Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

22
A. Pendahuluan Setiap Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial 1 . Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara langsung atau tidak langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu negara dengan negara lainnya 2 . Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara tersebut 3 . Perdagangan internasional merupakan transaksi jual beli (atau imbal beli) lintas Negara, yang melibatkan dua pihak yang melakukan jual beli yang melintasi batasan kenegaraan 4 . Pihak-pihak ini tidaklah harus merupakan pihak-pihak yang berasal dari Negara yang berbeda atau memiliki nasionalitas yang berbeda 5 . 1 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Transaksi Bisnis Internasional (Ekspor Impor dan Imbal Beli), PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 1. 2 Loc.cit. 3 Ibid., hlm. 21. 4 Gunawan Widjaja, “Aspek Hukum Dalam Kontrak Dagang Internasional: Analisis Yuridis Terhadap Kontrak Jual Beli Internasional”, Jurnal Hukum Bisnis Vol. 27 No. 4 (Tahun 2008). Hal. 24. 5 Loc.cit. 1

Transcript of Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

Page 1: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

A. Pendahuluan

Setiap Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya

alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial1.

Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan,

komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara

langsung atau tidak langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang

dan atau jasa antara satu negara dengan negara lainnya2. Maka dari itu

antara negara-negara yang terdapat didunia perlu terjalin suatu hubungan

perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara tersebut3.

Perdagangan internasional merupakan transaksi jual beli (atau imbal

beli) lintas Negara, yang melibatkan dua pihak yang melakukan jual beli

yang melintasi batasan kenegaraan4. Pihak-pihak ini tidaklah harus

merupakan pihak-pihak yang berasal dari Negara yang berbeda atau

memiliki nasionalitas yang berbeda5.

Pada perkembangan perdagangan internasional, cara pembayaran

dengan uang tunai dianggap kurang begitu aman dan dirasa tidak lagi efektif

dalam menjadi alat transaksi. Oleh karena itu, sebagai pengganti uang tunai

dipergunakan system pembayaran dengan menggunakan bentuk lain selain

uang sebagai alat pembayaran. Transaksi perdagangan dalam bentuk ini

kemudian dikenal dengan istilah counter trade.

Di Indonesia meskipun dalam perdagangan internasional belum dalam

waktu yang cukup lama dilakukan, counter trade telah menjadi salah satu

bagian penting serta memegang peranan dalam laju roda perekonomian di

Indonesia terutama dalam bidang ekspor impor. Dalam penggunaannya,

selain lebih memberikan kemudahan dalam pembayarannya counter trade

juga memberikan beberapa manfaat. Counter trade mcrupakan salah satu

model pembiayaan dan sistem perdagangan yang berlaku secara

1 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Transaksi Bisnis Internasional (Ekspor Impor dan Imbal Beli), PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 1.

2 Loc.cit.3 Ibid., hlm. 21.4 Gunawan Widjaja, “Aspek Hukum Dalam Kontrak Dagang Internasional: Analisis

Yuridis Terhadap Kontrak Jual Beli Internasional”, Jurnal Hukum Bisnis Vol. 27 No. 4 (Tahun 2008). Hal. 24.

5 Loc.cit.

1

Page 2: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

intcrnasional yang dapat digunakan untuk memacu pertumbuhan ekspor

nasional, pertumbuhan industri di dalam negeri, membuka kesempatan kcrja

yang lebih luas, selain fungsi utamanya untuk penghematan devisa6.

Dimulai pada tahun 2003, Departemen Perindustrian dan Perdagangan

(Deperindag) telah menetapkan kegiatan imbal dagang (counter trade)

menjadi program prioritasnya sebagai bagian dari upaya mendorong ekspor

nonmigas nasional sekaligus untuk menghemat cadangan devisa negara7.

Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimanakah counter trade dilakukan di

Indonesia dalam Perdagangan Internasional.

1. Permasalahan yang Akan Dibahas

Dalam menulis mengenai permasalahan countertrade, penulis

akan membatasi penulisan makalah ini dengan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah kegiatan counter trade dilakukan dalam

Perdagangan Internasional di Indonesia?

2. Apakah contoh perdagangan internasional yang telah

dilakukan oleh Indonesia dengan menggunakan bentuk

perdagangan counter trade?

B. Dasar Pengaturan yang Akan Digunakan

Dasar Pengaturan yang digunakan dalam penulisan makalah ini antara

lain adalah:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1982 tentang Perubahan

Besarnya Pajak Ekspor;

2. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1998 tentang Kegiatan

Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing

6 Harliantoro, Perjanjian imbal dagang (Counter-Trade) antar negara Asean :studi kasus Counter-Trade Indonesia dengan Thailand, diakses dan diunduh melalui http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=107227&lokasi=lokal , 2012-06-09 14:12 WIB

7 Departemen Perdagangan dan Perindustrian, Imbal Dagang, Program Prioritas Deperindag, Majalah Mediaindag, Edisi No. 14.XI. 2003, Bagian Proyek Pengembangan Komunikasi dan Publikasi Industri dan Perdagangan Tahun 2003, Jakarta, hlm. 3.

2

Page 3: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

Di Bidang Ekspor dan Impor sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1997

C. Pembahasan

Counter trade dapat secara umum digambarkan sebagai bentuk

perdagangan yang melibatkan pertukaran barang atau jasa, antara penjual

dan pembeli, yang dibayarkan dengan menggunakan, seluruhnya atau

sebagian, dengan barang lain atau jasa lainnya8. Kegiatan counter trade ini

pada awalnya secara paling tradisional adalah barter, dimana perdagangan

dilakukan dengan menggunakan pertukaran barang dan barang yang

dilakukan oleh para pihak. Dalam perkembangannya, counter trade menjadi

lebih luas dan mengalami perkembangan dengan munculnya berbagai jenis

counter trade, dengan munculnya produk-produk ekonomi.

Di Indonesia sendiri, kegiatan imbal dagang dalam perdagangan luar

negeri ekspor dan impor telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia sejak

tahun 1982 ketika terjadi krisis ekonomi internasional waktu itu. Dengan

didukung Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 Tahun 1982 pemerintah

melakukan kebijakan alternative berupa terobosan untuk meningkatkan

devisa ekspor melalui penerapan counter trade (imbal dagang) terhadap

beberapa negara yang potensial dapat mengakomodasi kebijakan counter

trade. Kebijakan tersebut cukup berhasil dimana kegiatan ekspor melalui

sistem imbal dagang terus menerus mengalami peningkatan dan mencapai

puncaknya pada tahun 1992, 1993 dan 1994, yaitu masing-masing sebesar

US$ 1,43 miliar, US$ 1,03 miliar dan US$ 1,05 miliar dengan pangsa

terhadap total ekspor nonmigas masing-masing sebesar 3,90%, 3,70% dan

3,55%9.

Bagian paling substansial dari counter trade adalah bahwa saat ini,

dalam perkembangannya counter trade telah menjadi salah satu bentuk

perdagangan yang paling banyak dilakukan dan memegang peranan penting

dalam dunia perdagangan adalah perjanjian-perjanjian counter trade10. 8 Murat Sumer dan Jason Chuah, Counter trade: International Trade, Sweet &

Maxwell Limited, hlm. 116. 9 Departemen Perdagangan dan Perindustrian, op.cit., hlm. 310 Tore Ellingsen, A Model of Counter Trade, Suntory and Toyota International

Centres for Economics and Related Disciplines Economics of Industry Discussion Paper,

3

Page 4: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

Sebagai perbandingan pada sekitar tahun 1985 sampai dengan 1988 saja,

lebih dari 15% perdagangan dunia dilakukan dengan menggunakan counter

trade11. Di Indonesia sendiri menurut catatan Deperindag, dalam kurun

waktu antara tahun 1982 sampai 1997 rata-rata terdapat 36 proyek counter

trade setiap tahunnya yang melibatkan sekitar delapan instansi pemerintah

dengan nilai imbal beli ratarata US$ 478 juta/tahun.

Di Indonesia, kegiatan counter trade yang dilakukan telah mulai

menampakkan hasil positif ketika pihak Rusia setuju untuk mengimpor

produk-produk nonmigas Indonesia yang kemudian ditukarkan dengan

peralatan militer, yaitu empat unit pesawat tempur Sukhoi (dua unit pesawat

Sukhoi Su-27 Flanker dan dua unit pesawat Sukhoi Su-30MK) dan dua

helicopter MI-35. Selain itu, pada tanggal 25 Agustus 2003 Deperindag

telah menandatangani kesepakatan imbal dagang dengan Komite

Perdagangan Libya dimana Indonesia akan mengimpor minyak mentah

(crude oil) dari Libya sebanyak 50.000 barel/hari atau senilai US$ 540

juta/tahun yang akan dibayar dengan ekspor 16 jenis komoditi nonmigas

Indonesia antara lain tekstil dan produk tekstil, sepatu, barang-barang

elektronika, ban, karet, furniture dan lain sebagainya12.

Ada sejumlah manfaat dari imbal dagang antara lain kita melakukan

penghematan APBN dan/atau devisa dalam rangka pembelianlimpor yang

dibutuhkan. Selain itu, membuka peluang atau akses pasar non tradisional

bagi barang-barang yang diproduksi oleh pihak swastalpemerintah/BUMN

dan meningkatkan produksi bagi barang-barang yang termasuk dalam

skema imbal dagang. Program tersebut juga merupakan stimulus ekonomi

yang berdampak pada peningkatan penyerapan lenaga kerja antar sektor

(multiplier effects), faktor pendukung akselerasi pembangunan sejalan

dengan exit program dari IMF13.

Dengan Mesir, Deperindag pada bulan Februari 2003 juga telah

menjajaki kemungkinan menerapkan skema imbal dagang bagi pengadaan

rock-phospate dari Mesir (yang merupakan bahan baku produksi pupuk

London, 1991, hlm. 1. 11 Loc.cit.12 Departemen Perdagangan dan Perindustrian, op.cit., hlm. 5.13 Hartono, op.cit.

4

Page 5: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

majemuk Phonska dan SP-36) dengan sejumlah produk nonmigas Indonesia.

Libya dan Mesir merupakan bagian dari negara-negara di kawasan Afrika

Utara (yang terdiri dari Libya, Mesir, Aljazair, Tunisia dan Maroko) yang

juga merupakan pasar nontradisional Indonesia. Oleh karena itu,

kesepakatan imbal dagang dengan Libya dan Mesir tersebut merupakan

suatu langkah awal dalam rangka program penerobosan ke pasar

nontradisional Afrika melalui negara-negara Afrika Utara.

Tipe- tipe dari counter trade dapat digambarkan dengan skema sebagai

berikut14:

1. Bentuk-bentuk Counter Trade Yang Dilakukan dalam

Perdagangan Indonesia15

Counter Trade adalah suatu skema perdagangan atau praktek

perdagangan dimana pemasok barang atau jasa menyetujui suatu

kondisi dalam perjanjian jual-beli untuk membalas (reciprocity) dan

menyanggupi suatu persyaratan khusus tertentu sebagai kompensasi

yang memberikan manfaat bagi pembeli. Dengan demikian pemasok

barang atau jasa wajib menerima barang atau memberi kompensasi

lain kepada pembeli sebagai balasan atau pembayaran sebagian atau

14 Amanda J. Perry, Legal Implication of Countertradein an Economic Context, 1996, hlm. 4-7. diakses dan diunduh melalui http://ssrn.com/abstract=1438177, 2012-06-09 17:16 WIB

15 Departemen Perdagangan dan Perindustrian, op.cit., hlm. 5-7

5

Counter Trade

Good Based Counter Trade

Barter

Counter Purchase

Advance Purchase

Balancing Acts

Bilateral Trading Arrangements

Evidance Accounts

Industry Based Counter Trade

Buy Back

Develop For Import

Other Types of Counter Trade

Goods for Debt

Swap

Page 6: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

seluruh barang atau jasa yang dijualnya atau ditukarnya. Counter

trade dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain Barter,

Imbal Beli (Counter purchase), Offset, Buyback, Compensation,

Clearing, Coproduction dan sebagainya. Keseluruhan counter trade

tersebut merupakan skema perdagangan yang dapat mengatasi

berbagai masalah yang ditemui dalam perdagangan biasa (normal

trade), misalnya kesulitan devisa atau mata uang, akses pasar dan

sebagainya.

1) Imbal Beli (counter purchase)

Counter purchase di Indonesia dilakukan dengan cara

perdagangan yang mensyaratkan suatu kewajiban mengekspor

barang nonmigas Indonesia sebagai imbalan atas pengadaan

impor barang, jasa dan konstruksi oleh pemerintah (departemen,

lembaga negara non departemen, Pemda, BUMN dan BUMD)

yang bernilai di atas Rp 500 juta yang tidak dibiayai dari dana

Bank Dunia, Bank Pembangunan Islam dan Bank Pembangunan

Asia, atau Rp 10 miliar ke atas apabila dananya berasal dari

Kredit Ekspor.

Melalui kesepakatan imbal beli maka perusahaan pemasok

(barang atau jasa kepada pemerintah) berkewajiban untuk

mengekspor (membeli dan memasarkan atau menyebabkan

barang diekspor) barang nonmigas Indonesia sebesar 100% dari

nilai barang impor (kondisi FOB atau customs value) yang

diadakan pemerintah. Apabila terdapat lebih dari satu pemasok

luar negeri, maka masing-masing pemasok luar negeri

bertanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban imbal

belinya senilai barang impor yang dipasoknya kepada

pemerintah.

Untuk menerapkan skema counter purchase, sebuah instansi

pemerintah atau BUMN atau BUMD penyelenggara tender atau

lelang untuk proyek pengadaan impor yang terkena ketentuan

imbal beli harus mengumumkan atau memberitahukan kepada

6

Page 7: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

peserta tender bahwa tender atau lelang tersebut dikaitkan

dengan imbal beli. Peserta tender wajib membuat Surat

kesanggupan Melakukan counter purchase (Letter of

Undertaking) yang ditandatangani sekurangkurangnya oleh

direktur perusahaan pemasok luar negeri dan ditujukan kepada

Dirjen Perdagangan Luar Negeri melalui instansi/BUMN/

BUMD penyelenggara tender. Dirjen Perdagangan Luar Negeri

menilai Letter of Undertaking tersebut dan memberikan

tanggapannya (persetujuan atau pertimbangan lain)langsung

kepada instansi penyelenggara tender. Setelah menetapkan

pemenang tender, instansi pemerintah, BUMN atau BUMD

penyelenggara tender segera menyampaikan informasi detil

mengenai proyek pengadaan barang atau jasa tersebut kepada

Dirjen Perdagangan Luar Negeri. Dirjen Perdagangan Luar

Negeri memberitahukan pemasok luar negeri mengenai nilai

kewajiban counter purchase serta meminta untuk

menyampaikan Usulan Tambahan Surat Pernyataan

Kesanggupan Imbal Beli atau Letter of Undertaking (yang

disebut Annex-A) yang dibuat oleh direktur perusahaan

pemasok luar negeri atau pejabat yang ditunjuk dan rencana

ekspor dalam rangka pemenuhan kewajiban imbal beli.

Setelah Annex-A ditandatangani, Dirjen Perdagangan Luar

Negeri mengeluarkan Surat Award kepada instansi atau BUMN

atau BUMD penyelenggara tender yang memberitahukan bahwa

pemasok luar negeri yang bersangkutan telah menyelesaikan

administrasi counter purchase, sehingga penandatanganan

kontrak tender dapat dilakukan. Setelah tanggal kontrak tender

ditandatangani maka pemasok luar negeri dapat mulai

melakukan ekspor. Tetapi sebelum barang diekspor, pemasok

luar negeri harus memberitahukan terlebih dahulu kepada Dirjen

Perdagangan Luar Negeri mengenai rencana pengapalan ekspor

yang akan dilakukannya terutama menyangkut jenis barang dan

7

Page 8: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

nomor tarip pabean, volume dan nilai ekspor, pelabuhan muat

dan negara tujuan, nama dan alamat eksportir dan nama dan

alamat pembeli.

Pemasok luar negeri harus menyampaikan laporan

pemenuhan kewajiban counter purchase kepada Dirjen

Perdagangan Luar Negeri secara berkala dan laporan terakhir

harus diterima selambat-lambatnya enam bulan sejak tanggal

berakhirnya jangka waktu kewajiban imbal beli. Untuk

mengarahkan agar ekspor dalam rangka imbal beli dapat

memberikan tambahan terhadap ekspor regular Indonesia, maka

setiap tahun pemerintah mengeluarkan buku ‘Barang Ekspor

Dalam Rangka Imbal Beli’ yang disusun dengan menetapkan

bahwa semua jenis barang ekspor Indonesia di luar minyak dan

gas bumi dapat digunakan untuk pemenuhan kewajiban imbal

beli, kecuali barang yang dilarang ekspornya, barang yang

diawasai ekspornya dan barang yang telah dianggap mendapat

jaminan pasar, seperti barang yang diatur tata niaga ekspornya

dengan kuota berdasarkan perjanjian luar negeri dan diekspor

dalam rangka pemenuhan kewajiban penggantian (offset), beli

kembali (buyback), kontrak karya dan lain-lain.

Kelompok barang lainnya yang tidak dapat digunakan dalam

transaksi counter purchase adalah barang yang diekspor bukan

dalam rangka transaksi perdagangan, seperti barang pindahan,

sample (contoh), bantuan, pemberian (hibah) dan lain-lain.

Barang yang diekspor dalam rangka counter purchase

diperhitungkan dalan mata uang US$ dan pada prinsipnya harus

ditujukan ke negara asal pemasok luar negeri. Apabila

pembelian impor pemerintah berasal dari beberapa negara, maka

tujuan ekspornya dapat dilakukan ke negara asal pemasok luar

negeri atau ke negara asal barang. Sedangkan ekspor ke negara

ketiga hanya dibenarkan kalau negara ketiga tersebut bukan

merupakan pasaran tradisional barang ekspor yang bersangkutan

8

Page 9: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

dan ekspornya tidak mengganggu saluran pemasaran yang telah

ada.

Jenis komoditi utama yang diekspor dalam rangka counter

purchase antara lain karet alam, kayu lapis, perabotan kayu,

produk kayu lainnya, ikan dan kerang-kerangan, batu bara,

minyak kelapa dan minyak kelapa sawit.

2) Offset

Pengaturan Offset dilakukan oleh pemerintah dengan cara

mempersyaratkan adanya keharusan untuk kandungan lokal

dalam setiap pengadaan impor barang, jasa atau konstruksi,

seperti yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres)

No. 16 Tahun 1994.

3) Buyback

Dengan PP No. 2 tahun 1996 dan Surat Keputusan (SK)

Menperindag No. 16/SK/I/1996 yang mempersyaratkan

penggunaan skema imbal beli untuk perusahaan PMA non-

produsen, yaitu diperbolehkan mengimpor bahan keperluan

produksi suatu perusahaan di Entreport Produksi Tujuan Ekspor

(EPTE) atau Kawasan Berikat dan dengan fasilitas bebas bea

masuk, cukai, PPN, PPN-BM dan PPh dengan kewajiban

mengekspornya melalui perusahaan PMA tersebut. Beberapa

contoh proyek imbal dagang yang telah berhasil dilaksanakan

antara lain proyek imbal beli yang dilakukan PT

Primacomexindo senilai US$ 438,68 juta yang merupakan

proyek debt repayment dengan berbagai komoditi ekspor

Indonesia ke Rusia. Selain itu, PT Primacomexindo juga telah

melakukan barter komoditi teh Indonesia dengan kapas dari

Pakistan senilai US$ 20 juta, barter pupuk Indonesia dengan

kapas dari Sudan senilai US$ 40 juta dan barter teh dan

consumer items dari Indonesia dengan kapas dari Uzbekistan

senilai US$ 65 juta.

9

Page 10: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

Proyek imbal beli dagang lainnya yang telah berhasil

dilakukan adalah barter antara helikopter buatan PT IPTN

dengan gula dari Malaysia senilai US$ 16 juta dan barter

pesawat terbang buatan PT IPTN dengan beras ketan dari

Thailand senilai US$ 25 juta serta bilateral counter trade antar

komoditi ekspor Indonesia dengan minyak mentah dari Irak

senilai US$ 100 juta. Sejumlah proyek imbal dagang juga telah

berhasil memperluas wilayah pasar bagi produk ekspor

nonmigas Indonesia, seperti imbal dagang yang dilakukan Safic

Alcan untuk komoditas karet alam ke Amerika Latin, imbal

dagang kertas dan CPO ke Eropa Timur, Timur Tengah dan

Selandia Baru oleh PT Triharpindo, imbal dagang alas kaki oleh

PT Griya Induk Sarana ke Eropa Timur. Proyek imbal dagang

juga telah berhasil membuka peluang ekspor produk baru,

seperti paha ayam beku ke Jepang dan Pakistan oleh Itochu

Corporation dan gambir ke AS dan India oleh PT Triharpindo.

Pada tahun 1998 tercatat 12 proyek imbal beli dengan realisasi

senilai US$ 150,21 juta dengan melibatkan sejumlah instansi

pemerintah seperti Pertamina, PT Pupuk Iskandar Muda, Ditjen

Hubdar, Dephankam dan PT PLN (Persero). Pada tahun 2000

terdapat 2 proyek imbal beli senilai US$ 2,99 juta yang

melibatkan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) dan Ditjen

Hubdar, sedangkan pada tahun 2001 dan 2002 terdapat tiga

proyek imbal dagang dengan realisasi senilai US$ 22,77 juta.

Terdapat banyak manfaat yang dapat diambil, terutama oleh negara-

negara berkembang dalam melakukan perdagangan internasional secara

counter trade. Negara-negara berkembang cenderung memaksakan

perdagangan yang dilakukan dengan menggunakan counter trade melihat

bagaimana negara-negara berkembang diuntungkan dengan praktek counter

trade ini16.

16 Amanda J. Perry, op.cit., hlm. 12

10

Page 11: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

2. Perjanjian Imbal Dagang Yang dilakukan Indonesia dan Libya17

Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia telah menyepakati nota

kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan

pemerintah Libya untuk mengimpor 18 juta barel minyak mentah

dari negara di Afrika Utara tersebut senilai US$ 540 juta melalui

skema imbal dagang dengan 16 jenis komoditi ekspor Indonesia.

MoU mengenai kesepakatan imbal dagang itu telah ditandatangani

oleh Menperindag RI Rini M.S. Soewandi dan Sekretaris Jenderal

Komite Perdagangan Libya, Abdulqader Omar Elkhair di Tripoli

(ibukota Libya) pada 25 Agustus 2003.

Pada tahap pertama, Indonesia mengimpor sebanyak 50.000 barel

minyak mentah/hari selama satu tahun atau setara dengan 1,5 juta

barel/bulan atau sama dengan 18 juta barel/tahun. Volume impor itu

dapat ditingkatkan apabila kedua belah pihak merasa puas dengan

pelaksanaan imbal dagang tersebut.

Dengan harga minyak mentah dunia sekitar US$ 30/barel pada

tahun 2003, maka impor minyak mentah sebanyak 18 juta barel

tersebut diperkirakan akan mencapai nilai US$ 540 juta. Perjanjian

ini merupakan perdagangan dengan nilai imbal dagang yang cukup

besar yang pernah dicapai Indonesia dengan negara lain yang

sekaligus juga menjadi peluang ekspor yang cukup besar bagi

kalangan dunia usaha di Indonesia.

Pada saat itu,Indonesia sengaja memilih komoditas minyak

mentah dari Libya untuk diimbaldagangkan dengan 16 komoditi

ekspor Indonesia, karena selama ini Indonesia memang harus

mengimpor minyak mentah dari luar negeri untuk memenuhi

kebutuhan bahan bakar minyak di dalam negeri. Ke-16 komoditi

ekspor Indonesia yang diimbaldagangkan dengan minyak mentah

Libya itu adalah tekstil dan garmen, sepatu, toiletries, produk

makanan, teh, kopi, bumbu dapur, kayu, furniture, gelas dan

peralatan dari plastik, kertas dan stationery, elektornik, ban, produk

17 Departemen Perdagangan dan Perindustrian, op.cit., hlm. 20-21

11

Page 12: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

karet, minyak sayuran dan minyak nabati, komponen kendaraan dan

pesawat terbang. Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan imbal

dagang dengan Libya tersebut, pemerintah Indonesia menunjuk

PT.Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai koordinator.

Selama ini, neraca perdagangan Indonesia dengan Libya selalu

mengalami surplus untuk Indonesia. Pada tahun 2002 total ekspor

Indonesia ke Libya mencapai US$ 5,8 juta, sedangkan impor

Indonesia dari Libya hanya senilai US$ 29.000. Produk ekspor

utama Indonesia ke Libya antara lain ban mobil dan motor, batang

kawat baja, elektronik, tekstil dan pakaian jadi, sabun dan pembersih

lainnya, sedangkan impornya dari Libya adalah minyak dan biji besi.

Dengan demikian, melalui skema counter trade tersebut

diharapkan devisa negara yang selama ini terpakai untuk mengimpor

crude oil dari Libya dapat dihemat. Sementara itu, ekspor non migas

Indonesia ke Libya yang selama ini masih sangat kecil (US$ 5,8 juta

pada tahun 2002) dapat lebih ditingkatkan.

D. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

1) Counter trade merupakan sebuah bentuk kegiatan perdagangan

yang lebih menguntungkan bagi para pihak yang melakukannya,

terutama bagi negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri,

counter trade telah dilakukan sejak tahun 1982 dengan

dikeluarkannya PP No.1 Tahun 1982 dimana pemerintah

melakukan kebijakan alternative berupa terobosan untuk

meningkatkan devisa ekspor melalui penerapan counter trade

(imbal dagang) terhadap beberapa negara yang potensial dapat

mengakomodasi kebijakan counter trade. Selanjutnya dalam

perkembangannya, pemerintah Indonesia kembali mengeluarkan

kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan counter trade,

diantaranya melalui Keppres No. 16 Tahun 1994 tentang

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan PP No.

16 Tahun 1998 tentang Kegiatan Perusahaan yang Didirikan Dalam

12

Page 13: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

Rangka Penanaman Modal Asing Di Bidang Ekspor dan Impor

yang kemudian diubah dengan PP Nomor 42 Tahun 1997. Sampai

saat ini, Counter trade dilakukan di Indonesia dalam beberapa

bentuk, antara lain Imbal Beli (Counter purchase), Offset,dan

Buyback.

2) Di Indonesia, dalam kurun waktu antara tahun 1982 sampai 1997

rata-rata terdapat 36 proyek counter trade setiap tahunnya yang

melibatkan sekitar delapan instansi pemerintah dengan nilai imbal

beli ratarata US$ 478 juta/tahun. Kemudian sejak tahun 2003

counter trade menjadi salah satu kegiatan perdagangan utama

dalam ekspor impor. Pada tahun yang sama, pihak Rusia setuju

untuk mengimpor produk-produk nonmigas Indonesia yang

kemudian ditukarkan dengan peralatan militer, yaitu empat unit

pesawat tempur Sukhoi (dua unit pesawat Sukhoi Su-27 Flanker

dan dua unit pesawat Sukhoi Su-30MK) dan dua helicopter MI-35.

Selain itu, pada tanggal 25 Agustus 2003 Deperindag telah

menandatangani kesepakatan imbal dagang dengan Komite

Perdagangan Libya dimana Indonesia akan mengimpor minyak

mentah (crude oil) dari Libya sebanyak 50.000 barel/hari atau

senilai US$ 540 juta/tahun yang akan dibayar dengan ekspor 16

jenis komoditi nonmigas Indonesia antara lain tekstil dan produk

tekstil, sepatu, barang-barang elektronika, ban, karet, furniture dan

lain sebagainya.

3) Saran

Dalam rangka mencapai target ekspor non migas di tahun-tahun

mendatang pemerintah perlu menggalakkan kembali perdagangan

counter trade dengan negara-negara sahabat. Karena counter trade juga

dapat menjadi salah satu jalan keluar bagi Indonesia dalam

mempercepat proses pemulihan ekonomi melalui pencapaian target

ekspor non migas nasional.

Kegiatan counter trade perlu digalakkan mengingat kapasitas produksi

di dalam negeri untuk tujuan ekspor cenderung mengalami peningkatan

13

Page 14: Kapita Selekta Ekonomi - Counter Trade

dan di pihak lain persaingan terhadap produk-produk tersebut di pasar

dunia semakin ketat. Sejalan dengan hal itu, dalam rangka peningkatan

ekspor nonmigas dan sekaligus penghematan cadangan devisa, maka

program counter trade perlu menjadi program prioritas Departemen

Perindustrian dan Perdagangan. Hal ini menjadi penting karena counter

trade setidaknya dapat memberikan lima manfaat bagi bangsa dan

negara, yaitu dapat melakukan penghematan Anggaran Pembangunan

dan Belanja Negara (APBN) dan/atau devisa dalam rangka

pembelian/impor barangbarang yang dibutuhkan oleh pemerintah;

membuka peluang atau akses pasar nontradisional bagi barangbarang

yang diproduksi oleh pihak swasta/pemerintah/BUMN; meningkatkan

produksi bagi barangbarang yang termasuk dalam skema counter trade;

merupakan stimulus ekonomi yang berdampak pada peningkatan

penyerapan tenaga kerja antar sektor (multiplier effects); faktor

pendukung akselerasi pembangunan sejalan dengan exit program dari

IMF.

14