Kanker Payudara

35
BAB I ANALISIS MASALAH 1.1 PENGERTIAN KANKER PAYUDARA Menurut kelompok kami, Kanker payudara adalah penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma . Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara . Selain itu k anker payudara merupakan sel yang tumbuh abnormal dan d estruktif . Sedangkan, menurut para ahli adalah sebagai berikut : 1. Dalimartha (2004) Kanker payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. 2. Sutrison ( 1992 ) 1

description

menjelaskan pengertian, faktor risiko, dan pengobatan kanker payudara

Transcript of Kanker Payudara

Page 1: Kanker Payudara

BAB I

ANALISIS MASALAH

1.1 PENGERTIAN KANKER PAYUDARA

Menurut kelompok kami, Kanker payudara adalah penyakit neoplasma yang

ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-

sel yang terdapat pada jaringan payudara. Selain itu kanker payudara merupakan

sel yang tumbuh abnormal dan destruktif.

Sedangkan, menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Dalimartha (2004)

Kanker payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan payudara

terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air

susu), dan jaringan penunjang payudara.

2. Sutrison ( 1992 )

Kanker payudara merupakan nesplasma spesifik tempat terlazim perempuan yang

merupakan yang merupakan penyebab utama kematian perempuan akibat kanker

3. Luwia ( 2005 )

Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari dari kelenjar, saluran kelenjar,

dan jaringan lain dalam payudara.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan kanker payudara adalah

perubahan sel-sel yang tumbuh abnormal dan tidak terkontrol pada payudara.

1

Page 2: Kanker Payudara

1.2 PENYEBAB KANKER PAYUDARA

1.2.1 Host, Agent, dan Environment

1.2.1.1 Host

1. Menarche (pertama kali haid) dini.

2. Tidak pernah hamil.

3. Riwayat keluarga (terutama ibu, saudara perempuan) dengan kanker

payudara.

4. Riwayat pernah mengalami tumor jinak payudara.

5. Mengkonsumsi obat kontrasepsi hormonal jangka panjang.

6. Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak di usia lanjut.

1.2.1.2 Agent

1. Mengkonsumsi alcohol.

2. Radiasi.

3. Penggunaan bahan pengawet, pewarna.

4. Kanker endometrial, ovarium dan prostat.

1.2.1.3 Environment

1. Lingkungan penduduk dengan status pendidikan tinggi, dan atau sosial

ekonomi yang

lebih tinggi.

2. Lingkungan kerja.

2

Page 3: Kanker Payudara

1.3 FAKTOR RESIKO KANKER PAYUDARA

Dalam diskusi tutorial biomedik, kami mendiskusikan mengenai faktor resiko

kanker payudara, yaitu :

1. . Umur

Umur dapat menjadi faktor resiko utama dari kanker payudara. Semakin tua

seorang wanita, semakin tinggi resiko menderita kanker tersebut.

2. Faktor Genetika

Gen BRCA1 dan BRCA2 dikenal sebagai gen pembawa kanker payudara.. Dan

wanita yang mengonsumsi dietilstil bestrol. Seorang wanita yang mengonsumsi

alkohol, akan beresiko lebih tinggi mengidap kanker payudara.

3. Obesitas

Obesitas juga dapat berpengaruh, karena timbunan lemak dapat meningkatkan

kenaikan hormon estrogen.

4. Penggunaan bra

Penggunaan bra yang terlalu menekan (memakai kawat) dapat menyebabkan

terganggunya peredaran darah di sekitar payudara. Besi yang berkarat pada bra,

ditakutkan dapat menyebabkan kanker payudara. Karena zat yang berkarat

tersebut dapat saja masuk ke dalam tubuh saat tubuh berkeringat (pori-pori

membesar).

5. Penggunaan alat kontrasepsi berupa pil dengan jangka waktu yang lama

juga dapat menyebabkan peningkatan resiko terjadinya kanker payudara.

Peningkatan estrogen dapat menyebabkan kanker payudara karena estrogen dapat

mengikat sel-sel kanker

3

Page 4: Kanker Payudara

Sedangkan, Menurut buku Deteksi Dini Kanker yang diterbitkan oleh Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia disebutkan bahwa faktor risiko dari kanker

payudara antara lain:

1. Umur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk

mendapat

kanker payudara dan risiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah

menopause.

2. Untuk perempuan yang tidak menikah memiliki risiko 2- 4 kali lebih tinggi

daripada perempuan yang telah menikah dan mempunyai anak.

3. Perempuan yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun memiliki

risiko 2 kali lebih besar.

4. Mengalami mentruasi pertama kali sebelum usia 12 tahun memiliki risiko 1,7-

3,4 kali lebih tinggi daripada perempuan yang mengalami mentruasi pertama pada

usia normal atau lebih dari 12 tahun.

5. Mengalami menopause pada usia lebih dari 55 tahun memiliki risiko 2,5- 5 kali

lebih tinggi.

6. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara memiliki

risiko 3- 9 kali lebih besar.

7. Adanya kanker payudara kontralateral, memiliki risiko 3-9 kali lebih besar.

8. Pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, risikonya 3-4 kali lebih

tinggi

9. Perempuan yang mengalami radiasi di dinding dada memiliki risiko 2-3 kali

lebih tinggi.

10. Riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara

4

Page 5: Kanker Payudara

perempuan ibu, saudara peremouan, adik/kakak, memiliki risiko 2-3 kali lebih

tinggi.

Kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan

fibrokistikyang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapatkan kanker

payudara 11 kali lebih tinggi

1.4 GEJALA KANKER PAYUDARA

Gejala kanker payudara sebagaimana yang kita diskusikan adalah sebagai

berikut :

1. Munculnya benjolan keras yang tidak bergerak dan tidak sakit pada

stadium awal.

2. Puting susu tertarik ke dalam.

3. Terjadi penebalan kulit payudara di sekitar ketiak, karena di bagian

tersebut terdapat kelenjar getah bening.

4. Muncul rasa gatal dan panas di sekitar puting susu.

5. Puting susu mengeluarkan cairan berupa darah.

6. Muncul rasa gatal dan ruam di sekitar puting susu.

7. Terjadi kerutan dan cekungan di sekitar kulit payudara.

8. Munculnya luka atau borok pada puting yang lama kelamaan dapat

menghancurkan payudara.

9. Munculnya benjolan di payudara, jika benjolan tersebut dapat bergerak

bebas , maka termasuk stadium rendah. Sedangkan jika benjolan tersebut sudah

permanen atau menetap maka termasuk stadium tinggi.

5

Page 6: Kanker Payudara

10. Munculnya bau busuk dari daerah payudara.

Sedangkan menurut Bustan dalam buku Epidemiologi Penyalit Tidak Menular

gejala klinis kanker payudara dapat berupa :

1. Benjolan pada payudara

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-

mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan

perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.

2. Erosi atau eksema puting susu

Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah

muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan

seperti kulit jeruk (peau d‟orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada

payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat

menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

3. Pendarahan pada puting susu.

4. Rasa sakit atau nyeri

Pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau

kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran

kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran

kanker ke seluruh tubuh.

1.5 HUBUNGAN PENGGUNAAN PIL KB DENGAN PENINGKATAN

RISIKO KANKER PAYUDARA

Menurut kami, tidak semua pil KB dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Hanya pil KB dengan kandungan estrogen yang tinggi dan dengan penggunaan

dalam jangka panjang yang berpotensi meningkatkan risiko kanker payudara

6

Page 7: Kanker Payudara

Sedangkan menurut Hartanto (2004) komposisi pil oral kombinasi, terdiri dari

monofasik, bifasik dan trifasik. Monofasik yaitu pil yang tersedia dalam kemasan

21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progestin dalam dosis yang

sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Bifasik yaitu pil yang tersedia dalam 21

tablet mengandung 0,035 mg Ethynil Estradiol (EE) + 0,05 mg norethindrone

untuk hari 1-10 dan 0,035 mg EE + 1,0 mg norethindrone untuk hari 11-21.

Trifasik yaitu pil yang tersedia dalam 22 tablet berisi 0,03 mg EE + 0,05 mg

levonogestrel untuk hari 1-6, 0,04 mg EE + 0,075 mg levonogestrel untuk hari 7-

11 dan 0,03 mg EE + 0,125 mg levonogestrel untuk hari ke-12-22. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa faktor yang dapat menyebabkan kanker payudara berbeda-

beda sesuai dengan kandungan yang ada dalam pil KB.

1.6 VITAMIN D DAPAT MENCEGAH KANKER PAYUDARA

Menurut kami, Sampai saat ini, belum ada yang memastikan vitamin D bisa

mencegah timbulnya kanker. Tetapi jika kekurangan vitamin D, sel epitel yang

ada di tubuh kita termasuk sel epitel di payudara tidak saling mengikat yang

menyebabkan stem cell. Selain itu, vitamin D membantu darah menyerap kalsium.

Namun berjemur yang dianjurkan hanya 20 menit perhari dan itu tidak pada

pukul 11.00 hingga 14.00

Dari beberapa faktor yang dapat menyebabkan kanker payudara, salah satu dari

faktor tersebut adalah apabila kekurangan vitamin D dan tinggi Insulin. Dalam

tubuh yang sehat, sel-sel lama akan digantikan dengan sel-sel yang baru, ada

siklus berkelanjutan dari kematian dan kelahiran sel. Vitamin D berperan penting

7

Page 8: Kanker Payudara

dalam proses kematian sel sedang insulin penting dalam pertumbuhan sel-sel

baru. Dengan kata lain, vitamin D dan insulin harus bekerja dengan seimbang

karena apabila kekurangan vitamin D maka akan ada pertumbuhan sel-sel

abnormal yang tak terkendali dan dapat menyebabkan kanker.

Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk membuktikan manfaat vitamin D

untuk mencegah kanker. Namun, masih belum ada yang membuktikan bahwa

vitamin D secara signifikan dapat menurunkan risiko menderita kanker payudara.

Penelitian yang ada hanya berusaha mencari hubungan antara banyaknya

penderita yang mengalami kekurangan vitamin D dan juga mengalami kanker

payudara. Memang penderita kanker payudara sebagian besar mengalami

kekurangan vitamin D.

Menurut Cedric F. Garland bahwa vitamin D membuat sel epitel payudara tetap

melekat satu sama lain dengan melakukan up-regulasi sintesis E-cadherin. Jika

kadar vitamin D dalam tubuh rendah, sel epitel payudara tidak lagi melekat satu

sama lain. Pada kondisi seperti itu, sel yang tidak dapat melekat satu sama lain

membuat sel punca / stem cells melakukan mitosis yang berujung pada terjadinya

kloning sel kanker, yang mempenetrasi membran sel, menuju sistem limfatik,

bermetastasis ke otak, tulang, dan paru-paru. Maka bagi wanita yang sudah

terkena kanker payudara diharapkan kadar vitamin D dalam tubuh tetap pada

rentang 80 ng/mL.

8

Page 9: Kanker Payudara

1.7 KAITAN MEMASAK DAGING TERLALU MATANG DENGAN

PENINGKATAN RISIKO KANKER PAYUDARA

Menurut kami, memasak daging terlalu matang meningkatkan jumlah lemak jenuh

pada daging sehingga apabila kita memakan daging dengan banyak lemak dapat

menambah tempat penyimpanan estrogen yang menjadikan kadar estrogen dalam

tubuh kita meningkat. Selain itu, daging yang di bakar dengan proses pembakaran

yang tidak sempurna membentuk senyawa baru. Senyawa baru inilah yang

bernama Heterosiklik Amines.

Sedangkan menurut paea ahli, memasak daging yang terlalu matang dapat

menyebabkan kanker payudara. Hal itu dikarenakam pada daging yang dimasak

dengan suhu terlalu tinggi dan terlalu matang terdapat dua jenis senyawa yang

berpotensi menimbulkan kanker atau bersifat karsinogenik, yaitu polycyclic

aromatic hydrocarbon (PAH) dan heterocyclic amine (HCA). Heterocyclic amines

(HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) adalah salah satu zat

/senyawa yang dihasilkan dari daging yang dimasak pada suhu yang tinggi, yang

sebelumnya tidak terdapat dalam keadaan mentah.

Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH)

Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) merupakan kelompok senyawa yang

terbentuk akibat pembakaran yang tidak sempurna dari zat-zat anorganik (arang,

minyak dan gas) serta zat organik seperti tembakau. Dalam daging yang

dipanggang, PAH terbentuk saat lemak daging menetes ke atas arang, kemudian

menyatu dalam asap dan melekat dalam makanan tersebut. PAH juga dapat

9

Page 10: Kanker Payudara

terbentuk langsung saat daging yang dipanggang terlalu gosong sehingga

teksturnya menjadi seperti arang.

Menggoreng atau membakar daging di atas kobaran api langsung mengakibatkan

hilangnya lemak di api yang panas dan memproduksi kobaran yang mengandung

polycyclic aromatic hydrocarbon. Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs)

melekat pada permukaan makanan, dan semakin besar panasnya maka semakin

muncul PAH-nya. Hal itu dipercaya secara luas memainkan peranan penting

dalam kanker pada manusia. Hubungan yang cukup konsisten antara konsumsi

daging yang dibakar atau dipanggang oven tetapi tidak digoreng dengan kanker

perut menyiratkan bahwa makanan yang terkena PAH mungkin memainkan

peranan dalam pengembangan kanker perut pada manusia.

Heterocyclic Amines (HCA)

Heterocyclic amines (HCA) terbentuk ketika asam amino (unsur pembangun

utama dari protein) dan kreatin (senyawa yang terdapat di jaringan otot) bereaksi

pada suhu tinggi. termasuk asam glutamat, fenilalanin, ornithine, globulin kedelai.

HCA terbagi menjadi IQ (turunan quinoline) dan non-IQ. Ada empat hal yang

berpengaruh terhadap pembentukan HCA, yaitu: jenis makanan, suhu, waktu, dan

cara memasak. Daging yang dimasak menghasilkan HCA lebih banyak dari

sumber protein lain (telur, susu, tahu dan daging jeroan seperti hati) yang

mengandung sedikit HCA atau tidak sama sekali. HCA juga ditemukan dalam

jumlah paling besar pada daging yang digoreng dan dipanggang langsung di atas

api karena melibatkan suhu yang sangat tinggi. Suhu yang tinggi ini memiliki

10

Page 11: Kanker Payudara

peranan sangat penting dalam pembentukan HCA. Daging yang dipanggang

dalam oven menghasilkan HCA lebih sedikit karena suhu yang digunakannya

lebih rendah. Daging yang direbus dalam suhu kurang dari 100 derahat

celciusmenghasilkan zat ini lebih sedikit lagi. Selain itu, waktu memasak yang

lebih lama juga akan menghasilkan HCA lebih banyak.

Dari sumber artiker terbaru yang berisi penelitian yang dilakukan oleh Steck et al.,

(2007) menyebutkan bahwa wanita postmenopause yang mengkonsumsi daging

asap dan barbeque berpotensi mengalami peningkatan risiko kanker payudara

sebesar 50%. Para peneliti yang berasal dari University of South Carolina

Columbia menduga, bahwa peningkatan risiko tersebut akibat terbentuknya

komponen PAH dan HCA pada permukaan daging yang dipanaskan pada suhu

tinggi.

11

Page 12: Kanker Payudara

1.8 KAITAN SAAT MENYUSUI DENGAN PENCEGAHAN KANKER

PAYUDARA

Hormon yang dihasilkan selama kehamilan adalah Human Chorin Gonadrotropin

yaitu untuk kestabilan kandungan ynang menyebabkan sek-sel payudara tumbuh

dan melindungi perkembangan kanker. Hormon ini menyebabkan perubahan

genetik permanen pada kelenjar susu dan perubahan gen tersebut membeantu

mencegah kanker. sel-sel janin dpat membantu mengurangi resiko kanker

Teori ASI mencegah kanker payudara

1. Wanita memmiliki hormon seks estrogen yang mempengaruhi organ

seksual wanita (payudra)

2. Perubahan hormon selama proses menyusui menyebabkan siklus

menstruasi menjadi lebih sedikit dan paparan estrogen berkurang.

3. Menyusui dapat menyebabkan perubahan pada sel payudara yang

membuat mereka lebih tahan terhadap mutasi sel terkait

4. Lingkungan karsinogen yang tersimpan dalam lemak membuat

beberapa bagian payudara menjadi tidak efisien ketika menyusui

Bila wanita tidak menyusui jaringan peyudara akan kembali seperti

sebelum hamil, hal ini akan menyebabkan peradangan

Saat menyusui terdapat perubahan fisik pola sel payudara sehingga

payudara memiliki antibodi untuk melawan macam polutan dan lemak

yang tidak sehat.

12

Page 13: Kanker Payudara

1.9 FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG MENYEBABKAN

KANKER PAYUDARA

Menurut kelompok kami, hubungan antara faktor lingkungan dengan

timbulnya kanker payudara salah satunya adalah faktor ekonomi sangat

berpengaruh, karena masih banyak orang-orang dengan faktor ekonomi yang

rendah tidak menomorsatukan kesehatan mereka. Sehingga tidak melakukan

early diagnosis dan pola makannya masih tidak teratur. Masuknya zat

pestisida ke dalam tubuh bersamaan dengan sayur yang dimakan juga dapat

meningkatkan resiko kanker payudara.

Sedangkan menurut Pdpersi (2012), terdapat beberapa faktor

lingkungan yang dapat menyebabkan terkena resiko kanker payudara yaitu :

1. Penggunaan pestisida pada buah dan sayuran

Dari hasil yang dikeluarkan melalui penelitian oleh sebuah university luar

negeri, konsumsi pestisida beresiko meningkatkan kanker payudara bagi

kaum wanita, maka dari itu sangat disarankan untuk mencuci sayuran dan

buah hingga bersih sebelum mengonsumsinya sehingga pestisida yang

lengket pada sayuran dan buah tersebut hilang.

2. Perokok aktif dan perokok pasif

Penelitian menegaskan adanya hubungan genetik dari wanita perokok

dengan berapa banyak rokok yang dihisapnya. Wanita yang merokok aktif

dan pasif dan sekaligus memiliki Gen NAT 32 yang tergolong lambat

bertindak memiliki risiko kanker payudara yang lebih besar. Gen NAT 43

yang bekerja lambat akan memperlama kemampuan tubuh menyingkirkan

amina aromatik. Penelitian ini menunjukkan bahwa risiko kanker

13

Page 14: Kanker Payudara

payudara adalah 27% pada wanita dengan NAT 32 yang lambat, artinya

ada peningkatan dari risiko perokok secara umum yang hanya20%.

Kesimpulannya perokok aktif dan pasif memiliki yang sama besar terkena

kanker payudara, tetapi risiko akan bertambah tinggi pada wanita perokok

dengan gen NAT 32 yang lambat.

3. Radiasi

Radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan risiko

terjadinya kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan

disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan dengan dosis dan

umur saat terjadinya eksposure.

4. Pestisida dan DDT

Pestisida umumnya digunakan dalam kegiatan pertanian. Pestisida dapat

masuk ke dalam tubuh melalui produk pertanian yang mengandung

pestisida dan akhirnya menyebabkan kanker payudara.

5. Faktor ekonomi

Faktor ekonomi sangat berpengaruh karena masih banyak orang-orang

dengan faktor ekonomi yang rendah tidak menomorsatukan kesehatan

merek, sehingga mereka tidak melakukan early diagnosis dan pola

makannya masih tidak teratur.

6. Lingkungan geografis

Lingkungan geografis kurang lebih berpengaruh. Sebagai contoh, wanita

singapura jarang ada yang menikah dan hal itu menyebabkan mereka tidak

memiliki anak sehingga wanita-wanita ini tidak pernah menyusui dan

akhirnya menyebabkan dia berisiko.

14

Page 15: Kanker Payudara

7. Pendidikan

Pendidikan dari individu juga menentukan derajat kesehatannya. Mereka

yang tidak berpengetahuan tentang kanker payudara tidak akan peka

terhadap hal-hal seperti ini sehingga merka merasa diri mereka sehat

meskipun sebenarnya sudah ada kelainan pada payudara mereka.

1.10 MUTASI GEN BRCA1 DAN BRCA2

Menurut pendapat kami, BRCA 1 dan BRCA2 adalah gen yang biasanya

membantu mengontrol pertumbuhan sel.Wanita yang memiliki BRCA 1 atau

BRCA 2 memiliki risiko kanker payudara. Selain itu, gen lainnya yang juga

berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah BARD1, BRCA 3 dan Noey2.

Sebenarnya yang menyebabkan kanker bukan gen BRCA 1 dan BRCA 2 itu

sendiri. Tetapi mutasi yang terjadi pada gen itu yang menyebabkan kanker

payudara.

Mutasi kromosom ke-17 pada gen BRCA 1 akan menyebabkan kanker payudara,

sedangkan mutasi pada gen BRCA 2 yang menyebabkan kanker payudara terdapat

pada kromosom ke-13. Sebenarnya tes BRCA 1 dan BRCA 2 sudah ada, namun

tidak dianjurkan oleh dokter. Selain karena harganya yang mahal, tidak semua

orang yang terkena kanker payudara disebabkan mutasi gen BRCA 1 dan BRCA

2.

Menurut para ahli

15

Page 16: Kanker Payudara

Breast Cancer Susceptibility Gene 1 (BRCA1) dan Breast Cancer Susceptibility

Gene 2 (BRCA2) merupakan beberapa nama gen manusia yang termasuk dalam

kelas gen penekan tumor, di mana mutasi dari gen-gen ini berhubungan dengan

kanker payudara dan ovarium herediter. Risiko seorang wanita untuk menderita

kanker payudara dan/atau ovarium (indung telur) akan meningkat bila ia mewarisi

mutasi BRCA1 atau BRCA2 yang berbahaya, demikian pula halnya dengan pria.

Pada wanita dengan mutasi BRCA1 yang berlokasi di lengan panjang kromosom

17, risiko untuk menderita kanker payudara selama masa hidupnya meningkat

hingga 60-90% lebih tinggi dari risiko wanita dengan riwayat keluarga dekat

penderita kanker payudara, (sebesar 17-30%). Peningkatan risiko ini juga

dijumpai pada wanita yang memiliki mutasi BRCA2 yang berlokasi di kromosom

13 menjadi 45-85% disertai kecenderungan untuk terkena kanker pada usia lebih

muda.

Sebagian jenis mutasi BRCA1 dan BRCA2 adalah :

Mutasi delesi baik pada gen BRCA1 maupun BRCA2 membuat penderita

berisiko 4 kali untuk menderita kanker payudara kontralateral.

Mutasi delesi missense pada gen BRCA1 meningkatkan risiko 6 kali untuk

menderita kanker payudara kontralateral.

Mutasi splice, frameshift, nonsense pada BRCA1 meningkatkan risiko 4,2 kali

menderita kanker payudara kontralateral.

Mutasi splice, frameshift, nonsense pada BRCA2 meningkatkan risiko 3,6 kali

menderita kanker payudara kontralateral.

16

Page 17: Kanker Payudara

1.11 HUBUNGAN AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KANKER

PAYUDARA

Menurut kami, resiko orang yang belum menikah dan tidak punya anak lebih

tinggi resikonya terkena kanker payudara dibandingkan dengan orang yang

menikah, karena orang yang belum menikah dan tidak memiliki anak hormon

estrogennya tidak mengalami kenaikan , sedangkan kalau menikah, seperti

melakukan hubungan seksual akan mengurangi resiko terkena kanker payudara .

dan karena kadar hormon yang lebih baik, dapat dapat meningkatkan siklus

menstruasi yang teratur dan mengurangi gejala menopous yang negatif , dari

sebuah studi menunjukkan perempuan yang berhubungan seks secara vaginal

memiliki lebih sedikit resiko kanker payudara dibandingkan mereka yang tidak.

orgasme yang dirasakan saat hubungan intim bisa mencegah kanker pyudara .

karena hormon oksitosin yang dilepaskan selama melakukan hubungan intim

terbukti efektif mencegah timbulnya kanker payudara . selain itu seks juga dapat

membakar kalori dan meningkatkan aliran darah sehingga jantung memompa

lebih aktif .

Menurut para ahli, Selain laki-laki, wanita juga memperoleh manfaat

pencegahan kanker dari hubungan seks. Sebuah studi menunjukkan bahwa

perempuan yang berhubungan seks secara vaginal memiliki lebih sedikit risiko

kanker payudara dibandingkan mereka yang tidak. Wanita juga termasuk ke

dalam beberapa perawatan pencegahan melalui seks. Menurut Dr. Goldstein,

penelitian menunjukkan bahwa “wanita yang melakukan hubungan intim lebih

sering memiliki lebih sedikit resiko kanker payudara dibandingkan mereka yang

17

Page 18: Kanker Payudara

tidak.” Dr. Goldstein menambahkan bahwa, “fakta ini cukup menarik dan

menyenangkan dan perlu untuk dipelajari lebih lanjut.”

1.12 PRO KONTRA PENGARUH KEDELAI TERHADAP KANKER PAYUDARA

Pendapat Pro :

Dr Glenville menjelaskan, 133 dari 100.000 wanita di Eropa dan Amerika

mengidap kanker payudara. Sedangkan di negara-negara Asia, lebih rendah, yakni

39 dari 100.000 wanita. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa diet tinggi

kedelai dapat mengurang risiko kanker payudara hingga 14%.

Kedelai mengandung bahan kimia kuat yang telah terbukti untuk melawan

kelangsungan hidup dan penyebaran sel kanker. Kedelai telah terbukti untuk

memblokir rangsangan kanker yang berhubungan dengan hormon tertentu seperti

payudara (estrogen) dan prostat (androgen) kanker. Pada wanita yang telah

mengkonsumsi kedelai semenjak remaja, tumor kanker payudara biasanya kurang

agresif dengan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi. Namun, kemampuan

kedelai untuk melindungi terhadap kanker payudara telah terbukti hanya pada

wanita yang mengkonsumsi sejak mereka masih remaja.

Pendapat Kontra :

Kedelai mengandung isoflavon yang merupakan estrogen alami atau yang

biasa disebut fitoestrogen. Fitoestrogen mempunyai dua fungsi, yang pertama

apabila kadar estrogen dalam darah tinggi, maka fitoestrogen akan menghambat

18

Page 19: Kanker Payudara

dampak berbahaya dari estrogen sedangkan jika kadar estrogen terlalu sedikit,

fitoestrogen akan menggantikan kekurangan tersebut. Seperti yang diketahui

terlalu tingginya kadar estrogen dalam darah merupakan faktor risiko kanker

payudara.

Kacang kedelai memang menjadi makanan yang sehat bagi orang yang

melakukan diet akan tetapi kandungan phytoentrogens yang dikandung dalam

kacang kedelai ini dapat meningkataan risiko yang dapat memicu timbulnya

kanker payudara, hal ini disebabkan oleh kandungan phytoestrogens yang dapat

menigkatkan pertumbuhan hormon estrogen, jadi disarankan tidak mengkonsumsi

terlalu berlebihkan, kacang kedelai memang baik untuk kesehatan akan tetapi

sesuatu yang berlebihan itu tidaklah bagus,maka kita harus mengkonsumsinya

dengan seimbang.

19

Page 20: Kanker Payudara

BAB II

MIND MAP

20

Page 21: Kanker Payudara

BAB III

INTERVENSI

3.1 PENCEGAHAN PRIMER

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk

promosi kesehatan yang mempunyai sasaran orang-orang sehat agar tidak

terkena kanker payudara Pencegahan primer ini contohnya yaitu pemeriksaan

SADARI ( Pemeriksaan Payudara Sendiri ) yang dilakukan secara rutin

sehingga bisa memperkecil risiko terkena kanker payudara. Memberikan air

susu ibu (ASI) pada anak selama mungkin juga dapat mengurangi risiko

terkena kanker payudara. Hal ini disebabkan selama proses menyusui, tubuh

akan memproduksi hormon oksitoksin yang dapat mengurangi produksi

hormon estrogen. Hormon estrogen dianggap memegang peranan penting

dalam perkembangan sel kanker payudara

3.2 PENCEGAHAN SEKUNDER

Pencegahan dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko terkena kanker

payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan deteksi dini. Salah satu

contoh deteksi dini ialah pemeriksaan mammografi

3.3 PENCEGAHAN TERSIERPencegahan tersier ini dilakukan pada orang yang sudah positif terkena kanker

payudara, penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai

21

Page 22: Kanker Payudara

stadiumnya akan mengurangi angka kecacatan dan memperpanjang harapan

hidup penderita. Pencegahan ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup

penderita serta mencegah komplikasi penyakit. Contoh dari tindakan ini dapat

berupa operasi dan kemoterapi.

22

Page 23: Kanker Payudara

DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta.: Pustaka Sinar

Harapan

http://www.scribd.com/doc/57636372/Ca-Mamae-Dewi diakses Sabtu 12 April

2014 pukul 17.20

Maryani, Lidya. 2010. Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Penyakit Kanker. http://penyakitkanker.org/penyebab-penyakit-kanker/. Diakses

tanggal 13 Maret 2014 pukul 20:10

Pdpersi. 2012. 90 Persen Penyebab Kanker Karena Faktor Lingkungan dan Pola

Hidup. http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=690.

Diakses tanggal 13 Maret 2013 pukul 20:15.

Ramli ,Muchlis dkk. 2000. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia,

23

Page 24: Kanker Payudara

BAB I.................................................................................................................................1

ANALISIS MASALAH.....................................................................................................1

1.1 PENGERTIAN KANKER PAYUDARA...........................................................1

1.3 FAKTOR RESIKO KANKER PAYUDARA....................................................3

1.4 GEJALA KANKER PAYUDARA....................................................................5

1.5 HUBUNGAN PENGGUNAAN PIL KB DENGAN PENINGKATAN RISIKO KANKER PAYUDARA................................................................................................6

1.6 VITAMIN D DAPAT MENCEGAH KANKER PAYUDARA.........................7

1.7 KAITAN MEMASAK DAGING TERLALU MATANG DENGAN PENINGKATAN RISIKO KANKER PAYUDARA.....................................................9

1.8 KAITAN SAAT MENYUSUI DENGAN PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA...............................................................................................................12

1.9 FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG MENYEBABKAN KANKER PAYUDARA...............................................................................................................13

1.10 MUTASI GEN BRCA1 DAN BRCA2............................................................15

1.11 HUBUNGAN AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KANKER PAYUDARA.17

1.12 PRO KONTRA PENGARUH KEDELAI TERHADAP KANKER PAYUDARA...............................................................................................................18

BAB III............................................................................................................................21

INTERVENSI..................................................................................................................21

3.1 PENCEGAHAN PRIMER...............................................................................21

3.2 PENCEGAHAN SEKUNDER.........................................................................21

3.3 PENCEGAHAN TERSIER..............................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23

24