Kala dua persalinan
Transcript of Kala dua persalinan
-
8/3/2019 Kala dua persalinan
1/6
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut
sebagai kala pengeluaran bayi.
Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah :
1. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.2. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vaginanya.3. Perineum menonjol.4. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.5. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi objektif) yang hasilnya adalah :
1. Pembukaan serviks telah lengkap, atau2. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina1. B. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA KALA DUA PERSALINAN
Perubahan perubahan pada uterus dan jalan lahir dalam persalinan.
1. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahimSejak kehamilan yang lanjut uterus dengan jelas terdiri dari 2 bagian, ialah segmen atas rahim yang dibentuk oleh korpus uteri dansegmen bawah rahim yang terjadi dari isthmus uteri. Dalam persalinan perbedaannya lebih jelas lagi. Segmen atas berkontraksi dan
dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya, segmen bawah rahim dan serviks mengadakan relaksasi dan
dilatasi menjadi saluran tipis dan teregang yang akan dilalui bayi.
Segmen atas makin lama makin mengecil, sedangkan segmen bawah makin diregang dan makin tipis dan isi rahim sedikit demi sedikit
pindah ke segmen bawah. Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis, maka batas antara segmen atas dan segmen
bawah menjadi jelas. Batas ini disebut lingkaran retraksi yang fisiologis. Kalau segmen bawah sangat diregang maka lingkaran retraksi
lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat dan disebut lingkaran retraksi yang patologis (Lingkaran Bandl). Lingkaran Bandl adalah tanda
ancaman robekan rahim dan terjadi jika bagian depan tidak dapat maju misalnya panggul sempit.
1. Perubahan bentuk rahimPada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang.
1. Faal ligamentum rotundum dalam persalinanLigamentum rotundum mengandung otototot polos dan kalau uterus berkontraksi, otototot ligamentum rotundum ikut berkontraksi
hingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
1. Perubahan serviksServiks akan mengalami pembukaan yang biasanya didahului oleh pendataran serviks yaitu pemendekan dari kanalis servikalis, yang
semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis. Lalu akan terjadi
pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat
dilalui anak, kirakira 10 cm. Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah
merupakan satu saluran.
1.
Perubahan pada vaginaSejak kehamilan vagina mengalami perubahanperubahan sedemikian rupa, sehingga dapat dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala
perubahan, terutama pada dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding dinding yang tipis oleh bagian depan anak. Waktu
kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas.
1. C. MEKANISME PERSALINANMekanisme persalinan adalah rangkaian gerakan pasif dari janin terutama yang terkait dengan bagian terendah janin (presenting part).
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa selama proses persalinan janin melakukan gerakan utama yaitu turunnya kepala, fleksi, putaran
paksi dalam, ekstensi, putaran paksi luar, dan ekspulsi. Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan.
-
8/3/2019 Kala dua persalinan
2/6
1. D. POSISI MENERANBantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat mengubah ubah posisi secara teratur selama kala dua karena hal ini
dapat membantu kemajuan persalinan, mencari posisi meneran yang paling efektif dan menjaga sirkulasi utero-plasenter tetap baik.
Gambar 1
Posisi Duduk / Setengah Duduk
Gambar 3
Merangkak / berbaring miring ke kiri
Gambar 2
Posisi Jongkok / Berdiri
1. E. MENOLONG PERSALINAN SESUAI APN (124)1.
Mendengar dan Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai2 ml ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastik.4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun & air mengalir.5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemer iksaan dalam.6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitos in dan letakan kembali kedalam wadah partus set.7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.8. Melakukan pemeriksaan dalampastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terba lik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesaipastikan DJJ dalam batas normal (120 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah
merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
dan pastikan ia merasa nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 56 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 56 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.
-
8/3/2019 Kala dua persalinan
3/6
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
1. F. MANUVER TANGAN DAN LANGKAH LANGKAH DALAM MELAHIRKAN, MEMBANTU KELAHIRAN BAHU 1. Melahirkan kepala
Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain yang bersih dan kering yang dilipat 1/3 nya di bawah bokong ibu dan siapkan
kain atau handuk bersih di atas perut ibu (untuk mengeringkan bayi segera setelah setelah lahir). Lindungi perineum dengan satu tangan
(di bawah kain bersih dan kering), ibu jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada
belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan
perineum.
1. Melahirkan bahu1. Setelah menyeka mulut dan hidung bayi dan memeriksa tal i pusat, tunggu kontraksi berikut sehingga terjadi putaran paksi luar secara
spontan
2. Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta ibu meneran sambil menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayihingga bahu melewati simfisis
3. Setelah bahu depan lahir, gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan.2. Melahirkan seluruh tubuh bayi
1. Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) ke arah perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangantersebut
2. Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan posterior saat melewati perineum3. Tangan bawah (posterior) menopang samping lateral tubuh bayi saat lahir4. Secara simultan, tangan atas (anterior) untuk menelusuri dan memegang bahu, siku dan lengan bagian anterior5. Lanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung, bokong dan kaki6. Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara kedua kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ke tiga
jarti tangan lainnya
7. Letakkan bayi di atas kain atau handuk yang telah disiapkan pada perut bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rentan daritubuhnya
8. Segera keringkan sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh bayi dengan kain atau se limut di atas perut ibu. Pastikan bahw akepala bayi tertutup dengan baik.
1. G. LIMA BENANG MERAH DALAM ASUHAN PERSALINAN (KALA II)Ada lima aspek dasar, atau Lima Benang Merah, yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman.Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima Benang Merah tersebut adalah :
1. Membuat Keputusan Klinik (Clinical Decision Making)Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh
pasien. Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang memberikan
pertolongan.
Membuat keputusan klinik tersebut dihasilkan melalui serangkaian proses dan metode yang sistematik menggunakan informasi dan
hasil dari olah kognitif dan intuitif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan intervensi berdasarkan bukti (evidence based),
keterampilan dan pengalaman yang dikembangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan diperlukan dalam upaya untuk
menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien (Varneys, 1997).
-
8/3/2019 Kala dua persalinan
4/6
Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik
1. Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan2. Menginterprestasikan data dan mengidentifikasi masalah3. Membuat dianosis atau menentukan masalah yang terjadi/dihadapi4. Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi masalah5. Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi masalah6. Melaksanakan asuhan/intervensi terpilih7. Memantau dan mengevaluasi efektivitas asuhan atau intervensi1. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang
menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan tersebut
sebaiknya dilakukan melalui asuhan sayang ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayinya.
Pada kala II persalinan, asuhan sayang ibu yang bisa dilakukan bidan adalah :
1. Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama proses persalinan dan ke lahiran bayinya. Dukungan dari suami, orang tua, dankerabat yang disukai ibu sangat diperlukan dalam menjalani proses persalinan.
Hasil persalinan yang baik ternyata erat hubungannya dengan dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan (Enkin, et al,
2000).Disebutkan pula bahwa hal tersebut diatas dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan vakum, cunam, dan seksio sesar, danpersalinan berlangsung lebih cepat (Enkin, et al, 2000).
1. Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikanmakanan dan minuman, teman bicara, memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya.
2. Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuanproses persalinan atau kelahiran bayi kepada mereka.
3. Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala dua persalinan, lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan jika diperlukan.4. Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran.5. Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk
meneran berkepanjangan dan menahan napas. Anjurkan ibu beristirahat di antara kontraksi.
Meneran secara berlebihan menyebabkan ibu sulit bernapas sehingga terjadi kelelahan yang tidak perlu dan meningkatkan risiko asfiksia pada bayi sebagai akibat
turunnya pasokan oksigen melalui plasenta (Enkin, et al, 2000).
1. Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua persalinan.Ibu bersalin mudah sekali mengalami dehidrasi selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Cukupnya asupan cairan dapat mencegah ibu mengalami hal tersebut
(Enkin, et al, 2000).1. Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani kala dua persalinan. Berikan rasa aman dan semangat serta tentramkan hatinya selama proses
persalinan berlangsung. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
Beri penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali penolong akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu,
jelaskan apa yang dialami oleh ibu dan bayinya dan hasil pemeriksaan yang dilakukan (misalnya tekanan darah, denyut jantung janin, periksa
dalam).
2. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin untuk melakukan kontak kulit ibubayi, Inisiasi Menyusu Dini dan membangun hubunganpsikologis.
3. Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam perta ma setelah bayi lahir.1. Pencegahan Infeksi
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi.
Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, dan penolong persalinan.
Upaya ini dilakukan untuk mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur. Selain itu, untuk menurunkan risiko penularan penyakit-
penyakit berbahaya yang hingga kini belum ditemukan cara pengobatannya, seperti Hepatitis dan HIV/AIDS.
Salah satu persiapan penting bagi penolong adalah memastikan penerapan prinsip dan praktik pencegahan infeksi yang dianjurkan,
termasuk mencuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi.
Praktik terbaik pencegahan infeksi pada kala dua persalinan diantaranya adalah melakukan pembersihan vulva dan perineum
menggunakan air matang (DTT). Selain itu, untuk mencegah infeksi pada ibu tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam secara
rutin tapi setiap 4 jam atau bila ada indikasi dan tidak dianjurkan untuk melakukan dilatasi vagina.
-
8/3/2019 Kala dua persalinan
5/6
Penceghan infeksi pada ibu bersalin juga bisa di lakukan dengan tidak melakukan keteterisasi kandung kemih secara rutin sebelum atau
setelah kelahiran bayi dan/atau plasenta. Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan bila terjadi retensi urin dan ibu tidak mampu
berkemih sendiri. Selain menyakitkan, keteterisasi akan meningkatkan risiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada saluran kemih ibu.
1. Pencatatan (Rekam Medik) Asuhan PersalinanAsuhan yang telah diberikan kepada ibu dan/atau bayinya harus dicatat. Jika asuhan tidak dicatat, dapat dianggap bahwa hal tersebut
tidak dilakukan. Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinanuntuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Partograf adalah bagian
terpenting dari proses pencatan selama persalinan.
1. RujukanRujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu
menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Sangat sulit untuk menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan untuk
merujuk ibu dan/atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu (jika penyulit terjadi) menjadi syarat bagi
keberhasilan upaya penyelamatan.
Kaji ulang rencana rujukan pada ibu dan keluarganya. Dapat dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal atau awal
persalinan (jika mungkin). Jika ibu belum membuat rencana rujukan selama kehamilannya, penting untuk dapat mendiskusikan rencana
tersebut dengan ibu dan keluarganya di awal persalinan. Jika timbul masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum
dibicarakan, maka seringkali sulit untuk melakukan semua persiapan persiapan secara cepat. Rujukan tepat waktu merupakan asuhansayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu dan bayi baru lahir.
Pada kala II persalinan, kita tidak bisa menduga penyulit apa yang terjadi. Oleh karena itu kita harus selalu waspada dalam memantau
kondisi ibu dan janinnya. Keadaan pada kala II persalinan yang memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap ialah jika pada ibu
ditemukan diantaranya tanda dan gejala syok, dehidrasi, infeksi, inersia uteri. Selain itu, rujukan dilakukan jika ditemukan gawat janin,
kepala bayi tidak turun, cairan ketuban bercampur mekonium pada presentasi kepala, tandatanda distosia bahu, tali pusat
menumbung, dan kehamilan kembar tak terdeteksi.
Alur Untuk Penatalaksanaan Fisiologis Persalinan Kala Dua
Tanda pasti persalinan kala dua :
Pembukaan serviks lengkap, atau Kepala janin terlihat dari introitus vaginaDorongan spontan untuk meneran?
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Lanjutkan dengan penatalaksanaan fisiologis :
Pecahkan selaput ketuban bila belum pecah Anjurkan untuk mulai meneran Nilai DJJ, kontraksi, tanda-tanda vital, kandung kemih secara rutin Anjurkan untuk minum Anjurkan perubahan posisiBayi lahir dalam 60 menit pada multipara atau 120 menit pada primipara ?
Lakukan :
Manajemen aktif kala tiga Asuhan bayi baru lahirRujuk segera
Dorongan spontan untuk meneran?
-
8/3/2019 Kala dua persalinan
6/6
Anjurkan perubahan posisi Lakukan stimulasi puting susu Minta ibu mengosongkan kanding kemihnya Anjurkan untuk minum Nilai DJJ, kontraksi dan tanda-tanda vital Evaluasi dalam 60 menitLanjutkan dengan penatalaksanaan fisiologis persalinan kala dua
Tidak
Bimbing ibu untuk meneran saat konttraksi Anjurkan untuk minum Anjurkan perubahan posisi Lakukan stimulasi puting susu Nilai DJJ setiap 5 -10 menit
Bayi lahir dalam waktu 60 menit (atau kelahiran bayi akan segera terjadi)
Ya
Tidak
Lakukan :
Manajemen aktif kala tiga Asuhan bayi baru lahir
Rujuk segera
ya