kanker kolorektal

73
Kanker kolon dan rektum Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar dan rektum . Penyakit ini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan . Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung , usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur . Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid. Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia . Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal. Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever , paru-paru , yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik. Daftar isi [sembunyikan ] 1 Penyebab dan faktor risiko 2 Deteksi dini 3 Lihat pula

description

ilmu dasar keperawatan

Transcript of kanker kolorektal

Page 1: kanker kolorektal

Kanker kolon dan rektumDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar dan rektum. Penyakit ini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.

Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal.

Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.

Daftar isi [sembunyikan] 

1 Penyebab dan faktor risiko 2 Deteksi dini 3 Lihat pula 4 Pranala luar

[sunting] Penyebab dan faktor risikoHingga saat ini tidak diketahui dengan pasti apa penyebab kanker kolorektal. Tidak dapat diterangkan, mengapa pada seseorang terkena kanker ini sedangkan yang lain tidak. Namun yang pasti adalah bahwa penyakit kanker kolorektal bukanlah penyakit menular. Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang akan rentan terkena kanker kolorektal yaitu:

Usia, umumnya kanker kolorektal menyerang lebih sering pada usia tua. Lebih dari 90 persen penyakit ini menimpa penderita di atas usia 50 tahun. Walaupun pada usia

Page 2: kanker kolorektal

yang lebih muda dari 50 tahunpun dapat saja terkena. Sekitar 3 % kanker ini menyerang penderita pada usia dibawah 40 tahun.

Polip kolorektal, adalah pertumbuhan tumor pada dinding sebelah dalam usus besar dan rektum. Sering terjadi pada usia di atas 50 tahun. Kebanyakan polyp ini adalah tumor jinak, tetapi sebagian dapat berubah menjadi kanker. Menemukan dan mengangkat polyp ini dapat menurunkan risiko terjadinya kanker kolorektal.

Riwayat kanker kolorektal pada keluarga, bila keluarga dekat yang terkena (orangtua, kakak, adik atau anak), maka risiko untuk terkena kanker ini menjadi lebih besar, terutama bila keluarga yang terkena tersebut terserang kanker ini pada usia muda.

Kelainan genetik, perubahan pada gen tertentu akan meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal. Bentuk yang paling sering dari kelainan gen yang dapat menyebabkan kanker ini adalah hereditary nonpolyposis colon cancer (HNPCC), yang disebabkan adanya perubahan pada gen HNPCC. Sekitar tiga dari empat penderita cacat gen HNPCC akan terkena kanker kolorektal, dimana usia yang tersering saat terdiagnosis adalah di atas usia 44 tahun.

Pernah menderita penyakit sejenis, dapat terserang kembali dengan penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Demikian pula wanita yang memiliki riwayat kanker indung telur, kanker rahim, kanker payudara memiliki risiko yang tinggi untuk terkena kanker ini.

Radang usus besar, berupa colitis ulceratif atau penyakit Crohn yang menyebabkan inflamasi atau peradangan pada usus untuk jangka waktu lama, akan meningkatkan risiko terserang kanker kolorektal.

Diet , makanan tinggi lemak (khususnya lemak hewan) dan rendah kalsium, folat dan rendah serat, jarang makan sayuran dan buah-buahan, sering minum alkohol, akan meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal.

Merokok, dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ini.

[sunting] Deteksi diniDeteksi dini berupa skrining untuk mengetahui kanker kolorektal sebelum timbul gejala dapat membantu dokter menemukan polyp dan kanker pada stadium dini. Bila polyp ditemukan dan segera diangkat, maka akan dapat mencegah terjadinya kanker kolorektal. Begitu juga pengobatan pada kanker kolorektal akan lebih efektif bila dilakukan pada stadium dini. Untuk menemukan polyp atau kanker kolorektal dianjurkan melakukan deteksi dini atau skrining pada orang di atas usia 50 tahun, atau dibawah usia 50 tahun namun memiliki faktor risiko yang tinggi untuk terkena kanker kolorektal seperti yang sudah disebutkan di atas. Tes skrining yang diperlukan adalah

Fecal occult blood test (FOBT), kanker maupun polyp dapat menyebabkan pendarahan dan FOBT dapat mendeteksi adanya darah pada tinja. FOBT ini adalah tes untuk memeriksa tinja.Bila tes ini mendeteksi adanya darah, harus dicari darimana sumber darah tersebut, apakah dari rektum, kolon atau bagian usus lainnya dengan pemeriksaan yang lain. Penyakit wasir juga dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja.

Sigmoidoscopy, adalah suatu pemeriksaan dengan suatu alat berupa kabel seperti kabel kopling yang diujungnya ada alat petunjuk yang ada cahaya dan bisa diteropong. Alatnya disebut sigmoidoscope, sedangkan pemeriksaannya disebut sigmoidoscopy. Alat ini dimasukkan melalui lubang dubur kedalam rektum sampai kolon sigmoid, sehingga dinding dalam rektum dan kolon sigmoid dapat dilihat.Bila ditemukan adanya polyp, dapat sekalian diangkat. Bila ada masa tumor yang dicurigai

Page 3: kanker kolorektal

kanker, dilakukan biopsi, kemudian diperiksakan ke bagian patologi anatomi untuk menentukan ganas tidaknya dan jenis keganasannya.

Colonoscopy, sama seperti sigmoidoscopy, namun menggunakan kabel yang lebih panjang, sehingga seluruh rektum dan usus besar dapat diteropong dan diperiksa. Alat yang digunakan adalah colonoscope.

Double-contrast barium enema, adalah pemeriksaan radiologi dengan sinar rontgen (sinar X ) pada kolon dan rektum. Penderita diberikan enema dengan larutan barium dan udara yang dipompakan ke dalam rektum. Kemudian difoto. Seluruh lapisan dinding dalam kolon dapat dilihat apakah normal atau ada kelainan.

Colok dubur, adalah pemeriksaan yang sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua dokter, yaitu dengan memasukkan jari yang sudah dilapisi sarung tangan dan zat lubrikasi kedalam dubur kemudian memeriksa bagian dalam rektum. Merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan. Bila ada tumor di rektum akan teraba dan diketahui dengan pemeriksaan ini.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_kolon_dan_rektal

Laporan NIAAA bahwa: "studi epidemiologi telah menemukan hubungan dosis-tergantung kecil tapi konsisten antara konsumsi alkohol dan kanker kolorektal bahkan ketika mengendalikan untuk serat dan faktor-faktor diet lain Meskipun sejumlah besar studi, bagaimanapun, kausalitas tidak dapat ditentukan dari yang tersedia. data. "

"Penggunaan alkohol berat juga dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal" (NCI). Satu studi menemukan bahwa "Orang yang minum lebih dari 30 gram alkohol per hari (dan terutama mereka yang minum lebih dari 45 gram per hari) tampaknya memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk kanker kolorektal." Lain menemukan bahwa "Konsumsi satu atau lebih minuman beralkohol sehari pada awal dikaitkan dengan sekitar 70% risiko lebih besar terkena kanker usus besar."

Satu studi menemukan bahwa "Sementara ada lebih dari dua kali lipat peningkatan risiko neoplasia kolorektal signifikan dalam orang yang minum roh dan bir, orang yang minum anggur memiliki risiko lebih rendah Dalam sampel kami,. Orang yang minum lebih dari delapan porsi bir atau roh per minggu memiliki setidaknya satu dari lima kesempatan memiliki neoplasia kolorektal signifikan terdeteksi oleh screening colonoscopy. ".

Penelitian lain menunjukkan bahwa "untuk meminimalkan risiko Anda mengembangkan kanker kolorektal, yang terbaik untuk minum di moderasi." Namun, di lain halaman itu menyatakan, "penggunaan alkohol berat juga dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal"

Minum dapat menjadi penyebab timbulnya awal kanker kolorektal.

http://www.news-medical.net/health/What-Causes-Colorectal-Cancer-%28Indonesian%29.aspx

PendahuluanKolon ( termasuk rectum ) merupakan tempat keganasan tersering dari saluran cerna. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker rectal. Kanker kolon merupakan penyebab ketiga dari semua kematian akibat kanker di Amerika Serikat, baik pada pria maupun wanita ( Cancer Facts and Figures, 1991). Ini adalah penyakit budaya

Page 4: kanker kolorektal

barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di negara ini setiap tahunnya.Insidensnya meningkat sesuai dengan usia , kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun. Kanker ini jarang ditemukan di bawah usia 40 tahun, kecuali pada orang dengan riwayat kolitis ulseratif atau poliposis familial. Kedua kelamin terserang sama seringnya, walaupun kanker kolon lebih sering pada wanita, sedangkan lesi pada rectum lebih sering pada pria.Distribusi tempat kanker pada bagian – bagian kolon adalah sebagai berikut :Asendens : 25 %Transversa : 10 %Desendens : 15 %Sigmoid : 20 %Rectum : 30 %Namun pada tahun – tahun terakhir, diketemukan adanya pergeseran mencolok pada distribusinya. Insidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, sedangkan insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat.Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira – kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di bawah 5 tahun adalah 40 – 50 %, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimptomatis dalam jangka waktu yang lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rectal.EtiologiPenyebab nyata dari kanker kolorectal belum diketahui secara pasti, namun faktor resiko & faktor predisposisi telah diidentifikasi. Faktor resiko yang mungkin adalah adanya riwayat kanker payudara dan tumor uterus atau kanker kolon atau polip dalam keluarga ; riwayat penyakit usus inflamasi kronis.Faktor predisposisi yang penting adalah adanya hubungan dengan kebiasaan makan, karena kanker kolorektal ( seperti juga divertikulosis ) adalah sekitar 10 kali lebih banyak pada penduduk di dunia barat, yang mengkonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung karbohidrat refined dan rendah serat kasar, dibandingkan penduduk primitive ( Afrika ) dengan diet kaya serat kasar. Burkitt ( 1971 ) mengemukakan bahwa diet rendah serat, tinggi karbohidarat refined mengakibatkan perubahan pada flora feses dan perubahan degradasi garam – garam empedu atau hasil pemecahan protein & lemak, dimana sebagian dari zat – zat ini bersifat karsinogenik. Diet rendah serat juga menyebabkan pemekatan zat yang berpotensi karsinogenik ini dalam feses yang bervolume lebih kecil. Selain itu, massa transisi feses meningkat, akibatnya kontak zat yang berpotensi karsinogenik dengan mukosa usus bertambah lama.PatofisiologiKanker kolon dan rektum terutama ( 95 % ) adenokarsinoma ( muncul dari lapisan epitel usus ). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain ( paling sering ke hati ).Kanker kolorektal dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :1.Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.2.Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon3.Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system portal.4.Penyebaran secara transperitoneal5.Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain.

Page 5: kanker kolorektal

Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain. Prognosis relative baik bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat reseksi dilakukan, dan jauh lebih jelek bila telah terjadi metastase ke kelenjar limfe. Dengan menggunakan metode Dukes, kanker kolorektal digolongkan berdasarkan metastasenya :Stadium A : tumor dibatasi pada mukosa dan submukosa sajaStadium B : kanker yang sudah menembus usus ke jaringan di luar rectaltanpa keterlibatan nodus limfe.Stadium C : invasi ke dalam system limfe yang mengalir regionalStadium D : metastase regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas &tidak dapat dioperasi lagi.Manifestasi KlinisGejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak ( suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik ). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

Pemeriksaan DiagnostikThe American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan rectal manual setiap tahun bagi orang dengan usia di atas 40 tahun, sample feses untuk menilai adanya darah setiap tahun setelah usia 50 tahun dan proktosigmoidoskopi setiap 3 – 5 tahun setelah usia 50 tahun, yang mengikuti pemeriksaan dengan dua kali hasil negative setiap tahunnya. Rekomendasi ini adalah untuk orang – orang yang asimtomatik, dan evaluasi lebih sering pada individu yang diketahui mempunyai factor – factor resiko yang lebih tinggi. Sebanyak 60 % dari kasus kanker kolorektal dapat diidentifikasi dengan sigmoidoskopi.Penatalaksanaan MedisPembedahan merupakan tindakan primer pada kira – kira 75 % pasien dengan kanker kolorektal. Pembedahan dapat bersifat kuratif atau palliative. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan di kolon ; massa tumor kemudian dieksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi Kelas A dan

Page 6: kanker kolorektal

semua Kelas B serta lesi C. pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon D. tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah palliative. Apabila tumor telah menyebar dan mencakup struktur vital sekitarnya, maka operasi tidak dapat dilakukan.Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut ( Doughty & Jackson, 1993 ) :Reseksi segmental dengan anastomosisReseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanentKolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis lanjut dari kolostomiKolostomi permanent atau ileostomi.Berkenaan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada kuarang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai diversi sementara atau permanent. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi, yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi.Terapi ajufan standar yang diberikan untuk pasien dengan kanker kolon kelas C adalah program 5-FU/Levamesole. Pasien dengan kanker rectal Kelas B dan C diberikan 5-FU dan metil CCNU dan dosis tinggi radiasi pelvis.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KANKER KOLOREKTALPengkajianRiwayat kesehatan diambil untuk mendapatkan informasi tentang :Perasaan lelahNyeri abdomen atau rectal dan karakternya ( lokasi, frekuensi, durasi, berhubungan dengan makan atau defekasi )Pola eliminasi terdahulu dan saat iniDeskripsi tentang warna, bau dan konsistensi feses, mencakup adanya darah atau mucus.Riwayat penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolorektalRiwayat keluarga dari penyakit kolorektal dan terapi obat saat iniKebiasaan diet ( masukan lemak, serat & konsumsi alcohol ) juga riwayat penurunan BB.Pengkajian objekif meliputi :Auskultasi abdomen terhadap bising ususPalpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi, dan massa padatInspeksi specimen terhadap karakter dan adanya darah

Diagnosa KeperawatanBerdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama yang mencakup, adalah sebagai berikut :Konstipasi b/d lesi obstruksiNyeri b/d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksiKeletihan b/d anemia dan anoreksiaPerubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan anoreksiaResiko kekurangan volume cairan b/d muntah dan dehidrasiAnsietas b/d rencana pembedahan dan diagnosis kankerKurang pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan, dan perawatan diri setelah pulangKerusakan integritas kulit b/d insisi bedah ( abdominoperineal ), pembentukan stoma, dan

Page 7: kanker kolorektal

kontaminasi fekal terhadap kulit periostomalGangguan citra rubuh b/d kolostomi.

Perencanaan & ImplementasiTujuanTujuan utama dapat mencakup eliminasi produk sisa tubuh yang adekuat; reduksi / penghilangan nyeri; peningkatan toleransi aktivitas; mendapatkan tingkat nutrisi optimal; mempertahankan keseimbangan cairan & elektrolit; penurunan ansietas; memahami tentang diagnosis, prosedur pembedahan dan perawatan diri setelah pulang; mempertahankan penyembuhan jaringan optimal; perlindungan kulit periostomal yang adekuat; penggalian dan pengungkapan perasaan dan masalah tentang kolostomi dan pengaruhnya pada diri sendiri;

Intervensi Keperawatan PraOperatif1.Mempertahankan eliminasiFrekuensi dan konsistensi defekasi dipantauLaksatif dan enema diberikan sesuai resepPasien yang menunjukkan tanda perkembangan ke arah obstruksi total disiapkan untuk mejalani pembedahan.

2.Menghilangkan NyeriAnalgesic diberikan sesuai resepLingkungan dibuat kondusif untuk relaksasi dengan meredupkan lampu, mematikan TV atau radio, dan membatasi pengunjung dan telepon bila diinginkan oleh pasienTindakan kenyamanan tambahan ditawarkan : perubahan posisi, gosokan punggung, dan teknik relaksasi.3.Meningkatkan Toleransi AktivitasKaji tingkat toleransi aktivitas pasienUbah dan jadwalkan aktivitas untuk memungkinkan periode tirah baring yang adekuat dalam upaya untuk menurunkan keletihn pasien.Terapi komponendarah diberikan sesuai resep bila pasien menderita anemia berat.Apabila transfusi darah diberikan, pedoman keamanan umum dan kebijakan institusi mengenai tindakan pengamanan harus diikuti.Aktivitas post op ditingkatkan dan toleransi dipantau.4.Memberikan Tindakan NutrisionalBila kondisi pasien memungkinkan, diet tinggi kalori, protein, karbohidrat serta rendah residu diberikan pada pra op selama bberapa hari untuk memberikan nutrisi adekuat dan meminimalkan kram dengan menurunkan peristaltic berlebih.Diet cair penuh 24 jam pra op, untuk menggantikan penipisan nutrient, vitamin dan mineral.Penimbangan BB harian dicatat, dan dokter diberitahu bila terdapat penurunan BB pada saat menerima nutrisi parenteral.5.Mempertahankan Keseimbangan Cairan & ElektrolitCatat masukan dan haluaran, mencakup muntah, yang akan menyediakan data akurat tentang keseimbangan cairanBatasi masukan maknan oral dan cairan untuk mencegah muntah.Berikan antiemetik sesuai indikasiPasang selang nasogastrik pada periode pra op untuk mengalirkan akumulasi cairan dan mencegah distensi abdomenPasang kateter indwelling untuk memantau haluaran urin setiap jam. Haluaran kurang dari 30 ml / jam dilaporkan sehingga terapi cairan intravena dapat disesuaikan.Pantau pemberian cairan IV dan elktrolit, terutama kadar serum untuk mendeteksi

Page 8: kanker kolorektal

hipokalemia dan hiponatremia, yang terjadi akibat kehilangan cairan gastrointestinal.Kaji TTV untuk mendeteksi hipovolemia : takikardi, hipotensi dan penurunan jumlah denyut.Kaji status hidrasi, penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, urine pekat, serta peningkatan berat jenis urine dilaporakan.6.Menurunkan AnsietasKaji tingkat ansietas pasien serta mekanisme koping yang digunakanUpaya pemberian dukungan, mencakup pemberian privasi bila diinginkan dan menginstruksikan pasien untuk latihan relaksasi.Luangkan waktu untuk mendengarkan ungkapan, kesedihan atau pertanyaan yang diajukan oleh pasien.Atur pertemuan dengan rohaniawan bila pasien menginginkannya, dengan dokter bila pasien mengharapkan diskusi pengobatan atau prognosis.Penderita stoma lain dapat diminta untuk berkunjung bila pasien mengungkapkan minat untuk berbicara dengan mereka.Untuk meningkatkan kenyamanan pasien, perawat harus mengutamakan relaksasi dan perilaku empati.Jawab pertanyaan pasien dengan jujur dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.Setiap informasi dari dokter harus dijelaskan, bila perlu. Kadang – kadang kecemasan berkurang, bila pasien mengetahui persiapan fisik yang diperlukan selama periode pra op dan mengetahui kemungkinan post op. beberapa pasien akan lebih senang jika diperbolehkan untuk melihat hasil pemeriksaan, sementara yang lain memilih untuk tidak mengetahuinya.7.Mencegah InfeksiBerikan antibiotic seperti kanamisin sulfat ( Kantrex ), eritromisin (Erythromycin), dan Neomisin Sulfat sesuai resep, untuk mengurangi bakteri usus dalam rangka persiapan pembedahan usus. Preparat diberikan per oral untuk mengurangi kandungan bakteri kolon dan melunakkan serta menurunkan bulk dari isi kolon.Selian itu, usus juga dapat dibersihkan dengan enema, atau irigasi kolon.8.Pendidikan Pasien Pra OperatifKaji tingkat kebutuhan pasien tentang diagnosis, prognosis, prosedur bedah, dan tingkat fungsi yang diinginkan pasca op.Informasi yang diperlukan pasien tentang persiapan fisik untuk pembedahan, penampilan dan perawatan yang diharapkan dari luka pasca op, teknik perawatan kolostomi, pembatasan diet, control nyeri, dan penatalaksanaan obat dimsukkan ke dalam materi penyuluhan.

Intervensi Keperawatan Pasca Operatif1.Perawatan LukaLuka abdomen diperiksa dngan sering dalam 24 jam pertama, untuk meyakinkan bahwa luka akan sembuh tanpa komplikasi ( infeksi, dehidens, emoragik, edema berlebihan ).Ganti balutan sesuai kebutuhan untuk mencegah infeksi.Bantu pasien untuk membebat insisi abdomen selama batuk dan napas dalam untuk mengurangi tegangan pada tepi insisi.Pantau adanya peningkatan TTV yang mengindikasikan adanya proses infeksi.Periksa stoma terhadap edema ( edema ringan akibat manipulasi bedah adalah normal ), warna ( stoma sehat adalah mera jambu ), rabas ( rembesan berjumlah sedikit adalah normal ), dan perdarahan ( tanda abnormal ).Bersihkan kulit peristoma dengan perlahan serta keringkan untuk mencegah iritasi, berikan pelindung kulit sebelum meletakkan kantung drainase.Apabila malignansi telah diangkat dengan rute perineal, luka diobservasi dengan cermat untuk tanda hemoragik. Luka dapat mengandung drain atau tampon yang diangkat secara bertahap. Mungkin terdapat jaringan yang terkelupas selama beberapa minggu. Proses ini

Page 9: kanker kolorektal

juga dipercepat dengan irigasi mekanis luka atau rendam duduk yang dilakukan dua atau tiga kali sehari.Dokumentasikan kondisi luka perineal, adanya perdarahan, infeksi atau nekrosis.2.Citra Tubuh PositifDorong pasien untuk mengungkapkan masalah yang dialami serta mendiskusikan tentang pembedahan dan stoma ( bila telah dibuat ).Ajarkan pasien mengenai perawatan kolostomi dan pasien sudah harus ulai untuk memasukkan perawatan stoma dalam kehidupan sehari – hari.Berikan lingkungan yang kondusif bagi pasien serta berikan dukungan dalam meningkatkan adaptasi pasien terhadap perubahan yang terjadi akibat pembedahan.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G., Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta, 2002.

Gale, Danielle & Charette, Jane, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, EGC, Jakarta, 2000.

Price, Sylvia A., & Wilson, Lorraine M., Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses–Proses Penyakit Vol. 1, Edisi 4, EGC, Jakarta, 1995.

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/kanker-kolorektal/

Gorengan, Makanan Praktis Penyebab Kanker Usus BesarSalah satu penyebab terjadinya kanker usus besar (kanker kolon) adalah akibat pola makan yang salah. Ternyata sering mengonsumsi gorengan dan juga daging merah bisa memicu terjadinya kanker usus besar.

"Dari pagi masyarakat sudah disuguhi gorengan dengan minyak yang dipakai berkali-kali dan mengandung racun yang bisa merusak dinding usus," ujar Dr Aru W Sudoyo, MD, PhD, FACP dalam acara Patient Gathering Sanofi Aventis 'Kanker Usus Besar Bisa Dicegah' di Hotel Sahid Jaya.

Dr Aru menuturkan dalam membuat gorengan biasanya menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang-ulang sehingga mengandung racun dan juga radikal bebas. Selain itu minyak sendiri juga bisa memicu terbentuknya asam empedu di dalam usus, asam empedu ini bisa mengiritasi usus.

"Daging merah yang dimasak pada suhu tinggi bisa menghasilkan senyawa acrylamid yang dapat menyebabkan kanker," ujar dokter yang menjabat sebagai ketua PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).

Page 10: kanker kolorektal

Dr Aru menuturkan ada beberapa hal yang bisa menjadi faktor risiko dari kanker usus besar ini yaitu:

   1. Diet rendah serat dan tinggi lemak   2. Usia, umumnya meningkat pada kelompok usia di atas 50 tahun   3. Adanya polip pada kolon atau usus besar   4. Adanya riwayat kanker usus besar dalam keluarga   5. Mengidap penyakit radang usus yang tidak diobati   6. Kebiasaan mengonsumsi daging merah   7. Kurangnya konsumsi sayuran, buah-buahan dan ikan   8. Kurang melakukan aktivitas fisik   9. Kelebihan berat badan atau overweight  10. Memiliki kebiasaan merokok

Kanker usus besar adalah suatu keganasan yang terjadi di dalam usus besar sampai dengan dubur dan lebih banyak menimpa kaum laki-laki. Diperkirakan sekitar 75 persen penderita kanker usus besar tidak sadar kalau ia terkena penyakit tersebut, karena gejalanya tidak langsung terlihat tapi baru muncul setelah bertahun-tahun kemudian.

"Jenis kanker ini merupakan yang paling bisa dicegah (most preventable) dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan," ujar dokter yang lahir di Washington DC 59 tahun silam.

Gejala yang muncul dari kanker usus besar umumnya adalah:

   1. Perdarahan pada usus besar yang ditandai dengan adanya darah pada feses saat buang air besar   2. Perubahan pola buang air besar seperti menjadi keras, lembek atau kotorannya kecil-kecil   3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas   4. Rasa sakit di perut atau bagian belakang   5. Perut masih terasa penuh meski sudah buang air besar   6. Kadang muncul beberapa gejala umum seperti sembelit, rasa sakit atau kembung di perut

Deteksi dini bisa dengan melakukan pemeriksaan feses untuk mencari darah samar, melakukan kolonoskopi atau melakukan pemeriksaan feses untuk DNA testing (pemeriksaan ini lebih sensitif).

Umumnya kanker ini bergerak secara perlahan-lahan dan diam-diam, memerlukan waktu sekitar 15-20 tahun untuk berkembang, sehingga sangat penting untuk terdeteksi secara dini.

"Kebanyakan masyarakat enggan untuk pergi memeriksakan gejala kanker usus besar ke dokter karena malu atau bahkan tidak berpikir dirinya mungkin terkena kanker ini. Padahal deteksi jenis ini merupakan prosedur yang paling mudah dan sederhana," ujar Dr Ibrahim Basir, SpB-KBD dari FKUI-RSCM.

Untuk itu perlu dilakukan deteksi dini dan skrining untuk mengurangi penderitaan dan meningkatkan harapan hidup, karena penyakit ini bisa disembuhkan jika ditemukan secara dini serta bisa dicegah dengan pola hidup yang baik dan sehat.

Page 11: kanker kolorektal

(sydh/dtc)

http://www.voa-islam.com/muslimah/health/2011/05/15/14693/gorengan-makanan-praktis-penyebab-kanker-usus-besar/

Mengenal Kanker KolonAdd a comment September 15th, 2008 dr. Arief

Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diikuti kemoterapi.

Gejala

Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).

Gejala lokalnya adalah :

Perubahan kebiasaan buang air o Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)

Page 12: kanker kolorektal

o Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal

o Perubahan wujud fisik kotoran/feses Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat

buang air besar Feses bercampur lendir Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya

perdarahan di saluran pencernaan bagian atas Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan

saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai

organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya

Gejala umumnya adalah :

Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)

Hilangnya nafsu makan Anemia, pasien tampak pucat Sering merasa lelah Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

Gejala penyebarannya adalah :

Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala : o Penderita tampak kuningo Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati

Page 13: kanker kolorektal

o Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan

kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

Tingkatan / Staging / Stadium Kanker Kolon

Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi TNM, klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut (mirip dengan klasifikasi Dukes) :

Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa

Page 14: kanker kolorektal

Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

Page 15: kanker kolorektal

Faktor ResikoSiapa saja yang bisa terkena kanker kolon ini ? Berikut adalah faktor-faktor yang meningkatkan resiko seseorang terkena kanker kolon :

1. Usia. Resiko meningkat dengan bertambahnya usia. Kebanyakan kasus terjadi pada usia 60 – 70 an, dan jarang di bawah usia 50 kecuali dalam sejarah keluarga ada yang terkena kanker kolon ini.

2. Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Dengan dihilangkannya polip pada saat ditemukan turut mengurangi resiko terjadinya kanker kolon di kemudian hari.

3. Riwayat kanker. Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap atau pernah dirawat untuk kanker kolon beresiko untuk mengidap kanker kolon di kemudian hari. Wanita yang pernah mengidap kanker ovarium (indung telur), kanker uterus, dan kanker payudara memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal.

4. Faktor keturunan : 1. Sejarah adanya kanker kolon khususnya pada keluarga dekat.2. Penyakit FAP (Familial Adenomatous Polyposis) – Polip adenomatosa familial (terjadi

dalam keluarga); memiliki resiko 100% untuk terjadi kanker kolorektal sebelum usia 40 tahun, bila tidak diobati.

3. Penyakit lain dalam keluarga, seperti HNPCC (Hereditary Non Polyposis Colorectal Cancer) – penyakit kanker kolorektal non polip yang menurun dalam keluarga, atau sindroma Lynch

5. Penyakit kolitis (radang kolon) ulseratif yang tidak diobati.6. Kebiasaan merokok. Perokok memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker

kolorektal dibandingkan bukan perokok.7. Kebiasaan makan. Pernah di teliti bahwa kebiasaan makan banyak daging dan sedikit buah,

sayuran, serta ikan turut meningkatkan resiko terjadinya kanker kolorektal.

Page 16: kanker kolorektal

8. Sedikit beraktivitas. Orang yang beraktivitas fisik lebih banyak memiliki resiko lebih rendah untuk terbentuk kanker kolorektal.

9. Inveksi Virus. Virus tertentu seperti HPV (Human Papilloma Virus) turut andil dalam terjadinya kanker kolorektal.

Bagaimana Mendeteksinya ?Kanker kolorektal dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang, sehingga deteksi dini sangat berpengaruh terhadap kemungkinan sembuhnya. Bila Anda termasuk seseorang yang beresiko untuk terkena, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan screening. Pemeriksaan itu adalah :

Pemeriksaan rektal dengan jari (Digital Rectal Exam), di mana dokter memeriksa keadaan dinding rektum sejauh mungkin dengan jari; pemeriksaan ini tidak selalu menemukan adanya kelainan, khususnya kanker yang terjadi di kolon saja dan belum menyebar hingga rektum.

Pemeriksaan darah dalam tinja. Endoskopi. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat karena selain melihat keadaan dalam kolon

juga bisa bertindak, misalnya ketika menemukan polip endoskopi ini dapat sekaligus mengambilnya untuk kemudian dilakukan biopsi.

Pemeriksaan barium enema dengan double contrast. Virtual Colonoscopy. CAT Scan. Pemeriksaan kadar CEA (Carcino Embryonic Antigent) darah. Whole-body PET Scan Imaging. Sementara ini adalah pemeriksaan diagnostik yang paling

akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali). Pemeriksaan DNA Tinja.

Bagaimana Perawatannya ?Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu sendiri. Terapi akan jauh lebih mudah bila kanker ditemukan pada stadium dini. Tingkat kesembuhan kanker stadium 1 dan 2 masih sangat baik. Namun bila kanker ditemukan pada stadium yang lanjut, atau ditemukan pada stadium dini dan tidak diobati, maka kemungkinan sembuhnya pun akan jauh lebih sulit.

Di antara pilihan terapi untuk penderitanya, opsi Operasi masih menduduki peringkat pertama, dengan ditunjang oleh kemoterapi dan/atau radioterapi (mungkin diperlukan).

Pembedahan

Tindakan ini dibagi menjadi Curative, Palliative, Bypass, Fecal diversion, dan Open-and-close. Bedah Curative dikerjakan apabila tumor ditemukan pada daerah yang terlokalisir. Intinya adalah membuang bagian yang terkena tumor dan sekelilingnya. Pada keadaan ini mungkin diperlukan suatu tindakan yang disebut TME (Total Mesorectal Excision), yaitu suatu tindakan yang membuang usus dalam jumlah yang signifikan. Akibatnya kedua ujung usus yang tersisa harus dijahit kembali. Biasanya pada keadaan ini diperlukan suatu kantong kolostomi, sehingga kotoran yang melalui usus besar dapat dibuang melalui jalur lain. Pilihan ini bukanlah suatu pilihan yang enak akan tetapi merupakan langkah yang diperlukan untuk

Page 17: kanker kolorektal

tetap hidup, mengingat pasien tidak mungkin tidak makan sehingga usus juga tidak mungkin tidak terisi makanan / kotoran; sementara ada bagian yang sedang memerlukan penyembuhan. Apa dan bagaimana kelanjutan dari kolostomi ini adalah kondisional dan individual, tiap pasien memiliki keadaan yang berbeda-beda sehingga penanganannya tidak sama.

Bedah paliatif dikerjakan pada kasus terjadi penyebaran tumor yang banyak, dengan tujuan membuang tumor primernya untuk menghindari kematian penderita akibat ulah tumor primer tersebut. Terkadang tindakan ini ditunjang kemoterapi dapat menyelamatkan jiwa. Bila penyebaran tumor mengenai organ-organ vital maka pembedahan pun secara teknis menjadi sulit, sehingga dokter mungkin memilih teknik bedah bypass atau fecal diversion (pengalihan tinja) melalui lubang. Pilihan terakhir pada kondisi terburuk adalah  open-and-close, di mana dokter membuka daerah operasinya, kemudian secara de facto melihat keadaan sudah sedemikian rupa sehingga tidak mungkin dilakukan apa-apa lagi atau tindakan yang akan dilakukan tidak memberikan manfaat bagi keadaan pasien, kemudian di tutup kembali. Tindakan ini sepertinya sudah tidak pernah dilakukan lagi mengingat sekarang sudah banyak tersedia laparoskopi dan radiografi canggih untuk mendeteksi keberadaan dan kondisi kanker jauh sebelum diperlukan operasi.

Terapi Non Bedah

Kemoterapi dilakukan sebagai suatu tindakan untuk mengurangi terjadinya metastasis (penyebaran), perkembangan sel tumor, mengecilkan ukurannya, atau memperlambat pertumbuhannya. Radioterapi jarang digunakan untuk kanker kolon karena memiliki efek samping dan sulit untuk ditembakkan ke bagian yang spesifik pada kolon. Radioterapi lebih sering pada kanker rektal saja. Imunoterapi sedang dikembangkan sebagai terapi tambahan untuk kanker kolorektal. Terapi lain yang telah diujicoba dan memberikan hasil yang sangat menjanjikan adalah terapi Vaksin. Ditemukan pada November 2006 lalu sebuah vaksin bermerek TroVax yang terbukti secara efektif mengatasi berbagai macam kanker. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan sistem imun penderita untuk melawan penyakitnya. Fase ujicobanya saat ini sedang ditujukan bagi kanker ginjal dan direncanakan untuk kanker kolon. Terapi lainnya adalah pengobatan yang ditujukan untuk mengatasi metastasisnya (penyebaran tumornya).

Nah selain dari terapi non bedah di atas, yang juga tak kalah pentingnya adalah Terapi Suportif. Diagnosis kanker sangat sering menimbulkan pengaruh yang sangat besar pada kejiwaan penderitanya. Karenanya dorongan dari rumah sakit, dokter, suami/istri, kerabat, keluarga, social support group sangat penting bagi penderitanya.

Sebuah Nasehat :

Bagian ini adalah dari saya pribadi, bila Anda atau keluarga Anda adalah seorang penderita kanker kolon, saran saya adalah sebagai berikut :

1. Jangan tunda pengobatan Anda, siapa tahu Anda masih termasuk dalam kategori stadium dini.

2. Jangan berputus asa, di setiap kesulitan selalu ada jalan keluar.3. Jangan berlama-lama mencoba terapi-terapi alternatif dan menggagalkan terapi medis yang

sudah teruji.

Page 18: kanker kolorektal

4. Saya pribadi mempercayai habbatus sauda (jintan hitam) sebagai terapi tambahan atas terapi apapun, khususnya untuk masalah kanker. Sejak dulu Nabi bersabda “Sesungguhnya habbatus sauda adalah obat bagi segala penyakit, kecuali mati…“, dan saya meyakininya. Baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa habbatus sauda memiliki efek anti kanker yang poten.

http://www.drarief.com/mengenal-kanker-kolon/

Apa itu Kanker Usus

Kanker usus (besar rectum) atau sering disebut kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker yang terjadi pada jaringan kolon/usus besar atau rektum. Untuk dapat lebih memahami mengenai kanker ini, mari kita pelajari sistem pencernaan manusia normal.

Sistem Pencernaan Manusia

Kanker kolon dan dubur dimulai dalam sistem pencernaan, juga disebut GI (gastrointestinal) sistem (lihat gambar di bawah).

Gambar Sistem Pencernaan Manusia

Sistem pencernaan memproses makanan untuk menghasilkan energi dan bagian terakhir dari system ini (yaitu di kolon/usus besar) menyerap cairan dan membentuk limbah padat (tinja) yang kemudian dikeluarkan dari tubuh.

Setelah makanan dikunyah dan ditelan, makanan berpindah ke perut. Sebagian makanan dipecah ke dalam bagian-bagian kecil untuk dikirim ke usus halus. Usus halus adalah bagian terpanjang dari sistem pencernaan - sekitar 20 meter.

Usus halus juga menguraikan makanan dan menyerap sebagian besar nutrisi. Usus halus berujung pada usus besar yang panjangnya sekitar 5 meter. Usus besar menyerap air dan nutrisi dari makanan dan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan limbah (tinja). Tinja ini selanjutnya bergerak dari usus besar ke dalam anus - 6 inci terakhir dari sistem pencernaan. Dari sana limbah keluar dari tubuh melalui lubang yang disebut anus.

Page 19: kanker kolorektal

Kanker usus besar dan kanker rektum memiliki banyak kesamaan. Kanker usus berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun. Sebagian besar kanker bermula sebagai polip usus. Polip adenoma ini dapat berkembang menjadi kanker. Mengangkat polip sedini mungkin dapat melindungi Anda dari kemungkinan terkena kanker.

Lebih dari 95% dari kanker usus besar dan rektum adalah adenokarsinoma. Kanker ini dimulai pada sel-sel yang melapisi bagian dalam usus besar dan rektum.

Apa itu Kanker Usus Penyebab & Faktor Resiko Kanker

Usus Gejala Kanker Usus Bagaimana Kanker Usus diketahui Tahapan Perkembangan Kanker

Usus Pengobatan Kanker Usus Pencegahan Kanker Usus

Typhonium PlusTyphonium Flagelliforme

Secara tradisional digunakan untuk membantu memelihara daya tahan

tubuh oleh pasien kanker/tumor

"Melakukan copy & paste artikel ini dan atau mendistribusikan ulang melalui situs atau blog Anda tanpa seizin CancerHelps.com adalah melanggar Hak Cipta / Copyright ©"

Sumber:http://www.oncologychannel.com/coloncancer/diagnosis.shtmlhttp://www.cancer.org/downloads/STT/500809web.pdfhttp://cancer.about.com/od/coloncancer/p/colonsymptoms.htmhttp://nursingcrib.com/wp-content/uploads/colostomy.gifhttp://www.cancer.org/Cancer/ColonandRectumCancer/OverviewGuide/colorectal-cancer-overview-treating-surgeryhttp://www.mayoclinic.org/colon-cancer/diagnosis.htmlhttp://www.netwellness.org/healthtopics/coloncancer/targeted.cfmhttp://etsyitemoftheday.com/wp-content/uploads/2009/02/gallbladder.jpgTy

http://www.cancerhelps.com/kanker-usus.htm

(Mesin Pencari Google)

Website ini dijual harga nego

Kanker Usus Besar

Page 20: kanker kolorektal

Definisi Kanker Kanker adalah suatu kelompok lebih dari 100 penyakit yang berbeda-beda. Mereka mempengaruhi unit dasar tubuh yaitu sel. Kanker terjadi ketika sel-sel menjadi abnormal dan membelah tanpa kontrol atau aturan. Seperti semua organ-organ lain tubuh, usus besar (colon) dan rektum (rectum) terdiri dari banyak tipe-tipe dari sel-sel. Secara normal, sel-sel membelah untuk menghasilkan lebih banyak sel-sel hanya ketika tubuh membutuhkan mereka. Proses yang teratur in membantu mempertahankan kita sehat.

Jika se-sel tetap terus membelah ketika sel-sel baru tidak diperlukan, suatu massa dari jaringan terbentuk. Massa dari jaringan ekstra ini, disebut suatu pertumbuhan atau tumor, dapat ramah (tidak berbahaya) atau ganas (berbahaya).

Tumor-tumor yang ramah adalah bukan kanker. Mereka biasanya dapat diangkat dan, pada banyak kasus-kasus, mereka tidak timbul kembali. Paling penting, sel-sel dari tumor-tumor ramah tidak menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ramah adalah jarang suatu ancaman nyawa.

Tumor-tumor ganas adalah kanker. Sel-sel kanker dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ dekat tumor. Juga, sel-sel kanker dapat pecah dan keluar dari suatu tumor ganas dan masuk kedalam aliran darah atau sistim getah bening. Ini adalah bagaimana kanker menyebar dari tumor primer untuk membentuk tumor-tumor baru pada bagian-bagian lain tubuh. Penyebaran dari tumor disebut metastasis.

Ketika kanker menyebar ke bagian lain tubuh, tumor yang baru mempunyai macam yang sama dari sel-sel abnormal dan nama yang sama seperti kanker primer. Contohnya, jika kanker usus besar menyebar ke hati, sel-sel kanker didalam hati adalah sel-sel kanker usus besar. Penyakitnya adalah kanker usus besar yang menyebar (metastatic colon cancer), jadi ia bukan kanker hati.

Definisi Kanker Usus Besar (Colon) dan Kanker Rektum (Rectum) Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system) dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari usus besar. Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya

Page 21: kanker kolorektal

disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.

Secara global, kanker usus besar dan rektum adalah penyebab pemimpin ketiga dari kanker pada pria-pria dan penyebab pemimpin keempat dari kanker pada wanita-wanita. Frekwensi dari kanker koloretal bervariasi diseluruh dunia. Ia adalah umum di dunia barat dan adalah jarang di Asia dan Africa. Di negara-negara dimana orang-orang telah mengadopsi diet-diet barat, kejadian dari kanker kolorektal meningkat.

http://www.totalkesehatananda.com/colon1.html

Gejala Kanker Kolorektal (Rektum)

DEFINISIDi negara barat, kanker usus besar (kolon) dan rektum (kanker kolorektal) adalah jenis kanker no 2 yang paling sering terjadi dan kanker penyebab kematian no 2. Angka kejadian kanker kolorektal mulai meningkat pada umur 40 tahun dan puncaknya pada umur 60-75 tahun. Kanker usus besar (kanker kolon) lebih sering terjadi pada wanita, kanker rektum lebih sering ditemukan pada pria.

Sekitar 5% penderita kanker kolon atau kanker rektum memiliki lebih dari satu kanker kolorektum pada saat yang bersamaan. Kanker kolon biasanya dimulai dengan pembengkakan seperti kancing pada permukaan lapisan usus atau pada polip. Kemudian kanker akan mulai memasuki dinding usus. Kelenjar getah bening di dekatnya juga bisa terkena. Karena darah dari dinding usus dibawa ke hati, kanker kolon biasanya menyebar (metastase) ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.

PENYEBABSeseorang dengan riwayat keluarga menderita kanker kolon, memiliki resiko tinggi mengidap kanker. Riwayat poliposis keturunan atau penyakit yang serupa juga meningkatkan resiko kanker kolon. Penderita kolitis ulserativa atau penyakit Crohn memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker. Resikonya berhubungan dengan usia penderita pada saat kelainan ini timbul dan lamanya penderita mengalami kelainan ini.

Makanan memegang perananan penting dalam resiko kanker kolon, tetapi bagaimana caranya, tidak diketahui. Di seluruh dunia, orang dengan resiko tertinggi adalah yang tinggal di perkotaan dan mengkonsumsi makanan khas orang-orang barat yang kaya. Makanan tersebut rendah serat dan tinggi protein hewan, lemak dan karbohidrat. Resiko agaknya menurun dengan diet tinggi kalsium, vitamin D dan sayuran seperti toge Brusel, kubis dan brokoli.

GEJALAKanker kolorektal tumbuh perlahan dan memakan waktu yang lama sebelum menyebabkan gejala. Gejalanya tergantung kepada jenis, lokasi dan penyebaran kanker. Usus besar sebelah kanan (kolon asendens) memiliki diameter yang besar dan dinding yang tipis. Karena isinya

Page 22: kanker kolorektal

berupa cairan, kolon asendens tidak akan tersumbat sampai terjadinya stadium akhir kanker.

Tumor pada kolon asendens bisa begitu membesar sehingga dapat dirasakan melalui dinding perut. Lemah karena anemia yang berat mungkin merupakan satu-satunya gejala. Usus besar sebelah kiri (kolon desendens) memiliki diameter yang lebih kecil dan dinding yang lebih tebal dan tinjanya agak padat. Kanker cenderung mengelilingi bagian kolon ini, menyebabkan sembelit dan buang air besar yang sering, secara bergantian.

Karena kolon desendens lebih sempit dan dindingnya lebih tebal, penyumbatan terjadi lebih awal. Penderita mengalami nyeri kram perut atau nyeri perut yang hebat dan sembelit. Tinja bisa berdarah, tetapi lebih sering darahnya tersembunyi, dan hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.

Kebanyakan kanker menyebabkan perdarahan, tapi biasanya perlahan. Pada kanker rektum, gejala pertama yang paling sering adalah perdarahan selama buang air besar. Jika rektum berdarah, bahkan bila penderita diketahui juga menderita wasir atau penyakit divertikel, juga harus difikirkan kemungkinan terjadinya kanker. Pada kanker rektum, penderita bisa merasakan nyeri saat buang air besar dan perasaan bahwa rektumnya belum sepenuhnya kosong. Duduk bisa terasa sakit. Tetapi biasanya penderita tidak merasakan nyeri karena kankernya, kecuali kanker sudah menyebar ke jaringan diluar rektum

DIAGNOSASeperti kanker lainnya, pemeriksaan penyaring rutin, membantu penemuan dini dari kanker kolorektal. Tinja diperiksa secara mikroskopik untuk menghitung jumlah darah. Untuk membantu meyakinkan hasil pemeriksaan yang tepat, penderita memakan daging merah tinggi serat selama 3 hari sebelum pengambilan sampel tinja. Bila pemeriksaan penyaring ini menunjukan kemungkinan kanker, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan.

Sebelum dilakukan endoskopi, usus dikosongkan, seringkali dengan menggunakan pencahar dan beberapa enema. Sekitar 65% kanker kolorektal dapat dilihat dengan sigmoidoskop. Bila terlihat polip yang mungkin ganas, seluruh usus besar diperiksa dengan kolonoskopi, yang daya jangkaunya lebih panjang. Beberapa pertumbuhan yang terlihat ganas diangkat dengan menggunakan alat bedah melalui kolonoskopi, pertumbuhan lainnya harus diangkat dengan pembedahan biasa.

Pemeriksaan darah dapat membantu dalam menegakkan diagnosis. Pada 70% orang yang menderita kanker kolorektal, kadar antigen karsinoembriogenik dalam darahnya tinggi. Bila sebelum kanker diangkat kadar antigen ini tinggi, maka sesudah pembedahan kadarnya bisa turun. Pada kunjungan berikutnya, kadar antigen ini diukur kembali; jika kadarnya meningkat berarti kanker telah kambuh kembali. Bisa juga dilakukan pengukuran 2 antigen lainnya, yaitu CA19-9 dan CA 125, yang mirip dengan antigen karsinoembbriogenik.

PENGOBATANPengobatan utama pada kanker kolorektal adalah pengangkatan bagian usus yang terkena dan sistem getah beningnya. 30% penderita tidak dapat mentoleransi pembedahan karena kesehatan yang buruk, sehingga beberapa tumor diangkat melalui elektrokoagulasi. Cara ini bisa meringankan gejala dan memperpanjang usia, tapi tidak menyembuhkan tumornya.

Page 23: kanker kolorektal

Pada kebanyakan kasus kanker kolon, bagian usus yang ganas diangkat dengan pembedahan dan bagian yang tersisa disambungkan lagi. Untuk kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh jarak kanker ini dari anus dan seberapa dalam dia tumbuh ke dalam dinding rektum. Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan penderita menjalani kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara dinding perut dengan kolon). Dengan kolostomi, isi usus besar dikosongkan melalui lubang di dinding perut ke dalam suatu kantung, yang disebut kantung kolostomi.

Bila memungkinkan, rektum yang diangkat hanya sebagian, dan menyisakan ujung rektum dan anus. Kemudian ujung rektum disambungkan ke bagian akhir dari kolon. Terapi penyinaran setelah pengangkatan tumor, bisa membantu mengendalikan pertumbuhan tumor yang tersisa, memperlambat kekambuhan dan meningkatkan harapan hidup. Pengangkatan tumor dan terapi penyinaran, efektif untuk penderita kanker rektum yang disertai 1-4 kanker kelenjar getah bening. Tetapi kurang efektif pada penderita kanker rektum yang memiliki lebih dari 4 kanker kelenjar kelenjar getah bening.

Jika kanker kolorektal telah menyebar dan tampaknya pembedahan tidak membantu penyembuhan, bisa dilakukan kemoterapi dengan florouracil dan levamisole, yang bisa meningkatkan harapan hidup. Bila kanker kolorektal telah begitu menyebar sehingga tidak dapat diangkat seluruhnya, pembedahan untuk meringankan penyumbatan usus, bisa meringankan gejala. Tetapi harapan hidupnya hanya sekitar 7 bulan. Jika kanker telah menyebar hanya ke hati, obat kemoterapi dapat disuntikan langsung ke dalam pembuluh darah yang menuju ke hati.

Meskipun mahal, pengobatan ini bisa memberikan lebih banyak keuntungan daripada kemoterapi yang biasa. Tetapi pengobatan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Bila kanker telah menyebar di luar hati, pengobatan ini tidak efektif lagi. Setelah kanker kolorektal diangkat seluruhnya melalui pembedahan, dilakukan kolonoskopi untuk memeriksa usus yang tersisa, sebanyak 2-5 kali setiap tahunnya.Bila pemeriksaan ini tidak menunjukkan adanya kanker, pemeriksaan berikutnya dilakukan setiap 2-3 tahun sekali

http://www.spesialis.info/?gejala-kanker-kolorektal-%28rektum%29,1082

Pengertian Kanker Kolon dan RektumUsus besar adalah bagian dari sistem pencernaan menurut Ikatan dokter. Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang merupakan saluran diatas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kesehatan usus kolon, maka disebut kanker kolon, bila

Page 24: kanker kolorektal

mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal.

Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.

Penyebap dan Faktor ResikoHingga saat ini tidak diketahui dengan pasti apa penyebab kanker kolorektal(cek this operasi bibir). Tidak dapat diterangkan, mengapa pada seseorang terkena kanker ini sedangkan yang lain tidak. Namun yang pasti adalah bahwa penyakit kanker kolorektal bukanlah penyakit menular. Terdapat beberapa faktor resiko yang menyebabkan seseorang akan rentan terkena kanker kolorektal yaitu:

* Usia, umumnya kanker kolorektal menyerang lebih sering pada usia tua. Lebih dari 90 persen penyakit ini menimpa penderita diatas usia 50 tahun. Walaupun pada usia yang lebih muda dari 50 tahunpun dapat saja terkena. Sekitar 3 % kanker ini menyerang penderita pada usia dibawah 40 tahun.

* Polyp kolorektal, adalah pertumbuhan tumor pada dinding sebelah dalam usus besar dan rektum. Sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Kebanyakan polyp ini adalah tumor jinak, tetapi sebagian dapat berubah menjadi kanker. Menemukan dan mengangkat polyp ini dapat menurunkan resiko terjadinya kanker kolorektal.

Dukung kampanye stop dreaming start action

http://kompiancur.blogspot.com/2009/09/pengertian-kanker-kolon.html

BAB IPENDAHULUANA.LATAR BELAKANG

Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besaratau rektum relatif umum. Pada kenyataannya, kanker kolon danr e k t u m s e k a r a n g a d a l a h ti p e p a l i n g u m u m k e d u a d r i k a n k e r i n t e r n a l d i A m e r i k a s e r i k a t . I n i a d a l a h p e n y a k i t b u d a y a b a r a t . D i p e r k i r a k a n b a h w a 1 5 0 . 0 0 0 k a s u s b a r u k a n k e r k o l o r e k t a l d i diagnosis di negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerangindividu dua kali lebih besar dibanding kan kanker rektal.I n s i d e n s n y a m e n i n g k a t s e s u a i d e n g a n u s i a ( k e b a n y a k a n p a d a p a s i e n y a n g b e r u s i a

Page 25: kanker kolorektal

l e b i h d a r i 5 5 t a h u n ) d a n m a k i n ti n g g i pada individu dengan riwayat keluarga mengalami kanker kolon,p e n y a k i t u s u s i n fl a m a s i k r o n i s a t a u p o l i p . P e r u b a h a n p a d a persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir. Insidenskanker pada sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkaninsidens pada kolon asendens dan desendens meningkat.Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-k i r a s e t e n g a h d a r i j u m l a h t e r s e b u t m e n i n g g a l s e ti a p t a h u n n y a , m e s k i p u n s e k i t a r ti g a d a r i e m p a t p a s i e n d a p a t d i s e l a m a t k a n dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsunganh i d u p d i b a w a h l i m a t a h u n a d a l a h 4 0 % s a m p a i 5 0 % , t e r u t a m a k a r e n a t e r l a m b a t d a l a m d i a g n o s i s d a n a d a n y a m e t a s t a s e . K e b a n y a k a n o r a n g a s i m t o m a ti s d a l a m j a n g k a w a k t u l a m a d a n m e n c a r i b a n t u a n k e s e h a t a n h a n y a b i l a m e r e k a m e n e m u k a n perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui,t e t a p i f a k t o r r e s i k o t e l a h t e r i d e n ti fi k a s i , t e r m a s u k r i w a y a t a t a u riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga, riwayat penyakit

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

1

usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak, rotein dan daging sertarendah serat.Hal-hal mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, komplikasi,hingga proses keperawatan kanker kolon akan dibahas pada babselanjutnyaB . R U M U S A N M A S A L A H Apa dan bagaimana pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium,pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan,dan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca KOlon.

C . T U J U A N

M a h a s i s w a m a m p u u n t u k m e m a h a m i p e n g e r ti a n , e ti o l o g i , k l a s i f i k a s i , s t a d i u m , p a t h w a y , p a t o fi s i o l o g i , p e m e r i k s a a n diagnostik, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada kliendengan Ca Kolon.

BAB IIPEMBAHASANA . P E N G E R T I A N

T u m o r a d a l a h s u a t u b e n j o l a n a t a u s t r u k t u r y a n g m e n e m p a ti a r e a t e r t e n t u p a d a t u b u h , d a n m e r u p a k a n neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI, 2008 :268).K a n k e r a d a l a h s e b u a h penyakity a n g d i t a n d a i d e n g a n pembagian sel y a n g ti d a k t e r a t u r d a n k e m a m p u a n s e l - s e l i n i u n t u k

Page 26: kanker kolorektal

m e n y e r a n g jaringan b i o l o g i s l a i n n y a , b a i k d e n g a n pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) a t a u d e n g a n m i g r a s i s e l k e t e m p a t y a n g j a u h ( metastasis).P e r t u m b u h a n y a n g ti d a k t e r a t u r i n i m e n y e b a b k a n k e r u s a k a n DNA, m e n y e b a b k a n mutasidigenv i t a l y a n g m e n g o n t r o l pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masaabnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial daricolon (Brooker, 2001 : 72).K a n k e r k o l o n / u s u s b e s a r a d a l a h t u m b u h n y a s e l k a n k e r yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle& Langman, 2000 : 805).Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganasyang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya(Tambayong, 2000 : 143).Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulanb a h w a k a n k e r k o l o n a d a l a h s u a t u p e r t u m b u h a n t u m o r y a n g bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitarkolon (usus besar).

B . E T I O L O G I

Terdapat empat etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

3

1.

p.

p.

Page 44: kanker kolorektal

Tumor jinak dibagi atas :a. Tumor Epitelial :hv- Adenoma- Adenomatosisb. Tumor Nonepitelial- Leomioma- Hemangioma- LipomaTumor ganas terdiri atas :a. Karsinomab. Sarkoma

Sebagian besar penderita tumor jinak biasanya tidak mempunyai keluhan kecuali jika telah ada komplikasi tidak menyebabkan diare. Apabila letak tumor ada di bagian kolon paling bawah biasanya menimbulkan perdarahan. Keluhan lain yang jarang terjadi yaitu diare berlendir yang kadang-kadang disertai dengan nyeri perut.

Untuk menemukan tumor jinak ini harus dilakukan pemeriksaan radiologis dan endoskopis yang meliputi pemeriksaan sigmoidaskopi dan kolonoskopi. Pengobatan tumor jinak biasanya dilakukan dengan cara operasi.

Kanker usus besar atau kolorektal termasuk penyakit ganas urutan ke-10 tersering di dunia termasuk Indonesia. Kanker kolorektal biasanya ditemukan pada pria dan wanita berusia di atas 50 tahun. Seiring dengan perubahan gaya hidup pada saat ini 50% penderita kanker usus besar berusia di bawah 40 tahun. Kanker kolorektal tergolong fatal karena diperkirakan 50% penderitanya meninggal akibat penyakit ini.

PenyebabFaktor-faktor penyebab kanker kolorektal sebagai berikut :a. DietKurangnya makan makanan yang berserat menyebabkan jalannya makanan di usus halus menjadi lambat. Kondisi ini mengakibatkan kontak antara zat-zat yang potensial karsinogen dengan mukosa berlangsung lebih lama.

b. Kelaianan di kolon- Adenoma di kolonAdenoma yang menjadi kanker sekitar 1% dengan ukuran kurang dari 1 cm, 10% dengan ukuran 1-2 cm dan 50% dengan ukuran lebih dari 2 cm.- Poliposis FamilialJarang ditemukan di Indonesia tetapi 70% di antaranya menjadi ganas.- Kolitis UlcerativaPenderita dengan kolitis ulcerativa menahun sekitar 50% akan menjadi kanker kolon.

Gaya hidup manjadi salah satu pemicu munculnya kanker kolorektal. Kebiasaan mengonsumsi makanan yang tinggi lemak seperti fast food dan gorengan dapat menyebabkan kanker kolorektal. Selain gaya hidup, polip pada usus juga dianggap meningkatkan resiko penyakit ini. Baru-baru ini dilaporkan bahwa terdapat hubungan antara terapi Aspirin dengan kemampuannya menurunkan resiko kanker ini.

Page 45: kanker kolorektal

GejalaGejala-gejala awal yang dialami penderita kanker kolorektal antara lain perdarahan pada usus besar yang ditandai dengan ditemukannya darah pada fases saat buang air besar, diare atau sembelit tanpa sebab yang jelas dan berlangsung lebih dari enam minggu, penurunan berat badan, nyeri perut, serta perut masih terasa penuh meski sudah buang air besar.

Kadang-kadang pasien terlambat memeriksakan diri ke dokter karena gejala kanker usus yang relatif bergejala ringan dan berkaitan dengan saluran cerna seperti rasa kembung di perut, rasa sakit, serta sembelit. Untuk menentukan adanya penyakit kanker usus dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium melalui pemeriksaan tumor dan kanker (CEA) serta pemeriksaan kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi dilakukan dengan memasukkan pipa lentur yang dilengkapi kamera dan jarum biopsi. Melalui pemeriksaan ini selaput lendir usus besar dapat dilihat dan bagian yang mencurigakan dapat dipotret serta dibiopsi (diambil sedikit jaringan). Pemeriksaan kolonoskpi relatif aman dan tidak berbahaya. Pemeriksaan tinja dilakukan untuk mengetahui adanya bakteri Shigella atau amuba.

Incoming search terms:Kanker usus , kanker kolon , kkanker usus , kanker kolorektal , Definisi kolon , pengertian kanker usus , pengertian penyakit kolon , kolon , rektum , kanker usus b

1.

p.

p.

Page 57: kanker kolorektal

DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

33

KATA PENGANTARPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karenaatas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah inidapat disusun dan selesai tepat waktu.M a k a l a h i n i d i b u a t s e b a g a i t u g a s m a t a k u l i a h K e p e r a w a t a n D e w a s a I ( K e p a r a w a t a n M e d i k a l B e d a h ) . Makalah ini berisi tentang

pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium,pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dana s u h a n k e p e r a w a t a n p a d a k l i e n d e n g a n C a K O l o n

. M a k a l a h i n i diharapkan bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswakeperawatan.K a m i s a d a r b a h w a m a k a l a h m a s i h j a u h d a r i k e s e m p u r n a a n . O l e h k a r e n a i t u , k a m i m e n g h a r a p k a n k r i ti k d a n s a r a n y a n g b e r s i f a t m e m b a n g u n k h u s u s n y a d a r i d o s e n p e n a n g g u n g j a w a b m a t a k u l i a h a g a r d a l a m p e m b u a t a n makalah berikutnya bisa lebih sempurna.Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaatbagi banyak orang. Terima kasih dan wassalam.Pinrang, 14 Mei 2009Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA . L a t a r B e l a k a n g B . R u m u s a n M a s a l a h C . T u j u a n BAB II PEMBAHASANBAB III PENUTUPDAFTAR PUSTAKA

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

35

Page 58: kanker kolorektal
Page 59: kanker kolorektal
Page 60: kanker kolorektal