kalibrasi knapsack sprayer

6
LAPORAN PRAKTIKUM MK. PENGENDALIAN GULMA KALIBRASI KNAPSACK SPRAYER PENDAHULUAN Latar Belakang Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain. Di negara yang sedang berkembang, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia. Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total. Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cyndrica), yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar. Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu diperlukan pengendalian gulma secara efektif dan efisien. Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan pemberantasan. Mencegah biasanya lebih murah tetapi tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang sedang membangun kegiatan pengendalian yang banyak dilakukan orang adalah pemberantasan. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara-cara Preventif (pencegahan), Pengendalian gulma secara fisik, Pengendalian gulma dengan sistem budidaya, Pengendalian gulma secara biologis, Pengendalian gulma secara kimiawi, dan Pengendalian gulma secara terpadu.

Transcript of kalibrasi knapsack sprayer

Page 1: kalibrasi knapsack sprayer

LAPORAN PRAKTIKUM MK. PENGENDALIAN GULMA

KALIBRASI KNAPSACK SPRAYER

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian

rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain

hama, penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya

bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja

praktek pertanian di samping faktor lain. Di negara yang sedang berkembang,

kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan

pangan dunia.

Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama

sewaktu masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka

kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total. Pengendalian

gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan

memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih

mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cyndrica), yang

dengan demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar.

Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam

mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya

matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam

produksi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu diperlukan pengendalian

gulma secara efektif dan efisien. Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan

pemberantasan. Mencegah biasanya lebih murah tetapi tidak selalu lebih mudah.

Di negara-negara yang sedang membangun kegiatan pengendalian yang banyak

dilakukan orang adalah pemberantasan. Pengendalian gulma dapat dilakukan

dengan cara-cara Preventif (pencegahan), Pengendalian gulma secara fisik,

Pengendalian gulma dengan sistem budidaya, Pengendalian gulma secara

biologis, Pengendalian gulma secara kimiawi, dan Pengendalian gulma secara

terpadu.

Page 2: kalibrasi knapsack sprayer

Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan

menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia

yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik

secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak

maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau

pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan

efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya

keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan

sebagainya. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara

kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian

gulma lainnya tidak berhasil. Salah satunya pengendalian secara kimiawi dengan

pestisida atau herbisida menggunakan alat penyemprot punggung (knapsack

sprayer).

Tujuan

Praktikum ini bertujuan antara lain agar mahasiswa mampu mengkalibrasi

dan mengukur dosis pestisida secara tepat dan benar dengan knapsack sprayer.

Selain itu, melatih kemampuan berjalan sesuai dengan waktu yang telah

diperkirakan.

Page 3: kalibrasi knapsack sprayer

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Tempat pelaksanaan kegiatan tersebut adalah di Kebun Percobaan

Cikabayan Bawah, Dramaga, Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah air. Sedangkan alat yang dipergunakan

antara lain ember, gelas ukur, knapsack sprayer, meteran, dan stopwatch.

Pelaksanaan

Cara menggunakan Knapsack Sprayer

• Masukkan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya ke dalam tangki

sprayer .

• Lakukan penyemprotan ke arah ember selama satu menit, sebelumnya pompa

terlebih dahulu untuk membuat tekanan pada tangki sprayer. Lakukan untuk

masing-masing nozzle dan ukur.

• Lakukan penyemprotan pada lahan dengan jarak 50 cm di atas permukaan

tanah. Ukur lebar hasil penyemprotan.

• Buat jarak untuk jalur perjalanan sepanjang 10 m.

• Lakukan pengukuran dengan kecepatan berjalan yang konstan sesuai waktu

yang telah ditentukan.

Page 4: kalibrasi knapsack sprayer

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengukuran

Warna nozel Volume Semprot

(ml/menit)

Lebar semprot (cm) Waktu / 10

m2

(detik)

Merah

Biru

Hijau

Kuning

Contoh cara penghitungan waktu (kecepatan berjalan):

Larutan pestisida = 500 mL/ha

Panjang areal = 10 m2

Larutan untuk 10 m2 = 222 m mL/10 500 m 10

m10000L 500

Untuk nozzle merah

= 22

m detik/10 26.01 detik 60 detik mL/60 1153.3m mL/10 500

Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan kalibrasi

pestisida atau herbisida dengan menggunakan

alat penyemprot punggung (knapsack sprayer)

yang sebelumnya harus dilakukan kalibrasi.

Kalibrasi itu sendiri merupakan proses verifikasi

bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan

rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan

membandingkan suatu standar yang terhubung

Page 5: kalibrasi knapsack sprayer

dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan

tersertifikasi.

Knapsack sprayer yang digunakan memiliki kapasitas penuh 15 L larutan

dan memiliki empat macam nozzle yaitu warna merah, biru, hijau, dan kuning

yang masing-masing proyeksi, volume semprot, dan lebar semprot berbeda.

Pengukuran kapasitas curah (nozzle delivery) dilakukan dalam tiga kali ulangan,

satu menit per ulangan. Sedangkan untuk pengukuran lebar semprot (swath)

dilakukan satu kali ulangan pada ketinggian 50 cm di atas permukaan

gulma/lahan.

Nozzle merah memiliki lebar

semprot 2 m, nozzle biru 1.5 m, nozzle hijau

1 m, dan nozzle kuning 0.5 m. Volume

semprot yang dihasilkan berbanding lurus

dengan lebar semprot masing-masing

nozzle. Namun hasil pengukuran praktikum

menghasilkan data yang berbeda. Seperti

pada tabel, nozzle dengan volume dan lebar

semprot terbesar adalah nozzle kuning, yaitu dengan volume 2346.7 mL/menit

dan lebar semprot 204 cm. Sedangkan volume terendah adalah nozzle merah

sebesar 1153.3 mL/menit, dan lebar semprot terendah adalah nozzle hijau sebesar

158.3 cm.

Lebar semprot yang berbeda mungkin dikarenakan adanya Drift yaitu bias

semprot (butiran droplet yang salah sasaran) hal ini dapat disebabkan oleh angin.

Selain itu, volume semprot yang jauh berbeda dari seharusnya kemungkinan

disebabkan oleh penggunaan alat yang salah. Saat praktikum penggunaan alat

dilakukan oleh beberapa orang, perbedaan kekuatan, kecepatan memompa dapat

mempengaruhi volume semprot per menitnya.

Pengukuran waktu yang digunakan dimaksudkan agar dapat

memperkirakan kecepatan berjalan saat menggunakan nozzle tertentu. Efesiensi

bahan juga dapat diterapkan jika cara berjalan sesuai dengan waktu yang

ditentukan.

Page 6: kalibrasi knapsack sprayer

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

http://fp.uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-4.htm

http://ssfruit.cas.psu.edu/images/Figure_2.2_rdax_412x400.gif

http://id.wikipedia.org/wiki/Herbisida