Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

12
1 Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha (dengan Prakualifikasi) BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA LATAR BELAKANG Kemiskinan dan ketertinggalan pembangunan di kawasan perdesaan selama ini disebabkan oleh adanya kecenderungan pembangunan yang bersifat urban bias. Sebagai akibatnya, terjadi kecenderungan aliran sumberdaya (transfer netto) dari wilayah perdesaan kekawasan perkotaan secara besar-besaran dengan disertai derasnya proses (speed up processes) migrasi penduduk secara berlebihan dari wilayah perdesaan ke kawasan kota-kota besar yang menyebabkan kota-kota utama mengalami urbanisasi berlebihan (over- urbanization). Ditinjau dari pembangunan makro, maka pola pembangunan yang terjadi menghasilkan pola yang tidak berimbang dan sering terjebak dalam keterkaitan yang bersifat eksploitatif yang melemahkan dan menciptakan kerusakan sumberdaya sosial, sumberdaya alam dan lingkungan di perdesaan dan daerah. Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan menghasilkan kemiskinan di perdesaan, dan proses urbanisasi yang tidak terkendali semakin mendesak produktifitas lahan pertanian. Berdasarkan fakta tersebut maka telah ditegaskan dalam Program Nasional bahwa sasaran pokok pembangunan diantaranya adalah menurunnya jumlah penduduk miskin serta terciptanya lapangan kerja yang mampu mengurangi pengangguran terbuka dengan didukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap terjaga; dan sasaran kedua adalah berkurangnya kesenjangan antar wilayah yang tercermin dari meningkatnya peran perdesaan sebagai basis pertumbuhan ekonomi agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perdesaan. Salah satu program nasional dalam kebijakan Revitalisasi Pertanian adalah Program Pengembangan Agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis yang mencakup usaha di bidang agribisnis hulu, on farm, hilir dan usaha jasa pendukungnya. Program tersebut mendukung pengembangan Kawasan Agropolitan dan diyakini merupakan

description

memahami menyusun kerangka acuan kerja masterplan agropolitan

Transcript of Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

Page 1: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

1

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA

MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN

KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

LATAR BELAKANG

Kemiskinan dan ketertinggalan pembangunan di kawasan perdesaan selama ini

disebabkan oleh adanya kecenderungan pembangunan yang bersifat urban

bias. Sebagai akibatnya, terjadi kecenderungan aliran sumberdaya (transfer

netto) dari wilayah perdesaan kekawasan perkotaan secara besar-besaran

dengan disertai derasnya proses (speed up processes) migrasi penduduk secara

berlebihan dari wilayah perdesaan ke kawasan kota-kota besar yang

menyebabkan kota-kota utama mengalami urbanisasi berlebihan (over-

urbanization). Ditinjau dari pembangunan makro, maka pola pembangunan

yang terjadi menghasilkan pola yang tidak berimbang dan sering terjebak

dalam keterkaitan yang bersifat eksploitatif yang melemahkan dan

menciptakan kerusakan sumberdaya sosial, sumberdaya alam dan lingkungan

di perdesaan dan daerah.

Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan menghasilkan

kemiskinan di perdesaan, dan proses urbanisasi yang tidak terkendali semakin

mendesak produktifitas lahan pertanian. Berdasarkan fakta tersebut maka

telah ditegaskan dalam Program Nasional bahwa sasaran pokok pembangunan

diantaranya adalah menurunnya jumlah penduduk miskin serta terciptanya

lapangan kerja yang mampu mengurangi pengangguran terbuka dengan

didukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap terjaga; dan sasaran kedua adalah

berkurangnya kesenjangan antar wilayah yang tercermin dari meningkatnya

peran perdesaan sebagai basis pertumbuhan ekonomi agar mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perdesaan.

Salah satu program nasional dalam kebijakan Revitalisasi Pertanian adalah

Program Pengembangan Agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi

berkembangnya usaha agribisnis yang mencakup usaha di bidang agribisnis

hulu, on farm, hilir dan usaha jasa pendukungnya. Program tersebut

mendukung pengembangan Kawasan Agropolitan dan diyakini merupakan

Page 2: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

2

alternatif pembangunan perdesaan melalui urban-rural linkages untuk

mencegah urban bias.

Pengembangan Agropolitan adalah suatu pendekatan pembangunan kawasan

perdesaan melalui upaya-upaya penataan ruang kawasan perdesaan dan

menumbuhkan pusat-pusat pelayanan fasilitas perkotaan (urban function

center) yang dapat mengarah pada terbentuknya kota-kota kecil berbasis

pertanian (agropolis) sebagai bagian dari sistem perkotaan dengan maksud

meningkatkan pendapatan kawasan perdesaan (regional income).

Pengembangan Kawasan Agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis

pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan

mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya

sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan,

berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan

difasilitasi oleh Pemerintah.

Konsep dasar pengembangan Agropolitan adalah upaya menciptakan

pembangunan inter-regional berimbang, khususnya dengan meningkatkan

keterkaitan pembangunan kota-desa (rural-urban linkage) yaitu

pengembangan kawasan perdesaan yang terintegrasi di dalam sistem

perkotaan secara fungsional dan spasial. Pengembangan ekonomi masyarakat

lokal/perdesaan sangat penting, dengan diupayakan optimalisasi pemanfaatan

sumberdaya lokal melalui pengembangan ekonomi komunitas, investasi social

capital dan human capital, investasi di bidang prasarana dan sumberdaya alam

(natural capital). Pengembangan agropolitan dilakukan dengan disertai upaya

peningkatan capacity building di tingkat masyarakat maupun di tingkat

pemerintahan agar menjamin manfaat utama dapat dinikmati masyarakat

lokal.

Dalam rangka mengembangkan kawasan agropolitan diperlukan adanya

rencana induk/Master plan pengembangan kawasan agropolitan oleh masing-

masing kabupaten/kota. Peran pemerintah pusat lebih diarahkan pada

memfasilitasi.

Dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dijelaskan

bahwa Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih

pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan

pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya

Page 3: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

3

keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan sistem permukiman dan

sistem agrobisnis. Dijelaskan pula pada pasal 26 bahwa rencana tata ruang

kawasan perdesaan merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah

kabupaten yang dapat disusun sebagai instrumen pemanfaatan ruang untuk

mengoptimalkan kegiatan pertanian, yang dapat berbentuk kawasan

agropolitan.

Tahun Anggaran 2013, lokasi kawasan agropolitan yang akan disusun

masterplannya adalah Kabupaten Aceh Barat Daya. Kabupaten Aceh Barat

Daya merupakan salah satu dari 23 Kabupaten/Kota yang berada di bawah

wilayah administrasi Provinsi Aceh. Posisi geografis Aceh Barat Daya sangat

strategis dibanding kabupaten lain, karena berada di bagian barat Provinsi

Aceh yang menghubungkan lintasan koridor barat dengan berbatasan langsung

laut lepas (Selat Hindia), menjadi hilir dari sungai-sungai besar yang mengalir

ke perairan lepas serta mempunyai topografi yang sangat fluktuatif, mulai dari

datar (pantai) sampai bergelombang (gunung dan perbukitan).

Nilai strategis dari kabupaten ini adalah bahwa sebagian wilayah utara

merupakan perbukitan dan wilayah selatan didominasi oleh kawasan pesisir

pantai. Dalam kebijakan draf RTRW Aceh, Kota Blangpidie yang menjadi

ibukota Kabupaten Aceh Barat Daya ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan

Wilayah promosi (PKWp) dan dua pusat permukiman lainnya yaitu Kecamatan

Babahrot dan Kecamatan Manggeng ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan

promosi (PKLp) dan juga ditetapkan jaringan jalan nasional yang membentang

disepanjang sisi pantai barat yang merupakan jalan lintas barat Sumatera.

Pemanfaatan ruang di Kabupaten Aceh Barat Daya sebagian besar masih

menunjukan penggunaan lahan pedesaan (rural) yang ditandai dengan masih

luasnya areal non terbangun berupa lahan pertanian baik berupa sub sektor

pertanian sawah maupun sub sektor pertanian lahan kering. Secara umum

pemanfaatan lahan di kabupaten Aceh Barat Daya sangat produktif namun

masih didominasi oleh hutan, sedangkan lahan yang telah dibudidayakan

terbatas pada kegiatan pertanian berupa sawah, ladang dan kegiatan

permukiman penduduk.

Kondisi penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya sendiri

masih didominasi hutan yang memiliki luas sekitar 129.218,03 Ha atau sekitar

Page 4: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

4

68,66 % dari luas wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya, yang terdiri dari hutan

lindung dan Taman Nasional Gunung Leuser. Sedangkan sisanya diperuntukan

untuk permukiman (perkampungan), lahan pertanian, perkebunan dan untuk

aktifitas budidaya pertanian campuran lainnya.

Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki potensi pertanian yang cukup besar,

sehingga arah pengembangan ruang salah satunya adalah diprioritaskannya

wilayah pertanian yang berbasis agropolitan. Wilayah di Kabupaten Aceh Barat

Daya yang menjadi sentra pertanian antara lain adalah Kecamatan Babahrot

dan Kuala Batee.

Subsektor Tanaman Bahan Pangan merupakan salah satu andalan sektor

pertanian. Subsektor ini mencakup tanaman padi (sawah dan ladang), jagung,

kacang kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Selain

pertanian tanaman pangan, di Kabupaten Aceh Barat Daya juga terdapat

perkebunan dengan komoditas antara lain kelapa sawit, karet, kopi, cengkeh,

pala, pinang, kakao, sagu dan nilam.

Sesuai dengan potensi kabupaten, dalam draf RTRW Kabupaten Aceh Barat

Daya ditetapkan tujuan Penataan Ruangnya adalah terwujudnya ruang

Kabupaten Aceh Barat Daya yang hijau, asri, produktif, dan berkelanjutan

pada peningkatan potensi unggulan daerah dibidang pertanian, perkebunan,

perikanan, industri, pertambangan dan pariwisata yang berwawasan

lingkungan dengan memperhatikan kelestarian alam dan mitigasi

kebencanaan, dengan kebijakan pengelolaan lahan pertanian yang meliputi:

a. mengembangkan lahan sawah pada kawasan yang sesuai;

b. menata lahan pertanian;

c. mengembangkan kawasan agropolitan; dan

d. menetapkan fungsi lahan pangan pertanian berkelanjutan.

Dan sesuai dengan Keputusan Bupati Aceh Barat Daya Nomor 752/358/2012

tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten

Aceh Barat Daya, disebutkan bahwa lokasi pengembangan kawasan agropolitan

di Kabupaten Aceh Barat Daya yaitu di Kecamatan Kuala Batee dan Kecamatan

Babahrot dengan komoditas unggulan padi, kakau, palawija, pala, karet dan

sawit.

Page 5: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

5

MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD

Kegiatan ini dimaksudkan sebagai pembinaan teknis Provinsi kepada

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya dalam menyusun Masterplan

Kawasan Agropolitan yang merupakan rencana pengembangan kawasan yang

bersifat komprehensif dan multisektor yang memuat terutama rencana

struktur kawasan dengan pusat kegiatan & hinterland-nya, pengembangan

sistem infrastruktur, pengembangan sistem usaha agribisnis, juga memuat

ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan.

TUJUAN

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki acuan dalam

mengarahkan berbagai kegiatan pembangunan daerah dalam

mengembangkan kawasan agropolitan, yang saat ini telah menjadi program

pembangunan nasional berbasis kompetensi pertanian yang melibatkan

berbagai pihak dari kalangan lintas sektoral dan lintas kelembagaan.

SASARAN

Sasaran dari kegiatan ini adalah:

a. Tersusunnya Masterplan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Aceh Barat

Daya.

b. Tersusunnya Rancangan Qanun.

c. Terselenggarakannya konsultasi publik dan FGD.

NAMA ORGANISASI PENGGUNA JASA

Pengguna jasa untuk kegiatan ini adalah Bidang Tata Ruang dan

Pengembangan Wilayah Dinas Cipta Karya Aceh.

SUMBER PENDANAAN

Untuk pelaksanaan pekerjaan identifikasi ini diperlukan biaya lebih kurang Rp.

250.000.000,- (Dua ratus lima puluh juta rupiah) termasuk PPN yang dibiayai

oleh dana APBA Tahun 2013.

Page 6: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

6

LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DAN DATA PENUNJANG

a. Lingkup Kegiatan

Lingkup Kegiatan ini, adalah :

1) Pengumpulan data dan informasi terkait untuk memperoleh gambaran

kondisi awal wilayah dan potensi di bidang pertanian dan agribisnis,

serta untuk memperoleh data sebagai bahan analisis.

2) Identifikasi dan analisis, tahapan ini dilakukan untuk memperoleh

gambaran potensi pengembangan, prospek dan kebutuhan

pengembangan kawasan.

3) Pengembangan sknario, adalah merupakan tahap perumusan hasil

analisis dan menjelaskan langkah-langkah utama yang perlu

dikembangkan untuk dapat mencapai tujuan berjalannya sistem usaha

agribisnis di kawasan agropolitan. Pengembangan skenario perlu

disusun sebagai awal perumusan rencana, dan sebagai bahan

pelaksanaan konsultasi publik.

4) Konsultasi publik, perlu dilakukan untuk memperoleh kesamaan visi

dan misi pengembangan kawasan agropolitan, disamping sebagai

pelaksanaan kewajiban peran serta masyarakat dalam penyusunan

rencana tata ruang, sehingga masyarakat luas dapat ikut terlibat secara

aktif sejak awal tahap perencanaan.

5) Perumusan masterplan atau RTR Kawasan Agropolitan yang terdiri dari

muatannya terdiri dari :

- Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang Kawasan Agropolitan

- Rencana Struktur Ruang kawasan yang meliputi sistem pusat

kegiatan dan sistem jaringan prasarana kawasan agropolitan.

- Rencana Pola Ruang Kawasan agropolitan yang meliputi kawasan

lindung dan kawasan budidaya

- Arahan pemanfaatan ruang kawasan yang berisi indikasi program

utama yang bersifat interdependen antardesa.

- Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang Kawsan Agropolitan

yang berisi arahan peraturan zonasi kawasan, arahan ketentuan

perijinan.

6) Rancangan qanun

Page 7: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

7

b. Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kabupaten Aceh Barat Daya dan

khususnya adalah pada kawasan yang sudah ditetapkan sebagai kawasan

agropolitan yaitu Kecamatan Babahrot dan Kecamatan Kuala Batee.

c. Data dan Fasilitas Penunjang

Data penunjang yang disediakan oleh Bidang Tata Ruang dan

Pengembangan Wilayah Dinas Cipta Karya Aceh adalah data produk –

produk rencana tata ruang dan referensi tentang agropolitan.

METODOLOGI

a. Kegiatan dilaksanakan secara kontraktual.

b. Tahapan-tahapan kegiatan, meliputi:

- Persiapan

- Survey lapangan dan instansi

- Identikasi, analisa, pengembangan skenario melalui serangkaian FGD dan

konsultasi publik.

c. Melakukan konsultasi ke Kementerian PU (Dirjen Cipta Karya) dan

Kementerian Pertanian untuk mensinergikan kegiatan kegiatan di

kementerian tersebut, dengan melibatkan provinsi dan kabupaten.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan kontraktual ini selama 6 (enam) bulan.

TENAGA AHLI

Pelaksanaan pekerjaan ini membutuhkan jenis keahlian, persyaratan serta

jumlah tenaga yang memadai (tingkat pendidikan dan pengalaman kerja

profesional).

a. Tenaga Ahli Perencana Wilayah & Kota (Ketua Tim)

Mempunyai sertifikat keahlian dalam perencanaan wilayah & kota atau

bidang planologi dengan jumlah Orang Bulan sebesar 6 OB. Ketua Tim

disyaratkan seorang Sarjana Perencanaan Wilayah & Kota. Srata I (S1)

Page 8: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

8

lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta

yang telah diakreditasi atau yang telah lulus Ujian Negara. Diutamakan

yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim selama 5 (lima)

tahun pekerjaan. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin

dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan

pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

b. Tenaga Ahli Pertanian

Mempunyai keahlian dalam menilai peluang komoditas unggulan untuk

dijadikan peluang bisnis atau bidang pertanian dengan jumlah Orang

Bulan sebesar 4 OB. Anggota Tim disyaratkan seorang Sarjana Pertanian

Strata I (S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan

tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara.

Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai anggota tim

selama 4 (empat) tahun pekerjaan.

c. Tenaga Ahli Sistem Informasi Geografis

Menguasai sistem informasi geografis dan mempunyai sertifikat keahlian

bidang pemetaan akan lebih diutamakan dengan jumlah Orang Bulan

sebesar 4 OB. Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geografi /

Geodesi / Planologi atau sarjana lainnya yang mempelajari GIS. Srata I (S1)

lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta

yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara. Diutamakan

yang telah mempunyai pengalaman selama 4 (empat) tahun pekerjaan.

Tenaga Ahli tersebut tugas utamanya adalah survey, mendigitasi kawasan,

dan membatu pekerjaan ketua tim.

d. Tenaga Pendukung

- Sekretaris 1 orang

- Operator Komputer 1 orang

- Tenaga Survey 4 Orang

Page 9: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

9

KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini, adalah :

a. Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

b. Rancangan Qanun

c. Proseding.

MANFAAT

Pemerintah Daerah memiliki acuan pembangunan dalam mengembangkan

kawasan agropolitan sehingga kelak ada manfaatnya dalam :

1) Masuknya investasi sektor swasta baik PMA maupun PMDN ke kawasan

agropolitan.

2) Terdapatnya paradigma baru di jajaran dinas teknis terkait dan

pemerintah daerah, dimana dalam pengembangan kawasan agropolitan,

akan selalu merujuk pada Master Plan dan berbagai regulasi terkait.

3) Terjadi proses sosialisasi Master Plan secara baik kepada semua pihak

yang berkepentingan dalam pelaksanaan program agropolitan.

4) Tidak terjadi konversi lahan pertanian maupun lahan konservasi alam

yang menyalahi ketentuan RTRWN, RTRWP, RTRWK, dan Master Plan

agropolitan secara signifikan yang berkaitan dengan rencana

pengembangan agropolitan di suatu wilayah.

5) Tidak terjadi benturan dan kesimpangsiuran di tataran teknis atas model

pengelolaan ruang dan kawasan suatu wilayah.

PELAPORAN

Jenis laporan yang harus diserahkan adalah :

a. Laporan Pendahuluan, bobotnya 20 % dari total pekerjaan.

Laporan ini berisi metodologi bagaimana pekerjaan dilaksanakan, rencana

kerja, mobilitasi tenaga ahli dan pelaporan.

Laporan harus diserahkan pada bulan pertama (bulan ke 1), sebanyak 5

eksemplar dan CD sebanyak 2 keping.

b. Laporan Antara, bobotnya 15 % dari total pekerjaan.

Laporan ini berisi: gambaran kondisi awal wilayah dan potensi di bidang

pertanian dan agribisnis, serta untuk memperoleh data sebagai bahan

analisis. Data dan informasi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : data

umum kawasan, dan data ekonomi / sistem agribisnis.

Page 10: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

10

Laporan harus diserahkan pada bulan kedua (bulan ke 2), sebanyak 10

eksemplar dan CD sebanyak 2 keping.

c. Laporan Draft Akhir,bobotnya 20 % dari total pekerjaan.

Laporan ini berisi: gambaran potensi pengembangan, prospek dan

kebutuhan pengembangan kawasan. Analisis yang dilakukan meliputi

analisis terhadap kondisi yang ada sekarang, kecenderungan

perkembangan ke depan, dan antisipasi perkembangan yang akan terjadi

di masa depan dengan memperkuat berbagai kebutuhan pengembangan.

Hasil dari analisis ini kemudian diuji validitasnya melalui sebuah forum

konsultasi publik I untuk memastikan secara faktual di lapangan apakah

hasil analisis tersebut sesuai dengan harapan dan langkah masyarakat

pelaku agribisnis dan apakah rencana penyusunan master plan yang akan

dibuat itu sinergi dan tidak tumpang tindih dengan arahan RTRW

kabupaten dan program lainnya.

Laporan harus diserahkan pada bulan ketiga (bulan ke 3), sebanyak 10

eksemplar dan CD sebanyak 2 keping.

d. Laporan Akhir ,bobotnya 15 % dari total pekerjaan.

Laporan ini berisi: perumusan hasil analisis dan menjelaskan langkah-

langkah utama yang perlu dikembangkan untuk dapat mencapai tujuan

berjalannya sistem usaha agribisnis di kawasan agropolitan.

Pengembangan skenario perlu disusun sebagai awal perumusan rencana,

dan sebagai bahan pelaksanaan konsultasi publik II.

Laporan harus diserahkan pada bulan keempat (bulan ke 4), sebanyak 10

eksemplar dan CD sebanyak 2 keping.

e. Executiive Summary, bobotnya bersamaan dengan selesainya rancangan

qanun dan proseding adalah 30 % dari total pekerjaan.

Penyusunan masterplan kawasan agropolitan harus memperhatikan :

a. Rencana pengembangan kawasan merupakan hasil konsultasi publik

b. Memuat rencana tata ruang sebagai wadah berbagai aktivitas yang

dikembangkan yaitu sistem usaha agribisnis dan jasa pendukung, juga

memuat rencana non fisik ruang seperti rencana pengembangan

komoditi, SDM, kelembagaan, dan sistem pengaturan.

c. Mengacu pada Undang-Undang Penataan Ruang, perumusan rencana

disesuaikan dengan pasal 51 yaitu memuat struktur ruang, pola ruang,

Page 11: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

11

arahan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

d. Memerinci rencana sistem prasarana sarana agribisnis secara lintas

sektor.

Rumusan konsep Master plan harus dilengkapi peta-peta dengan tingkat

ketelitian minimal skala 1 : 25.000 sampai dengan 1 : 50.000.

Laporan harus diserahkan pada bulan kelima (bulan ke 5), sebanyak 10

eksemplar dan CD sebanyak 2 keping, yang merupakan gabungan dari

keseluruhan laporan.

f. Rancangan Qanun Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh

Barat Daya

Laporan harus diserahkan pada bulan keenam (bulan ke 6), sebanyak 10

eksemplar.

g. Proseding

Laporan harus diserahkan pada bulan keenam (bulan ke 6), sebanyak 2

eksemplar.

KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN

Pemilik data dan hasil kegiatan ini adalah Bidang Tata Ruang dan

Pengembangan Wilayah Dinas Cipta Karya Aceh.

Seluruh hasil pekerjaan baik berupa hard copy ataupun soft copy yang

berisikan data/informasi, laporan, peta digital, atau hasil kajian lainnya akan

menjadi milik pemberi kerja sepenuhnya dan harus diserahkan kepada

pemberi kerja pada saat penyerahan dokumen Laporan. Laporan harus

diserahkan selambat-lambatnya pada hari kerja terakhir dari minggu yang

dijadualkan sebagai periode penyerahan laporan tersebut. Penyalinan dan

penggunaan data/informasi yang terkait dengan pekerjaan ini harus

mendapatkan ijin terlebih dahulu dari Pengguna Jasa, Bidang Tata Ruang dan

Pengembangan Wilayah Dinas Cipta Karya Aceh.

Page 12: Kak Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Aceh Barat Daya

12