digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu...

321
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian Kompas dan Koran Tempo periode Desember 2010 – Januari 2011 ) Disusun Oleh : D.PANDU YOGA BANGSAWAN D 1209020 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu...

Page 1: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Media dan Isu Keistimewaan DIY

( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian Kompas dan Koran Tempo periode Desember 2010 – Januari 2011 )

Disusun Oleh :

D.PANDU YOGA BANGSAWAN D 1209020

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

Media dan Isu Keistimewaan DIY

( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian Kompas dan Koran Tempo periode Desember 2010 – Januari 2011 )

Disusun Oleh :

D.PANDU YOGA BANGSAWAN D 1209020

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 4: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 5: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN MOTTO

Menjadi Katholik yang sejati.

Dimana ada kebenaran disitu akan tubuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketentraman untuk selama-lamanya.

Yesaya, 3 : 17

Ilmu tak akan habis hingga kita mati, karena ilmu yang abadi adalah ilmu yang berarti.

Hidup ibarat roda yang berputar, kadang di atas kadang di bawah, saat kita berada di bawah, janganlah menyerah untuk berjuang sampai di atas kembali. Namun bila kita sudah berada di atas jangan sombong dan lupa perjuangan yang kita hadapi hingga sampai di atas.

Masa depan adalah tujuan dan masa lalu adalah jalan, raihlah tujuanmu dengan penuh harapan.

Page 6: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini, Penulis banyak

sekali mendapatkan bantuan, dorongan, motivasi dari banyak pihak, oleh karena

hal itu Penulis ingin mengucapkan terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, antara lain:

1. Tuhan Yesus Kristus sang pelindungku, Puji Tuhan atas segala Berkah,

Kasih, dan Karunianya dalam hidup Penulis, Thanks God.

2. Bunda Maria, Bunda Penolong Abadi, Puji Syukur atas segala Penyertaan,

Pengantaraan, dan Curahan Kasih Karunia dalam doa Novena Tiga Salam

Maria.

3. Kedua Orang Tua Penulis, Papa Andreas Puji Hesti Sasmito dan Mama

Anastasia Herly Hastuti, atas segala dukungan, motivasi, doa, kasih sayang,

dan cinta yang diberikan kepada Penulis selama ini.

4. Saudara-saudaraku tersayang, mas Dheny, mbak Dini, dhek Fitri, dan dhek

Rima. Terima kasih untuk semua dukungan, motivasi, dan kasih sayang

kalian semua, I Love You All.

Page 7: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus dan Bunda

Maria atas berkah dan karunianya sehingga skripsi ini dapat Penulis selesaikan

dengan baik dan lancar. Proses penulisan skripsi ini banyak memberikan arti

kepada Penulis, karena dengan skripsi ini Penulis dapat mempunyai kesempatan

belajar dalam berbagai hal dari banyak pihak,

Skripsi dengan judul Media dan Isu Keistimewaan DIY (Analisis

Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian Kompas dan

Koran Tempo periode Desember 2010 - Januari 2011) ini merupakan salah

satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian untuk Skripsi ini bermula dari ketertarikan Penulis terhadap

isu mengenai Keistimewaan Yogyakarta terkait RUU Keistimewaan DIY yang

berhembus kencang di kalangan masyarakat, dan banyak diliput oleh media

massa. RUU Keistimewaan DIY ini sendiri terdapat lima pasal yakni parardhya,

kultur/adat, kepemilikan dan pengelolaan tanah, tata ruang, keuangan, dan

prosedur pemilihan kepala daerah. Hanya pasal prosedur pemilihan kepala daerah

saja yang sampai sekarang belum disepakati, karena masih menjadi perdebatan

dalam mekanisme pengangkatan kepala daerah Yogyakarta, apakah Sultan

ditetapkan secara otomatis sebagai Gubernur DIY atau dipilih melalui

pemilukada.

Menyadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan,

tetapi berkat bantuan, bimbingan dan saran-saran yang sangat berarti dari

beberapa pihak, maka hambatan tersebut dapat Penulis atasi, oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati Penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Prof. Drs. Pawito. Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 8: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

2. Dra. Prahastiwi Utari, MSi, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi I yang telah

memberikan dukungan dan kemudahan dalam penulisan skripsi hingga

selesai, semoga Tuhan Yesus Kristus memberikan balasan berkah yang

melimpah kepada beliau beserta keluarga.

4. Drs. Widyantoro, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi II yang telah

memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi.

5. Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk konsultasi, serta memberi

pengarahan dan bantuan kepada Penulis selama menempuh perkuliahan.

6. Bapak, Ibu Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang berkenan memberikan ilmu dan

pengetahuannya.

7. Bapak Thomas Pudjo Widijanto, selaku Kepala Perwakilan Kompas DIY,

yang telah memberikan ijin bagi Penulis untuk melakukan penelitian di

Kantor Perwakilan Kompas DIY, serta membantu memberikan informasi

dan data yang Penulis perlukan.

8. Bapak Phillipus SMS Parera, selaku Kepala Tempo Biro Jawa Tengah-

Yogyakarta, yang telah memberikan ijin bagi Penulis untuk melakukan

penelitian di Kantor Tempo Biro Jawa Tengah –Yogyakarta, serta

membantu memberikan informasi dan data yang Penulis perlukan.

9. Saudara Aloysius B Kurniawan, selaku wartawan Kompas yang telah

membantu memberikan informasi dan data yang Penulis perlukan.

10. Saudari Pito Agustin Rudiana, selaku wartawan Tempo yang telah

membantu memberikan informasi dan data yang Penulis perlukan.

11. Teman-teman jurusan Ilmu Komunikasi-Transfer kelas B, yang tidak bisa

Penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas pertemanan dan jalinan

silaturahmi yang indah selama ini.

12. Kepada seluruh petugas birokrasi kampus yang telah membantu.

Page 9: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

13. Serta semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, yang

telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini berlangsung.

Penulis menyadari akan kurang sempurnanya skripsi ini, namun Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak.

Surakarta, Januari 2012

D.Pandu Yoga Bangsawan

Page 10: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

ABSTRAK ................................................................................................... xvii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 11

E. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 13

a. Isu dan Opini Publik ......................................................................... 13

b. Berita ............................................................................................... 15

c. Media Massa .................................................................................... 24

d. Sejarah Keistimewaan Yogyakarta ................................................... 26

Page 11: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

F. Landasan Teori ....................................................................................... 30

a. Paradigma Konstruksionisme............................................................ 30

b. Konsep Framing ............................................................................... 38

c. Framing Sebagai Teknik Analisis ..................................................... 40

G. Kerangka Pikir ....................................................................................... 42

H. Metodologi Penelitian ............................................................................ 44

a. Jenis Penelitian ................................................................................. 44

b. Obyek Penelitian .............................................................................. 40

c. Jenis dan Sumber Data...................................................................... 45

d. Validitas Data ................................................................................... 47

e. Teknik Analisis Data ........................................................................ 43

f. Sistematik Laporan Penelitian........................................................... 49

BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Harian Kompas ...................................................................................... 56

a. Sejarah Harian Kompas .................................................................... 56

b. Visi dan Misi Kompas ...................................................................... 60

c. Nilai-nilai Dasar Kompas ................................................................. 66

d. Penyajian Halaman dan Rubrikasi .................................................... 70

e. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................ 73

f. Kebijakan Redaksional ..................................................................... 74

g. Oplag, Sirkulasi, dan Profil Pembaca Kompas .................................. 75

h. Alamat Redaksi ................................................................................ 80

Page 12: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

B. Koran Tempo ......................................................................................... 80

a. Sejarah Koran Tempo ....................................................................... 80

b. Visi dan Misi Koran Tempo ............................................................. 89

c. Penyajian Halaman dan Rubrikasi .................................................... 90

d. Desain dan Layout Koran Tempo ..................................................... 93

e. Bobot Berita ..................................................................................... 83

f. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................ 94

g. Bagan Struktur Organisasi PT.TEMPO INTI MEDIA ...................... 95

h. Bagan Struktur Organisasi SDM di Bagian Redaksional Koran

Tempo .............................................................................................. 95

i. Kebijakan Redaksional ..................................................................... 96

j. Proses Pembuatan Berita pada Koran Tempo .................................... 96

k. Outline Proses Distribusi Koran Tempo ............................................ 97

l. Oplag, Sirkulasi, dan Profil Pembaca Koran Tempo ......................... 97

m. Alamat Redaksi ................................................................................ 101

BAB III : ANALISIS DATA

A. Frame Berita di Harian Kompas ............................................................. 103

1. Analisis Teks Berita dengan Tema RUU Keistimewaan Yogyakarta

Versi Pemerintah .............................................................................. 110

2. Analisis Teks Berita Dengan Tema Survei Mengenai Keistimewaan

Yogyakarta ....................................................................................... 147

3. Analisis Berita dengan Tema Sikap Setgab Terkait RUU

Keistimewaan DIY ........................................................................... 184

Page 13: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. Frame Berita di Koran Tempo ................................................................ 194

1. Analisis Teks Berita dengan Tema Usul Referendum ....................... 204

2. Analisis Teks Berita dengan Tema RUU Keistimewaan

Yogyakarta Versi Pemerintah ......................................................... 225

3. Analisis Teks Berita dengan Tema Survei Mengenai Keistimewaan

Yogyakarta ....................................................................................... 244

4. Analisis Teks Berita dengan Tema Sikap Setgab Terkait RUU

Keistimewaan DIY ........................................................................... 272

5. Analisis Teks Berita dengan Tema Mundurnya GBPH

Prabukusumo dari Partai Demokrat Terkait Isu Keistimewaan DIY 278

C. Matriks Analisis Frame Berita ............................................................... 285

D. Kebijakan Redaksional Harian Kompas dan Koran Tempo .................... 289

BAB IV : PENUTUP

A. KESIMPULAN ..................................................................................... 296

B. SARAN ................................................................................................. 299

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 14: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Gambaran Umum Nilai Berita ................................................. 18

Tabel 2. Perbedaan antara Paradigma Positivis dan Konstruksionis ....... 35

Tabel 3. Struktur Perangkat Analisis Berita Model Pan Kosicki ............ 54

Tabel 4. Rincian Oplag Harian Kompas untuk Wilayah Jawa Tengah

dan DIY .................................................................................. 76

Tabel 5. Berita Seputar Isu Keistimewaan Yogyakarta Pada Harian

Kompas Edisi Desember 2010 – Januari 2011 ........................ 103

Tabel 6. Pengelompokan Berita Seputar Isu Keistimewaan Yogyakarta

pada harian Kompas edisi Desember 2010 – Januari 2011 ke

dalam Tema Pokok sesuai Kategori Masalah ........................... 108

Tabel 7. Analisis Berita dengan Judul Pemerintah Usul Gubernur

Dipilih ..................................................................................... 110

Tabel 8. Analisis Berita dengan Judul Keistimewaan Versi Pemerintah. 127

Tabel 9. Analisis Berita dengan Judul Sultan Hanya Dijadikan Simbol.. 137

Tabel 10. Analisis Berita dengan Judul Lebih Suka Penetapan ................ 147

Tabel 11. Analisis Berita dengan Judul Survei Menjadi Acuan

Kemendagri ............................................................................. 159

Tabel 12. Analisis Berita dengan Judul Publik Cenderung Terima

Keistimewaan .......................................................................... 169

Tabel 13. Analisis Berita dengan Judul Setgab Terpecah soal

Yogyakarta .............................................................................. 184

Page 15: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 14. Daftar Berita Seputar Isu Keistimewaan Yogyakarta

Pada Koran TEMPO Edisi Desember 2010 – Januari 2011 ... 193

Tabel 15. Pengelompokan Berita Seputar Isu Keistimewaan Yogyakarta

Pada Koran TEMPOEdisi Desember 2010 – Januari 2011 ke

dalam Tema Pokok sesuai Kategori Masalah ........................... 202

Tabel 16. Analisis Berita dengan Judul Yogyakarta Gulirkan

Referendum ............................................................................. 204

Tabel 17. Analisis Berita dengan Judul Pemerintah Berhati-hati Sikapi

Isu Referendum ...................................................................... 210

Tabel 18. Analisis Berita dengan Judul Silakan Yogya Gelar

Referendum ............................................................................. 216

Tabel 19. Analisis Berita dengan Judul USULAN PEMERINTAH

TETAP GUBERNUR YOGYA DIPILIH ................................ 226

Tabel 20. Analisis Berita dengan Judul SULTAN DIJADIKAN

GUBERNUR UTAMA ............................................................ 230

Tabel 21. Analisis Berita dengan Judul Pemerintah Ngotot Gubernur

Yogya Harus Dipilih ................................................................ 236

Tabel 22. Analisis Berita dengan Judul “71 Persen Warga Ingin

Pemilihan”............................................................................... 244

Tabel 23. Analisis Berita dengan Judul Keraton Yogya Curiga Survei

Direkayasa............................................................................... 249

Tabel 24. Analisis Berita dengan Judul Survei Tandingan Disebar .......... 255

Page 16: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 25. Analisis Berita dengan Judul Mayoritas Responden Dukung

Penetapan Sultan ..................................................................... 261

Tabel 26. Analisis Berita dengan Judul Sama-sama Survei, Hasil

Berkesebalikan ........................................................................ 267

Tabel 27. Analisis Berita dengan Judul Setgab Koalisi Bentuk Tim

Melobi Sultan .......................................................................... 273

Tabel 28. Analisis Berita dengan Judul Pangeran Yogya Tinggalkan

Demokrat ................................................................................ 278

Matrik Analisis Frame Berita .................................................................. 285

Page 17: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

A. Harian Kompas

1. Surat Bukti Penelitian dari Kompas

2. Lembar Berita Harian Kompas yang Dianalisis Berdasarkan Tema

3. Daftar Pertanyaan (in depth interview)

B. Koran Tempo

1. Surat Bukti Penelitian dari Tempo

2. Lembar Berita Koran Tempo yang Dianalisis Berdasarkan Tema

3. Daftar Pertanyaan (in depth interview)

Page 18: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRAK

D.Pandu Yoga Bangsawan, D1209020, Media dan Isu Keistimewaan DIY (Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian Kompas dan Koran Tempo periode Desember 2010 - Januari 2011). Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2012.

Isu seputar keistimewaan DIY menjadi perhatian media yang sangat luas

sehingga menarik bagi Penulis untuk mengadakan penelitian, terutama pada harian Kompas dan Koran Tempo. Dilihat dari pandangan media, Isu Keistimewaan DIY mempunyai nilai berita yang tinggi karena memenuhi beberapa unsur kelayakan berita, antara lain penting, besaran, dekat, manusiawi, ketenaran, juga konflik /kontroversi.

Penelitian ini bertujuan untuk : a).Mengetahui data tentang penilaian

harian Kompas dan Koran Tempo terhadap isu Keistimewaan propinsi Yogyakarta dalam pemberitaan yang dilakukan keduanya pada periode Desember 2010 – Januari 2011. b).Mengetahui data tentang framing (pembingkaian) harian Kompas dan Koran Tempo pada pemberitaan seputar isu Keistimewaan Yogyakarta terkait RUUK Yogyakarta. c).Mengetahui penerapan standar kebenaran, matrik obyektifitas, dan batasan-batasan serta unsur-unsur lainnya, yang digunakan oleh wartawan harian Kompas dan Koran Tempo dalam mengolah dan menyuguhkan berita.

Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif, yaitu sekedar mengungkapkan

fakta yang terjadi di lapangan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara. Validitas data menggunakan teknik tringanggulasi sumber. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis framing Pan Kosicki, dengan empat struktur pisau analisis yang lengkap, yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: (1) harian

Kompas dalam mengemas realitas peristiwa seputar keistimewaan DIY pada edisi Desember 2010- Januari 2011 cenderung menonjolkan realitas opini publik melalui jajak pendapat lembaga litbang Kompas, (2) wartawan harian Kompas punya visi untuk membentuk sesuatu, yaitu membentuk opini publik, (3) Harian Kompas menerapkan follow-up dalam membingkai berita keistimewaan DIY terkait polemik RUUK DIY dengan menampilkan feature melalui cara berkisah tertentu, (4) unsur yang paling menonjol dalam berita keistimewaan DIY adalah unsur retoris. (5) Koran Tempo dalam mengemas realitas peristiwa seputar keistimewaan DIY pada edisi Desember 2010 - Januari 2011 cenderung berimbang, hal tersebut ditunjukkan dengan memberikan porsi sama besar antara pandangan pihak pemerintah dengan pihak masyarakat DIY,(6) Koran Tempo memberikan porsi lebih pada usulan referendum, (7) Koran Tempo menerapkan

Page 19: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

follow-up dalam membingkai berita keistimewaan DIY terkait polemik RUU Keistimewaan DIY, (8) Unsur yang paling menonjol dari analisis framing Pan Kosicki pada berita seputar Keistimewaan DIY di Koran Tempo edisi Desember 2010-Januari 2011 adalah unsur retoris. (9) Wartawan harian Kompas dan Koran Tempo dalam menerapkan standart kebenaran, matrik obyektifitas, dan batasan-batasan serta unsur-unsur lainnya, dalam mengolah dan menyuguhkan berita dipengaruhi oleh rutinitas media, yakni pada prosedur pengambilan keputusan di ruang pemberitaan.

Adapun yang menjadi saran Penulis adalah: Bagi Pengelola Media: (1)

Pengelola media diharapkan sebisa mungkin selalu menerapkan prinsip berita berimbang dalam pemberitaannya, melalui coverboth side bahkan cover all side. (2) Dalam melakukan peliputan sebagai bentuk pengawalan media terhadap suatu isu, diusahakan agar media tidak hanya menjadi/dijadikan corong oleh pihak-pihak tertentu yang memanfaatkannya untuk kepentingan mereka. Bagi Pemerintah Pusat, DPR, dan pihak Keraton Yogyakarta: (1) Sebaiknya Pemerintah Pusat dan DPR segera menetapkan peraturan perundang-undangan yang memberikan kepastian hukum, terhadap keberadaan Yogyakarta sebagai daerah istimewa, dengan memperhatikan aspirasi dari masyarakat Yogyakarta melalui DPRD dan pihak kraton Yogyakarta. (2) Setelah ada penetapan peraturan perundang-undangan bagi status keistimewaan DIY yang nantinya dapat diterima oleh semua pihak termasuk Kraton Yogyakarta dan pemerintah DIY, diharapkan peran dan fungsi pemerintahan dapat dilaksanakan dengan baik. Bagi peneliti selanjutnya: (1) Berita seputar Keistimewaan DIY ini merupakan berita besar yang masih bisa memunculkan isu-isu baru dalam perkembangannya, karena sampai saat ini masih belum ada ujung pangkal penyelesaiannya sehingga masih dapat dilakukan penelitian, misalnya dalam hal sistem pemerintahan, kebudayaan, dan keagrariaan. (2) Peneliti lain yang hendak melakukan penelitian lanjutan terhadap berita seputar isu keistimewaan DIY di koran nasional, bisa mencoba menggunakan teori agenda setting, untuk melihat seperti apa akibat dari pemberitaan tersebut bagi tokoh-tokoh yang diberitakan, bagi tokoh DIY seperti apa, bagi Pemerintah seperti apa, bagi DPR seperti apa, juga bagi rakyat Yogyakarta sendiri seperti apa.

Page 20: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

ABSTRACT

D.Pandu Yoga Bangsawan, D1209020, Mass Media and Issues Privileges DIY (Framing Analysis of News Privileges DIY at Kompas daily and Koran Tempo period December 2010- Januari 2011), Skripsi, Department of Communication, Faculty of Social and Politic Science, Sebelas March University, Surakarta, January, 2012.

DIY issues surrounding privilege to be a very widespread media attention

so attractive to authors to conduct research, mainly on the Kompas daily and Koran Tempo. Seen from the view of media, Issues privileges DIY has high news value because it meets some of the elements of news worthiness, among other significanse, magnitude, proximity, human interest, prominance, also conflict / controversy.

This study aims to: a).Knowing about assement data Kompas daily and

Koran Tempo on issues in the news privileges Yogyakarta province that carried out both in the period December 2010 – January 2011. b).Knowing the data on the framing Kompas daily and Koran Tempo on the news around issues previleges Yogyakarta related RUUK Yogyakarta. 3). Knowing the application of standards of truth, objectivity matrix, and restrictions as well as other element, which are used by the journalist Kompas daily and Koran Tempo in processing and presenting the news.

This was a descriptive qualitative, that is merely expresses the fact that

occur in the field. Data collection techniques using the techniques of documentation and interviews. The validity of the data using techniques trianggulasi source. The research method used is the method of framing the analysis of Pan Kosicki, with four-blade structure a compete analysis, the syntactic structure, the structure of the script, thematic structure, and rhetorical structure.

Based on these results, it can be concluded that: (1) Kompas daily in

reality of the surrounding the Priviliges DIY on the December 2010 – Janury 2011 tended to accentuate the reality of public opinnion through polls Litbang Kompas, (2) Kompas daily journalist had the vision to create something, which is shaping public opinion, (3) Kompas daily follow-up to apply in framing news privilege DIY relate RUUK DIY polemics by displaying certain features via recounts how. (4) The most prominent element in the privilege DIY news is the element of rhetorical. (5) Koran Tempo in reality resemble the events surrounding the privilige of DIY on the December 2010 – January 2011 tend to be balanced, it is shown to offer the same great between the views of the government with the DIY community, (6) Koran Tempo provides more servings on the proposed referendum, (7) Koran Tempo implement follow- up in news framing privilege DIYrelated polemic draft privileges DIY, (8) The most prominent element of the

Page 21: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

analysis of framing Pan Kosicki on the news about privileges DIY of Koran Tempo in the edition December 2010 - Januari 2011 is the element of rhetorical. (9) Kompas daily journalist and Koran Tempo journalist in applying the standard of truth, matrix objectivity, and restrictions as well as other elements, in processing and presenting the news influenced by the routine media, namely the decision-making procedures in the news room.

Suggestion the author is: For Media Manager: (1) Media managers is

expected as far as possible always apply the principle of balanced news in preaching, through coverboth side even cover all sides. (2) In conducting media coverage as a form of guard against an issue, the media tried to be not only be/become the mouthpiece by certain parties who use it for their interest. For the Central Government, Parliament, and the Sultan Palace: (1) Central Government and Parliament should immediately establish regulations which provide legal certainty, the existence of Yogyakarta as special regions, taking into account the aspirations of the people of Yogyakarta through parliament and the palace of Yogyakarta. (2) Once there is legislation setting for the privilege satus of DIY that can later be accepted by all parties including the Sultan Palace and government DIY, expected roles an functions of government can be implemented properly. For further research: News of DIY privilege this is great news that still could raise new issues in its development, because until now there is still no end of the base so that the solution can still be done the research, for example in terms of system administration, culture, and agrarian. (2) Other researchers who want to conduct research on DIY news surrounding the issues of privilege in nation newspapers, could try to use the theory of agenda setting, ro see what the result of the reports for the figures are reported, for DIY figures as to what, for the Government as to what, for the Parliament as to what, as well as for themselves as to what the people of Yogyakarta.

Page 22: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 33 propinsi dengan

dua diantaranya merupakan daerah istimewa, yakni propinsi DI Yogyakarta

dan DI Aceh, juga satu daerah khusus ibukota negara yaitu DKI Jakarta. Dengan

menganut sejarah penunjukan status ketiga propinsi tersebut, tentu ketiganya

memiliki latar belakang yang berbeda dengan propinsi-propinsi lain di

Indonesia.

Terutama DI Yogyakarta, statusnya sebagai Daerah Istimewa itu merujuk

pada runutan sejarah berdirinya propinsi ini, baik sebelum maupun sesudah

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebelum Indonesia merdeka,

Yogyakarta sudah mempunyai tradisi pemerintahan karena Yogyakarta adalah

Kasultanan, termasuk di dalamnya terdapat juga Kadipaten Pakualaman. Daerah

yang mempunyai asal-usul dengan pemerintahannya sendiri seperti ini pada

zaman penjajahan Hindia Belanda disebut Zelfbesturende Landschappen,

sedangkan pada zaman kemerdekaan disebut dengan nama Daerah Swapraja.

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri sejak 1755 didirikan oleh

Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I.

Kadipaten Pakualaman, berdiri sejak 1813, didirikan oleh Pangeran

Notokusumo, (saudara Sultan Hamengku Buwono II ) kemudian bergelar Adipati

Paku Alam I.

Page 23: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pemerintah Hindia Belanda saat itu mengakui Kasultanan maupun

Pakualaman, sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangga sendiri.

Semua itu dinyatakan dalam kontrak politik. Terakhir kontrak politik

Kasultanan tercantum dalam Staatsblad 1941 No 47 dan kontrak politik

Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577.

Pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono

IX dan Sri Paku Alam VIII mengetok kawat kepada Presiden RI, menyatakan

bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi bagian

wilayah Negara Republik Indonesia, serta bergabung menjadi satu mewujudkan

satu kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sri Sultan Hamengku Buwono IX

dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Pegangan

hukumnya adalah:

1. Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII

tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI.

2. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Amanat Sri Paku Alam VIII

tertanggal 5 September 1945 (yang dibuat sendiri-sendiri secara terpisah).

3. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal

30 Oktober 1945 (yang dibuat bersama dalam satu naskah).

Namun, beberapa waktu yang lalu Presiden RI ke-enam sendirilah yang

kemudian melontarkan statement yang memunculkan polemik tentang

Keistimewaan DIY. Ya, Keistimewaan Yogyakarta dipertanyakan!. Pada Jumat,

26 November 2010 lalu, saat membuka rapat kabinet terbatas di kantornya,

Page 24: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan tidak pernah melupakan

sejarah dan keistimewaan DIY. Keistimewaan DIY itu sendiri berkaitan dengan

sejarah dari aspek-aspek lain yang harus diperlakukan secara khusus sebagaimana

pula yang diatur dalam Undang-Undang Dasar. Maka itu harus diperhatikan aspek

Indonesia adalah negara hukum dan negara demokrasi. Kemudian SBY

melanjutkan dengan mengatakan: “Nilai-nilai demokrasi tidak boleh diabaikan,

oleh karena itu, tidak boleh ada sistem monarki yang bertabrakan dengan

konstitusi maupun nilai-nilai demokrasi ”. Pernyataan pada bagian inilah yang

mungkin menuai kontroversi dari masyarakat, khususnya masyarakat Yogyakarta.

Pernyataan SBY yang kemudian memunculkan polemik tersebut,

mengacu pada munculnya Undang - Undang No. 32/2004, yang salah satu isinya

menetapkan bahwa Kepala Daerah ditetapkan melalui pemilihan umum atau

yang biasa disebut dengan istilah pemilukada. Semula pemerintah berniat

mengantisipasi keberadaan Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa, dengan aturan

yang tersendiri, namun Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta

itu hingga kini tidak jelas nasibnya. Pembahasan Rancangan Undang-Undang ini

menjadi deadlock, padahal masalahnya hanya menyangkut satu pasal saja yakni

pasal jabatan Gubernur, dalam hal ini pemerintah maunya Gubernur dipilih

langsung oleh rakyat.

Akhirnya permasalahan status Keistimewaan Yogyakarta yang disulut

oleh SBY ini menjadi sebuah wacana nasional masyarakat Indonesia, yang tentu

saja tidak luput dari sorotan media, setelah pro dan kontra Rancangan Undang-

Undang Keistimewaan (RUUK) Yogyakarta mengerucut pada satu tema, yakni

Page 25: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Gubernur dipilih langsung oleh rakyat atau ditetapkan. Terjadi perbedaan

pendapat antara Istana dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X, perbedaan

tersebut semakin kentara saat wacana referendum mengemuka. Sultan meminta

keputusan penentuan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

dipilih secara langsung, harus disepakati melalui referendum. Pemerintah dan

DPR, kata Raja Yogyakarta tersebut, tidak bisa menentukan itu sendiri.

Permasalahan RUU Keistimewaan Yogyakarta ini pun, beberapa waktu

yang lalu sempat memicu DPRD Yogyakarta untuk ikut angkat bicara. Menurut

DPRD Yogyakarta, dengan dasar pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945, DPRD

DIY menghendaki agar kedudukan sebagai Daerah Istimewa untuk Daerah

Tingkat I tetap lestari, dengan mengingat sejarah pembentukan dan

perkembangan Pemerintahan Daerahnya yang sepatutnya dihormati.

Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 itu menyatakan bahwa ”Pembagian

daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan

pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang, dengan memandang dan

mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem Pemerintahan Negara dan hak-

hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat Istimewa”.

Sebagai Daerah Otonom setingkat Propinsi, DIY memang dibentuk

dengan Undang-Undang No.3 tahun 1950, sesuai dengan maksud pasal 18 UUD

1945 tersebut. Disebutkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah meliputi

bekas Daerah/Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman.

Semakin lama masalah ini berkembang menjadi isu yang hangat

diperbincangkan di tingkat nasional, Isu ini banyak diendus oleh berbagai media

Page 26: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

massa, baik cetak maupun elektronik, tingkat lokal maupun nasional dari waktu ke

waktu, mulai dari kemunculannya. Media menyajikan berita seputar Isu

Keistimewaan DIY yang menyangkut polemik RUU Keistimewaan Yogyakarta

ini, sebagai headline media, salah satu diantaranya adalah harian Kompas dan

Koran Tempo. Karena, dilihat dari pandangan media, isu ini dinilai mempunyai

nilai berita yang menarik untuk diikuti perkembangannya tahapan demi tahapan.

Dimana kejadian atau peristiwa yang dianggap mempunyai nilai berita (news

value) adalah yang mengandung satu atau beberapa unsur kelayakan berita.

Unsur-unsur nilai berita itu antara lain; significance (penting), magnitude

(besaran), timesliness (waktu dan aktualitas), proximity (dekat), prominance

(ketenaran), human interest (manusiawi). Ditambah pula dengan

conflict/controversy (konflik/kontroversi), serta unusual (sesuatu yang tidak

biasa).1

Jika ditemui salah satu dari unsur diatas, maka telah dapat menjadikan

suatu kejadian/peristiwa sebagai nilai berita. Sedangkan apabila ditemukan lebih

dari satu unsur, maka kejadian tersebut semakin bertambah tinggi nilai beritanya.

Karena itu, usaha untuk mendapatkan berita besar adalah mencari kejadian yang

memiliki sebanyak mungkin unsur-unsur tersebut.

Jika dilihat dari unsur kelayakan berita, berita Keistimewaan Yogyakarta

merupakan sesuatu yang significance (penting) bagi khalayak, karena banyak

menyita perhatian masyarakat dan menimbulkan penilaian banyak orang,

magnitude (besaran) sebab menyangkut nasib propinsi Yogyakarta sendiri sebagai

1 Y.B. Margantoro, Biar Berita Bicara, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2001, hal. 31

Page 27: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

daerah yang Istimewa menurut sejarah, juga menyangkut keutuhan NKRI,

sehingga menjadikan berita ini berita besar dengan cakupan nasional. Unsur

lainnya adalah proximity (dekat), hal ini dapat dilihat dari kedekatan hati antara

Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja Yogyakarta dengan rakyatnya,

yang notabene dinilai sangat setia kepada rajanya. Kemudian unsur human

interest (manusiawi), sebab melibatkan gerakan manusia dari pihak-pihak yang

memiliki perbedaan pandangan, seperti dapat dilihat dari munculnya gerakan

masa warga Yogyakarta pendukung penetapan, mereka bersama-sama bersatu

dalam bentuk: paguyuban Lurah dan Pamong Desa Ing Sedya Memetri Asrining

Yogyakarta (Ismaya), Paguyuban Dukuh se-DIY Semarsembogo, Paguyuban

Kepala Desa dan Perangkat Desa se-DIY, Gerakan Semesta Rakyat Jogja

(Gentaraja), Gerakan Rakyat Mataram (Geram), Kawulo Ngayogyakarta

Hadiningrat, Forum Komunikasi Seniman Tradisi se-DIY, Parade Nusantara,

maupun dalam bentuk demonstrasi sebagai wujud interaksi penggambaran

kesamaan tekat.

Selain itu juga ada unsur prominance (ketenaran), dikarenakan ada

sesuatu yang membuat masyarakat luar Yogyakarta sendiri pun begitu

mengagumi kota ini, dan sampai–sampai menganggapnya sebagai rumah kedua,

misalnya saja para pelajar dari luar kota yang sedang menuntut ilmu di kota ini,

sehingga menjadikan DIY terkenal / tenar dengan sebutan kota pelajar.

Unsur selanjutnya yang menarik dan penting dalam kasus ini adalah

adanya conflict/controversy (konflik/kontroversi), yakni antara pihak Pemerintah

Page 28: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Pusat, Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, DPR, dan masyarakat Yogyakarta

yang mengacu pada RUU Keistimewaan DIY.

Meminjam istilah George Wang, “Konflik adalah oase yang tak pernah

kering dalam proses produksi berita”.2 Rumusan klasiknya adalah; konflik,

kontradiksi, dan kontroversi adalah sesuatu yang paling bernilai berita. Sebuah

konflik dan kontroversi bagaimana pun membutuhkan pemberitaan media, begitu

juga konflik yang terjadi dalam masalah status Keistimewaan Yogyakarta yang

mengacu pada RUUK Yogyakarta. Khalayak juga sangat tergantung kepada

pemberitaan media guna mengetahui perkembangan konflik dan kontroversi.

Dalam hal ini media berperan sebagai penyampai opini dan vokasi tentang

kontroversi dan isu, serta memberitahu khalayak tentang perkembangan masalah

dari waktu ke waktu yang membawanya kepada posisi yang strategis dalam

konflik. Dalam titik ini media tidak hanya dapat mempengaruhi opini masyarakat

tetapi juga pihak-pihak yang terlibat dalam konflik itu sendiri.

Dalam kasus Keistimewaan Yogyakarta ini, media dianggap memiliki

kekuatan tertentu, yang tentu saja mampu mempengaruhi situasi konflik.

Kekuatan media ini muncul melalui proses pembingkaian (framing), teknik

pengemasan fakta, penggambaran fakta, pemilihan sudut pandang (angel),

penambahan foto, gambar, dan lain-lain. Dengan demikian sebetulnya media

mempunyai potensi sebagai peredam atau pendorong konflik. Media bisa juga

memperjelas atau mengeleminirnya, dengan menekankan bagian tertentu,

menonjolkan aspek tertentu, dan membesarkan cara bercerita tertentu dari suatu

2 Agus Sudibyo, Ekonomi Politik Media Penyiaran, ISAI, Jakarta, 2004, hal. 78

Page 29: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

realitas/peristiwa. Dalam hal ini media melakukan seleksi, menghubungkan, dan

menonjolkan peristiwa sehingga makna dari peristiwa lebih mudah menyentuh

dan diingat oleh khalayak.

Media massa dilihat sebagai forum bertemunya pihak-pihak dengan

kepentingan, latar belakang dan sudut pandang yang berbeda. Setiap pihak

berusaha menonjolkan baris penafsiran klaim, argumentasi masing-masing yang

berkaitan dengan yang diberitakan atau diwacanakan.

Berita mengenai Keistimewaan Yogyakarta sangat menarik untuk diteliti,

karena Peneliti ingin melihat bangaimana sikap media di dalam memposisikan

dirinya dalam pemberitaan seputar masalah ini, khususnya pada harian Kompas

dan Koran Tempo. Apakah media bersifat netral dengan mewadahi berbagai

wacana yang berkembang atau justru memiliki kecenderungan tertentu. Tentu

setiap media memiliki ideologi yang berbeda satu sama lain, sehingga dalam

menyusun fakta realita yang berkembang menjadi berita akan berbeda pula

hasilnya antara satu media dengan media yang lain. Namun dalam hal ini Peneliti

tidak bertujuan membandingkan pemberitaan mengenai polemik RUU

Keistimewaan Yogyakarta antara harian Kompas dengan Koran Tempo, tetapi

melihat bagaimana media mengkonstruksikan realitas peristiwa atau membingkai

(mem-frame) berita sesuai dengan penerapan standar kebenaran, matrik

obyektifitas, dan batasan-batasan serta unsur-unsur lainnya.

Oleh karena itu untuk melihat hal ini Peneliti memilih menggunakan

metode analisis framing. Salah satu prinsip analisis framing adalah wartawan

Page 30: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dapat menerapkan standar kebenaran, matrik obyektifitas, dan batasan-batasan

serta unsur-unsur lainnya dalam mengolah dan menyuguhkan berita.

Analisis ini mengungkapkan bahwa wacana yang dihasilkan media

massa memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan apa yang penting

bagi khalayak pembaca publik dan berbagai persoalan dan isu yang berkembang

dalam wacana publik. Hal lain yang penting dalam pendekatan framing adalah,

bahwa analisanya sampai pada tataran untuk mengetahui bagaimana perspektif

atau cara pandang wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Hal ini

yang tidak diketemukan dalam metode analisis jenis lainnya, seperti analisis isi,

analisis wacana, agenda setting, dan semiotik.

Model Analisis framing yang dipilih adalah model analisis framing Pan

Kosicki, yang diperkenalkan oleh Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Alasan

mengapa menggunakan model Pan Kosicki dalam penelitian ini adalah karena

model ini dinilai tepat untuk dipakai membedah pembingkaian realitas oleh

media melalui isi berita/teks media. Model ini juga merupakan salah satu

alternatif yang baik dalam menganalisis teks media disamping analisis isi

kuantitatif, karena memiliki empat struktur pisau analisis yang lengkap, yaitu

struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris.

Sedangkan alasan pemilihan persoalan mengenai isu seputar

Keistimewaan Yogyakarta terkait RUUK Yogyakarta, adalah karena wacana ini

sedang ”booming” di berbagai media di Indonesia baik media cetak maupun

media elektronik, lokal maupun nasional, dimana hingga saat ini belum diketahui

ujung penyelesaiannya, mengingat sifatnya yang sangat sensitif, dikarenakan

Page 31: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

menyangkut sejarah bangsa dan dapat mengakibatkan perubahan sosial, politik,

budaya, bahkan tata pemerintahan. Sedangkan alasan pemilihan harian Kompas

dan Koran Tempo sebagai media yang diteliti, karena keduanya adalah media

bertaraf nasional yang sudah ternama, dan punya rating tinggi disertai dengan isi

pemberitaan yang kritis dan logis, dengan bahasa santun namun cerdas. Untuk

edisi seputar topik ini yang dipilih adalah pada edisi Desember 2010 – Januari

2011, karena pada periode inilah isu mengenai Keistimewaan Yogyakarta

berhembus kencang, dan banyak diliput oleh media massa.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah berguna untuk mempermudah dalam pelaksanan

penelitian. Agar dapat memberikan gambaran yang jelas sehingga dapat tercapai

sasaran dan tujuan yang dipilih. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka

dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Seperti apa pemberitaan yang dilakukan harian Kompas dan Koran

Tempo pada periode Desember 2010 – Januari 2011 sebagai bentuk

penilaian ( variabel independent ) terhadap isu Keistimewaan propinsi

Yogyakarta ( variabel dependent ) ?

2. Seperti apa harian Kompas dan Koran Tempo mengkonstruksikan realitas

peristiwa atau membingkai (mem-frame) isu Keistimewaan Yogyakarta

berkaitan dengan RUUK Yogyakarta dalam pemberitaannya?

3. Seperti apa penerapan standar kebenaran, matrik obyektifitas, dan

batasan-batasan serta unsur-unsur lainnya, yang digunakan oleh wartawan

Page 32: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

harian Kompas dan Koran Tempo dalam mengolah dan menyuguhkan

berita?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui data tentang penilaian harian Kompas dan Koran

Tempo terhadap isu Keistimewaan propinsi Yogyakarta dalam

pemberitaan yang dilakukan keduanya pada periode Desember 2010 –

Januari 2011.

2. Untuk mengetahui data tentang framing (pembingkaian) harian Kompas

dan Koran Tempo pada pemberitaan seputar isu Keistimewaan Yogyakarta

terkait RUUK Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui penerapan standar kebenaran, matrik obyektifitas, dan

batasan-batasan serta unsur-unsur lainnya, yang digunakan oleh wartawan

harian Kompas dan Koran Tempo dalam mengolah dan menyuguhkan

berita.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis

Bagi Peneliti

o Diharapkan dapat memberi gambaran, bagaimana cara suatu

media dalam mengkonstruksikan realitas peristiwa atau

membingkai (mem-frame) suatu peristiwa ke dalam bentuk berita.

Page 33: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

o Diharapkan dapat memberi gambaran, faktor apa saja yang

berpengaruh dalam proses framing/rekonstruksi realitas peristiwa.

Bagi Mahasiswa, Dosen, dan Akademisi Ilmu Komunikasi

o Diharapkan dapat menjadi referensi, bahan perbandingan, dan

bahan pembelajaran dalam penelitian kasus serupa di waktu

mendatang.

Bagi Praktisi Media Massa

o Diharapkan dapat menjadi penilaian terhadap penerapan standar

kebenaran, matrik obyektifitas, dan batasan-batasan serta unsur-

unsur lainnya, yang digunakan oleh wartawan dalam mengolah

dan menyuguhkan berita.

Bagi Masyarakat

o Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran, guna mengetahui

bagaimana perspektif atau cara pandang wartawan ketika

menyeleksi isu dan menulis berita.

o Dapat mengetahui bentuk pemberitaan yang dimuat dalam harian

Kompas dan Koran Tempo mengenai isu Keistimewaan propinsi

Yogyakarta.

b. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbang pemikiran dalam

penyempurnaan konsep dan teori analisis framing media, dalam

penggunaanya pada kasus serupa di masa mendatang.

Page 34: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menunjang perumusan masalah dan mempermudah penyampaian

teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini, maka sebelumnya akan

dijelaskan beberapa poin-poin yang didapat dari sumber berupa textbook, hasil

penelitian, dan sebagainya, yang mendukung pembahasan dan mendukung

pembuatan instrumen. Adapun penyusunannya adalah sebagai berikut :

a. Isu dan Opini Publik

Isu diuraikan sebagai topik yang terbentuk di sekitar masyarakat. Isu bisa

pula didefinisikan sebagai perbedaan pendapat diantara kelompok-kelompok

berdasarkan kesenjangan dalam fakta, nilai, atau kejadian. Definisi lainnya dari

Isu adalah perbedaan pandangan antara dua atau lebih pihak terhadap alokasi

sumberdaya, termasuk alam, finansial, politik, atau simbolik.3

Isu yang sifatnya pribadi biasanya mencakup ketidaksetujuan yang

muncul di masyarakat. Isu dapat pula diperdebatkan oleh masyarakat, dicakup

oleh media massa, dan disampaikan oleh pemerintah.

Isu tidaklah statis melainkan dinamis, ia tergantung pada besarnya

perhatian yang diterima selang waktu tertentu. Isu akan tumbuh sejak munculnya

sampai kepada kematangan yang prosesnya bisa memakan waktu lama. Meskipun

demikian, yang harus diperhatikan dari suatu isu adalah terciptanya

ketidakpastian.

Isu yang bergulir di kalangan khalayak ramai dapat menimbulkan suatu

opini publik. Opini adalah pendapat atau pandangan tentang sesuatu. Karena itu,

3 Ahmad Fuad Afdhal, Tips & Trik Public Relation, Grasindo, Jakarta, 2005, hal. 113

Page 35: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

opini bersifat subjektif karena pandangan atau penilaian seseorang dengan yang

lainnya selalu berbeda. Jadi, kendati faktanya sama, namun ketika orang beropini,

antara orang yang satu dengan orang yang lainnya memperlihatkan adanya

perbedaan4.

V.O. Key, Jr. mendefinisikan opini publik sebagai berikut: ”the

combined person opinions of adult toward issues of relevance to government”.

Menurut pendapat V.O Key, Jr. opini publik dipandang sebagai gabungan

pendapat pribadi dari orang-orang dewasa terhadap isu-isu yang relevan dengan

pemerintah5.

Ada beberapa macam definisi mengenai opini publik, dilihat dari

beberapa tinjauan ilmu, antara lain6 :

1. Ditinjau dari ilmu sosiologi, menurut William G Sumer, opini publik diartikan sebagai kekuatan yang ada dalam masyarakat. Disini kekuatan berasal dari norma atau mitos yang berada di masyarakat dan bukan dari pendapat perorangan. Definisi ini menjelaskan bahwa jika suatu pendapat dianut oleh banyak orang, maka dapat diasumsikan bahwa pendapat itu benar.

2. Ditinjau dari ilmu komunikasi, menurut Bernard Berelson, opini publik diartikan sebagai pertukaran informasi yang membentuk sikap, menentukan isu dalam masyarakat, dan dinyatakan secara terbuka. Opini publik sebagai komunikasi mengenai soal-soal tertentu yang jika dibawakan dalam bentuk atau cara tertentu kepada orang tertentu akan membawa efek tertentu pula.

3. Ditinjau dari ilmu Psikologi, menurut Leonard W. Doob, opini publik diartikan sebagai hasil dari sikap sekumpulan orang yang memperlihatkan reaksi yang sama terhadap rangsangan yang sama dari luar.

4.Aceng Abdullah, PRESS RELATION; Kiat berhubungan dengan media massa, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001 5 V.O. Key, Jr., ”PublicOpinion and American Democracy”, New York: Knopf, 1967, page. 14 dalam Erikson, Robert S. Luttbeg, Norman R; Tedin, Kent L. Pendapat umum- Amerika, (New York: John Wiley & Son, 1980), Hal: 2-3 6.http://www.elib.unikom.ac.id/files/disk1/387/jbptunikompp-gdl-mellymauli-19326-5-babixo-k. pdf, diakses 13 September 2011, pukul 22.07 WIB

Page 36: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Menurut Erikson, Lutberg, dan Tedin ada empat tahap terbentuknya opini

publik, tahapan itu antara lain7:

1. Muncul isu yang dirasakan sangat relevan bagi kehidupan orang banyak.

2. Isu tersebut relatif baru hingga memunculkan kekaburan standar penilaian atau standar ganda.

3. Ada opinion leaders (tokoh pembentuk opini) yang juga tertarik dengan isu tersebut, seperti politisi atau akademisi.

4. Mendapat perhatian pers hingga informasi dan reaksi terhadap isu tersebut diketahui khalayak.

Isu seputar keistimewaan DIY yang dibahas dalam penelitian ini

merupakan suatu isu penting yang dapat menimbulkan beraneka macam opini

publik.

b. Berita

1. Pengertian Berita

a. Berita adalah fakta, opini, pesan, informasi yang mengandung

nilai-nilai yang diumumkan, diinformasikan, yang menarik

perhatian sejumlah orang. Unsur-unsur yang terpenting dari berita

adalah “dikomunikasikan” dan “menarik perhatian sejumlah orang”

karena merupakan sesuatu yang “baru” bagi mereka. Jadi sekalipun

ada fakta, opini, dan nilai, tapi fakta tersebut belum

dikomunikasikan belum dapat disebut berita. Sebaliknya, jika

sesudah dikomunikasikan namun tidak menarik publik atau

7.http://www.fikom-jurnalistik.blogspot.com/2011/03/proses-pembentukan-opini-publik-proses. html, diakses 13 September 2011, pukul 23.10 WIB

Page 37: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kelompok publik yang dituju karena bukan sesuatu yang baru, itu

pun belum dapat disebut sebagai berita.8

b. Berita itu adalah sesuatu yang nyata (news is real). Wartawan adalah pencari fakta. Fakta yang dilengkapi dengan benar akan sama dengan kebenaran itu sendiri. Rem Rieder, editor American Journalism Review, mengatakan: Fakta adalah fakta, fiksi adalah fiksi. Jika ingin mengarang fiksi tulislah novel. Berita adalah juga peristiwa yang segar, yang baru saja terjadi, plus dan minus. Dari peristiwa itu, berita merentang sedikit ke masa lampau dan masa datang. Tekanan pada unsur waktu ini perlu sebab masyarakat sadar akan sifat sementara dari suatu keadaan. Keadaan selalu berubah dan konsumen berita ingin informasi yang paling kini. Perkembangan berita pagi ini mungkin sudah meninggalkan “fakta” yang ditulis semalam.9

c. Mark Fishman memberikan definisi berita sebagai berikut: News is neither a reflection nor a distortion of reality because either of these characterization implies that news can record what is out there. News story, if they reflect anything, reflect the practice of the workers in the organizations that produce news. Some time ago Walter Gieber (1964) made the point that news is what newspapermen make it. 10

Mark Fisherman memandang berita bukanlah refleksi atau distorsi

dari realitas yang seakan berada di luar sana. Titik perhatian tentu

saja bukan apakah berita merefleksikan realitas, apakah berita

distorsi atas realitas, maupun apakah berita sesuai dengan

kenyataan ataukah bias terhadap kenyataan yang digambarkannya.

Karena tidak ada realitas dalam arti riil yang berada di luar diri

wartawan. Kalaulah berita itu merefleksikan sesuatu maka refleksi

8 Maria Assumpta Rumanti, "Dasar-dasar public relation, teori dan praktik", Grasindo, Jakarta, 2002, hal. 130 9 Lih. rem Rieder, "Old Value for New Landscape", dalam American Journalism Review, Nov, 1999. dalam Luwi Ishwara, "Jurnalisme Dasar:Skeptis itulah ciri khas jurnalisme, hanya dengan bersikap skeptis, sebuah media dapat hidup", Seri Jurnalistik KOMPAS, Jakarta, 2011, hal: 76 10 Pamela J. Shoemaker and Stephen D. Reese. Mediating the message: theoties of influences on Mass Media Content, Second Edition, New York: Longman, 1996, hal. 110-111.

Page 38: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

itu adalah praktik pekerja dalam organisasi yang memproduksi

berita. Berita adalah apa yang pembuat berita buat.

2. Nilai Berita

Jurnalisme adalah bercerita dengan suatu tujuan. Dalam cerita atau berita

itu tersirat pesan yang ingin disampaikan wartawan kepada pembacanya, dan ada

tema yang diangkat dari suatu peristiwa. Dalam berita ada karakteristik intrisik

yang dikenal sebagai nilai berita (news value). Menurut Shoemaker dan Reese,

Nilai berita adalah elemen yang ditujukan kepada khalayak11. Nilai berita

merupakan prosedur standar peristiwa apa yang bisa disebarkan kepada khalayak.

Sehingga suatu peristiwa tidak bisa langsung disebarkan kepada khalayak sebagai

berita, ia harus disaring untuk diproses secara profesional oleh wartawan dengan

memilih peristiwa yang tidak biasa terjadi di sekitar khalayak. Jadi, Nilai berita

adalah produk dari konstruksi wartawan, ia menjadi ukuran yang berguna, atau

yang biasa diterapkan, untuk menentukan kelayakan berita (newsworthy). Nilai

berita yang berasal dari news value bisa diketahui dari “pesan” yang dikandung

oleh suatu berita. Pesan tersebut berisi nilai-nilai; dalam arti bahwa suatu

peristiwa ataupun pernyatan seseorang tidak mungkin menjadi berita jika tidak

memiliki nilai berita. Nilai-nilai berita setidaknya dapat berupa12:

1. Informasi

2. Klarifikasi

11 Luwi Ishwara, "Jurnalisme Dasar: Skeptis itulah ciri khas jurnalisme, hanya dengan bersikap skeptis, sebuah media dapat hidup", Seri Jurnalistik KOMPAS, Jakarta, 2011, hal. 77 12.Sam Abede Pareno, Manajemen Berita antara Idealisme dan Realita, Papyrus, Surabaya, 2003, hal. 25

Page 39: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Memperluas wawasan

4. Melahirkan konflik

5. Meredam konflik

6. Menyebarkan keadilan dan kebenaran

7. Menyelesaikan masalah

Peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai berita ini misalnya yang mengandung

konflik (conflict/controversy), bencana alam dan kemajemukan (natural disasters

& the plurality), dampak (impact), kemasyhuran (fame), saat yang tepat

(timeliness) / kesegaran(freshness) dan kedekatan (proximity), keganjilan

(peculiarity), interaksi manusia / human interest, seks, dan aneka lainnya.13 Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 1. Gambaran Umum Nilai Berita

No. Unsur Nilai Berita Penjelasan

1. Prominance Nilai berita diukur dari kebesaran peristiwanya atau arti pentingnya. Peristiwa yang diberitakan adalah peristiwa yang dipandang penting.

2. Human Interest Peristiwa lebih memungkinkan disebut berita kalau peristiwa itu lebih banyak mengandung unsur haru, sedih, dan menguras emosi khalayak.

3. Conflict/Controversy Peristiwa yang mengandung konflik lebih potensial disebut berita dibandingkan dengan peristiwa yang biasa-biasa saja.

4. Unusual Berita mengandung peristiwa yang tidak biasa, peristiwa yang jarang terjadi.

5. Proximity Peristiwa yang dekat lebih layak diberitakan dibandingkan dengan peristiwa yang jauh, baik fisik maupun emosional dengan khalayak.

6. Timeliness/Freshness Peristiwa yang menyangkut hal-hal yang sedang terjadi / baru ditemukan. Kejadian / peristiwa baru akan lebih menarik perhatian

13 Luwi Ishwara, Loc.Cit.

Page 40: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

khalayak, dibandingkan peristiwa sudah berlalu.

7. Magnitude Peristiwa yang dianggap lebih besar pengaruhnya / menyangkut lebih banyak orang dibandingkan peristiwa lainnya.

8. Pecualirity Peristiwa yang dianggap ganjil oleh khalayak dan tidak normal.

9. Fame Peristiwa yang menyangkut hal-hal atau orang perorang yang terkenal di mata khalayak.

10. Seks Peristiwa yang berkaitan dengan nilai-nilai seks.

* Hasil rangkuman dan adopsi dari Eriyanto, Analisis Framing; Konstruksi, Ideologi, dan Politik media, LKiS, Yogyakarta, 2002, hal: 106-107, dan sumber-sumber lain.

3. Syarat Berita

Suatu peristiwa yang awalnya kompleks dan tidak beraturan namun

memiliki kelengkapan unsur-unsur berita, yang kemudian ia ditangkap oleh

wartawan untuk diolah secara profesional dengan cara disederhanakan dan dibuat

bermakna sebagai sebuah berita, haruslah memiliki syarat-syarat tertentu sebelum

ia disebar luaskan kembali kepada khalayak melalui media massa, Syarat-syarat

berita tersebut adalah14 :

a. Akurat, singkat, padat, jelas, dan sesuai dengan kenyataan. b. Tepat waktu dan aktual. c. Obyektif, sama dengan fakta yang sebenarnya, tanpa opini dari

penulis yang dibuat-buat. d. Menarik, apa yang disajikan terdiri dari kata-kata dan kalimat yang

khas, segar, dan enak dibaca. e. Baru, belum diberitakan sebelumnya atau merupakan ulangan,

“baru” ini sangat penting, yang menarik perhatian.

14.Maria Assumpta Rumanti, "Dasar-dasar Public Relation, Teori dan Praktik", Grasindo, Jakarta, 2002, hal. 130

Page 41: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4. Produksi Berita

Dalam proses produksi berita tahap awalnya adalah bagaimana wartawan

mempersepsi peristiwa/fakta yang akan diliput. Menurut Mark Fishman, ada dua

kecenderungan studi melihat proses produksi berita15. Pertama, disebut

pandangan seleksi berita (selectivity of news). Dalam bentuk yang umum

pandangan ini sering melahirkan teori seperti gatekeeper, intinya: proses produksi

berita adalah proses seleksi yang dilakukan wartawan di lapangan dengan memilih

peristiwa mana yang penting mana yang tidak, mana yang bisa diberitakan mana

yang tidak. Setelah itu diseleksi dan disunting lagi oleh redaktur guna melihat

bagian mana yang perlu dikurangi atau ditambah. Pandangan ini mengandaikan

seolah-olah ada realitas yang benar-benar riil di luar diri wartawan, dimana

realitas tersebut yang akan diseleksi wartawan guna dibentuk menjadi sebuah

berita. Pendekatan Kedua, pendekatan pembentukan berita (creation of news),

dalam perspektif ini peristiwa bukan diseleksi, melainkan sebaliknya, yakni

dibentuk oleh wartawan dengan melakukan kreasi peristiwa dan realitas.

Wartawan berinteraksi dengan dunia (realitas) dan dengan orang yang

diwawancarai, dan sedikit banyak menentukan bagaimana bentuk dan isi berita

yang dihasilkan. Berita dihasilkan dari pengetahuan dan pikiran, bukan karena ada

realitas objektif yang berada di luar, melainkan karena orang akan

mengorganisasikan dunia yang abstrak ini menjadi dunia yang koheren dan

beraturan serta mempunyai makna.

15 Mark Fishman, "Manufacturing News”, (Austin; University of Texas Press, 1980), terutama hal. 13-14. dalam Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, ideologi, dan Politik Media, LKiS, Yogyakarta, 2002, hal. 100-101.

Page 42: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Proses pembentukan berita adalah proses yang rumit dan banyak faktor

yang berpotensi untuk mempengaruhinya. Di dalam ruang pemberitaan sendiri

yang merupakan tempat produksi berita, ada banyak kepentingan dan pengaruh

yang dapat mengintervensi media, sehingga niscaya akan terjadi pertarungan

dalam memaknai realitas dalam presentasi media. Pamela J. Shoemaker dan

Stephen D. Reese menyebutkan ada faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan16, faktor tersebut adalah:

a. Faktor individual, faktor ini berhubungan dengan latar belakang

profesional dari pengelola media. Level individual melihat

bagaimana pengaruh aspek-aspek personal dari pengelola media

mempengaruhi pemberitaan yang akan ditampilkan kepada

khalayak.

b. Level rutinitas media (media routine), rutinitas media berhubungan

dengan mekanisme dan proses penentuan berita. Dimana setiap

media umumnya mempunyai ukuran tersendiri tentang apa yang

disebut berita, apa ciri-ciri berita yang baik, atau apa kriteria

kelayakan berita. Ukuran tersebut adalah rutinitas yang

berlangsung tiap hari dan menjadi prosedur standar bagi pengelola

media yang berada di dalamnya.

c. Level organisasi, level ini berhubungan dengan struktur organisasi

yang secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Pengelola media

dan wartawan bukan orang yang tunggal yang ada dalam organisasi 16 Pamela J. Shoemaker and Stephen D. Reese, Mediating the Message: theoties of influences on Mass Media Content, Second Edition, New York: Longman, 1996. dalam Agus Sudibyo,”Politik Media dan Pertarungan Wacana, LKiS, Yogyakarta, 2001, hal. 7-13

Page 43: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

itu sendiri. Karena masing-masing komponen dalam organisasi

media bisa jadi mempunyai kepentingan sendiri-sendiri.

d. Level extra media, level ini berhubungan dengan faktor lingkungan

di luar media. Hal-hal di luar organisasi media sedikit banyak

dalam banyak kasus akan mempengaruhi pemberitaan media. Ada

beberapa faktor yang termasuk dalam lingkungan luar media,

seperti:

Sumber berita, ia mempunyai kepentingan untuk

mempengaruhi media dengan berbagai alasan: memenangkan

opini publik, atau membuat citra tertentu kepada khalayak,

dan seterusnya.

Sumber penghasilan media, ia bisa berupa iklan, bisa pula

berupa pelanggan/pembeli media. Misalnya, media tertentu

tidak akan memberitakan kasus tertentu yang berhubungan

dengan pengiklan, kecuali ada tema tertentu yang menarik dan

bisa mendongkrak penjualan sang pelanggan. Dari sini dapat

dilihat bahwa pelanggan dalam banyak hal juga ikut mewarnai

pemberitaan media.

Pihak eksternal seperti pemerintah dan lingkungan bisnis.

Pengaruh ini sangat ditentukan oleh corak dari masing-masing

lingkungan eksternal media. Misalnya, di negara otoriter

pengaruh pemerintah menjadi faktor yang dominan dalam

menentukan berita yang akan disajikan, sedangkan di negara

Page 44: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

demokratis dan menganut liberalis campur tangan negara

praktis tidak ada, justru pengaruh yang besar berada pada

lingkungan pasar dan bisnis.

Level ideologi, ideologi disini diartikan sebagai kerangka

berfikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh

individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka

menghadapinya.

5. Kategori Berita

Prinsip lain dalam proses produksi berita adalah pengkategorian berita.

Menurut Touchman ada lima kategori berita yang dipakai oleh wartawan untuk

membedakan jenis isi berita dan subyek peristiwa yang menjadi berita, yaitu hard

news, soft news, spot news, developing news, dan continuitas news17. Penjelasan

kelima kategori berita tersebut adalah sebagai berikut:

a. Hard News, Berita mengenai peristiwa yang terjadi saat itu. Kategori berita ini sangat dibatasi oleh waktu dan aktualitas, semakin cepat diberitakan semakin baik, karena ukuran keberhasilan dari kategori berita ini adalah dari sudut pandang kecepatan pemberitaannya. Berita hard news berhubungan dengan peristiwa yang penting dan cerita yang menarik untuk manusia. Peristiwa yang masuk dalam kategori hard news adalah peristiwa yang direncanakan (sidang istimewa, memorandum, pemeriksaan pejabat atas tuduhan korupsi) bisa juga peristiwa yang tidak direncanakan (kerusuhan di sampit, atau bencana alam di lampung).

17.Gaye Tuchman, ”Making News by Doing Work: Routinizing the Unexpected” dalam Morris Janowitz and Paul Hirsch (ed), Reader in Public Opinion and mass Communication. Third Edition, (New York: Macmillan Publishing, 1981), hal. 170-184 lihat juga Gaye Touchman, ”The Expection Proves The Rule: The study of Routine News Practice”, dalam Paul m. Hirsch, Peter V. Miller, and F. Gerald Kine (ed.), Strategies for Comminication Research, Sage Annual Reviews of Communication Research, (Vol.6, 9 Baverly Hills: Sage Publication, 1997), hal: 43-62. Dalam Eriyanto, Op.Cit., hal. 108-110

Page 45: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Soft News, Kategori berita ini berhubungan dengan kisah manusiawi (human interest). Dalam berita soft news informasi yang disajikan kepada khalayak bisa diberitakan kapan saja karena yang dilihat adalah apakah informasi yang disajikan kepada khalayak tersebut menyentuh emosi dan perasaan khalayak. Berita soft news berhubungan dengan peristiwa yang menarik yang berhubungan dengan kehidupan manusia.

c. Spot News, adalah subklasifikasi dari berita hard news. Dalam spot news, peristiwa yang akan diliput tidak bisa direncanakan dan tidak bisa diprediksi, karena tidak bisa diperkirakan secara spesifik dimana dan kapan peristiwa akan terjadi.

d. Developing News, adalah subklasifikasi lain dari hard news. Dalam developing news peristiwa yang diberitakan adalah mirip dengan spot news yakni berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga, namun dalam developing news dimasukkan elemen lain, dimana peristiwa yang diberitakan adalah bagian dari rangkaian berita yang akan diteruskan keesokan atau dalam berita selanjutnya.

e. Continuing News, juga merupakan subklasifikasi dari hard news. Dalam continuing news peristiwa-peristiwa bisa diprediksi dan direncanakan. Dimana suatu peristiwa bisa jadi kompleks, dan tidak terduga tetapi mengarah pada satu tema tertentu. Sebagai contoh, adalah peristiwa jatuhnya memorandum sampai sidang istimewa.

c. Media Massa

1. Pengertian Media Massa

Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita.

Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau

tempat yang tidak kita alami secara langsung. Media massa bekerja untuk

menyampaikan informasi. Untuk khalayak informasi itu dapat membentuk,

mempertahankan, atau mendefinisikan citra.18

18 Firsan Nova, Crisis:Public Relations, Grasindo, Jakarta, 2009, hal. 204

Page 46: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2. Fungsi Media Massa

Media massa dalam posisinya sebagai suatu institusi informasi memiliki

berbagai macam fungsi, baik secara sosial, ekonomi, maupun politik. Media

massa adalah alat untuk menyampaikan berita, penilaian, atau gambaran umum

tentang banyak hal. Ia bukanlah sesuatu yang bebas, independent, tetapi memiliki

keterkaitan dengan realitas sosial. Fungsi media massa secara umum adalah19 :

a. Pengantar (pembawa) bagi segenap pengetahuan. Jadi, media massa memainkan peran institusi lainnya.

b. Media massa menyelenggarakan kegiatan dalam lingkungan publik. Pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara sukarela, umum, dan murah.

c. Hubungan antara pengirim pesan dengan penerima pesan pada dasarnya seimbang dan sama.

d. Media massa menjangkau lebih banyak orang dari pada institusi lain, dan sejak dulu “mengambil alih” peranan sekolah, orang tua, agama, dan lain-lain.

3. Aspek-aspek yang membuat media massa penting dalam kehidupan

politik20

a. Daya jangkauannya (coverage) yang sangat luas dalam menyebarluaskan informasi politik; yang mampu melewati batas wilayah (geografis), kelompok umur, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi (demografis), juga perbedaan paham dan orientasi (psikografis). Dengan begitu, suatu masalah politik yang dimediasikan menjadi perhatian bersama di berbagai tempat dan kalangan.

b. Kemampuannya melipat gandakan pesan (multiplier of message) yang luar biasa, Satu peristiwa politik bisa dilipat gandakan pemberitaannya sesuai jumlah eksemplar koran, tabloid, dan majalah yang tercetak, juga bisa diulang-ulang penyiarannya sesuai kebutuhan. Alhasil, pelipat gandaan ini menimbulkan dampak yang sangat besar di tengah khalayak.

19 Firsan Nova, Ibid. 20 Ibnu Hamad, "Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: sebuah study critical discourse analysis terhadap berita-berita politik”, edisi: 1, Granit, Jakarta, 2004. Harsono Suwardi, Suatu pengantar, hal. XV-XVI

Page 47: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. Setiap media bisa mewacanakan sebuah peristiwa politik sesuai pandangannya masing-masing, Kebijaksanaan redaksional yang dimilikinya menentukan penampilan isi peristiwa politik yang diberitakan. Justru karena kemampuan inilah media banyak diincar oleh pihak-pihak yang ingin menggunakannya dan sebaliknya dijauhi oleh pihak yang tak menyukainya.

d. Fungsi Agenda Setting, media memiliki kesempatan yang luas (bahkan hampir tanpa batas) untuk memberitakan sebuah peristiwa politik. Sesuai dengan kebijakannya masing-masing. Setiap peristiwa politik dapat disiarkan atau tidak disiarkan. Yang jelas, belum tentu berita politik yang menjadi agenda merupakan agenda publik juga.

e. Pemberitaan peristiwa politik oleh suatu media lazimnya berkaitan dengan media lainnya hingga membentuk rantai informasi (media as links in other chains). Hal ini akan menambah kekuatan tersendiri pada penyebaran informasi politik dan dampaknya terhadap publik. Dengan adanya aspek ini, semakin kuatlah peranan media dalam membentuk opini publik.

Dalam kerangka pembentukan opini publik, media massa umumnya

melakukan tiga kegiatan sekaligus, Pertama, menggunakan simbol-simbol politik

(language of politic). Kedua, melaksanakan strategi pengemasan pesan (framing

strategies). Ketiga, melakukan fungsi agenda media (agenda setting function).21

d. Sejarah Keistimewaan Yogyakarta

Yogyakarta adalah daerah yang pernah menjadi Ibukota RI di tahun

1946-1949 pada masa penjajahan Belanda (tepatnya tanggal 4 Januari 1946 s.d 27

Desember 1949). Pada waktu itu Sultan Hamengku Buwono IX menjadi

pemimpin pemerintahan di Indonesia, dikarenakan Mohammad Hatta yang

merupakan perdana menteri saat itu menjadi wakil RI dalam Konferensi Meja

21 McNair, Brian,"An Introduction to political Communications”, (London, Routledge, 1955, Bab 1), hal 12. Membagi realitas politik menjadi 3 bentuk: Objective political reality (kejadian-kejadian politik sebagaimana adanya), Subjective reality (kejadian politik menurut persesi aktor-aktor politik dan khalayak, constructed reality (realitas politik hasil liputan media). dalam Ibnu Hamad, Op.Cit., 2004, hal. 2

Page 48: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Bundar (KMB) di Belanda. Dan Sultan Hamengku Buwono IX pula lah yang

mewakili RI dalam penyerahan kekuasaan dari Belanda melalui Lovink sebagai

wakil Belanda.

Melihat sejarah perjuangan pada masa perang kemerdekaan tersebut

sudah sepantasnya Yogyakarta mendapat predikat Daerah Istimewa dari

Pemerintah RI berkaitan dengan statusnya. Yogyakarta pun pernah dirumuskan

keistimewaannya meliputi tiga hal yang dapat ditelusuri dari kenyataan historis,

yaitu keistimewaan dalam hal kepala daerah dan wakil kepala daerah,

keistimewaan dalam hal pemilikan tanah, dan keistimewaan dalam kebudayaan.

Meski secara yuridis belum diatur tersendiri secara keseluruhan, namun hal ini

sejak tahun 1945 sudah dihayati dan dilaksanakan oleh pemerintah DIY, dan tidak

ditolak Pemerintah Pusat. Dan akan lebih baik lagi bila benar-benar dikukuhkan

dalam peraturan perundang-undangan RI yang resmi, mengingat lima landasan

sebelumnya dianggap belum cukup kuat mengukuhkan status keistimewaan

Yogyakarta. Kelima landasan hukum sebelumnya yang dibuat berkaitan dengan

Keistimewaan Yogyakarta tersebut antara lain:

1. UUD 1945 pasal 18, yang memberi pengakuan formal terhadap

daerah-daerah yang memiliki keistimewaan, yang diatur dengan

Undang-undang, dengan mengingat hak-hak asal-usul yang berlaku

di daerah istimewa itu”.22

22 Soedarisman Poerwokoesoemo, "Daerah Istimewa Yogyakarta", Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1984, hal. 53

Page 49: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tegasnya, sekalipun secara de facto keistimewaan Yogyakarta

diakui, namun secara de jure memerlukan pengaturan atau katentuan

hukum yang pasti.

2. Undang-undang No.3 tahun 1950, tentang pembentukan Daerah

Istimewa Yogyakarta. Namun UUD ini masih berlandaskan pada

UUDS 1950, sedangkan berdasarkan dekrit presiden 5 Juli 1959,

negara RI kembali menggunakan UUD 1945 hingga kini. Di dalam

UU No.3 tahun 1950 tersebut ditetapkan 13 urusan yang menjadi

kewenangan propinsi Yogyakarta. Artinya sama dengan urusan yang

diserahkan kepada propinsi lain, bedanya urusan-urusan rumah

tangga dan kewajiban-kewajiban lain yang telah dikerjakan oleh

Pemerintah Yogyakarta sebelum pembentukan UU No.3 tahun 1950

tetap dilanjutkan sampai kelak ditentukan lain oleh Undang-undang

yang baru. Selain itu ditentukan pula bahwa Pemerintah Yogyakarta

harus memikul semua hutang piutang yang terjadi sebelum

pembentukan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.23

Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1950 juga dikeluarkan Undang-

undang No.19 tahun 1950 yang mengubah Undang-undang No.3

tahun 1950, dimana dalam Undang-undang ini ditetapkan 15 urusan

yang menjadi kewenangan provinsi Yogyakarta, yang sebelumnya

ada 13 urusan. Namun dalam Undang-undang No.3 tahun 1950

maupun Undang-undang No.19 tahun 1950 disamping memasung

23.The Liang Gie, "Pertumbuhan Pemerintahan daerah di Negara Republik Indonesia”, Liberty, Yogyakarta, 1993, hal. 205

Page 50: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

inisiatif daerah sebab mengatur urusan bukan memberi kewenangan,

juga tidak mencakup dimensi Keistimewaan Yogyakarta. Karenanya

dirasa perlu membentuk satu Undang-undang baru sebagai payung

yuridis yang secara eksplisit dan komprehensif mengakui dan

mengatur keistimewaan Yogyakarta.

3. Maklumat Sri Sultan Hamengku Buwono IX (sebagai penguasa

Kasultanan Yogyakarta) dan Sri Paku Alam VII (sebagai penguasa

Kadipaten Pakualaman), yang menegaskan bahwa Yogyakarta

adalah bagian dari wilayah Republik Indonesia yang berstatus

Istimewa, karenanya keduanya bertanggung jawab langsung kepada

Presiden Republik Indonesia24. Maklumat tersebut selaras dengan

piagam Kedudukan Sri Sultan Hamengkubuwono dan Sri Paku Alam

yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 19 Agustus

194525.

4. Amanat Sri Padoeka Ingkeng Sinoewoen Kandjeng Soeltan Hamengkoe Boewana IX dan Sri Padoeka Kandjeng Goesti Pangeran Adipati Arja Pakoealam VIII tanggal 30 Oktober 1945, yang menyatakan proses penyelenggaraan pemerintahan di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan oleh Sri Sultan, Sri Paku Alam, dan Badan Pekerja Komite Nasional Daerah Yogyakarta (terdiri dari wakil-wakil rakyat yang bisa dinilai sebagai pengakuan akan perlunya keterlibatan rakyat dalam proses pemerintahan) membuktilkan adanya upaya monarki Yogyakarta untuk melakukan demokratisasi politik.26

5. Maklumat nomor 18 tanggal 18 Mei 1946 tentang Dewan-Dewan

Perwakilan Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan

24 Soedarisman Poerwokoesoemo, Op.Cit, hal. 14-16 25 Sujamto dalam Soedarisman Poerwokoesoemo, Ibid, hal. 295-296 26 Ibid, hal. 19-20

Page 51: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

persetujuan antara Sri Sultan, Sri Paku Alam, dan Badan Pekerja

Dewan Daerah, dimana layak dinilai sebagai satu langkah yang lebih

maju untuk membangun pemerintahan yang stabil dan efektif.

Maklumat ini berisi keputusan untuk mengadakan peraturan tentang

jalannya kekuasaan mengatur dari memerintah (legislatif dan

eksekutif) sehingga akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas

horizontal dari pemerintah di Yogyakarta dapat dicapai.27 Dengan

maklumat ini dapat dilihat bahwa Sri Sultan maupun Sri Paku Alam

sudah berusaha menciptakan desentralisasi kekuasaan dan

mengakibatkan munculnya mekanisme check and balance yang

menjadi ciri sebuah pemerintahan yang demokratis.

F. Landasan Teori

Tinjauan teoritis berguna sebagai arahan untuk mempermudah

tercapainya tujuan suatu penelitian. Dengan didasarkan pada teori yang relevan,

suatu tinjauan teoritis dapat memberikan rambu-rambu dalam pemikiran si

peneliti. Berikut ini adalah penyajian tinjauan teoritis yang digunakan :

1. Paradigma Konstruksionisme

Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas S. Kuhn

dalam bukunya The Struktureof Scientific Revolution, pada tahun 1962.

Paradigma ilmiah menurut Kuhn adalah konstalasi hasil-hasil kajian yang terdiri

27 Ibid, hal. 35-37

Page 52: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

atas seperangkat konsep, nilai, teknik, dan lainnya, yang digunakan secara

bersama oleh suatu komunitas ilmiah untuk menentukan keabsahan problem dan

solusinya. Kemudian definisi paradigma Kuhn tadi diperluas oleh Capta menjadi

paradigma sosial pada tahun 1991, definisi paradigma sosial menurut Capta yaitu

berupa kumpulan konsep, nilai, persepsi, dan praktik yang dimiliki bersama oleh

suatu komunitas yang membentuk suatu visi realitas yang menjadi landasan

begaimana komunitas itu mengatur dirinya sendiri.28

Namun istilah paradigma sendiri secara lebih jelas justru dipopulerkan

oleh Robert Friedrichs, dia merumuskan paradigma sebagai suatu pandangan

mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan

(subject matter) yang semestinya dipelajari (a fundamental images a dicipline has

of its subject matter). Pandangan Robert Friedrichs ini selanjutnya diperjelas dan

diperinci lagi oleh George Ritzer, menurut George Ritzer paradigma adalah

pandangan yang mendasar dari ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan

yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang/ disiplin ilmu pengetahuan.29

Paradigma membantu merumuskan apa yang harus dipelajari, persoalan-

persoalan apa yang mesti dijawab bagaimana seharusnya menjawabnya, serta

aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang

dikumpulkan dalam rangka menjawab persoalan-persoalan tersebut. Jadi dapat

disimpulkan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar tentang asumsi yang

28.A.Mappadjantji Amien, Kemandirian Lokal; Konsepsi Pembangunan, Organisasi, dan Pendidikan dari Perspektif Sains Baru, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005, hal. 36 29 Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan;Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi, Pustaka Widyatama, Yogyakarta, 2006, hal. 9

Page 53: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

secara logis dianut bersama, konsep, atau proposisi yang mengarahkan cara

berpikir dan cara penelitian.

Di dalam paradigma terdapat suatu aliran filsafat ilmu pengetahuan yang

memandang semesta secara etimologis sebagai hasil konstruksi sosial, dan bukan

sesuatu yang ditemukan/telah ada sebelumnya. Aliran ini disebut aliran

konstruksionis/paradigma konstruksionis. Konstruksionis membangun perspektif

tentang adanya keterkaitan antara obyek dan subyek dan adanya peran pikiran dan

pengaruh subjektivitas dalam mengontrol semesta.

Paradigma Konstruksionisme diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan

Thomas Luckmann. Mereka berdua banyak menulis karya dan menghasilkan tesis

mengenai konstruksi soaial atas realitas. Tesis utama dari Berger adalah manusia

dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis, dan plural secara terus

menerus30.

Dialektis disini dalam pandapat Berger dan Luchmann, bahwa telah

terjadi dialektika antara individu yang menciptakan masyarakat dan masyarakat

yang menciptakan individu. Proses dialektika ini terjadi melalui tiga tahapan31 :

1. Eksternalisasi (penyesuaian diri), yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia sosiokultural, baik dalam keadaan mental maupun fisik.

2. Obyektivasi, yaitu interaksi sosial yang terjadi dalam intersubyektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusional.

3. Internalisasi, yaitu proses yang mana individu mengidentifikasi dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya.

30 Eriyanto, Op.Cit, hal. 34 31 Burhan Bungin, Imaji media massa: Konstruksi dan makna Realitas sosial Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalistik, Jendela, Jakarta, 2001, hal. 14-15

Page 54: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Mereka menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya,

yang mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki

dan dialami bersama secara subyektif 32.

Manusia juga merupakan produk yang bersifat dinamis, dinamis yang

dimaksud adalah suatu realitas sebagai hasil dari konstruksi sosial, maka realitas

bersifat subjektif dan objektif sekaligus. Dalam realitas subyektif, menyangkut

makna, interpretasi, dan hasil relasi antara individu dengan obyek. Setiap individu

mempunyai latar belakang sejarah, pengetahuan, dan lingkungan yang berbeda-

beda, yang bisa jadi menghasilkan penafsiran yang berbeda pula ketika melihat

dan berhadapan dengan obyek. Sedangkan dalam realitas obyektif, sesuatu yang

dialami bersifat eksternal, berada di luar/ dalam istilah Berger tidak dapat kita

tiadakan dengan angan-angan. Hal itu misalnya dapat dilihat dari rumusan

institusi, aturan-aturan yang ada, dan sebagainya33.

Sedangkan plural yang dimaksud adalah, menurut Berger suatu realitas

tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga diturunkan oleh Tuhan tetapi dibentuk dan

dikonstruksi. Realitas itu berwajah ganda/plural dimana setiap orang mempunyai

konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas 34.

Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah

realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis

pada paradigma konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau

realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk.

32 Ibid, hal.10 33 Eriyanto, Op.Cit, hal. 16 34 Ibid, hal.15

Page 55: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionis ini sering disebut

sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna, dimana ia sering dilawankan

dengan paradigma positivis (Paradigma transmisi). Ada beberapa ahli yang

mempunyai peristilahan yang berbeda dalam menyebut paradigma konstrusionis

dan paradigma positivis dalam studi media dan komunikasi. Ann N. Crigler

dalam studi media dan komunikasi menyebut pandangan positivis dengan sebutan

pandangan efek media, sedangkan John Fiske dalam studi komunikasi menyebut

pandangan positivis dengan sebutan pendekatan proses dan pandangan

konstruksionis dengan sebutan pendekatan semiotik.35

Di dalam studi media komunikasi, jika paradigma positivis (transmisi)

menggambarkan komunikasi sebagai sebuah proses penyebaran dengan asumsi

ada hubungan satu arah dari media kepada khalayak, dimana dalam

menyampaikan pesan digambarkan peranan sumber aktif dan khalayak pasif. Pada

paradigma kontruksionis (produksi dan pertukaran makna) justru melihat

komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna, dimana yang menjadi titik

perhatian adalah bagaimana masing-masing pihak dalam lalu lintas komunikasi

saling memproduksi dan mempertukarkan makna, karena pesan itu sendiri

diandaikan tidak statis, ia dibentuk secara bersama-sama antara pengirim dan

penerima/pihak yang berkomunikasi dan dihubungkan dengan konteks sosial

dimana mereka berada.

35 Ann. N. Crigler, “introduction: Making Sence of Politics: Construkting Political Message and Meanings”. Dalam Ann n. Crigler (ed,), The Psychology of Political Communication, (Ann Arbor: The University of Michigan Press, 1996), hal. 7-9; Jihn Fiske, Introduction to Communication Studies, Second Edition, (London and New York; Routledge, 1990), hal.2-4. dalam Eriyanto, Ibid, hal. 37

Page 56: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Ada dua karakteristik penting dari pendekatan konstruksionis 36, yakni:

a. Pendekatan Konstruksionis menekankan pada politik pemaknaan dan proses bagaimana seseorang membuat gambaran tentang realitas. Makna bukanlah sesuatu yang absolut, konsep statik yang ditemukan dalam suatu pesan. Makna adalah suatu proses aktif yang ditafsirkan seseorang dalam suatu pesan.

b. Pendekatan Konstruksionis memandang kegiatan komunikasi sebagai proses yang dinamis. Pendekatan memeriksa bagaimana pembentukan pesan dari sisi komunikator, dan dalam sisi penerima ia memeriksa bagaimana konstruksi makna individu ketika menerima pesan. Pesan dipandang bukan sebagai minor of reality yang menampilkan fakta apa adanya.

Di dalam penilaian bagaimana media, wartawan, dan berita dilihat, juga

terdapat perbedaan antara paradigma konstrusionis dengan paradigma positivis.

Perbedaan tersebut dirangkum dalam tabel berikut ini:

Tabel 2. Perbedaan antara Paradigma Positivis dan Konstruksionis

No. Pembeda Positivis Konstruksionis

1. Fakta/Peristiwa Ada fakta ”riil” yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal

Fakta merupakan konstruksi atas realitas. Kebenaran suatu fakta bersifat relatif, berlaku sesuai konteks tertentu.

2. Media Media sebagai saluran pesan

Media sebagai agen konstruksi pesan

3. Berita Berita adalah cermin dan refleksi dari kenyataan. Karena itu, berita haruslah sama dan sebangun dengan fakta yang hendak diliput.

Berita tidak mungkin merupakan cermin dan refleksi dari realitas. Karena berita yang terbentuk merupakan konstruksi atas realitas.

4. Sifat Berita Berita bersifat objektif: Menyingkirkan opini dan pandangan subjektif dari pembuat berita.

Berita bersifat subjektif : opini tidak dapat dihilangkan karena ketika meliput, wartawan melihat

36 Ibid., hal. 8-9

Page 57: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dengan perspektif dan pertimbangan subjektif.

5. Wartawan Wartawan sebagai pelopor

Wartawan sebagai partisipan yang menjembatani keragaman subjektifitas pelaku sosial.

6. Nilai, Etika, Opini, dan Pilihan Moral

Nilai, etika, opini, dan pilihan moral berada di luar proses peliputan berita.

Nilai, etika, dan

pilihan moral harus berada di luar proses penelitian.

Nilai, etika, dan keberpihakan wartawan tidak dapatdipisahkan dari proses peliputan dan pelaporan suatu peristiwa.

Nilai, etika, dan pilihan moral bagian tak terpisahkan dari suatu penelitian

7. Khalayak Berita diterima sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembuat berita.

Khalayak mempunyai penafsiran sendiri yang bisa jadi berbeda dari pembuat berita.

*Hasil perangkuman yang diadobsi dari Eriyanto, Analisis Framing; Konstruksi, Ideologi, dan Politik media, LKiS, Yogyakarta, 2002, hal: 19-36

Dilihat dari tabel di atas, dapat diambil garis besar tentang pandangan

paradigma konstruksionis dalam konteks berita. Sebuah teks berita haruslah

dipandang sebagai konstruksi atas realitas, karenanya sangat potensial terjadi

peristiwa yang sama dikonstruksikan secara berbeda. Wartawan bisa jadi

mempunyai pandangan dan konsepsi yang berbeda saat melihat suatu peristiwa,

itu dapat dilihat dari bagaimana mereka mengkonstruksi peristiwa tersebut dalam

wujud teks berita. Berita dalam pandangan konstruksi sosial, bukan merupakan

peristiwa atau fakta dalam arti yang riil. Di sini realitas bukan dioper begitu saja

Page 58: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

sebagai berita, melainkan ia adalah produk interaksi antara wartawan dengan

fakta. Dalam proses internalisasi; wartawan dilanda oleh realitas, dimana realitas

tersebut diamati oleh wartawan dan diserap dalam kesadaran wartawan.

Sedangkan dalam proses eksternalisasi; wartawan menceburkan dirinya untuk

memaknai realitas, konsep tentang fakta diekspresikan untuk melihat realitas.

Hasil dari berita adalah produk dari proses interaksi dan dialektika tersebut.

Paradigma Konstruksionisme pun memiliki beberapa kelemahan, antara

lain37 :

a) Pada pendekatan ini, unsur “power” sering diabaikan. Artinya,

kemampuan dominasi satu media atas media lainnya kurang

diperhatikan, padahal konstruksi realitas simbolik melalui teks

dalam menggambarkan realitas yang sebenarnya sangat

dipengaruhi oleh “kekuatan” media tertentu secara keseluruhan,

baikyang menyangkut kompleksitas dan intensitas maupun yang

menyangkut solvabilitas.

b) Pendekatan ini juga sering mengabaikan unsur konteks spesifik

yang ditemui pada saat penelitian dilakukan. Misalnya, terdapat

potensi yang mengandung “hegemoni tandingan” (counter

hegemony) terhadap ideologi media yang mendominasi, sehingga

realitas sosial yang digambarkan bukanlah realitas tunggal,

melainkan realitas yang beragam (multiple reality).

37 Fathurin Zen, NU POLITIK, Analisis Wacana Media, LKiS, Yogyakarta, 2004, hal. 103

Page 59: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dalam penelitian ini, yang membahas mengenai berita seputar isu

keistimewaan DIY terkait RUU Keistimewaan Yogyakarta menggunakan analisis

framing, dimana analisis framing termasuk ke dalam paradigma kontruksionis.

Karenanya pada bahasan selanjutnya akan dijelaskan mengenai konsep framing

itu sendiri dan bagaimana framing digunakan sebagai teknik analisis.

2. Konsep Framing

Analisis framing pada dasarnya merupakan versi terbaru dari pendekatan

analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media. Gagasan tentang

framing pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955.38 Awalnya frame

dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang

mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan

kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian

dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame

sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips of behavior) yang membimbing

individu dalam membaca realitas.

Konsep framing atau frame sendiri bukan murni konsep ilmu

komunikasi, ia dipinjam dari ilmu kognitif (psikologis), namun dewasa ini konsep

framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk

menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus realita

oleh media. Dalam ranah studi komunikasi, analisis framing mewakili tradisi yang

mengedepankan pendekatan atau perspektif multidisipliner untuk menganalisis

38.Agus Sudibyo, Citra Bung Karno, Analisis Berita Pers Orde Baru, Bigraf Publishing, Yogyakarta, 1999a

Page 60: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

fenomena atau aktivitas komunikasi. Ada beberapa definisi mengenai framing

yang disampaikan oleh beberapa ahli, definisi tersebut adalah sebagai berikut39 :

1. Robert N. Entman : “Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain”.

2. Wiliam A. Gamson : ”Cara bercerita / gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan obyek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan (package). Kemasan itu semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima”.

3. Todd Gitlin : “Strategi bagaimana realitas / dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari realitas”.

4. David E. Snow and Robert Benford : “Pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dan kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan sistem kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu, anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi, dan kalimat tertentu.”

5. Amy Binder : “ Skema imterpretasi yang digunakan oleh individu untuk menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasi, dan melabeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung. Frame mengorganisasikan peristiwa yang kompleks ke dalam bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu individu untuk mengerti makna peristiwa.”

6. Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki : “ Strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita.

Dari beberapa definisi framing menurut beberapa ahli di atas meskipun

berbeda dalam pengertian dan penekanan, namun ada ada titik singgung utama,

39 Eriyanto, Op.Cit, hal. 67

Page 61: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

yaitu bahwa framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas isu

dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi realitas

itu, hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol

dan lebih mudah dikenal. Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-

aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh media. Penyajian tersebut

dilakukan dengan menekankan bagian tertentu, menonjolkan aspek tertentu, dan

membesarkan cara bercerita tertentu dari suatu realitas/peristiwa. Di sini media

menseleksi, menghubungkan, dan menonjolkan peristiwa sehingga makna dari

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.40

3. Framing sebagai Teknik Analisis

Analisis framing secara umum membahas mengenai bagaimana media

membentuk konstruksi atas realitas, menyajikan dan menampilkannya kepada

khalayak. Dalam analisis framing, yang kita lihat adalah bagaimana cara media

memahami, memaknai, dan membingkai kasus, yang diberitakan. Metode

semacam ini tentu saja berusaha mengerti (verstehen), dan menafsirkan makna

dari suatu teks dengan menguraikan bagaimana media membingkai isu. Pada

dasarnya framing adalah metode melihat cara bercerita (story telling) media atas

peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang

dijadikan berita. “Cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi

realitas. Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana

media mengkonstruksikan relitas. Analisis framing juga dipakai untuk melihat 40.Arie S. Soesilo and Philo C. Wasburn, ”Construkting A Political Spectacle: America and Indonesian Media accounts of the Crisis in the Gulf”. The Sociological Quarterly, vol. 35, No. 2, 1994, hal. 368

Page 62: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media. Dalam analisis framing,

yang menjadi pusat perhatian adalah pembentukan pesan dari teks. Framing,

terutama melihat bagaimana pesan/peristiwa dikonstruksi oleh media. Bagaimana

wartawan mengkonstruksi peristiwa dan menyajikannya kepada khalayak

pembaca.41

Ada tiga kategori besar elemen / level framing menurut Jisun Woo42, yaitu:

a. Level makrostruktural, level framing ini dapat dilihat sebagai pembingkaian dalam tingkat wacana. Bagaimana peristiwa dipahami oleh media.

b. Level mikrostruktural, level ini memusatkan perhatian pada bagian atau sisi mana dari peristiwa tersebut yang ditonjolkan dan bagian atau sisi mana yang dilupakan /dikecilkan. Elemen mikrostruktural membahas mengenai fakta apa yang disajikan secara menonjol dan fakta mana yang disajikan secara tersembunyi. Pemilihan fakta, angel, narasumber, dalah bagian dari level mikrostruktural ini.

c. Elemen retoris, elemen ini memusatkan perhatian pada bagaimana fakta ditekankan. Penekanan itu dilakukan di antaranya dengan pemilihan kata, kalimat, retorika, gambar, atau grafik tertentu, dengan tujuan untuk meyakinkan kepada khalayak bahwa apa yang disajikan oleh media adalah benar.

Analisis Framing, pendekatan ini pun memiliki beberapa kelemahan,

antara lain43:

a) Adanya anggapan bahwa analisis teks hanya bersifat teori yang tidak menyentuh realitas sosial yang ada.

b) Pemilihan unit analisis dari berita-berita surat kabar ibukota, belum tentu surat kabar tersebut meliput setiap berita yang memiliki nilai bagi pencitraan komunikasi dan konflik politik antara kedua kelompok (tradisionis dan modernis), disamping realitas dan dinamika organisasi yang ada tidak sesederhana sebagaimana yang digambarkan media tersebut.

c) Realitas simbolik yang dikonstruksikan oleh media hanyalah bagian kecil dari realitas objektif yang sebenarnya. Sehingga,

41 Dedy Mulyana, Suatu Pengantar, dalam Eriyanto, Op.Cit, hal. 9-11 42 Jisun Woo, ”Television news Discource in Political Transition Framing the 1987 and 1992 Korean Presidential Elections”, Political communication, (Vol. 13, No.1, 1996), hal. 63-80. dalam Eriyanto, Ibid, Epilog, hal. 287 43 Fathurin Zen, Op.Cit, hal. 104

Page 63: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

penggambaran yang tidak utuh akan menyebabkan kesimpulan yang diambil oleh khalayak juga tidak utuh. Akibatnya, realitas simbolik ini kadang-kadang lebih dipercaya sebagai realitas yang sesungguhnya.

d) Kemudian menurut pengakuan Pan dan Kosicki sendiri, salah satu kelemahan pendekatan ini ialah keputusan metodologis tentang unit-unit berita mana saja yang diambil sebagai sample, yang dilakukan pengkodean, dan yang dianalisis. Begitu juga menyangkut rumusan konseptual tentang potongan-potongan teks yang tentu saja sangat berpengaruh.

G. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dimulai dengan memandang

realitas isu seputar Keistimewaan DIY terkait RUUK Yogyakarta. Isu yang

dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu, dalam hal ini berawal dari pernyataan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seputar status keistimewaan Yogyakarta

yang beliau kemukakan dalam pidatonya. Isu tersebut yang kemudian

mendapatkan penilaian dari masyarakat atau disebut opini publik, dengan segala

macam bentuk opini publik, baik pro maupun yang kontra. Realitas isu dan

macam opini publik tersebut akan ditangkap oleh media massa untuk diseleksi.

Hal yang selanjutnya dilakukan adalah melihat bagaimana peran media massa

dalam kasus ini, dan melihat aspek apa saja membuat media massa penting di

dalamnya. Media yang dipilih adalah harian Kompas dan Koran Tempo.

Dari hasil penangkapan dan seleksi dari beberapa realitas isu dan opini

publik, harian Kompas dan koran Tempo akan memframe/ membingkai isu dan

opini publik tersebut ke dalam bentuk berita melalui proses produksi berita.

Dimana didalam proses produksi berita tersebut ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi jenis dan muatan berita, yaitu, faktor individu, rutinitas media, dan

Page 64: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

extra media. Dari proses tersebut akan dihasilkan berita dalam bentuk teks/tulisan.

Teks berita tersebut kemudian akan dianalisis dengan menggunakan analisis

framing model Pan Kosicki, yang memiliki 4 alat analisis yang terdiri dari

Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris. Dari proses analisis data tersebut akan

dilengkapi pula dengan indeph interview kepada narasumber yakni wartawan

dan redaktur dari kedua media untuk mengkonfrontasi antara pemberitaan dan

pendapat sang wartawan, baru kemudian akan dihasil kesimpulan penelitian ini.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema berikut ini:

Skema Pemikiran :

*Hasil Pemikiran Peneliti

Realitas Isu & Opini Publik

Framing Media Harian Kompas dan Koran Tempo

Teks Berita

Media Framing Model Pan Kosicki

Analisis dan Reduksi Data

Kesimpulan

Media Massa

Extra Media (Masyarakat,

Pemerintah, Lingkungan

Rutinitas Media Individu

Pembentukan Berita

In depth Interview (Wawancara langsung dengan Wartawan &

Redaktur)

Page 65: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

H. Metodologi Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan suatu keadaan

sebagaimana adanya. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian gambaran

secara obyektif tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. Oleh

karena itu bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang

bermaksud memberikan gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu.

Pada prinsipnya dengan metode deskriptif, data-data yang dikumpulkan

berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Dengan demikian laporan penelitian

ini berupa kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Jadi

Penelitian deskriptif kualitatif untuk menyusun gambaran mengenai obyek apa

yang diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan data di lokasi

penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian dianalisa dari data

yang telah disajikan, dalam arti hasil penelitian ini lebih menekankan mengenai

berita seputar isu Keistimewaan DIY khususnya penyelesaian RUU Keistimewaan

Yogyakarta yang sampai saat ini belum jelas nasibnya, dan menilainya dalam

pemberitaan yang dimuat pada harian Kompas dan Koran Tempo pada edisi

Desember 2010-Januari 2011.

Page 66: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

b. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memilih harian Kompas dan Koran Tempo

sebagai obyek penelitian, khususnya pada edisi Desember 2010 – Januari 2011,

dengan alasan:

1. Harian Kompas dan Koran Tempo merupakan surat kabar skala

nasional yang memiliki rating tinggi, dengan mayoritas pembaca dari

kalangan terpelajar dan berpendidikan tinggi,

2. Guna mengetahui penerapan standar kebenaran, matrik obyektifitas,

dan batasan-batasan serta unsur-unsur lainnya, yang digunakan oleh

wartawan harian Kompas dan Koran Tempo dalam mengolah dan

menyuguhkan berita, dimana kedua media cetak tersebut dikenal

sering menyuguhkan isi pemberitaan yang kritis dan logis, dengan

bahasa santun namun cerdas.

3. Dalam kurun waktu Desember 2010 sampai Januari 2011 tersebutlah

isu seputar keistimewaan Yogyakarta kencang berhembus, dan

menjadi topik hangat dikalangan masyarakat yang hingga kini RUU

Keistimewaan Yogyakarta sendiri belum diketahui penyelesaiannya.

c. Jenis dan Sumber Data

Dalam penyusunan laporan penelitian, peneliti membutuhkan berbagai

macam data yang relevan dan mendukung penelitian. Data tersebut bisa dalam

bentuk apa saja, berasal dari sumber mana saja yang terpercaya dan teruji

validitasnya, dan tentunya sesuai dengan topik penelitian. Adapun jenis dan

Page 67: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi kedalam 2 bentuk, yaitu

data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung dari sumber

aslinya yaitu para informan dari hasil wawancara dan observasi untuk

mendapatkan data primer. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari

observasi isi pemberitaan yang dimuat di harian Kompas dan Koran

Tempo (teks berita), guna melihat bagaimana kedua media tersebut

mengkonstruksikan realitas peristiwa atau membingkai (mem-frame) isu

Keistimewaan Yogyakarta terkait polemik RUU Keistimewaan

Yogyakarta dalam pemberitaannya.

Selain itu juga melakukan wawancara dengan wartawan yang

bersangkutan, yakni wartawan harian Kompas dan Koran Tempo yang

meliput serta menulis berita seputar isu keistimewaan DIY.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh

Peneliti secara tidak langsung dari sumber aslinya, akan tetapi dari

sumber lain di luar informan yang sudah diolah, maupun melalui studi

kepustakaan. Sumber data sekunder diantaranya adalah buku, catatan,

laporan historis yang tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang

tidak dipublikasikan, peraturan perundang-undangan dan dokumen-

dokumen yang peneliti butuhkan dalam penelitian ini.

Page 68: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini ialah:

a. Isi piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri

Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI.

b. Isi amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Amanat Sri Paku

Alam VIII tertanggal 5 September 1945 (yang dibuat sendiri-

sendiri secara terpisah).

c. Isi amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam

VIII tertanggal 30 Oktober 1945 (yang dibuat bersama dalam satu

naskah).

d. UUD 1945 pasal 18.

d. Validitas Data

Guna melihat kemantapan dan kebenaran dari data yang berhasil digali,

dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian, Peneliti harus menentukan

cara-cara yang dianggap tepat untuk mengembangkan validitas data yang

diperoleh. Validitas merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsiran

makna sebagai hasil penelitian. Untuk menguji keabsahan data yang terkumpul

tersebut, perlu menggunakan teknik trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang di luar data untuk keperluan pengecekan

atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Trianggulasi sendiri merupakan cara

yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian

kualitatif. Teknik Trianggulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Trianggulasi sumber, yaitu diperoleh melalui perbandingan hasil wawancara

Page 69: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dengan wartawan yang meliput dan menulis berita seputar isu keistimewaan DIY

di harian Kompas dan Koran Tempo dengan tulisan sang wartawan itu sendiri

yang dituangkan dalam pemberitaan, guna mengetahui penerapan standar

kebenaran, matrik obyektifitas, dan batasan-batasan serta unsur-unsur lainnya,

yang digunakan oleh wartawan harian Kompas dan Koran Tempo dalam

mengolah dan menyuguhkan berita. Lebih tepatnya melakukan kroscek dan

perbandingan terhadap drajat kepercayaan akan suatu informasi yang didapat

melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal tersebut dapat dicapai dengan 44:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang dengan tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang

berkaitan.

Trianggulasi sumber disini dilakukan dengan dengan jalan menggali

informasi dari satu narasumber tertentu, dari kondisi aktifitas yang

menggambarkan perilaku orang, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip

dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang Peneliti

maksud45.

44 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 45 H.B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press, Surakarta, 2002, hal. 79-80

Page 70: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Wawancara Informan

Data Content Analysis Dokumen / Arsip

Observasi Aktivitas

Sumber : H.B Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif

e. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data

secara kualitatif dengan menggunakan teknik analisis framing model Pan Kosicki.

Analisis framing model Pan Kosicki berasumsi, bahwa setiap berita mempunyai

frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide

yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita; kutipan

sumber, latar informasi, pemakaian kata / kalimat tertentu ke dalam teks secara

keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna, makna suatu peristiwa dapat

dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks.

Dalam model Pan Kosicki perangkat framing dibagi menjadi empat

struktur besar, yaitu46:

1. Sintaksis

Dalam pengertian umum, Sintaksis adalah susunan kata atau frase

dalam kalimat. Struktur sintaksis dalam wacana berita berhubungan

dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa, pernyataan, opini,

kutipan, pengamatan atas peristiwa kedalam bentuk susunan umum

berita. Bentuk sintaksis yang paling populer adalah struktur piramida

46 Eriyanto, Op.Cit, hal. 255-264

Page 71: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

terbalik yang dimulai dengan judul headline, lead, episode, latar, dan

penutup. Struktur semantik ini dapat diamati dari bagan berita, yang

terdiri dari :

a. Headline

Merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan tingkat

kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan

berita. Headline digunakan untuk menunjukan bagaimana

wartawan mengkonstruksi suatu isu, seringkali dilakukan

dengan menekankan makna tertentu lewat pemakaian tanda

tanya untuk menunjukkan sebuah perubahan dan tanda kutip

untuk menunjukkan adanya jarak perbedaan.47

b. Lead

Lead atau teras berita adalah kalimat pembuka dari sebuah berita

dan memegang peranan penting dalam sebuah berita. Lead yang

baik umumnya memberikan sudut pandang dari berita,

menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan.

c. Latar

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi

makna yang ingin ditampilkan wartawan. Latar umumnya

ditampilkan di awal sebelum pendapat wartawan yang

sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan

memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. 47 Keny Goshom and Oscar H. Gandy, “Race, Risk and Responsibility: editorial Constrain in the Framing of Inequality”, Journal of Communication, (Vol. 45, No. 2, 1995), hlm. 144-145. dalam Eriyanto, Op.Cit, hal. 258

Page 72: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

d. Sumber

Bagian ini dalam penulisan berita dimaksudkan untuk

membangun objektivitas-prinsip keseimbangan yang tidak

memihak. Ia juga merupakan bagian berita yang menekankan

bahwa apa yang ditulis oleh wartawan bukan pendapat

wartawan semata, melainkan pendapat dari orang yang

mempunyai otoritas tertentu. Pengutipan sumber menjadi

perangkat framing didasarkan atas tiga hal, yakni:

Mengklaim validitas atau kebenaran dari pernyataan yang

dibuat dengan mendasarkan diri pada klaim otoritas

akademik.

Menghubungkan poin tertentu dari pandangannya kepada

pejabat yang berwenang.

Mengecilkan pendapat atau pandangan tertentu yang

dihubungkan dengan kutipan atau pandangan mayoritas

sehingga pandangan tersebut tampak sebagai menimpang.

2. Skrip

Skrip berhubungan dengan cara bertutur wartawan dalam mengemas

peristiwa/cara wartawan dalam mengisahkan peristiwa ke dalam

bentuk berita. Skrip merupakan salah satu strategi wartawan dalam

mengkonstruksi berita, yakni bagaimana suatu peristiwa dipahami

melalui cara tertentu dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan

Page 73: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

tertentu. Skrip memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan

bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk

menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian tersebut

dilakukan dengan menempatkan di bagian akhir agar terkesan

kurang menonjol.

Ada dua hal yang menyebabkan laporan berita sering disusun

sebagai suatu cerita, yaitu:

Banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan

hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan dari

peristiwa sebelumnya.

Berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks

yang ditulis dengan lingkungan komunal pembaca.

Bentuk umum dari struktur skrip sendiri adalah dengan pola 5W+1H

(who-siapa, what-apa, when-kapan, where-dimana, why-mengapa,

dan how-bagaimana).

3. Tematik

Tematik berhubungan dengan cara wartawan mengungkapkan

pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi, kalimat atau

hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.

Bagi Pan Kosicki berita mirip sebuah pengujian hipotesis, karena

peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang

Page 74: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

diungkapkan digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi

hipotesis yang dibuat.

Perangkat Tematik memiliki beberapa element yang dapat diamati,

diantaranya adalah koherensi. Koherensi adalah pertalian atau

jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Dengan menggunakan

koherensi, dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan

fakta yang berbeda dapat dihubungkan. Koherensi memiliki

beberapa macam, antara lain:

Koherensi sebab akibat, yaitu proposisi atau kalimat satu

dipandang akibat atau sebab dari proposisi yang lain.

Ditandai dengan kata penghubung ”sebab” atau ”karena”.

Koherensi penjelas, yaitu proposisi atau kalimat satu dilihat

sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Ditandai

dengan kata hubung ”dan” atau ”lalu”.

Koherensi pembeda, yaitu proposisi atau kalimat satu

dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat

lain. Ditandai dengan kata hubung ”dibandingkan” atau

”sedangkan”.

4. Retoris

Retoris berhubungan dengan cara wartawan menekankan arti tertentu

yang ingin ditonjolkan ke dalam berita. Struktur ini menggambarkan

pilihan-pilihan gaya bahasa yang disusun oleh para jurnalis dalam

Page 75: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

hubungannya dengan akibat yang diharapkan. Struktur ini akan

melihat bagaimana wartawan memakai pilihan kata, idiom, grafik,

methapor, pengandaian, dan gambar yang dipakai bukan hanya

mendukung tulisan, melainkan juga menekankan arti tertentu kepada

pembaca, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan

meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Struktur

retoris dari wacana berita juga menunjukkan kecenderungan bahwa

apa yang disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran.

Tabel 3. Struktur Perangkat Analisis Berita Model Pan Kosicki

STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG DIAMATI

SINTAKSIS Cara wartawan menyusun fakta

1. Skema berita Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup

SKRIP Cara wartawan mengisahkan fakta

2. Kelengkapan berita 5 W + 1 H

TEMATIK Cara wartawan menulis fakta

3. Detail 4. Maksud kalimat,

hubungan 5. Nominalisasi antar

kalimat 6. Koherensi 7. Bentuk kalimat 8. Kata ganti

Paragraf, proposisi

RETORIS Cara wartawan menekankan fakta

9. Leksikon 10. Grafis 11. Metafor 12. Pengandaian

Kata, idiom, gambar/foto, grafik

*Kerangka Framing Pan Kosicki 48

48 Alex Sobur, "Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing", ROSDA, Bandung, 2001, hal. 176

Page 76: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Berdasarkan hasil teks data, Model Pan Kosicki (Zhongdan Pan dan

Gerald M. Kosocki) adalah model analisis yang paling mendekati karena memiliki

empat alat analisis yang terdiri dari Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris seperti

yang dipaparkan di atas.

Page 77: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Harian Kompas

1. Sejarah Harian Kompas

Pada tahun 1960-an Petrus Kanisius Ojong (1920-1980) dan Jakob

Oetama sering bertemu dalam gerakan asimilasi. Kedua-duanya punya latar

belakang guru, dan punya minat dalam bidang sejarah. PK. Ojong adalah

Pemimpin Redaksi Star Weekly, sedangkan Jakob Oetama Pemimpin redaksi

majalah Penabur. Mereka berbincang-bincang bahwa pada waktu itu pembaca

Indonesia terkucil karena tidak ada majalah luar negeri yang diperkenankan

masuk. Keadaan seperti itu tentunya tidak sehat. Muncul ide membuat majalah

untuk menerobos isolasi itu.

Intisari adalah awal dari kerjasama PK. Ojong dengan Jakob Oetama.

Untuk memperoleh ijin terbit bagi majalah Intisari. PK. Ojong dan Jakob Oetama

pergi ke gedung kodam (Komando Daerah Militer) di jalan Perwira, Jakarta.

Jakob Oetama masih ingat, dia masuk sendirian, sementara PK. Ojong menunggu

di dalam mobil Opel Caravan-nya yang diparkir jauh-jauh. Jakob mendapat kesan

dari mantan Pemimpin Redaksi Star Weekly yang lebih tua 12 tahun itu sebagai

orang yang cermat dan tidak setengah-setengah. “semua disiapkan dan

dilaksanakan dengan teliti”.

Majalah Intisari terbit 7 Agustus 1963 dengan 22 artikel, tiras pertama

10.000 eksemplar habis terjual, hitam putih dan telanjang, tidak dibalut kulit

Page 78: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

muka. Ukurannya kecil, 14 x 17,5 cm dan tebalnya 128 halaman. Drs Jakob

Oetama menjadi pemimpin redaksinya. Nama PK. Ojong dan Adi Subrata tidak

tercantum sebagai pengasuh. Mereka menulis seakan-akan penulis luar. Penulis-

penulis luar diantaranya Nugroho Notosusanto (orang Jakarta di London), Soe

Hok Djin (Beberapa hari di Ubud), Soe Hok Gie (Pengalaman lucu pelukis

Nashar), Kapten dr. Ben Mboi menceritakan pengalamannya diterjunkan dalam

hidup bergerilya di belantara Irian Barat dalam rangka Trikora, Tan Liang Tie

wartawan olahraga sejak Star Weekly menulis Zapotek atlet pelari dari

Cekoslowakia yang diserahkan melatih atlet Indonesia menghadapi Ganefo

(Games of the New Emerging Forces). Nama-nama lain, diantaranya; Mohamad

Ali, Siswadhi, Ajib Rosidi dan Rijono Pratikno.

Menjelang tahun 1965 suhu politik di Indonesia memanas ketika Partai

Komunis Indonesia (PKI) melakukan kegiatan sepihak, bahkan menyuarakan

perlunya dibentuk angkatan kelima untuk menghadapi alat-alat keamanan negara

yang sah, ABRI. Dengan dalih landreform PKI melakukan penyerobotan tanah

milik negara. Aksi serupa ini dilukiskan oleh “Harian Rakyat” yang merupakan

surat kabar milik PKI sebagai adil dan patriotik.

Suatu hari di awal tahun 1965, Letjen Ahmad Yani (1922-1965) selaku

Menteri/Panglima TNI-AD, menelepon dan mengutarakan keinginananya kepada

rekannya sekabinet, Drs. Frans Seda, untuk menerbitkan surat kabar yang

berimbang, kredibel, dan independen. Frans Seda menanggapi ide itu, kemudian

mengemukakan keinginan itu kepada Ignatius Josef Kasimo (1900-1986) yang

Page 79: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

merupakan sesama rekan di Partai Katolik, juga rakannya Auwjong Peng Koen

(P.K Ojong) (1902-1980) dan Jakob Oetama yang memimpin majalah Intisari.

Terbitan surat kabar tersebut awalnya diberi nama “Bentara Rakyat”,

penggunaan nama tersebut sesuai dengan badan usaha yang membawahinya,

yakni yayasan Bentara Rakyat. Yayasan ini terdiri dari perwakilan elemen

hierarkis dari Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (MAWI), Partai Katolik

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Pemuda Katolik

dan Wanita Katolik. Pemilihan nama Bentara Rakyat dimaksudkan untuk

menunjukkan kepada masyarakat bahwa pembela rakyat yang sebenarnya

bukanlah PKI, juga sengaja untuk menandingi keberadaan surat kabar PKI, yaitu

Harian Rakyat yang merupakan harian terbesar di tahun 1960-an, dengan

kemiripan identitas ini, diharapkan akan mampu memasuki segmen pasar Harian

Rakyat.

Dalam keperluan dinas Frans Seda sebagai Menteri Perkebunan (1964-

1966) manghadap Presiden di Istana Merdeka. Rencana penerbitan surat kabar

Bentara Rakyat diajukan kepada Presiden RI saat itu, Ir.Soekarno. Kemudian

Soekarno mengganti namanya dengan Kompas, pemberi arah dan jalan dalam

mengarungi lautan atau hutan rimba..., alasan penggunaan nama itu karena

Kompas hendak digunakan sebagai media pencari fakta dari segala penjuru.

Meskipun sudah mengantongi restu dari Presiden Soekarno, berkat Mgr.

Soegijapranoto, dan bantuan pimpinan Angkatan Darat, Kompas tidak segera

terbit karena proses ijin terbit mengalami kesulitan. PKI dan kakitangannya

“menguasai” aparatur, khususnya Departemen Penerangan pusat dan daerah. PKI

Page 80: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

tidak mentolerir sebuah harian yang akan menjadi saingan berat. Tahap demi

tahap rintangan dapat diatasi, pusat memberi ijin prinsip namun harus

dikonfirmasikan ke Daerah Militer V Jaya, Panglima Militer Jakarta saat itu,

Letnan Kolonel Dachja, menyaratkan Kompas memperoleh 3000 tanda tangan

pelanggannya. Kemudian Frans Seda mempunyai inisiatif, tokoh-tokoh Katolik

pergi ke Flores yang mayoritas penduduknya beragama Katolik untuk

mengumpulkan tanda tangan anggota partai, guru, dan anggota koperasi Kopra

Primer di Kabupaten Ende Lio, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten Flores Timur.

Dalam waktu singkat daftar 3.000 pelanggan lengkap dengan alamat dan tanda

tangan terkumpul. Bagian perijinan Puskodam V Jaya menyerahkan dan

mengeluarkan ijin terbit. Pers PKI yang melihat kehadiran “Kompas” bereaksi

keras, bahkan mulai menghasut masyarakat dengan mengartikan “Kompas”

sebagai “Komando Pastor”.

Kompas terbit sebagai buah pertarungan politik antara kekuatan

organisasi politik berbasis ideologi komunis melawan kelompok yang tidak

berpijak pada ideologi tersebut, termasuk Partai Katolik. Salah satu upaya Partai

Katolik saat itu adalah menerbitkan surat kabar yang mampu menyuarakan

kepentingan partai dan dapat meng-counter wacana ideologi komunis yang

dilakukan oleh surat kabar underbow Partai Komunis Indonesia (PKI).

Akhirnya pada Minggu, 2 Juni 1965, sekitar tengah malam jalan Kramat

Raya yang sudah sepi. Pertunjukan bioskop Rivoli juga telah berakhir, dan

penonton beberapa jam lalu berhamburan pulang. Tinggal beberapa becak yang

masih mangkal di malam yang dingin itu. Tidak jauh dari situ kegiatan percetakan

Page 81: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

PN Eka Grafika (dahulu Pecetakan Abadi) baru dimulai, beberapa orang

berkumpul mengelilingi mesin cetak Duplex. PK. Ojong (alm), Jakob Oetama

serta beberapa wartawan: Theodorus Purba (alm), Tinon Prabawa (alm), Tan Soe

Sing (Indra Gunawan), Eduard Liem (Edward Linggar), Roestam Affandi, Djoni

Lambangdjaja, August Parengkuan, dan Harthanto (alm). Mereka nampak tidak

sabar dan was-was, diantara mereka sebentar-sebentar melihat arlojinya mirip

sebuah penantian lahirnya bayi pertama. Wartawatinya, Erka Muchsin (alm) dan

Thress Susilastuti menanti penuh harap di rumah. Disudut lain, duduk di kursi

menghadap meja korektor adalah Kang Hok Dji, Kang Tiauw Liang, Dimyati,

Marjono, dan Petrus Hutabarat. Ketika koran pertama Kompas muncul dari mesin

cetak tepuk tangan menyambutnya. Diiringi kilatan lampu kilat dari kamera

Sudardja (wartawan foto majalah Penabur), suasana suasana menjadi berubah,.

Kemudian tepat 28 Juni 1965, Kompas terbit dengan motto “ Amanat Hati Nurani

Rakyat”. Dalam operasionalisasinya, Kompas diwakili oleh P.K Ojong sebagai

pimpinan umum dan Jacob Oetama sebagai pemimpin redaksi, ditambah beberapa

redaksi dan wartawan dari majalah Intisari. Harian Kompas secara resmi menjadi

salah satu surat kabar yang terbit secara teratur, dimana di halaman pertama pojok

kiri atas tertulis nama: Pemimpin Redaksi Drs Jakob Oetama, Staf Redaksi : Drs.

J. Adisubrata, Lie Hwat Nio SH, Marcel Beding, Th. Susilastuti, Tan Soei Sing, J.

Lambangdjaja, Tan Tik Hong, Ponis Purba, Tinon Prabawa, Eduard Liem.

Pada awal terbit, Kompas belum memiliki kantor sendiri, melainkan

masih menumpang di kantor redaksi Intisari yang berkantor di percetakan PT.

Kinta, Jl. Pintu Besar 86-88, Jakarta. Dalam perkembangannya, setelah sebulan

Page 82: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

cetak di Eka Grafika, manajemen Kompas memutuskan untuk pindah tempat

percetakan dengan tujuan memperbaiki kualitas cetakan. Kemudian dipilihlah

Masa Merdeka yang terletak di Jl. Sangaji, Jakarta, karena dianggap memiliki

kualitas cetakan yang lebih baik. Melalui cetakan Masa Merdeka, ada peningkatan

kualitas cetakan yang juga berpengaruh terhadap peningkatan tiras Kompas dua

kali lipat, dari 4.800 eksemplar menjadi 8.003 eksemplar.

Format harian Kompas pertama kali tampak sangat sederhana, hanya

dengan empat halaman. Berita utama pada saat itu berjudul “KAA II Ditunda

Empat Bulan”, sementara kata perkenalan Pojok Kompas di kanan bawah

berbunyi, “Mari ikat hati, mulai hari ini dengan Mang Usil”. Pada halaman

pertama pojok kiri atas tertulis nama staf redaksi. Edisi pertama Kompas memuat

11 berita luar negeri dan 7 berita dalam negeri di halaman pertama. Istilah tajuk

rencana belum ada, tetapi di halaman 2 ada “Lahirnya Kompas” sebagai tajuk

harian ini. Di halaman 3 berisi antara lain 3 artikel, yaitu berita luar negeri, ulasan

mengenai penyakit ayan dengan Rr. Kompas. Halaman 4 berisi antara lain berita

dan artikel, yakni 2 berita luar negeri dan satu berita dalam negeri. Di halaman ini

juga tercatat ada 2 berita olahraga satu diantaranya tentang PSSI ke Pyongyang.

Berselang tiga bulan setelah terbit, Kompas dilarang terbit beserta surat

kabar lain, sehari setelah peristiwa 30 September 1945. Hanya harian “Angkatan

Bersenjata”, “Berita Yudha”, kantor berita “Antara”, dan “Pemberitaan Angkatan

Bersenjata” yang diijinkan terbit oleh Pelaksana Penguasa Perang Daerah

(Pepelrada). Baru pada tanggal 6 Oktober 1965 Kompas diijinkan untuk terbit

kembali. Setelah pembredelan, oplag Kompas mengalami kenaikan, yaitu menjadi

Page 83: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

26.268 eksemplar, hal ini karena Kompas berpindah cetakan ke PT.Kinta, salah

satu percetakan terbaik pada waktu itu.

Peluang Kompas untuk berkembang semakin terbuka setelah terjadi

pembersihan besar-besaran terhadap PKI dan simpatisannya yang terjadi sejak

akhir 1965. Pada periode pers jaman demokrasi terpimpin diberlakukan Peraturan

Presiden No.6 Tahun 1964 yang menetapkan setiap surat kabar berafiliasi dengan

salah satu partai politik. Kompas sendiri berafiliasi dengan Partai Katolik.

Seiring berjalannya waktu, karen alasan visi harian Kompas yang

terbuka, maka Kompas mulai mengambil sikap sosio politiknya dengan berpihak

pada perjuangan sosialisme demokrat golongan profesional dan secara perlahan-

lahan melepaskan diri dari Partai Katolik (kemudian muncul dasar humanisme

transendental Kompas). P.K. Ojong dan Jacob Oetama lebih cenderung

mendukung kelompok teknokrat dan sayap Partai Sosialis Indonesia.

Pada tanggal 26 Juni 1967 oplag Kompas 30.650 eksemplar. Tepat

setahun kemudian, tanggal 16 Juni 1968 menjadi 44.400. ini berarti penambahan

tiap bulan rata-rata 1.146 eksemplar. Pada tanggal 26 Juni 1969 (ketika harian

Kompas membuka stand di jakarta fair) oplagnya meningkat menjadi 63.747

eksemplar. Tepat 26 Juni 1970 batas 80.000 telah dilewati, tepatnya oplag

Kompas telah menjadi 80.412 eksemplar. Dari jumlah itu, kira-kira 31.000

beredar di Jakarta saja. Ini berarti hampir 40%, selebihnya (60%) tersebar di luar

Jakarta, di seluruh Nusantara. Pola ini, menandakan bahwa Kompas menjadi

harian nasional dan bukan harian lokal atau koran daerah.

Page 84: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Kemudian pada 25 November 1972 Kompas berhasil memiliki mesin

cetak sendiri setelah permohonana kredit ke Bank Pemerintah dikabulkan, dan

berdirilah Percetakan Gramedia yang beralamat di Jl. Palmerah Selatan, Jakarta.

Dimana percetakan Gramedia juga menerbitkan majalah anak-anak Bobo. Secara

bertahap kegiatan redaksional Kompas mulai bisa disatukan di kompleks

Palmerah, Jakarta Pusat, walaupun kegiatan administrasinya masih dilakukan di

gedung Perintis, Jakarta Barat. Pada tahun yang sama pula Kompas membentuk

PT. Transito Asri Media, anak perusahaan yang mendistribusikan buku-buku

import dan lokal pada jaringan toko buku yang dimiliki sendiri.

Ketika peristiwa Malari tahun 1974, terjadi pembredelan pada beberapa

pers yang dinilai Konfrontatif terhadap pemerintah. Pada peristiwa tersebut,

harian Kompas terhindar dari pembredelan massal tersebut karena Kompas

memiliki sikap moderat.

Kompas lalu memulai terobosan guna meningkatkan kepercayaan pada

relasi, pemasangan iklan, pembaca, dan pelanggan, dengan melakukan pendataan,

yang di audit oleh akuntan public Drs. Utomo dan Mulia. Tujuan menyewa

akuntan publik adalah untuk menggaet pasar iklan, dan juga dipakai untuk

mengembangkan sirkulasi dan isinya. Selain itu, strategi pemasaran akan dapat

ditangani dengan lebih matang, efektif, dan efisien. Kemudian pada tahun 1978,

Kompas resmi menjadi anggota Audit Beauraas of Circulation, di Sidney,

Australia. Lembaga internasional ini dibentuk bersama oleh penerbit, pemasang

iklan dan biro iklan untuk menyiarkan angka sirkulasi anggotanya sesuai fakta di

lapangan. Sampai sekarang Kompas adalah harian satu-satunya di Indonesia yang

Page 85: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

menjadi anggota lembaga tersebut. Hal ini memberikan kebanggan tersendiri bagi

Kompas di mata persuratkabaran nasional dan internasional.

Namun pada pertengahan tahun 1978, Kompas tidak dapat meghindarkan

diri dari pembredelan karena berita seputar penolakan berbagai pihak terhadap

pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden periode 1978-1983. Selain

Kompas, enam surat kabar lain juga mengalami nasib serupa, diantaranya adalah

Sinar Harapan, Merdeka, Pelita, The Indonesian Times, Sinar Pagi, dan Pos Sore.

Setelah beberapa bulan tidak terbit, pada bulan September 1978 harian

Kompas diperbolehkan untuk terbit kembali. Kompas pun terbit dengan format

baru, yaitu terbit 7 kali dalam seminggu, dengan diterbitkannya Kompas edisi

minggu. Dimana pada saat itu surat kabar pada umumnya terbit 6 kali dalam

seminggu, hari minggu libur. Kompas pun berkembang menjadi koran dengan

gaya bahasa yang halus, melakukan kritik secara implisist atau secara tidak

langsung. Akibat dari gaya tersebut, sejumlah kalangan menjuluki harian Kompas

sebagai koran moderat. Hal tersebut justru menjadi keunggulan Kompas

dibandingkan dengan harian-harian lainnya. Ben Anderson kemudian juga

menjuluki Kompas sebagai “New Order Newspaper Par Excellence” karena

meskipun dalam pengawasan yang ketat, Kompas tetap mampu bertahan dan

sekaligus juga menyampaikan kritik terhadap pemerintah meskipun dengan gaya

bahasa yang halus.

Pada tanggal 1 Mei 1980, P.K. Ojong yang merupakan salah satu pendiri

Kompas sekaligus pimpinan umum Kompas meninggal dunia. Kepemimpinan

Page 86: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Kompas pun kemudian dipegang oleh Jacob Oetama, sebagai Pemimpin Umum

hingga sekarang.

Dengan Undang-Undang Pokok Pers 1982, dan diberlakukannya Surat

Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUP). Semua penerbitan pers di Indonesia

diwajibkan berbadan hukum. Hal ini semakin memperkuat Kompas, yang

kemudian penerbitannya segera dialihkan dari Yayasan Bentara Rakyat ke PT.

Kompas Media Nusantara.

Oplag Kompas selalu meningkat dari tahun ke tahun, dan dapat

dikatakan semakin berkembang pesat. Tiras dan sirkulasi Kompas setiap tahun

juga mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan Kompas telah memiliki sistem

percetakan yang canggih sehingga dapat menjangkau setiap daerah.

Pada edisi perdananya, Kompas hanya menerbitkan 4.800 eksemplar,

pada tahun 1986 sebesar 600.000 eksemplar selama sebulan, dan tahun 1990,

kwartal pertama oplag Kompas sudah mencapai 526.611 eksemplar perhari.

Menurut The Audit Beaureas of Circulation. Distribusi Kompas terbanyak berada

di DKI Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), yaitu sekitar 246.004 eksemplar,

kemudian wilayah Sumatera sebanyak 64.852 eksemplar, Jawa Barat sebanyak

61.272 eksemplar. Jawa Tengah sebanyak 48.584 eksemplar, Indonesia Timur

sebanyak 36.880 eksemplar. Kalimantan sebanyak 17.910 eksemplar, Jawa Timur

16.518 eksemplar, dan eceran di luar Jakarta sebanyak 31.591 eksemplar.

Sekarang rata-rata 50.000 eksemplar (Senin-Jumat), sekitar 600.000 di hari Sabtu-

Minggu. Oplag terbesar dicapai pada waktu ulang tahun Bung Karno ke 100 tahun

dengan oplag 750.000 eksemplar dalam edisi khusus.

Page 87: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. Visi dan Misi Kompas

Visi surat kabar merupakan ujung pangkal dalam menentukan kebijakan

editorial guna menentukan peristiwa yang dianggap penting oleh suatu surat

kabar. Visi merupakan seuntai nilai dasar sekaligus diperkaya dan disajikan oleh

wartawan melalui pemberitaannya dan pergumulannya dengan realitas, serta

pemikiran yang mereka olah menjadi bahan berita, laporan, maupun komentar.

Setiap media memiliki pandangan atau visi mengenai isu, polemik, dan

permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat. Visi tersebut yang akan

membedakan isi, susunan, dan bentuk pemberitaan antara satu media dengan

media lainnya.

Moto “Amanat Hati Nurani Rakyat” di bawah logo Kompas,

menggambarkan visi dan misi bagi disuarakannya hati nurani rakyat. Kompas

ingin berkembang sebagai institusi pers yang mengedepankan keterbukaan,

meninggalkan pengkotakan latar belakang suku, agama, ras, dan golongan. Ingin

berkembang sebagai “Indonesia mini”, karena Kompas adalah lembaga yang

terbuka, kolektif. Ingin ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa. Kompas

ingin menempatkan kemanusiaan sebagai nilai tertinggi, mengarahkan fokus

perhatian dan tujuan pada nilai-nilai yang transenden atau mengatasi kepentingan

kelompok. Rumusan bakunya adalah “humanisme transcendental“. “Kata Hati

Mata Hati”, pepatah yang kemudian ditemukan, menegaskan semangat empathy

dan compassion Kompas.

Sejak semula, terutama perintis surat kabar ini berpendapat, visi

kemasyarakatan koran haruslah terbuka. Visi dan sikap itu selain sesuai dengan

Page 88: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

keyakinan pemimpin, sesuai juga dengan fungsi pers di Indonesia, yaitu ikut

mengembangkan saling pengertian dalam masyarakat yang majemuk, dimana hal

tersebut sesuai dengan paham Pancasila.

Visi Kompas :

“Menjadi Institusi yang Memberikan Pencerahan bagi Perkembangan

Masyarakat Indonesia yang Demokratis dan Bermartabat, Serta Menjunjung

Tinggi Asas dan Nilai Kemanusiaan.”

Dalam kiprahnya dalam industri pers “Visi Kompas” berpartisipasi

membangun masyarakat indonesia baru berdasarkan Pancasila melalui prinsip

humanisme transcenental (persatuan dalam perbedaan) dengan menghormati

individu dan masyarakat adil dan makmur. Secara lebih spesifik bisa diuraikan

sebagai berikut:

a. Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka.

b. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu

baik politik, agama, sosial, atau golongan, ekonomi.

c. Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif dengan

segala kelompok.

d. Kompas adalah koran nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi

dan cita-cita bangsa.

e. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang

dikembangkan tetapi selalu memperhatikan kontens struktur

kemasyarakatan dan pemerintahan yang menjadi lingkungan.

Page 89: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Jadi intinya, Visi Kompas adalah manusia dan kemanusiaan dengan

segala kompleksitasnya, cobaan dan permasalahannya, aspirasi dan hasratnya,

keagungan dan kehinaannya, adalah faktor yang ingin ditempatkan secara sentral

dalam visi Kompas. Oleh karena itu, manusia dan kemanusiaan senantiasa

diusahakan menjadi nafas pemberitaan dan komentarnya. Disamping itu, Kompas

juga berusaha senantiasa peka akan nasib manusia dan semestinya berpegang

juga pada ungkapan klasik dalam jurnalistik, menghibur yang papa mengingatkan

yang mapan.

Misi Kompas :

Setiap media memiliki misi tersendiri dalam nafas pemberitaannya,

selain untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentunya. Misi Kompas

adalah :

“Mengantisipasi dan Meespon Dinamika Masyarakat Secara Profesional,

Sekaligus Memberi Arah Perubahan (Trend Setter) Dengan Menyediakan dan

Menyebarluaskan Informasi Terpercaya.”

Kompas berperan serta ikut mencerdaskan bangsa, menjadi nomor

satu dalam semua usaha diantara usaha-usaha lain yang sejenis dalam kelas yang

sama. Hal tersebut dicapai melalui etika usaha bersih dengan melakukan kerja

sama dengan perusahaan-perusahaan lain. Hal ini dijabarkan dalam 5 sasaran

operasional:

a. Kompas memberikan informasi yang berkualitas dengan ciri: cepat,

cermat, utuh, dan selalu mengandung makna.

Page 90: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

b. Kompas, memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus

dikembangkan untuk mewujudkan aspirasi dan selera terhormat

yang dicerminkan dalam gaya kompak, komunikatif dan kaya nuansa

kehidupan dan kemanusiaan.

c. Kualitas informasi dan bobot jurnalistik dicapai melalui upaya

intelektual yang penuh empati dengan pendekatan rasional,

memahami jalan pikiran dan argumentasi pihak lain, selalu berusaha

mendudukan persoalan dengan penuh pertimbangan tetapi tetap kritis

dan teguh pada prinsip.

d. Berusaha menyebarkan informasi seluas-luasnya dengan

meningkatkan tiras.

e. Untuk dapat merealisasikan visi dan misi Kompas harus memperoleh

keuntungan dari usaha. Namun keuntungan yang dicari bukan

sekedar demi keuntungan itu sendiri tetapi menunjang kehidupan

layak bagi karyawan dan pengembangan usaha sehingga mampu

melaksanakan tanggung jawab sosialnya sebagai perusahaan.

3. Nilai-nilai Dasar Kompas

a. Menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan

harkat dan martabat

b. Mengutanakan watak baik

c. Profesionalisme

d. Semangat kerja tim

Page 91: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

e. Berorientasi pada kepuasan konsumen (pembaca, pengiklan, mitra

kerja-penerima proses selanjutnya)

f. Tanggung jawab sosial

g. Selanjutnya, kita bertingkah laku mengikuti nilai-nilai tersebut,

dengan begitu kita akan memberikan jasa yang memuaskan bagi

pelanggan

4. Penyajian Halaman dan Rubrikasi

Penyajian halaman Kompas edisi cetak mengalami suatu perubahan

semenjak dilakukan kebijakan penutupan biro daerah dan diganti sebutannya

dengan menjadi perwakilan Kompas di daerah, yang diikuti dengan

dihapuskannya lembar edisi daerah mulai Senin, 3 Januari 2011. Dimana sebelum

dilakukan penghentian penerbitan lembar edisi daerah tersebut, jumlah halaman

harian Kompas edisi setak mencapai 46 halaman, & kini setelah dihapuskannya

lembar edisi daerah jumlahnya menjadi 38 halaman.

Kebijakan penghentian penerbitan lembar edisi daerah ini dapat

dikatakan sebagai gerakan sirkuler, untuk memperkuat posisi Kompas yang sejak

awal dirancang dan dikembangkan sebagai koran nasional tanpa lembar daerah

dan isian khusus, yang proses pelaksanaannya tidak selalu linier dari waktu ke

waktu. “Wajah dan rupa Kompas menjadi satu di mana-mana, dan dimana-mana

menjadi satu”. Begitu bunyi penjelasan dari Pimpinan Redaksi Kompas, Rikard

Bagun, yang dikutip dari halaman 1 Harian Kompas cetak edisi 3 Januari 2011.

Page 92: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Berikut adalah penyajian dan rubrikasi pada Harian Kompas cetak:

a. Halaman Utama

Merupakan halaman muka surat kabar, berisi berita-berita utama, atau

headline, kolom topik, dan terkadang halaman paling bawah terdapat

feature.

b. Halaman Politik dan Hukum

Merupakan halaman yang memuat berita-berita yang menyangkut

persoalan politik dan hukum, yang biasanya menjadi agenda nasional

Indonesia.

c. Halaman Opini (Opinion Page)

Merupakan halaman yang berisi opini, baik dari redaksi (tajuk rencana)

maupun pembaca.

d. Rubrik Internasional

Merupakan halaman yang memuat berita-berita atau peristiwa dari luar

negeri.

e. Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan

Merupakan halaman yang berisi berita atau peristiwa yang berkaitan

dengan dunia pendidikan dan kebudayaan Indonesia.

f. Rubrik Lingkungan dan Kesehatan

Merupakan halaman yang berisi ulasan maupun berita yang berkaitan

dengan dunia kesehatan, lingkungan, dan alam.

Page 93: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

g. Rubrik Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Merupakan halaman yang berisi ulasan maupun artikel yang berkaitan

dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

h. Rubrik Umum

Merupakan halaman yang berisi lanjutan berita-berita atau artikel yang

terpotong-potong dari halaman sebelumnya.

i. Rubrik Sosok

Merupakan halaman yang berisi gambaran pribadi, biodata, dan prestasi

seorang tokoh yang dianggap berpengaruh, membawa perubahan, dan

memberikan inspirasi di bidangnya.

j. Rubrik Ekonomi

Merupakan halaman yang memuat ulasan, berita, artikel seputar dunia

bisnis, keuangan, perbankan, valas, dll. Pada lembar halaman ini, mulai

disajikan terpisah dengan lembar halaman utama.

k. Rubrik Nusantara

Merupakan halaman yang berisi berita-berita mengenai kejadian dari

seluruh pelosok negeri.

l. Metropolitan

Merupakan halaman yang berisi berita-berita khusus mengenai kejadian

yang terjadi di ibukota Jakarta.

m. Olahraga

Merupakan halaman yang berisi berita olahraga dari berbagai macam-

macam cabang olahraga, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

Page 94: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

n. Rubrik Nama dan Peristiwa

Merupakan halaman yang berisikan tulisan atau ulasan seputar tokoh-

tokoh dari berbagai dunia. Biasanya dari tokoh yang memiliki prestasi

maupun dari kalangan pekerja hiburan / selebritis.

o. Klasika (Klasifikasi Iklan) dan Karier

Merupakan halaman tambahan yang berisi iklan komersial dan info

lowongan pekerjaan, yang biasanya hanya terbit pada edisi-edisi khusus

seperti edisi akhir pekan (Sabtu-Minggu).

5. Struktur Organisasi Perusahaan

Setiap organisasi selalu memiliki struktur keorganisasian guna

membedakan tugas dan tanggung jawab antara satu orang dengan orang yang lain

sesuai bidangnya. Begitu pula dengan Kompas yang merupakan organisasi pers,

juga memiliki sruktur organisasi untuk memudahkan komando pelaksanaan kerja

dan pembagian tugas. Kemampuan managerial sangat dituntut di masing-masing

bidang guna bekerja secara efektif dan efisien, dengan harapan fungsi dan

peranannya dapat berjalan secara optimal

Susunan organisasi surat kabar harian Kompas adalah sebagai berikut:

a. Pendiri : P.K Ojong (1920-1980)

Jacob Oetama

b. Pimpinan Umum : Jacob Oetama

c. Wakil Pimpinan Umum : Agung Adiprasetyo, St. Sularto

d. Pimpinan Redaksi/ Penanggung Jawab : Rikard Bagun

Page 95: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

e. Wakil Pimpinan Redaksi : Trias Kuncahyono, Taufik

Mihardja

f. Redaktur Senior : Ninok Leksono

g. Redaktur Pelaksana : Budiman Tanuredjo

h. Wakil Redaktur Pelaksana : Andi Suruji, James Luhulima

i. Sekretaris Redaksi : Retno Bintarti, M. Nasir

6. Kebijakan Redaksional

Dalam proses pembentukan berita pada suatu media massa, kebijakan

redaksional merupakan pedoman dalam menentukan patut tidaknya suatu kejadian

diangkat oleh surat kabar untuk menjadi bahan berita. Kebijakan redaksi Kompas

harus sesuai dengan visi dan misi yang menjunjung nilai demokrasi dan

kemanusiaan. Ungkapan jurnalistik yang digunakan Kompas adalah “Liput dua

belah pihak, dengan pihak lain jangan-jangan masih ada kemungkinan lain

(balance / cover both sice, cover all side)”. Dengan ungkapan tersebut,

pemberitaan yang dimuat tetap menjunjung tinggi demokrasi, kemanusiaan, dan

asas praduga tak bersalah. Kompas tidak membuat kebijakan presentase volume

atau isi yang akan dimuat, baik politik, ekonomi, dan berita lainnya. Jadi, yang

aktual dan bermanfaat bagi pembacanya itulah yang dimuat.

Secara kongkret, kebijakan redaksional di Kompas adalah sebagai

berikut:

a. Kompas merupakan media yang tidak berpihak pada suatu golongan,

partai, mapun agama tertentu.

Page 96: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

b. Tidak membenarkan mengkritik seseorang mengeni hal-hal yang bersifat

pribadi.

c. Tidak membenarkan bagi wartawannya untuk mencari keuntungan

pribadi.

d. Menggunakan sistem check and recheck dalam proses pemberitaannya.

e. Menghargai hal-hal yang bersifat off-the record.

f. Menghormati hak jawab, baik dalam bentuk berita maupun surat

pembaca.

g. Tidak ada kebijaksanaan prosentase volume atau isi yang akan dimuat,

baik politik, ekonomi, dan berita lain. Kompas akan memuat berita atau

komentar dengan pertimbangan mana yang dirasa aktual, dapat dijadikan

proses pemikiran dan pemahaman pembaca seperti yang dirasakan serta

dicoba untuk dikembangkan oleh wartawan.

h. Kompas tidak akan memuat hal-hal yang berbau SARA.

7. Oplag, Sirkulasi, dan Profil Pembaca Kompas

Harian Kompas adalah surat kabar nasional yang memiliki oplag

tertinggi di Indonesia. Bahkan pada tahun 2008 saja diperkirakan pembaca surat

kabar ini mencapai 2,25 juta orang di seluruh Indonesia. Rincian oplag harian

Kompas untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY dapat dilihat dalam data berikut ini:

Page 97: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 4. Rincian Oplag Harian Kompas Wilayah Jawa Tengah dan DIY

Note: Perhitungan jumlah pembaca Kompas berdasarkan Survei Pembaca

Kompas yang dilakukan Litbang Kompas pada tahun 2009, yang menyebutkan 1 koran Kompas di baca sekitar 4 orang.

Oplag/paid, berdasarkan data Sirkulasi data Sirkulasi Kompas per Desember 2009.

Sumber : Pusat Dokumentasi dan Redaksi Kantor Perwakilan Kompas Yogyakarta

Secara umum, penyebaran harian Kompas di Indonesia cukup merata.

Akan tetapi target pemasaran utama tetap berada di Pulau Jawa, terutama Jakarta

yang merupakan Ibukota Negara. Untuk rincian perkembangan oplag Harian

Page 98: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Kompas dari tahun - ke tahun, mulai dari tahun 2008 dapat dilihat pada grafik

berikut:

Sumber : Pusat Dokumentasi dan Redaksi Kantor Perwakilan Kompas Yogyakarta

Sedangkan segmentasi pembaca harian Kompas dapat dilihat berdasarkan

empat kategori, yakni dari jenis kelamin, segi penghasilan / strata ekonomi sosial

(SES), segi pendidikan, serta dari segi usianya.

Lihat pada grafik berikut:

Page 99: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Page 100: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Sumber : Pusat Dokumentasi dan Redaksi Kantor Perwakilan Kompas Yogyakarta

Dari keempat diagram tersebut diatas tampak bahwa pembaca harian

Kompas sebagian adalah lulusan sarjana yang memiliki intelektualitas cukup

tinggi. Sedangkan rata-rata tertinggi pembaca Kompas didominasi oleh pembaca

yang penghasilannya tinggi, yakni di atas 3,5 juta rupiah untuk wilayah

Yogyakarta, dan Rp 1.250.001,- s/d Rp 1.750.000,- untuk wilayah Jawa Tengah.

Sementara itu, sebagian besar pembaca Kompas merupakan pekerja kantoran

dengan level tinggi/eksekutif. Jadi, kesimpulannya pembaca harian Kompas lebih

didominasi oleh kalangan mengengah ke atas yang memiliki pekerjaan mapan

namun dengan jumlah penghasilan yang cukup tinggi, disertai tataran intelektual

yang tinggi pula.

Page 101: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

8. Alamat Redaksi

Dalam melakukan kerja harian dan proses koordinasi redaksional,

Kompas menempati kantor pusat di lokasi yang strategis di Jakarta yang

merupakan Ibukota Negara. Juga menempati lokasi strategis di Daerah Istimewa

Yogyakarta, dimana wartawan Kompas perwakilan Yogyakarta berkantor, dan

merupakan tempat Penulis melakukan penelitian.

Berikut adalah alamat lengkap kantor Kompas:

a. Kantor Redaksi

Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270

Telepon : (021) 534 7710, 534 7720, 534 7730, 530 2200

Fax : (021) 548 6085 / 548 3581

Email : [email protected]

Alamat Surat : P.O. BOX 4612, Jakarta, 12046.

b. Kantor Perwakilan Kompas Yogyakarta

Jl. Suroto No. 2A, Yogyakarta 55224

Telepon : (0274) 563600

B. Koran Tempo

1. Sejarah Koran Tempo

Pada tahun 1971, sejumlah wartawan muda sepakat untuk mendirikan

majalah berita Mingguan Tempo. Dia antaranya adalah Goenawan Mohamad,

Fikri Jufri, Bur Rasuanto, Christianto Wibisono, Yusril Djalinus, dan putu

Wijaya. Maka pada 6 Maret 1971 dari salah satu blog gedung di Jl. Senen Raya

Page 102: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

83, Jakarta, nomer perdana Tempo dilahirkan dengan modal Rp 20 juta oleh

Yayasan Jaya Raya sebagai penerbitnya yang merupakan milik dari pengusaha

Ciputra.

Dengan kepengurusan awal adalah Goenawan Mohamad sebagai Ketua

Dewan Redaksi, dan Blur Rusuanto sebagai Wakil Ketua, dengan dibantu

Usamah, Fikri Jufri, Cristianto Wibisono, Toeti Kakiailatu, Harjoko Trisnadi,

Lukman Setiawan, Syu’bah Asa, Zen Umar Purba, Putu Wijaya, Isman Sawitri,

Salim Said, dan lainnya. Juga satu orang kepercayaan dari Yayasan Jaya Raya

sebagai pengelola Tempo, yaitu Eric Samolia.

Edisi perdana majalah mingguan ini terbit pada April 1971 dengan berita

utama mengenai cedera parah yang dialami Minarni, pemain badminton andalan

Indonesia di Asean Games Bangkok, thailand. Edisi perdana Tempo ini laku

sekitar 10.000 eksemplar, disusul edisi keduanya yang laku sekitar 15.000

eksemplar. Progres penjualan oplag ini menepis keraguan Zainal Abidin, bagian

sirkulasi Tempo, yang menganggap majalah ini tidak akan laku. Tren positif

penjualan Tempo terus berlanjut dengan peningkatan oplag yang meningkat pesat

hingga mencapai sekitar 100.000 eksemplar pada tahun ke-10 terbitnya majalah

mingguan ini.

Adapun beberapa alasan yang melatar belakangi penggunaan nama

Tempo sebagai nama Majalah Berita Mingguan tersebut, yakni:

a. Pertama, nama “Tempo” singkat dan bersahaja, enak diucapkan oleh

lidah Indonesia dari segala jurusan.

Page 103: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

b. Kedua, nama ”Tempo” terdengar netral, tidak mengejutkan ataupun

merangsang.

c. Ketiga, nama “Tempo” bukan simbol suatu golongan.

d. Dan Keempat, arti dari kata “Tempo” sederhana saja, yaitu: WAKTU,

sebuah pengertian yang dengan segala variasinya lazim dipergunakan

oleh banyak penerbitan jurnalistik di seluruh dunia.

Tempo sempat dianggap meniru majalah TIME, karena sampulnya yang

memang mirip TIME dengan bentuk segi empat berwarna merah membentuk

bingkai di sisinya. Tempo pun menjawab dengan kalimat “Tempo meniru

TIME? Benar Tempo meniru waktu, selalu tepat, selalu baru”, yang

diiklankan Tempo pada terbitan 26 Juni 1971, guna menanggapi surat pembaca

yang berkesimpulan bahwa Tempo telah meniru TIME. TIME pun sempat

menggugat Tempo melalui pengacara Widjojo, namun persoalan ini dapat

diselesaikan dengan damai.

Seiring perjalanan terjadi dualisme kepemimpinan di tubuh Tempo,

antara Goenawan Mohamad dengan Blur Rusuanto. Keduanya memiliki

perbedaan ide dasar. Goenawan berkeinginan agar Tempo bergaya tulis feature

(bercerita), sedangkan Blur cenderung ke News. Keduanya pun sering berbeda

paham dan saling bertolak pendapat. Puncaknya terjadi pada saat Blur

menumpahkan air kopi ke arah Goenawan. Tindakan tersebut dianggap kelewatan

oleh Goenawan, hingga dia meminta Eric Samola untuk memutuskan, apakah

Goenawan sendiri yang keluar atau Blur yang keluar. Akhirnya Blur yang

mengundurkan diri dari Tempo.

Page 104: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Hingga pada usia yang ke-12 tahun, tepatnya pada 12 April 1982, Tempo

dibredel oleh Departemen Penerangan malalui surat yang dikeluarkan oleh Ali

Moertopo (Menteri Penerangan). Karena Tempo dianggap telah melanggar kode

etik pers. Ide pembredelan itu sendiri datang dari persatuan Wartawan Indonesia

(PWI) yang saat itu dipimpin oleh wartawan harian Pos Kota. Pembredelan

tersebut terjadi diduga karena peliputan yang dilakukan Tempo saat kampanye

partai Golkar di lapangan Banteng, Jakarta, yang berakhir rusuh. Presiden

Soeharto, yang notabene adalah motor partai Golkar tidak suka dengan berita

tersebut.

Baru pada tanggal 7 Juni 1982, pembredelan terhadap Tempo dicabut

setelah Goenawan Mohamad membubuhkan tanda tangan di secarik kertas yang

berisikan permintaan maaf Tempo, dan kesediaan untuk dibina oleh pemerintah.

Waktu itu, Goenawan Mohamad memang tidak punya pilihan lain.

Prahara kembali berguncang di tubuh Tempo pada tanggal 13 juli 1987.

Sebanyak 31 wartawan ramai-ramai keluar (eksodus). Alasannya adalah karena

kesejahteraan dan pola menajemen yang tidak transparan. Mereka yang keluar

diantaranya adalah Syu’ba Asa, Edy Herwanto, Saur Hutabarat, Marah Sakti

Siregar, dan Achmad Luqman. Mereka kemudian mendirikan majalah editor, yang

menjadi saingan Tempo. Goenawan Mohamad sangat sedih dengan kejadian

tersebut. Selanjutnya, pembenahan manajemen pun dilakukan dan kesejahteraan

karyawan juga diperhatikan. Konflik dianggap sebagai momentum untuk

membenahi kekurangan. Goenawan mangatakan, “Yang bagus bukanlah

Page 105: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

organisasinya yang sempurna, tapi organisasinya yang selalu dengan teratur dan

dengan tak terlalu sulit disempurnakan, diperbaiki”.

Pada 1990, eksodus kembali terjadi, sebanyak 20 wartawan spontan

keluar. Ada yang mendirikan majalah baru bernama Prospek, yang dimodali oleh

pengusaha Sutrisno Bachir, ada pula yang bergabung ke harian Berita Buana.

Alasan utama eksodus kali ini ada dua, yaitu: Pertama, tawaran kesejahteraan dan

jenjang karir yang menggiurkan di tempat lain. Kedua,beredarnya isu kristenisasi

di tubuh Tempo. Khusus Kristenisasi, isu agama ini membuat tubuh Tempo

menjadi tidak sehat.

Tak berhenti di situ saja, pada tanggal 21 Juni 1994 Tempo kembali

mengalami pembredelan bersama saudara tirinya, Editor, dan majalah yang

sedang berkembang, Detik. Kali ini penyebabnya adalah berita Tempo terkait

pembelian pesawat tempur eks Jerman Timur oleh BJ Habibie. Berita tersebut

tidak menyenangkan para pejabat militer karena merasa otoritasnya dilangkahi.

Namun, diduga penyebab dasarnya adalah karena Presiden Soeharto tidak suka

Tempo dari dulu, dan berita BJ Habibie hanyalah alasan pembenaran semata.

Kalau dulu syarat terbit kembali sangat mudah, yakni hanya dengan

bertanda tangan di secarik kertas. Kali ini sangat sulit, karena keluarga Presiden

Soeharto yang diwakili Hasyim Djojohadikusumo, Adik Prabowo Subianto,

dalam penjelasannya kepada Eric Samola di sebuah pertemuan di hotel

memberikan syarat bahwa berita Tempo harus diketahui oleh mereka (keluarga

Presiden Soeharto), pemimpin redaksi harus ditentukan oleh mereka, dan mereka

bisa membeli saham Tempo.

Page 106: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Jajaran pimpinan Tempo mendiskusikan syarat tersebut. Semuanya

bersepakat untuk menolaknya. Mereka rela Tempo tidak pernah terbit lagi, ini

adalah persoalan integritas diri, alasannya. Pembredelan ketiga media tersebut di

atas menyulut pelbagai demonstrasi massa. Salah satunya, demonstrasi berdarah

pada tanggal 27 Juni 1994 oleh para aktivis, mahasiswa, dan buruh. Di tubuh PWI

sendiri juga terjadi demonstrasi. Sebagian wartawan seperti Ahmad Taufik, Dita

Indah Sari, dan yang lainnya sepakat untuk mendirikan Aliansi Jurnalis

Independent (AJI). Mereka menuduh PWI berdiri di bawah ketiak pemerintah.

Walaupun dibredel, Tempo punya cara sendiri untuk tetap eksis dan

menyapa pembacanya. Pada 1996, Tempon meluncurkan majalah digital pertama

di Indonesia, Tempo Interaktif, melalui situs www.tempo.co.id. Karena beredar di

dunia maya, majalah ini lolos dari jangkauan pembredelan. Meskipun Tempo

tetap eksis, sebagian wartawannya tidak tahan hidup tanpa penghasilan yang jelas.

Mereka pun keluar, diantaranya adalah Lukman Setiawan, Mahtoem Mastoem,

Harjoko Trisnadi, Herry Komar, Amran Nasution, dan Agus Basri. Mereka

kemudian mendirikan majalah Gatra yang dimodali Bob Hasan, pengusaha dan

orang kepercayaan Presiden Soeharto. Sebagian yang lain bergabung di Majalah

Forum dan Tabloid Kontan.

Jatuhnya Presiden Soeharto pada reformasi 21 mei 1998 dan naiknya BJ

Habibie sebagai Presiden memberi angin segar bagi masa depan Tempo. Ya,

benar saja, BJ Habibie mencabut pembredelan Tempo dan mengizinkannya untuk

terbit kembali. Gayung bersambut, awak Tempo bergerak. Sekitar 40 orang

berkumpul di Teater Utan Kayu untuk memikirkan Tempo yang baru. Hasilnya,

Page 107: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

melalui PT Arsa Perdana dan dengan investasi baru sekitar Rp 5 miliar, Tempo

edisi perdana pasca pembredelan terbit pada Selasa, 6 Oktober 1998.

“Kami makin sadar: ada sesuatu yang lebih berharga ketimbang nafkah

dan kepuasan profesional, yakni kemerdekaan dan harga diri,” tulis editorial

perdana Tempo pasca di bredel. Perkembangan Tempo pasca pembredelan sangat

progres. Oplag mencapai sekitar 60 ribu eksemplar tip kal terbit, mengalahkan

majalah pesaing: Gatra, Forum, Panji Masyarakat, dan Gamma. Begitu pula dari

sisi iklan, Tempo meraih 41% porsi iklan dibandingkan para pesaingnya tersebut.

Perentase tersebut meningkat pada tahun 2000 menjadi 50% dan pada tahun 2005

menjadi 70%.

Perkembangan yang luar biasa tersebut membuat manajemen

menerbitkan Tempo dalam edisi Inggris bernama Tempo Magazine pada 12

September 2000. Edisi Inggris ini terbit tiap minggu, dua hari setelah edisi

Indonesia terbit. Oplagnya lumayan, laku sekira 7 ribu eksemplar di edisi

perdananya. Intinya, Tempo kini bisa dibeli di luar negeri dan dibaca oleh orang

asing.

Pada 2 April 2001, ketika umur Tempo menginjak 30 tahun,

diterbitkanlah Koran Tempo. Kehadiran Koran Tempo bertujuan untuk

mengembalikan prinsip-prinsip jurnalistik harian yang terabaikan, yakni: cepat,

lugas, tajam, dan ringkas. Nama Tempo sengaja digunakan pada Koran Tempo

untuk meraih pangsa pasar. Koran Tempo berusaha meraih pembaca yang masih

terbuka lebar, bersaing dengan Kompas, Republika, dan Media Indonesia.

Page 108: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Hasilnya luar biasa, di Jakarta, Koran Tempo berhasil menjadi peringkat kedua di

bawah Kompas.

Dengan adanya majalah Tempo, Koran Tempo, dan Tempo Interaktif,

manajemen Tempo kemudian mendirikan Tempo News Room (TNR), kantor

berita yang berfungsi sebagai pusat berita ketiga media tersebut. Fungsinya adalah

untuk penghematan sumber daya manusia. Diharapkan, melalui TNR, satu orang

wartawan bisa memberikan kontribusi berita untuk tiga media sekaligus.

Keberadaan TNR ditentang sebagian wartawan. Mereka merasa

dirugikan secara hitungan gaji karena berita mereka dimuat di tiga media

sementara gaji mereka hanya satu kali. Mereka berpikir seharusnya mereka digaji

tiga kali. Masalah ini masih menjadi perdebatan di pihak manajemen Tempo.

Setelah Koran Tempo sukses di pasaran, Tempo juga mencoba menembus bisnis

televisi dengan mendirikan TEMPO TV, kerja sama dengan kantor berita radio

KBR68H. Semangat TEMPO TV adalah ingin menampilkan tayangan televisi

yang berkualitas dan mencarahkan, “sebab informasi bukan hanya data yang

masuk, tetapi juga data yang membuat kita tercerahkan,” kata Goenawan

Mohamad. Kini, TEMPO TV telah memberikan kontribusi program di sekitar 27

TV lokal di seluruh Indonesia.

Pada 8 Maret 2003, terjadi penyerangan oleh para pengunjuk rasa di

kantor Tempo. Mereka semua berdemonstrasi untuk mendukung Tommy Winata.

Penyebabnya adalah berita Tempo mengenai proposal renovasi pasar Tanah

Abang senilai Rp 53 miliar oleh Tommy Winata, pengusaha terkenal, sebelum

pasar itu terbakar. Para pengunjuk rasa itu merusak kantor Tempo. Wartawan

Page 109: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tempo dipukuli, Pemred Tempo, Bambang Harymurti dihina, kepalanya ditonjok,

dan perutnya dijotos.

Tempo kembali mengalami masalah, kali ini datang dari umat Katolik

yang mengecam sampul Tempo edisi 10 Februari 2008 yang bergambarkan

mantan Presiden Soeharto (almarhum) bersama anak-anaknya di meja makan.

Gambar tersebut dinilai melecehkan simbol kudus umat kristiani, khususnya

Katolik di Indonesia. Gambar sampul berjudul Setelah Dia Pergi tersebut, mirip

format lukisan perjamuan terakhir Yesus pada murid-muridnya, yaitu The Last

Super, karya Leonardo Da Vinci. Sejumlah perwakilan organisasi Katolik tingkat

nasional mendatangi kantor Tempo di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Mereka

menilai lukisan sakral itu telah dianalogikan Tempo dengan keluarga mantan

penguasa orde baru, yang di mata masyarakt berlumuran kasus KKN. Umat

katolik meminta klarifikasi dan pernyatan maaf dari penanggung jawab Tempo.

Mereka juga ingin memastikan kejadian seperti ini tak akan terulang, bukan hanya

untuk umat Katolik, tapi bagi umat beragama lainnya di Indonesia. Dimintanya

pula agar edisi majalah itu ditarik dari peredaran. Sesuai tuntutan perwakilan umat

Katolik,. Tempo pun meminta maaf melalui Koran Tempo, Tempo Interaktif, dan

Majalah Tempo.

Pada Juni 2010, Tempo kembali mendapatkan protes berkaitan dengan

grafik yang digunakan dalam sampul edisi Juni-Juli 2010, sampul tersebut

berjudul Rekening Gendut Perwira Polisi yang menggambarkan seorang polisi

sedang menggiring celengan babi. Edisi tersebut menceritakan beberapa jenderal

polisi yang memiliki rekening berisi uang milyaran rupiah. Polri memprotes

Page 110: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

sampul tersebut dan meminta Tempo meminta maaf. Pada 8 Juli 2010, kedua

belah pihak sepakat untuk berdamai di luar pengadilan. Pertemuan dimediasi oleh

Dewan Pers dan berlangsung di Gedung Dewan Pers. Saat itu Polri diwakili oleh

Kadiv humas Mabes Polri Irjen Pol. Edward Aritonang, Tempo diwakili oleh

Pemred Tempo, Wahyu Muryadi.

Dan pada 2 April 2011 lalu, Tempo genap berumur 40 Tahun. Di umur

itu, Tempo telah menjadi media besar, berdiri sejajar dengan Kompas, Media

Nusantara Citra (MNC), Jawa Pos Group, dan Media Group. Tempo punya

majalah, punya koran, punya televisi, punya koran digital, dan punya kantor

berita, Tempo punya segalanya. Tumbuh sebuah harapan, semoga Tempo bisa

menjadi teladan dan contoh ditengah kemerosotan kualitas informasi dan tayangan

media, untuk media-media yang mementingkan kualitas bukan komersialisasi,

bukan iklan. Sebab, sebagaimana kata Goenawan Mohamad: “Informasi bukan

hanya data yang masuk, tetapi juga data yang membuat kita tercerahkan”.

2. Visi dan Misi Koran Tempo

Visi surat kabar merupakan nilai dasar yang dihayati bersama oleh para

wartawan yang bekerja pada suatu media cetak/surat kabar.

Visi Koran Tempo adalah “Menjadi acuan dalam proses meningkatkan

kebebasan rakyat untuk berpikir dan mengutarakan pendapat, serta membangun

suatu masyarakat yang menghargai kecerdasan dan perbedaan pendapat”.

Page 111: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Misi Koran Tempo adalah:

a. Menyumbangkan kepada masyarakat suatu produk multimedia yang

menampung dan menyalurkan secara adil suara yang berbeda-beda.

b. Sebuah produk multimedia yang mandiri, bebas dari tekanan kekuasaan

modal dan politik.

c. Terus menerus meningkatkan apresiasi terhadap ide-ide, bahasa, dan

tampilan visual yang baik.

d. Sebuah karya yang bermutu tinggi dan bepegang pada kode etik.

e. Menjadi tempat kerja yang mencerminkan Indonesia yang beragam

sesuai kemajuan jaman.

f. Sebuah proses kerja yang menghargai kemitraan dari semua sektor.

g. Menjadi lahan yang subur bagi kegiatan-kegiatan untuk memperkaya

khasanah artistik dan intelektual.

3. Penyajian Halaman dan Rubrikasi

Berikut ini adalah penyajian rubrikasi pada Koran Tempo berdasarkan

pembagian halamannya:

a. Halaman Utama

Merupakan halaman muka surat kabar, berisi berita-berita utama atau

headline. Yang disertai grafis ataupun foto untuk mempertegas berita dan

berfungsi sebagai gambaran konstruksi peristiwa/reka kejadian.

Page 112: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

b. Halaman Editorial

Merupakan halaman yang berisi opini/pendapat dan sikap resmi suatu

media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomena,

atau kontroversial yang berkembang di masyarakat.

c. Rubrik Berita Utama

Merupakan halaman yang berisi berita utama bagian dalam / headline

dalam.

d. Rubrik Nasional

Merupakan halaman yang berisi berita atau peristiwa yang dibahas dalam

skala nasional

e. Rubrik Nusa

Merupakan halaman yang berisi berita-berita mengenai kejadian dari

seluruh pelosok negeri.

f. Halaman Pendapat

Merupakan halaman yang berisi opini, baik dari redaksi (tajuk rencana),

akademisi, para ahli, maupun pembaca.

g. Rubrik Ilmu dan Teknologi

Merupakan halaman yang berisi ulasan maupun artikel yang berkaitan

dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

h. Rubrik Internasional

Merupakan halaman yang memuat berita-berita atau peristiwa dari luar

negeri

Page 113: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

i. Rubrik Seni

Merupakan halaman yang berisi berita-berita atau peristiwa yang

berkaitan dengan kesenian.

j. Rubrik Olahraga

Merupakan halaman yang berisi berita olahraga dari bermacam-macam

cabang olahraga, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

k. Rubrik Bisnis (Finansial dan Industri)

Merupakan halaman yang memuat ulasan, berita, dan artikel seputar

dunia bisnis, keuangan, perbankan, valas, industri, dll. Pada halaman ini,

mulai disajikan terpisah dengan halaman utama.

l. Rubrik Metro

Merupakan halaman yang berisi berita-berita khusus mengenai kejadian

yang terjadi di ibukota Jakarta.

m. Rubrik Gaya Hidup

Merupakan halaman yang berisi informasi mengenai tren dan hobi yang

menjadi gaya hidup masyarakat.

n. Halaman Advertisement

Merupakan halaman yang berisikan iklan komersial.

o. Rubrik Jawa Tengah & Yogyakarta, Rubrik Makasar (Edisi Daerah)

Merupakan halaman yang memuat berita maupun tulisan-tulisan yang

berhubungan dengan daerah Jawa Tengah & Yogyakarta, juga Makasar.

Mulai dari berita ekonomi, politik daerah, maupun kebudayaan.

Page 114: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

p. Rubrik Khusus

Merupakan halaman yang berisi informasi khusus, semisal: Perkakas

(memuat informasi mengenai perkembangan gadged dan harganya),

Kabar Ramadan (memuat informasi dan berita seputar bulan ramadan).

4. Desain atau Layout Koran Tempo

a. Koran Tempo memanfaatkan grafis secara maksimal dalam penyajiannya

(“graphic-heavy”)

b. Desain yang rapi dan dinamis, dengan simbolik, ada unsur humor.

c. Pemilihan dalam penggunaan foto-foto berita yang berbicara.

5. Bobot Berita

Berikut ini adalah prosentase bobot berita pada Koran Tempo

berdasarkan pada penyajian halaman dan rubrikasi:

Headlines 10%

Ekonomi & Bisnis 30%

Politik 20%

Olahraga 10%

Berita Metro 10%

Berita Daerah 5%

Gaya Hidup 5%

Ilmu dan Teknologi 5%

International 5%

Page 115: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

6. Struktur Organisasi Perusahaan

Sebagai salah satu bentuk organisasi pers, Tempo memiliki struktur

keorganisasian yang akan memudahkan pelaksanaan kerja sesuai dengan bidang

masing-masing. Kemampuan manajerial dituntut dalam kinerja di setiap masing-

masing bidang agar bisa tercipta efisiensi dan efektifitas kerja sesuai dengan

keinginan dan harapan.

Susunan organisasi Koran Tempo adalah sebagai berikut:

a. Pendiri Perusahan : Goenawan Mohamad, Fikri

Jufri, Bur Rasuanto, Christianto

Wibisono, Yusri Djalinus, dan

Putu Wijaya.

b. Direktur Utama : Bambang Harymurti

c. Direktur : Herry Hernawan, Toriq Hadad

d. Sekretaris Korporat : Rustam F. Mandayun

e. Pimpinan Redaksi / Penanggung Jawab : Gendur Sudarsono

f. Wakil Pimpinan Redaksi : Daru Priyambodo

g. Redaktur Senior : Goenawan Mohamad

h. PJ. Redaktur Eksekutif : M. Taufiqurohman

i. Redaktur Utama : Yos Rizal Suriaji, Tulus

Wijanarko

j. Sekretaris Redaksi : Dyah Irawati Hapsari

Page 116: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

7. Bagan Struktur Organisasi PT. TEMPO INTI MEDIA

Sumber: Company Profile PT. Tempo Inti Media

8. Bagan Struktur Organisasi SDM di bagian Redaksional Koran

Tempo

Sumber : Company Profile PT. Tempo Inti Media

PEM RED

SEK RED

RED EKS

ASS RED EKS

RED BID RED KREATIF

RED BAHASA RED HAL RED SEN RED FOTO RED DESAIN RED CETAK

PERISET FOTOGRAFER

DESAINER ILUSTRATOR

STAF PROD REPORTER

Page 117: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

9. Kebijakan Redaksional

Kebijakan redaksional merupakan penjabaran dari beberapa kaidah

filosofis, serta visi dan misi surat kabar yang bersangkutan. Kebijakan redaksional

juga menjadi pedoman dan ukuran dalam menentukan kejadian macam apa atau

isu mana, yang oleh surat kabar tersebut patut diangkat serta dipilih untuk menjadi

bahan berita maupun bahan komentar. Kebijakan redaksional juga menjadi suatu

bentuk tanggung jawab surat kabar dalam pemberitaannya.

Lebih jelasnya, kebijakan redaksional di Koran Tempo terangkum dalam

beberapa pernyataan berikut ini:

a. Koran Tempo merupakan harian umum yang secara independen

diterbitkan dan memberi porsi besar pada politik dan ekonomi.

b. Koran Tempo menghadirkan informasi dengan jernih, akurat, jujur,

berimbang, dan tidak bombastis.

c. Koran Tempo ingin mengembalikan prinsip jurnalisme surat kabar

harian, yakni: cepat, lugas, dan ringkas.

d. Penyajian koran Tempo berorientasi pada kebutuhan pembaca beragam.

10. Proses Pembuatan Berita pada Koran Tempo

Suatu peristiwa yang berkembang di masyarakat dapat menjadi sebuah

berita dengan melalui beberapa tahapan yang panjang dalam proses redaksional.

Berikut ini adalah proses redaksional dalam pembuatan berita pada Koran Tempo:

Page 118: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Sumber: Company Profile PT. Tempo Inti Media

11. Outline Proses Distribusi Koran Tempo

Proses pendistribusian koran Tempo pasca produksi, untuk pembaca di

wilayah DKI Jakarta maupun bagi pembaca di propinsi lain di seluruh Indonesia:

12. Oplag, Sirkulasi, dan Profil Pembaca Koran Tempo

Koran Tempo terbit 7 kali dalam seminggu dan menyajikan 56 halaman,

dengan oplag 240.000 eksemplar, dimana sejak berubah menjadi format compact,

sirkulasi meningkat 20% dan 34% pembaca. Koran Tempo dilengkapi dengan

iTEMPO penyisipan reguler (digital update), TEMPO GADING (komunitas

Page 119: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

kertas untuk Kelapa Gading dan sekitarnya), dan Sebuah edisi khusus dari Jawa

Timur dan Jawa Tengah (pencetakan jarak jauh). Pada tahun 2009 pun terbit

Koran Tempo Makassar dengan 40 halaman dan memiliki oplag sebesar 30.000

eksemplar.

Persentase distribusi Koran Tempo tediri dari: Distribusi Jakarta &

sekitarnya 60,19%, Jawa Tengah dan Yogyakarta 16,21%, Jawa Barat & Banten

12,9% 6,08% Sulawesi, Sumatera 2,7%, dan wilayah lainnya 1,8%. Sedangkan

persentase untuk distribusi Koran Tempo Makassar adalah Makassar (70%),

Maros (10%), Pangkep, (10%) Gowa (10%), dan Takalar (5%).

Profil pembaca sendiri dapat dibagi ke dalam dua kategori, kategori

pertama adalah dilihat dari segi demografi, yaitu terdiri dari jenis kelamin, umur,

sosial ekonomi. Sedangkan untuk kategori kedua berdasarkan pada segi

psikografi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

a. Segi Demografi

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semua media didominasi oleh para pembaca pria

Page 120: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Kisaran usia rata-rata pembaca Tempo (semua media) adalah 20-50 tahun, kecuali TEMPO bahasa Inggris, usia dominan pembaca lebih dari 50 tahun.

Kisaran usia rata-rata pembaca Tempo (semua media) adalah 20-50 tahun, kecuali TEMPO bahasa Inggris, usia dominan pembaca lebih dari 50 tahun.

Page 121: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

b. Segi Psikografi

TIRELESS WORKER: Apakah kelompok yang melihat pekerjaan sebagai jenjang karir sehingga berusaha untuk mencapai puncak, meskipun kadang-kadang untuk mencapainya harus mengesampingkan kepentingan mereka sendiri atau keluarga.

TRENDSETTER: Apakah kelompok yang mengikuti model / gaya terbaru. Secara aktif mencari informasi, mengikuti perkembangan teknologi dan selalu tertarik untuk mencoba hal-hal baru dalam hidup. Hal ini juga tertarik pada hiburan / Hangout / pariwisata.

SOCIALLY AWARE: Ini adalah kelompok yang didirikan prioritas ekonomi dan sosial dalam kehidupan selalu merupakan keseimbangan dengan masyarakat / lingkungan. Dalam tindakannya selalu memperhitungkan manfaat / dampak terhadap lingkungan mulai dari hak yang sama, polusi, dll

TRADITIONAL FAMILY LIFE: Adalah kelompok yang sangat menjaga norma-norma / nama keluarga, menempatkan dia sebagai kepala keluarga dan perempuan berpartisipasi dalam urusan domestik keluarga. Kelompok ini juga setia pada pasangan mereka.

Page 122: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

13. Alamat Redaksi

Dalam melakukan kerja harian dan proses koordinasi redaksional, Koran

Tempo menempati kantor pusat di lokasi yang strategis di Jakarta, yang

merupakan Ibukota Negara. Selain itu juga menempati lokasi strategis di Daerah

Istimewa Yogyakarta, dimana wartawan Tempo biro Yogyakarta berkantor, dan

merupakan tempat dimana Penulis melakukan penelitian.

Berikut adalah alamat lengkap kantor Tempo:

a. Kantor Redaksi MBM & Divisi Pendukung

Gedung Tempo, Jl. Proklamasi No. 72, Jakarta 10320

Telepon : (021) 3916160, Fax : (021) 3921947

b. Divisi Sirkulasi dan Percetakan

PT. Temprint

Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta Barat 12210

Telepon : (021) 5360409, Fax : (021) 5349569

c. Redaksi Tempo dan Iklan

Ruko Kebayoran Centre, blok A 11 – 15

Jl. Kebayoran Baru, Mayestik, Jakarta 12240

Telepon : (021) 7255625, Fax : 725 5645, 725 5650

Email : [email protected]

d. Kantor Tempo Biro Yogyakarta

Jl. Kolonel Sugiono No.47, Keparakan Mergangsan, Yogyakarta 55152

Telepon Redaksi : (0274) 380862, 380363, 380864

Fax : (0274) 380865

Page 123: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

BAB III

ANALISIS DATA

Penelitian ini membahas mengenai analisis framing terhadap berita

Keistimewaan DIY dengan menggunakan perangkat framing model Pan Kosicki,

dimana Peneliti menganggap perangkat framing model Pan Kosicki sebagai

alternatif yang tepat selain analisis isi kuantitatif dalam membedah isi berita,

karena mempunyai empat struktur pisau analisis yang lengkap yaitu Sintaksis,

Skrip, Tematik, dan Retoris. Penelitian ini sendiri terbagi ke dalam empat bab

seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yakni pada bab I berisi pendahuluan,

bab II berisi profil perusahaan, bab III berisi analisis data, dan bab IV adalah

kesimpulan penelitian.

Pada bab III ini Peneliti akan membedah berita seputar Keistimewaan

DIY pada Harian Kompas dan Koran Tempo periode Desember 2010 - Januari

2011 dalam bentuk analisis data, dengan tujuan untuk melihat bagaimana media

massa mengkonstruksikan realitas peristiwa atau membingkai (mem-frame) berita

sesuai dengan penerapan standar kebenaran, matrik obyektifitas, dan batasan-

batasan serta unsur-unsur lainnya. Edisi Desember 2010 - Januari 2011 sendiri

dipilih karena pada periode itulah berita seputar keistimewaan DIY banyak

menghiasi wajah pemberitaan di berbagai media massa, salah satu media yang

banyak memunculkan topik ini dalam pemberitaannya yaitu Harian Kompas dan

Koran Tempo, yang merupakan surat kabar berskala nasional yang sudah

ternama, dan punya rating tinggi disertai dengan isi pemberitaan yang kritis

dan logis, dengan bahasa santun namun cerdas.

Page 124: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Untuk melihat lebih jelas proses pembingkaian berita pada kedua media

massa tersebut, Peneliti akan menganalisisnya secara terpisah. Dimana

pembingkaian berita di harian Kompas dan Koran Tempo ditempatkan pada

subbab tersendiri.

A. FRAME BERITA DI HARIAN KOMPAS

Harian Kompas dalam pemberitaannya seputar keistimewaan DIY pada

edisi Desember 2010 - Januari 2011 menurunkan sebanyak 24 berita, yang terbagi

ke dalam beberapa rubrik seperti yang terlihat pada daftar di bawah ini:

Tabel 5. Berita Seputar Isu Keistimewaan Yogyakarta Pada Harian KOMPAS

Edisi Desember 2010 – Januari 2011

NO. Judul Berita Rubrik Hari & Tanggal

1. Salah Paham soal Yogyakarta

Presiden Akan Jelaskan Sikapnya

Headline &

Umum

Rabu, 1 Desember 2010

2. KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA

(1) ”Bung Sultan” yang Demokratis

Politik &

Hukum

Rabu, 1 Desember 2010

3. Ketenangan DIY Terganggu Tajuk Rencana Rabu, 1 Desember 2010

4. Dengarkan Aspirasi Rakyat

Penetapan Gubernur dan Wakil

Gubernur DIY Tak Langgar

Konstitusi

Headline &

Umum

Kamis, 2 Desember 2010

5. KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA

(2 – HABIS) Lebih Suka Penetapan

Politik &

Hukum

Kamis, 2 Desember 2010

6. Pemerintah Usul Gubernur Dipilih

Presiden: Sultan HB X Masih Tepat

Headline &

Umum

Jumat, 3 Desember 2010

Page 125: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Pimpin DIY

7. RUU KEISTIMEWAAN Kami

Masih Mengungsi Bapak Presiden...

Headline &

Umum

Jumat, 3 Desember 2010

8. Sikap Pemerintah Disesalkan SBY:

Saya Tidak Ada Masalah dengan

Sultan HB X

Headline &

Umum

Sabtu, 4 Desember 2010

9. ”Sejarah Saya Memang Parah” Umum

(Kolom Politik

– Ekonomi)

Sabtu, 4 Desember 2010

10. Survei Menjadi Acuan Kemendagri

Kepala Desa Se – DIY Ancam Boikot

Pemilihan

Politik &

Hukum

Minggu, 5 Desember 2010

11. Negara Akui Keistimewaan DPRD

Kota Yogyakarta Akan Gelar Sidang

Paripurna Penetapan

Headline &

Umum

Senin, 6 Desember 2010

12. JAJAK PENDAPAT ”KOMPAS”

Publik Cenderung Terima

Keistimewaan

Politik &

Hukum

Senin, 6 Desember 2010

13. KEISTIMEWAAN Daerah

”Khusus” Memang Harus Beda...

Politik &

Hukum

Rabu, 8 Desember 2010

14. Warga Dukung Penetapan Ketua

DPD Partai Demokrat DI Yogyakarta

GBPH Prabukusumo Mundur

Headline &

Umum

Kamis, 9 Desember 2010

15. KEISTIMEWAAN Setgab

Membahas RUU

Headline &

Umum

Jumat, 10 Desember 2010

16. KEISTIMEWAAN DIY Penetapan

sebagai Harga Diri

Politik &

Hukum

Jumat, 10 Desember 2010

Page 126: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

17. Setgab Terpecah soal Yogyakarta

Konsep Gubernur Utama Ditolak

Headline &

Umum

Sabtu, 11 Desember 2010

18. DAERAH ISTIMEWA: Kalla:

Pemerintah Yogyakarta

Demokratis

Umum Minggu, 12 Desember 2010

19. KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA

Ribuan Orang Akan Hadiri Sidang

Paripurna

Headline &

Umum

Senin, 13 Desember 2010

20. KEISTIMEWAAN DIY Dengarkan

Aspirasi Yogyakarta

Politik &

Hukum

Senin, 13 Desember 2010

21. Angelina Pimpin DPD Partai

Demokrat

Politik &

Hukum

Senin, 13 Desember 2010

22. JAJAK PENDAPAT ”KOMPAS”

Komodifikasi Survei Opini Publik

Politik &

Hukum

Senin, 13 Desember 2010

23. Yogyakarta Tentukan Sikap Djoko

Suyanto: RUU Belum Final

Headline &

Umum

Selasa, 14 Desember 2010

24. KEISTIMEWAAN DIY Muladi:

Perlu Kepala Dingin

Politik &

Hukum

Selasa, 14 Desember 2010

25. RUU KEISTIMEWAAN DIY Rakyat

Sudah Menabur Tambur...

Nusantara Selasa, 14 Desember 2010

26. KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA

Warga Kecewa Tanggapan Pusat

Headline &

Umum

Rabu, 15 Desember 2010

27. KEISTIMEWAAN DIY Presiden

Yudhoyono Ajak Cari Titik Temu

Headline &

Umum

Kamis, 16 Desember 2010

28. Upacara Mengenang Maklumat 5

September

Nusantara

(Berita Foto)

Kamis, 16 Desember 2010

Page 127: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

29. KEISTIMEWAAN Dewan Bahas

RUU DIY pada Awal 2011

Headline &

Umum

Jumat, 17 Desember 2010

30. KEISTIMEWAAN Aburizal Pimpin

Tim Membahas RUU DIY

Headline &

Umum

Sabtu, 18 Desember 2010

31. Serahkan Aspirasi Warga

Yogyakarta

Politik &

Hukum

(Berita Foto)

Sabtu, 18 Desember 2010

32. RUU KEISTIMEWAAN

YOGYAKARTA Keistimewaan

Versi Pemerintah

Politik &

Hukum

Sabtu, 18 Desember 2010

33. KEISTIMEWAAN DIY Suasana

Tenang Kini di DIY

Politik &

Hukum

Sabtu, 18 Desember 2010

34. Indonesia Bersatu Maju Tajuk Rencana Sabtu, 18 Desember 2010

35. PKB: Cermati Gubernur Utama

Aburizal Bakrie Tunggu Sekretariat

Gabungan

Politik &

Hukum

Senin, 20 Desember 2010

36. LAPORAN AKHIR TAHUN

POLITIK DAN HUKUM (1) SBY

Tidak Pandai Bersolek

Politik &

Hukum

Senin, 20 Desember 2010

37. Aburizal Tidak Urus Tim Lobi Ada

Usul Kepala Pemerintahan Harian

DIY

Politik &

Hukum

Selasa, 21 Desember 2010

38. KEISTIMEWAAN DIY Sultan:

Penetapan Itu Aspirasi Rakyat

Headline Kamis, 23 Desember 2010

39. Datangi Rumah Ikhlasul Amal Nusantara

(Berita Foto)

Jumat, 24 Desember 2010

Page 128: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

40. KEISTIMEWAAN DIY Sosialisasi

Penetapan

Politik &

Hukum

Kamis, 30 Desember 2010

41. KALEIDOSKOP POLITIK DAN

HUKUM 2010 September –

Desember: Rakyat Yogyakarta

Berteriak Melawan

Politik &

Hukum

Jumat, 31 Desember 2010

42. KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA

Warga Ajukan Gugatan ke PTUN

Politik &

Hukum

Senin, 3 Januari 2011

43. SEJARAH POLITIK Pengukuhan

Yogyakarta Kota Republik

Politik &

Hukum

Selasa, 4 Januari 2011

44. KEISTIMEWAAN DIY Mendagri

Tegur Wali Kota Yogyakarta

Politik &

Hukum

Selasa, 4 Januari 2011

45. KEISTIMEWAAN DIY Sultan

Kukuhkan Yogyakarta Kota

Republik

Politik &

Hukum

Rabu, 5 Januari 2011

46. KEISTIMEWAAN DIY Gunung

Kidul Dukung Penetapan Sultan

HB dan Paku Alam

Politik &

Hukum

Kamis, 6 Januari 2011

47. Bom Molotov di Yogyakarta

Korban, Ketua Paguyuban Lurah Se –

DIY Ismaya

Nusantara Jumat, 7 Januari 2011

48. BOM MOLOTOV Pelemparan Bom

Dinilai sebagai Teror

Nusantara Sabtu, 8 Januari 2011

49. Paguyuban Dukuh Dikirimi Surat Nusantara

(Kilas Daerah)

Rabu, 12 Januari 2011

50. KEISTIMEWAAN Fraksi PD

Yogyakarta Dukung Penetapan

Politik &

Hukum

Jumat, 14 Januari 2011

Page 129: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

51. KEISTIMEWAAN DIY Penetapan

Sesuai Demokrasi Pancasila

Politik &

Hukum

Senin, 17 Januari 2011

52. KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA

RUUK DIY Mulai Dibahas

Politik &

Hukum

Jumat, 21 Januari 2011

53. RUU DIY Dibahas Lagi Politik & Hukum Rabu, 26 Januari 2011

54. KEISTIMEWAAN DIY Sultan

Hanya Dijadikan Simbol

Politik &

Hukum

Kamis, 27 Januari 2011

Sumber : harian Kompas

Guna mempermudah proses analisis data, dari berita yang disajikan di

harian Kompas pada periode Desember 2010 – Januari 2011 di atas, Peneliti

kemudian memilih beberapa berita dan mengelompokkan berita-berita tersebut

kedalam tema pokok sesuai dengan kategori masalah. Pengelompokan

didasarkan pada isu yang dianggap paling penting dari kasus keistimewaan

Yogyakarta ini, dan mendapat porsi besar dalam pemberitaan. Tema pokok

tersebut antara lain: RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah, Survei

Mengenai Keistimewaan Yogyakarta, Sikap Setgab Terkait RUU

Keistimewaan Yogyakarta. Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada

daftar pengelompokan berita di bawah ini:

Tabel 6. Pengelompokan Berita Seputar Isu Keistimewaan Yogyakarta pada

Harian KOMPAS Edisi Desember 2010 – Januari 2011 ke dalam

Tema Pokok sesuai Kategori Masalah

NO. TEMA Judul Berita Rubrik Hari & Tanggal

1. RUU Keistimewaan

Yogyakarta Versi

a. Pemerintah Usul

Gubernur Dipilih

Headline &

Umum

Jumat, 3

Desember 2010

Page 130: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Pemerintah, Presiden: Sultan HB

X Masih Tepat

Pimpin DIY

b. RUU

KEISTIMEWAAN

YOGYAKARTA

Keistimewaan

Versi Pemerintah

Politik &

Hukum

Sabtu, 18

Desember 2010

c. KEISTIMEWAAN

DIY Sultan Hanya

Dijadikan Simbol

Politik &

Hukum

Kamis, 27

Januari 2011

2. Survei Mengenai

Keistimewaan Yogyakarta

a. KEISTIMEWAAN

YOGYAKARTA (2

– HABIS) Lebih

Suka Penetapan

Politik &

Hukum

Kamis, 2

Desember 2010

b. Survei Menjadi

Acuan Kemendagri

Kepala Desa Se –

DIY Ancam Boikot

Pemilihan

Politik &

Hukum

Minggu, 5

Desember 2010

c. JAJAK PENDAPAT

”KOMPAS” Publik

Cenderung Terima

Keistimewaan

Politik &

Hukum

Senin, 6

Desember 2010

3. Sikap Setgab Terkait

RUU Keistimewaan DIY

a. Setgab Terpecah

soal Yogyakarta

Konsep Gubernur

Utama Ditolak

Headline &

Umum

Sabtu, 11

Desember 2010

Sumber : harian Kompas

Page 131: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

1. Analisis Teks Berita dengan Tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi

Pemerintah

a) Berita I

Elemen struktur berita pilihan pertama di harian Kompas mengenai RUU

Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah adalah berita berjudul Pemerintah

Usul Gubernur Dipilih yang terbit pada edisi Jumat, 3 Desember 2010.

Tabel 7. Analisis Berita dengan Judul Pemerintah Usul Gubernur Dipilih

Harian KOMPAS (Jumat, 3 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Pemerintah Usul

Gubernur Dipilih

Headline Who,

What

Huruf dicetak

tebal, terdapat

Grafis & Tabel

(berisi poin

kesepakatan

Keistimewaan

Yogyakarta &

rujukan

penentuan kepala

daerah), disertai

link website

berisi rekaman

video ucapan

Menkopolhukam

yang berjudul:

”Djoko:

Gubernur DIY

Dipilih” di

Page 132: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

vod.kompas.com

/gubernurdiy,

Leksikon: Usul

Presiden: Sultan HB X

Masih Tepat Pimpin DIY

Kickers Who,

What

Label jabatan,

Singkatan,

Leksikon:

Tepat

Kal1.

Par1

JAKARTA, KOMPAS –

Pemerintah, dalam draf

Rancangan Undang-Undang

tentang Keistimewaan

Daerah Istimewa

Yogyakarta, tetap

mengusulkan Gubernur

Daerah Istimewa

Yogyakarta selaku kepala

pemerintahan provinsi

dipilih secara demokratis.

Lead Where,

Who,

What

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

selaku,

demokratis

Kal1.

Par2

Dalam draf RUU itu, Sultan

Hamengkubuwono (HB)

dan Sri Paduka Paku Alam

(PA) diposisikan sebagai

pemimpin tertinggi.

Latar Who,

What

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

diposisikan

Kal2.

Par2

Usulan itu sudah selesai

dituangkan dalam draf

RUU Keistimewaan DIY

dan siap diajukan ke DPR.

Latar What Koherensi

Penjelas

Leksikon:

dituangkan

Kal1.

Par3

Pandangan Pemerintah

adalah hasil sidang kabinet

Parafrase What,

Where,

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

memfinalisasi

Page 133: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

paripurna yang khusus

membahas dan

memfinalisasi RUU

Keistimewaan DIY di

Kantor Presiden, Jakarta,

Kamis (2/12).

When

Kal2.

Par3

Menteri Koordinator Bidang

Politik, Hukum, dan

Keamanan Djoko Suyanto

didampingi Menteri Dalam

Negeri Gumawan Fauzi,

Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Patrialis

Akbar, dan Sekretaris

Kabinet Dipo Alam

menyampaikan posisi

pemerintah itu seusai sidang

kabinet, Kamis.

Latar Who,

What,

When

Koherensi

Penjelas

Label jabatan

Kal1.

Par4

Kamis siang, Presiden

Susilo Bambang

Yudhoyono menegaskan,

dari sisi politik praktis,

sebagai kepala negara dan

kepala pemerintahan, ia

berpendapat, posisi

Gubernur DIY lima tahun

mendatang yang terbaik

tetap dipegang Sultan HB

X.

Parafrase When,

Who,

What

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon: sisi,

terbaik,

dipegang,

Singkatan,

Label jabatan

Kal1. ”Itu posisi saya sebagai Kutipan Who, Kata ganti Label jabatan,

Page 134: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Par5 presiden. Dalam kapasitas

saya yang lain, sebagai

ketua dewan pembina

sebuah partai politik, tentu

saya akan mengalirkan

pandangan dan pendapat ini

sebagai politik partai yang

saya bina,” papar Presiden,

yang juga Ketua Dewan

Pembina Partai Demokrat di

Istana Negara.

What,

How

orang,

Kalimat

langsung,

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

kapasitas,

mengalirkan

Kal1.

Par6

Namun, Presiden

menekankan, RUU

Keistimewaan DIY yang

akan diajukan pemerintah

sama sekali tidak berkaitan

dengan politik praktis.

Parafrase Who,

What,

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan,

Idiom: sama

sekali

Kal1.

Par7

Kamis malam, dalam

peringatan Hari Guru

Nasional, Presiden bertemu

dengan Gubernur DIY

Sultan HB X.

Latar When,

What,

Who

Koherensi

Pembeda

Foto dari

fotografer

KOMPAS/Alif

Ichwan dengan

caption:

Presiden

Susilo

Bambang

Yudhoyono

memberikan

penghargaan

Satyalancana

Pembangunan

Page 135: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Pendidikan

kepada

Gubernur

Daerah

Istimewa

Yogyakarta

dalam acara

Puncak

Peringatan

Hari Guru

Nasional 2010

dan HUT Ke-

65 PGRI di

Jakarta, Kamis

(2/12). Label

jabatan,

Singkatan

Kal2.

Par7

Presiden menyerahkan

penghargaan ke sejumlah

kepala daerah, termasuk

Sultan HB X.

Latar Who,

What

Koherensi

Penjelas

Singkatan

Kal3.

Par7

Namun, Sultan enggan

mengomentari penjelasan

Presiden.

Latar Who,

What

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

enggan

Kal4.

Par7

”Saya tak mau berkomentar.

Saya sudah bilang, itu tidak

baik bagi pejabat. Apalagi

dengan Presiden Berdebat,”

ujarnya.

Kutipan What,

Who

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Idiom:

Apalagi

dengan

Page 136: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Kal1.

Par8

Dari Yogyakarta, Kamis,

dilaporkan warga

Yogyakarta kecewa dengan

penjelasan Presiden soal

masa depan keistimewaan

DIY.

Latar Where,

When,

What,

Koherensi

sebab-

akibat

Idiom: masa

depan,

Singkatan

Kal2.

Par8

Presiden dinilai tidak tegas

mendukung mekanisme

penetapan kepala daerah

DIY.

Parafrase Who,

Why

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

tidak tegas,

mekanisme,

Singkatan

Kal3.

Par8

Pendukung penetapan akan

melanjutkan berbagai aksi

massanya.

Latar Who,

What

Koherensi

sebab-

akibat

Kal1.

Par9

”Pidato Beliau normatif.

Isinya biasa saja. Cuma

ingin ngeneng-ngenengi

(menenangkan) warga DIY,

tetapi tidak mengarah pada

suatu putusan yang sesuai

dengan aspirasi rakyat

DIY,” papar Sukirman,

Ketua Paguyuban Dukuh

DIY Semarsembogo, seusai

menonton siaran penjelasan

Presiden di Markas

Komando Keistimewaan

Nagari Ngayogyakarta

Hadiningrat di Yogyakarta.

Kutipan,

Latar

What,

Why,

Who,

Where

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Singkatan,

Label jabatan,

Leksikon:

ngeneng-

ngenengi

Secara Demokratis Sub Judul Huruf dicetak

Page 137: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

tebal

Kal1.

Par 10

Menurut Presiden,

pemerintah dan DPR akan

membahas RUU yang

memberikan kepastian bagi

keistimewaan Yogyakarta

dalam pengertian utuh dan

menyeluruh.

Parafrase Who,

What

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan,

Leksikon:

kepastian,

utuh

Kal2.

Par 10

UU Keistimewaan DIY

bukan hanya menggariskan

kedudukan, kekuasaan,

masa jabatan, dan cara

pengangkatan Gubernur dan

Wagub DIY.

Parafrase What,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Label jabatan,

Singkatan

Kal3.

Par 10

Hal Penting lain

menyangkut perlakuan

khusus dan peran istimewa

bagi pewarisan Kesultanan

dan Pakualaman secara

permanen, hak eksklusif

pengelolaan tanah di DIY

yang otoritas Kesultanan

dan Pakualaman, Tata

Ruang khusus, serta upaya

pelestarian budaya dan

warisan sejarah.

Parafrase What,

How

Koherensi

Penjelas,

Detail,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan,

Leksikon:

otoritas

Kal1.

Par 11

Setelah memberikan

keterangan, Presiden

memimpin sidang kabinet

Latar Who,

What

Koherensi

Penjelas

Page 138: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

paripurna.

Kal1.

Par 12

Djoko Suyanto, yang

menyampaikan hasil sidang

kabinet, menyatakan,

pemerintah sepakat

menempatkan Sultan dan

Paku Alam sebagai

pemimpin tertinggi di DIY.

Parafrase Who,

What

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan

Kal2.

Par 12

Namun, gubernur sebagai

penyelenggara kekuasaan

eksekutif di daerah itu akan

dipilih secara demokratis.

Parafrase Who,

What

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

penyelenggara

Kal1.

Par 13

”Gubernur itu menjadi

amanat UUD harus dipilih

secara demokratis. Kita ikuti

formulasi itu. Tetapi, kita

ingin menempatkan Sultan

pada posisi yang tertinggi di

wilayah itu,” ujar Djoko.

Kutipan Who,

What

Kalimat

langsung

Kal1.

Par 14

Secara terpisah, puluhan

pendukung penetapan

kepala daerah DIY, yang

tergabung dalam Kawulo

Ngayogjokarto mendatangi

kediaman Wakil Presiden

Boediono di Condongcatur,

Sleman.

Latar Who,

What,

Where

Koherensi

Pembeda

Singkatan

Kal2. Aries Herususeno, sesepuh Kutipan Who, Kalimat

Page 139: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Par 14 Kawulo Ngayojokarto,

menyebutkan, ”Kami

kecewa mengapa Pak

Boediono yang tahu DIY

tidak memberi masukan dan

pertimbangan kepada SBY.”

What,

Why

langsung

Kal.

Par 15

Wakil Ketua DPR Pramono

Anung W menilai

pernyataan Presiden soal

RUU Keistimewaan DIY

tak menjawab pertanyaan

rakyat Yogyakarta.

Penjelasan itu juga tidak

tuntas.

Parafrase,

Penutup

Who,

What

Koherensi

pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan,

Leksikon:

tidak tuntas

Sumber : Berita 1, tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah

Pada tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah dalam

berita pilihan pertama, harian Kompas mengangkat judul Pemerintah Usul

Gubernur Dipilih, dilihat dari judul tersebut tampak pada leksikon: Usul yang

berarti gagasan /ide, menunjukkan bahwa Kompas ingin menggambarkan bahwa

pihak Pemerintah menginginkan pemilihan dalam mekanisme pengangkatan

gubernur Yogyakarta. Dalam kickersnya sendiri yang berbunyi Presiden: Sultan

HB X Masih Tepat Pimpin DIY, Kompas menampilkan poin dari pidato

Presiden dengan leksikon: Tepat yang menunjukkan bahwasanya Presiden

menilai orang yang cocok, pas, dan layak untuk menjabat Gubernur Yogyakarta

adalah tetap Sultan Hamengku Buwono X. Hal tersebut coba diperkuat dengan

lead yang bunyinya:

Page 140: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah, dalam draf Rancangan Undang-Undang tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap mengusulkan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta selaku kepala pemerintahan provinsi dipilih secara demokratis. (Lihat Tabel 7, Kalimat 1. Paragraf 1)

Pada lead diatas dengan mengatasnamakan demokratis, dimana tampak dalam

leksikonnya, digambarkan bahwa Pemerintah memang benar-benar ingin agar

Gubernur Yogyakarta dalam statusnya secara eksekutif sebagai kepala

pemerintahan harus dipilih, hal tersebut coba dituangkan Pemerintah dalam draf

RUUK DIY. Lalu Kompas memberi latar dengan leksikon: diposisikan, yang

menjelaskan (koherensi penjelas) bahwa dalam draf pemerintah itu Sultan dan

Paku Alam ditempatkan/diletakkan sebagai pimpinan tertinggi, dan usulan

tersebut telah selesai dituangkan dalam draf RUU dan tinggal diserahkan ke DPR,

seperti yang terlihat dalam kedua kalimat berikut:

Dalam draf RUU itu, Sultan Hamengkubuwono (HB) dan Sri Paduka Paku Alam (PA) diposisikan sebagai pemimpin tertinggi. (Lihat Tabel 7, Kalimat 1. Paragraf 2)

Usulan itu sudah selesai dituangkan dalam draf RUU Keistimewaan DIY dan siap diajukan ke DPR. (Lihat Tabel 7, Kalimat 2. Paragraf 2)

Pada paragraf selanjutnya Kompas memberi latar yang menjelaskan (koherensi

penjelas) bahwa pandangan pemerintah tersebut dijelaskan oleh Menkopohukam

Djoko Suyanto didampingi Mendagri Gumawan Fauzi, Menteri Hukum dan HAM

Patrialis Akbar, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam pasca sidang kabinet, dan

merupakan hasil sidang kabinet paripurna yang khusus membahas dan

memfinalisasi RUU Keistimewaan DIY, (Lihat Tabel 7, Kalimat 1 dan 2.

Paragraf 3). Kata memfinalisasi dalam kalimat di atas dipakai untuk

menandakan bahwa hasil tersebut merupakan keputusan akhir dari pemerintah.

Page 141: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Kompas mencoba mendukung kickers dengan menampilkan kutipan

pidato Presiden SBY dalam parafrase yang menyatakan bahwa dari sisi politik

praktis dalam posisinya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, ia

menganggap posisi Gubernur DIY lima tahun mendatang yang terbaik tetap

dipegang Sultan HB X (Lihat Tabel 7, Kalimat 1. Paragraf 4). Dari parafrase

yang dibuat Kompas mengutip ucapan SBY tersebut, leksikon: sisi dipakai untuk

menjelaskan sudut pandang, terbaik untuk menjelaskan paling pas dibanding

yang lain, dan dipengang menjelaskan dijabat. Kompas melanjutkan dengan

mengutip langsung pidato SBY yang bunyinya:

”Itu posisi saya sebagai presiden. Dalam kapasitas saya yang lain, sebagai ketua dewan pembina sebuah partai politik, tentu saya akan mengalirkan pandangan dan pendapat ini sebagai politik partai yang saya bina,” papar Presiden, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat di Istana Negara.(Lihat Tabel 7, Kalimat 2. Paragraf 4)

Dengan mengutip langsung pernyataan Presiden SBY tersebut Kompas berusaha

menekankan bahwa parafrase sebelumnya benar-benar merupakan substansi

pidato Presiden SBY, dan kutipan langsung ini adalah sambungannya. Kutipan

ucapan Presiden SBY menjelaskan (koherensi penjelas) kedudukan lain dari SBY

yang merupakan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dengan leksikon:

kapasitas, dimana SBY akan menyalurkan pandangan itu serupa pandangan

partainya, yang tampak dalam leksikon: mengalirkan.

Kemudian Kompas memberi koherensi pembeda dengan parafrase dari substansi

lain pidato SBY, bahwa RUU Keistimewaan DIY yang akan diajukan pemerintah

sama sekali tidak berkaitan dengan politik praktis. (Lihat Tabel 7, Paragraf 1.

Kalimat 6) Idiom: sama sekali maksudnya adalah tidak sedikitpun.

Page 142: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Selanjutnya Kompas memberi latar dengan menggabung kejadian lain

yang ada kaitannya dengan Presiden SBY dan Sultan Hamengku Buwono X, yaitu

pertemuan keduanya dalam peringatan Hari Guru Nasional yang merupakan

pertemuan pertama setelah ucapan SBY yang mempersoalkan Keistimewaan

Yogyakarta, dimana dalam pertemuan itu Presiden SBY memberikan penghargaan

kepada beberapa Kepala Daerah termasuk Sultan Hamengku Buwono X. Kompas

juga menambahkan tampilan foto kejadian bertemunya Presiden SBY dan Sultan

Hamengku Buwono tersebut sebagai penekanan. (Lihat Tabel 7, Kalimat 1 dan

2. Paragraf 7). Pada latar berikutnya Kompas mencoba menanyakan pendapat

Sultan Hamengku Buwono X tentang pidato Presiden SBY sebelumnya, dengan

menampilkan isi kutipan langsung pendapat Sultan, Kompas memberi parafrase

bahwa Sultan tidak mau mengomentari pendapat Presiden SBY (Lihat Tabel 7,

Kalimat 3. Paragraf 7), disusul kutipan langsung ucapan Sultan yang berbunyi:

”Saya tak mau berkomentar. Saya sudah bilang, itu tidak baik bagi pejabat. Apalagi dengan Presiden Berdebat,” ujarnya. (Lihat Tabel 7, Kalimat 4. Paragraf 7)

Di paragraf selanjutnya, tampak Kompas mencoba mencari

keberimbangan informasi, dimana selain menanyakan pendapat Sultan, Kompas

lanjut menampilkan sikap dan pendapat warga Yogyakarta sendiri dalam

menanggapi pidato Presiden SBY. Dalam latar, warga Yogyakarta kecewa

pendapat Presiden akan masa depan keistimewaan Yogyakarta (Lihat Tabel 7,

Kalimat 1. Paragraf 8), Kompas menggunakan idiom: masa depan yang

menjadi label nasib keistimewaan itu sendiri. Dilanjutkan parafrase yang

menjelaskan (koherensi penjelas) bahwa warga menilai Presiden tidak tegas

Page 143: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

mendukung mekanisme penetapan Gubernur (Lihat Tabel 7, Kalimat 2.

Paragraf 8), Leksikon: tidak tegas menggambarkan sikap presiden yang

setengah-setengah menyikapi masalah ini, dan Leksikon: mekanisme

menunjukkan proses, metode, atau teknik yang digunakan. Di akhiri dengan latar

yang berisi sikap warga pendukung penetapan yang akan melanjutkan berbagai

aksi massanya (Lihat Tabel 7, Kalimat 3. Paragraf 8) sebagai koherensi

kausalitas (sebab-akibat) dari pidato Presiden SBY.

Kompas melanjutkan dengan mengutip langsung pendapat narasumber,

yakni Sukirman, Ketua Paguyuban Dukuh DIY Semarsembogo yang bunyinya:

”Pidato Beliau normatif. Isinya biasa saja. Cuma ingin ngeneng-ngenengi (menenangkan) warga DIY, tetapi tidak mengarah pada suatu putusan yang sesuai dengan aspirasi rakyat DIY,” papar Sukirman, Ketua Paguyuban Dukuh DIY Semarsembogo, seusai menonton siaran penjelasan Presiden di Markas Komando Keistimewaan Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat di Yogyakarta. (Lihat Tabel 7, Kalimat 1. Paragraf 9)

Leksikon ngeneng-ngenengi dikutip langsung dari ungkapan bahasa jawa

narasumber yang notabene orang jawa, yang artinya ditunjukkan oleh Kompas

dalam tanda kurung yaitu menenangkan. Kemudian Kompas menambah latar

yang menunjukkan bahwa pendapat tersebut diambil seusai narasumber menonton

siaran pidato Presiden SBY di Markas Komando Keistimewaan Nagari

Ngayogyakarta Hadiningrat di Yogyakarta.

Kompas menanamkan sub judul guna memperkokoh judul utamanya

dengan label Secara Demokratis, yang dalam beritanya diawali parafrase

pandangan Presiden SBY tentang opsi dalam draf RUUK Yogyakarta, sebagai

berikut:

Page 144: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

”Menurut Presiden, pemerintah dan DPR akan membahas RUU yang memberikan kepastian bagi keistimewaan Yogyakarta dalam pengertian utuh dan menyeluruh.” (Lihat Tabel 7, Kalimat 1, Paragraf 10)

”UU Keistimewaan DIY bukan hanya menggariskan kedudukan, kekuasaan, masa jabatan, dan cara pengangkatan Gubernur dan Wagub DIY.” (Lihat Tabel 7, Kalimat 2, Paragraf 10)

”Hal Penting lain menyangkut perlakuan khusus dan peran istimewa bagi pewarisan Kesultanan dan Pakualaman secara permanen, hak eksklusif pengelolaan tanah di DIY yang otoritas Kesultanan dan Pakualaman, Tata Ruang khusus, serta upaya pelestarian budaya dan warisan sejarah.” (Lihat Tabel 7, Kalimat 3, Paragraf 10)

Leksikon: kepastian yang dipakai menggambarkan janji pemerintah akan suatu

kejelasan keputusan tentang masalah ini, sedangkan leksikon: utuh menjelaskan

bahwa keputusan yang diambil akan mencakup penyelesaian keseluruhan aspek

masalah, yang substansi isinya disebut di atas, dengan salah satu poin memakai

leksikon: otoritas untuk menggambarkan daulat dari Kasultanan dan Pakualaman.

Kompas melanjutkan dengan memberi latar, bahwa setelah menyampaikan hal itu

Presiden melanjutkan memimpin sidang kabinet paripurna.

Kompas melengkapi berita dengan mengutip paparan Menkopolhukam

Djoko Suyanto dari hasil sidang kabinet paripurna, dengan parafrase bahwa Sultan

dan Paku Alam menjadi pemimpin tertinggi di DIY, tapi Gubernur sebagai

penyelenggara kekuasaan eksekutif di daerah itu akan dipilih secara demokratis

(Lihat Tabel 7, Kalimat 1 dan 2. Paragraf 12), memakai leksikon:

penyelenggara menunjukkan pelaksana/pemangku jabatan. Kutipan langsung

dari ucapan Menkopolhukam Djoko Soeyanto yang mewakili pemerintah tersebut

berbunyi:

”Gubernur itu menjadi amanat UUD harus dipilih secara demokratis. Kita ikuti formulasi itu. Tetapi, kita ingin menempatkan Sultan pada

Page 145: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

posisi yang tertinggi di wilayah itu,” ujar Djoko. (Lihat Tabel 7, Kalimat 1. Paragraf 13)

Kompas selanjutnya menggabungkan dengan berita dari masyarakat

Yogyakarta pendukung penetapan sebagai pembeda (koherensi pembeda), dengan

latar, masyarakat yang tergabung dalam Kawulo Ngayogjokarto mendatangi

kediaman Wapres Budiono. Kompas mengutip pendapat salah satu anggota

organisasi tersebut untuk mencari keberimbangan informasi dan alasan aksi

mereka, yang bunyinya:

Aries Herususeno, sesepuh Kawulo Ngayojokarto, menyebutkan, ”Kami kecewa mengapa Pak Boediono yang tahu DIY tidak memberi masukan dan pertimbangan kepada SBY.” (Lihat Tabel 7, Kalimat 2. Paragraf 14)

Kemudian ditutup dengan parafrase dari pendapat pihak DPR, yakni Pramono

Anung W selaku Wakil Ketua DPR yang menilai bahwa pernyataan Presiden

SBY menyangkut RUUK Yogyakarta tidak menjawab apa yang menjadi

pertanyaan rakyat, dengan memakai leksikon: tidak tuntas, Kompas

menggabarkan penilaian bahwa pernyataan tersebut belum selesai /belum semua

tercakup didalamnya.

Dari pembedahan berita di atas, unsur sintaksis yang terlihat adalah

Kompas meminta pendapat dari berbagai narasumber yang berkepentingan

dalam masalah ini, mulai dari pendapat Pemerintah, Sultan, dan rakyat

Yogyakarta sendiri, selain itu juga pihak DPR. Dari pihak pemerintah adalah

Presiden SBY dan Menkopolhukam Djoko Suyanto (pemapar hasil sidang kabinet

paripurna), dari pihak Sultan adalah Sultan sendiri, sedangkan dari rakyat

Yogyakarta adalah Sukirman, Ketua Paguyuban Dukuh DIY Semarsembogo dan

Page 146: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Aries Herususeno, sesepuh Kawulo Ngayojokarto yang mewakili pendapat warga

pro penetapan, sedangkan dari pihak DPR adalah wakil ketua DPR Pramono

Anung W di bagian akhir, namun pernyataan Pramono Anung W tersebut tidak

dikutip langsung oleh Kompas melainkan diambil substansi pendapatnya.

Dari unsur skrip sudah mencakup 5W+1H, yaitu Pemerintah, Sultan,

warga pro pentapan, dan DPR (Who), RUU Keistimewaan DIY (What), Kamis

(2/12) (When), Kantor Presiden Jakarta, dan kota Yogyakarta (Where), Presiden

dinilai tidak tegas mendukung mekanisme penetapan kepala daerah DIY dan

rakyat kecewa mengapa Pak Boediono yang tahu DIY tidak memberi masukan

dan pertimbangan kepada SBY (Why), Pemerintah dalam draf Rancangan

Undang-Undang tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap

mengusulkan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih (How), namun yang

paling mendominasi adalah unsur who dan what.

Dari unsur tematik, tema yang diambil oleh Kompas adalah mengenai

usulan pemerintah dalam RUU Keistimewaan DIY agar gubernur DIY dipilih

secara demokratis. Dan dari unsur retoris, Kompas menekankan pemberitaan

dengan menggunakan leksikon, idiom, singkatan, label jabatan, serta

menampilkan grafis dan tabel yang berisi poin kesepakatan Keistimewaan

Yogyakarta yang bersumber dari penjelasan Menteri Dalam Negeri tanggal

1/12/2010, adapun poin yang telah disepakati itu antara lain: Parardya: lembaga

yang terdiri dari Sultan Hamengkubuwono dan Adipati Paku Alam sebagai satu

kesatuan yang berfungsi sebagai simbol, pelindung, penjaga, pengayom, serta

pemersatu, Kultur/Adat, Kepemilikan dan pengelolaan tanah, Tata ruang, dan

Page 147: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Keuangan, sedangkan prosedur pemilihan kepala daerah belum disepakati.

Selain itu juga terdapat tabel lain yang berisi rujukan dalam penentuan kepala

daerah yang bersumber dari penjelasan Presiden RI tanggal 2/12/2010, rujukan

tersebut adalah:

Pasal 18B ayat (1) UUD 1945, yang berbunyi ”Negara mengakui dan

menghormati satuan-satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus

atau istimewa yang diatur dalam undang-undang.”

Pasal 18 ayat (4) UUD 1945, yang berbunyi ”Gubernur, Bupati, dan

walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi,

kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.”

Terdapat juga foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan

penghargaan Satyalancana Pembangunan Pendidikan kepada Sultan Hamengku

Buwono selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, dan link website berisi

rekaman video ucapan Menkopolhukam yang berjudul: ”Djoko: Gubernur DIY

Dipilih” di vod.kompas.com/gubernurdiy.

Dari paparan di atas dapat dilihat bahwasanya Kompas telah menerapkan

prinsip berita berimbang dengan mencari pendapat dan pandangan kedua belah

pihak yang menjadi aktor utama dalam masalah ini, yaitu Presiden SBY dan

Sultan Hamengku Buwono X (Cover Both Side) meski Sultan Hamengku Buwono

tidak memaparkan secara gamblang pandangannya, melainkan hanya menyatakan

keengganannya mengomentari pernyataan Presiden SBY. Kompas bahkan juga

mencari pendapat narasumber dari pihak lain yang ada sangkut pautnya dengan

masalah ini, yakni warga Yogyakarta pro penetapan dan pihak DPR (Cover All

Page 148: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Side). Hasil analisis dengan membagi elemen berita berdasarkan struktur

penyusunnya ini serupa dengan penelitian yang pernah ada tentang kampanye

cawali dan cawawali dalam pilkada Solo.49

b) Berita 2

Elemen struktur berita pilihan kedua di harian Kompas mengenai RUU

Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah adalah berita berjudul

Keistimewaan Versi Pemerintah yang terbit pada edisi Sabtu, 18 Desember 2010.

Tabel 8. Analisis Berita dengan Judul Keistimewaan Versi Pemerintah

Harian KOMPAS (Sabtu, 18 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

RUU KEISTIMEWAAN

YOGYAKARTA

Kickers What Huruf dicetak

tebal, dan

diberi warna

merah

Keistimewaan Versi

Pemerintah

Headline What,

Who

Huruf dicetak

tebal, Grafis

(draf RUUK

DIY versi

Pemerintah,

lambang

Keraton

Yogyakarta),

49 Eni Widiastuti, “Media dan Kampanye Politik (Analisis Framing Berita Kampanye Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Solo dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung Solo di Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka periode 11-24 Juni 2005”, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2006, hal: 75-146

Page 149: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

& Foto Abdi

dalem Keraton

dalam bingkai

tugu Jogja

oleh fotografer

Kompas/

Wawan H

Prabowo,

Leksikon:

Versi

Kal1.

Par1

Satu hari setelah Rancangan

Undang-Undang tentang

Keistimewaan Provinsi

Daerah Istimewa

Yogyakarta sampai ke

DPR, Kamis (16/12),

Menteri Dalam Negeri

Gamawan Fauzi

mengundang para pakar

untuk berdiskusi.

Lead What,

When,

Who

Koherensi

Penjelas

Label jabatan

Kal1.

Par2

Mereka adalah peneliti LIPI

Siti Zuhro, ahli tata negara

Satya Arinanto, Saldi Isra,

Refly Harun, serta pengamat

politik J Kristiadi dan

Andrinof Chaniago.

Latar Who Detail,

Koherensi

Penjelas

Label jabatan

Kal2.

Par2

Diskusi yang dikawal

Direktur Jenderal Otonomi

Daerah Kementerian dalam

Negeri Djohermansyah

Latar What,

Who

Koherensi

Penjelas

Label jabatan

Page 150: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Djohan ini berlangsung

santai tapi serius.

Kal3.

Par2

Semua pakar

menyampaikan pendapat

mengenai pemilihan

Gubernur DIY dalam

kerangka keistimewaan

Yogyakarta.

Latar What Koherensi

Penjelas

Singkatan,

Leksikon:

kerangka

Kal1.

Par3

Sejak awal, pemerintah

memang bersikukuh

Gubernur DIY harus dipilih.

Latar What Koherensi

Penjelas

Singkatan,

Leksikon:

bersikukuh

Kal2.

Par3

Pada tahun 2009,

pembahasan RUU

Keistimewaan DIY mentok

karena pemerintah dan DPR

belum menyepakati

mengenai pengisian jabatan

Gubernur DIY.

Latar When,

What,

Why

Koherensi

sebab-

akibat

Singkatan,

Leksikon:

mentok

Kal3.

Par3

Pemerintah menginginkan

pemilihan, sedangkan DPR

tetap menginginkan

penetapan.

Latar Who,

What

Koherensi

Pembeda

Kal1.

Par4

Kini, satu tahun menjelang

habisnya masa jabatan

Sultan Hamengkubuwono X

sebagai Gubernur DIY,

pembahasan RUU

Keistimewaan DIY akan

dibuka lagi.

Latar When,

What

Koherensi

Penjelas

Singkatan

Page 151: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Kal2.

Par4

Sesuai dengan Keputusan

Presiden Nomor 86/P Tahun

2008 tentang Perpanjangan

masa Jabatan Gubernur dan

wakil Guberbur DIY, masa

jabatan Sultan diperpanjang

hingga tiga tahun.

Latar What,

Who

Detail,

Koherensi

Penjelas

Singkatan

Kal3.

Par4

Artinya, jabatan Sultan

sebagai Gubernur DIY akan

berakhir 2011.

Latar What,

Who

Koherensi

Penjelas

Singkatan

Kal1.

Par5

Bagi pemerintah,

penyusunan RUU

Keistimewaan DIY tidak

mudah.

Latar Who,

What

Singkatan,

Leksikon:

tidak mudah

Kal2.

Par5

Sepertinya, draf ini

memang istimewa.

Latar What Leksikon:

istimewa

Kal3.

Par5

Berbagai upaya dilakukan

pemerintah untuk bisa

menyusun draf RUU yang

pas dan tidak melanggar

peraturan atasnya.

Latar How Koherensi

Penjelas

Leksikon: pas

Kal4.

Par5

Bahkan, untuk kepentingan

penyusunan draf RUU,

Kementerian dalam Negeri

juga meminta lembaga

survei untuk membuat

survei mengenai apa yang

diinginkan masyarakat

Yogyakarta.

Latar How,

What

Koherensi

Penjelas

Singkatan

Page 152: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Kal1.

Par6

”Ini bukan pesanan, tetapi

kami menginginkan apa

yang sebenarnya dimaui

oleh masyarakat. Ada tiga

survei dan itu hanya salah

satu pertimbangan. Selain

itu, masih banyak

pertimbangan yang lainnya,

”ungkap Gamawan Fauzi.

Kutipan What,

How, Who

Kalimat

langsung

Kal1.

Par7

Akankah draf yang dibuat

istimewa oleh pemerintah

akan menjadi istimewa

juga untuk Yogyakarta?

Kita tunggu saja.

Latar What Kata ganti

tanya

Leksikon:

istimewa

Sumber : Berita 2, tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah

Pada tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah dalam

berita pilihan kedua, harian Kompas mengangkat judul Keistimewaan Versi

Pemerintah. Dari judul yang dipilih Kompas, tampak leksikon: versi yang

dipakai menandakan bahwa RUUK DIY dalam bahasan ini adalah terbitan

pemerintah, yang isinya merupakan hasil tafsiran pemerintah sebagai gambaran

pandangan pemerintah atas status istimewa yang disandang kota Yogyakarta.

Dalam lead berita, Kompas mengangkat ajakan diskusi pemerintah melalui

Menteri Dalam Negeri dengan beberapa pakar dalam kaitan isi draf RUU

Keistimewaan Yogyakarta yang Pemerintah kirim ke DPR, bunyi lead tersebut

sebagai berikut:

Suatu hari setelah Rancangan Undang-Undang tentang Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sampai ke DPR, Kamis (16/12),

Page 153: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengundang para pakar untuk berdiskusi. (Lihat Tabel 8, Kalimat 1. Paragraf 1)

Dalam lead tersebut terlihat Kompas ingin menampilkan bahwa pihak Pemerintah

dalam menyusun Draf RUUK Keistimewaan ini, juga berusaha bersikap

profesional dengan mencari pandangan-pandangan dari para ahli guna

menemukan formulasi penyelesaian pengangkatan Gubernur DIY. Kompas

kemudian memberi latar untuk menjelaskan (koherensi penjelas) siapa saja pakar

yang diundang pemerintah melalui Kemendagri untuk berdiskusi, serta

menunjukkan seperti apa jalannya diskusi tersebut, bunyi kalimatnya seperti

berikut:

Mereka adalah peneliti LIPI Siti Zuhro, ahli tata negara Satya Arinanto, Saldi Isra, Refly Harun, serta pengamat politik J Kristiadi dan Andrinof Chaniago. (Lihat Tabel 8, Kalimat 1. Paragraf 2)

Diskusi yang dikawal Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian dalam Negeri Djohermansyah Djohan ini berlangsung santai tapi serius. (Lihat Tabel 8, Kalimat 2. Paragraf 2)

Semua pakar menyampaikan pendapat mengenai pemilihan Gubernur DIY dalam kerangka keistimewaan Yogyakarta. (Lihat Tabel 8. Kalimat 3. Paragraf 2)

Dari kalimat di atas, leksikon: kerangka yang dipakai Kompas dimaksudkan

untuk menggambarkan bahwa pertemuan ini diadakan hanya dalam konteks

membahas RUUK DIY saja dan tidak ada bahasan hal-hal lain.

Latar selanjutnya yang dibuat Kompas tampak menggambarkan sikap

pemerintah dan sebab-akibat (koherensi kausalitas) dari sikap pemerintah,

berbunyi:

Sejak awal, pemerintah memang bersikukuh Gubernur DIY harus dipilih. (Lihat Tabel 8, Kalimat 1. Paragraf 3)

Page 154: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Pada tahun 2009, pembahasan RUU Keistimewaan DIY mentok karena pemerintah dan DPR belum menyepakati mengenai pengisian jabatan Gubernur DIY. (Lihat Tabel 8, Kalimat 2. Paragraf 3)

Pemerintah menginginkan pemilihan, sedangkan DPR tetap menginginkan penetapan. (Lihat Tabel 8. Kalimat 3, Paragraf 3)

Tampak leksikon: bersikukuh yang digunakan Kompas adalah untuk

menggambarkan bahwa sejak masalah status keistimewaan DIY ini muncul,

pemerintah memang berkeras hati dan bersiteguh akan sikapnya yang

menginginkan pemilihan dalam mekanisme pemilihan Gubernur DIY. Leksikon:

mentok digunakan Kompas untuk menjelaskan bahwa akibat dari sudah pol atau

maksimalnya pembahasan RUUK DIY pada tahun 2009, adalah disebabkan

tidak adanya kesepahaman antara pemerintah dan DPR dalam mekanisme

pengisian jabatan Gubernur DIY, dimana Pemerintah ingin Gubernur dipilih

sedangkan DPR inginnya Gubernur ditetapkan.

Latar selanjutnya yang dibuat Kompas adalah mengenai Pembahasan

RUUK DIY yang akan dibuka kembali, mengingat masa perpanjangan jabatan

Sultan selama tiga tahun, dalam Keputusan Presiden Nomor 86/P Tahun 2008

sudah habis pada tahun 2011 ini. Hal tersebut dituangkan Kompas dalam latar

kalimat berikut:

Kini, satu tahun menjelang habisnya masa jabatan Sultan Hamengkubuwono X sebagai Gubernur DIY, pembahasan RUU Keistimewaan DIY akan dibuka lagi. (Lihat Tabel 8, Kalimat 1. Paragraf 4)

Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 86/P Tahun 2008 tentang Perpanjangan masa Jabatan Gubernur dan wakil Guberbur DIY, masa jabatan Sultan diperpanjang hingga tiga tahun. (Lihat Tabel 8, Kalimat 2. Paragraf 4)

Artinya, jabatan Sultan sebagai Gubernur DIY akan berakhir 2011. (Lihat Tabel 8, Kalimat 3. Paragraf 4)

Page 155: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Kompas mencoba menggambarkan RUUK DIY ini sebagai sesuatu yang

sulit untuk diputuskan, karena dianggap khas atau eksklusif dan beberapa cara

dilakukan pemerintah untuk mendapatkan formula yang tepat dan tidak melanggar

peraturan. Hal ini ditampilkan Kompas dengan leksikon: tidak mudah, istimewa,

& pas dalam latar yang dibuat pada kalimat ini:

Bagi pemerintah, penyusunan RUU Keistimewaan DIY tidak mudah. (Lihat Tabel 8, Kalimat 1. Paragraf 5)

Sepertinya, draf ini memang istimewa. Lihat Tabel 8, Kalimat 2. Paragraf 5)

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk bisa menyusun draf RUU yang pas dan tidak melanggar peraturan atasnya. Lihat Tabel 8, Kalimat 3. Paragraf 5)

Kompas juga mengungkap salah satu cara yang dilakukan pemerintah tersebut,

Salah satunya adalah dengan survei dari lembaga survei, yang ditulis Kompas

dalam latar berikut:

Bahkan, untuk kepentingan penyusunan draf RUU, Kementerian dalam Negeri juga meminta lembaga survei untuk membuat survei mengenai apa yang diinginkan masyarakat Yogyakarta. (Lihat Tabel 8, Kalimat 4. Paragraf 5)

Kompas kemudian mengutip pertanyaan Mendagri menyangkut survei

yang dilakukan pemerintah ini, berikut isi kutipannya:

”Ini bukan pesanan, tetapi kami menginginkan apa yang sebenarnya dimaui oleh masyarakat. Ada tiga survei dan itu hanya salah satu pertimbangan. Selain itu, masih banyak pertimbangan yang lainnya, ”ungkap Gamawan Fauzi. (Lihat Tabel 8, Kalimat 1. Paragraf 6)

Kutipan tersebut sepertinya coba dipakai Kompas untuk menegaskan

bahwasannya Kemendagri melalui Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi,

mengiyakan telah melakukan survei untuk melihat aspirasi rakyat Yogyakarta

dalam mekanisme pengangkatan Gubernur propinsi tersebut. Meskipun Gamawan

Page 156: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Fauzi menilai bahwa survei tersebut hanya satu dari sekian pertimbangan dalam

menentukan Keistimewaan DIY, khususnya pasal jabatan Gubernur.

Pada paragraf terakhir, Kompas tampak berusaha untuk menggali rasa

keingintahuan pembacanya, dengan menyodorkan kalimat tanya yang sedikit

berbau tantangan akan draf RUUK DIY terbitan pemerintah, yang oleh Kompas

diberi label istimewa seperti tampak pada leksikon: istimewa, kemudian

dilanjutkan ajakan untuk menanti kelanjutan nasib draf tersebut.

Dari pembedahan berita di atas, unsur sintaksis yang terlihat adalah

Kompas hanya mewawancarai satu narasumber sebagai narasumber tunggal untuk

dimintai keterangannya, beliau adalah Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Selebihnya Kompas memberi latar berita dari bahan-bahan hasil liputan di

lapangan yang dikonstruksi. Unsur skrip yang terlihat, berita ini tidak sepenuhnya

memenuhi unsur 5W+ 1H karena unsur where tidak ada, unsur-unsur dalam

berita ini yaitu: Pemerintah, para pakar, dan Menteri Dalam Negeri Gamawan

Fauzi (Who), Diskusi Kemendagri dengan para pakar, Draf RUU Keistimewaan

DIY versi Pemerintah (What), Kamis (16/12) (When), RUU Keistimewaan DIY

mentok pada tahun 2009 karena pemerintah dan DPR belum menyepakati

mengenai pengisian jabatan Gubernur DIY (Why), Berbagai upaya dilakukan

pemerintah untuk bisa menyusun draf RUU yang pas dan tidak melanggar

peraturan atasnya, bahkan menurut Gamawan Fauzi Kementerian dalam Negeri

punya tiga survei yang dibuat lembaga survei, dan itu hanya salah satu

pertimbangan selain banyak pertimbangan lain (How), Namun tidak dijelaskan

Page 157: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

dimana tempat kejadian (Where), dan yang paling banyak muncul adalah unsur

Who, dan What.

Dari unsur tematik, tema dalam berita ini adalah tentang isi draf RUU

Keistimewaan DIY versi pemerintah. Dimana setelah draf dikirim ke DPR,

Kemendagri mengadakan diskusi dengan beberapa pakar menyoal draf versi

pemerintah ini, dan menjelaskan survei yang dilakukan. Sedangkan dari unsur

unsur Retoris, Kompas memakai beberapa leksikon, label jabatan, singkatan,

serta menampilkan Grafis yang berisi rincian dari draf RUUK DIY versi

Pemerintah, lambang Keraton Yogyakarta, & Foto Abdi dalem Keraton dalam

bingkai tugu Jogja oleh fotografer Kompas/ Wawan H Prabowo. (Lihat

Lampiran)

Dari paparan di atas dapat dilihat bahwa Kompas menyampaikan

pemberitaan dengan cara bercerita (feature), hal yang diberitakan disini konsen

pada draf RUU Keistimewaan DIY dari sudut pandang pemerintah. Dengan

memberi lead deskriptif Kompas kelihatan mencoba menarik minat pembaca,

isinya tentang upaya lanjutan Kemendagri setelah sehari sebelumnya

menyerahkan draf RUU Keistimewaan DIY kepada DPR. Pada berita ini Kompas

memang menceritakan kejadian dari satu sisi saja, yaitu dari sisi pemerintah

melalui Kemendagri dalam menyikapi RUU Keistimewaan DIY, dengan

menyertakan kutipan ucapan Mendagri Gamawan Fauzi sebagai narasumber

tunggal untuk menguatkan pemberitaan. Di bagian akhir berita sendiri, Kompas

seakan memberi kesan bersambung dengan tujuan mengajak pembacanya

untuk mengikuti kelanjutan pemberitaan ini kedepannya. Hasil analisis dengan

Page 158: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

membagi elemen berita berdasarkan struktur penyusunnya ini serupa dengan

penelitian yang pernah ada tentang sengketa tanah sriwedari Solo.50

c) Berita 3

Elemen struktur berita pilihan ketiga di Harian Kompas mengenai RUU

Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah adalah berita berjudul Sultan Hanya

Dijadikan Simbol yang terbit pada edisi Kamis, 27 Januari 2010.

Tabel 9. Analisis Berita dengan Judul Sultan Hanya Dijadikan Simbol

Harian KOMPAS (Kamis, 27 Januari 2011)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

KEISTIMEWAAN DIY Kickers What Huruf dicetak

tebal, dan

diberi warna

merah

Sultan Hanya Dijadikan

Simbol

Headline Who,

What

Huruf dicetak

tebal, Foto dari

fotografer

KOMPAS/

Yuniadhi Agung

dengan caption :

Anggota Komite

I Dewan

Perwakilan

Daerah, I Wayan

50 Danang Pidekso, “Media dan Sengketa Sriwedari (Analisis Framing terhadap Berita Sengketa Tanah Sriwedari Solo pada Harian Solopos dan Suara Merdeka periode Desember 2006-Februari 2007)”, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2007, hal: 99-138

Page 159: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Sudirta dan Dani

Anwar, serta

Menteri dalam

Negeri Gamawan

Fauzi (dari kiri

ke kanan) hadir

dalam rapat kerja

dengan Komisi II

DPR, Rabu

(26/1). Rapat

terutama

membahas

Rancangan

Undang-Undang

Keistimewaan

Yogyakarta,

disertai link

website berisi

rekaman video

berjudul

”Pemerintah

Ingin Gubernur

DIY Dipilih

DPRD” di

vod.kompas.com

/dipilihdprd

Kal1.

Par1

JAKARTA, KOMPAS –

Keinginan mayoritas

masyarakat Yogyakarta

untuk menjadikan Sultan

Lead Where,

What,

Who

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

tidak

diindahkan

Page 160: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Hamengku Buwono dan

Paku Alam sebagai

gubernur dan wakil

gubernur tidak diindahkan

pemerintah pusat.

Kal.2.

Par1

Sultan dan Paku Alam

hanya akan dijadikan

simbol pemersatu

keberagaman masyarakat

Yogyakarta.

Lead Who,

What

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

simbol

Kal.1.

Par2

Demikian salah satu intisari

pemaparan Menteri dalam

Negeri (Mendagri)

Gamawan Fauzi mengenai

Rancangan Undang–

Undang Keistimewaan

Daerah Istimewa

Yogyakarta (RUUK DIY)

dalam rapat kerja dengan

Komisi II Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR),

Rabu, (26/1).

Latar,

Parafrase

What,

When

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Label jabatan,

Singkatan

Kal2.

Par2

Rapat juga dihadiri

perwakilan Komite I Dewan

Perwakilan Daerah (DPD).

Latar What,

Who

Koherensi

Penjelas

Singkatan

Kal1.

Par3

Gamawan memaparkan,

pemerintah menggunakan

empat prinsip, yakni

kerakyatan, Bhinneka

Parafrase Who,

What

Kohernsi

Penjelas,

Kalimat

tak

Page 161: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Tunggal Ika, efektivitas

pemerintahan, dan

pendayagunaan kearifan

lokal.

langsung

Kal2.

Par3

Pemerintah merancang

adanya figur yang memiliki

kapasitas simbolik untuk

mengikat keberagaman

dalam sistem tata

kelembagaan Pemerintah

Provinsi DIY.

Parafrase Who, How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

figur,

simbolik,

mengikat

Kal3.

Par3

Fungsi simbolis akan

dijalankan lembaga baru,

yaitu gubernur utama dan

wakil gubernur utama.

Parafrase How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon;

sibolis

Kal1.

Par4

Dalam RUUK DIY yang

diusulkan pemerintah

disebutkan, Sultan HB dan

Paku Alam yang bertahta

secara langsung dan sah

diangkat menjadi gubernur

utama dan wakil gubernur

utama.

Latar What,

Who, How

Koherensi

Penjelas

Singkatan,

Leksikon: sah

Kal2.

Par4

Selain berfungsi sebagai

pelindung, pengayom, dan

penjaga budaya, keduanya

adalah simbol pemersatu

masyarakat Yogyakarta.

Latar How Koherensi

Penjelas

Leksikon:

simbol

Page 162: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Kal1.

Par5

Pengangkatan gubernur dan

wakil gubernur utama itu

diusulkan agar harkat,

martabat, serta kewibawaan

Sultan HB dan Paku Alam

tetap terjaga, terutama

untuk menghindari

keduanya dari masalah

hukum.

Latar What,

Why, Who

Koherensi

penjelas

Idiom: tetap

terjaga

Kal2.

Par5

”Akan menjadi miris kalau

Sultan tersangkut masalah

hukum. Karena itu, kami

buat bagaimana untuk

menjaga itu, bahwa The

King can do no wrong,”

kata Gamawan.

Kutipan Why,

What,

Who

Kalimat

langsung

Idiom: Karena

itu, Leksikon:

miris,

tersangkut,

Perumpamaan

dengan istilah

asing dan

ditulis

memakai

huruf miring

Kal1.

Par6

Sultan HB dan Paku Alam

juga mendapatkan

keistimewaan dalam

mengurus kebudayaan,

pertanahan, serta penataan

ruang.

Latar Who,

What

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

keistimewaan

Kal2.

Par 6

Selain itu, gubernur dan

wakil gubernur utama diberi

kewenangan memberikan

arah kebijakan umum,

Latar Who,

What

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

Leksikon:

arah, veto

Page 163: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

pertimbangan, bahkan veto

terhadap rancangan

peraturan daerah DIY.

langsung

Kal1.

Par7

Sementara pengisian jabatan

gubernur dan wakil

gubernur yang bertugas

sebagai kepala

pemerintahan dilakukan

melalui pemilihan oleh

Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD).

Latar What,

How, Who

Koherensi

Penjelas

Kal2.

Par7

Gamawan menegaskan,

mekanisme pemilihan oleh

DPR sudah sesuai dengan

ketentuan konstitusi.

Parafrase Who,

What

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

mekanisme,

Idiom:

ketentuan

konstitusi

Kal1.

Par8

Rapat kerja dengan agenda

pemaparan pemerintah

tentang RUUK DIY itu

diwarnai protes dari

perwakilan DPD.

Latar What,

Who

Koherensi

pembeda

Singkatan,

Leksikon:

diwarnai

Kal2.

Par8

Mereka meminta dilibatkan

dalam seluruh pembahasan

RUUK DIY oleh Komisi II

dan pemerintah.

Latar Who,

What

Koherensi

sebab-

akibat

Singkatan

Kal3.

Par8

Menurut anggota Komite I

DPD, I Wayan Sudirta,

pelibatan DPD penting

karena mereka merupakan

Parafrase Who,

What

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

Label jabatan,

Leksikon:

representasi

Page 164: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

representasi daerah. langsung

Kal4.

Par8

Ketua komisi II DPD

Chairuman Harahap

menegaskan, pihaknya

akan mengakomodasi

kepentingan semua pihak.

Parafrase Who,

What

Koherensi

penjelas,

kalimat

tak

langsung

Label jabatan,

Leksikon:

mengakomodasi

Sumber : Berita 3, tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah

Pada tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah dalam

berita pilihan ketiga, harian Kompas mengangkat judul Sultan Hanya Dijadikan

Simbol. Judul tersebut diturunkan Kompas setelah dilaksanakannya rapat kerja

antara Kemendagri dengan Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat yang juga

dihadiri perwakilan Komisi I Dewan Perwakilan Daerah. Dalam pemberitaan ini,

Kompas tampak lebih menonjolkan pandangan pemerintah dengan mengambil

garis besar paparan Kemendagri yang disampaikan langsung oleh Mendagri

Gamawan Fauzi.

Dari unsur Sintaksis, hal tersebut tampak dari judul yang diberikan yaitu

Sultan Hanya Dijadikan Simbol. Judul tersebut tak lain merupakan is i

representasi dari niatan dan pandangan pemerintah, yang tertuangkan dalam

draf RUU Keistimewaan DIY terbitan pemerintah. Kompas menggambarkan

bahwa pemerintah selama ini memang kurang menggubris dari sisi aspirasi

masyarakat Yogyakarta yang kebanyakan menginginkan Sultan Hamengku

Buwono dan Paku Alam menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DIY. Lead

yang digunakan Kompas juga dengan jelas menunjukkan hal ini, berikut

bunyinya:

Page 165: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

JAKARTA, KOMPAS – Keinginan mayoritas masyarakat Yogyakarta untuk menjadikan Sultan Hamengku Buwono dan Paku Alam sebagai gubernur dan wakil gubernur tidak diindahkan pemerintah pusat. (Lihat Tabel 9, Kalimat 1. Paragraf 1)

Sultan dan Paku Alam hanya akan dijadikan simbol pemersatu keberagaman masyarakat Yogyakarta. (Lihat Tabel 9, Kalimat 2. Paragraf 1)

Leksikon: tidak diindahkan, yang digunakan Kompas pada lead menekankan

sikap pemerintah terhadap pandangan rakyat Yogyakarta.

Dalam teks berita ini Kompas mengambil tiga narasumber, Kompas lebih

memilih memberi porsi lebih besar ucapan satu narasumber dengan kutipan

langsung yaitu Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi karena mewakili pendapat

pemerintah, tetapi sebaliknya memberikan porsi kecil pada substansi ucapan

narasumber lain. Pendapat anggota Komite I DPD I Wayan Sudirta dikesankan

sebagai pembeda dengan leksikon: diwarnai, tampak bahwa pendapat I Wayan

Sudirta dipakai untuk menggambarkan suasana rapat terdapat ketikpuasan dari

pihak DPD, yang berharap DPD ikut dilibatkan dalam pembahasan RUUK DIY.

Sedangkan pendapat Ketua komisi II DPD Chairuman Harahap dalam kutipan

tak langsungnya hanya digunakan sebagai pelengkap.

Dari unsur Skrip, pola 5W+1H dalam berita ini sudah semua terpenuhi

yaitu: Mendagri Gamawan Fauzi, Ketua komisi II DPD Chairuman Harahap, dan

Komite I DPD I Wayan Sudirta (Who), Dalam RUUK DIY usulan pemerintah

Sultan dan Paku Alam hanya menjadi simbol pemersatu keberagaman masyarakat

Yogyakarta (What), Rabu (26/1) (When), Jakarta (Where), Diusulkan agar harkat,

martabat, serta kewibawaan Sultan HB dan Paku Alam tetap terjaga, terutama

untuk menghindari keduanya dari masalah hukum, sebab menurut Mendagri

Page 166: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

Gamawan Fauzi: Akan menjadi miris kalau Sultan tersangkut masalah hukum

(Why), Sultan Hamengku Buwono dan Paku Alam yang bertahta secara langsung

dan sah diangkat menjadi gubernur utama dan wakil gubernur utama, selain

berfungsi sebagai pelindung, pengayom, dan penjaga budaya, keduanya adalah

simbol pemersatu masyarakat Yogyakarta. Sementara pengisian jabatan gubernur

dan wakil gubernur yang bertugas sebagai kepala pemerintahan dilakukan melalui

pemilihan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) (How). Unsur dalam

kelengkapan berita yang paling mendominasi adalah Who dan What.

Dari unsur Tematik, tema yang diambil Kompas dalam berita ini meliputi

isi paparan Mendagri bahwa Sultan dan Paku Alam hanya dijadikan Simbol pada

RUUK DIY usulan Pemerintah, yang disampaikannya dalam rapat kerja dengan

Komisi II DPR, dan dihadiri pula oleh perwakilan Komite I Dewan Perwakilan

Daerah. Hal tersebut tampak dalam parafrase pada kalimat berikut:

Gamawan memaparkan, pemerintah menggunakan empat prinsip, yakni kerakyatan, Bhinneka Tunggal Ika, efektivitas pemerintahan, dan pendayagunaan kearifan lokal. (Lihat Tabel 9, Kalimat 1. Paragraf 3)

Pemerintah merancang adanya figur yang memiliki kapasitas simbolik untuk mengikat keberagaman dalam sistem tata kelembagaan Pemerintah Provinsi DIY. (Lihat Tabel 9, Kalimat 2. Paragraf 3)

Fungsi simbolis akan dijalankan lembaga baru, yaitu gubernur utama dan wakil gubernur utama. (Lihat Tabel 9, Kalimat 3. Paragraf 3)

Dari kalimat yang dibuat Kompas diatas, Kompas tampak menyusun tema dengan

cara bercerita tertentu, dengan mengambil substansi paparan Mendagri Gamawan

Fauzi melalui beberapa parafrase, antara lain: Parafrase: figur dipakai untuk

menggambarkan sosok seseorang, yang dalam hal ini adalah Sultan dan Paku

Alam, parafrase: simbolik artinya dijadikan bentuk representasi, parafrase:

Page 167: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

mengikat menggambarkan tindakan menyatukan, dan parafrase: simbolis

diartikan cara merepresentasi. Kompas juga mengutip langsung paparan

Gamawan Fauzi untuk mendukung parafrase yang dibuatnnya:

”Akan menjadi miris kalau Sultan tersangkut masalah hukum. Karena itu, kami buat bagaimana untuk menjaga itu, bahwa The King can do no wrong,” kata Gamawan.(Lihat Tabel 9, Kalimat 2. Paragraf 5)

Dengan kalimat itu Mendagri Gamawan Fauzi secara langsung mengandaikan bila

raja tidak pernah berbuat salah, dengan harapan bahwa melalui draf buatan

pemerintah yang didalamnya mengatur peran Sultan tersebut, hal ini dapat

diwujudkan.

Dari unsur retoris, Kompas menggunakan label jabatan, leksikon, idiom,

dan foto dari fotografer KOMPAS/ Yuniadhi Agung dengan caption : ”Anggota

Komite I Dewan Perwakilan Daerah, I Wayan Sudirta dan Dani Anwar, serta

Menteri dalam Negeri Gamawan Fauzi (dari kiri ke kanan) hadir dalam rapat kerja

dengan Komisi II DPR, Rabu (26/1). Rapat terutama membahas Rancangan

Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta”, disertai juga dengan link website

berisi rekaman video berjudul ”Pemerintah Ingin Gubernur DIY Dipilih

DPRD” di vod.kompas.com/dipilihdprd, semua itu dilakukan Kompas untuk

menekankan frame yang dibuatnya.

Dari paparan di atas, secara keseluruhan frame yang dibuat Kompas dalam

berita ini mengunggulkan kemenonjolan sisi Kemendagri sebagai pihak yang

diprioritaskan dalam pemberitaan karena mewakili pendapat pemerintah, yakni

dengan cara memberi porsi besar dari paparan Kemendagri Gamawan Fauzi yang

disertai kutipan langsungnya. Sebaliknya memberi porsi kecil dari pendapat

Page 168: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

narasumber lainnya, dimana porsi pendapat anggota Komite I DPD I Wayan

Sudirta dikesankan berada di luar topik, dan pendapat Ketua komisi II DPD

Chairuman Harahap hanya digunakan sebagai pelengkap berita. Hasil analisis

dengan membagi elemen berita berdasarkan struktur penyusunnya ini serupa

dengan penelitian yang pernah ada tentang wacana terorisme pasca teror bom

bali.51

2. Analisis Teks Berita Dengan Tema Survei Mengenai Keistimewaan

Yogyakarta

a) Berita 1

Elemen struktur berita pilihan pertama di harian Kompas mengenai

Survei Keistimewaan Yogyakarta adalah berita berjudul Lebih Suka Penetapan

yang terbit pada edisi Kamis, 2 Desember 2010.

Tabel 10. Analisis Berita dengan Judul Lebih Suka Penetapan

Harian KOMPAS (Kamis, 2 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

KEISTIMEWAAN

YOGYAKARTA (2–

HABIS)

Kickers What Huruf dicetak

tebal, dan

diberi warna

merah

Lebih Suka Penetapan Headline What Huruf dicetak

tebal,

51 Muhammad Amin M, Wacana Terorisme Pasca Teror Bom Bali dalam Media Massa (Analisis Framing Berita-Berita Seputar Wacana Terorisme Pasca Teror Bom Bali di Surat Kabar Republika dan Jawa Pos Periode Oktober 2002”, Universitas Sebelas Maret, 2003, hal: 85-181

Page 169: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Menggunakan

grafik berisi

detail hasil

jajak pendapat

Kompas

secara acak via

Telepon

Kal1.

Par1

Tak salah jika orang

mengatakan, pemerintah

pusat tak belajar sejarah.

Lead What,

Who

Kal2.

Par1

Bukan hanya salah paham

soal sistem monarki yang

berlawanan dengan nilai–

nilai demokrasi.

Lead What Kata ganti

tak tentu

Idiom: salah

paham

Kal3.

Par1

Yang parah, pemerintah

pusat seharusnya paham,

mulai tahun 1998, soal

gubernur DIY selalu

menjadi masalah pelik,

selalu bergejolak.

Lead What,

Who,

When

Koherensi

sebab-

akibat

Leksikon:

parah, pelik,

Prefiks

Kal4.

Par1

Ini berkelanjutan sampai

2010, soal penggantian

gubernur dan wakil

gubernur DIY tak juga usai.

Lead What,

When,

Who

Koherensi

penjelas

Leksikon: usai

Kal1.

Par2

Di bawah kepemimpinan

Sultan Hamengku Buwono

no IX, sejak awal

kemerdekaan sampai tahun

1980–an, jabatan gubernur

Latar What,

Who,

When

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

goyang

Page 170: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

DIY tak pernah goyang.

Kal2.

Par2

HB IX bahkan pernah

merangkap sebagai wakil

presiden pada era

pemerintahan Soeharto.

Latar Who,

What

Kohetensi

Penjelas

Singkatan

Kal3.

Par2

Ia ditawarkan untuk dua

periode jabatan, tetapi

menolak.

Latar Who,

What

Kata ganti

orang

Kal1.

Par3

Sebagai wapres yang

berkedudukan di Jakarta,

yang menjalankan

pemerintahan sehari–hari

adalah Wakil Gubernur

Paku Alam VIII.

Latar What,

Where,

Who

Kata ganti

tak tentu

Leksikon;

otomatis

Kal2.

Par3

Pada tahun 1988, HB IX

wafat di Amerika Serikat

dan kemudian dimakamkan

di pemekaman raja–raja

Mataram, Imogiri,

Yogyakarta.

Latar When,

Who,

What,

Where

Koherensi

Penjelas

Singkatan

Kal1.

Par4

Tahun itu juga, Paku Alam

menggantikan peran kepala

daerah.

Latar When,

Who,

What

Koherensi

Penjelas

Kal2.

Par4

Semua berlangsung mulus

walaupun Presiden Soeharto

pada waktu itu menyimpan

kekecewaan besar terhadap

HB IX yang menolak

tawaran untuk

Latar What,

Who

Koherensi

Pembeda

Singkatan

Page 171: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

memperpanjang jabatan

sebagai wapres.

Kal3.

Par4

Masalah mulai muncul 10

tahun kemudian, tahun

1998, sewaktu Paku Alam

VIII meninggal.

Latar When,

What,

Who

Koherensi

sebab-

akibat

Kal1.

Par5

Mau tak mau, harus ada

yang menggantikan sebagai

gubernur DIY.

Latar What Koherensi

penejelas

Kal2.

Par5

Sultan Hamengku Buwono

X–saat itu sudah menjadi

raja menggantikan

ayahandanya–lantas

menjadi gubernur mulai

masa jabatan pertama.

Latar Who,

What

Koherensi

Penjelas

Kal3.

Par5

Ketika itu, untuk

memutuskan pencalonan

kepala daerah DIY, DPRD

Provinsi DIY harus

melakukan voting.

Latar What Koherensi

Penjelas

Leksikon:

voting

Kal4.

Par5

Suasana politik sudah

memanas.

Latar What Leksikon:

memanas

Kal5.

Par5

Berhari–hari proses

pemilihan menemui jalan

buntu karena salah satu

fraksi, yaitu F–PP,

mencalonkan Alfian

Darmawan, padahal fraksi

lainnya (F–KP, F–ABRI,

Latar What,

Why,

Who, How

Koherensi

sebab-

akibat

Jabatan,

Singkatan

Page 172: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

dan F–PDI) menghendaki

hanya satu calon diajukan

ke Mendagri dan minta

Presiden RI segera

mengukuhkan Gubernur

DIY.

Kal1.

Par6

Bertolak dari pengalaman

sejak penetapan HB X

sebagai gubernur DIY tahun

1998, dilanjutkan dengan

masa jabatan kedua dimulai

tahun 2003, kondisi sosial

dan politik di DIY memang

selalu panas menjelang

masa berakhirnya jabatan

kepala daerah.

Latar What,

Who,

When,

How

Koherensi

penjelas

Singkatan,

Leksikon;

panas

Kal2.

Par6

Pemerintah pusat selalu

lamban menyikapi aspirasi

masyarakat yang

menginginkan Sultan

langsung ditetapkan sebagai

gubernur DIY tanpa melalui

pemilihan.

Latar Who,

What

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

lamban,

aspirasi

Kal3.

Par6

Keinginan model penetapan

sudah muncul sejak sepuluh

tahun lalu.

Latar What Koherensi

Penjelas

Tidak rinci Sub Judul What Huruf dicetak

tebal

Kal1. Memang benar, ini semua What, Detail, Leksikon:

Page 173: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

Par7 antara lain karena Undang–

Undang Nomor 22 Tahun

1999 tentang Pemerintah

Daerah, yang kemudian

direvisi menjadi Undang–

Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintah

Daerah, tidak mengatur

secara rinci mengenai apa

yang disebut dengan

keistimewaan Yogyakarta.

How Koherensi

sebab-

akibat

rinci

Kal2.

Par7

Hal ini berbeda dengan

Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam (Aceh),

Provinsi Papua, ataupun

Daerah Khusus Ibukota

Jakarta yang masing–

masing mempunyai

undang–undang terinci.

Latar What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kata ganti

tak tentu

Kal1.

Par8

Karena tak ada ketegasan

tentang apa yang disebut

keistimewaan DIY, setiap

pihak menafsirkan menurut

cara pandang mereka

sendiri.

Latar What,

Why

Koherensi

sebab-

akibat

Leksikon:

ketegasan,

Idiom: cara

pandang

Kal2.

Par8

Pemerintah pusat cenderung

memakai pola yang sama

dengan daerah lain dalam

pergantian kepala daerah

sesuai yang tertera dalam

Latar Who,

What,

How

Koherensi

penjelas

Leksikon: pola

Page 174: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

UU Pemerintah Daerah.

Kal3.

Par8

Namun, banyak rakyat

Yogyakarta menentang hal

itu karena berarti sebutan

keistimewaan DIY tak ada

artinya.

Latar What,

How, Why

Koherensi

sebab-

akibat

Kal1.

Par9

Semua argumen, baik

pemerintah pusat maupun

rakyat Yogyakarta yang

pro–penetapan,

mendasarkan diri pada kata–

kata: sesuai konstitusi dan

atas nama demokrasi.

Latar What,

Who, How

Koherensi

sebab-

akibat,

Kata ganti

tak tentu

Leksikon:

argumen,

perumpamaan

Kal2.

Par9

Akhirnya tak pernah ada

titik temu dan berlarut–

larut sampai bertahun–

tahun.

Latar How Koherensi

sebab-

akibat,

Kata ganti

tak tentu

Idiom: titik

temu

Kal3.

Par9

Hal ini masih ditambah

dengan konflik dan

persaingan politik antara

Presiden SBY dengan

Sultan HB X sehingga

komunikasi politik menjadi

tidak berjalan.

Latar What,

Who, How

Koherensi

sebab-

akibat

Leksikon:

konflik,

Idiom:

komunikasi

politik

Libatkan rakyat Sub Judul Who Huruf dicetak

tebal

Kal1.

Par10

Untuk menyelesaikan

masalah ini, sebaiknya

Latar What,

How,

Koherensi

penjelas

Leksikon:

aspirasi

Page 175: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

pemerintah pusat dalam

mengambil keputusan

melibatkan dan

memperhatikan aspirasi

rakyat Yogyakarta.

Who,

Kal2.

Par10

Sama halnya ketika

pemerintah membuat

undang–undang otonomi

khusus untuk Aceh dan

Papua yang sangat

memerhatikan kemauan

rakyat di dua provinsi itu.

Latar What,

Who, How

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

kemauan

Kal1.

Par11

Harian Kompas sejak tahun

2008 hingga 2010

mengadakan jajak pendapat,

apakah sebaiknya Gubernur

DIY dipilih langsung oleh

rakyat atau penetapan.

Latar Who,

When,

What

Koherensi

Pembeda

Kal2.

Par 11

Pada umumnya, sebagian

besar masyarakat

Yogyakarta menginginkan

penetapan.

Latar What,

Who

Koherensi

Penjelas

Kal3.

Par11

Angkanya berkisar 53,5

persen–79,9 persen.

Latar How Detail

Kal1.

Par12

Sebagai sebuah polling,

hasil nya tidak dimaksudkan

untuk mewakili pendapat

seluruh masyarakat

Yogyakarta.

Latar What,

Who

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

polling

Page 176: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

Kal2.

Par12

Apalagi dilakukan dengan

cara menelepon, yang tentu

saja responden menjadi

terbatas secara ekonomis

maupun geografis karena

jaringan telepon belum

merata sampai di desa–desa.

Latar How, Who Koherensi

Penjelas,

Kata ganti

tak tentu

Kal1.

Par13

Jika menyangkut Keraton

Yogyakarta, penduduk DIY

terutama di pelosok desa

masih sangat loyal.

Latar Who,

What

Koheensi

Penjelas

Leksikon:

loyal

Kal2.

Par13

Sebagai contoh, ketika GKR

Hemas, istri Sultan HB X,

mencalonkan diri sebagai

anggota Dewan Perwakilan

Daerah, suara yang

diperoleh selam dua periode

sangat tinggi.

Latar What,

Who, How

Koherensi

Pembeda

Singkatan

Kal3.

Par13

Jauh sekali mengungguli

kandidat lain.

Latar What Koherensi

Penjelas

Idiom: Jauh

sekali

Kal1.

Par14

Karena itu, tak begitu sulit

memperkirakan jika semua

penduduk desa ataupun kota

ditanyakan ingin penetapan

atau pemilihan, hasilnya

pastilah mirip perolehan

GKR Hemas itu.

Latar,

Penutup

How, Who Koherensi

Penjelas

Leksikon:

mirip

Sumber :Berita 1, tema Survei Keistimewaan Yogyakarta

Page 177: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

Pada tema Survei Keistimewaan Yogyakarta dalam berita pilihan

pertama, Harian Kompas mengangkat judul Lebih Suka Penetapan, Dalam

berita ini Kompas menyusun berita dengan cara bercerita (feature), untuk

menekankan pada hasil jajak pendapat yang dilakukan Kompas mengenai

mekanisme pengangkatan Gubernur DIY. Dari unsur Sintaksis, dapat dilihat judul

Lebih Suka Penetapan yang diturunkan Kompas merupakan gambaran hasil

jajak pendapat yang dilakukan Kompas bahwa mayoritas responden memilih

mekanisme penetapan. Dilanjutkan dengan lead berita, yang isinya menyindir

pemerintah atas sikap yang dilakukannya selama ini terkait masalah RUUK DIY:

Tak salah jika orang mengatakan, pemerintah pusat tak belajar sejarah. (Lihat Tabel 10, Kalimat 1. Paragraf 1)

Bukan hanya salah paham soal sistem monarki yang berlawanan dengan nilai–nilai demokrasi. (Lihat Tabel 10, Kalimat 2. Paragraf 1)

Yang parah, pemerintah pusat seharusnya paham, mulai tahun 1998, soal gubernur DIY selalu menjadi masalah pelik, selalu bergejolak. (Lihat Tabel 10, Kalimat 3. Paragraf 1)

Ini berkelanjutan sampai 2010, soal penggantian gubernur dan wakil gubernur DIY tak juga usai. (Lihat Tabel 10, Kalimat 4. Paragraf 1)

Dari lead yang digunakan Kompas di atas, Kompas mencoba menggambarkan

kesalahan yang dilakukan pemerintah dalam menyikapi masalah RUUK DIY.

Kompas menggambarkan bahwa masalah ini timbul sudah ada sejarahnya yakni

sejak 1998, namun dalam menyikapinya pemerintah tidak belajar dari kesalahan.

Fakta disusun Kompas dengan melakukan pemisahan masalah, masalah pertama

tentang sejarah pengisian jabatan Gubernur DIY model penetapan disusun dalam

payung judul utama, pemisahan berikutnya dilakukan dengan batas berupa

subjudul. Subjudul pertama, Tidak rinci digunakan untuk menggambarkan

Undang–Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang

Page 178: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

kemudian direvisi menjadi Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah, tidak mengatur mengenai keistimewaan Yogyakarta secara

rinci. Kemudian subjudul Libatkan rakyat, untuk menggambarkan bahwa

pelibatan aspirasi rakyat dalam penyelesaian masalah ini sangatlah diperlukan.

Dari unsur skrip, unsur pembentuk berita dalam beita ini sudah

memenuhi unsur 5W+1H, yaitu Presiden Soeharto, Sultan Hamengku Buwono IX

dan Paku Alam XIII, Sultan Hamengku Buwono X, Presiden SBY, Rakyat

Yogyakarta (Who), Sejarah jabatan Gubernur DIY dan pembahasan RUUK, Hasil

jajak pendapat Kompas (What), Sejak tahun 2008 hingga tahun 2010 (When),

Jakarta, Amerika Serikat, Yogyakarta(Where), karena berarti sebutan

keistimewaan DIY tak ada artinya bila pergantian kepala daerah sesuai yang

tertera dalam UU Pemerintah Daerah (Why), Hasil polling Kompas dengan angka

berkisar 53,5 persen–79,9 persen menunjukkan responden menginginkan

penetapan (How).

Dari Unsur tematik, tema yang diambil Kompas dalam berita ini meliputi

tiga tema, tema pertama mengenai sejarah pengisian jabatan Gubernur DIY yang

coba dijelaskan Kompas dengan bercerita, bahwa sejak sepuluh tahun lalu model

penetapan sudah menjadi keinginan masyarakat Yogyakarta yang diwujudkan

dalam bentuk aspirasi, dimana sejarah mencatat bahwa selalu terjadi ketegangan

setiap memasuki masa akhir jabatan Gubernur. Tema kedua meliputi status

keistimewaan Yogyakarta yang tidak rinci UU yang mengaturnya, Kompas

mencoba menceritakan bahwa terjadi multi tafsir antara kedua belah pihak yaitu

Page 179: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

antara pemerintah dan masyarakat Yogyakarta dengan argumen mereka, seperti

tampak pada kalimat:

Semua argumen, baik pemerintah pusat maupun rakyat Yogyakarta yang pro–penetapan, mendasarkan diri pada kata–kata: sesuai konstitusi dan atas nama demokrasi. (Lihat Tabel 10, Kalimat 1. Paragraf 9)

Tema ketiga adalah tentang jajak pendapat yang dilakukan Kompas sejak tahun

2008 sampai tahun 2010 tentang mekanisme pengangkatan Gubernur DIY,

dimana Kompas berusaha mengungkapkan bahwa Kompas melakukan jajak

pendapat dengan menghasilkan angka berkisar 53,5 persen–79,9 persen

menunjukkan responden menginginkan penetapan. Namun Kompas menjelaskan

bahwa hasil ini tidak mewakili seluruh aspirasi masyarakat karena dilakukan

melalui media telepon.

Sebagai sebuah polling, hasil nya tidak dimaksudkan untuk mewakili pendapat seluruh masyarakat Yogyakarta. (Lihat Tabel 10, Kalimat 1. Paragraf 12)

Apalagi dilakukan dengan cara menelepon, yang tentu saja responden menjadi terbatas secara ekonomis maupun geografis karena jaringan telepon belum merata sampai di desa–desa. (Lihat Tabel 10, Kalimat 2. Paragraf 12)

Kata Polling yang dipakai Kompas menjelaskan hal itu, bahwa jajak pendapat ini

dilakukan dengan cara menelepon responden yang dipilih secara acak. Hal

tersebut juga coba diperkuat Kompas dengan menggunakan unsur retoris berupa

grafik penggambaran detail hasil jajak pendapat Kompas mulai tahun 2008-

2010, yang dilakukan secara acak pada responden berusia minimal 17 tahun,

dengan metode pencuplikan sistematis. (Lihat Lampiran)

Dari paparan di atas, dapat dilihat bahwa Kompas pada berita ini

menyampaikan fakta dengan cara bercerita (feature), dan menekankan fakta

Page 180: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

pemberitaan tersebut melalui unsur retoris berupa penggambaran detail hasil

jajak pendapat yang dilakukan Kompas dalam bentuk grafis untuk menonjolkan

fakta pemberitaan, dimana hasilnya menunjukkan mayoritas responden

menginginkan mekanisme penetapan digunakan dalam pengangkatan Gubernur

DIY. Hasil analisis dengan membagi elemen berita berdasarkan struktur

penyusunnya ini serupa dengan penelitian yang pernah ada tentang kampanye

cawali dan cawawali dalam pilkada Solo.52

b) Berita 2

Elemen struktur berita pilihan kedua di harian Kompas mengenai Survei

Keistimewaan Yogyakarta adalah berita berjudul Survei Menjadi Acuan

Kemendagri yang terbit pada edisi Minggu, 5 Desember 2010.

Tabel 11. Analisis Berita dengan Judul Survei Menjadi Acuan Kemendagri

Harian KOMPAS (Minggu, 5 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Survei Menjadi Acuan

Kemendagri

Headline What,

Who

Huruf dicetak

tebal,

Leksikon:

Survei

Kepala Desa Se–DIY

Ancam Boikot Pemilihan

Kickers Who,

What

Kata ganti

jumlah

Leksikon:

Boikot

Kal1.

Par1

JAKARTA, KOMPAS–

Direktur Jenderal Otonomi

Lead Where,

Who,

Koherensi

Penjelas

Label jabatan,

Leksikon;

52 Eni Widiastuti, Loc.Cit.

Page 181: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

Daerah Kementerian dalam

Negeri Djohermansyah

Djohan menegaskan, dalam

menyususn RUU

Keistimewaan Yogyakarta,

pemerintah mengacu pada

survei.

What survei

Kal2.

Par1

Survei menunjukkan, 71

persen responden

menghendaki pemilihan.

Lead What,

Who, How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

Survei,

responden

Kal1.

Par2

”Kami punya data survei, 71

persen rakyat DIY

menghendaki pemilihan

langsung,” kata

Djohermansyah dalam

Diskusi ”Daerah Istimewa

Kecewa” di Trijaya FM,

Jakarta, Sabtu (4/12)

Kutipan What,

Who,

Where,

When

Koheensi

Penjelas,

Kalimat

Langsung

Leksikon:

Diskusi

Kal1.

Par2

Hasil survei Kementrian

Dalam Negeri (Kemdagri)

itu yang menjadi bahan

pertimbangan pemerintah

bahwa pengisian jabatan

Gubernur–Wagub

Yogyakarta melalui

pemilihan.

Latar What,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

survei

Kal1.

Par3

Data survei yang menjadi

pegangan Kemdagri itu

bertolak belakang dengan

Latar What,

Who

When

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

survei,

pegangan,

Page 182: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

hasil jajak pendapat

Kompas yang dilakukan

sejak tahun 2008 hingga

2010.

Idiom:

bertolak

belakang,

jajak

pendapat

Kal2.

Par3

Ketika ditanya apakah

sebaiknya Gubernur DIY

dipilih langsung oleh rakyat

atau penetapan, sebagian

besar masyarakat

Yogyakarta menginginkan

penetapan.

Latar What,

Who

Koherensi

Penjelas

Kal3.

Par3

Angkanya antara 53,3

persen dan 79,9 persen

(Kompas,2/12)

Latar How,

When

Detail,

Koherensi

Penjelas

Kal1.

Par4

Pemerintah, kata

Djohermansyah, sudah

sejak lama mengakui

keistimewaan Yogyakarta.

Parafrase Who,

What

Koheensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Kal2.

Par4

Hal itu dibuktikan dengan

penyusunan RUUK DIY.

Parafrase How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan

Kal3.

Par4

Kemdagri menargetkan,

penyusunan naskah RUUK

dapat segera diselesaikan

sehingga sudah dapat

Parafrase Who,

What,

When

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

Page 183: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

diajukan kepada DPR pada

Desember ini.

langsung

Kal4.

Par4

Pemerintah menargetkan

RUUK DIY sudah dapat

disahkan menjadi undang–

undang paling lambat tahun

2011.

Latar Who,

What,

When

Koherensi

penjelas

Singkatan

Kal1.

Par5

Namun, para kepala desa

siap memboikot pemilihan

umum kepala daerah.

Latar What,

Who

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

memboikot

Kal2.

Par5

”Kami para kepala desa

yang berhadapan langsung

dengan masyarakat. Saya

dan teman–teman siap

memboikot pemilu kepala

daerah jika pemerintah

tetap memaksakan

pemilihan dalam RUUK

DIY,” tutur Ketua Persatuan

Rakyat Desa (Parade)

Nusantara DIY Jiono seusai

diskusi.

Kutipan Who,

What,

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

tak tentu

Singkatan

Kal1.

Par6

Jiono meminta pemerintah

mempertimbangkan sejarah

serta kearifan lokal

Yogyakarta dalam

menyusun RUUK DIY.

Parafrase Who,

What

Kalimat

tak

langsung

Singkatan,

Idiom:

kearifan lokal

Kal2.

Par6

Bagi masyarakat

Yogyakarta, jabatan

Parafrase What,

Who

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

melekat

Page 184: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

gubernur itu melekat pada

Sultan Hamengku Buwono.

Kal3.

Par6

Karena itu masyarakat

menginginkan Sultan HB

dan Paku Alam otomatis

ditetapkan jadi gubernur dan

wakil gubernur.

Parafrase What,

How, Who

Koherensi

Penjelas

Singkatan,

Leksikon:

otomatis

Kal4.

Par6

Keinginan itu sama sekali

tidak didasari motif politik

ataupun kekuasaan.

Parafrase What,

How

Kalimat

tak

langsung

Idiom: sama

sekali,

Leksikon:

motif

Kal1.

Par7

Ahli hukum tata negara,

Irmanputra Sidin, dalam

diskusi itu juga

mengingatkan pemerintah

untuk mempertimbangkan

kearifan lokal Yogyakarta.

Parafrase Who,

What

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Idiom:

kearifan lokal

Kal2.

Par7

“Kata kuncinya satu, yakni

kearifan. Kearifan lokal dan

kearifan Presiden dalam

mengambil keputusan,”

katanya.

Kutipan What Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Kal1.

Par8

Menurut dia, pengisian

jabatan gubernur–wagub

melalui mekanisme

penetapan tidak melanggar

konstitusi karena telah

dijamin dalam Pasal 18

UUD 1945.

Parafrase What,

How, Why

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Kata ganti

orang

Leksikon:

mekanisme,

konstitusi

Page 185: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

Kal2.

Par8

Selain itu, seluruh

perwakilan daerah pun

telah menyepakati

penetapan Sultan

Hamengku Buwono dan

Paku Alam yang sedang

bertahta menjadi Gubernur

dan Wagub DIY.

Parafrase What,

Who, How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Kal1.

Par 9

”Itu sudah konstitusional,

seluruh anggota DPD

(Dewan Perwakilan Daerah)

sudah menyepakati

penetapan. DPD itu, kan,

wakil dari seluruh daerah di

Indonesia, jadi sebenarnya

sudah selesai semua, sudah

konstitusional,” papar dia.

Kutipan How,

Who, Why

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Singkatan,

Leksikon:

konstitusional

Kal1.

Par10

Sebanyak 132 anggota DPD

menyepakati penetapan

Sultan Hamengku Buwono

dan Paku Alam menjadi

gubernur dan wagub sebagai

satu dari tujuh keistimewaan

Yogyakarta.

Latar What.

Who, How

Detail,

Koherensi

Penjelas

Kal2.

Par10

Klusul penetapan itu masuk

dalam naskah RUUK DIY

yang disusun DPD dan

sudah diserahkan kepada

DPR pada Oktober lalu.

Latar What,

How,

Who,

When

Singkatan,

Leksikon:

Klausul

Page 186: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

Raja tidak salah Sub Judul Huruf dicetak

tebal

Kal1.

Par11

Secara terpisah di

Palembang, Sumatera

Selatan, Ketua DPR

Marzuki Alie mengatakan,

hak istimewa yang dimiliki

DIY harus dihargai.

Parafrase Where,

Who,

What

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Kal2.

Par11

Namun, bentuk

penghargaan itu harus

diformulasikan, apakah

Sultan memiliki wewenang

mengurus wilayah,

mengurus keuangan, atau

kewenangan lain.

Parafrase What,

Who, How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

diformulasikan

Kal1.

Par12

Marzuki mengkhawatirkan,

seandainya pelaksana

pemerintahan DIY

melakukan kesalahan

administrasi atau kesalahan

prosedur dalam

pemerintahan yang

berdampak hukum.

Parafrase Who,

What,

Why

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan,

Leksikon:

administrasi,

prosedur

Kal2.

Par12

”Jangan sampai ada prinsip

raja tidak pernah salah. Raja

tidak pernah salah karena

raja sebagai ratu adil. Nanti

hukum susah ditegakkan. Itu

yang harus kita

Kutipan How, Who Kalimat

langsung

Pengandaian

Page 187: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

pertimbangkan,“ ujarnya.

Sumber : Berita 2, tema Survei Keistimewaan Yogyakarta

Pada tema Survei Keistimewaan Yogyakarta dalam berita pilihan

kedua, harian Kompas mengangkat judul Survei Menjadi Acuan Kemendagri,

Dalam berita ini Kompas menyusun berita dengan melihat sudut pandang

Kemendagri mengenai survei yang telah dilakukannya terkait mekanisme

pengangkatan Gubernur DIY sebagai garis besar berita ini. Dari unsur Sintaksis,

dapat dilihat dari judul Survei Menjadi Acuan Kemendagri tersebut, Kompas

ingin menyampaikan fakta bahwasannya Kemendagri telah melakukan tanya

jawab seputar aspirasi rakyat, tentang tata cara pengangkatan Gubernur DIY yang

diberi tajuk survei. Dimana hal tersebut dijadikan headline dalam berita ini,

yang juga digunakan untuk mewakili kutipan langsung narasumber pertama,

yaitu Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian dalam Negeri

Djohermansyah Djohan. Lead yang dipakai Kompas juga mendukung hal

tersebut:

JAKARTA, KOMPAS–Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian dalam Negeri Djohermansyah Djohan menegaskan, dalam menyususn RUU Keistimewaan Yogyakarta, pemerintah mengacu pada survei.(Lihat Tabel 11, Kalimat 1. Paragraf 1)

Survei menunjukkan, 71 persen responden menghendaki pemilihan. (Lihat Tabel 11, Kalimat 2. Paragraf 1)

Dari Kickers sendiri yang berbunyi Kepala Desa Se–DIY Ancam Boikot

Pemilihan, digunakan oleh Kompas untuk mewakili ucapan narasumber kedua,

yaitu Ketua Persatuan Rakyat Desa (Parade) Nusantara DIY Jiono. Kickers

tersebut pun menjadi payung dari pendapat narasumber ketiga yaitu Ahli Hukum

Tata Negara, Irmanputra Sidin. Selain itu Kompas juga memberi sub judul raja

Page 188: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

tidak salah untuk mewakili pendapat narasumber keempat, yaitu Ketua DPR

Marzuki Alie. Dengan mengisahkan melalui cara seperti ini, Kompas ingin

menekankan kepada khalayak pembacanya bahwa masing-masing pendapat

memiliki pembenarannya masing-masing.

Dari unsur Skrip, unsur pembentuk berita dalam berita ini terdiri dari:

Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Djohermansyah Djohan, Ketua Persatuan

Rakyat Desa (Parade) Nusantara DIY Jiono, Ahli hukum tata negara Irmanputra

Sidin, dan Ketua DPR Marzuki Alie (Who), Hasil Survei Kemendagri sebanyak

71 persen memilih pemilihan (What), Sabtu (4/12) (When), Jakarta (Where),

Mekanisme penetapan tidak melanggar konstitusi karena telah dijamin dalam

Pasal 18 UUD 1945, dan karena seluruh anggota DPD (Dewan Perwakilan

Daerah) sebanyak 132 anggota sudah menyepakati penetapan sehingga sudah

konstitusional (Why), Survei Kemendagri menunjukkan 71 persen responden

menghendaki pemilihan, namun hal tersebut bertolak belakang dengan jajak

pendapat Kompas, dan Kepala desa se-DIY siap memboikot pemilihan umum

kepala daerah jika pemerintah tetap memaksa pemilihan dalam RUUK DIY

(How). Jadi unsur 5W+1H sudah terpenuhi dalam berita ini, dengan porsi lebih

besar pada unsur Who, What, dan How.

Dari unsur Tematik, Kompas mengambil tiga tema yaitu: pertama,

tentang Survei Kemendagri yang menghasilkan 71 persen suara memilih

pemilihan dalam mekanisme pengangkatan Gubernur DIY, kedua, tentang

ancaman boikot dari kepala desa se-DIY jika pemerintah memaksakan pemilihan

dalam RUUK DIY, dimana mekanisme penetapan sendiri tidak melanggar

Page 189: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

konstitusi dalam Pasal 18 UUD 1945, dan disepakati 132 anggota DPD dalam

susunan RUUK DIY yang diserahkan DPD ke DPR, ketiga, tentang raja tidak

pernah salah. Dengan tema yang dipilih tersebut, tampaknya Kompas hendak

mengkonstruksi berita ini dengan cara melihat berbagai argumen dari sisi

narasumber, dimana masing-masing pendapat memiliki keterwakilan.

Djohermansyah Djohan mewakili Kemendagri, Jiono mewakili masyarakat pro

penetapan, Irmanputra Sidin mewakili masyarakat pro penetapan, dan Marzuki

Alie mewakili pribadinya sebagai anggota DPR, namun pendapat Marzuki Alie

ini sendiri tidak mendapat porsi besar karena tidak dikutip secara langsung, dan

hanya dipakai sebagai pelengkap atau pemanis saja.

Dari unsur Retoris, Kompas menggunakan beberapa idiom disertai

leksikon yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu

dalam berita ini, berita Kompas ini menunjukkan bagaimana media menjadi ajang

perang simbolik antara pihak-pihak yang merasa berkompeten terhadap isu.

Masing-masing narasumber digambarkan saling mengedepankan alasan

pembenaran dengan klaim, dimana pihak yang mewakili gagasan pemilihan

memakai klaim hasil survei yang menyatakan 71 persen suara menyatakan

dukungan atas mekanisme pemilihan. Sedangkan pihak yang mewakili gagasan

penetapan memakai klaim kearifan lokal Yogyakarta, dan pasal 18 UUD 1945

serta suara mayoritas DPD.

Dari paparan di atas tampak bahwa Kompas berusaha menerapkan

prinsip berita berimbang dengan mengutip langsung pendapat pihak yang

mendukung mekanisme pemilihan dan pihak lain yang mendukung mekanisme

Page 190: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

penetapan (cover both side), menyertakan pula pelengkap berupa parafrase dari

pendapat pihak DPR yang digunakan sebagai pelengkap atau sebatas pemanis

berita saja. Hasil analisis dengan membagi elemen berita berdasarkan struktur

penyusunnya ini serupa dengan penelitian yang pernah ada tentang sengketa tanah

sriwedari Solo.53

c) Berita 3

Elemen struktur berita pilihan ketiga di harian Kompas mengenai Survei

Keistimewaan Yogyakarta adalah berita berjudul Publik Cenderung Terima

Keistimewaan yang terbit pada edisi Senin, 6 Desember 2010.

Tabel 12. Analisis Berita dengan Judul Publik Cenderung Terima

Keistimewaan

Harian Kompas (Senin, 6 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

JAJAK PENDAPAT

”KOMPAS”

Kickers Huruf dicetak

tebal dan

diberi warna

merah

Publik Cenderung Terima

Keistimewaan

Headline Huruf dicetak

tebal, Disertai

grafis berisi

hasil detail

jajak pendapat

Kompas pada

53 Danang Pidekso, Loc.Cit.

Page 191: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

responden

nasional,

Leksikon:

Publik,

Cenderung

Kal1.

Par1

Polemik sistem monarki

dalam sistem pemerintahan

Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta tampak

memecah sikap masyarakat.

Lead What,

Who

Leksikon:

Polemik,

monarki

Kal2.

Par1

Meski terpisah cukup

diametral, secara umum

opini publik cenderung

menerima kesepakatan sifat

kekhususan yang dimiliki

oleh provinsi DIY.

Lead What,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

diametral,

Idiom: opini

publik

Kal1

Par2

Hal tersebut menjadi

benang merah persepsi

publik dalam jajak

pendapat yang dilakukan

Litbang Kompas pada 1–3

Desember 2010, terkait

Rancangan Undang-Undang

(RUU) Keistimewaan

Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Latar What,

Who,

When

Metafora:

benang

merah, Idiom:

persepsi

publik

Kal1.

Par3

Lebih dari tiga perempat

responden yang tinggal di

DIY (88,6 pesen) memilih

Latar How, Who Detail Leksikon:

responden ,

ketimbang

Page 192: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

penetapan Sultan sebagai

gubernur ketimbang

melalui jalur pemilihan

kepala daerah (pilkada)

seperti yang dilakukan di

provinsi lain.

Kal2.

Par3

Sementara pilihan

responden nasional

(sebagian besar di luar DIY)

hampir berimbang, antara

yang menginginkan

penetapan Sultan (49,4

persen) dan pemilihan (45,5

persen).

Latar How, Who Detail Leksikon:

responden,

hampir

berimbang

Kal1.

Par4

Menilik dari latar belakang

pendidikan responden,

bagi responden nasional

tidak terlalu tampak

perbedaan jawaban yang

diberikan meski ada

kecenderungan responden

sarjana dan paskasarjana

lebih banyak yang bersikap

setuju penetapan (sekitar 56

– 66 persen).

Latar What,

Who, How

Leksikon:

Menilik,

responden

Kal2.

Par4

Secara umum, dilihat dari

tingkat intensitas yang

diberikan, tampak pula

bahwa responden nasional

yang menaruh perhatian

Latar How, Who Leksikon:

intensitas,

responden,

soal,

cenderung,

Page 193: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

terhadap pemberitaan media

soal RUU Keistimewaan

DIY cenderung memilih

model penetapan Sultan

ketimbang model pilkada.

model

Kal3.

Par4

Sementara bagi responden

DIY, profil yang paling

tinggi menyuarakan model

penetapan (sekitar 80

persen) tersebar dari

kalangan berusia sekitar 30

tahun ke atas, tidak bekerja

hingga sarjana, karyawan

swasta, serta pensiunan dan

tidak bekerja.

Latar What,

Who, How

Singkatan,

Leksikon:

responden,

profil, model

Kal1.

Par4

Cukup tajamnya perbedaan

persepsi publik tampak jika

melihat alasan mereka

mengenukakan opininya.

Latar What Idiom:

persepsi

publik

Kal2.

Par4

Alasan paling banyak bagi

responden yang menyetujui

model penetapan Sultan

sebagai gubernur DIY

adalah terkait nilai

kesejarahan, kesepakatan

historis, dan tradisi yang

selama ini sudah berjalan.

Latar How, Who Leksikon:

responden,

model,

historis,

tradisi,

Singkatan

Kal3.

Par4

Diperingkat berikutnya

adalah opini responden

Latar How, Who Leksikon:

opini,

Page 194: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

terkait pribadi positif

Sultan di mata mereka.

responden,

Idiom: pribadi

positif

Kal4.

Par4

Sementara itu, responden

yang memilih model

pilkada mengemukakan

bahwa alasan utamanya

adalah soal sistem

demokrasi.

Latar Who, How Koherensi

Pembeda

Leksikon:

responden,

model, Idiom:

sistem

demokrasi,

Singkatan

Kal5.

Par4

Meski menyatakan soal

sistem, tidak banyak

responden yang

menyinggung soal

transparansi, akuntabilitas

pemerintahan, atau

kesejahteraan.

Latar Who, How Leksikon: soal,

sistem,

responden,

transparansi,

akuntabilitas

Kal1.

Par5

Hingga tahun 2010, RUU

Keistimewaan Yogyakarta

belum juga rampung.

Latar When,

What

Leksikon;

rampung

Kal2.

Par5

Sudah hampir delapan

tahun, sejak 2002, ketika

muncul usul untuk

membuat undang–undang

ini pertama kali.

Latar When,

How

Leksikon:

usul, Idiom:

pertama kali

Kal3.

Par5

Setelah sempat berada di

tangan DPR pada tahun

2008 yang lalu

dikembalikan lagi ke

pemerintah, RUU ini belum

Latar When,

Who, How

Singkatan,

Idiom: titik

temu

Page 195: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

juga menemui titik temu

untuk disahkan.

Kal4.

Par5

Satu persoalan yang

menjadi ganjalan utama

pembahasan RUU adalah

soal jabatan gubernur DIY.

Latar What Singkatan,

Idiom:

ganjalan

utama

Kal5.

Par5

Bagi sebagian besar publik

DIY, jabatan gubernur yang

otomatis dijabat Sultan

merupakan sebuah simbol

status yang sudah diterima

sebagai ”kebenaran”.

Latar Who,

What,

How

Leksikon:

publik,

otomatis,

simbol, status,

Pengandaian

Kal6.

Par5

Sementara di sisi

pemerintah, pasca–

diundangkannya UU Nomor

22 Tahun 1999 tentang

otonomi daerah dan UU

nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan

Daerah, semakin nyata

perlunya sinkronisasi

mekanisme demokrasi di

seluruh provinsi.

Latar Who,

What

Detail,

Koherensi

Pembeda

Leksikon: sisi,

pasca, nyata,

sinkronisasi,

Idiom:

mekanisme

demokrasi

Kal1.

Par6

Sulit dimungkiri, dari

wacana yang berkembang

tampak bahwa demokrasi

yang dipahami sebagian

publik DIY memiliki

paradigma yang

Latar How Leksikon:

wacana,

demokrasi,

publik,

paradigma,

primordial,

Page 196: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

bernuannya primordial. Singkatan

Kal2.

Par6

Dari jawaban yang

diberikan responden DIY,

tampak bahwa bagian

terbesar publik masih

menerima kepemimpinan

Sultan hingga akhir

hayatnya, suatu hal yang

paling menjadi sorotan

dalam diskursus soal

keistimewaan DIY.

Latar What,

Who, How

Leksikon:

responden,

publik,

sorotan,

diskursus,

soal, Singkatan

Kal3.

Par6

Saat ditanya penilaian

tentang masih layak atau

tidak sistem penetapan

kepala daerah di Yogyakarta

disebut sebagai demokrasi,

sebanyak 73 persen

responden menyatakan

masih layak.

Latar What,

Who, How

Leksikon:

layak, sistem,

demokrasi,

responden

Kal4.

Par6

Sebaliknya, responden

nasional cukup bimbang

menilai sistem tersebut

layak disebut demokrasi,

dengan proporsi hampir

berimbang 47,5 persen

(layak) dan 43,4 (tidak

layak).

Parafrase What,

Who, How

Koherensi

Pembeda,

Detail

Leksikon:

responden,

bimbang,

sistem, layak,

demokrasi,

proporsi

Kal1.

Par7

Terhadap adanya usulan

agar Sultan tidak perlu

Latar What,

Who, How

Leksikon:

parardhya,

Page 197: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

menjadi gubernur, tetapi

diposisikan sebagai

parardhya, sebagaimana

diusulkan dalam draf RUU

Keistimewaan DIY yang

diajukan Jurusan Ilmu

Pemerintahan Universitas

Gadjah mada (JIP UGM),

responden DIY pun tak

lebih banyak yang menolak.

responden

Kal2.

Par7

Lebih dari 50 persen

responden menyatakan

ketidaksetujuannya apabila

Sultan dan Paku Alam

hanya menduduki jabatan

sebagai parardhya.

Parafrase Who, How Leksikon:

responden,

parardhya

Kal3.

Par7

Parardhya adalah satu

kesatuan lembaga yang

berfungsi sebagai simbol,

pelindung dan penjaga

budaya, serta pengayom

dan pemersatu masyarakat

Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Latar Who,

What

Leksikon:

Parardhya,

simbol,

pengayom

Kal1.

Par8

Meski memiliki hak dan

wewenang khusus, posisi

parardhya memang tidak

strategis seperti gubernur.

Latar Who,

What

Leksikon:

parardhya,

strategis

Kal2. Apalagi, sebagai parardhya, Latar Who, Koherensi Leksikon:

Page 198: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

Par8 hak politis Sultan dan Paku

Alam cenderung

”diarahkan” , antara lain

memberikan persetujuan

pemilihan kepala daerah

(dengan hak veto) dan

pengawasan umum

pemerintahan.

What,

How

Penjelas parardhya,

Idiom: hak

politis, hak

veto

Pengandaian

Keselarasan Sub Judul Huruf di cetak

tebal

Kal1.

Par9

Dalam pidato menyikapi

perkembangan sikap publik

terkait RUU Keistimewaan

DIY, Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono

menyebut perlunya

menempatkan peran

penting Sultan dan Paku

Alam dalam konteks

kepemimpinan DIY.

Parafrase What,

Who, How

Singkatan,

Leksikon:

konteks

Kal2.

Par9

Meski demikian, RUU

Keistimewaan yang

diajukan pemerintah ke

DPR secara subtantif tidak

beranjak dari posisi hukum

semula, yakni menempatkan

Sultan–Paku Alam sebagai

parardhya dan gubernur

dipilih langsung.

Latar What,

What,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

subtantif,

parardhya,

Singkatan

Page 199: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

Kal3.

Par9

Amanat konstitusi dan

perundangan turunannya

menjadi dalil hukum tata

negara yang menurut

pemerintah harus dijalankan

secara konsisten

Latar What,

How, Who

Koherensi

Penjelas

Idiom:

Amanat

konstitusi,

Leksikon:

dalil,

konsisten

‘’Amanat konstitusi dan

perundangan turunannya

mejadi dalil hukum tata

negara yang menurut

pemerintah harus

dijalankan secara

konsisten

Kutipan

Kal1.

Par10

Di sisi lain, posisi sikap

publik, khususnya warga

DIY, tampaknya tidak akan

banyak beranjak dari sikap

meminta model penetapan

gubernur.

Latar What,

Who, How

Koherensi

Pembeda

Idiom: sisi

lain, Leksikon:

posisi, publik

Kal2.

Par10

Posisi yang diametral

antara sebagian besar publik

DIY dan pemerintah tentu

merupakan potensi bencana

politik bagi kestabilan

Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Latar What,

Who, How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

Posisi,

diametral,

potensi

Singkatan

Kal3.

Par10

Terlebih, di luar berbagai

aspek keistimewaan yang

sudah disepakati pemerintah

Latar What,

Who,

How,

Koherensi

Penjelas,

Kata ganti

Leksikon:

aspek, Idiom:

identitas

Page 200: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

dan DPR sebelumnya, soal

penetapan gubernur

bergerak menjadi wacana

soal identitas primordial

daerah bagi orang

Yogyakarta – kalau tidak

bisa bisa disebut ”harga

diri”.

tak tentu primordial,

Pengandaian

Kal4.

Par10

Berkaca dari keberatan

sebagian kawulo

Yogyakarta saat Sultan

berniat maju ke pertarungan

pemilihan presiden pada

pemilu sebelumnya, rakyat

Yogyakarta kebanyakan

lebih suka menempatkan

Sultan sebagai ”Raja”

Keraton Yogyakarta,

gubernur, atau apa pun

istilah politik modern untuk

itu.

Latar Who, How Leksikon:

menempatkan

, Penggunaan

tanda petik

untuk

memperjelas,

Idiom: apa

pun,

Kal5.

Par10

Jabatan presiden atau wakil

presiden, meski tingkatnya

nasional, tidak

”menyilaukan” mata

politik warga Yogyakarta.

Latar What,

Who

Pengandaian

Kal6.

Par10

Meski demikian, manuver

politik Sultan dalam kancah

politik nasional dipandang

responden bisa juga yang

Latar What,

Who

Koherensi

Penjelas

Idiom: Meski

demikian,

Leksikon:

manuver,

Page 201: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

menjadi pemicu polemik

keistimewaan Yogyakarta

saat ini.

pemicu,

polemik

Kal1.

Par11

Dalam konteks demikian,

apalagi didukung fakta

berjalannya sistem

demokrasi di DIY, sulit

untuk mengharapkan

mundurnya stand position

publik DIY.

Latar What,

Who

Leksikon:

konteks,

publik, Idiom:

sistem

demokrasi,

stand position,

Singkatan

Kal2.

Par11

Bagaimanapun, bagi publik

DIY, esensi demokrasi

seperti penghormatan

pluralisme, HAM,

akuntabilitas berjalan

selaras dengan tujuan

kesejahteraan berjalan

selaras dan tak pernah

bermasalah selama ini.

Latar Who, How Leksikon:

esensi,

pluralisme,

akuntabilitas

Kal3.

Par11

Maka, menjadi sebuah

keterkejutan politik ketika

sebuah keistimewaan yang

delapan tahun lalu hendak

dicarikan payung hukum

pelindungnya, kini justru

berbuah ”bencana kecil”

bagi paradigma warga DIY

memandang rajanya.

Latar,

Penutup

What,

How, Who

Nominalisasi

, Koherensi

Penjelas

Leksikon:

keterkejutan,

paradigma,

Idiom: payung

hukum

Pengandaian

Sumber : Berita 3, tema Survei Keistimewaan Yogyakarta

Page 202: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

Pada tema Survei Keistimewaan Yogyakarta dalam berita pilihan

ketiga, harian Kompas mengangkat judul Publik Cenderung Terima

Keistimewaan. Dari unsur sintaksis, lewat judul yang dipilih, tampak bahwa

Kompas ingin mengemukakan hasil temuannya mengenai sikap publik terhadap

status keistimewaan DIY yang diperoleh dari jajak pendapat yang dilakukan

sendiri oleh pihak Kompas, hal tersebut diperjelas pula dengan kickers yang

menyebutkan tentang itu. Dalam lead berita ini sendiri Kompas mencoba

menuangkan bahwasannya memang sikap publik terpecah menjadi dua, namun

mayoritas publik cenderung menerima status istimewa yang disandang DIY,

meskipun sistem monarki yang dipermasalahkan dalam kasus keistimewaan

DIY ini menjadi sebuah polemik. Berikut bunyi lead tersebut:

Polemik sistem monarki dalam sistem pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tampak memecah sikap masyarakat. Meski terpisah cukup diametral, secara umum opini publik cenderung menerima kesepakatan sifat kekhususan yang dimiliki oleh provinsi DIY. (Lihat Tabel 12, Kalimat 1 dan 2. Paragraf 1)

Kompas juga memberikan subjudul yang berbunyi Keselarasan, dimana subjudul

ini mencoba mengayomi pemaparan Kompas yang mengutarakan bahwasannya

esensi demokrasi bagi publik DIY, seperti penghormatan pluralisme, HAM,

akuntabilisme berjalan selaras dengan tujuan kesejahteraan, dan selama ini tidak

pernah menimbulkan masalah. Disini tampak Kompas hendak menggambarkan

bahwa publik DIY akan tetap tidak beranjak dari sikap meminta model

penetapan Gubernur, sebab itu sudah menjadi stand position publik DIY,

istilah stand position yang digunakan Kompas ini jelas menggambarkan

kebulatan keinginan dari publik DIY yang mengangap Sultan dipilih itu sudah

Page 203: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

selaras dengan makna demokrasi, hasil jajak pendapat Kompas pun menunjukkan

ini, meskipun belum bisa dibilang mewakili keseluruhan pendapat warga DIY.

Meski hal ini bertentangan dengan keinginan pemerintah yang maunya Sultan

dan Paku Alam ditempatkan sebagai Parardhya, sedangkan pengangkatan

gubernur tetap melalui mekanisme pemilihan. .

Dari unsur Skrip, unsur pembentuk berita dalam berita ini tidak secara

lengkap memenuhi unsur 5W+1H karena hanya terdiri dari 4 unsur, yakni :

Who, What, When, dan How saja, sedangkan unsur Where dan Why tidak

disebutkan dalam berita ini, untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

Warga DIY/responden DIY, responden nasional, Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono, Sultan dan Paku Alam ( Who), jajak pendapat Kompas (What), 1–3

Desember 2010 (When), Lebih dari tiga perempat responden yang tinggal di DIY

(88,6 pesen) memilih penetapan Sultan sebagai gubernur ketimbang melalui

jalur pemilihan kepala daerah (pilkada) sementara pilihan responden nasional

(sebagian besar di luar DIY) hampir berimbang, antara yang menginginkan

penetapan Sultan (49,4 persen) dan pemilihan (45,5 persen) (How).

Dari unsur Tematik, tema yang diambil oleh Kompas dalam berita ini

antara lain: pertama, mengenai hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Kompas

kepada responden DIY dan responden nasional berkaitan dengan sifat istimewa

yang menjadi kekhususan DIY dan mekanisme pengangkatan gubernur DIY,

kedua, mengenai keselarasan esensi demokrasi dengan tujuan kesejahteraan,

dimana penetapan gubernur bergerak menjadi wacana soal identitas primordial

daerah bagi warga Yogyakarta yang tercermin dari penolakan terhadap usulan

Page 204: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

Parardhya bagi Sultan dan Paku Alam. Dari kedua tema yang dipilih Kompas

tersebut, disini Kompas mencoba bercerita melalui sudut pandang Kompas

mengenai fakta temuannya, yang didapat melalui jajak pendapat Kompas.

Dari unsur retoris, terdapat unsur grafis yang berisikan semua temuan

Kompas dari hasil jajak pendapat yang dilakukannya, mulai dari petanyaan

yang diajukan Kompas maupun persentase dari jawaban-jawaban pertanyaan

tersebut. Jadi secara keseluruhan berita ini dapat diketegorikan sebagai opini

media atau lebih tepatnya adalah analisis yang dilakukan oleh Kompas melalui

lembaga Litbang, seperti yang dikatakan oleh Bapak Thomas Pudjo Widijanto

selaku Kepala Perwakilan Kompas Yogyakarta merangkap reporter senior dalam

wawancara beliau dengan Penulis, berikut adalah kutipan pernyatan beliau:

Jadi itu termasuk kedalam opini... opini kita, jadi analisis istilahnya, analisis kita terhadap RUUK. Jadi itu memang tulisan wartawan ya... analisa wartawan, jadi kan kita punya rubrik politik yang khusus, feature politik dan opini politik di halaman politik gitu. Jadi itu memang rubriknya desk politik, di halaman empat juga menyediakan, wartawan bisa tulis di halaman empat, tapi kadang-kadang karena itu milik umum, ya biarlah untuk umum, kita di halaman politik saja lah. Dan saya kira itu liputan... ya tho... data, analisa, sampai pada analisa itu pasti emosi kita masuk. Itu bisa dikategorikan berita bisa, bisa...!. Dan itu mungkin jurnalis modern kayaknya harusnya begitu ya!, Dia ada... ada semacam dengan keintelektualan dia, dia bisa memberikan sesuatu kepada masyarakat soal setuju-tidak setuju, soal lain. Tapi bahwa si wartawan punya visi untuk membangun sesuatu, untuk membentuk publik opini... Iya! (Lihat Lampiran).

Sehingga dapat dilihat disini, bahwa semua yang ditampilkan dalam berita ini

adalah hasil temuan Kompas melalui survei telepon dengan mengambil 705

responden nasional dan 409 responden DIY, yang dilaporkan Kompas dengan

cara bercerita (feature) dengan maksud agar paparan fakta disini terlihat menarik

dan membentuk opini publik. Hasil analisis dengan membagi elemen berita

Page 205: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

berdasarkan struktur penyusunnya ini serupa dengan penelitian yang pernah ada

tentang wacana terorisme pasca teror bom bali.54

3. Analisis Teks Berita dengan Tema Sikap Setgab Terkait RUU Keistimewaan

DIY

Elemen struktur berita pilihan di harian Kompas mengenai Sikap Setgab

terkait RUU Keistimewaan DIY adalah berita berjudul Setgab Terpecah soal

Yogyakarta yang terbit pada edisi Sabtu, 11 Desember 2010.

Tabel 13. Analisis Berita dengan Judul Setgab Terpecah soal Yogyakarta

Harian KOMPAS (Sabtu, 11 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sinaksis Skrip Tematik Retoris

Setgab Terpecah soal

Yogyakarta

Headline Who,

What

Huruf dicetak

tebal, Disertai

grafis berisi

kutipan

langsung dari

perwakilan

partai koalisi,

Leksikon:

Terpecah,

soal

Konsep Gubernur Utama

Ditolak

Kickers What Leksikon:

Konsep,

Ditolak

Kal1. JAKARTA, KOMPAS– Lead Where, Koherensi Leksikon:

54 Muhammad Amin M, Loc. Cit.

Page 206: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

Par1 Enam partai politik anggota

Sekretariat Gabungan Partai

Politik Pendukung Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono

ternyata terpecah

menyikapi Rancangan

Undang–Undang

Keistimewaan Yogyakarta.

Who,

What

Penjelas terpecah

Kal1.

Par2

Hal itu terungkap dalam

pernyataan yang

dikemukakan para

pemimpin enam parpol

anggota Setgab secara

terpisah di Jakarta, Jumat

(10/12).

Latar Who,

How,

Where,

When

Koherensi

Penjelas

Idiom: Hal itu

Kal2.

Par1

Kamis malam, pemimpin

enam parpol Setgab bertemu

di kantor Setgab di Jalan

Diponegoro 43 Jakarta.

Latar When,

Who,

Where

Koherensi

Penjelas

Kal3.

Par1

Keenam parpol itu adalah

Partai Demokrat, Partai

Golkar, Partai Keadilan

Sejahtera, Partai Amanat

Nasional, Partai Persatuan

Pembangunan, dan Partai

Kebangkitan Bangsa.

Latar Who Koherensi

Penjelas

Kal4.

Par1

Ketua Harian Setgab yang

juga Ketua Umum Partai

Aburizal Bakrie dan Menteri

Latar Who,

What

Koherensi

Penjelas

Page 207: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

Dalam Negeri Gamawan

Fauzi juga hadir (Kompas,

10/12).

Kal1.

Par2

Seusai pertemuan kamis

malam, anggota Dewan

Pembina Partai Demokrat

yang juga Menteri Koperasi

dan Usaha Kecil Menengah

Syarifuddin Hasan

mengatakan, ada tiga hal

yang dibahas dalam

pertemuan itu.

Parafrase What,

When,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Kal2.

Par2

Pertama, Setgab

menghormati keistimewaan

Yogyakarta dan aspirasi

warga Yogyakarta.

Parafrase How,

Who

Koheensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

aspirasi

Kal3.

Par2

Kedua, sesuai konstitusi,

setiap kepala daerah dan

kepala pemerintahan dipilih

secara demokratis.

Parafrase How,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

konstitusi,

demokratis

Kal4.

Par2

Ketiga, komunikasi dengan

rakyat Yogyakarta harus

ditingkatkan.

Parafrase How,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

komunikasi

Kal1.

Par3

Menurut Wakil Sekretaris

Jenderal Partai Demokrat

Parafrase Who,

Where,

Koherensi

Pembeda,

Leksikon:

posisi,

Page 208: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

Saan Mustopa, seusai rapat

internal Fraksi Partai

Demokrat di kompleks

Parlemen, Senayan, Jakarta,

Jumat, Partai Demokrat akan

mendukung keputusan

pemerintah terkait RUU

Keistimewaan Yogyakarta,

termasuk jika diputuskan

pengisian posisi gubernur

dan wakil gubernur

Yogyakarta dengan

mekanisme pemilihan

langsung.

When,

What,

How

Kalimat

tak

langsung

mekanisme,

Label jabatan,

Singkatan

Kal2.

Par3

Meski demikian, Partai

Demokrat juga akan tetap

mengindahkan tuntutan

masyarakat.

Parafrase Who,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

mengindahkan,

tuntutan, Idiom:

Meski demikian

Kal1.

Par4

Namun, anggota Setgab

yang lain bersikap berbeda.

Latar Who,

How

Koherensi

Pembeda

Singkatan

Kal2.

Par4

Mahfudz Siddiq, wakil

Sekjen PKS, mengatakan,

partainya menyesuaikan diri

dengan keinginan warga

Yogyakarta yang

menginginkan penetapan.

Parafrase Who,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Label jabatan

Kal3.

Par4

Sekretaris Fraksi PPP M

Romahurmuziy menyatakan,

Parafrase Who,

How

Koherensi

Pembeda,

Label jabatan

Page 209: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

PPP mendukung penetapan. Kalimat

tak

langsung

Kal4.

Par5

Golkar, menurut Ketua DPP

Partai Golkar Priyo Budi

Santoso, akan

mempertahankan

keistimewaan Yogyakarta.

Parafrase Who,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Label jabatan

Kal1.

Par6

Dua parpol, PAN dan PKB,

masih menunggu RUU

Keistimewaan Yogyakarta

diserahkan kepada DPR.

Latar Who,

How

Koherensi

Pembeda

Idiom: masih

menunggu,

diserahkan

kepada

Kal2.

Par6

Hal itu disampaikan

Sekretaris Fraksi PAN

Teguh Juwarno dan Ketua

Fraksi PKB Marwah Jafar.

Latar Who,

What

Koherensi

Penjelas

Jabatan

Kal3.

Par6

Hingga kemarin, DPR

belum menerima draf RUU

Keistimewaan Yogyakarta.

Latar When,

Who,

How,

What

Koherensi

Penjelas

Idiom: Hingga

kemarin

Kal1.

Par7.

Sementara itu, Partai

Gerindra, menurut Wakil

Ketua Fraksi Gerindra

Ahmad Muzani, mendukung

penetapan.

Parafrase Who,

How,

What

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Idiom:

Sementara itu

Kal2.

Par7

Partai Hanura juga senada. Latar Who,

How

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

senada

Kal3. Menurut Wakil ketua Fraksi Parafrase Who, Koherensi Jabatan

Page 210: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

Par7 Hanura Syarifudin Sudding,

pihaknya mendukung

penetapan.

How,

What

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Kal1.

Par8

Bahkan, sekjen PDIP–Tjahjo

Kumolo mengatakan,

keistimewaan Yogyakarta

telah menyatu dengan

sejarah Negara Kesatuan RI.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

menyatu

Kal2.

Par8

”Kami mendukung

penetapan. Namun, Sultan

Hamengku Buwono X juga

harus memosisikan diri

sebagai gubernur dan Sultan

untuk semua masyarakat

Yogyakarta, ”katanya seraya

menyatakan bahwa

fungsionaris PDI–P telah

bertemu Sultan.

Kutipan How,

What,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Leksikon:

memosisikan,

fungsionaris

Kal1.

Par9

Tjahjo mengingatkan,

pemerintah tidak

mendelegitimasi kekuasaan

Sultan.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

mendelegitimasi

Kal2.

Par9

Ia menengarai, ada faktor

tertentu yang mendorong

pemerintah pusat

menggulirkan wacana

gubernur dipilih langsung

Parafrase Who,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Leksikon:

menggulirkan

, wacana,

Singkatan

Page 211: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

dalam RUU itu. Kata ganti

orang

Kal1.

Par10

Soal gubernur utama, kata

Gamawan Fauzi, hanya

istilah yang diusulkan

pemerintah untuk Sultan

yang mempunyai beberapa

kewenangan dalam

pemerintahan.

Parafrase What,

Who,

How

Koherensi

Pembeda,

kalimat

tak

langsung

Kal2.

Par10

“Apa istilah yang cocok,

coba tawarkan kepada

kami,” katanya.

Kutipan What Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Kal1.

Par11

”Kami menyebutkan dengan

gubernur utama atau nama

lain, dengan mempunyai

sejumlah kewenangan,

seperti memberikan arahan

tentang APBD, perda harus

mendapat persetujuan Sultan

sebagai gubernur utama.

Belum lagi ada kewenangan

hak–hak protokol seperti

inspektur upacara dan

melantik bupati/walikota.

Ditambah lagi hak– hak

istimewa Sultan berdasarkan

tradisi,”ujarnya.

Kutipan Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

kata ganti

orang,

Kata ganti

tak tentu

Leksikon:

protokol,

tradisi

Page 212: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

Kal1.

Par12

Menyangkut posisi

gubernur, kata Gamawan

Fauzi, kewenangannya di

luar milik gubernur utama.

Parafrase What,

Who,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

posisi

Kal2.

Par12

”Gubernur seperti umumnya

kemudian dikurangi

kewenangan –kewenangan

yang dialihkan kepada

Sultan,” ungkap Mendagri.

Kutipan Who,

How

Kalimat

langsung,

Koherensi

Penjelas,

Kata ganti

tak tentu

Kal1.

Par13

Namun, sejumlah elemen

masyarakat DIY menolak

konsep gubernur utama.

Latar Who,

How,

What

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

elemen,

konsep,

Singkatan

Kal2.

Par13

”Gubernur cukup satu saja,

yang diangkat melalui

mekanisme penetapan

sesuai aspirasi warga,” kata

Wakil Ketua DPRD DIY

Janu Ismadi.

Kutipan How,

What,

Who

Kalimat

langsung,

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

mekanisme,

aspirasi, Label

jabatan

Kal1.

Par14

Sementara itu, Paguyuban

Lurah Se–Kabupaten

Gunung Kidul (Semar) yang

beranggotakan 3.015 lurah

mengibarkan 15.000 bendera

lambang Keraton

Yogyakarta.

Latar Who,

How,

What

Detail,

Koherensi

Pembeda

Singkatan

Kal2. Ketua paguyuban Semar Parafrase, Who, Koherensi Label jabatan,

Page 213: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

192

Par14 yang juga Lurah Siraman,

Wonosari, Suparno

mengatakan, bendera putih

merupakan tanda berkabung

karena status Yogyakarta

terkatung–katung.

Penutup What,

How

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan,

pengandaian

Sumber : Berita 1, tema Sikap Setgab terkait RUU Keistimewaan DIY

Pada tema Sikap Setgab terkait RUU Keistimewaan DIY, harian

Kompas mengangkat judul Setgab Terpecah soal Yogyakarta. Dari unsur

sintaksis, judul berita yang dipilih Kompas ini nampak terlihat bahwa Kompas

ingin menyampaikan fakta di lapangan, dengan mengemas berita melalui sudut

pandang dari para parpol anggota setgab, dimana Kompas ingin menunjukkan

temuannya bahwa ada diametral atau perbedaan pandangan dan sikap dari parpol

anggota setgap tersebut tentang DIY, yang coba diperjelas Kompas dengan

pemilihan leksikon: terpecah yang artinya terbagi atau terbelah. Hal itu diperkuat

pula dengan pemilihan kickers yang berbunyi Konsep Gubernur Utama

Ditolak, kickers ini menggunakan leksikon: konsep untuk menegaskan bahwa

status Sultan ditempatkan sebagai gubernur utama masih sebatas rancangan

pemerintah, sedangkan leksikon: ditolak dipakai untuk mengungkapkan bahwa

hal tersebut mendapat pertentangan dan ketidaksetujuan dari beberapa parpol

anggota Setgab. Selain itu, dalam lead yang merupakan rangkuman inti berita,

Kompas berusaha menarik perhatian pembacanya dengan lebih detail

menyebutkan bahwa ada enam parpol yang berbeda pandangan dengan

pemerintah. Berikut bunyi lead tersebut:

Page 214: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

193

JAKARTA, KOMPAS–Enam partai politik anggota Sekretariat Gabungan Partai Politik Pendukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ternyata terpecah menyikapi Rancangan Undang–Undang Keistimewaan Yogyakarta.(Lihat Tabel 13, Kalimat 1.Paragraf 1)

Dalam tubuh berita sendiri, Kompas memberikan kutipan pendapat dari masing-

masing perwakilan keenam partai anggota setgab tersebut, baik melalui kutipan

langsung maupun dengan menggunakan parafrase.

Unsur skrip, dalam berita ini hanya ada empat unsur 5W +1H yang

dipenuhi oleh Kompas, yaitu: Who , What , When , Where , dan How ,

sedangkan unsur Why tidak ditemui dalam berita ini. Unsur pembentuk berita

didominasi oleh unsur Who dan What.

Unsur tematik, terdapat satu tema yang dipilih Kompas untuk diangkat

dalam berita ini, yaitu perpecahan pendapat anggota setgab menjadi dua, antara

suara yang pro penetapan dengan yang pro pemilihan.

Unsur retoris, dalam menonjolkan pemberitaannya Kompas memilih

menggunakan grafis berupa kutipan pendapat dari perwakilan masing-masing

partai anggota setgab dalam bentuk tabel yang diberi judul Suara dari Senayan,

dengan sisipan logo Pemprop DIY.

Dari paparan tersebut diatas, dapat dilihat bahwa Kompas dalam berita

ini menggunakan dominasi sudut pandang /angel pemberitaan dari anggota setgab,

dengan menonjolkan pendapat para anggota setgab sebagai narasumber

mayoritas, tetapi tetap coba disertai pula oleh Kompas dengan beberapa

koherensi, berupa: koherensi penjelas; dari paparan pendapat Mendagri Gamawan

Fauzi, koherensi pembeda; dari pendapat Ketua DPRD DIY, Janu Ismadi, serta

Page 215: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

194

penggunaan koherensi sebab-akibat; melalui pendapat Suparno selaku Ketua

Paguyuban Semar. Hal tersebut menandakan bahwa Kompas tetap mencoba

mengcover pihak-pihak yang punya kompetensi, bukan hanya pihak yang pro

tetapi pihak yang kontra pun juga coba dicover. Hasil analisis dengan membagi

elemen berita berdasarkan struktur penyusunnya ini serupa dengan penelitian yang

pernah ada tentang kampanye cawali dan cawawali dalam pilkada Solo.55

B. FRAME BERITA DI KORAN TEMPO

Koran Tempo dalam pemberitaannya seputar keistimewaan DIY pada

edisi Desember 2010 - Januari 2011 menurunkan sebanyak 89 berita, yang

terbagi ke dalam beberapa rubrik seperti yang terlihat pada daftar di bawah ini:

Tabel 14. Daftar Berita Seputar Isu Keistimewaan Yogyakarta Pada Koran

TEMPO Edisi Desember 2010 – Januari 2011

NO. Judul Berita Rubrik Hari & Tanggal

1. Yogyakarta Gulirkan Referendum Headline, Nusa Rabu, 1 Desember 2010

2. Pemerintah Berhati-hati Sikapi Isu

Referendum

Nasional Rabu, 1 Desember 2010

3. Yogyakarta Satu-satunya Daerah

Istimewa

Nusa Rabu, 1 Desember 2010

4. Silakan Yogya Gelar Referendum Headline,

Nasional

Kamis, 2 Desember 2010

5. Usulan Pemerintah Tetap

GUBERNUR YOGYA DIPILIH

Headline,

Nasional

Jumat, 3 Desember 2010

55 Eni Widiastuti, Loc.Cit.

Page 216: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

195

6. Presiden: Sultan Tetap yang

Terbaik

Nasional Jumat, 3 Desember 2010

7. Pendukung Sultan Masih Tuntut

Permintaan Maaf

Nusa Jumat, 3 Desember 2010

8. Presiden Dinilai Cuma Redakan

Ketegangan

Nasional Jumat, 3 Desember 2010

9. Dukungan Mengalir dari

Malioboro hingga Pasundan

Nasional Jumat, 3 Desember 2010

10. KONTROVERSI MONARKI

YOGYAKARTA Warga

Yogyakarta Dirikan Posko Relawan

Siap Mati

Berita Utama –

Jateng

Jumat, 3 Desember 2010

11. Pembahasan Soal Yogya Diusulkan

Ditunda

Nasional Sabtu, 4 Desember 2010

12. SOAL KEISTIMEWAAN

YOGYAKARTA ” 71 Persen Warga

Ingin Pemilihan”

Nasional Minggu, 5 Desember 2010

13. Adik Sultan Siap Mundur dari

Demokrat

Nusa Minggu, 5 Desember 2010

14. PDIP Siap Boikot Pemilihan

Kepala Daerah

Berita Utama –

Jateng

Senin, 6 Desember 2010

15. Masyarakat NTT Dukung

Penetapan

Berita Utama –

Jateng

Senin, 6 Desember 2010

16. Keraton Yogya Curiga Survei

Direkayasa

Nusa Senin, 6 Desember 2010

17. Partai Demokrat Abaikan

Ancaman Pangeran Yogya

Nusa Senin, 6 Desember 2010

Page 217: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

196

18. Keraton Cirebon Minta Yogya

Tetap Istimewa

Nusa Senin, 6 Desember 2010

19. Yudhoyono Minta Prabukusumo

Tetap di Partai Demokrat

Berita Utama –

Jateng

Rabu, 8 Desember 2010

20. Sultan dijadikan Gubernur Utama Nusa Rabu, 8 Desember 2010

21. Survei Tandingan Disebar Berita Utama –

Jateng

Kamis, 9 Desember 2010

22. Pangeran Yogya Tinggalkan

Demokrat

Nasional Kamis, 9 Desember 2010

23. Jabatan Gubernur Utama Dikritik Nasional Kamis, 9 Desember 2010

24. GEGER PARTAI DEMOKRAT

YOGYAKARTA Pengunduran Diri

Prabukusumo Diikuti Dua

Pengurus Partai Demokrat

Berita Utama –

Jateng

Jumat, 10 Desember 2010

25. Anas Yakin Demokrat Eksis Tanpa

Pangeran

Nasional Jumat, 10 Desember 2010

26. RAPAT PARIPURNA DPRD

TENTANG KEISTIMEWAAN

YOGYAKARTA DPRD Tidak

Mengundang Sultan

Berita Utama –

Jateng

Sabtu, 11 Desember 2010

27. Menteri Paparkan RUU Yogya ke

Setgab Koalisi

Nasional Sabtu, 11 Desember 2010

28. Keputusan Prabu Kusumo

Disesalkan Adiknya

Nusa Sabtu, 11 Desember 2010

29. Warga Yogya Akan Turun ke Jalan Nusa Minggu, 12 Desember 2010

30. DPD Demokrat Gamang Berita Utama – Senin, 13 Desember 2010

Page 218: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

197

Jateng

31. Mayoritas Responden Dukung

Penetapan Sultan

Berita Utama –

Jateng

Senin, 13 Desember 2010

32. Angelina Sondakh Dianggap siap

Pasang Badan

Nasional Senin, 13 Desember 2010

33. Massa Akan Penuhi DPRD DIY Nasional Senin, 13 Desember 2010

34. Sama-sama Survei, Hasil

Berkesebalikan

Nasional Senin, 13 Desember 2010

35. SIDANG PLENO DPRD

YOGYAKARTA Partai Demokrat

Dihujat Massa Pendukung

Penetapan

Berita Utama –

Jateng

Selasa, 14 Desember 2010

36. Dewan Tak Undang Sultan Hadiri

Rapat Paripurna

Berita Utama –

Jateng

Selasa, 14 Desember 2010

37. DPRD Yogyakarta Melawan

Pemerintah

Nasional Selasa, 14 Desember 2010

38. Putusan Paripurna DPRD DIY

Terganjal Reses DPR

Berita Utama –

Jateng

Rabu, 15 Desember 2010

39. Presiden Minta Warga Yogya

Berpikir Jernih

Nasional Rabu, 15 Desember 2010

40. Rektor UGM Tawarkan Mediasi

Sultan dengan Presiden

Berita Utama –

Jateng

Kamis, 16 Desember 2010

41. Pernyataan Bekas Rektor UGM

tentang Pendukung Sultan Dikecam

Berita Utama –

Jateng

Kamis, 16 Desember 2010

42. Rektor UGM Tawarkan Jadi

Mediator Soal Yogyakarta

Nasional Kamis, 16 Desember 2010

Page 219: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

198

43. KONTROVERSI PENETAPAN

SULTAN SEBAGAI GUBERNUR

Sultan Setuju Penyamaan Persepsi

dengan Presiden

Berita Utama –

Jateng

Jumat, 17 Desember 2010

44. Pakar UGM Terbelah Soal

Penetapan Sultan

Berita Utama –

Jateng

Jumat, 17 desember 2010

45. Demokrat DIY Siapkan Enam

Bakal Calon

Berita Utama –

Jateng

Jumat, 17 Desember 2010

46. Dewan Perwakilan Daerah Cari

Masukan Warga

Berita Utama –

Jateng

Sabtu, 18 Desember 2010

47. Pemerintah Tak Pernah Ajak

Bicara

Berita Utam –

Jateng

Sabtu, 18 Desember 2010

48. Setgab Koalisi Bentuk Tim Melobi

Sultan

Metro Sabtu, 18 Desember 2010

49. BURSA CALON KETUA

DEMOKRAT DIY Akan Muncul

Calon Kuat pada Menit Akhir

Berita Utama –

Jateng

Senin, 20 Desember 2010

50. Tato untuk Keistimewaan Ekonomi dan

Bisnis

Senin, 20 Desember 2010

51. KILAS Keistimewaan Yogyakarta

Masuk Ruang Kagama

Berita Utama –

Jateng

Senin, 20 Desember 2010

52. Giliran Pemuka Agama Dukung

Penetapan Sultan Sebagai

Gubernur

Berita Utama –

Jateng

Selasa, 21 Desember 2010

53. MUSYAWARAH DAERAH

DEMORAT Belum Ada Pernyataan

Dukungan bagi Bakal Calon

Berita Utama –

Jateng

Rabu, 22 Desember 2010

Page 220: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

199

54. Pendukung Sultan Menggelar

Protes pada Pertemuan Partai

Demokrat

Berita Utama –

Jateng

Kamis, 23 Desember 2010

55. KISRUH YOGYAKARTA

Presiden–Sultan Bertemu Empat

Mata

Nasional Kamis, 23 Desember 2010

56. Kawulo Ngayugyokarto Turut

Ikhlasul Amal Minta Maaf

Berita Utama –

Jateng

Kamis, 23 Desember 2010

57. Ketika Raja Blusukan di

Perkampungan

Berita Utama –

Jateng

Senin, 27 Desember 2010

58. Partai Politik Ajak Sultan

Berdialog

Berita Utama –

Jateng

Selasa, 28 Desember 2010

59. Warga DIY Berikrar Dukung

NKRI dan Penetapan

Berita Utama –

Jateng

Kamis, 30 Desember 2010

60. Partai Koalisi Dinginkan Polemik

Yogyakarta

Nasional Senin, 3 Januari 2011

61. Mendagri Menyoal Bendera

Setengah Tiang Wali Kota

Berita Utama –

Jateng

Selasa, 4 Januari 2011

62. MEMPERINGATI PERPINDAHAN

IBU KOTA RI Yogyakarta Gelar

Kirab Budaya

Berita Utam –

Jateng

Selasa, 4 Januari 2011

63. Istana Siap Hadapi Gugatan Warga

Yogya

Nasional Selasa, 4 Januari 2011

64. Dalam Balutan Panji Keraton

Ngayogyakarta

Berita Utama –

Jateng

Rabu, 5 Januari 2011

65. Massa Pro – Penetapan Diminta

Tak Anarkistis

Berita Utama –

Jateng

Rabu, 5 Januari 2011

Page 221: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

200

66. Foto Eksklusif Bung Karno dan

Hamengku Buwono IX

Berita Utama –

Jateng

Rabu, 5 Januari 2011

67. DPRD Sleman Dukung Opsi

Penetapan

Berita Utama –

Jateng

Jumat, 7 Januari 2011

68. Molotov di Rumah Ketua

Paguyuban Lurah

Berita Utama –

Jateng

Jumat, 7 Januari 2011

69. Kalah Voting Penetapan, Maju ke

Mahkamah Konstitusi

Berita Utama –

Jateng

Sabtu, 8 Januari 2011

70. KILAS Ratusan Penyair Baca Puisi

Istimewa

Berita Utama –

Jateng

Sabtu, 8 Januari 2011

71. Nasi Bungkus Raksasa Istimewa Berita Utama –

Jateng

Sabtu, 8 Januari 2011

72. RUU Yogyakarta Diusulkan

Dibahas di Panja

Nasional Rabu, 12 Januari 2011

73. Paripurna Dewan tanpa Pandangan

Umum

Berita Utama –

Jateng

Kamis, 13 Januari 2011

74. FRAKSI DEMOKRAT DEWAN

KOTA YOGYAKARTA DUKUNG

PENETAPAN

Berita Utama –

Jateng

Jumat, 14 Januari 2011

75. Demokrat Kota Yogyakarta

Diadukan ke Pusat

Berita Utama –

Jateng

Sabtu, 15 Januari 2011

76. Tyasno: TNI Harus Dukung

Keistimewaan DIY

Berita Utama –

Jateng

Senin, 17 Januari 2011

77. Sepuluh Wajah SBY Berita Utama –

Jateng

Senin, 17 Januari 2011

78. RUUK DIY Sultan Tunggu Berita Utama – Kamis, 20 Januari 2011

Page 222: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

201

Panggilan Panitia DPR Jateng

79. Pemerintah Diminta Tarik

Rancangan Undang-Undang Yogya

Nasional Kamis, 20 Januari 2011

80. RUUK DIY Komisi II Akan

Jadikan Paugeran Keraton Sebagai

Acuan

Berita Utama –

Jateng

Jumat, 21 Januari 2011

81. KILAS Pemerintah Tolak

Penarikan Rancangan Undang –

Undang Yogyakarta

Nasional Jumat, 21 Januari 2011

82. Joyokusumo : Sultan Diturunkan

Jika Bersalah

Berita Utama –

Jateng

Selasa, 25 Januari 2011

83. RANCANGAN UNDANG –

UNDANG YOGYAKARTA DPR

Targetkan Rampung April

Nasional Selasa, 25 Januari 2011

84. Prabukusumo : Sultan Boleh

Tunjuk Pengganti

Berita Utama –

Jateng

Rabu, 26 Januari 2011

85. KILAS Pemerintah Pertahankan

Konsep Parardya

Nasional Rabu, 26 Januari 2011

86. Pemerintah Ngotot Gubernur

Yogya Harus Dipilih

Nusa Kamis, 27 Januari 2011

87. RUU KEISTIMEWAAN

YOGYAKARTA Keraton Tanggapi

Dingin Usulan Pemerintah

Berita Utama –

Jateng

Jumat, 28 Januari 2011

88. RUU KEISTIMEWAAN

YOGYAKARTA Ichlasul Amal :

Jika Penetapan Jangan Hanya Cek

Kosong

Berita Utama –

Jateng

Sabtu, 29 Januari 2011

Page 223: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

202

89. Sultan Tidak Kebal Hukum Berita Utama –

Jateng

Senin, 31 Januari 2011

Sumber : Koran Tempo

Dari beberapa berita yang disajikan oleh Koran Tempo pada periode

Desember 2010 – Januari 2011 di atas, Peneliti kemudian mengelompokkan

berita-berita tersebut ke dalam tema pokok sesuai dengan kategori masalah,

seperti yang dilakukan pada analisis berita di Harian Kompas sebelumnya guna

mempermudah proses analisis data. Pengelompokan tema didasarkan pada isu

yang dianggap paling penting, yang menjadi masalah utama, dan mendapat porsi

besar dalam pemberitaan. Peneliti membaginya kedalam 5 tema besar, yakni:

Usul Referendum, RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah, Survei

Mengenai Keistimewaan Yogyakarta, Sikap Setgab Terkait RUU

Keistimewaan Yogyakarta, Mundurnya GBPH Prabukusumo dari Partai

Demokrat Terkait Isu Keistimewaan Yogyakarta. Untuk mengetahui lebih

jelasnya dapat dilihat pada daftar pengelompokan berita di bawah ini:

Tabel 15. Pengelompokan Berita Seputar Isu Keistimewaan Yogyakarta Pada

Koran TEMPO Edisi Desember 2010 – Januari 2011 ke dalam Tema

Pokok sesuai Kategori Masalah

NO. TEMA Judul Berita Rubrik Hari &

Tanggal

1. Usul Referendum a. Yogyakarta

Gulirkan

Referendum

Headline,

Nusa

Rabu, 1

Desember 2010

Page 224: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

203

b. Pemerintah

Berhati-hati Sikapi

Isu Referendum

Nasional Rabu, 1

Desember 2010

c. Silakan Yogya

Gelar Referendum

Headline,

Nasional

Kamis, 2

Desember 2010

2. RUU Keistimewaan

Yogyakarta Versi

Pemerintah.

a. Usulan Pemerintah

Tetap GUBERNUR

YOGYA DIPILIH

Headline,

Nasional

Jumat, 3

Desember 2010

b.. Sultan dijadikan

Gubernur Utama

Nusa Rabu, 8

Desember 2010

c. Pemerintah Ngotot

Gubernur Yogya

Harus Dipilih

Nusa Kamis, 27

Januari 2011

3. Survei Mengenai

Keistimewaan Yogyakarta

a. SOAL

KEISTIMEWAAN

YOGYAKARTA

”71 Persen Warga

Ingin Pemilihan”

Nasional Minggu, 5

Desember 2010

b. Keraton Yogya

Curiga Survei

Direkayasa

Nusa Senin, 6

Desember 2010

c. Survei Tandingan

Disebar

Berita

Utama –

Jateng

Kamis, 9

Desember 2010

d. Mayoritas

Responden Dukung

Penetapan Sultan

Berita

Utama –

Jateng

Senin, 13

Desember 2010

Page 225: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

204

e. Sama-sama Survei,

Hasil

Berkesebalikan

Nasional Senin, 13

Desember 2010

3. Sikap Setgab Terkait

RUU Keistimewaan DIY

a. Setgab Koalisi

Bentuk Tim Melobi

Sultan

Metro Sabtu, 18

Desember 2010

4. Mundurnya GBPH

Prabukusumo dari Partai

Demokrat Terkait Isu

Keistimewaan DIY

a. Pangeran Yogya

Tinggalkan

Demokrat

Nasional Kamis, 9

Desember 2010

Sumber : Koran Tempo

1. Analisis Teks Berita dengan Tema Usul Referendum

a) Berita 1

Elemen struktur berita pilihan pertama di Koran Tempo mengenai Usul

Referendum adalah berita dengan judul Yogyakarta Gulirkan Referendum yang

terbit pada edisi Rabu, 1 Desember 2010.

Tabel 16. Analisis Berita dengan Judul Yogyakarta Gulirkan Referendum

Koran TEMPO (Rabu, 1 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Yogyakarta Gulirkan

Referendum

Headline What Huruf dicetak

tebal dan

diberi warna

putih dan

merah,

Leksikon:

Page 226: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

205

Gulirkan

“Usulan itu terlalu jauh” Kickers What terdapat grafis

wajah Sultan

Hamengku

Buwono X,

juga terdapat

grafis yang

berisi risalah

perdebatan

soal jabatan

gubernur

DIYyang

diberi tajuk

“Yogyakarta,

Riwayatmu

Kini”,

Leksikon:

Usulan

Kal1.

Par1

Jakarta – Berbagai lapisan

masyarakat di Yogyakarta

menginginkan referendum

(jajak pendapat) guna

menyelesaikan kisruh

dengan pemerintah pusat

mengenai cara penentuan

gubernur dan wakilnya di

Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Lead Where,

Who,

What

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

kisruh

Kal2. Proses ini diharapkan Latar What, Koherensi Leksikon:

Page 227: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

206

Par1 menjadi alternatif terakhir

untuk menuntaskan

kontroversi itu.

How Penjelas alternatif,

kontroversi

Kal1.

Par2

"Referendum (adalah)

sebagai bukti kemauan

rakyat Yogya," kata Blasius

Haryadi, warga Kota

Yogyakarta, kemarin.

Kutipan What,

How,

Who,

When

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

bukti,

kemauan

Kal2.

Par2

Tri Haryanto, warga

lainnya, sepakat dengan

Blasius. Dia menegaskan,

kalau Gubernur DIY dipilih

lewat proses pemilihan

umum, tak ada gunanya

Yogyakarta disebut daerah

istimewa.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

proses, tak

ada gunanya

Kal1.

Par3

Tri menyatakan

kejengkelannya terhadap

Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono, yang

menuding Yogyakarta

menganut monarki.

Parafrase Who,

What,

How

Leksikon:

kejengkelannya,

menuding,

menganut,

monarki

Kal2.

Par3

"Itu dilontarkan pada saat

Yogya terkena bencana.

Kok tak memikirkan

perasaan rakyat Yogya."

Kutipan How Kalimat

langsung

Leksikon:

dilontarkan

Kal1.

Par4

Sebelumnya, Ketua

Paguyuban Dukuh se-DIY

(Semar Sembogo) Sukiman

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kata ganti

Koherensi

Penjelas,

Singkatan,

Page 228: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

207

Hadiwiyoyo mengatakan

akan digelar sidang rakyat

untuk mendukung

penetapan Sultan sebagai

gubernur.

jumlah Label jabatan

Kal2.

Par4

"Jika pemerintah pusat tetap

mengadakan pemilihan,

rakyat akan memboikot,"

kata dia.

Kutipan How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Leksikon:

memboikot

Kal3.

Par4

Jajaran perangkat desa

yang tergabung dalam

Parade Nusantara Daerah

Istimewa Yogyakarta

sebelumnya juga

menyatakan perlunya jajak

pendapat.

Parafrase Who, How Koherensi

Pembeda

Leksikon:

Jajaran

Kal1.

Par5

Sri Sultan Hamengku

Buwono X kemarin tak

bersedia berkomentar.

Latar Who, How Koherensi

Pembeda

Kal2.

Par5

"Saya serahkan sepenuhnya

kepada rakyat," kata Sultan.

Kutipan How Kalimat

langsung

Kal1.

Par6

Reaksi rakyat Yogyakarta

itu dipicu oleh pernyataan

Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono bahwa sistem

pemerintahan di Yogyakarta

tak mungkin monarki,

Latar What,

Who, Why

Koherensi

Sebab-

Akibat

Leksikon:

Reaksi, dipicu

Page 229: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

208

karena hal itu bertabrakan

dengan konstitusi dan nilai

demokrasi.

Kal2.

Par6

Selama ini kepala daerah di

Yogyakarta memang

menjabat berdasar

penetapan, yakni Sultan

sebagai Gubernur dan Paku

Alam sebagai wakilnya.

Latar How,

Where,

Who,

Koherensi

pembeda

Kal1.

Par7

Sultan merespons dengan

menyatakan akan

menanggalkan jabatan

gubernur, "Kalau sekiranya

saya dianggap pemerintah

pusat menghambat proses

penataan DIY."

Parafrase,

Kutipan

Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Singkatan,

Leksikon:

merespons,

menanggalkan

Kal1.

Par8

Hubungan di antara

keduanya pernah memanas

kala Presiden Yudhoyono

mengatakan pemerintahan

di Yogyakarta seperti

ketoprak, pada 2008.

Latar What,

Who,

How,

Where,

When

Koherensi

sebab-

akibat

Leksikon:

memanas,

Pengandaian

Kal1.

Par9

Ketua Mahkamah Konstitusi

Mahfud Md. memberi

penilaian soal usulan

referendum.

Parafrase Who,

What

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

usulan, Label

jabatan

Kal2.

Par9

"Ini terlalu jauh," kata dia. Kutipan How Kalimat

langsung,

Kata ganti

Page 230: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

209

orang

Kal3.

Par9

Alasannya, referendum tak

dikenal dalam konstitusi.

Parafrase How Koherensi

Penjelas,

kalimat

tak

langsung

Leksikon: tak

dikenal

Kal4.

Par9

Ia menyarankan agar warga

Yogyakarta membawa

aspirasi mereka untuk

dibahas oleh Presiden

dengan DPR.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kata ganti

orang,

kalimat

tak

langsung

Leksikon:

aspirasi

Kal1.

Par10

Menteri Dalam Negeri

Gamawan Fauzi

menyatakan pemerintah

hati-hati menangani isu

referendum.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kata ganti

tak tentu,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

menangani,

isu, Label

jabatan

Kal2.

Par10

Ia menilai pernyataan

Presiden biasa saja dan tak

menunjukkan konflik

dengan Sultan.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kata ganti

orang

Leksikon:

konflik

Kal1.

Par11

Antropolog dari Universitas

Gadjah Mada, Heddy Shri

Ahimsa Putra, mengatakan

Presiden tidak sensitif

terhadap hubungan Keraton

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Idiom: tidak

sensitif,

Leksikon:

simbol

budaya, Label

Page 231: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

210

sebagai simbol budaya

dengan masyarakatnya.

jabatan

Kal2.

Par11

"Kalau berkaitan dengan

identitas budaya, orang

berani mati."

Kutipan,

Penutup

How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

identitas

budaya,

Idiom: berani

mati

Sumber : Berita 1, tema Usul Referendum

b) Berita 2

Elemen struktur berita pilihan kedua di Koran Tempo mengenai Usul

Referendum adalah berita dengan judul Pemerintah Berhati-hati Sikapi Isu

Referendum yang terbit pada edisi Rabu, 1 Desember 2010.

Tabel 17. Analisis Berita dengan Judul Pemerintah Berhati-hati Sikapi Isu

Referendum

Koran TEMPO (Rabu, 1 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Pemerintah Berhati-hati

Sikapi Isu Referendum

Headline Who,

What

Huruf dicetak

tebal, Leksikon:

Berhati-hati,

Isu, terdapat

foto spanduk

tuntutan

referendum

masyarakat

Yogyakarta,

karya fotografer

Antara/Wahyu

Page 232: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

211

Putro, Juga

grafis bertajuk

Pasal Panas

Aturan

Keistimewaan

Yogyakarta.

Semua berawal dari friksi

Presiden dengan Sultan.

Kickers What,

Who

Leksikon: friksi

Kal1.

Par1

Jakarta -- Pemerintah

menyatakan akan berhati-

hati dalam menyikapi

desakan referendum bagi

warga Daerah Istimewa

Yogyakarta yang dipicu

oleh tata cara pemilihan

gubernur.

Lead Where,

Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

Berhati-hati,

desakan,

dipicu, tata

cara

Kal1.

Par2

Rancangan Undang-

Undang Keistimewaan

Yogyakarta yang kini

sedang digodok bisa

mengubah tata cara

pemilihan Gubernur

Yogyakarta, yang selama

ini selalu dijabat oleh raja.

Latar What,

How,

Who

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

digodok, tata

cara

Kal2.

Par2

Pembahasan ini semakin

memanas setelah Presiden

Susilo Bambang

Yudhoyono mengeluarkan

pernyataan soal itu.

Latar What,

How

Koherensi

Sebab-

akibat

Leksikon:

memanas, soal

Page 233: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

212

Kal1.

Par3

"Antara Presiden dan

Sultan (Hamengku

Buwono X) hanya

mengenai pembahasan

hukum sebenarnya," kata

Menteri Dalam Negeri

Gamawan Fauzi seusai

rapat dengan Komisi II

(Pemerintahan Dalam

Negeri) Dewan Perwakilan

Rakyat di gedung DPR,

Jakarta, kemarin.

Kutipan Who,

How,

What,

Where,

When

Kalimat

langsung

Kal1.

Par4

Menurut dia, pemerintah

memikirkan masalah ini

secara menyeluruh untuk

semua wilayah.

Parafrase Who,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Kal2.

Par4

"Kalau ada suatu provinsi

minta hal yang sama,

apakah diakomodasi itu?"

Gamawan bertanya.

Kutipan How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kalimat

tanya

Leksikon:

diakomodasi

Kal3.

Par4

Dia menegaskan, aturan

yang akan dibuat juga

bukan hanya untuk Sri

Sultan Hamengku Buwono

X, tapi juga bagi sultan-

sultan berikutnya.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Kata ganti

Page 234: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

213

orang,

Kata ganti

tak tentu

Kal4.

Par4

Pemerintah pun tak pernah

mempermasalahkan

penetapan Sultan X sebagai

gubernur.

Parafrase Who,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Kal1.

Par5

Desakan referendum

muncul lantaran rancangan

undang-undang yang

diajukan ke DPR sejak

2008 tak kunjung tuntas.

Latar How,

When

Koherensi

Sebab-

Akibat

Leksikon: tak

kunjung tuntas

Kal2.

Par5

Persoalannya ada pada cara

pemilihan gubernur dan

wakilnya.

Latar How Koherensi

Penjelas

Kal3.

Par5

Sebagian partai

menginginkan gubernur

dipilih langsung, agar lebih

demokratis seperti daerah

lain.

Latar Who,

How

Kal4.

Par5

Tapi mayoritas rakyat

Yogyakarta ingin Sultan

otomatis menjadi

gubernur, sebagai bentuk

keistimewaan provinsi itu.

Latar Who,

How

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

mayoritas,

otomatis

Kal1.

Par6

Situasi memanas setelah

pada Jumat pekan lalu

Presiden Susilo Bambang

Latar How,

When,

Who,

Koherensi

Sebab-

Akibat

Leksikon:

memanas

Page 235: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

214

Yudhoyono mengatakan

sistem pemerintahan di

Yogyakarta tak mungkin

monarki.

What

Kal2.

Par6

"Tidak mungkin ada sistem

monarki, yang

bertabrakan dengan

konstitusi dan nilai

demokrasi," ucapnya.

Kutipan How Kalimat

langsung,

Koherensi

Sebab-

Akibat

Leksikon:

bertabrakan

Kal3.

Par6

Muncullah ide jajak

pendapat untuk mengetahui

aspirasi seluruh warga

Yogyakarta.

Latar What,

How

Koherensi

Sebab-

Akibat

Leksikon: ide,

aspirasi

Kal4.

Par6

Spanduk dan pamflet berisi

kritik terhadap pemerintah

pusat dan desakan

referendum meluas di

Yogyakarta.

Latar What,

How,

Where

Koheensi

Penjelas

Leksikon:

desakan

Kal1.

Par7

Gamawan menjelaskan,

Yogyakarta memiliki tujuh

keistimewaan dalam

rancangan undang-undang,

enam di antaranya

disepakati oleh Komisi II

dan pemerintah tahun lalu.

Parafrase Who,

What,

How,

When

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Kal2.

Par7

Satu keistimewaan yang

masih alot dibahas adalah

tentang cara pemilihan

kepala daerah.

Parafrase How Koherensi

Penjelas

Leksikon: alot

Page 236: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

215

Kal3.

Par7

Konstitusi mengamanatkan

kepala daerah dipilih

pemerintah.

Parafrase How Koherensi

Penjelas

Kal1.

Par8

Sejumlah politikus

berharap isu referendum

yang menghangat di

Yogyakarta tak serius.

Latar Who,

How,

What,

Where

Koherensi

Pembeda

Leksikon: isu,

menghangat,

tak serius

Kal2.

Par8

Wakil Ketua Komisi II

Ganjar Pranowo menilai

isu ini hanya sindiran buat

Presiden.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon: isu,

sindiran, Label

jabatan

Kal3.

Par8

"Pemerintah harus bisa

meredam dengan cara

yang baik pula," ujar

politikus PDI Perjuangan

ini.

Kutipan Who,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

meredam

Kal4.

Par8

"Agar tak menjadi

polemik, dan referendum

akan diartikan lain."

Kutipan How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

polemik, Idiom:

diartikan lain

Kal1.

Par9

Lily Wahid dari Partai

Kebangkitan Bangsa

menilai Presiden tak pantas

menyampaikan pernyataan

yang memanaskan situasi.

Parafrase Who,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

langsung

Leksikon:

memanaskan

situasi

Kal2.

Par9

"Tak ada yang bisa

menafikan kontribusi

Kutipan How Koherensi

Penjelas,

Leksikon:

menafikan,

Page 237: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

216

Yogyakarta dalam

pembentukan negara ini,"

katanya.

Kalimat

langsung

kontribusi

Kal1.

Par10

Gandung Pardiman dari

Golkar menginginkan agar

soal referendum

diselesaikan secara

kenegarawanan antara

Sultan dan Presiden.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

kenegarawanan

Kal2.

Par10

"Semua berawal dari friksi

di antara mereka," kata

bekas Ketua Golkar

Provinsi Yogyakarta ini.

Kutipan.

Penutup

How Kalimat

langsung

Leksikon: friksi

, Label jabatan

Sumber : Berita 2, tema Usul Referendum

c) Berita 3

Elemen struktur berita pilihan ketiga di Koran Tempo mengenai Usul

Referendum adalah berita dengan judul Silakan Yogya Gelar Referendum yang

terbit pada edisi Kamis, 2 Desember 2010.

Tabel 18. Analisis Berita dengan Judul Silakan Yogya Gelar Referendum

Koran TEMPO (Kamis, 2 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Silakan Yogya Gelar

Referendum

Headline What Huruf dicetak

tebal, diberi

warna hitam dan

merah, terdapat

grafis lambang

Page 238: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

217

Kraton

Yogyakarta dan

grafis gulungan

kertas berisi

sejarah

pembahasan

RUUK DIY

dengan tajuk

“Rancangan

Tak Kunjung

Rampung”.

Ini tantangan legal

masyarakat Yogyakarta

kepada pusat

Kickers What,

Who

Leksikon:

tantangan

legal,

terdapatkutipan

pendapat Sultan

HB X pada

September 2010

yang berbunyi:

“Daripada ribut

dan tak berani

memutuskan

pemilihan atau

penetapan,

kalau berani,ya,

referendum

saja.”

Kal1.

Par1

JAKARTA - Usulan

menggelar referendum

untuk menentukan

Lead Where,

What,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

Usulan,

mekanisme

Page 239: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

218

mekanisme pengangkatan

Gubernur Yogyakarta dan

wakilnya mendapat

dukungan sejumlah

politikus di Dewan

Perwakilan Rakyat.

Kal2.

Par1

Politikus Fraksi Partai

Keadilan Sejahtera, Anis

Matta, mengatakan

referendum merupakan

jalan untuk menyelesaikan

polemik soal kepala

pemerintahan di provinsi

itu.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

polemik

Kal1.

Par2

"Referendum merupakan

tantangan legal dari

masyarakat Yogya, dan itu

menunjukkan keyakinan

mereka," kata Wakil Ketua

DPR itu.

Kutipan What,

Who,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

tantangan

legal, Label

jabatan

Kal1.

Par3

Sejawatnya, Teguh

Juwarno, Sekretaris Fraksi

Partai Amanat Nasional di

Dewan Perwakilan Rakyat,

menyatakan referendum

berguna untuk

mendengarkan aspirasi

warga Yogyakarta.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda

Label jabatan,

Leksikon:

aspirasi

Kal2. "Usulan ini perlu Kutipan How Koherensi Leksikon:

Page 240: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

219

Par3 dipertimbangkan

pemerintah (pusat),"

ujarnya tadi malam.

Penejelas,

Kalimat

langsung

Usulan,

dipertimbangkan

Kal1.

Par4

Usulan untuk

melaksanakan referendum

memanas setelah, Jumat

lalu, Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono

melempar pernyataan

bahwa sistem yang akan

dianut dalam pemerintahan

Yogyakarta tidak mungkin

monarki.

Latar,

Parafrase

How,

What,

When,

Who

Koherensi

Sebab-

Akibat

Leksikon:

memanas

Kal2.

Par4

Sehari kemudian, Sultan

menyatakan kerisauannya

atas pernyataan Presiden

itu.

Latar How Koherensi

sebab-

akibat

Kal3.

Par4

Warga Yogyakarta

mengungkapkan hal

serupa.

Latar Who,

What

Koherensi

Penjelas

Kal4.

Par4

"Keinginan referendum

warga Yogya sudah sangat

ekspresif akibat lontaran

pernyataan SBY," kata

Wakil Ketua DPR dari

Fraksi PDI Perjuangan,

Pramono Anung.

Kutipan What,

Who,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

ekspresif,

lontaran,

Singkatan, Label

jabatan

Kal1.

Par5

Namun sejumlah politikus

Senayan lainnya menolak

Parafrase What Koherensi

Pembeda

Leksikon:

menolak,

Page 241: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

220

usulan referendum. usulan

Kal2.

Par5

"Kalau Yogyakarta minta

referendum, bisa-bisa nanti

diikuti daerah lain," kata

Ketua Fraksi Partai

Persatuan Pembangunan

Hasrul Azwar.

Kutipan What,

How,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

tak tentu

Label jabatan

Kal3.

Par5

Ida Fauziah dari Fraksi

Partai Kebangkitan Bangsa

dan Akbar Faizal dari

Fraksi Hati Nurani Rakyat-

-keduanya dari Komisi II,

yang membidangi masalah

pemerintahan--juga

menyatakan

ketidaksetujuannya.

Parafrase Who,

What

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Label jabatan

Kal1.

Par6

Pengamat politik lokal dan

otonomi daerah dari

Universitas Gadjah Mada,

Ari Dwipayana,

mengingatkan pemerintah

agar menimbang untung-

rugi usulan ini dengan

baik.

Parafrase Who,

What

Koherensi

Pembeda

Idiom: untung-

rugi, Leksikon:

menimbang,

usulan, Label

jabatan

Kal2.

Par6

"Jika referendum jadi

dilakukan, akan

memberikan predikat

yang buruk bagi

pemerintahan," ujarnya.

Kutipan,

Penutup

How Kalimat

langsung

Leksikon:

predikat

Sumber : Berita 3, tema Usul Referendum

Page 242: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

221

Pada tema Usulan Referendum, terdapat tiga buah judul pilihan di

Koran Tempo antara lain Yogyakarta Gulirkan Referendum, Pemerintah

Berhati-hati Sikapi Isu Referendum, Silakan Yogyakarta Gelar Referendum.

Dari unsur sintaksis, ketiga berita tersebut sama-sama memilih menyematkan kata

Referendum yang memiliki arti penyerahan suatu persoalan kepada semua

anggota perkumpulan atau segenap rakyat, supaya diputuskan dengan

pemungutan suara umum, hal tersebut dilakukan karena tampaknya Koran

Tempo ingin fokus menonjolkan poin ini dalam paparan pemberitaan di tubuh

berita nantinya. Namun dari ketiga berita ini ternyata Koran Tempo memberikan

perbedaan sudut pandang/angel pemberitaan antara satu berita dengan berita yang

lainnya. Pada berita 1 berjudul Yogyakarta Gulirkan Referendum, Koran

Tempo mengambil sudut pandang mayoritas dari Masyarakat Yogyakarta, hal

tersebut tampak pada pemilihan kutipan dan parafrase mayoritas, berasal dari

beberapa masyarakat Yogyakarta seperti berikut:

"Referendum (adalah) sebagai bukti kemauan rakyat Yogya," kata Blasius Haryadi, warga Kota Yogyakarta, kemarin. Tri Haryanto, warga lainnya, sepakat dengan Blasius. Dia menegaskan, kalau Gubernur DIY dipilih lewat proses pemilihan umum, tak ada gunanya Yogyakarta disebut daerah istimewa. (Lihat Tabel 16, Kalimat 1 & 2. Paragraf 2)

Tri menyatakan kejengkelannya terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang menuding Yogyakarta menganut monarki. "Itu dilontarkan pada saat Yogya terkena bencana. Kok tak memikirkan perasaan rakyat Yogya." (Lihat Tabel 16, Kalimat 1 & 2. Paragraf 3)

Sebelumnya, Ketua Paguyuban Dukuh se-DIY (Semar Sembogo) Sukiman Hadiwiyoyo mengatakan akan digelar sidang rakyat untuk mendukung penetapan Sultan sebagai gubernur. "Jika pemerintah pusat tetap mengadakan pemilihan, rakyat akan memboikot," kata dia. (Lihat Tabel 16, Kalimat 1 & 2. Paragraf 4)

Page 243: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

222

Dalam tubuh berita ini, Koran Tempo mencoba menguatkan argumen masyarakat

Yogya dengan menyertakan pula kutipan tanggapan Sultan mengenai isu

Keistimewaan DIY, sepertinya hal itu dimaksudkan Tempo agar pendapat rakyat

Yogya di bagian lead dan teras berita dikesankan ada faktor sebab-akibatnya.

Kickers berita sendiri, yang berbunyi “Usulan itu terlalu jauh” adalah inti

pendapat Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md, sebagai bentuk penilaian

beliau sebagai pihak yang mewakili pakar hukum konstitusional sebagai pembeda.

Sedang di bagian penutup berita, Koran Tempo memberi pemanis berita dengan

parafrase Mendagri Gamawan Fauzi dalam menyikapi usulan referendum.

Pada berita 2 lain lagi, pada judul Pemerintah Berhati-hati Sikapi Isu

Referendum ini, Koran Tempo mengambil mayoritas sudut pandang dari

Pemerintah, yang tampak pada kutipan dan parafrase dari Mendagri Gamawan

Fauzi sebagai wakil dari pemerintah :

"Antara Presiden dan Sultan (Hamengku Buwono X) hanya mengenai pembahasan hukum sebenarnya," kata Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi seusai rapat dengan Komisi II (Pemerintahan Dalam Negeri) Dewan Perwakilan Rakyat di gedung DPR, Jakarta, kemarin. (Lihat Tabel 17, Kalimat 1. Paragraf 3)

Menurut dia, pemerintah memikirkan masalah ini secara menyeluruh untuk semua wilayah. "Kalau ada suatu provinsi minta hal yang sama, apakah diakomodasi itu?" Gamawan bertanya. Dia menegaskan, aturan yang akan dibuat juga bukan hanya untuk Sri Sultan Hamengku Buwono X, tapi juga bagi sultan-sultan berikutnya. Pemerintah pun tak pernah mempermasalahkan penetapan Sultan X sebagai gubernur. (Lihat Tabel 17, Kalimat 1, 2, 3, & 4. Paragraf 4)

Sedangkan judul Silakan Yogyakarta Gelar Referendum mengambil

angel mayoritas dari para anggota dewan di DPR baik yang pro maupun yang

kontra :

Page 244: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

223

Politikus Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Anis Matta, mengatakan referendum merupakan jalan untuk menyelesaikan polemik soal kepala pemerintahan di provinsi itu. "Referendum merupakan tantangan legal dari masyarakat Yogya, dan itu menunjukkan keyakinan mereka," kata Wakil Ketua DPR itu. (Lihat Tabel 18, Kalimat 2. Paragraf 1 & Kalimat 1. Paragraf 2)

Sejawatnya, Teguh Juwarno, Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional di Dewan Perwakilan Rakyat, menyatakan referendum berguna untuk mendengarkan aspirasi warga Yogyakarta. "Usulan ini perlu dipertimbangkan pemerintah (pusat)," ujarnya tadi malam. (Lihat Tabel 18, Kalimat 1& 2. Paragraf 3)

"Keinginan referendum warga Yogya sudah sangat ekspresif akibat lontaran pernyataan SBY," kata Wakil Ketua DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Pramono Anung. (Lihat Tabel 18, Kalimat 4. Paragraf 4)

"Kalau Yogyakarta minta referendum, bisa-bisa nanti diikuti daerah lain," kata Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Hasrul Azwar. Ida Fauziah dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa dan Akbar Faizal dari Fraksi Hati Nurani Rakyat--keduanya dari Komisi II, yang membidangi masalah pemerintahan--juga menyatakan ketidaksetujuannya. (Lihat Tabel 18, Kalimat 2 & 3. Paragraf 5)

Dibagian akhir berita, Koran Tempo memberikan kutipan dari pihak akademisi

sebagai pelengkap, yakni pengamat politik lokal dan otonomi daerah dari

Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, dimana dalam hal ini ia ditempatkan

sebagai pihak yang netral, guna memberikan pembeda dari paparan pandangan

beliau dengan pendapat pro dan kontra dari anggota DPR di bagian tubuh berita.

Perbedaan sudut pandang pemberitaan tersebut di atas, menggambarkan

bahwa Koran Tempo berusaha menerapkan prinsip berita berimbang dengan

meng-cover semua sudut pandangan dan pendapat dari pihak-pihak yang punya

kompetensi juga keterkaitan dengan isu ini.

Dari unsur skrip, ketiga berita di atas sudah memenuhi syarat kelayakan

berita dengan lengkapnya unsur 5W+1H di dalamnya, dengan paparan sebagai

berikut : Perwakilan masyarakat Yogyakarta, Mahfud Md (Pakar Hukum

Page 245: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

224

Konstitusional), Gamawan Fauzi (Perwakilan Pemerintah), beberapa anggota

DPR, Ari Dwipayana (pihak akademisi) (Who), Usulan Referendum (What),

meski tidak terlalu spesifik disebutkan tapi tertulis: jumat lalu; dan tahun 2008

(When), Jakarta (Where), Reaksi rakyat Yogyakarta dipicu oleh pernyataan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa sistem pemerintahan di Yogyakarta

tak mungkin monarki, karena hal itu bertabrakan dengan konstitusi dan nilai

demokrasi (Why), Muncul ide refrendum/ jajak pendapat untuk mengetahui

aspirasi seluruh warga Yogyakarta (How). Unsur yang paling banyak adalah unsur

How (Lebih jelasnya lihat Tabel 16, 17, dan 18 diatas)

Unsur Tematik, dalam berita ini Koran Tempo hanya mengambil satu

tema sebagai poin utama pemberitaan yaitu Usulan Referendum.

Unsur Retoris, dari ketiga pilihan berita di atas unsur retoris yang

menonjol adalah unsur grafis yang dipakai oleh Koran Tempo, pada berita 1

berjudul Yogya Gulirkan Referendum grafis yang dipakai adalah sketsa wajah

Sri Sultan Hamengku Buwono X disertai Tabel yang diberi judul: Yogyakarata,

Riwayatmu Kini, berisikan sejarah risalah perdebatan status Keistimewaan yang

diterima Yogyakarta, mulai dari 5 September 1945 sampai Oktober 2008. Pada

berita 2 berjudul Pemerintah Berhati-hati Sikapi Isu Referendum, terdapat

foto spanduk tuntutan referendum masyarakat Yogyakarta, dan tabel yang

isinya menyebutkan pasal-pasal mana saja yang selama ini menjadi perdebatan

dalam penentuan mekanisme pengangkatan Gubernur DIY, dengan judul Pasal

Panas Aturan Keistimewaan Yogyakarta. Sedangkan pada berita 3 berjudul

Silakan Yogyakarta Gelar Referendum, terdapat logo kraton Yogyakarta dan

Page 246: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

225

tabel berisi perjalanan pembahasan RUUK DIY dari tahun 2002 sampai tahun

2010, yang diberi judul Rancangan Tak Kunjung Rampung. Dari unsur retoris

yang berupa penonjolan grafis seperti disebut di atas, Koran Tempo sepertinya

berusaha memberi pemahaman pada pembacanya bahwa usulan referendum

yang diberitakan memiliki referensi dan acuan, yakni tiga hal yang

dipaparkan pada tabel di masing-masing berita di atas.

Sehingga dapat dilihat dari pembedahan ketiga berita bertema

referendum ini, Koran Tempo jelas menampilkan pemberitaan secara berimbang

dengan mencari sumber berita dari banyak pihak yang mempunyai keterkaitan dan

kompetensi akademik dalam menanggapi berita seputar isu keistimewaan DIY.

Hasil analisis dengan membagi elemen berita berdasarkan struktur penyusunnya

ini serupa dengan penelitian yang pernah ada tentang sengketa tanah sriwedari

Solo.56

2. Analisis Teks Berita dengan Tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi

Pemerintah

a) Berita 1

Elemen struktur berita pilihan pertama di Koran Tempo mengenai RUU

Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah adalah berita dengan judul Gubernur

Yogya Dipilih yang terbit pada edisi Jumat, 3 Desember 2010.

56 Danang Pidekso, Loc.Cit.

Page 247: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

226

Tabel 19. Analisis Berita dengan Judul USULAN PEMERINTAH TETAP

GUBERNUR YOGYA DIPILIH

Koran TEMPO (Jumat, 3 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi

Sintaksis

Skrip

Tematik Retoris

USULAN PEMERINTAH

TETAP GUBERNUR

YOGYA DIPILIH

Headline Who,

What

Leksikon:

Usulan, Tetap,

Dipilih, Huruf

dicetak tebal

diberi warna

hitam dan

merah, Diberi

foto yang

memperlihatkan

pertemuan

antara Presiden

dengan Sultan

Hamengku

Buwono saat

penyerahan

penghargaan

Satyalancana

Pembangunan

Pendidikan

dalam acara

Puncak

Peringatan Hari

Guru Nasional

2010 dan HUT

Page 248: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

227

Ke-65 PGRI,

dan grafis

lambang Kraton

Yogyakarta

disertai draf

RUUK versi

pemerintah

bertajuk

“Keistimewaan

Yogyakarta

Versi Baru”

Sultan tetap orang nomor

satu dengan sejumlah

kewenangan

Kickers Who,

What

Koherensi

Penjelas

Kal1.

Par1

JAKARTA - Pemerintah

berkukuh Gubernur

Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai

penyelenggara

pemerintahan harus dipilih

oleh rakyat.

Lead Where,

Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

berkukuh

Kal2.

Par1

Keputusan ini akan

dimasukkan dalam

Rancangan Undang-

Undang Keistimewaan

(RUUK) Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Lead What,

How

Koherensi

Penjelas

Singkatan

Kal1.

Par2

"Itu yang akan kita

matangkan dan ajukan ke

Kutipan What,

Who,

Kalimat

langsung

Leksikon:

matangkan,

Page 249: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

228

DPR," ujar Menteri

Koordinator Politik,

Hukum, dan Keamanan

Djoko Suyanto seusai rapat

kabinet paripurna di Jakarta

kemarin.

Where Label jabatan

Kal1.

Par3

Djoko menyatakan

rumusan yang diambil

pemerintah berpijak pada

tiga hal, yakni keberadaan

Yogyakarta dalam lingkup

bingkai negara kesatuan,

menghormati keistimewaan

Yogyakarta, serta

menghargai asas

demokratisasi seperti

diamanatkan Undang-

Undang Dasar 1945.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

rumusan,

bingkai, asas

Kal2.

Par3

Dia menambahkan,

pemerintah akan terbuka

terhadap alternatif lain

yang muncul dari DPR.

Parafrase Who,

What,

How

Kata ganti

orang

Leksikon:

alternatif

Kal3.

Par3

"Di sana akan ada

diskursus, kompromi

politik, dan diskusi. Itu hal

yang wajar kita tampung,"

katanya.

Kutipan What,

How

Kalimat

langsusng

Leksikon:

diskursus,

Idiom:

kompromi

politik

Kal1.

Par4

RUUK Yogyakarta sudah

berada di tangan

Latar What,

How

Koherensi

Penjelas

Pengandaian,

Singkatan

Page 250: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

229

pemerintah sejak 2002. When

Kal2.

Par4

Hingga saat ini, rancangan

itu tak kunjung ditetapkan

sebagai undang-undang.

Latar What,

How

Koherensi

penjelas

Idiom: tak

kunjung

Kal3.

Par4

Salah satu ganjalannya

adalah mekanisme

pengisian jabatan Gubernur

dan Wakil Gubernur--

apakah melalui pemilihan

atau penetapan.

Latar What,

Who,

Why

Koherensi

Sebab-

akibat

Leksikon:

ganjalannya,

mekanisme

Kal4.

Par4

Sejumlah politikus di

Senayan, di luar Fraksi

Partai Demokrat, setuju

pengangkatan Gubernur

dan Wakil Gubernur Yogya

melalui penetapan.

Latar Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda

Kal1.

Par5

Menurut Menteri Dalam

Negeri Gamawan Fauzi,

pemerintah juga

memutuskan Sultan

Hamengku Buwono X dan

Paku Alam IX sebagai

orang nomor satu dan

tertinggi di Yogyakarta.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda

Idiom: orang

nomor satu,

Leksikon;

tertinggi, Label

jabatan

Kal2.

Par5

"Mengenai formulasi dan

kewenangan masing-

masing seperti apa, hal itu

masih akan dirumuskan,"

ujarnya pada kesempatan

Kutipan How Koherensi

penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

formulasi,

dirumuskan

Page 251: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

230

yang sama.

Kal1.

Par6

Gamawan memberikan

gambaran ihwal

kewenangan Sultan sebagai

orang nomor satu di

wilayahnya.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

ihwal, Idiom:

orang nomor

satu

Kal2.

Par6

Antara lain ia memiliki

kewenangan memberi

persetujuan atas calon

Gubernur DIY dan

melantik bupati.

Parafrase Who,

How

Koherensi

Penjelas,

Kata ganti

orang

Singkatan

Kal3.

Par6

"(Sultan) orang nomor

satulah, dengan sejumlah

kewenangan," katanya.

Kutipan Who,

How

Kalimat

langsung

Idiom: orang

nomor satulah

Sumber : Berita 1, tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah

b) Berita 2

Elemen struktur berita pilihan kedua di Koran Tempo mengenai RUU

Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah adalah berita dengan judul Sultan

Dijadikan Gubernur Utama yang terbit pada edisi Rabu, 8 Desember 2010.

Tabel 20. Analisis Berita dengan Judul SULTAN DIJADIKAN GUBERNUR

UTAMA

Koran TEMPO (Rabu, 8 Desember 2010)

Kal.

Par

Preposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

SULTAN DIJADIKAN

GUBERNUR UTAMA

Headline Who, How Huruf dicetak

tebal

“Tugasnya sama saja, Kickers What Koherensi

Page 252: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

231

hanya beda nama” Penjelas

Kal1.

Par1

JAKARTA –Kementerian

Dalam Negeri

merampungkan draf

Rancangan Undang-

Undang Keistimewaan

Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Lead Where,

Who,

What

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

merampungkan

Kal2.

Par1

Dalam draf itu, Sultan

Hamengku Buwono X dan

Paku Alam, sebagai orang

nomor satu dan dua di

Yogyakarta, akan

ditempatkan sebagai

gubernur utama dan wakil

gubernur utama.

Lead Who, How Koherensi

penjelas

Idiom: orang

nomor satu dan

dua

Kal1.

Par2

Adapun di bawahnya ada

gubernur yang

menjalankan

pemerintahan.

Latar How Koherensi

penjelas

Kal2.

Par2

“Gubernur itu akan dipilih

langsung,” kata Menteri

Dalam Negeri Gamawan

Fauzi setelah memimpin

rapat bersama finalisasi

RUU tersebut di

kantornya, Senin lalu.

Kutipan,

Latar

Who,

What,

Where,

When

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

finalisasi, Label

jabatan

Kal1.

Par3

Meski menjadi gubernur

utama, Sultan

Latar Who, How Koherensi

penjelas

Leksikon: satu

paket

Page 253: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

232

diperbolehkan mengikuti

pemilihan kepala daerah,

satu paket dengan Paku

Alam.

Kal2.

Par3

Jika Sultan ikut pilkada, ia

bisa maju otomatis tanpa

perlu diajukan oleh partai

politik ataupun

mengumpulkan 15 persen

suara seperti yang

disyaratkan UU Nomor 32

Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

Latar Who, How Detail,

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

otomatis

Kal3.

Par3

"Artinya, inilah

istimewanya Pak Sultan

dan Paku Alam,"

Gamawan menambahkan.

Kutipan Who,

What,

How

Kalimat

langsung,

Koherensi

penjelas

Leksikon:

istimewanya

Kal1.

Par4

Kerabat Keraton

Yogyakarta lainnya tak

boleh mengajukan diri.

Latar Who, How Koheensi

Penjelas

Kal1.

Par5

Pemerintah juga akan

meniadakan calon

perorangan kecuali calon

partai politik dan calon

gabungan partai politik.

Latar Who, How Koherensi

Penjelas

Leksikon:

meniadakan

Kal2.

Par5

"Tapi itu tergantung beliau

ingin jadi gubernur atau

tidak. Jika tidak, maka

calon yang maju berlaku

Kutipan How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Page 254: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

233

sesuai undang-undang,”

ujarnya.

Kata ganti

orang

Kal1.

Par6

Adapun kewenangan

Sultan sebagai gubernur

utama adalah, memiliki

hak protokoler dan

kedudukan keuangan,

memelihara nilai-nilai

budaya dan sosial

masyarakat Yogyakarta.

Latar What,

Who, How

Koherensi

penjelas

Kal2.

Par6

“Namun beliau tak berhak

memberhentikan gubernur,

karena gubernur pilihan

rakyat. Kedudukan Sultan

dan Paku Alam sama di

hadapan hukum,” ujarnya,

Kutipan How, Why Koherensi

Penjelas,

Kata ganti

orang

Kal1.

Par7

Menurut Gamawan, sejauh

ini draf sudah selesai dan

akan diserahkan ke

Sekretariat Negara hari ini.

Parafrase Who,

What,

How,

When

Koherensi

Penjelas

Kal2.

Par7

“Namun apa yang kita

rumuskan belum tentu

disetujui Bapak Presiden,”

katanya.

Kutipan What,

How, Who

Kalimat

langsung,

Koherensi

penjelas,

Kata ganti

orang

Kal1.

Par8

Gamawan juga membantah

kabar bahwa survei yang

dilakukan pemerintah

Parafrase Who,

What,

How

Kata ganti

tak tentu

Leksikon:

rujukan, survei

Page 255: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

234

menjadi satu-satunya

rujukan.

Kal2.

Par8

Pemerintah, katanya,

mempertimbangkan

amanat UUD 1945, sejarah

Yogya, prinsip demokratis,

dan pandangan sejumlah

pakar.

Parafrase Who, Why Detail,

Koherensi

penjelas

Kal1.

Par9

Hingga kemarin, sejumlah

kalangan masih menyoal

klaim pemerintah bahwa

hasil survei pemerintah

dan sebuah lembaga

menyebutkan 71 persen

warga Yogyakarta

menginginkan pemilihan

gubernur secara langsung.

Latar When,

Who,

What,

How

Koherensi

sebab-

akibat

Idiom: menyoal

klaim

Kal2.

Par10

Para aktivis Gerakan

Rakyat Mataram mengaku

mendapat kuesioner dari

Lembaga Survei Indonesia

(LSI) pada Oktober 2010.

Latar Who,

What,

When

Detail,

Koherensi

Penjelas

Kal1.

Par11

“Dari 107 pertanyaan

dalam kuesioner itu, tak

satu pun kata penetapan.

Semua pemilihan,” kata

Widihasto Wasono,

pemimpin Gerakan Rakyat

Mataram.

Kutipan How,

What,Who

Kalimat

langsung,

Koherensi

Penjelas

Label jabatan

Page 256: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

235

Kal2.

Par11

Dihubungi terpisah, LSI

enggan berkomentar soal

keterlibatannya dalam

survei di Yogyakarta.

Latar Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

enggan

Kal1.

Par12

Sekretaris Fraksi PPP

DPR, M. Romahurmuzy,

mengusulkan agar warga

Yogyakarta menggelar

referendum untuk

menentukan apakah

gubernur dan wakil

gubernur dipilih atau

ditetapkan.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda

Label jabatan

Kal1.

Par13

Pakar politik pemerintahan

dari Universitas Gadjah

Mada, Ichlasul Amal,

mengatakan posisi

Gubernur Utama tak jauh

berbeda dengan ide

menempatkan Sultan dan

Paku Alam sebagai

Parardya seperti dalam

draf sebelumnya.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

Parardya ,

Label jabatan

Kal2.

Par13

“Tugasnya sama saja,

hanya beda nama,”

katanya.

Kutipan How Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Leksikon: sama

saja

Sumber : Berita 2, tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah

Page 257: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

236

c) Berita 3

Elemen struktur berita pilihan ketiga di Koran Tempo mengenai RUU

Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah adalah berita dengan judul

Pemerintah Ngotot Gubernur Yogya Harus Dipilih yang terbit pada edisi Kamis,

27 Januari 2011.

Tabel 21. Analisis Berita dengan Judul Pemerintah Ngotot Gubernur Yogya

Harus Dipilih

Koran TEMPO (Kamis, 27 Januari 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Pemerintah Ngotot

Gubernur Yogya Harus

Dipilih

Headline Who, How Huruf dicetak

tebal,

Leksikon:

Ngotot

“Logika berpikir

Mendagri sesat”

Kickers What,

Who

Koherensi

penjelas

Leksikon:

Logika, Sesat

Kal1.

Par1

JAKARTA -- Pemerintah

berkeras pada pendiriannya

bahwa Gubernur dan Wakil

Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta harus

ditentukan lewat

mekanisme pemilihan oleh

rakyat.

Lead Where,

Who,

What,

How

Koherensi

penjelas

Leksikon:

mekanisme,

berkeras

Kal2.

Par1

Penegasan ini disampaikan

oleh Menteri Dalam Negeri

Gamawan Fauzi sebagai

Lead What,

Who,

When

Koherensi

penjelas

Label jabatan

Page 258: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

237

wakil pemerintah dalam

rapat kerja dengan Komisi

Pemerintahan Dewan

Perwakilan Rakyat kemarin.

Kal1.

Par2

Menurut dia, mekanisme

pemilihan itu didasarkan

pada Pasal 18 ayat 4 UUD

1945, yakni gubernur,

bupati, dan wali kota dipilih

secara demokratis.

Parafrase Who, How Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang,

Detail

Leksikon:

mekanisme,

demokratis

Kal2.

Par2

Dengan demikian,

mekanisme penetapan

secara otomatis Sultan

Hamengku Buwono sebagai

gubernur dianggap

mengabaikan nilai-nilai

demokrasi.

Parafrase How, Who Koherensi

penjelas,

Kalimat

langsung,

kata ganti

tak tentu

Leksikon:

mekanisme,

otomatis,

demokrasi

Kal1.

Par3

"Kalau antara kesultanan

dan pemerintahan

dipisahkan, maka tepatlah

adagium the king can do

no wrong," kata Gamawan

membacakan keterangan

pemerintah ihwal

Rancangan Undang-Undang

Keistimewaan Daerah

Istimewa Yogyakarta di

gedung DPR, Jakarta.

Kutipan How,

Who,

What,

Where

Koherensi

penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

adagium,

ihwal

Metafora: the

king can do no

wrong

Kal1. Gamawan menuturkan, jika Parafrase Who, Koherensi

Page 259: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

238

Par4 Sultan dan Paku Alam

sekaligus sebagai gubernur

dan wakil gubernur, mereka

harus

mempertanggungjawabkan

akibat hukum dari

tindakan pemerintahan

yang dilakukan.

What,

How

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Kal2.

Par4

Padahal, di sisi lain, raja

cenderung kebal hukum.

Latar Who, How Koherensi

pembeda

Idiom: sisi

lain, kebal

hukum

Kal3.

Par4

"Kami miris jika Sultan

yang kami hormati

tersangkut masalah hukum

sebagai konsekuensi

digabungnya pemerintahan

dan kesultanan."

Kutipan Who, How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Leksikon:

konsekuensi

Kal1.

Par5

Persoalan lain akan muncul

kalau Sultan dan Paku Alam

sudah berusia senja.

Parafrase What,

Who, How

Koherensi

Penjelas

Idiom: berusia

senja

Kal2.

Par5

Atau, pada kesempatan lain,

Sultan dan Paku Alam justru

masih remaja, padahal harus

memimpin rakyat

Yogyakarta.

Parafrase How, Who Koherensi

Penjelas

Kal3.

Par5

Sedangkan, “Rakyat

Yogyakarta berharap

hadirnya pemimpin yang

enerjik dan prima untuk

Kutipan Who,

What,

How

Kalimat

langsung,

Koherensi

penjelas

Leksikon:

enerjik, prima

Page 260: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

239

mempercepat kesejahteraan

dan kemajuan daerahnya,”

klaim Gamawan.

Kal1.

Par6

Rapat ini adalah

pembahasan antara DPR

dan pemerintah yang

pertama diadakan sejak

rancangan undang-undang

itu diserahkan ke DPR pada

16 Desember 2010.

Latar What,

How,

Who,

When

Koherensi

penjelas

Kal2.

Par6

Rapat dipimpin Ketua

Komisi Pemerintahan

Chairuman Harahap dan

dihadiri Komite I Dewan

Perwakilan Daerah, serta 25

dari 49 anggota Komisi

Pemerintahan.

Latar What,

How, Who

Detail,

Koherensi

Penjelas

Label jabatan

Kal1.

Par7

Rapat akan dilanjutkan pada

2 Februari dengan agenda

penyampaian pendapat

fraksi-fraksi.

Latar What,

When,

How

Koherensi

Penjelas,

Kata ganti

tak tentu

Leksikon;

agenda

Kal2.

Par7

Chairuman berjanji

menyelesaikan pembahasan

pada April.

Parafrase Who,

What,

When

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Kal3.

Par7

Pengesahan di komisi

direncanakan pada 4 atau 5

April, sedangkan sidang

Parafrase What,

How,

When

Koherensi

penjelas,

Kalimat

Page 261: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

240

paripurna untuk

mengesahkan persetujuan

DPR dijadwalkan 7 atau 8

April.

tak

langsung

Kal1.

Par8

Rancangan versi

pemerintah, terutama soal

pemilihan gubernur,

ditentang oleh masyarakat

Yogya.

Latar What,

Who, How

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

ditentang

Kal2.

Par8

Penolakan terhadap gagasan

pemerintah itu

memunculkan unjuk rasa

besar.

Latar What,

How

Koherensi

Penjelas

Idiom: unjuk

rasa

Kal3.

Par8

DPRD Provinsi Yogya pun

ingin Sultan dan Paku Alam

langsung dilantik sebagai

gubernur dan wakilnya.

Latar Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas

Singkatan,

Leksikon:

dilantik

Kal4.

Par8

Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono pernah bertemu

empat mata dengan Sultan

Hamengku Buwono X

untuk membicarakan

masalah ini.

Latar Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda

Idiom: empat

mata

Kal1.

Par9

Anggota Komite I DPD, I

Wayan Sudiarta,

menyatakan keberatan

terhadap pendapat

pemerintah karena tak

didasarkan pada Pasal 18B

Parafrase Who,

What,

Why

Koherensi

Pembeda,

Detail

Label jabatan

Page 262: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

241

UUD 1945 yang bersifat

khusus.

Kal2.

Par9

Aturan itu menyatakan,

negara mengakui dan

menghormati satuan-satuan

pemerintahan daerah yang

bersifat khusus atau bersifat

istimewa.

Parafrase What,

Who, How

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Kata ganti

tak tentu

Kal3.

Par9

Yogya bersama Daerah

Otonomi Khusus Papua,

Daerah Istimewa Aceh, dan

DKI Jakarta diatur dalam

ketentuan khusus.

Parafrase How Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Kal4.

Par9

"Logika berpikir Mendagri

sesat karena lepas dari

paradigma," ucapnya.

Kutipan What,

Who, How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Leksikon:

Logika, sesat,

paradigma

Kal1.

Par10

Pengamat politik

Burhanuddin Muhtadi

menduga, pemerintah bakal

mencari jalan tengah, yakni

pemilihan lewat DPRD

Yogya.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Idiom: jalan

tengah,

Singkatan

Kal2.

Par10

Tapi opsi ini belum

dipastikan bisa meredam

bergolaknya masyarakat

Parafrase What,

Who, How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

Leksikon:

opsi,

meredam,

Page 263: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

242

Yogyakarta yang

menginginkan penetapan.

tak

langsung

bergolaknya

Kal3.

Par10

”Proses legislasinya akan

alot, mungkin bakal

ditentukan lewat voting,”

ujarnya.

Kutipan What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Leksikon:

legislasinya,

alot, voting

Sumber : Berita 3, tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah

Pada tema RUU Keistimewaan Yogyakarta Versi Pemerintah,

terdapat tiga buah judul pilihan di Koran Tempo antara lain Usulan Pemerintah

Tetap Gubernur Yogya Dipilih, Sultan Dijadikan Gubernur Utama,

Pemerintah Ngotot Gubernur Yogya Harus Dipilih. Dari unsur sintaksis,

pemakaian ketiga judul berita tersebut oleh Koran Tempo tampak mempunyai

satu inti, bahwasannya sikap pemerintah tetap ingin agar gubernur DIY dipilih,

dan Sultan ditempatkan dalam posisi sebagai gubernur utama dengan fungsi

simbolisasi. Hal tersebut juga dapat dilihat dari lead dan pemilihan narasumber

yang digunakan pada ketiga berita ini. Penonjolan hasil keputusan pemerintah

tampak jelas dari banyaknya penggunaan kutipan dan parafrase Mendagri

Gamawan Fauzi juga Menkopolhukam Djoko Suyanto sebagai narasumber

utama, meskipun ada narasumber lain yang dipakai oleh Koran Tempo untuk

menanggapi topik utama. Akan tetapi narasumber-narasumber tersebut hanya

digunakan sebagai pelengkap, guna melihat tataran lain untuk dimasukkan dalam

berita

Page 264: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

243

Unsur skrip, secara keseluruhan ketiga berita ini telah memenuhi empat

unsur pembentuk berita, yaitu hanya unsur Who, What, When, Where, ,Why, dan

How. Unsur What dan How adalah unsur yang paling mendominasi dalam

pemberitaan ini.

Unsur tematik, tema yang diambil Koran Tempo pada berita ini adalah

tentang usulan pemerintah, bahwa gubernur DIY dipilih dan Sultan hanya

dijadikan simbol.

Unsur skrip, dari ketiga berita ini hanya pada berita berjudul Usulan

Pemerintah Tetap Gubernur Yogya Dipilih saja yang menonjolkan foto dan

grafis sebagai penguat berita, sedangkan pada dua berita lainnya lebih

menonjolkan penggunaan leksikon dan idiom.

Secara keseluruhan, dari ketiga berita dengan tema RUU Keistimewaan

Versi Pemerintah di atas, nampak bahwa Koran Tempo membingkai realitas

mengenai sikap pemerintah atas RUUK DIY dengan lebih menonjolkan paparan-

paparan pihak yang mewakili pemerintah sebagai sumber utama pemberitaan,

disamping menempatkan pihak lain untuk memberi tanggapan guna mencari

keberimbangan. Akan tetapi pihak lain tersebut oleh Koran Tempo dikesankan

hanya sebagai pelengkap berita saja. Hasil analisis dengan membagi elemen berita

berdasarkan struktur penyusunnya ini serupa dengan penelitian yang pernah ada

tentang wacana terorisme pasca teror bom bali.57

57 Muhammad Amin M, Loc.Cit.

Page 265: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

244

3. Analisis Teks Berita dengan Tema Survei Mengenai Keistimewaan

Yogyakarta

a) Berita 1

Elemen struktur berita pilihan pertama di Koran Tempo dengan tema

Survei Mengenai Keistimewaan Yogyakarta adalah berita dengan judul “71

Persen Warga Ingin Pemilihan” yang terbit pada edisi Minggu, 5 Desember 2010.

Tabel 22. Analisis Berita dengan Judul “71 Persen Warga Ingin Pemilihan”

Koran TEMPO (Minggu, 5 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

SOAL KEISTIMEWAAN

YOGYAKARTA

Woro-

woro

What Leksikon:

SOAL

“71 Persen Warga Ingin

Pemilihan”

Headline Who, How Huruf dicetak

tebal,

menggunakan

tanda petik

untuk

mempertegas

“Klaim pemerintah

membuat resah”

Kickers What,

Who

Leksikon:

klaim, resah

Kal1.

Par1

JAKARTA -- Direktur

Jenderal Otonomi Daerah

Kementerian Dalam Negeri

Djohermansyah Djohan

menyatakan mayoritas

warga Daerah Istimewa

Yogyakarta menginginkan

Lead,

Parafrase

Where,

Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Label jabatan,

Singkatan,

Leksikon:

mayoritas

Page 266: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

245

pemilihan langsung untuk

pengisian jabatan Gubernur

dan Wakil Gubernur DIY.

Kal2.

Par1

Bahkan, mengutip sebuah

survei, warga yang

menginginkan pemilihan

mencapai 71 persen.

Lead,

Parafrase

What,

Who, How

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

mengutip,

survei

Kal1.

Par2

"Saya pernah baca survei

pada 2010, sebanyak 71

persen warga Yogya

menginginkan pemilihan

langsung," kata

Djohermansyah seusai

diskusi bertajuk "Daerah

Istimewa Kecewa" di

Jakarta kemarin.

Kutipan What,

When,

How,

Where

Koherensi

penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

survei,

bertajuk,

penggunaan

tanda petik

menunjuk

judul acara

Kal2.

Par2

Namun, saat ditanya ihwal

sumber atau lembaga yang

melakukan survei itu, ia

mengaku lupa.

Latar What, Koherensi

Pembeda,

Kata ganti

orang

Leksikon:

ihwal, survei

Kal1.

Par3

Hingga kemarin, polemik

mengenai mekanisme

pengisian jabatan Gubernur

dan Wakil Gubernur DIY

masih berlangsung.

Latar When,

What,

How

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

polemik

Kal2.

Par3

Pemerintah berkukuh

jabatan itu diisi dengan

pemilihan, seperti dimuat

Latar Who,

What,

How

Koherensi

penjelas

Leksikon:

berkukuh

Page 267: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

246

dalam draf Rancangan

Undang-Undang

Keistimewaan DIY.

Kal3.

Par3

Namun sejumlah tokoh dan

warga Yogya menghendaki

lewat penetapan.

Latar Who,

What,

How

Koherensi

pembeda

Leksikon:

lewat

Kal4.

Par3

Mekanisme penetapan juga

disuarakan oleh fraksi-fraksi

di Dewan Perwakilan

Rakyat, kecuali Fraksi

Partai Demokrat.

Latar What,

How, Who

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

Mekanisme

Kal1.

Par4

Menurut Djohermansyah,

pemerintah tetap

mendengarkan aspirasi

warga, baik yang

disampaikan melalui Dewan

maupun lewat kementerian.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

aspirasi

Kal2.

Par4

Dalam urusan ini, ia

menegaskan bahwa posisi

pemerintah ingin

menghargai dan

menghormati Undang-

Undang Dasar 1945.

Parafrase What,

Who

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Kata ganti

orang

Leksikon:

posisi

Kal3.

Par4

Menurut pasal 18-D ayat 4,

kepala daerah dipilih

melalui pemilihan secara

demokratis.

Parafrase What,

Who, How

Detail,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

demokratis

Kal4. "Di draf Rancangan Kutipan What, Koherensi Leksikon:

Page 268: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

247

Par4 Undang-Undang

Keistimewaan oleh tim

khusus, posisi kami seperti

itu," katanya.

How, Who Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

posisi

Kal1.

Par5

Anggota Dewan Perwakilan

Daerah asal Yogyakarta,

Muhammad Afnan

Hadikusumo, menyatakan

klaim yang disampaikan

Djohermansyah tersebut

potensial membuat resah.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Label jabatan,

Leksikon:

klaim,

potensial,

resah

Kal2.

Par5

"Sungguh aneh. Ketika

Presiden sudah mereda,

pembantunya malah

membuat pernyataan yang

berpotensi membuat kisruh

soal Yogya," ujar Afnan

tadi malam.

Kutipan How,

Who,

When

Koherensi

penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

aneh, malah,

kisruh

Kal1.

Par6

Anggota DPD asal

Yogyakarta lainnya, A.

Hafidh Asrom, menyatakan

tak percaya hasil survei

tersebut.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan,

Label jabatan,

Idiom: tak

percaya,

Leksikon:

survei

Kal2.

Par6

"Saya khawatir survei ini

pesanan untuk

membenarkan anggapan

bahwa seolah-olah

Kutipan Who,

What,

Why

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Leksikon:

khawatir,

survei

Page 269: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

248

pemerintah didukung

masyarakat," ujarnya.

Kata ganti

orang,

Kata ganti

tak tentu

Kal1.

Par7

Ketidakpercayaan juga

disampaikan Widihasto

Wasana Putra, pemimpin

Gerakan Rakyat Mataram,

yang menghendaki agar

mekanisme pengisian

Gubernur DIY dilakukan

dengan penetapan.

Parafrase What,

Who, How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Idiom:

Ketidakperca-

yaan

Kal2.

Par7

Ia mengaku sudah membaca

pertanyaan-pertanyaan

dalam survei itu dari situs

Internet.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

penjelas,

Kata ganti

orang,

Kata ganti

tak tentu,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

survei

Kal3.

Par7

Sejumlah pertanyaan dinilai

tendensius.

Parafrase What,

Why

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

tendensius

Kal4.

Par7

Misalnya, menurut Anda,

Gubernur Yogyakarta

sebaiknya: A. dipilih karena

Parafrase How Koherensi

Penjelas,

Klimat tak

Page 270: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

249

demokratis; B. dipilih agar

wibawa Keraton tidak turun.

langsung

Kal5.

Par7

"Jadi tidak ada ruang

untuk pertanyaan

penetapan," katanya.

Kutipan How,

What

Koheensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Idiom: tidak

ada ruang

Sumber : Berita 1, tema Survei Mengenai Keistimewaan Yogyakarta

b) Berita 2

Elemen struktur berita pilihan keduaa di Koran Tempo dengan tema

Survei Mengenai Keistimewaan Yogyakarta adalah berita dengan judul Keraton

Yogya Curiga Survei Direkayasa yang terbit pada edisi Senin, 6 Desember 2010.

Tabel 23. Analisis Berita dengan Judul Keraton Yogya Curiga Survei

Direkayasa

Koran TEMPO (Senin, 6 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Keraton Yogya Curiga

Survei Direkayasa

Headline Who,

What

Huruf dicetak

tebal,

Leksikon:

Curiga,

Survei,

Direkayasa

‘Survei bukan satu-

satunya rujukan”

Kickers What Leksikon:

Survei,

rujukan

Page 271: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

250

Kal1.

Par1

YOGYAKARTA -- Gusti

Kanjeng Ratu Hemas

mempertanyakan kesahihan

survei yang menyebutkan

71 persen warga Yogyakarta

mendukung pemilihan

gubernur dan wakil

gubernur.

Lead,

Parafrase

Who,

What,

How

Koherensi

penjelas

Label jabatan,

Leksikon:

kesahihan,

survei

Kal2.

Par1

"Hasil sebesar itu versi

sapa? Siapa yang membuat?

Kok hasilnya sampai 71

persen, itu siapa yang

disurvei," kata istri Sri

Sultan Hamengku Buwono

X itu melalui telepon

kemarin.

Kutipan What,

How,

When

Koherensi

penjelas,

Kalimat

langsung,

Kalimat

tanya

Leksikon:

versi, kok,

disurvei

Kal1.

Par2

Ratu Hemas mengaku

hanya tertawa ketika

mendengar kabar tentang

hasil survei itu.

Latar Who,

What,

How

Koherensi

penjelas

Leksikon:

survei

Kal2.

Par2

Soalnya, persentase

tersebut sangat tidak

masuk akal.

Latar What,

Why

Koherensi

penjelas

Leksikon:

persentase,

Idiom: sangat

tidak masuk

akal

Kal3.

Par2

Apalagi jika itu

dibandingkan dengan hasil

pemilihan umum yang

menempatkan Ratu Hemas

Latar What,

Who, How

Koherensi

Pembeda

Page 272: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

251

sebagai anggota Dewan

Perwakilan Daerah (DPD)

untuk kedua kalinya.

Kal1.

Par3

"Ke mana larinya suara

saya yang 80 persen itu?"

kata Ratu Hemas,

menyebutkan perolehan

suaranya pada Pemilu 2009.

Kutipan What,

Who,

How,

When

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kalimat

tanya

Lekikon:

Larinya

Kal2.

Par3

"Semakin jelas bahwa

survei itu hanya

pembenaran."

Kutipan What,

How

Kalimat

langsung,

Koherensi

penjelas

Leksikon:

survei,

pembenaran

Kal1.

Par4

Cara pengisian jabatan

Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta kembali

menjadi pangkal polemik

selama dua pekan terakhir.

Latar What,

How,

When

Koherensi

sebab-

akibat

Leksikon:

pangkal

polemik

Kal2.

Par4

Dalam draf Rancangan

Undang-Undang

Keistimewaan Yogyakarta,

pemerintah mengusulkan

agar Gubernur Yogyakarta

dipilih oleh rakyat, bukan

otomatis dijabat oleh Sultan

melalui penetapan

pemerintah.

Latar What,

Who, Why

Koherensi

penjelas

Leksikon:

otomatis

Kal1.

Par5

Sabtu lalu, Direktur Jenderal

Otonomi Daerah

Parafrase When,

Who,

Koherensi

Pembeda,

Leksikon:

mayoritas,

Page 273: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

252

Kementerian Dalam Negeri

Djohermansyah Djohan

mengatakan mayoritas

warga Yogyakarta juga

menginginkan pemilihan

langsung untuk pengisian

jabatan gubernur dan wakil

gubernur.

What,

How

Kalimat

tak

langsung

Label jabatan

Kal2.

Par5

Mengutip sebuah survei

pada 2010, dia

menyebutkan, warga yang

menginginkan pemilihan

gubernur mencapai 71

persen.

Parafrase What,

When,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Kata ganti

orang

Leksikon:

Mengutip,

survei

Kal1.

Par6

Pernyataan Djohermansyah

langsung menuai kritik.

Latar What,

Who, How

Koherensi

Sebab-

akibat

Leksikon:

menuai

Kal2.

Par6

Ketua gerakan Rakyat

Mataram, Widihasto

Wasono Putro, menuduh

survei seperti itu dilakukan

demi kepentingan politik

untuk mendukung

penghilangan keistimewaan

Yogyakarta.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

menuduh,

survei

Kal3.

Par6

“Itu jelas tak obyektif,” kata

Widihasto kemarin.

Kutipan Why, Who Koherensi

Penjelas,

Kalimat

Leksikon:

obyektif

Page 274: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

253

langsung

Kal4.

Par6

Gerakan Rakyat Mataram

pun mendesak Kementerian

Dalam Negeri membuka

lembaga survei tersebut

kepada masyarakat.

Parafrase Who,

What

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

mendesak,

survei

Kal5.

Par6

“Kalau berani launching,

harus transparan siapa

yang survei,” kata

Sekretaris Gerakan,

Krisnadi.

Kutipan What,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

launching,

transparan,

survei

Kal1.

Par7

Kemarin anggota Komisi

Pemerintahan Dalam Negeri

Dewan Perwakilan Rakyat,

Ignatius Moelyono, juga

menyayangkan pernyataan

Djohermansyah.

Latar When,

Who,What

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung

Label jabatan,

leksikon:

menyayangkan

Kal2.

Par7

"Jangan terlalu banyak

bikin statement yang

membuat situasi tidak

kondusif," kata politikus

Partai Demokrat itu.

Kutipan What,

How, How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

bikin,

statement,

kondusif

Kal1.

Par8

Menurut Moelyono,

kalaupun benar adanya,

hasil sebuah survei perlu

dikaji lebih mendalam.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsng

Idiom:

kalaupun,

Leksikon:

survei, dikaji

Kal2.

Par8

Apalagi saat ini sikap

sebagian warga Yogya

Parafrase What,

Who, How

Koherensi

penjelas,

Page 275: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

254

justru menunjukkan hal

sebaliknya, yakni

mendukung penetapan

gubernur.

Kalimat

tak

langsung

Kal1.

Par9

Menteri Dalam Negeri

Gamawan Fauzi

mengatakan hasil survei

bukan satu-satunya

rujukan pemerintah dalam

mengusulkan cara pengisian

jabatan Gubernur

Yogyakarta.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung,

Kata ganti

tak tentu

Leksikon:

survei,

rujukan

Kal2.

Par9

"Banyak rujukan lain yang

jadi pertimbangan," tulis

Gamawan dalam pesan

singkatnya kepada Tempo

kemarin.

Kutipan What,

How,

When

Koherensi

penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

rujukan,

pertimbangan

Kal1.

Par10

Dalam menyusun draf RUU

Keistimewaan Yogyakarta,

menurut Gamawan,

pemerintah juga telah

memperhatikan, membaca,

dan menyimak banyak

masukan.

Parafrase What,

How

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

masukan,

Singkatan

Kal2.

Par10

"Bukan satu pendapat, tapi

semua diskursus yang

menyangkut Yogya," kata

Gamawan.

Kutipan What,

How, Who

Koherensi

penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

diskursus

Sumber : Berita 2, tema Survei Mengenai Keistimewaan Yogyakarta

Page 276: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

255

c) Berita 3

Elemen struktur berita pilihan ketiga di Koran Tempo dengan tema

Survei Mengenai Keistimewaan Yogyakarta adalah berita dengan judul “Survei

Tandingan Disebar yang terbit pada edisi Kamis, 9 Desember 2010.

Tabel 24. Analisis Berita dengan Judul Survei Tandingan Disebar

Koran TEMPO (Kamis, 9 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Survei Tandingan Disebar Headline What,

How

Huruf dicetak

tebal,

Leksikon:

Survei,

Tandingan,

Disebar

Gusti Prabu

meninggalkan Demokrat

Kickers Who,

What

Kal1.

Par1

YOGYAKARTA --

Paguyuban Dukuh dan

Lurah di Daerah Istimewa

Yogyakarta telah

menyebarkan survei

tandingan tentang

pengisian posisi gubernur

dan wakil gubernur di

provinsi itu.

Lead Where,

Who,

What,

How

Koherensi

penjelas

Leksikon:

survei,

tandingan,

posisi

Kal1.

Par2

Isinya sangat sederhana,

hanya berisi dua pilihan,

Latar What,

How

Koherensi

penjelas,

Page 277: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

256

yakni setuju penetapan

Sultan Hamengku Buwono

dan Paku Alam menjadi

gubernur dan wakil

gubernur atau pemilihan.

Koherensi

pembeda

Kal2.

Par2

“Survei (pemerintah) itu

ngayawara, ngapusi karena

responden digiring untuk

mendukung pemilihan,”

kata Ketua Paguyuban

Semar Sembogo, Sukiman,

dalam audiensi dengan

anggota DPRD Provinsi

Yogyakarta kemarin.

Kutipan Who,

What,

How,

When

Koherensi

penjelas,

Kalimat

langsung,

Kalimat

pasif

Tanda kurung

untuk

menunjuk

kepada,

Metafora:

ngayawara,

ngapusi,

Leksikon:

Survei,

digiring, Label

jabatan,

Singkatan

Kal1.

Par3

Rencananya hasil survei

dibacakan pada 13

Desember nanti, bertepatan

dengan Rapat Paripurna

DPRD Provinsi Yogyakarta

dengan agenda penentuan

sikap tentang Rancangan

Undang-Undang

Keistimewaan Yogyakarta.

Latar What,

When,

How

Koherensi

penjelas

Leksikon:

survei

Kal2.

Par3

Ketua Fraksi Partai Amanat

Nasional Istianah Z.A.

mengingatkan Paguyuban

agar polling itu melibatkan

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

Label jabatan,

Leksikon:

polling

Page 278: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

257

seluruh masyarakat. langsung

Kal3.

Par3

“Hasilnya akan kami kirim

ke pusat sebagai

pembanding,” katanya.

Kutipan What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Kal1.

Par4

Survei ini “balasan” atas

hasil survei yang diyakini

oleh Direktorat Jenderal

Otonomi Daerah

Kementerian Dalam Negeri

bahwa 71 persen warga

Yogyakarta setuju gubernur

dipilih.

Latar What,

Who,

Why, How

Koherensi

penjelas,

Detail

Leksikon:

survei,

Perumpamaan:

“balasan”

Kal2.

Par4

Hasil survei inilah yang

dijadikan acuan pemerintah

pusat untuk memasukkan

pasal pemilihan gubernur

dan wakil gubernur ke

Rancangan Undang-Undang

Keistimewaan Yogyakarta

yang segera diserahkan

kepada Dewan Perwakilan

Rakyat.

Latar What,

Who, How

Koherensi

penjelas

Leksikon:

survei, acuan

Kal1.

Par5

Sikap pemerintah itu

memunculkan perlawanan

dari rakyat dan Keraton

Yogyakarta.

Latar What,

Who, Why

Koherensi

sebab-

akibat

Leksikon:

perlawanan

Page 279: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

258

Kal2.

Par5

Muncullah ide referendum

untuk menentukan cara

mengisi jabatan gubernur.

Latar How Koherensi

sebab-

akibat

Leksikon: ide,

referendum

Kal3.

Par5

Bahkan, kemarin, adik

Sultan Hamengku Buwono

X, Gusti Bendara Pangeran

Haryo Prabu Kusumo,

menyatakan mundur

sebagai anggota dan Ketua

Partai Demokrat Provinsi

Yogyakarta.

Latar When,

Who,

What

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

mundur

Kal4.

Par5

“Ini soal harga diri bapak

saya (Sri Sultan Hamengku

Buwono IX). Saya tak ingin

menjadi anak durhaka,”

kata Gusti Prabu kepada

Tempo di kediamannya di

Alun-alun Kidul.

Kutipan How,

Who,

Where

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Tanda kurung

untuk

menunjuk

kepada, Idiom:

anak durhaka

Kal1.

Par6

Keputusan Gusti Prabu

seiring dengan sikap

Demokrat, yang

menginginkan adanya

pemilihan.

Parafrase What,

Who, Why

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

seiring

Kal2.

Par6

Sekretaris Dewan Pembina

Demokrat Andi Alfian

Mallarangeng menyatakan

sikap ini disampaikan oleh

Ketua Dewan Pembina

Susilo Bambang

Parafrase Who,

What,

How,

When,

Where

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Label jabatan

Page 280: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

259

Yudhoyono dalam

pertemuan dengan pengurus

kabupaten/kota dan provinsi

Yogyakarta pada Sabtu

pekan lalu di Puri Cikeas.

Kal1.

Par7

Ketua DPRD Yoeke Indra

Agung Laksana mengatakan

sikap ketujuh fraksi akan

disampaikan dalam rapat

yang terbuka untuk umum.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsumh

Label jabatan

Kal2.

Par7

Hasilnya akan menjadi

keputusan DPRD dalam

bentuk surat penetapan.

Parafrase What,

How

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan

Kal3.

Par7

Sejauh ini enam partai

selain Demokrat tegas

menyatakan mendukung

penetapan.

Parafrase Who,

How,

What

Koherensi

penjelas

Leksikon:

tegas

Kal1.

Par8

Sukiman menjelaskan,

blangko survei versi

Paguyuban ukurannya

separuh kertas HVS ukuran

folio yang disertai kolom

alamat dan nomor kontak

lembaga pelaksana survei

serta nama, alamat,

pekerjaan, dan tanda tangan

responden.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung,

Detail

Leksikon:

survei, versi,

responden

Page 281: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

260

Kal2.

Par8

Sekretaris Gerakan Semesta

Rakyat Yogyakarta

(Gentaraja) Aji Bandjana

mengatakan blangko yang

sudah diisi diserahkan

melalui pengurus RT, RW,

lurah setempat, ketua

organisasi masyarakat, atau

Paguyuban.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan,

Leksikon:

blangko,

Paguyuban

Kal1.

Par9

Itu berbeda dengan format

blangko survei versi

pemerintah.

Latar How, Who Koherensi

pembeda,

Kata ganti

benda

Leksikon:

blangko,

survei,versi

Kal2.

Par9

Menurut Sukiman, pada

lembar survei dari pusat itu

tak tertera identitas

responden dan kapan

disebarkan.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

survei,

responden

Kal3.

Par9

Sebagai aparat pemerintah

desa, Sukiman pun tak

mengetahui survei itu.

Latar What,

Who, How

Koherensi

penjelas

Label jabatan,

Leksikon:

aparat, survei

Kal4.

Par10

“Kami minta warga DIY

menolak hasil survei itu,”

ujarnya.

Kutipan Who,

How,

What

Koherensi

Penjelas,

Kata ganti

orang,

Kalimat

langsung

Singkatan,

Leksikon:

survei

Sumber : Berita 3, tema Survei Mengenai Keistimewaan Yogyakarta

Page 282: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

261

d) Berita 4

Elemen struktur berita pilihan keempat di Koran Tempo dengan tema

Survei Mengenai Keistimewaan Yogyakarta adalah berita dengan judul Mayoritas

Responden Dukung Penetapan Sultan yang terbit pada edisi Senin, 13 Desember

2010.

Tabel 25. Analisis Berita dengan Judul Mayoritas Responden Dukung

Penetapan Sultan

Koran TEMPO (Senin, 13 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Mayoritas Responden

Dukung Penetapan Sultan

Headline How,

What,

Who

Huruf dicetak

tebal,

Leksikon:

Mayoritas,

Responden

Partai Demokrat

Yogyakarta berada dalam

tekanan

Kickers What Leksikon:

tekanan

Kal1.

Par1

YOGYAKARTA -

Berdasarkan hasil survei

sementara yang dilakukan

perangkat desa dan berbagai

elemen masyarakat DIY

pendukung penetapan per 12

Desember siang, sebanyak 92

persen responden dari 2.300

responden memilih

Lead Where,

What,

Who,

When,

How

Koherensi

penjelas,

Detail

Leksikon:

survei,

elemen,

responden

Page 283: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

262

penetapan.

Kal2.

Par1

Hanya 8 persen yang

mendukung pemilihan.

Lead How,

What

Koherensi

penjelas,

Detail

Kal3.

Par1

Hasil itu berdasarkan

penghitungan pada blangko

survei yang telah kembali.

Lead How,

What

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

blangko,

survei

Kal4.

Par1

“Hasil yang akan kami

umumkan besok 13

Desember (hari ini),” kata

Ketua Paguyuban Dukuh

DIY “Semar Sembogo”,

Sukiman, kepada Tempo

kemarin.

Lead,

Kutipan

How,

Where,

Who,

When

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

Paguyuban,

Singkatan,

Penggunaan

tanda petik

untuk

menunjuk

nama

Kal1.

Par2

Survei untuk mengetahui

jumlah pendukung penetapan

dan pemilihan Gubernur dan

Wakil Gubernur DIY itu telah

dilakukan dua bulan lalu.

Latar What,

How,

When

Koherensi

penjelas

Leksikon:

Survei

Kal2.

Par2

Jumlah blangko yang

disebar sebanyak 46 ribu.

Latar What,

How

Detail Leksikon:

blangko,

disebar

Kal3.

Par2

Tapi hanya 2.300 responden

yang mengembalikan.

Latar How Koherensi

penjelas,

Detail

Leksikon:

responden

Kal4.

Par2

Padahal disebar ke tiap

pedukuhan di Provinsi DIY.

Latar How Koherensi

penjelas

Singkatan

Page 284: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

263

Kal1.

Par3

Sukiman mengaku tak

semua penduduk DIY

mendapat blangko, dan

blangko akan ditambah

menjadi 100 ribu lembar.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Detail,

Kalimat

tak

langsung

Singkatan,

Leksikon:

blangko

Kal2.

Par3

Penduduk DIY sekitar 3 juta

jiwa “Kami kekurangan

tenaga,” kata Sukiman.

Kutipan Who,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Detail

Singkatan

Kal3.

Par3

Blangko yang sudah diisi

langsung dikembalikan

melalui dukuh, lurah, RT,

RW, ataupun organisasi

masyarakat.

Latar What,

How

Koherensi

penjelas,

Detail

Leksikon:

Blangko,

Idiom:

ataupun

Kal1.

Par4

Sukiman menyatakan jika

Dewan tak mendukung

penetapan, dia siap

menggelar kongres rakyat di

Alun-alun Utara Keraton

Yogyakarta untuk melantik

Sultan Hamengku Buwono X

dan Paku Alam IX sebagai

Gubernur dan Wakil

Gubernur DIY seumur

hidup.

Parafrase Who,

What,

How,

Where,

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Kata ganti

orang

Leksikon:

melantik,

Idiom: seumur

hidup

Kal1.

Par5

Ketua DPRD DIY Yoeke

Indra Agung Laksana

Parafrase Who,

How,

Koherensi

Pembeda,

Singkatan,

Leksikon:

Page 285: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

264

menegaskan, suara DPRD

DIY diharapkan bulat sesuai

aspirasi masyarakat yang

menurut dia mendukung

penetapan.

What Kalimat

tak

langsung,

Kata ganti

orang

bulat, aspirasi

Kal2.

Par5

“Kalau tidak bulat, kan ada

mekanisme lain yang bisa

ditempuh. Seperti melalui

voting,” kata Yoeke.

Kutipan How,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

bulat,

mekanisme

Kal1.

Par6

Adapun Presidium Pelaksana

Ketua Partai Demokrat DIY

sempat merumuskan

dukungan penetapan

Gubernur dalam pleno Sabtu

malam.

Latar Who,

What,

How,

When

Koherensi

pembeda

Label jabatan,

Singkatan,

Leksikon:

pleno

Kal2.

Par6

Ketua Majelis Pertimbangan

Daerah Partai Demokrat DIY

Sukardi mengakui, peserta

pleno banyak yang berada di

bawah tekanan untuk

menentukan sikap.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Label jabatan,

Singkatan,

Leksikon:

pleno,

tekanan

Kal3.

Par6

Ada tekanan dari keluarga,

tetangga, bahkan ada

informasi papan nama Partai

Demokrat di Kulon Progo

dicopot orang.

Parafrase How,

Who,

Where

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

tekanan,

dicopot

Kal4.

Par6

”Semalam itu kami ngalir

saja. Bukan berarti

mendukung penetapan, tapi

Kutipan When,

Who,

What,

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

Pengandaian:

ngalir,

Leksikon:

Page 286: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

265

memahami aspirasi

masyarakat yang mendukung

penetapan,” katanya.

How langsung,

Kata ganti

orang

aspirasi

Kal1.

Par7

Sementara itu, Wali Kota

Yogyakarta Herry Zudianto

menggelar aksi individual

dengan menurunkan bendera

Merah Putih menjadi

setengah tiang, kemarin, di

rumahnya di Gang Golo,

Kota Yogyakarta.

Latar Who,

What,

How,

When,

Where

Koherensi

pembeda

Leksikon:

individual,

Idiom:

setengah tiang

Kal2.

Par7

Herry mengenakan baju adat

Jawa peranakan warna hitam,

celana panjang hitam,

blangkon hitam, dan selop

hitam.

Latar Who,

What,

How

Koherensi

penjelas,

Detail

Kal3.

Par7

Di dada kirinya terselip

emblim Merah Putih.

Latar How,

What

Detail Leksikon:

terselip

Kal1.

Par8

Herry memulai aksi itu

dengan hormat pada bendera,

menurunkan menjadi

setengah tiang, dan

mencium ujung bendera.

Latar Who,

How,

What

Koherensi

penjelas,

Detail

Idiom:

setengah

tiang,

Koherensi:

mencium

Kal2.

Par8

Aksi yang dilakukan seorang

diri itu sebagai ekspresi

kedukaannya karena

Rancangan Undang-Undang

Keistimewaan Yogyakarta

menjadi polemik.

Latar What,

Why

Koherensi

penjelas

Idiom:

ekspresi

kedukaannya,

Leksikon:

polemik

Page 287: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

266

Kal3.

Par8

"Mestinya kan bisa

diselesaikan tanpa ada yang

terluka," kata Herry.

Kutipan How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Pengandaian:

terluka

Kal1.

Par9

Herry menyatakan tak akan

ikut aksi massa saat sidang

pleno DPRD itu.

Parafrase Who,

What,

How

Kalimat

penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

pleno

Kal2.

Par9

”Aksi saya, ya, sekarang

ini,” katanya.

Kutipan What,

Who,

When

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Kal3.

Par9

Herry juga tak akan

memobilisasi masyarakat

Yogyakarta dan pegawai ke

gedung DPRD itu.

Parafrase Who,

What,

Where

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Kalimat

aktif

Leksikon:

mobilisasi

Kal4.

Par9

“Perjuangan itu sesuai dengan

aspirasi masing-masing. Jadi

tidak bagus kalau

dimobilisasi.”

Kutipan Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kalimat

pasif

Leksikon:

aspirasi,

mobilisasi

Sumber : Berita 4, tema Survei Mengenai Keistimewaan Yogyakarta

Page 288: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

267

e) Berita 5

Elemen struktur berita pilihan kelima di Koran Tempo dengan tema

Survei Mengenai Keistimewaan Yogyakarta adalah berita dengan judul Sama-

sama Survei, Hasil Berkesebalikan yang terbit pada edisi Senin, 13 Desember

2010.

Tabel 26. Analisis Berita dengan Judul Sama-sama Survei, Hasil

Berkesebalikan

Koran TEMPO (Senin, 13 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Sama-sama Survei, Hasil

Berkesebalikan

Headline Kata ganti

tak tentu,

Kata kerja

tak

transitif

Huruf dicetak

tebal,

Leksikon:

Survei,

Berkesebalikan,

Konfiks

Kal1.

Par1

“Torture numbers, and they'll

confess to anything.”

Paksalah, gencetlah angka-

angka. Mereka akan

berbicara tentang apa pun.

Lead,

Kutipan

What,

How,

Who

Kalimat

langsung,

Kata kerja,

Kata ganti

tak tentu,

Kata ganti

orang

Metafora:

Torture

numbers, and

they'll confess

to anything,

Surfiks

Kal2.

Par1

Begitulah kata Gregg

Easterbrook, penulis Amerika

kelahiran 3 Maret 1953.

Lead What,

Who,

Where,

When

Koherensi

Penjelas

Surfiks

Page 289: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

268

Kal1.

Par2

Dalam debat seputar

keistimewaan Yogyakarta,

pihak-pihak yang beradu

pendapat pun memakai angka

dan statistik untuk

menguatkan argumen

mereka.

Latar What,

How,

Why

Koherensi

penjelas,

Kata ganti

tak tentu,

kata ganti

orang

Prefiks,

Leksikon:

debat,

statistik,

argumen

Kal2.

Par2

Terakhir, giliran perangkat

desa dan berbagai kelompok

warga pro-penetapan Sultan

sebagai Gubernur Yogya

melansir hasil survei versi

mereka.

Latar Who,

What,

How

Koherensi

penjelas

Leksikon:

survei ,versi

Kal3.

Par2

Hasilnya: 92 persen

responden memilih

penetapan.

Latar How,

Who,

What

Detail Leksikon:

responden

Kal1.

Par3

Ketua Paguyuban Dukuh se-

Daerah Istimewa Yogyakarta,

Sukiman, mengatakan angka

itu diperoleh dari 2.300

kuesioner yang telah

kembali dari 46 ribu

kuesioner yang disebarkan

panitia survei.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Detail

Leksikon:

Paguyuban,

kuesioner,

survei

Kal2.

Par3

Panitia akan menyebarkan

lagi kuesioner sehingga

totalnya menjadi 100 ribu.

Parafrase Who,

How

Koherensi

Penjelas,

Detail

Leksikon:

kuesioner,

Surfiks

Kal3.

Par3

“Memang tak sampai 3 juta,

karena kami kekurangan

Kutipan How,

Who,

Koherensi

Penjelas,

Page 290: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

269

tenaga,” kata Sukiman di

Yogyakarta kemarin,

merujuk pada jumlah

penduduk Yogyakarta.

Where,

When

Kalimat

langsung

Kal4.

Par3

“Ini kan sukarela.” Kutipan How Kalimat

langsung

Kal1.

Par4

Sabtu dua pekan lalu,

Direktur Jenderal Otonomi

Daerah Kementerian Dalam

Negeri Djohermansyah

Djohan mengatakan hal

sebaliknya.

Latar When,

Who,

What

Koherensi

pembeda

Label jabatan

Kal2.

Par4

Mengutip sebuah survei pada

2010, dia menyebutkan,

warga yang menginginkan

pemilihan gubernur mencapai

71 persen.

Parafrase How,

What,

When,

Koherensi

penjelas,

Kata ganti

orang,

Detail

Leksikon:

survei

Kal3.

Par4

Sejauh ini belum ada

penjelasan seputar metode

survei rujukan pemerintah

itu.

Latar How,

What,

Who

Koherensi

penjelas

Leksikon:

metode,

survei, Surfiks

Kal4.

Par4

Lembaga yang logonya

tercantum dalam kuesioner

survei pun emoh memberi

penjelasan.

Latar Who,

How

Koherensi

penjelas

Leksikon:

survei, emoh

Kal1.

Par5

Di luar itu, ada harian

Kompas yang sejak 2008

hingga 2010 rutin menggelar

jajak pendapat.

Latar Who,

When,

What,

How

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

jajak

pendapat

Page 291: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

270

Kal2.

Par5

Pertanyaan tim Kompas,

“Apakah sebaiknya Gubernur

Yogyakarta dipilih langsung

atau ditetapkan?” Hasil jajak

pendapat pertama, pada 12

September 2008,

menunjukkan 79,9 persen

responden mendukung

penetapan.

Parafrase How,

Who,

When,

What

Detail Tanda petik

untuk

menunjuk

pertanyaan

Kal3.

Par5

Pada survei terakhir, 22

Oktober 2010, tinggal 53,5

persen responden yang

mendukung penetapan.

Parafrase What,

When,

How

Detail Leksikon:

survei,

responden

Kal1.

Par6

Berbeda dengan dua survei

oleh pihak yang bertikai,

Kompas memaparkan

metode jajak pendapat

mereka.

Latar How,

Who

Koherensi

penjelas,

Kata ganti

orang

Leksikon:

survei,

metode, jajak

pendapat

Kal2.

Par6

Pengumpulan pendapat

dilakukan per telepon.

Latar What,

How

Koherensi

penjelas

Kal3.

Par6

“Responden 17 tahun ke atas

dipilih secara acak, melalui

metode pencuplikan

sistematis,” tulis Kompas (2

Desember).

Kutipan Who,

How

Koherensi

penjelas

Leksikon:

acak, metode,

sistematis

Kal4.

Par6

Lain survei, lain pula

hasilnya.

Latar What,

How

Proposisi

kategorial

Leksikon:

survei

Sumber : Berita 5, tema Survei Mengenai Keistimewaan Yogyakarta

Page 292: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

271

Pada tema Survei Mengenai Keistimewaan Yogyakarta, terdapat lima

buah judul pilihan di Koran Tempo antara lain “71 Persen Warga Ingin

Pemilihan”, Keraton Yogya Curiga Survei Direkayasa, Survei Tandingan

Disebar, Mayoritas Responden Dukung Penetapan Sultan, Sama-sama

Survei Hasil Berkesebalikan. Dari unsur sintaksis, pada kelima judul berita ini

terlihat bahwa Koran Tempo, berusaha mewakili tiga bentuk survei atas pro-

kontra pemilihan atau penetapan gubernur DIY. Antara satu judul yang dipakai

Koran Tempo dengan judul lainnya ada perbedaan pembahasan, yaitu: judul 1

yang berbunyi “71 Persen Warga Ingin Pemilihan” digunakan untuk

membawahi berita tentang survei dari Kemendagri, tampaknya penyematan tanda

petik pada judul ini dimaksudkan Koran Tempo untuk menegaskan bahwa 71

persen tersebut masih perlu dipertanyakan keabsahannya, karena hasil tersebut

hanya sebatas pengakuan dari Kemendagri yang belum disebutkan secara jelas,

apa nama lembaga survei yang digunakan. Pada judul 2 yang berbunyi Keraton

Yogya Curiga Survei Direkayasa digunakan untuk membawahi kecurigaan

Gusti Kanjeng Ratu Hemas atas survei dari Kemendagri, judul 3 yang berbunyi

Survei Tandingan Disebar dipakai untuk membawahi tindakan Paguyuban

Semar Sembogo dalam mengadakan survei tandingan, guna menguji hasil survei

Kemendagri. Judul 4 yang berbunyi Mayoritas Responden Dukung Penetapan

Sultan, untuk membawahi hasil survei tandingan yang digelar Paguyuban Semar

Sembogo, sedangkan pada judul berita 5 yang berbunyi Sama-sama Survei Hasil

Berkesebalikan dipergunakan Koran Tempo untuk menilai, bahwa hasil survei

Kemendagri yang menyatakan mayoritas mendukung pemilihan, berbeda dengan

Page 293: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

272

hasil survei dari Paguyuban Semar Sembogo dan Jajak pendapat Kompas yang

keduanya menghasilkan kesimpulan, bahwa masyarakat DIY memilih penetapan.

Unsur skrip, berita-berita ini sudah mencakup 5W+1H dengan unsur

How menjadi unsur dominan. Unsur tematik, tema yang diambil oleh Koran

Tempo dari kelima berita di atas adalah satu, yakni mengenai Survei publik

terhadap opsi penetapan atau pemilihan dalam mekanisme pengangkatan gubernur

DIY.

Unsur retoris, penonjolan yang dilakukan oleh Koran Tempo dalam

berita diatas agar terlihat menarik perhatian khalyak pembacanya adalah melalui

penggunaan beberapa leksikon, idiom, juga metafora. Sehingga dari paparan

kelima berita di atas dapat dinilai bahwa Koran Tempo dalam mengemas realitas

tentang survei publik terkait mekanisme jabatan gubernur DIY, yang dituangkan

pada pemberita, berusaha menerapkan prisip berita berimbang dengan

memaparkan hasil survei dari semua pihak, baik yang dilakukan pihak pro

pemilihan maupun pihak pro penetapan. Hasil analisis dengan membagi elemen

berita berdasarkan struktur penyusunnya ini serupa dengan penelitian yang pernah

ada tentang kampanye cawali dan cawawali dalam pilkada Solo.58

4. Analisis Teks Berita dengan Tema Sikap Setgab Terkait RUU Keistimewaan

DIY

Elemen struktur berita pilihan di Koran Tempo mengenai Sikap Setgab

Terkait RUU Keistimewaan DIY adalah berita dengan judul Setgab Koalis i

Bentuk Tim Melobi Sultan yang terbit pada edisi Sabtu, 18 Desember 2010.

58 Eni Widiastuti, Loc.Cit.

Page 294: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

273

Tabel 27. Analisis Berita dengan Judul Setgab Koalisi Bentuk Tim Melobi

Sultan

Koran TEMPO (Sabtu, 18 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Setgab Koalisi Bentuk Tim

Melobi Sultan

Headline Who,

How

Huruf dicetak

tebal, Prefiks,

Leksikon:

Melobi

Kal1.

Par1

JAKARTA -- Beberapa

partai yang tergabung dalam

Sekretariat Gabungan Partai

Koalisi pendukung

pemerintah Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono

membentuk tim kecil.

Lead Where,

Who,

How

Koherensi

Penjelas

Sufiks

Kal2.

Par1

Tim nantinya akan bertemu

dengan Sultan Hamengku

Buwono X berkaitan dengan

polemik yang terjadi di

seputar masalah

keistimewaan Yogyakarta.

Lead Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

polemik,

masalah

Kal1.

Par2

Pembentukan tim itu

disampaikan oleh Ketua DPP

Partai Kebangkitan Bangsa

Marwan Ja'far kepada Tempo

di Jakarta kemarin.

Latar What,

Who,

Where,

When

Koherensi

Penjelas

Singkatan,

Label jabatan

Kal2. Menurut dia, tim kecil ini Parafrase What, Koherensi Singkatan

Page 295: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

274

Par2 akan dipimpin oleh Aburizal

Bakrie sebagai Ketua Harian

Setgab.

How,

Who

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Kata ganti

orang

Kal1.

Par3

"Tim kecil ini bertugas

melakukan penyerapan

aspirasi dan sosialisasi

kepada Sultan Hamengku

Buwono X dan Paku Alam,"

kata Marwan.

Kutipan What,

How,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

aspirasi,

sosialisasi

Kal2.

Par3

Waktunya akan dilakukan

pada masa reses Dewan

Perwakilan Rakyat.

Parafrase What,

How,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

masa reses ,

Sufiks

Kal3.

Par3

Rencananya, pertemuan itu

akan berlangsung beberapa

kali.

Parafrase How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Sufiks

Kal4.

Par3

"Mungkin targetnya satu

bulan."

Kutipan How Kalimat

langsung

Sufiks

Kal1.

Par4

Menurut Marwan, tim kecil

juga akan mendalami

pendapat akademis soal

keistimewaan Yogyakarta.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Leksikon:

akademis

Page 296: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

275

Kal2.

Par4

Tujuannya, agar tidak ada

kesan "head-to-head" antara

pemerintah dan Keraton.

Parafrase What,

Why,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Pengandaian:

head-to-head,

Sufiks

Kal1.

Par5

Ia membantah anggapan

bahwa saat tim bertemu

dengan Sultan, Setgab sudah

membawa sebuah sikap.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung,

Kata ganti

orang

Singkatan

Kal2.

Par5

Misalnya mendukung

pemerintah dalam polemik

keistimewaan Yogyakarta.

Parafrase How,

Who,

What

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Sufiks,

Leksikon:

polemik

Kal3.

Par5

"Setgab hanya ingin Sultan

lebih terbuka soal

keinginannya," ujar Marwan.

Kutipan Who,

What,

How

Kalimat

langsung

Singkatan,

Leksikon: soal,

Sufiks

Kal1.

Par6

Polemik soal keistimewaan

Yogyakarta muncul berkaitan

dengan mekanisme pengisian

jabatan Gubernur dan Wakil

Gubernur DIY dalam RUUK

DIY.

Latar What,

How

Koherensi

sebab-

akibat

Leksikon:

Polemik, soal,

mekanisme,

Singkatan,

Konfiks

Kal2.

Par6

Dalam rancangan ini,

pemerintah berkukuh bahwa

jabatan tersebut diisi dengan

Latar What,

Who,

How

Koherensi

Pembeda

Leksikon:

mekanisme

Page 297: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

276

pemilihan, sedangkan warga

dan tokoh di Yogyakarta,

termasuk Sultan,

menghendaki mekanisme

penetapan.

Kal3.

Par6

Kamis lalu, surat amanat

presiden tentang pengajuan

RUUK DIY sudah diterima

Dewan Perwakilan Rakyat.

Latar When,

What,

How,

Who

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

amanat,

Konfiks,

Singkatan

Kal1.

Par7

Menteri Dalam Negeri

Gamawan Fauzi

mempersilakan jika Dewan

akan melakukan dialog

dengan Sultan untuk

membahas rancangan

tersebut.

Parafrase Who,

How,

What

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

dialog

Kal2.

Par7

"Jika DPR akan dialog

dengan Sultan, saya kira itu

bagus, lanjutkan saja,"

katanya di kantor Presiden

kemarin, "Kita sudah kirim

ke DPR, tinggal DPR untuk

membicarakan dengan

masyarakat Yogya dan Sultan

kalau perlu."

Kutipan Who,

Where,

When,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

Kata ganti

orang

Singkatan,

Sufiks,

Leksikon:

dialog

Sumber : Berita 1, tema Sikap Setgab Terkait RUU Keistimewaan DIY

Pada tema Sikap Setgab Terkait RUU Keistimewaan DIY, berita yang

diturunkan Koran Tempo berjudul Setgab Koalisi Bentuk Tim Melobi Sultan.

Dari unsur Sintaksisnya, leksikon: melobi yang dipilih dalam judul berita

Page 298: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

277

memiliki arti melakukan pendekatan secara tidak resmi, pilihan leksikon: melobi

sebenarnya kurang tepat karena terlalu berlebihan dan memunculkan persepsi

pembaca bahwa ada unsur kepentingan di dalamnya. Dalam berita ini Koran

Tempo menggunakan dua narasumber, dimana pendapat narasumber kedua

dikesankan menanggapi pendapat narasumber utama, narasumber utama yaitu

Ketua DPP PKB Marwah Ja’far, dan narasumber kedua adalah Mendagri

Gamawan Fauzi.

Unsur skrip, unsur pembentuk berita dalam pemberitaan ini sudah

memenuhi unsur 5W+1H, dengan unsur How sebagai unsur dominan di

dalamnya.

Unsur tematik, tema yang dipilih Koran Tempo dalam berita ini hanya

satu, yaitu pembentukan tim kecil oleh anggota setgab, untuk bertemu dengan

Sultan Hamengku Buwono X.

Unsur retoris, pada berita ini tidak ada kemenonjolan pemberitaan secara

mencolok dengan grafis maupun foto, tetapi hanya dengan pemilihan penggunaan

kata seperti tampak pada singkatan, leksikon, dan pengandaian didalamnya.

Dari paparan di atas dapat terlihat bahwa dalam berita ini Koran Tempo

lebih menonjolkan satu sisi pendapat narasumber yaitu Ketua DPP PKB

Marwah Ja’far sebagai pengisi mayoritas pemberitaan, sebelum dikesankan

memperoleh tanggapan oleh Mendagri Gamawan Fauzi sebagai narasumber

kedua.Tetapi diantara kutipan kedua narasumber tersebut Koran Tempo tetap

berusaha menyisipkan sebuah latar guna memperoleh korelasi antara kedua

pendapat narasumber ini. Hasil analisis dengan membagi elemen berita

Page 299: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

278

berdasarkan struktur penyusunnya ini serupa dengan penelitian yang pernah ada

tentang sengketa tanah sriwedari Solo.59

5. Analisis Teks Berita dengan Tema Mundurnya GBPH Prabukusumo dari

Partai Demokrat Terkait Isu Keistimewaan DIY

Elemen struktur berita pilihan di Koran Tempo mengenai Mundurnya

GBPH Prabukusumo dari Partai Demokrat Terkait Isu Keistimewaan DIY adalah

berita dengan judul Pangeran Yogya Tinggalkan Demokrat yang terbit pada edisi

Kamis, 9 Desember 2010.

Tabel 28. Analisis Berita dengan Judul Pangeran Yogya Tinggalkan

Demokrat

Koran TEMPO (Kamis, 9 Desember 2010)

Kal.

Par

Proposisi Sintaksis Skrip Tematik Retoris

Pangeran Yogya

Tinggalkan Demokrat

Headline Who,

What

Huruf dicetak

tebal, Leksikon:

Tinggalkan

Tak Diundang dalam

pertemuan di Cikeas

Kickers What,

Where

Koherensi

Penjelas

Terdapat foto

dari wartawan

Tempo/Bernada

Ruruit dengan

caption: Gusti

Bendoro

Pangeran

Haryo

59 Danang Pidekso, Loc.Cit.

Page 300: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

279

Prabukusumo

(berkemeja

batik) di

kediamannya,

Yogyakarta,

kemarin.

Kal1.

Par1

Yogyakarta -- Adik Sri

Sultan Hamengku Buwono

X, Gusti Bendara Pangeran

Haryo Prabu Kusumo,

memutuskan mundur dari

kepengurusan dan

keanggotaannya di Partai

Demokrat.

Lead Where,

Who,

What

Koherensi

Penjelas

Konfiks,

Leksikon:

mundur

Kal2.

Par1

Keputusan ini merupakan

buntut kontroversi tentang

pemilihan Gubernur Daerah

Istimewa Yogyakarta.

Lead How Koherensi

Penjelas

Leksikon:

buntut,

kontroversi

Kal1.

Par2

“Malam nanti Prabu

Kusumo menyatakan resmi

mundur,” kata orang dekat

Pangeran Prabu kepada

Tempo kemarin.

Kutipan When,

Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Leksikon:

resmi, mundur

Kal2.

Par2

Sebelumnya, setelah

menemui para seniman di

kediamannya, Alun-alun

Kidul, Yogyakarta, Pangeran

Prabu menyatakan,

“Kemungkinan mundur,

Kutipan What,

Who,

Where,

How

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Sufiks,

Leksikon:

mundur

Page 301: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

280

tunggu nanti malam saja.”

Kal1.

Par3

Tempo pun menanyakan

pendapatnya tentang harapan

Ketua Dewan Pembina

Demokrat yang juga

presiden, Susilo Bambang

Yudhoyono, agar Pangeran

Prabu, yang juga Ketua

Demokrat Provinsi

Yogyakarta, tak mundur

dari partai.

Latar,

Parafrase

What,

Who,

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

tak

langsung,

Kata kerja

transitif

Sufiks,

Leksikon:

mundur

Kal2.

Par3

Presiden menyampaikan hal

itu kepada sejumlah

pengurus Demokrat

Yogyakarta di Puri Cikeas,

Sabtu pekan lalu.

Latar Who,

What,

Where,

When

Koherensi

Penjelas,

Kata kerja

transitif

Kal3.

Par3

“Tidak bisa,” ucapnya tegas. Kutipan How,

What

Koherensi

Pembeda,

Kalimat

langsung

Kal4.

Par3

“Ini soal harga diri bapak

saya (Sri Sultan Hamengku

Buwono IX). Saya tak ingin

menjadi anak durhaka.”

Kutipan What,

Why

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung,

kata ganti

orang

Leksikon: soal,

Idiom: harga

diri, anak

durhaka,

Tanda kurung

menunjuk

kepada

Kal1.

Par4

Di hadapan para seniman

tradisional, Pangeran Prabu

Latar What,

Who,

Koherensi

Penjelas,

Page 302: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

281

menangis ketika

menyampaikan alasan

pembelaannya terhadap

martabat ayahnya.

How Kata kerja

transitif

Kal2.

Par4

Dalam acara itu para seniman

mendesak Demokrat

Yogyakarta mendukung

penetapan Sultan sebagai

gubernur.

Latar What,

Who,

How

Koherensi

Penjelas

Kal2.

Par4

Sejumlah seniman pun tak

bisa membendung air mata.

Latar Who,

What

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

membendung,

Prefiks, Idiom:

air mata

Kal3.

Par4

Suasana hening. Latar How Koherensi

Penjelas

Leksikon:

hening

Kal1.

Par5

Ia menjelaskan, ayahnya dan

Paku Alam VIII telah

mengorbankan harga diri

dengan mengumumkan

Amanat 5 September 1945,

yang menyerahkan negara

Ngayogyakarta Hadiningrat

yang berdaulat kepada

Indonesia.

Parafrase Who,

What,

How

Koherensi

Penjelas,

Kata ganti

orang,

Kata kerja

transitif,

Detail

Idiom: harga

diri

Kal2.

Par5

“Artinya apa? Harga diri

bapak, yang tadinya berkuasa

penuh, menjadi sangat

sangat terbatas. Kalau

sekarang masih diucik-ucik,

Kutipan What,

How,

Who

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Sufiks,

Leksikon:

harga diri,

diucik-ucik,

Konfiks

Page 303: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

282

itu keterlaluan,” kata

Pangeran Prabu.

Kal1.

Par6

Rencana mundur sudah

disampaikannya beberapa

hari lalu jika pemerintah

berkeras mengusulkan

pemilihan Gubernur

Yogyakarta dalam

Rancangan Undang-Undang

Keistimewaan Yogyakarta.

Latar What,

When,

Who,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

mundur,

Prefiks

Kal2.

Par6

Selama ini Sultan Hamengku

Buwono dan Paku Alam

otomatis ditetapkan sebagai

gubernur dan wakil gubernur.

Latar Who,

How

Koherensi

Penjelas

Leksikon:

otomatis

Kal3.

Par6

Pemerintah tetap

menginginkan ada pemilihan.

Latar Who,

What,

How

Koherensi

Pembeda

Kal4.

Par6

Sikap Demokrat pun sama,

yakni mendukung pemilihan.

Latar What,

How

Koherensi

Penjelas

Kal1.

Par7

Menurut Sekretaris Dewan

Pembina Demokrat Andi

Alifian Mallarangeng, sikap

itu disampaikan dalam

pertemuan Yudhoyono dan

pengurus pusat dengan

pengurus kabupaten/kota dan

provinsi se-Yogyakarta pada

Sabtu pekan lalu.

Parafrase Who,

What,

How,

When

Koherensi

penjelas,

Kalimat

tak

langsung

Label jabatan

Kal2. Hadir dalam pertemuan, Latar What, Koherensi Label jabatan

Page 304: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

283

Par7 antara lain, Ketua Demokrat

Kota Yogyakarta Sinarbiyat

Nujanat, Sekretaris

Demokrat Provinsi Agus

Bastian, dan Wakil Ketua

DPRD Provinsi Yogyakarta

dari Demokrat, Sukedi. Tapi

Pangeran tak hadir.

Who,

How

penjelas,

Detail

Kal1.

Par8

Menteri Pemuda dan

Olahraga ini pun

mempersilakan jika Pangeran

hendak mengundurkan diri.

Latar Who,

How,

What

Koherensi

Penjelas

Label jabatan

Kal2.

Par8

"Hak seseorang untuk

menjadi anggota atau tidak,”

ujarnya kemarin.

Kutipan How,

When

Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Sufiks

Kal1.

Par9

Pangeran Prabu mengaku

tak diundang dalam

pertemuan itu.

Latar Who,

How,

What

Koherensi

penjelas

Kal2.

Par9

“Demi Allah.” Padahal,

telepon rumah dan telepon

selulernya selalu aktif.

Kutipan How Koherensi

Penjelas,

Kalimat

langsung

Sufiks, Idiom:

Demi Allah

Sumber : Berita 1, tema Mundurnya GBPH Prabukusumo dari Partai Demokrat Terkait Isu Keistimewaan DIY

Pada tema Mundurnya GBPH Prabukusumo dari Partai Demokrat

Terkait Isu Keistimewaan DIY, berita pilihan di Koran Tempo adalah berita

berjudul Pangeran Yogya Tinggalkan Demokrat. Dari unsur Sintaksis, judul

berita yang dipakai Koran Tempo dengan tidak menyebut nama melainkan

Page 305: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

284

menunjuk status darah biru, sebagai putra keraton Yogyakarta dengan sebutan

Pangeran, menggambarkan bahwa Koran Tempo ingin menonjolkan latar

belakang silsilah si subyek sebagai bagian dari kaum ningrat. Namun

penggunaan leksikon: tinggalkan sebagai kata penjelas dirasa kurang tepat,

karena leksikon: tinggalkan itu akan membentuk persepsi pembaca, bahwa

beliau pergi dengan tidak hormat. Seharusnya yang digunakan adalah

leksikon: meninggalkan/mengundurkan diri, karena menggambarkan sesuatu

yang lebih halus dan lebih menjelaskan bahwa beliau lebih memilih asal

usulnya, dari pada jabatan politik kepartaian yang disandangnya. Dalam lead

berita ini Koran Tempo memberikan sedikit gambaran alasan mundur GBPH

Prabukusumo, berikut isinya:

Yogyakarta -- Adik Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Bendara Pangeran Haryo Prabu Kusumo, memutuskan mundur dari kepengurusan dan keanggotaannya di Partai Demokrat. Keputusan ini merupakan buntut kontroversi tentang pemilihan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. (Lihat Tabel 28, Kalimat 1 & 2. Paragraf 1)

Dalam pemilihan narasumber sendiri, dalam berita ini koran Tempo menempatkan

pendapat GBPH Prabukusumo sebagai narasumber utama melalui kutipan

langung, disertai kutipan pendapat orang dekat beliau sebagai penjelas, juga

pendapat Sekretaris Dewan Pembina Demokrat Andi Alfian Malarangeng sebagai

pihak yang menanggapi.

Unsur skrip, berita ini secara keseluruhan telah memenuhi unsur

pembentukan berita karena unsur 5W+1H sudah tercakup dalam pemberitaan.

Dengan unsur How sebagai unsur yang mendominasi.

Unsur tematik, tema yang dipilih oleh Koran Tempo dalam berita ini

hanya tentang pengunduran diri GPBH Prabukusumo. Dalam berita ini terlihat

Page 306: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

285

bahwa Koran Tempo berusaha menggali penyebab mundurnya Prabukusumo

dengan mengisahkan alasan-alasan beliau yang dikompair dengan tanggapan dari

Partai Demokrat sendiri.

Unsur retoris, sesuatu yang coba dipakai Koran Tempo untuk

menonjolkan pemberita adalah foto yang menggambarkan suasana saat proses

pertemuan GBPH Prabukusumo dengan para seniman guna memaparkan

keinginan mundurnya dari Demokrat.

Secara keseluruhan Koran Tempo dalam pemberitaan ini, coba

menyampaian pesan dengan cara bercerita tertentu, dengan menonjolkan satu sisi

subyek utama disertai tanggapan dari subyek lain yang punya sangkut paut

dengan kisah subyek utama tadi, untuk mencoba berimbang. Hasil analisis dengan

membagi elemen berita berdasarkan struktur penyusunnya ini serupa dengan

penelitian yang pernah ada tentang wacana terorisme pasca teror bom bali.60

C. MATRIK ANALISIS FRAME BERITA

a. Harian Kompas

NO. TEMA Judul Berita Frame Kompas

1. RUU Keistimewaan

Yogyakarta Versi

Pemerintah

a. Pemerintah Usul

Gubernur Dipilih

Gubernur tetap

dipilih secara

Demokratis

b. Keistimewaan

Versi Pemerintah

Pemerintah

Bersikukuh

Gubernur DIY

dipilih

60 Muhammad Amin M, Loc.Cit.

Page 307: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

286

c. Sultan Hanya

Dijadikan Simbol

Sultan HB dan

Paku Alam

sebagai

Gubernur

Utama dan

Wagub Utama

2. Survei Mengenai

Keistimewaan

Yogyakarta

a. Lebih Suka

Penetapan

Jajak Pendapat

Kompas tahun

2008-2010

hasilnya

mayoritas

memilih

penetapan

b. Survei Menjadi

Acuan

Kemendagri

Survei

Kemendagri

menunjukkan 71

persen

menghendaki

pemilihan

c. Publik

Cenderung

Terima

Keistimewaan

Penilaian opini

publik oleh

Kompas tahun

2010, hasilnya

mayoritas

menerima sifat

kekhususan DIY

3. Sikap Setgab

Terkait RUU

Keistimewaan DIY

a. Setgab Terpecah

soal Yogyakarta

Pro-Kontra

sikap Setgab

Page 308: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

287

b. Koran Tempo

NO. TEMA Judul Berita Frame Koran

Tempo

1. Usulan

Referendum

a. Yogyakarta

Gulirkan

referendum

Masyarakat

Yogyakarta

inginkan

Referendum

b. Pemerintah

Berhati-hati

Sikapi Isu

Referendum

Desakan

Referendum

disikapi hati-hati

oleh Pemerintah

c. Silakan Yogya

Gelar

Referendum

Pro-Kontra sikap

atas usulan

referendum dari

Sultan

2. RUU

Keistimewaan

Yogyakarta Versi

Pemerintah

a. Usulan

Pemerintah Tetap

Gubernur Yogya

Dipilih

Dalam draf

RUUK DIY

pemerintah

berkukuh

Gubernur dipilih

b. Sultan Dijadikan

Gubernur Utama

Kemendagri

memfinalisasi

tugas Sultan

sebagai Gubernur

Utama

c. Pemerintah

Ngotot Gubernur

Yogya Harus

Pemerintah

berkeras,

mekanisme

Page 309: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

288

Dipilih pemilihan bagi

Gubernur DIY

3. Survei Mengenai

Keistimewaan

Yogyakarta

a. 71 Persen Warga

Ingin Pemilihan

Klaim pemerintah

atas hasil survei

71 persen

pemilihan

b. Keraton Yogya

Curiga Survei

Direkayasa

Gusti Hemas

mempertanyakan

kesahikan survei

dari Kemendagri

c. Survei Tandingan

Disebar

Paguyuban

Dukuh dan Lurah

se-DIY

mengadakan

survei balasan

d. Mayoritas

Responden

Dukung

Penetapan Sultan

Hasil Survei

Paguyuban

Dukuh dan Lurah

se-DIY, 92 persen

responden

dukung

penetapan

e. Sama-sama

Survei, Hasil

Berkesebalikan

Hasil survei

Kemendagri

berbeda dengan

hasil survei dari

Paguyuban Semar

Sembogo dan

Jajak Pendapat

Page 310: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

289

Kompas

4. Sikap Setgab

Terkait RUU

Keistimewaan DIY

a. Setgab Koalisi

Bentuk Tim

Melobi Sultan

Tim bentukan

Setgab bertugas

melakukan

penyerapan

aspirasi dan

sosialisasi kepada

Sultan

5. Mundurnya GBPH

Prabukusumo dari

Partai Demokrat

Terkait Isu

Keistimewaan DIY

a. Pangeran Yogya

Tinggalkan

Demokrat

Harga diri Sultan

HB IX sebagai

alasan GBPH

Prabukusumo

mundur dari

Partai Demokrat

D. KEBIJAKAN REDAKSIONAL HARIAN KOMPAS DAN KORAN

TEMPO

Dari hasil pembedahan teks berita di Harian Kompas dan Koran Tempo

mengenai isu seputar keistimewaan DIY di atas, Peneliti akan mencoba

mencocokkannya dengan melihat seperti apa kebijakan keredaksionalan yang

dipakai oleh kedua media massa tersebut, yang diperoleh melalui in depth

interview. Peneliti mengambil dua orang dari masing-masing media, yaitu di

pihak Kompas ada Kepala Perwakilan Kompas Yogyakarta yang merangkap

wartawan; Pak Thomas Pudjo Widijanto, dan reporter Kompas; Aloysius B

Kurniawan. Sedangkan di pihak Koran Tempo ada Pak Phillipus SMS Parera

Page 311: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

290

selaku Kepala Tempo Biro Yogyakarta yang merangkap redaktur berita, dan Pito

Agustin Rudiana selaku reporter Koran Tempo.

Penilaian terhadap isu seputar keistimewaan DIY. Wartawan Kompas

menilai isu seputar keistimewaan DIY sebagai isu yang menarik, seperti yang

terlihat pada kutipan wawancara dengan Pak Thomas Pudjo Widijanto pada Senin,

7 November 2011 berikut ini:

E... sebagai wartawan mungkin memang isu menarik ya... terutama isu menarik dan e... bagi masyarakat DIY, keistimewaan DIY itu memang terletak pada Sultan dan wakilnya... dan Paku Alam gitu... jadi... makanya... dan itu sudah kayak menyejarah gitu lho bagi masyarakat, jadi saya itu tidak pernah yang namanya punya Gubernur itu orang luar gitu, kita punya gubernur itu selalu Sultan gitu, sehingga ketika ini digoncang, ya masyarakat goncang... dan itu sebagian besar. Oke... katakan enam puluh persen aja tergoncang oleh isu-isu ini... dan kami sebagai wartawan di samping punya penilaian menarik, juga ingin memberikan benar-benar e... pemahaman kepada masyarakat luas bagaimana sebenarnya seharusnya DIY ini dipimpin, apakah penetapan, apakah e... itu pemilihan.

Pada faktor yang menjadi pertimbangan Harian Kompas dan Koran

Tempo mengangkat isu keistimewaan DIY menjadi berita. Harian Kompas dan

Koran Tempo memiliki persamaan pandangan dalam memandang bentuk

demokrasi yang terjadi pada isu keistimewaan DIY yang mengacu pada RUUK

DIY, tampak dari kutipan hasil wawancara berikut:

E... Kompas juga harus mendudukkan masalah propinsi ini, itu sesuai dengan kondisinya gitu... jadi kalau toh memang e... kita selalu ingin mengangkat bahwa e... kalau mau penetapan misalnya, kami juga memberikan kesempatan... menulis, atau e... kita menulis memang penetapan... tapi ada pihak yang pro pemilihan... ya kita mengangkat pemilihan begitu, jadi e... isu ini adalah isu bagaimana misalnya membangun demokrasi, membangun demokrasi itu apakah harus pemilihan... ini banyak di... di kasus RUUK sendiri memunculkan banyak pelajaran, salah satunya memang membangun demokrasi itu... yang kedua adalah bagaimana sejarah memberikan warna pada penetapan pemerintahan itu akan terlihat gitu tentang RUUK. (Thomas Pudjo Widijanto; Senin, 7 November 2011)

Kalau RUUK ini sebenarnya awalnya baik-baik saja ya, tidak ada masalah ya, kemudian ketika muncul soal mekanisme pengisisan jabatan itu yang kemudian ceritanya menjadi ribet, menjadi persoalan karena ternyata ada perbedaan pandangan yang ternyata itu sangat prinsipil, saya sih melihatnya lebih pada ini ya... konteks persoalan disini adalah persoalan demokrasi, artinya,

Page 312: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

291

terlepas itu omongannya SBY atau bantahan dari Sultan, artinya masyarakat punya hak untuk menentukan siapa orang yang layak menjadi pemimpinnya di daerahnya... begitu, cuman kan kemudian di DIY kan spesifik karena mengacu pada status istimewa itu, nah kemudian itu yang kesannya membedakan DIY dengan daerah atau propinsi yang lain begitu. (Pito Agustin Rudiana; Selasa, 2 Agustus 2011)

Aspirasi penetapan oleh masyarakat Yogyakarta terkait RUUK DIY oleh kedua

perwakilan media dianggap juga merupakan salah satu bentuk demokrasi. Seperti

yang dikatakan Sudi Silalahi 61, penerapan nilai-nilai universal demokrasi juga

telah memfasilitasi kebebasan sipil yang makin meningkat di beberapa tahun

terakhir. Meningkatnya kinerja kebebasan sipil itu, nampak dari makin

membaiknya jaminan terhadap kebebasan berpendapat, kebebasan dari rasa takut,

kebebasan berusaha, dan kebebasan berkumpul dan berserikat. Meningkatnya

kualitas kebebasan sipil juga ditunjukkan dengan makin majunya keleluasaan

informasi dan komunikasi publik. Keleluasaan akses informasi dan kebebasan

jalur komunikasi di Indonesia telah ikut menyemai benih penyuburan demokrasi

di berbagai ranah pembangunan dengan semakin menguatnya nilai-nilai

demokrasi sebagai sendi utama penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan

bernegara yang ikut pula memberikan penguatan bagi dinamika budaya nasional.

Kemudian, faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan di ruang

pemberitaan. Pada harian Kompas cara menentukan ukuran dalam memandang

suatu peristiwa menjadi berita, seperti apa ciri-ciri berita yang baik, dan seperti

apa kriteria kelayakan berita ternyata dipengaruhi oleh level rutinitas media, hal

tersebut tampak dari hasil kutipan wawancara berikut:

61.Sudi Silalahi, Jurnal Sekretaris Negara RI, NEGARAWAN; Demokrasi Untuk Pembangunan, No. 18, November 2010, hal. 11

Page 313: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

292

Editor itu namanya Kepala desk, Kepala desk inilah dan wakilnya yang memberi tugas kepada wartawan. Gitu, lalu Redpel atau redaktur pelaksana, tugasnya redaktur pelaksana itu yang menghimpun dan yang memimpin, misalnya kamu mbok nulis ini... kamu nulis ini... itu kadang-kadang oleh redpel, disamping ide... ide oleh kepala desk sendiri... gitu, tapi kadang-kadang redpel ini juga memberi tugas. Karena tugas redpel adalah memang mengawasi seluruh proses jadinya koran dari awal sampai akhir... ini tugasnya redpel, jadi redpel semua harus tahu... berita apa yang akan dikeluarkan hari ini oleh Kompas, berita apa yang akan kita keluarkan besok. Kepala desk itu berpengaruh dalam penentuan tema berita. Redpel punya kewenangan sendiri, dia bisa menolak untuk sebuah pemberitaan, wah berita ini tidak usah!, ini redpel bisa... jadi meskipun sudah masuk ke kepala desk-kelapa desk... nanti ada tataran lagi untuk menyeyeleksi, ini tidak usah dimuat misalnya... itu haknya si redpel. (Thomas Pudjo Widijanto; Senin, 7 November 2011)

Hal serupa juga dilakukan di Koran Tempo, ada pengaruh dari rutinitas media

dalam menentukan berita, seperti yang terlihat dari petikan hasil wawancara

berikut:

Ada dua jenis... ya... dua jenis berita yang sehari-hari kita geluti. Berita yang direncanakan dan berita yang tidak direncanakan, berita yang direncanakan itu biasanya follow up ya... atau bisa juga in depth. Kita mendengar informasi kita coba gali, nah... untuk follow up, berita-berita yang direncanakan ini in depth, tulisan panjang atau apapun itu, itu biasanya e... wartawan itu ditugasi, kita bikin rapat, dalam rapat redaksi kita fokuskan, kita menulis seperti ini, angelnya seperti ini, biasanya kalau bisa ini...ini... ini..., tentang ini, dan ini kemudian kita tugaskan si A kesini,si B kesini, wawancara ini, reportase ini. Nah, tapi ada juga berita yang tidak by penugasan, jadi hari ini misalnya pagi-pagi setiap wartawan sudah dibagi bit... kita bilang bit... tempat liputan. Kita bagi wartawan A tugasnya di kantor gubernur misalnya, setiap hari dia akan kesana setiap pagi, nanti apa yang terjadi... bitnya disana, tiap hari dia akan disana. Nah, yang akan ditulis adalah apa yang dia temukan disana pada hari itu, ada apa-ada apa dia akan menulis itu. Nah, tapi tidak berarti apa yang dia dapat disana bisa dia tulis begitu saja, nanti kan dia kasih kabar ni... dia telpon atau sms atau kirim email, atau apapun itu. Mas atau mbak... hari ini di kantor gubernur ada berita ini, begini... begini... begini..., nanti redaktur akan menilai, o... ini berita bagus, nanti akan dibalas... Oke...!, tapi kamu tambahin sumber ini... Jadi begitu, tetap ada pengarahan karena memang... tapi memang pengarahan pada kasus yang kedua, pengarahan itu fungsinya untuk memperdalam berita, untuk membuat berita itu menjadi komprehensif, ya... obyektif, (Phillipus SMS Parera; Jumat, 29 Juli 2011 & Selasa, 2 Agustus 2011)

Page 314: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

293

Dengan demikian pemberitaan pada hakikatnya tidak bisa lepas dari faktor

individu atau si pembuat berita yang ada kemungkinan mempunyai subjektivitas

dalam membuat berita. Dalam hasil penelitian Artini62, dikatakan bahwa self

censorship merupakan bentuk proses seleksi atau sensor diri secara intelektual

dalam diri wartawan ketika dia dihadapkan pada pilihan untuk semua pihak,

bahwa pentingnya konsep self censorship dan tanggung jawab media dalam

kegiatan redaksi. Pada tingkat organisasi atau masyarakat, terlebih lagi media

masa, self censorship atau sensor diri adalah tindakan pengawasan yang dilakukan

sendiri terutama dalam memenuhi berbagai kepentingan, yakni masyarakat dan

pasar. Tindakan self censorship tidak hanya untuk menghadapi isu-isu sensitif,

tapi juga dalam proses seleksi atau editing di media, kreatifitas iklan, yang disebut

juga soft censorship. Secara internal, media terus melakukan self censorship ini

seperti pemilihan judul atau headline berita di surat kabar sebagai proses editing.

Faktor ekstra media. Sumber berita juga memberi pengaruh dalam

bagaimana bentuk pemberitaan nantinya, sumber berita ini dapat dilihat dalam

pemilihan narasumber. pertimbangan harian Kompas dalam memilih narasumber

menurut wartawan sebagai berikut:

Ada korelasi antara keintelektualan dia dengan kasus yang dihadapi. E... karena itu penting bagi sebuah berita, kita tidak hanya mengandalkan atau menunggu peristiwa itu, tapi juga menarik akademisi sebagai narasumber, untuk ikut memikirkan ini. Dan itu juga harus ada korelasi antara si pakar dan peristiwa kasusnya begitu, misalnya peristiwa keistimewaan menghadirkan dari pakar hukum, dengan pakar politik, dengan negarawan, dengan budayawan, dengan masyarakat Jogja sendiri. Itu penting menurut kita, seluas mungkin berita itu, sejelas mungkin berita itu, itu penting bagi pemberitaan. (Thomas Pudjo Widijanto; Senin, 7 November 2011)

62.Artini, EXPOSURE: Journal of Advance Communication, Self Censorship dan Tanggung Jawab Sosial Media Massa, Vol.1 No.1, Februari 2011, hal. 17

Page 315: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

294

Pertimbangannya ya kompeten, Sultan, kayak anggota pansus RUUK... Hajar Pranowo... saya pernah wawancara, Ketuanya panja RUUK si Chairuman Harahap pernah, yang jelas ya dua anggota panja RUUK itu pernah. Terus temen-temen aktivis keistimewaan Jogjakarta juga penah ada,macam-macam lah, masyarakat awam ada juga. (Aloysius B Kurniawan; Rabu, 3 Agustus 2011)

Sedangkan menurut wartawan Koran Tempo pertimbangan yang diambil dalam

memilih narasumber adalah sebagai berikut:

Peristiwa atau berita, kejadian, isu yang kita beritakan, yang berkembang di masyarakat itu memiliki begitu banyak fakta ya..., ada yang murni peristiwa gitu lho! tapi setelah fakta, setelah kejadian itu ada yang namanya diskursus... ya. Ada pertanyaan misalnya e... yang sekarang sedang orang debat itu adalah apakah gubernur itu harus dipilih atau ditetapkan misalnya... nah, ketika kita menulis soal itu sebenarnya kita sedang menulis soal bagaimana politikus dan semua masyarakat Jogja, dan semua orang yang terlibat di dalam itu membuat pilihan. Jadi kita bicara soal diskusi... soal diskusi yang bukan cuma politik tetapi juga publik, nah untuk kasus semacam ini, kita penting untuk menghadirkan semua view... semua sudut pandang yang berkaitan dengan kasus ini, sehingga kita perlu bicara dengan banyak orang, mendengarkan banyak orang gitu lho, (Phillipus SMS Parera; Jumat, 29 Juli 2011 & Selasa, 2 Agustus 2011)

E... pertimbangannya adalah yang lebih... e... pertama adalah yang lebih capable ya... dia paham soal persoalan itu, kemudian yang kedua jelas dia adalah pihak-pihak yang punya kepentingan, jadinya tidak hanya persoalan pendukung penetapan atau pemilihan, tetapi juga pihak-pihak yang artinya memang selama ini mungkin merasa diuntungkan atau dirugikan dengan sistem kepemimpinan selama ini, model pemerintahan DIY selama ini begitu. Kemudian juga e... apa... keahliannya mungkin dia punya pandangan-pandangan sendiri soal keistimewaan, dan itu dari pakar-pakar,lebih cenderung begitu, dan juga yang beliau mengolah... misalnya kalau dari DPR RI... misalnya, beliau adalah yang mempunyai pengetahuan dan terlibat dalam proses pembahasannya, seperti itu. (Pito Agustin Rudiana; Selasa, 2 Agustus 2011)

Dalam berita keistimewaan DIY ini, pihak-pihak tertentu bisa menggunakan

media untuk menyampaikan apa yang menjadi pandangan mereka dan itu dapat

mengakibatkan terbentuknya opini publik. Dalam penelitian Budiono63, salah satu

temuannya menghasilkan kesimpulan bahwa pihak pro penetapan memobilisasi

63.Budiono, Jurnal Penelitian Komunikasi dan Informasi, Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informasi (BPPKI), Sidang Rakyat Yogyakarta: Memobilisasi Aspirasi Kepemimpinan DIY Melalui Mekanisme Penetapan, Vol 13, No.1, Juni 2011

Page 316: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

295

opini publik melalui media massa dan media online. Karena pers nasional sebagai

salah satu institusi social dalam system politik secara keseluruhan berfungsi

sebagai jembatan penghubung antara struktur politik yang ada dalam masyarakat

yaitu antara infrastruktur politik, antar suprastruktur politik, antar infrastruktur

politik. 64

64.Sulistiani DN, Paradigma; Jurnal Masalah Sosial, Politik, dan Kebijakan, Pelaku Media dalam Memandang Persoalan Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Vol 13, No.3, September 2009

Page 317: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

296

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan analisis data yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya, mengenai analisis framing terhadap berita

keistimewaan DIY pada harian Kompas dan Koran Tempo edisi Desember 2010 –

Januari 2011, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Harian Kompas

Harian Kompas menilai isu seputar Keistimewaan DIY ini sebagai

isu yang menarik.

Harian Kompas dalam mengemas realitas peristiwa seputar

keistimewaan DIY pada edisi Desember 2010- Januari 2011,

cenderung menonjolkan realitas opini publik melalui jajak pendapat

lembaga litbang Kompas, akibatnya khalayak lebih mudah

mengingat aspek-aspek dari hasil jajak pendapat yang disajikan

secara menonjol oleh Kompas. Penyajian tersebut dilakukan dengan

menekankan hasil jajak pendapat, menonjolkan aspek mekanisme

pengangkatan Gubernur DIY, dan membesarkannya melalui berita

feature atas suatu realitas/peristiwa.

Seperti dikatakan bahwa jurnalisme ialah bercerita dengan suatu

tujuan. Dalam cerita atau berita itu tersirat pesan yang ingin

disampaikan wartawan kepada pembacanya, dan ada tema yang

Page 318: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

297

diangkat dari suatu peristiwa. Peristiwa seputar Keistimewaan DIY,

dalam berita harian Kompas edisi Desember 2010 - Januari 2011

yang dibedah menggunakan analisis framing, dapat disimpulkan

bahwa harian Kompas mengemas realitas tentang Keistimewaan

DIY lebih banyak menonjolan unsur retoris, dengan foto dan

terkhusus adalah dominasi paparan grafik dari hasil jajak pendapat

yang dilakukan melalui lembaga Litbang yang dimilikinya, guna

mengangkat tema jajak pendapat.

Dalam membingkai berita keistimewaan DIY, terkait isu yang

menjadi polemik seputar RUU Keistimewaan DIY, wartawan harian

Kompas punya visi untuk membentuk sesuatu, yaitu membentuk

opini publik.

Harian Kompas menerapkan follow-up dalam membingkai berita

keistimewaan DIY terkait polemik RUU Keistimewaan DIY, dengan

menampilkan feature melalui cara berkisah tertentu.

Harian Kompas tidak memuat atau memberi judul khusus yang

membahas tentang usulan referendum yang muncul di DIY.

Wartawan harian Kompas dalam menerapkan standart kebenaran,

matrik obyektifitas, dan batasan-batasan serta unsur-unsur lainnya

dalam mengolah dan menyuguhkan berita dipengaruhi oleh rutinitas

media yakni pada prosedur pengambilan keputusan di ruang

pemberitaan.

Page 319: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

298

2. Koran Tempo

Koran Tempo dalam mengemas realitas peristiwa seputar

keistimewaan DIY pada edisi Desember 2010 - Januari 2011

cenderung berimbang, hal tersebut ditunjukkan dengan memberikan

porsi sama besar antara pandangan pihak pemerintah dengan pihak

masyarakat DIY.

Unsur yang paling menonjol dari analisis framing Pan Kosicki pada

berita seputar Keistimewaan DIY di Koran Tempo edisi Desember

2010-Januari 2011 adalah unsur retoris, hal yang mencolok dapat

terlihat adalah dari penggunaan grafis untuk menekankan isi berita.

Koran Tempo memberikan porsi lebih pada usulan referendum, hal

tersebut tampak dari usaha penggalian semua informasi yang

mungkin, termasuk mencari-cari pendapat masyarakat DIY, juga para

pakar yang dianggap kompeten menanggapi usulan referendum untuk

digunakan sebagai bahan pertimbangan, dimana semuanya itu

ditempatkan dalam beberapa berita dengan judul referendum.

Koran Tempo menerapkan follow-up dalam membingkai berita

keistimewaan DIY terkait polemik RUU Keistimewaan DIY, yakni

tidak sebatas ketika isu itu meledak tapi kemudian mencari tahu

mengapa dan bagaimana, tidak semata-mata kapan dan dimana.

Dengan maksud agar berita tetap terus bergulir sesuai dengan fokus

dan tema besar yang sama tapi dengan isu yang berubah-ubah. Itu

dipandang Koran Tempo sebagai bentuk pengawalan media.

Page 320: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

299

Konsen Koran Tempo dalam berita RUU Keistimewaan DIY adalah

sebisa mungkin memberikan dan menampilkan semua perspektif

yang mungkin untuk masyarakat tentang Jogja.

Wartawan Koran Tempo dalam menerapkan standart kebenaran,

matrik obyektifitas, dan batasan-batasan serta unsur-unsur lainnya

dalam mengolah dan menyuguhkan berita juga dipengaruhi oleh

rutinitas media yakni pada prosedur pengambilan keputusan di ruang

pemberitaan.

B. SARAN

1. Bagi Pengelola Media

Pengelola media diharapkan sebisa mungkin selalu menerapkan

prinsip berita berimbang dalam pemberitaannya, melalui coverboth

side bahkan cover all side.

Dalam melakukan peliputan sebagai bentuk pengawalan media

terhadap suatu isu, diusahakan agar media tidak hanya

menjadi/dijadikan corong oleh pihak-pihak tertentu yang

memanfaatkannya untuk kepentingan mereka.

2. Bagi Pemerintah Pusat, DPR, dan pihak Keraton Yogyakarta

Sebaiknya Pemerintah Pusat dan DPR segera menetapkan peraturan

perundang-undangan yang memberikan kepastian hukum, terhadap

keberadaan Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa, dengan

Page 321: digilib.uns.ac.id/Media... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Media dan Isu Keistimewaan DIY ( Analisis Framing Terhadap Berita Keistimewaan DIY pada Harian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

300

memperhatikan aspirasi dari masyarakat Yogyakarta melalui DPRD

dan pihak kraton Yogyakarta.

Setelah ada penetapan peraturan perundang-undangan bagi status

keistimewaan DIY yang nantinya dapat diterima oleh semua pihak

termasuk Kraton Yogyakarta dan pemerintah DIY, diharapkan peran

dan fungsi pemerintahan dapat dilaksanakan dengan baik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berita seputar Keistimewaan DIY ini merupakan berita besar yang

masih bisa memunculkan isu-isu baru dalam perkembangannya,

karena sampai saat ini masih belum ada ujung pangkal

penyelesaiannya sehingga masih dapat dilakukan penelitian,

misalnya dalam hal sistem pemerintahan, kebudayaan, dan

keagrariaan.

Peneliti lain yang hendak melakukan penelitian lanjutan terhadap

berita seputar isu keistimewaan DIY di koran nasional, bisa mencoba

menggunakan teori agenda setting, untuk melihat seperti apa akibat

dari pemberitaan tersebut bagi tokoh-tokoh yang diberitakan, bagi

tokoh DIY seperti apa, bagi Pemerintah seperti apa, bagi DPR

seperti apa, juga bagi rakyat Yogyakarta sendiri seperti apa.