KANDUNGAN SYAHADAT

19
KANDUNGAN SYAHADAT I. TUJUAN UMUM Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang digali dari Al-Qur`an, As- Sunah, dalil-dalil naqly dan aqly, menanamkannya dalam jiwa, dan membersihkannya dari bid`ah dan khurofat yang mungkin mengotorinya. II. TUJUAN KOGNITIF 1. Menjelaskan kandungan kata “syahadah” dan kepentingannya. 2. Menjelaskan pengertian iman dan hubungannya dengan syahadah. 3. Menjelaskan bahwa hanya dengan istiqomah dalam syahadah dapat mencapai kebahagiaan. III. TUJUAN AFEKTIF 1. Menyadari bahwa kalimah syahadah merupakan pernyataan dan sumpah serta janji setia dihadapan Allah 2. Menyadari bahwa dua kalimah syahadah merupakan pertnyaan ikrar tentang keimanan yang diucapkan dengan lisan, dibenarkan dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan 3. Mengamalkan ajaran Islam sebagai konsekuensi dari kalimah syahadah IV. TUJUAN PSIKOMOTOR 1. Menjelaskan makna syahadah 2. Menunjukkan dalil tentang madlul Syahadatain 3. Menjelaskan makna iman yang benar 4. Menjelaskan ciri istiqomah V. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam tutorial adalah: 1.Kegiatan Pembuka a. Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji madlul syahadah

description

KANDUNGAN SYAHADAT

Transcript of KANDUNGAN SYAHADAT

Page 1: KANDUNGAN SYAHADAT

KANDUNGAN SYAHADAT

I. TUJUAN UMUM

Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang digali dari Al-Qur`an, As-Sunah, dalil-dalil naqly dan aqly, menanamkannya dalam jiwa, dan membersihkannya dari bid`ah dan khurofat yang mungkin mengotorinya.

II. TUJUAN KOGNITIF 1. Menjelaskan kandungan kata “syahadah” dan kepentingannya.2. Menjelaskan pengertian iman dan hubungannya dengan syahadah.3. Menjelaskan bahwa hanya dengan istiqomah dalam syahadah dapat mencapai

kebahagiaan.

III. TUJUAN AFEKTIF 1. Menyadari bahwa kalimah syahadah merupakan pernyataan dan sumpah serta

janji setia dihadapan Allah2. Menyadari bahwa dua kalimah syahadah merupakan pertnyaan ikrar tentang

keimanan yang diucapkan dengan lisan, dibenarkan dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan

3. Mengamalkan ajaran Islam sebagai konsekuensi dari kalimah syahadah

IV. TUJUAN PSIKOMOTOR1. Menjelaskan makna syahadah2. Menunjukkan dalil tentang madlul Syahadatain3. Menjelaskan makna iman yang benar4. Menjelaskan ciri istiqomah

V. KEGIATAN PEMBELAJARANPilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam tutorial adalah:1. Kegiatan Pembuka

a. Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji madlul syahadahb. Menginventarisir tentang fenomena yang berhubungan dengan tema

kajian

2. Kegiatan Inti:a. Kajian tentang Madlul Syahadahb. Berdikusi dan tanya jawab tema kajian (lihat tujuan kognitif, afektif, dan

psikomotor)c. Penekanan dari tutor tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam

materi madlul syahadah

3. Kegiatan Penutup:a. Tugas mandirib. Evaluasi

VI. PILIHAN KEGIATAN

Page 2: KANDUNGAN SYAHADAT

1. Mengadakan rihlah dan tafakkur tentang ciptaan Allah SWT hingga dapat membuktikan adanya pencipta dengan akalnya

2. Mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur`an yang menunjukkan pada tafakkur3. Mengumpulkan ayat-ayat tentang pentinga mengkaji madlul syahadah4. Mengumpulkan hadits-hadits yang menunjukkan hal di atas5. Menulis makalah tentang pentingnya mengkaji Madlul Syahadah6. Mengumpulkan perkataan-perkataan orang Muslim dan lainnya yang objektif

tentang pentingnya mengkaji madlul syahadah

VII. SARANA EVALUASI DAN MONITORING

1. Test akademis melalui pertanyaan, diskusi, dan dialog menggunakan metode pencatatan untuk meyakinkan (menegaskan) tercapainya tujuan.

2. Test kemampuan untuk membandingkan sejauh mana tujuan telah tercapai

VIII. TUJUAN TARBIYAH DZATIYYAH1. Menjelaskan bahwa syahadah mengandung arti ikrar, sumpah, dan janji setia

terhadap Allah swt.2. Menjelaskan konsekuensi dari ikrar, sumpah, janji setia dalam kehidupan

sehari-hari yaitu mereka akan benar-benar mengamalkan Islam dan beriman.3. Menjelaskan bahwa Iman sebagai dasar dan juga hasil dari pengertian

syahadah yang benar4. Menjelaskan tentang makna iman yang benar yaitu diucapkan dengan lisan,

diyakini dalam hati, dan diamalkan oleh perbuatan.5. Menjelaskan bahwa apabila kita mengamalkan syahadah dan mendasarinya

dengan iman yang konsisten dan istiqomah akan melahirkan sikap syaja’ah 6. Menjelaskan beberapa hasil akan dirasakan seperti keberanian, ketenangan,

dan optimis menjalani kehidupan. Kemudian Allah swt. memberikan kebahagiaan kepada mereka di dunia dan akhirat.

7. Mengambil teladan dari para sahabat yang telah berjuang menegakkan kalimah syahadat seperti Khubaib bin ‘Adi yang berani menghadapi siksaan dengan dipotong tubuhnya satu persatu dan Bilal bin Rabah yang tahan menerima himpitan batu besar di tengah hari dan sederet nama lainnya.

IX. MATERI

MADLUL SYAHADAH

Page 3: KANDUNGAN SYAHADAT

ار� ان إقر� باللس� �ن� ع�ال �ر اإل ا \ اإلق�ر� (5) (1)

�ق� �ص�دي بالقلب ت �م�ان� اإلي م� \ الح�ل�ف� القس� ه�اد�ة� الش) (6) (4) )2(

�ان ع�م�ل� ك باألر� \ الو�ع�د� الع�ه�د� (7) )3(

�ا فى �ي الد8ن الشج�اع�ة�

ع�اد�ة� الس) �ان� �ن اإلط�مئ قام�ة ت اإلس�

ة فى األخر� �ف�اؤ�ل� الت

Penjelasan

1. Madlul Syahadah.Pernyataan (ikrar), yaitu suatu statemen seorang muslim mengenai

keyakinannya. Pernyataan ini sangat kuat karena didukung oleh Allah, malaikat, dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang yang beriman).

Hasil dari ikrar ini adalah kewajiban kita untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang diikrarkan. Sumpah (qosam) yaitu pernyataan kesediaan menerima akibat dan risiko apapun dalam mengamalkan syahadah. Muslim yang menyebut asyhadu berarti siap dan bertanggung-jawab terhadap tegaknya Islam. Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah kemunafikan dan tempat orang munafik adalah neraka Jahanam.

Perjanjian yang teguh (mitsaq) yaitu janji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah yang terkandung dalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul.

Dalil :

Q.3:18, syahadat yang berarti ikrar dari Allah, Malaikat dan orang-orang yang berilmu tentang Laa ilaha illa Allah.

”Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali Imran: 18)

Page 4: KANDUNGAN SYAHADAT

Q.7:172, ikrar tentang Rububiyatullah manusia merupakan alasan bagi ikrar tentang keesaan Allah

”Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)". (Al-A’raf: 172).

. Q.3:81, ikrar para nabi mengakui kerasulan Muhammad saw. meskipun mereka hidup sebelum kedatangan Rasulullah saw.

”Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya"[209]. Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu." (Ali Imran: 81).

Q.63:1-2, syahadah berarti sumpah. Orang-orang munafiq berlebihan dalam pernyataan syahadahnya, padahal mereka tidak lebih sebagai pendusta.

”Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang Telah mereka kerjakan.” (Al-Munafiqun: 1-2)

Page 5: KANDUNGAN SYAHADAT

Q.4:138-145. Beberapa ciri orang yang melanggar sumpahnya yaitu memberikan wala kepada orang-orang kafir, memperolok-olok ayat Allah, mencari kesempatan dalam kesempitan kaum muslimin, menunggu-nunggu kesalahan kaum muslimin, malas dalam sholat dan tidak punya pendirian. Orang-orang mukmin yang sumpahnya teguh tidak akan bersifat seperti tersebut.

”Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan sungguh Allah Telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al-Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena Sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam, (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu ?" dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi Keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan Ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), Maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali[368] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)? Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (An-Nisa’: 138-145).

Q.5:7, 2:285, syahadah adalah mitsaq yang harus diterima dengan sikap sam’an wa tho’atan didasari dengan iman yang sebenarnya terhadap Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Akhir dan Qadar baik maupun buruk

Page 6: KANDUNGAN SYAHADAT

”Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang Telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan, ’Kami dengar dan kami taati.’ dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah mengetahui isi hati(mu).” (Al-Maidah: 7)

”Rasul Telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Al-Baqarah: 285).

Q.2:93, pelanggaran terhadap mitsaq ini berakibat laknat Allah seperti yang pernah terjadi pada orang-orang Yahudi.

”Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari kamu dan kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya kami berfirman), ’Peganglah teguh-teguh apa yang kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!’ mereka menjawab, ’Kami mendengar tetapi tidak mentaati.’ Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah, ’Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).’” (Al-Baqarah: 93)

2. Iman.

Syahadah yang dinyatakan seorang muslim penuh kesadaran sebagai sumpah dan janji setia ini merupakan ruh iman, yaitu : Ucapan (qoul) yang senantiasa sesuai dengan isi hatinya yang suci. Perkataan

maupun kalimat yang keluar dari lidahnya yang baik serta mengandungi hikmah. Syahadah diucapkan dengan penuh kebanggaan iman (isti’la-ul iman) berangkat dari semangat isyhadu biannaa muslimin.

Membenarkan (tashdiq) dengan hati tanpa keraguan. Yaitu sikap keyakinan dan penerimaan dengan tanpa rasa keberatan atau pilihan lain terhadap apa yang didatangkan Allah.

Perbuatan (amal) yang termotivasi dari hati yang ikhlas dan kefahaman terhadap maksud-maksud aturan Allah. Amal merupakan cerminan dari kesucian hati dan upaya untuk mencari ridha Ilahi. Amal yang menunjukkan sikap mental dan moral Islami yang dapat dijadikan teladan.

Page 7: KANDUNGAN SYAHADAT

Ketiga perkara diatas tidak terpisahkan sama sekali. Seorang muslim yang tidak membenarkan ajaran Allah dalam hatinya bahkan membencinya, meskipun kelihatan mengamalkan sebahagian ajaran Islam adalah munafiq I’tiqodi yang terlaknat. Muslim yang meyakini kebenaran ajaran Islam dan menyatakan syahadatnya dengan lisan tetapi tidak mengamalkan dalam kehidupan adalah munafiq amali. Sifat nifaq dapat terjadi sementara terhadap seorang muslim oleh karena berdusta, menyalahi janji atau berkhianat.

Dalil :

Q.49:15, 4:65, 33:36, Iman adalah keyakinan tanpa keraguan, penerimaan menyeluruh tanpa rasa keberatan, kepercayaan tanpa pilihan lain terhadap semua keputusan Allah.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.”

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisa’: 65).

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al-Ahzab (33): 36).

Q.3:64, sikap hidup yang merupakan cermin identiti Islam.

”Katakanlah, ’Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan

Page 8: KANDUNGAN SYAHADAT

tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah,’ jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, ’Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).’"

Q.4:123-125, Iman bukanlah hanya angan-angan, tetapi sesuatu yang tertanam di dalam hati dan harus diamalkan dalam bentuk praktikal. Amal yang dikerjakan harus merupakan amal sholeh yang dilakukan dengan ihsan dan penyerahan yang sempurna kepada kehendak Allah. Dalam melakukan amal tersebut, seorang mukmin merasa dikawal oleh Allah SWT.

”(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (An-Nisa’: 123-125).

Q.2:80, Di antara kekeliruan ummat Islam adalah mencontoh sikap Yahudi. Misalnya merasa bahawa neraka merupakan siksaan yang sebentar sehingga tidak apa memasukinya. Atau mereka merasa akan masuk surga semata-mata karena imannya sehingga tidak perlu beramal sholeh lagi.

”Dan mereka berkata, ’Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.’ Katakanlah, ’Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?" (Al-Baqarah: 80)

Q.2:8, 63:1-2, 48:11, Ucapan lisan tanpa membenarkan dengan hati adalah sikap nifaq I’tiqodi. Berbicara dengan mulutnya sesuatu yang tidak ada dalam hatinya.

Page 9: KANDUNGAN SYAHADAT

”Di antara manusia ada yang mengatakan, ’Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,’ padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (Al-Baqarah: 8).

”Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, ’Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah.’ dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-Munafiqun: 1-2).

”Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan, ’Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, Maka mohonkanlah ampunan untuk kami,’ mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah, ’Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika dia menghendaki manfaat bagimu.’ Sebenarnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Fath: 11).

Hadits. Tanda-tanda munafiq ada tiga. Jika salah satu ada pada seseorang, maka ia merupakan munafiq sebahagian. Bila keseluruhannya terdapat, maka ia munafiq yang sesungguhnya yaitu: bila berbicara ia berdusta, bila berjanji menyalahi, dan bila diberi amanah ia berkhianat. Seperti sabda Rasulullah,

�ع� ب ر�� �ن) م�ن� أ ان� فيه ك �IIا ك JIIقاف� ا م�ن JIص ال �ت� و�م�ن� خ� ان �IIك هIIية� ف� ل �Iه�ن) خ�ص� من

�ت� �ان �ة� فيه ك Nف�اق من� خ�ص�ل د�ع�ه�ا ح�ت)ى الن �IIذ�ا ي �من� إ ان� اؤ�ت �IIذ�ا خ د)ث� و�إ �IIح �ذ�ب� ذ�ا ك ذ�ا غ�د�ر� ع�اه�د� و�إ ر� خ�اص�م� و�إ ف�ج�

”Ada empat sifat jika ia berada pada seseorang maka ia menjadi munafik murni, dan jika satu sifat ada padanya maka maka pada dirinya ada satu sifat kemunafikan sampai ia meninggalkannya: Apabila diberi amanah ia khianat, apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mangkir, dan apabila bertikai ia curang.” (Muslim).

Ketiga tanda ini termasuk jenis munafiq amali.

Page 10: KANDUNGAN SYAHADAT

Imam Hasan Basri berkata, “Iman bukanlah angan-angan, bukan pula sekedar hiasan, tetapi keyakinan yang hidup di dalam hati dan dibuktikan dalam amal perbuatan”.

3. Istiqomah.

Keimanan seseorang muslim yang mencakupi tiga unsur di atas mesti selalu dipelihara dan dijaga dengan sikap istiqomah. Istiqomah adalah konsisten, tetap dan teguh. Tetap pada pendirian, tidak berubah dan tahan uji. Sikap istiqomah akan melahirkan tiga hal yang merupakan ciri orang-orang beriman sempurna, yaitu: Syaja’ah (keberanian) muncul karena keyakinan sebagai hamba Allah yang

selalu dibela dan didukung Allah. Tidak takut menghadapi tantangan hidup, siap berjuang untuk tegaknya yang haq (benar). Keberanian juga bersumber kepada keyakinan terhadap qadha dan qadar Allah yang pasti. Tidak takut pada kematian karena kematian di jalan Allah merupakan anugerah yang selalu dirindukannya.

Ithmi’nan (ketenangan) berasal dari keyakinan terhadap perlindungan Allah yang memelihara orang-orang mukmin secara lahir dan batin. Dengan senantiasa ingat pada Allah dan selalu berpanduan kepada petunjuk-Nya (kitabullah dan sunnah), maka ketenangan akan selalu hidup di dalam hatinya.

Tafa’ul (optimis), meyakini bahawa masa depan adalah milik orang-orang yang beriman. Kemenangan ummat Islam dan kehancuran kaum kufar sudah pasti. Mukmin menyadari bahawa amal perbuatan yang dilakukannya tidak akan sia-sia, melainkan pasti dibalas Allah dengan pembalasan yang sempurna.

Dalil :

Q.11:112-113, istiqomah artinya tidak menyimpang atau cenderung pada kekufuran.

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim[*] yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (Hud: 112-113).

[*] Cenderung kepada orang yang zalim maksudnya menggauli mereka serta meridhai perbuatannya. akan tetapi jika bergaul dengan mereka tanpa meridhai perbuatannya dengan maksud agar mereka kembali kepada kebenaran atau memelihara diri, Maka dibolehkan.

Page 11: KANDUNGAN SYAHADAT

Q.17:73-74, Istiqomah tetap teguh, tahan dan kuat dalam menghadapi dan melaksanakan perintah Allah.

“Dan Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentu|ah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.” (Al-Isra’: 73-74).

Q.42:15, Terus berjuang menyampaikan ajaran Allah dengan tidak mengikuti hawa nafsu.

“Abi Amr atau Abi Amrah Sufyan bin Abdillah, ia berkata,

�ا ق�ل�ت س�ول ي ه ر� (IIل� الل �IIي قي لم ف ال� �IIس و�الJ اإل� �IIل ال� ق� أ �IIس� ه� أ �IIع�ن

�رك )ه آم�ن�ت : ق�ل� ق�ال� غ�ي �لل ا �م) ب �قم� ث ت س� ا“Aku berkata : Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku tentang suatu perkataan yang aku tak akan dapat menanyakannya kepada seseorang kecuali kepadamu’. Bersabdalah Rasulullah, katakanlah : aku telah beriman kepada Allah, kemudian berlaku istiqomahlah kamu.” (Muslim).

“Maka Karena itu Serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah[*] sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan Katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan Aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)." (As-Syura: 15).

[*] Maksudnya: tetaplah dalam agama dan lanjutkanlah berdakwah.

Q.41:30-32, orang yang beristiqomah didukung Malaikat yang akan menjadikannya berani, tenang dan optimis.

Page 12: KANDUNGAN SYAHADAT

”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu." Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Fushshilat: 30-32).

Q.9:52, sumber keyakinan tentang qadha dan qadar yang menimbulkan keberanian, kecelakaan atau kemudharatan hanyalah ketentuan Allah belaka.

”Katakanlah: "Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan[*]. dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah, Sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu." (At-Taubah: 52).

[*] yaitu mendapat kemenangan atau mati syahid.

Q.3:157-158, kemuliaan merupakan anugerah Allah bagi orang-orang mukmin sehingga mereka tidak takut menyampaikan risalah kebenaran, lihat Q.33:39.

”Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal[*], tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan.” )An-Nisa’: 157-158(.

[*] Maksudnya: meninggal di jalan Allah bukan Karena peperangan.

”(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[*], mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (Al-Ahzab: 39).

Page 13: KANDUNGAN SYAHADAT

[*] Maksudnya: para Rasul yang menyampaikan syari'at-syari'at Allah kepada manusia.

Q.13:28, ketenangan dapat diperoleh dengan mengingat Allah.

”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’du: 28).

Q.47:7, 3:173, 33:23, ketenangan yang diperoleh karena tawakkal terhadap janji perlindungan Allah yang pasti sehingga timbul pula keberanian menghadapi musuh. Ibnu Taimiyah berkata, “apa yang hendak dilakukan musuh-musuhku terhadapku ? Sesungguhnya surga aku terletak dihatiku. Dimanapun aku berada ia selalu bersamaku. Sesungguhnya kematianku adalah syahid. Penjaraku adalah rasa manis, sedangkan mengusirku bagiku adalah travelling. Ibnu Qayyim mengambil perkataan seorang alim “Sesungguhnya kita berada dalam kelezatan (hati) yang seandainya anak-anak raja mengetahuinya tentu mereka ingin mengambilnya dengan pedang-pedang mereka.”

”Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7).

”Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu[*] dan mereka tidak merobah (janjinya).” (Al-Ahzab: 23).

[*] maksudnya menunggu apa yang Telah Allah janjikan kepadanya.

Q.3:160, optimis bahawa dengan pertolongan Allah tak akan ada yang dapat mengalahkan.

”Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (Tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (Ali Imran: 160).

Page 14: KANDUNGAN SYAHADAT

Q.33:22-23, contoh optimis para sahabat Rasul di perang Ahzab. Hadits, Rasulullah yakin akan mengalahkan Romawi dan Persia dengan menjanjikan kepada Suraqah bin Malik akan memberikan gelang dan mahkota Persia dengan keislamannya. Hal ini kemudian terbukti dengan kemenangan kaum muslimin dalam perang Qadissiyyah.

“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya[*] kepada kita." dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu[**] dan mereka tidak merobah (janjinya).” (Al-Ahzab: 22-23).

4. Assa’adah.

Sarahan :

Ketiga hasil istiqomah tadi akan membuahkan kebahagiaan bagi orang yang memilikinya. Jadi hanya syahadah sejati dapat menimbulkan sa’adah. Hanya Islam dengan konsep syahadah yang dapat memberikan kebahagiaan kepada manusia di dunia maupun di akhirat.

Dalil :

Al-Qur’an banyak menyebutkan bahwa orang beriman akan mendapatkan kebahagiaan atau hasanah di dunia ataupun di akhirat.