kape 3

5
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan lingkungan, terutama deforestasi, telah menyebabkan pengurangan dan fragmentasi habitat badak di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon Banten. Hal ini mendorong semakin berkurangnya jumlah populasi badak di kawasan ini. Badak bercula satu merupakan contok spesies satwa endemik Taman Nasional Ujung Kulon yang jumlahnya semakin menyusut dan di ambang kepunahan. WWF Indonesia adalah salah satu organisasi non- pemerintah yang berupaya membantu pelestarian satwa-satwa liar beserta habitat mereka di negara ini. Organisasi internasional yang memiliki 27 cabang di Indonesia ini antara lain memiliki kegiatan di Provinsi Riau. Diantara spesies-spesies satwa liar di provinsi ini yang menjadi perhatian WWF Indonesia adalah spesies satwa tersebut di atas. Spesies tersebut dapat dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon Banten. Dalam kegiatannya WWF Indonesia berusaha menerapkan pendekatan- pendekatan ilmiah, sebagai contoh adalah pendugaan populasi satwa liar menggunakan teknologi kamera perangkap. Teknologi kamera perangkap cenderung semakin banyak digunakan dalam berbagai survei fauna besar. Meskipun memiliki beberapa kelemahan, teknologi ini dapat menghasilkan data-data yang akurat dan otentik tentang keberadaan suatu spesies satwa liar di kawasan-kawasan tertentu. Oleh karenanya, penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi ini untuk kepentingan survei satwa liar merupakan sebuah kompetensi

description

about kp

Transcript of kape 3

Page 1: kape 3

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan lingkungan, terutama deforestasi, telah menyebabkan pengurangan dan

fragmentasi habitat badak di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon Banten. Hal ini

mendorong semakin berkurangnya jumlah populasi badak di kawasan ini. Badak bercula satu

merupakan contok spesies satwa endemik Taman Nasional Ujung Kulon yang jumlahnya

semakin menyusut dan di ambang kepunahan.

WWF Indonesia adalah salah satu organisasi non-pemerintah yang berupaya

membantu pelestarian satwa-satwa liar beserta habitat mereka di negara ini. Organisasi

internasional yang memiliki 27 cabang di Indonesia ini antara lain memiliki kegiatan di

Provinsi Riau. Diantara spesies-spesies satwa liar di provinsi ini yang menjadi

perhatian WWF Indonesia adalah spesies satwa tersebut di atas. Spesies tersebut dapat

dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon Banten.

Dalam kegiatannya WWF Indonesia berusaha menerapkan pendekatan-

pendekatan ilmiah, sebagai contoh adalah pendugaan populasi satwa liar menggunakan

teknologi kamera perangkap. Teknologi kamera perangkap cenderung semakin banyak

digunakan dalam berbagai survei fauna besar. Meskipun memiliki beberapa

kelemahan, teknologi ini dapat menghasilkan data-data yang akurat dan otentik

tentang keberadaan suatu spesies satwa liar di kawasan-kawasan tertentu. Oleh

karenanya, penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan

teknologi ini untuk kepentingan survei satwa liar merupakan sebuah kompetensi yang

sangat berharga bagi seorang sarjana sains, khususnya di bidang biologi.

1.2 Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah:

1. Mengenal karakteristik badak bercula satu.

2. Mengenal penggunaan teknologi kamera perangkap dalam survei mamalia besar

seperti badak bercula satu, khususnya yang terdapat di Taman Nasional Ujung

Kulon.

3. Mengetahui dan memahami teknis dan manajerial pelaksanaan survei mamalia

besar menggunakan kamera perangkap di Taman Nasional Ujung Kulon.

1.3 Kompetensi Terkait Topik Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek ini memberikan beberapa manfaat yaitu:

Page 2: kape 3

1. Pengetahuan tentang satwa liar berupa mamalia besar yang sudah langka di Indonesia yaitu badak bercula satu.

2. Pengalaman dan keterampilan melakukan survei mamalia besar menggunakan kamera perangkap.

3. Pengalaman dan keterampilan mengolah data hasil pengoperasian kamera perangkap.

Page 3: kape 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. WWF dan Misinya

WWF (World Wildlife Fund) adalah sebuah organisasi internasional non-

pemerintah (NGO/LSM) di bidang konservasi alam. Organisasi ini didirikan

pada tanggal 1 September 1961 oleh beberapa orang, di antaranya ahli

biologi Sir Julian Huxley, Pangeran Bernhard dari Belanda, Max Nicholson

dan pelukis Sir Peter Scott yang mendesain logo panda hitam-putihnya. Misi

WWF adalah sebagai berikut:

(1) melindungi keanekaragaman genetis, spesies, dan ekosistem;

(2) menjaga penggunaan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan

secara berkelanjutan dan memberi keuntungan bagi semua kehidupan

di bumi;

(3) mengurangi polusi lingkungan dan konsumsi sumberdaya alam

yang berlebihan hingga sekecil-kecilnya.

WWF Indonesia merupakan salah satu di antara 22 cabang

internasional WWF yang ada di dunia. Di negara ini WWF Indonesia memiliki

27 cabang yang tersebar di 22 provinsi.

2.2. Visi dan Misi WWF-Indonesia

Visi WWF-Indonesia adalah “Konservasi keanekaragaman hayati

Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan.” Sedangkan

misinya adalah memelihara keanekaragaman hayati dan mengurangi pengaruh

(negatif) manusia terhadap keanekaragaman hayati dengan cara:

(1) mendorong etika konservasi yang kuat, kesadaran dan

pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati di kalangan

masyarakat Indonesia;

(2) membantu usaha-usaha berbagai pihak terkait untuk

memelihara keanekaragaman hayati dan proses-proses ekologis pada

skala ekoregional;

(3) mendukung kebijakan, hukum, dan pelaksanaan hukum

yang mendukung konservasi keanekaragaman hayati;

Page 4: kape 3

(4) mendorong konservasi keanekaragaman hayati untuk meningkatkan

kesejahteraan manusia, melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara

berkelanjutan.