KAMPUNG HUTANG DALAM TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM...
Transcript of KAMPUNG HUTANG DALAM TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM...
KAMPUNG HUTANG DALAM TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM
(STUDI KASUS DI DESA PANIMBANG KECAMATAN PANIMBANG JAYA
KABUPATEN PANDEGLANG)
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM ISLAM
OLEH:
Amin Maftuhin
NIM: 11380078
Pembimbing
Drs. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si
JURUSAN MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2015
ii
ABSTRAK
Hutang piutang pada dasarnya adalah sikap saling tolong menolong, di
dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa menolong sesama manusia menjadi kewajiban
untuk siapapun yang mampu melakukannya. Akan tetapi memberikan hutang
dengan maksud mencari keuntungan semata yaitu, mensyaratkan tambahan di
dalamnya sudah melenceng dari tujuan utama hutang piutang dan hal itu tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam.
Praktek hutang piutang yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung
Sukajadi termasuk hutang yang menggunakan tambahan (bunga), dengan
kesepakatan pada awal perjanjiannya. Dalam praktek tersebut kreditur yang sering
memberikan piutang kepada masyarakat adalah instansi dari non-bank atau biasa
disebut bank keliling. Praktek hutang piutang yang terjadi di kampung sukajadi
sudah berlangsung selama bertahun-tahun, sehingga menjadi kebiasaan bagi
sebagian masyarakat, terutama oleh masyarakat yang tinggal di kampung hutang.
Melihat praktek hutang piutang yang mengandung unsur riba seperti itu,
penulis tertarik untuk menelitinya dengan mengacu pada pokok masalah, yaitu:
bagaimana praktek hutang piutang dan bagaimana dampak yang muncul dari
hutang dengan tinjauan sosiologi hukum Islam?
Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya adalah field research dan sifatnya
adalah deskriptif analitis. Sedangkan langkah yang digunakan dalam teknik
pengumpulan datanya yaitu dengan observasi, wawancara serta menggunakan
analisis data dengan metode induktif.
Dari penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa praktek hutang piutang yang dilakukan oleh masyarakat kampung hutang
didasari oleh bebagai macam kebutuhan. Menurut penyusun, dengan pendekatan
sosiologis hukum Islam dari tidak boleh menjadi boleh tidak berlaku di kampung
hutang. Karena praktek hutang piutang tersebut tidak membawa kemaslahatan
kepada semua masyarakat tersebut dan belum sepenuhnya termasuk dalam
mas}lah}ah al-dh}aruriyyah dan mas}lah}ah h}ajiyyah yaitu kemaslahatan yang
berhubungan dengan masalah pokok dan kebutuhan hidup umat manusia akan
tetapi masih banyak yang termasuk kepada takmiliyyah (tah}siniyyah) berkenaan dengan
dekorasi dan penyempurnaanya.. Praktek hutang piutang tersebut juga termasuk
dalam ‘urf al-fasi>d, karena tidak memenuhi syarat-syarat ‘urf hutang piutang. Jadi,
praktek hutang piutang yang dilakukan oleh masyarakat kampung hutang tidak
sesuai dengan prinsip hukum Islam.
Kata Kunci: Hutang Piutang, mas}lah}ah, ‘Urf.
tS Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-TIINSK-BM-05-06/RO
SURAT PERNYATAAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
NamaNIMJurusanFakultas
Amin Maftutrin1 1380078MuamalatSyari'ah dan Hukum
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli hasil karya atau
laporan penelitian yang saya lakukan sendiri dan bukan plagiasi dari hasil karya orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam penelitian ini dan disebutkan dalam acruill
daftar pustaka.Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 02 Dzulhijjah 1436 H16 September 2015 M
lll
Yang menyatakan,
NrM. 11380078
IXJ Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK.BM.O5-O3IRO
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI
Hal: Skripsi Saudara Amin Maftuhin
Kepada:Yth. Bapak Dekan Fakultas Syari'ah dan HukumUIN Sunan KalijagaDi Yogyakarta
As s alamu' al ailatm w r.wb.Setelah membaca, meneliti dan mengoreksi serta menyarankan perbaikan seperluny4maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara :
Nama : Amin MaftuhinNIM : 11380078Judul : 6(Kampung Hutang dalam Tinjauan Sosiologis Hukum Islam (Studi
Kasus di Desa Panimbang, Kecamatan Panimbang Jayao KabupatenPandeglang)"
Sudah dapat diajukan kepada Jtrusan Muamalat Fakultas Syari'ah dan Hukum UINSunan Kahjaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
strata satu dalam Ilmu Hukum Islam.Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi atau tugas akhir Saudara tersebut di atas
dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannyakami ucapkan terima kasih.
Was s al amu' al aikun wr.w b.
Yogyakarta,07 Dzulhijjab 1436 H21 September 2015 M
Pembimbing,
Drs. MQCIIAMAD SODIK. S.Sos.. M.Si.NrP. 19680416 199503 1 004
1V
t.ww]ffiaru
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGEzu SUNAN KALIJAGA-
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUMJl. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 512840Fax. (0274) 545614 Yogyakarta 55281
Tugas Akhir dengan judul
yang dipersiapkan dan disusun oieh:
Nama : AMIN MAFTUHINNomor Induk Mahasiswa : I 1380078
Teiah diujikan pada : Senin, 12 Oktober 2015
Nilai ujian Tugas Akhir : A-
dinyatakan telah diterima oieh Faliultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
TIM UJIAN TUGAS AKHIR
Ketua Sidang/Penguji I
Drs. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si.NrP. r96804r6 199503 I 004
PEI{GESAHAN TUGAS AKHIRNomor : UIN.02|DS|PP .00.9 10549 120 | 5
:KAMPUNG HUTANG DALAM TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM(STUDI KASUS Di DESA PANIMBANG KECAMATAN PANIMBANG JAYAKABUPATEN PANDEGLANG)
Zusiana Elly Triantini, S.H.I., M.SI.NrP. 1982031 4 200912 2 003
Drs. Kholid Zulfa, M.Si.NiP. 19660704 199403 | 002
"':, . ?lri)\\f UN Sunan Kalijagal)-::,, :T;-ffi\as Syari'ah dan Hukuml'#"1:'' qtf5\."s slan an da
'.$K* tr.,i=x;l{%\
D E K A N
- ij lt;: -,* ri.:\//ll/h
afiq Mahmadah Hanafi, M.Ag.
Penguji III
!'<w whMP. 19670518 199703 1003
vi
MOTTO
“Jangan Pernah Menyerah dengan Keadaan, Teruslah Bangkit dan
Berjuang Karena Allah SWT selalu menyertaimu”
vii
PERSEMBAHAN
.امين يا رب العالمين .
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penyusunan skripsi
ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
0543b/U/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
A. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
- - Alif ا
Ba’ B Be ب
Ta’ T Te ت
Ṡa’ Ṡ es dengan titik di atas ث
Jim J Je ج
Ḥa’ Ḥ ha dengan titik di bawah ح
Kha Kh ka-ha خ
Dal D De د
Żal Ż zet dengan titik di atas ذ
Ra’ R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es س
ix
Syin Sy es-ye ش
Ṣād Ṣ es dengan titik di bawah ص
Ḍaḍ Ḍ de dengan titik di bawah ض
Ṭa’ Ṭ te dengan titik di bawah ط
Ẓa’ Ẓ zet dengan titik di bawah ظ
ain ‘ Koma terbalik di atas‘ ع
Ghain G Ge غ
Fa’ F Ef ف
Qāf Q Ki ق
Kāf K Ka ك
Lam L El ل
Mim M Em م
Nun N En ن
Wau W We و
Ha’ H Ha ه
Hamzah ‘ Apostrof ء
Ya’ Y Ya ي
B. Vokal
1. Vokal Tunggal
x
Tanda Vokal Nama Huruf Latin Nama
--------- Fathah A A
--------- Kasrah I I
--------- Dammah U U
Contoh:
su’ila سئل kataba كتب
2. Vokal Rangkap
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fatkhah dan ya Ai a - i ي
Fatkhah dan wau Au a - u و
3. Vokal Panjang
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fatkhah dan alif Ᾱ a dengan garis di atas أ
Fatkhah dan ya Ᾱ a dengan garis di atas ي
Kasrah dan ya Ῑ i dengan garis di atas ي
Zammah dan ya Ū u dengan garis di atas و
Contoh :
qīla قيل qāla قال
xi
يقول ramā رمى yaqūlu
C. Ta’ Marbuṭah
1. Transliterasi ta’ marbuṭah hidup
Ta’ marbuṭah yang hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan
dammah transliterasinya adalah “t”.
2. Transliterasi ta’ marbuṭah mati
Ta’ marbuṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya
adalah “h”.
Contoh:
حةطل ṭalḥah
3. Jika ta’ marbuṭah diikuti kata yang menggunakan kata sandang “al-”, dan
bacaannya terpisah, maka ta’ marbuṭah tersebut ditransliterasikan dengan
“ha”/h.
Contoh:
طفال ألا rauḍah al-aṭfāl روضة
al-Madīnah al-Munawwarah المدينة المنورة
D. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydid)
Transliterasi syaddah atau tasydid dilambangkan dengan huruf yang sama, baik
ketika berada di awal atau di akhir kata.
xii
Contoh:
nazzala نزل
al-birru البر
E. Kata Sandang “ال”
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf yaitu “ال”.
Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti
oleh huruf Syamsiyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf Qamariyah.
1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya yaitu “ال” diganti huruf yang sama dengan huruf yang
langsung mengikuti kata sandang tersebut.
Contoh:
ar-rajulu الرجل
as-sayyidatu السيدة
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf Qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf Qamariyah ditransliterasikan sesuai
dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya,
bila diikuti oleh huruf Syamsiyah maupun huruf Qamariyah, kata sandang
xiii
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda
sambung (-).
Contoh:
al-qalamu القلم
al-badī’u البديع
F. Hamzah
Sebagaimana dinyatakan di depan, hamzah ditransliterasikan dengan apostrof,
namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila
terletak di awal kata, hamzah tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab berupa
alif.
Contoh:
syai’un شيء
umirtu امرت
an-nau’u النوء
G. Huruf Kapital
Meskipun tulisan Arab tidak mengenai huruf kapital, tetapi dalam transliterasi
huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti
ketentuan-ketentuan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak ditulis
dengan huruf kapital, kecuali jika terletak pada permulaan kalimat.
xiv
Contoh:
Wamā Muhammadun illā rasūl وما محمد إال رسول
Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman
transliterasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ilmu tajwid.
xv
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم عين على أمور الدنيا و الدين.الحمد هلل رب العالمين. و به نست
أشهد ان ال اله اال اهلل و أشهد ان محمدا عبده و رسوله. اللهم صل و سلم على ى اله و أصحا به أجمعين, اما بعدمحمد و عل
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang atas segala
karunia nikmat Iman, Islam, Ihsan, sehat dan pengetahuan yang teramat besar,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sangat sederhana dan masih jauh
dari rasa kesempurnaan. Karena kesempurnaan hanya milik-Nya. Sholawat serta
salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menghantarkan umatnya dari lembah kebodohan ke lembah ilmu pengetahuan, yang
dapat dirasakan sampai saat ini. Sebagai manusia biasa, tentunya penulis tidak
terlepas dari banyaknya kesalahan dan kekurangan pada skripsi ini, dengan
pertolongan-Nya penulis merasa bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi yang
sederhana ini dengan judul “Kampung Hutang dalam Tinjauan Sosiologis Hukum
Islam (Studi Kasus di Desa Panimbang, Kecamatan Panimbang Jaya, Kabupaten
Pandeglang)” yang mana menjadi salah satu syarat kelulusan strata satu di
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak dipungkiri adanya bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
xvi
1. Bapak Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag., selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum, besarta jajaran stafnya yang telah memberikan
kemudahan dalam menggunakan fasilitas dan administrasi Fakultas.
2. Bapak Abdul Mughits, S.Ag., M.Ag., dan Bapak Saifuddin S.H.I., M.S.I,
selaku Ketua dan Sekretaris jurusan Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si., selaku Pembimbing yang telah
banyak membantu dari awal hingga akhir dalam penyusunan skripsi ini.
Terimakasih atas waktu yang telah diluangkan selama ini.
4. Bapak Abdul Mujib, S.Ag., M.Ag., selaku Penasehat Akademik yang telah
mengarahkan dan memberikan saran selama masa perkuliahan.
5. Seluruh Dosen Fakultas Syari’ah, terutama Jurusan Muamalat yang telah
memberikan ilmu dan membimbingannya. Kepada Bapak Lutfi selaku staf
administrasi TU Muamalat yang penuh kesabaran dan membantu kebutuhan
administrasi mahasiswa/i Muamalat.
6. Rasa hormat dan terima kasih kepada kedua orang tuaku yang tak tergantikan,
Bapak Nursidik dan Ibu Nurfatimah terimakasih atas semua pengorbanan
yang tak terhingga, atas semua do’a, dorongan dan dukungan baik berupa
moral dan materiil.
7. Adik-adikku Aqil Muzakki, Ali Maksum dan Ahmad Asrori yang telah
menjadi penyemangat dalam segala hal.
8. Kepada oUlama, Pak Lurah, Sekretaris Desa beserta jajaranny4 bapak RT dan
semua masyarakat Desa Panimbang khususnya Kampung Sukajadi yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Hanung Lathifatul Fadhillah, terima kasih untuk segala do'a dan dorongan
semangat yang tiada henti.
10. Ahlan, Hasbi, Nugroho, Aziz, Eka, Lusi dan seluruh rekan Muamalat
Angkatan 2011 terima kasih atas dorongan semangat.
ll.Keluarga Kopma, Javin, Sobar, Ade terutama Amin Maulana yang selalu
menemani, membimbing dan memberikan dukungan dalam segala hal.
Semoga ketulusan pihak-pihak yang terkait dapat menjadikan pahala di sisi Allah
SWT. Akhir kata penulis mengharapkan ampunan dan Ridha Allah SWT atas salah
dan khilaf. Akhir kata semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
dan menambah khazanah pengetahuan hukum Islam, Amin.
Yogyakarta,02 Dzulhiijah 1436 H16 September 2015 M
Maftuhinr380078
xvll
xviii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
ABSTRAK ii
SURAT PERNYATAAN SKRIPSI iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI v
MOTTO vi
HALAMAN PERSEMBAHAN vii
PEDOMAN TRANSLITERASI viii
KATA PENGANTAR xv
DAFTAR ISI xviii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan dan Kegunaan 6
D. Telaah Pustaka 7
E. Kerangka Teoritik 10
F. Metode Penelitian 21
1. Jenis Penelitian 21
2. Sifat Penelitian 21
3. Pendekatan Masalah 21
4. Subyek Penelitian 22
5. Teknik Pengumpulan Data 22
6. Teknik Analisis Data 22
G. Sistematika Pembahasan 23
BAB II BERAGAM PERSPEKTIF HUTANG PIUTANG DAN KAJIAN
SOSIOLOGIS HUKUM ISLAM
A. Konsep Hutang-Piutang dalam Tinjauan Fikih
1. Pengertian Hutang Piutang 25
xix
2. Akad Hutang Piutang 27
3. Dasar Hukum Hutang Piutang 29
4. Rukun dan Syarat Hutang Piutang 31
5. Etika dalam Hutang Piutang 32
B. Pengaruh Sosiologi Terhadap Hukum Islam 39
BAB III GAMBARAN UMUM KAMPUNG HUTANG DI DESA
PANIMBANG
A. Gambaran Umum Kampung Hutang
1. Letak Geografis Desa Panimbang 50
2. Sejarah Kampung Hutang 51
3. Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Keagamaan 54
4. Praktik Hutang Piutang 55
5. Tanggapan Masyarakat Tentang Hutang Piutang
a. Tanggapan Kreditur 60
b. Tanggapan Debitur 61
c. Tanggapan Ulama dan Umara 61
B. Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Masyarakat Melakukan Hutang
1. Faktor Ekonomi 68
2. Faktor Lingkungan 69
3. Faktor Pendidikan Agama 70
BAB IV ANALISIS SOSIOLOGI HUKUM ISLAM TERHADAP
PRAKTEK HUTANG PIUTANG DALAM MASYARAKAT KAMPUNG
HUTANG
xx
A. Analisis Praktek Hutang Piutang 73
B. Analisis Dampak Hutang Piutang dengan Tinjauan Sosiologi Hukum
Islam 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 87
B. Saran-saran 88
DAFTAR PUSTAKA 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari
perilaku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi umat
islam, al-Quran merupakan suatu pedoman sekaligus petunjuk dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya serta kebenaran mutlak. Terdapat beberapa
ayat al-Quran dan hadis yang telah memicu manusia untuk rajin bekerja dan
berusaha (termasuk kegiatan ekonomi) serta mencela orang yang pemalas.
Akan tetapi, tidak semua kegiatan ekonomi dibenarkan oleh al-Quran. Apalagi
jika kegiatan tersebut dapat merugikan orang banyak, seperti monopoli,
percaloan, perjudian, dan riba, sudah pasti akan ditolak.1
Manusia dalam berinteraksi dengan masyarakat sering kali terbentur
dengan kemampuan dan kemauan yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan dalam hidupnya. Oleh karena itu, bila sewaktu-waktu muncul
kebutuhan mendesak dan sangat terpaksa, seseorang harus berhutang pada
orang lain baik berupa barang maupun uang, dengan cara memberikan
pertolongan pinjaman atau hutang yang mempunyai nilai kebaikan dan
berpahala si sisi Allah. Senbagaimana firman-Nya :
1 Muhammad Zuhri, Riba Dalam al-Quran dan Masalah Perbankan Sebuah Tilikan
Antisipatif, cet. Ke-1 (Jakarta: Raja Grafinndo Persada, 1996), hlm. 1.
2
من ذا الذي يقرض اهلل ررضا س نا فيضعفه له أضعا فا كثيرة واهلل يقبض ويبصط وإليه
ترجعون2
Ayat di atas menjelaskan bahwa siapa saja yang memberikan bantuan
berupa pinjaman baik berupa barang atau benda di jalan Allah, maka Allah
akan melipat gandakan pinjaman tersebut berupa rizki yang melimpah.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat berlindung, pendidikan,
dan kesehatan. Kemiskinan disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
kemiskinan merupakan masalah global, sebagian orang memahami istilah ini
secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihat dari segi
moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan.
Kemiskinan telah menjadi isu sosial sekaligus isu politik yang banyak
dibicarakan oleh berbagai kalangan, baik kaum politisi, cendikiawan maupun
mereka yang bergerak dalam LSM-LSM. Dipihak pemerintah sendiri,
berbagai strategi dan upaya terus dikembangkan untuk segera mengurangi
kesenjangan dan membebaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan,
terutama masyarakat miskin yang tinggal di daerah pedesaan. Apa yang sudah
kita alami selama ini menyadarkan kita bahwa yang diperlukan bagi
pengentasan masyarakat dari kemiskinan bukan cuma paket bantuan ekonomi
2 Al Baqarah (2): 245.
3
atau upaya-upaya yang bersifat kemurahan hati saja. Tetapi lebih penting dari
itu adalah upaya-upaya pemberdayaan masyarakat.
Upaya pemberdayaan ini tidak lain adalah kebijakan yang memberi
ruang gerak, fasilitas publik dan kesempatan yang kondusif bagi masyarakat
miskin untuk mengentaskan diri mereka sendiri.3
Kampung hutang ialah sebutan untuk pemukiman yang terletak di
salah satu perkampungan di Desa Panimbang, Kecamatan Panimbang Jaya,
Kabupaten Pandeglang, tepatnya di kampung sukajadi.
Desa Panimbang terletak di ujung sebelah barat dari Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten. Dengan kondisi masyarakat yang mayoritas
adalah pendatang dari berbagai daerah seperti, padang, bugis, brebes,
indramayu, cirebon dan daerah lainnya. Oleh karena itu, sering ditemukan
pada setiap sudut desa beberapa kontrakan rumah sebagai tempat tinggal
dengan bangunan yang sederhana. Dengan berbagai profesi pekerjaannya
masing-masing masyarakat seperti, nelayan, wiraswasta, petani, guru, buruh
dan lain sebagainya.
Mayoritas masyarakat kampung sukajadi mempunyai kebiasaan
berhutang, khususnya kampung hutang. karena kemiskinan bisa membuat
sebagian orang melakukan segala macam cara, asalkan bisa memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Belum lagi ketika dihadapkan dengan masalah-masalah
yang bersifat mendesak seperti membayar kebutuhan sekolah, membiayai
keluarga yang sakit, membayar biaya sewa rumah dan lain sebagainya. Oleh
3 Bagong Suyanto, Perangkap Kemiskinan, Problem dan Strategi Pengentasannya Dalam
Pembangunan Desa, (Aditya Media, 1996) Cet. I, hlm. 5.
4
karena itu berhutang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan uang
dengan cepat dan mudah yang bisa dilakukan setiap orang seketika itu juga.
Seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin banyak dan
mendesak, dengan tidak diimbangi oleh ekonomi yang baik maka munculah
badan-badan penyedia jasa pinjaman keuangan; pegadaian, bank
konvensional, dan badan penyedia jasa pinjaman lainnya. Dengan berbagai
macam penawaran peminjaman uang yang tentunya menggiurkan bagi
masyarakat untuk mendapatkan uang dengan cara cepat dan mudah. Sudah
bukan hal yang tabu lagi apabila penyedia jasa pinjam keuangan
meminjamkan uangnya dengan menerapkan bunga, walaupun terkadang
bunga tersebut tergolong besar. Sebagian masyarakat terkadang tidak
memperdulikan seberapa banyak bunga yang ditetapkan oleh penyedia jasa.
Karena bagi mereka yang penting mendapatkan uang dengan cara cepat dan
mudah.
Hutang piutang yang dilakukan oleh masyarakat kampung hutang
selama ini adalah hutang piutang yang mengandung unsur riba. Bahkan
sebagian masyarakat memanfaatkan pinjaman itu hanya untuk memenuhi
kebutuhan konsumtif, karena dengan pekerjaan mereka yang penghasilannya
tidak menentu belum bisa memenuhi kebutuhan atau keperluannya dengan
cepat. Dengan berhutang mereka bisa memenuhi kebutuhan tersebut dan
mencicil hutangnya dari hasil kerja mereka. Namun tidak sedikit juga
masyarakat memanfaatan hutangnya untuk hal yang bersifat produktif, yaitu
untuk menjadikannya modal usaha.
5
Masyarakat yang memanfaakan hutang untuk hal konsumtif,
dihawatirkan akan menjadi sebuah kebiasaan yang berkepanjangan bahkan
menjadi keharusan bagi mereka. Apabila sudah menjadi kebiasaan seperti itu,
ditakutkan bisa membuat generasi selanjutnya melakukan hal yang sama dan
seterusnya akan tercipta kebudayaan yang buruk yang akan sulit untuk
dihilangkan.
Globalisasi telah melahirkan apa yang disebut sebagai budaya massa
yang terwujud secara nyata berupa tumbuhnya budaya konsumerisme
dikalangan masyarakat. Budaya ini telah meruntuhkan akal sehat manusia
tidak lagi dapat membedakan antara keinginan (want) dan Kebutuhan (need).
Konsumsi (konsumerisme), adalah perspektif sosiologi dengan
demikian jelas bukan sekedar pemenuhan kebutuhan fisik, melainkan yang
lebih utama adalah pemenuhan kebutuhan sosial berupa status sosial tinggi
dengan memiliki barang-barang tertentu atau mengkonsumsi jasa mewah
lainnya.4
Selama ini berhutang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat kampung hutang. Akan tetapi dilihat dari realitasnya,
sebagian masyarakat yang terbiasa berhutang belum mempunyai tanda-tanda
sejahtera dalam kehidupannya, bahkan terlihat sebaliknya dengan terlilit
hutang.
Sejauh yang penyusun amati dari kebiasaan masyarakat dalam
behutang, bahwa realitasnya masih cukup banyak masyarakat yang belum
4 Drs. Sindung Haryanto M.si., Sosiologi Ekonomi (Jakarta: Ar-ruzz Media, 2011) hlm. 169.
6
paham terhadap hukumnya dan masih belum merasakan kesejahteraan dalam
hidunya, khususnya dalam segi ekonomi. Berangkat dari uraian ini pula yang
melandasi penyusun untuk melakukan penelitian tentang kebiasaan
masyarakat dalam berhutang dengan pendekatan sosiologi hukum Islam.
Sehingga judul yang akan diangkat oleh penyusun adalah “Kampung Hutang
dalam Tinjauan Sosiologi Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Panimbang,
Kecamatan Panimbang Jaya, Kabupaten Pandeglang)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dikemukakan pokok
masalah yang menjadi bahan pembahasan ini adalah:
1. Bagaimana praktek hutang piutang yang terjadi di kampung hutang?
2. Bagaimana dampak yang muncul dari hutang dengan tinjauan sosiologi
hukum Islam?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berangkat dari latar belakang dan pokok masalah tersebut. Penelitian ini
mempunyai tujuan dan kegunaan antara lain:
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mendepenelitiankan tentang faktor-faktor penyebab kebiasaan
berhutang dalam masyarakat kampung hutang di Desa Panimbang, Kec.
Panimbang Jaya, Kab. Pandeglang menurut sosiologi hukum Islam.
b. Menjelaskan gambaran dan permasalahan yang timbul terhadap
kebiasaan berhutang dalam masyarakat Desa Panimbang, Kec.
Panimbang Jaya, Kab. Pandeglang.
7
2. Sedangkan Kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi perkembangan Muamalat dalam dalam
rangka memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khusunya yang
berkaitan dengan sosiologi hukum Islam.
b. Secara praktis penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran dan
masukan serta pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait khususnya
warga kampung hutang di Desa Panimbang, Kecamatan Panimbang
Jaya, Kabupaten Pandeglang.
D. Telaah Pustaka
Hutang-piutang merupakan salah satu bentuk muamalah yang dikenal
dan sudah di praktikkan sejak zaman Rasulullah SAW, sampai sekarang pun
masih dilakukan oleh masyarakat umum. Hal ini juga yang dipraktikkan oleh
warga masyarakat kampung hutang Desa Panimbang, Kecamatan Panimbang
Jaya, Kabupaten Pandeglang, dengan tujuan untuk menolong mereka dalam
memenuhi kebutuhan hidup.
Sosiologi adalah ilmu yang menyelidiki hidup bersama dalam
masyarakat dan ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perhubungan
manusia dan golongannya, bentuk dan kewajiban manusia yang saling
mengadakan hubungan disebabkan manusia tersebut mempunyai kebutuhan.
Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud bersama, cara terbentuk dan
tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula
8
kepercayaan, keyakinan dan cara sehari-harinya yang memberi sifat tersendiri
kepada cara hidup bersama itu.5
Penyusun dalam melakukan penelitiann ini merujuk pada penelitian-
penelitian sebelumnya, yang mana terkait di antaranya penelitian dari saudara
M. Abadi Abung F. Yang berjudul “Praktek Gadai Motor Kredit dalam
Tinjauan Sosiologi Hukum Islam (Studi kasus di Dusun Krajan Krondolor
Kec. Suruh Kab. Semarang)” penelitian ini membahas tentang praktek gadai
motor kredit di Dusun Krajan Krondolor, dan menyimpulkan dengan
pendekatan sosiologi hukum Islam dari tidak boleh menjadi boleh karena
praktek tersebut membawa kemaslahatan bagi komunitas muslim tersebut dan
termasuk dalam maslahah al-darudiyyah karena kemaslahatan yang
berhubungan dengan kebutuhan umat manusia.6
Penelitian Selanjutnya, Amalia Nur Shabrina tentang “Tinjauan
Sosiologi Hukum Islam terhadap Praktek Persaingan Usaha (Studi Peadagang
Pasar klewer solo)” dengan kesimpulan, kesepakatan tersebut sesuai dengan
syariat Islam dimana tidak ada intervensi atau monopoli untuk menetukan
suatu harga, melainkan melalui kesepakatan bersanma dengan
mempertimbangkan kualitas produk kemaslahatannn serta keadilan ekonomi.
Akan tetapi ada sebagian kecil pedagang yang manjatuhkan harga pasar
dengan dalih cuci gudang yang sebenarnya tidak ada kesepakatan bersama
5 Drs. M. Cholil Mansyur, Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa, (Surabaya: Usaha
Nasional), hlm. 37.
6 M. Abadi Abung F, “Praktek Gadai Motor Kredit dalam Tinjauan Sosiologi Hukum Islam
(Studi di Dusun Krajan Krondolor Kec. Suruh, Kab. Semarang)”, penelitian tidak dipublikasikan,
Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
9
untuk melakukan cuci gudang dengan pedagang lain, serta produknya belum
saatnya dijual dalam kemasan cuci gudang.7
Penelitian berikutnya, Adi Wibowo yang berjudul “Tinjauan Hukum
Islam terhadap Praktik Pinjam-meminjam Uang di Desa Nglorong Kec.
Sragen Kab. Sragen”. Penelitian ini membahas tentang praktik pinjam-
meminjam uang yang terjadi di Desa Ngolorong Kec. Sragen Kab. Sragen dan
menyimpulkan bahwa praktik pinjam-meminjam uang/ Utang-piutang dengan
adanya potongan dan tambahan yang terjadi di Desa Ngolorong Kec. Sragen
Kab. Sragen sudah sesuai syarat dan rukun hutang-piutang, serta praktik ini
tidak mengandungn usur Z}ulm (penganiayaan), karena kedua belah pihak
saling diuntungkan.8
Penelitian selanjutnya, Chamdani Bahasan yang berjudul “Tinjauan
Sosiologi Hukum Islam terhadap praktik ngelimolasi antara petani tembakau
dan tengkulak (studi kasus di Desa Cemoro Kecamatan Wonoboyo Kabupaten
Temanggung)” Penelitian ini menjelaskan tentang praktik pinjam meminjam
antara petani dan tengkulak dengan kesimpulan dengan ditinjau dari sosiologi
hukum Islam praktik ini termasuk dalam ‘urf al-fasi>d dan ditinjau dari
mas}lah}ah} praktik ini termasuk dalam mas}lah}ah} mulgah.9
7 Amalia Nur Sabrina, “Tinjauan Sosiologi Hukum Islam terhadap Praktek Persaingan
Usaha (Studi Pedagang Pasar Klewer Solo)”, penelitian tidak dipublikasikan, Fakultas Syariah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2014).
8 Adi Wibowo, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Pinjam-Meminjam Uang di Desa
Nglorong Kec. Sragen Kab. Sragen”, Penelitian tidak diterbitkan, Fakultas Syariah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta (2013)
9 Chamdani Bahasan, “Tinjauan Sosiologi Hukum Islam terhadap praktik ngelimolasi antara
petani tembakau dan tengkulak (studi kasus di Desa Cemoro Kecamatan Wonoboyo Kabupaten
10
Sedangkan penelitian tentang “Kampung Hutang dalam Tinjauan
Sosiologi Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Panimbang Kecamatan
Panimbang Jaya Kabupaten Pandeglang)”, saya belum pernah menemukan.
oleh karena itu, saya akan melakukan penelitian terkait permaslahan kampung
hutang.
E. Kerangka Teoretik
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak terlepas dengan
adanya bantuan dari manusia lain, hal inilah yang menyebabkan timbulnya
kelompok-kelompok sosial dalam kehidupan manusia, karena manusia tidak
dapat hidup secara mandiri. Kelompok-kelompok sosial yang terdiri dari
individu-individu yang hidup bersama dengan mengadakan hubungan timbal
balik yang cukup intensif dan teratur, serta diharapkan adanya pembagian
tugas, struktur serta norma-norma tertentu yang berlaku bagi masyarakat.10
.....وتعاونوا على البر والتقوى وال تعاونوا على االثم والعدوان....11
Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan umat manusia untuk saling
bantu-membantu, tolong-menolong dan mengerjakan kebaikan dan kebajikan
serta ketakwaan. Sebaliknya, Allah melarang untuk saling menolong dalam
melakukan perbuatan dosa dan melanggar syariat-syariat Islam. Setiap
individu manusia mempunyai kebutuhan masing-masing sehingga sering
Temanggung)”, Penelitian tidak diterbitkan, Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(2015).
10 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, Kencana,
2007, hlm. 23.
11 Al Maidah (5): 2.
11
terjadi pertentangan-pertentangan kehendak untuk menjaga kebutuhan
tersebut, maka perlu adanya peraturan-peraturan yang mengatur kebutuhan
masing-masing manusia, agar manusia tersebut tidak melanggar hak-hak
orang lain, maka timbulah hak dan kewajiban di antara sesama manusia.12
Para ulama ahli ushul mengungkapkan ada beberapa maslahah yang
terjadi di masyarakat yaitu meliputi maslahah ad-Daruriyyat, al-H{ajjiyyat,
dan at-Tah{siniyyat, masalah ad-Daruriyyat yaitu hal-hal yang menjadi
kebutuhan inti atau pokok dalam kelangsungan hidup manusia, hal ini sering
disebut juga dengan istilah kebutuhan primer, yang meliputi: agama, jiwa,
akal, kehormatan, dan harta. al-H{ajjiyyat adalah sesuatu yang diperlukan
manusia untuk meringankan kesulitan dalam kehidupan manusia, sering juga
disebut kebutuhan sekunder. Ketiga adalah at-Tah{siniyyat, yaitu suatu
kebutuhan untuk menuju kearah kelengkapan dalam kehidupan manusia,
disebut juga dengan kebutuhan tersier.
Apabila manusia dalam memenuhi kebutuhann tersebut tidak dapat
dipenuhi dengan harta sendiri, maka manusia dapat memenuhi kebutuhannya
tersebut dengan cara meminjam atau berhutang, baik meminjam kepada bank,
meminjam kepada koperasi atau meminjam kepada sesamanya. Karena dalam
melakukan peminjaman ini agama Islam sudah mengakui keabsahannya.
Hukum hutang-piutang fleksibel tergantung situasi kondisi dan toleransi.
Pada umunya hutang-piutang hukumnya sunah bila dalam keadaan normal,
hukumnya haram apabila meminjam uang untuk membeli miras, narkoba,
12 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 31.
12
berbuat kejahatan, dan sebagainya. Hukumnya wajib jika memberikan kepada
orang yang sangat membutuhkan seperti tetangga yang anaknya sedang sakit
keras dan membutuhkan uang untuk menebus resep.
Moh. Hatta dalam memandang tentang riba dan status bunga bank, lebih
menekankan pinjaman itu digunakan untuk apa dan melihat riba yang terjadi
dijaman jahiliah. Di mana pada waktu itu orang yang meminjam uang
biasanya untuk keperluan hidupnya, dan pinjaman inilah yang disebut
pinjaman konsumtif.
Moh. Hatta menghukumi riba pada pinjaman konsumtif, karena beliau
melihat bahwa dari segi ekonomi cara riba merupakan jalan usaha yang tidak
sehat, sebab keuntungan yang diambil dari kreditur bukan dari usaha yang
produktif. Dari sosial masyarakat tidak dapat mengambilkan keuntungan
sedikitpun dari praktek riba. Sebab riba tidak akan pernah menambah
kekayaan sesuatupun pada masyarakat atau kemampuan mengangkat
ekonomi, bahkan sebaliknya riba hanya akan menambah penderitaan yang
parah. Sebab di sanalah tersembunyi eksploitasi, penindasan, gharar terhadap
hajat mereka yang tidak berkecukupan. Untuk menguatkan pandangannya
bahwa pinjaman konsumtif merupakan riba, beliau juga melihat bahwa
pinjaman inilah yang terjadi pada zaman dahulu, dan tidak ada fakta yang
menunjukkan bahwa pinjaman itu untuk berusaha.13
Bunga bank menurut Moh. Hatta berbeda dengan riba, dalam
prakteknya tambahan akan berlipat-lipat tanpa batas sehingga pihak peminjam
13 Moh. Hatta, Beberapa fasal Ekonomi di Jalan Ekonomi dan Bank, Cet. Ke-III (Djakarta:
dinas penerbitan Balai Pustaka, 1958) Jilid II, hlm.32.
13
akan tercekik dengan tambahan tersebut. Sedangkan bunga yang terdapat
dalam bank bunganya dibatasi, jadi unsur penindasan, eksploitasi spekulasi
dan ketidakadilan tidak terdapat dalam bank. Bunga menurutnya tidak bisa
dipisahkan dari bank, karena bank memang hidupnya dari bunga. Beliau juga
mengutip pendapatnya H. Abdullah Ahmad yang membolehkan pemungutan
bunga bank karena bank menurutnya telah diumumkan terlebih dahulu, berarti
orang-orang yang meminjam sudah tahu dan rela.14
Pada dasarnya tujuan syara’ dalam pembuatan hukum adalah
mewujudkan kemaslahatan manusia dengan menjamin kebutuhan primer dan
memenuhi kebutuhan sekunder serta kebutuhan pelengkap.15 Islam sebagai
agama yang mempunyai aturan-aturan yang mengatur hubungan manusia
dengan sesamanya (h}ablu min an-na>s) yang bersifat dinamis dan universal,
dan senantiasa memberikan cara bagi umatnya dalam memenuhi berbagai
macam kebutuhan hidupnya.
Sosiologi hukum Islam menurut soerjono soekanto adalah suatu cabang
ilmu pengetahuan secara analitis dan empiris mempelajari hubungan timbal
balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya, maksudnya sejauh
mana hukum itu mempengaruhi tingkah laku sosial dan pengaruh tingkah laku
sosial terhadap pembentukan hukum.
Apabila pendekatan ini diterapkan dalam kajian hukum Islam, maka
tinjauan hukum Islam secara sosiologis dapat dilihat pada pengaruh hukum
14 Ibid., hlm. 29.
15 Abd. Wahab, Ilmu Ushul Fiqh, alih bahasa Helmy, cet. Ke-1, (Bandung: Gema Risalah
Press, 1996), hlm. 354.
14
Islam pada perubahan masyarakat muslim, dan sebaliknya pengaruh
masyarakat muslim terhadap perkembangan hukum Islam.16
Penerapan pendekatan sosiologi dalam hukum Islam berguna untuk
mendalami sejarah lebih mendalam aturan hukum asas maupun normatif dan
pada gilirannya membantu memahami dinamika hukum Islam. Penggunaan
pendekatann sosiologi dalam studi hukum Islam dapat mengambil beberapa
tema sebagai berikut:17
a. Pengaruh hukum Islam terhadap masyarakat dan perubahan masyarakat.
Perubahan sosial adalah perubahan pola-pola budaya, struktur
sosial, dan perilaku sosial dalam jangka waktu tertentu. Dalam bentuk ini
studi hukum Islam memahami berapa jauh pola-pola budaya masyarakat
seperti menilai sesuatu sebagai baik dan buruk yang berpangkal pada nilai-
nilai agama atau seberapa jauh struktur masyarakat berpangkal pada
ajaran-ajaran suatu agama tertentu. Seperti halnya pengaruh ajaran Islam
tentang riba terhadap perkembangan lembaga-lembaga perbankan Islam di
dunia sehingga berpengaruh terhadap masyarakat yang tidak lagi
menyimpan uangnya di bank konvensional yang merupakan fenomena
realitas umat beragama.
b. Pengaruh perubahan dan perkembangan masyarakat terhadap pemikiran
hukum Islam.
16 Sudirman Tebba, Sosiologi Hukum Islam, (Yogyakarta: UII Press Indonesia, 2003), hlm. 1.
17 M. Atho Mudzhar, Studi Hukum Islam Dengan Pendekatan Sosiologi, (Yogyakarta: IAIN:
1999), hlm. 6-7.
15
Studi tentang pengaruh struktur dan perubahan masyarakat
terhadap ajaran agama atau konsep ajaran agama, seperti halnya
bagaimana fatwa ulama mempengaruhi lingkungan sosial politik, struktur
sosial, dan budaya tempat ulama itu berada. Fatwa ulama yang tergabung
suatu organisasi yang dekat dengan penguasa akan berbeda dengan ulama
independent yang tidak terkait dengan sistem kekuasaan yang ada karena
mereka berada pada struktur sosial yang berbeda.
c. Tingkat pengalaman hukum agama masyarakat.
Studi Islam dengan pendekatan sosiologi juga dapat mengevaluasi
pola penyebaran agama dan seberapa jauh ajaran agama itu diamalkan
oleh masyarakat. Dengan pengamatan atau survey masyarakat ritual agama
sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya.
d. Pola interaksi masyarakat seputar hukum Islam.
Studi pola interaksi sosial masyarakat muslim dengan pendekatan
sosiologi juga dapat mempelajari pola-pola perilaku muslim desa dan kota.
Perilaku masyarakat muslim dalam organisasi-organisasi ekonomi di
wilayah tertentu, perilaku toleransi beragama masyarakat muslim terdidik
dan kurang terdidik, hubungan tingkat ekonomi dengan perilaku politik,
hubungan perilaku keagamaan dan perilaku kebangsaan, agama sebagai
faktor integrasi dan disintegrasi, hubungan perilaku keagamaan dan
perilaku birokrasi dan lain-lain.
e. Gerakan organisasi yang mendukung atau kurang mendukung hukum
Islam.
16
Studi gerakan-gerakan kelompok Islam mendukung faham
kolonialisme, kapitalisme, sekularisme, dan ateisme adalah di antara
contoh yang mengancam kehidupan beragama karenanya perlu dipelajari
secara seksama. Demikian pula muncul kelompok-kelompok masyarakat
Islam yang tingkat tertentu menunjang kehidupan beragama, perlu
dipelajari secara seksama pula.18
Penerapan hukum Islam dalam segenap aspek kehidupan merupakan
upaya pemahaman terhadap agama itu sendiri. Dengan demikian, hukum
Islam (fiqh syari’ah) tidak saja berfungsi sebagai nilai-nilai normatif. Ia secara
teoritis berkaitan dengan segenap aspek kehidupan dan ia adalah satu-satunya
pranata (institusi) sosial dalam islanm yang dapat memberikan legitimasi
terhadap perubahan-perubahan yang dikehendaki dalam penyelarasan antara
ajaran Islam dan dinamika sosial.19
Aspek kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa dinamis
dipengaruhi oleh waktu dan tempat sangat diperhatikan oleh Islam, yaitu
dengan mengangkat ia sebagai salah satu dasar pembentukan hukum Islam itu
sendiri. Sejalan dengan sosiologi hukum sesuatu yang telah dikenal oleh
masyarakat serta telah menjadi kebiasaan dikalangan mereka baik berupa
perkataan maupun perbuatan yang dikenal dengan al’urf dapat dijadikan dalil
dalam penetapan sebuah hukum Islam hal ini sejalan dengan kaidah hukum
Islam yang menyatakan:
18 Ibid., hlm. 179-180.
19 Sudirman Tebba, Sosiologi Hukum Islam, (Yogyakarta: UII Press Indonesia, 2003), hlm. 1
17
العادة محكمة20Kaidah hukum Islam tersebut bertujuan tidak lain adalah untuk
mewujudkan kemaslahatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.21
Hasbi Ash}-sh}iddiqi> bahwa tujuan hukum Islam akan tercapai bila
benar-benar mampu menjelaskan kemaslahatan dan kebahagiaan bagi manusia
serta mencegah kemadharatan.22 Kebiasaan yang dikembangkan dan dijadikan
pedoman oleh masyarakat bisa dibenarkan apabila tidak menyimpan dari
prinsip dasar ajaran syari’at Islam, yaitu tidak menghalalkan yang haram dan
tidak megharamkan yang halal. Hal inilah oleh para ulama’ dikategorikan
sebagai ‘urf as}-s}ah}ih, yang wajib dipelihara oleh semua pihak yang memiliki
komitmen terhadap hukum Islam.
Macam-macam ‘Adat:23
Adat yang sudah berlangsung lama, dalam hubungannya dengan hukum
syara’ yang datang kemudian ada tiga macam:
1. Adat yang sudah ada sebelum datangnya agama Islam, karena dianggap
baik oleh hukum syara’ dinyatakan berlaku untuk umat Islam, baik dalam
bentuk diterimanya dalam Al-Qur’an maupun mendapat pengakuan dari
Nabi.
20 Kamal Muchtar dkk, Ushul Fikih Jilid I, (Yogyakarta: PT Dana Nbhakti Wakaf, 1995),
hlm. 150.
21 Abdul Wahab Khallaf, Ushul Fikih Kaidah Hukum Islam, alih bahasa Faiz el muttaqin,
(Jakarta: Pustaka Amani, 2002), hlm. 291.
22 Hasbi Ash-shiddieqy, Filsafat Hukum Islam, cet. II, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986),
hlm. 177.
23 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Ushul Fiqh (Yogyakarta: Kencana, 2012), hlm.
71.
18
2. Adat yang berlaku sebelum datangnya Islam, namun karena adat tersebut
dianggao buruk dan merusak bagi kehidupan umat, dinyatakan Islam
sebagai suatu yang terlarang.
Adat atau kebiasaan yang terdapat di tengah masyarakat belum diserap
menjadi hukum Islam, namun tidak ada nash syara’ yang melarangnya. Adat
dalam bentuk ini dapat dijadikan dalil dalam menetapkan hukum syara’.
Ditinjau dari segi ketentuan hukumnya maka ‘urf terbagi menjadi dua:
1. ‘Urf as}-s}ah}ih yaitu ‘urf yang tidak menyalahi nash, tidakn menghilangkan
maslahat dan tidak menimbulkan mafsadah, seperti kebiasaan mewakafkan
sebagian barang bergerak, membayarkan sebagian mahar dan
menangguhkan sisanya, pemberian calon suami kepada istri yang diakui
sebagai hadiah bukan dari mahar.
2. ‘Urf al-fasi>d adalah kebiasaan orang yang menyalahi syara’, menarik atau
menimbulkan mafsadah atau menghilangkan maslahat, seperti kebiasaan
mereka melakukan transaksi yang berbau riba.
Ditinjau dari segi bentuknya maka ‘urf ternbagi menjadi dua:
1. ‘Urf fi’li atau perbuatan, seperti jual beli dengan saling memberikan uang
barang tanpa kata-kata, memasuki kaskus tanpa penentuan batas waktu.
2. ‘Urf qauli, contohnya adalah perkataan walad, menurut bahasa berarti anak,
termasuk didalamnya anak laki-laki dan anak perempuan. Tetapi dalam
percakapan sehari-hari biasa diartikan dengan anak laki-laki saja.
Dari segi luas pemakaiannya ‘urf terbagi dua: 24
24 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Ushul Fiqh (Yogyakarta: Kencana, 2012), hlm. 72.
19
1. Adat umum atau ‘urf ‘a>m, yaitu kebiasaan yang berlaku secara umum tanpa
kecuali.
2. Adat khusus atau ‘urf khaash}, yaitu kebiasaan yang berlaku dalam
lingkungan tertentu, berbeda dengan lingkungan lain
Syarat-syarat ‘Urf25
Oleh karena ‘urf bukan merupakan dalil yang berdiri sendiri,
melainkan tergantung oleh dalil asli hukum syara’, maka ada sejumlah
persyaratan yang harus dipenuhi bagi penggunaan ‘urf tersebut, yaitu:
1. ‘Urf tersebut harus benar-benar merupakan kebiasaan masyarakat.
Maksudnya kebiasaan sejumlah orang tertentu dalam masyarakat tidak dapat
dikatakan ‘urf. Adanya sejumlah lain yang tidak melakukan kebiasaan itu
menunjukkan adanya pertentangan di dalam masyarakat itu sendiri dalam
memandang kebiasaan tersebut. Jika demikian, berarti, kebaikan dari
kemashlahatan itu hanya diterima oleh sebagian masyarakat, sedang sebagian
yang lain menolaknya. Karenanya, ‘urf semacam ini belum dapat dijadikan
hujjah.
2. ‘Urf tersebut harus masih tetap berlaku pada saat hukum yang didasarkan
pada ‘urf tersebut ditetapkan. Jika ‘urf telah berubah, maka hukum tidak
dapat dibangun di atas ‘urf tersebut.
3. Tidak terjadi kesepakatan untuk tidak memberlakukan ‘urf oleh pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya.
25 Suwarjin, Ushul Fiqh (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 153-154.
20
4. ‘Urf tersebut tidak bertentangan dengan nash atau prinsip-prinsip umum
syariat.
Tetapi urf yang dapat dijadikan sebagai dasar hukum hutang-piutang
harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
1. Adat/’urf itu bernilai maslahah dan dapat diterima akal.
2. Adat/’urf itu berlaku umum dan merata dikalangan orang-orang yang berada
di lingkungan adat atau di kalangan sebagian warganya.
3. Adat/’urf itu telah ada pada saat itu, bukan ‘urf yang muncul kemudian.
4. Adat/’urf itu tidak bertengtangan dengan perinsip yang pasti.26
Adat/’urf yang dapat dijadikan sebagai dasar hukum hutang-piutang
salah satunya adalah harus bernilai maslahah bagi masyarakat dan dapat
diterima oleh akal. Yang dimaksud dengan maslahah adalah mengambil
mengambil manfaat dan menolak kemudharatan dalam rangka memelihara
tujuan syara’. Adapun tujuan syara’ yang harus dipelihara menurut al-Ghazali
ada lima aspek, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
Apabila seseorang melakukan suatu perbuatan yang pada intinya untuk
memelihara kelima aspek tujuan syara’ tersebut dinamakan maslahah.27
F. Metode Penelitian
Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian terhadap kebiasaan
berhutang dalam masyarakat ini metode yang digunakan dalam penyusunan
adalah sebagai berikut:
26 Amir Syarifudin, Ushul Fikih, cet. Ke-1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm.
376.
27 Nasrun Haroen, Ushul Fikih (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1995), hlm. 115.
21
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penyusun gunakan yaitu penelitian lapangan
(fied research). penyusun melakukan penelitian langsung terhadap
masyarakat kampung hutang yang melakukan hutang-piutang.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitik yang artinya
penelitian yang menggambarkan permasalahan yang ada secara obyektif,
guna mendepenelitiankan kebiasaan berhutang dalam masyarakat
kampung hutang sebagaimana adanya, kemudian menganalisa berdasarkan
data yang ada dari hasil penelitian dan literatur-literatur yang ada
kaitannya dengan permasalahan tersebut, selanjutnya dianalisis dengan
tinjauan sosiologi hukum Islam supaya mendapatkan kesimpulan.
3. Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan normatif dan sosiologis. Normatif yaitu berdasarkan nash-nash
al-Quran, sunah, ijma, dan sebagainya. Sedangkan sosiologisnya adalah
tentang kehidupan sosial atau kebiasaan masyarakat dalam berhutang.
4. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah warga kampung dalam masyarakat Desa
Panimbang yang melakukan praktik hutang-piutang, untuk mendapatkan
subyek penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sampling,
yaitu peneliti tidak mengambil obyek, gejala, kejadian atau peristiwa,
melainkan sebagian dari obyek gejala atau kejadian yang diteliti. Informasi
22
diperoleh dari masyarakat yang berhutang dan pihak penyedia jasa pinjam,
serta dari pengamatan penyusun di kampung hutang di Desa Panimbang.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi (pengamatan) adalah pengamatan dan pencatatan dengan
sistematika atas fenomena-fenomena yang diteliti.28 Dalam hal ini
peneliti memperoleh data yang perlukan dengan cara datang dan
melihat di lapangan terhadap kebiasaan masyarakat dalam berhutang itu
secara lansung, yaitu meninjau kepada salah satu petugas penyedia jasa
pinjam yang bertansaksi dengan masyarakat secara langsung.
b. Interview (wawancara) adalah dimana suatu bentuk komunikasi secara
langsung guna mendapatkan sebuah informasi tentang apa yang diteliti.
Yang diwawancarai yaitu masyarakat yang mempunyai hutang dan
badan penyedia jasa pinjam. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
data yang jelas, valid dan memudahkan penyusun menganalisa pokok
masalah yang dibahas.
c. Kepustakaan adalah menelaah buku-buku yang relevan dengan
permaslahan yang diteliti, seperti kitab-kitab, artikel-artikel, buku-buku,
serta karya ilmiah yang ada kaitannya atau hubungan dengan topik
pembahasan penelitian ini.
6. Teknik Analisa Data
Dalam analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan analisis data kualitatif, yakni menganalisis data
28 Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 217.
23
yang ada, dikumpulkan, selanjutnya dipilah-pilah dan dianalisa untuk
memperoleh kesimpulan umum tentang kebiasaan berhutang masyarakat
kampung hutang di Desa Panimbang, Kec. Panimbang Jaya, Kab.
Pandeglang. Pertama penyusun menjelaskan terlebih dahulu berbagai hal
tentang konsep hutang-piutang dalam Islam, konsep fikih, sosiologi
hukum Islam, tingakatan kemaslahatan setelah itu dihubungkan dengan
kenyataan-kenyataan di lapangan, yakni tentang praktik hutang-piutang
yang telah menjadi kebiasaan dalam masyarakat Desa Panimbang.
G. Sistematika Pembahasan
Dalam bagian ini akan diuraikan garis besar dari penelitian dalam
bentuk bab-bab, yang secara logis saling berhubungan dan merupakan
keutuhan serta mendukung dan mengarah tercapainya dari jawaban pokok
permasalahan yang telah diajukan. Agar dapat memenuhi sasaran bagaimana
yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini disusun dengan sistematis
sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang
masalah, pokok masalah, tujuan kegunaan penelitian, telaah pustaka,
kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan, yang
fungsinya untuk mengarahkan pembaca kepada substansi pembahasan
masalah ini.
Bab kedua berisi tentang konsep sosiologi dan teori-teori hutang-
piutang juga mendepenelitiankan tentang pengertian dan hukumnya.
24
Sehingga dapat memudahkan untuk menganalisis pokok permasalahan
dalam penelitian ini.
Bab ketiga membahas tentang gambaran umum obyek penelitian,
dimana bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang tempat dan
sosiologis masyarakat yang dijadikan obyek penelitian. Yang meliputi
depenelitian tempat praktik hutang-piutang, kehidupan sosial dan
keagamaan, dan tanggapan dari masyarakat dan pihak penghutang.
Bab keempat merupakan analisis praktik hutang-piutang, penyebab
dan dampak sosiologis dan ekonomi masyarakat setelah berhutang.
Bab kelima penutup yang berupa kesimpulan dari pembahasan
penelitian dan saran-saran, dimana kesimpulan merupakan jawaban dari
pokok permasalahan.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Praktek hutang piutang yang terjadi di kampung hutang adalah inetraksi/hubungan
antara debitur dan kreditur, debitur mencari nasabah menggunakan cara door to
door yaitu menawarkan pinjaman berupa uang kepada setiap masyarakat setempat
dari semua kalangan dan siapapun sasarannya. Dalam praktek ini kreditur dapat
meminjam kepada lebih dari satu atau dua debitur dengan syarat yang mudah, yaitu
hanya menyerahkan fotocopy KTP.
2. Adapun faktor yang melatar belakangi masyarakat melakukan praktek hutang
piutang, adalah faktor ekonomi, faktor kemudahan, faktor kebutuhan, faktor
lingkungan, faktor pendidikan dan faktor konsumtif masyarakat kampung hutang.
Kemudian faktor yang melatar belakangi debitur adalah faktor penghasilan/bonus
oleh pegawai penagihan hutang dari banyaknya kreditur, faktor kemudahan dalam
mencari keuntungan yang banyak tanpa harus kerja keras. Sehingga berat untuk
meninggalkan praktek hutang piutang tersebut.
3. Sedangkan tinjauan sosilogi hukum Islam terhadap praktek hutang piutang di
kampung hutang antara kreditur dan debitur, terjadi karena masyarakat terbentur
oleh keadaan ekonomi sehingga mereka mengabaikan hukum Islam. Jika ditinjau
88
dalam kajian sosiologi hukum Islam praktek tersebut dikategorikan sebagai al-‘urf
al-fasi>d, jika ditinjau dari segi mas}lah}ahnya praktek tersebut dikategorikan kepada
mas}lah}ah al-mulghah.
B. Saran-saran
Saran-saran yang dapat penyusun berikan terhadap praktek hutang piutang dan kepada
kampung hutang adalah:
1. Kepada pihak debitur sebaiknya melihat sasaran calon kreditur (masyarakat)
dengan baik dan bijak ketika akan memberikan pinjaman, supaya pinjaman
(hutang) tersebut dapat digunakan dengan bijak oleh kreditur dan mengurangi
bunganya serendah mungkin agar lebih meringankan para kreditur.
2. Kepada pihak kreditur sebaiknya menggunakan hutang untuk hal yang produktif
dan darurat saja, jangan manjadikan hutang sebagai kebiasaan apalagi sampai
menjadi ketergantungan.
3. Kepada masyarakat agar lebih memahami terhadap kondisi lingkungan sosialnya,
meningkatkan sifat gotong royong. Masyarakat sebaiknya juga tidak mudah tergiur
terhadap tawaran hutang dari debitur atau rentenir.
4. Kepada ulama dan umara agar memberikan wawasan serta keilmuannya kepada
masyarakat yang masih kurang memahami terhadap hukum Islam terutama dalam
praktek hutang piutang, yaitu bahaya yang disebabkan oleh praktek hutang piutang
yang mengandung unsur riba. Menjadi pemimpin yang baik dan bijak supaya dapat
jadi panutan untuk masyarakat.
89
5. Kepada pemerintah sebaiknya lebih memonitoring bantuan langsung tunai kepada
masyarakat miskin di daerah agar tepat sasaran. Memberikan program penyuluhan
keterampilan dan bantuan modal usaha kepada masyarakat untuk memperbaiki
tingkat perekonomian masyarakat daerah.
90
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an/Tafsir Al-Qur’an/Ulusmul Qur’an
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Al-Juma>natul Ha>di>,
2010.
HADITS/KITAB
Azzubaidi, Zaenuddin Ahmad, Terjemah Hadits Shahih Bukhari: Dari Kitab al-Tajrid
al-Sarih, alih bahasa Muhammad Zuhri, Semarang: Toha Putra, 1986.
‘Azhim, ‘Abdul, al-Wajiz, alih bahasa Ma’ruf Abdul Jalil, Jakarta: Pustaka as-Sunah,
Cet. Ke-1, 2006.
Bassam, Abdullah bin Abdurrahman Alu, Taisirul-Allam Syarh Umdatul-Ahkam, alih
bahasa, Kathur Suhardi, Jakarta: Darul Falah, Cet. Ke-1, 2002.
El-Jaziri, Abu Bakar Jabir, Minhajul Muslim, alih bahasa Rahmat Djatmoko dan Ahmad
Sumpeno, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.
Shan’ani, As, Subulus Salam III, alih bahasa, Abu Bakar Muhammad, Surabaya: Al-
Ikhlas, Hadits ke 2, Bab II, Cet. Ke-1, 1995.
Dahlan, Aminah Abd, Hadis Arba’in Annawawiah, cet. Ke-34, Bandung: Al-Ma’arif,
1988.
Fiqh/Ushul Fiqh
As-Sa’di, Abdurrahman, dkk. Fiqih Jual-Beli: Panduan Praktis Bisnis Syariah, alih
bahasa Abdullah, Jakarta: Senayan Publishing, Cet. Ke-1, 2008.
Basyir, Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat, Yogyakarta: UII Press, Edisi
Revisi, 2000.
Haroen, Nasroen, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000.
, Ushul Fikih, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1995.
91
, Ushul Fiqh I, Jakarta: Logos, Cet. Ke-1, 1996.
Khallaf, Abdul Wahab, Ushul Fikih Kaidah Hukum Islam, alih bahasa Faiz el muttaqin,
Jakarta: Pustaka Amani, 2002.
Muchtar, Kamal, dkk, Ushul Fikih Jilid I, Yogyakarta: PT Dana Nbhakti Wakaf, 1995.
Muslich, Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat, Jakarta: Sinar Grafika Offset, Cet. Ke-1, 2010.
Nawawi, Ismail, fikih muamalah klasik dan kontemporer, Bogor: Ghalia Indonesia,
2012.
Rasyid, Sulaiman, Fikih Islam, Bandung: Sinar Baru, cet ke-1, 1990.
Siroj, Malthuf, Paradigma Ushul Fiqh, Yogyakarta: Pustaka Ilmu, Cet. Ke-1, 2013.
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
, Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Pers, 2005.
Suwarjin, Ushul Fiqh, Yogyakarta: Teras, 2012.
Syarifuddin, Amir, Garis-Garis Besar Ushul Fiqh, Yogyakarta: Kencana, 2012.
,Ushul Fikih, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, cet. Ke-1, 1999.
, Ushul Fiqh, jilid 2 (Jakarta: Kencana, 2009).
Wahab, Abd, Ilmu Ushul Fiqh, alih bahasa Helmy, cet. Ke-1, (Bandung: Gema Risalah
Press, 1996).
Zuhri, Muhammad, Riba Dalam al-Quran dan Masalah Perbankan Sebuah Tilikan
Antisipatif. Jakarta: Raja Grafinndo Persada, 1996.
Sosiologi dan Hukum Islam
Adi, Rianto, Sosiologi Hukum: Kajian Hukum Secara Sosiologis (Jakarta: Putaka Obor
Indonesia, 2012) hlm. 21.
Haryanto, Sindung, 2011, Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Ar-ruzz Media.
Mansyur, M. Cholil, Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa, (Surabaya: Usaha Nasional).
92
Mudzhar, M. Atho, Studi Hukum Islam Dengan Pendekatan Sosiologi, (Yogyakarta:
IAIN: 1999).
Narwoko, J. Dwi, dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan,
Kencana, 2007.
Sodik, Mochamad, Sosiologi Hukum Islam dan Refleksi Sosial Keagamaan,
(Yogyakarta: Fakultas Syari’ah an Hukum Press UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2011).
Syarbaini, Syahrial dan Rusdiyanta, Dasar-dasar Sosiologi (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013).
Tebba, Sudirman, Sosiologi Hukum Islam, (Yogyakarta: UII Press Indonesia, 2003).
Waluya, Bagja, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Cet. Ke-1,
Bandung: Setia Purna Inves, 2007.
Penelitian/karya ilmiah
Abung F, M. Abadi, “Praktek Gadai Motor Kredit dalam Tinjauan Sosiologi Hukum
Islam (Studi di Dusun Krajan Krondolor Kec. Suruh, Kab. Semarang)”,
penelitian tidak dipublikasikan, Fakultas h UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Bahasan, Chamdani, “Tinjauan Sosiologi Hukum Islam terhadap praktik ngelimolasi
antara petani tembakau dan tengkulak (studi kasus di Desa Cemoro Kecamatan
Wonoboyo Kabupaten Temanggung)”, penelitian tidak diterbitkan, Fakultas
Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2015).
Majid AS, Abd, Hutang Luar Negeri dalam Perspektif al-Qur’an, Jurnal Asy-Syir’ah,
No. 7 Tahun. 2000.
Mannan, Muhammad Abdul, Ekonomi Islam: teori dan praktek, alih bahasa Potan Arif
Harahap, Jakarta: Intermasa, 1992.
93
Sabrina, Amalia Nur, “Tinjauan Sosiologi Hukum Islam terhadap Praktek Persaingan
Usaha (Studi Pedagang Pasar Klewer Solo)”, penelitian tidak dipublikasikan,
Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2014).
Suyanto, Bagong, Perangkap Kemiskinan, Problem dan Strategi Pengentasannya
Dalam Pembangunan Desa, Aditya Media, 1996.
Wibowo, Adi, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Pinjam-Meminjam Uang di
Desa Nglorong Kec. Sragen Kab. Sragen”, penelitian tidak diterbitkan, Fakultas
Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2013).
Lain-Lain
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syari’ah; Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema
Insani Press, 2001.
Ash-shiddieqy, Hasbi, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, cet. II, 1986.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, Yogyakarta: Andi Offset, 1989.
Hatta, Moh., Beberapa fasal Ekonomi di Jalan Ekonomi dan Bank, Jilid II, Cet. Ke-III
(Djakarta: dinas penerbitan Balai Pustaka, 1958).
P, Chairuman, dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta: Sinar
Grafika.
Subekti dan R. Tjitrosudibyo, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: PT.
Pradnya Pramita, 2008.
https://id.m.wikipedia.org.wiki.
i
BIOGRAFI ULAMA DAN SARJANA
1. Al-Ima>m al-Bukha>ri>
Nama lengkapnya adalah Abu> ‘Abdillah Muh }ammad Ibn Muh}ammad
al-Bukha>ri>. Lahir di kota Bukhara pada tanggal 15 Syawal 194 H. Pada tahun
210 H, ia beserta ibu beserta saudaranya menunaikan ibadah haji. Selanjutnya ia
tingaal di Hijaz untuk menuntut ilmu melalui para fuqaha dan muh}addis|i>n. Ia
bermukim di madinah dan menyusun kitab “at-Tari>kh al-Kabi>r”. Pada masa
muda ia berhasil menghafalkan 70.000 hadis dengan seluruh sanadnya. Usaha
mencapai para muh}addis|i>n adalah dengan cara melewat ke Bagdad, Basrah,
Kufah, Makah, Syam, Hunas, Asyqala, dan mesir.
2. al-Ima>m Musli>m
Nama lengkapnya adalah Imam Abu> al-Husain bin al-Hajjaj bin Musli>m
bin Khussaz al-Qusyairi> an-Naisaburi>. Beliau seorang ulama terkemuka yang
namanya tetap dikenal hingga kini, beliau dilahirkan di Naisaburi pada tahun
206 H. Beliau melewat ke Hijaz, Irak Syam, dan Mesir untuk belajar kepada
beberapa guru, yang antara lain adalah Yah}ya Ibn Yah}ya dan Syaitih Ish}a>q Ibnu
Rohawain serta Sa’i >d Ibnu Mans}u>r dan Abu> Mus’ab di Hijaz. Beliau juga pernah
belajar kepada Ahmad Ibn Hanbal. Di antara karyanya yang terbesar dalam
bidang hadis adalah Sah}i>h Musli>m yang merupakan hadits urutan kedua di
antara 6 bulan kitab hadits yang diakui (al-Kutu>b as-Sittah) setelah Sah}i>h al-
Bukha>ri>.
ii
3. Al-Ima>m asy-Sya>fi’i>
Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Idri>s asy-Sya>fi’I> al-Quraisyi>.
Beliau seorang keturunan Hasyim Ibn Abdal Mutallib. Beliau dilahirkan di
Gazaa, sebuah kota kecil di wilayah Syam (paletina sekarang)pada tahun150
H/767 H. Beliau adalah pencetus sekaligus pendiri mazhab Syafi’I, salah satu
dari empat mazhab sunni yang popular dikalangan umat Islam. Di antara buku-
buku karangan beliau adalah : kitab ar-Risa>lah, kitab al-Umm, kitab Ikhtila>f al-
H}adi>s.
4. Ima>m al-Gaza>li>
Nama lengkap al-Gaza>li> adalah Muh}ammad bin Muh}ammad at}-T{haosi>,
ia dipanggil “Abu > H{ami>d” dan ketika masih bayi, ia mendapatkan julukan
“Zainuddi>n”. Ia adalah salah satu tokoh yang terdepan dalam Islam sunni yang
hidup dimasa kejayaan Islam sunni tengah pergolakan dan pertikaian agama,
ideology dan pemikiran. Adapun karya-karyanya yang terkenal adalah : al-
Miza>n, al-‘Amal, Ihya>’, ‘Ulu >m Ad-di>n.
5. Dr. Yusu>f Qarad{awi
Yusu>f Qarad{awi lahir di Mesir pada tahun 1926. Ketika usianya belum
genap 10 tahun ia telah dapat menghafal al-Qur’an. Seusai menamatkan
pendidikan di Ma’had T{anta> dan Ma’had S|anawi>, ia meneruskan ke fakultas
Ushuluddin Universitas al-Azhar, kairo hingga menyelesaikan program doctor
pada tahun 1973, dengan disertai “Zakat dan Pengaruhnya dalam mengatasi
iii
Problematika Sosial”. Pada tahun 1957 ia juga memasuki Institut Pembahasan
dan Pengkajian Arab dengan meraih diploma tinggi bahasa dan sastra Arab.
iv
DAFTAR TERJEMAHAN
Fn Hlm Terjamahan
BAB I
2 2 Barang siapa meminjami (menginfakkan hartanya di jalan Allah)
Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan
ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan
(rezeki), dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan
11 10 …dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan…
02 17 Adat kebiasaan itu dapat ditetapkan sebagai hukum
BAB II
10 02 Jika kamu meminjamkan kepda Allah dengan pinjaman yang baik,
niscaya Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan mengampuni
kamu…
11 02 Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang
piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk
menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya,
maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang
berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada
Allah, Tuhannya. Dan janganlah ia mengurangi sedikit pun
daripadanya. Jika orang yang berutang itu orang yang kurang
akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan
sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar.
Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara
kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh)
seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang
yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang
lupa maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah
saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu
bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil
maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih
dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada
ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai
yang kamu jalanknan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi
kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila
kamu berjual beli, dan janganlah penulis dipersulit dan begitu juga
saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal itu
adalah suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah,
Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
v
16 00 Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah
tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika
kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.
17 34 ...Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami
turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi
subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan
yang indah.
19 35 wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
beruntung.
29 44 Sesuatu yang dikerjakan secara berulang-ulang tanpa adanya
hubungan rasional
02 44 Kebiasaan mayoritas kaum baik dalam perkataan atau perbuatan
BAB III
16 60 Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. dari Nabi SAW beliau bersabda:
Riba itu ada 73 pintu. Yang paling ringan ialah seperti orang lelaki
yang menikahi ibunya, dan seberat-beratnya riba itu merusak
kehormatan seorang muslim.
BAB IV
0 76 Dari Abu Bakrah, dia berkata, ‘Rasulullah SAW melarang menjual
perak dengan perak, emas dengan emas, kecuali dengan berat yang
sama, dan memerintahkan agar kami membeli perak dengan emas
menurut kehendak kami dan agar kami membeli emas dengan
perak menurut kehendak kami’.” Dia (rawi) berkata, “seseorang
bertanya kepadanya, ‘apakah maksudnya secara kontan?’ Dia
menjawab, ‘begitulah yang kudengar’.
0 02 Setiap pengutangan yang menarik keuntungan maka itu adalah
salah satu cara di antara cara-cara riba.
vi
Daftar Pertanyaan untuk Kreditur (Bank Keliling)
Nama:
1. Kenapa kreditur (non-bank) disebut bank keliling?
2. Begaimana anda memaknai hutang?
3. Kepada siapa saja anda menawarkan hutang?
4. Bagaimana kriteria masyarakat yang anda tawarkan hutang?
5. Bagaimana sosialisasi anda untuk menawarkan hutang kepada
masyarakat?
6. Bagaimana mekanisme dan persyaratan transaksi hutang-piutang yang
harus dipenuhi?
7. Bagaimana kesepakatan atau perjanjian yang dilakukan antara debitur dan
kreditur?
8. Adakah jaminan sebagai syarat pinjaman?
9. Apakah perjanjiannya menggunakan surat (hitam di atas putih)?
10. Di dalam perjanjiannya, tambahan atau bunga seperti apa yang anda
terapkan dan berapa persen bunga yang ditetapkan?
11. Bagaimana tindakan anda apabila debitur lari dari tanggung jawab untuk
melunasi hutangnya?
12. Bagaimana kejelasan badan hukum bank keliling ini?
13. Hutang seperti apa yang anda tawarkan kepada masyarakat (modal usaha,
konsumsi atau segala kebutuhan lainnya)?
vii
Daftar Pertanyaan untuk Kreditur UMKM Koperasi Syariah
Nama :
1. Apa yang membedakan koperasi anda dengan lembaga sejenis yang lain?
2. Bagaimana anda memaknai hutang?
3. Kepada siapa saja anda menawarkan hutang?
4. Bagaimana kriteria masyarakat yang anda tawarkan hutang?
5. Bagaimana sosialisasi anda untuk menawarkan hutang kepada
masyarakat?
6. Bagaimana mekanisme dan persyaratan transaksi hutang-piutang yang
harus dipenuhi?
7. Bagaimana kesepakatan atau perjanjian yang dilakukan antara debitur dan
kreditur?
8. Apa ada jaminan sebagai syarat perjanjian?
9. Apakah perjanjiannya menggunakan surat (hitam di atas putih)?
10. Bagaimana tindakan anda apabila debitur lari dari tanggung jawab
melunasi hutangnya (tidak ada perjanjian hitam di atas putih atau
jaminan)?
11. Di dalam perjanjiannya, tambahan atau bunga seperti apa yang anda
terapkan dan berapa persen bunga yang ditetapkan?
12. Bagaimana kejelasan badan hukum koperasi syariah ini?
13. Hutang seperti apa yang anda tawarkan kepada masyarakat (modal usaha,
konsumsi atau segala kebutuhan lainnya)?
viii
Daftar Pertanyaan untuk Debitur bank Keliling
Nama:
1. Apa profesi anda?
2. Apakah cukup penghasilan anda untuk memenuhi kebutuhan primer?
3. Faktor/alasan apa yang membuat anda harus berhutang?
4. Bagaimana anda sendiri memaknai akan hutang?
5. Kepada siapa anda berhutang?
6. Kenapa kreditur (non-bank) disebut bank keliling?
7. Kapan pertama kalinya kreditur (non-bank) masuk kampung ini?
8. Bagaimana pendekatan debitur (non-bank) memberikan peanawaran
hutang kepada anda atau masyarakat lain?
9. Kesepakatan/perjanjian seperti apa, antara anda sebagai debitur dan
kreditur (non-bank) dalam melakukan transaksi hutang-piutang hingga
mencapai kesepakatan?
10. Menurut anda berhutang itu solusi atau jalan terakhir?
11. Digunakan untuk kepentingan apa saja hutang tersebut?
12. Apa yang terjadi apabila anda tidak berhutang?
13. Apakah bunga yang ditetapkan tidak memberatkan anda?
14. Apakah anda tidak khawatir apabila berhutang menjadi sebuah kebiasaan
yang berkepanjangan bagi anda?
15. Adakah dampak positifnya setelah anda berhutang?
16. Apa dampak negatifnya setelah anda berhutang?
17. Apakah anda mengerti konsep riba?
18. Kapankah anda akan benar-benar berhenti berhutang kepada kreditur
(non-bank)?
ix
Daftar Pertanyaan untuk Debitur UMKM Koperasi Syariah
Nama:
1. Apakah profesi anda?
2. Apakah cukup penghasilan anda untuk memenuhi kebutuhan primer?
3. Faktor/alasan apa yang membuat anda harus berhutang?
4. Bagaimana anda sendiri memaknai akan hutang?
5. Kepada siapa anda berhutang?
6. Apa yang anda ketahui tentang koperasi syariah dan konsep riba?
7. Kapan pertama kalinya koperasi syariah masuk kampung ini?
8. Bagaimana cara pendekatan koperasi syariah dalam memberikan
penawaran hutang kepada anda atau masyarakat lain?
9. Kesepakatan/perjanjian seperti apa, antara anda sebagai debitur dan
kreditur (UMKM Koperasi Syariah) dalam melakukan transaksi hutang-
piutang hingga mencapai kesepakatan?
10. Menurut anda berhutang itu menjadi solusi atau jalan terakhir?
11. Digunakan untuk kepentingan apa saja uang hasil hutang tersebut?
12. Apa yang terjadi apabila anda tidak berhutang?
13. Apakah berhutang tidak memberatkan anda?
14. Apakah anda tidak khawatir apabila berhutang menjadi sebuah kebiasaan
yang berkepanjangan bagi anda?
15. Adakah dampak positifnya setelah anda berhutang?
16. Apa dampak negatifnya setelah anda berhutang?
17. Apa alasan anda memilih berhutang kepada UMKM koperasi syariah
dibandingkan dengan kreditur lain?
18. Kapankah anda akan benar-benar berhenti berhutang kepada kreditur?
x
Daftar Pertanyaan Untuk Umara (Tokoh Masyarakat)
Nama:
1. Kenapa kreditur non-bank disebut bank keliling?
2. Kapan pertama kalinya bank keliling dan UMKM koperasi syariah masuk
kampung ini?
3. Sejauh mana anda mengetahui kondisi ekonomi masyarakat anda?
4. Apakah anda tahu kebiasaan masyarakat dalam berhutang, bagaimana
menurut anda?
5. Bagaimana anda memaknai hutang?
6. Adakah peran penting pemerintah daerah untuk menaikan kesejahteraan
masyarakat dari kemiskinan?
xi
Daftar Pertanyaan untuk Ulama (Tokoh Agama)
Nama:
1. Bagaimana anda memaknai hutang menurut agama Islam?
2. Bagaimana hukumnya pinjaman yang ditawarkan oleh bank keliling dan
koperasi syariah?
3. Apa pendapat anda terhadap masyarakat yang terbiasa berhutang dengan
menerapkan bunga?
4. Praktek hutang piutang yang dilakukan oleh masyarakat lebih banyak
maslahat atau madharatnya di dalam kehidupan?
5. Adakah Kekhawatiran anda terhadap masyarakat yang terbiasa berhutang
dengan menerapkan bunga?
6. Bagaimana hutang yang dianjurkan atau yang dilarang menurut Islam?
xii
DAFTAR RESPPONDEN
No NAMA JABATAN PEKERJAAN
1. Masykur. S Ulama
Ketua Majelis Ta’lim
Hidayatuttalibin
Pengajar di Majelis
Ta’lim
Hidayatuttalibin
2. H. Nursidik
Ulama
(Dewan Pengurus
Masjid)
Wiraswasta
3. Bapak Sudjai
Umara
(Ketua RT 02/04
kampung sukajadi)
Pegawai Negeri Sipil
(PNS)
4. Bapak Rz Kreditur
Pegawai Bank
Keliling
5. Bapak Ar Kreditur
Pegawai Bank
Keliling
6. Ibu Ek Kreditur
Pengurus Koperasi
Syariah
7. Ibu Wn Debitur
(Bank Keliling) Wiraswasta
8. Ibu En
Debitur
(Bank Keliling) wiraswasta
9. Ibu Er Debitur
(Bank Keliling)
Wiraswasta
10. Ibu Is Debitur
(Bank Keliling) Ibu Rumah Tangga
11. Ibu Ks
Debitur
(Koperasi Syariah) Wiraswasta
12. Ibu Siti Sy Debitur
(Koperasi Syariah) Ibu Rumah Tangga
13. Ibu Ik Debitur
(Koperasi Syariah) Wiraswasta
14. Ibu Ym Debitur
(Koperasi Syariah) Ibu Rumah Tangga
15. Ibu De
Debitur
(Koperasi Syariah) Wiraswasta
X
CURRICULUM VITAE
Nama : Amin Maftuhin
TTL : Pandeglang, 18 Agustus 1991
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama Ayah : Nursidik
Nama Ibu : Nurfatimah
Pekerjaan Orang Tua:
Ayah : Wiraswasta
Ibu : Wiraswasta
Riwayat Pendidikan Formal:
1. SD Negeri 06 Panimbang : Pada Tahun 1997-2003
2. Mts. Darul Iman Pandeglang : Pada Tahun 2003-2004
3. Mts. Al-Muttaqin Pandeglang : Pada Tahun 2004-2006
4. MA Al-Hikmah 02 Brebes : Pada Tahun 2006-2009
5. MA Negeri 01 Panimbang : Pada Tahun 2010-2011
6. UIN SUKA Yogyakarta Fakultas Syari’ah dan Hukum : 2011- Sekarang
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIIAGAFAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
Alamat : Jl. Marsda Adisucipto Telp, (0274)5128'10, Fax.(0274)545614E-mail : f*tb._€g_aiieig:g$t.*J,.':",:ltj Yogyakarta #28 I
No.
Hal
: ulN.02/DS.1/PP.00.9/ 1211 12415
: Permohonan lzin Penelitian
Kepada
Yth. Kepala Desa Panimbang
Jln. Raya Tanjung Lesung Km. 3
di. Panimbang
Assal a mu' al aikum wr.wb.
Yogyakarta, 17 Juni 2015
Dekan Fakulhs Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memohon kepadaBapakllbu unfuk memberikan izin kepada mahasi$ila Fakuttas Syari'ah dan Hukum UIN
Sunan Kalijaga sebagaimana yang tersebut di bawah ini :
Unfuk melakukan penelitian di Kampung Sukajadi Desa Pasnimbang Kec. Panimbang
Jaya guna mendapatkan dah dan informasi dalam nangka Penulisan Karya Tulis llmiah(Skripsi) yang berjudul "KAMPUNG HUTANG DALAM TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM
ISLAM (STUDI KASUS DESA PANIMBANG KECAMATAN PANIMBANG JAYAKABUPATEN PANDEGLANG).
Demikian kami sampaikan, atas bantuan dan kedasamanya kami ucapkan terima kasih
W assala mu' alaiku m w r.vth.
.;:::'., ;'i -:.h,n Dgkan,
"r, " ' ' *"*il 'Dekan Bidang Akademik,
Ten$usan:Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
No Nama NIM JURUSAN
1. Amin Maftuhin 1 1380078 MU
08 200003 I 003 6
ATI KABUPATEN PANDEGLANG
KECAMATAT{ PAT{IMBANG JAYAKANTOR DESA PANIMBANG
Jln. RayaTanjung Lesung Km. 01 Desa Panimbang Kec. Panimbang Jaya - Pandeglang - Banten42241
SURAT KETERANGANNomor: I72 / SK/DS. 2OO1/IT / 20rc
Yang bertanda tangan dibawah ini KepalaPanimbang jaya Kabupaten Pandeglangmenerangkan dengan sesungguhnya, bahwa
Desa Panimbang KecamatanProvinsi Banten, dengan ini
NamaNIMJurusanFakultasUniversitasBerlaku Mulai Tanggal
AMIIT MA.rTUHIIT1 1380078MuamalatSyari'ah dan HukumUIN Sunan Iklijaga Yoryakarta25 Juni 2015 s/d Secukupnya
Bahwa yang bersangkutan sudah Melakukan Penelitian dengan TemaaKanpung Hutang datram TlnJauan Soslologl Hukum Islam' Di KampungSukajadi RT. OO2 RW. OO4 Desa Panimbang Kecamatan Panimbang JayaKabupaten Pandeglang.
Demikian Surat Keterangan ini Kami Buat dengan sebenar-benarnya,atas segala perhatiannya kami ucapkan terima kasih, dan agar dapatdipergunakan sebagimana mestinya
Parrimbang, 31 Juli 2015
lrnbang
NlPi reeoo2ol 2oo8o1 1 oo1