kangker payudara

35
0 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM POLA SIDIK JARI TANGAN PADA KANKER PAYUDARA BIDANG KEGIATAN: PKM-P Diusulkan oleh: Linda Jana Sintaningtyas G0006109 (Angkatan 2006) Dyah Listyorini G0008089 (Angkatan 2008) Sofina Kusnadi G0008171 (Angkatan 2008) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of kangker payudara

Page 1: kangker payudara

0

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

POLA SIDIK JARI TANGAN PADA KANKER PAYUDARA

BIDANG KEGIATAN:

PKM-P

Diusulkan oleh:

Linda Jana Sintaningtyas G0006109 (Angkatan 2006)

Dyah Listyorini G0008089 (Angkatan 2008)

Sofina Kusnadi G0008171 (Angkatan 2008)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: kangker payudara

1

1 Judul Kegiatan : POLA SIDIK JARI TANGAN PADA PASIEN KANKER

PAYUDARA

2 Bidang Kegiatan : (√) PKM-P ( ) PKM-K

( ) PKM-T ( ) PKM-M

3 Bidang Ilmu : (√ ) Kesehatan ( ) Pertanian

( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa

( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora

( ) Pendidikan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Linda Jana Sintaningtyas

b. NIM : G0006109

c. Jurusan : Pendidikan Dokter

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Sebelas Maret

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Arief Rachman Hakim 12

Bojonegoro, Jawa Timur/

081329429040

f. Alamat email : [email protected]

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang

6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Nanang Wiyono, dr., M.Kes.

b. NIP : 132301027

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Slamet Riyadi 570 Surakarta/

08122593282

6. Biaya Kegiatan Total : Rp. 10.000.000,00

a. Dikti : Rp. 10.000.000,00

b. Sumber lain : -

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan

Surakarta, 23 Oktober 2009

Menyetujui,

Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan

Fakultas Kedokteran UNS

(Hari Purnomo Sidik, dr., MMR.) (Linda Jana Sintaningtyas)

NIP. 130 543 163 NIM G0006109

Pembantu Rektor III UNS Dosen Pendamping

(Drs. Dwi Tiyanto, SU) (Nanang Wiyono, dr., M. Kes)

NIP. 130 814 593 NIP. 132 301 027

Page 3: kangker payudara

2

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................ iv

A. JUDUL PROGRAM ................................................................. 1

B. LATAR BELAKANG MASALAH ......................................... 1

C. RUMUSAN MASALAH ..................................................... 3

E. MANFAAT ............................................................................ 3

D. TUJUAN ............................................................................ 3

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN ........................................ 3

F. KEGUNAAN ................................................................ 3

G. TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 3

H. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................... 15

I. METODE PELAKSANAAN ................................................... 16

J. JADWAL KEGIATAN PROGRAM ....................................... 20

K. RANCANGAN BIAYA ................................................... 21

L. DAFTAR PUSTAKA ................................................... 22

M. LAMPIRAN .............................................................. 24

Page 4: kangker payudara

3

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Contoh Pola Dermatoglifi ........................................................... 5

Gambar 2. Jumlah Sulur pada Pola Dermatoglifi.......................................... 6

Gambar 3. Cara Mengukur Sudut dari Posisi Axial Triradius .......... ........... 6

Page 5: kangker payudara

4

A. JUDUL PROGRAM

Pola Sidik Jari Tangan pada Pasien Kanker Payudara

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Kanker (Carsinoma/Ca) adalah suatu kondisi dimana sel telah

kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami

pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara

(Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang

berasal dari parenchyma. Transformasi sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel

normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari

tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam

bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan

genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa

berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Namun

tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.

Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,

menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen, bahkan gangguan

fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami

suatu keganasan. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi

akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak

akan terpengaruh oleh promosi, karena itu diperlukan beberapa faktor untuk

terjadinya keganasan (Guyton dan Hall, 2008; Price dan Wilson, 2006;

Robbins, 2007).

Pemeriksaan payudara klinis oleh ahli kesehatan yang profesional

dan mamografi adalah metode utama untuk mendeteksi dini kanker payudara.

Penapisan mamogram dilakukan pada perempuan yang tidak terdapat gejala

kanker untuk mendeteksi berbagai keabnormalan pada stadium praklinis

sebelum penyebaran atau sebelum terlibatnya kelenjar getah bening axillaris

ketika angka pengobatan tinggi. Mamografi yaitu radiogram jaringan lunak,

merupakan pemeriksaan klinis tambahan yang penting. Mamografi dapat

memberikan informasi selama penelitian yang intensif untuk mendiagnosis

kelainan, selain untuk screening. Untuk mengambil spesimen dilakukan

prosedur pengambilan contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik yaitu

Page 6: kangker payudara

5

dengan cara melakukan biopsi jarum halus, biopsi jarum inti, biopsi terbuka

eksisional (seluruh massa diangkat) atau insisional (sebagian massa diangkat)

(Price dan Wilson, 2006). Pemeriksaan-pemeriksaan di atas memerlukan biaya

yang mahal dan merupakan tindakan invasif.

Komponen genetik kanker payudara dibentuk oleh bermacam-macam

gen seperti BRCA1 dan BRCA2, P53 (Chintamani, 2007). Bukti-bukti yang

tersedia telah menunjukkan bahwa sejarah keluarga kanker payudara

berhubungan dengan faktor keturunan.

Sidik jari bersifat genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor

lingkungan maternal pada trimester pertama kehamilan. Sidik jari adalah pola

guratan-guratan menonjol yang khas pada ujung jari manusia, bersifat unik

bagi setiap individu. Jari tangan dan jari kaki, serta telapak tangan dan kaki,

dipenuhi oleh guratan-guratan teratur yang membentuk suatu pola. Istilah

dermatoglifi dipakai untuk menyebut konfigurasi guratan-guratan tersebut

(Graham dan Brown, 2005). Konfigurasi sidik jari dapat dianalisis dengan pola

ridge jari tangan, jari kaki, telapak tangan, dan telapak kaki yang digunakan

secara klinik sebagai petunjuk diagnosis beberapa sindrom dengan manifestasi

klinis yang kurang jelas. Beberapa ketidaknormalan kromosom telah diketahui

menghasilkan pola sidik jari yang berbeda (Suzumori, 1980). Relevansi sidik

jari dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang dengan predisposisi

genetik untuk perkembangan penyakit tertentu. Sidik jari diturunkan secara

genetik dan tidak dipengaruhi lingkungan eksternal setelah lahir seperti

geografi dan ekonomi sehingga sidik jari memiliki ciri yang paling bermanfaat

untuk menentukan hubungan mendasar dalam kehidupan. Sejumlah gen yang

ditemukan pada sindrom kelainan kromosom, ternyata juga ditemukan

keabnormalan pada sidik jari/ dermatoglifinya (Fuller, 1973). Cedric Smith

dari Laboratorium Gaiton, menganggap bahwa sidik jari hampir merupakan

subjek ideal untuk penelitian genetik secara kuantitatif. Sidik jari terpola

dengan jelas dari komponen genetik yang kuat (Loesch, 1983) dan dapat

digunakan sebagai petunjuk penelitian (Chintamani, 2007).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Lena Rosida dan Rosalina

dari Universitas Lambung Mangkurat Banjar Baru menemukan bahwa

Page 7: kangker payudara

6

penderita sindrom Down memiliki gambaran dermatoglifi yang khas seperti

memiliki pola triradius digital, hipothenar, garis Simians, dan pola loop telapak

tangan, tetapi tidak memiliki pola thenar. Penelitian yang telah dilakukan ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafiah (1980), Suryadi (1993),

dan Rosida (2005). Begitu juga pada pola dermatoglifi pasien yang menderita

diabetes, skizofrenia, ulkus duodenum, asma, dan beberapa keganasan lainnya

tampak adanya perbedaan yang berarti dari jumlah sulurnya, maksimum

sudutnya, dan jumlah sulur loop pada distal telapak tangan (Jurnal Anatomi

Indonesia, 2006)

C. PERUMUSAN MASALAH

Apakah ada pola sidik jari tangan (dermatoglifi) tertentu yang mengarah

kepada kecenderungan kanker payudara di daerah Surakarta?

D. TUJUAN

Menunjukkan adanya hubungan pola sidik jari tangan dengan kanker payudara

di seluruh rumah sakit di wilayah Karesidenan Surakarta.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Artikel yang merupakan hasil penelitian dan analisis serta hak paten.

F. KEGUNAAN

Memberikan alternatif identifikasi (screening) kanker payudara sedini

mungkin dengan cara dermatoglifi yang lebih mudah, murah dan non-invasif.

G. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sidik Jari

Menurut Francis Galton (1822-1916) tidak ada sidik jari yang

identik di dunia ini sekalipun di antara dua saudara kembar. Jika ada 5 juta

orang di bumi, kemungkinan munculnya dua sidik jari manusia yang sama

baru akan terjadi lagi 300 tahun kemudian. Sistem sidik jari yang dipakai

sekarang berasal dari Sir Richard Edward Henry, seorang asisten

magistrate kolektor di Barat Daya India. Sistem Henry berasal dari pola

ridge (sulur/ garis-garis paralel) yang terpusat pada pola jari tangan, jari

kaki, khususnya telunjuk. Pola ridge ini dibentuk selama embrio dan tidak

pernah berubah dalam hidup kecuali diubah secara kebetulan akibat luka-

luka, terbakar, penyakit atau penyebab lain yang tidak wajar (Saha, 2003).

Page 8: kangker payudara

7

Sidik jari telah terbukti cukup akurat, aman, mudah dan nyaman

untuk dipakai sebagai identifikasi karena sifat yang dimiliki sidik jari

antara lain :

1. Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat

pada kulit manusia seumur hidup

2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali

mendapatkan kecelakaan yang serius

3. Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap

orang.

(Elvayandri, 2002)

Pola ridge pada permukaan volar terbentuk dari orifisium kelenjar

keringat yang berukuran rata-rata 1 milimeter. Sidik jari tampak pertama

pada minggu ke-14 kehamilan dan berkembang ketika bulan ketiga

kehamilan. Lingkungan fetus terbukti berpengaruh pada pola sidik jari

(Okajima, 1975). Hal itu terbukti dengan adanya perbedaan pola sidik jari

tangan kanan dan tangan kiri dan pada orang kembar hanya ada sedikit

perbedaan. Modifikasi lingkungan fetal dapat diinduksi substansi-substansi

teratogenik. Walaupun ketika dilihat secara mendetail pola sidik jari

manusia satu berbeda dengan yang lain namun pola skala besarnya

memiliki beberapa persamaan dan dapat diidentifikasi dengan mudah.

Berdasarkan klasifikasi, pola sidik jari dapat dinyatakan secara umum ke

dalam bentuk arch (garis melengkung), loop (garis melingkar), dan whorl

(garis memutar). Pola sidik jari ditentukan oleh banyak gen, beberapa

diantaranya diturunkan secara dominan seperti hypothenar radial loop,

interdigital loop yang kedua, dan axial triradius. Beberapa keganjilan dan

lipatan fleksi pada sidik jari ditemukan dalam berbagai sindrom klinik yang

disebabkan karena abnormalitas genetik dan obat-obatan teratogenik (

Naffah, 1977).

Page 9: kangker payudara

8

Gambar1. Contoh Pola Dermatoglifi

Pola sidik jari (gambar 1) dapat diperiksa secara langsung dan cara

untuk mendapatkannya dengan mudah adalah dengan mencelupkan tangan

ke dalam genangan tinta kemudian ditempelkan di atas kertas. Pola sidik

jari terdiri dari baris-baris milimeter selebar setengah milimeter dari

kelenjar keringat dan terbentuk pada awal kehidupan sekitar 10 minggu

kehamilan. Pola yang kompleks ini terdiri atas doa pola utama yang

disebut loop dan triradius. Loop dibentuk saat arah alur paralel membelok

180 derajat ketika masuk dan keluar pada sisi jari yang sama dan

penamaannya sesuai dengan arahnya. Jika mengarah ke tulang radius

dinamakan tipe radial, jika mengarah ke tulang ulna dinamakan tipe ulnar.

Triradius merupakan titik pusat dari bentuk segitiga yang menyebar

membentuk sulur-sulur di jari tangan dan kaki, serta di telapak tangan dan

kaki. Pancaran inilah yang mempunyai arti klinis karena spesifik untuk

tiap-tiap orang. Triradius di jari 2,3,4,5 dinamakan dengan abjad a,b,c,d.

Triradius penting lainnya dinamakan t, terdapat di region hipotenar yang

juga mampunyai arti klinik. Mekanisme terbentuknya pola ini belum

diketahui secara pasti (Penrose, 1968).

Triradius selalu ditemukan pada sisi radial dari ulnar loop dan

sebaliknya. Dua loop yang saling berlawanan dapat membentuk whorl

Page 10: kangker payudara

9

(garis memutar) yang variasinya dapat menjadi bentuk spiral, cincin

konsentris (elips), loop yang saling bersambungan maupun membentuk

celah dalam loop. Ada dua triradius dalam pola whorl. Saat tidak ada pola

yang tampak, bidang dari garis paralelnya tersebut disebut bidang terbuka.

Jika ada garis yang menunjukkan kurvatura kecil, susunannya dapat

membentuk pola arch (garis melengkung). Apabila konfigurasinya

membentuk arch maka tidak ada pola triradius di sidik jarinya. Namun,

bila polanya tented arch maka pola triradiusnya ditemukan di bawah tent

yang dibentuk oleh garis melingkar (Naffah,1977; Graham dan Brown,

2005).

Pada telapak tangan yang ditunjukkan gambar 2 dan 3 biasanya

ditemukan lima triradius. Empat dari lima triradius tersebut ditemukan

pada jari kedua sampai jari kelima yang disebut a,b,c,d atau triradius

digital. Satu triradius terakhir ditemukan dekat dengan aksis tulang

metacarpal keempat yang pada bagian akhir proksimal letaknya dekat

dengan pergelangan tangan. Triradius ini disebut triradius aksila atau T.

Triradius digital memiliki dua pancaran yang saling menutupi dasar dari

masing-masing jari dan satu pancaran proksimal berasal dari batas-batas

telapak tangan. Garis ini disebut garis utama (A,B,C,D) dan arahnya

kadang –kadang memiliki arti secara klinis maupun antropologis yang

signifikan. Untuk menunjukkan posisi dari jalan keluar garis utama, batas-

Gambar 2. Jumlah Sulur Pada Gambar 3. Cara Mengukur Sudut Dari

Pola Dermatoglifi Posisi Axial Triradius

Page 11: kangker payudara

10

batas telapak tangan dibagi menjadi 13 regio, dinomori 1 sampai dengan

13. Untuk memperkirakan indeks garis utama yang merupakan total dari 2

jumlah yang saling berhubungan pada akhiran garis D dan A, maka

digunakan beberapa angka menggantikan nomor satu sampai delapan untuk

nomor 6 sampai 13. Terkadang tampak adanya tambahan triradius di dekat

garis utama itu. Pola yang benar adalah jika loop dan whorl dapat

ditemukan di tiap-tiap lima area telapak tangan : hipothenar, thenar, area

interdigital kedua, ketiga, dan keempat. Gambaran tropografis dari pola itu

ditambah dengan pengukurannya secara metrical berguna untuk investigasi

secara antropologis dan medis. Total jumlah sulur pada jari tangan atau

TRC (Total Ridge Count) diperoleh dengan menghitung jumlah sulur

masing-masing jari yang disilangi oleh garis lurus yang ditarik dari

triradius ke pusat atau inti pola yang berdekatan kemudian menghitung

totalnya untuk 10 jari. Whorl ada dua, yang terbesarlah yang dicatat. Pola

intensitas indeks (PII) jari diperoleh dengan menghitung total triradius dari

sepuluh jari. PII telapak tangan dipastikan dengan menghitung jumlah loop

pada 5 area telapak tangan ( whorl dianggap sebagai 2 loop) (Naffah,

1977).

Distribusi dermatoglifi berbeda menurut jenis kelamin maupun ras.

Pria memiliki lebih banyak pola whorl daripada wanita dan wanita

memiliki pola arch yang lebih sederhana dari pria (Jones, 1993). Pola

guratan-guratan sidik jari tidak hanya bermanfaat untuk identifikasi tetapi

juga bisa bermanfaat untuk menemukan adanya abnormalitas dermatoglifi

yang khas yang seringkali berhubungan dengan banyak kelainan

kromosom (Graham dan Brown, 2005).

Page 12: kangker payudara

11

2. Kanker Payudara

Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami Ca Mammae/ kanker

payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang

paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus

baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di

Amerika Serikat. Pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis

kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Belum ada

data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari

rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking

pertama diantara kanker lainnya pada wanita. Setelah menjalani perawatan,

sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya

bertahan hidup 18 – 30 bulan.

Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Namun terdapat

sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu,

yang meliputi:

1. Ada riwayat keluarga yang memiliki kanker payudara (ibu, saudara

perempuan ibu, saudara perempuan, adik/ kakak)

2. Usia yang makin bertambah ( lebih dari 30 tahun)

3. Tidak kawin dan tidak memiliki anak (nulipara)

4. Kehamilan pertama pada usia di atas 35 tahun

5. Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal/

berumur kurang dari 12 tahun atau menopause lebih lambat/ lebih dari

55tahun)

6. Terapi hormonal lama

7. Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium

8. Pernah mengalami radiasi di daerah dada

9. Kontrasepsi oral pada pasien tumor jinak payudara (Mansjoer, 2007)

Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia

menjadi faktor terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami

kanker payudara meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini. Para

peneliti juga menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan

BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker payudara sebesar

Page 13: kangker payudara

12

60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Namun

faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara

dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan

penting. Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data

bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50

tahun dan hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia

pada saat ditemukannya kanker adalah 64 tahun. Studi juga mengevaluasi

peranan faktor gaya hidup dalam perkembangan kanker payudara yang

meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak serta

kurangnya olah fisik. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama

dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation

perkembangan kanker payudara.

Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi

dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi

pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya

tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. Penggunaan

hormon-hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.

Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat

peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi

estrogen replacement. Suatu studi meta analisis menyatakan bahwa

walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi

oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama

mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause.

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa :

1. Benjolan pada payudara.

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan

itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit

atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting

susu.

2. Erosi atau eksema puting susu

Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi),

berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema

Page 14: kangker payudara

13

hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut,

atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin

besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara,

sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

3. Pendarahan pada puting susu, rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru

timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah

ada metastase ke tulang-tulang.

4. Timbulnya pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak

(edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh

(Handoyo, 1990; Adams, 1995).

Perkembangan Kanker Payudara

1. Stadium I

Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2 cm, tidak terfiksasi

pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila .

2. Stadium II

Tumor dengan diameter < 2 cm dengan metastasis aksila atau tumor

dengan diameter 2-5 cm dengan/ tanpa metastasis aksila.

3. Stadium IIIa

Tumor dengan diameter . 5 cm tapi masih bebas dari jaringan

sekitarnya dengan/ tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama

lain, atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat.

4. Stadium IIIb

Tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang

telah menginfiltrasi kulit atau dinding thoraks.

5. Stadium IV

Tumor yang telah metastasis jauh (Mansjoer, 2007).

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui

kriteria operbilitas Heagensen antara lain : terdapat edema luas pada kulit

payudara (lebih dari sepertiga luas kulit payudara), adanya nodul satelit

pada kulit payudara, terdapat nodul supraklavikula, adanya edema lengan,

adanya metastase jauh serta terdapat dua dari tanda-tanda locally

advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding

Page 15: kangker payudara

14

toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar

getah bening aksila melekat satu sama lain (Handoyo, 1990).

Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi kanker payudara

dan terapi dini dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan

pilihan terapi lebih banyak pada pasien. Pada kanker payudara terdapat

jenis tes yang menyertakan tes gen yaitu HER2 (human epidermal growth

factorreceptor-2). Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker

yang agresif. Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan

HER2 dalam jumlah besar. Kanker dengan HER2-positif dikenal sebagai

bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan perjalanan

penyakit yang lebih buruk daripada pasien dengan HER2-negatif.

Diperkirakan satu dari empat sampai lima pasien dengan kanker payudara

tahap akhir memiliki HER2-positif (Robins dan Khumar, 2005; Adams,

1995).

3. Hubungan Kanker Payudara Dengan Sidik Jari Tangan

(Dermatoglifi)

Proses perkembangan organ janin yang mengalami perubahan

dapat dihubungkan dengan umur kronologis. Bentuk differensiasi kulit

dapat diperiksa dengan tes Okajima. Permukaan atau luaran kulit dari

seorang janin manusia menunjukkan perubahan yang berarti antara 12 dan

30 minggu kehamilan. Selama minggu 12 dan 13 terjadi undulasi pada

dermoepidermal junction kemudian alur primer dan gambaran berbukit

terdiferensiasi. Alur sekunder terbentuk pada minggu 18 dan 19. Pada

bulan ketujuh terjadi diferensiasi dan perkembangan papilla dermis di

sulur sekunder. Papilla dermis yang semula tersusun di antara dua sulur

ganda pada epidermis kemudian berubah jumlah, bentuk, ukuran dan

susunan selama masa kehamilan dan berubah setelah lahir (Okajima,

1975). Menurut pengamatan Okajima, pola ridge kulit pertama muncul

pada umur 13 minggu kehamilan, pola ridge kulit yang kedua mulai

differensiasi dari umur 19 minggu, dan papilla kulit pertama kali diketahui

pada 23-25 minggu kehamilan. Sementara itu, orifisium kelenjar keringat

Page 16: kangker payudara

15

pertama diidentifikasikan pada kehamilan 16 minggu, namun daya afinitas

orifisium kelenjar keringat pada reagent (bahan untuk penelitian)

mengalami pengurangan sehingga orifisium keringat tidak teramati dengan

umur kehamilan (Suzumori, 1980; Penrose and Ohara, 1973).

Berdasarkan penelitian Kauro Suzumori pada janin dengan

kromosom yang abnormal, kulit tampak mengalami keterlambatan dengan

dua minggu atau lebih dibanding janin yang normal pada umur kehamilan

yang sama (Suzumori, 1980). Nicholas Wald, di dalam bukunya Antenatal

and Neonatal Screening, menjelaskan prinsip dasar dari screening, yang

dapat digunakan untuk screening pengobatan pada penyakit spesifik dan

menggunakan prosedur yang benar. Di dalam bukunya, ada dua fokus

penting, yaitu pada ibu dan janin. Pada kehamilan ibu, perhatian

ditekankan pada penyakit, seperti adanya diabetes, infeksi selama

kehamilan, hipertensi, kanker, yang berguna untuk deteksi dini dan

pencegahan. Sedangkan pada bayi baru lahir, biasanya lebih ditekankan

dalam hal genetik, seperti penyakit metabolik, kanker, ketidaknormalan

kromosom dengan perhatian secara konsisten untuk mendeteksi dan

mencegah penyakit tersebut (Rowley, 1984).

Analisis terhadap sidik jari tangan terhadap 571 orang Habbanit

yang dilakukan oleh Slatis, Katznelson dan Bonne-Tamir pada tahun 1976

menunjukkan kesimpulan mengenai pola penurunan sidik jari. Sebuah

teori genetik telah dikembangkan; teori ini menyatakan bahwa pola sidik

jari dasar pada manusia adalah ulnar loops dan variasi gen menyebabkan

deviasi (penyimpangan) dari pola sidik jari dasar ini menjadi pola-pola

lain. Gen-gen yang berpengaruh antara lain: (1) Gen semidominan untuk

pola whorl pada ibu jari tangan (satu orang homozigot mempunyai pola

whorl pada kedua ibu jari, yang lainnya mempunyai ulnar loops pada

kedua ibu jari dan 288 orang heterozigot biasanya mempunyai dua pola

ulnar loops atau satu ulnar loop dan satu whorl); (2) gen semidominan

untuk pola whorl pada jari manis yang bekerja seperti gen untuk pola

whorl pada ibu jari; (3) gen dominan untuk pola arch pada ibu jari dan

seringkali pada jari tangan lain; (4) satu atau lebih gen dominan untuk pola

Page 17: kangker payudara

16

arch pada jari tangan; (5) Gen dominan untuk pola whorl pada semua jari

tangan kecuali untuk pola ulnar loop pada jari tengah; (6) Gen dominan

untuk radial loops pada jari telunjuk, seringkali berhubungan dengan pola

arch pada jari tengah; dan (7) gen resesif untuk pola radial loops pada jari

manis dan kelingking. Gen-gen ini dapat bekerja secara independen

maupun epistasis (Herman at al, 1976).

Screening merupakan hal penting dalam pencegahan penyakit. Hal

ini berpengaruh melalui dua cara. Pertama, mencegah kejadian penyakit

dengan meminimalisir atau menghilangkan penyebab, dan yang kedua

dengan melakukan deteksi dini dan sistem intervensi (Rowley, 1984).

Mavalwala di dalam bukunya Dermatoglyphics An International

Perspective, menegaskan bahwa sidik jari dapat, dan seharusnya

digunakan sebagai alat screening diagnosis sehingga memberi petunjuk

kepada petugas kesehatan untuk melakukan test lebih lanjut (Reed, 1978).

Lingkungan janin terbukti berpengaruh terhadap pola sidik jari (Okajima,

1975). Kejadian di dalam rahim berpengaruh terhadap hasil dari suatu

kehanilan. Sebagai contoh, Intra Uterin Growth Retardation (IUGR)

adalah kejadian dalam rahim yang menimbulkan kesakitan ataupun

kematian setelah lahir. Kejadian dalam rahim yang buruk dapat

menimbulkan kesehatan yang buruk pada kehidupan dewasa kelak (Power,

2004).

Plasenta memproduksi molekul-molekul ”informasi” dalam jumlah

besar seperti steroid dan peptida aktif yang membantu dalam hal regulasi

dan keseimbangan fisiologi ibu dan janin. Perubahan produksi dan

pengaturan pada peptida dan steroid plasenta akan berpengaruh secara

signifikan terhadap perkembangan dan pertumbuhan janin. Dengan kata

lain, plasenta menjadi pusat pengaturan fisiologi ibu dan janin (Power,

2004).

Autosom maternal yang terlambat dalam duplikasinya,

menimbulkan ketidakseimbangan genetik yang dapat mempengaruhi

perkembangan embrio yang bersifat merugikan dan kadang-kadang

menunjukkan keterlambatan perkembangan organ. Oleh karena itu,

Page 18: kangker payudara

17

neonatus dengan ketidaknormalan autosom biasanya lebih kecil dibanding

neonatus dengan autosom normal (Suzumori, 1980). Penelitian oleh T.

Reed dan R.S. Young pun memperlihatkan adanya pengaruh maternal

terhadap organ janin (Reed, 1982).

Hampir pada tiap gangguan di awal kehamilan akan berakibat pada

pola dermatoglifi. Sebagai contoh pada keracunan thalidomide dan pada

defek kongenital pada tungkai, yaitu ectrodactily. Pada ectrodactily

terdapat malformasi pada tangan dan kaki yang sebabnya tidak diketahui.

Di sisi lain jika terjadi defek lingkungan genetik yang tidak mengenai

tungkai tidak terdapat kelainan pola dermatoglifi. Sebagai contoh tidak

ditemukannya pola yang aneh pada penderita phenylketonuria dan defek

biokimia lain. Kontroversi terjadi saat ditemukan adanya kelainan

dermatoglifi pada penderita skizophrenia (Penrose, 1968).

Dalam penelitian yang dilaksanakan oleh Reed, Evans, Norton

dan Christian pada tahun 1979, keluarga ras kaukasia yang berasal dari

kembar monozigot dianalisis dermatoglifinya dan ternyata faktor maternal

tidak lebih kuat pengaruhnya pada dermatoglifi dari faktor paternal. Hal

ini terlihat pada keturunan yang berasal dari perempuan kembar monozigot

menunjukkan variasi yang lebih banyak dibandingkan keturunan yang

berasal dari saudaranya. Pengaruh maternal yang lebih kuat terhadap

dermatoglifi terjadi pada ibu jari tangan, khususnya radial and ridge

count. Pola sidik jari pada jari kelingking dan ulnar counts juga

menunjukkan variabilitas yang lebih sedikit dalam keluarga yang berasal

dari kembar monozigot perempuan.

Page 19: kangker payudara

18

H. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Kerangka Berpikir Konseptual

Keterangan :

: Menyebabkan/ memberi efek

: Ikut mempengaruhi

: Menyebabkan bias

Konfigurasi Dermatoglifik

(Genetik)

Faktor Maternal

saat Kehamilan

Konfigurasi

Dermatoglifi

k Usia

Dewasa

Tetap Berubah

Ca Mammae

-Usia yang makin bertambah

(lebih dari 30 tahun)

-Tidak kawin dan tidak memiliki

anak (nulipara)

-Kehamilan pertama pada usia di

atas 35 tahun

-Periode menstruasi yang lebih

lama (menstruasi pertama lebih

awal/ berumur kurang dari 12

tahun atau menopause lebih

lambat/ lebih dari 55tahun)

-Terapi hormonal lama

-Pernah menjalani operasi

ginekologis misalnya tumor

ovarium

-Pernah mengalami radiasi di

daerah dada

-Kontrasepsi oral pada pasien

tumor jinak payudara

Luka-luka,

kecelakaan,

terbakar, dll

Page 20: kangker payudara

19

2. Kerangka Berpikir Teoritis

Konfigurasi dermatoglifi bersifat genetik dan pertama kali tampak

pada minggu ke-14 kehamilan. Deferensiasi dari papilla dermal

berlangsung dari bulan ke-7 kehamilan dan pada waktu ini papilla dermal

dapat berubah jumlah, bentuk maupun susunannya tergantung dari faktor

maternal. Tiga substansi dasar dari glikosaminoglikans yaitu hyaluronate,

dermatan sulfat, dan chondroitin 4,6-sulfat dapat berubah secara kuantitatif

maupun kualitatif selama perkembangan fetal, kelahiran, maupun balita

awal. Sangat sedikit perubahan yang terjadi setelah itu.(Pearse, 1968;

Montagna dan Parakkal, 1974).

Salah satu faktor resiko terpenting kanker payudara (Ca mammae)

adalah riwayat keluarga (genetik) serta usia walau faktor genetik hanya

berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan selebihnya

diperankan disebabkan oleh faktor risiko lainnya seperti usia yang makin

bertambah, tidak kawin dan tidak memiliki anak (nulipara), kehamilan

pertama pada usia di atas 35 tahun, periode menstruasi yang lebih lama

(menstruasi pertama lebih awal atau menopause lebih lambat), terapi

hormonal lama, pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor

ovarium, pernah mengalami radiasi di daerah dada, dan kontrasepsi oral

pada pasien tumor jinak payudara (Handoyo, 1990; Mansjoer, 2007)

Pemeriksaan dermatoglifi akan dapat digunakan untuk identifikasi

orang-orang dengan predisposisi genetik untuk perkembangan penyakit

tertentu. Karena sidik jari diturunkan secara genetik dan tidak dipengaruhi

lingkungan eksternal setelah lahir, seperti, geografi, ekonomi, dan lain-

lain, sidik jari memiliki ciri yang paling bermanfaat untuk menentukan

hubungan mendasar dalam kehidupan.

Page 21: kangker payudara

20

I. METODE PELAKSANAAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional ( Murti, 2006)

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di bangsal onkologi di rumah sakit- rumah sakit di

kota Surakarta.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pasien-pasien penderita kanker payudara di

semua umur yang telah didiagnosis secara histopatologis mencakup semua

stadium dan memiliki riwayat keluarga Kanker Payudara yang kami temui

di rumah sakit di kota Surakarta antara bulan Mei-Agustus 2009.

4. Teknik Sampling

Untuk pengambilan sample digunakan teknik purposif non random

sampling (Arief, 2004).

5. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas : Pola sidik jari.

b.Variabel terikat : Lima puluh pasien dengan kanker

payudara yang telah didiagnosis

secara histopatologis.

c. Variabel luar

1. Dapat dikendalikan : Tidak mempunyai anak, tidak

kawin, hamil pertama di usia lebih

dari 35 tahun, radiasi, terapi

hormonal dan kontrasepsi oral.

2.Tidak dapat dikendalikan : Genetik, faktor hormonal dan usia.

6. Skala Variabel

a. Pola dermatoglifi (jumlah sulur,

pola sidik jari, frekuensi triradius) : Skala rasio.

b. Menderita kanker payudara/ tidak : Skala nominal.

Page 22: kangker payudara

21

7. Definisi Operasional

a. Pasien kanker payudara

Penelitian akan dilakukan pada pasien ca mammae semua

umur yang telah didiagnosis secara histopatologis mencakup semua

stadium dan memiliki riwayat keluarga kanker payudara. Setelah

mendapatkan ijin dari pasien lewat informed consent dan dari rumah

sakit tempat pasien dirawat, pemeriksaan dermatoglifi dilakukan

dengan menggunakaan tinta dengan cara mencelupkan telapak tangan

pada tinta kemudian meletakkannya pada kertas glossy. Hasilnya

kemudian dianalisis setelah discan ke computer lewat software Adobe

Photoshop sehingga bisa diketahui pola dermatoglifi, jumlah sulur

(ridge), frekuensi triradius total dan PII (Pattern Intensity Index).

b. Normal atau kontrol

Sampel diambil dari orang-orang yang tidak mempunyai

riwayat kanker payudara dan sedang tidak menderita kanker payudara

yang besarnya sejumlah pasien kanker payudara yang diteliti.

Pengambilan sidik jari pada kontrol menggunakan cara yang sama

dengan pengambilan dermatoglifi pada pasien kanker payudara.

Hasilnya dibandingkan dengan pola dermatoglifi kanker payudara

c. Dermatoglifi

Dermatoglifi merupakan konfigurasi guratan- guratan di ujung

jari manusia (Graham dan Brown, 2005). Yang akan diperiksa di sini

adalah dermatoglifi pada telapak tangan meliputi pola dermatoglifi,

jumlah sulur (ridge), frekuensi triradius total dan PII (Pattern Intensity

Index).

Page 23: kangker payudara

22

8. Instrumentasi Penelitian

a. Tinta hitam

b. Kertas Glossy

c. Bak stempel

d. Lap kering

e. Sabun cuci

f. Scanner

9. Rancangan Penelitian

Subjek Ca Mammae Subjek Normal

Cetak dan scanning

Jari Tangan

Membandingkan Pola Jari

Tangan

Menganalisis Pola Jari Tangan

Mencari Populasi

Cetak dan scanning

Jari Tangan

Page 24: kangker payudara

23

J. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

No Macam Kegiatan Minggu ke-

1 2 4 10 11 17 18 20

1 Kegiatan Persiapan

a. Membeli

Instrumen

Penelitian

b. Mengumpulkan

Kepustakaan

c. Diskusi-diskusi

2. Kegiatan Pelaksanaan

a. Mencari probandus

dan mengumpulkan

data dermatoglifi

b. Dan Menganalisis

secara kualitatif

dan kuantitatif

seluruh data

dermatoglifi

3 Penyusunan laporan

penelitian, penulisan,

perbanyakan dan

hasil penelitian.

Page 25: kangker payudara

24

K. RANCANGAN BIAYA

No. Jenis Pengeluaran Anggaran yang

Diusulkan (Rp, 00)

1. Bahan habis pakai

a. Tinta Hitam 50 botol x 13.000 650.000

b. Kertas glossy 500 lembar x 2500 1.250.000

c. Tissue basah 20 bungkus x 9000 180.000

d. Sabun cuci tangan

cair

10 botol x 15000 150.000

2. Bahan tidak habis pakai

a. Bak Stempel 20 buah x 25000 500.000

b. Lap Kering 20 buah x 8500 170.000

3. Peralatan

a. Sewa scanner untuk

kertas glossy

9 hari x 55.000 495.000

b. Flash disk 2 GB 2 buah x 110.000 220.000

c. Alat tulis (buku,

bolpoin, pensil,

kertas A4)

265.000

2. Internet 10 hari x 6500

(3 penulis @ 4 jam)

780.000

3. Print dan fotocopy sumber

pustaka, laporan cetak

350.000

4. Perijinan ( Rumah sakit, informed consent, ethical

clearance)

1.250.000

6. Transport pulang pergi ke seluruh rumah sakit

wilayah surakarta dalam tenggan waktu 8 minggu

2.300.000

7 Snack

a. Untuk dokter dan pegawai rumah sakit 360.000

b. Untuk responden penelitian:

Page 26: kangker payudara

25

-positif kanker payudara 50 orang x

@ 8500

425.000

-negatif kanker payudara 50 orang x

@ 8500

425.000

8 Biaya komunikasi 230.000

Total Biaya

L. DAFTAR PUSTAKA

Chintamani. 2007. Qualitative and Quantitative Dermatoglyphic Traits in

Patients with Breast Cancer : a Prospective Clinical Study. BMC

Cancer.

Cummins H. dan Midlo C. 1961. Fingerprint, Palms, and Soles. New York :

Dover Publications.

Ellis D. I., Goodacre, R. 2006. Metabolic Fingerprinting in Disease

Diagnosis : Biomedical Application of Iinfrared and Raman

Spectroscopy.

Fuller C. 1973. Journal of Medical Genetic Dermatoglyphics : A Diagnostic

Aid.

Graham R., Brown dan Burns T. 2005. Lecture Notes Dermatology. Ed VIII.

Jakarta : Erlangga Medical Series, hal : 1-9.

Guyton A.C. dan Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 11.

Jakarta: EGC, hal : 1092-4. Glanville, Edward. 1965. Heredity and

Line a of Palmar Dermatogliphics. American Journal of Human

Genetics. Vol. 17 No.5.

Jones, Christopher. 1993. Fingerprint Patterns Probably Inherited. Osney,

Oxford OX2 0BA : Cheirological Society.

Kumala P, Nuswantari D. 2002. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Ed25.

Jakarta: EGC.

Loesch D.Z. 1983. Quantitative Dermatoglyphics. Classification, Genetics,

and Pathology. Oxford Monographs on Medical Genetics. Oxford ,

England : Oxford University Press.

Mansjoer A. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FK UI, hal : 283-7.

Murti B. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Ed1.Yogyakarta :

Gajah Mada University Press.

Page 27: kangker payudara

26

Murti B. 2007. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University

Press.

Naffah J. 1977. Dermatoglyphic analysis : anthropological and medical

aspects. Bulletin of The New York Academy of Medicine.

Okajima. 1975. Journals of Medical Genetics Development of Dermal Ridge

in The Fetus.

Penrose L.S. 1968. Medical Significance in Fingerprints and Related

Phenomena. British Medical Journal, hal : 321-5.

Penrose dan Ohara. 1973. The Development of the Epidermal Ridges.

Journal of Medicine Genetics 10: 201.

Poer M. R., Schulkin J. 2004. Introduction : Brain and Placenta, Birth and

Behaviour, Health and Disease.

Power L., Michael. 2004. Introduction : Brain and Placenta, Birth and

Behavior, Health and Disease. Whasington DC , USA : American

College of Obstetricians and Ginecologists : Cambridge University

Press.

Price S. A., Wilson C.M. 2006. Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, hal : 1301-7.

Reed, Evans, Norton dan Christian. 1979. Maternal Effects on Fingertip

Dermatoglyphics. Am J Hum Genet 33, hal: 315 -23.

Reed, Terry. 1978. Dermatoglyphics. An International Perspective. Edited by

J. Mavalwala. The Hague/Paris: Mouton publishers: 383.

Reed, Terry. 1982. Maternal effects in Dermatoglyphics : Similarities from

Twin Studies among Palmar, Plantar, and Fingertip Variables.

American Society of Human Genetics. Am J Hum Genet 34, hal : 349-

52.

Reksoprodjo S.1989. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: FK UI, hal :

331-63.

Robbins, Khumar. 2007. Buku Ajar Patologi Volume I. Ed7. Jakarta: EGC.

Rosida L. dan Rosalina P. 2006. Jurnal Anatomi Indonesia : Gambaran

dermatoglifi penderita sindrom Down di Banjarmasin dan Martapura

Kalimanyan Selatan. Jogjakarta : PB PAAI.

Page 28: kangker payudara

27

Rowly T.P. 1984. Antenatal and Neonatal Screening. Oxford , England :

Oxford University Press: 573

Saha S, Loesch D., Chant D., Welham J, El-Saadi O, Vananas L, Moury B,

Mc Grath J. 2003. Dirrectional and Fluctuating Asymmetry in Finger

a-b Ridge Counts in Psychosis : a Case Control Study. BMC

Psychiatry.

Slatis, Herman, Marisa and Batsheva B. 1976. The Ineritance of Fingerprint

Patterns. Am J Hum Genet 28, hal : 280-9.

Soltan H.C. dan Clearwater K. 1965. Dermatoglyphics in Translocation

Down Syndrome. American Journal of Human Genetics.

Suzumori K. 1980. Dermatoglyphic. Analysis of Fetuses with Chromosomal

Abnormalities. American Society of Human Genetics 32, hal : 859-68.

Taufiqurrahman, M.A. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu

Kesehatan. Klaten : CSGF, hal : 8-10.

Page 29: kangker payudara

28

M. LAMPIRAN

1. Biodata Ketua serta Anggota Kelompok

a. Ketua Pelaksana Kegiatan

1. Nama : Linda Jana Sintaningtyas

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Bojonegoro, 19 Juni 1988

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

5. Pekerjaan : Mahasiswa

6. NIM : G0006109

7. Alamat Rumah : Jln. Arief Rahman Hakim 12

Bojonegoro, Jawa Timur

8. Nomor Telepon : 081 329 429 040

9. E-mail : [email protected]

10. Riwayat Pendidikan :

No. Tingkat Pendidikan Tempat Tahun

Kelulusan

1. TK ABA III Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro 1993

2. SDN Sukorejo I

Bojonegoro

Kabupaten Bojonegoro 1999

3. SLTPN I Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro 2002

4. SMAN I Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro 2005

6. Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran UNS

Kota Surakarta -

11. Riwayat Organisasi dan Kegiatan :

No. Nama Organisasi Tahun Jabatan

1. Pengurus PMR SLTPN I

Bojonegoro

2001-2002 Anggota Divisi

2. Sentra Kegiatan Islam (SKI)

SMUN I Bojonegoro

2003-2004 Staf Bidang I

3. Koperasi SMUN I Bojonegoro 2004-2005 Kepala Sekretaris

Page 30: kangker payudara

29

4. Central for Indonesia Medical

Student Activities (CIMSA)

FK UNS

2006-sekarang Standing Comitee on

Public Health

5. SKI FK UNS 2006-2007 Staff FULDFK

3. Kastrat de Geneeskunde

FK UNS

2008-sekarang Anggota Tidak Tetap

4. Kelompok Studi Muslim FK

UNS

2006-2007 Koordinator Bidang

Perpustakaan

2007-sekarang Anggota

5. Arteri FK UNS 2005 2006-2007 Sekretaris Akademis

2007-2008 Sekretaris Kewirausahaan

6. Forma Joglo (Forum

Mahasiswa Bojonegoro-Solo)

2006-2007 Ketua umum

2007-sekarang Anggota

7. Dewan Mahasiswa FK UNS

2007-2008 Staff Komisi II

2008-sekarang Ketua Komisi I

8. Laboratorium Anatomi dan

Embriologi FK UNS

2007-sekarang Asisten Dosen

9. Bulan Sabit Merah Indonesia

Cab Surakarta

2008-sekarang Anggota

12. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :

No. Judul Tahun

1. Pola Dermatoglifi Tangan pada Pasien Skizofrenia 2009

2. Hubungan Sidik Jari Tangan dengan Kanker Payudara 2009

Ketua Pelaksana Kegiatan

Linda Jana S.

NIM G0006109

Page 31: kangker payudara

30

b. Anggota Pelaksana Kegiatan I

1. Nama Lengkap : Dyah Listyorini

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Sukoharjo, 10 Mei 1990

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

5. Pekerjaan : Mahasiswa

6. NIM : G0008089

7. Alamat Rumah : Jalan Arjuna Kadilangu, Baki

Sukoharjo

8. Telepon Seluler : 085624035943

9. E-mail : [email protected]

10. Riwayat Pendidikan :

No. Tingkat Pendidikan Tempat Tahun Kelulusan

1. TK Darma Wanita Sukoharjo 1994

2. SD Negeri BakiPandeyan 1 Sukoharjo 2001

3. SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Surakarta 2004

4. SMA Negeri 7 Surakarta Surakarta 2007

5. Pendidikan Dokter FK UNS Surakarta -

11. Pengalaman Organisasi :

No. Nama Organisasi Tahun Jabatan

1. BIAS UNS 2009-sekarang Staff DOA

2. SKI FK UNS 2009-sekarang Bidang Kaderisasi

3 Kastrat de Geneskuunde 2008-sekarang Anggota

4 Asian Medical Students

Association of Sebelas Maret

University

2009-sekarang Staff M n D

5 Student English Forum UNS 2009-sekarang anggota

Page 32: kangker payudara

31

12. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat

No. Judul Tahun

1. Hubungan Ketebalan Lidah dengan Skor IQ pada Anak

SD Penderita GAKI di Kabupaten Boyolali Jawa

Tengah

2009

2. Hubungan Pola Sidik Jari Tangan dengan Kanker

Payudara

2009

Anggota Pelaksana Kegiatan I

Dyah Listyorini

NIM G0008089

Page 33: kangker payudara

32

c. Anggota Pelaksana Kegiatan II

1. Nama Lengkap : Sofina Kusnadi

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 7 Juni 1990

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

5. Pekerjaan : Mahasiswa

6. NIM : G0008171

7. Alamat Rumah : Perumahan Griya Karang Indah

Blok H no. 14 Purwokerto

8. Telepon Seluler : 081804732635

9. E-mail :[email protected]

10. Riwayat Pendidikan :

No. Tingkat Pendidikan Tempat Tahun Kelulusan

1. TK Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto 1995

2. SD Negeri 05 Kranji SLTP Purwokerto 2002

3. SMP Negeri I Purwokerto Purwokerto 2005

4. SMA Negeri 1 Purwokerto Purwokerto 2008

5. Pendidikan Dokter FK UNS Surakarta -

11. Pengalaman Organisasi :

No. Nama Organisasi Tahun Jabatan

1. BEM FK UNS 2009-sekarang Staff Departemen Luar

Negeri

2. Ikatan Senat Mahasiswa

Kedokteran Indonesia

(ISMKI) wilayah III

2009-sekarang anggota

3 Kastrat de Geneskuunde 2008-sekarang anggota

4 Asian Medical Students

Association of Sebelas Maret

University

2009-sekarang Staff M n D

5 Student English Forum UNS 2009-sekarang anggota

Page 34: kangker payudara

33

12. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat

No. Judul Tahun

1. Hubungan Ketebalan Lidah dengan Skor IQ pada Anak

SD Penderita GAKI di Kabupaten Boyolali Jawa

Tengah

2009

2. Hubungan Pola Sidik Jari Tangan dengan Kanker

Payudara

2009

Anggota Pelaksana Kegiatan II

Sofina Kusnadi

NIM G0008171

Page 35: kangker payudara

34

2. Biodata Dosen Pembimbing

1. Nama Lengkap : Nanang Wiyono, dr., M.Kes

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Sukoharjo, 30 Mei 1976

3. Jenis Kelamin : Pria

4. NIP : 132 301 027

5. Pangkat/Golongan : Penata Tk. I / IIIb

6. Jabatan Fungsional : Assiten Ahli

7. Jabatan Struktural : -

8. Fakultas : Kedokteran

9. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret

10. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat

No. Judul Tahun

1. Pengaruh Stres Kronik terhadap tebal lamina

pyramidalis CA1 Hippocampus

2008

2. Hubungan antara tebal lamina pyramidalis CA1

Hippocampus dengan memori kerja pascastres kronik

pada tikus (Rattus norvegicus)

2008

3 Pengaruh stres kronik terhadap gambaran morfologis

gyrus dentatus dan CA1 hippocampus

2007

4. Hubungan antara tebal lamina pyramidalis CA1

Hippocampus dengan memori kerja pascastres kronik

pada tikus (Rattus norvegicus)

2008

Pembimbing

Nanang Wiyono, dr., M.Kes

NIP 132 301 027