Kanker Payudara
-
Upload
nafijah-muliah -
Category
Documents
-
view
79 -
download
0
description
Transcript of Kanker Payudara
BAB I
ANALISIS MASALAH
1.1 PENGERTIAN KANKER PAYUDARA
Menurut kelompok kami, Kanker payudara adalah penyakit neoplasma yang
ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-
sel yang terdapat pada jaringan payudara. Selain itu kanker payudara merupakan
sel yang tumbuh abnormal dan destruktif.
Sedangkan, menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Dalimartha (2004)
Kanker payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan payudara
terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air
susu), dan jaringan penunjang payudara.
2. Sutrison ( 1992 )
Kanker payudara merupakan nesplasma spesifik tempat terlazim perempuan yang
merupakan yang merupakan penyebab utama kematian perempuan akibat kanker
3. Luwia ( 2005 )
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari dari kelenjar, saluran kelenjar,
dan jaringan lain dalam payudara.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan kanker payudara adalah
perubahan sel-sel yang tumbuh abnormal dan tidak terkontrol pada payudara.
1
1.2 PENYEBAB KANKER PAYUDARA
1.2.1 Host, Agent, dan Environment
1.2.1.1 Host
1. Menarche (pertama kali haid) dini.
2. Tidak pernah hamil.
3. Riwayat keluarga (terutama ibu, saudara perempuan) dengan kanker
payudara.
4. Riwayat pernah mengalami tumor jinak payudara.
5. Mengkonsumsi obat kontrasepsi hormonal jangka panjang.
6. Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak di usia lanjut.
1.2.1.2 Agent
1. Mengkonsumsi alcohol.
2. Radiasi.
3. Penggunaan bahan pengawet, pewarna.
4. Kanker endometrial, ovarium dan prostat.
1.2.1.3 Environment
1. Lingkungan penduduk dengan status pendidikan tinggi, dan atau sosial
ekonomi yang
lebih tinggi.
2. Lingkungan kerja.
2
1.3 FAKTOR RESIKO KANKER PAYUDARA
Dalam diskusi tutorial biomedik, kami mendiskusikan mengenai faktor resiko
kanker payudara, yaitu :
1. . Umur
Umur dapat menjadi faktor resiko utama dari kanker payudara. Semakin tua
seorang wanita, semakin tinggi resiko menderita kanker tersebut.
2. Faktor Genetika
Gen BRCA1 dan BRCA2 dikenal sebagai gen pembawa kanker payudara.. Dan
wanita yang mengonsumsi dietilstil bestrol. Seorang wanita yang mengonsumsi
alkohol, akan beresiko lebih tinggi mengidap kanker payudara.
3. Obesitas
Obesitas juga dapat berpengaruh, karena timbunan lemak dapat meningkatkan
kenaikan hormon estrogen.
4. Penggunaan bra
Penggunaan bra yang terlalu menekan (memakai kawat) dapat menyebabkan
terganggunya peredaran darah di sekitar payudara. Besi yang berkarat pada bra,
ditakutkan dapat menyebabkan kanker payudara. Karena zat yang berkarat
tersebut dapat saja masuk ke dalam tubuh saat tubuh berkeringat (pori-pori
membesar).
5. Penggunaan alat kontrasepsi berupa pil dengan jangka waktu yang lama
juga dapat menyebabkan peningkatan resiko terjadinya kanker payudara.
Peningkatan estrogen dapat menyebabkan kanker payudara karena estrogen dapat
mengikat sel-sel kanker
3
Sedangkan, Menurut buku Deteksi Dini Kanker yang diterbitkan oleh Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia disebutkan bahwa faktor risiko dari kanker
payudara antara lain:
1. Umur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk
mendapat
kanker payudara dan risiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah
menopause.
2. Untuk perempuan yang tidak menikah memiliki risiko 2- 4 kali lebih tinggi
daripada perempuan yang telah menikah dan mempunyai anak.
3. Perempuan yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun memiliki
risiko 2 kali lebih besar.
4. Mengalami mentruasi pertama kali sebelum usia 12 tahun memiliki risiko 1,7-
3,4 kali lebih tinggi daripada perempuan yang mengalami mentruasi pertama pada
usia normal atau lebih dari 12 tahun.
5. Mengalami menopause pada usia lebih dari 55 tahun memiliki risiko 2,5- 5 kali
lebih tinggi.
6. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara memiliki
risiko 3- 9 kali lebih besar.
7. Adanya kanker payudara kontralateral, memiliki risiko 3-9 kali lebih besar.
8. Pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, risikonya 3-4 kali lebih
tinggi
9. Perempuan yang mengalami radiasi di dinding dada memiliki risiko 2-3 kali
lebih tinggi.
10. Riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara
4
perempuan ibu, saudara peremouan, adik/kakak, memiliki risiko 2-3 kali lebih
tinggi.
Kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan
fibrokistikyang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapatkan kanker
payudara 11 kali lebih tinggi
1.4 GEJALA KANKER PAYUDARA
Gejala kanker payudara sebagaimana yang kita diskusikan adalah sebagai
berikut :
1. Munculnya benjolan keras yang tidak bergerak dan tidak sakit pada
stadium awal.
2. Puting susu tertarik ke dalam.
3. Terjadi penebalan kulit payudara di sekitar ketiak, karena di bagian
tersebut terdapat kelenjar getah bening.
4. Muncul rasa gatal dan panas di sekitar puting susu.
5. Puting susu mengeluarkan cairan berupa darah.
6. Muncul rasa gatal dan ruam di sekitar puting susu.
7. Terjadi kerutan dan cekungan di sekitar kulit payudara.
8. Munculnya luka atau borok pada puting yang lama kelamaan dapat
menghancurkan payudara.
9. Munculnya benjolan di payudara, jika benjolan tersebut dapat bergerak
bebas , maka termasuk stadium rendah. Sedangkan jika benjolan tersebut sudah
permanen atau menetap maka termasuk stadium tinggi.
5
10. Munculnya bau busuk dari daerah payudara.
Sedangkan menurut Bustan dalam buku Epidemiologi Penyalit Tidak Menular
gejala klinis kanker payudara dapat berupa :
1. Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-
mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
2. Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah
muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan
seperti kulit jeruk (peau d‟orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada
payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat
menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
3. Pendarahan pada puting susu.
4. Rasa sakit atau nyeri
Pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau
kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran
kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran
kanker ke seluruh tubuh.
1.5 HUBUNGAN PENGGUNAAN PIL KB DENGAN PENINGKATAN
RISIKO KANKER PAYUDARA
Menurut kami, tidak semua pil KB dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Hanya pil KB dengan kandungan estrogen yang tinggi dan dengan penggunaan
dalam jangka panjang yang berpotensi meningkatkan risiko kanker payudara
6
Sedangkan menurut Hartanto (2004) komposisi pil oral kombinasi, terdiri dari
monofasik, bifasik dan trifasik. Monofasik yaitu pil yang tersedia dalam kemasan
21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progestin dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Bifasik yaitu pil yang tersedia dalam 21
tablet mengandung 0,035 mg Ethynil Estradiol (EE) + 0,05 mg norethindrone
untuk hari 1-10 dan 0,035 mg EE + 1,0 mg norethindrone untuk hari 11-21.
Trifasik yaitu pil yang tersedia dalam 22 tablet berisi 0,03 mg EE + 0,05 mg
levonogestrel untuk hari 1-6, 0,04 mg EE + 0,075 mg levonogestrel untuk hari 7-
11 dan 0,03 mg EE + 0,125 mg levonogestrel untuk hari ke-12-22. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa faktor yang dapat menyebabkan kanker payudara berbeda-
beda sesuai dengan kandungan yang ada dalam pil KB.
1.6 VITAMIN D DAPAT MENCEGAH KANKER PAYUDARA
Menurut kami, Sampai saat ini, belum ada yang memastikan vitamin D bisa
mencegah timbulnya kanker. Tetapi jika kekurangan vitamin D, sel epitel yang
ada di tubuh kita termasuk sel epitel di payudara tidak saling mengikat yang
menyebabkan stem cell. Selain itu, vitamin D membantu darah menyerap kalsium.
Namun berjemur yang dianjurkan hanya 20 menit perhari dan itu tidak pada
pukul 11.00 hingga 14.00
Dari beberapa faktor yang dapat menyebabkan kanker payudara, salah satu dari
faktor tersebut adalah apabila kekurangan vitamin D dan tinggi Insulin. Dalam
tubuh yang sehat, sel-sel lama akan digantikan dengan sel-sel yang baru, ada
siklus berkelanjutan dari kematian dan kelahiran sel. Vitamin D berperan penting
7
dalam proses kematian sel sedang insulin penting dalam pertumbuhan sel-sel
baru. Dengan kata lain, vitamin D dan insulin harus bekerja dengan seimbang
karena apabila kekurangan vitamin D maka akan ada pertumbuhan sel-sel
abnormal yang tak terkendali dan dapat menyebabkan kanker.
Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk membuktikan manfaat vitamin D
untuk mencegah kanker. Namun, masih belum ada yang membuktikan bahwa
vitamin D secara signifikan dapat menurunkan risiko menderita kanker payudara.
Penelitian yang ada hanya berusaha mencari hubungan antara banyaknya
penderita yang mengalami kekurangan vitamin D dan juga mengalami kanker
payudara. Memang penderita kanker payudara sebagian besar mengalami
kekurangan vitamin D.
Menurut Cedric F. Garland bahwa vitamin D membuat sel epitel payudara tetap
melekat satu sama lain dengan melakukan up-regulasi sintesis E-cadherin. Jika
kadar vitamin D dalam tubuh rendah, sel epitel payudara tidak lagi melekat satu
sama lain. Pada kondisi seperti itu, sel yang tidak dapat melekat satu sama lain
membuat sel punca / stem cells melakukan mitosis yang berujung pada terjadinya
kloning sel kanker, yang mempenetrasi membran sel, menuju sistem limfatik,
bermetastasis ke otak, tulang, dan paru-paru. Maka bagi wanita yang sudah
terkena kanker payudara diharapkan kadar vitamin D dalam tubuh tetap pada
rentang 80 ng/mL.
8
1.7 KAITAN MEMASAK DAGING TERLALU MATANG DENGAN
PENINGKATAN RISIKO KANKER PAYUDARA
Menurut kami, memasak daging terlalu matang meningkatkan jumlah lemak jenuh
pada daging sehingga apabila kita memakan daging dengan banyak lemak dapat
menambah tempat penyimpanan estrogen yang menjadikan kadar estrogen dalam
tubuh kita meningkat. Selain itu, daging yang di bakar dengan proses pembakaran
yang tidak sempurna membentuk senyawa baru. Senyawa baru inilah yang
bernama Heterosiklik Amines.
Sedangkan menurut paea ahli, memasak daging yang terlalu matang dapat
menyebabkan kanker payudara. Hal itu dikarenakam pada daging yang dimasak
dengan suhu terlalu tinggi dan terlalu matang terdapat dua jenis senyawa yang
berpotensi menimbulkan kanker atau bersifat karsinogenik, yaitu polycyclic
aromatic hydrocarbon (PAH) dan heterocyclic amine (HCA). Heterocyclic amines
(HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) adalah salah satu zat
/senyawa yang dihasilkan dari daging yang dimasak pada suhu yang tinggi, yang
sebelumnya tidak terdapat dalam keadaan mentah.
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH)
Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) merupakan kelompok senyawa yang
terbentuk akibat pembakaran yang tidak sempurna dari zat-zat anorganik (arang,
minyak dan gas) serta zat organik seperti tembakau. Dalam daging yang
dipanggang, PAH terbentuk saat lemak daging menetes ke atas arang, kemudian
menyatu dalam asap dan melekat dalam makanan tersebut. PAH juga dapat
9
terbentuk langsung saat daging yang dipanggang terlalu gosong sehingga
teksturnya menjadi seperti arang.
Menggoreng atau membakar daging di atas kobaran api langsung mengakibatkan
hilangnya lemak di api yang panas dan memproduksi kobaran yang mengandung
polycyclic aromatic hydrocarbon. Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs)
melekat pada permukaan makanan, dan semakin besar panasnya maka semakin
muncul PAH-nya. Hal itu dipercaya secara luas memainkan peranan penting
dalam kanker pada manusia. Hubungan yang cukup konsisten antara konsumsi
daging yang dibakar atau dipanggang oven tetapi tidak digoreng dengan kanker
perut menyiratkan bahwa makanan yang terkena PAH mungkin memainkan
peranan dalam pengembangan kanker perut pada manusia.
Heterocyclic Amines (HCA)
Heterocyclic amines (HCA) terbentuk ketika asam amino (unsur pembangun
utama dari protein) dan kreatin (senyawa yang terdapat di jaringan otot) bereaksi
pada suhu tinggi. termasuk asam glutamat, fenilalanin, ornithine, globulin kedelai.
HCA terbagi menjadi IQ (turunan quinoline) dan non-IQ. Ada empat hal yang
berpengaruh terhadap pembentukan HCA, yaitu: jenis makanan, suhu, waktu, dan
cara memasak. Daging yang dimasak menghasilkan HCA lebih banyak dari
sumber protein lain (telur, susu, tahu dan daging jeroan seperti hati) yang
mengandung sedikit HCA atau tidak sama sekali. HCA juga ditemukan dalam
jumlah paling besar pada daging yang digoreng dan dipanggang langsung di atas
api karena melibatkan suhu yang sangat tinggi. Suhu yang tinggi ini memiliki
10
peranan sangat penting dalam pembentukan HCA. Daging yang dipanggang
dalam oven menghasilkan HCA lebih sedikit karena suhu yang digunakannya
lebih rendah. Daging yang direbus dalam suhu kurang dari 100 derahat
celciusmenghasilkan zat ini lebih sedikit lagi. Selain itu, waktu memasak yang
lebih lama juga akan menghasilkan HCA lebih banyak.
Dari sumber artiker terbaru yang berisi penelitian yang dilakukan oleh Steck et al.,
(2007) menyebutkan bahwa wanita postmenopause yang mengkonsumsi daging
asap dan barbeque berpotensi mengalami peningkatan risiko kanker payudara
sebesar 50%. Para peneliti yang berasal dari University of South Carolina
Columbia menduga, bahwa peningkatan risiko tersebut akibat terbentuknya
komponen PAH dan HCA pada permukaan daging yang dipanaskan pada suhu
tinggi.
11
1.8 KAITAN SAAT MENYUSUI DENGAN PENCEGAHAN KANKER
PAYUDARA
Hormon yang dihasilkan selama kehamilan adalah Human Chorin Gonadrotropin
yaitu untuk kestabilan kandungan ynang menyebabkan sek-sel payudara tumbuh
dan melindungi perkembangan kanker. Hormon ini menyebabkan perubahan
genetik permanen pada kelenjar susu dan perubahan gen tersebut membeantu
mencegah kanker. sel-sel janin dpat membantu mengurangi resiko kanker
Teori ASI mencegah kanker payudara
1. Wanita memmiliki hormon seks estrogen yang mempengaruhi organ
seksual wanita (payudra)
2. Perubahan hormon selama proses menyusui menyebabkan siklus
menstruasi menjadi lebih sedikit dan paparan estrogen berkurang.
3. Menyusui dapat menyebabkan perubahan pada sel payudara yang
membuat mereka lebih tahan terhadap mutasi sel terkait
4. Lingkungan karsinogen yang tersimpan dalam lemak membuat
beberapa bagian payudara menjadi tidak efisien ketika menyusui
Bila wanita tidak menyusui jaringan peyudara akan kembali seperti
sebelum hamil, hal ini akan menyebabkan peradangan
Saat menyusui terdapat perubahan fisik pola sel payudara sehingga
payudara memiliki antibodi untuk melawan macam polutan dan lemak
yang tidak sehat.
12
1.9 FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG MENYEBABKAN
KANKER PAYUDARA
Menurut kelompok kami, hubungan antara faktor lingkungan dengan
timbulnya kanker payudara salah satunya adalah faktor ekonomi sangat
berpengaruh, karena masih banyak orang-orang dengan faktor ekonomi yang
rendah tidak menomorsatukan kesehatan mereka. Sehingga tidak melakukan
early diagnosis dan pola makannya masih tidak teratur. Masuknya zat
pestisida ke dalam tubuh bersamaan dengan sayur yang dimakan juga dapat
meningkatkan resiko kanker payudara.
Sedangkan menurut Pdpersi (2012), terdapat beberapa faktor
lingkungan yang dapat menyebabkan terkena resiko kanker payudara yaitu :
1. Penggunaan pestisida pada buah dan sayuran
Dari hasil yang dikeluarkan melalui penelitian oleh sebuah university luar
negeri, konsumsi pestisida beresiko meningkatkan kanker payudara bagi
kaum wanita, maka dari itu sangat disarankan untuk mencuci sayuran dan
buah hingga bersih sebelum mengonsumsinya sehingga pestisida yang
lengket pada sayuran dan buah tersebut hilang.
2. Perokok aktif dan perokok pasif
Penelitian menegaskan adanya hubungan genetik dari wanita perokok
dengan berapa banyak rokok yang dihisapnya. Wanita yang merokok aktif
dan pasif dan sekaligus memiliki Gen NAT 32 yang tergolong lambat
bertindak memiliki risiko kanker payudara yang lebih besar. Gen NAT 43
yang bekerja lambat akan memperlama kemampuan tubuh menyingkirkan
amina aromatik. Penelitian ini menunjukkan bahwa risiko kanker
13
payudara adalah 27% pada wanita dengan NAT 32 yang lambat, artinya
ada peningkatan dari risiko perokok secara umum yang hanya20%.
Kesimpulannya perokok aktif dan pasif memiliki yang sama besar terkena
kanker payudara, tetapi risiko akan bertambah tinggi pada wanita perokok
dengan gen NAT 32 yang lambat.
3. Radiasi
Radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan risiko
terjadinya kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan
disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan dengan dosis dan
umur saat terjadinya eksposure.
4. Pestisida dan DDT
Pestisida umumnya digunakan dalam kegiatan pertanian. Pestisida dapat
masuk ke dalam tubuh melalui produk pertanian yang mengandung
pestisida dan akhirnya menyebabkan kanker payudara.
5. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi sangat berpengaruh karena masih banyak orang-orang
dengan faktor ekonomi yang rendah tidak menomorsatukan kesehatan
merek, sehingga mereka tidak melakukan early diagnosis dan pola
makannya masih tidak teratur.
6. Lingkungan geografis
Lingkungan geografis kurang lebih berpengaruh. Sebagai contoh, wanita
singapura jarang ada yang menikah dan hal itu menyebabkan mereka tidak
memiliki anak sehingga wanita-wanita ini tidak pernah menyusui dan
akhirnya menyebabkan dia berisiko.
14
7. Pendidikan
Pendidikan dari individu juga menentukan derajat kesehatannya. Mereka
yang tidak berpengetahuan tentang kanker payudara tidak akan peka
terhadap hal-hal seperti ini sehingga merka merasa diri mereka sehat
meskipun sebenarnya sudah ada kelainan pada payudara mereka.
1.10 MUTASI GEN BRCA1 DAN BRCA2
Menurut pendapat kami, BRCA 1 dan BRCA2 adalah gen yang biasanya
membantu mengontrol pertumbuhan sel.Wanita yang memiliki BRCA 1 atau
BRCA 2 memiliki risiko kanker payudara. Selain itu, gen lainnya yang juga
berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah BARD1, BRCA 3 dan Noey2.
Sebenarnya yang menyebabkan kanker bukan gen BRCA 1 dan BRCA 2 itu
sendiri. Tetapi mutasi yang terjadi pada gen itu yang menyebabkan kanker
payudara.
Mutasi kromosom ke-17 pada gen BRCA 1 akan menyebabkan kanker payudara,
sedangkan mutasi pada gen BRCA 2 yang menyebabkan kanker payudara terdapat
pada kromosom ke-13. Sebenarnya tes BRCA 1 dan BRCA 2 sudah ada, namun
tidak dianjurkan oleh dokter. Selain karena harganya yang mahal, tidak semua
orang yang terkena kanker payudara disebabkan mutasi gen BRCA 1 dan BRCA
2.
Menurut para ahli
15
Breast Cancer Susceptibility Gene 1 (BRCA1) dan Breast Cancer Susceptibility
Gene 2 (BRCA2) merupakan beberapa nama gen manusia yang termasuk dalam
kelas gen penekan tumor, di mana mutasi dari gen-gen ini berhubungan dengan
kanker payudara dan ovarium herediter. Risiko seorang wanita untuk menderita
kanker payudara dan/atau ovarium (indung telur) akan meningkat bila ia mewarisi
mutasi BRCA1 atau BRCA2 yang berbahaya, demikian pula halnya dengan pria.
Pada wanita dengan mutasi BRCA1 yang berlokasi di lengan panjang kromosom
17, risiko untuk menderita kanker payudara selama masa hidupnya meningkat
hingga 60-90% lebih tinggi dari risiko wanita dengan riwayat keluarga dekat
penderita kanker payudara, (sebesar 17-30%). Peningkatan risiko ini juga
dijumpai pada wanita yang memiliki mutasi BRCA2 yang berlokasi di kromosom
13 menjadi 45-85% disertai kecenderungan untuk terkena kanker pada usia lebih
muda.
Sebagian jenis mutasi BRCA1 dan BRCA2 adalah :
Mutasi delesi baik pada gen BRCA1 maupun BRCA2 membuat penderita
berisiko 4 kali untuk menderita kanker payudara kontralateral.
Mutasi delesi missense pada gen BRCA1 meningkatkan risiko 6 kali untuk
menderita kanker payudara kontralateral.
Mutasi splice, frameshift, nonsense pada BRCA1 meningkatkan risiko 4,2 kali
menderita kanker payudara kontralateral.
Mutasi splice, frameshift, nonsense pada BRCA2 meningkatkan risiko 3,6 kali
menderita kanker payudara kontralateral.
16
1.11 HUBUNGAN AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KANKER
PAYUDARA
Menurut kami, resiko orang yang belum menikah dan tidak punya anak lebih
tinggi resikonya terkena kanker payudara dibandingkan dengan orang yang
menikah, karena orang yang belum menikah dan tidak memiliki anak hormon
estrogennya tidak mengalami kenaikan , sedangkan kalau menikah, seperti
melakukan hubungan seksual akan mengurangi resiko terkena kanker payudara .
dan karena kadar hormon yang lebih baik, dapat dapat meningkatkan siklus
menstruasi yang teratur dan mengurangi gejala menopous yang negatif , dari
sebuah studi menunjukkan perempuan yang berhubungan seks secara vaginal
memiliki lebih sedikit resiko kanker payudara dibandingkan mereka yang tidak.
orgasme yang dirasakan saat hubungan intim bisa mencegah kanker pyudara .
karena hormon oksitosin yang dilepaskan selama melakukan hubungan intim
terbukti efektif mencegah timbulnya kanker payudara . selain itu seks juga dapat
membakar kalori dan meningkatkan aliran darah sehingga jantung memompa
lebih aktif .
Menurut para ahli, Selain laki-laki, wanita juga memperoleh manfaat
pencegahan kanker dari hubungan seks. Sebuah studi menunjukkan bahwa
perempuan yang berhubungan seks secara vaginal memiliki lebih sedikit risiko
kanker payudara dibandingkan mereka yang tidak. Wanita juga termasuk ke
dalam beberapa perawatan pencegahan melalui seks. Menurut Dr. Goldstein,
penelitian menunjukkan bahwa “wanita yang melakukan hubungan intim lebih
sering memiliki lebih sedikit resiko kanker payudara dibandingkan mereka yang
17
tidak.” Dr. Goldstein menambahkan bahwa, “fakta ini cukup menarik dan
menyenangkan dan perlu untuk dipelajari lebih lanjut.”
1.12 PRO KONTRA PENGARUH KEDELAI TERHADAP KANKER PAYUDARA
Pendapat Pro :
Dr Glenville menjelaskan, 133 dari 100.000 wanita di Eropa dan Amerika
mengidap kanker payudara. Sedangkan di negara-negara Asia, lebih rendah, yakni
39 dari 100.000 wanita. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa diet tinggi
kedelai dapat mengurang risiko kanker payudara hingga 14%.
Kedelai mengandung bahan kimia kuat yang telah terbukti untuk melawan
kelangsungan hidup dan penyebaran sel kanker. Kedelai telah terbukti untuk
memblokir rangsangan kanker yang berhubungan dengan hormon tertentu seperti
payudara (estrogen) dan prostat (androgen) kanker. Pada wanita yang telah
mengkonsumsi kedelai semenjak remaja, tumor kanker payudara biasanya kurang
agresif dengan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi. Namun, kemampuan
kedelai untuk melindungi terhadap kanker payudara telah terbukti hanya pada
wanita yang mengkonsumsi sejak mereka masih remaja.
Pendapat Kontra :
Kedelai mengandung isoflavon yang merupakan estrogen alami atau yang
biasa disebut fitoestrogen. Fitoestrogen mempunyai dua fungsi, yang pertama
apabila kadar estrogen dalam darah tinggi, maka fitoestrogen akan menghambat
18
dampak berbahaya dari estrogen sedangkan jika kadar estrogen terlalu sedikit,
fitoestrogen akan menggantikan kekurangan tersebut. Seperti yang diketahui
terlalu tingginya kadar estrogen dalam darah merupakan faktor risiko kanker
payudara.
Kacang kedelai memang menjadi makanan yang sehat bagi orang yang
melakukan diet akan tetapi kandungan phytoentrogens yang dikandung dalam
kacang kedelai ini dapat meningkataan risiko yang dapat memicu timbulnya
kanker payudara, hal ini disebabkan oleh kandungan phytoestrogens yang dapat
menigkatkan pertumbuhan hormon estrogen, jadi disarankan tidak mengkonsumsi
terlalu berlebihkan, kacang kedelai memang baik untuk kesehatan akan tetapi
sesuatu yang berlebihan itu tidaklah bagus,maka kita harus mengkonsumsinya
dengan seimbang.
19
BAB II
MIND MAP
20
BAB III
INTERVENSI
3.1 PENCEGAHAN PRIMER
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk
promosi kesehatan yang mempunyai sasaran orang-orang sehat agar tidak
terkena kanker payudara Pencegahan primer ini contohnya yaitu pemeriksaan
SADARI ( Pemeriksaan Payudara Sendiri ) yang dilakukan secara rutin
sehingga bisa memperkecil risiko terkena kanker payudara. Memberikan air
susu ibu (ASI) pada anak selama mungkin juga dapat mengurangi risiko
terkena kanker payudara. Hal ini disebabkan selama proses menyusui, tubuh
akan memproduksi hormon oksitoksin yang dapat mengurangi produksi
hormon estrogen. Hormon estrogen dianggap memegang peranan penting
dalam perkembangan sel kanker payudara
3.2 PENCEGAHAN SEKUNDER
Pencegahan dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko terkena kanker
payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan deteksi dini. Salah satu
contoh deteksi dini ialah pemeriksaan mammografi
3.3 PENCEGAHAN TERSIERPencegahan tersier ini dilakukan pada orang yang sudah positif terkena kanker
payudara, penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
21
stadiumnya akan mengurangi angka kecacatan dan memperpanjang harapan
hidup penderita. Pencegahan ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit. Contoh dari tindakan ini dapat
berupa operasi dan kemoterapi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta.: Pustaka Sinar
Harapan
http://www.scribd.com/doc/57636372/Ca-Mamae-Dewi diakses Sabtu 12 April
2014 pukul 17.20
Maryani, Lidya. 2010. Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Penyakit Kanker. http://penyakitkanker.org/penyebab-penyakit-kanker/. Diakses
tanggal 13 Maret 2014 pukul 20:10
Pdpersi. 2012. 90 Persen Penyebab Kanker Karena Faktor Lingkungan dan Pola
Hidup. http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=690.
Diakses tanggal 13 Maret 2013 pukul 20:15.
Ramli ,Muchlis dkk. 2000. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia,
23
BAB I.................................................................................................................................1
ANALISIS MASALAH.....................................................................................................1
1.1 PENGERTIAN KANKER PAYUDARA...........................................................1
1.3 FAKTOR RESIKO KANKER PAYUDARA....................................................3
1.4 GEJALA KANKER PAYUDARA....................................................................5
1.5 HUBUNGAN PENGGUNAAN PIL KB DENGAN PENINGKATAN RISIKO KANKER PAYUDARA................................................................................................6
1.6 VITAMIN D DAPAT MENCEGAH KANKER PAYUDARA.........................7
1.7 KAITAN MEMASAK DAGING TERLALU MATANG DENGAN PENINGKATAN RISIKO KANKER PAYUDARA.....................................................9
1.8 KAITAN SAAT MENYUSUI DENGAN PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA...............................................................................................................12
1.9 FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG MENYEBABKAN KANKER PAYUDARA...............................................................................................................13
1.10 MUTASI GEN BRCA1 DAN BRCA2............................................................15
1.11 HUBUNGAN AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KANKER PAYUDARA.17
1.12 PRO KONTRA PENGARUH KEDELAI TERHADAP KANKER PAYUDARA...............................................................................................................18
BAB III............................................................................................................................21
INTERVENSI..................................................................................................................21
3.1 PENCEGAHAN PRIMER...............................................................................21
3.2 PENCEGAHAN SEKUNDER.........................................................................21
3.3 PENCEGAHAN TERSIER..............................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23
24