KAMIS, 1 DESEMBER 2011 Inggris Ancam Menindak Keras Iran · Kantor berita milik maha-siswa juga...

1
DERI DAHURI D UA kompleks Kedutaan Besar Ing- gris di Teheran, Iran, diserbu demonstran yang marah, Selasa (29/11). Penyerbuan baru berhenti pada malam hari. Akibat peristiwa itu, Kedubes Inggris meng- hentikan aktivitas dan menarik seluruh staf diplomatiknya dari Iran. Penyerbuan demonstran ke Kedubes Inggris merupakan buntut kemarahan mahasiswa Iran setelah Inggris menjatuh- kan sanksi baru yang lebih keras terhadap negara itu terkait de- ngan tuduhan pengembangan program senjata nuklir. “Setelah aparat keamanan memberi ultimatum kepada mahasiswa, demonstrasi pun berakhir di kompleks utama Inggris (di tengah Kota Tehe- ran),” demikian laporan kantor berita Fars. Kantor berita milik maha- siswa juga melaporkan demon- stran meninggalkan Kompleks Kedubes Inggris lainnya di utara Teheran. Mereka sempat membakar bendera Inggris dan sebuah mobil di dalam kom- pleks kedubes. Dari London, Inggris, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengecam serbuan tersebut sebagai tindakan ‘memalukan dan tidak bisa ditoleransi’. Dia menuntut pemerintah Iran ha- rus bertanggung jawab. “Serangan terhadap Kedubes Inggris di Teheran hari ini (Selasa/29/11) adalah memalu- kan dan tidak bisa ditoleransi. Kegagalan pemerintah Iran untuk melindungi staf dan properti adalah penghinaan,” kata Cameron. “Pemerintah Iran harus me- mahami bahwa akan ada kon- sekuensi serius dengan kega- galannya melindungi staf kami. Kami akan mempertimbangkan tindakan dalam beberapa hari lagi,” tegasnya. Kementerian Luar Negeri Ing- gris dalam pernyataannya me- ngatakan telah menarik seluruh staf diplomatik dari Teheran. “Mengingat peristiwa kemarin dan untuk memastikan kesela- matan mereka, beberapa staf telah meninggalkan Teheran,” demikian bunyi pernyataan tersebut. Kecaman Serbuan tersebut juga menda- pat kecaman dari negara-negara Barat. Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta dengan tegas pemerintah Iran turut bertanggung jawab. Dewan Keamanan Perserikat- an Bangsa-Bangsa (PBB) secara bulat mengeluarkan kecaman dan mendesak otoritas Iran untuk melindungi para diplo- mat asing. “Anggota Dewan Keamanan PBB mengecam dengan keras serbuan terhadap Kedubes Inggris di Teheran, Iran, yang merupakan pelanggaran ter- hadap konsulat dan diplomat serta menyebabkan kerusakan serius,” kata Duta Besar Por- tugal untuk PBB, Jose Filipe Moraes Cabral. Sekjen PBB Ban Ki-moon, yang tengah dalam perjalanan ke Korea Selatan, juga me- ngaku terkejut dan marah men- dengar insiden yang terjadi di Teheran. Terlebih lagi, para demonstran selain merusak properti Kedubes Inggris juga dilaporkan menculik beberapa staf kedubes. Iran menyatakan menye- salkan insiden tersebut, yang disebutnya sebagai ulah tidak bertanggung jawab sejumlah kecil demonstran. Namun Iran mengkritik keputusan DK PBB yang turut mengecam serbuan tersebut. Juru bicara parlemen Iran, Ali Larijani, mengatakan kecaman DK PBB itu merupa- kan sikap terburu-buru. (AP/ Reuters/Al jazeera/I-2) [email protected] 12 KAMIS, 1 DESEMBER 2011 I NTER NASIONAL KEMENTERIAN Luar Negeri RI membenarkan dua warga negara Indonesia (WNI) asal Aceh dan Medan yang tengah melanjutkan studi di Pesantren Darul Al-Hadits di Dammaj, Yaman, tewas akibat serangan roket yang terjadi pekan lalu. Menteri Luar Negeri RI Mar- ty Natalegawa mengatakan pihaknya telah memberi tahu keluarga korban soal insiden tersebut. Namun, Menlu belum dapat memastikan nama dua WNI yang tewas itu. “Pertama yang kita lakukan ialah berusaha memperoleh kepastian dari pihak keluarga apakah jenazah dimakamkan di Tanah Air atau di tempat (Yaman),” papar Natalegawa saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, kemarin. “Setelah melalui proses, akhirnya ditetapkan pemaka- man mereka di Yaman dan pe- makaman sudah dilaksanakan dan komunikasi dengan pihak keluarga terus dilakukan.” Natalegawa menambahkan, dua WNI itu tidak pernah me- lapor dan mendaftarkan diri ke KBRI Yaman di Sana’a. “Tapi itu bukan masalah, bagi kita intinya siapa pun warga negara kita, bagaimana pun konteks dan situasi di luar negeri harus kita beri bantuan,” tegasnya. “Oleh karena itu, setiap war- ga negara kita yang ada di sana dianjurkan mendaftarkan dan melaporkan diri, dan seandai- nya ada permasalahan segera meminta bantuan ke KBRI.” Menlu menjelaskan sedikit- nya ada 100 WNI yang meng- enyam pendidikan di Yaman. Menurut dia, sejak krisis poli- tik melanda Yaman, pihak KBRI sudah melakukan pro- ses evakuasi secara bertahap sesuai dengan perkembangan situasi di negara tersebut. “Kita harapkan dengan adanya situasi seperti ini, sau- dara-saudara kita yang masih berada di Yaman, terutama yang membutuhkan bantuan perlindungan dari pemerintah, segera berkomunikasi sehingga proses evakuasinya bisa tertib dan terukur,” kata Menlu. Natalegawa mengatakan, di tengah ketidakpastian dan ketidakstabilan kondisi poli- tik Yaman, pemerintah mela- lui KBRI telah mengimbau para WNI untuk menghindari wilayah-wilayah rawan. Seperti dilaporkan kantor berita Xinhua pada Minggu (27/11), sedikitnya 24 orang tewas di Yaman Utara saat pemberontak Syiah Huthi mengepung wilayah yang di- kuasai kelompok Sunni Islam Sala. Seorang pejabat Yaman yang enggan disebut identitasnya mengatakan, selain dua WNI, satu orang berkewarganega- raan AS tewas dalam serangan tersebut. (*/Xinhua/I-3) KE RI ne Ac me Da Ya rok ty pih ke ter da W ial ke ap di (Y sa RI ak ma ma da ke du lap KB itu int kit da kit ga dia Dua WNI telah Dimakamkan di Yaman Dewan Keamanan PBB mengecam serbuan ke Kedubes Inggris di Teheran dan menilai Iran gagal melindungi diplomat asing. Inggris Ancam Menindak Keras Iran MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Rodham Clinton kemarin tiba di Nay- pyidaw, ibu kota Myanmar. Itu merupakan kunjungan per- tama Menlu AS ke negeri yang terisolasi itu dalam 50 tahun terakhir. Namun, kunjungan berseja- rah ini juga disertai misi me- nekan para pemimpin baru Myanmar untuk menghentikan kontak rahasia dengan Korea Utara (Korut) dan mendesak melakukan reformasi. Clinton merupakan menlu pertama AS yang mengunjungi Myanmar sejak John Foster Dulles melakoninya pada 1955. Kunjungan tersebut juga menan- dai perubahan besar-besaran di negeri calon ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) itu. Di sisi lain, kedatangan Clin- ton, yang diumumkan Presiden AS Barack Obama awal bulan ini, juga menandai dimulainya area persaingan antara AS dan China di negeri kaya sumber daya alam ini. China telah lebih dahulu menjejakkan kakinya di berbagai sektor di Myanmar, terutama pertambangan. Dalam kunjungan tiga hari ini, Clinton akan menemui Pres- iden Thein Sein, presiden sipil pertama Myanmar sejak kudeta militer pada 1962. Dia juga akan menilai komitmen negeri itu dalam menjalankan reformasi. Dari Naypyidaw, Clinton akan menuju Yangon untuk menemui tokoh demokrasi negeri itu, Aung San Suu Kyi. Seorang pejabat luar negeri AS mengatakan, dalam per- temuan dengan Thein Sein, Menlu AS itu akan mendesak para pemimpin baru Myanmar untuk memutus kesepakatan militer rahasia dengan Korut. Seperti halnya Myanmar, Korut termasuk negeri yang dii- solasi. Namun, isolasi terhadap Korut terkait dengan program nuklirnya. “Pembicaraan kami ditujukan untuk mengupayakan jaminan yang lebih kuat dari pemerintah (Myanmar) untuk menghentikan aktivitas yang menurut kami bertentangan de- ngan upaya mempertahankan perdamaian dan stabilitas,” kata pejabat tersebut. Para pejabat AS yakin Myan- mar tengah mencoba memper- oleh teknologi nuklir dari Korut. Namun, mereka menyatakan hubungan tersebut belum ter- masuk kerja sama program nuklir. “Saat ini kami masih fokus pada rudal,” katanya. “Kami membahas persoalan ini dengan sangat mendalam dan kami tidak melihat tanda-tanda upaya nuklir sejauh ini.” (Hde/ Reuters/I-3) JUTAAN pekerja sektor publik Inggris melakukan mogok kerja besar-besaran secara serentak kemarin. Pemogokan terbesar dalam 30 tahun terakhir ini dilakukan untuk menuntut penyesuaian jumlah dana pen- siun. Aliansi Serikat Pekerja me- nyatakan lebih dari 2 juta peker- ja sektor publik ikut dalam aksi mogok itu. Pemimpin Partai Buruh Ed Miliband menyatakan simpati- nya terhadap orang-orang yang terganggu oleh aksi mogok tersebut. Namun, lanjutnya, keputusan turut dalam aksi itu merupakan keinginan para pekerja publik karena mereka telah ditempatkan dalam posisi yang sulit oleh pemerintah. “Yang telah menolak untuk bernegosiasi secara benar,” ujar Miliband seperti dikutip dari BBC. Sebelumnya pemerintah Ing- gris berniat mengurangi jumlah uang pensiun dan memundur- kan usia pensiun bagi pekerja sektor publik. Reformasi pen- siun itu merupakan langkah penghematan karena tingkat pinjaman negara yang tinggi. “Saya marah setelah memba- yar kenaikan 50% untuk kontri- busi pensiun,” ujar Russ Aitken, seorang polisi di Liverpool. Selain itu, Aitken pun merasa keputusan pemerintah itu tidak adil sebab para pekerja seperti dirinya harus bekerja lebih lama namun dana pensiun yang diperoleh bakal dikurangi. “Semoga pemerintah meng- ubah pendiriannya. Situasi ini dibuat oleh pemerintah dan para bankir, tapi yang dipaksa untuk membayar harga itu para pekerja publik.” Departemen Pendidikan Ing- gris memperkirakan setidaknya setengah dari sekolah-sekolah negeri terpaksa tutup karena pemogokan itu. Pemerintah Inggris sendiri memperkirakan sekitar 60 ribu perawatan medis yang tidak mendesak tertunda pelayanannya. Diperkirakan sekitar 400 ribu pekerja medis bergabung dalam aksi satu hari itu. Menteri Keuangan Inggris George Osborne mengecam aksi tersebut. Dia menegaskan peme- rintah tidak dapat mengamini tuntutan para pengunjuk rasa. “Pemogokan tidak dapat meng- hasilkan apa pun. Itu hanya akan membuat perekonomian kita lebih lemah,” ujar Osborne. (AP/BBC/DK/I-2) Menlu AS Mulai Tekan Pejabat Myanmar Jutaan Pekerja di London Mogok Kerja M Se Cl py Itu tam ter ter ra ne M ko Ut me pe M Du Ku da ne Ba (A ton JU In be ke da di pe siu ny ja m M ny te te ke itu pe te ya be uj da gr ua ka se siu pe pi ya bu se ke ad di DEMONSTRASI: Perempuan Iran membawa spanduk anti-Inggris di depan Kedubes Inggris di Teheran, Selasa (29/11). Demonstrasi itu berujung serbuan ke kedubes tersebut. TUNTUTAN: Staf rumah sakit menunjukkan poster berisi tuntutan mereka di luar RS St Thomas, London tengah, kemarin. BERJAGA-JAGA: Tentara pengikut setia Presiden Ali Abdullah Saleh berjaga-jaga menghadang para pengunjuk rasa yang menuntut Presiden Yaman itu diadili di Sana’a, Minggu (27/11). REUTERS/TOBY MELVILLE AP/ HANI MOHAMMED

Transcript of KAMIS, 1 DESEMBER 2011 Inggris Ancam Menindak Keras Iran · Kantor berita milik maha-siswa juga...

Page 1: KAMIS, 1 DESEMBER 2011 Inggris Ancam Menindak Keras Iran · Kantor berita milik maha-siswa juga melaporkan demon-stran meninggalkan Kompleks Kedubes Inggris lainnya di ... mahami

DERI DAHURI

DU A k o m p l e k s Kedutaan Besar Ing-gris di Teheran, Iran, diserbu demonstran

yang marah, Selasa (29/11). Penyerbuan baru berhenti pada malam hari. Akibat peristiwa itu, Kedubes Inggris meng-hentikan aktivitas dan menarik seluruh staf diplomatiknya dari Iran.

Penyerbuan demonstran ke Kedubes Inggris merupakan buntut kemarahan mahasiswa Iran setelah Inggris menjatuh-kan sanksi baru yang lebih keras terhadap negara itu terkait de-ngan tuduhan pengembangan program senjata nuklir.

“Setelah aparat keamanan memberi ultimatum kepada mahasiswa, demonstrasi pun berakhir di kompleks utama Inggris (di tengah Kota Tehe-ran),” demikian laporan kantor berita Fars.

Kantor berita milik maha-siswa juga melaporkan demon-stran meninggalkan Kompleks Kedubes Inggris lainnya di utara Teheran. Mereka sempat membakar bendera Inggris dan sebuah mobil di dalam kom-pleks kedubes.

Dari London, Inggris, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengecam serbuan tersebut sebagai tindakan ‘memalukan dan tidak bisa ditoleransi’. Dia menuntut pemerintah Iran ha-rus bertanggung jawab.

“Serangan terhadap Kedubes Inggris di Teheran hari ini (Selasa/29/11) adalah memalu-kan dan tidak bisa ditoleransi. Kegagalan pemerintah Iran untuk melindungi staf dan properti adalah penghinaan,” kata Cameron.

“Pemerintah Iran harus me-mahami bahwa akan ada kon-sekuensi serius dengan kega-galannya melindungi staf kami. Kami akan mempertimbangkan tindakan dalam beberapa hari lagi,” tegasnya.

Kementerian Luar Negeri Ing-gris dalam pernyataannya me-ngatakan telah menarik seluruh staf diplomatik dari Teheran.

“Mengingat peristiwa kemarin dan untuk memastikan kesela-matan mereka, beberapa staf telah meninggalkan Teheran,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

KecamanSerbuan tersebut juga menda-

pat kecaman dari negara-negara Barat. Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta dengan tegas pemerintah Iran turut bertanggung jawab.

Dewan Keamanan Perserikat-an Bangsa-Bangsa (PBB) secara bulat mengeluarkan kecaman dan mendesak otoritas Iran

untuk melindungi para diplo-mat asing.

“Anggota Dewan Keamanan PBB mengecam dengan keras serbuan terhadap Kedubes Inggris di Teheran, Iran, yang merupakan pelanggaran ter-hadap konsulat dan diplomat serta menyebabkan kerusakan serius,” kata Duta Besar Por-tugal untuk PBB, Jose Filipe Moraes Cabral.

Sekjen PBB Ban Ki-moon, yang tengah dalam perjalanan ke Korea Selatan, juga me-ngaku terkejut dan marah men-dengar insiden yang terjadi di Teheran. Terlebih lagi, para

demonstran selain merusak properti Kedubes Inggris juga dilaporkan menculik beberapa staf kedubes.

Iran menyatakan menye-salkan insiden tersebut, yang disebutnya sebagai ulah tidak bertanggung jawab sejumlah kecil demonstran. Namun Iran mengkritik keputusan DK PBB yang turut mengecam serbuan tersebut. Juru bicara parlemen Iran, Ali Larijani, mengatakan kecaman DK PBB itu merupa-kan sikap terburu-buru. (AP/Reuters/Al jazeera/I-2)

[email protected]

12 KAMIS, 1 DESEMBER 2011INTERNASIONAL

KEMENTERIAN Luar Negeri RI membenarkan dua warga negara Indonesia (WNI) asal Aceh dan Medan yang tengah melanjutkan studi di Pesantren Darul Al-Hadits di Dammaj, Yaman, tewas akibat serangan roket yang terjadi pekan lalu.

Menteri Luar Negeri RI Mar-ty Natalegawa mengatakan pihaknya telah memberi tahu keluarga korban soal insiden tersebut. Namun, Menlu belum dapat memastikan nama dua WNI yang tewas itu.

“Pertama yang kita lakukan ialah berusaha memperoleh kepastian dari pihak keluarga apakah jenazah dimakamkan di Tanah Air atau di tempat (Yaman),” papar Natalegawa saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, kemarin.

“Setelah melalui proses, akhirnya ditetapkan pemaka-man mereka di Yaman dan pe-makaman sudah dilaksanakan dan komunikasi dengan pihak keluarga terus dilakukan.”

Natalegawa menambahkan, dua WNI itu tidak pernah me-lapor dan mendaftarkan diri ke KBRI Yaman di Sana’a. “Tapi itu bukan masalah, bagi kita intinya siapa pun warga negara kita, bagaimana pun konteks dan situasi di luar negeri harus kita beri bantuan,” tegasnya.

“Oleh karena itu, setiap war-ga negara kita yang ada di sana dianjurkan mendaftarkan dan

melaporkan diri, dan seandai-nya ada permasalahan segera meminta bantuan ke KBRI.”

Menlu menjelaskan sedikit-nya ada 100 WNI yang meng-enyam pendidikan di Yaman. Menurut dia, sejak krisis poli-tik melanda Yaman, pihak KBRI sudah melakukan pro-ses evakuasi secara bertahap sesuai dengan perkembangan situasi di negara tersebut.

“Kita harapkan dengan adanya situasi seperti ini, sau-

dara-saudara kita yang masih berada di Yaman, terutama yang membutuhkan bantuan perlindungan dari pemerintah, segera berkomunikasi sehingga proses evakuasinya bisa tertib dan terukur,” kata Menlu.

Natalegawa mengatakan, di tengah ketidakpastian dan ketidakstabilan kondisi poli-tik Yaman, pemerintah mela-lui KBRI telah mengimbau para WNI untuk menghindari wilayah-wilayah rawan.

Seperti dilaporkan kantor berita Xinhua pada Minggu (27/11), sedikitnya 24 orang tewas di Yaman Utara saat pemberontak Syiah Huthi mengepung wilayah yang di-kuasai kelompok Sunni Islam Salafi .

Seorang pejabat Yaman yang enggan disebut identitasnya mengatakan, selain dua WNI, satu orang berkewarganega-raan AS tewas dalam serangan tersebut. (*/Xinhua/I-3)

KERIneAcmeDaYarok

typihketerdaW

ialkeapdi (YsaRI

akmamadake

dulapKBituintkitdakit

gadia

Dua WNI telah Dimakamkan di Yaman

Dewan Keamanan PBB mengecam serbuan ke Kedubes Inggris di Teheran dan menilai Iran gagal melindungi diplomat asing.

Inggris Ancam Menindak Keras Iran MENTERI Luar Negeri Amerika

Serikat (AS) Hillary Rodham Clinton kemarin tiba di Nay-pyidaw, ibu kota Myanmar. Itu merupakan kunjungan per-tama Menlu AS ke negeri yang terisolasi itu dalam 50 tahun terakhir.

Namun, kunjungan berseja-rah ini juga disertai misi me-nekan para pemimpin baru Myanmar untuk menghentikan kontak rahasia dengan Korea Utara (Korut) dan mendesak melakukan reformasi.

Clinton merupakan menlu pertama AS yang mengunjungi Myanmar sejak John Foster Dulles melakoninya pada 1955. Kunjungan tersebut juga menan-dai perubahan besar-besaran di negeri calon ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) itu.

Di sisi lain, kedatangan Clin-ton, yang diumumkan Presiden

AS Barack Obama awal bulan ini, juga menandai dimulainya area persaingan antara AS dan China di negeri kaya sumber daya alam ini. China telah lebih dahulu menjejakkan kakinya di berbagai sektor di Myanmar, terutama pertambangan.

Dalam kunjungan tiga hari ini, Clinton akan menemui Pres-iden Thein Sein, presiden sipil pertama Myanmar sejak kudeta militer pada 1962. Dia juga akan menilai komitmen negeri itu dalam menjalankan reformasi. Dari Naypyidaw, Clinton akan menuju Yangon untuk menemui tokoh demokrasi negeri itu, Aung San Suu Kyi.

Seorang pejabat luar negeri AS mengatakan, dalam per-temuan dengan Thein Sein, Menlu AS itu akan mendesak para pemimpin baru Myanmar untuk memutus kesepakatan militer rahasia dengan Korut.

Seperti halnya Myanmar, Korut termasuk negeri yang dii-solasi. Namun, isolasi terhadap Korut terkait dengan program nuklirnya. “Pembicaraan kami ditujukan untuk mengupayakan jaminan yang lebih kuat dari pemerintah (Myanmar) untuk menghentikan aktivitas yang menurut kami bertentangan de-ngan upaya mempertahankan perdamaian dan stabilitas,” kata pejabat tersebut.

Para pejabat AS yakin Myan-mar tengah mencoba memper-oleh teknologi nuklir dari Korut. Namun, mereka menyatakan hubungan tersebut belum ter-masuk kerja sama program nuklir. “Saat ini kami masih fokus pada rudal,” katanya. “Kami membahas persoalan ini dengan sangat mendalam dan kami tidak melihat tanda-tanda upaya nuklir sejauh ini.” (Hde/Reuters/I-3)

JUTAAN pekerja sektor publik Inggris melakukan mogok kerja besar-besaran secara serentak kemarin. Pemogokan terbesar dalam 30 tahun terakhir ini dilakukan untuk menuntut penyesuaian jumlah dana pen-siun.

Aliansi Serikat Pekerja me-nyatakan lebih dari 2 juta peker-ja sektor publik ikut dalam aksi mogok itu.

Pemimpin Partai Buruh Ed Miliband menyatakan simpati-nya terhadap orang-orang yang terganggu oleh aksi mogok tersebut. Namun, lanjutnya, keputusan turut dalam aksi itu merupakan keinginan para pekerja publik karena mereka telah ditempatkan dalam posisi yang sulit oleh pemerintah.

“Yang telah menolak untuk bernegosiasi secara benar,” ujar Miliband seperti dikutip dari BBC.

Sebelumnya pemerintah Ing-gris berniat mengurangi jumlah uang pensiun dan memundur-kan usia pensiun bagi pekerja sektor publik. Reformasi pen-siun itu merupakan langkah penghematan karena tingkat pinjaman negara yang tinggi.

“Saya marah setelah memba-yar kenaikan 50% untuk kontri-busi pensiun,” ujar Russ Aitken, seorang polisi di Liverpool.

Selain itu, Aitken pun merasa keputusan pemerintah itu tidak adil sebab para pekerja seperti dirinya harus bekerja lebih lama

namun dana pensiun yang diperoleh bakal dikurangi.

“Semoga pemerintah meng-ubah pendiriannya. Situasi ini dibuat oleh pemerintah dan para bankir, tapi yang dipaksa untuk membayar harga itu para pekerja publik.”

Departemen Pendidikan Ing-gris memperkirakan setidaknya setengah dari sekolah-sekolah negeri terpaksa tutup karena pemogokan itu. Pemerintah Inggris sendiri memperkirakan sekitar 60 ribu perawatan medis

yang tidak mendesak tertunda pelayanannya. Diperkirakan sekitar 400 ribu pekerja medis bergabung dalam aksi satu hari itu.

Menteri Keuangan Inggris George Osborne mengecam aksi tersebut. Dia menegaskan peme-rintah tidak dapat mengamini tuntutan para pengunjuk rasa. “Pemogokan tidak dapat meng-hasilkan apa pun. Itu hanya akan membuat perekonomian kita lebih lemah,” ujar Osborne.(AP/BBC/DK/I-2)

Menlu AS Mulai Tekan Pejabat Myanmar

Jutaan Pekerja di London Mogok Kerja

MSeClpyItutamterter

raneMkoUtme

peMDuKudaneBa(A

ton

JUInbekedadipesiu

nyja m

Mnytetekeitupeteya

beujda

gruakasesiupepi

yabuse

keaddi

DEMONSTRASI: Perempuan Iran membawa spanduk anti-Inggris di depan Kedubes Inggris di Teheran, Selasa (29/11). Demonstrasi itu berujung serbuan ke kedubes tersebut.

TUNTUTAN: Staf rumah sakit menunjukkan poster berisi tuntutan mereka di luar RS St Thomas, London tengah, kemarin.

BERJAGA-JAGA: Tentara pengikut setia Presiden Ali Abdullah Saleh berjaga-jaga menghadang para pengunjuk rasa yang menuntut Presiden Yaman itu diadili di Sana’a, Minggu (27/11).

REUTERS/TOBY MELVILLE

AP/ HANI MOHAMMED