kapitalisme-manusiawi

1
1 Kapitalisme Manusiawi By: Shohib Masykur http://thepenguinus.blogdetik.com/2010/11/24/kapitalisme-manusiawi/ Kapitalisme Manusiawi? Oleh: Shohib Masykur Dulu saya selalu diajari bahwa Amerika Serikat adalah negara kapitalis, dan kapitalisme adalah makhluk yang kejam. Kapitalisme membuat buruh-buruh menderita, mendehumanisasi manusia. Di negara kapitalis, buruh menderita karena eksploitasi berlebihan yang dilakukan oleh kaum pemiliki modal. Namun itu tidak, atau barangkali belum, saya jumpai di Amerika. Di negara dedengkot kapitalisme ini, buruh boleh dibilang makmur. Standar gaji mereka tinggi. Bahkan untuk pekerja paling kasar sekalipun, upah minimum mereka terbilang memadai untuk hidup. Sebagai ilustrasi, pekerja kasar seperti tukang potong rumput atau cleaning service mendapatkan gaji minimal 7,25 dolar per jam (sesuai UMR). Angka itu bisa lebih tinggi lagi, tergantung jenis pekerjaannya. Gaji satu jam itu sudah cukup untuk makan satu kali (kalau efektif cara penggunaannya bisa 1,5-2 kali). Jika mereka bekerja 8 jam sehari (sesuai jam kerja), dan dengan asumsi makan 3 kali sehari, maka mereka bisa menyimpan gaji 5 jam atau 36,25 dolar per hari untuk kebutuhan lain selain makan (transportasi, pakaian, tempat tinggal, dll). Asumsi hitung-hitungan itu untuk pekerja dengan gaji paling minim. Pekerjaan dengan kemampuan skill lebih tentunya akan dihargai lebih pula. Tingginya upah buruh ini cukup menyulitkan pelaku usaha. Demi mengurangi tenaga kerja dalam rangka mengirit biaya, pelaku usaha tidak segan membebankan ‘ongkos’ tenaga kerja ke mesin atau konsumen. Misalnya, pom bensin tidak menyediakan pelayan layaknya di Indonesia. Konsumen harus mengisi sendiri tanki kendaraan mereka dengan mesin yang telah disediakan. Pajak konsumen juga terbilang tinggi (15 persen). Belum lagi tips yang menjadi ‘menu’ wajib bagi pengunjung rumah makan (kisaran 10 persen dari harga makanan yang dibeli). Jika teori-teori pembangan ekonomi yang rumit diabaikan untuk sementara, misalnya teori ketergantungan, kesan yang muncul adalah Amerika sangat menghargai tenaga kerja. Saya tidak mendiskusikan bagaimana Amerika memperlakukan negara-negara lain, terutama negara berkembang. Dengan pengabaian semacam itu, yang tertampak sekilas adalah kapitalisme Amerika terlihat sangat manusiawi. Barangkali itulah yang membuat komunisme mati kutu di negeri ini.

description

kapitalisme manusiawi

Transcript of kapitalisme-manusiawi

Page 1: kapitalisme-manusiawi

1

Kapitalisme Manusiawi

By: Shohib Masykur http://thepenguinus.blogdetik.com/2010/11/24/kapitalisme-manusiawi/

Kapitalisme Manusiawi?

Oleh: Shohib Masykur

Dulu saya selalu diajari bahwa Amerika Serikat adalah negara kapitalis, dan kapitalisme adalah makhluk yang kejam. Kapitalisme membuat buruh-buruh menderita, mendehumanisasi manusia.

Di negara kapitalis, buruh menderita karena eksploitasi berlebihan yang dilakukan oleh kaum pemiliki modal. Namun itu tidak, atau barangkali belum, saya jumpai di Amerika.

Di negara dedengkot kapitalisme ini, buruh boleh dibilang makmur. Standar gaji mereka tinggi. Bahkan untuk pekerja paling kasar sekalipun, upah minimum mereka terbilang memadai untuk hidup.

Sebagai ilustrasi, pekerja kasar seperti tukang potong rumput atau cleaning service mendapatkan gaji minimal 7,25 dolar per jam (sesuai UMR). Angka itu bisa lebih tinggi lagi, tergantung jenis pekerjaannya. Gaji satu jam itu sudah cukup untuk makan satu kali (kalau efektif cara penggunaannya bisa 1,5-2 kali).

Jika mereka bekerja 8 jam sehari (sesuai jam kerja), dan dengan asumsi makan 3 kali sehari, maka mereka bisa menyimpan gaji 5 jam atau 36,25 dolar per hari untuk kebutuhan lain selain makan (transportasi, pakaian, tempat tinggal, dll).

Asumsi hitung-hitungan itu untuk pekerja dengan gaji paling minim. Pekerjaan dengan kemampuan skill lebih tentunya akan dihargai lebih pula.

Tingginya upah buruh ini cukup menyulitkan pelaku usaha. Demi mengurangi tenaga kerja dalam rangka mengirit biaya, pelaku usaha tidak segan membebankan ‘ongkos’ tenaga kerja ke mesin atau konsumen.

Misalnya, pom bensin tidak menyediakan pelayan layaknya di Indonesia. Konsumen harus mengisi sendiri tanki kendaraan mereka dengan mesin yang telah disediakan.

Pajak konsumen juga terbilang tinggi (15 persen). Belum lagi tips yang menjadi ‘menu’ wajib bagi pengunjung rumah makan (kisaran 10 persen dari harga makanan yang dibeli).

Jika teori-teori pembangan ekonomi yang rumit diabaikan untuk sementara, misalnya teori ketergantungan, kesan yang muncul adalah Amerika sangat menghargai tenaga kerja. Saya tidak mendiskusikan bagaimana Amerika memperlakukan negara-negara lain, terutama negara berkembang.

Dengan pengabaian semacam itu, yang tertampak sekilas adalah kapitalisme Amerika terlihat sangat manusiawi. Barangkali itulah yang membuat komunisme mati kutu di negeri ini.