Kak Tatralok

23
KERANGKA ACUAN KERJA Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masalah transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh Negaranegara yang telah maju dan juga oleh Negaranegara yang sedang berkembang seperti Indonesia, baik diperkotaan maupun regional antarkota. Di berbagai wilayah, sangat dirasakan kebutuhan akan sistem transportasi yang efektif dalam arti murah, lancar, cepat, mudah, teratur, dan nyaman untuk pergerakan manusia dan/atau barang. Dalam menciptakan pergerakan orang dan barang yang efisien dan efektif akan sangat diperlukan keterpaduan lebih dari satu moda (intermoda). Tujuan dasar dari sistem angkutan multimoda adalah untuk memfasilitasi arus/pergerakan barang/orang di bawah pengawasan secara terus menerus dan tanggung jawab tunggal dari operatornya. Bertitik tolak dari bergesernya sistem angkutan permoda menjadi multimoda, dengan didahului ilmu menyiapkan transportasi multimoda yang terintegrasi dan berbasis sistem perlu mengetahui potensi dan kendala pengembangannya. Sebagaimana diketahui bahwa transportasi merupakan prasyarat bagi berjalannya roda pembangunan. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari dan ke seluruh pelosok wilayah. Di samping itu, transportasi juga berperan sebagai penunjang, pendorong dan penggerak bagi pertumbuhan daerah yang berpotensi namun belum berkembang, dalam upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasilhasilnya. Dalam pengembangan aspek transportasi terdapat beberapa permasalahan mendasar yang sering ditemui di tingkat Kabupaten/Kota antara lain mengenai : 1. Tidak tersedianya acuan/arahan yang dapat dipakai dalam mengembangkan sistem jaringan transportasi ditingkat Kabupaten/Kota sehingga terkesan pengembangan sistem jaringan yang ada dilakukan tanpa arah kebijakan yang jelas/pasti. 2. Kebijakan pengembangan system jaringan transportasi yang dilakukan pada umumnya tidak mengacu pada kebijakan pengembangan tata ruang baik ditingkat nasional, propinsi maupun ditingkat Kabupaten/Kota.

Transcript of Kak Tatralok

Page 1: Kak Tatralok

KERANGKA ACUAN KERJA 

Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) 

 1. PENDAHULUAN 

1.1 LATAR BELAKANG  

     Masalah  transportasi   merupakan masalah  yang  selalu dihadapi oleh Negara‐negara yang  telah  maju  dan  juga  oleh  Negara‐negara  yang  sedang  berkembang    seperti  Indonesia,  baik  diperkotaan maupun  regional  antarkota.  Di  berbagai  wilayah,  sangat dirasakan  kebutuhan  akan  sistem  transportasi  yang  efektif  dalam  arti murah,  lancar, cepat, mudah, teratur, dan nyaman untuk pergerakan manusia dan/atau barang. Dalam menciptakan  pergerakan  orang  dan  barang  yang  efisien  dan  efektif  akan  sangat diperlukan  keterpaduan  lebih  dari  satu  moda  (intermoda).  Tujuan  dasar  dari  sistem angkutan multimoda adalah untuk memfasilitasi arus/pergerakan barang/orang di bawah  pengawasan secara terus menerus dan tanggung jawab tunggal dari operatornya. Bertitik tolak dari bergesernya sistem angkutan permoda menjadi multimoda, dengan didahului ilmu menyiapkan  transportasi multimoda  yang  terintegrasi  dan  berbasis  sistem  perlu mengetahui potensi dan kendala pengembangannya.      Sebagaimana  diketahui  bahwa  transportasi  merupakan  prasyarat  bagi  berjalannya roda pembangunan. Transportasi merupakan  sarana yang  sangat penting dan  strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi  semua  aspek  kehidupan.  Pentingnya  transportasi  tersebut    tercermin pada  semakin meningkatnya kebutuhan akan  jasa angkutan bagi mobilitas orang  serta barang dari dan ke seluruh pelosok wilayah. Di samping  itu, transportasi  juga berperan sebagai  penunjang,  pendorong  dan  penggerak  bagi  pertumbuhan  daerah  yang berpotensi  namun  belum  berkembang,  dalam  upaya  peningkatan  dan  pemerataan pembangunan serta hasil‐hasilnya.      Dalam pengembangan aspek transportasi terdapat beberapa permasalahan mendasar yang sering ditemui di tingkat Kabupaten/Kota antara lain mengenai : 1. Tidak  tersedianya acuan/arahan yang dapat dipakai dalam mengembangkan  sistem 

jaringan transportasi    ditingkat  Kabupaten/Kota  sehingga  terkesan  pengembangan  sistem jaringan yang ada dilakukan tanpa arah kebijakan yang jelas/pasti. 

2. Kebijakan  pengembangan  system  jaringan  transportasi  yang  dilakukan  pada umumnya  tidak mengacu  pada  kebijakan  pengembangan  tata  ruang  baik  ditingkat nasional, propinsi maupun ditingkat Kabupaten/Kota. 

Page 2: Kak Tatralok

3. Tidak  jelasnya keterkaitan antara  sistem  jaringan  transportasi propinsi baik dengan sistem  jaringan  transportasi  nasional  maupun  dengan  kebijakan  sistem  jaringan  transportasi wilayah yang lebih kecil lainnya (Kabupaten atau Kota). 

4. Tidak jelasnya hierarki dan fungsi jalan untuk jaringan transportasi regional.        Hal  tersebut  diatas  akan  menyebabkan  komposisi  jenis  dan  fungsi  jalan  tidak sesuai  dengan    kebutuhan  yang  ada  yang  seterusnya  akan  menyebabkan permasalahan  serius  baik  dalam  penanganan,  pemeliharaan,  pendanaan  dan  lain‐lain.      Sebaliknya  keseluruhan  pembangunan  di  daerah  merupakan  suatu  kesatuan pembangunan  nasional,  dengan  demikian  keduanya  harus  dilaksanakan  serta diarahkan agar dapat berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna diseluruh tingkat  administrasi  daerah.  Dalam  kaitan  ini,  perencanaan  Tataran  Transportasi Lokal  harus  diarahkan dalam  usaha mendukung RTRW  yang  ada  dan  tetap  berada dibawah  payung  kebijakan  pengembangan  SISTRANAS.  Oleh  karena  itu,  dalam mengkaji Tataran Transportasi Lokal diperlukan analisis potensi daerah yang tertuang dalam  RTRW.  Dengan  semakin  ketatnya  anggaran  pembangunan  menuntut perubahan  pola  pikir  kearah  perencanaan  dan  penetapan  prioritas  pembangunan dan  pengembangan  sarana  dan  prasarana  perhubungan  kearah  efektif,  sesuai kebutuhan yang berdasar realitas pola aktifitas, pada bangkitan‐tarikan pergerakan, sebaran  pergerakan  serta  keunggulan  komparatif  antar  zona  dalam  suatu wilayah, yang terbentuk dalam Tatanan Transportasi Lokal yang sejalan dengan rencana tata ruang yang ada.      Berdasarkan perubahan  kondisi  seperti diatas dengan memperhatikan perkiraan perubahan pola aktifitas, pola pergerakan serta peruntukan lahan maka perlu disusun Tataran  Transportasi  Lokal  (TATRALOK)  sebagai  bagian  dari  Tataran  Transportasi Wilayah (TATRAWIL) dan Tataran Transportasi Nasional (TATRANAS) dalam kerangka Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS).  

2. MAKSUD DAN TUJUAN  

Penyusunan  Tataran  Transportasi  Lokal  Kota  Balikpapan  dilaksanakan  dengan maksud  untuk  mendapatkan  suatu  tatanan  transportasi  yang  terorganisasi  secara kesisteman  dalam  lingkup  lokal  Kota  Balikpapan  yang  tercakup  dalam  jaringan trasportasi darat, yang masing‐masingnya terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi membentuk  suatu  sistem  pelayanan  jasa  transportasi  yang  efektif  dan efisien, terpadu dan harmonis. 

 

 Yang ingin dicapai dari APLIKASI ini adalah : 

Page 3: Kak Tatralok

• Terbentuknya Sistem Informasi Manajemen Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) Kota Balikpapan dalam kerangka sistem trasportasi yang terintegrasi. 

• Dengan  adanya  Sistem  Informasi  Manajemen  Tatanan  Transportasi  Lokal  (SIM TATRALOK)  diharapkan  dapat  menjadi  acuan  dalam  pengembangan  pembangunan infrastruktur transportasi Kota Balikpapan. 

  

3. SASARAN   Sasaran yang ingin dicapai dalam Sistem Informasi Manajemen ini adalah : a. Tersusunnya rencana umum jaringan transportasi sebagai pedoman untuk pembangunan 

transportasi ke depan. b. Tergambarnya  hasil    pembebanan  transportasi  yang  dapat  mengidentifikasikan 

kebutuhan peningkatan ruang mobilisasi perjalanan untuk perencanaan  jangka waktu 5 (lima) tahun. 

  

4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN      Ruang lingkup pekerjaan penyusunan Sistem Informasi Manajemen Tataran Transportasi Lokal Kota Balikpapan ini akan mencakup beberapa hal sebagai berikut : 

‐ Pengumpulan  data,  sekurang‐kurangnya  mencakup  :  data  sektor  transportasi,  data sektor bidang lain, kebijakan dan perencanaan lingkup Kota Balikpapan. 

‐ Identifikasi dan analisis awal isu strategis dan permasalahan transportasi. ‐ Perumusan kebijakan dan sasaran pembangunan. ‐ Analisis penyediaan jaringan transportasi yang mencakup : identifikasi jaringan prasarana dan pelayanan transportasi antar zona. 

‐ Analisis permintaan jasa transportasi. ‐ Identifikasi defisiensi transportasi di waktu yang akan datang. ‐ Analisis  dan  evaluasi  alternatif  rencana  dan  program  transportasi,  mencakup  : penyusunan alternatif, modal split dan arus lalu lintas di waktu yang akan datang 

 

a. PENGERTIAN      Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) adalah tataran transportasi yang terorganisasi 

secara kesisteman, terdiri dari transportasi jalan terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi membentuk suatu  sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, terpadu dan harmonis yang berfungsi melayani perpindahan orang dan/atau barang antar simpul atau kota lokal (SKL) dan dari simpul atau kota lokal ke simpul atau kota wilayah (SKW) dan nasional (SKN) terdekat atau sebaliknya dan dalam kota. 

     Kota wilayah adalah kota‐kota yang memiliki keterkaitan dengan beberapa Kabupaten dalam satu Propinsi, kota gerbang wilayah, kota‐kota pusat kegiatan  ekonomi : 

Page 4: Kak Tatralok

wilayah dan kota‐kota yang  memiliki dampak strategis terhadap pengembangan wilayah kabupaten. 

     Simpul wilayah adalah distribusi barang dan/atau orang atau sebagai pintu masuk (inlet) atau keluar (outlet) barang dan/atau orang yang bersifat wilayah seperti terminal bus. 

 b. LANDASAN      Landasan  yang  ditetapkan  sebagai  aspek  legal  yang  digunakan  dalam  penyusunan 

Tataran Transportasi Lokal Kota Balikpapan adalah sebagai berikut ini : a. Landasan Idiil     : Pancasila b. Landasan Konstitusional   : UUD 1945 c. Landasan Visional     : Wawasan Nusantara d. Landasan Konsepsional   : Ketahanan Nasional e. Landasan Operasional   : ‐ Undang‐undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ‐ Undang‐undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ‐ Undang‐undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 

(sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 8 Tahun 2005) 

Undang‐undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah 

‐ Undang‐undang No. 38 Tahun 2004 tentang jalan ‐ Keputusan Menteri Perhubungan KM 15 Tahun 1997 tentang Sistem Transportasi 

Nasional ‐ Keputusan Menteri Perhubungan KM 31 Tahun 2004 tentang Pedoman, dan Proses 

Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan.  

c. ASAS      Tataran Transportasi Lokal Kota Balikpapan diselenggaarakan berdasarkan asas yang 

tercantum  dalam  peraturan  perundangan  sektor  transportasi,  yaitu  asas  keimanan dan  ketaqwaan  terhadap  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  asas  manfaat,  asas  demokrasi Pancasila, asas adil dan merata, asas keseimbangan,asas keserasian dan keselarasan dalam  perikehidupan,  asas  hukum,  asas  kemandirian,asas  kejuangan,asas  ilmu pengetahuan  dan  teknologi,asas  kepentingan  umum,  dan  asas  bersama  serta  asas keterpaduan. 

     

d. SASARAN  

Page 5: Kak Tatralok

Sasaran Sistem Informasi Manajemen yang ingin dicapai adalah : 

• Terindentifikasi data dan informasi sektor transportasi 

• Terindentifikasi keunggulan komparatif sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah 

• Terindentifikasi data sosio ekonomi dan sector bidang lain 

• Terindentifikasi  permintaan  jasa  transportasi  dan  pola  arus  barang  dan  orang  serta model pengembangan transportasi 

• Terindentifikasi  tingkat  pelayanan/kinerja  operasional  sarana  dan  prasarana transportasi 

• Tersusunnya  rencana  pengembangan  jaringan  sarana  dan  prasarana  transportasi, pelayanan transportasi      

   

5. METODOLOGI  1.  UMUM         Sebagai salah satu perwujudan dari Sistranas, disamping dua perwujudan yang  lain yaitu    Tataran  Transportasi  Nasional  (Tatranas)  dan  Tataran  Transportasi  Wilayah (Tatrawil),  maka  konsep  Tatralok  harus  disusun  dengan  memperhatikan  keterkaitan‐keterkaitan  kesisteman  dan  keterpaduan  dengan  Tatranas  dan  Tatrawil  dengan hubungan  dan  keterkaitan  tersebut  semakin  menunjukkkan  bahwa  ketiga  tataran transportasi   (Tatranas, Tatrawil dan Tatralok) tersebut saling terkait satu sama  lain dan tidak dapat dipisahkan karena pelayanan perpindahan orang dan/atau barang dari kota lokal maupun kota wilayah atau nasional tidak dapat dilakukan dengan salah satu tataran transportasi saja melainkan harus terpadu dengan tataran transportasi lainnya. Demikian sebaliknya orang dan/atau barang dari kota nasional menuju kota wilayah dan kota lokal harus dilayani dengan ketiga tataran transportasi diatas.  2. KHUSUS      Pada  akhirnya,  tataran  transportasi  ini  akan menjadi  indikasi  arah  pengembangan jaringan  transportasi yang didasarkan pada arah peruntukan  lahan baik  skala nasional, regional maupun  lokal. Untuk  selanjutnya,  dari    indikasi  arah  pengembangan  jaringan transportasi  tersebut  akan  digunakan  untuk  menyusun  rencana  pengembangan  dan pembangunan transportasi sebagai berikut : a. Rencana pembangunan jangka panjang b. Rencana pembangunan jangka menengah c. Rencana pembangunan jangka pendek Efektifitas Tatralok sebagai salah satu bentuk pembinaan penyelenggaraan Transportasi sangat tergantung pada proses serta tahapan penyusunan, keterlibatan serta peran serta stakeholder,  responsifnes  terhadap  tuntutan  reformasi  serta  bentuk  penetapannya. Memperhatikan  hal  tersebut, maka  sebagai  landasan  operasional  pelaksanaan  Sistem Informasi  Manajemen  Tataran  Transportasi  Lokal  Kota  Balikpapan  disusun  kerangka  

Page 6: Kak Tatralok

studi  sebagai  acuan  dalam  pelaksanaan  Sistem  Informasi  Manajemen  yang  secara skematis diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja tersebut menguraikan pola pikir dalam pelaksanaannya yang secara garis besar berisi urutan input, proses dan output. Tahap  input merupakan masukan berupa  faktor‐faktor yang berpengaruh dalam proses analisis  dan  pengambilan  keputusan  rekomendasi.  Beberapa  input  yang  diperlukan dalam studi Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) Kota Balikpapan meliputi :   a. Kondisi  fisik  wilayah,  yang  meliputi  batas  wilayah,  luas  wilayah,  topografi,   pemanfaatan lahan ; b. Kondisi  transportasi,  yang meliputi  identifikasi  jaringan  sarana  dan  prasarana,   jaringan pelayanan, moda unggulan  serta  identifikasi moda‐moda  trasportasi di   kota Balikpapan yang cukup potensial untuk dikembangkan. c. Peraturan dan regulasi yang terkait, yang meliputi Undang‐undang dan peraturan   pelaksanaan dibawahnya yang berkaitan dengan transportasi, antara lain : UU 38   Tahun  2004  tentang  jalan,  UU  nomor  22  tahun  2009  tentang  Lalu  Lintas  dan   Angkutan Jalan, UU nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruangan. 

Seperti  diketahui,  pengembangan  suatu  system  akan  sangat  dipengaruhi  oleh sejumlah outstanding issues dalam lingkungan strategis yang melingkupinya. Pada dasarnya kebutuhan untuk mengembangkan  jaringan transportasi multi‐moda di Indonesia dilatarbelakangi oleh beberapa outstanding issues berikut : 

 a. KERANGKA PENDEKATAN  STUDI TATRALOK      Cepatnya arus perdagangan bebas di area ekonomi global yang ditandai oleh                                            perjanjian  WTO/GATS dan AFTA/AFAS memaksa adanya efisiensi dalam sistem ekonomi nasional.Transportasi  sebagai  salah  satu  komponen  biaya,  bagaimanapun  juga  harus diminimalkan  dengan  berbagai  cara.  Sistem  logistik  nasional  harus  diperkuat  dengan mengoperasikan  sistem  transportasi  multimoda  yang  efisien,sehingga  arus penumpang/barang dapat difasilitasi untuk menciptakan daya saling baik di pasar  lokal maupun internasional. Semua  pusat  produksi/pusat  kegiatan  regional  harus  saling  terkoneksi,  dan  didukung oleh  beberapa  gateway  sebagai  akses  utama  ke  pasar  internasional.  Setiap  moda transportasi  dengan  keunggulan masing‐masing  idealnya  ber‐koopetisi  (kooperasi  dan kompetisi)  secara  sehat  dan  terkoneksi  sesuai  dengan  tingkatan  hirarki  mulai  dari jaringan transportasi lokal sampai dengan internasional.                               

Page 7: Kak Tatralok

b. KERANGKA PENDEKATAN MODELLING  Dalam  konstelasi  ekonomi,  sosial,  budaya,  politik  dan  hankam  di  wilayah  Indonesia sektor transportasi memegang peran penting sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi (economic  development  agent),  media  pemerataan  pembangunan  antar  wilayah (reducing  the  regional  disparity)  dan  pemersatu  antar  wilayah  (national‐integrator). Multifungsi  yang  diembankan  ini  meletakkan  sektor  transportasi  pada  posisi  yang dilematis, apalagi dimasa ini  dimana kemampuan pendanaan pemerintah terbatas untuk dapat mengembangkan  infrastruktur  transportasi  yang  dapat memenuhi  karakteristik fungsional yang diharapkan.       Kondisi  obyektif  geografi  Indonesia  sebagasi  Negara  kepulauan,  memperkuat kebutuhan  akan  konsep  jaringan  trasportasi  multimoda,  dimana  transportasi  antar wilayah hampir mustahil dapat dilakukan hanya dengan menggunakan  satu moda  saja. Konsep transportasi multimoda pada dasarnya sudah tersirat dalam beberapa kebijakan sektor  transportasi  diantaranya  dalam  definisi  SISTRANAS,  dan  tujuan  pembangunan transportasi  dalam  PROPENAS.  Namun  nampaknya  konsep  ini  masih  terhambat aplikasinya,  integrasi  kebijakan  operasi  dan  investasi  jaringan  antar‐moda  dan  antar wilayah masih jauh dari harapan.  c. MODEL PERENCANAAN   Sesuai  kebijakan  pemerintahan  daerah  (UU  No.  32  Tahun  2004)  yang memandatkan penyerahan sebagian kewenangan sektor transportasi ke Propinsi dan Kabupaten/Kota. Euforia otonomi    juga memunculkan  sejumlah proposal  investasi prasarana  tranportasi dari Daerah yang sangat ambisius.      Sebagaimana diketahui bahwa efisiensi  jaringan multimoda salah satu kata kuncinya adalah integrasi. Integrasi tidak hanya dibutuhkan dalam entitas antar moda namun juga antar hirarki fungsi, kewenangan, antar wilayah, dan lain sebagainya. Ini mengisyaratkan perlunya koordinasi dalam perencanaan, investasi,dan operasi jaringan transportasi yang dipayungi oleh dasar hukum yang kuat, yang hingga kini belum tersedia.  

6. RENCANA KERJA      Ketidakmampuan  Negara  dalam menangani  seluruh  kegiatan  investasi  infrastruktur transportasi, memaksa dilepasnya  sebagian  urusan  transportasi  kepada  sektor  swasta, khususnya  pada  pasar  angkutan  yang  telah  berkembang  dan  dapat  dikomersialkan  . Gejala  privatisasi  sektor  transportasi  ini  tidak  hanya  terjadi  di  Indonesia,  tetapi merupakan  trend  dunia,  sehingga  saat  ini  tidak  semua  aktivitas  transportasi menjadi public – domain. Aplikasi  liberalisasi  sektor  transportasi    ini memberikan dampak yang unik  di  Indonesia.  Perberdaan  karakteristik  setiap  moda  transportasi 

Page 8: Kak Tatralok

mengharuskan,kebijakan  ini  dilaksanakan  dengan  penuh  kehati‐hatian  agar  tidak menimbulkan dampak negatif dalam perkembangan perekonomian nasional . 

 

 1.PERSIAPAN AWAL 

        Blueprint  transportasi  Indonesia  di  masa  datang  tertuang  dalam  dokumen SISTRANAS  yang  saat  ini  sedang  dalam  proses  penyempurnaan  dan  penetapan landasan  hukumnya  .  Secara  konseptual  SISTRANAS  sudah  mengolaborasi  semua elemen penting dalam perencanaan, mulai dari isu transportasi intermoda, globalisasi, otonomi, privatisasi, energi dan lingkungan, dan juga mengacu pada konsep tata ruang dalam RTRW. Bahkan dalam konteks jaringan, sudah dimuat peta jaringan masa depan yang  telah  memperhatikan  kepentingan  daerah.  Prinsip  pengembangan  jaringan transportasi  darat  berusaha  untuk  menghubungkan  setiap  wilayah  di  dalam  satu pulau. Pengembangan transportasi antar pulau terutama dengan moda udara dan laut telah diskemakan dengan baik dimana  jaringan primer menjadi  jaringan penghubung  simpul‐simpul  primer  (pengumpul)  yang  kemudian  didistribusikan  ke  jaringan sekunder dan tersier.      Prinsip  jaringan  inter/multimoda  harus  menjadi  pertimbangan  utama  dalam dokumen  ini.  Integrasi  antar  jaringan  transportasi  harus  terwujud  agar  tercipta efisiensi pelayanan. Dalam menetapkan prioritas pengembangan jaringan transportasi di tiap koridor perlu diketahui karakteristik masing‐masing moda transportasi sehingga penetapannya dapat memberikan hasil  yang optimum (sistem optimum dalam sistem inter/multimoda transportasi).      Hasil simulasi jaringan berupa indikator lalulintas (kecepatan dan waktu perjalanan, volume/kapasitas,  tundaan,  dll)  serta  indikator  ekonomi  (biaya  dan manfaat)  akan digunakan  untuk  melakukan  evaluasi  kinerja  yang  dikaitkan  dengan  konsep pengembangan  sistem  transportasi  jalan  yang  ada.  Sebagai  langkah  terakhir, penyusunan  rekomendasi    akan  merupakan  kesimpulan  dari  analisis  efisiensi  dan efektifitas  kinerja  dari  alternatif  pengembangan  yang  diusulkan  untuk menentukan prioritas dan kebijakan pendukung dalam pelaksanaannya.  

2.  PENENTUAN DAERAH STUDI  

2.1. Hubungan Antara Sistem Transportasi dan Tata Ruang  

      Kebutuhan manusia  akan  transportasi merupakan  kebutuhan  turunan  yang diakibatkan  oleh  adanya  penyebaran  pola  penggunaan  tata  ruang  (spatial separation),  dimana  kebutuhan  manusia  dan  kegiatan  produksi  (  dari  awal penyediaan  bahan  mentah  sampai  pada  proses  distribusinya)  tidak  dapat dilakukan hanya pada satu  lokasi saja. Oleh karena  itu selalu dibutuhkan proses 

Page 9: Kak Tatralok

perpindahan  untuk  memenuhi  kebutuhan  tersebut  yang  dalam  kajian transportasi disebut sebagai perjalanan.      Pada  setiap  pengembangan  tata  ruang  selalu  dibutuhkan  sarana  dan prasarana  transportasi  pendukungnya,  demikian  pula  sebaliknya  bahwa  setiap pengembangan  sistem  transportasi  akan  mempengaruhi  pola  pengembangan tata ruang di sekitarnya. Interaksi timbal balik antara sistem transportasi dengan tata ruang dapat dijelaskan.  

 2.2.  Persiapan Tenaga Survei 

            Dari  hubungan  antara  sistem  transportasi  dengan  tata  ruang  yang  telah 

dijelaskan di atas, maka sangatlah  jelas bahwa  interaksi timbal balik antara transportasi  dengan  tata  ruang merupakan  komponen  utama  yang  harus dianalisis  dan  dimodelkan  dalam  penyusunan  kerangka  kebijakan  yang efisien dan terpadu. 

 Proses perencanaan hubungan timbal balik tersebut harus dilakukan dan dikaji  dalam  kerangka  sistem,  dengan  perencanaan  transportasi  dan  tata ruang  harus  dipadukan  sehingga  mampu  menghasilkan  interaksi  yang mendukung perekonomian masyarakat.     Kebutuhan  transportasi  merupakan  akibat  dari  penyebaran  pola  tata guna  lahan  (sistem  kegiatan),  sehingga  seluruh  kebutuhan  tidak  dapat dipenuhi  hanya  satu  lokasi.  Oleh  karena  itu  dibutuhkan  suatu  jaringan transportasi  (sistem  jaringan)  yang menghubungkan pusat‐pusat  kegiatan yang ada. Interaksi antara kedua sistem tersebut  menimbulkan pergerakan dengan  berbagai  sarana  transportasi  yang  disebut  sebagai  sistem pergerakan. Setiap perubahan yang  terjadi pada  setiap  sub  sistem akan menimbulkan pengaruh  pada  sub  sistem  lainnya,  oleh  karena  itu  dibutuhkan  sistem kelembagaan  yang  bertugas  mengatur  interaksi  diantara  berbagai  sub sistem tersebut sedemikian sehingga berfungsi dengan baik dan efisien. 

 Sistem kelembagaan yang berkaitan   dengan masalah transportasi   secara umum di Indonesia adalah sebagai berikut : 

1. Sistem  jaringan,  dalam  hal  ini  melibatkan    Departemen Perhubungan  ,  Kimpraswil  sebagai  lembaga‐lembaga  yang menyusun  dan  melaksanakan  kebijakan  mengenai pengembangan  dan  penyelenggaraan  sistem  jaringan transportasi nasional. 

2. Sistem  pergerakan,  dalam  hal  ini  melibatkan  Organda, Kepolisian/Polantas,  dan masyarakat  yang  berkaitan  dengan teknis operasional penyelenggaraan transportasi di lapangan. 

Page 10: Kak Tatralok

                                                                 2.3.      Perizinan dan Koordinasi dengan Instansi Terkait                                     

a.     Kebijakan Tata ruang  Sebagai  acuan  penyusunan  pola  pengembangan  tata  ruang  di Indonesia, maka  pemerintah mengeluarkan  kebijakan mengenai tata  ruang melalui  PP  47  Tahun  1997 mengenai  Rencana  Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dengan berlandaskan pada UU No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. RTRWN  yang  dimaksud  diatas  dimaksudkan  untuk  menjadi pedoman  perumusan  kebijakan  pokok  pemanfaatan  ruang  di wilayah nasional yang menjelaskan bahwa struktur dan pola ruang nasional  harus  mewujudkan  keterpaduan,  keterkaitan,  dan keseimbangan perkembangan antarwilayah serta keserasian antar sektor  seperti  :  kawasan  pariwisata,  pertanian  pangan  dan perkebunan, industri, pertambangan, serta pertahanan keamanan atau perbatasan.  RTRWN ini diharapkan mampu menjadi acuan dalam penyusunan rencana  tata  ruang  dalam  skala  ruangnya  yakni  untuk  Rencana Tata  Ruang  Wilayah  Pulau,  dan  Rencana  Tata  Ruang  Wilayah Propinsi  (RTRWP). Selanjutnya RTRWP diharapkan dapat menjadi acuan  dalam  penyusunan  rencana  tata  ruang  di  wilayah kabupaten  atau  kota  atau  disebut  sebagai  Rencana  Tata  Ruang Wilayah  Kabupaten/kota  (RTRWK),  dan  kemudian  RTRWK  ini diharapkan  mampu  menjadi  acuan  penyusunan  rencana pengembangan tata ruang pada ruang kawasan yang lebih kecil.  Dari  hal  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  secara  konseptual, pembangunan  di  daerah  merupakan  bagian  integral  dari pembangunan nasional dimana pembangunan daerah merupakan usaha  pencapaian  sasaran  nasional  di  daerah  sesuai  masalah, potensi, aspirasi, dan prioritas masyarakat daerah.              

        

Page 11: Kak Tatralok

b. Kebijakan Sistem Transportasi             Untuk melengkapi pola kebijakan  sistem  transportasi dan  tata ruang  di  Indonesia,  Departemen  Perhubungan  sebagai  lembaga perencana  dan  pengelola  sistem  transportasi  di  Indonesia mengeluarkan  kebijakan  mengenai  Sistem  Transportasi  Nasional (SISTRANAS) sebagai pendukung imple mentasi dari RTRWN       Sistem  Transportasi  Nasional  ini  harus  disusun  dengan  konsep antarmoda secara terpadu untuk mendukung keterhubungan wilayah pada  skala  nasional,  mengingat  kondisi  Negara  Indonesia  yang merupakan  Negara  kepulauan.  Sumber  acuan  dalam  pengambilan kebijakan  strategi  pengembangan  sistem  jaringan  jalan  yang dilakukan  oleh  pemerintah  adalah  UU  No.38  Tahun  2004  tentang jalan, sedangkan acuan bagi penetapan kebijakan sistem pergerakan lalu  lintas  diatur  dalam UU No.  22  Tahun  2009  tentang  Lalu  Lintas Angkutan Jalan.       Sistem  transportasi  daerah  merupakan  faktor  penting  yang mendukung perwujudan integrasi sistem transportasi nasional. Dalam kaitannya  dengan  sistem  transportasi  regional  atau  wilayah, perencanaan tataran transportasi  lokal harus diarahkan dalam usaha mendukung  RTRW  di  wilayah  masing‐masing  dan  tetap  berada  di bawah kendali kebijakan pengembangan TATRAWIL dan SISTRANAS.       Dalam perencanaan  sistem  jaringan  transportasi  yang multimoda melalui  SISTRANAS,  pusat‐pusat  kegiatan  nasional  diakomodir  menjadi  masukan  karena  penyediaan  sarana  dan  prasarana transportasi  diharapkan  mampu  mendorong  paengembangan kegiatan  ekonomi  di  wilayah‐wilayah  unggulan  tersebut.  Untuk keperluan  tersebut, maka  dalam  kajian  system  transportasi wilayah diperlukan  juga  analisis  terhadap  potensi  di  pusat‐pusat  kegiatan, yang  meliputi  :  kawasan  industri,  perdagangan,  perumahan, pariwisata,  pertanian  dan  perkebunan,  kehutanan,  perikanan, pertambangan,  serta  sumber  daya  mineral  yang  semuanya dituangkan dalam RTRWP.  Dalam  rangka mewujudkan  suatu  sistem  transportasi  nasional  yang terpadu maka sistem transportasi wilayah propinsi diharapkan dapat menjadi  acuan  bagi  setiap  pengembangan  sistem  transportasi  di wilayah  kabupaten dan  kota dengan  tetap mengacu pada  kebijakan 

Page 12: Kak Tatralok

penataan  tata  ruang  yang  tertuang  dalam  RTRWK.  Selanjutnya, tataran transportasi lokal kabupaten/kota harus dapat menjadi acuan dalam pengembangan  sistem  transportasi pada  kawasan  yang  lebih kecil   dengan tetap mengacu pada rencana tata ruang kawasan yang dimaksud.  Secara  umum  hubungan  memungkinkan  barang  (atau penumpang)  untuk  berpindah  diantara moda  yang  ada  dalam  satu perjalanan dari asal ke tujuan.  Jaringan  transportasi multimoda.  Suatu  rangkaian  dari moda‐moda transportasi  yang  menyediakan  hubungan  antara  asal  dan  tujuan perjalanan. Meskipun transportasi intermoda dapat dilakukan, namun dalam perspektif ini bukanlah keharusan.  Dalam  perspektif  transportasi  nasional,  jika  diinginkan  terjadinya efisiensi,  maka  idealnya  di  masa  datang  dikembangkan  jaringan transportasi multimoda yang berkonsep kepada intermoda‐transport.  

7. JENIS DATABASE YANG DIBUTUHKAN  Setelah  tahap  persiapan,  tahap  berikutnya  adalah menginventarisir  kebutuhan data  yang  diperlukan  dalam  suatu  kegiatan  Sistem  Informasi  Manajemen Tatralok.  Data  tersebut dapat diperoleh dari  lembaga atau  instansi  terkait maupun  data yang  diperoleh  langsung  dari  pengumpulan  data di  lapangan yang  secara garis besar dibagi menjadi  :  

7.1 Data dan Informasi Umum  

1. Data  umum  antara  lain  meliputi  kebutuhan  akan  peta‐peta  jaringan         jalan, topografi, tata guna lahan, dan lain‐lain.  

2.  Data  sosio‐ekonomi  dan  demografi  meliputi  jumlah  penduduk,  jumlah pekerja,  kelompok  umur,  konsumsi,  pendapatan  daerah, pendapatan  perkapita,  perekonomian,  pemilikan  kendaraan,  sumber pendapatan  daerah,  industri, perdagangan,  pertanian,pertambangan, data  berkala  dan  tingkat pertumbuhan.  

3.  Data  sistem  lalu  lintas  meliputi  semua  jenis  sarana  transportasi, proporsi  sarana  transportasi,  kondisi  dan  tingkat  pertumbuhan  sarana tansportasi . 

4.  Prasarana  meliputi  sistem  jaringan  transporasi,  klasifikasi  fungsi, inventarisasi    prasarana  transportasi  dan  kondisi,  kapasitas  dan fasilitas  pendukung  transportasi lainnya . 

5.  Data  lalu  lintas      meliputi  kecepatan,      volume  lalu  lintas,  waktu perjalanan,    hambatan,   kecelakaan,   asal tujuan   angkutan,     dan rute  pelayanan  utama

Page 13: Kak Tatralok

7.2 Rencana Pengembangan  

Meliputi  rencana‐rencana  perluasan  struktur  ruang,  bagian wilayah,  pengembangan  daerah,  pengembangan  sektor  ekonomi, pembangunan  utama,  rencana  kawasan  unggulan,  rencana  proyek  utama, rencana  sistem  transportasi, rencana  jaringan  jalan, dan rencana manajemen lalu lintas.  

7.3 Pendekatan Institusional  

Hal  yang merupakan  upaya  perolehan  informasi  dengan melakukan  diskusi dan pengarahan dari instansi terkait.   

8. PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA  

Setelah  dilakukan  proses  inventarisasi  secara  umum  mengenai  data  yang dibutuhkan, maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pengumpulan data.   Pengumpulan  data  sekunder  dapat  dilakukan  melalui  koordinasi  dengan instansi  terkait,  sedangkan  pengumpulan  data  primer  dilakukan  dengan  survei langsung  di  lapangan.  Survei  primer  ini  dimaksudkan  untuk mendapatkan  data kuantitatif  yang  selanjutnya  dipergunakan  sebagai  alat  untuk  memvalidasi terhadap  model  yang  dikembangkan  berdasarkan  hasil  pengumpulan data  sekunder.  Untuk mendapatkan data kuantitatif, diperlukan survei primer di lapangan yang mencakup  sebagai berikut  :  

1.  Survei Pendahuluan  

Survei  pendahuluan  berupa  peninjauan  lapangan  guna  mendapatkan gambaran tentang  kondisi  umum  dari  wilayah  studi.  Berdasarkan  survei  inilah selanjutnya  ditentukan  metode  pelaksanaan  survei  dan  lokasi  terbaik  guna mengumpulkan data yang diperlukan.  

2.  Survei Inventarisasi Jalan dan Prasarana Jalan  

Survei  ini  dilakukan  pada  ruas‐ruas  jalan  dengan  penekanan  pada  sinyalemen jalan, kondisi  fisik  dari  jalan  dan  kualitas  permukaan  jalan  dalam  kaitannya dengan kenyamanan kendaraan.      

3.  Survei Inventarisasi sarana dan prasarana transportasi  

Survei ini dilakukan untuk memperoleh data saran dan prasarana transportasi dari seluruh moda transportasi . 

 

Page 14: Kak Tatralok

4.  Survei kinerja lalu lintas dan angkutan  

Survei ini pada prinsipnya adalah untuk memperoleh data lalu lintas dan angkutan.    

5.  Survei Asal TujuanSurvei  asal  dan  tujuan  berkaitan  dengan  pola  perjalanan  dari  wilayah  studi tersebut . 

6.   Survei wawancara transportasi  

Survei  ini  dilakukan  untuk  memperoleh  informasi  dari  pejabat,  masyarakat dan stakeholder transportasi.  

9. PENGOLAHAN DATA  

Lingkup  kegiatan  ini  dimulai  dari  pengolahan  data  yang  diterima  dari lapangan  hingga  menjadi  keluaran  sesuai  dengan  maksud  dan  tujuan  jenis survei. Tahapan pekerjaan pengolahan data meliputi  :  

9.1  Pembersihan Data  

1.   Penataan dan penomoran data  

Kegiatan  penataan  meliputi  pengecekan  kelengkapan  formulir  survei, serta  penyusunannya  hingga  menjadi  satu  kumpulan  yang  siap  untuk diberikan  nomor  urut  record  dan  nomor  urut  formulir  sesuai  dengan  jenis survei.  

2.  Inventarisasi data  

Inventarisasi  data  dimaksudkan  untuk  mempermudah  pencarian  data setelah diberikan  nomor  urut  record  dengan memberi  nomor  pada  amplop lengkap dengan informasi yang ada didalamnya.  

3.  Pengkodean  

Pekerjaan  pengkodean  adalah  mengubah  informasi  yang  tertulis  pada lembar formulir hasil survei ke dalam bentuk angka sehingga dapat dibaca oleh komputer.   

4.  Pemasukan data  

Pekerjaan  selanjutnya  adalah  memasukkan  data  yang  sudah  berupa  kode melalui perangkat  komputer  ke  dalam  CD  dengan  menggunakan  program pemasukan data.  

Page 15: Kak Tatralok

5.  Editing dan validasi data  

Editing  dilakukan  untuk  menghindari  atau  mengurangi  kehilangan  data yang  diakibatkan  karena  kesalahan  data.  Kesalahan  ini  terjadi  karena kesalahan  dalam  memberi  kode  atau  kesalahan  sewaktu  pembuatan pasangan  asal  dan  tujuan setiap pos survei pada program pemasukan data Validasi  merupakan  pekerjaan  untuk  mengetahui  kesalahan  yang dilakukan  petugas  pemasukan  data.  Prinsip  kerjanya  adalah menemukan  kesalahan pemasukan  data  dan  data  yang  tidak  diinput ke  dalam  komputer  dengan membandingkan  data  hasil  print  out  dengan data  yang  terdapat  pada  formulir survei.  

6.  Verifikasi dan penggabungan data  

Verifikasi  data  dilakukan  untuk  mendapatkan  data  yang  aneh  dengan cara  memeriksa  kelengkapan  data  dan  membetulkan  data  dasar  yang meliputi  kode  lokasi,  bulan/tanggal,  hari  survei  dan  lain‐lain.  Hal  ini penting  dilakukan  karena untuk memperoleh  data  yang  bersih  (clean  data). Pekerjaan  selanjutnya  adalah dengan menggabungkan menurut jenis survei.    

10.  Rencana analisis  

Setelah  data  sekunder  dan  data  primer  diperoleh  maka  selanjutnya dilakukan analisis penyusunan Tatralok sebagai berikut :  1.  Analisis  potensi  strategis  wilayah  dan  permasalahan  permasalahan 

strategis transportasi  2. Melakukan  analisis  Pelayanan  transportasi  meliputi  pelayanan  angkutan 

orang dan barang dengan moda  transportasi  yang  terdapat pada wilayah studi  

3. Analisis  permintaan  transportasi meliputi  kondisi  permintaan  pergerakan orang dan barang serta prediksinya  

4.    Analisis  kinerja  transportasi  meliputi  kinerja  jaringan  pelayanan  dan kinerja  lalu lintas.  

5.  Analisis jaringan Prasarana meliputi prasarana dan ruang lalu lintas   

6.  Analisis  pendanaan  transportasi  meliputi  alternatif  pendanaan  dalam program transportasi sesuai skala prioritas. 

7.   Menyusun  kebijakan,  stategi  dan  program  Tataran  transportasi  lokal untuk  jangka  pendek,  menengah,  dan  panjang  melalui  analisis penyusunan  program  prioritas  transportasi  lokal  yang  merupkan  satu kesatuan dokumen Tratalok.  

 

 

Page 16: Kak Tatralok

11.  APLIKASI PROGRAM TATRALOK 

11.1  SPESIFIKASI TEKNIS SOFTWARE  

11.1 Proses Pembangunan  

Proses pembuatan  software dan analisa penanganan masalah melalui proses  dengan cara:  

�� Konsultasi  

�� Disain, Pengembangan dan Penyesuaian serta konversi sistem.  

�� Pengadaan computer Note Book dan printer dengan sistem aplikasinya.   

�� Pelatihan Operasi  

 

Jasa  konsultasi  yang  diberikan  adalah  berupa  masukan‐masukan mengenai  teknologi  informasi  baik  perangkat  keras  maupun  perangkat lunak  yang  tepat  dan  sesuai  bagi  bidang  perhubungan  dan  Unit  Kerja terkait  ,  baik  untuk  masa  sekarang  maupun  untuk  masa  datang.

Aplikasi  Tatralok  yang  dibangun  adalah  merupakan  program  Software yang didesain  sendiri  sesuai  kebutuhan  pembangunan  informasi  Tatralok di  Kota  Balikpapan,  dan  merupakan  aplikasi  single  Program  yang terpadu  yang  dapat  memadukan  berbagai  bahasa  program  Data base,  Pemetaan, analisa  transportasi  dan  reporting  secara mudah  cepat dan akurat serta user friendly 

Aplikasi  dibangun  dengan  kebutuhan  perangkat  lunak  dengan spesifikasi  meliputi antara lain :   �� Front End    :  Delphi ( Aplikasi Developer Lisensi)  

Pelaksana  pekerjaan  harus  mampu menunjukkan/melampirkan  copy  Lisensi Software Developer yang dipakai.  

�� Database    :  MySQL (Free ware)  �� Pemetaan    :    GIS Software (ArtView)  �� Report Tool    :  Crystal Report  �� Platform Aplikasi    :  Windows  �� Platform Server    :  Linux   Solusi  ini  ditentukan  dengan  pertimbangan  bahwa  teknologi  yang ditawarkan  merupakan  teknologi  yang  memberikan  kemudahan  bagi pengguna  untuk menjalankan  aplikasi  dan  penyusunan  reporting  serta untuk  kemudahan pengembangan sistem di masa depan.  

 

Page 17: Kak Tatralok

11.2 TAHAPAN PEMBANGUNAN / PEMBUATAN APLIKASI  

Pengembangan  seluruh  sistem  yang  ditawarkan  menggunakan metodologi yang  menjadi  standar  internasional  (System  Development  Life Cycle)  dengan tahapan:  1. User  Reqiurement  dan  Information  Gathering;  pengumpulan  data  dan 

masukan mengenai proses bisnis/alur kerja serta kebutuhan pengguna. 2.  System  &  Data  Design  and  Analyzing;  pengolahan  dan  analisis  hasil 

tahap  1  untuk  mendisain  sistem,  basis  data  dan  bentuk  sistem untuk dibuatkan persetujuan dari kedua belah pihak. 

3.  System  Coding  &  Development;  penulisan  kode  aplikasi  menjadi sebuah  sistem  aplikasi  sesuai  dengan  desain  yang  telah  disetujui.

4.  System  Integration  Test;  pengetesan  seluruh  sistem  yang  telah selesai  dibangun  secara  intern  oleh  pengembang  sebelum  dilakukan pengetesan oleh pengguna. 

 5.  User  Acceptance  Test;  pengetesan  aplikasi  oleh  pihak  pengguna untuk memastikan  sistem  tersebut  telah  sesuai  dengan  disain  yang disetujui bersama. 

 6.  Implementation & Sign Off; tahap terakhir yang meliputi kegiatan: 

�� Pelatihan bagi pengguna, Konversi, Implementasi, Paralel Run, Cut 

off sistem lama, Sign Off  

 

11.3 Kemampuan Teknis Aplikasi Tatralok  

Secara  garis  besar  Aplikasi  Tatralok  Harus  mampu  menyajikan  dan merumuskan  hal hal sebagai berikut :   1.  Menyajikan  data  base  faktor  faktor  sosial  ekonomi  yang  dapat 

mempengaruhi bangkitan dan tarikan perjalanan.     2.  Menyajikan data base  sarana dan prasarana  transportasi  jalan.   

 3.  Menyajikan  sistem  pemetaan  jaringan  tansportasi  jalan  raya  yang terbagi  dalam  kodifikasi  data  Node,  Simpul  ,  Link/Ruas,  Jalan,  Trayek beserta atribut data yang ada di dalammnya.  

   4.  Mampu menyajikan data Disire  line asal  tujuan pergerakan perjalanan orang dan barang.  

   5.    Mampu menyajikan jaringan  trayek angkutan  dan data atributnya      6.  Mampu  memprediksi  faktor  pertumbuhan  faktor  faktor 

mempengaruhi  pertumbuhan  perjalanan  orang/barang  baik secara  sendiri‐sendiri (independend) maupun secara kolektif  

   7.  Mampu  memprediksi  kondisi  ruas  jalan  sesuai  tahun  rencana  dan manipulasi data simulasi pergerakan perjalanan  

   8.  Mampu  menyajikan  laporan  data  sarana,  prasarana,  dan  sistem transportasi baik data dasar maupun data rencana hasil studi.  

Page 18: Kak Tatralok

9.    Menyajikan  hasil  analisa  dalam  bentuk  visual  yang  mudah  dipahami oleh pengguna/masyarakat umum.  

10.    Laporan  disajikan  dalam  bentuk  tabulasi,  grafik  dan  peta  sesuai kebutuhan  dan  ketersediaan  data  Data  dan  informasi  serta  solusi masalah  adalah  sebatas  bersumber  dari  data  hasil  studi  tatralok  dan bukan  merupakan  keseluruhan  data  teknis  detail  perhubungan, sehingga batasan kerja adalah hasil studi Tatralok.  

 

12. SPESIFIKASI TEKNIS HARDWARE  

Prinsip  dasar  Pembangunan  jaringan  LAN  dalam  aplikasi  harus  memenuhi  syarat integritas  dan  konektivitas,  sehingga  nantinya  jaringan  ini  dapat  mendukung  Aplikasi  ‐  aplikasi  yang  akan  di  gunakan  dan  bermanfaat  bagi  pengembanganSistem  yang  lain,  sehingga  diperlukan  sebuah  desain  yang  baik,  untuk  dapat memperoleh jaringan yang optimal. Jaringan  lokal  akan  dikembangkan  sebuah  jaringan yang  sangat  memadai  dan nantinya  akan  dapat  digunakan  untuk  jangka  waktu yang  lama  untuk  menginventarisasi  penanganan  permasalahan  keuangan daerah  maupun  kepentingan  lainnya.  Pekerjaan  engineering  mencakup  desain  dan engineering,  datail  rencana  dan  spesifikasi  untuk  peralatan/hardware.  Pemilihan  jenis dan  kebutuhan  perangkat  keras  adalah  disesuaikan  dengan  kebutuhan  dengan prinsip dasar sebagaimana telah diuraikan diatas. 

 

13.  TENAGA AHLI DAN PENDUKUNG 

Dalam mendukung pelaksanaan dan organisasi rencana kerja yang telah disusun,  diperlukan  beberapa  tenaga  ahli  yang  mempunyai  latar  belakang  pendidikan  dan pengalaman  yang  berkaitan  dengan  kebutuhan  pembuatan  sistem.  Beberapa tenaga ahli yang dibutuhkan sebagaimana diuraikan di bawah.  

13.1 KEBUTUHAN TENAGA AHLI  dan PENDUKUNG 

1.  Team  Leader  Tenaga  ahli  Perencana  Transportasi  sebanyak  1  orang  , kualifikasi  minimal  S‐1  Teknik  Transportasi  dengan  pengalaman minimal 5 tahun  

2.  Tenaga  Ahli  Informatika  /  Analis  Komputer,  kualifikasi  minimal  S‐1 Teknik Informatika dengan pengalaman minimal 5 tahun. 

3.  Tenaga  ahli  Programmer Komputer  sebanyak  1  orang, kualifikasi minimal S‐1 Teknik Informatika  dengan pengalaman minimal 5 tahun;  

4.  Tenaga  ahli  Database  sebanyak  1  orang  ,  kualifikasi  minimal  S‐1 Teknik Informatika dengan pengalaman minimal 4 tahun;  

5.  Tenaga  Ahli Pemetaan Transportasi dan GIS   sebanyak 1 orang    kualifikasi minimal S‐1 Teknik Geografis / Planologi dengan pengalaman   minimal 3 tahun;  

  6.  Tenaga  Pendukung  Desain  Sistem  sebanyak  1  orang  kualifikasi 

Page 19: Kak Tatralok

minimal  D‐3 Managemen Informatika  dengan pengalaman minimal 2 tahun;  

  7.  Tenaga  Pendukung  Desain    Database  sebanyak  1  orang  kualifikasi minimal  D‐3 Managemen Informatika  dengan pengalaman minimal 2 tahun;  

8.  Tenaga Pendukung Pemetaan  sebanyak 1 orang kualifikasi minimal  D‐3  Desain Grafisb/ sipil / Planologi dengan pengalaman minimal 2 tahun;  

 

13.2 AHLI TEKNIK TRANSPORTASI/KETUA TIM  

Tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh tenaga ahli ini adalah  :  1.       Menterjemahkan  keinginan  pemberi  tugas  untuk  pekerjaan  ini 

sebagaimana telah dijabarkan dalam Kerangka Acuan Kerja.

2.       Melakukan  koordinasi  dan  alokasi  pekerjaan  yang  disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki oleh masing‐masing tenaga ahli  

3.       Bertindak  sebagai penghubung antara  tim  konsultan dengan pemberi tugas, serta instansi terkait lainnya  

4.       Bertanggung jawab atas tersedianya semua bentuk laporan yang diminta oleh pemberi tugas, sebagaimana telah diungkapkan dalam Kerangka Acuan Kerja termasuk aspek administrasi, teknik dan keuangan  

5.       Bersama‐sama dengan ahli teknik  lalu  lintas dan ahli perencana transportasi melakukan penyusunan pangkalan data transportasi kota  

6.       Melakukan analisa terhadap sistem transportasi eksisting di wilayah studi  

7.       Menyusun strategi program Tatralok.   

 

13.3 AHLI ANALISIS SISTEM   

Dalam Sistem Informasi manajemen Tatralok ini, tenaga Ahli Analisis mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagaimana diuraikan dibawah  :  1.  Melakukan  kajian  dan  klarifikasi  data‐data  lalu  lintas  dari  studi  yang 

terkait  dengan  pekerjaan  ini  untuk melakukan  kajian  potensi wilayah pengaruh  

2.  Melakukan  survei  lalu  lintas  di  lapangan  bersama  dengan  tim  survei termasuk mengendalikan  dan  mengatur  personil  yang  melaksanakan survei  tesebut, serta memerika hasil pengumpulan data  lapangan dan menganalisanya  

3.  Bekerja  sama  dengan  Ahli  Analisa  Permodelan  untuk  melakukan analisa  lalu lintas dan angkutan serta simulasi model arus lalu lintas . 

4.       Melakukan  kajian  potensi  konflik/kemacetan  lalu  lintas  pada  sistem jaringan jalan dan mengusulkan alternatif pemecahannya  

5.       Melakukan kajian sistem penanganan lalu lintas dan angkutan.  

Page 20: Kak Tatralok

13.4 AHLI PROGRAMMER  

Tugas  dan  tanggung  jawab  yang  dibebankan  kepada  tenaga  Ahli Programmer ini adalah sebagai berikut  :  1.  Melaksanakan  survei  inventarisasi  jalan  kota  bersama  tim  survei 

termasuk mengendalikan  dan mengatur  personil  yang melaksanakan survei  

2.  Melakukan  analisis  desain  Tatralok  terutama  tentang  database  dan hardware.  

3.  Bekerja  sama  dengan  Ahli  Teknik  Transportasi  unuk  melakukan penyusunan  program  penanganan  terhadap  rencana implementasi,  biaya  dan jadual/rencana penanganan. 

4.  Melakukan penulisan kode pemprograman berdasarkan  keluaran sistem analisis 

5.    Membangun analisa program  dan pelaporannya.

 

13.5 AHLI DATABASE  

Tenaga  Ahli  Database  mempunyai  tugas  dan  tanggung  jawab sebagaimana diuraikan berikut  :  1. Bersama  Ahli  Perencana  Transportasi  melakukan  analisa  dan  kajian 

rencana pengembangan tata ruang kota (RUTRK) di wilayah studi  2. Membuat Prototype. 3. Menginstalasikan perangkat lunak. 4. Menyiapkan materi untuk pelatihan. 5.   Bekerja  sama  dengan  Ahli  Teknik  Transportasi  melakukan  evaluasi 

dan analisa sistem jaringan serta kebutuhan prasarana  6.   Bekerja  sama  dengan  ahli‐ahli  lain  (Ahli  Analisis  dan  Programer) untuk 

melaksanakan  penyusunan  rencana  tatralok  yang  akan  dibangun  dalam database. 

13.6 AHLI PEMETAAN TRANSPORTASI ( GIS )  

Adapun tugas dan tanggung  jawab yang dibebankan kepada tenaga ahli tersebut adalah :  1. Mengembangkan  model  sistem  jaringan  jalan  dengan 

menggunakan perangkat lunak di wilayah studi dengan pemetaan. 2. Melakukan  simulasi model  arus  lalu  lintas  terhadap  alternatif  usulan 

sistem transportasi lokal di wilayah studi  3. Membuat rancangan dengan Sistem GIS yang terkoneksi dengan database. 4.   Mengeluarkan  hasil  simulasi  uji  alternatif  atas  usulan/alternatif 

pemecahan masalah transportasi di wilayah studi 

Page 21: Kak Tatralok

14.  PELAPORAN  

Sebagai  upaya  pemantauan  hasil  dan  kemajuan  pekerjaan, maka  konsultan  akan memberikan  laporan‐laporan  yang  akan  dikerjakan  pada  waktu‐waktu  tertentu  sebagaimana  telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja.  Laporan  yang akan  dikerjakan oleh konsultan selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut  :  

14.1 LAPORAN PENDAHULUAN (INCEPTION REPORT )  

Laporan  pendahuluan  yang  akan  diserahkan  oleh  penyedia barang/jasa  direncanakan akan mencakup bahasan‐bahasan dan  tahap pekerjaan yang  telah selesai dikerjakan, yaitu  :  1.     Maksud dan tujuan pelaksanaan Sistem  2.     Uraian tentang teknik updating  pengumpulan data primer dan data 

tambahan yang diperlukan di lapangan  3.     Penjelasan tentang usulan metodologi studi yang akan digunakan   4.     Penjelasan  terperinci  tentang  struktur  organisasi  dan  personil 

penyedia barang/jasa  yang terlibat   5.     Perincian  tentang program  rencana kerja dan  jadual pelaksanaan  yang  juga  

memperlihatkan  tambahan  studi  lapangan  dan  pengumpulan  data lapangan yang diperlukan  

6.     Menampilkan  contoh‐contoh  Konsep  Aplikasi  Program  yang  akan dibuat penyedia barang/jasa   

 Laporan  ini  akan diserahkan kepada pemberi  tugas  Sebanyak  10  (sepuluh  ) buku  termasuk  1  (satu)  buku  asli  laporan  pendahuluan diserahkan pada akhir bulan pertama. 

 

14.2 LAPORAN ANTARA (INTERIM REPORT )  

Dalam  laporan antara  yang  akan diserahkan oleh konsultan akan  tercakup hasil‐hasil kemajuan pekerjaan yang meliputi  :  1.    Kompilasi database  Tatralok  2.    Analisa dan penilaian awal dari  data  terhadap sasaran yang akan dicapai  3.    Analisa  pendahuluan  tentang  tahap  identifikasi  hambatan  yang  terjadi 

dan faktor‐faktor penyebabnya  4.    Pengembangan model transportasi untuk jaringan jalan (jaringan prasarana)  5.    Pengembangan model transportasi untuk jaringan pelayanan (jaringan trayek)  6.    Rencana analisis dan Desain Sistem Aplikasi Komputer    Laporan  ini  akan  diserahkan  kepada  pemberi  tugas  sebanyak  10  (sepuluh) buku termasuk 1 (satu) buku asli, diserahkan pada akhir bulan kedua.  

14.3 KONSEP LAPORAN AKHIR (DRAFT FINAL REPORT )  

Dalam konsep  laporan akhir yang akan diserahkan oleh konsultan akan tercakup  hasil‐hasil pekerjaan yang meliputi  :  

Page 22: Kak Tatralok

1.   Hasil kompilasi database yang telah dilakukan  2.   Jaringan pelayanan seluruh moda yang terintegrasi.  3.   Jaringan prasarana, dan sistem pelayanan sesuai potensi wilayah.  4.   Program Tataran transportasi lokal   5.   Tampilan awal Apilkasi Program Penyajian Database Sistem Tatralok  

Laporan  ini  akan diserahkan kepada pemberi  tugas  sebanyak 10  (sepuluh) buku termasuk 1 (satu) buku asli dan note book yang berisi aplikasi program, data base, hasil‐hasil  pekerjaan  beserta  laporannya  (laporan  pendahuluan sampai  dengan draft laporan akhir), diserahkan pada pertengahan bulan ketiga.  

14. LAPORAN AKHIR ( FINAL REPORT )  

Dalam  laporan  akhir  yang  akan  diserahkan  oleh  konsultan  ini merupakan  hasil dari pembahasan  konsep  laporan  akhir  yang  sudah  dipresentasikan  dan  telah direvisi, mencakup hasil‐hasil penyempurnaan draf final pekerjaan yang meliputi :  1.   Hasil kompilasi database yang telah dilakukan  2.   Jaringan pelayanan seluruh moda yang terintegrasi.  3.   Jaringan prasarana, dan sistem pelayanan sesuai potensi wilayah.  4.   Program Tataran transportasi lokal   5.   Apilkasi Program Penyajian Database Sistem Tatralok 6.  Executive summar

Semua  paket  laporan  akhir  ini  akan  diserahkan  oleh  konsultan  kepada  pemberi  tugas  10  (sepuluh)  buku  termasuk  1  (satu)  asli  serta 2 buah CD  berisi  laporan  akhir dan , diserahkan pada akhir bulan ke tiga.  

15.  WAKTU PELAKSANAAN Jangka    waktu   melaksanakan    Pembuatan    sistem  Tatralok  adalah    selama   90  (sembilan puluh) hari kalender. 

    

 

Page 23: Kak Tatralok