Kak

11
KERANGKA ACUAN KERJA TERM OF REFERENCE PEKERJAAN KAJIAN PENATAAN KIOS TERBUKA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

description

KAK Kajian Kios

Transcript of Kak

KERANGKA ACUAN KERJA

TERM OF REFERENCE

PEKERJAAN KAJIAN PENATAAN KIOS TERBUKA DI KABUPATEN MAJALENGKATAHUN 2015

DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGANKABUPATEN MAJALENGKA

TAHUN ANGGARAN 2015KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)

KAJIAN PENATAAN KIOS TERBUKA DI KAB. MAJALENGKA TAHUN 2015Uraian Pendahuluan

1. Latar BelakangPerkembangan wilayah terjadi karena adanya sektor-sektor kegiatan yang berkembang di dalam wilayah tersebut. Sektor-sektor kegiatan ini akan menjadi faktor pembentuk ruang wilayah, yakni faktor fisik, sosial-ekonomi, dan budaya. Dengan berkembangnya sektor-sektor kegiatan wilayah ini tentu akan memacu perkembangan sosial ekonomi mengurangi kesenjangan wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.Terdapat berbagai sektor kegiatan yang dapat memacu perkembangan wilayah. Salah satu sektor yang dapat memacu perkembangan wilayah tersebut adalah sektor usaha informal. Sektor usaha informal adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan modal kecil dan belum mendapatkan izin dari pemerintah. Sektor informal biasanya tidak berbadan hukum dan umumnya dikelola dengan manajemen yang sederhana. Landasan hukum sektor informal di Indonesia adalah UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Sektor usaha informal muncul karena adanya tuntunan hidup karena pekerjaan yang tersedia tidak dapat menampung seluruh penduduk Indonesia dan kemudian mendorong seseorang untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk kesejahteraan hidupnya.Terdapat berbagai contoh sektor usaha informal. Pada kajian ini, akan berfokus pada salah satu jenis sektor usaha informal yaitu pedagang kios. Secara umum, ciri dari pedagang kios memiliki ciri sebagai berikut:a. Tidak memiliki ijin tempat usaha (biasanya hanya ijin dari RW setempat)

b. Modal tidak terlalu besar, relatif kecil

c. Jumlah pekerja tidak terlalu banyak

d. Dalam menjalankan usaha tidak memerlukan pendidikan formal, namun hanya berdasarkan pengalaman

e. Teknologi yang digunakan sangat sederhana

f. Kurang terorganisir

g. Jam usaha tidak teratur

h. Ruang lingkup usahanya kecil

i. Umumnya hanya dilakukkan oleh anggota keluarga

j. Jenis usaha yang di kerjakan biasanya dalam bentuk: pengrajinan, perdagangan dan jasa

k. Hasil produksi cenderung untuk segmen menengah ke bawahPedagang kios sebagai sektor usaha informal tentu memiliki peran bagi kelancara kegiatan di kawasan atau wilayah. Peranan sektor usaha informal, khususnya dalam perekonomian, yaitu:a. Menambah sumber pendapatan daerah melalui pungutan retribusi, misalnya dari para pedagang.

b. Membantu kelancaran proses distribusi barang.

c. Memperluas lapangan kerja.

d. Meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama masyarakat ekonomi lemah.Dari pemahaman mengenai perananan di atas, terlihat bahwa pedagang kios sebagai sektor usaha informal dapat memacu perkembangan ekonomi wilayah yang tentu saja akan berdampak bagi perkembangan wilayah tersebut.Perkembangan pedagang kios dapat terlihat di tiap-tiap daerah yang ada di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Majalengka. Pedagang-pedagang kios di Kabupaten Majalengka tersebar pada titik-titik tertentu antara lain Kecamatan Kertajati, Sindangwangi, Cingambul. Titik-titik lokasi dari pedagang kios yang ada di Kabupaten Majalengka tentu akan memiliki dampak dan peranan untuk kawasan dimana titik lokasi pedagang kios tersebut berada. Dari latar belakang tersebut, diperlukan Kajian Penataan Kios di Kabupaten Majalengka untuk menilai mengenai dampak dan peranan pedagan kios baik untuk perkembangan ekonomi dan wilayah, produsen, distribusi barang, konsumen serta pedagang kios tersebut. Dari hasil kajian dapat diketahui bagaimana dampak dan peranan dari pedagang kios di Kabupaten Majalengka dan diharpakan dapat menjadi bahan untuk evaluasi bagi penataan kios di Kabupaten Majalengka agar dapat terus mampu mendukung perkembangan kegiatan ekonomi wilayah.

2. Maksud dan TujuanMaksud dan tujuan dari Kajian Kajian Penataan Kios di Kabupaten Majalengka adalah untuk mengkaji dampak dan peranan dari tatanan pedagang kios yang berada di Kabupaten Majalengka terhadap perkembangan ekonomi dan wilayah, produsen, distribusi barang, konsumen serta pedagang kios tersebut.

3. Sasaran dan ManfaatSasaran dan Manfaat dari Kajian Kajian Penataan Kios di Kabupaten Majalengka yaitu sebagai bahan evaluasi bagi Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdegangan Kabupaten Majalengka dalam penataan, dampak dan peranan dari pedagang kios terhadap perkembangan ekonomi wilayah.

4. Lokasi KegiatanDinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Majalengka.

5. Sumber PendanaanSumber biaya untuk seluruh komponen kegiatan ini dibiayai dari Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Majalengka, TA 2015 dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp. 77.550.000,00 (Tujuh Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Ida Farida, ST

Satuan Kerja : Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Majalengka

Data Penunjang7. Standar Teknis dan Regulasia. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruangb. Undang-Undang no. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan

Ruang Lingkup

8. Lingkup Kegiatan

1. Melakukan inventarisasi dan kajian terhadap dokumen-dokumen, referensi maupun studistudi terdahulu yang berkaitan dengan kajian ini.2. Melakukan studi pustaka berkaitan dengan bidang sektor usaha informal untuk pedagang kios, kajian dan analisis terhadap studi-studi yang berhubungan dengan pengembangan sektor usaha informal untuk pedagang kios, peraturan-peraturan maupun pedoman-pedoman yang berkaitan dengan sektor usaha informal untuk pedagang kios.

3. Melakukan pengumpulan data/survei yang dibutuhkan:

a. Data Primer

Inventarisasi pedagang kios dan permasalahannya

Survei persepsi Konsumen

b. Data Sekunder

Kondisi sosio ekonomi wilayah

Peraturan terkait penataan dan pengembangan sektor usaha informal pedagang kios

Tata guna lahan

4. Menyusun Kajian Penataan Kios Terbuka di Kabupaten Majalengka, meliputi:

a. Kajian potensi dan permasalahan dari perkembanagn pedagang kios terbuka di Kab. Majalengka

b. Kajian dampak dan peranan pedagang kios terbuka di Kab. Majalengka untuk perkembangan sosial ekonomi wilayah

c. Kajian dampak dan peranan pedagang kios terbuka di Kab. Majalengka terhadap produsen, distribusi barang, konsumen dan pedagang kios tersebut.

5. Melakukan koordinasi dan komunikasi secara terus menerus dengan kawasan yang dijadikan lokasi kajian

9. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasaa. Menyampaikan Laporan Pendahuluan (Inception Report) kepada pemberi tugas 2 (dua) minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.b. Menyampaikan Laporan Draft Akhir kepada pemberi tugas 6 (enam) minggu setelah SPMK diterbitkanc. Menyampaikan Laporan Akhir (Final Report) kepada pemberi tugas 8 (delapan) minggu setelah SPMK diterbitkan.

10. JangkaWaktu Penyelesaian KegiatanJangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 60 (enam puluh) hari kalender.

11. Personila. Pimpinan Tim :Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota / S1 Perencanaan Wilayah dan Kota pengalaman 6 thn (1 Orang), b. Tenaga Ahli :

1) Ahli Ekonomi 1 (satu) orang, kualifikasi pendidikan Sarjana Ekonomi (S1), pengalaman 5 tahun;2) Ahli Pengembangan Wilayah 1 (satu) orang, kualifikasi pendidikan Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota (S1), pengalaman 5 tahun;

c. Tenaga Pendukung

1) Surveyor 2 (dua) orang, kualifikasi pendidikan Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota (S1)2) Adminsireasi 1 (satu) orang , kualifikasi pendidikan minimal D3 administrasi atau kesekretariatan, pengalaman 3 tahun;

Laporan12. Laporan Pendahuluan

(Inception Report)13. Laporan Draft akhir14. Laporan Akhir (Final Report)

Tim pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Pendahuluan sebanyak 3 (tiga) eksemplar, yang diserahkan kepada pemberi tugas 2 (dua) minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.Laporan ini harus diselesaikan 6 (enam) minggu sebelum batas akhir pekerjaan dan diserahkan sebanyak 3 (tiga) eksemplar

Laporan ini harus diselesaikan oleh Tim Konsultan dalam waktu 8 (delapan) minggu setelah terbit SPMK dengan jumlah Laporan Akhir yang harus diserahkan kepada pemberi tugas sebanyak 3 (tiga) eksemplar

Hal-Hal Lain15. Produksi dalam Negeri Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

16. Alih PengetahuanJika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan/ teknologi kepada Satuan Kerja Pejabat Pembuat Komitmen dan Personil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Majalengka

Majalengka, 29 April 2015

Pejabat Pembuat Komitmen

IDA FARIDA, ST

NIP. 19770810 200604 2 026

Page 4 of 7