah (Sarana yang rabbani); yaitu bahwa kami tidak berjalan dalam melakukan perubahan menggunakan sarana lain yang ditolak oleh syariat, sehingga mampu mewujudkan tujuan yang rabbani. 2. At-Tarbiyah As-Syumuliyah (Tarbiyah Yang Menyeluruh): yaitu tarbiyah yabg mencakup berbagai potensi jiwa manusia (akal, perasaan dan perilaku), sehingga memberikan pembentukan pada segala potensi tersebut haknya dalam melakukan perubahan dan sempurna dalam melakukan proses perubahan tarbiyah, jika tidak maka perubahan yang kita lakukan merupakan perubahan yang sia-sia dan hampa, dan hanya menghasilkan individu yang hampa pula. 3. At-Tarbiyah Al-Wastiyah (Tarbiyah Yang Moderat): yaitu tidak ada ifrat (pengurangan) dan tafrith (berlebihan) di dalamnya, tidak cenderung pada satu sisi terhadap kepentingan sisi tertentu, tidak berlebihan pada satu perkara dan mengindahkan perkara lainnya, namun menggunakan segala perkara dengan moderat, adil dan seimbang.

description

Karakteristik Dan Keistimewaan Tarbiyah

Transcript of Karakteristik Dan Keistimewaan Tarbiyah

Page 1: Karakteristik Dan Keistimewaan Tarbiyah

Karakteristik dan Keistimewaan Tarbiyah

Imam Al Banna berkata tentang tarbiyah “Bahwa dakwah Al-Ikhwan memiliki keistimewaan khusus dengan karakteristik yang berbeda dari banyak dakwah lainnya; baik yang satu masa dengannya atau pada masa lainnya, dan di antara karakteristiknya adalah: “Perhatiannya terhadap pembentukan dan memiliki tahapan dalam setiap langkah-langkahnya”. Dan pembentukan dan tarbiyah yang kukuh menurut Al-Ikhwan memiliki ciri dan keistimewaan khas yang tidak boleh diingkari oleh para murabbi, yaitu diantaranya:

1. At-Tarbiyah Ar-Rabbaniyah (Tarbiyah Rabbaniyah): Bahwa kita memiliki dakwah rabbaniyah yang setia kepadanya, dan diantara ciri khas dakwah rabbaniyah ini adalah:a. Al-masdar ar-rabbani (Sumber yang rabbani), dengan arti bahwa dakwah ini menerima

segala perintahnya dari Allah, berjalan sesuai dengan kehendak Allah, dan sesuai dengan apa yang telah diwajibkan-Nya atas kita

b. Al-Ittijah ar-rabbani (Arah yang rabbani), dengan arti bahwa kami hanya berharap segala usaha dan kerja kami hanya karena Allah dan mencari ridho -Nya, dan dari sini kami semua bebas dari berbagai tuduhan (seperti tujuan menghalalkan segala cara); karena kami berusaha menjadikan arah Rabbani sebagai manhaj kami

c. Al-wasilah ar-rabbaniyah (Sarana yang rabbani); yaitu bahwa kami tidak berjalan dalam melakukan perubahan menggunakan sarana lain yang ditolak oleh syariat, sehingga mampu mewujudkan tujuan yang rabbani.

2. At-Tarbiyah As-Syumuliyah (Tarbiyah Yang Menyeluruh): yaitu tarbiyah yabg mencakup berbagai potensi jiwa manusia (akal, perasaan dan perilaku), sehingga memberikan pembentukan pada segala potensi tersebut haknya dalam melakukan perubahan dan sempurna dalam melakukan proses perubahan tarbiyah, jika tidak maka perubahan yang kita lakukan merupakan perubahan yang sia-sia dan hampa, dan hanya menghasilkan individu yang hampa pula.

3. At-Tarbiyah Al-Wastiyah (Tarbiyah Yang Moderat): yaitu tidak ada ifrat (pengurangan) dan tafrith (berlebihan) di dalamnya, tidak cenderung pada satu sisi terhadap kepentingan sisi tertentu, tidak berlebihan pada satu perkara dan mengindahkan perkara lainnya, namun menggunakan segala perkara dengan moderat, adil dan seimbang.

4. At-Tarbiyah Al-Insaniyah (Tarbiyah Yang Manusiawi): yaitu terbiyah yang membuka interaksi dengan jiwa manusia bukan benda mati; yang dalam perjalanannya menggunakan sunnah ilahiyah dalam berinteraksi dengan jiwa manusia, dan menyedari bahwa setiap jiwa memiliki prinsip-prinsip, sendi-sendi, karaktor, perasaan dan indra yang harus selalu diperhatikan.

5. At-Tarbiyah Al-Manhajiyah (Tarbiyah Yang Bertahap): yaitu tarbiyah yang selalu bertahap dalam langkah-langkah dan fasa pembentukannya sesuai dengan prinsip bertahap, dan sesuai dengan konsep yang tersusun rapi, tergambar dan jelas karakternya, tidak terburu-buru, tidak mendahului realiti dan tidak melampaui tingkatan tangga tarbiyah yang diidam-idamkan, karena barangsiapa yang tergesa-gesa sebelum tiba waktunya maka akan mengalami penyesalan.

6. At-Tarbiyah Al-Mustamirrah (Tarbiyah Yang Berkesinambungan): Yaitu tarbiyah yang diawali dari semenjak kelahiran hakiki jiwa manusia; dengan konsep komitmen terhadap dakwah dan tarbiyah, bahkan mungkin dimulai pada umur balihg, kemudian dilanjutkan sesuai

Page 2: Karakteristik Dan Keistimewaan Tarbiyah

dengan perjalanan hidupnya secara sistemik hingga akhir hayatnya; yaitu kerja tarbiyah yang tidak pernah berhenti “Dan Beribadahlah kepada Tuhanmu hingga datang kematian” (Al-Hijr: 99), karena itu seseorang tidak boleh menuduh bahwa dirinya memiliki tingkat paling atas (senioriti) dalam kerja tarbiyah bagaimanapun posisinya.

7. At-Tarbiyah Al-Ijabiyah (Tarbiyah Yang Positif): Yaitu dakwah menuju cita-cita yang waqi’i dan efektiviti dalam kerja, terfokus pada pembahasan tentang jiwa yang positif, yang dimulai dari dalam diri, terfokus padanya dan berusaha meningkatkan potensi yang ada di dalamnya, menggelorakan jiwa yang positif dan konstruktif, efektif dan produktif, menyebarkan jiwa optimis dalam diri serta selalu memandang seperti gelas yang berisi air hampir penuh bukan kosong melompong.

8. At-Tarbiyah Al-Waqi’iyah (Tarbiyah Yang Realistis): yaitu tarbiyah yang diawali dari jiwa seadanya, berkomunikasi sesuai dengan keadaan dan realiti yang melingkupinya.

9. At-Tarbiyah Al-Murunah (Tarbiyah Yang Anjal): yaitu tarbiyah yang sejalan dengan keadaan amal dakwah; individu dan masyarakat yang melingkupinya.

10. At-Tarbiyah Al-Harakiyah (Tarbiyah Yang selalu dinamik dalam Bergerak): yaitu tarbiyah yang dibangun atas dasar pembinaan medan yang realistik, bukan sekadar ideologi atau teori belaka.

11. At-Tarbiyah Ad-Daqiqah Wal Amiqoh (Tarbiyah Yang Kukuh dan Mendalam): yaitu tarbiyah yang bukan hanya tampak pada permukaan, namun merasuk ke dalam lubuk hati manusia daalam berbagai ajaran, sarana dan bentuk-bentuknya.