Kapital sosial dan kemiskinan

11
KAPITAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT MELALUI KONSEP PERTANIAN BERKELANJUTAN DESA RATUNG (MANGGARAI TIMUR) Sidi Rana Menggala

Transcript of Kapital sosial dan kemiskinan

Page 1: Kapital sosial dan kemiskinan

KAPITAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT

MELALUI KONSEP PERTANIAN BERKELANJUTAN

DESA RATUNG (MANGGARAI TIMUR)

Sidi Rana Menggala

Page 2: Kapital sosial dan kemiskinan

Pendahuluan

Pembangunan masih berkonsentrasi di daerah pusat, baik di ibukota ataupun untuk daerah

sekitarnya, seperti pulau jawa dan sumatera pada umumnya. Dan keadaan seperti itu sangatlah

jauh dari apa yang dicita-citakan dalam tujuan nasional yang menginginkan ratanya

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Dampak dari kurangnya pemerataan

pembangunan memang tidak begitu dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah yang telah

mengalami pembangunan cukup pesat, karena segala kebutuhan hidup mereka relatif lebih

mudah untuk diperoleh, seperti pelayanan kesehatan ataupun sarana pendidikan yang tersebar di

mana-mana, hal tersebut jauh berbeda apabila dibandingkan dengan daerah yang

pembangunannya berjalan dengan lambat yang biasanya daerah-daerah tersebut adalah daerah

yang terpencil. Daerah seperti itu biasanya sulit untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas yang telah

diberikan oleh pemerintah, hal ini karena biasanya pemerintah hanya menyediakan fasilitas yang

sifatnya kompleks di daerah perkotaan, sehingga bagi masyarakat yang letaknya di daerah

terpencil butuh waktu yang lama untuk mengakses fasilitas-fasilitas tersebut.

Salah satu contohnya disini adalah desa Ratung, Kecamatan Rana Mese, Manggarai Timur.

Dimana fasilitas umum seperti halnya pendidikan dan kesehatan masih jauh dibawah standar

rata-rata. Penduduk desa Ratung masih mengandalkan hasil alam dalam mendompang

kesehariannya. Istilah modernisasi hanya bersifat visual semata dan upaya-upaya perbaikan

sosial menjadi kendala dikarenakan kondisi masyarakat yang mengandalkan nilai-nilai

tradisional.

Mayoritas penduduk desa Ratung hanya tergantung kepada sector agraria tradisional sehingga

jauh daripada equilibrium pasar ekonomi modern. Disamping itu krisis air menjadi catatan

tersendiri dalam pemerataan hasil panen.

Pembangunan Ekonomi Wilayah yang Berimbang dan Berkelanjutan

Perencanaan pembangunan wilayah diharapkan dapat mewujudkan keadaan yang seimbang dan

berkelanjutan dari resource endowment yang dimiliki oleh masyarakat di wilayah tersebut.

Keadaan yang berimbang berarti menekan ada-nya kesenjangan antardaerah, kelompok dan

golongan masyarakat. Pembangunan wilayah yang berimbang mengimplikasikan pertumbuhan

yang merata di daerah yang berbeda. Namun hal ini bukan berarti bahwa setiap daerah dibangun

Page 3: Kapital sosial dan kemiskinan

dengan cara yang sama atau dengan pola pengembangan ekonomi serta industri yang sama.

Pembangunan yang tidak berimbang disebabkan oleh faktor-faktor geografi, sejarah, politik,

kebijakan pemerintah, administrasi dan sosial ekonomi.

Pembangunan memerlukan peran aktif dari semua lapisan masyarakat, tidak hanya dinamika

masyarakat (internal factor) yang terus menerus berubah tetapi juga dipengaruhi oleh

perkembangan politik pembangunan di tingkat global (external factor). Dalam politik

pembangunan global ada dua tuntutan bahwa pembangunan harus mengakomodasi persoalan

demokratisasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender dan civil society. Respon tersebut

dikarenakan pembangunan yang selama ini menggunakan orientasi pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan pada kenyataanya ukuran-ukuran ekonomi dan aktivitas pembangunan, tidak dapat

menjelaskan secara detail terjadinya kemiskinan, ketimpangan berbagai macam pendapatan dan

pengangguran di berbagai belahan dunia. (Jameson W. And Blue 1978)

Pembangunan yang dilaksankan hendaknya dengan melibatkan berbagai unsur yang lainnya

seperti sosial, politik, budaya dan yang lain. Pembangunan dengan melibatkan berbagai unsur

tersebut yang disebut engan pembangunan sosial. Pembangunan sosial merupakan sebuah proses

perubahan sosial yang terencana yang didisain untuk mengangkat kesejahteraan penduduk

menyeluruh dengan menggabungkannya dengan proses pembangunan ekonomi yang dinamis.

Pembangunan sosial merupakan proses pembangunan manusiayang terkait dengan pembangunan

ekonomi, dengan berbagai fokus disiplin ilmu (interdiciplinary) berdasarkan ilmu sosial yang

berbeda, menekannkan pada proses dimana merupakan suatu yang dinamis, proses yang

progresif, serta bersifat ntervensi, melibatkan rakyat dengan menyeluruh ruang lingkup inklusif

serta universal. (James Midgley, 1995). Pembanguan sosial yang dilakukan oleh pemerintah

dengan melibatkan partisipasi masyarakat sehingga bersifat demokratis dan sesuai dengan isu

politik global dalam pembangunan.

Pembangunan yang berkelanjutan adalah suatu keadaan dimana pembangunan tidak

menyebabkan keadaan yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Konsep ini menerapkan

konsep waktu yang tidak terbatas tetapi tujuan pemba-ngunan harus dicapai pada batas waktu

tertentu. Untuk mencapai keadaan ini, benefit dan cost di masa yang akan datang harus

didiscount sehingga memiliki nilai yang sama dengan saat sekarang. Pembangunan yang

Page 4: Kapital sosial dan kemiskinan

berkelanjutan meng-isyaratkan tingkat perubahan pembangunan (rate of change of development)

yang bernilai positif sepanjang waktu.

Kapital Sosial

Kapital sosial merupakan suatu konsep yang relatif ‘baru’ yang dalam teori pembangunan

berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kapital sosial tersebut bersifat problematik

terutama peletakan kata sosial dalam yang menyifati kapital. Kapital dalam referensi ekonomi

mempertimbangkan referensi yang bukan ekonomi seperti sosiologi sehingga terkadang sulit

mencapai titik temu dalam keseragaman pengertian. (Robert M. Z. Lawang, 2004). Modal sosial

merupkan konsep sosiologi mengacu koneksi dan jaringan sosial. Istilah modal mengacu pada

kohesi sosial dan investasi pribadi dalam masyarakat (Modal Sosial dalam wikipedia.com) Tesis

ustama dalam kapital sosial hubungan masalah, dengan ide utamanya merupakan jaringan sosial

merupakan aset yang berharga. Interaksi memungkinkan orang untuk membangun masyarakat,

untuk berkomitmen satu sama lain, dan untuk merajut tatanan sosial. Sebuah rasa memiliki dan

pengalaman beton jaringan sosial (dan kepercayaan dan hubungan toleransi yang dapat terlibat)

bisa, itu berargumen, membawa manfaat besar untuk orang. (John Field, 2003).

Kepercayaan antara individu-individu sehingga menjadi kepercayaan antara orang asing dan

kepercayaan dari kain luas lembaga-lembaga sosial, pada akhirnya, itu menjadi seperangkat

nilai-nilai bersama, kebajikan, dan harapan dalam masyarakat secara keseluruhan. Tanpa

interaksi ini, di sisi lain meluruh kepercayaan, pada titik tertentu, peluruhan ini mulai

memanifestasikan dirinya dalam masalah-masalah sosial yang serius . Konsep kapital sosial

berpendapat bahwa bangunan atau membangun kembali kepercayaan masyarakat dan

membutuhkan-ke-muka pertemuan muka. (C. Beem, 1999)

Kapital Sosial dalam Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu perkumpulan manusia yang berkesadaran dalam mempertahankan

eksistensinya di dalam lingkungan. Dalam rangka mempertahankan eksistensi manusia dengan

kemampuannya mengelola dan mengembangkan alam. Manusia sebagai mahluk sosial, karena ia

memerlukan orang lain dalam berhubungan ataupun menjalankan aktivitasnya. Manusia sebagai

mahluk sosial tersebut maka memerlukan sebuah organisasi kemasyarakatan dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidup bersama.

Page 5: Kapital sosial dan kemiskinan

Konsep masyarakat sipil merupakan jejaring kerja (working network) yang tidak hanya terdiri

civil society organizations, namun melibatkan partai politik, lembaga-lembaga agama, prnata

adatdan aktor-aktor individu seperti para informal tokoh-tokoh agama. Jejaring ini bergerak

secara setimultan dan berupaya mengimplementasikan melalui proses demokratisasi

partisasipasu rakyat dalam pembuatan kebijakan, prinsip good governance dalam pencapaian

political public goods, pemerataan distribusi kesejahteraan, prinsip non kekerasan dalam

mengatasi perasalahan sosial. Gerak jejaring kerja tersebut tidak mengurangi peran

kewarganegaraan, namun lebih diarahkan dalam penguatan kapasitas masyarakat sipil tersebut

mengembangkan mekanisme penguatan warga dalam berhadapan dengan pasar dan negara.

Dalam kehidupan dimasyarakat yang bersifat sehari-hari keperangkatan sosial lebih dikenal

degan arisan, simpan pinjam, serikat tolong menolong, kelompok jama’ah ta’alim. Kepranataan

dapat dilihat dalam upacara adat, kegiatan masyarakat seperti perkawinan, kelahiran, kematian

dan yang lain. Semuanya diperkuat nilai-nilai sosial dan kearifan lokal yang sidah melembaga

dengan baik seperti nilai kebersamaan, kepranataan dan nilai-nilai sosial ertentu mampu

membuat jaringan strategis sebagai wahana pembangunan masyarakat.

Keperangkatan, kepranataan dan nilai-nilai sosial tersebut didalam kapital sosial merujuk pada

bagian organisasi sosial seperti kepercayaan norma dan jaringan yang dapat meningkatkan

efisensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi dalam masyarakat.

Kapital sosial merujuk pada institusi hubungan sikap dan nilai yang membimbing interaksi

konstribusi pada perkembangan ekonomi dan sosial. (Robert M. Z. Lawang, 2004).

Kapital sosial memiliki tujuan mempererat hubungan atara anggota masyarakat serta

menjadikannya hubungan yang harmonis sehingga lebih mudah dalam menangani permasahan

sosial yang ada. Penanganan permasalah sosial yang ada ini menjadikan masyarakat mudah

dalam mencapai kesejahteraan dan memperlancar pembangunan yang dilaksanakan oleh

pemerintah.

Page 6: Kapital sosial dan kemiskinan

Konsep Pembangunan Masyarakat Melalui Pertanian Organik

Krisis pangan saat ini salah satu perihal krusial dan menjadi sorotan dunia, dimana dengan

jumlah total 7.4 milyar penduduk di bumi dengan konsumsi pada tahun 2018 diatas nilai-nilai

jumlah penduduk bumi. Oleh sebab itu, bagaimana upaya kita dapat berperan dalam menciptakan

Food Security untuk generasi mendatang.

Salah satu wujud nyata yang dapat dilakukan adalah mendorong mencintai "pertanian" sejak

dini, dimana dimulai dari bangku sekolah hingga menjadi sebuah mata pencaharian di kemudian

hari. Berdasarkan data statistik Deptan bahwa pada tahun 2010, total anak usia diatas 15 tahun

yang memiliki profesi sebagai petani hanya berjumlah 41 juta orang dari total jumlah penduduk

di Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa, saat ini Indonesia juga tidak hanya mengalami

krisis pangan tetapi juga krisis profesi petani dikarenakan perubahan perilaku masyarakat dan

modernisasi yang terjadi. Maka dari itu perlunya konsep pembangunan masyarakat melalui

Kapital Sosial, baik dari sector sosial, ekonomi maupun lingkungan. Salah satu wujudnya adalah

pertanian berkelanjutan

Pertanian Berkelanjutan adalah keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan

pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan

kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu

memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan.

Kapital sosial disini memiliki fungsi untuk mendorong lahirnya sebuah ikatan kerjasama

penduduk desa Ratung dengan pembekalan pertanian organic dalam memajukan agraria di

daerahnya

Objektif

Mempromosikan konsep pertanian organik sebagai alternatif mata pencaharian untuk

penduduk desa Ratung

Menghentikan laju krisis pangan tingkat desa Ratung melalui konsep pertanian organik

dimulai dari tingkat rumah tangga

Page 7: Kapital sosial dan kemiskinan

Pembekalan ilmu pertanian organik kepada perwakilan penduduk yang dapat di-

implementasi di lingkungan tempat tinggal dan berbagi pengetahuan kepada komunitas

lokal

Indikator – Indikator Permasalahan

Rendahnya pengetahuan pengelolahan hasil alam

Jenjang edukasi yang rendah

Jumlah pengganguran tinggi tanpa kemampuan life-skill

Pertumbuhan ekonomi tidak merata

Urbanisasi ke kota-kota besar di kepulauan Jawa

Pertanian Organik dan Kapital Sosial

Pengelolaan pertanian yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya

alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara

berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan

komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan

pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat

sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari

segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis.

Beberapa perinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah: (1) pemanfaatan sumberdaya alam

untuk pengembangan agribisnis hortikultura (terutama lahan dan air) secara lestari sesuai dengan

kemampuan dan daya dukung alam, (2) proses produksi atau kegiatan usahatani itu sendiri

dilakukan secara akrab lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan

eksternalitas pada masyarakat, (3) penanganan dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran,

serta pemanfaatan produk tidak menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah dan sampah),

(4) produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen

dan aman konsumsi.

Page 8: Kapital sosial dan kemiskinan

Korelasi antar Kapital Sosial dan Pengembangan Pertanian Organik

Pengertian korelasi disini adalah hubungan kausal antar kapital sosial dan pengembangan

pertanian organic di desa Ratung sebagai salah wujud pengentasan kemiskinan melalui

pemahaman communitarian view, network view, institutional view dan synergy view

(Woolcock, 2005)

Communitarian view: Penduduk secara mandani memiliki sebuah konsep tentang pembangunan

sosial melalui konsep pertanian organik sehingga adanya kepedulian dari pemerintah daerah

untuk mendukung program tersebut. Penduduk dapat memiliki keterampilan karena adanya

peran dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ataupun lembaga non-profit yang peduli

dengan eksistensi di desa Ratung

Network view: Merupakan sebuah pola relasi yang bersifat horizontal ataupun vertical antar

penduduk dengan pemerintah dan bersifat transaksional dengan pengertian bahwa bilamana

terdapat pemuda-pemuda yang menjalankan konsep pertanian organic sehingga secara otomatis

dapat mendorong kebijakan daerah untuk menanggarkan APBD untuk program terkait

Institutional view: Pola ini merupakan salah satu bentuk kemitraan yang ideal, dimana Negara

dan korporasi dapat bekerja sama dalam mendukung pembangunan di desa Ratung melalui

pertanian organic untuk menjamin keberlangsung ketahanan pangan dan penghapusan

kemiskinan.

Synergy view: Pada tahapan ini semua elemen masyarakat, pemerintah, lsm dan perusahaan

secara bahu-bahu mewujudkan pembangunan sosial di desa Ratung untuk mengedepankan

pembangunan sosial, dengan bermodalkan program kerja pertanian organic hingga dapat

pelaksanaan penjualan keluar daerah tempat tinggal.

Strategi Pengembangan Pertanian Organik untuk Penduduk Desa Ratung

Salah satu landasan konseptual dari Kapital sosial adalah terdapatnya pihak-pihak tertentu

misalkan dari organisasi kemasyakatan, perusahaan ataupun pemerintah daerah/pusat dapat

Page 9: Kapital sosial dan kemiskinan

mendorong terwujudnya pengembangan kapasitas sebuah masyakat. Oleh sebab itu, adapun

wacana untuk mengirimkan pemuda perwakilan dari desa Ratung untuk mengikuti pembekalan

pelatihan pertanian organik di Yayasan Karang Widya (Jawa Barat) untuk memunculkan

penggiat-penggiat muda yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan terkait pertanian organik.

Penggiat muda yang berkomitmen untuk menyebarluaskan praktek pertanian organik di

komunitas. Korelasi antar pengembangan pertanian organic dan Kapital sosial adalah suatu

bentuk investasi sosial yang meliputi kemampuan sumber daya sosial dalam seluruh hubungan

sosial dalam mencapai tujuan individu atau kelompok secara efektif dan efisien.

Sumber utama dari kapital sosial ialah jaringan kerja (networking), kepercayaan, nilai dan norma

serta kekuatan yang menggerakan.

Kesimpulan

Konsep masyarakat merupakan sebuah jejaring (network) yang tidak hanya terdiri LSM, namun

melibatkan segenap elemen dari pemerintah, perusahaan, partai politik hingga relewan-relawan

pekerja sosial. Jejaring ini bergerak secara bersamaan dan berupaya menerapkan melalui proses

keterlibatan dan partisasipasi penduduk hingga akhirnya melahirkan kebijakan-kebijakan yang

PRO-sosial.

Kapital sosial diperkuat dukungan moral dari segenap elemen penduduk dengan tujuan

pembangunan sosial. Salah satu wujudnya adalah melalui konsep Pertanian Berkelanjutan, yakni

pertanian organik.

Page 10: Kapital sosial dan kemiskinan

Daftar isi

Article : International Centre for Research in Organic Food Systems, Sustainability of

organic farming in a global food chain perspective 2007 – 2010

Beem, C., 1999, The necessity of politics. Reclaiming American public life. University of

Chicago Press

Estes, R. (1993). Towards Sustainable Development: From Theory to Praxis. Social

Development Issues

Iwan J. Azis, 2011, Iwan J. Azis, Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan Kontribusi

Emil Salim, KPG

Japan Council on the UN Decade of Education for Sustainable Development (ESD-

J),2013, Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Jameson, and Richard N. Blue, 1978 "Strategies for Growth and Equity" Yale Press

James Midgley, 1995, Social Development: The Developmental Perspective in Social

Welfare, Sage Press

John Field, 2003, Social Capital, Routledge

Margaret Krome (2009). Building Sustainable Farms, Ranches and Communities.

National Institute of Food and Agriculture (NIFA)

Robert M.Z. Lawang, 2004, Kapital sosial dalam perspektif sosiologik, UI press

Saut M. Lubis, 2000, Panduan Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan: Indikator

Pembangunan Berkelanjutan (Upaya Mencapai Kehidupan yang Makin Berkualitas)

Stephane Bellon. (2014). Organic Farming, Prototype for Sustainable Agricultures.

Speheger

Page 11: Kapital sosial dan kemiskinan