Kandungan Kelapa

3
Kandungan Kelapa Luas pertanaman kelapa di dunia sekitar 11,6 juta hektar tersebar di 86 negara yang diusahakan oleh sekitar 10 juta keluarga (Batugal, 1998). Sedangkan luas pertanaman kelapa di Indonesia sekitar 3,7 juta ha. Pengusahaan kelapa sebagian besar sekitar 97% adalah milik petani sehingga kelapa merupakan tanaman sosial di Indonesia. Kelapa adalah tanaman serba guna karena setiap bagian tanaman bermanfaat bagi manusia, sehingga tidaklah mengherankan kalau tanaman kelapa dijuluki “Tree of life”. Kelapa merupakan sumber minyak dengan kandungan asam laurat (C 12 ) yang tinggi. Kandungan protein tergolong rendah, namun protein tersebut sangat dibutuhkan terutama dalam produk santan dan kelapa parut kering. Oleh karena itu, informasi kandungan minyak, asam lemak, dan protein suatu kultivar kelapa perlu diketahui. Kandungan protein GKN, GKB, GRA, dan GSK berkisar 2,60- 3,32%, sedangkan kandungan minyak 61,80- 66,40% (Tabel 2). Minyak kelapa tersusun atas delapan jenis asam lemak yaitu kaprilat (C8:0), kaprat (C10:0), laurat (C12:0 ), miristat (C14:0 ), palmitat (C16:0 ), stearat (C18:0), oleat (C18:1), dan linoleat ( C18:2). Berdasarkan hasil analisis, komposisi asam lemak yang paling tinggi adalah asam laurat antara 32,22- 35,20%, diikuti asam miristat 13,88- 15,47%. Komposisi asam laurat tertinggi terdapat pada GRA (35,20%), diikuti GSK (34,20%), GKB (34,08%), dan GKN (32,22%). Untuk asam miristat, kandungan tertinggi terdapat pada GKB (15,47%), diikuti GKN (15,43%), GSK (15,12%), dan terendah pada GRA (13,88%). Keragaman sifat kimia seperti kandungan protein, minyak, dan komposisi asam lemak cukup baik sehingga ketiga kultivar tersebut dapat menjadi bahan baku berbagai produk makanan. Tabel 1. Keragaman kandungan minyak, protein dan komposisi asam lemak pada empat kelapa genjah di Mapanget, Sulawesi Utara. Popula si Prote in Minya k Komposisi asam lemak (g/100 g minyak) Jumla h Kapr Kap Lau Miri Palm Ste Olea Lino

description

kelapa

Transcript of Kandungan Kelapa

Page 1: Kandungan Kelapa

Kandungan Kelapa

Luas pertanaman kelapa di dunia sekitar 11,6 juta hektar tersebar di 86 negara yang diusahakan oleh sekitar 10 juta keluarga (Batugal, 1998). Sedangkan luas pertanaman kelapa di Indonesia sekitar 3,7 juta ha. Pengusahaan kelapa sebagian besar sekitar 97% adalah milik petani sehingga kelapa merupakan tanaman sosial di Indonesia. Kelapa adalah tanaman serba guna karena setiap bagian tanaman bermanfaat bagi manusia, sehingga tidaklah mengherankan kalau tanaman kelapa dijuluki “Tree of life”.

Kelapa merupakan sumber minyak dengan kandungan asam laurat (C12) yang tinggi. Kandungan protein tergolong rendah, namun protein tersebut sangat dibutuhkan terutama dalam produk santan dan kelapa parut kering. Oleh karena itu, informasi kandungan minyak, asam lemak, dan protein suatu kultivar kelapa perlu diketahui. Kandungan protein GKN, GKB, GRA, dan GSK berkisar 2,60- 3,32%, sedangkan kandungan minyak 61,80-66,40% (Tabel 2). Minyak kelapa tersusun atas delapan jenis asam lemak yaitu kaprilat (C8:0), kaprat (C10:0), laurat (C12:0 ), miristat (C14:0 ), palmitat (C16:0 ), stearat (C18:0), oleat (C18:1), dan linoleat ( C18:2). Berdasarkan hasil analisis, komposisi asam lemak yang paling tinggi adalah asam laurat antara 32,22- 35,20%, diikuti asam miristat 13,88-15,47%. Komposisi asam laurat tertinggi terdapat pada GRA (35,20%), diikuti GSK (34,20%), GKB (34,08%), dan GKN (32,22%). Untuk asam miristat, kandungan tertinggi terdapat pada GKB (15,47%), diikuti GKN (15,43%), GSK (15,12%), dan terendah pada GRA (13,88%). Keragaman sifat kimia seperti kandungan protein, minyak, dan komposisi asam lemak cukup baik sehingga ketiga kultivar tersebut dapat menjadi bahan baku berbagai produk makanan.Tabel 1. Keragaman kandungan minyak, protein dan komposisi asam lemak pada empat

kelapa genjah di Mapanget, Sulawesi Utara.

PopulasiProtein

(%)

Minyak

(%)

Komposisi asam lemak (g/100 g minyak)

JumlahKapril

at

Kapr

at

Laur

at

Mirist

at

Palmit

at

Stea

ratOleat

Linole

at

GKN 2,87 62,76 8,68 5,54 32,22 15,43 8,20 2,61 6,32 2,02 81,02

GKB 3,03 61,80 3,83 3,76 34,08 15,47 8,04 2,78 6,70 1,77 76,43

GRA 3,32 66,41 9,12 6,27 35,20 13,88 7,17 2,24 5,10 1,62 80,60

GSK 2,60 64,84 9,50 6,20 34,20 15,12 7,89 2,12 5,66 2,02 82,71

Sumber : *Balitka (2004)

Buah kelapa selain mengandung protein, minyak, dan asam lemak, terdapat pula kandungan lainnya seperti gula reduksi, vitamin C, Kalsium (Ca), dan Kalium (K). Kadar gula reduksi pada GKN, GKB, GRA, dan GSK masing-masing yaitu 2,28%; 1,89%; 1,74%; dan 2,01%. Kandungan vitamin C masing-masing dalam mg/100 g yaitu 0,28; 0,26; 0,26; 1,93.

Asap Cair Sebagai Pembeku Lateks

Page 2: Kandungan Kelapa

Asap cair merupakan campuran suatu larutan dari proses dispersi koloid asap kayu dalam air. Pada proses kondensasi menghasilkan larutan yang mengandung sejumlah senyawa yang terbentuk akibat pirolisis konstituen kayu seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selama proses pirolisis senyawa selulosa akan menghasilkan karbonil dan asam asetat serta homolognya, sedangkan dari senyawa lignin akan menghasilkan phenol dan tar. Setiap jenis kayu atau bahan akan menghasilkan asap cair dengan komposiis jumlah senyawa yang berbeda (Towaha, J. dkk, 2013).

Proses penggumpalan lateks disebabkan adanya senyawa yang berperan dari asap cair yaitu senyawa asam dan phenol. Lateks yang menggumpal disebabkan karena rusaknya kemantapan sistem koloid lateks. Kerusakan tersebut dapat terjadi karena penetralan muatan protein dengan penambahan asam sehingga muatan negatif dan muatan positif seimbang pada titik isoelektris. Asap cair mengandung antibakteri dari senyawa asam dan phenol yang nantinya akan membunuh bakteri yang terdapat pada lateks, sehingga bau busuk yang terdapat pada lateks akan hilang karena tidak terjadi proses dekomposisi protein menjadi amonia dan sulfida. Senyawa lain yang terkandung dalam asap cair yaitu phenol akan melindungi molekul karet dari proses oksidasi sehingga nilai PRI (Plasticity Retention Index) tetap dalam keadaan tinggi (Darmaji, 1997). Asap cair yang mengandung berbagai senyawa yang berperan penting menjadikan dasar pengembangan proses peningkatan kualitas lateks sebagai koagulan.

Balitka. 2004. Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Manado. Hal. 39-50

Batugal, P., 1998. International Collaboration in Coconut Germplasm Concervation and Utilization. Prosiding Konperensi Nasional kelana IV. Puslitbangbun. Bogor: Hal 110-117

Darmaji, P. 1997. Aktivitas Antibakteri Asap Cair yang Diproduksi dari Bermacam-macam Limbah Pertanian. Agritech 16 (4): 19-22.