kape 3
-
Upload
ahmada-dian-nurilma -
Category
Documents
-
view
4 -
download
1
description
Transcript of kape 3
![Page 1: kape 3](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080915/55cf8f15550346703b98c438/html5/thumbnails/1.jpg)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan lingkungan, terutama deforestasi, telah menyebabkan pengurangan dan
fragmentasi habitat badak di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon Banten. Hal ini
mendorong semakin berkurangnya jumlah populasi badak di kawasan ini. Badak bercula satu
merupakan contok spesies satwa endemik Taman Nasional Ujung Kulon yang jumlahnya
semakin menyusut dan di ambang kepunahan.
WWF Indonesia adalah salah satu organisasi non-pemerintah yang berupaya
membantu pelestarian satwa-satwa liar beserta habitat mereka di negara ini. Organisasi
internasional yang memiliki 27 cabang di Indonesia ini antara lain memiliki kegiatan di
Provinsi Riau. Diantara spesies-spesies satwa liar di provinsi ini yang menjadi
perhatian WWF Indonesia adalah spesies satwa tersebut di atas. Spesies tersebut dapat
dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon Banten.
Dalam kegiatannya WWF Indonesia berusaha menerapkan pendekatan-
pendekatan ilmiah, sebagai contoh adalah pendugaan populasi satwa liar menggunakan
teknologi kamera perangkap. Teknologi kamera perangkap cenderung semakin banyak
digunakan dalam berbagai survei fauna besar. Meskipun memiliki beberapa
kelemahan, teknologi ini dapat menghasilkan data-data yang akurat dan otentik
tentang keberadaan suatu spesies satwa liar di kawasan-kawasan tertentu. Oleh
karenanya, penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan
teknologi ini untuk kepentingan survei satwa liar merupakan sebuah kompetensi yang
sangat berharga bagi seorang sarjana sains, khususnya di bidang biologi.
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah:
1. Mengenal karakteristik badak bercula satu.
2. Mengenal penggunaan teknologi kamera perangkap dalam survei mamalia besar
seperti badak bercula satu, khususnya yang terdapat di Taman Nasional Ujung
Kulon.
3. Mengetahui dan memahami teknis dan manajerial pelaksanaan survei mamalia
besar menggunakan kamera perangkap di Taman Nasional Ujung Kulon.
1.3 Kompetensi Terkait Topik Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek ini memberikan beberapa manfaat yaitu:
![Page 2: kape 3](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080915/55cf8f15550346703b98c438/html5/thumbnails/2.jpg)
1. Pengetahuan tentang satwa liar berupa mamalia besar yang sudah langka di Indonesia yaitu badak bercula satu.
2. Pengalaman dan keterampilan melakukan survei mamalia besar menggunakan kamera perangkap.
3. Pengalaman dan keterampilan mengolah data hasil pengoperasian kamera perangkap.
![Page 3: kape 3](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080915/55cf8f15550346703b98c438/html5/thumbnails/3.jpg)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. WWF dan Misinya
WWF (World Wildlife Fund) adalah sebuah organisasi internasional non-
pemerintah (NGO/LSM) di bidang konservasi alam. Organisasi ini didirikan
pada tanggal 1 September 1961 oleh beberapa orang, di antaranya ahli
biologi Sir Julian Huxley, Pangeran Bernhard dari Belanda, Max Nicholson
dan pelukis Sir Peter Scott yang mendesain logo panda hitam-putihnya. Misi
WWF adalah sebagai berikut:
(1) melindungi keanekaragaman genetis, spesies, dan ekosistem;
(2) menjaga penggunaan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan dan memberi keuntungan bagi semua kehidupan
di bumi;
(3) mengurangi polusi lingkungan dan konsumsi sumberdaya alam
yang berlebihan hingga sekecil-kecilnya.
WWF Indonesia merupakan salah satu di antara 22 cabang
internasional WWF yang ada di dunia. Di negara ini WWF Indonesia memiliki
27 cabang yang tersebar di 22 provinsi.
2.2. Visi dan Misi WWF-Indonesia
Visi WWF-Indonesia adalah “Konservasi keanekaragaman hayati
Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan.” Sedangkan
misinya adalah memelihara keanekaragaman hayati dan mengurangi pengaruh
(negatif) manusia terhadap keanekaragaman hayati dengan cara:
(1) mendorong etika konservasi yang kuat, kesadaran dan
pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati di kalangan
masyarakat Indonesia;
(2) membantu usaha-usaha berbagai pihak terkait untuk
memelihara keanekaragaman hayati dan proses-proses ekologis pada
skala ekoregional;
(3) mendukung kebijakan, hukum, dan pelaksanaan hukum
yang mendukung konservasi keanekaragaman hayati;
![Page 4: kape 3](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080915/55cf8f15550346703b98c438/html5/thumbnails/4.jpg)
(4) mendorong konservasi keanekaragaman hayati untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia, melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara
berkelanjutan.