KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan … · Samarinda 75122, Kalimantan Timur Telp:...
Transcript of KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan … · Samarinda 75122, Kalimantan Timur Telp:...
AGUSTUS 2018
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
Provinsi Kalimantan Timur
Publikasi ini dapat diakses secara online pada:
www.bi.go.id/web/id/publikasi
Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di:
Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur
Jl. Gajah Mada No. 1
Samarinda 75122, Kalimantan Timur
Telp: 0542 – 741 022, 741 023
Fax: 0542 – 732 644
Halaman | ii
KATA PENGANTAR
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim)
merupakan hasil asesmen rutin yang dilakukan setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Timur. Kajian ini berisi tentang informasi terkini mengenai
kondisi ekonomi makro daerah, keuangan Pemerintah, inflasi, stabilitas sistem keuangan
daerah, sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan kesejahteraan serta prospek perekonomian
kedepan. Kajian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi stakeholders di wilayah
Kaltim dalam melakukan perumusan kebijakan.
Ekonomi Kaltim triwulan II 2018 tetap mempertahankan pertumbuhannya pada level
1,8% (yoy), tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan triwulan I 2018. Pertumbuhan
ekonomi Kaltim triwulan II 2018 ditopang oleh peningkatan kinerja lapangan usaha konstruksi
dan pertanian. Lebih lanjut, kinerja perdagangan juga mencatatkan pertumbuhan yang tinggi
sehingga memberikan andil pertumbuhan positif terhadap ekonomi Kaltim triwulan II 2018
walaupun tidak sekuat triwulan sebelumnya. Di sisi lain, kontraksi pertumbuhan lapangan usaha
pertambangan pada triwulan II 2018 berdampak pada kinerja ekspor luar negeri yang
dipengaruhi oleh penurunan permintaan dari mitra dagang utama menjadi faktor penahan laju
pertumbuhan ekonomi Kaltim. Di sisi pengeluaran, peningkatan investasi swasta menjadi
pendorong utama ekonomi Kaltim triwulan II 2018.
Analisa pada kajian ini menggunakan berbagai data dan informasi yang diperoleh secara
langsung dari kegiatan survei dan liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan
Timur. Kami juga menggunakan berbagai data dan informasi yang diperoleh dari pihak
eksternal, baik dari kalangan Pemerintah maupun swasta. Atas seluruh bantuan tersebut, kami
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan kajian ini. Besar
harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa
yang akan datang. Kami juga senantiasa mengharapkan kritikan, masukan, dan saran dalam
rangka peningkatan kualitas kajian ini sehingga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua
dalam upaya mengembangkan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi
nasional pada umumnya.
Samarinda, Agustus 2018 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Ttd.
Muhamad Nur Kepala Perwakilan
Halaman | iii
VISI BANK INDONESIA
Menjadi bank sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan
terbaik diantara negara emerging markets.
MISI BANK INDONESIA
a. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter
dan bauran kebijakan Bank Indonesia.
b. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial
Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.
c. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan
sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra
strategis lain.
d. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal
dan reformasi struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
e. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk
infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.
f. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di
tingkat daerah.
g. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan
sistem informasi Bank Indonesia.
NILAI-NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA
Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas (trust and integrity); (ii)
profesionalisme (professionalism); (iii) keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan
kepentingan umum (public interest); dan (v) koordinasi dan kerja sama tim (coordination and
teamwork) yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).
Halaman | iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2
VISI BANK INDONESIA .................................................................................................................. 3
MISI BANK INDONESIA ................................................................................................................. 3
NILAI-NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA .................................................................................... 3
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 4
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. 6
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................ 7
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... 10
TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI ......................................................................................... 11
RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................................................. 14
I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH .................................................................... 1
Gambaran Umum ......................................................................................................... 1
Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha ................................................ 3
Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Pengeluaran .................................................... 17
BOKS I.1 Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pariwisata ......................................... 30
BOKS I.2 Output Tenaga Kerja Perkapita vs Pertumbuhan Ekonomi ..................................... 33
II. KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH.................................................................................... 36
APBD Pemerintah Provinsi ......................................................................................... 36
APBD Kabupaten/Kota ............................................................................................... 42
Alokasi APBN di Wilayah Kalimantan Timur ............................................................... 44
III. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ................................................................................ 46
Gambaran Umum ....................................................................................................... 46
Inflasi Bulanan (mtm) ................................................................................................. 47
Inflasi Tahunan (yoy) .................................................................................................. 50
Inflasi Spasial Kota Pembentuk .................................................................................. 52
Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah..................................................................... 53
BOKS III.1 Perkembangan Harga Daging Ayam Ras di Kalimantan Timur .............................. 57
BOKS III.2 Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) sebagai Proksi Inflasi di
Kalimantan Timur ................................................................................................................... 59
IV. STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM . 61
Halaman | v
Asesmen Sektor Korporasi ......................................................................................... 61
4.1.1 Kinerja Keuangan Korporasi ............................................................................... 63
4.1.2 Eksposur Sektor Korporasi pada Sektor Perbankan ........................................... 66
Asesmen Sektor Rumah Tangga ................................................................................. 68
4.2.1 Kinerja Rumah Tangga........................................................................................ 68
4.2.2 Eksposur Sektor Rumah Tangga pada Sektor Perbankan .................................. 68
Asesmen Sektor Perbankan ....................................................................................... 70
4.3.1 Asesmen Kondisi Intermediasi Perbankan ......................................................... 70
4.3.2 Asesmen Risiko Perbankan ................................................................................ 74
Asesmen Sektor UMKM ............................................................................................. 76
BOKS IV.1 Kerentanan Sistem Keuangan Rumah Tangga Kalimantan Timur ......................... 79
V. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ............ 82
Penyelenggaran Sistem Pembayaran ......................................................................... 82
Pengelolaan Uang Rupiah .......................................................................................... 85
VI. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ................................................................... 88
Ketenagakerjaan ...................................................................................................... 88
Kesejahteraan ........................................................................................................... 91
VII. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH .............................................................................. 93
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Kaltim ..................................................................... 93
Prospek Inflasi Kaltim ................................................................................................. 96
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................................................... 99
Halaman | vi
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Berdasarkan Lapangan Usaha (yoy) ............................. 4
Tabel I.2 Progres Pembangunan Fisik Proyek Multiyears Contract ............................................. 5
Tabel I.3 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Berdasarkan Pengeluaran (yoy) ................................. 17
Tabel I.4 Komoditas Utama Ekspor Kaltim ................................................................................. 25
Tabel I.5 Negara Tujuan Utama Ekspor Kaltim .......................................................................... 25
Tabel I.6 Komoditas Utama Impor Kaltim .................................................................................. 28
Tabel I.7 Negara Asal Utama Impor Kaltim ................................................................................ 28
Tabel I.8 Wisatawan Kalimantan Timur ..................................................................................... 30
Tabel I.9 Statistik Pariwisata Kabupaten Berau ......................................................................... 31
Tabel I.10 Output Perkapita Tenaga Kerja Kalimantan Timur.................................................... 34
Tabel I.11 Output Perkapita Tenaga Kerja Nasional .................................................................. 35
Tabel II.1 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan II Tahun 2017 dan
2018 (Rp Juta) ............................................................................................................................ 36
Tabel II.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan II Tahun 2017 dan 2018
(Rp Juta) ..................................................................................................................................... 40
Tabel II.3 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota Kaltim Triwulan II Tahun 2017 dan 2018
(Rp Juta) ..................................................................................................................................... 42
Tabel II.4 Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota Kaltim Triwulan II Tahun 2017 dan 2018 (Rp
Juta) ............................................................................................................................................ 43
Tabel II.5 Transfer Dana Desa Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2017 dan 2018 (Rp Juta) . 44
Tabel II.6 Realisasi Belanja APBN di Wilayah Kaltim Tahun 2016 dan 2017 .............................. 45
Tabel III.1 Perbandingan Rata-Rata Inflasi Bulanan Kaltim Triwulan I dan II 2018 (mtm) ......... 48
Tabel III.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan Kaltim Triwulan II 2018 (mtm) ...... 50
Tabel III.3 Inflasi Kaltim (yoy) ..................................................................................................... 51
Tabel III.4 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kaltim Triwulan II 2018 (yoy) ...................... 52
Tabel III.5 Inflasi Kaltim dan Kota Pembentuk (yoy) .................................................................. 53
Tabel III.6 Kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Wilayah Kaltim Triwulan II 2018 ........ 55
Tabel III.7 – Kenaikan Harga Daging Ayam Ras Kaltim dan Beberapa Provinsi Lainnya ............ 57
Tabel III.8 Daftar Komoditas Strategis PIHPS ............................................................................. 59
Tabel III.9 Daftar Sampel Pasar PIHPS di Wilayah Kalimantan Timur ........................................ 60
Tabel IV.1 Variabel Penyusun Indeks Kerentanan Keuangan .................................................... 80
Tabel IV.2 Narasumber FGD ....................................................................................................... 80
Tabel IV.3 SNRT – FVI Pendekatan Objektif ............................................................................... 80
Tabel IV.4 SNRT – FVI Pendekatan Subjektif .............................................................................. 80
Tabel VI.1 Angkatan Kerja dan Pengangguran Provinsi Kaltim .................................................. 88
Tabel VI.2 Penduduk Yang Bekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Provinsi Kaltim ............... 89
Tabel VI.3 Penduduk Yang Bekerja Berdasarkan Status Usaha Provinsi Kaltim ......................... 90
Tabel VI.4 Penduduk Yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi Kaltim ................... 90
Tabel VII.1 Outlook Ekonomi Dunia dan Negara Mitra Dagang Utama Kalimantan Timur ........ 95
Tabel VII.2 Outlook Harga Komoditas Ekspor Utama Kalimantan Timur ................................... 95
Halaman | vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim & Nasional ................................................................... 1
Grafik I.2 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Regional Triwulan II 2018 ............................... 1
Grafik I.3 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - Konstruksi ................................................................. 5
Grafik I.4 Penjualan Semen Kaltim ............................................................................................... 5
Grafik I.5 Pertumbuhan Impor Barang Material .......................................................................... 6
Grafik I.6 Kredit dan NPL Konstruksi Kaltim ................................................................................. 7
Grafik I.7 Kredit KPR Kaltim .......................................................................................................... 7
Grafik I.8 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - Pertanian ................................................................... 8
Grafik I.9 Harga TBS Kaltim .......................................................................................................... 8
Grafik I.10 Kredit dan NPL Pertanian Kaltim ................................................................................ 8
Grafik I.11 Kredit dan NPL Perikanan Kaltim ................................................................................ 8
Grafik I.12 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - Industri Pengolahan ................................................ 9
Grafik I.13 Volume Ekspor CPO Kaltim ......................................................................................... 9
Grafik I.14 Harga CPO Internasional........................................................................................... 10
Grafik I.15 Harga CPO Kaltim ..................................................................................................... 10
Grafik I.16 Volume Ekspor Bahan Kimia ..................................................................................... 11
Grafik I.17 Volume Ekspor Pupuk ............................................................................................... 11
Grafik I.18 Kredit dan NPL Industri Pengolahan Kaltim ............................................................. 11
Grafik I.19 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - Pertambangan....................................................... 12
Grafik I.20 Produksi Batubara Kaltim ......................................................................................... 13
Grafik I.21 DMO Batubara Kaltim............................................................................................... 13
Grafik I.22 Lifting Minyak Kaltim ................................................................................................ 14
Grafik I.23 Lifting Gas Kaltim ...................................................................................................... 14
Grafik I.24 Kredit dan NPL Industri Pertambangan Kaltim ......................................................... 15
Grafik I.25 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim – Perdagangan Besar dan Eceran ............................ 16
Grafik I.26 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - Akomodasi dan Makan Minum ............................. 17
Grafik I.27 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Kaltim ................................................................. 17
Grafik I.28 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - PMTB .................................................................... 18
Grafik I.29 PMTB Kaltim – Bangunan dan NonBangunan ......................................................... 18
Grafik I.30 Penanaman Modal Asing Kaltim .............................................................................. 19
Grafik I.31 Penanaman Modal Dalam Negeri Kaltim ................................................................ 19
Grafik I.32 Kredit dan NPL Investasi Kaltim ............................................................................... 19
Grafik I.33 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim – Konsumsi Pemerintah ......................................... 20
Grafik I.34 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim – Konsumsi Rumah Tangga .................................... 22
Grafik I.35 Optimisme Konsumen Rumah Tangga Kaltim ......................................................... 22
Grafik I.36 Tingkat Keyakinan Konsumen Kaltim ...................................................................... 22
Grafik I.37 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim – Ekspor Luar Negeri .............................................. 23
Grafik I.38 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kaltim ................................................................. 23
Grafik I.39 Perkembangan Ekspor Migas Kaltim ....................................................................... 24
Grafik I.40 Perkembangan Ekspor Nonmigas Kaltim ................................................................. 24
Grafik I.41 Ekspor Batubara Kaltim ........................................................................................... 24
Halaman | viii
Grafik I.42 Harga Batubara Acuan ............................................................................................. 24
Grafik I.43 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim – Impor Luar Negeri ................................................ 26
Grafik I.44 Perkembangan Impor Migas Kaltim ......................................................................... 27
Grafik I.45 Perkembangan Impor Nonmigas Kaltim ................................................................... 27
Grafik I.46 Impor Barang Modal dan Bahan Baku Kaltim .......................................................... 28
Grafik II.1 Komponen Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltim ....................... 37
Grafik II.2 Komponen Realisasi PAD APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan II Tahun 2017
.................................................................................................................................................... 38
Grafik II.3 Komponen Realisasi PAD APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan II Tahun 2018
.................................................................................................................................................... 38
Grafik II.4 Derajat Otonomi Fiskal Kalimantan Timur (Berdasarkan Anggaran) ........................ 39
Grafik II.5 Derajat Otonomi Fiskal Kalimantan Timur (Berdasarkan Realisasi s.d. Triwulan II
2018) .......................................................................................................................................... 39
Grafik II.6 Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten/Kota di Wialyah Kalimantan Timur (Berdasarkan
Anggaran) ................................................................................................................................... 40
Grafik II.7 Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten/Kota di Wialyah Kalimantan Timur (Berdasarkan
Realisasi s.d. Triwulan II 2018) ................................................................................................... 40
Grafik II.8 Komponen Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim ............................... 41
Grafik III.1 Inflasi Kaltim & Nasional ........................................................................................... 47
Grafik III.2 Perbandingan Inflasi di Kalimantan .......................................................................... 47
Grafik III.3 – Perkembangan Harga Daging Ayam Ras Kaltim dan Beberapa Provinsi Lainnya .. 57
Grafik III.4 Pergerakan PIHPS dan Komponen Inflasi Volatile Foods ......................................... 60
Grafik IV.1 Perkembangan Harga Komoditas Batubara ............................................................. 62
Grafik IV.2 Perkembangan Harga Komoditas CPO ..................................................................... 62
Grafik IV.3 Volume Ekspor Batubara Kaltim .............................................................................. 62
Grafik IV.4 Volume Ekspor CPO Kaltim ...................................................................................... 62
Grafik IV.5 Pangsa Impor Kaltim Triwulan II 2018...................................................................... 63
Grafik IV.6 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah, Impor Bahan Baku dan Barang Modal ................... 63
Grafik IV.7 Tren Asset Turnover ................................................................................................. 64
Grafik IV.8 Tren Turn Inventory Turnover .................................................................................. 64
Grafik IV.9 Tren Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) ......................................... 64
Grafik IV.10 Debt to Service Ratio dan Solvability Korporasi Sektor Pertambangan ................. 64
Grafik IV.11 Current Ratio dan Quick Ratio Korporasi Sektor Pertambangan ........................... 66
Grafik IV.12 Perkembangan DPK Korporasi Kaltim .................................................................... 67
Grafik IV.13 Komposisi DPK Korporasi Kaltim ............................................................................ 67
Grafik IV.14 Perkembangan Kredit Korporasi Kaltim ................................................................. 67
Grafik IV.15 Perkembangan Kredit Korporasi Kaltim Berdasarkan Lapangan Usaha ................ 67
Grafik IV.16 Indeks Keyakinan Konsumen .................................................................................. 68
Grafik IV.17 Proporsi Belanja Rumah Tangga ............................................................................ 68
Grafik IV.18 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Kaltim ......................................................... 69
Grafik IV.19 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Kaltim Berdasarkan Jenisnya ..................... 69
Grafik IV.20 Perkembangan DPK RT Kaltim ................................................................................ 70
Grafik IV.21 Komposisi DPK RT Kaltim........................................................................................ 70
Halaman | ix
Grafik IV.22 Perkembangan DPK Kaltim dan Nasional ............................................................... 71
Grafik IV.23 Komposisi DPK Kaltim............................................................................................. 71
Grafik IV.24 Perkembangan DPK Kaltim Berdasarkan Golongan Debitur .................................. 71
Grafik IV.25 Perkembangan Kredit Kaltim dan Nasional ............................................................ 72
Grafik IV.26 Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan .......................................... 72
Grafik IV.27 Komposisi Kredit Kaltim Berdasarkan Penggunaan ............................................... 72
Grafik IV.28 Komposisi Kredit Kaltim Berdasarkan Lapangan Usaha ......................................... 72
Grafik IV.29 Perkembangan Kredit Spasial Kabupaten/Kota di Wilayah Kaltim ........................ 73
Grafik IV.30 Komposisi Kredit Spasial Kabupaten/Kota di Wilayah Kaltim ................................ 73
Grafik IV.31 Perkembangan DPK Perbankan Syariah Kaltim ...................................................... 74
Grafik IV.32 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah Kaltim ........................................ 74
Grafik IV.33 Perkembangan Risiko Kredit .................................................................................. 74
Grafik IV.34 Risiko Kredit per Jenis Penggunaan ........................................................................ 74
Grafik IV.35 Risiko Kredit per Sektor Ekonomi ........................................................................... 75
Grafik IV.36 Risiko Kredit Spasial ................................................................................................ 75
Grafik IV.37 Perkembangan Likuiditas Perbankan ..................................................................... 75
Grafik IV.38 Perkembangan Risiko Kredit Perbankan Syariah ................................................... 76
Grafik IV.39 Risiko Likuiditas Perbankan Syariah ....................................................................... 76
Grafik IV.40 Perkembangan Kredit UMKM Kaltim ..................................................................... 77
Grafik IV.41 Perkembangan Rasio Kredit UMKM Terhadap Total Kredit Kaltim ....................... 77
Grafik IV.42 Komposisi Kredit UMKM Kaltim Berdasarkan Jenis Penggunaan .......................... 77
Grafik IV.43 Komposisi Kredit UMKM Kaltim Berdasarkan Lapangan Usaha ............................ 77
Grafik V.1 Perkembangan Nominal Transaksi Nontunai Kaltim ................................................. 82
Grafik V.2 Transaksi Nontunai Kaltim Triwulan II 2018 Berdasarkan Instrumennya ................. 82
Grafik V.3 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring Kaltim ..................................................... 83
Grafik V.4 Perkembangan Volume Transaksi Kliring Kaltim ....................................................... 83
Grafik V.5 Perkembangan RTGS Generasi II Kaltim .................................................................... 83
Grafik V.6 Nominal Kliring KTI Triwulan II 2018 Berdasarkan Provinsi ...................................... 84
Grafik V.7 Nominal RTGS KTI Triwulan I 2018 Berdasarkan Provinsi ......................................... 84
Grafik V.8 Perkembangan Jumlah Agen LKD Kaltim................................................................... 84
Grafik V.9 Perkembangan Jumlah Uang Elektronik Kaltim ........................................................ 84
Grafik V.10 Pengedaran Uang Kartal Kaltim .............................................................................. 85
Grafik V.11 Pengedaran Uang Kartal Kaltim – Spasial ............................................................... 85
Grafik V.12 Penarikan Uang Tidak Layak Edar Kaltim ................................................................ 86
Grafik V.13 Rasio Penarikan Uang Tidak Layak Edar terhadap Inflow Kaltim ............................ 86
Grafik VI.1 Perbandingan TPT Berdasarkan Provinsi.................................................................. 89
Grafik VI.2 Pertumbuhan GKM di Kaltim ................................................................................... 91
Grafik VI.3 Pertumbuhan GKM Makanan dan Non Makanan di Kaltim ..................................... 91
Grafik VI.4 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kaltim ................................................. 91
Grafik VI.5 Perkembangan Persentase Penduduk Miskin di Kaltim ........................................... 91
Grafik VI.6 Perkembangan Nilai Tukar Petani Kaltim ................................................................. 92
Grafik VI.7 Perkembangan Nilai Tukar Petani Kaltim Berdasarkan Komponen ......................... 92
Grafik VII.1 Ekspektasi Harga 3 dan 6 bulan ke depan ............................................................... 97
Halaman | x
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berdasarkan Regional ......................................... 2
Gambar IV.1 Skema Transisi Kerentanan ................................................................................... 79
Halaman | xi
TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI
PERTUMBUHAN EKONOMI
sumber: BPS Provinsi Kaltim, diolah
EKSPOR DAN IMPOR
sumber: BPS Provinsi Kaltim, diolah
2015
TOTAL TOTAL I II III IV TOTAL I II
%yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy
PDRB TOTAL -1.20 -0.36 3.90 3.60 3.47 1.61 3.13 1.77 1.84
Berdasarkan Lapangan Usaha
Pertanian 4.55 0.46 6.56 4.98 4.94 6.36 5.70 5.92 6.22
Pertambangan -4.89 -3.52 2.56 2.78 1.39 -1.81 1.21 -2.10 -2.07
Industri Pengolahan 2.66 5.46 6.79 2.56 3.97 0.72 3.47 1.93 1.53
Listrik dan Gas 30.43 8.32 5.33 3.62 8.01 10.02 6.78 12.38 11.32
Air 2.56 6.57 9.11 8.92 8.83 9.34 9.05 5.68 2.96
Konstruksi -0.94 -3.41 3.83 8.56 6.94 9.89 7.33 8.50 9.89
Perdagangan 1.42 2.74 3.52 6.11 7.85 8.57 6.53 9.98 9.95
Transportasi dan Pergudangan 2.76 3.05 4.20 6.99 7.56 9.47 7.08 9.31 9.57
Akomodasi dan Makan Minum 7.74 6.79 8.11 8.97 9.96 9.59 9.17 9.97 12.13
Informasi dan Komunikasi 7.66 7.45 7.61 8.95 9.09 9.23 8.73 7.88 4.39
Jasa Keuangan 2.05 1.83 -1.27 -0.45 -0.01 -0.73 -0.61 2.98 2.92
Real Estate 3.59 -0.83 0.04 3.01 4.29 6.10 3.35 6.96 6.59
Jasa Perusahaan -3.75 -4.25 0.74 3.92 5.07 4.45 3.54 7.51 9.56
Adm. Pemerintahan 3.64 -3.25 -5.49 -5.62 4.48 6.25 -0.23 8.52 5.33
Jasa Pendidikan 9.88 7.33 7.13 7.49 7.56 8.34 7.64 8.88 9.15
Jasa Kesehatan dan Sosial 10.53 9.31 8.43 6.41 6.97 6.90 7.16 7.97 8.87
Jasa lainnya 8.81 9.65 9.71 9.63 7.28 5.52 7.98 6.76 9.84
Berdasarkan Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga 1.46 0.84 1.38 2.79 3.03 2.96 2.54 2.61 2.90
Konsumsi LNPRT 8.30 -4.04 6.32 4.26 4.55 4.49 4.89 10.53 8.88
Konsumsi Pemerintah -4.93 -13.44 8.40 -2.94 -8.70 -32.10 -15.28 11.86 -3.38
PMTB -1.47 -6.91 2.70 -0.14 -0.37 9.83 3.01 5.88 6.96
Perubahan Inventori -35.89 -65.19 -1.74 -5.14 -19.84 -37.96 -15.85 -32.30 -27.06
Ekspor Luar Negeri -16.07 -9.88 3.31 1.74 3.81 1.38 2.55 -6.20 -4.13
Impor Luar Negeri 3.49 -12.70 -0.95 4.60 0.10 6.21 2.51 20.15 4.89
Net Ekspor Antar Daerah 222.87 34.82 4.47 14.75 6.55 4.76 7.57 28.32 12.10
Komponen PDRB
2016 2017 2018
2015
TOTAL TOTAL I II III IV TOTAL I II
%yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy
EKSPOR TOTAL -32.31 -20.50 29.24 26.28 31.63 19.50 26.31 6.16 9.07
Ekspor Migas -40.65 -41.37 1.87 6.98 23.10 20.05 12.45 -24.79 -14.03
Ekspor Nonmigas -26.21 -8.23 42.08 33.94 34.64 19.33 31.53 16.56 16.39
TOTAL IMPOR -34.99 -32.59 -23.53 -19.24 -15.25 4.82 -12.98 72.35 26.37
Impor Migas -40.16 -36.83 -22.79 -13.75 -16.10 22.45 -8.05 76.18 13.81
Impor Nonmigas -12.06 -19.79 -25.39 -31.72 -12.53 -26.88 -24.68 62.52 62.40
2018
Ekspor dan Impor
2016 2017
Halaman | xii
INFLASI
sumber: BPS Provinsi Kaltim, diolah
*)Sejak tahun 2016, inflasi Kaltim tidak lagi memperhitungkan inflasi Kota Tarakan
I II III IV I II III IV I II
%yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy
IHK UMUM 4.94 4.37 3.69 3.39 3.89 4.54 3.65 3.15 2.59 2.60
Bahan Makanan 8.00 5.60 2.51 1.50 0.61 1.38 1.10 -0.24 2.34 5.46
Makanan & Minuman, Rokok dan Tembakau 8.00 8.31 7.00 5.31 4.17 2.86 3.30 3.11 2.68 3.19
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan BB 1.70 1.46 1.77 2.18 4.01 6.09 6.11 5.51 3.97 2.08
Sandang 2.07 2.61 2.70 2.63 2.12 2.01 2.18 2.77 3.48 2.59
Kesehatan 4.93 5.31 4.83 5.10 4.85 3.81 3.34 2.74 2.43 3.49
Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 3.82 3.79 3.42 2.71 2.41 2.40 2.43 2.24 2.28 2.17
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 4.35 3.58 4.52 5.29 8.14 9.82 4.51 4.12 0.57 -0.63
IHK Samarinda 5.09 4.24 3.53 2.83 3.27 4.30 4.31 3.69 2.85 2.63
IHK Balikpapan 4.75 4.55 3.90 4.13 4.69 4.86 2.79 2.45 2.24 2.55
2018
Inflasi
2016 2017
Halaman | xiii
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
I II III IV I II III IV I II
%yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy
DPK dan ASET
Dana Pihak Ketiga (KC/KCP) -3.10 -5.47 -11.08 0.85 3.46 0.76 6.21 5.33 4.91 5.26
Giro -11.83 -11.47 -22.84 -0.97 4.97 -12.62 6.28 8.22 2.92 0.26
Tabungan 4.13 9.34 4.23 2.39 2.81 0.43 4.22 6.17 10.92 10.55
Deposito -6.04 -17.33 -19.62 -0.25 3.40 10.87 8.80 2.36 -1.62 1.29
Aset -5.46 -10.78 -14.81 -0.97 1.29 2.25 8.69 4.11 5.99 4.18
KREDIT
Penyaluran Kredit (Lokasi Proyek) 0.01 2.97 1.24 2.05 3.82 -0.35 -2.46 -5.44 -0.02 5.67
Non Performing Loans (Lokasi Proyek) 5.18 6.46 7.01 6.54 7.04 8.01 7.80 5.89 5.61 5.14
Berdasarkan Jenis Penggunaan
Modal Kerja -3.24 0.99 -0.10 6.92 7.58 1.06 2.19 2.95 12.24 16.00
Investasi 0.94 4.50 2.18 -1.60 1.36 -3.58 -9.27 -16.85 -11.36 -1.88
Konsumsi 2.69 2.83 1.28 3.16 3.89 4.17 4.82 5.80 5.93 5.42
Berdasarkan Sektor Ekonomi
Pertanian dan Kehutanan 6.18 8.75 13.16 9.90 20.75 19.91 14.99 -0.12 -9.30 -7.99
Perikanan -10.13 -4.87 -3.13 28.37 11.85 26.44 36.41 11.60 51.20 35.25
Pertambangan -23.89 -12.38 -14.90 -2.58 -14.32 -25.11 -25.16 -33.82 19.34 48.06
Industri Pengolahan 17.39 16.45 15.18 -1.22 3.62 -0.86 -11.81 -14.20 -16.65 -13.87
Listrik, Gas dan Air 53.09 11.97 6.34 -8.16 3.36 -9.03 -27.36 -19.62 32.86 72.31
Konstruksi 5.99 6.82 2.69 0.55 0.82 -5.73 -2.70 11.60 9.94 18.90
Perdagangan Besar dan Eceran 2.37 6.96 1.11 5.02 7.94 -1.92 -0.16 2.93 -0.75 5.84
Akomodasi dan Makan Minum 47.59 40.33 25.41 -5.59 -11.65 -14.98 -12.40 1.11 -3.71 -0.49
Transportasi, Gudang dan Komunikasi -9.76 -2.42 -3.90 -3.77 -4.93 -4.53 -11.69 -15.74 -1.10 2.41
Jasa Keuangan 4.73 -29.71 -31.88 -26.99 -39.83 -28.75 -23.39 -24.47 -3.71 0.66
Real Estate dan Jasa Perusahaan -21.08 -12.13 -17.00 1.71 2.88 -3.51 -3.93 -4.76 -6.41 -0.14
Administrasi Pemerintahan 9.77 -6.38 -12.68 -10.59 5.43 12.24 20.23 24.98 3.59 7.09
Jasa Pendidikan 90.10 63.52 56.77 42.01 28.67 22.63 27.67 26.98 7.96 -1.69
Jasa Kesehatan dan Sosial -11.99 -4.63 -10.83 3.54 9.32 8.27 20.42 18.43 17.88 16.44
Jasa Kemasyarakatan -11.39 -12.21 -5.64 19.28 14.46 -0.69 5.88 -26.89 -13.73 2.58
Jasa Perorangan 43.39 35.38 21.44 6.95 4.81 2.46 2.60 5.37 -0.89 -9.45
Badan Internasional -100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -100.00 -100.00 0.00 0.00 0.00
Lainnya -54.18 -44.24 -71.37 -65.15 -59.01 10.17 220.13 205.54 330.51 -16.22
Rumah Tangga 2.69 2.83 1.28 3.16 3.89 4.17 4.82 5.80 5.93 5.42
SISTEM PEMBAYARAN
Inflow -3.42 16.37 27.07 32.05 -6.71 -5.99 7.82 6.20 -6.83 117.56
Outflow -2.18 39.05 -32.22 -20.36 54.76 12.53 -14.81 2.03 -4.09 6.24
RTGS n.a. n.a. n.a. n.a. -7.65 41.59 17.26 -3.90 5.62 -28.87
Kliring 73.72 90.38 41.55 6.76 -21.98 -33.16 -3.52 -3.65 -1.07 10.03
2018Kinerja Perbankan
dan Sistem Pembayaran
2016 2017
Halaman | xiv
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
AGUSTUS 2018
Ekonomi Kaltim pada
triwulan II tetap tumbuh
positif. Tingginya
aktivitas pembangunan
menjadikan kinerja
sektor konstruksi
meningkat. Disamping
itu, periode cuti bersama
yang relatif panjang
turut mendorong
pertumbuhan di sektor
penyediaan akomodasi
dan makan minum. Di
sisi pengeluaran, PMTB
(investasi) tumbuh tinggi
seiring dengan realisasi
investasi langsung
dalam negeri yang
mengalami peningkatan.
Akselerasi juga terjadi
untuk komponen
konsumsi rumah tangga.
Hari Raya Idul Fitri serta
cuti bersama
menjadikan konsumsi
masyarakat untuk
kebutuhan sehari-hari
dan transportasi untuk
mudik menjadi tinggi.
Perkembangan Ekonomi Makro Daerah
Perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) triwulan II 2018
tumbuh 1,84% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya. Kinerja ekonomi Kaltim sejalan dengan perkiraan
Bank Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Kaltim lebih rendah
dibandingkan pencapaian nasional sebesar 5,27% (yoy). Dari sisi
lapangan usaha, kinerja ekonomi Kaltim didorong oleh
pertumbuhan sektor konstruksi serta penyediaan akomodasi dan
makan minum. Akselerasi sektor konstruksi didorong oleh
pengerjaan proyek-proyek infrastruktur Pemerintah yang
semakin mendekati target penyelesaian, terutama kelanjutan
proyek pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda. Adapun
peningkatan kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan
makam minum disebabkan oleh periode cuti bersama yang relatif
panjang. Berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan ekonomi
Kaltim ditopang oleh pertumbuhan komponen investasi,
khususnya subkomponen bangunan. Indikator lain yang
menunjukkan peningkatan investasi adalah realisasi investasi
langsung dalam negeri yang juga meningkat. Disamping
akselerasi PMTB, komponen pengeluaran yang juga mengalami
pertumbuhan adalah konsumsi rumah tangga. Periode Hari Raya
Idul Fitri dan cuti bersama mendorong konsumsi masyarakat
untuk transportasi dan pakaian.
Pada triwulan III 2018 diperkirakan ekonomi Kaltim tumbuh
2,43%-2,83% (yoy). Kinerja sektor pertambangan diperkirakan
membaik meskipun masih mengalami kontraksi. Cuaca di
triwulan III yang relatif lebih kering mendukung proses coal
getting sehingga berpotensi mendorong kinerja sektor ini. Sektor
industri pengolahan juga diperkirakan tumbuh lebih tinggi untuk
memenuhi kebutuhan energi negeri mitra di musim panas. Di sisi
pengeluaran, ekspor luar negeri pada triwulan III diperkirakan
tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan II. Diperkirakan
kebutuhan negara mitra untuk batubara ataupun LNG akan tinggi
sejalan dengan peningkatan konsumsi listrik di periode musim
panas untuk kebutuhan pendingin ruangan.
Halaman | xv
Kinerja keuangan
Pemerintah daerah di
wilayah Kalimantan
Timur pada triwulan II
2018 mengalami
peningkatan
dibandingkan periode
yang sama tahun
sebelumnya.
Peningkatan penyerapan
APBD didorong oleh
naiknya belanja modal
untuk pembangunan
jalan, irigasi, dan
jaringan.
Keuangan Pemerintah Daerah
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Kaltim, realisasi pendapatan
APBD Kaltim triwulan II tahun 2018 tercatat Rp4,47 triliun atau
53,45% dari target pendapatan tahun 2018. Dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi pendapatan
meningkat 2,43% (yoy). Faktor utama meningkatnya pendapatan
daerah Pemprov Kaltim triwulan II tahun 2018 adalah
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tercatat sebesar
23,01% (yoy). Di sisi lain, realisasi belanja APBD Kaltim triwulan II
tahun 2018 tercatat Rp3,83 triliun atau 44,68% dari pagu
anggaran tahun 2018. Pada triwulan II tahun 2017, realiasi
belanja Pemprov Kaltim tercatat lebih rendah, sebesar Rp3,42
triliun atau 38,72% dari total pagu anggaran tahun 2017.
Sementara itu, realisasi belanja 10 Pemerintah kabupaten/kota
di wilayah Kaltim Triwulan II 2018 mencapai Rp6,81 triliun atau
30,98% dari pagu belanja tahun 2018, lebih tinggi jika
dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya
sebesar Rp6,67 triliun. Dibandingkan tahun sebelumnya, realisasi
belanja Pemerintah kabupaten/kota di wilayah Kaltim triwulan II
2018 mengalami peningkatan sebesar 2,17% (yoy). Peningkatan
realisasi belanja tertinggi dialami oleh Pemkab Kubar yang
meningkat sebesar 34,17% (yoy). Adapun penyerapan anggaran
tertinggi dicapai oleh Pemkab Kutim yaitu Rp1,12 miliar atau
38,93% dari pagu belanja tahun 2018.
Inflasi Kalimantan Timur
triwulan II 2018
mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan
sebelumnya dengan
besaran yang terkendali,
sesuai dengan sasaran
inflasi Nasional tahun
2018.
Perkembangan Inflasi Daerah
Tekanan inflasi Kaltim triwulan II 2018 tercatat sedikit lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya, namun tetap stabil dan
terkendali. Inflasi Kaltim triwulan II 2018 tercatat 2,60% (yoy),
sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2018 sebesar 2,59%
(yoy). Capaian inflasi Kaltim triwulan II 2018 tercatat lebih rendah
dibandingkan inflasi Nasional yang turun dari 3,40% (yoy) di
triwulan I 2018 menjadi 3,12% (yoy). Secara regional, inflasi
Kaltim triwulan II 2018 juga tercatat lebih rendah dibandingkan
inflasi Kalimantan sebesar 2,89% (yoy) dan inflasi Kawasan Timur
Indonesia (KTI) sebesar 3,14% (yoy). Inflasi Kaltim triwulan II 2018
merupakan keempat terendah dari 18 provinsi di wilayah KTI
setelah inflasi Maluku, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo.
Halaman | xvi
Peningkatan tekanan inflasi Kaltim triwulan II 2018 terutama
dipengaruhi oleh kelompok bahan makanan. Tekanan inflasi
kelompok bahan makanan Kaltim triwulan II 2018 mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang
dipengaruhi oleh kenaikan beberapa komoditas pangan seperti
daging ayam ras, telur ayam ras dan ikan layang. Peningkatan
harga daging ayam ras dipengaruhi oleh kenaikan harga Day-Old-
Chick (DOC) dan harga pakan ayam dengan bahan baku yang
sebagian besar masih didatangkan dari luar negeri (impor). Lebih
lanjut, kebijakan Pemerintah dalam melarang penggunaan obat
ternak Antibiotic Growth Promoters (AGP) juga menjadi salah
satu penyebab tingginya tingkat kematian ayam sehingga
berdampak pada rendahnya stok daging ayam ras. Sementara itu,
hambatan distribusi dari Sulawesi pada saat arus balik mudik
Lebaran Idul Fitri menjadi penyebab utama berkurangnya
pasokan telur ayam ras yang berdampak pada peningkatan
tekanan harga telur ayam ras di triwulan II 2018.
Tekanan inflasi Kaltim triwulan III diperkirakan kembali
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya pada
rentang 3,82-4,22% (yoy). Pada Juli 2018, Kaltim tercatat
mengalami inflasi sebesar 0,92% (mtm), meningkat dibandingkan
inflasi Juni 2018 sebesar 0,82% (mtm). Sampai dengan Juli 2018,
inflasi Kaltim tercatat 3,03% (ytd) atau secara tahunan
mengalami inflasi sebesar 3,42% (yoy). Risiko inflasi Kaltim
triwulan III 2018 terutama bersumber dari kelompok bahan
makanan yang dipengaruhi oleh beberapa komoditas pangan
yang masih mengalami peningkatan harga sampai dengan Juli
2018. Lebih lanjut, penyesuaian harga BBM non-subsidi jenis
Pertamax dan Dexlite pada tanggal 1 Juli 2018 turut menjadi
risiko peningkatan inflasi pada triwulan III 2018 yang bersumber
dari kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Adapun
penyesuaian harga BBM non-subsidi pada tanggal 1 Juli 2018
sebesar Rp800 untuk jenis Pertamax (9,0%) dan sebesar Rp950
untuk jenis Dexlite (11,5%). Sementara itu, penyesuaian tarif
pulsa ponsel dan harga jual mobil diperkirakan juga menjadi
risiko peningkatan inflasi yang bersumber dari kelompok
transpor, komunikasi dan jasa keuangan.
Pertumbuhan ekonomi
Kaltim yang meningkat
Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses
Keuangan dan UMKM
Kinerja korporasi di Kaltim pada triwulan II 2018 dipengaruhi
perkembangan eksternal maupun domestik dengan kinerja
Halaman | xvii
pada triwulan II 2018
berdampak positif
terhadap stabilitas
keuangan daerah
dengan level risiko yang
masih terjaga. Secara
sektoral, semua sektor
menunjukkan kinerja
positif. Kinerja sektor
korporasi dan rumah
tangga masih membaik
di tengah optimisme
kinerja ekonomi Kaltim
ke depan yang masih
didominasi oleh sektor
batubara. Sektor
perbankan sudah mulai
mengalami kinerja
positif dengan
membaiknya kinerja
sektor korporasi dan
peningkatan likuiditas di
tengah periode hari raya
Idul Fitri.
korporasi yang meningkat. Dari sisi eksternal, risiko pelemahan
nilai tukar dan peningkatan harga komoditas perlu diwaspadai
dengan disertai ketidakpastian Kebijakan Amerika Serikat dalam
Fed Funding Rate (FFR). Dari sisi domestik, aktivitas
perekonomian masih terkonsentrasi pada sektor pertambangan
yang merupakan salah satu sumber pembiayaan utama di
perekonomian Kaltim. Dengan demikian, korporasi di Kalimantan
Timur terekspos risiko baik dari tekanan global maupun domestik
yang dapat mempengaruhi kinerja korporasi di Kalimantan
Timur.
Kinerja sektor rumah tangga membaik dari triwulan sebelumnya
yang diindikasikan dengan peningkatan Indeks Tendensi
Konsumen (ITK) pada triwulan II 2018 dan optimisme
membaiknya perekonomian Kaltim. Sejalan dengan adanya
Tunjangan Hari Raya (THR) pada periode Idul Fitri, likuiditas
rumah tangga yang terukur dengan proporsi tabungan dalam
belanja rumah tangga mengalami peningkatan.
Intermediasi perbankan Kaltim mengalami peningkatan
walaupun pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2018 tidak
banyak mengalami perubahan. Kinerja penghimpunan Dana
Pihak Ketiga (DPK) perbankan di Kaltim pada triwulan II 2018
tercatat mengalami peningkatan di tengah periode lebaran. Pada
periode laporan, DPK tumbuh sebesar 5,26% (yoy), meningkat
dari 4,91% (yoy) di triwulan sebelumnya. Berdasarkan jenis
simpanan, peningkatan kinerja DPK disebabkan oleh peningkatan
pertumbuhan simpanan dalam bentuk tabungan dan deposito.
Seiring dengan meningkatnya DPK, pertumbuhan kredit masih
mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebesar 5,67%
yang ditengarai oleh peningkatan pembiayaan batu bara yang
meningkat secara signifikan.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit pada triwulan II 2018, kredit
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kaltim
menunjukkan pertumbuhan positif. Kredit UMKM tumbuh 2,67%
(yoy) dari sebelumnya -28,77% (yoy). Kredit UMKM memiliki
pangsa sebesar 21,47% pada total kredit perbankan di Kaltim.
Pergerakan pangsa kredit UMKM di Kaltim dalam beberapa
tahun terakhir belum menunjukkan peningkatan yang signifikan,
bergerak dalam rentang 21±2%.
Halaman | xviii
Transaksi pembayaran
nontunai Kaltim triwulan
II 2018 mengalami
penurunan apabila
dibandingkan triwulan
sebelumnya sesuai
dengan pola
seasonalnya. Di sisi lain,
transaksi tunai di Kaltim
pada triwulan II 2018
mengalami peningkatan
dibandingkan periode
sebelumnya
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan
Pengelolaan Uang Rupiah
Secara nominal, transaksi nontunai di Kaltim pada triwulan II
2018 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya
sesuai dengan pola seasonal-nya. Pada triwulan II 2018, jumlah
transaksi nontunai Kaltim mencapai Rp16,77 triliun dengan
volume sebesar 294,11 ribu transaksi, turun dibandingkan
triwulan I 2018 yang mencapai Rp17,47 triliun dengan volume
sebesar 294,12 ribu transaksi.
Di sisi lain, jumlah transaksi tunai di wilayah Kaltim pada triwulan
II 2018 mengalami peningkatan dibandingkan periode
sebelumnya. Secara nominal, nilai uang kartal yang diedarkan
oleh Bank Indonesia (outflow) di wilayah Kaltim mencapai Rp6,83
triliun pada triwulan II 2018 atau tumbuh sebesar 6,24% (yoy).
Sementara itu, nilai uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia
(inflow) mencapai Rp4,15 triliun atau tumbuh sebesar 117,5%
(yoy). Dengan demikian, pada triwulan II 2018 posisi transaksi
tunai di Kaltim mengalami net inflow sebesar Rp2,67 triliun.
Kondisi ketenagakerjaan
di Kaltim mengalami
perbaikan yang
tercermin dari naiknya
beberapa indikator
ketenagakerjaan.
Sementara itu,
kesejahteraan Kaltim
yang tercermin dari Nilai
Tukar Petani (NTP)
masih berada di bawah
level normalnya
walaupun mengalami
perbaikan dibandingkan
periode sebelumnya.
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Jumlah angkatan kerja Kaltim tahun 2018 tercatat sebanyak 1,82
juta jiwa, mengalami kenaikan sebesar 8,12% (yoy) atau terjadi
penambahan sebesar 136,35 ribu jiwa apabila dibandingkan
angkatan kerja tahun 2017 yang tercatat sebanyak 1,68 juta jiwa.
Peningkatan juga terjadi pada jumlah penduduk yang bekerja
yang tumbuh 10,08% (yoy) atau mengalami peningkatan sebesar
154,80 ribu jiwa dibandingkan tahun 2017. Di sisi lain, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2018 mencapai 6,90% atau
sebanyak 125,17 ribu jiwa, turun dibandingkan tahun 2017 yang
tercatat 8,55%. Sementara itu, TPAK tahun 2018 tercatat 68,87%
atau naik dibandingkan tahun 2017 sebesar 65,45%. Kenaikan
TPAK memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi
dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja.
Sementara itu, tingkat kesejahteraan di Kaltim mulai mengalami
perbaikan pada tahun 2018 sejalan dengan pertumbuhan
perekonomian dan terkendalinya laju inflasi di Kaltim. Persentase
pertumbuhan Garis Kemiskinan (GKM) mengalami penurunan
pada tahun 2018 menjadi 4,86% setelah tahun sebelumnya
mencapai 7,22%. Perbaikan Garis Kemiskinan (GKM) diikuti
dengan penurunan prosentase penduduk miskin di Kaltim.
Jumlah penduduk miskin di Kaltim mengalami penurunan dari
Halaman | xix
220,170 orang atau 6,19% dari total penduduk pada tahun 2017
menjadi 218,900 orang atau 6,03% dari total penduduk pada
tahun 2018. Penurunan tersebut bersumber dari berkurangnya
jumlah penduduk miskin di desa sebesar 6,09% pada tahun 2018.
Pada triwulan IV 2018,
pertumbuhan ekonomi
Kaltim diperkirakan
mengalami peningkatan
yang dipengaruhi oleh
permintaan yang
meningkat pada akhir
tahun serta perbaikan
harga komoditas. Secara
kumulatif tahunan,
ekonomi Kaltim 2018
diperkirakan tumbuh
positif walaupun tidak
sekuat tahun
sebelumnya.
Prospek Perekonomian Daerah
Ekonomi Kaltim triwulan IV 2018 diperkirakan tumbuh positif dan
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lapangan
usaha, akselerasi ekonomi Kaltim triwulan IV 2018 utamanya
dipengaruhi oleh peningkatan pada lapangan usaha
pertambangan dan industri pengolahan. Peningkatan pada
lapangan usaha pertambangan lebih disebabkan dari adanya
potensi kenaikan permintaan luar negeri, pola historikal produksi
batu bara, dan rencana kenaikan produksi yang dilakukan oleh
Pemerintah. Di sisi pengeluaran, akselerasi kinerja konsumsi
rumah tangga dan Pemerintah diperkirakan menjadi penyebab
utama pertumbuhan ekonomi Kaltim di triwulan IV 2018.
Peningkatkan kinerja konsumsi rumah tangga terutama didorong
oleh peningkatan konsumsi yang terjadi pada akhir tahun
dikarenakan terdapat insentif akhir tahun di beberapa instansi.
Berdasarkan hasil asesmen terhadap indikator-indikator
makroekonomi di atas, pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan IV
2018 diperkirakan berada pada kisaran 3,03-3,43% (yoy).
Secara kumulatif tahunan, pertumbuhan ekonomi Kaltim 2018
diperkirakan tetap tumbuh positif walaupun tidak sekuat tahun
sebelumnya. Deselerasi pertumbuhan kinerja lapangan usaha
pertambangan ditengah tren penurunan harga komoditas,
periode musim hujan yang lebih lama dibandingkan tahun lalu,
ketidakpastian permintaan dari negara mitra dagang dikarenakan
situasi global dan rendahnya serapan batubara domestik DMO
pada awal tahun menjadi faktor utama melambatnya
pertumbuhan ekonomi Kaltim 2018. Di sisi lain, outlook
pertumbuhan ekonomi dunia dan beberapa negara mitra dagang
Kaltim mengalami koreksi negatif dan berpotensi menjadi
downside risk bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim. Lebih lanjut,
koreksi negatif tersebut terjadi di Jepang dan Eropa yang
utamanya disebabkan oleh perang dagang yang terjadi di tatanan
global. Dari sisi harga, indeks Harga Ekspor (IHEx) Kaltim tahun
2018 diperkirakan akan mengalami penurunan dibandingkan
tahun sebelumnya. Berdasarkan proyeksi harga yang diperoleh
dari World Bank dalam Commodity Markets Outlook bulan April
2018 dan Oktober 2017, IHEx Kaltim diperkirakan mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar -1,9% (yoy) pada tahun 2018,
Halaman | xx
mengalami koreksi positif dibandingkan perkiraaan sebelumnya.
Revisi pertumbuhan IHEx Kaltim tahun 2018 didorong terutama
oleh perbaikan perkiraan harga batubara. Melihat asesmen
sampai dengan triwulan IV dan beberapa indikator makro serta
perkembangan ekonomi global terkini, ekonomi Kaltim tahun
2018 diperkirakan tumbuh pada kisaran 2,17-2,57% (yoy).
Tekanan inflasi Kaltim triwulan IV 2018 diperkirakan mengalami
penurunan dibandingkan periode sebelumnya yang dipengaruhi
oleh kelompok bahan makanan dan transpor, komunikasi, dan
jasa keuangan. Penurunan tekanan inflasi kelompok bahan
makanan dipengaruhi oleh normalisasi harga yang terjadi setelah
melonjaknya harga beberapa komoditas di triwulan sebelumnya.
Selain itu deselerasi tekanan inflasi kelompok ini dipengaruhi
oleh permintaan terhadap angkutan udara di Kota Balikpapan
yang diperkirakan akan mengalami penurunan pada akhir tahun
2018 sejalan dengan pola historikal yang terjadi pada tahun 2017.
Di sisi lain, perkembangan inflasi pada kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau triwulan IV 2018 diperkirakan
tetap terjaga pada level yang stabil. Berdasarkan asesmen
terhadap risiko-risiko selama triwulan IV 2018, inflasi Kaltim
diperkirakan berada pada kisaran 3,52-3,92% (yoy).
Secara tahunan, inflasi Kaltim tahun 2018 diperkirakan lebih
tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan inflasi
Kaltim tahun 2018 bersumber dari kelompok bahan makanan
sesuai dengan karakteristik daerah Kaltim yang masih
mengandalkan pasokan dari luar Kaltim. Lebih lanjut, mekanisme
pasar yang belum optimal serta kondisi anomali cuaca turut
menjadi risiko pembentukan inflasi Kaltim tahun 2018.
Berdasarkan asesmen tersebut, inflasi Kaltim tahun 2018
diperkirakan berada pada kisaran 3,52-3,92% yoy), masih berada
didalam target inflasi nasional tahun 2018 sebesar 3,50±1% (yoy).
Halaman | 1
I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Ekonomi Kaltim triwulan II 2018 tetap tumbuh positif, sedikit lebih tinggi dibandingkan
periode sebelumnya. Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Kaltim
didukung oleh peningkatan kinerja konstruksi. Sementara itu, kinerja pertambangan
sebagai lapangan usaha utama masih mengalami kontraksi. Berdasarkan komponen
pengeluaran, ekonomi Kaltim ditopang oleh peningkatan kinerja PMTB.
Gambaran Umum
Perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan II 2018 tumbuh sebesar
1,84% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,77% (yoy).
Namun demikan, pertumbuhan ekonomi Kaltim masih berada dibawah pertumbuhan ekonomi
nasional yang tumbuh sebesar 5,27% (yoy) (Grafik I.1).
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim & Nasional
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.2 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Regional Triwulan II 2018
Kinerja ekonomi Kaltim pada triwulan II 2018 juga lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan ekonomi Kalimantan maupun Kawasan Timur Indonesia (KTI)1 (Grafik I.2).
Ekonomi Kalimantan dan KTI masing- masing tumbuh 3,31% (yoy) dan 6,23% (yoy), tidak banyak
mengalami perubahan dari periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi KTI ditopang oleh
pertumbuhan tinggi di kawasan Maluku-Papua (Mapua). Lapangan usaha pertambangan di
kawasan ini masih tumbuh tinggi sejalan dengan produksi tembaga dan emas yang meningkat
dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Di samping itu, wilayah lain di KTI juga masih
mencatatkan tren pertumbuhan positif yang stabil sejalan dengan Hari Besar Keagaman
Nasional (HBKN) dan cuti bersama yang mendorong konsumsi rumah tangga (Gambar I.1).
1 Kawasan Timur Indonesia terdiri dari 18 (delapan belas provinsi) di kawasan Kalimantan, Sulawesi, Balinusra dan Mapua
-4
-2
0
2
4
6
8
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Nasional Kaltim
%yoy
1.843.31 3.75
6.75
18.18
6.23
%yoy
Halaman | 2
Berdasarkan pangsanya, ekonomi Kalimantan tetap mendominasi perekonomian KTI triwulan II
2018 sebesar 40,53%, disusul oleh ekonomi Sulawesi sebesar 31,22%, Balinusra sebesar 15,41%
dan Mapua sebesar 12,84%.
Gambar I.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berdasarkan Regional2
Sumber: BPS, diolah
Ekonomi Kaltim triwulan III 2018 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan
triwulan II 2018. Pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan III diperkirakan berada pada rentang
2,43%-2,83% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2018. Kinerja lapangan usaha
pertambangan pada triwulan III diperkirakan lebih baik sejalan dengan cuaca yang lebih baik
sehingga mendukung aktivitas pertambangan. Sejalan dengan itu, industri migas juga
diperkirakan tumbuh lebih tinggi didukung oleh peningkatan permintaan untuk komoditi gas
selama puncak musim panas. Adapun lapangan usaha transportasi, perdagangan, serta
akomodasi dan makan minum diperkirakan mengalami deselerasi sejalan dengan periode HBKN
yang telah selesai.
Sementara itu, di sisi pengeluaran kinerja ekspor luar negeri diperkirakan tumbuh lebih
baik pada triwulan III 2018, namun masih mengalami kontraksi. Puncak musim panas yang
terjadi pada bulan Agustus 2018 diperkirakan meningkatkan permintaan batubara ataupun LNG
untuk kebetuhan pendingin ruangan. Konsumsi Pemerintah juga diperkirakan meningkat seiring
dengan penyaluran gaji ke-13 pada bulan Juli 2018 serta kegiatan rapat koordinasi penyusunan
rencana program kerja tahun 2019. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
2 Gambar I.1 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan regional, sedangkan tabel menunjukkan pangsa perekonomian regional terhadap ekonomi Nasional dan Kawasan Timur Indonesia.
KALIMANTAN
2018-I 3,26% (yoy)
2018-II 3,31% (yoy)
SUMATERA
2018-I 4,35% (yoy)
2018-II 4,65% (yoy)
JAWA
2018-I 5,75% (yoy)
2018-II 5,69% (yoy)
BALINUSRA
2018-I 3,82% (yoy)
2018-II 3,75% (yoy)
SULAWESI
2018-I 6,77% (yoy)
2018-II 6,75% (yoy)
MALUKU-PAPUA
2018-I 16,93% (yoy)
2018-II 18,18% (yoy)
NASIONAL
2018-I 5,06% (yoy)
2018-II 5,27% (yoy)
Wilayah
2018-I 2018-II 2018-I 2018-II
Kaltim 4.32 4.19 21.85 21.08
Kalimantan 8.25 8.05 41.73 40.53
Balinusra 3.03 3.06 15.34 15.41
Sulawesi 6.02 6.20 30.47 31.22
Maluku-Papua 2.46 2.55 12.46 12.84
Pangsa thdp
Nasional (%)
Pangsa thdp
KTI (%)
Halaman | 3
di beberapa tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tengah melakukan
pengembangan pariwisata dengan fokus pengembangan kawasan pariwisata di Kepulauan
Derawan (Boks I.1)
Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha
Perekonomian Kaltim dari sisi lapangan usaha masih didominasi oleh pertambangan,
diikuti oleh industri pengolahan. Pada triwulan II 2018 pangsa lapangan usaha pertambangan
mencapai 45,26%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 46,33% (Tabel I.1).
Lapangan usah industri pengolahan memiliki pangsa terbesar kedua sebesar 18,33%, diikuti
dengan konstruksi sebesar 8,77%. Pangsa lapangan usaha konstruksi mengalami peningkatan
pada triwulan II 2018 sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah dalam melakukan
pembangunan infrastruktur di daerah.
Kinerja ekonomi Kaltim triwulan II 2018 didukung oleh lapangan usaha konstruksi
yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Selain itu, lapangan usaha tersier
seperti transportasi serta penyediaan akomodasi dan makan minum juga mengalami
peningkatan pada triwulan II 2018. Peningkatan kinerja lapangan usaha konstruksi didorong
oleh penyelesaian proyek-proyek Pemerintah. Sementara itu, perbaikan kinerja lapangan
usaha transportasi dan akomodasi sesuai dengan pola seasonal-nya selama periode HBKN dan
cuti bersama. Puncak peningkatan permintaan transportasi udara, laut, dan darat terjadi pada
periode mudik. Adapun kinerja lapangan usaha pertambangan sebagai lapangan usaha utama
masih mengalami kontraksi yang disebabkan oleh turunnya produksi beberapa tambang
batubara di sepanjang semester I 2018 akibat kondisi cuaca yang buruk. Kondisi yang sama juga
terjadi pada industri pengolahan yang mengalami perlambatan pada triwulan II 2018.
Halaman | 4
Tabel I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Berdasarkan Lapangan Usaha (yoy)
*pangsa diperoleh dari angka PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Konstruksi
Ditengah kondisi lapangan usaha utama yang masih mengalami kontraksi, lapangan
usaha konstruksi mengalami akselerasi dibandingkan periode sebelumya. Pada triwulan II
2018, lapangan usaha konstruksi tumbuh sebesar 9,89% (yoy), meningkat dari 8,50% (yoy) di
periode sebelumnya (Grafik I.3). Lapangan usaha konstruksi memiliki pangsa sebesar 8,77%
terhadap ekonomi Kaltim triwulan II 2018 dan diperkirakan terus meningkat seiring dengan
banyaknya proyek infrastruktur Pemerintah yang tengah berlangsung di wilayah Kaltim. Di
tengah kinerja lapangan usaha utama yang masih terkontraksi, lapangan usaha konstruksi
mampu tumbuh dan memberi andil tertinggi bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan II
2018, yakni sebesar 0,68% (yoy). Peningkatan kontribusi lapangan usaha konstruksi terhadap
ekonomi Kaltim didorong oleh aktivitas pembangunan infrastruktur yang cukup tinggi,
diantaranya adalah Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah satu PSN yang tengah dikerjakan di
wilayah Kaltim adalah pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda. Hingga Juni 2018, progres
pembebasan lahan di ruas jalan tol mencapai 96,18% dengan pengerjaan konstruksi fisik
sebesar 66,81%. Jalan Tol Balikpapan-Samarinda diperkirakan akan selesai pada akhir tahun
2018 dan dioperasikan pada awal tahun 2019. Proyek infrastruktur lainnya yang ditargetkan
selesai pada tahun 2018 adalah Jembatan Mahakam IV (Tabel I.2).
2015 2016
TOTAL TOTAL I II III IV TOTAL I
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
andil
(%)
share*
(%)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.55 0.46 6.56 4.98 4.94 6.36 5.70 5.92 6.22 0.41 8.08
Pertambangan dan Penggalian -4.89 -3.52 2.56 2.78 1.39 -1.81 1.21 -2.10 -2.07 -0.99 45.26
Industri Pengolahan 2.66 5.46 6.79 2.56 3.97 0.72 3.47 1.93 1.53 0.32 18.33
Pengadaan Listrik, Gas 30.43 8.32 5.33 3.62 8.01 10.02 6.78 12.38 11.32 0.01 0.05
Pengadaan Air 2.56 6.57 9.11 8.92 8.83 9.34 9.05 5.68 2.96 0.00 0.05
Konstruksi -0.94 -3.41 3.83 8.56 6.94 9.89 7.33 8.50 9.89 0.68 8.77
Perdagangan Besar & Eceran 1.42 2.74 3.52 6.11 7.85 8.57 6.53 9.98 9.95 0.52 5.68
Transportasi dan Pergudangan 2.76 3.05 4.20 6.99 7.56 9.47 7.08 9.31 9.57 0.28 3.83
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.33 6.79 8.11 8.97 9.96 9.59 9.17 9.97 12.13 0.10 0.99
Informasi dan Komunikasi 7.66 7.45 7.61 8.95 9.09 9.23 8.73 7.88 4.39 0.07 1.25
Jasa Keuangan 2.05 1.83 -1.27 -0.45 -0.01 -0.73 -0.61 2.98 2.92 0.04 1.55
Real Estate 3.59 -0.83 0.04 3.01 4.29 6.10 3.35 6.96 6.59 0.06 0.91
Jasa Perusahaan -3.75 -4.25 0.74 3.92 5.07 4.45 3.54 7.51 9.56 0.02 0.22
Administrasi Pemerintahan 4.20 -3.25 -5.49 -5.62 4.48 6.25 -0.23 8.52 5.33 0.09 2.11
Jasa Pendidikan 9.88 7.33 7.13 7.49 7.56 8.34 7.64 8.88 9.15 0.13 1.64
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10.53 9.31 8.43 6.41 6.97 6.90 7.16 7.97 8.87 0.05 0.62
Jasa lainnya 8.81 9.65 9.71 9.63 7.28 5.52 7.98 6.76 9.84 0.05 0.67
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO -1.21 -0.36 3.90 3.60 3.47 1.61 3.13 1.77 1.84 1.84 100.00
2018
Berdasarkan Lapangan Usaha
2017
II
Sumber: BPS, diolah
Halaman | 5
Tabel I.2 Progres Pembangunan Fisik Proyek Multiyears Contract
Sumber: Hasil FGD Dengan Pelaksana Konstruksi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dan Laporan Pansus LKPJ 2017
Proyek Pemerintah lainnya yang masih dalam pengerjaan adalah pembangunan
Jembatan Pulau Balang sebagai penghubung Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser
Utara (PPU). Proyek ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2019. Pembangunan proyek
Jembatan Pulau Balang meliputi pembangunan jembatan panjang, jembatan pendekat, dan
jalan akses. Progress pembangunan fisik jembatan bentang panjang telah mencapai 50%,
sementara pengerjaan jembatan pendekat telah selesai. Peningkatan kinerja lapangan usaha
konstruksi sejalan dengan indikator penjualan semen pada Mei 2018 yang menunjukkan
peningkatan sebesar 22,28% (yoy).
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.3 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - Konstruksi
Sumber: Asosiasi Semen, diolah
Grafik I.4 Penjualan Semen Kaltim
LAHAN FISIK
SEKSI 1 22,025 APBD 98,31% 85,52% 12.548
SEKSI 2 30,975 Konsorsium 97,89% 63,71% 10.575
SEKSI 3 17,300 Konsorsium 98,63% 77,32% 10.575
SEKSI 4 17,550 Konsorsium 91,59% 56,46% 10.575
SEKSI 5 11,500APBN
(Loan China)92,72% 51,13% 17.329
TOTAL 99,350 96,18% 66,81%
PROGRESS
FISIK
REALISASI
PEMBAYARAN
SISA
ANGGARAN
74% 58% Rp20 Miliar
88% 76% Rp49 Miliar
79% 53% Rp50 Miliar
77% 65% Rp59 Miliar
89% 70% Rp44 Miliar
94% 88% Rp36 Miliar4. RUNWAY BANDARA APT PRANOTO SAMARINDA
Bentang Tengah
Jalan Pendekatat Sisi Samarinda Kota
Jalan Pendekatat Sisi Samarinda Seberang
2. SPAM MALOY
3. JARINGAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU SEKERAT
VOLUME
TRAFFIC
(Kendr./Hari)
KENDALA
1. Terdapat lahan yang belum dibebaskan (dalam tahap penilaian atau
musyawarah dengan pemilik);
2. Kekurangan dana;
3. Tambahan kebutuhan lahan untuk frontage road, slope timbunan, oprite
bangunan perlintasan, pelebaran ROW, overpass dan saluran drainase;
4. Terdapat tanah lunak yang memerlukan pengangan khusus sepanjang
22,500Km (22,6% dari total jalan tol);
5. Tumpang tindih batas wilayah Kota Bpp & Kab. Kukar;
6. Ganti rugi kebun warga di wilayah TAHURA;
7. Melewati jalur hauling tambang batubara;
8. Lambatnya proses konsinyasi di Pengadilan Negeri
PROYEK INFRASTRUKTUR
1. JEMBATAN MAHAKAM IV
SEKSIPANJANG
(Km)
SUMBER
DANA
PROGRESS
(23 AGT 18)
9.89
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Konstruksi
%yoy
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
Jan
Ma
r
Ma
y
Jul
Sep
No
v
Jan
Ma
r
Ma
y
Jul
Sep
No
v
Jan
Ma
r
Ma
y
Jul
Sep
No
v
Jan
Ma
r
Ma
y
2015 2016 2017 2018
Kaltim Growth (Rhs)
Ribu ton %yoy
Halaman | 6
Peningkatan kinerja lapangan usaha konstruksi juga tampak dari impor barang
material yang mengalami peningkatan pada triwulan II 2018. Impor besi/baja tercatat tumbuh
466,22% (yoy) pada triwulan II 2018, meningkat dari 20,40% (yoy) pada triwulan sebelumnya
(Grafik I.5). Peningkatan impor barang material triwulan II 2018 tidak sejalan dengan pola
historisnya dimana biasanya mengalami penurunan pada triwulan II. Kondisi ini menunjukkan
komitmen Pemerintah dalma melakukan percepatan pembangunan untuk mengejar target
operasionalisasi infrastruktur. Pertumbuhan positif lapangan usaha konstruksi searah dengan
kinerja PMTB sub-lapangan usaha bangunan yang juga tumbuh lebih tinggi dibandingkan
periode sebelumnya.
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.5 Pertumbuhan Impor Barang Material
Pertumbuhan konstruksi yang tinggi juga didukung oleh pembangunan oleh swasta
dan individu, terkonfirmasi dari penyaluran kredit konstruksi terutama Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) yang tumbuh cukup tinggi. Pada triwulan II 2018, kredit untuk lapangan usaha
konstruksi secara keseluruhan tumbuh sebesar 18,90% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 9,94%
(yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik I.6). Kualitas penyaluran kredit lapangan usaha
konstruksi juga semakin menunjukkan perbaikan, terindikasi dari tingkat NPL yang turun dari
6,68% di triwulan I 2018 menjadi 5,99%, meskipun masih berada diatas benchmark 5,00%.
Peningkatan kualitas kredit menunjukkan optimisme pelaku usaha terhadap pembangunan
infrastruktur di Kaltim sekaligus memberikan indikasi positif terhadap peningkatan kinerja
lapangan usaha perumahan. Lebih lanjut, penyaluran KPR Kaltim tumbuh sebesar 5,74% (yoy),
meningkat dari 3,74% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Komponen KPR yang mengalami
pertumbuhan tertinggi adalah KPR untuk tipe rumah 22-70m2. Namun demikian, risiko kredit
KPR masih relatif tinggi pada tingkat 7,25% (Grafik I.7).
-200
-100
0
100
200
300
400
500
-
2
4
6
8
10
12
I II III IV I II
2017 2018
Barang Material g.Besi/Baja-Rhs
US$ Juta %yoy
Halaman | 7
Grafik I.6 Kredit dan NPL Konstruksi Kaltim
Grafik I.7 Kredit KPR Kaltim
Kinerja lapangan usaha konstruksi pada triwulan III 2018 diperkirakan tumbuh lebih
rendah dibandingkan periode sebelumnya. Sebagian besar proyek-proyek infrastruktur utama
Kaltim telah memasuki tahapan finalisasi dan ditargetkan mulai beroperasi di tahun 2019.
Namun demikian, keterbatasan fiskal Pemerintah daerah Kaltim tahun 2018 diperkirakan akan
berdampak pada kelangsungan proses pembangunan proyek-proyek Multi Years Contract
(MYC) yang ada di Kaltim. Lapangan usaha konstruksi Kaltim triwulan III 2018 diperkirakan akan
lebih moderat sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan pada triwulan II 2018 tumbuh
lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Pertanian Kaltim tumbuh sebesar 6,22% (yoy)
pada triwulan II 2018, lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu sebesar 5,92% (yoy) (Grafik I.8).
Dengan pangsa sebesar 8,08%, lapangan usaha ini memberikan andil sebesar 0,41% (yoy)
terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan II 2018. Akselerasi lapangan usaha pertanian
disebabkan oleh sub-lapangan usaha perkebunan (kelapa sawit), serta tabama (padi) yang
memasuki masa panen pada triwulan II 2018. Namun demikian, oversupply Tandan Buah Segar
(TBS) dan Crude Palm Oil (CPO) di pasar internasional ditengah negative campaign produk
berbasis CPO di kawasan Eropa berdampak pada menurunnya harga komoditas TBS dan CPO.
Pada triwulan II 2018, laju penurunan harga TBS Kaltim sebesar -5,58% (yoy), lebih baik
dibandingkan -14,54% (yoy) pada periode sebelumnya (Grafik I.9).
-10
-5
0
5
10
15
20
25
-30-20-10
010203040506070
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
g.Konstruksi NPL (Rhs)
%yoy %
-50
0
50
100
150
200
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
RT.KPR RT.KPR 22-70 RT.KPR >70 RT.KPR<21 (Rhs)
%yoy %yoy
Halaman | 8
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.8 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - Pertanian
Sumber: Dinas Perkebunan Kaltim, diolah
Grafik I.9 Harga TBS Kaltim
Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit lapangan usaha pertanian Kaltim pada
triwulan II 2018 masih mengalami kontraksi. Kredit lapangan usaha pertanian masih
terkontraksi pada level -7,99% (yoy) namun tidak sedalam kontraksi pada periode sebelumnya
sebesar -9,30% (yoy) (Grafik I.10). Harga CPO di pasar internasional menjadi proksi awal
asesmen outlook dari lapangan usaha ini. Harga TBS dan CPO masih mengalami tren penurunan
sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit pertanian yang juga terdeselerasi. Risiko
kredit tercatat mengalami peningkatan dari 0,30% menjadi 0,82% pada triwulan II 2018. Selain
faktor harga, peningkatan bea masuk CPO oleh Pemerintah India dari 30% menjadi 44% juga
menjadi downside risk bagi kinerja TBS Kaltim. Tekanan penurunan harga CPO menjadi lebih
besar saat Eropa menyatakan pengurangan penggunaan biofuel/biodiesel secara bertahap
hinga phasing out 100% di tahun 2030. Sementara itu, penyaluran kredit kepada sub-lapangan
usaha perikanan tercatat tumbuh 35,25% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya. Adapun risiko kredit sub-lapangan usaha perikanan meningkat dari 2,87% menjadi
3,34% (Grafik I.11).
Grafik I.10 Kredit dan NPL Pertanian Kaltim
Grafik I.11 Kredit dan NPL Perikanan Kaltim
6.22
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
%yoy
-40
-20
0
20
40
60
80
100
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
2,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*
2013 2014 2015 2016 2017 2018
TBS Kaltim Growth (Rhs)
US$/mt %yoy
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
g.Pertanian dan Kehutanan NPL (Rhs)
%yoy %
0
5
10
15
20
25
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
g.Perikanan NPL (Rhs)
%yoy %
Halaman | 9
Pada triwulan III 2018, lapangan usaha pertanian Kaltim diperkirakan terdeselerasi
dibandingkan triwulan sebelumnya. Berakhirnya musim panen sejumlah komoditas menjadi
faktor penahan pertumbuhan pada lapangan usaha ini. Lebih lanjut, perkembangan harga
komoditas di pasar internasional masih menunjukkan tren penurunan sehingga tidak
mendukung pertumbuhan lapangan usaha ini. Prospek positif perkebunan kelapa sawit
bersumber dari pasar Tiongkok. Perang dagang yang terjadi antara Tiongkok dengan Amerika
Serikat berdampak pada tingginya bea masuk kacang kedelai asal Amerika Serikat sebesar 25%.
Peningkatan permintaan CPO sebagai barang substitusi minyak kedelai diperkirakan akan
terjadi ditengah terjadinya perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Saat ini,
sebagian besar (39%) CPO Kaltim di ekspor ke Tiongkok sehingga perang dagang dapat
berpengaruh positif terhadap kinerja perkebunan kelapa sawit Kaltim pada jangka panjang.
Industri Pengolahan
Lapangan usaha industri pengolahan Kaltim triwulan II 2018 tumbuh positif, namun
lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan industri pengolahan
terdeselerasi dari 1,93% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 1,53% (yoy) (Grafik I.12). Dengan
pangsa sebesar 18,33%, industri pengolahan memberikan andil sebesar 0,32% (yoy) dalam
pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan II 2018. Penurunan kinerja industri CPO sebagai salah
satu komoditas utama menjadi salah satu faktor perlambatan kinerja lapangan usaha industri
pengolahan Kaltim triwulan II 2018.
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.12 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - Industri Pengolahan
Grafik I.13 Volume Ekspor CPO Kaltim
Penurunan kinerja industri pengolahan CPO Kaltim pada triwulan II 2018 tercermin
dari kinerja ekspor yang mengalami penurunan. Ekspor CPO Kaltim tumbuh sebesar 0,91%
(yoy) pada triwulan II 2018, lebih rendah dibandingkan 41,92% (yoy) pada triwulan sebelumnya
(Grafik I.13). Deselerasi ekspor di industri ini disebabkan oleh harga CPO internasional yang
1.53
-10
-5
0
5
10
15
20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Industri Pengolahan
%yoy
-150
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
0
50
100
150
200
250
300
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
CPO g.Volume Ekspor (Rhs)
Ribu ton %yoy
Halaman | 10
mengalami penurunan di tengah oversupply di pasar internasional dan negative campaign di
kawasan Eropa. Harga CPO pada triwulan II 2018 sebesar US$662,00/mt, turun dari
US$673,67/mt pada periode sebelumnya (Grafik I.14). Harga CPO Kaltim juga belum
menunjukkan perbaikan yang signifikan (Grafik I.15). Musim panen yang terjadi pada triwulan
II 2018 menjadikan stok TBS melimpah. Lebih lanjut, produksi minyak kedelai sebagai subsitusi
CPO juga mengalami peningkatan yang berdampak pada terbatasnya pemintaan CPO.
Tantangan penetrasi pasar CPO juga datang dari India pasca peningkatan bea masuk CPO dari
30% menjadi 44% di tahun 2018. Penerapan kebijakan peningkatan bea masuk berlaku untuk
seluruh komoditas edible oil, termasuk minyak sayur dan minyak canola yang bertujuan untuk
mengurangi ketergantungan India terhadap impor komoditas edible oil.
*Data harga internasional merupakan rata-rata harga Apr-Mei 2018
Sumber: Worldbank, diolah
Grafik I.14 Harga CPO Internasional
Sumber: Dinas Perkebunan Kaltim, diolah
Grafik I.15 Harga CPO Kaltim
Deselerasi pertumbuhan juga terjadi pada industri pengolahan bahan kimia Kaltim
yang tercermin dari penurunan volume ekspor triwulan II 2018. Pada triwulan II 2018, ekspor
bahan kimia mengalami kontraksi sebesar -33,42%(yoy) (Grafik I.16). Penurunan ekspor bahan
kimia Kaltim bersumber dari negara di kawasan ASEAN, India dan Tiongkok. Di sisi lain, kinerja
industri pupuk di Kaltim mengalami perbaikan yang terindikasi dari ekspor yang tumbuh tinggi.
Pada triwulan II 2018, volume ekspor pupuk tumbuh sebesar 285,60% (yoy), meningkat
dibandingkan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar -66,10% (yoy) (Grafik I.17).
Peningkatan volume ekspor pupuk didorong oleh naiknya produksi pupuk triwulan II 2018 pasca
maintenance pabrik. Disamping volume, peningkatan harga pupuk di pasar internasional
sebesar 15,01% (yoy) juga menjadi faktor yang mendukung peningkatan kinerja ekspor pupuk.
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0
200
400
600
800
1,000
1,200
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
CPO International Growth (Rhs)
US$/mt %yoy
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
01,0002,0003,0004,0005,0006,0007,0008,0009,000
10,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*
2013 2014 2015 2016 2017 2018
CPO Kaltim Growth (Rhs)
US$/mt %yoy
Halaman | 11
Grafik I.16 Volume Ekspor Bahan Kimia
Grafik I.17 Volume Ekspor Pupuk
Penyaluran kredit ke lapangan usaha industri pengolahan Kaltim pada triwulan II
2018 mengalami perbaikan dari triwulan sebelumnya. Kredit lapangan usaha ini masih
mengalami kontraksi sebesar -13,87% (yoy), tidak sedalam periode sebelumnya yang turun
-16,65% (yoy) (Grafik I.18). Outlook harga kelapa sawit yang diperkirakan masih stagnan pada
tahun 2018 menyebabkan rendahnya penyaluran kredit ke lapangan usaha ini. Di samping itu,
penurunan secara bertahap konsumsi biodiesel di Eropa juga turut menahan laju penyaluran
kredit untuk industri CPO. Namun demikian, risiko kredit industri pengolahan cukup terjaga
dibawah benchmark dengan NPL sebesar 2,68% pada triwulan II 2018.
Grafik I.18 Kredit dan NPL Industri Pengolahan Kaltim
Industri pengolahan diperkirakan akan kembali mengalami akselerasi pertumbuhan
pada triwulan III 2018. Kinerja industri gas diperkirakan akan mengalami peningkatan untuk
memenuhi permintaan negara mitra. Puncak musim panas yang diperkirakan terjadi pada
triwulan III 2018 akan mendorong penggunaan listrik untuk keperluan pendingin ruangan. Lebih
lanjut, industri pupuk juga diperkirakan masih tumbuh tinggi pada triwulan III 2018 sejalan
dengan perkembangan harga komoditas yang masih menujukkan tren peningkatan hingga
-80-60-40-20020406080100120
0
50
100
150
200
250
300
350
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Bahan Kimia Anorganik g.Volume Ekspor (Rhs)
Ribu ton %yoy
-200
-100
0
100
200
300
400
500
0
100
200
300
400
500
600
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pupuk g.Volume Ekspor (Rhs)
Ribu ton %yoy
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
-50
0
50
100
150
200
250
300
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
g.Industri Pengolahan NPL (Rhs)
%yoy %
Halaman | 12
Agustus 2018. Di sisi lain, kinerja industri pengolahan minyak kelapa sawit diperkirakan
membaik seiring dengan normalisasi stok TBS paska berakhirnya musim panen.
Pertambangan dan Penggalian
Lapangan usaha pertambangan dan penggalian masih mengalami kontraksi pada
triwulan II 2018. Lapangan usaha pertambangan tercatat tumbuh negatif -2,07% (yoy) pada
triwulan II 2018, namun tidak sedalam triwulan sebelumnya yang terkontraksi -2,10% (yoy)
(Grafik I.19). Dengan pangsa yang dominan dalam ekonomi Kaltim (45,26%), kontraksi lapangan
usaha pertambangan memberikan andil sebesar -0,99% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi
Kaltim triwulan II 2018. Perlambatan di lapangan usaha pertambangan bersumber dari
terbatasnya produksi sejalan dengan kondisi cuaca yang buruk pada awal triwulan II 2018.
Disamping itu, kondisi sebagian besar situs pertambangan yang sudah tua menyebabkan
stripping ratio3 semakin mengecil. Lebih lanjut, tren peningkatan Harga Batubara Acuan (HBA)
yang masih berlanjut hingga triwulan II 2018 mengakibatkan buyers lebih selektif dalam
melakukan pembelian impor. Kondisi ini juga berdampak pada terbatasnya permintaan
batubara Kaltim di triwulan II 2018 yang tercermin dari kinerja ekspor batubara yang masih
terkontraksi.
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.19 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - Pertambangan
Sementara itu, isu restriksi impor batubara yang diberlakukan Pemerintah Tiongkok
sejak 1 April 2018 berdampak pada meningkatnya proses sandar kapal (dwelling time) dan
bongkar muat di pelabuhan sehingga menghambat aktivitas ekspor batubara di triwulan II 2018.
Berdasarkan data dari IHS Energy periode Agustus 2018, pertumbuhan produksi batubara
Kaltim triwulan II 2018 masih berada dalam fase kontraksi. Produksi batubara Kaltim
3 Stripping ratio adalah perbandingan antara volume masa bantuan yang dibongkar (lapisan tanah penutup) dengan batubara yang diambil atau bisa juga disebut dengan besarnya volume tanah lapisan penutup yang harus dibongkar untuk mendapatkan 1 tonnase batubara.
-2.07
-10
-5
0
5
10
15
20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Pertambangan dan Penggalian
%yoy
Halaman | 13
terkontraksi sebesar -9,85% (yoy) (Grafik I.20). Penurunan produksi batubara bersifat nasional,
tidak hanya terjadi di wilayah Kaltim. Curah hujan yang tinggi selama periode April-Mei 2018
menghambat proses distribusi batubara dari situs penambangan ke kapal pengangkut (hauling).
Domestic Market Obligation (DMO) batubara asal Kaltim secara keseluruhan masih
berada dibawah target tahun 2018 yang diberikan Kementerian ESDM sebesar 26,1%.
Berdasarkan data IHS Energy periode Agustus 2018, rasio DMO Kaltim pada triwulan II 2018
sebesar 12,71% atau 6,51 juta metrik ton (Grafik I.21). Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM
Nomor 1395K/30/MEM/2018 tentang Harga Batubara untuk Penyediaan Tenaga Listrik untuk
Kepentingan Umum, harga batubara DMO ditetapkan sebesar US$70/mt untuk batubara
dengan kalori 6.200 kc GAR. Kebutuhan ketenagalistrikan Indonesia adalah batubara dengan
kalori 4.200 kc GAR sehingga harga DMO dihitung dengan menggunakan sistem pro-rata dengan
memperhitungkan kualitas moisture, sulfur dan ash content. Berdasarkan hasil liaison ke pelaku
usaha utama pertambangan di wilayah Kaltim, kewajiban DMO sebagaimana tertuang pada
Keputusan Menteri ESDM Nomor 23K/30/MEM/2018 tentang Penetapna Persentase Minimal
Penjualan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2018 menjadi tantangan bagi para
pelaku usaha ditengah harga komoditas internasional yang terus mengalami peningkatan
hingga triwulan II 2018. Untuk menjaga kuota produksi tahun 2019, pelaku usaha
pertambangan harus memenuhi target DMO yang diberikan dengan level harga yang ditetapkan
lebih rendah apabila dibandingkan harga internasional saat ini.
Sumber: Mc Closkey Coal Report, diolah
Grafik I.20 Produksi Batubara Kaltim
Sumber: Mc Closkey Coal Report, diolah
Grafik I.21 DMO Batubara Kaltim
Pada sub-lapangan usaha pertambangan lain, kinerja pertambangan migas Kaltim
juga masih melanjutkan tren penurunan. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas
Pertambangan dan Energi Mineral (Distamben) Provinsi Kaltim, realisasi lifting minyak bumi
Kaltim pada periode laporan tercatat sebesar 6,14 juta barel atau 24,46% dari target lifting
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
-
10
20
30
40
50
60
70
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Produksi g.Produksi (Rhs)
Juta ton %yoy
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
DMO g.DMO (Rhs)
Juta ton %yoy
Halaman | 14
tahun 2018 sebesar 25,10 juta barel. Pada triwulan II 2018, terjadi penurunan lifting minyak
bumi sebesar -23,42% (yoy) (Grafik I.22). Di sisi lain, lifting gas Kaltim triwulan II 2018 tercatat
80,94 juta mmbtu, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Namun demikian, secara
tahunan terkontraksi sebesar -28,74% (yoy) (Grafik I.23). Sebagian besar blok migas di Kaltim
telah berusia cukup tua sehingga telah mengalami fase natural declining. Sehubungan dengan
hal tersebut, operator blok migas terus melakukan upaya-upaya untuk menahan laju
penurunan sehingga tetap mencapai target lifting pada akhir tahun. Pada semester I 2018,
realisasi lifting gas di salah satu blok migas terbesar di wilayah Kaltim hanya mencapai 90% dari
target produksi yang ditetapkan. Di sisi lain, lifting minyak bumi telah sesuai dengan target yang
ditetapkan. Per Agustus 2018, pengelolaan salah satu blok migas di wilayah Kaltim kembali
berpindah ke Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di pertambangan migas. Pihak pengelola
baru telah merencanakan pengeboran 2 sumur di tahun 2018 dan 29 sumur di tahun 2019.
Sumber: Kementerian ESDM, diolah
Grafik I.22 Lifting Minyak Kaltim
Sumber: Kementerian ESDM, diolah
Grafik I.23 Lifting Gas Kaltim
Kinerja lapangan usaha pertambangan pada triwulan III 2018 diperkirakan akan
mengalami perbaikan, meskipun masih berada dalam fase terkontraksi. Peningkatan kinerja
lapangan usaha pertambangan diperkirakan bersumber dari tambang batubara seiring dengan
tingginya permintaan dari negara mitra dagang utama. Triwulan III merupakan periode puncak
musim panas sehingga kebutuhan listrik negara mitra diperkirakan akan mengalami
peningkatan, terutama untuk kebutuhan pendingin ruangan. Disamping itu, HBA triwulan III
2018 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Hingga bulan Juli 2018, HBA
telah mencapai level US$107,83/mt. Lebih lanjut, peningkatan penyaluran kredit pada lapangan
usaha pertambangan yang terjadi pada triwulan II 2018 juga menjadi salah satu upside risk bagi
kinerja pertambangan Kaltim. Pertumbuhan kredit lapangan usaha pertambangan Kaltim pada
triwulan II 2018 tercatat sebesar 48,06% (yoy), meningkat signifikan dari 19,34% (yoy) pada
periode sebelumnya (Grafik I.24). Peningkatan kinerja penyaluran kredit pertambangan
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
10
-
2
4
6
8
10
12
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Lifting Minyak g.Lifting Minyak (Rhs)
Juta barel %yoy
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
-
50
100
150
200
250
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Lifting Gas g.Lifting Gas (Rhs)
Juta mmbtu %yoy
Halaman | 15
sebagian besar berupa kredit modal kerja sehingga dampaknya dapat dirasakan dalam jangka
pendek. Risiko kredit lapangan usaha pertambangan yang terukur dengan NPL juga
menunjukkan penurunan, meskipun masih berada diatas threshold 5%. Ekspansi kredit serta
struktur kredit macet yang semakin membaik memberikan sinyal pelaku usaha yang mulai
memiliki prospek positif pada pertambangan batubara. Di sisi lain, depresiasi nilai mata uang
Yuan terhadap Dolar Amerika berisiko menekan permintaan batubara dari Tiongkok.
Berdasarkan Mc Closkey Coal Report #439, kondisi inventory batubara di 4 pelabuhan besar
Tiongkok masih relatif tinggi sebagai dampak tindakan pre-emptive yang dilakukan importir
batubara Tiongkok dalam merespon harga komoditas yang tinggi dan kebijakan restriksi impor
batubara Tiongkok.
Grafik I.24 Kredit dan NPL Industri Pertambangan Kaltim
Lapangan Usaha Lainnya
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran kaltim triwulan II 2018 tumbuh
positif, tetapi mengalami deselerasi dibandingkan periode sebelumnya. Lapangan usaha
perdagangan tumbuh sebesar 9,95% (yoy), lebih rendah dibandingkan 9,98% di periode
sebelumnya (Grafik I.25) Dengan pangsa sebesar 5,68%, lapangan usaha ini memberikan andil
sebesar 0,52% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan II 2018. Deselerasi
lapangan usaha perdagangan juga tercermin dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan
oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur. Indeks Keyakinan konsumen
turun dari 117,08 pada triwulan I 2018 menjadi 111,97. Survei Pedagang Eceran (SPE) yang
dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan juga mencatatkan adanya penurunan
pada kelompok penjualan makan, minum, dan tembakau, bahan bakar kendaraan bermotor,
serta barang budaya dan rekreasi. Meskipun mengalami deselerasi pertumbuhan pada triwulan
II 2018, penyaluran kredit ke lapangan usaha perdagangan tumbuh 5,84% (yoy), meningkat dari
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
g.Pertambangan NPL (Rhs)
%yoy %
Halaman | 16
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -0,75% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Risiko
kredit perdagangan juga menunjukkan penurunan, yakni dari 6,37% pada triwulan I 2018
menjadi 6,30% di triwulan II 2018.
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.25 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim – Perdagangan Besar dan Eceran
Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan-minum (akmamin) Kaltim
triwulan II 2018 tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Lapangan usaha
akmamin tumbuh sebesar 12,13% (yoy) pada triwulan II 2018, meningkat dari 9,97% (yoy) pada
triwulan I 2018 (Grafik I.26). Dengan pangsa sebesar 0,99%, kinerja lapangan usaha akmamin
memberikan andil sebesar 0,10% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan II 2018.
Peningkatan aktivitas akmamin disebabkan oleh tingginya kegiatan leisure pada periode cuti
bersama pada pertengahan bulan Juni 2018, khususnya selama periode HBKN dan libur panjang
anak sekolah. Peningkatan kinerja lapangan usaha akmamin juga terindikasi dari naiknya rata-
rata lama inap di hotel pada triwulan II 2018 dari 1,77 hari di triwulan I 2018 menjadi 1,82 hari
(Grafik I.27).
Pada triwulan III 2018, diperkirakan lapangan usaha akmamin terdeselerasi seiring
dengan aktivitas kerja yang kembali normal. Restoran dan hotel diperkirakan menjalankan
business as usual pada triwulan III 2018 mendatang dimana tidak terdapat libur panjang
sehingga penggunaan jasa penunjang pariwisata juga akan relatif stabil. Potensi peningkatan
aktivitas di lapangan usaha ini bersumber dari pelaksanaan Festival Erau adat Kutai dan
International Folk Arts Festival di Kutai Kartanegara dan meningkatkanya kegiatan MICE oleh
Pemerintah bersamaan dengan dimulainya penyusunan rencana kerja untuk tahun 2019.
9.95
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Perdagangan Besar & Eceran
%yoy
Halaman | 17
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.26 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - Akomodasi dan Makan Minum
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.27 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Kaltim
Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Pengeluaran
Pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan II 2018 dari sisi pengeluran didorong
oleh peningkatan kinerja investasi (PMTB) dan konsumsi rumah tangga. Peningkatan investasi
bersumber dari penyelesaian proyek- proyek infrastruktur Pemerintah yang sebagian besar
hampir mendekati target penyelesaian. Pada periode ini investasi tumbuh sebesar 6,96% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan 5,88% pada triwulan sebelumnya (Tabel I.2). Sementara itu,
peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga yang bersumber dari aktivitas selama Hari Raya
Idul Fitri dan cuti bersama, terutama untuk kebutuhan pakaian dan alas kaki, serta transportasi
dan komunikasi. Konsumsi rumah tangga mengalami akselerasi pertumbuhan sebesar 2,90%
(yoy) pada triwulan II 2018. Di sisi lain, kinerja ekspor luar negeri membaik tetapi masih
mengalami kontraksi sebesar -4,13% (yoy). Kontraksi ekspor sejalan dengan kinerja lapangan
usaha pertambangan yang masih mengalami penurunan ditengah buruknya kondisi cuaca yang
menghambat aktivitas pertambangan.
Tabel I.3 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Berdasarkan Pengeluaran (yoy)
Sumber: BPS, diolah
12.13
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
%yoy
1.0
1.2
1.4
1.6
1.8
2.0
2.2
2.4
0
10
20
30
40
50
60
70
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2014 2015 2016 2017 2018
TPK Rata-rata hari inap (Rhs)
HariIndeks
2015 2016
TOTAL TOTAL I II III IV TOTAL I
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
yoy
(%)
andil
(%)
share*
(%)
Konsumsi RT 1.28 0.84 1.38 2.79 3.03 2.96 2.54 2.61 2.90 0.43 16.34
Konsumsi LNPRT 8.30 -4.04 6.32 4.26 4.55 4.49 4.89 10.53 8.88 0.04 0.48
Konsumsi Pemerintah -7.77 -13.44 8.40 -2.94 -8.70 -32.10 -15.28 11.86 -3.38 -0.10 3.55
PMTB -1.47 -6.91 2.70 -0.14 -0.37 9.83 3.01 5.88 6.96 1.60 25.94
Perubahan Inventori -35.89 -65.19 -1.74 -5.14 -19.84 -37.96 -15.85 -32.30 -27.06 -0.08 0.24
Ekspor LN -16.07 -9.88 3.31 1.74 3.81 1.38 2.55 -6.20 -4.13 -2.11 40.71
Impor LN 3.49 -12.70 -0.95 4.60 0.10 6.21 2.51 20.15 4.89 0.79 11.67
Net Ekspor Antar Daerah 225.50 34.82 4.47 14.75 6.55 4.76 7.57 28.32 12.10 2.85 24.40
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO -1.21 -0.36 3.90 3.60 3.47 1.61 3.13 1.77 1.84 1.84 100.00
2018
Berdasarkan Pengeluaran
2017
II
Halaman | 18
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) - Investasi
Kinerja PMTB Kaltim triwulan II 2018 mengalami akselarasi pertumbuhan
dibandingkan periode sebelumnya. Kinerja investasi tumbuh dari 5,88% (yoy) menjadi 6,96%
(yoy) pada triwulan II 2018 (Grafik I.28). Dengan pangsa sebesar 25,94%, PMTB berkontribusi
sebesar 1,60% (yoy) terhadap ekonomi Kaltim triwulan II 2018. Faktor pendorong utama
peningkatan PMTB adalah penyelesaian proyek-proyek pembangunan infrastruktur Pemerintah
seperti Jalan Tol Samarinda-Balikpapan, pengerjaan Jembatan Pulau Balang, serta Jembatan
Mahakam IV. Berdasarkan jenisnya, peningkatan investasi didorong oleh Investasi bangunan
yang tumbuh sebesar 9,81% (yoy) pada triwulan II 2018, meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 7,09% (yoy). Di sisi lain, investasi non-bangunan Kaltim terdeselerasi dari
4,10% (yoy) di triwulan I 2018 menjadi 2,66% (yoy) pada triwulan II 2018 sehingga
mengindikasikan lapangan usaha swasta masih menahan kegiatan investasi dalam bentuk
pembelian barang modal dan bahan baku (Grafik I.29).
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.28 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim - PMTB
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.29 PMTB Kaltim – Bangunan dan NonBangunan
Realisasi investasi swasta Kaltim triwulan II 2018 menunjukkan pertumbuhan
signifikan, terutama Penanaman Modal Dalan Negeri (PMDN). Pertumbuhan PMDN pada
triwulan II 2018 mencapai 269,39% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan kontraksi sebesar
-32,00% (yoy) pada periode sebelumnya (Grafik I.31). Peningkatan PMDN disebabkan oleh
kenaikan investasi lapangan usaha pertambangan di 2 kabupaten, yaitu kabupaten Berau dan
Paser. Realisasi PMDN yang cukup tinggi menunjukkan persepsi positif pada lapangan usaha
pertambangan Kaltim. Harga batubara yang berada di atas US$90 menjadi faktor penarik
investasi di lapangan usaha ini. Di sisi lain, Penanaman Modal Asing (PMA) triwulan II 2018
masih terkontraksi sebesar -72,54% (yoy) (Grafik I.30). Kinerja PMA di lapangan usaha primer
dan sekunder mengalami kontraksi pada triwulan II 2018, masing-masing sebesar -80,20% (yoy)
6.96
-15
-10
-5
0
5
10
15
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PDRB PMTB
%yoy
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PMTB Bangunan Non Bangunan
%yoy
Halaman | 19
dan -84,13% (yoy). Pada triwulan II 2018, dorongan investasi lapangan usaha swasta bersumber
dari pengeboran salah satu blok migas di wilayah Kaltim sebagai salah satu upaya menahan laju
natural declinning. Selain itu, pelaku usaha pertambangan akan mendorong produksi untuk
mengejar ketinggalan pada semester I tahun 2018 yang lalu.
Sumber: DPMPTSP Kaltim, diolah
Grafik I.30 Penanaman Modal Asing Kaltim
Sumber: DPMPTSP Kaltim, diolah
Grafik I.31 Penanaman Modal Dalam Negeri Kaltim
Di sisi pembiayaan, kredit investasi masih mengalami kontraksi namun tidak sedalam
triwulan sebelumnya. Kredit investasi terkontraksi sebesar -1,88% (yoy), tidak sedalam periode
sebelumnya sebesar -11,36% (yoy). Perbaikan penyaluran kredit investasi menunjukkan
persepsi positif pelaku usaha yang mulai tumbuh dalam mengembangkan usaha berupa
investasi di wilayah Kaltim (Grafik I.32). Sementara itu, risiko kredit investasi masih berada
diatas treshold sebesar 6,03% pada triwulan II 2018 walaupun sudah mengalami penurunan
dibandingkan periode sebelumnya.
Grafik I.32 Kredit dan NPL Investasi Kaltim
PMTB Kaltim pada triwulan III 2018 diperkirakan mengalami deselerasi dibandingkan
periode sebelumnya. Target operasional beberapa proyek infrastruktur Pemerintah pada
tahun 2019 diyakini dapat mendorong kinerja sektor investasi, khususnya investasi bangunan
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2013 2014 2015 2016 2017 2018
PMA g.PMA (Rhs)
US$ juta %yoy
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2013 2014 2015 2016 2017 2018
PMDN g.PMDN (Rhs)
Rp miliar %yoy
Halaman | 20
pada triwulan III 2018. Di tengah kemampuan fiskal yang terbatas, Pemerintah daerah tengah
mereview kembali proyek-proyek infrastruktur yang berjalan di wilayah Kaltim sehingga
proyek-proyek yang memiliki dampak ekonomi dapat menjadi prioritas. Akibatnya, beberapa
proyek infrastruktur Pemerintah akan ditunda pengerjaannya di tahun 2019. Lebih lanjut,
belum selesainya proses lelang pekerjaan konstruksi proyek peningkatan kapasitas kilang
minyak di Balikpapan juga menjadi downside risk bagi kinerja investasi Kaltim triwulan III 2018.
Konsumsi Pemerintah
Kinerja konsumsi Pemerintah Kaltim triwulan II 2018 mengalami kontraksi
dibandingkan periode sebelumnya. Konsumsi Pemerintah Kaltim triwulan II 2018 terkontraksi
sebesar -3,38% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,86%
(yoy) (Grafik I.33). Dengan pangsa sebesar 3,55%, kontraksi konsumsi Pemerintah memberikan
andil sebesar -0,10% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan II 2018. Penurunan
konsumsi Pemerintah terindikasi dari terkontraksinya kinerja belanja operasional dan belanja
modal Pemprov Kaltim pada triwulan II 2018. Kondisi ini dipengaruhi oleh jumlah hari kerja pada
triwulan II yang lebih sedikit dibandingkan triwulan sebelumnya sehingga realisasi anggaran
lebih rendah. Laju penurunan komponen ini tertahan oleh realisasi pembayaran gaji ke-14
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan belanja transfer yang mengalami peningkatan pada triwulan II
2018.
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.33 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim – Konsumsi Pemerintah
Kinerja konsumsi Pemerintah Kaltim triwulan III 2018 diperkirakan tumbuh lebih
tinggi dibandingkan triwulan II 2018. Seiring dengan upaya pencapaian target anggaran pada
akhir tahun, konsumsi Pemerintah pada triwulan III diperkirakan akan mengalami peningkatan.
Sesuai dengan pola historisnya, aktivitas penyusunan rencana program kerja TA 2019 akan
dimulai pada triwulan III sehingga dapat meningkatkan komponen belanja operasional. Namun
-3.38
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Konsumsi Pemerintah
%yoy
Halaman | 21
demikian, komponen belanja modal diperkirakan masih mengalami penurunan yang
disebabkan oleh penundaan beberapa proyek infrastruktur Pemerintah ke tahun 2019.
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi rumah tangga Kaltim triwulan II 2018 tumbuh lebih tinggi dibandingkan
periode sebelumnya. Pada triwulan II 2018, kinerja konsumsi rumah tangga meningkat dari
2,61% (yoy) menjadi 2,90% (yoy) (Grafik I.34). Dengan pangsa sebesar 16,34%, konsumsi rumah
tangga memberikan andil sebesar 0,43% (yoy) terhadap ekonomi Kaltim triwulan II 2018.
Peningkatan konsumsi rumah tangga juga tercermin dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) BPS
yang menunjukkan peningkatan dari 97,43 menjadi 119,44 pada triwulan II 2018 (Grafik I.35).
Sesuai dengan pola seasonal-nya, konsumsi masyarakat pada periode Hari Raya Idul Fitri relatif
tinggi. Disamping itu, periode cuti bersama yang lebih lama turut mendorong konsumsi
masyarakat. Sub-komponen konsumsi rumah tangga yang mengalami peningkatan pada
triwulan II 2018 adalah pakaian dan alas kaki dari -0,96% (yoy) menjadi 1,27% (yoy), konsumsi
transportasi dan komunikasi dari 1,85% (yoy) menjadi 2,37% (yoy), serta perumahan dan
perlengkapan rumah tangga dari 0,30% (yoy) menjadi 1,51% (yoy). Peningkatan konsumsi untuk
keperluan transportasi dan komunikasi adalah dampak dari aktivitas mudik dan liburan yang
dilakukan masyarakat. Tercatat pada puncak arus mudik dan balik (Juni 2018), jumlah
penumpang yang berangkat dari Bandara Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan
(SAMS) Balikpapan meningkat sebesar 10,83% (yoy). Peningkatan permintaan tiket pesawat
juga terindikasi dari penambahan jumlah penerbangan yang diberikan oleh penyedia jasa
selama periode HBKN dan cuti bersama. Di sisi lain, konsumsi makanan dan minuman
menunjukkan deselerasi pertumbuhan pada triwulan II 2018. Pada momen Hari Raya Idul Fitri,
pusat perbelanjaan retail banyak memberikan fasilitas diskon produk. Namun demikian, fasilitas
diskon lebih banyak diberikan untuk barang sekunder seperti pakaian dan alat rumah tangga
tetapi tidak untuk makanan.
Halaman | 22
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.34 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim – Konsumsi Rumah Tangga
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.35 Optimisme Konsumen Rumah Tangga Kaltim
Pada triwulan III 2018, diperkirakan konsumsi rumah tangga akan mengalami
deselerasi dibandingkan periode sebelumnya. Perlambatan konsumsi rumah tangga
dipengaruhi oleh normalisasi aktivitas pasca HBKN dan cuti bersama. Konsumsi untuk
kebutuhan jasa transportasi dan komunikasi juga akan melambat, dipengaruhi oleh normalisasi
permintaan jasa transportasi udara di triwulan III 2018. Perlambatan konsumsi pada triwulan
III 2018 juga tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) hasil SK Bank Indonesia Provinsi
Kaltim yang turun dari 131,00 di triwulan I 2018 menjadi 123,50 (Grafik I.36). Di sisi lain,
pembayaran gaji ke-13 Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada
bulan Agustus 2018 diperkirakan akan menjadi faktor penahan laju deselerasi pertumbuhan
konsumsi rumah tangga Kaltim triwulan III 2018.
Grafik I.36 Tingkat Keyakinan Konsumen Kaltim
Ekspor Luar Negeri
Kinerja ekspor luar negeri Kaltim triwulan II 2018 masih mengalami kontraksi. Ekspor
Kaltim mengalami kontraksi sebesar -4,13% (yoy) pada triwulan II 2018, namun tidak sedalam
triwulan sebelumnya yang terkontraksi -6,20% (yoy) (Grafik I.37). Ekspor luar negeri memiliki
2.90
-4
-2
0
2
4
6
8
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Konsumsi RT
%yoy
80
90
100
110
120
130
140
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2014 2015 2016 2017 2018
ITK Pendapatan Tingkat Konsumsi
Indeks
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
IKK IKE IEK
Indeks
Halaman | 23
pangsa sebesar 40,71% dalam ekonomi Kaltim sehingga menyumbang andil sebesar -2,11%
(yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan II 2018. Penurunan ekspor luar negeri
Kaltim terutama dipengaruhi oleh kinerja ekspor migas yang terkontraksi pada triwulan II 2018.
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.37 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim – Ekspor Luar Negeri
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.38 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kaltim
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai4, kinerja ekspor luar negeri
Kaltim mengalami penurunan pada triwulan II 2018. Nilai ekspor luar negeri Kaltim triwulan II
2018 tercatat US$4.455,93 juta, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
US$4.570,18 juta (Grafik I.38). Penurunan kinerja ekspor luar negeri Kaltim triwulan II 2018
terutama dipengaruhi oleh ekspor migas yang masih terkontraksi. Ekspor migas Kaltim triwulan
II 2018 terkontraksi sebesar -14,03% (yoy) akibat menurunnya ekspor minyak mentah (Grafik
I.39). Penurunan ekspor migas sejalan dengan lifting minyak bumi yang mengalami kontraksi
pada periode yang sama. Di sisi lain, ekspor gas menunjukkan perbaikan pada triwulan II 2018
tumbuh 1,60% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -7,63%
(yoy). Perbaikan kinerja ekspor gas didukung oleh lifting gas yang lebih tinggi pada triwulan II
2018 dibandingkan periode sebelumnya.
4 Dipublikasikan melalui Berita Resmi Statistik Ekspor dan Impor Kaltim oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim secara bulanan
-4.13
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Ekspor LN
%yoy
-4
-2
0
2
4
6
8
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Ekspor Impor Net Ekspor
US$ miliar
Halaman | 24
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.39 Perkembangan Ekspor Migas Kaltim
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.40 Perkembangan Ekspor Nonmigas Kaltim
Kinerja ekspor nonmigas triwulan II 2018 tercatat mengalami penurunan
dibandingkan periode sebelumnya (Grafik I.40). Ekspor batubara sebagai komoditas utama
ekspor nonmigas mengalami deselerasi dari 19,00% (yoy) menjadi 18,86% (yoy) (Grafik I.41).
Penurunan ekspor batubara terbesar terjadi pada negara Tiongkok yang tercatat 9,00% (yoy),
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 83,63% (yoy). Berdasarkan Mc
Closkey Report Edisi #433, Pemerintah Tiongkok kembali menerapkan restriksi impor per 1 April
2018 pada pelabuhan di provinsi Fujian. Lebih lanjut, proses pengurusan bea masuk di
pelabuhan Guangdong dan Guangxi menghabiskan waktu yang lebih lama. Di sisi lain, deselerasi
pertumbuhan ekspor batubara Kaltim tertahan oleh peningkatan ekspor batubara ke India yang
naik dari -9,11% (yoy) di triwulan I 2018 menjadi 15,73% (yoy). Peningkatan permintaan
batubara India pada triwulan II 2018 dipengaruhi oleh rendahnya tingkat produksi lokal. Lebih
lanjut, peningkatan HBA triwulan II 2018 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada
triwulan II 2018 HBA tumbuh sebesar 16,18% (yoy), lebih rendah dibandingkan 18,56% (yoy)
pada periode sebelumnya (Grafik I.42).
Grafik I.41 Ekspor Batubara Kaltim
Sumber: ESDM, diolah
Grafik I.42 Harga Batubara Acuan
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Ekspor Migas Pertumbuhan (rhs)
US$ Juta %yoy
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Ekspor Nonmigas Pertumbuhan (rhs)
US$ Juta %yoy
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Batubara g.Nilai Ekspor (Rhs)
US$ juta %yoy
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
0
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
HBA Growth (Rhs)
US$/mt %yoy
Halaman | 25
Berdasarkan komoditasnya, ekspor luar negeri Kaltim triwulan II 2018 didominasi
oleh bahan bakar mineral dan batubara. Ekspor komoditas ini mencapai 92,95% terhadap total
keseluruhan ekspor Kaltim (Tabel I.4). Dengan demikian, kinerja ekspor Kaltim bergantung pada
ekspor batubara. Selanjutnya, ekspor komoditas CPO memiliki pangsa sebesar 3,30%, diikuti
dengan bahan kimia anorganik sebesar 1,40%, pupuk sebanyak 0,85%, dan kayu sebesar 0,67%.
Ekspor pupuk mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan harga pupuk dan amoniak di
pasar internasional. Berdasarkan data dari Bloomberg, harga pupuk mengalami peningkatan
harga sebesar 14,5% pada triwulan II 2018.
Komoditas ekspor Kaltim sebagian besar bertujuan ke negara-negara Asia. Ekspor ke
Tiongkok mencapai 23,9% dari keseluruhan ekspor Kaltim, dengan komoditas utama batubara
(Tabel I.5). Pangsa ekspor komoditas ke India sebesar 18,31%, diikuti Jepang sebesar 16,41%,
Korea Selatan sebesar 10,72%, dan Filipina 4,30%. Adapun ekspor ke Jepang dan Korea Selatan
didominasi oleh komoditas LNG.
Tabel I.4 Komoditas Utama Ekspor Kaltim
Sumber: BPS, diolah
Tabel I.5 Negara Tujuan Utama Ekspor Kaltim
Sumber: BPS, diolah
Pada triwulan III 2018, diperkirakan kinerja ekspor akan membaik meskipun masih
mengalami kontraksi. Perbaikan kinerja ekspor Kaltim triwulan III 2018 bersumber dari
peningkatan permintaan batubara dan LNG menjelang puncak musim panas. Berdasarkan pola
historisnya, musim panas akan meningkatkan permintaan kedua komoditas tersebut untuk
kebutuhan pendingin ruangan. Produksi batubara domestik Tiongkok diperkirakan akan
No Komoditas Ekspor Utama Pangsa (%)
1 Bahan Bakar Mineral dan Batubara (27) 92.95
2 CPO (15) 3.30
3 Bahan Kimia Anorganik (28) 1.40
4 Pupuk (31) 0.85
5 Kayu (44) 0.67
99.17Total 5 Komoditas
No Negara Tujuan Ekspor Utama Pangsa (%)
1 Tiongkok 23.90
2 India 18.31
3 Jepang 16.41
4 Korea Selatan 10.72
5 Filipina 4.30
73.63Total 5 Negara
Halaman | 26
mengalami penurunan ditengah pengetatan kebijakan inspeksi keamanan dan lingkungan pada
kegiatan usaha pertambangan. Kondisi ini mendorong permintaan impor batubara dari
Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan batubara domestik. Namun demikian, depresiasi Yuan
terhadap Dollar Amerika sebagai dampak perang dagang menjadi faktor risiko yang menahan
permintaan impor dari Tiongkok. Pelemahan nilai tukar Yuan berdampak pada harga impor
yang lebih mahal bagi importir Tiongkok. Selain itu, peningkatan kinerja ekspor luar negeri
Kaltim triwulan III 2018 juga didukung oleh HBA yang kembali mengalami peningkatan. Pada
Agustus 2018, HBA tercatat pada level US$107,83/mt, meningkat dibandingkan periode
sebelumnya sebesar US$104,65/mt.
Impor Luar Negeri
Kinerja impor luar negeri Kaltim triwulan II 2018 tumbuh lebih rendah dibandingkan
periode sebelumnya. Impor luar negeri tumbuh sebesar 4,89% (yoy), turun dari 20,15% (yoy)
pada triwulan sebelumnya (Grafik I.43). Nilai impor luar negeri Kaltim periode ini sebesar
US$955.93 juta, turun dari US$1.079,78 juta pada triwulan I 2018. Penurunan impor luar negeri
Kaltim triwulan II 2018 terutama dipengaruhi oleh kinerja impor minyak mentah.
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.43 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim – Impor Luar Negeri
Penurunan impor luar negeri Kaltim disebabkan oleh deselerasi impor minyak
mentah. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai5, impor migas Kaltim triwulan II
2018 melambat dari 76,18% (yoy) menjadi 13,81% (yoy) (Grafik I.44). Secara nominal impor
migas turun dari US$794,63 juta menjadi US$638,41 juta. Penurunan impor minyak mentah
bersumber dari turunnya produksi minyak di Nigeria, eksportir utama minyak mentah Kaltim.
Pertambangan minyak di Nigeria mengalami penurunan produksi akibat shutdown pada salah
5 Dipublikasikan melalui Berita Resmi Statistik Ekspor dan Impor Kaltim oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim secara bulanan
4.89
-20
-10
0
10
20
30
40
50
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Impor LN
%yoy
Halaman | 27
satu saluran pipa Nembe Creek yang terletak di wilayah kerja Bonny Light. Oleh karena itu,
proses bongkat muat di pelabuhan menjadi tertunda. Disamping Bonny Light, terminal The
Forcados juga mengalami disrupsi pada saluran pipa sehingga bongkar muat mengalami
penundaan. Berdasarkan informasi dari S&P Global Platts, pada bulan Mei 2018 produksi
minyak mentah Nigeria turun sebesar 150.000 barel/hari. Di sisi lain, kinerja impor nonmigas
relatif stabil dengan pertumbuhan sebesar 62,40% (yoy). Secara nominal impor nonmigas
Kaltim triwulan II 2018 sebesar US$317,52 juta, meningkat dari US$285,15 juta pada periode
sebelumnya (Grafik I.45).
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.44 Perkembangan Impor Migas Kaltim
Sumber: BPS, diolah
Grafik I.45 Perkembangan Impor Nonmigas Kaltim
Aktivitas impor yang masih tumbuh menunjukkan peningkatan kinerja perekonomian
terutama dari perspektif investasi. Pada triwulan II 2018, impor bahan baku mengalami
akselerasi dari 22,36% (yoy) menjadi 54,78% (yoy) (Grafik I.46). Sementara itu, impor barang
modal tumbuh sebesar 68,10% (yoy), lebih lambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun
demikian, volume impor untuk barang modal dan bahan baku mengalami penurunan sehingga
peningkatan nilai didorong oleh faktor harga, nilai tukar, ataupun peningkatan biaya
transportasi akibat kenaikan harga minyak dunia. Berdasarkan klasifikasi SITC, komoditas impor
non migas terbesar Kaltim adalah mesin untuk industri (HS 74) dan mesin tertentu (HS 72)
sehingga mendukung peningkatan investasi pada triwulan II 2018.
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Impor Migas Pertumbuhan (rhs)
US$ Juta %yoy
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Impor Non Migas Pertumbuhan (rhs)
US$ Juta %yoy
Halaman | 28
Grafik I.46 Impor Barang Modal dan Bahan Baku Kaltim
Secara umum, impor luar negeri Kaltim triwulan II 2018 didominasi oleh komoditas
yang tergolong kelompok bahan bakar mineral dan batubara, lebih spesifik minyak mentah.
Komoditas ini memiliki pangsa sebesar 70,46% terhadap keseluruhan total impor Kaltim
triwulan II 2018 (Tabel I.6). Impor minyak mentah Kaltim relatif tinggi karena keberadaan
industri pengolahan minyak di Kota Balikpapan. Barang lain yang memiliki pangsa relatif tinggi
dalam impor Kaltim adalah reaktor nuklir sebesar 15,19%, karet sebesar 2,83%, kendaraan
selain kereta sebesar 2,82%, dan barang dari besi atau baja sebesar 2,07%. Berdasarkan negara
asal barang, importir terbesar Kaltim triwulan II 2018 adalah Korea Selatan sebesar 11,14% dan
Singapura sebesar 7,32% (Tabel I.7).
Tabel I.6 Komoditas Utama Impor Kaltim
Sumber: BPS, diolah
Tabel I.7 Negara Asal Utama Impor Kaltim
Sumber: BPS, diolah
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Impor Nonmigas Modal Bahan Baku
%yoy
No Komoditas Impor Utama Pangsa (%)
1 Bahan Bakar Mineral dan Batubara (27) 70.46
2 Reaktor Nuklir (84) 15.19
3 Karet (40) 2.83
4 Kendaraan Selain Kereta (87) 2.82
5 Barang dari Besi atau Baja (73) 2.07
93.37Total 5 Komoditas
No Negara Asal Impor Utama Pangsa (%)
1 Korea Selatan 11.14
2 Singapura 7.32
3 Turki 6.53
4 Tiongkok 5.23
5 Amerika Serikat 4.12
34.35Total 5 Negara
Halaman | 29
Impor luar negeri Kaltim triwulan III 2018 diperkirakan mengalami deselerasi yang
moderat. Penurunan impor diperkirakan masih bersumber dari rendahnya pasokan minyak
mentah dari Nigeria. Hingga Juli 2018, produksi minyak mentah Nigeria masih rendah akibat
force majeure di wilayah Bonny Light Stream. Dari sisi impor nonmigas, perlambatan lapangan
usaha konstruksi akibat pengalokasian ulang anggaran untuk proyek infrastruktur berisiko
menurunkan impor barang modal untuk keperluan pembangunan.
Halaman | 30
BOKS I.1
“Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pariwisata”
Kaltim bukan merupakan daerah yang dikenal karena pariwisatanya karena selama ini
lapangan usaha pertambangan manjadi motor utama penggerak ekonomi daerah.
Sementara, Kaltim memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi untuk dikembangkan.
Meskipun pariwisata tidak memiliki komponen tersendiri dalam PDRB tetap memiliki forward
linkage ke investasi bangunan, perdagangan, serta hotel dan restoran. Sejalan dengan
masuknya pariwisata, investasi bangunan akan meningkat untuk mengakomodir permintaan
penginapan wistawan, perbaikan infrastruktur, dan fasilitas untuk menunjang kenyamanan
saat berwisata, serta pembangunan pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan. Ketika pariwisata mulai berkembang maka kedatangan wisatawan akan
meningkatkan hunian kamar hotel, aktivitas di restoran, serta meningkatkan intensitas
kegiatan perdagangan. Pada akhirnya, ketiga lapangan usaha tersebut akan menambah
sumber daya manusia (SDM) untuk dapat memenuhi permintaan sehingga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Kaltim memiliki obyek pariwisata dengan daya tarik yang beragam. Terdapat obyek wisata
hutan seperti konservasi mangrove di Balikpapan dan Taman Nasional Kutai di kabupaten
Kutai Timur. Obyek wisata budaya di kota Tenggarong dan Desa Adat Pampang di kota
Samarinda. Obyek wisata bahari kawasan Kepulauan Derawan dan Biduk-Biduk di kabupaten
Berau. Namun demikian, obyek wisata tersebut belum sepenuhnya dikembangkan sehingga
belum secara optimal menarik wisatawan ataupun investor. Kunjungan wisatawan pada
tahun 2016 mencapai 5,10 juta orang (Tabel I.8).
Tabel I.8 Wisatawan Kalimantan Timur
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur
Biodiversitas laut yang tinggi menjadi syarat penting pengembangan pariwisata, namun
belum cukup untuk dijadikan syarat. Kepuasan wisatawan dalam berlibur ditentukan atas
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Wisman (orang) 29,768 28,273 32,973 53,257 49,285 70,976
Wisnus (orang) 1,564,013 1,667,467 1,926,769 3,914,769 4,270,740 5,030,586
Halaman | 31
jasa yang diperoleh baik atraksi wisata, akses transportasi, dan amenitas. Dari sisi atraksi,
Kepulauan Derawan memiliki berbagai obyek wisata yang dimiliki Kaltim, Kepulauan
Derawan di kabupaten Berau merupakan obyek wisata yang mulai menarik perhatian
wisatawan nusantara. Kepulauan Derawan terdiri atas 4 Pulau utama, yaitu Pulau Derawan,
Pulau Maratua, Pulau Sangalaki, dan Pulau Kakaban menjadikan hoping island dan diving
tujuan utama berwisata di Kepulauan Derawan. Kekayaan alam bawah laut kepulauan
Derawan mampu bersaing dengan kepulauan Raja Ampat dan Taman Nasional Wakatobi.
Terutama dengan keberadaan Hiu Paus, ubur – ubur yang tidak menyengat, dan kawasan
konservasi penyu, serta 26 diving spots di dalam satu kawasan (Tabel I.7). Dengan demikian,
kepulauan Derawan telah memiliki materi alam yang mendukung pariwisata. Disamping itu,
kawasan Biduk-biduk (Labuan Cermin) masih berada dalam jarak yang memungkinkan untuk
dikunjungi dari kepulauan Derawan. Dengan demikian, integrasi paket wisata ke dua obyek
wisata sangat memungkinkan. Pemerintah provinsi dan kabupaten juga fokus dalam
pengembangan pariwisata di kawasan ini dengan terus memperbaki kualitas sarana dan
prasarana serta menjalin hubungan dengan investor potensial. Sementara dari aspek
amenitas, Kepulauan Derawan masih memiliki resort yang terbatas, namun harga nya masih
terjangkau oleh masyarakat golongan menengah.
Tabel I.9 Statistik Pariwisata Kabupaten Berau
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Berau
Dari sisi akses transportasi menuju Kepulauan Derawan, akses relatif sama dengan wisata
bahari lainnya seperti Labuhan Bajo, Raja Ampat, dan Wakatobi yang membutuhkan waktu
transportasi cukup lama sehingga kurang tepat menjadi pilihan weekend get away. Opsi
dengan transportasi udara ke kepulauan Derawan dapat ditempuh dengan rute menuju
bandara Kalimarau Berau atau Juwita Tarakan. Akan tetapi, biayanya relatif tinggi terutama
Jumlah
Tour & Travel 61
Pemandu Wisata 18
Dive Spots 26
Dive Centers 8
Akomodasi 289
Restoran 89
Length of Stay Wisnus 2-3 Hari
Length of Stay Wisman 5-6 Hari
Rata-rata pengeluaran/hari (Wisnus) Rp2,500,000
Rata-rata pengeluaran/hari (Wisman) Rp4,000,000
Halaman | 32
bagi wisatawan yang berasal dari luar wilayah kaltimtara. Terdapat chartered flight dengan
rute Balikpapan-Maratua sebanyak satu kali seminggu sebagai fasilitas yang disediakan oleh
salah satu resort di Maratua. Di sisi penyedia jasa transportasi darat, tarif yang dikenakan
untuk penyewaan mobil juga masih mahal dan tidak cocok untuk solo traveler. Selain itu,
tidak terdapat penyedia jasa shuttle bus dengan rute Bandara Kalimarau – Pelabuhan Tanjung
Batu (Pelabuhan penyebrangan ke Pulau Derawan). Penerapan tarif sewa mobil tinggi
disebabkan oleh BBM di kabupaten Berau yang terbatas sehingga para penyedia jasa
membebankan biaya menunggu ataupun membeli BBM dari pengecer ke pelanggan. Selain
karena BBM, masyarakat lokal penyedia jasa pariwisata belum sepenuhnya memahami
konsep pariwisata sehingga belum profesional dalam penerapan harga ataupun pelayanan.
Dari sisi pemasaran, Kepulauan Derawan belum memiliki target pasar yang spesifik sehingga
strategi pemasaran belum tepat sasaran. Sebagai contoh, market segementasi pasar Pulau
Derawan dan Pulau Maratua berbeda. Fasilitas serta jasa yang ditawarkan di Pulau Derawan
lebih tepat untuk kalangan menengah. Sementara itu, pasar untuk Pulau Maratua adalah
golongan high end sehingga lebih terbatas. Namun demikian, paket wisata yang ditawarkan
kepada wisatawan memiliki kesamaan tujuan wisata antara satu operator dengan lainnya.
Dengan gambaran di atas, dalam mengembangan pariwisata sebagai sektor ekonomi yang
potensial di wilayah Kaltim, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur
dapat memberikan rekomendasi untuk membentuk Berau Toursim Board yang terhimpun
atas pelaku usaha pariwisata di kabupaten Berau. Kedepannya, diharapkan asosiasi ini akan
rutin menyusun konsep pengembangan pariwisata, roadmap pariwisata, serta
menjembatani koordinasi antara pelaku usaha dan Pemerintah. Selain itu, untuk
mempermudah akses dan mempersingkat waktu perjalanan dari Bandara ke Kepulauan
Derawan, dapat disarankan untuk segera melayani penerbangan komersil. Pengelola
bandara bertanggung jawab untuk melengkapi fasilitas pengisian avtur dan airnav sehingga
memudahkan pihak maskapai untuk beroperasi.
Halaman | 33
BOKS I.2
“Output Tenaga Kerja Perkapita vs Pertumbuhan Ekonomi”
Pada triwulan II 2018, ekonomi Kaltim tumbuh 1,84% (yoy) atau meningkat dibandingkan
triwulan I 2018 yang tumbuh sebesar 1,77% (yoy). Walaupun mengalami peningkatan,
pertumbuhan ekonomi Kaltim berada pada level yang rendah, dibawah level pertumbuhan
ekonomi Nasional. Struktur ekonomi Kaltim yang didominasi oleh lapangan usaha
pertambangan berdampak pada kondisi ekonomi Kaltim yang tidak resilien terhadap gejolak
perekonomian global. Pada tahun 2011, ekonomi Kaltim mampu tumbuh 6,30% (yoy) yang
dipengaruhi oleh peningkatan permintaan batubara dari Tiongkok dan didukung oleh
perkembangan harga komoditas yang berada pada level positif. Di sisi lain, pertumbuhan
ekonomi Kaltim berada dalam fase kontraksi selama 2 tahun (tahun 2015-2016) yang
disebabkan oleh penurunan harga komoditas batubara internasional hingga ke level
US$47,59/mt pada awal tahun 2016.
Dalam ekonomi, fungsi produksi menjelaskan hubungan antara faktor input produksi dan
output yang dihasilkan. Fungsi produksi merupakan salah satu konsep utama dalam teori
neoklasikal yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan faktor input produksi
sehingga menciptakan kesimbangan pendapatan dari faktor-faktor input produksi yang
digunakan. Tenaga kerja merupakan salah satu fungsi input produksi yang umum digunakan
untuk melihat tingkat efisiensi dari output yang dihasilkan. Untuk melihat hubungan antara
fungsi produksi di Kaltim, Bank Indonesia Provinsi Kaltim melakukan perhitungan
produktivitas tenaga kerja yang di proksi dengan menggunakan output perkapita tenaga
kerja6 dan melihat pertumbuhannya dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kami juga membandingkan antara perkembangan output perkapita tenaga kerja dengan
kinerja masing-masing lapangan usaha triwulan II 2018. Lebih lanjut, kami juga
membandingkan kondisi Kaltim dengan nasional untuk memperoleh persepektif informasi
yang lebih luas.
Berdasarkan hasil perhitungan, output perkapita Kaltim triwulan II 2018 tercatat sebesar
Rp68,01 juta/tenaga kerja, lebih rendah dibandingkan triwulan II 2017 sebesar Rp73,52
6 Output tenaga kerja digunakan sebagai proksi produktivitas tenaga kerja yang dihitung menggunakan rumus output produksi (PDB/PDRB Atas Dasar Harga Konstan) dibagi dengan jumlah tenaga kerja.
Halaman | 34
juta/tenaga kerja atau turun -7,48% (yoy). Penurunan output perkapita Kaltim triwulan II
2018 terutama bersumber dari lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan yang
terkontraksi masing-masing sebesar -15,62% (yoy) dan -32,04% (yoy). Penurunan output
perkapita Kaltim triwulan II pada lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi pada kedua lapangan usaha tersebut. Di sisi lain,
terdapat peningkatan output perkapita yang terjadi pada lapangan usaha pertanian,
konstruksi dan perdagangan. Kondisi ini sejalan dengan data pertumbuhan ekonomi Kaltim
triwulan II 2018 yang ditopang oleh 3 (tiga) lapangan usaha tersebut (Tabel I.7).
Tabel I.10 Output Perkapita Tenaga Kerja Kalimantan Timur
Sumber: BPS, diolah
Tingkat output perkapita Kaltim tercatat lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar Rp20,49
juta/tenaga kerja pada triwulan II 2018. Namun demikian, output perkapita nasional secara
umum mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
Rp19,86 juta/tenaga kerja atau naik 3,17% (yoy). Peningkatan output perkapita nasional
triwulan II 2018 dipengaruhi oleh naiknya output perkapita pada lapangan usaha pertanian
dan perdagangan yang masing-masing tumbuh 7,42% dan 3,91% (yoy). Pertumbuhan
ekonomi kedua lapangan usaha tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan kinerja pada
triwulan II 2018. Di sisi lain, output perkapita pada lapangan usaha industri pengolahan
mengalami penurunan sebesar -0,90% (yoy), sejalan dengan perlambatan kinerja
pertumbuhan ekonomi lapangan usaha industri pengolahan triwulan II 2018.
PDB TENAKER PDB/TK PDB TENAKER PDB/TK PDB PDB/TK
Rp Miliar Ribu orangRp Juta
per OrangRp Miliar Ribu orang
Rp Juta
per Orang% %
Pertanian 7,510 338 22.22 7,977 348 22.91 6.22 3.08
Pertambangan 54,090 104 520.99 52,972 121 439.59 -2.07 -15.62
Industri 23,863 70 341.78 24,229 104 232.28 1.53 -32.04
Listrik, Gas dan Air 112 13 8.36 120 13 8.97 7.28 7.28
Konstruksi 7,813 75 103.94 8,585 75 114.96 9.89 10.60
Perdagangan 5,850 356 16.45 6,432 324 19.83 9.95 20.52
Transportasi & Komunikasi 5,025 67 74.46 5,415 60 90.02 7.77 20.90
Akomodasi & Makan Minum 933 114 8.17 1,046 147 7.10 12.13 -13.12
Jasa Keuangan & Real Estate 2,662 32 83.60 2,777 35 79.14 4.30 -5.34
Jasa Perusahaan 212 40 5.24 232 45 5.21 9.56 -0.57
Administrasi Pemerintahan 1,989 128 15.57 2,095 157 13.35 5.33 -14.26
Jasa Pendidikan 1,594 103 15.40 1,739 108 16.06 9.15 4.28
Jasa Kesehatan dan Sosial 613 28 22.26 667 44 15.08 8.87 -32.26
Jasa Lainnya 603 63 9.57 662 108 6.13 9.84 -36.00
TOTAL 112,867 1,535 73.52 114,948 1,690 68.01 1.84 -7.48
LAPANGAN USAHA
2017-II 2018-II PERTUMBUHAN
Halaman | 35
Tabel I.11 Output Perkapita Tenaga Kerja Nasional
Sumber: BPS, diolah
Berdasarkan hasil pemetaan antara output perkapita dan PDB/PDRB suatu daerah diperoleh
kesimpulan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang positif, sejalan dengan
teori yang ada. Beberapa anomali yang terjadi disebabkan karena dalam fungsi produksi
terdapat faktor input produksi lainnya seperti kapital/modal, teknologi dan sumber daya
alam. Output perkapita Kaltim pada lapangan usaha pertambangan yang mencapai Rp439,59
juta/tenaga kerja didorong oleh pemanfaatan faktor input modal dan teknologi dalam
kegiatan produksinya.
PDB TENAKER PDB/TK PDB TENAKER PDB/TK PDB PDB/TK
Rp Miliar Ribu orangRp Juta
per OrangRp Miliar Ribu orang
Rp Juta
per Orang% %
Pertanian 332,187 39,684 8.37 347,991 38,701 8.99 4.76 7.42
Pertambangan 194,928 1,358 143.56 199,228 1,384 144.00 2.21 0.31
Industri 525,245 17,084 30.74 546,091 17,924 30.47 3.97 -0.90
Listrik, Gas dan Air 26,548 663 40.07 28,485 780 36.53 7.29 -8.84
Konstruksi 239,718 7,163 33.47 253,444 7,058 35.91 5.73 7.29
Perdagangan 326,456 23,249 14.04 343,571 23,547 14.59 5.24 3.91
Transportasi & Komunikasi 225,909 5,785 39.05 242,114 6,093 39.74 7.17 1.76
Akomodasi & Makan Minum 74,094 7,082 10.46 78,354 8,096 9.68 5.75 -7.49
Jasa Keuangan & Real Estate 171,892 2,125 80.87 177,142 1,964 90.19 3.05 11.52
Jasa Perusahaan 42,733 1,447 29.54 46,531 1,583 29.40 8.89 -0.47
Administrasi Pemerintahan 78,072 5,024 15.54 83,695 5,348 15.65 7.20 0.72
Jasa Pendidikan 73,700 6,391 11.53 77,339 6,310 12.26 4.94 6.28
Jasa Kesehatan dan Sosial 26,775 1,843 14.53 28,669 2,014 14.24 7.07 -1.97
Jasa Lainnya 42,044 5,640 7.45 45,918 6,267 7.33 9.22 -1.72
TOTAL 2,473,425 124,539 19.86 2,603,748 127,068 20.49 5.27 3.17
2017-II 2018-II PERTUMBUHAN
LAPANGAN USAHA
Halaman | 36
II. KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Kinerja keuangan Pemerintah daerah di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan II
2018 mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan penyerapan APBD didorong oleh naiknya belanja modal untuk
pembangunan jalan, irigasi, dan jaringan.
APBD Pemerintah Provinsi
Realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) di
triwulan II 2018 lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2017. Berdasarkan data yang diperoleh
dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Kaltim, realisasi pendapatan
triwulan II tahun 2018 tercatat Rp4,47 triliun atau 53,45% dari target penerimaan tahun 2018.
Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi pendapatan meningkat 2,43%
(yoy). Penyebab utama meningkatnya pendapatan daerah Pemprov Kaltim triwulan II tahun
2018 adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tercatat sebesar 23,01% (yoy)
(Tabel II.1).
Tabel II.1 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan II Tahun 2017 dan 2018 (Rp Juta)
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Pada triwulan II 2018 realisasi PAD mencatatkan pencapaian sebesar 58,28% dari target
tahun 2018 atau senilai Rp2,49 triliun, lebih tinggi apabila dibandingkan realisasi triwulan II
2017 sebesar Rp2,028 triliun (Tabel II.1). Kontributor utama peningkatan realisasi PAD adalah
pajak daerah dan retribusi daerah dengan masing-masing peningkatan sebesar Rp623,09 miliar
dan Rp1,33 miliar. Sementara itu, sub-komponen hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan
APBD-P APBD
Rp juta Rp juta % Rp juta Rp juta %
PENDAPATAN (I+II+III) 8,223,731 4,195,377 51.02 8,366,250 4,471,454 53.45 276,077 6.58
I. PAD 4,167,590 2,028,605 48.68 4,281,264 2,495,312 58.28 466,707 23.01
Pajak daerah 3,275,137 1,412,229 43.12 3,320,000 2,035,322 61.30 623,093 44.12
Retribusi daerah 19,565 6,598 33.72 25,838 7,928 30.68 1,330 20.16
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan
212,334 186,920 88.03 217,297 176,454 81.20 (10,466) -5.60
Lain-lain PAD yang sah 660,553 422,858 64.02 718,129 275,608 38.38 (147,250) -34.82
II. Pendapatan Transfer (a+b) 4,032,147 2,163,790 53.66 4,048,253 1,970,233 48.67 (193,557) -8.95
a. Dana Perimbangan 4,024,647 2,156,290 53.58 4,048,253 1,970,233 48.67 (186,057) -8.63
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 2,166,182 1,230,838 56.82 2,162,780 1,003,444 46.40 (227,394) -18.47
Dana alokasi umum 714,907 374,559 52.39 767,682 447,815 58.33 73,255 19.56
Dana alokasi khusus 1,143,559 550,892 48.17 1,117,791 518,974 46.43 (31,917) -5.79
b. Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 7,500 7,500 100 - - - (7,500) -100.00
Dana Penyesuaian 7,500 7,500 100 - - - (7,500) -100.00
III. Lain-lain Pendapatan yang sah 23,994 2,983 12.43 36,733 5,909 16.09 2,926 98.09
Pendapatan Hibah 8,630 2,983 34.56 11,982 5,909 49.31 2,926 98.09
Pendapatan Lainnya 15,365 - - 24,751 - - - 0.00
Selisih Growth
2017 2018
Realisasi Tw-II Realisasi Tw-II
Halaman | 37
dan realisasi lain lain PAD yang sah tercatat sebesar Rp176,45 miliar dan Rp275,61 miliar pada
triwulan II 2018, lebih rendah jika dibandingkan triwulan II 2017 yang Rp189,22 miliar dan
Rp422,86 miliar. Sumber pendapatan daerah terbesar bagi Pemprov Kaltim berasal dari pajak
daerah. Adapun pajak daerah masih dapat dioptimalisasi melalui pajak air permukaan,
mengingat kondisi geografis Kaltim sehingga mayoritas distribusi barang menggunakan
angkutan sungai.
Realisasi pendapatan transfer Pemprov Kaltim triwulan II tahun 2018 mengalami
penurunan yang dibandingkan periode yang sama tahun 2017, hanya sebesar 48,67% dari
target tahun 2018. Penurunan ini dipengaruhi oleh penurunan Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar
18,47%. Realisasi DBH yang rendah juga disebabkan oleh perubahan skema transfer anggaran
dengan cara nontunai untuk DBH dan Dana Alokasi Umum (DAU), sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan No.18/PMK.07/2017 tentang Konversi Penyaluran DBH dan/atau DAU dalam
bentuk nontunai.
Kontributor utama pendapatan Pemprov Kaltim triwulan II 2018 didominasi oleh
Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar 55,81%, berbanding terbalik dengan periode yang sama
pada tahun 2017 dimana lebih banyak didominasi oleh Pendapatan Transfer (Grafik II.1).
Perubahan porsi ini dikarenakan peningkatan pada PAD yang cukup signifikan dan menurunnya
Pendapatan Transfer yang berasal dari penurunan DBH yang dipengaruhi perubahan skema
transfer anggaran dengan cara nontunai.
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Grafik II.1 Komponen Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltim
Triwulan II Tahun 2017 dan 2018
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kaltim sampai dengan triwulan II 2018 didominasi
oleh pajak daerah sebesar 81,57%. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan triwulan
yang sama tahun sebelumnya sebesar 69,62% (Grafik II.2-3). Peningkatan pajak daerah triwulan
48.35 55.81
51.58 44.06
0.07 0.13
2017-II 2018-II
PAD Pendapatan Transfer Lain-Lain Pendapatan yang Sah
Halaman | 38
II 2018 bersumber dari pajak kendaraan pasca kebijakan keringanan pajak kendaraan di tahun
2017 lalu. Pemprov Kaltim terus melakukan berbagai upaya untuk mengurangi ketergantungan
pendapatan yang bersumber dari dana transfer dengan cara menggali potensi penerimaan
pajak daerah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuka Samsat Payment Point dan
meningkatkan status Samsat Pembantu menjadi Samsat Penuh sehingga cek fisik kendaraan
untuk penggantian STNK bisa langsung dilakukan di Samsat tersebut. Selain itu, Pemprov Kaltim
juga bekerjasama dengan beberapa perbankan terkait pembayaran pajak melalui ATM untuk
memudahkan masyarakat dalam melakukan kewajiban perpajakannya.
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Kalimantan Timur
Grafik II.2 Komponen Realisasi PAD APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan II Tahun 2017
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Kalimantan Timur
Grafik II.3 Komponen Realisasi PAD APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan II Tahun 2018
Derajat Otonomi Fiskal (DOF) Provinsi Kaltim sampai dengan triwulan II 2018 sebesar
55,81%, lebih tinggi dibandingkan target untuk tahun 2018 sebesar 51,17% (Grafik II.4-5).
Pencapaian realisasi DOF yang lebih baik bersumber dari peningkatan kontribusi penghasilan
melalui pajak daerah triwulan II 2018. Namun demikian, pencapaian DOF triwulan II 2018, masih
lebih rendah dibandingkan realisasi DOF pada tahun 2017 sebesar 59,59%. Dalam 4 tahun
terakhir, realisasi DOF Kaltim selalu lebih tinggi dibandingkan targetnya terkecuali pada tahun
2017. DOF merupakan indikator yang digunakan untuk melihat kemampuan suatu daerah
dalam mencari pendapatan yang bersumber dari daerahnya masing-masing sehingga dapat
mengurangi ketergantungan terhadap dana transfer dari pusat.
69.62
0.33
9.21
20.84
Pajak daerah
Retribusi daerah
Hasil pengelolaankekayaan daerah yang
dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah81.57
0.32
7.07
11.05Pajak daerah
Retribusi daerah
Hasil pengelolaankekayaan daerah yang
dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
Halaman | 39
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Kalimantan Timur, diolah
Grafik II.4 Derajat Otonomi Fiskal Kalimantan Timur (Berdasarkan Anggaran)
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Kalimantan Timur, diolah
Grafik II.5 Derajat Otonomi Fiskal Kalimantan Timur (Berdasarkan Realisasi s.d. Triwulan II 2018)
Secara spasial, Kota Balikpapan memiliki target DOF tertinggi sementara Kabupaten
Mahulu memiliki target yang paling rendah. Kota Balikpapan memiliki target DOF tahun 2018
sebesar 31,23% diikuti Kota Samarinda sebesar 22,70% dan Kota Bontang sebesar 13,47%
(Grafik II.6). Kontribusi PAD terhadap pendapatan di wilayah perkotaan relatif tinggi
dibandingkan kabupaten penghasil sumber daya alam besar seperti Kukar dan Kutim.
Konsentrasi aktivitas keuangan, perdagangan, dan jasa lainnya yang terjadi di wilayah
perkotaan berdampak pada kontribusi pajak dan retribusi daerah lebih tinggi. Adapun nominal
pendapatan yang besar bagi Kutim dan Kukar bersumber dari Dana Bagi Hasil (DBH) Minerba
yang berada dalam kategori pendapatan transfer. Realisasi DOF hingga triwulan II 2018
menunjukkan Kota Samarinda memiliki DOF terbesar dengan 17,76% diikuti dengan Kota
Bontang sebesar 13,90% dan Balikpapan sebesar 9,22% (Grafik II.7). Realisasi DOF terendah
masih terjadi di Kabupaten Mahulu sebesar 0,64%. Sebagai kabupaten yang baru berdiri pada
tahun 2013, Mahulu masih bergantung pada dana transfer sebagai sumber utama
pendapatannya. Disamping itu, aktivitas ekonomi di kabupaten tersebut masih relatif kecil
sehingga belum dapat mengandalkan pendapatan dari PAD.
45.51
48.54
50.52 50.6851.17
42.0
43.0
44.0
45.0
46.0
47.0
48.0
49.0
50.0
51.0
52.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
2014 2015 2016 2017 2018-II
PENDAPATAN PAD Derajat Otonomi Fiskal (Rhs)
Rp Tril iun %
59.04
52.3049.41
59.5955.81
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
2014 2015 2016 2017 2018-II
PENDAPATAN PAD Derajat Otonomi Fiskal (Rhs)
Rp Tril iun %
Halaman | 40
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Kalimantan Timur, diolah
Grafik II.6 Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten/Kota di Wialyah Kalimantan Timur
(Berdasarkan Anggaran)
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Kalimantan Timur, diolah
Grafik II.7 Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten/Kota di Wialyah Kalimantan Timur
(Berdasarkan Realisasi s.d. Triwulan II 2018)
Realisasi Belanja
Penyerapan anggaran Pemprov Kaltim di triwulan II 2018 meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya. Realisasi belanja Pemprov Kaltim triwulan II tahun 2018 tercatat Rp3,83
triliun atau 44,68% dari pagu anggaran tahun 2018. Pada triwulan II tahun 2017, realiasi belanja
Pemprov Kaltim tercatat lebih rendah, sebesar Rp3,42 triliun atau 38,72% dari total pagu
anggaran tahun 2017 (Tabel II.2).
Tabel II.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan II Tahun 2017 dan 2018 (Rp Juta)
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur
31.23
22.7013.47 12.67
10.888.60
7.13 6.40
3.08 2.23
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
PENDAPATAN PAD Derajat Otonomi Fiskal (Rhs)
Rp Tril iun %
17.76
13.90 9.228.51 8.36
4.95 4.88 4.292.90
0.64
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
1.6
1.8
Pendapatan PAD DOF
Rp Triliun %
APBD-P APBD
Rp juta Rp juta % Rp juta Rp juta %
BELANJA (I+II+III+IV) 8,834,897 3,421,086 38.72 8,566,250 3,827,069 44.68 405,983 11.87
I. Belanja Operasional 5,705,336 2,161,996 37.89 5,130,416 2,067,466 40.30 (94,530) -4.37
Belanja Pegawai 1,942,639 744,654 38.33 1,887,819 755,847 40.04 11,193 1.50
Belanja Barang 2,001,135 839,483 41.95 1,629,787 419,113 25.72 (420,370) -50.07
Belanja Hibah 1,035,432 339,022 32.74 1,055,452 675,299 63.98 336,276 99.19
Belanja Bantuan sosial 5,010 - - 5,500 - - - 0.00
Belanja Bantuan Keuangan 721,121 238,837 33.12 551,859 217,207 39.36 (21,630) -9.06
II. Belanja Modal 1,019,251 415,995 40.81 1,527,764 749,451 49.06 333,456 80.16
Belanja Tanah 730 41 5.58 1,449 538 37.16 498 1,221.51
Belanja Peralatan Mesin 220,471 19,058 8.64 210,524 15,351 7.29 (3,707) -19.45
Belanja Bangunan dan Gedung 133,550 13,682 10.24 153,587 20,171 13.13 6,489 47.43
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 658,767 381,022 57.84 1,134,226 709,953 62.59 328,932 86.33
Belanja Aset Tetap Lainnya 5,732 2,192 38.23 27,978 3,437 12.28 1,245 56.79
Belanja Modal BLUD - - - - - - 0.00
III. Belanja tidak terduga 6,300 - - 17,500 29 0.16 29 0.00
Belanja tidak terduga 6,300 - - 17,500 29 0.16 29 0.00
IV. Transfer 2,104,010 843,096 40.07 1,890,571 1,010,124 53.43 167,029 19.81
Bagi Hasil Pajak ke Kab/Kota/Desa 2,104,010 843,096 40.07 1,890,571 1,010,124 53.43 167,029 19.81
Selisih Growth
2017 2018
Realisasi Tw-II Realisasi Tw-II
Halaman | 41
Realisasi belanja operasional triwulan II tahun 2018 sebesar Rp2,07 triliun atau sebesar
40,30% dari pagu anggaran belanja operasional tahun 2018. Peningkatan belanja operasional
disebabkan oleh peningkatan realisasi sub-komponen belanja pegawai dan belanja hibah.
Komponen belanja hibah tercatat mengalami peningkatan dan memiliki porsi terbesar dari sisi
pencapaian dari pagu anggaran belanja operasional tahun 2018 yaitu mencapai 63,98%.
Realisasi belanja modal di triwulan II 2018 tercatat Rp749,45 miliar atau 49,06% dari
pagu belanja modal tahun 2018. Capaian ini lebih tinggi dari realisasi belanja modal di periode
yang sama pada tahun 2017 yang tercatat Rp415,99 miliar. Peningkatan realisasi belanja modal
Pemprov Kaltim di triwulan II 2018 ini disumbang oleh peningkatan yang cukup signifikan pada
belanja jalan, irigasi dan jaringan yang tercatat sebesar Rp709,95 miliar, jauh lebih tinggi
dibandingkan realisasi periode yang sama tahun 2017 yaitu sebesar Rp381,02 miliar. Sementara
untuk realisasi belanja aset tetap, belanja peralatan mesin dan belanja bangunan dan gedung
masih relatif rendah.
Berdasarkan kontribusinya, belanja operasional masih mendominasi komponen
realisasi belanja Pemprov Kaltim triwulan II tahun 2018 sebesar 54,02%. Komponen terbesar
kedua dimiliki oleh belanja transfer dengan pangsa 26,39% dan terakhir belanja modal sebesar
26,39%. Pangsa komponen belanja operasional dan belanja modal mengalami kenaikan pada
dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Di sisi lain, pangsa komponen transfer mengalami
penurunan (Grafik II.8).
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Grafik II.8 Komponen Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim
Triwulan II Tahun 2017 dan 2018
63.20 54.02
12.1619.58
24.64 26.39
2017-II 2018-II
Belanja Operasional Belanja Modal Transfer
Halaman | 42
APBD Kabupaten/Kota
Realisasi Pendapatan
Realisasi pendapatan 10 Pemerintah kabupaten/kota di wilayah Kaltim hingga triwulan
II 2018 mencapai Rp8,60 triliun atau 42,37% dari target pendapatan tahun 2018. Capaian
realisasi pendapatan hingga triwulan II 2018 lebih rendah dibandingkan periode yang sama
tahun 2017 sebesar Rp8,95 triliun atau 44,80% dari target pendapatan tahun 2017.
Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penurunan realisasi pendapatan sebesar -3,84% (yoy)
pada tahun 2018 (Tabel II.3).
Penurunan realisasi pendapatan terbesar dialami oleh Pemerintah Kota Balikpapan
(Pemkot Balikpapan) sebesar -19,32% (yoy) atau menurun Rp167 miliar dibandingkan tahun
sebelumnya. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) menempati urutan kedua
dengan tingkat penurunan sebesar -14,52% (yoy) atau menurun sebesar Rp207,44 miliar
dibandingkan tahun sebelumnya. Selanjutnya penurunan juga dialami oleh Pemerintah
Kabupaten Berau (Pemkab Berau) sebesar -8,16%, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
(Pemkab Kukar) sebesar -8,13%, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU)
sebesar -7,38% dan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Pemkab Kubar) sebesar -1,44%.
Penurunan realisasi pendapatan oleh beberapa kabupaten banyak dipengaruhi oleh turunnya
anggaran DBH yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, apabila
dilihat dari share realisasinya, Pemerintah Kota Samarinda (Pemkot Samarinda) menempati
urutan pertama dalam hal realisasi anggaran pendapatan tertinggi yaitu Rp1,16 miliar pada
triwulan II 2018 atau 50,11% dari target pendapatan tahun 2018.
Tabel II.3 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota Kaltim Triwulan II Tahun 2017 dan 2018 (Rp Juta)
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur
APBD-P APBD
Rp juta Rp juta % Rp juta Rp juta %
PENDAPATAN
Kota Samarinda 2,363.20 992.72 42.01 2,324.58 1,164.78 50.11
Kota Balikpapan 1,938.31 864.50 44.60 2,161.65 697.50 32.27
Kota Bontang 1,021.58 436.31 42.71 1,108.26 508.92 45.92
Kab. Kutai Kartanegara 4,035.14 1,682.01 41.68 3,834.70 1,545.22 40.30
Kab. Kutai Barat 1,878.15 854.60 45.50 1,997.90 842.29 42.16
Kab. Kutai Timur 2,763.78 1,429.06 51.71 2,890.85 1,221.62 42.26
Kab. Paser 1,652.77 767.82 46.46 1,754.34 792.26 45.16
Kab. Penajam Paser Utara 1,222.41 442.79 36.22 1,155.35 410.13 35.50
Kab. Berau 1,945.60 959.66 49.32 1,915.60 881.39 46.01
Kab. Mahakam Ulu 1,149.88 516.63 44.93 1,157.99 538.17 46.47
Total Kab/Kota Kaltim 19,970.81 8,946.10 44.80 20,301.24 8,602.28 42.37
Kabupaten/Kota
2017 2018
Realisasi Tw-II Realisasi Tw-II
Halaman | 43
Realisasi Belanja
Realisasi belanja 10 Pemerintah kabupaten/kota di wilayah Kaltim Triwulan II 2018
mencapai Rp6,81 triliun atau 30,98% dari pagu belanja tahun 2018, lebih tinggi jika
dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,67 triliun.
Dibandingkan tahun sebelumnya, realisasi belanja Pemerintah kabupaten/kota di wilayah
Kaltim triwulan II 2018 mengalami peningkatan sebesar 2,17% (yoy). Peningkatan realisasi
belanja tertinggi dialami oleh Pemkab Kubar yang meningkat sebesar 34,17% (yoy). Adapun
penyerapan anggaran tertinggi dicapai oleh Pemkab Kutim yaitu Rp1,12 miliar atau 38,93% dari
pagu belanja tahun 2018.
Dari 10 Pemerintah kabupaten/kota di wilayah Kaltim tercatat empat daerah yang
mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2017 yaitu Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar), Pemkab Mahulu, Pemerintah Kabupaten Kutai
Timur (Pemkab Kutim) dan Pemerintah Kabupaten Paser (Pemkab Paser). Penurunan realisasi
belanja tertinggi dialami oleh Pemkab Kukar dengan turun sebesar -27,98% (yoy). Penurunan
tersebut disusul oleh Pemkab Mahulu sebesar 13,35% (yoy), Pemkab Kutim sebesar 5,05% (yoy)
dan Pemkab Paser 0,46% (yoy).
Untuk penyerapan terendah dialami oleh Pemkab Mahulu dengan realisasi triwulan II
tahun 2018 sebesar Rp302,23 miliar atau 21,23% dari pagu tahun 2018. Tingkat rendahnya
penyerapan disusul oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Pemkab Kubar) dengan realisasi
triwulan II tahun 2018 sebesar Rp645,68 miliar atau 25,65% dari pagu tahun 2018 (Tabel II.4).
Tabel II.4 Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota Kaltim Triwulan II Tahun 2017 dan 2018 (Rp Juta)
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur
APBD-P APBD
Rp juta Rp juta % Rp juta Rp juta %
BELANJA
Kota Samarinda 2,541.34 680.75 26.79 2,331.27 816.99 35.04
Kota Balikpapan 2,022.02 517.43 25.59 2,253.47 713.86 31.68
Kota Bontang 1,096.22 370.91 33.83 1,178.26 374.36 31.77
Kab. Kutai Kartanegara 4,792.73 1,467.31 30.62 3,944.76 1,056.70 26.79
Kab. Kutai Barat 1,967.33 481.23 24.46 2,517.41 645.69 25.65
Kab. Kutai Timur 2,823.89 1,185.20 41.97 2,890.85 1,125.36 38.93
Kab. Paser 1,980.40 652.90 32.97 1,951.34 649.92 33.31
Kab. Penajam Paser Utara 1,616.49 408.50 25.27 1,492.13 526.94 35.31
Kab. Berau 2,582.03 552.82 21.41 1,997.68 598.58 29.96
Kab. Mahakam Ulu 1,150.91 349.58 30.37 1,426.84 302.92 21.23
Total Kab/Kota Kaltim 22,573.36 6,666.61 29.53 21,984.01 6,811.30 30.98
Kabupaten/Kota
2017 2018
Realisasi Tw-II Realisasi Tw-II
Halaman | 44
Alokasi APBN di Wilayah Kalimantan Timur
Transfer Dana Desa
Pada tahun 2018, Provinsi Kaltim memperoleh alokasi anggaran dana desa sebesar
Rp731,71 miliar yang tersebar di 841 desa dari total Rp60 triliun anggaran dana desa yang
tercantum di APBN 2018. Kabupaten Kutai Kartanegara adalah daerah dengan alokasi dana desa
terbesar sebesar Rp159,90 miliar yang tersebar di 193 desa. Di sisi lain, Kabupaten Penajam
Paser Utara mendapatkan alokasi dana desa paling rendah di tahun 2018 sebesar Rp5,72 miliar
yang tersebar di 30 desa. Sampai dengan Juni 2018, realisasi dana desa tahap II yang telah
disalurkan dari RKUN ke RKUD sebesar Rp287,6 miliar atau 39,33% dari total alokasi dana desa
tahun 2018. Namun demikian, baru terdapat 2 kabupaten yang telah mendapatkan penyaluran
dana desa tahap II sebesar 40%, yaitu Kabupaten Kutai Barat (Kab. Kubar) dan Kabupaten
Penajam Paser Utara (Kab. PPU). Sementara itu, dana desa tahap II di 5 kabupaten lainnya
masih belum disalurkan secara penuh. Hal ini dikarenakan penyaluran dana desa tahap I di Kab.
Kubar dan Kab. PPU telah seluruhnya disalurkan ke RKD. Dari dana desa tahap II yang telah
disalurkan ke RKUD, sebanyak Rp146,6 miliar atau 50,94% telah disalurkan ke rekening desa
(Tabel II.5).
Tabel II.5 Transfer Dana Desa Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2017 dan 2018 (Rp Juta)
Sumber: DPMPD Prov Kaltim
Belanja Kementerian dan Lembaga
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan Timur, realisasi belanja APBN triwulan II 2018 sebesar Rp3,43 triliun atau 33,31%
dari pagu belanja APBN di wilayah Kaltim tahun 2018. Kab. Kutai Barat adalah wilayah dengan
nominal penyerapan belanja APBN tertinggi di wilayah Kaltim sebesar Rp154,58 miliar atau
Rp Juta Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta %
Kab. Paser 106,475.89 21,295.18 20.00 16,247.06 76.29 41,111.92 38.61 6,191.35 15.06
Kab. Kutai Kartanegara 159,897.07 31,979.41 20.00 31,123.81 97.32 61,746.65 38.62 51,427.69 83.29
Kab. Berau 90,992.73 18,198.55 20.00 17,277.26 94.94 36,276.02 39.87 10,526.76 29.02
Kab. Kutai Barat 148,195.19 29,639.04 20.00 29,639.04 100.00 59,278.08 40.00 38,381.99 64.75
Kab. Kutai Timur 141,179.64 28,235.93 20.00 26,954.66 95.46 55,800.19 39.52 28,628.75 51.31
Kab. Penajam Paser Utara 28,609.38 5,721.88 20.00 5,721.88 100.00 11,443.75 40.00 11,443.75 100.00
Kab. Mahakam Ulu 56,364.02 11,272.80 20.00 9,274.66 82.27 22,144.02 39.29 n.a. n.a.
TOTAL 731,713.91 146,342.78 20.00 136,238.38 93.10 287,800.62 39.33 146,600.29 50.94
Pempus-Pemda
(RKUN-RKUD)
Pemda-Pemdes
(RKUD-RKD)
Tahap I Tahap II
Realisasi 2018
Kabupaten/Kota
Alokasi Dana
Desa 2018 Pemda-Pemdes
(RKUD-RKD)
Pempus-Pemda
(RKUN-RKUD)
Halaman | 45
44,14% dari pagu belanja tahun 2018. Kab. Kutai Kartanegara merupakan daerah dengan
realisasi belanja APBN tertinggi kedua dengan nominal realisasi sebesar Rp228,35 miliar atau
43,96% dari pagu belanja tahun 2018 disusul oleh Kabupaten Paser sebesar Rp148,56 miliar
atau 40,51% dari pagu belanja tahun 2018. Sementara itu, Kota Samarinda merupakan daerah
dengan realisasi belanja paling rendah sebesar Rp1,13 miliar atau 29,99% dari pagu belanja
tahun 2018 (Tabel II.6).
Tabel II.6 Realisasi Belanja APBN di Wilayah Kaltim Tahun 2016 dan 2017
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur
Pagu Pagu
Rp juta Rp juta % Rp juta Rp juta %
Kota Samarinda 3,141,397 1,021,468 32.52 3,765,287 1,129,131 29.99
Kota Balikpapan 2,474,181 787,041 31.81 2,469,289 937,049 37.95
Kota Bontang 162,213 58,558 36.10 210,179 73,771 35.10
Kab. Kutai Kartanegara 232,238 99,040 42.65 519,454 228,356 43.96
Kab. Paser 165,275 63,728 38.56 366,701 148,563 40.51
Kab. Penajam Paser Utara 99,488 36,804 36.99 223,230 77,211 34.59
Kab. Berau 207,993 74,486 35.81 486,901 146,908 30.17
Kab. Kutai Barat 170,126 43,429 25.53 350,186 154,580 44.14
Kab. Kutai Timur 136,080 45,923 33.75 390,746 155,620 39.83
Kab. Mahakam Ulu 5,080 721 14.20 153,841 51,802 33.67
Prov. Kalimantan Timur 1,322,354 465,892 35.23 1,373,137 330,499 24.07
Total Kalimantan Timur 8,116,425 2,697,092 33.23 10,308,951 3,433,490 33.31
2017 2018
Realisasi Tw-II Realisasi Tw-IIKabupaten/Kota
Halaman | 46
III. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Inflasi Kalimantan Timur triwulan II 2018 mengalami peningkatan dibandingkan
triwulan sebelumnya dengan besaran yang relatif terkendali, sesuai dengan sasaran
inflasi Nasional tahun 2018.
Gambaran Umum
Tekanan inflasi Kalimantan Timur (Kaltim) triwulan II 2018 tercatat sedikit lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya, namun tetap stabil dan terkendali. Inflasi Kaltim triwulan
II 2018 tercatat 2,60% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2018 sebesar 2,59%
(yoy). Capaian inflasi Kaltim triwulan II 2018 tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional
yang turun dari 3,40% (yoy) di triwulan I 2018 menjadi 3,12% (yoy) (Grafik III.1). Secara regional,
inflasi Kaltim triwulan II 2018 juga tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi Kalimantan sebesar
2,89% (yoy) dan inflasi Kawasan Timur Indonesia (KTI)7 sebesar 3,14% (yoy) (Grafik III.2). Inflasi
Kaltim triwulan II 2018 merupakan keempat terendah dari 18 provinsi di wilayah KTI setelah
inflasi Maluku, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo.
Peningkatan tekanan inflasi Kaltim triwulan II 2018 terutama dipengaruhi oleh
kelompok bahan makanan. Tekanan inflasi kelompok bahan makanan Kaltim triwulan II 2018
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh kenaikan
beberapa komoditas pangan seperti daging ayam ras, telur ayam ras dan ikan layang.
Peningkatan harga daging ayam ras dipengaruhi oleh kenaikan harga Day-Old-Chick (DOC) dan
harga pakan ayam dengan bahan baku yang sebagian besar masih didatangkan dari luar negeri
(impor). Lebih lanjut, kebijakan Pemerintah dalam melarang penggunaan obat ternak Antibiotic
Growth Promoters (AGP) juga menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat kematian ayam
sehingga berdampak pada rendahnya stok daging ayam ras. Sementara itu, hambatan distribusi
dari Sulawesi pada saat arus balik mudik Lebaran Idul Fitri menjadi penyebab utama
berkurangnya pasokan telur ayam ras yang berdampak pada peningkatan tekanan harga telur
ayam ras di triwulan II 2018.
7 Kawasan Timur Indonesia terdiri dari 18 (delapan belas provinsi) di kawasan Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku
dan Papua
Halaman | 47
Sumber: BPS, diolah
Grafik III.1 Inflasi Kaltim & Nasional
Sumber: BPS, diolah
Grafik III.2 Perbandingan Inflasi di Kalimantan
Tekanan inflasi Kaltim triwulan III diperkirakan kembali mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan sebelumnya pada rentang 3,82-4,22% (yoy). Pada Juli 2018, Kaltim
tercatat mengalami inflasi sebesar 0,92% (mtm), meningkat dibandingkan inflasi Juni 2018
sebesar 0,82% (mtm). Sampai dengan Juli 2018, inflasi Kaltim tercatat 3,03% (ytd) atau secara
tahunan mengalami inflasi sebesar 3,42% (yoy). Risiko inflasi Kaltim triwulan III 2018 terutama
bersumber dari kelompok bahan makanan yang dipengaruhi oleh beberapa komoditas pangan
yang masih mengalami peningkatan harga sampai dengan Juli 2018. Lebih lanjut, penyesuaian
harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax dan Dexlite pada tanggal 1 Juli 2018 turut menjadi risiko
peningkatan inflasi pada triwulan III 2018 yang bersumber dari kelompok transpor, komunikasi
dan jasa keuangan. Adapun penyesuaian harga BBM nonsubsidi pada tanggal 1 Juli 2018
sebesar Rp800 untuk jenis Pertamax (9,0%) dan sebesar Rp950 untuk jenis Dexlite (11,5%).
Sementara itu, penyesuaian tarif pulsa ponsel dan harga jual mobil diperkirakan juga menjadi
risiko peningkatan inflasi yang bersumber dari kelompok transpor, komunikasi dan jasa
keuangan.
Inflasi Bulanan (mtm)
Rata-rata inflasi bulanan Kaltim triwulan II 2018 tercatat mengalami peningkatan
dibandingkan rata-rata inflasi bulanan triwulan I 2018. Rata-rata inflasi bulanan Kaltim
triwulan II 2018 tercatat 0,50% (mtm), meningkat dibandingkan rata-rata inflasi bulanan
triwulan I 2018 sebesar 0,20% (mtm). Peningkatan rata-rata inflasi bulanan Kaltim triwulan II
2018 dipengaruhi oleh inflasi kelompok bahan makanan; makanan & minuman, rokok dan
tembakau; kesehatan; dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang naik pada triwulan
II 2018 (Tabel III.1). Peningkatan rata-rata inflasi selama triwulan II 2018 terbesar terdapat pada
kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan khususnya pada komoditas tarif
0
2
4
6
8
10
12
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Nasional Kaltim
%yoy 2018-IIKaltim 2,60%
Nasional 3,12%
0
1
2
3
4
5
6
Nasional Kaltim Kalimantan KTI
2015 2016 2017 2018-II
%yoy
Halaman | 48
angkutan udara. Naiknya tarif angkutan udara Kaltim triwulan II 2018 dipengaruhi oleh
tingginya permintaan selama periode Hari Besar Keagaman Nasional (HBKN) dan libur anak
sekolah. Berdasarkan hasil FGD dengan penyedia jasa angkutan udara di Kaltim, tingginya
permintaan angkutan udara juga dipengaruhi oleh peningkatan tenaga kerja pertambangan
yang didatangkan dalam rangka memenuhi target produksi pertambangan batubara tahun
2019. Di sisi lain, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; sandang; dan
pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami penurunan tekanan pada triwulan II 2018.
Tabel III.1 Perbandingan Rata-Rata Inflasi Bulanan Kaltim Triwulan I dan II 2018 (mtm)
Sumber: BPS, diolah
April 2018
Inflasi Kaltim April 2018 tercatat 0,30% (mtm), meningkat dibandingkan Maret 2018
sebesar 0,05% (mtm). Capaian inflasi Kaltim April 2018 berada diatas level inflasi nasional
sebesar 0,10% (mtm). Peningkatan inflasi Kaltim April 2018 didorong oleh naiknya tekanan pada
kelompok bahan makanan; makanan & minuman, rokok dan tembakau; dan perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar. Di kelompok bahan makanan, bawang merah dan daging ayam ras
menjadi komoditas utama penyumbang inflasi periode April 2018. Kenaikan harga bawang
merah memberikan andil pembentukan inflasi sebesar 0,11% (mtm). Tingginya curah hujan
berdampak pada rendahnya produktivitas bawang merah dibeberapa sentra produksi sehingga
pasokan menjadi terbatas. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Disperindagkop Provinsi
Kaltim, kenaikan harga bawang merah juga dipicu oleh tingginya biaya distribusi barang dari
distributor utama ke pedagang pengecer.
Sementara itu, kenaikan daging ayam ras didorong oleh tingginya permintaan
masyarakat yang dipengaruhi oleh pola seasonal menjelang HBKN. Harga daging ayam ras
meningkat 3,57% (mtm) pada April 2018, namun demikian peningkatannya tidak setinggi
periode sebelumnya sebesar 5,53% (mtm). Kenaikan harga daging ayam ras memberikan andil
Jan Feb MarRata-
RataApr Mei Jun
U M U M / T O T A L 0.32 0.23 0.05 0.20 0.30 0.37 0.82 0.50 ↗
1 Bahan Makanan 1.76 0.65 -0.14 0.76 0.93 1.09 0.32 0.78 ↗
2 Makanan & Minuman, Rokok dan Tembakau 0.30 0.16 0.04 0.17 0.22 0.18 0.42 0.27 ↗
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan BB 0.26 0.32 0.02 0.20 0.11 0.23 0.01 0.12 ↘
4 Sandang 0.41 0.27 0.23 0.30 0.14 0.18 0.09 0.14 ↘
5 Kesehatan 0.31 0.24 0.34 0.30 0.22 0.36 0.66 0.41 ↗
6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 0.14 0.03 0.01 0.06 0.00 0.15 0.00 0.05 ↘
7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -1.04 -0.27 0.17 -0.38 0.15 0.13 1.29 0.52 ↗
No Kelompok Barang
Triwulan I-2018 Triwulan II-2018
Rata-Rata
Halaman | 49
pembentukan inflasi Kaltim sebesar 0,05% (mtm) pada April 2018. Selain karena pola seasonal,
kenaikan harga daging ayam ras juga disebabkan oleh meningkatnya harga bibit ayam (Day Old
Chick, DOC). Di beberapa sentra produksi, kenaikan harga DOC diketahui berkisar antara 16-
22%.
Mei 2018
Kaltim mengalami inflasi 0,37% (mtm) pada Mei 2018, meningkat dibandingkan
dengan periode sebelumnya. Capaian inflasi Kaltim tersebut berada di atas level nasional yang
tercatat sebesar 0,21% (mtm). Peningkatan tekanan inflasi Mei 2018 disebabkan oleh naiknya
tekanan harga pada kelompok bahan makanan; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar;
sandang; kesehatan; dan pendidikan, rekreasi dan olahraga. Peningkatan tekanan inflasi
kelompok bahan makanan dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas ikan layang dan bawang
merah. Kenaikan harga ikan layang disebabkan oleh terhambatnya aktivitas nelayan yang
dipengaruhi oleh tinggi gelombang. Anomali cuaca juga berdampak pada produktivitas bawang
merah di beberapa sentra produksi sehingga pasokan menjadi terbatas.
Lebih lanjut, penyesuaian tarif PDAM di Kota Balikpapan turut mendorong kenaikan
tingkat inflasi Kaltim. Tarif PDAM Kota Balikpapan mengalami peningkatan sebesar 1,83% (mtm)
dibandingkan bulan sebelumnya atau memberikan andil sebesar 0,02% (mtm) terhadap
pembentukan inflasi Kaltim Mei 2018. Komoditas lainnya yang menjadi pendorong inflasi
adalah kenaikan tarif angkutan udara yang dipengaruhi oleh peningkatan permintaan seiring
banyaknya hari libur nasional yang ada selama Mei 2018.
Juni 2018
Pada Juni 2018, inflasi Kaltim tercatat 0,82% (mtm), lebih tinggi dibandingkan periode
sebelumnya sebesar 0,37% (mtm). Tingkat Inflasi Kaltim Juni 2018 berada diatas level inflasi
nasional sebesar 0,59% (mtm). Peningkatan inflasi Kaltim Juni 2018 dipengaruhi oleh naiknya
tekanan inflasi pada kelompok makanan dan minuman, rokok dan tembakau; kesehatan; dan
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Angkutan udara menjadi penyumbang
inflasi utama Kaltim pada Juni 2018. Tarif angkutan udara Juni 2018 mengalami peningkatan
sebesar 9,18% (mtm) dan memberikan andil sebesar 0,22% (mtm) terhadap pembentukan
inflasi Kaltim Juni 2018. Berdasarkan data Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS)
Sepinggan Balikpapan, penerbangan rute domestik mengalami peningkatan sebesar 3,36%
(yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan rute seiring dengan
jumlah penumpang yang naik 0,97% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Halaman | 50
Sementara itu, peningkatan harga komoditas nasi dengan lauk pada bulan Juni 2018
sebesar 0,79% (mtm) menjadi penyumbang inflasi dari kelompok makanan dan minuman, rokok
dan tembakau. Periode HBKN dan libur anak sekolah yang didukung oleh pembayaran THR dan
gaji ke-13 mendorong peningkatan konsumsi masyarakat terhadap komoditas nasi dengan lauk.
Lebih lanjut, peningkatan tekanan harga beberapa komoditas pada kelompok bahan makanan
seperti ikan layang, daging ayam ras dan telur ayam ras turut mendukung pembentukan inflasi
Kaltim Juni 2018.
Secara ringkas, komoditas-komoditas penyumbang inflasi bulanan Kaltim selama
triwulan II 2018 adalah sebagai berikut (Tabel III.2).
Tabel III.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan Kaltim Triwulan II 2018 (mtm)
Sumber: BPS, diolah (estimasi analis Bank Indonesia)
Inflasi Tahunan (yoy)
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, inflasi Kaltim triwulan
II 2018 sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi Kaltim triwulan II 2018
tercatat 2,60% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2018 sebesar 2,59% (yoy).
Peningkatan tekanan inflasi Kaltim triwulan II 2018 terutama disumbang oleh kelompok bahan
makanan, disusul oleh kelompok makanan dan minuman, rokok dan tembakau dan kelompok
kesehatan (Tabel III.4). Inflasi kelompok bahan makanan meningkat dari 2,34% (yoy) di triwulan
I 2018 menjadi 5,46% (yoy) pada triwulan II 2018 dan memberikan andil sebesar 1,44% (yoy)
terhadap pembentukan inflasi Kaltim. Capaian inflasi kelompok ini pada triwulan II 2018, lebih
tinggi dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir sebesar 4,16% (yoy). Berdasarkan
subkelompoknya, daging & hasil-hasilnya dan subkelompok telur, susu & hasilnya menjadi
sumber utama peningkatan inflasi bahan makanan. Kenaikan biaya produksi dan gangguan
distribusi menjadi faktor utama meningkatnya tekanan inflasi kelompok bahan makanan Kaltim
triwulan II 2018. Lebih lanjut, kelompok makanan dan minuman, rokok dan tembakau
mengalami inflasi sebesar 3,19% (yoy) pada triwulan II 2018, meningkat dibandingkan triwulan
Komoditas mtm andil Komoditas mtm andil Komoditas mtm andil
Bawang Merah 28.25 0.11 Layang/Benggol 8.69 0.07 Angkutan Udara 9.18 0.22
Daging Ayam Ras 3.57 0.05 Bawang Merah 11.62 0.06 Layang/Benggol 10.88 0.09
Bensin 1.05 0.03 Telur Ayam Ras 5.08 0.04 Daging Ayam Ras 6.03 0.09
Kacang Panjang 9.61 0.03 Daging Ayam Ras 2.49 0.04 Telur Ayam Ras 4.49 0.03
Apel 7.12 0.02 Tarip Air Minum PAM 1.83 0.02 Tomat Sayur 8.53 0.03
Bawang Putih 8.75 0.01 Bayam 16.46 0.02 Nasi dengan Lauk 0.79 0.03
Minyak Goreng 1.66 0.01 Angkutan Udara 0.79 0.02 Tongkol/Ambu-ambu 4.96 0.02
Pasir 3.26 0.01 Kangkung 6.65 0.02 Ayam Hidup 18.18 0.02
Rokok Kretek Filter 0.44 0.01 Tongkol/Ambu-ambu 3.58 0.02 Kangkung 5.82 0.02
Rokok Putih 1.04 0.01 Pisang 4.28 0.02 Cabai Rawit 5.73 0.02
April 2018 Mei 2018 Juni 2018
Halaman | 51
sebelumnya sebesar 2,68% (yoy). Peningkatan inflasi kelompok ini bersumber dari
subkelompok makanan jadi. Kelompok makanan dan minuman, rokok dan tembakau
menyumbang andil terbesar kedua sebesar 0,56% (yoy) terhadap pembentukan inflasi Kaltim
triwulan II 2018 dengan komoditas utama nasi dengan lauk.
Tabel III.3 Inflasi Kaltim (yoy)
Sumber: BPS, diolah
Daging ayam ras merupakan komoditas utama penyumbang inflasi tahunan Kaltim
triwulan II 2018. Daging ayam ras mengalami inflasi sebesar 25,25% (yoy) pada triwulan II 2018
dengan andil sebesar 0,31% (yoy) terhadap inflasi Katim. Inflasi daging ayam ras dipengaruhi
oleh kenaikan harga DOC dan harga pakan serta larangan Pemerintah untuk menggunakan obat
ternak AGP. Di urutan selanjutnya, nasi dengan lauk mengalami inflasi 3,43% (yoy) dan
memberikan andil inflasi sebesar 0,13% (yoy) pada triwulan II 2018. Sementara itu, inflasi telur
ayam ras triwulan II 2018 sebesar 19,70% (yoy) sehingga memberikan andil sebesar 0,13% (yoy).
Gangguan distribusi yang disebabkan adanya pengunaan kapal pengangkut sebagai transportasi
mudik lebaran berdampak pada kondisi pasokan telur ayam ras yang berasal dari wilayah
Sulawesi
Di sisi lain, deflasi pada beberapa komoditas menjadi penahan laju inflasi Kaltim
triwulan II 2018. Angkutan udara mengalami deflasi sebesar -11,32% (yoy) sehingga memberi
andli deflasi sebesar -0,34%. Bawang putih dan telepon seluler juga menunjukkan deflasi
sebesar -30,80% (yoy) dan -8,43% (yoy). Masing-masing komoditas memberi andil sebesar -
0,07% dan -0,05%. (Tabel III.4).
I II III IV I II III IV I II I II
U M U M / T O T A L 4.94 4.37 3.69 3.39 3.89 4.54 3.65 3.15 2.59 2.60 3.15 2.60
1 Bahan Makanan 8.00 5.60 2.51 1.50 0.61 1.38 1.10 -0.24 2.34 5.46 -0.05 1.44
2 Makanan & Minuman, Rokok dan Tembakau 8.00 8.31 7.00 5.31 4.17 2.86 3.30 3.11 2.68 3.19 0.62 0.56
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan BB 1.70 1.46 1.77 2.18 4.01 6.09 6.11 5.51 3.97 2.08 1.42 0.53
4 Sandang 2.07 2.61 2.70 2.63 2.12 2.01 2.18 2.77 3.48 2.59 0.14 0.17
5 Kesehatan 4.93 5.31 4.83 5.10 4.85 3.81 3.34 2.74 2.43 3.49 0.14 0.13
6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 3.82 3.79 3.42 2.71 2.41 2.40 2.43 2.24 2.28 2.17 0.15 0.15
7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 4.35 3.58 4.52 5.29 8.14 9.82 4.51 4.12 0.57 -0.63 0.73 -0.09
2018 2018
Andil
No Kelompok Barang 2016 2017
Inflasi YOY
Halaman | 52
Tabel III.4 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kaltim Triwulan II 2018 (yoy)
Sumber: BPS, diolah (estimasi analis Bank Indonesia)
Inflasi Spasial Kota Pembentuk
Peningkatan inflasi Kota Balikpapan menjadi faktor pendorong inflasi Kaltim triwulan
II 2018. Inflasi Kota Balikpapan tercatat 2,55% (yoy) pada triwulan II 2018, meningkat
dibandingkan periode sebelumnya sebesar 2,24% (yoy). Peningkatan inflasi Kota Balikpapan
triwulan II 2018 terutama disebabkan oleh naiknya tekanan inflasi pada kelompok bahan
makanan; makanan dan minuman, rokok dan tembakau; kesehatan; dan kelompok pendidikan,
rekreasi dan jasa keuangan. Sejalan dengan inflasi Kaltim, daging ayam ras, telur ayam ras dan
ikan layang menjadi penyebab utama tingginya inflasi di Kota Balikpapan triwulan II 2018. Lebih
lanjut, mobil menjadi salah satu komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Balikpapan pada
triwulan II 2018. Inflasi mobil Kaltim tercatat 3,88% (yoy) dengan andil sebesar 0,11% (yoy).
Capaian inflasi mobil Kaltim merupakan yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya pada
triwulan II 2018. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa contact liaison, kenaikan
harga mobil di Balikpapan disebabkan oleh pencabutan subsidi Bea Balik Nama Kendaraan Baru
(BBNKB) oleh dealer sehingga pembayaran BBNKB dibebankan kepada konsumen.
Sementara itu, inflasi Kota Samarinda triwulan II 2018 tercatat lebih rendah
dibandingkan periode sebelumnya. Inflasi Kota Samarinda tercatat 2,63% (yoy) pada triwulan
II 2018, lebih rendah jika dibandingkan triwulan I 2018 sebesar 2,85% (yoy). Meredanya tekanan
inflasi di Kota Samarinda dipengaruhi oleh turunnya tekanan inflasi di hampir seluruh kelompok
pembentuk inflasi kecuali kelompok bahan makan dan kesehatan. Penurunan tarif angkutan
udara menjadi penyebab utama meredanya inflasi Kota Samarinda triwulan II 2018. Penurunan
tarif angkutan udara di Kota Samarinda disebabkan oleh adanya pemberhentian sementara izin
operasional salah satu maskapai penerbangan utama di Kota Samarinda oleh Kementerian
Perhubungan pada September 2017 yang lalu.
Komoditas yoy andil Komoditas yoy andil
Daging Ayam Ras 25.25 0.31 Angkutan Udara -11.32 -0.34
Nasi dengan Lauk 3.43 0.13 Bawang Putih -30.80 -0.07
Telur Ayam Ras 19.70 0.13 Telepon Seluler -8.43 -0.05
Rokok Kretek Filter 5.17 0.11 Cabai Rawit -11.63 -0.04
Bensin 3.52 0.11 Wortel -16.06 -0.03
Tarip Air Minum PAM 7.36 0.09 Air Kemasan -3.03 -0.02
Rokok Kretek 11.32 0.09 Kacang Panjang -5.16 -0.02
Layang/Benggol 8.84 0.08 Gula Pasir -3.13 -0.02
Rokok Putih 8.23 0.07 Kelapa -6.93 -0.01
Bahan Bakar Rumah Tangga 5.57 0.07 Buncis -8.58 -0.01
Andil Inflasi Andil Deflasi
Halaman | 53
Tabel III.5 Inflasi Kaltim dan Kota Pembentuk (yoy)
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Kota Samarinda Juli 2018 mengalami peningkatan dibandingkan inflasi Juni
2018. Inflasi Kota Samarinda tercatat 0,83% (mtm), meningkat dibandingkan Juni 2018 yang
mengalami inflasi sebesar 0,46% (mtm). Peningkatan inflasi Kota Samarinda didorong oleh
naiknya tekanan pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan terutama pada
komoditas tarif pulsa ponsel dan bensin. Peningkatan tarif pulsa ponsel terjadi hampir di
seluruh kota pembentuk inflasi di Indonesia. Penyesuaian tarif paket internet oleh penyedia
jasa telekomunikasi dan tingginya permintaan selama kegiatan piala dunia menjadi faktor
utama pendorong inflasi tarif pulsa ponsel Juli 2018. Lebih lanjut, penyesuaian harga BBM
nonsubsidi jenis Pertamax dan Dexlite per 1 Juli 2018 menjadi faktor penyebab inflasi yang
disebabkan oleh komoditas bensin.
Walaupun lebih tinggi dibandingkan inflasi Kota Samarinda, inflasi Kota Balikpapan
Juli 2018 tercatat lebih rendah dibandingkan Juni 2018. Inflasi Kota Balikpapan tercatat 1,03%
(mtm), turun dibandingkan inflasi Juni 2018 sebesar 1,30% (mtm). Penurunan tekanan inflasi
Kota Balikpapan terutama disebabkan oleh turunnya harga kelompok bahan makanan seperti
bayam, pisang, dan ayam hidup. Normalisasi permintaan pasca HBKN dan libur anak sekolah
menjadi faktor utama turunnya harga kelompok bahan makanan.
Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah
Dalam menyikapi peningkatan harga daging ayam ras yang terjadi pada triwulan II
2018, berbagai upaya dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kaltim guna
menstabilkan harga. TPID Provinsi Kaltim melalui Disperindagkop dan Disnak Provinsi Kaltim
menyelenggarakan rapat koordinasi dengan mengundang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pasar di Kota Samarinda, pelaku usaha tradisional dan modern, Satgas Pangan dan
Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR). Dalam rapat koordinasi tersebut
dilakukan identifikasi permasalahan dan merumuskan strategi normalisasi harga ayam baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Nasional Kaltim I II III IV I II III IV I II
Kaltim 2.53 100.00 4.94 4.37 3.69 3.39 3.89 4.54 3.65 3.15 2.59 2.60
Samarinda 1.43 56.52 5.09 4.24 3.53 2.83 3.27 4.30 4.31 3.69 2.85 2.63
Balikpapan 1.10 43.48 4.75 4.55 3.90 4.13 4.69 4.86 2.79 2.45 2.24 2.55
Bobot Kota TD 2012 2017Wilayah
2016 2018
Halaman | 54
Selain itu, TPID di wilayah Kaltim juga terus melakukan berbagai program
pengendalian inflasi selama triwulan II 2018. Di bulan April 2018, TPID Provinsi Kaltim bersama
dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia melakukan kunjungan
lapangan (sidak) bersama ke pasar tradisional, pasar modern, dan gudang distributor dalam
rangka memastikan kesiapan pasokan bahan pangan di Kaltim menjelang HBKN. TPID Provinsi
Kaltim juga menyelenggarakan Refreshment Operasional PIHPS Kaltim dalam rangka
memantapkan kompentensi petugas pengolah data harga kebutuhan pokok kabupaten/kota di
wilayah Kaltim. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Grand Launching PIHPS Kaltim yang
akan dilaksanakan pada Mei 2018 mendatang. Di tingkat kabupaten/kota, rapat teknis juga
terus dilakukan terutama kesiapan masing-masing daerah dalam menghadapi HBKN. Pada
bulan Mei 2018, kegiatan pengendalian inflasi dalam rangka menghadapi HBKN terus dilakukan
TPID Provinsi Kaltim maupun TPID Kabupaten/Kota di wilayah Kaltim. TPID Kota Balikpapan
melakukan rapat koordinasi dengan Ulama Peduli Inflasi dalam rangka mengajak masyarakat
untuk bijak dalam berbelanja selama HBKN. Evaluasi kinerja kegiatan TPID 2017 dan persiapan
Rakornas 2018 juga dilakukan pada bulan Mei 2018 dalam bentuk Rakorwil TPID di wilayah
Kaltim yang diselenggarakan di Bali. Pada bulan Juni 2018, TPID Kota Samarinda melakukan
pembahasan kerjasama sosialisasi harga ayam meliputi rencana keterlibatan perusahaan
daerah (Perusda) PD PAU dalam jual beli ayam di Kota Samarinda, pengadaan cold storage serta
penjajakan kerjasama dengan PINSAR. Di periode yang sama, TPID Kota Balikpapan melakukan
Bazaar Ramadhan dengan melakukan penjualan hasil tani dan sembako oleh petani binaan,
UMKM, Bulog dan pedagang besar dalam rangka memutus rantai (Tabel III.10).
Halaman | 55
Tabel III.6 Kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Wilayah Kaltim Triwulan II 2018
No TPID TEMPAT TANGGAL KEGIATAN KETERANGAN PIMPINAN KEGIATAN
1 Provinsi Kalimantan
Timur
Hotel Grand Tjokro,
Balikpapan
6 April Rakorwil Refreshment Operasional PIHPS
Kaltim
Kepala TPE BI Kaltim
2 Kota Balikpapan Ruang Rapat Walikota 11 April HLM Penyusunan program kerja tahun
2018
Plt Walikota
Balikpapanm
3 Provinsi Kalimantan
Timur
Hotel Haris,
Samarinda
17 April HLM Rapat evaluasi dan persiapan
menjelang bulan Ramadhan dan
Idul Fitri. Pembahasan laporan
tahunan TPID
Sekda Provinsi, Dirjen
Perdagangan LN
Kemendag, Kepala BI
Kaltim
4 Kota Balikpapan Dinas Perdagangan
Kota Balikpapan
25 April Himbauan Himbauan kepada masyarakat,
camat,Kepala UPT Pasar, pedagang
pasar tradisional dan modern
Kepala Dinas
Perdagangan Kota
Balikpapan
5 Kota Balikpapan Bank Indonesia
Balikpapan
3 Mei Rapat
Koordinasi
Rapat Koordinasi dengan Ulama
Peduli Inflasi Kota Balikpapan dan
penandatanganan Seruan Bersama
kepada seluruh ustad dan
masyarakat untuk berbelanja bijak
selama bulan ramadhan
Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Balikpapan
6 Kabupaten Paser Ruang Rapat Bupati 8 Mei HLM Penyusunan program kerja tahun
2018
Bupati Kabupaten Paser
7 Kabupaten Penajam
Paser Utara
Ruang Rapat Sekda 9 Mei HLM Penyusunan program kerja tahun
2018
Sekretaris Daerah
8 Provinsi Kalimantan
Timur
Anvaya Hotel, Bali 8-9 Mei Rakorwil
TPID KTI
Evaluasi kinerja TPID tahun 2017,
persiapan Rakornas dan sharing
session TPID Bali
Kepala BI Kaltim,
Asisten II Setda Prov
9 Kota Samarinda Ruang Rapat Walikota 14 Mei Rapat
Koordinasi
Koordinasi evaluasi inflasi TW-I
2018, pelaksanaan program kerja TW-
II 2018
Pjs. Walikota
10 Provinsi Kalimantan
Timur
Ruang Ruhui Rahayu,
Kantor Gubernur
16 Mei HLM Evaluasi Inflasi, Penyusunan
rekomendasi kebijakan dalam
rangka persiapan Bulan Ramadhan
dan HBKN
Gubernur Kalimantan
Timur
11 Kota Balikpapan Pasar Klandasan,
Food Hall Ewalk dan
Hypermart BC
16 Mei Sidak HLM Persiapan menjelang bulan
Ramadhan dan Idul Fitri
Plt Walikota
Balikpapanm
12 Provinsi Kalimantan
Timur
Pasar Segiri & Pasar
Pagi
17 Mei Sidak HLM Persiapan menjelang bulan
Ramadhan dan Idul Fitri
Gubernur Kalimantan
Timur
13 Kabupaten Paser Dinas Pertanian Kab.
Paser
17 Mei Pasar Tani Penjualan Pasar Tani dalam rangka
memutus rantai
Kepala Dinas Pertanian
14 Kota Balikpapan Rumah Walikota
Balikpapan
19 Mei Safari
Ramadhan
Mengisi ceramah Ramadhan terkait
pengendalian harga dan belanja
bijak.
Walikota Balikpapan
Halaman | 56
Sumber: TPID Provinsi Kaltim (diolah)
No TPID TEMPAT TANGGAL KEGIATAN KETERANGAN PIMPINAN KEGIATAN
15 Kota Balikpapan Lapangan LPM
Kelurahan Prapatan &
Halaman Parkir
Kantor Kecamatan
Balikpapan Selatan
22-25 Mei Bazar
Ramadhan
Penjualan hasil tani dan sembako
oleh petani binaan, UMKM, Bulog,
dan Pedagang besar dalam rangka
memutus rantai
Kepala Dinas
Perdagangan Kota
Balikpapan
16 Kota Balikpapan Ruang rapat Parekesit
KPwBI Balikpapan
24 Mei Rapat Teknis Mengantisipasi kenaikan komoditas
ayam, daging dan telur selama
ramadhan
Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Balikpapan
17 Kota Balikpapan Halaman Parkir
Kantor Kelurahan
Teritip dan Sumber
Rejo
28-31 Mei Bazar
Ramadhan
Penjualan hasil tani dan sembako
oleh petani binaan, UMKM, Bulog,
dan Pedagang besar dalam rangka
memutus rantai
Kepala Dinas
Perdagangan Kota
Balikpapan
18 Kota Balikpapan Hotel Jatra 30 Mei Kunjungan
Studi
Banding
TPID Provinsi Kalimanta Utara
melakukan studi banding ke TPID
Kota Balikpapan untuk mengetahui
program unggulan
Kantor Bank Indonesia
Provinsi Kalimnatan
Utara
19 Kota Balikpapan KPFM Radio 30 Mei Talk Show
Bijak
Berbelanja
TPID Kota Balikpapan melaksanakan
talk show bijak berbelanja dan
memasang iklan bijak berbelanja
Sekretariat Daerah
20 Kota Balikpapan Onix Radio 31 Mei Talk Show
Bijak
Berbelanja
TPID Kota Balikpapan melaksanakan
talk show bijak berbelanja,
memasang iklan bijak berbelanja
dan sosialisasi penukaran uang
Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Balikpapan
21 Kota Balikpapan Halaman Parkir
Kantor Kecamatan
Balikpapan Barat
4-7 Juni Bazar
Ramadhan
Penjualan hasil tani dan sembako
oleh petani binaan, UMKM, Bulog,
dan Pedagang besar dalam rangka
memutus rantai
Kepala Dinas
Perdagangan Kota
Balikpapan
22 Kota Samarinda Pasar Segiri dan
Distributor
5 Juni Sidak Monitoring harga dan stok saat
bulan Ramadhan
Pjs. Walikota
23 Kota Samarinda Ruang Rapat Walikota 5 Juni Rapat
Koordinasi
Pembahasan Kerjasama Sosialisasi
Harga Ayam meliputi rencana
keterlibatan Perusda PD PAU dalam
jual beli ayam, pengadaan cold
storage oleh PD PAU, penjajakan
kerjasama dengan Pinsar.
Asisten II Pemkot
Halaman | 57
BOKS III.1
“Perkembangan Harga Daging Ayam Ras di Kalimantan Timur”
Selama tahun 2018, daging ayam ras menjadi komoditas yang paling sering muncul dalam
komoditas utama penyumbang inflasi Kaltim. Daging ayam ras Kaltim masuk sebagai
komoditas utama penyumbang inflasi sebanyak 5 (lima) kali selama tahun 2018. Peningkatan
harga daging ayam ras Kaltim dipengaruhi oleh naiknya harga komponen produksi ayam ras,
khususnya harga DOC dan harga pakan ayam. Pada bulan Juli 2018, harga daging ayam ras
kembali mengalami peningkatan sejak tanggal 13 Juli 2018 sampai dengan puncaknya di
tanggal 23 Juli 2018 (Grafik III.3). Adapun kenaikan harga daging ayam ras di Kaltim dalam
periode tersebut sebesar Rp6.100 atau meningkat 20,00%. Kenaikan harga daging ayam ras
Kaltim pada periode tersebut lebih tinggi jika dibandingkan kenaikan harga daging ayam ras
di tingkat nasional dan beberapa provinsi lainnya (Tabel III.7).
Sumber: hargapangan.id
Grafik III.3 – Perkembangan Harga Daging Ayam Ras Kaltim dan Beberapa Provinsi Lainnya
Tabel III.7 – Kenaikan Harga Daging Ayam Ras Kaltim dan Beberapa Provinsi Lainnya
Sumber: hargapangan.id
Berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD) dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Provinsi Kaltim, Dinas Peternakan Provinsi Kaltim, UPTD Pasar Tradisional dan
pelaku usaha daging ayam ras, diperoleh informasi terkait permasalahan-permasalahan
utama yang menyebabkan tingginya harga daging ayam ras di Kaltim. Saat ini kebutuhan
daging ayam ras di Kaltim berkisar antara 150.000-165.000 ekor/hari. Adapun 70-80%
kebutuhan daging ayam ras Kaltim saat ini dipasok oleh produsen lokal sementara sisanya
didatangkan dari wilayah Jawa. Namun demikian, DOC dan pakan ayam yang menyumbang
>80% komponen produksi ayam ras masih didatangkan dari luar wilayah Kaltim. Berdasarkan
Rp20,000
Rp25,000
Rp30,000
Rp35,000
Rp40,000
Rp45,000
Rp50,000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul
NAS KALTIM KALSEL JATIM SULSEL DKI
Provinsi Nominal %
Kaltim 6,100Rp 20.00
Kalsel 5,500Rp 13.17
Jatim 2,050Rp 5.59
Sulsel 200Rp 0.63
DKI Jakarta 600Rp 1.47
Nasional 2,750Rp 7.14
Selisih Harga 13/7 - 23/7
Halaman | 58
informasi yang diperoleh dari PINSAR, kenaikan harga pakan ayam yang terjadi selama
periode Juli 2018 dipengaruhi oleh adanya peningkatan harga pengiriman kontainer dari
daerah sentra produksi pakan ayam. Lebih lanjut, depresiasi nilai tukar yang terjadi juga
memiliki dampak terhadap harga pakan ayam. Proses produksi pakan ayam memiliki import
content yang cukup besar (50%). Beberapa bahan baku pakan ayam yang masih didatangkan
dari luar negeri antara lain suplemen, vitamin, antibiotik, feed suplemen, premix dan bungkul
kedelai. Sementara itu, kenaikan harga DOC pada Juli 2018 dipengaruhi oleh penurunan
jumlah indukan Grand Parent Stock (GPS) dan Parent Stock (PS) DOC. Beberapa breeder DOC
mengakui adanya penurunan produksi selama libur HBKN karena proses produksi DOC
terhenti sementara. Kondisi tersebut mempengaruhi kondisi pasokan DOC yang berdampak
pada naiknya harga DOC di pasar. Kondisi stok DOC diperkirakan akan kembali normal pada
periode Agustus-September 2018, sehingga harga daging ayam ras diperkirakan akan mulai
stabil di periode September-Oktober 2018. Lebih lanjut, kebijakan Pemerintah melarang
pelaku usaha ayam ras untuk menggunakan obat ternak AGP juga berdampak pada
meningkatnya tingkat kematian ayam sekitar 14%.
Selain permasalahan produksi, kondisi tata niaga daging ayam ras Kaltim masih belum
optimal. Saat ini rantai distribusi dari produsen hingga ke pedagang eceran harus menempuh
antara 5-6 tahapan. Panjangnya rantai distribusi menyebabkan margin harga antara
produsen dan konsumen menjadi sangat tinggi. Di Kota Samarinda, TPID Kota Samarinda
tengah menjajaki rencana keterlibatan perusahaan daerah PD PAU dalam proses jual beli
daging ayam ras di Kota Samarinda.
Hasil dari FGD yang dilakukan menyimpulkan beberapa tindak lanjut dalam melakukan
pengendalian harga daging ayam ras di Kaltim. Dalam jangka pendek, Disperindagkop dan
Disnak Provinsi Kaltim akan menambah jumlah pasokan daging ayam ras beku dari luar
daerah Kaltim dan optimalisasi peran Satuan Tugas (Satgas) Pangan dalam melakukan
pengawasan praktek persaingan usaha yang melanggar hukum. Untuk jangka panjang,
Pemerintah daerah akan mengusulkan kebijakan penetapan harga acuan atau harga eceran
tertinggi (HET) untuk pakan ternak dan DOC sebagai upaya untuk mengendalikan harga
daging ayam ras. Pengembangan breeding lokal dan produksi pakan ternak di Kaltim juga
menjadi salah satu rumusan strategi jangka panjang. Kemandirian pasokan DOC dan pakan
ayam diharapkan dapat menjadi solusi bagi keberlangsungan stok daging ayam ras di wilayah
Kaltim.
Halaman | 59
BOKS III.2
“Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) sebagai Proksi Inflasi di
Kalimantan Timur”
PIHPS merupakan aplikasi berbasis web yang menyediakan informasi harga 10 komoditas
strategis yang di antaranya adalah cabai merah, minyak goreng, beras, gula, telur dan daging
sapi. Website PIHPS nasional yakni hargapangan.co.id telah dibangun sejak awal tahun 2017.
PIHPS diyakini dapat menjadi sumber informasi yang relevan dan terkini terkait harga pangan
yang dapat memicu inflasi di Indonesia. Oleh karena itu, PIHPS bertujuan antara lain adalah
untuk memperluas akses informasi kepada masyarakat untuk mengurangi asimetri informasi,
dan mengarahkan ekspektasi pelaku ekonomi, dan Sebagai dasar bagi Pemda dalam
melakukan monitoring dan merumuskan kebijakan stabilisasi harga pangan di daerah. PIHPS
diharapkan dapat menjadi platform satu pintu untuk diseminasi harga komoditas strategis
nasional.
Metodologi PIHPS secara umum adalah dengan melakukan pencacahan data harga untuk
PIHPS dilakukan setiap minggu kepada pasar modern maupun pasar tradisional untuk
memperoleh informasi mengenai harga 10 komoditi. (Tabel III.8).
Tabel III.8 Daftar Komoditas Strategis PIHPS
Sumber: hargapangan.id dan BPS, diolah
Adapun cakupan data PIHPS di daerah meliputi 196 kabupaten dan kota dengan fokus utama
di 82 kota IHK melalui gabungan data tingkat produsen dan konsumen dengan fokus awal
pada harga tingkat konsumen (pengembangan bertahap). Di wilayah Kaltim, pengembangan
PIHPS pada tahun 2017 dilakukan pada 3 (tiga) kota yaitu di kota Samarinda, kota Balikpapan,
dan kota Bontang dengan empat pasar tradisional dan empat pasar modern (Tabel III.9).
No Komoditas Bobot No Komoditas Bobot
1 Beras 3,81 6 Daging Sapi 0,59
2 Bawang Merah 0,29 7 Daging Ayam Ras 1,20
3 Bawang Putih 0,17 8 Telur Ayam Ras 0,67
4 Cabai Merah 0,37 9 Gula Pasir 0,53
5 Cabai Rawit 0,13 10 Minyak Goreng 0,57
Halaman | 60
Tabel III.9 Daftar Sampel Pasar PIHPS di Wilayah Kalimantan Timur
Sumber: hargapangan.id dan BPS, diolah
PIHPS di wilayah Kaltim dapat dijadikan proxy indikator inflasi, terutama komponen inflasi
Volatile Foods (VF). Hal ini terlihat dari grafik III.4 di bawah yang mana pergerakan PIHPS
mengikuti pergerakan nilai inflasi VF secara month-to-month (mtm). Secara time series nilai
PIHPS cenderung lebih tinggi dari nilai inflasi VF karena komponen komoditas PIHPS
merepresentasikan komoditas strategis yang memiliki andil yang tinggi terhadap Indeks
Harga Konsumen (IHK) di Indonesia, sementara nilai inflasi VF terdiri dari banyak komponen
komoditas pangan yang juga bukan termasuk komoditas strategis IHK di Indonesia. Dengan
demikian, PIHPS dapat dijadikan proxy untuk memantau peningkatan harga yang memicu
komponen inflasi VF. Tentunya, hal ini dapat membantu untuk memberikan advisory kepada
Pemerintah Daerah untuk pengendalian inflasi di wilayah Kaltim dan mengambil kebijakan
strategis untuk merespon kenaikan IHK komoditas strategis.
Sumber: hargapangan.id dan BPS, diolah
Grafik III.4 Pergerakan PIHPS dan Komponen Inflasi Volatile Foods
BONTANG SAMARINDA BALIKPAPAN
Pasar Tradisional Pasar Tradisional Pasar Tradisional
Pasar Rama Indah Pasar Segiri Pasar Kelandasan
Pasar Loktuan Pasar Pagi Pasar Pandan Sari
Pasar Modern Pasar Modern Pasar Modern
Ramayana Giant Pasar Modern Kota
Balikpapan
Koperasi PKT Hypermart
-0,4-0,3-0,2-0,10,00,10,20,30,40,50,6
-3,0
-2,0
-1,0
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
Aug
Sep
Oct
No
v
De
c
Jan
Feb
Mar
Apr
May Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
No
v
De
c
Jan
Feb
Mar
Apr
May Jun
2016 2017 2018
VF Kaltim PIHPS Kaltim
%MTM %MTM
Halaman | 61
IV. STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN
AKSES KEUANGAN DAN UMKM
Pertumbuhan ekonomi Kaltim yang meningkat pada triwulan II 2018 berdampak positif
terhadap stabilitas keuangan daerah dengan level risiko yang masih terjaga. Secara
sektoral, semua sektor menunjukkan kinerja positif. Kinerja sektor korporasi dan rumah
tangga masih membaik di tengah optimisme kinerja ekonomi Kaltim ke depan yang
masih didominasi oleh sektor batubara. Sektor perbankan sudah mulai mengalami
kinerja positif dengan membaiknya kinerja sektor korporasi dan peningkatan likuiditas
di tengah periode hari raya Idul Fitri.
Asesmen Sektor Korporasi
Kinerja korporasi Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan II 2018 dipengaruhi
perkembangan eksternal maupun domestik yang menunjukkan peningkatan dalam aspek
produktivitas dan profitabilitas. Dari sisi eksternal, risiko pelemahan nilai tukar dan
peningkatan harga komoditas perlu diwaspadai akibat dari ketidakpastian ekonomi global,
terutama kebijakan Amerika Serikat untuk meningkatkan Fed Funding Rate (FFR). Dari sisi
domestik, aktivitas perekonomian masih terkonsentrasi di pertambangan dan bahan bakar
mineral yang rentan terhadap risiko penurunan harga komoditas dan volume ekspor ke negara
mitra dagang. Selain itu, terdapat tantangan yang bersumber dari peningkatan impor untuk
penyediaan barang modal dan bahan baku untuk proses produksi. Dengan demikian, korporasi
Kaltim terekspos risiko baik dari tekanan global maupun domestik yang dapat mempengaruhi
kinerja korporasi di Kaltim. Terdapat tiga faktor yang menjadi sumber kerentanan kepada
kinerja korporasi di Kaltim yaitu sebagai berikut:
Penurunan harga komoditas utama Kalimantan Timur
Komoditas unggulan Kalimantan Timur adalah batu bara dan CPO yang kinerjanya dipengaruhi
oleh harga komoditas utama internasional maupun domestik. Peningkatan harga komoditas
internasional akan mendorong kinerja sektor korporasi di Kaltim, dan begitu pula sebaliknya.
Pada triwulan II 2018, risiko eksternal yang bersumber dari penurunan harga internasional CPO
relatif terbatas karena harga CPO dalam negeri menunjukkan peningkatan sebesar 1,02%
(Grafik IV.1-2). Dari sisi domestik, risiko penurunan harga komoditas bersumber dari penurunan
harga batubara yang menurun sebesar 5,78%.
Halaman | 62
*Data harga internasional merupakan rata-rata harga Apr-Mei 2018
Sumber: Worldbank dan ESDM, diolah
Grafik IV.1 Perkembangan Harga Komoditas Batubara
*Data harga internasional merupakan rata-rata harga Apr-Mei 2018
Sumber: Worldbank dan Disbun Kaltim, diolah
Grafik IV.2 Perkembangan Harga Komoditas CPO
Perlambatan volume ekspor komoditas utama Kalimantan Timur
Dominasi ekspor komoditas bahan bakar mineral dan batubara beserta CPO, maka korporasi
Kaltim terpapar oleh risiko pertumbuhan ekspor komoditas tersebut. Meningkatnya
pertumbuhan ekspor komoditas tersebut, maka akan berdampak positif terhadap kinerja
korporasi Kaltim, dan sebaliknya. Pertumbuhan volume ekspor batubara pada triwulan II 2018
tumbuh sebesar 7,90% yang meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,26%
(Grafik IV.3). Sementara, risiko yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan ekspor CPO yang
mengalami perlambatan pertumbuhan dari tumbuh sebesar 41,92% pada triwulan sebelumnya
menjadi 0,91% pada triwulan II 2018 (Grafik IV.4).
Grafik IV.3 Volume Ekspor Batubara Kaltim
Grafik IV.4 Volume Ekspor CPO Kaltim
Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
Komposisi impor luar negeri Kaltim adalah impor untuk bahan modal dan bahan baku sebagai
input untuk proses produksi (Grafik IV.5). Pergerakan nilai tukar akan berpengaruh pada
kebijakan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan bahan modal dan bahan baku berdasarkan
korelasi yang positif dan robust antar komoditas tersebut (Grafik IV.6). Apabila nilai tukar
Rupiah terdepresiasi lebih tinggi dari yang diperkirakan, maka harga bahan modal dan bahan
0
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Coal, International HBA
US$/mt
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
10.000
0
200
400
600
800
1.000
1.200
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
CPO International CPO Kaltim (Rhs)
US$/mt Rp/Kg
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Batubara g.Volume Ekspor (Rhs)
Ribu ton %yoy
-150
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
0
50
100
150
200
250
300
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
CPO g.Volume Ekspor (Rhs)
Ribu ton %yoy
Halaman | 63
baku menjadi lebih mahal sehingga biaya produksi meningkat dan berdampak negatif terhadap
profitabilitas perusahaaan. Depresiasi Rupiah selain berdampak negatif pada peningkatan biaya
produksi, di sisi lain dapat memberikan dampak positif terhadap korporasi yang berorientasi
ekspor. Depresiasi menyebabkan meningkatnya daya saing ekspor dengan lebih murahnya
harga jual produk apabila dibandingkan negara lain sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
ekspor.
Grafik IV.5 Pangsa Impor Kaltim Triwulan II 2018
Grafik IV.6 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah, Impor Bahan Baku dan Barang Modal
4.1.1 Kinerja Keuangan Korporasi
Kinerja sektor korporasi yang didominasi oleh sektor pertambangan mulai membaik
meskipun masih terbatas. Hal ini sejalan dengan perlambatan ekspor komoditas pertambangan
dan kontraksi sektor pertambangan sebagai sektor utama ekonomi Kaltim. Pemulihan ekonomi
global yang terbatas belum cukup untuk mendorong peningkatan ekspor walaupun sudah
terdapat perbaikan harga beberapa komoditas ekspor pertambangan sehingga dapat
mendorong peningkatan nilai ekspor. Sementara perekomian domestik juga masih belum cukup
kuat yang tercermin dari adanya konstraksi ekspor di Kaltim pada triwulan I 2018, meskipun
komponen konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sudah menunjukkan
pertumbuhan positif. Fakta ini tentunya mempengaruhi kinerja keuangan korporasi yang
bergerak di bidang usaha batubara. Kinerja korporasi dapat diukur dengan 5 (lima) aspek
keuangan yaitu sebagai berikut:
Produktivitas
Efisiensi korporasi batubara mengalami peningkatan pada triwulan I 2018. Hal tersebut dapat
diukur dari inventory turnover dan asset turnover yang masing-masing mengalami peningkatan
1,00
60,65
38,35
Konsumsi Modal Bahan Baku
Halaman | 64
dari 0,64 dan 19,47 dari triwulan sebelumnya menjadi 0,68 dan 19,85 pada triwulan I 20188
(Grafik IV.7-8).
Sumber: Bloomberg, diolah (diestimasi oleh Staf Bank Indonesia)
Grafik IV.7 Tren Asset Turnover
Sumber: Bloomberg, diolah (diestimasi oleh Staf Bank Indonesia)
Grafik IV.8 Tren Turn Inventory Turnover
Profitabilitas
Profitabilitas korporasi batubara yang tercermin dari indikator Return on Asset (ROA) dan
Return on Equity (ROE) cenderung mengalami peningkatan pada triwulan I 2018 dari triwulan
sebelumnya yang masing-masing meningkat dari 8,30% dan 17,64% menjadi 8,80% dan 18,51%
(Grafik IV.9). Peningkatan indikator tersebut dipengaruhi oleh harga dan volume ekspor
batubara yang mengalami peningkatan yang berdampak pada pendapatan korporasi batubara
sehingga dapat mendorong profitabilitas.
Sumber: Bloomberg, diolah (diestimasi oleh Staf Bank Indonesia)
Grafik IV.9 Tren Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE)
Sumber: Bloomberg, diolah (diestimasi oleh Staf Bank Indonesia)
Grafik IV.10 Debt to Service Ratio dan Solvability Korporasi Sektor Pertambangan
8 Asset Turnover adalah kemampuan dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset nya untuk menghasilkan pendapatan.
Sementara Inventory Turnover adalah berapa kali jumlah stok/barang yang dapat dijual dalam satu periode
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rasio
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
22.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rasio
-30.00
-20.00
-10.00
0.00
10.00
20.00
30.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Return on Asset Return on Equity
%
-5.00
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Debt Service Ratio (%) Interest Coverage Ratio (Rhs)
% Rasio
Halaman | 65
Solvabilitas9
Debt to Service Ratio (DSR) korporasi di subsektor batubara mengalami peningkatan. Pada
triwulan I 2018, DSR korporasi batubara sebesar 24,09%, meningkat dibandingkan periode
sebelumnya sebesar 8,29%. Rasio DSR merefleksikan kemampuan korporasi dalam melakukan
pembayaran utang atas pendapatan yang diperoleh. Semakin besar rasio DSR maka beban
utang korporasi semakin tinggi. Korporasi-korporasi yang sedang melakukan investasi akan
memiliki rasio DSR tinggi, namun dalam batas tertentu rasio tersebut diperbolehkan karena
diinvestasikan dalam kegiatan yang produktif. Interest Coverage Ratio (ICR) korporasi subsektor
batubara juga mengalami peningkatan dari 19,40 di triwulan IV 2017 ke 26,10 pada triwulan I
2018 (Grafik IV.10). ICR merupakan rasio hutang dan profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur kemudahan korporasi dalam membayar bunga pinjamannya. Semakin rendah ICR
korporasi, maka semakin besar porsi pembayaran bunga hutang tersebut dapat mempengaruhi
kesehatan keuangan perusahaan.
Sumber: Bloomberg, diolah (diestimasi oleh Staf Bank Indonesia)
Grafik IV.10 DSR dan ICR Korporasi Sektor Pertambangan
Likuiditas
Likuiditas korporasi batubara mengalami peningkatan berdasarkan indikator likuiditas current
ratio dan quick ratio10 yang masing-masing meningkat dari 1,60 dan 0,72 pada triwulan IV 2017
menjadi 1,64 dan 0,78 pada triwulan I 2018 (Grafik IV.11). Berdasarkan asesmen likuiditas,
peningkatan likuiditas ini dapat disebabkan oleh peningkatan kinerja ekspor batubara yang
berdampak terhadap profitabilitas korporasi sehingga likuiditas korporasi dapat meningkat.
9 Level DSR dan ICR pada publikasi KEKR ini berbeda dari publikasi KEKR sebelumnya yang dikarenakan penambahan korporasi 10 Rasio current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran obligasi jangka pendek dengan aset
likuid pada neraca perusahaan, sementara rasio quick ratio mengukur likuiditas jangka pendek korporasi tanpa memasukkan aset inventori korporasi
Halaman | 66
Sumber: Bloomberg, diolah (diestimasi oleh Staf Bank Indonesia)
Grafik IV.11 Current Ratio dan Quick Ratio Korporasi Sektor Pertambangan
4.1.2 Eksposur Sektor Korporasi pada Sektor Perbankan
DPK korporasi Kaltim triwulan II 2018 mengalami perlambatan dibandingkan triwulan
sebelumnya. Pada triwulan II 2018, DPK korporasi menurun 11,97% (yoy) menjadi 2,71% (Grafik
IV.12). Perlambatan pertumbuhan DPK korporasi bersumber dari jenis simpanan tabungan yang
mengalami penurunan signifikan dari 51,33% menjadi 2,99% (yoy).
Perlambatan DPK korporasi Kaltim triwulan II 2018 sejalan dengan hasil Survei
Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Kaltim. Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
kondisi usaha Kaltim triwulan II 2018 mengalami penurunan dari tahun lalu yang tercatat
sebesar 3,52% menjadi 2,89%. Berdasarkan jenisnya, giro masih memiliki pangsa terbesar
dalam DPK korporasi Kaltim sebesar 58,23%, deposito dan tabungan masing-masing memiliki
pangsa sebesar 33,66% dan 8,11% (Grafik IV.13). Korporasi memiliki tendensi untuk menyimpan
dana dalam bentuk giro dengan tujuan memudahkan proses pembayaran kepada rekanan atau
pihak ketiga. Dengan menggunakan cek bilyet giro korporasi tidak perlu datang ke Bank, setelah
cek bilyet giro di issued proses pencairan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak penerima.
Halaman | 67
Grafik IV.12 Perkembangan DPK Korporasi Kaltim
Grafik IV.13 Komposisi DPK Korporasi Kaltim
Penyaluran kredit korporasi Kaltim di triwulan II 2018 mengalami pertumbuhan
positif. Pada triwulan ini tercatat pertumbuhan kredit korporasi tumbuh sebesar 12,47% (yoy)
yang lebih besar dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,06% (yoy) (Grafik IV.14).
Pertumbuhan ini didorong oleh sektor pertambangan yang yang tumbuh signifikan sebesar
48,06% (yoy).
Upaya industri perbankan dalam menjaga risiko kredit tampak dari NPL yang masih
menujukkan perbaikan pada triwulan I 2018 meskipun masih di atas threshold 5%. NPL sektor
korporasi megalami penurunan dari 6,79 % di triwulan I 2018 ke 6,02% di triwulan II 2018 (Grafik
IV.15). Lapangan usaha dengan NPL tertinggi adalah sektor pertambangan, namun risiko kredit
pertambangan sudah secara konsisten menunjukkan perbaikan dari 13,80% pada triwulan I
2018 menjadi 7,72% pada triwulan II 2018. Berdasarkan hasil liaison kami dengan sektor
perbankan, perbaikan NPL ini dikarenakan oleh usaha bank untuk melakukan restrukturisasi
kredit bermasalah.
Grafik IV.14 Perkembangan Kredit Korporasi Kaltim
Grafik IV.15 Perkembangan Kredit Korporasi Kaltim
Berdasarkan Lapangan Usaha
-20
-10
0
10
20
30
40
50
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
DPK Korporasi Pertumbuhan (Rhs)
%yoyRp Miliar
58.23%
8.11%
33.66%
Giro Tabungan Deposito
0
2
4
6
8
10
12
14
-20
-10
0
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Korporasi NPL (Rhs)
%yoy %
-50
0
50
100
150
200
250
300
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kaltim Pertanian Pertambangan PHR Industri (Rhs)
%yoy %yoy
Halaman | 68
Asesmen Sektor Rumah Tangga
4.2.1 Kinerja Rumah Tangga
Kondisi ekonomi dan optimisme konsumen meningkat pada triwulan II 2018. Hal
tersebut ditandai dengan peningkatan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang meningkat
signifikan dari 97,43 pada triwulan sebelumnya menjadi 119,97 pada triwulan II 2018 (Grafik
IV.16). Peningkatan ITK pada periode pelaporan ini terutama dipengaruhi oleh pendapatan
rumah tangga dan volume konsumsi rumah tangga dengan masing-masing indeks mengalami
peningkatan dari 100,74 dan 100,17 pada triwulan sebelumnya menjadi 136,22 dan 121,69.
Sumber: BPS, diolah
Grafik IV.16 Indeks Keyakinan Konsumen
Grafik IV.17 Proporsi Belanja Rumah Tangga
Sejalan dengan peningkatan ITK, proporsi tabungan masih menjadi komponen proporsi
belanja rumah tangga terbesar yang mengalami sedikit peningkatan dari 53,37% dari triwulan
sebelumnya menjadi 53,63% pada triwulan II 2018. Peningkatan proporsi tabungan ini sejalan
dengan penambahan pendapatan melalui Tunjangan Hari Raya (THR) Idul Fitri yang
direalisasikan melalui rekening tabungan (Grafik IV.17).
4.2.2 Eksposur Sektor Rumah Tangga pada Sektor Perbankan
Kinerja penyaluran kredit Rumah Tangga (RT) mengalami penurunan pada triwulan II
2018. Laju pertumbuhan di triwulan ini menurun dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,93%
menjadi 5,42% pada periode pelaporan ini (Grafik IV.18). Pertumbuhan kredit RT Kaltim masih
ditopang oleh kredit kendaraan bermotor dan kredit properti yang masing-masing meningkat
dari -7,21% dan 3,87% pada periode sebelumnya menjadi 2,78% dan 4,22% pada triwulan II
2018. Sementara kredit multiguna masih mengalami perlambatan dari 10,46% menjadi 8,72%.
Pertumbuhan kredit RT Kaltim triwulan II 2018 melambat, namun risiko kredit
meningkat. Pada triwulan II 2018, NPL kredit RT Kaltim sedikit meningkat dari 3,61% menjadi
3,69% pada triwulan II 2018 (Grafik IV.19). Peningkatan risiko kredit disebabkan oleh
80
90
100
110
120
130
140
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2014 2015 2016 2017 2018
ITK Pendapatan Tingkat Konsumsi
Indeks
23,68 23,75
53,39 53,63
22,92 22,62
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2018 Tw-1 2018 Tw-2
Konsumsi Tabungan Pinjaman
Halaman | 69
peningkatan risiko kredit properti dan multiguna yang masing-masing meningkat dari 7,39%
menjadi 7,62% dan 1,29% menjadi 1,33%. Sementara untuk kredit kendaraan bermotor
mengalami penurunan dari 2,82% menjadi 2,70%. Berdasarkan liaison kami dengan sektor
properti, kredit properti memiliki NPL tinggi masih dipicu oleh tingginya suku bunga kredit
perbankan yang disertai dengan penurunan kapasitas pembayaran hutang dari nasabah. Selain
itu, penurunan kinerja sektor pertambangan juga masih berdampak pada kondisi finansial
masyarakat sehingga berdampak pada peningkatan jumlah kredit macet. Faktor lain yang juga
menyebakan tingginya risiko kredit properti adalah harga properti yang terlalu tinggi sehingga
ketika rumah agunan di lelang sulit untuk mendapatkan pembeli terlebih ketika ekonomi belum
sepenuhnya pulih.
Grafik IV.18 Perkembangan Kredit Rumah Tangga
Kaltim
Grafik IV.19 Perkembangan Kredit Rumah Tangga
Kaltim Berdasarkan Jenisnya
Kinerja DPK perseorangan (rumah tangga) Kaltim masih mengalami peningkatan pada
triwulan II 2018. Pertumbuhan DPK rumah tangga meningkat dari 7,07% (yoy) di triwulan IV
2017 ke 7,91% (yoy) pada triwulan II 2018 (Grafik IV.20). Ketiga komponen pembentuk DPK
mencatatkan pertumbuhan positif. DPK dalam bentuk giro dan tabungan tumbuh paling tinggi
yang masing-masing mengalami peningkatan dari 0,82% dan 9,67% menjadi 5,73% dan 10,78%
(yoy). Sementara itu, DPK dalam deposito cenderung stabil yang meningkat dari 3,19% dari
triwulan sebelumnya menjadi 3,20% (yoy). Berdasarkan jenis DPK, tabungan masih
mendominasi DPK perseorangan Kaltim. Sebesar 62,88% dari keseluruhan DPK perseorangan
Kaltim disimpan dalam bentuk tabungan. DPK dalam bentuk deposito memiliki pangsa sebesar
34,26% dan giro sebesar 2,86% (Grafik IV.21). Gambaran ini konsisten dengan perilaku rumah
tangga Kaltim yang cenderung untuk menabung penghasilannya dan meningkatnya tabungan
sejalan dengan peningkatan THR di hari raya Idul Fitri.
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
0
5
10
15
20
25
30
35
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rumah Tangga NPL (Rhs)
%yoy %
0
20
40
60
80
100
120
140
160
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rumah Tangga Properti Kend. Bermotor Multiguna (Rhs)
%yoy %yoy
Halaman | 70
Grafik IV.20 Perkembangan DPK RT Kaltim
Grafik IV.21 Komposisi DPK RT Kaltim
Asesmen Sektor Perbankan
Pada triwulan I 2018, secara umum perkembangan indikator kinerja perbankan
Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang bervariasi. Meredanya tekanan pada sistem
keuangan serta mulai membaiknya perekonomian Kaltim direspon secara berhati-hati oleh
perbankan, terutama terkait risiko kredit yang masih membayangi. Debitur dan calon debitur
cenderung berhati-hati dan bertindak wait-and-see dalam menyikapi perkembangan
perekonomian terkini sehingga pertumbuhan kredit masih terbatas yang didukung dengan
likuiditas yang memadai. Indikator kinerja perbankan Kaltim tersebut tercermin pada asesmen
konidisi intermediasi perbankan dan risiko perbankan.
4.3.1 Asesmen Kondisi Intermediasi Perbankan
Kinerja DPK Kaltim di triwulan II 2018 mengalami peningkatan di tengah periode
lebaran. Pada periode laporan DPK tumbuh sebesar 5,26% (yoy), meningkat dari 4,91% (yoy) di
triwulan sebelumnya (Grafik IV.22). Arah pertumbuhan DPK Kaltim pada periode laporan ini
berbeda dengan arah pertumbuhan DPK nasional yang cenderung melambat dari triwulan
sebelumnya. Berdasarkan jenis simpanan, peningkatan kinerja DPK disebabkan oleh
peningkatan pangsa DPK dalam bentuk tabungan dan deposito yang masing-masing meningkat
dari 47,24% dan 33,20% menjadi 47,39% dan 33,80% pada triwulan II 2018 (Grafik IV.23).
0
5
10
15
20
25
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
DPK Perseorangan Pertumbuhan (Rhs)
%yoyRp Miliar
2.86%
62.88%
34.26%
Giro Tabungan Deposito
Halaman | 71
Grafik IV.22 Perkembangan DPK Kaltim dan Nasional
Grafik IV.23 Komposisi DPK Kaltim
Sementara berdasarkan golongan DPK, peningkatan DPK disebabkan oleh
pertumbuhan positif DPK perseorangan yang tumbuh dari 7,09% dari triwulan sebelumnya
menjadi 7,91% pada triwulan 2 2018. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya peningkatan
tabungan yang berasal dari realisasi gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR) pada periode
lebaran di kelompok bank BUKU 4.
Grafik IV.24 Perkembangan DPK Kaltim Berdasarkan Golongan Debitur
Pertumbuhan penyaluran kredit menunjukkan tren positif yang sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi di wilayah Kaltim pada triwulan II 2018. Kondisi ini mengindikasikan
bahwa adanya optimisme pelaku ekonomi terhadap kondisi ekonomi Kaltim ke depan.
Pertumbuhan kredit tumbuh positif pada triwulan II 2018 sebesar 5,67% setelah mengalami
perlambatan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar -0,02%. Tren pertumbuhan
kredit Kaltim pada periode pelaporan ini sejalan dengan pertumbuhan kredit nasional yang
tumbuh sebesar 10,7% (Grafik IV.25). Kinerja kredit Kaltim yang positif pada triwulan II 2018 ini
dipengaruhi oleh kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 4,71% (yoy) yang meningkat pesat
dari triwulan sebelumnya yaitu sebesar -2,39%. Sementara kredit investasi yang mendominasi
-20
-10
0
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kaltim Nasional
%yoy 2018-II: Kaltim 5,26%2018-II: Nasional 7,00%
20.41 18.95
47.10 47.31
32.49 33.74
2018-I 2018-II
Giro Tabungan Deposito
Persen
-20
-10
0
10
20
30
40
50
-20
-10
0
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
TOTAL DPK Perseorangan (Rhs) DPK Korporasi (Rhs)
%yoy%yoy
Halaman | 72
kredit Kaltim masih tercatat negatif sebesar -7,7% meskipun sudah mulai meningkat dari
triwulan sebelumnya yang sebesar -8,4% (Grafik IV.26-27).
Grafik IV.25 Perkembangan Kredit Kaltim dan Nasional
Grafik IV.26 Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis
Penggunaan
Berdasarkan sektornya, kontribusi penyaluran kredit Kaltim terbesar masih kepada
sektor pertanian. Pada triwulan II 2018, pangsa penyaluran kredit ke sektor pertanian sebesar
18,09% dari total kredit. Sektor lain yang juga memiliki pangsa tinggi adalah sektor
perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 15,73%, dan industri pertambangan sebesar 11,70%
(Grafik IV.28).
Grafik IV.27 Komposisi Kredit Kaltim Berdasarkan
Penggunaan
Grafik IV.28 Komposisi Kredit Kaltim Berdasarkan
Lapangan Usaha
Secara spasial, kinerja kredit yang positif juga didukung oleh sebagian besar
kabupaten/kota di wilayah Kaltim, kecuali Samarinda, Kutim, dan Bontang. Kabupaten/kota
dengan tingkat pertumbuhan kredit tertinggi adalah Kota Kukar sebesar 23,01% (yoy) dan
diikuti oleh Balikpapan sebesar 15,55% (yoy) (Grafik IV.29). Penyaluran kredit masih
terkonsentrasi di Kota Balikpapan dan Samarinda, kedua wilayah tersebut menyumbang pangsa
sebesar 55,55 % terhadap total kredit di Kaltim (Grafik IV.30). Kondisi ini sejalan dengan
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kaltim Nasional
%yoy 2018-II: Kaltim 5,67%2018-I: Nasional 10,70%
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
KREDIT TOTAL Modal Kerja Investasi Konsumsi
%yoy
35.88%
40.79%
23.33%
Modal Kerja Investasi Konsumsi0.05
1.51
4.11
5.08
5.26
5.42
9.71
11.70
15.73
18.09
Lainnya
J. Lainnya
LGA
Konstruksi
J. Keuangan, R.E. dan J. Usaha
Trans & Kom
Industri
Pertambangan
PHR
Pertanian
%
Halaman | 73
keadaan kedua kota tersebut sebagai pusat aktivitas ekonomi daerah. Tingginya penyaluran
kredit di Kota Balikpapan didorong oleh banyaknya perusahaan besar asing ataupun nasional
yang memiliki kantor cabang di Kota Balikpapan. Adapaun penyaluran kredit di Kota Samarinda
didominasi oleh sektor perdagangan.
Grafik IV.29 Perkembangan Kredit Spasial
Kabupaten/Kota di Wilayah Kaltim
Grafik IV.30 Komposisi Kredit Spasial Kabupaten/Kota
di Wilayah Kaltim
4.3.1.1 Asesmen Intermediasi Perbankan Syariah
Intermediasi perbankan syariah mengalami perlambatan pada triwulan II 2018. Hal
ini terlihat dengan melambatnya pertumbuhan DPK dari 19,78% dari triwulan lalu menjadi
9,22% yang disertai dengan penurunan pangsa DPK syariah dari 6,87% pada triwulan lalu
menjadi 6,74% pada periode pelaporan (Grafik IV.31). Sementara itu, pembiayaan syariah juga
mengalami perlambatan dari 4,01% pada triwulan lalu menjadi 1,94% pada triwulan II 2018.
Meskipun demikian, pangsa pembiayaan syariah mengalami sedikit peningkatan dari 6,76%
pada triwulan lalu menjadi 6,83% (Grafik IV.32). Perlambatan intermediasi perbankan syariah
ini terindikasi lebih disebabkan oleh base effect intermediasi perbankan syariah yang sudah
cukup tinggi pada tahun lalu dan hanya sedikit mengalami peningkatan pada tahun ini.
-16.61
-8.79
0.58
3.35
3.42
12.61
15.03
15.55
23.01
Btg
Ktm
Smr
Ppu
Ber
Psr
Kbr
Bpn
Kkr
2018-II
2018-I
%yoy 1.56
2.00
3.27
6.01
7.68
9.98
13.87
24.44
31.14
Ppu
Kbr
Psr
Ber
Btg
Ktm
Kkr
Smr
Bpn
%
Halaman | 74
Grafik IV.31 Perkembangan DPK Perbankan Syariah
Kaltim
Grafik IV.32 Perkembangan Pembiayaan Perbankan
Syariah Kaltim
4.3.2 Asesmen Risiko Perbankan
Risiko Kredit
Risiko kredit perbankan pada triwulan II 2018 menunjukkan perbaikan dengan level yang
masih di atas threshold 5%. Peningkatan pertumbuhan kredit didukung oleh penurunan risiko
kredit dengan penurunan NPL dari 5,61% menjadi 5,14% (Grafik IV.34). Penurunan risiko kredit
ini didukung oleh membaiknya risiko Kredit Modal Kerja (KMK) yang menurun dari 6,23% dari
triwulan lalu menjadi 5,06% pada triwulan II 2018, dan Kredit Investasi (KI) yang sedikit
mengalami penurunan dari 6,24% menjadi 6,03% (Grafik IV.33-34).
Grafik IV.33 Perkembangan Risiko Kredit
Grafik IV.34 Risiko Kredit per Jenis Penggunaan
Berdasarkan sektor utama ekonomi Kaltim, risiko kredit tertinggi berada pada sektor
pertambangan yang berada pada level 40,47% pada triwulan II tahun lalu seiring dengan
penurunan kinerja pertambangan. Namun, pada triwulan II 2018 risiko kredit sektor
pertambangan sudah jauh mengalami perbaikan dengan NPL sebesar 7,72%. Selain sektor
pertambangan, sektor utama ekonomi yang masih di atas threshold 5% adalah sektor
transportasi dan komunikasi (14,60%), Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) (8,84%), dan
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
Pangsa DPK Syariah (Rhs) Pertumbuhan DPK
%yoy %
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
7.0
7.1
7.2
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
Pangsa Pembiayaan Syariah (Rhs) Pertumbuhan Pembiayaan
%yoy %
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pertumbuhan Kredit NPL (Rhs)
%yoy %yoy
0
1
2
3
4
5
6
7
2018-I 2018-II
Modal Kerja Investasi Konsumsi
%
Halaman | 75
sektor konstruksi (5,99%). Risiko kredit yang rendah berada pada sektor Listrik, Gas, dan Air
(LGA), dan pertanian dengan NPL dibawah 1% (Grafik IV.35). Berdasarkan spasial, Kabupaten
Penajam Paser Utara masih menjadi daerah dengan risiko kredit tertinggi di triwulan I 2018.
Non Performing Loans (NPL) di PPU triwulan II 2018 tercatat 50,14% yang meningkat dari
triwulan lalu yang sebesar 49,44% (Grafik IV.36). Kabupaten/kota lainnya yang memiliki angka
NPL di atas treshold 5% adalah Kota Samarinda (7,46%) dan Kota Balikpapan (5,55%).
Grafik IV.35 Risiko Kredit per Sektor Ekonomi
Grafik IV.36 Risiko Kredit Spasial
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas perbankan Kaltim yang diukur dengan Alat Likuid (AL)/DPK masih pada level
yang terjaga dan mengalami peningkatan pada triwulan II 2018. AL/DPK pada triwulan II 2018
tercatat berada pada level 9,12% berada pada di atas pada batas aman yang relative meningkat
dari triwulan I 2018 yang berada pada level 9,06% (Grafik IV.37). Peningkatan likuiditas
perbankan ini seiring dengan bertambahnya alat likuid perbankan yang bersumber dari
peningkatan DPK. Dengan demikian, perbankan Kaltim memiliki buffer likuiditas apabila adanya
tekanan (shocks) dari perlambatan ekonomi dan juga antisipasi dari peningkatan risiko kredit.
Grafik IV.37 Perkembangan Likuiditas Perbankan
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Lainnya
J. Lainnya
J.K., R.E. dan J.U.
Trans & Kom
PHR
LGA
Konstruksi
Industri
Pertambangan
Pertanian
2018-II 2017-IV 2017-II
%
0.47
1.11
1.67
3.44
3.88
4.74
5.55
7.46
50.14
Ktm
Btg
Kkr
Ber
Kbr
Psr
Bpn
Smr
Ppu
%
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
Alat Likuid AL/DPK Batas Normal
Batas Aman 7,50
Alat Likuid: Kas+Penempatan BI+Penempatan Antar Bank
% Rp Miliar
Halaman | 76
4.1.1.1 Asesmen Risiko Perbankan Syariah
Risiko kredit dan likuiditas perbankan syariah berada pada level yang aman dan lebih
rendah dari risiko perbankan konvensional pada triwulan II 2018. Untuk risiko kredit, Non
Performing Financing (NPF) Syariah yang tercatat sebesar 4,16% pada triwulan II 2018 berada
pada level yang lebih rendah dari perbankan konvensional yang tercatat sebesar 5,14% (Grafik
IV.38). Di samping itu, risiko likuiditas perbankan syariah, AL/DPK pada triwulan II 2018 yang
tercatat sebesar 15,75% yang berada di atas perbankan konvensional yang tercatat sebesar
9,12% (Grafik IV.39).
Grafik IV.38 Perkembangan Risiko Kredit Perbankan
Syariah
Grafik IV.39 Risiko Likuiditas Perbankan Syariah
Asesmen Sektor UMKM
Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan kredit umum, kredit usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) Kaltim juga menunjukkan perbaikan meskipun masih tercatat
negatif.Kredit UMKM Kaltim triwulan II 2018 tumbuh -2,67%, meningkat dari triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar -28,77% (yoy) (Grafik IV.40). Kredit UMKM memiliki pangsa
sebesar 21,47% pada total kredit Kaltim. Pergerakan pangsa kredit UMKM di Kaltim dalam
beberapa tahun terakhir belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, bergerak dalam
rentang 21±2% (Grafik IV.41). Namun demikian, rasio tersebut masih berada di atas level
minimum rasio kredit UMKM sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015 yang
mewajibkan rasio kredit UMKM terhadap total portofolio kredit perbankan sebesar 15% pada
tahun 2017.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
NPF Syariah NPL Konvensional
%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
AL/DPK Syariah AL/DPK Konvensional Batas Normal
%
Halaman | 77
Grafik IV.40 Perkembangan Kredit UMKM Kaltim
Grafik IV.41 Perkembangan Rasio Kredit UMKM
Terhadap Total Kredit Kaltim
Pada triwulan II 2018, kredit UMKM masih menghadapi berbagai risiko. Hal ini
tercermin dari NPL kredit UMKM Kaltim yang tidak banyak mengalami perubahan dari 6,59%
pada triwulan sebelumnya menjadi 6,57% pada triwulan II 2018 (Grafik IV.40). Berdasarkan
lapangan usaha, NPL kredit UMKM tertinggi dialami oleh sektor listrik, gas, dan air sebesar
14,32%, namun sudah mengalami penurunan dari 14,78%. Sektor lain yang juga memiliki NPL
tinggi adalah konstruksi yang juga mengalami peningkatan dari 11,21% yang juga sudah
mengalami penurunan dari 12,78%.
Grafik IV.42 Komposisi Kredit UMKM Kaltim
Berdasarkan Jenis Penggunaan
Grafik IV.43 Komposisi Kredit UMKM Kaltim
Berdasarkan Lapangan Usaha
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit UMKM di Kaltim pada triwulan II 2018
masih didominasi oleh jenis kredit modal kerja. Kredit modal kerja menyumbang pangsa
63,76% terhadap total kredit UMKM Kaltim. Adapun kredit investasi UMKM di triwulan IV 2017
memiliki pangsa 36,24% (Grafik IV.42). Jenis usaha UMKM yang tidak capital intensive
menjadikan pembiayaan lebih besar untuk operasionalisasi UMKM ataupun pembelian bahan
baku. Selain itu, umumnya kredit investasi mensyaratkan usaha telah berjalan 1-2 tahun
sehingga sulit didapatkan oleh pengusaha baru. Berdasarkan lapangan usahanya, sebesar
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kaltim UMKM NPL (Rhs)
%yoy %
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kredit UMKM Kredit NonUMKM
63.76%
36.24%
Modal Kerja Investasi0.06
0.20
2.55
2.77
6.00
6.40
9.44
11.83
18.88
41.88
Lainnya
LGA
Pertambangan
Industri
Trans & Kom
J. Lainnya
J. Keuangan, R.E. dan J. Usaha
Konstruksi
Pertanian
PHR
%
Halaman | 78
41,88% dari kredit UMKM Kaltim disalurkan untuk sektor Perdagangan Hotel dan Restoran
(PHR). Sektor yang memiliki pangsa terbesar kedua adalah pertanian dengan pangsa sebesar
18,88% (Grafik IV.43).
Halaman | 79
BOKS IV.1
“Kerentanan Sistem Keuangan Rumah Tangga Kalimantan Timur”
Pada tanggal 5 Juli 2018, telah dilaksanakan Focus Group Discussion mengenai kajian
pemetaan dan mitigasi risiko kerentanan rumah tangga di Kaltim yang mengacu kepada hasil
survei neraca rumah tangga yang dilakukan pada tahun 2017. Survei neraca rumah tangga
sendiri bertujuan untuk memetakan tingkat risiko kerentanan keuangan rumah tangga
kelompok pendapatan menengah ke atas secara spasial, dengan pembagian (segregasi)
wilayah menjadi 3 (tiga) daerah, yaitu: Sumatera, Jawa dan Kawasan Timur Indonesia. Selain
itu survei tersebut digunakan untuk melakukan penilaian dan early warning system mengenai
kerentanan rumah tangga di tingkat tregional (terutama dalam konteks daerah-daerah yang
mengalami peningkatan rasio utang rumah tangga) serta untuk pemetaan transmisi domino
effect dari kerentanan rumah tangga terhadap sistem keuangan di Indonesia.
Gambar IV.1 Skema Transisi Kerentanan
Sumber: BI, LPEM FEB UI
Indeks yang digunakan untuk mengukur kerentanan rumah tangga ini adalah Financial
Vulnerability Index (FVI) yang disusun berdasarkan dua perspektif pengukuran yaitu
Pengukuran Objektif dan Pengukuran Subjektif. Pengukuran Objektif adalah pengukuran
yang disusun berdasarkan evaluasi atau kalkulasi teknis atas beberapa variabel yang nilainya
terukur secara pasti, sementara itu pengukuran subjektif adalah pengukuran yang disusun
menggunakan informasi yang murni berdasarkan dugaan/perkiraan/persepsi pribadi
responden secara umum. Dua perspektif berbeda tadi digunakan agar policymakers memiliki
Halaman | 80
pandangan yang lebih luas dalam mengevaluasi perkembangan kondisi kerentanan keuangan
rumah tangga.
Tabel IV.1 Variabel Penyusun Indeks Kerentanan Keuangan
Sumber: BI, LPEM FEB UI
Tabel IV.2 Narasumber FGD
Hasil dari survei tersebut menunjukan bahwa Kaltim menjadi salah satu wilayah yang
memiliki indeks kerentanan keuangan rumah tangga/Financial Vulnerability Index (FVI) relatif
tinggi dibandingkan rata-rata nasional dengan menjadikan wilayah Kutai Kartanegara sebagai
sample penelitian. Tercatat secara nasional terjadi penurunan FVI dari skala 6 di tahun 2016
menjadi 5,6 di tahun 2017, namun hal tersebut berbanding terbalik dengan hasil di Kutai
Kartanegara yang menggambarkan adanya peningkatan FVI dari skala 5,3 menjadi 5,5.
Peningkatan kerentanan tersebut terjadi baik secara pengukuran objektif maupun subjektif.
Tabel IV.3 SNRT – FVI Pendekatan Objektif
Tabel IV.4 SNRT – FVI Pendekatan Subjektif
Dari FGD tersebut didapatkan bahwa peningkatan kerentanan rumah tangga tersebut diduga
karena lesunya aktivitas perekonomian di Wilayah di Kutai Kartanegara yang disebabkan oleh
adanya defisit APBD. Defisit APBD memaksa sektor Pemerintah melakukan pemangkasan
anggaran belanja pegawai, salah satunya yaitu pengurangan tunjangan pegawai. Dari sisi
Pemerintah, pemangkasan belanja pegawai merupakan jadi faktor krusial terhadap adanya
penurunan daya beli masyarakat karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kutai
Kertanagara adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pendekatan Subjektif Pendekatan Objektif
Persepsi atas perubahan kondisi
pendapatan rumah tangga
[ARREARS] Ketidakmampuan untuk
melunasi utang
Persepsi atas kemampuan antisipasi
kehilangan pendapatan utama
[DEBT] Membutuhkan utang untuk
membiayai keperluan usaha atau
kebutuhan sehari-hati termasuk
pengeluaran pendidikan/kesehatan
Persepsi atas kemampuan antisipasi
pengeluaran tidak terduga
[RESILIENCE] Ketidakmampuan membiayai
pengeluaran tidak terduga
Persepsi atas kesulitan memenuhi
kebutuhan hidup
[SOCIAL EXCLUSION] Ketidakmampuan
berpartisipasi dalam aktivitas sosial dasar
Persepsi atas kesulitan membayar utang [BUDGETING] Ketidakmampuan
membiayai pengeluaran rutin bulanan
dalam rangka menyeimbangkan anggaran
belanja dan pendapatan
Variabel Penyusun Indeks Kerentanan Keuangan Sektor Asal instansi
Bappeda Kutai Kartanegara
Dinas Koperasi dan UMKM
Kutai Kartanegara
BPD Kutai Kartanegara
BPR Kutai Sejahtera
Koperasi Daerah
Sektor Pelaku Usaha UMKM
Anggota Pesantren
Jemaat Gereja
Kelompok Arisan
Kelompok Sosial/Rumah Tangga
Sektor Lembaga Keuangan
Sektor Pemerintah Daerah
2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017
Kalimantan
Timur5.3 5.5 6.0 6.8 5.2 5.9 4.9 4.5
Nasional 6.0 5.6 6.9 7.0 6.0 5.7 5.2 4.9
Sumatera 6.3 5.7 7.2 6.8 6.5 5.8 5.3 4.9
Jawa 5.9 5.7 7.0 7.1 5.9 5.6 5.0 5.1
Kawasan Timur
Indonesia5.9 5.5 6.9 7.1 5.9 5.6 5.2 4.8
Total Rumah
Tangga
Kelas Ekonomi
Bawah
Kelas Ekonomi
Menengah
Kelas Ekonomi
AtasProvinsi
2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017
Kalimantan
Timur6.4 5.9 7.2 7.2 6.3 6.1 5.7 5.1
Nasional 6.4 5.5 7.4 7.1 6.5 5.8 5.5 4.6
Sumatera 6.4 5.6 7.8 7.0 6.5 5.9 5.4 4.3
Jawa 6.4 5.7 7.3 7.1 6.4 5.8 5.4 4.9
Kawasan Timur
Indonesia6.4 5.4 7.3 7.1 6.5 5.6 5.6 4.4
Provinsi
Total Rumah
Tangga
Kelas Ekonomi
Bawah
Kelas Ekonomi
Menengah
Kelas Ekonomi
Atas
Halaman | 81
Hal tersebut terkonfirmasi oleh keterangan dari sektor perbankan dimana disebutkan bahwa
pemangkasan belanja pegawai khususnya dalam “tunjangan perbaikan penghasilan
pegawai” membuat mayoritas nasabahnya yang 80% adalah PNS Kutai Kartanegara meminta
untuk melakukan restrukturisasi cicilan hutang. Hal tersebut berdampak kepada peningkatan
risiko gagal bayar di BPD Kukar dan utamanya 60% jenis penyaluran kreditnya merupakan
kredit konsumsi. Lebih lanjut, terdapat keterangan menarik dari sektor perbankan yang
menyebutkan bahwa peningkatan potensi risiko gagal bayar di Kutai Kartanegara salah
satunya berasal dari keretakan rumah tangga (perceraian, poligami, perselingkuhan dl) yang
berujung kepada tingkat gagal bayar kredit di Kutai Kartanegara menjadi tinggi. Hal tersebut
terkonfirmasi dari data Kaltim yang merupakan salah satu provinsi dengan rasio tingkat
perceraian tertinggi.
Dari sisi pelaku usaha dalam hal ini diwakili oleh perwakilan UMKM menyatakan bahwa
kerentanan rumah tangga di Kutai Kartanegara salah satunya disebabkan oleh masih
rendahnya akses masyarakat terhadap perbankan sehingga banyak UMKM yang mengambil
pinjaman kepada rentenir setempat dengan tingkat bunga yang sangat tinggi. Lebih lanjut,
salah satu UMKM tersebut menyebutkan bahwa setidaknya bunga yang diberikan oleh para
rentenir tersebut mencapai 20% per tiga bulan dan berlaku kelipatan apabila terjadi
penunggakan. Minimnya akses kepada perbankan lebih disebabkan kepada kurangnya
literasi keuangan dan kepemilikan agunan. Di sisi tokoh masyarakat dan rumah tangga
menyebutkan bahwa ketidakmampuan rumah tangga di Kutai Kartanegara dalam
mengantisipasi pengeluaran tidak terduga yang membuat banyak rumah tangga terpaksa
melakukan pinjaman kepada rentenir, terlebih dengan aktivitas perekonomian yang sedang
mengalami kelesuan.
Kesimpulan dari FGD tersebut menyebutkan bahwa hasil estimasi kerentanan yang
bersumber dari survei neraca rumah tangga 2016-2017 tercermin di lapangan. Hal tersebut
lebih disebabkan oleh lesunya aktivitas perekonomian Kutai Kartanegara yang didorong oleh
pemangkasan belanja pegawai. Dengan bergantungnya pendapatan sebagian besar rumah
tangga pada tunjangan pegawai Pemerintah berimbas pada sektor-sektor lainnya khususnya
perbankan yang menyebabkan risiko peningkatan gagal bayar dan juga lesunya aktivitas jual
beli di kalangan usaha menengah serta minimnya kemampuan rumah tangga dalam
mengantispasi pengeluaran tidak terduga.
Halaman | 82
V. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Transaksi pembayaran tunai dan nontunai Kaltim triwulan II 2018 masih mengalami
penurunan apabila dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai dengan pola seasonal-
nya. Namun demikian, secara tahunan pembayaran nontunai Kaltim triwulan II 2018
mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penyelenggaran Sistem Pembayaran
Secara nominal, transaksi nontunai Kaltim triwulan II 2018 mengalami penurunan
apabila dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai dengan pola seasonal-nya. Pada triwulan II
2018, jumlah transaksi nontunai Kaltim mencapai Rp 16,77 triliun dengan volume sebesar
283,96 ribu transaksi. Capaian ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan I 2018 yang
mencapai Rp 17,47 triliun dengan volume sebesar 294,12 ribu transaksi (Grafik V.1). Jika
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, transaksi nontunai Kaltim triwulan II 2018
tumbuh negatif sebesar -11,55% (yoy). Berdasarkan jenis instrumennya, transaksi nontunai
Kaltim triwulan II 2018 didominasi oleh transaksi nontunai yang menggunakan Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dengan pangsa 55,39% atau senilai Rp9,29 triliun turun
dibaandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan volume transaksi, transaksi yang
menggunakan SKNBI juga mendominasi sebesar 97,72% atau sebanyak 277,48 ribu transaksi
pada triwulan II 2018 (Grafik V.2).
Grafik V.1 Perkembangan Nominal Transaksi Nontunai
Kaltim
Grafik V.2 Transaksi Nontunai Kaltim Triwulan II 2018
Berdasarkan Instrumennya
Pada triwulan II 2018, jumlah transaksi yang menggunakan Sistem Kliring Nasional
Bank Indonesia (SKNBI) mengalami penurunan. Nominal transaksi SKNBI triwulan II 2018
tercatat turun sebesar Rp 9,29 triliun namun pola seasonal-nya terlihat tumbuh 11,95% (yoy),
250
260
270
280
290
300
310
320
330
340
0
5
10
15
20
25
I II III IV I II III IV I II
2016 2017 2018
Nominal Volume (RHs)
Rp triliun Ribu transaksi
55%
45%
98%
2%
SKNBI RTGS
*Bagian dalam menggambarkan nominal*Bagian luar menggambarkan volume
Halaman | 83
lebih baik dibandingkan triwulan I 2018 yang tumbuh 1,64% (yoy) dengan nominal sebesar 9,56
triliun (Grafik V.3). Penurunan juga terjadi secara volume transaksi, dimana transaksi via SKNBI
di wilayah Kaltim triwulan II 2018 mengalami penurunan sebanyak 227,48 ribu transaksi
dibandingkan triwulan I 2018 sebanyak 286,84 ribu transaksi, namun terlihat tumbuh secara
seasonal-nya sebesar 3,16% (yoy) (Grafik V.4).
Grafik V.3 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring
Kaltim
Grafik V.4 Perkembangan Volume Transaksi Kliring
Kaltim
Transaksi RTGS Kaltim menunjukkan penurunan selama triwulan II 2018, baik dari sisi
nominal maupun volume transaksi. Nominal transaksi RTGS Kaltim pada triwulan II 2018
mengalami penurunan sebesar Rp7,48 triliun atau terkontraksi -28,87% (yoy), dibandingkan
triwulan I 2018 dengan nominal sebesar Rp7,91 triliun atau 5,62% (yoy). Di sisi lain, volume
transaksi RTGS Kaltim triwulan II 2018 tercatat sebesar 6,47 ribu transaksi turun dibandingkan
triwulan sebelumnya atau tumbuh melambat sebesar 7,47% (yoy) (Grafik V.5).
Grafik V.5 Perkembangan RTGS Generasi II Kaltim
Secara spasial, transaksi nontunai Kaltim menduduki urutan ke-5, baik pada transaksi
yang menggunakan SKNBI dan RTGS mengalami penurunan dibandingkan triwulan
sebelumnya. Pada transaksi nontunai yang menggunakan SKNBI, Bali merupakan provinsi
dengan transaksi tertinggi diwilayah KTI dengan nominal sebesar Rp 15,35 triliun, disusul oleh
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kliring Nominal g.Nominal (Rhs)
Rp miliar %yoy
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
-
50
100
150
200
250
300
350
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kliring Volume g.Volume (Rhs)
Ribu transaksi %yoy
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Jan MarMay Jul Sep Nov Jan MarMay Jul Sep Nov Jan MarMay
2016 2017 2018
Nominal Rp Miliar Volume Transaksi (Rhs)
Rp Miliar Transaksi
Halaman | 84
Papua Barat dengan nominal sebesar Rp8,21 triliun (Grafik V.6). Pada transaksi nontunai yang
menggunakan sistem RTGS, Kalsel merupakan provinsi dengan transaksi tertinggi diwilayah KTI
dengan nominal sebesar Rp 70,59 triliun. Selanjutnya, diurutan kedua terdapat Kalbar dengan
nominal sebesar Rp 61,94 triliun (Grafik V.7).
Grafik V.6 Nominal Kliring KTI Triwulan II 2018
Berdasarkan Provinsi
Grafik V.7 Nominal RTGS KTI Triwulan I 2018
Berdasarkan Provinsi
Sementara itu, kinerja Layanan Keuangan Digital (LKD) Kaltim terus menunjukkan
kinerja positif pada triwulan II 2018. Jumlah agen LKD yang ada di wilayah Kaltim tercatat
sebanyak 3.156 agen pada triwulan II 2018, atau tumbuh 38,73% (yoy) dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya sebanyak 2.275 agen (Grafik V.8). Lebih lanjut, jumlah uang
elektronik yang beredar di wilayah Kaltim tercatat 20.014 unit atau tumbuh 22,42% (yoy)
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 16.349 unit (Grafik V.9).
Grafik V.8 Perkembangan Jumlah Agen LKD Kaltim
Grafik V.9 Perkembangan Jumlah Uang Elektronik
Kaltim
Sebagai bentuk tindak lanjut Gerakan Nasional Nontunai (GNNT), Bank Indonesia
bersama dengan Pemerintah Daerah dan industri perbankan melakukan berbagai program
pengembangan elektronifikasi di wilayah Kaltim. Berbagai layanan elektronifikasi yang terdiri
dari produk-produk atau program perbankan seperti e-tax, e-parking, hingga uang elektronik
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18 Rp Triliun
0
10
20
30
40
50
60
70
80 Rp Triliun
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May
2016 2017 2018
Jumlah Agen
Agen
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May
2016 2017 2018
Jumlah Uang Elektronik
Kartu
Halaman | 85
terus mengalami perkembangan di wilayah Kaltim, terutama di Kota Samarinda dan Balikpapan.
Bank Indonesia Provinsi Kaltim telah bekerjasama dengan Pemerintah daerah dan perbankan
untuk pembelian bahan bakar khusus (BBK) di SPBU Pertamina dengan menggunakan uang
elektronik (E-Money). Sementara itu, penerapan GNNT juga diimplementasikan untuk
pembayaran tagihan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) melalui Loket Payment Point
Online Bank (PPOB) yang sudah dilakukan kerjasama dengan pihak swasta dan PDAM Kota
Samarinda. Lebih lanjut, program elektronifikasi juga diterapkan untuk pembayaran e-Samsat
Kaltim dan pembayaran pajak daerah lainnya. Budaya transaksi nontunai atau cashless society
ini dilakukan dengan melihat efisiensi kegiatan perekonomian dan meminimalisir peredaran
uang palsu.
Pengelolaan Uang Rupiah
Jumlah transaksi tunai11 di wilayah Kaltim pada triwulan II 2018 mengalami
peningkatan jika dibandingkan periode sebelumnya, sesuai dengan pola seasonal-nya. Secara
nominal, nilai uang kartal yang diedarkan oleh Bank Indonesia (outflow) di wilayah Kaltim
mencapai Rp6,83 triliun pada triwulan II 2018 atau tumbuh 6,24% (yoy). Sementara itu, nilai
uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia (inflow) mencapai Rp4,15 triliun atau meningkat
117,5% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik V.10). Dengan demikian, pada
triwulan II 2018 transaksi tunai di Kaltim berada pada posisi net inflow sebesar Rp2,67 triliun.
Secara spasial, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim yang berlokasi di Samarinda
mengalami penurunan aliran masuk bersih (net inflow) sebesar Rp1,54 triliun. Di sisi lain, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan mengalami net outflow sebesar Rp1,13 triliun (Grafik
V.11).
Grafik V.10 Pengedaran Uang Kartal Kaltim
Grafik V.11 Pengedaran Uang Kartal Kaltim – Spasial
11 Total transaksi inflow dan ouflow di Bank Indonesia Provinsi Kaltim di Samarinda dan Bank Indonesia Balikpapan
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Inflow Outflow Netflow
Rp triliun
INFLOW
OUTFLOW -5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
SMR-Inflow SMR-Outflow BPP-Inflow
BPP-Outflow SMR-Netflow BPP-Netflow
Rp triliun
INFLOW
OUTFLOW
Halaman | 86
Sementara itu, dalam rangka meningkatkan kualitas dan ketersediaan uang yang
beredar di masyarakat, Bank Indonesia secara berkala melakukan penarikan Uang Tidak
Layak Edar (UTLE) atau disebut juga Clean Money Policy (CMP). Pada triwulan II 2018,
penarikan UTLE yang dilakukan Bank Indonesia di wilayah Kaltim lebih rendah dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya, terkontraksi -74,03% (yoy) (Grafik V.12). Dengan
demikian, rasio penarikan UTLE terhadap inflow pada triwulan II 2018 tercatat 5,62% (yoy),
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 34,07% (yoy) (Grafik V.13).
Grafik V.12 Penarikan Uang Tidak Layak Edar Kaltim
Grafik V.13 Rasio Penarikan Uang Tidak Layak Edar
terhadap Inflow Kaltim
Bank Indonesia terus berupaya untuk mengedarkan Rupiah keseluruh wilayah Kaltim
dalam jumlah dan pecahan yang sesuai dan kualitas uang yang layak edar di masyarakat.
Dalam memastikan ketersediaan Rupiah di seluruh pelosok Kaltim dalam jumlah dan pecahan
yang sesuai, Bank Indonesia memiliki 4 (tiga) lokasi kantor kas titipan yang terletak di Sangatta
(Kabupaten Kutai Timur), Tanjung Redeb (Kabupaten Berau), Sendawar (Kabupaten Kutai Barat)
dan Tana Paser (Kabupaten Paser). Sementara itu, untuk meningkatkan kualitas uang layak edar
di masyarakat, Bank Indonesia juga melakukan kas keliling hingga ke daerah terpencil di wilayah
Kaltim. Kas keliling dilakukan di dalam kota yaitu Samarinda dan Balikpapan, serta ke luar kota
mulai dari Samboja, Penajam, Bontang, Tenggarong, Sanga-Sanga hingga Sangkulirang.
Sementara itu, jumlah uang palsu yang ditemukan di wilayah Kaltim mengalami
penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Pada triwulan II 2018, uang palsu yang
ditemukan oleh Bank Indonesia Provinsi Kaltim mencapai 227 bilyet, turun dibandingkan
triwulan I 2018 yang mencapai 337 bilyet. Pada periode laporan terdapan 146 lembar temuan
uang palsu yang didominasi uang pecahan Rp100.000,00. Secara spasial, jumlah uang palsu
yang ditemukan oleh Bank Indonesia Provinsi Kaltim tercatat 137 bilyet dan 90 bilyet oleh Bank
Indonesia Balikpapan selama triwulan II 2018. Bank Indonesia secara rutin terus melakukan
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2014 2015 2016 2017 2018
Kaltim Samarinda Balikpapan g.Kaltim (Rhs)
Rp triliun %yoy
0
10
20
30
40
50
60
70
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2014 2015 2016 2017 2018
Inflow CMP Rasio CMP to Inflow (Rhs)
Rp triliun %
Halaman | 87
edukasi kepada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah (CIKUR) di
wilayah Kaltim dengan peserta mulai dari siswa sekolah, mahasiswa, pelaku usaha maupun
SKPD.
Halaman | 88
VI. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenagakerjaan di Kaltim mengalami perbaikan yang tercermin dari naiknya
beberapa indikator ketenagakerjaan. Sementara itu, kesejahteraan Kaltim yang
tercermin dari perkembangan penduduk miskin cenderung membaik seiring dengan
terkendalinya inflasi dan perbaikan laju perekonomian Kaltim meskipun Nilai Tukar
Petani (NTP) masih berada di bawah level normalnya.
Ketenagakerjaan
Berdasarkan Berita Resmi Statisik (BRS) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim,
kondisi ketenagakerjaan Kaltim tahun 2018 mengalami perbaikan dibandingkan tahun
sebelumnya. Jumlah angkatan kerja Kaltim tahun 2018 tercatat sebanyak 1,82 juta jiwa,
mengalami kenaikan sebesar 8,12% (yoy) atau terjadi penambahan sebesar 136,35 ribu jiwa
dibandingkan angkatan kerja tahun 2017 yang tercatat sebanyak 1,68 juta jiwa. Peningkatan
juga terjadi pada jumlah penduduk yang bekerja yang tumbuh 10,08% (yoy) atau meningkat
sebesar 154,80 ribu jiwa dibandingkan tahun 2017. Di sisi lain, Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) tahun 2018 tercatat 6,90% atau sebanyak 125,17 ribu jiwa, lebih rendah jika dibandingkan
tahun 2017 yang tercatat 8,55%. Sementara itu, TPAK tahun 2018 tercatat 68,87% atau naik
dibandingkan tahun 2017 sebesar 65,45%. Kenaikan TPAK memberikan indikasi adanya
kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja. (Tabel VI.1).
Tabel VI.1 Angkatan Kerja dan Pengangguran Provinsi Kaltim
Sumber : BPS, diolah
Dibandingkan capaian nasional dan beberapa provinsi di wilayah KTI, TPT Kaltim
tahun 2018 tergolong tinggi. TPT nasional tahun 2018 tercatat mengalami penurunan dari
5,33% menjadi 5,13%%. Di wilayah KTI, TPT Maluku masih merupakan yang tertinggi
dibandingkan wilayah lainnya. TPT Maluku tahun 2018 tercatat 7,38% menurun dibandingkan
tahun 2017 sebesar 7,77%. Di sisi lain, Bali masih merupakan provinsi yang memiliki TPT
Orang %
Jumlah Penduduk 15+ 2,565,035 2,635,903 70,868 2.76
Jumlah Angkatan Kerja 1,678,913 1,815,260 136,347 8.12
Jumlah Bekerja 1,535,296 1,690,093 154,797 10.08
Jumlah Penganggur 143,617 125,167 (18,450) -12.85
Bukan Angkatan Kerja 886,122 945,810 59,688 6.74
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 65.45 68.87
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 8.55 6.90
Kondisi KetenagakerjaanPertumbuhan
2017 2018
Halaman | 89
terendah di wilayah KTI maupun secara nasional sebesar 0,86% pada tahun 2018 (Grafik IV.1).
Walaupun mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, TPT Kaltim 2018
merupakan yang tertinggi kedua di wilayah KTI dan menjadi urutan keempat tertinggi secara
nasional. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran Kaltim relatif tinggi
dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia.
Sumber: BPS, diolah
Grafik VI.1 Perbandingan TPT Berdasarkan Provinsi
Berdasarkan tingkat pendidikan, tenaga kerja Kaltim tahun 2018 masih didominasi
oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SMTA. Jumlah penduduk yang bekerja dengan
tingkat SMTA pada tahun 2018 mencapai 651,97 ribu jiwa atau mengalami kenaikan 13,40%
(yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan SD
menduduki urutan kedua dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 503,04 ribu jiwa atau naik
sebesar 11,13% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 452,65 ribu jiwa.
Sementara itu, penduduk dengan tingkat pendidikan SMTP tercatat 246,19 ribu jiwa pada tahun
2018 atau mengalami kenaikan 5,82% (yoy) dibandingkan tahun 2017 yang berjumlah 232,66
ribu jiwa (Tabel IV.2).
Tabel VI.2 Penduduk Yang Bekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Provinsi Kaltim
Sumber : BPS, diolah
Berdasarkan status usahanya, peningkatan jumlah tenaga kerja sebagai
buruh/karyawan mengalami peningkatan paling tinggi pada tahun 2018. Tenaga kerja yang
bekerja sebagai buruh/karyawan tahun 2018 tercatat sebanyak 897,58 ribu jiwa, meningkat
5.33
3.53
1.28
3.96
7.77
8.55
5.13
3.86
0.86
2.91
7.386.90
Nasional Kalsel Bali Papua Maluku Kaltim
2017 2018
%
Pangsa
Orang % %
<SD 452,651 503,039 50,388 11.13 29.76
SMTP 232,657 246,196 13,539 5.82 14.57
SMTA 574,951 651,970 77,019 13.40 38.58
Diploma keatas 275,037 288,888 13,851 5.04 17.09
Total 1,535,296 1,690,093 154,797 10.08 100.00
Pertumbuhan2017 2018Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan
Halaman | 90
dibandingkan periode sebelumnya sebesar 812,15 ribu jiwa atau meningkat 10,52% (yoy).
Peningkatan jumlah tenaga kerja terbesar terdapat pada tenaga kerja dengan status pekerja
bebas di pertanian yang tercatat sebesar 70,94 ribu jiwa pada tahun 2018 atau naik 22,89%
(yoy) dari tahun sebelumnya sebesar 57,73 ribu jiwa. Berdasarkan pangsanya, status usaha
tenaga kerja Kaltim tahun 2018 paling banyak sebagai buruh/ karyawan dengan pangsa sebesar
53,11%, disusul oleh tenaga kerja yang berusaha sendiri sebesar 16,80% dan tenaga kerja yang
berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 10,99% (Tabel VI.3).
Tabel VI.3 Penduduk Yang Bekerja Berdasarkan Status Usaha Provinsi Kaltim
Sumber : BPS, diolah
Berdasarkan lapangan usahanya, peningkatan jumlah tenaga kerja di lapangan usaha
industri pengolahan mengalami peningkatan paling tinggi pada tahun 2018. Tenaga kerja yang
bekerja di lapangan usaha industri pengolahan tahun 2018 tercatat sebanyak 104,31 ribu jiwa,
meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebelumnya sebesar 69,82 ribu
jiwa atau meningkat 49,40% (yoy). Berdasarkan pangsanya, status usaha tenaga kerja Kaltim
tahun 2018 paling banyak bekerja pada lapangan usaha perdagangan besar, eceran, rumah
makan dan hotel dengan pangsa sebesar 27,91%, disusul oleh tenaga kerja yang bekerja di
lapangan usaha jasa kemasyarakatan sebesar 24,70% dan tenaga kerja di lapangan usaha
pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan sebesar 20,61% (Tabel VI.4).
Tabel VI.4 Penduduk Yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi Kaltim
Sumber : BPS, diolah
Pangsa
Orang % %
Berusaha Sendiri 263,138 283,981 20,843 7.92 16.80
Berusaha dibantu buruh tidak tetap 181,598 185,701 4,103 2.26 10.99
Berusaha dibantu buruh tetap 69,958 80,371 10,413 14.88 4.76
Buruh/Karyawan 812,149 897,575 85,426 10.52 53.11
Pekerja bebas di pertanian 57,728 70,940 13,212 22.89 4.20
Pekerja keluarga/tak dibayar 150,725 171,525 20,800 13.80 10.15
Total 1,535,296 1,690,093 154,797 10.08 100.00
Penduduk Yang Bekerja Menurut Status UsahaPertumbuhan
2017 2018
Pangsa
Orang % %
Pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan 337,960 348,247 10,287 3.04 20.61
Pertambangan dan penggalian 103,822 120,502 16,680 16.07 7.13
Industri Pengolahan 69,820 104,309 34,489 49.40 6.17
Listrik, gas dan air 17,419 13,435 (3,984) -22.87 0.79
Bangunan 75,164 74,680 (484) -0.64 4.42
Perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel 469,707 471,680 1,973 0.42 27.91
Angkutan, pergudangan dan komunikasi 67,483 60,155 (7,328) -10.86 3.56
Keuangan, asuransi, sewa dan jasa perusahaan 72,244 79,601 7,357 10.18 4.71
Jasa kemasyarakatan 321,677 417,484 95,807 29.78 24.70
Total 1,535,296 1,690,093 154,797 10.08 100.00
Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan UsahaPertumbuhan
2017 2018
Halaman | 91
Kesejahteraan
Kesejahteraan Kaltim mulai mengalami perbaikan pada tahun 2018 sejalan dengan
pertumbuhan perekonomian dan terkendalinya laju inflasi di Kaltim. Seiring dengan inflasi
yang lebih terkendali, prosentase pertumbuhan Garis Kemiskinan (GKM) mengalami penurunan
pada tahun 2018 menjadi 4,86% setelah tahun sebelumnya mencapai 7,22%. Sejalan dengan
inflasi komoditas makanan yang terkendali, pertumbuhan Garis Kemiskinan (GKM) banyak
didorong dari komponen non makanan meskipun pertumbuhan Garis Kemiskinan (GKM) masih
lebih tinggi di Desa (Grafik VI.2-3).
Sumber: BPS, diolah Grafik VI.2 Pertumbuhan GKM di Kaltim
Sumber: BPS, diolah Grafik VI.3 Pertumbuhan GKM Makanan dan Non
Makanan di Kaltim
Perbaikan Garis Kemiskinan (GKM) diikuti dengan penurunan persentase penduduk
miskin di Kaltim. Jumlah penduduk miskin di Kaltim mengalami penurunan dari 220,170 orang
atau 6,19% dari total penduduk pada tahun 2017 menjadi 218,900 orang atau 6,03% dari total
penduduk pada tahun 2018. Penurunan tersebut bersumber dari berkurangnya jumlah
penduduk miskin di desa sebesar 6,09% pada tahun 2018 (Grafik IV.4-5).
Sumber: BPS, diolah
Grafik VI.4 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kaltim
Sumber: BPS, diolah
Grafik VI.5 Perkembangan Persentase Penduduk Miskin di Kaltim
Halaman | 92
Penurunan jumlah penduduk miskin belum diikuti dengan perbaikan NTP Kaltim yang
masih lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Nilai Tukar Petani merupakan salah
satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui gambaran tentang perkembangan
tingkat pendapatan petani dari waktu ke waktu sebagai dasar kebijakan untuk memperbaiki
tingkat kesejahteraan petani. Nilai Tukar Pertani (NTP) Kaltim triwulan II 2018 menurun
dibandingkan periode sebelumnya, yaitu sebesar 96,56 atau lebih rendah dari pada triwulan
sebelumnya yang tercatat 97,42 (Grafik VI.6). Berdasarkan komponen pembentuknya, indeks
yang diterima petani (IT) yang sebesar 123,95 masih lebih rendah dibandingkan indeks yang
dibayarkan petani (IB) yang sebesar 128,37.
Berdasarkan jenisnya, NTP Kaltim pada sektor tanaman pangan, perkebunan dan
peternakan masih berada dibawah level normalnya (defisit). Sementara itu, NTP pada sektor
holtikultura dan perikanan berada diatas level normalnya (surplus). Rendahnya NTP pada sektor
tanaman pangan mengindikasikan masih rendahnya efisiensi sektor pertanian terutama dari sisi
distribusi yang memiliki rantai panjang dan akses masuk pasar yang terbatas bagi produsen. Di
sisi lain peningkatan NTP pada sektor peternakan banyak dipengaruhi oleh kuatnya posisi
produsen sebagai pemasok dalam distribusi komoditas hasil peternakan, sementara pada saat
yang sama demand di Kaltim cukup tinggi. (Grafik VI.7).
Sumber: BPS, diolah
Grafik VI.6 Perkembangan Nilai Tukar Petani Kaltim
Sumber: BPS, diolah
Grafik VI.7 Perkembangan Nilai Tukar Petani Kaltim Berdasarkan Komponen
Halaman | 93
VII. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Pada triwulan IV 2018, ekonomi Kaltim diperkirakan mengalami peningkatan yang
dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan pada akhir tahun serta perbaikan harga
komoditas. Secara kumulatif tahunan, ekonomi Kaltim 2018 diperkirakan tumbuh
positif walaupun tidak sekuat tahun sebelumnya.
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Kaltim
Ekonomi Kaltim triwulan IV 2018 diperkirakan tumbuh positif dan lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lapangan usaha, akselerasi ekonomi Kaltim triwulan
IV 2018 terutama dipengaruhi oleh kenaikan yang terjadi pada sektor utama yaitu lapangan
usaha pertambangan dan industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan moderat.
Kenaikan pada lapangan usaha pertambangan didorong oleh pola musiman yang terjadi dimana
produksi batubara akan mengalami kenaikan di akhir tahun seiring dengan permintaan global
yang meningkat ditengah masuknya musim dingin. Adapun potensi kenaikan lainnya berasal
adanya kenaikan permintaan dari Tiongkok yang produksi listriknya dari Januari-Juli 2018
mengalami pertumbuhan 7,8% (yoy), namun di lain sisi supply batu bara dalam negeri Tiongkok
mengalami perlambatan dikarenakan adanya inspeksi lingkungan yang dilakukan Pemerintah
Tiongkok di sejumlah daerah sentra produksi batu bara yang telah dimulai dari Juni 2018. Dari
sisi domestik, dengan adanya rencana kenaikkan kuota produksi dan ekspor batubara sebesar
100 juta ton yang dilakukan oleh Pemerintah membuat para pelaku usaha batu bara Kaltim akan
meningkatkan produksinya pada akhir triwulan 2018. Hal ini dikarenakan para pelaku usaha
terlebih dahulu akan memenuhi kuota produksi masing-masing. Kenaikan tersebut diharapkan
mampu menambah devisa sebesar US$ 1,5 miliar dan dalam tambahan produksi batu bara
tersebut tidak ada pengenaan kewajiban persentase penjualan Domestic Market Obligation
(DMO). Dari sisi industri pengolahan, diperkirakan kenaikan tersebut salah satunya didorong
oleh akan beroperasinya Fasilitas penyimpanan dan regasifikasi Liquefied Natural Gas (LNG)
pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Sambera di Kutai Kartanegara. PLTG Sambera yang
berkapasitas 2x20 MW ini berhasil melakukan penggantian bahan bakar dari bahan bakar
minyak (BBM) HSD menjadi LNG dimana sumber gas berasal dari kilang LNG milik PT Badak.
Adapun informasi yang dilansir dari Kementrian ESDM, kontrak pembelian LNG tersebut yang
memiliki jangka waktu 5 tahun dengan skema Build, Operate, Transfer (BOT) dalam
penyimpanan dan regasifikasi LNG. Selain itu, dari data yang didapat dari Hasil Liaison KPw BI
Halaman | 94
Kaltim kinerja industri pupuk akan mengalami perbaikan pada akhir triwulan 2018 seiring
dengan melambatnya pasokan pupuk murah Tiongkok di pasar domestik serta membaiknya
produksi pupuk. Namun kenaikan yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan yang terjadi pada
lapangan usaha jasa dan real estate. Perlambatan pada sektor jasa utamanya terjadi pada jasa
pendidikan yang disebabkan telah berakhirnya kenaikan biaya sekolah dan perguruan tinggi
dikarenakan proses masuk tahun ajaran baru telah berakhir pada akhir triwulan III 2018.
Kenaikan konsumsi rumah tangga dan Pemerintah diperkirakan menjadi penyebab
utama peningkatan ekonomi Kaltim di triwulan IV 2018. Kenaikan konsumsi rumah tangga
didorong oleh pola musiman yang terjadi pada akhir tahun dimana tingkat konsumsi akan
mengalami kenaikan seiring dengan masuknya musim liburan akhir tahun. Peningkatan
permintaan masyarakat terkonfirmasi berdasarkan Hasil Survei Konsumen Kaltim periode
Agustus 2018 yang mengacu pada Indeks Ekspektasi Konsumen pada komponen penghasilan
maupun kondisi ekonomi. Kenaikan penghasilan masyarakat Kaltim Triwulan IV 2018 sesuai
dengan pola historisnya dimana terdapat kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang
disebabkan oleh bonus akhir tahun yang didapat pada beberapa instansi. Adapun kenaikan
konsumsi Pemerintah didorong oleh padatnya kegiatan Pemerintahan pada akhir tahun,
terlebih setelah adanya pergantian Pemerintahan baru. Di sisi lain, kinerja ekspor luar negeri
diperkirakan mengalami perbaikan seiring dengan kinerja pertambangan yang semakin positif
pada triwulan IV 2018. Lebih lanjut, harga batubara internasional diperkirakan masih berada
pada level yang baik seiring dengan peningkatan harga minyak mentah dunia. Berdasarkan hasil
asesmen terhadap indikator-indikator makroekonomi di atas, pertumbuhan ekonomi Kaltim
triwulan IV 2018 diperkirakan berada pada kisaran 3,03-3,43% (yoy).
Secara kumulatif tahunan, pertumbuhan ekonomi Kaltim 2018 diperkirakan tetap
tumbuh positif walaupun tidak sekuat tahun sebelumnya. Melambatnya pertumbuhan kinerja
lapangan usaha pertambangan ditengah tren penurunan harga komoditas, periode musim
hujan yang lebih lama dibandingkan tahun lalu, ketidakpastian permintaan dari negara mitra
dagang dikarenakan situasi global dan rendahnya serapan batubara domestik DMO pada awal
tahun menjadi faktor utama melambatnya pertumbuhan ekonomi Kaltim 2018. Perlambatan
juga diperkirakan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan ditengah berlanjutnya
pembatasan ekspor CPO di Eropa yang mengakibatkan berlebihnya supply CPO di pasar
internasional dan membuat harga CPO semakin mengalami penurunan. Dari sisi LNG, dengan
berakhirnya long term contract industri LNG dengan Korsel dan Taiwan diperkirakan akan
Halaman | 95
berpengaruh terhadap kinerja industri Kaltim. Di sisi pengeluaran, penurunan kinerja lapangan
usaha utama serta tingginya nilai impor kaltim berdampak pada kinerja perdagangan luar negeri
Kaltim yang mengalami kontraksi pada tahun 2018.
Tabel VII.1 Outlook Ekonomi Dunia dan Negara Mitra Dagang Utama Kalimantan Timur12
Sumber : IMF dan Consensus Forecast, diolah
Di sisi lain, outlook pertumbuhan ekonomi dunia dan beberapa negara mitra dagang
Kaltim mengalami koreksi negatif dan menjadi downside risk bagi pertumbuhan ekonomi
Kaltim. International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook periode Juli 2018
merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa dan Jepang sebesar 0,2 basis poin
pada tahun 2018. Koreksi negatif pertumbuhan ekonomi kawasan Jepang merupakan dampak
dari ketidakpastian global atas kebijakan proteksionisme Amerika Serikat yang menyebabkan
neraca perdagangan jepang mengalami defisit, terutama pada sektor otomotif dengan adanya
kemungkinan pemberlakuan tarif impor. Di kawasan Eropa, koreksi negatif yang terjadi juga
didorong oleh kenaikan tarif impor baja dan alumunium oleh Amerika Serikat serta didorong
oleh adanya rencana pelonggaran fiskal yang dilakukan di beberapa negara anggota besar
kawasan Euro.
Tabel VII.2 Outlook Harga Komoditas Ekspor Utama Kalimantan Timur
Sumber : Worldbank, diolah
12 IMF menggunakan negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam untuk mewakili ASEAN. Sementara itu,
Consensus Forecast menggunakan Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2018 2019
World 3.6 3.4 3.2 3.8 3.9 3.9 3.9 → 3.9 → 3.3 3.2 3.3 → 3.2 →
Euro 1.3 2.1 1.8 2.3 2.4 2.0 2.2 ↘ 1.9 ↘ 2.4 1.9 2.2 ↘ 1.8 ↘
Jepang 0.4 1.4 0.9 1.7 1.2 0.9 1.0 ↘ 0.9 → 1.4 1.1 1.1 ↘ 1.1 →
Tiongkok 7.3 6.9 6.7 6.9 6.6 6.4 6.6 → 6.4 → 6.6 6.4 6.6 → 6.4 →
India 7.4 8.2 7.1 6.7 7.4 7.8 7.3 ↘ 7.5 ↘ 7.4 7.6 7.4 → 7.5 ↘
ASEAN-5 4.6 4.8 5.0 5.3 5.3 5.4 5.3 → 5.3 ↘ 5.1 5.0 5.1 → 5.0 →
Apr-18 Jul-18
2019 2019
Negara
2018 2018
Realisasi*WEO IMF Consensus Forecast
Apr-18 Jul-18
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Coal Coal Australia -17.1 -18.0 14.5 34.2 -20.8 -14.3 -3.9 ↗ -11.8 ↗
LNG Japan LNG 0.5 -36.3 -32.6 16.8 3.2 2.4 9.4 ↗ 1.1 ↘
Crude Oil Oil Brent, Dubai, WTI (Average) -7.5 -47.3 -15.6 23.3 6.1 5.4 23.1 ↗ 0.0 ↘
CPO Crude Palm Oil -4.1 -24.2 12.4 2.1 2.4 1.8 -3.5 ↘ 2.2 ↗
Wood Logs Malaysia -7.7 -12.8 11.5 -3.3 3.6 1.8 1.7 ↘ 1.9 ↗
IHEx -12.5 -22.3 10.4 23.4 -13.4 -8.2 -1.9 ↗ -7.5 ↗
KomoditasRealisasi*
World Bank
Oct-17 Apr-18
2018 2019
Halaman | 96
Dari sisi harga, indeks Harga Ekspor (IHEx) Kaltim tahun 2018 diperkirakan akan
mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan proyeksi harga yang
diperoleh dari Worldbank dalam Commodity Markets Outlook bulan April 2018 dan Oktober
2017, IHEx Kaltim diperkirakan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -1,9% (yoy) pada
tahun 2018, mengalami koreksi positif jika dibandingkan dengan perkiraaan sebelumnya. Revisi
pertumbuhan IHEx Kaltim tahun 2018 didorong terutama oleh perbaikan perkiraan harga
batubara. Berdasarkan asesmen sampai dengan triwulan IV dan beberapa indikator makro serta
perekembangan ekonomi global terkini, ekonomi Kaltim tahun 2018 diperkirakan tumbuh pada
kisaran 2,17-2,57% (yoy).
Prospek Inflasi Kaltim
Tekanan inflasi Kaltim triwulan IV 2018 diperkirakan mengalami penurunan
dibandingkan periode sebelumnya, hal tersebut dipengaruhi oleh deselerasi yang terjadi
pada kelompok bahan makanan serta transpor, komunikasi, dan jasa keuangan. Penurunan
tekanan inflasi kelompok bahan makanan dipengaruhi oleh normalisasi harga yang terjadi
setelah melonjaknya harga beberapa komoditas pangan seperti daging ayam ras, bawang
merah, dan ikan layang yang terjadi pada triwulan III 2018 dan merupakan penyumbang utama
inflasi Kaltim pada tahun 2018. Selain itu dengan dilakukannya program-program pengendalian
harga yang dilakukan oleh Pemerintah yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah
(TPID) Provinsi Kaltim dan TPID Kabupaten/Kota Kaltim seperti sidak, rapat koordinasi pangan,
pasar murah serta penyediaan informasi harga pangan melalui Pusat Informasi Harga Pangan
Strategis (PIHPS) diharapkan mampu meredam tingginya harga komoditas pangan yang
seringkali disebabkan oleh mekanisme pasar yang masih kurang efektif.
Inflasi kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan diperkirakan pada triwulan
IV 2018 akan tetap mengalami peningkatan walaupun tidak setinggi triwulan III 2018.
Deselerasi tekanan inflasi kelompok ini dipengaruhi oleh permintaan terhadap angkutan udara
di Kota Balikpapan yang diperkirakan akan mengalami penurunan pada akhir tahun 2018 sejalan
dengan pola historikal yang terjadi pada tahun 2017. Tingginya tekanan inflasi pada angkutan
udara di triwulan III 2018 didorong oleh diadakannya Festival Internasional Erau yang
menyebabkan tingginya traffic pesawat menuju Kaltim serta pola kepulangan libur Hari Besar
Keagamaan Nasional (HBKN) yang juga terjadi pada awal bulan Juli 2018. Namun di sisi lain,
terdapat potensi terjadi tekanan peningkatan inflasi yang disebabkan oleh adanya import
Halaman | 97
content dari komoditas mobil dan alat komunikasi seiring dengan tren pelemahan rupiah yang
terjadi.
Grafik VII.1 Ekspektasi Harga 3 dan 6 bulan ke depan
Di sisi lain, perkembangan inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau triwulan IV 2018 diperkirakan tetap terjaga pada level yang stabil. Inflasi makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau triwulan IV 2018 diperkirakan sedikit lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut didorong dengan adanya kemungkinan
kenaikan tingkat konsumsi rumah tangga yang terjadi pada akhir tahun sehingga berpotensi
terjadi peningkatan harga. Peningkatan harga tersebut juga terkonfirmasi dari hasil Survei
Konsumen Bank Indonesia Provinsi Kaltim periode Agustus 2018 yang menunjukan bahwa
tingkat ekspektasi masyarakat terhadap kondisi harga-harga komoditas pada 3 bulan kedepan
menunjukan adanya peningkatan. Berdasarkan asesmen terhadap risiko-risiko selama triwulan
IV 2018, inflasi Kaltim diperkirakan berada pada kisaran 3,52-3,92% (yoy).
Secara tahunan, inflasi Kaltim tahun 2018 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan
periode sebelumnya. Peningkatan inflasi Kaltim tahun 2018 bersumber dari bahan makanan
sesuai dengan karakteristik daerah Kaltim yang masih mengandalkan pasokan dari luar Kaltim.
Selain itu, meningkatnya inflasi kelompok bahan makanan secara tahunan didorong oleh
capaian inflasi bahan makanan pada tahun 2017 yang mengalami kontraksi karena tren deflasi
yang terjadi pada beberapa bulan terakhir pada tahun 2017, sehingga berdampak pada adanya
kenaikan yang cukup tinggi pada tahun 2018. Dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau, dengan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga terutama untuk beberapa
komoditas memberikan risiko tekanan lebih dalam. Sementara itu, dari sisi kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, dengan usainya efek kenaikan tarif listrik pada
tahun 2017 serta masih stabilnya harga BBM di tengah harga minyak dunia, maka tekanan
inflasi pada kelompok ini akan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan
80
100
120
140
160
180
200
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Ekspektasi Harga 6bln yad Ekspektasi Harga 3bln yad
Indeks
Halaman | 98
asesmen tersebut, inflasi Kaltim tahun 2018 diperkirakan berada pada kisaran 3,52-3,92% yoy),
masih berada didalam target inflasi nasional tahun 2018 sebesar 3,50±1% (yoy).
Halaman | 99
DAFTAR ISTILAH
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Rencana keuangan tahunan Pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
Clean Money Policy
Kebijakan Bank Indonesia untuk menarik uang tidak layak edar dan memusnahkannya serta
menyediakan uang layak edar bagi masyarakat.
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional.
Dana Alokasi Umum (DAU)
Merupakan salah satu transfer dana Pemerintah kepada Pemerintah daerah yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan
antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana Bagi Hasil (DBH)
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan
memperhatikan potensi daerah penghasil berdasarkan angka persentase tertentu untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana Perimbangan
Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan
kewenangan Pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana yang dihimpun perbankan dari masyarakat, yang berupa giro, tabungan atau deposito.
Ekspor-Impor
Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar
provinsi.
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.
Indeks Ekspektasi Konsumen
Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6
bulan mendatang dengan skala 1-100.
Halaman | 100
Inflasi
Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent).
Liaison
Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang
dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai
perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan
dalam bentuk laporan.
Month to month (mtm)
Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.
Non Performing Loan (NPL)
Kredit/pembiayaan yang bermasalah atau nonlancar yang terdiri dari kredit dengan klasifikasi
kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas
aktiva produktif.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah,
retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)
Kegiatan pemusnahan uang bagi uang yang sudah tidak layak edar.
Pertumbuhan Ekonomi
Perubahan nilai PDRB atas harga konstan dalam suatu periode tertentu (triwulanan atau
tahunan).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu
wilayah tertentu.
Purchasing Managers Index (PMI)
Merupakan indeks gabungan dari berbagai indikator bertujuan untuk mengukur tingkat
produksi, mendeteksi tekanan inflasi dan aktivitas perindustrian.
Year on year (yoy)
Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.