KAK Pra Study Kelayakan Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten Kota

download KAK Pra Study Kelayakan Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten Kota

of 17

Transcript of KAK Pra Study Kelayakan Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten Kota

BAB I

BAB I

P E N D A H U L U A N1.1 LATAR BELAKANG

Peranan jalan, sebagaimana dijelaskan dalam UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan adalah sebagai bagian sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan. Dengan demikian jalan merupakan urat nadi dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara menduduki posisi penting yang strategis di dalam kegiatan pembangunan terutama untuk pembangunan pengembangan wilayah.Pembangunan Jalan di Kabupaten kota mempunyai peranan yang sangat penting, khususnya untuk pengembangan wilayah dan menjadi penunjang dalam pengembangan simpul-simpul transportasi jalan strategis nasional di wilayah Kabupaten Bandung, sebagai salah satu pusat kawasan strategis. Untuk tahapan pembangunan jalan sebelum prarencana dan pelaksanaan konstruksi, perlu dilakukan kajian Pra Study Kelayakan sehingga tahap perencanaan dan pelaksanaan konstruksi hasilnya akan optimal.Untuk syarat tersebut diatas maka Pemerintah Kabupaten Bandung dalam hal ini diwakili oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bandung bermaksud menunjuk konsultan untuk melakukan kegiatan Pra Study Kelayakan Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten kota.1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARANMaksud dari kegiatan ini adalah mempersiapkan suatu pra studi kelayakan Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten kota Bandung.Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan suatu pra studi kelayakan jalan dan pra rencana teknis yang nantinya dapat dipergunakan dalam perencanaan teknis dan pengembangan jalur alternatif lintas Kabupaten kota Bandung.Sedangkan secara khusus tujuan dari kegiatan ini adalah untuk:

1. Melakukan kajian kelayakan atas pengembangan jalur alternatif lintas Kabupaten kota Bandung.2. Penyusunan Pra Rencana Teknis yang optimum dari segi teknis dan ekonomi sebagai bahan untuk perencanaan dan pengembangan jalur alternatif lintas Kabupaten kota Bandung.Sasaran dari kegiatan ini adalah:

1. Tersedianya dokumen Pra Studi Kelayakan sebagai bahan untuk perencanaan teknis dan pengembangan jalur alternatif lintas Kabupaten kota Bandung.2. Dihasilkannya Pra Rencana Teknis yang optimum dari segi teknis dan ekonomis.

1.3 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDILokasi pekerjaan ini terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Berikut merupakan peta lokasi pekerjaan.

Gambar 1.1 Lokasi studi pekerjaan

BAB II

LINGKUP PEKERJAAN DAN PENDEKATANUntuk dapat menyusun Pra Studi Kelayakan Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten kota Bandung dilakukan serangkaian langkah kerja. Langkah kerja yang dilakukan diawali dengan analisis terhadap kebijakan daerah/kota serta mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan wilayah Kabupaten kota Bandung. Dari tujuan yang telah dirumuskan selanjutnya perlu dikembangkan pendekatan Kelayakan Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten kota Bandung yang didukung oleh kebijakan pembangunan wilayah lainnya.2.1 LINGKUP PEKERJAANLingkup pekerjaan Pra Studi Kelayakan Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten kota Bandung ini mencakup:

a) Penentuan rute dan penanganan terpilih yang paling layak secara teknis dan ekonomis

b) Penyusunan pra-rencana teknis untuk rute terpilih berdasarkan survey yang lengkap.Konsultan harus membuat Rencana Kerja Terperinci mengenai semua tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Rencana kerja ini akan digunakan sebagai acuan pembayaran bagi konsultan dan pemantauan kemajuan pekerjaan.Konsultan dapat menggunakan data sekunder untuk penyusunan studi kelayakan dan pra rencana teknis, antara lain data; statistik, sistem transportasi, peta lainnya seperti peta dasar rupa bumi lokasi proyek, dan lain-lain.

Konsultan diwajibkan melakukan survey pendahuluan serta survey teknis/primer secara lengkap dan detail. Survey Pendahuluan dan survey teknis mencakup survey-survey topografi, lalu lintas, geologi dan geoteknik hidrologi, utilitas dan budaya serta dokumentasi foto dan video. Konsultan harus dapat menentukan survey teknis yang diperlukan pada tahap penentuan rute terpilih dan tahap pra rencana teknis. Konsultan melakukan survey teknis/primer harus menggunakan standar aturan/tata cara yang berlaku.

Dalam Survey Lalu Lintas pada ruas jalan, Pencacahan lalu lintas dilakukan selama 3 hari secara terus menerus (3x24 jam) sebanyak 10 Pos. Dalam pelaksanaan survey lalu lintas, konsultan juga diharuskan melakukan survey Travel Time selama 2 hari secara terus menerus pada ruas jalan yang dapat mencerminkan rencana kecepatan untuk rute jalan pada studi kelayakan ini. Konsultan juga harus melakukan survey OD sebanyak 5 Pos. Lokasi survey dipilih harus dapat mewakili kondisi lalu lintas yang ada.Konsultan harus melakukan survey topografi di sepanjang rencana trase jalan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000. Dalam survey topografi konsultan harus memperhatikan beberapa hal diantaranya :

Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 20x20x125 cm di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada awal dan akhir proyek masing-masing 1 (satu) pasang.

Patok BM harus dipasang/ditanam dengan kuat, bagian tampak di atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Dep. PU, notasi dan nomor BM dengan warna hitam.

Patok BM yang sudah terpasang, kemudian diphoto sebagai dokumentasi yang

dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.

Harus melakukan pengukuran titik kontrol horizontal, pengukuran titik kontrol vertikal, pengukuran penampang melintang dan memanjang tiap 50 m atau lebih dekat disesuaikan dengan kebutuhan dan pengukuran situasi lengkap dengan koridor minimal 75 m kiri dan 75 m kanan dari rencana trase jalan.

Untuk penggambaran, Polygon harus dibuat skala 1 : 1.000 untuk jalan, garis-garis grid dibuat setiap 10 cm, koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya. Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter panjang gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara, penggambaran titik polygon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis, setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus. Perhitungan koordinat polygon utama didasarkan pada titik-titik ikat (BM) yang mempergunakan koordinat UTM. Referensi leveling menggunakan referensi Titik Tinggi Geodesi (TTG). Peralatan yang dipakai untuk pengukuran topografi adalah total station dan untuk leveling menggunakan water pass.Survey geoteknik yang dilakukan antara lain terdiri dari:

Bor mesin sampai mencapai kedalaman 30 m atau setelah mencapai lapisan tanah keras, mencakup 1 (satu) titik setiap rencana jembatan/simpang susun atau yang melintasi sungai. Pada setiap pengeboran dilakukan pengambilan nilai SPT per 1,5 meter. Untuk setiap lobang bor harus dilakukan pengambilan sampel tanah undisturbed dengan interval 3 m. Untuk setiap sampel yang diambil harus dilakukan pengujian laboratorium berupa besaran Index Properties meliputi: specific gravity, Bulk density, Moisture content, Atterberg limit, Grain size analysis dan Engineering Properties meliputi: Triaxial compression test (unconsolidation undrained), Unconfined compressive strength, dan Direct shear test. Pelaksanaan bor tangan pada rencana badan jalan dilakukan sebanyak 30 titik dengan 2 contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample) untuk setiap titik.

Terhadap undisturbed sample harus dikerjakan laboratory test ntuk menentukan index dan structural properties tanah. Besaran Index Properties meliputi: specific gravity, Bulk density, Moisture content, Atterberg limit, Grain size analysis dan Engineering Properties meliputi: Triaxial compression test (unconsolidation undrained), Unconfined compressive strength, Direct shear test dan consolidation test.

Pekerjaan sondir harus dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kekuatan tanah pada lokasi yang ditinjau, sekurang-kurangnya dilaksanakan tiap 1 km pada rencana trase jalan yang terpilih. Hasil dari sondir ini kemudian akan dicocokkan dengan hasil pengeboran untuk mengetahui kondisi tanah pada ruas jalan dimaksud. Metode pengujian sesuai Manual Pemeriksaaan Bahan Jalan No. 01/MN/BM/1976, hasil survey geoteknik yang meliputi semua kegiatan survey, pengujian-pengujian, serta rekomendasi yang diberikan oleh konsultan harus dibuat dan menjadi bagian dari Laporan Antara.Dalam Survey Hidrologi konsultan harus melakukan survey terhadap tinggi muka air banjir, posisi dan dimensi saluran yang dilalui oleh rencana rute jalan, sebagai dasar perencanaan geometrik jalan. Sistem drainase yang sudah ada (setokan samping pipa drainase, gorong-gorong, saluran irigasi, dll) akan diperiksa untuk menyediakan fasilitas drainase yang memadai.

Konsultan juga harus melakukan survey nilai harga tanah untuk memperoleh nilai harga tanah dilakukan di sepanjang koridor rencana jalan dan daerah yang bertetangga (bila diperlukan), yang bertujuan untuk memperkirakan nilai harga tanah yang harus dibebaskan untuk pembangunan jalan antara lain metiputi; data harga tanah, inventarisasi bangunan, tanaman dan benda-benda lain, survey tata guna lahan, analisis penilaian harga pembuatan peta nilai tanah (hasil inventarisasi), dan perkiraan harga tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lainnya. Selain survey di atas konsultan perlu juga mengumpulkan data sekunder antara lain:

Data nilai jual obyek pajak dari Kantor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Data jual-beli maupun informasi terkait dari agen properti.

Data tata guna lahan (land use) dari Pemerintah Provinsi/Pemerintah Kota atau Kantor PBB.

Perundangan dan peraturan yang berhubungan dengan tanah.

Peta administrasi

Seluruh hasil survey harus diplot di atas peta plan koridor pra desain. Survey harga tanah dibuat dalam tabel yang memberikan informasi land use tanah, lokasi (kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten) dan harga.

Konsultan juga harus melakukan Survey Sosial Ekonomi untuk mendapatkan masukan untuk proses peramalan kebutuhan lalu lintas berkaitan dengan perubahan sosial dan/atau pertumbuhan ekonomi yang meliputi: Pengumpulan Data sekunder (seperti yang telah diuraikan di atas) dan Pengumpulan Data primer (sesuai kebutuhan).

Untuk pra studi kelayakan ini, Konsultan juga harus melakukan analisis mencakup antara lain:

Analisis Perkiraan Biaya Pengadaan Tanah

Analisis/Peramalan Lalu Lintas kegiatan meliputi Penyusunan/Kalibrasi Model Peruntukkan Lalu Lintas

Model Jaringan Jalan terbaru

Kerangka Pengembangan Sosio-Ekonomi

Proyeksi Volume Lalu Lintas

Analisis Kelayakan

Data hasil reconnaissance dan data sekunder dievaluasi dan dianalisis dengan penekanan kepada: orientasi geografis pelayanan jalan yang akan dibangun, keterkaitan antara sektor dan sub-sektor, serta pengaruh rencana jalan pada perkembangan sosial ekonomi regional.

Berdasarkan hasil analisis data, dilakukan penyusunan alternatif-alternatif rute yang layak untuk dipertimbangkan sebagai rute terpilih. Penentuan rute terpilih dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek teknis, keuangan, lingkungan, dan sosial budaya di sekitar trase rute terpilih.

Pengkajian rute terpilih juga didasarkan: biaya awal proyek, keadaan ekonomi awal dan sosio-ekonomi serta pengaruh pada lingkungan.

Analisis ekonomi dilakukan untuk memastikan bahwa pembangunan jalan layak dilaksanakan. Analisis lingkungan dilakukan untuk memperoleh informasi dampak-dampak

lingkungan yang akan terjadi selama kegiatan proyek sejak pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi.

Dengan menggunakan rute terpilih, dilakukan pra rencana teknis yang meliputi desain geometrik, struktur dan perkerasan, perkiraan biaya konstruksi dan pembebasan tanah, analisis geologis dan geoteknik, serta analisis hidrologi dan drainase. Pada rute terpilih dilakukan analisis terhadap: kemudahan pembebasan tanah, pertimbangan terhadap rencana pengembangan jaringan jalan, kondisi tata guna lahan serta peminimalan biaya konstruksi.

Konsultan harus melakukan rencana teknis awal (pra desain) yang ada meliputi geometrik jalan, perkerasan, bangunan-bangunan persilangan, struktur, fasilitas rencana jalan.

Dalam kegiatan perencanaan teknis konsultan melakukan:

Penyusunan gambar pra rencana teknis meliputi :

- Plan and Profile jalan dibuat dalam skala 1 : 1.000

- Tipikal penampang melintang (cross section)

- Tipikal perkerasan

- Gambar plan fasilitas rencana jalan

Perkiraan Biaya Konstruksi

Perkiraan Biaya Pemeliharaan (Rutin dan Berkala)2.2 CAKUPAN WILAYAH PERENCANAANWilayah perencanaan meliputi seluruh kabupaten yang berada di Jawa Barat yaitu: Bandung, Bandung Barat, Bekasi, Bogor, Ciamis, Cianjur, Cirebon, Garut, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Pangandaran, Subang, Sukabumi, Sumedang dan Tasikmalaya.2.3 LINGKUP KELUARANKeluaran dari kegiatan Pra Studi Kelayakan Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten kota adalah:

1. Identifikasi pengembangan jalur2. Gambaran kondisi eksisting jalur alternatif lintas kabupaten kota3. Pemetaan jalur alternatif lintas kabupaten kota.4. Rekomendasi Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten kotaSelain itu, Produk/keluaran dari Pra Studi Kelayakan Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten kota yang diharapkan adalah album gambar yang berisi peta-peta yang memuat rencana pengembangan jalur alternatif lintas kabupaten kota.2.4 BAHAN DAN ALAT PENELITIANA. Bahan

1. Peta Administratif Kabupaten

2. Peta Jaringan Jalan Kabupaten

3. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten

4. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

6. Kabupaten Dalam Angka

7. Data-data hasil survey lapangan

B. Alat

1. GPS

2. Kamera Digital

3. Tabel data lapangan

4. Alat UkurBAB III

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN1. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan

Secara prinsip pada tahap ini dilakukan diskusi secara mendalam dengan pihak-pihak terkait, terutama pemilik kegiatan, tentang masalah dan kebutuhan spesifik sehubungan dengan pra study kelayakan pengembangan jalur alternative lintas kabupaten.2. Survey Lapangan, Pengumpulan Data, Penyusunan Kriteria Jalur AlternatifPada tahap awal dilakukan iventarisasi jalur alternatif yang ada (kondisi eksisting), yang kemudian dilakukan pemetaan untuk melihat distribusi perjalanan di wilayah Kabupaten Bandung. Setelah itu dilakukan kajian-kajian untuk menetapkan kriteria-kriteria yang akan digunakan dalam penentuan jalur alternatif. Beberapa parameter yang digunakan dalam penentuan titik-titik strategis tersebut adalah : Jalan (Kelas/Status), jenis penggunaan jalan dan lahan, kepadatan penduduk per desa/kelurahan, arahan perkembangan permukiman, bangkitan dan tarikan perjalanan, dan Rencana Tata Ruang Wilayah.3. Pemetaan Jalur AlternatifPada tahap selanjutnya dilakukan pemetaan terhadap jalur alternatif berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disusun sebelumnya untuk seluruh wilayah Kabupaten Bandung. Peta-peta yang disusun tersebut diurutkan sesuai nomer urut kecamatan yang ada dalam urutan yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik. Peta ini berupa peta analog dan peta digital yang dilengkapi dengan atribut-atribut data spasial sesuai dengan kriteria yang digunakan.4. Analisis Kelayakan Jalur AlternatifPada tahap ini dilakukan analisis terhadap kelayakan jalur alternatif yang sudah ada di wilayah Kabupaten yang selanjutnya akan disesuaikan dengan peta jalur alternatif yang telah ditetapkan untuk melihat kesesuaiannya.5. Penentuan Prioritas Pengembangan Jalur AlternatifPada tahap ini akan dilakukan kajian dan analisis untuk menentukan prioritas pengembangan jalur alternatif untuk jangka pendek, menengah dan panjang, yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan jalur alternatif di Kabupaten Bandung.

BAB IV

KETENTUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1 PERSYARATAN TUGAS

4.1.1. Usulan Teknik

Dalam mengajukan Usulan Teknik, Konsultan harus dapat menjelaskan pandangan dan rencana Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan. Usulan Teknik harus berisi uraianuraian sebagai berikut:

a. Tanggapan dan saran Konsultan mengenai lingkup tugas/ pekerjaan

b. Pendekatan teknis dan metodologi untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan

c. Rencana kerja termasuk rencana organisasi tim dan jadwal waktu

d. Pemakaian tenaga kerja dan penugasannya baik di kantor maupun di lapangan, prakiraan man months yang dilengkapi dengan diagram atau bar charte. Perincian tugas masing-masing tenaga kerja

f. Riwayat hidup tenaga kerja yang diusulkan Konsultan dilengkapi dengan:

1). Nama dan Umur

2). Pendidikan (lampirkan Ijazah)

3). Pengalaman Kerja, serta jabatan dalam perusahaan

g. Daftar peralatan yang dibutuhkan/ dipergunakan Konsultan dalam pelaksanaan/ penyelesaian pekerjaan dan status kepemilikannya

h. Uraian tentang pengalaman kerja Konsultan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yang meliputi uraian bidang pekerjaan, pemberi tugas, nomor dan nilai kontrak serta waktu pelaksanaan dengan disertai bulan dan waktu pelaksanaannya.

i. Perincian proyek yang sedang dan atau akan dilaksanakan Konsultan dengan mencantumkan hal-hal sebagaimana pada huruf (i)

j. Usulan pelaksanaan pekerjaan lapangan

4.1.2. Usulan Biaya Pekerjaan

Konsultan diwajibkan membuat usulan biaya pekerjaan yang meliputi:

a. Biaya langsung personil

Billing Rate untuk tiap jabatan professional yang dipakai, serta man months yang dibutuhkan untuk tiap-tiap jabatan tersebut

b. Prakiraan biaya lain, seperti transport, biaya perjalanan dinas, peralatan, bahan terpakai, dll

c. Prakiraan biaya keseluruhan termasuk pajak

4.1.3. Tenaga Ahli

Dalam pelaksanaan pekerjaan Konsultan diwajibkan mempergunakan tenaga ahli minimal:

a. Ahli Perencana Sistem Transportasi/Team Leader1 orangb. Ahli Jalan Raya

1 orang

c. Ahli Jembatan

1 orang

d. Ahli Lalu lintas

1 orang

e. Ahli Drainase

1 orang

f. Ahli Geodesi

1 orang

g. Ahli Tanah

1 orang

h. Ahli Lingkungan

1 orang

i. Ahli Perencanaan Wilayah

1 orang

j. Ahli Ekonomi Transportasi

1 orangk. Ahli Sosial Budaya

1 orang

4.1.4. Asistensi, Diskusi

Dalam tiap tahapan pekerjaan Konsultan wajib mengadakan asistensi dan diskusi dengan kelompok pendamping. Bahan diskusi/ asistensi dan risalah rapat disiapkan oleh Konsultan. Dalam diskusi/asistensi Konsultan harus memberikan penjelasan mengenai apa yang telah dan akan dilakukan pada tiap tahapan pekerjaan. Bahan ekspose disiapkan serta menjadi tanggung jawab konsultan. Asistensi dan ekspose dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada saat sebagai berikut :

a. Laporan Pendahuluan

Materi 5 buku

Dilaksanakan 1 bulan setelah Kontrak

b. Laporan Interim- Materi 5 buku

Dilaksanakan 2 bulan setelah Kontrak

c. Laporan Draft Final

- Materi 5 buku

Dilaksanakan 4 bulan setelah Kontrak

4.2 SISTEM PELAPORAN

Konsultan wajib menyerahkan hasil kemajuan tiap tahapan pekerjaan dalam bentuk laporan sebagai berikut:

4.2.1 Laporan Pendahuluan (Inception Report) 5 (lima) RangkapLaporan ini merupakan laporan yang diserahkan pada hari ke-30 (tiga puluh) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani, sebanyak 5 (lima) buku termasuk 1 (satu) asli, laporan ini antara lain berisikan tentang penjelasan rinci yang memuat :

Gambaran umum lokasi studi dan data eksisting

Metodologi kerja yang digunakan

Rencana kerja survey pendahuluan

Hasil survey pendahuluan

Rencana kerja survey lapangan

Organisasi kerja lapangan

Form-form survey lapangan yang akan digunakan.

Foto dan video dokumentasi survey pendahuluan

Sebelum disetujui, laporan pendahuluan ini harus dipresentasikan untuk mendapat

masukan dan koreksi.4.2.2 Laporan Sementara (Interim Report) 5 (lima) RangkapLaporan ini merupakan laporan yang diserahkan pada hari ke-75(tujuh puluh lima) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani, sebanyak 5 (lima) buku termasuk 1 (satu) asli, laporan ini antara lain berisikan tentang penjelasan rinci yang memuat :

Rincian semua data yang diperoleh dari pengumpulan data lapangan/survey Perhitungan/Analisis Penyelidikan tanah

Perhitungan/Analisis Hidrologi

Perhitungan/Analisis Lalu Lintas

Analisis, penilaian, dan penentuan rute terpilih

Foto dan Video Dokumentasi4.2.3 Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report) 5 (lima) RangkapLaporan ini merupakan laporan yang diserahkan pada hari ke-130(seratus tiga puluh) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani, sebanyak 5 (lima) buku termasuk 1 (satu) asli, laporan ini antara lain berisikan tentang pra rencana teknis yang memuat :

Perhitungan/Perencanaan Geometrik jalan

Perhitungan/Perencanaan Perkerasan Jalan

Perhitungan/Perencanaan Struktur (bila ada)

Perhitungan/Perencanaan. Drainase jalan

Perhitungan Kuantitas dan Biaya

Gambar Pra Rencana TeknisHasil Konsep laporan akhir ini harus dipresentasikan untuk mendapat masukan dan koreksi, sebelum disusun laporan akhir.

4.2.4 Laporan Akhir (Final Report) dan Album Gambar 5 (lima) RangkapLaporan ini diserahkan pada hari ke-150 (seratus lima puluh) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani, sebanyak 5 (lima) buku termasuk 1 (satu) asli. Laporan akhir ini merupakan penyempurnaan dari konsep laporan akhir setelah menerima masukan dan koreksi.4.3 KETENTUAN PELAPORAN

Format Laporan:

Semua laporan harus dibuat sesuai dengan standar yang baik, yaitu:

1. Buku laporan dibuat dalam format A-4.2. Album peta dibuat dalam format A-3

3. Laporan harus dicetak

4.4 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan Pra Study Kelayakan Pengembangan Jalur Alternatif Lintas Kabupaten Kota ini dilaksanakan paling lama dalam waktu 150 (seratus lima puluh) hari kalender, mencakup pekerjaan-pekerjaan:

1. Penyusunan Inception report

:30 hari

2. Penyusunan Interm Report

:45 hari

3. Penyusunan Draft Final Report:55 hari

4. Penyusunan Final Report

:20 hari

Total

: 150 hari

11