KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi...

75
i KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN METODE KLOROFIL-A DI PESISIR BANJARWATI PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN SKRIPSI Oleh : IGA KUSUMA WATI NIM. 135080101111095 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi...

Page 1: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

i

KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN METODE KLOROFIL-A DI PESISIR BANJARWATI PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

SKRIPSI

Oleh :

IGA KUSUMA WATI

NIM. 135080101111095

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

ii

KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN METODE KLOROFIL-A DI PESISIR BANJARWATI PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

IGA KUSUMA WATI NIM. 135080101111095

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 3: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

iii

Page 4: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

iv

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN

METODE KLOROFIL-A DI PESISIR BANJARWATI

PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

Nama Mahasiswa : IGA KUSUMA WATI

NIM : 135080101111095

Progam Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

PENGUJI PEMBIMBING:

Pembimbing 1 : PROF. DR. IR. ENDANG YULI H, MS

Pembimbing 2 : NANIK RETNO BUWONO, S.Pi, MP

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING:

Dosen Penguji 1 : DR. IR. MOHAMMAD MAHMUDI, MS

Dosen Penguji 2 : ASUS MAIZAR S.H., SPi, MP

Tanggal Ujian : 22 Desember 2017

Page 5: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi dengan judul “Kajian

Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Banjarwati

Paciran Kabupaten Lamongan” yang saya tulis ini benar – benar merupakan

hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan pleh orang lain kecuali

yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hokum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 22 Desember 2017

Mahasiswa

Iga Kusuma Wati NIM. 135080101111095

Page 6: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam membantu kelancaran hingga penulisan laporan skripsi ini

dapat terselesaikan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Do’a serta dorongan yang kuat dari kedua orang tua yang terus memberi

semangat dan restunya serta do’a yang tiada hentinya.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Endang Yuli H. MS dan ibu Nanik Retno Buwono, S.Pi,

MP atas kesediaan waktunya untuk membimbing penulis hingga

terselesaikan laporan skripsi ini.

3. Teman – teman saya di Progam Studi MSP 2013 dan progam studi lain

atas bantuannya selama ini.

4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung dan baik

sengaja maupun tidak sengaja telah berperan dalam terselesaikannya

laporan ini.

Malang, 22 Desember 2017

Penulis

Page 7: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

vii

RINGKASAN

IGA KUSUMA WATI. Skripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan

Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati Paciran Kabupaten Lamongan (dibawah

bimbingan Prof. Dr. Ir. Endang Yuli H. MS dan Nanik Retno Buwono, S.Pi,

MP)

Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang berpotensi dalam bidang

perikanan dan kelautan. Hal itu terbukti dengan profesi nelayan merupakan salah

satu mata pencaharian utama wilayah ini dan salah satu wilayah di Jawa Timur

yang memiliki ekosistem lamun adalah di perairan pesisir Lamongan. Ekosistem

lamun pada perairan pesisir Lamongan berada di daerah pasang surut dengan

substrat yang didominasi oleh pasir dan lempung berpasir, merupakan daerah

yang dipenuhi dengan berbagai aktivitas manusia sehingga kemungkinan besar

juga akan mempengaruhi masukan nutrient yang dapat mempengaruhi struktur

komunitas fitoplankton, kandungan klorofil-a dan produktivitas primer

fitoplankton. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian

mengenai pendugaan produktivitas primer di wilayah pesisir Banjarwati

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dengan metode klorofil-a.

Penelitian ini dilakukan selama bulan Agustus 2017. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai kadar klorofil-a, untuk menentukan nilai produktivitas primer dengan metode klorofil-a dan untuk menentukan kondisi kualitas air di perairan pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Materi penelitian adalah pengukuran produktivitas primer dengan

menggunakan metode klorofil-a dengan parameter yang diuji antara lain

kelimpahan fitoplankton klorofil-a. parameter fisika yang diuji adalah suhu,

kecerahan dan kecepatan arus. Parameter kimia yang diuji adalah pH, salinitas,

DO, nitrat, fosfat dan alkalinitas. Metode yang digunakan yakni metode deskriptif

dengan metode pengambilan data mengguakan teknik survey. Pengambilan

sampel di lakukan di 3 titik dan setiap stasiun tersapat 2 kali pengulangan. Air

sampel yang diperoleh diuji kadar klorofil-a untuk menentukan nilai produktivitas

primer perairan dan diuji pula kualitas airnya (suhu, kecerahan, kecepatan arus,

pH, salinitas, DO, nitrat, fosfat, alkalinitas) dan identifikasi plankton. Analisis data

menggunakan uji kruskal wallis.

Hasil uji klorofil-a berkisar 0,03 – 0,144 mg/m3. nilai klorofil-a dipengaruhi oleh kadar nitrat, fosfat dan kelimpahan fitoplankton di perairan. Rata-rata nilai produktivitas primer berkisar 7,809 – 17,324 mg/C/m3, nilai produktivitas primer dipengaruhi oleh nilai klorofil-a perairan. Rata – rata nilai kelimpahan fitopalnkton berkisar 30 – 22.729 sel/l, nilai kelimpahan fitoplankton dapat dipengaruhi oleh kadar nitrat dan fosfat di perairan. Komposisi fitoplankton yang ditemukan di perairan pesisir Banjarwati Paciran terdiri atas 5 divisi yaitu, Bacillariophyta, Ciliophora, Cyanophyta, Dinoflagellata dan Chlorophyta. Spesies yang ditemukan antara lain, Pseudonitzschia, Asterionella, Thalassiothrix, Skeletonema dan Chaetoceros . komposisi terbanyak terdapat pada divisi Bacillariophyta karena divisi ini mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Nilai rata – rata indeks keanekaragaman berkisar 0,977 – 1,414 nilai tersebut menunjukkan bahwa komunitas spesies di perairan

Page 8: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

viii

pesisir Banjarwati masih tergolong keanekaragaman sedang. Rata – rata nilai indeks dominansi berkisar 0,360 – 0,812, nilai tersebut menunjukkan tidak terdapat dominansi spesies tertentu. Pengamatan kualitas air diperoleh rata – rata nilai suhu berkisar 29 – 30 oC, kecerahan berkisar 110 – 142 cm, kecepatan arus berkisar 0,02 – 0,06 m/s, salinitas bekisar 28 - 31 ‰, pH berkisar 8,2 – 8,3, DO berkisar 4,05 – 5,56 mg/l, nitrat berkisar 0,051 – 0,083 mg/l, fosfat berkisar 0,037 – 0,054 mg/l dan alkalinitas berkisar 180 – 240 mg/l. Hasil analisis data di peroleh nilai Asymp. Sig atau P (Probabilitas) kelimpahan menunjukkan angka 0,368 dan produktivitas primer 0,276, hal ini menunjukkan sebaran kelimpahan fitoplankton dan produktivitas primer di setiap stasiun sama. Saran yang dapat diberikan yaitu perlunya pengamatan kualitas air secara berkala, karena perubahan kualitas air dapat berpengaruh terhadap nilai produktivitas sekunder yang sangat berdampak pada produksi perikanan tangkap di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Penelitian ini dapat dilakukan kembali di tahun berikutnya, hal tersebut dikarenakan kondisi lingkungan perairan akan terus berubah sesuai dengan perubahan lingkungan sekitarnya.

Page 9: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

ix

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan

Skripsi yang berjudul Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-

a Di Pesisir Banjarwati Paciran Kabupaten Lamongan sebagai salah satu syarat

untuk menjadi sarjana Perikanan dan Ilmu Kelautan. Penulis menyadari bahwa

dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, walaupun telah

dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak

kekurang tepatan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang

membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, 22 Desember 2017

Penulis

Page 10: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii IDENTITAS TIM PENGUJI ..................................................................... iii RINGKASAN .......................................................................................... vi KATA PENGANTAR .............................................................................. viii DAFTAR ISI ........................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 3 1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................... 3 1.5 Waktu dan Tempat ...................................................................... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5 2.1 Pesisir ......................................................................................... 5 2.2 Fitoplankton ................................................................................ 6

2.2.1 Pigmen pada Fitoplankton Laut ....................................... 6 2.3 Klorofil-a ...................................................................................... 7 2.4 Fotosintesis ................................................................................. 8 2.5 Produktivitas Primer .................................................................... 9 2.6 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Fitoplankton ...... 13

2.6.1 Suhu .................................................................................. 13 2.6.2 Kecerahan ....................................................................... 13 2.6.3 Kecepatan Arus ............................................................... 14 2.6.4 Potential of Hydrogen (pH) .............................................. 15 2.6.5 Salinitas ........................................................................... 15 2.6.6 Dissolved of Oxygen (DO) ............................................... 16 2.6.7 Nitrat (NO3) ...................................................................... 17 2.6.8 Fosfat (PO4) ..................................................................... 17 2.6.9 Alkalinitas ........................................................................ 18

3 MATERI DAN METODE .................................................................. 19

3.1 Materi Penelitian ........................................................................ 19 3.2 Alat dan Bahan .......................................................................... 19 3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................ 19

Page 11: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

xi

3.4 Metode Penelitian ...................................................................... 19 3.4.1 Data Penelitian ............................................................... 20 3.4.2 Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel ....................... 21 3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel Plankton ........................... 22 3.4.4 Teknik Pengukuran Data ................................................ 22

3.5 Analisis Data ............................................................................... 29

4. HASIL DAN PEMBAHASAN . ............................................................. 31

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian .............................................. 31 4.2 Deskripsi Stasiun Pengambilan Sampel ...................................... 32

4.2.1 Stasiun I ............................................................................ 32 4.2.2 Stasiun II ........................................................................... 32 4.2.3 Stasiun III .......................................................................... 32

4.3 Plankton di Perairan .................................................................... 32 4.3.1 Perhitungan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan

Pesisir Banjarwati ............................................................. 32 4.3.2 Indeks Keanekaragaman .................................................. 37 4.3.3 Indeks Dominasi ............................................................... 38

4.4 Hasil Pengukuran Klorofil-a ......................................................... 39 4.5 Hasil Pengukuran Produktivitas Primer ....................................... 41 4.6 Hasil Pengukuran Kualitas Air ..................................................... 43

4.6.1 Suhu ................................................................................. 44 4.6.2 Kecerahan ........................................................................ 45 4.6.3 Kecepatan Arus ................................................................ 46 4.6.4 Potential of Hydrogen (pH) ................................................ 48 4.6.5 Salinitas ............................................................................ 49 4.6.6 Dissolved Oxygen (DO) .................................................... 50 4.6.7 Nitrat (NO3) ....................................................................... 51 4.6.8 Fosfat (PO4) ...................................................................... 52 4.6.9 Alkalinitas ......................................................................... 53

4.7 Analisis Data ............................................................................... 54

5. KESIMPULAN .................................................................................... 56

5.1 kesimpulan .................................................................................. 56 5.2 Saran .......................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 58

LAMPIRAN ............................................................................................. 63

Page 12: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pigmen Fitoplankton Laut ........................................................ 7

2. Hasil Perhitungan Kelimpahan Fitoplankton Kedalaman 0,8 m (sel/l) ........................................................................................ 32

3. Hasil Pengukuran Indeks Keanekaragaman ............................ 37

4. Hasil Pengukuran Indeks Dominasi ......................................... 38

5. Hasil Pengukuran Klorofil-a (mg/m3) ........................................ 39

6. Hasil pengukuran Produktivitas Primer (mgC/m3) .................... 41

Page 13: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Data Kelimpahan Fitoplankton pada Kedalaman 0,8 m ........... 33

2. Data Klorofil-a ......................................................................... 40

3. Perhitungan Produktivitas Primer ............................................ 42

4. Data Pengukuran Suhu ........................................................... 44

5. Data Pengukuran Kecerahan .................................................. 45

6. Data Pengukuran Kecepatan Arus .......................................... 47

7. Data Pengukuran pH ............................................................... 48

8. Data Pengukuran Salinitas ...................................................... 49

9. Data Pengukuran Dissolved Oxygen ....................................... 50

10. Data Pengukuran Nitrat ........................................................... 51

11. Data Pengukuran Fosfat ......................................................... 52

12. Data Pengukuran Alkalinitas ................................................... 53

Page 14: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat dan Bahan Beserta Fungsi ............................................... 63

2. Peta Lokasi Kabupaten Lamongan .......................................... 65

3. Klasifikasi Fitoplankton ............................................................ 66

4. Perhitungan Kelimpahan Fitoplankton ..................................... 70

5. Indeks Keanekaragaman dan Indeks Dominasi ....................... 72

6. Data Kualitas Air ..................................................................... 73

7. Perhitungan Produktivitas Primer ............................................ 75

8. Hasil Analisis Data 3 Variabel ................................................. 76

9. Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut ......................................................................................... 77

10. Gambar Pengambilan Sampel Kualitas Air .............................. 79

Page 15: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara geografis Indonesia Membentang dari 60 LU sampai 110 LS dan 920

sampai 1420 BT, terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang jumlahnya kurang

lebih 17.504 pulau. Tiga per empat wilayahnya adalah laut (5,9 juta km2), dengan

panjang garis pantai 95.161 km (Lasabuda, 2013). Ekosistem perairan laut

terbagi menjadi dua yakni perairan laut pesisir dan perairan laut oseanik.

Ekosistem pesisir merupakan wilayah peralihan antara laut dan darat. Berbagai

macam ekosistem pesisir yang terdapat di Indonesia mempunyai peranan yang

sangat penting, baik ditinjau dari segi ekologis maupun ekonomis (Dahuri, 2003).

Nyabakken (1992) dalam Maresi et al. (2015), peranan fitoplankton di perairan

sebagai produsen primer yang menghasilkan bahan organik serta oksigen yang

bermanfaat bagi kehidupan perairan dengan cara fotosintesis.

Kabupaten Lamongan memiliki potensi laut dan pantai dengan wilayah

eksploitasi 112,5 mill laut persegi menghasilkan potensi lestari 49,51 ribu ton ikan

pertahun dengan jumlah nelayan tetap mencapai 10.987 orang. Dari potensi

yang ada, pada tahun 2004 telah dieksploitasi sebesar 10.403,4 ton.

Pengembangan penangkapan ikan di laut diarahkan untuk mengoptimalkan

potensi yang ada terutama wilayah Kecamatan Paciran . jenis ikan yang

ditangkap antara lain, peperek, tembang, teri, tongkol, kembung, rajungan, cumi-

cumi, kerang. Belanak, dan lain-lain. Untuk mendukung usaha perikanan tangkap

di Kabupaten Lamongan terdapat Penangkalan Pendaratan Ikan (PPI) atau

tempat pelelangan Ikan (TPI) di Paciran, Brondong (DKP, 2009).

Klorofil merupakan pigmen terpenting dari tumbuhan yang berfungsi dalam

fotosistesis. Yang paling terpenting dalam proses fotosintesis adalah klorofil-a

yang terdapat pada semua organisme autotrof (Sinurat, 2009). Satu-satuya

Page 16: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

2

pigmen yang dapat mendistribusikan energi cahaya yang mereka serap kepada

proses fotosintesis adalah klorofil-a, sementara pigmen lainnya hanya

mentransfer energi cahaya yang diserap ke klorofil-a (Dring,1990 dalam

Paramitha, 2014). Produktivitas primer merupakan derajat penyimpan energi

matahari dalam bentuk bahan organik, sebagai hasil dari fotosintesis dari

produsen primer (Odum, 1998 dalam Asriyan dan Yuliana, 2012). Nilai

produktivitas primer suatu perairan dapat meningkat jika didukung oleh

parameter fisika kimia yang baik dan kelimpahan fitoplankton. Kelimpahan

fitoplankton dapat ditandai dengan tingginya kandungan klorofil-a di perairan,

semakin tinggi nilai produktivitas primer suatu perairan maka semakin besar pula

daya dukung perairan bagi komunitas yang hidup di dalamnya.

Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang berpotensi dalam

bidang perikanan dan kelautan. Hal itu terbukti dengan profesi nelayan

merupakan salah satu mata pencaharian utama wilayah ini. Pesisir Banjarwati

Paciran Lamongan merupakan daerah yang dipenuhi dengan berbagai aktivitas

manusia seperti adanya pariwisata bahari maupun wisata religi dan beberapa

kegiatan perikanan seperti tambak udang, sehingga kemungkinan besar juga

akan mempengaruhi masukan nutrient yang dapat mempengaruhi struktur

komunitas fitoplankton, kandungan klorofil-a dan produktivitas primer

fitoplankton. Kegiatan pariwisata di Pesisir Banjarwati Paciran dapat

menyumbang limbah organic. Limbah tersebut diantaranya detergen dan sisa

makanan dan minuman yang berasal dari warung-warung di sekitar pesisir dan

pengunjung pesisir.

Menurut Purnami et al. (2010) menyebutkan kegiatan pariwisata,

pertanian, dan perikanan merupakan sumber limbah utama bahan organik dan

nutrien yang masuk ke dalam lingkungan perairan. Menurut Wiadnyana (2002)

menyebutkan bahwa semakin tinggi bahan detergen, buangan limbah organik

Page 17: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

3

dan anorganik yang memasuki perairan berdampak pada penyuburan yang

berlebihan pada perairan. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan

penelitian mengenai pendugaan produktivitas primer di wilayah pesisir

Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dengan metode klorofil-a.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini

adalah:

1. Berapa kadar klorofil-a yang terdapat di perairan pesisir Banjarwati

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan?

2. Berapa nilai produktivitas primer di perairan pesisir Banjarwati Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan dengan metode klorofil-a ?

3. Bagaimana kondisi kualitas air di perairan pesisir Banjarwati Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menentukan nilai kadar klorofil-a di perairan pesisir Banjarwati

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

2. Untuk menentukan nilai produktivitas primer dengan metode klorofil-a di

perairan pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

3. Untuk menentukan kondisi kualitas air di perairan pesisir Banjarwati

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

a. Mahasiswa

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk menambah ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan produktivitas primer.

Page 18: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

4

b. Pemerintah

Penelitian ini dapat menjadi materi untuk informasi kondisi perairan di

kawasan pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, sehingga

dapat membantu pemerintah setempat dalam menentukan kebijakan dalam

pengelolaan sumberdaya perikanan yang lestari.

c. Lingkungan

Penelitian ini dapat membantu para stakeholder dalam pengelolaan

lingkungan di kawasan pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten

Lamongan, dengan begitu lingkungan dapat dikontrol agar selalu produktif dan

mampu membantu ekonomi para nelayan yang memanfaatkan perairan pesisir

Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagai mata pencaharian

sehari-hari.

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Agustus 2017. Penelitian ini

dilaksanakan di perairan pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten

Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Untuk pengukuran plankton dilakukan di

Laboratorium Hidrobiologi gedung C lantai 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Brawijaya dan parameter klorofil-a, nitrat, fosfat dan

alkalinitas dilakukan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang.

Page 19: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

5

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pesisir

Definisi dan batas wilayah pesisir yang digunakan di Indonesia adalah

wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut. Batas di daratan meliputi

daerah-daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih

dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut , angin laut dan

salinitas. Sedangkan batas di laut adalah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh

proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke

laut yang masih dipengaruhi oleh kegiatan manusia di darat (Bengen, 2001

dalam Ermawan, 2008).

Menurut Pramudji (2002), batasan wilayah pesisir adalah sebagai berikut :

1) Secara ekologis : kawasan daratan yang masih dipengaruhi oleh proses-

proses yang ada di laut, seperti pasang surut, sedangkan ke arah laut

dipengaruhi oleh proses-proses yang ada di daratan seperti sedimentasi dan

pencemaran.

2) Secara administratif : batas terluar sebelah hulu dan kecamatan atau

kabupaten. Jarak ke arah laut sejauh 12 mil dari garis pantai untuk propinsi

atau sepertiga untuk kabupaten.

3) Berdasarkan perencanaan : batas kawasan pesisir tergantung pada

permasalahan atau substansi yang menjadi focus pengelolaan kawasan

pesisir.

Suatu kawasan pesisir dapat memiliki satu atau lebih ekosistem dan

sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir dapat bersifat alami ataupun buatan.

Sumberdaya pesisir terdiri dari sumberdaya alami yang dapat pulih maupun tidak

dapat pulih (Dahuri et al., 2004 dalam Rahmawati, 2009).

Page 20: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

6

2.2 Fitoplankton

Menurut Nontji (1993) menyatakan bahwa fitoplankton bisa ditemukan di

seluruh massa air mulai dari permukaan laut sampai pada keadaan dengan

intensitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya fotosintesis. Zona

tersebut dinyatakan sebagai zona eufotik. Fitoplankton merupakan tumbuhan

yang amat banyak ditemukan di perairan, tetapi karena ukurannya mikroskopis

sukar dilihat kehadirannya.

Pasrons et al. (1984), menyatakan bahwa organisme utama pada

ekosistem perairan yang mampu memanfaatkan energi cahaya adalah tumbuhan

hijau terutama fitoplankton. Fitoplankton merupakan organisme autotrof yakni

organisme yang mampu menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik

melalui proses fotosintesis dengan bantuan cahaya. Sebagai organisme autotrof,

fitoplankton berperan sebagai produsen primer yang mampu mentransfer energi

cahaya menjadi energi kimia berupa bahan organik pada selnya yang dapat

dimanfaatkan oleh organisme lain pada ekosistem laut. Pada ekosistem akuatik

sebagian besar produktivitas primer dilakukan oleh fitoplankton.

Menurut Makmur et al. (2011), keberadaan plankton di perairan dapat

dijadikan sebagai salah satu indikator suatu perairan karena sangat dipengaruhi

oleh kualitas air. Fitoplankton merupakan indikator biologi untuk mengevaluasi

kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan.

2.2.1 Pigmen pada Fitoplankton Laut

Menurut Strickland (1960), bermacam-macam jenis klorofil terdapat dalam

tumbuh-tumbuhan, yaitu klorofil-a, klorofil-b, klorofil-c namun dari beberapa jenis

tersebut yang terpenting adalah klorofil-a. klorofil-b bagi tumbuh-tumbuhan

terestrial memegang peranan yang penting, tetapi bagi fitoplankton laut tidaklah

Page 21: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

7

demikian. Adapun pigmen yang terdapat pada fitoplankton laut dapat dilihat pada

Tabel 1:

Tabel 1. Pigmen Fitoplankton Laut

Division Pigmen Fotosintesis

Klorofil Pigmen Lain

Cyanophyta Klorofil-a Phyccorythrinm, Phycocyanin,

Karoten, Xantofil

Chlorophyta Klorofil-a dan Klorofil-b Karoten, Xantofil

Chrusophyta Klorofil-a dan Klorofil-b Karoten, Xantofil

Pheaophyta Klorofil-a dan Klorofil-b Xantofil

2.3 Klorofil-a

Menurut Riyono (2005), di dalam proses fotosintesis hanya terjadi pada

tumbuhan yang mengandung klorofil. Terdapat beberapa macam klorofil, yaitu

klorofil-a, klorofil-b, klorofil-c dan klorofil-d. klorofil-a terdapat pada semua jenis

alga, klorofil-b terdapat pada Cyanophyceae, Diatomae, Pheaophyceae dan

Rodophyceae. Kandungan klorofil di suatu perairan dapat digunakan sebagai

ukuran banyaknya kandungan fitoplankton yang dapat dijadikan produktivitas

perairan. Klorofil-a merupakan pigmen yang terlibat secara langsung dalam

proses transformasi energi cahaya menjadi energi kimia (Curtis, 1978).

Menurut Dring (1990), yang menyatakan bahwa klorofil-a merupakan

satu-satunya pigmen yang dapat mendistribusikan energi cahaya yang mereka

serap kepada proses fotosintesis, sementara pigmen-pigmen lainnya hanya

mentransfer energi cahaya yang diserapnya ke klorofil-a. tinggi rendahnya

konsentrasi klorofil-a fitoplankton dapat digunakan sebagai petunjuk kelimpahan

sel fitoplankton dan juga potensi organik di suatu perairan. Klorofil-a digunakan

sebagai indikator dari kelimpahan fitoplankton, sementara kelimpahan

Page 22: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

8

fitoplankton berhubungan dengan siklus alami nutrient dengan input nitrat dan

fosfat.

Konsentrasi klorofil-a pada suatu perairan sangat tergantung pada

ketersediaan nutrient dan intensitas cahaya matahari. Bila nutrien dan intensitas

matahari cukup tersedia, maka konsentrasi klorofil-a akan tinggi dan sebaliknya

(Effendi et al., 2012). Selain itu Herdiarti et al. (2004) dalam Nababan et al.

(2009), menyatakan bahwa pada saat musim hujan (Muson Barat Laut),

peningkatan aliran sungai akan mempengaruhi konsentrasi klorofil-a perairan

melalui peningkatan unsur hara dan bahan organic terlarut berwarna (colored

dissolved organic material).

Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam

tumbuhan,menyerap cahaya merah, biru dan ungu serta merefleksikan cahaya

hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Ada dua macam

klorofil yang terdapat pada tanaman dan alga hijau, yaitu klorofil-a dan klorofil-b.

Kedua klorofil tersebut menyerap cahaya paling kuat pada spektrum merah dan

ungu. Cahaya hijau hanya sedikit sekali yang diserap, oleh karena itu saat

cahaya menyinari klorofil yang memiliki struktur seperti daun, cahaya hijau

diteruskan dan dipantulkan sehingga klorofil terlihat berwarna hijau. Klorofil-a

merupakan tipe klorofil yang paling umum dari tumbuhan dan kegunaannya bagi

tanaman adalah untuk fotosintesis (Sitorus, 2009)

2.4 Fotosintesis

Fotosintesis merupakan suatu proses sintesis makanan yang dilakukan

oleh tumbuhan dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Fotosintesis adalah

dasar untuk hampir semua kehidupan dan merupakan proses utama dari setiap

ekosistem. Fotosintesis meliputi reaksi oksidasi dan reduksi. Proses secara

ringkas adalah berlangsungnya oksidasi air dan reduksi CO2 untuk membentuk

Page 23: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

9

karbohidrat (Salisbury dan Ross, 1995 dalam Bakti, 2009). Proses fotosintesis

berjalan melalui mekanisme enzimatis, sehingga berlangsung pada rentang suhu

tertentu. kenaikan suhu akan memacu enzim mengkatalis proses fotosintesis,

tetapi suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan degradasi enzim dan

penghambatan fotosintesis (Olkowski dan Raven, 1997 dalam Piyoto dan

Wiryanto, 2011).

Produktivitas primer dalam perairan menggambarkan laju pembentukan

bahan organik baru dari sistem akuatik dan total proses fotosintesis oleh

produsen primer yang dapat diringkas dalam reaksi sebagai berikut :

Klorofil-a 6 CO2 + H2O + energi cahaya → C6H12O6 + O2 + 6 H2O Prose fotosintesis dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya ketersediaan air

(H2O), ketersediaan CO2, intensitas cahaya matahari, ketersediaan hara dan

temperatur. Meningkatnya laju fotosintesis dipengaruhi oleh konsentrasi CO2

yang lebih tinggi, khususnya apabila stomata tertutup sebagian akibat kekeringan

(Salisbury dan Ross, 1995 dalam Bakti, 2009).

2.5 Produktivitas Primer

Produktivitas primer adalah jumlah bahan organik yang dihasilkan oleh

organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu menghasilkan bahan organik

dari bahan anorganik dengan bantuan energi matahari dan biasanya dilakukan

oleh fitoplankton melalui proses fotosintesis (Parsons et al., 1984 dalam Yuliana,

2006). Menurut Barus (2004) dalam Sitorus (2009), hasil dari proses fotosintesis

yang dilakukan oleh tumbuhan yang memiliki klorofil disebut sebagai

produktivitas primer. Produktivitas primer dari fitoplankton merupakan salah satu

sumber energi dan bahan organik yang akan dimanfaatkan oleh organisme lain

pada tingkat rantai makanan yang lebih tinggi.

Page 24: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

10

Menurut Kennish (1990) dalam Asriyana dan Yuliana (2012), produktivitas

primer diistilahkan sebagai laju fiksasi karbon (sintesis organik) di dalam perairan

dan biasanya diekspresikan sebagai gram karbon yang diproduksi per satuan

waktu. Menurut Barrus et al. (2006), produktivitas primer adalah suatu proses

pembentukan senyawa-senyawa organik melalui proses fotosintesis. Proses

fotosintesis sendiri dipengaruhi oleh faktor konsentrasi klorofil-a dan intensitas

cahaya matahari. Nilai produktivitas primer dapat digunakan sebagai indikasi

tentang tingkat kesuburan suatu ekosistem perairan.

Tingkat produktivitas primer suatu perairan memberikan gambaran

apakah suatu perairan cukup produktif dalam menghasilkan biomassa tumbuhan,

termasuk pasokan oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis yang terjadi

sehingga mendukung perkembangan ekosistem perairan. Jika nilai produktivitas

primer perairan tinggi dapat diartikan bahwa perairan tersebut eutrofikasi,

sedangkan yang terlalu rendah berarti perairan tersebut tidak produktif (Hariyadi

et al., 1992).

Menurut Mutiara (2011), menentukan produktivitas primer dapat

menggunakan 5 metode yaitu:

a. Metode penentuan oksigen (botol gelap dan botol terang)

Pengambilan sample air dilakukan pada kedalaman yang sama kemudian

dimasukan kedalam botol sampel yaitu botol terang dan botol yang di cat hitam.

Botol yang berisi sampel fitoplankton tersebut di ukur kadar oksigen awal

kemudian di simpan kembali dengan jarak kedalaman yang sama menggunakan

tali dalam waktu optimal selama 6-7 jam. Selama itu akan terjadi perubahan

kandungan oksigen di kedua botol tadi. Pada botol yang hitam terjadi proses

respirasi yang menggunakan oksigen, sedangkan pada botol yang bening akan

terjadi baik fotosintesis maupun respirasi. Diasumsikan respirasi pada kedua

botol relatif sama. Metode ini memiliki kelemahan-kelemahan, yaitu hanya dapat

Page 25: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

11

di lakukan pada produsen mikro dan asumsi respirasi pada kedua botol kurang

akurat.

b. Pengukuran karbondioksida

Karbondioksida di pergunakan sebagai unsur penting dalam fotosintesis,

bagi tumbuhan dapat di pergunakan sebagai indikasi untuk produktivitas primer.

Dalam hal ini seperti juga pada metode penentuan oksigen proses respirasi

harus di perhitungkan. Ada dua tehnik atau metode utama yaitu :

1. Metode ruang tertutup

Biasanya di gunakan untuk sebagian atau seluruh tumbuhan kecil

(herba,perdu pendek). karbondioksida yang di pakai dalam fotosintesis dapat

dihitung, yaitu sama dengan jumlah yang di hasilkan dalam kontainerr gelap di

tambah dengan jumlah yang di pakai dalam kontainer bening/terang. Dalam

kontainer gelap terdapat produksi karbondioksida sebagai hasil respirasi, dan

pada kontainer bening karbondioksida di pakai dalam proses fotosintesis dan

juga adanya produksi akibat adanya respirasi. Kelemahan pada metode ini yaitu

pada penentuan oksigen dan meningkatnya suhu dalam kontainer

mempengaruhi proses fotosintesis dan respirasi.

2. Metode aerodinamika

Karbondiaksida yang diukur diambil dari sensor yang di pasang pada

tabung tegak dalam komunitas, dan satunya lagi di pasang lebih tinggi dari

tumbuhan. Perubahan konsentrasi karbondioksida di atas dan didalam komunitas

dapat di pakai sebagai indikasi dari produktivitas. Pada malam hari tingkat

konsentrasi karbondioksida akan meningkat akibat adanya respirasi, sedangkan

pada siang hari konsentrasi akan terjadi penurunan akibat proses fotosintesis.

Kelemahan dari metode ini adalah mahalnya alat sensor yang di pergunakan

sehingga hanya sedikit yang dapat menggunakan alat sensor tersebut.

Page 26: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

12

c. Metode radioaktif

Materi aktif yang dapat di identifikasi radiasinya di masukkan dalam

sistem. Misalnya karbon aktif (C14) dapat di introduksi melalui suplai

karbondioksida yang nantinya di asimilasikan oleh tumbuhan dan di pantau untuk

mendapatkan perkiraan produktivitas. Kelemahan Teknik ini sangat mahal dan

memerlukan peralatan yang canggih, tetapi memiliki kelebihan dari metode

lainnya yaitu dapat dipakai dalam berbagai tipe ekosistem tanpa melakukan

penghancuran terhadap ekosistem.

d. Metode penentuan klorofil

Produktivitas berhubungan erat dengan jumlah klorofil yang ada. Rasio

asimilasi untuk tumbuhan atau ekosistem adalah laju dari produktivitas pergram

klorofil. Konsentrasi klorofil dapat ditentukan berdasarkan cara mengekstraksi

pigmen tumbuhan. Dengan cara penyaringan sample air menggunakan kertas

saring sehingga di dapat organisme yang berklorofil, setelah itu kertas

saring yang mengandung klorofil dilarutkan pada aseton 85% , selanjutnya di

sentrifuse. Supernatannya di masukan ke dalam cufet sepanjang 10 cm

kemudian di masukan kedalam spektofotometer dan dapat di ketahui hasil

klorofilnya. Kelemahan dari metode ini alat yang digunakan untuk

mensentrifugasi dengan waktu yang relative cepat sangat mahal harganya.

e. Enumerasi

Enumerasi meupakan metode yang paling sederhana, yaitu dengan cara

menghitung jumlah fitoplankton yang terdapat disuatu ekosistem perairan dan

dapat digunakan untuk menghitung jumlah sel yang masih hidup dari fitoplankton

menggunakan alat counting chamber Satuan yang biasa digunakan untuk

menggambarkannya adalah individu/L atau individu/m³ atau sel/L atau sel/m³.

Metode enumerasi sedikitnya dikenal dengan dua metode enumerasi yaitu:

Sedgwick – Rafter Method (SR). Dinamai demikian sesuai dengan nama penemu

Page 27: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

13

metode ini yaitu Sedgwick dan Rafter · Palmer-Maloney (PM). Sama halnya

dengan metode pertama metode inipun dinamai demikian karena sesuai dengan

penemunya yaitu Palmer dan Maloney. Kelemahan dari alat ini adalah ketelitian

relative rendah dan membutuhkan waktu yang lama dalam menghitung

organismenya.

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Fitoplankton

2.6.1 Suhu

Suhu air merupakan salah satu faktor abiotik yang memegang peranan

penting dalam pengaturan aktivitas hewan akuatik, karena dapat mempengaruhi

kecepatan laju metabolisme dan respirasi biota air serta proses metabolisme

ekosistem perairan (Raharjo, 2003).

Suhu merupakan energi panas yang dihasilkan dari proses penyerapan

cahaya matahari bisa dinyatakan dalam satuan derajat Celcius (0C). Proses

penyerapan ini berlangsung intensif pada bagian permukaan air. Dengan

demikian suhu pada bagian permukaan air lebih panas dibandingkan pada

bagian bawah air. Suhu air permukaan di perairan pesisir Indonesia umumnya

berkisar antara 28-310C. Adanya pengaruh angin sehingga lapisan teratas

sampai kedalaman kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan yang kemudian bersifat

homogen. Selain angin, faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi suhu suatu

perairan adalah musim, lintang, waktu dalam satu hari, penutupan awan dan

aliran serta kedalaman dari badan air (Effendi, 2003).

2.6.2 Kecerahan

Menurut Boyd (1982), cahaya matahari merupakan energi yang utama

bagi kehidupan jasad termasuk kehidupan di perairan karena ikut menentukan

produktivitas perairan. Intensitas cahaya matahari merupakan faktor abiotik

Page 28: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

14

utama yang sangat menentukan laju produktivitas primer perairan, sebagai

sumber energi dalam proses fotosintesis.

Menurut Effendi (2003), tingkat kesuburan perairan dapat diklarifikasikan

berdasarkan tingkat kecerahannya yaitu ultraoligotrofik (6 m), oligotrofik (3 m),

mesotrofik (3 – 1,5 m), eutrofik (1,5 – 0,7 m), hipertrofik (0,7 m). secara vertical

kecerahan akan mempengaruhi intensitas cahaya yang akan menentukan

tebalnya lapisan eufotik. Dalam distribusi fitoplankton, faktor cahaya sangat

penting karena intensitas cahaya sangat diperlukan dalam proses fotosintesis

(Arfianti et,al., 2002).

2.6.3 Kecepatan Arus

Menurut Hutabarat (2001), arus permukaan laut terutama disebabkan

adanya angin yang bertiup di atasnya, namun kenyataannya tidak demikian

sederhana, karena disamping faktor angin, arus juga dipengaruhi oleh sedikitnya

tiga faktor lain. Adapun faktor lain yakni bentuk dasar perairan, letak geografis

dan tekanan udara, akibatnya arus yang mengalir di permukaan lautan

merupakan hasil kerja gabungan tifa faktor tersebut.

Arus mempunyai pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan

biota perairan, arus dapat mengakibatkan rusaknya jaringan-jaringan jasad hidup

dan pengikisan. Di perairan dengan dasar belumpur, arus dapat mengaduk

endapan lumpur yang mengakibatkan kekeruhan air dan mematikan organisme

air. Kekeruhan bisa mengurangi penetrasi sinar matahari, sehingga menghambat

aktivitas fotosintesis. Manfaat arus bagi biota adalah distribusi makanan dan

pembungan kotoran-kotorannya. Alga kekurangan zat-zat kimia dan CO2 dapat

dipenuhi. Sedangkan bagi binatang CO2 dan produk-produk sisa dapat

disingkirkan dan O2 tetap tersedia. Arus juga memainkan peranan penting bagi

Page 29: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

15

penyebaran plankton, baik holoplanktonmaupun meroplankton (Romimohtarto,

1985).

2.6.4 Potential of Hydrogen (pH)

Derajat keasaman atau pH didefinisikan sebagai logaritma dari resiprokal

aktivitas ion hidrogen yang menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu

perairan. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimia perairan, misalnya

proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Nilai pH juga mempengaruhi

komunitas biologi perairan (Effendi, 2003).

Menurut Mackereth et al. (1989), nilai pH dapat dipengaruhi antara lain

buangan industri dan rumah tangga. Derajat keasaman (pH) berkaitan erat

dengan karbondioksida dan alkalinitas, semakin tinggi pH, semakin tinggi

alkalinitas dan semakin rendah kadar karbondioksida bebas. pH perairan laut

Indonesia pada umumnya bervariasi antara 6,0 – 8,5. Nilai pH maksimum

terdapat pada zona fotosintesis yang menunjukkan fenomena mencegah

pembentukan H2CO3 yang berasal dari CO2.

2.6.5 Salinitas

Salinitas secara umum dapat disebut sebagai jumlah kandungan garam

dari suatu perairan. Pada umumnya salinitas disebabkan oleh tujuh ion utama

yaitu netrium (Na). Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Klorit (Cl), Sulfat

(SO4) dan bikarbonat (HCO3). Sebaran salinitas di laut di pengaruhi oleh

berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran

sungai (Widigdo, 2001).

Salinitas pada perairan laut berfluktuasi dipengaruhi oleh penguapan,

presipitasi, topografi pasang surut, serta run off jumlah air tawar yang masuk ke

perairan laut. Air tawar yang masuk ke perairan laut dapat berasal dari air sungai

Page 30: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

16

dan air hujan, pada musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan

memiliki curah hujan lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau, namun

kedua musim ini cenderung memiliki karakteristik yang sama (Tomasick et al.,

1997).

Salinitas dapat mempengaruhi kadar oksigen diperairan, semakin tinggi

kadar salinitas perairan maka oksigen terlarut di perairan tersebut akan semakin

rendah. Plankton juga mempunyai kisaran pertumbuhan optimum pada salinitas

tinggi (Makmur et al., 2011).

2.6.6 Dissolved of Oxygen (DO)

Oksigen terlarut adalah konsentrasi gas oksigen yang terlarut di dalam air

(Wetzel, 2001). Menurut Wirawan (1995), oksigen terlarut di dalam air umumnya

berasal dari difusi oksigen dari udara ke dalam air melalui permukaannya. Di

perairan alami pemasukan oksigen ke dalam air dapat berasal dari aliran yang

masuk, hujan yang jatuh dan proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan hijau dalam

air. Pengurangan oksigen dalam air disebabkan oleh proses pemanfaatan

hewan-hewan dan tumbuhan, proses penguraian bahan-bahan organik dan

dasar perairan yang bersifat mereduksi. Kandungan oksigen terlarut masih

mendukung kehidupan organisme perairan adalah tidak kurang dari 4-5 mg/l.

DO merupakan salah satu unsur kimia penunjang utama kehidupan.

Oksigen terlarut di dalam perairan dimanfaatkan oleh organisme perairan untuk

proses respirasi dan digunakan untuk mengurangi zat organic oleh

mikroorganisme (Harvey, 1976). Menurut Barus (2001), menyatakan bahwa

kandungan oksigen terlarut sangat penting bagi suatu ekosistem perairan.

Oksigen terlarut dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagaian organisme air.

Kelarutan oksigen dalam air akan sangat dipengaruhi oleh temperatur.

Konsentrasi DO menurun ketika temperatur perairan akan menurun.

Page 31: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

17

Kelimpahan fitoplankton dapat mempengaruhi kadar oksigen terlarut di

perairan hal ini diperjelas oleh pirzan (2008), bahwa penurunan oksigen terlarut

sebesar 1 mg/l akan menurunkan jumlah genus sebanyak 0,54 (penurunan 1,85

mg/l akan menurunkan jumlah genus sebanyak 1 genus).

2.6.7 Nitrat (NO3)

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan

merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen

sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari

proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan (Effendi, 2003). Menurut

Riyono (2007) nitrogen merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh organisme

terutama fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang. Senyawa nitrogen terdapat

dalam tiga bentuk utama yang berada dalam keseimbangan yaitu ammonia,

nitrat dan nitrit. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh kandungan oksigen,

saat oksigen rendah keseimbangan akan bergerak menuju ammonia, sedangkan

saat oksigen tinggi keseimbangan akan bergerak ke nitrat.

Menurut Wardoyo (1975), menjelaskan bahwa nitrat juga merupakan

produk akhir dari proses oksidasi biokimia perairan. Konsentrasi nitrat di suatu

perairan dikontrol dalam proses nitrifikasi, yakni proses oksidasi senyawa

ammonia dalam kondisi aerob oleh bakteri autotroph. Dalam keadaan terdapat

oksigen. Unsur ammonia akan diubah oleh bakteri Nitrosomonas menjadi nitrit

dan oleh bakteri Nitrobckter menjadi nitrat. Selain proses nitrifikasi, nitrst juga

berasal dari limbah rumah tangga (domestik), limbah pertanian yang berupa sisa

pemupukan, limbah peternakan yang merupakan sisa pakan, sisa pakan

budidaya tambak dan pengikatan nitrogen bebas dari udara oleh mikroorganisme

serta aliran tanah yang masuk ke laut.

Page 32: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

18

2.6.8 Fosfat (PO4)

Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik, sedangkan polifosfat harus mengalami hidrolisis

membentuk fosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan sebagai sumber

fosfor, setelah masuk ke dalam tubuh tumbuhan, misalnya fitoplankton, fosfat

anorganik mengalami perubahan menjadi organofosfat. Fosfat yang berkaitan

dengan besi (Fe2(PO4)3) bersifat tidak larut dan mengendap di dasar perairan,

pada saat terjadi kondisi anaerob, ion besi valensi dua (ferro) yang bersifat larut

dan melepaskan fosfat ke perairan, sehingga meningkatkan keberadaan fosfat di

perairan (Brown, 1987). Dalam perairan fosfor terdapat tiga bentuk yaitu fosfat,

metafosfat dan polifosfat. Tapi dari ketiga bentuk tersebut fosfat yang

dimanfaatkan oleh fitoplankton (Suryanto, 2006).

2.6.9 Alkalinitas

Alkalinitas air adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam

atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen.

Alkalinitas juga diartikan sebagai kapasitas penyangga terhadap penurunan pH

perairan. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang

menunjukkan kapasitas penyanggahan ion bikarbonat, dan sampai dengan tahap

tertentu, juga menunjukkan penyanggahan terhadap ion karbonat dan hidroksida

dalam air. Makin tinggi alkalinitas, makin tinggi kemampuan air untuk menyangga

sehingga fluktuasi pH perairan makin rendah. Alkalinitas biasanya dinyatakan

dalam kalsium karbonat dengan satuan ppm (mg/l) (Yulfiperius et al., 2006).

Alkalinitas perairan berkaitan dengan gambaran kandungan karbonat dari

batuan dan tanah yang dilewati oleh air serta sedimen dasar perairan. Tingkat

produktivitas perairan tidak berkaitan langsung dengan nilai alkalinitas, tetapi

Page 33: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

19

berkaitan dengan keberadaan fosfor dan elemen esensial lainnya yang kadarnya

meningkat dengan meningkatnya nilai alkalinitas (Effendi, 2003).

Page 34: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

20

3. MATERI DAN METODE

3.1 Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah produktivitas primer

perairan di pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Provinsi

Jawa Timur dengan parameter utama klorofil-a yang diuji dalam skala

laboratorium. Parameter pendukung (fisika dan kimia) lainnya yang diujikan

antara lain suhu, kecerahan, kecepatan arus, pH, salinitas, NO3, PO4 dan

alkalinitas.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh alat

dan bahan yang dibutuhkan saat pengamatan in situ, laboratorium dan

pengolahan data. Alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.3 Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan di pesisir Banjarwati

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Peta lokasi Kabupaten Lamongan

dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan. Perolehan data

tidak hanya dilakukan dengan pengumpulan data, tetapi juga analisis data dan

pembahasan dari data yang telah diperoleh di lapang dan diproses di

laboratorium. Menurut Suryabrata (1989), metode deskriptif bertujuan untuk

membuat gambaran sistematis, nyata dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-

sifat populasi atau daerah tertentu.

Page 35: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

21

3.4.1 Data penelitian

Menurut Sugiono (2010), data adalah informasi atau keterangan mengenai

sesuatu hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian karena tujuan utama

penelitian adalah mendapatkan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

terdiri atas data primer dan data sekunder.

a) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan melakukan

pengamatan langsung di lapang. Mulyanto (2008) juga mengatakan bahwa data

primer adalah data yang didapat dari sumber pertama di sasaran penelitian.

Adapun data primer dalam penelitian ini meliputi parameter utama yaitu klorofil-a

yang diuji dalam skala laboratorium dan parameter fisika yang terdiri atas suhu,

kecerahan dan kecepatan arus. Parameter kimia yang diamati pada penelitian ini

terdiri atas pH, salinitas, NO3, PO4. Data primer diperoleh dari kegiatan observasi

dan dokumentasi.

1) Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data dengan pengamatan langsung

yang dilaksanakan terhadap subyek sebagaimana adanya dilapang atau dalam

suatu percobaan baik di lapang maupun di laboratorium (Nazir, 2003).

Kegiatan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan

pengamatan langsung terhadap kondisi perairan di ekosistem pesisir Banjarwati

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dan dilanjutkan pengambilan sampel

dan pengumpulan data.

2) Dokumentasi

Menurut Nazir (2003), dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan

mempelajari dan mencatat atau menyalin dokumen atau catatan yang dapat

bersumber dari lembaga pemerintah maupun referensi lainnya yang berguna

Page 36: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

22

bagi kegiatan penelitian. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini yakni

pengambilan gambar lokasi saat melakukan sampling dan gambar seluruh

kegiatan yang dilakukan selama penelitian.

b) Data Sekunder

Menurut Bungin (2001), data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber kedua. Karena suatu dan lain hal, penelitian sukar memperoleh data dari

sumber data primer dan mungkin karena menyangkut hal-hal yang sangat

pribadi. Sumber data sekunder dapat berperan untuk membantu

mengungkapkan data yang diperlukan. Adapun data sekunder dalam penelitian

ini diperoleh dari instansi-instansi terkait, buku, laporan-laporan, jurnal dan

sebagainya.

3.4.2 Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel

Penelitian ini dilakukan di perairan pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran

Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Pemilihan stasiun pengambilan sampel

ditentukan dari pengaruh kegiatan yang ada di sekitar lokasi penelitian. sehingga

data yang diperoleh nantinya dapat merata dan sesuai dengan keadaan perairan

sekitar. Terdapat 3 stasiun pengambilan sampel berdasarkan fishing ground

dimana para nelayan mencari ikan. Fishing ground l yaitu memiliki titik koordinat -

6o 52’ 11.8” LS, 112o 23’ 14.69” BT dan dilakukan penelitian mulai dari pukul

07.30 – 08.30 WIB, pada fishing ground II yaitu memiliki titik koordinat -6o 51’

48.68” LS, 112o 23’ 18.49” BT dan dilakukan penelitian mulai dari pukul 09.30 –

10.30 WIB dan pada fishing ground III yaitu memiliki titik koordinat -6o 51’ 49.9”

LS, 112o 24’ 2.39” BT dan dilakukan penelitian mulai dari pukul 11.30 – 12.30

WIB. Setiap fishing ground di ukur pada kedalaman 0,8 m berdasarkan

kecerahan D2 dimana D2 adalah tampak pertama kali, dimana matahari masih

Page 37: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

23

bisa menembus perairan dan 2 kali pengulangan sehingga total setiap stasiun

pengambilan sampel yaitu berjumlah 2 sampel.

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel Plankton

Prosedur pengambilan sampel plankton adalah sebagai berikut:

1. Memasang botol film pada plankton net dan diikat

2. Mengambil sampel air 5 liter, dicatat jumlah air yang diambil

3. Menyaring sampel air dengan plankton net sehingga konsentrat plankton

akan tertampung dalam botol film

4. Memberi lugol sebanyak 3-4 tetes pada sampel plankton dalam botol film

5. Memberi label pada botol film yang berisi sampel plankton.

3.4.4 Teknik Pengukuran Data

a) Identifikasi Plankton

Menurut Subarijanti dan Kusriani (2005), prosedur dalam identifikasi

fitoplankton adalah sebagai berikut:

1. Menetesi gelas objek dengan air sampel.

2. Menutup dengan menggunakan objek glass dan mengamati di bawah

mikroskop.

Mengidentiifkasi jenis fitoplankton dengan buku Prescott (1989), Davis

(1955) dan Shirota (1966).

b) Kelimpahan Plankton

Menurut Herawati (1989), prosedur perhitungan kelimpahan fitoplankton

dapat dihitung dengan menggunakan persamaan modifikasi lackey drop, rumus

yang digunakan :

N (sel/l atau ind/l) = ((

)

Page 38: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

24

Keterangan :

T = luas cover glass (mm2) V = volume konsentrat plankton dalam botol tampung L = luas lapang pandang dalam mikroskop (mm2) v = volume konsentrat plankton di bawah cover glass P = jumlah lapang pandang W = volume air sampel yang disaring N = kelimpahan plankton (ind/l atau sel/l) n = jumlah plankton yang ada dalam bidang pandang c) Indeks Keanekaragam

Menurut Feranita et al. (2005), indeks keanekaragaman digunakan untuk

mengetahui keanekaragam jenis biota perairan. Adapun prosedur yang

digunakan yakni persamaan Shanon-Wiener.

H = ∑Pi . lnPi

Keterangan: H = indeks keanekaragaman Pi = Ni/N N = jumlah total individu Ni = jumlah individu jenis k-1 Sedangkan kisaran indeks keanekaragaman menurut Mason (1982) dalam

Arfati (1992) yakni:

H<1 = keanekaragaman rendah

1<H<3 = keanekaragaman sedang

H>3 = keanekaragaman tinggi

d) Indeks Dominansi

Menurut Odum (1971) dalam Ferianita et al. (2005), perhitungan indeks

dominansi plankton dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

C = ∑ ( )

2

Page 39: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

25

Keterangan:

C = indeks dominansi Simpson N = jumlahtotalindividu ni = jumlah individu jenis ke-1 S = jumlah genus

Menurut Odum (1993) dan Basmi (1999) dalam Asmara (2005), nilai C

berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai C mendekati 0 (C<0,5) berarti hampir tidak ada

yang mendominansi perairan. Akan tetapi jika nilai C mendekati 1 (C>1) berarti

terdapat individu yang mendominansi.

e) Prosedur Pengukuran Klorofil-a

Menurut Hutagalung et al. (1997), metode pengukuran klorofil-a

berdasarkan tiga panjang gelombang yakni :

1. Memasang atau meletakkan filter pada alat saring (filter holder).

2. Menyaring sampel air (0,5 – 2 liter untuk perairan pantai, 2 – 4 liter untuk

perairan lepas pantai).

3. Membilas dengan 10 ml larutan magnesium karbonat, kemudian

menghisap kembali sampai filter tampak kering.

4. Mengambil filter dan membungkus dengan alumunium foil (beri label) dan

menyimpan dalam desikator alumunium yang berisi silica gel (simpan

dalam pendingin jika proses analisis berikutnya tidak dilakukan).

5. Memasukkan filter hasil saringan ke dalam tabung reaksi 15 ml lalu

menambahkan 10 ml aseton 90%.

6. Menggerus sampel dalam tabung reaksi sampai halus dengan pinset.

7. Mensentrifugasi sampel dengan putaran 4000 rpm selama 30-6- menit.

8. Memasukkan cairan yang bening dalam cuvet berdiameter 1 cm (t= 10 atau

15 cm).

Page 40: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

26

9. Memeriksa absorbannya dengan spektofotometer pada panjang

gelombang 750 nm, 664 nm, 647 nm dan 630 nm.

10. Melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus:

Chl – a (mg/m3) = *( ) ( ) ( ) +

Keterangan:

E664 = absorban 664 nm – absorban 750 nm E647 = absorban 647 nm – absorban 750 nm E630 = absorban 630 nm – absorban 750 nm Ve = volume ekstrak aseton (ml) Vs = volume sampel air yang disaring (l) d = lebar diameter cuvet (1,10 atau 15 cm)

f) Prosedur Pengukuran Produktivitas primer

Menurut Beverage (1964), perhitungan nilai produktivitas perairan

menggunakan nilai perhitungan klorofil-a yang diperoleh. Pengukuran klorofil-a

ditransformasikan dalam bentuk produktivitas primer dengan menggunakan

rumus produktivitas primer sebagai berikut:

Produktivitas Primer (mgC/m3) = 56,5 x (klorofil-a)0,61

g) Suhu

Prosedur analisis suhu menurut Bloom (2006), menggunakan alat yaitu

thermometer Hg pada perairan di lokasi penelitian adalah sebagai berikut :

1. Thermometer dimasukan kedalam perairan

2. Ditunggu beberapa saat sampai air raksa dalam thermometer berhenti

kurang lebih 2-3 menit

3. Dibaca suhu yang ditunjukkan pada skala thermometer Hg dan dicatat

hasilnya (pembacaan thermometer masih berada dalam air).

Page 41: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

27

h) Kecerahan

Menurut Sationo (2011), kecerahan merupakan suatu kemampuan sinar

matahari untuk menembus permukaan air hingga kedalaman tertentu.

Kecerahan tergantung pada banyaknya partikel tersuspensi. Langkah-langkah

penentuan nilai kecerahan kolam yaitu :

1. Secchi disk dimasukan dalam kolam secara perlahan-lahan sampai tidak

tampak dan ditandai dengan karet gelang sebagai d1

2. Mengangkat secchi disk secara perlahan-lahan hingga tampak pertama

kali dan ditandai sebagai d2. Merata-rata kedalaman tersebut sebagai

nilai kecerahan kolam.

i) Kecepatan Arus

Menurut Afnan (2010), menjelaskan bahwa pengukuran kecepatan arus

dilakukan dengan floating-droadge dengan bantuan tali pada permukaan laut

agar terbawa arus. Kecepatan dihitung dengan mengukur panjang tali yang

terentang terbawa arus dan dibandingkan dengan waktu yang diperlukan.

Penentuan kecepatan arus dihitung menggunakan rumus dibawah ini.

V = s / t

Keterangan :

V = Kecepatan arus (m/s) s = Jarak (m) t = Waktu (s)

j) Potential of Hydrogen (pH)

Menurut Kordi dan Andi (2007), derajat keasaman popular dengan sebutan

pH. Usaha budidaya perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9,0

Kecerahan = ( )

Page 42: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

28

dan kisaran optimal pH 7,5 – 8,5. Pengukuran pH umumnya dilakukan dengan

pH meter. Adapun cara pengukuran pH dengan menggunakan pH meter (eco

testr) :

1. pH pen di nyalakan

2. pH pen dimasukan ke dalam perairan sekitar 2 menit

3. Diangkat dan dibaca nilai pH yang tertera pada pH pen. Kemudian dicatat

k) Salinitas

Menurut Kordi dan Tancung (2007), prosedur pengukuran salinitas perairan

adalah :

1. Mengangkat penutup kaca prisma

2. Meletakkan 1-2 tetes air yang akan diukur

3. Menutup kembali dengan hati-hati agar jangan sampai terjadi gelembung

udara di permukaan kaca prisma

4. Mengarahkan ke sumber cahaya

5. Meliahat melalui kaca pengintai dan akan terlihat pada lensa nilai atau

salinitas dari air yang sedang diukur dan catat dengan satuan ppm.

6. Membersihkan permukaan prisma setelah selesai digunakan.

l) Dissolved Oxygen (DO)

Menurut SNI 06-6989.14-2004 tentang cara uji oksigen terlarut adalah:

1. Botol DO yang telah berisi air sampel dibuka, ditambahkan 2 ml MnSO4

dan 2 ml NaOH+KI dibiarkan selama beberapa menit

2. Membuang air yang bening diatas endapan, endapan yang tersisa diberi 2

ml H2SO4 pekat dan homogenkan sampai endapan larut

3. Memberi 3-4 tetes amylum, dititrasi dengan Na-thiosulfat 0,025 N sampai

jernih. Kemudian dicatat ml Na-thiosulfat yang dipakai

Page 43: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

29

4. Menghitung kadar DO dengan rumus :

DO(mg/l) = ( ) ( )

Keterangan :

V (titran) : ml titrasi Na-thiosulfat N (titran) : normalitas Na-thiosulfat (0,025)

m) Nitrat (NO3)

Menurut Boyd (1982), prosedur pengukuran parameter nitrat di suatu

perairan adalah :

1. Menyaring 25 – 250 ml air sampel dan tuangkan ke dalam cawan porselen

2. Menguapkan diatas pemanas air sampai kering

3. Mendinginkan dan menambahkan 1 ml asam fenol disulfonik, aduk dengan

menggunakan pengaduk gelas

4. Mengencerkan dengan 10 ml aquades

5. Menambahkan NH4OH (1:1) sampai terbentuk warna

6. Mengencerkan dengan aquades sampai 25 ml

7. Memasukkan dalam cuvet

8. Membandingkannya dengan larutan standar pembanding yang telah

dibuat, baik secara visual ataupun mengukur dengan spektrofotometer

(panjang gelombang 410 nm).

n) Fosfat (PO4)

Prosedur pengukuran nilai fosfat menurut Boyd (1982), adalah :

1. Menyaring 20 – 25 ml air sampel

2. Mengambil 25 sampel air tersaring

Page 44: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

30

3. Menambahkan 1 ml ammonium molybdate ke dalam masing-masing

larutan standar yang telah dibuat dan mengaduknya sampai larutan

tercampur.

4. Menambahkan 5 tetes larutan SnCl2 dan dihomogenkan. Warnah biru akan

timbul (10-12 menit) sesuai dengan kadar fosfatnya.

5. Mengukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 690 nm.

o) Alkalinitas

Prosedur pengukuran nilai alkalinitas menurut Boyd (1982), adalah :

1. Sampel diambil sebanyak 100 ml lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250

ml.

2. Kemudian ditambahkan 3-4 tetes indikator metil oranye sehingga larutan

menjadi kuning oranye.

3. Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N hingga terjadi

perubahan warna menjadi merah muda dan dicatat volume titrasi.

3.5 Analisis Data

Menururt Dian (2014), uji Kruskal Wallis adalah uji nonparametrik berbasis

peringkat yang tujuannya untuk menentukan adakah perbedaan signifikan secara

statistik antara dua atau lebih kelompok variabel independen pada variabel

dependen yang berskala data numerik (interval/rasio) dan skala ordinal. Hasil

akhir dari uji Kruskall Wallis adalah nilai P value, yaitu apabila nilainya < batas

kristis misalkan 0,05 maka kita dapat menarik kesimpulan statistik terhadap

hipotesis yang diajukan. Uji kruskal Wallis dapat di kerjakan menggunakan

aplikasi SPSS tipe 16 dan dapat juga menggunakan rumus.

Menurut Dahuri (2003), penelitian menggunakan analisis data dengan uji

kruskal-wallis. Hal tersebut dikarenakan persebaran data yang diperoleh tidak

Page 45: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

31

normal dan pengambilan sampel dilakukan secara acak. Menurut Pelawi (2014),

uji Kruskal – Wallis dapat dihitung dengan rumus berikut:

H = (

( ) ) ∑ (

( ))

Keterangan:

H = nilai hasil perhitungan Ŕj2 = kuadrat jumlah rangking pada kelompok j n = jumlah sampel keseluruhan nj = jumlah sampel pada tiap kelompok j 12, 1 dan 3 = merupakan konstanta

Page 46: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

32

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Paciran merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Wilayah Kabupaten Lamongan yang berada di belahan utara Ibu Kota

Kabupaten Lamongan dengan jarak kurang lebih 43 km, yang terditi dari 16 desa

1 kelurahan, 34 dusun, 95 RW, 379 RT. Luas Wilayah Kecamatan Paciran

61,304 km2 terletak pada ketinggihan 2 M di atas permukaan air laut. Dengan

bentuk wilayah sebagai berikut: Datar/ daratan: 66%, Lereng/ bukit: 19%,

Perbukitan/ pegunungan: 15%. Dan batas – batas wilayah Kecamatan Paciran

yaitu: Sebelah Utara: Laut Jawa, Sebelah Timur: Kecamatn Panceng Kabupaten

Gresik, Sebelah Selatan: Kecamatn Solokuro Kabupaten Lamongan, Sebelah

Barat: Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan. Potensi sumberdaya

perikanan dan kelautan wilayah Kabupaten Lamongan meliputi pesisir, laut,

perairan payau dan perairan tawar. Adapun sektor yang dimiliki antara lain sector

pertanian, perikanan tangkap, perikanan budaya, peternakan, industri dan

pariwisata (Pemkab Lamongan, 2015).

Kabupaten Lamongan memiliki potensi laut dan pantai dengan wilayah

eksploitasi 112,5 mill laut persegi menghasilkan potensi lestari 49,51 ribu ton ikan

pertahun dengan jumlah nelayan tetap mencapai 10.987 orang. Dari potensi

yang ada, pada tahun 2004 telah dieksploitasi sebesar 10.403,4 ton.

Pengembangan penangkapan ikan di laut diarahkan untuk mengoptimalkan

potensi yang ada terutama wilayah Kecamatan Paciran . jenis ikan yang

ditangkap antara lain, peperek, tembang, teri, tongkol, kembung, rajungan, cumi-

cumi, kerang. Belanak, dan lain-lain. Untuk mendukung usaha perikanan tangkap

di Kabupaten Lamongan terdapat Penangkalan Pendaratan Ikan (PPI) atau

tempat pelelangan Ikan (TPI) di Paciran, Brondong (DKP, 2009).

Page 47: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

33

4.2 Deskripsi Stasiun Pengambilan Sampel

4.2.1 Stasiun l

Penelitian di pesisir Banjarwati, Kabupaten Lamongan stasiun l di wilayah

fishing ground dengan titik koordinat -6o 52’ 11.8” LS, 112o 23’ 14.69” BT yaitu

tempat para nelayan mencari udang kecil.

4.2.2 Stasiun II

Penelitian di pesisir Banjarwati, Kabupaten Lamongan stasiun II di

wilayah fishing ground dengan titik koordinat -6o 51’ 48.68” LS, 112o 23’ 18.44”

BT.

4.2.3 Stasiun III

Penelitian di pesisir Banjarwati, Kabupaten Lamongan stasiun III di

wilayah fishing ground dengan titik koordinat -6o 51’ 49.9” LS, 112o 24’ 2.39” BT.

4.3 Plankton di Perairan

4.3.1 Perhitungan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Pesisir Banjarwati

Hasil perhitungan nilai kelimpahan fitoplanktondapat dilihat di Tabel 2 dan

berikut:

Tabel 2. Hasil perhitungan kelimpahan fitoplankton kedalaman 0,8 m (sel/l)

Stasiun Pengamatan

Divisi Fitoplankton

Bacillario Phyta

Cilio Phora

Cyano Phyta

Dino Flagellata

Chloro phyta

I 1 5.519 0 0 369 0

2 5.120 0 118 60 0

II 1 11.083 30 0 192 296

2 5.209 0 0 59 0

III 1 22.729 74 0 399 266

2 8.583 0 89 267 0

Page 48: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

34

Berdasarkan hasil pada Tabel 2, maka grafik perhitungan kelimpahan

fitoplankton dapat dilihat pada Gambar 1:

Gambar 1. Data kelimpahan fitoplankton kedalaman (0,8 m)

Nilai kelimpahan plankton dinyatakan dalam satuan sel/l. Nilai kelimpahan

pada setiap stasiun pengambilan data diperoleh nilai kelimpahan yang berbeda.

Berdasarkan grafik di atas hasil kelimpahan fitoplankton yang diperoleh pada

pengamatan ini ditemukan 5 divisi diantaranya, Bacillariophyta, Ciliophora,

Cyanophyta, Dinoflagellata dan Chlorophyta. Menurut Bold et al. (1978) bahwa

Kelompok Bacillariophyta terdiri dari diatom yang tersebar luas di perairan air

tawar dan air laut, Karena jumlahnya yang banyak, diatom fitoplankton menjadi

komponen produsen penting di perairan laut, Diatom termasuk organisme

autotrof karena memiliki pigmen-pigmen fotosintesis seperti klorofil a, klorofil c,

karoten, fukosantin, diatoksantin, dan diadinoksantin.

Menurut Bold et al. (1978) Anggota Ciliophora merupakan organisme

uniseluler soliter. Ciliata memiliki banyak organel yang terspesialisasi, termasuk

cilia (tunggal cilium), struktur mirip rambut pendek di luar tubuhnya. Cilia mungkin

menutupi seluruh bagian tubuh Ciliata atau terlokalisasi. Pada genus

Paramaecium , cilia menutupi seluruh bagian permukaan tubuh. Koordinasi yang

baik pada cilia menyebabkan mereka dapat bergerak dengan cepat, sekitar satu

90%91%92%93%94%95%96%97%98%99%

100%

1 2 1 2 1 2

l ll lll

Stasiun : I, II, III Ulangan : 1 dan 2

Chlorophyta

Dinoflagellata

Cyanophyta

Ciliophora

Bacillariophyta

Page 49: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

35

milimeter per detiknya. Walaupun merupakan sel tunggal, Paramaecium dapat

merespons lingkungan sekitarnya dengan baik. Jika bertemu dengan bahan

kimia berbahaya atau penghalang, sel secara cepat akan mundur dengan

gerakan cilia menuju arah yang berbeda.

Cyanophyta (alga biru-hijau) sejak lama disebut algae, karena mirip

dengan algae lainnya dalam hal habitat dan cara fotosintesisnya. Meskipun

demikian, cyanophyta adalah prokariota dan demikian jauh lebih dekat

kerabatnya dengan bakteri dan algae lainnya yang bersifat eukariotik.

Cyanophyta merupakan kelompok yang beranggotakan 1.500 jenis dengan ciri

utamanya hijau kebiru-biruan. Cyanophyta terbungkus dalam dinding

peptidoglikan yang dikelilingi selubung berlendir/bergetah. Pengikatan nitrogen

yang dilakukannya terjadi didalam heterasista, yaitu sel tak berwarna yang

berserakan diantara sel-sel fotosintetiknya. Selain heteroksista ada juga bagian

spora yang membesar berisi cadangan makanan yang disebut akinet. Walaupun

cyanophyta berfotosintesis dan bersifat prokariotik, namun sangat dekat dengan

bakteri fotosintetik terutama kandungan klorofilnya lebih dominan (Perdana,

2007).

Dinoflagellata bersel uniseluler ditemukan mengambang di badan air

segar atau asin. Mereka dapat berfotosintesis autotrof atau heterotrof, dan

mereka biasanya bereproduksi secara vegetatif. Warna kemerahan pada

dinoflagellata disebabkan pigmen yang benama piridinin, selain itu divisi ini

mempunyai klorofil a, klorofil b dan klorofil c, karoten, xantofil, neoperidinin,

dinoxantin, neodinoxantin, dan diatoxanthin. Ada berbagai macam yang luar

biasa dari dinoflagellata di dunia, dan mereka dapat memiliki dampak besar pada

lingkungan mereka dengan melepaskan racun (Irfani, 2011).

Chlorophyta yaitu ganggang yang berwarna hijau karena memiliki pigmen

dominan klorofil a dan klorofil b, serta pigmen tambahan karoten (kuning

Page 50: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

36

kemerahan) dan xantofil (kuning). Sebagian besar Chlorophyta hidup secara

autotrof di air tawar, beberapa jenis lainnya hidup di laut sebagai fitoplankton.

Nilai total kelimpahan fitoplankton pada kedalaman 0,8 m diperoleh divisi

Bacaillariophyta tertinggi terdapat pada stasiun III yakni sebesar 31.312 sel/l.

Pada divisi Ciliophora nilai kelimpahan total tertinggi terdapat pada stasiun III

sebesar 74 sel/l. Divisi Cyanophyta total tertinggi terdapat pada stasiun I sebesar

118 sel/l. Divisi Dinoflagellata total tertinggi terdapat pada stasiun III yakni

dengan nilai kelimpahan 666 sel/l. Divisi Chlorophyta nilai kelimpahan total

tertinggi terdapat pada stasiun II dengan nilai kelimpahan sebesar 296 sel/l.

Tinggi rendahnya nilai kelimpahan fitoplankton dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti intensitas cahaya matahari, suhu, ketersediaan zat hara,

nitrogen serta fosfor. Hal tersebut sesuai dengan data kualitas air yang diperoleh

bahwa nilai rata-rata nitrat tertinggi terdapat pada stasiun III yakni sebesar 0,101

mg/l dan nilai rata-rata fosfat tertinggi juga terdapat pada sasiun III yakni sebesar

0,065 mg/l. Menurut Wetzel (2001) dalam Asriyana dan Yuliana (2012)

peningkatan suplai zat hara khususnya nitrogen dan fosfor merupakan faktor

kimia perairan yang dapat mempengaruhi kelimpahan fitoplankton.

Hasil pengamatan kelimpahan total fitoplankton di seluruh stasiun

pengamatan pada perairan pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten

Lamongan tergolong mesotrofik, karena dilihat dari rata-rata data kualitas air

kelimpahan fitoplankton yaitu 2000 - 15000 sel/l. Menurut Landner (1976) dalam

Suryanto (2011) terdapat 3 kategori perairan menurut kelimpahan fitoplanktonnya

yakni: oligotrofik merupakan perairan dengan tingkat kesuburan rendah dengan

kelimpahan fitoplankton 0 – 2000 sel/l; perairan mesotrofik merupakan perairan

dengan tingkat kesuburan sedang dengan kelimpahan fitoplankton antara 2000 –

Page 51: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

37

15000 sel/l; dan perairan eutrofik merupakan perairan yang tingkat kesuburan

tinggi dengan nilai kelimpahan fitoplankton berkisar >15000 sel/l.

Hasil pengamatan pada setiap stasiun diperoleh divisi Bacillariopyta yang

banyak ditemukan di periran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Putra et al.

(2012), bahwa kelas Bacillariophyta mampu menyesuaikan diri dengan kondisi

lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan kelas lainnya. Hal ini diperkuat oleh

pernyataan Nurfadillah et al. (2012) bahwa kelas Bacillariophyta mampu tumbuh

dengan cepat meskipun pada kondisi nutrien dan cahaya yang rendah.

4.3.2 Indeks Keanekaragaman

Nilai indeks keanekaragaman spesies merupakan ukuran kekayaan

komunitas dilihat dari jumlah spesies dalam suatu kawasan, berikut jumlah

individu dalam setiap spesies (Usman et al., 2013). Adapun nilai indeks

keanekaragaman dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil pengukuran indeks keanekaragaman

Stasiun Kedalaman

0,8 m

Ulangan

1 2

l 1,349 1,282

ll 0,977 1,022

lll 1,414 1,288

Rata – rata nilai indeks keanekaragaman fitoplankton pada kedalaman

0,8 m sebesar 1,222 dengan nilai tertinggi terdapat pada ulangan ke 1 lokasi III

yaitu sebesar 1,414 pada ulangan ke 2 nilai tertinggi terdapat pada stasiun III

juga yaitu sebesar 1,288 nilai tersebut tergolong keanekaragaman sedang, jika

diperhatikan pada grafik kelimpahan fitoplankton pada Gambar 1 yang ditemukan

di kedalaman 0,8 m ditemukan 5 divisi yaitu Bacillariophyta, Ciliophora,

Cyanophyta, Dinoflagellata dan Chlorophyta.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mason (1982) dalam Arfiati

(1992) kisaran indeks keanekaragaman perairan yaitu jika H<1 keanekaragaman

Page 52: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

38

rendah, 1<H<3 keanekaragaman sedang dan H>3 nilai keanekargaman tinggi.

Keanekaragaman dipengaruhi oleh ragam fitoplankton yang ditemukan di suatu

wilayah. Faktor yang dapat mempengaruhi keanekargaman plankton antara lain,

substrat yang tercemar, ketersediaan makanan (nutrien) kompetesi antar spesies

dan kondisi lingkungan tempat hidup, dengan demikian jenis yang memiliki

toleransi rendah akan menurun dan spesies yang memiliki tingkat toleransi

terhadap lingkungan tinggi maka jenis tersebut akan meningkat (Rachmawati,

2011).

4.3.3 Indeks Dominansi

Hasil perhitungan indeks dominansi pada penelitian di periaran pesisir

Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dapat dilihat di Tabel 4

berikut:

Tabel 4. Hasil pengukuran indeks dominansi

Stasiun Kedalaman

0,8 m

Ulangan

1 2

l 0,444 0,812

ll 0,561 0,480

lll 0,378 0,436

Rata – rata nilai indeks dominansi fitoplankton pada kedalaman 0,8 m

sebesar 0,518 pada ulangan ke 1 nilai tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar

0,561 dan nilai indeks dominansi terendah terdapat pada stasiun III sebesar

0,378. Pada ulangan ke 2 nilai tertinggi terdapat pada stasiun I sebesar 0,812

dan nilai indeks dominansi terendah terdapat pada stasiun III sebesar 0,436.

Nilai pada stasiun I, II dan III banyak menunjukkan angka yang

mendekati 0 dibandingan yang mendekati 1 yang menandakan bahwa tidak

terdapat dominansi spesies fitoplakton pada perairan tersebut, dominansi hanya

terdapat pada lokasi dan waktu-waktu tertentu. Telah diketahui bahwa terdapat

divisi Bacillariophyta, Ciliophora dan Dinoflagellata yang hampir dapat ditemukan

Page 53: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

39

pada setiap stasiun pengamatan. Nilai total indeks dominansi pada seluruh

stasiun menunjukkan hasil mendekati 0 sehingga dapat dikatakan pada seluruh

stasiun tidak terdapat spesies fitoplankton yang mendominansi. Menurut

Rachmawati (2011), nilai indeks dominansi yang mendekati 1 menyatakan

populasi tersebut didominansi oleh spesies tertentu, tetapi jika nilai indeks

dominansi mendekati 0 maka dalam populasi tersebut tidak ada spesies yang

mendominansi.

4.4 Hasil Pengukuran Klorofil-a

Hasil pengukuran parameter klorofil-a di pesisir Banjarwati Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan yang dapat dilihat pada Tabel 5:

Tabel 5. Hasil pengukuran klorofil-a (mg/m3)

Stasiun Kedalaman

0,8 m

Ulangan

1 2

l 0,086 0,039

ll 0,117 0,08

lll 0,144 0,09

Berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel 5 diperoleh grafik hasil

pengukuran nilai klorofil-a seperti Gambar 2:

Gambar 2. Data klorofil-a

Berdasarkan grafik data klorofil-a pada Gambar 2 dapat dijelaskan yakni

pada ulangan ke 1 di kedalaman 0,8 m hasil pengukuran nilai klorofil-a tertinggi

terletak pada stasiun III sebesar 0,144 mg/m3 dan nilai terendah terletak pada

0

0.05

0.1

0.15

0.2

I II III

Klo

rofi

l-a

(mg/

m3 )

Stasiun : I, II, III Kedalaman 0,8 m

Ulangan 1

Ulangan 2

Page 54: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

40

stasiun I sebesar 0,086 mg/m3. Pada ulangan ke 2 di kedalaman 0,8 m hasil

pengukuran nilai klorofil-a tertingggi terletak pada stasiun III sebesar 0,09 mg/m3

dan nilai terendah terletak pada stasiun I juga sebesar 0,039 mg/m3

Menurut Bohlen dan Boynton (1966) dalam Riyono et al. (2006),

kandungan klorofil-a lebih banyak ditemukan pada lapisan permukaan yang

berada dekat dengan daratan dimana semakin menuju laut maka kandungan

klorofil-a semakin rendah karena daratan banyak memberi masukan nutrien

kedalam perairan. Hal ini menyebabkan suburnya perairan yang akhirnya akan

bermanfaat bagi fitoplankton untuk melakukan aktivitas fotosintesis.

Menurut Dawes (1981) dalam Wirasatriya (2011) kriteria untuk perairan

teluk dan muara nilai klorofil-a < 15 mg/m3 dikategorikan kondisi yang bagus,

sedangkan 15-30 mg/m3 dikategorikan sedang dan > 30 mg/m3 dikategorikan

jelek (eutrofikasi). Dan seperti yang kita ketahui nilai klorofil-a pada kedalaman

0,8 m pada ulangan ke 1 lebih besar dibandingkan dengan ulangan ke 2, hal

tersebut dikarenakan pada nilai rata-rata kelimpahan tertinggi yaitu pada ulangan

ke 1. karena salah satu yang mempengaruhi nilai klorofil-a adalah jumlah

kelimpahan dan komposisi dari fitoplankton yang ada diperairan. Selain itu

parameter fisika dan kimia yang dapat berpengaruh terhadap nilai klorofil-a di

perairan adalah intensitas cahaya dan nutrien. Pada stasiun III ditemukan bahwa

nilai rata-rata fosfat merupakan nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 0,046 mg/l.

Manurung et al. (2011) menyatakan bahwa hampir semua jenis

fitoplankton memiliki klorofil-a, tetapi fitoplankton penyumbang klorofil-a

terbanyak dapat berasal dari divisi Chlorophyta. terbukti pada stasiun II dan III

ditemukan divisi Chlorophyta terbanyak dibandingan dengan stasiun lainnya. Hal

tersebut terbukti pada gambar grafik kelimpahan fitoplankton pada (Gambar 1).

Page 55: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

41

4.5 Hasil Pengukuran Produktivitas Primer

Hasil pengamatan nilai produktivitas primer di perairan pesisir Banjarwati

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan disajikan dalam bentuk tabel dan

grafik. Hasil pengukuran produktivitas primer dapat dilihat di Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Hasil pengukuran produktiivitas primer (mgC/m3)

Stasiun Kedalaman

0,8 m

Ulangan

1 2

l 12,65 7,809

ll 15,263 12,104

lll 17,324 13,005

Bedasarkan hasil pada Tabel 6 diperoleh grafik perhitungan nilai

produktivitas primer perairan seperti yang terdapat pada Gambar 3 berikut:

Gambar 3. Data perhitungan produktivitas primer

Berdasarkan grafik data produktivitas primer pada Gambar 3 dapat

dijelaskan yakni pada ulangan ke 1 di kedalaman 0,08 m hasil pengukuran nilai

produktivitas primer tertinggi terletak pada stasiun III sebesar 17,324 mgC/m3,

sedangkan nilai terendah terletak pada stasiun I sebesar 12,65 mgC/m3 dan

pada ulangan ke 2 di kedalaman 0,8 m hasil pengukuran nilai produktivitas

primer tertingggi terletak pada stasiun III sebesar 13,005 mgC/m3 sedangkan

nilai terendah terendah terletak pada stasiun I sebesar 7,809 mgC/m3. Seperti

yang kita ketahui nilai produktivitas primer pada ulangan ke 1 lebih tinggi

dibandingkan ulangan ke 2, hal tersebut dikarenakan pada nilai rata-rata klorofil-

0

5

10

15

20

I II III

Pro

du

ktiv

itas

Pri

me

r (m

gC/m

3 )

Stasiun : I, II, III Kedalaman 0,8 m

Ulangan 1

Ulangan 2

Page 56: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

42

a tertinggi yaitu pada ulangan ke 1 karena nilai produktivitas primer di perairan

berhubungan dengan nilai klorofil-a yang dimanfaatkan oleh fitoplankton dalam

proses fotosintesis.

Grafik pada (Gambar 3) di atas menggambarkan produktivitas primer di

perairan pesisir BanjarwatI dengan rata-rata tertinggi terdapat pada stasiun III

yaitu sebesar 15,164 mgC/m3 termasuk dalam keadaan oligotrofik yaitu

kesuburan rendah. Produktivitas primer pada stasiun III memiliki nilai rata-rata

cukup tinggi dibandingkan dengan stasiun lainnya. Hal itu dapat dikarenakan

stasiun III memiliki nilai rata-rata beberapa kualitas air yang cukup tinggi. Hal

tersebut terbukti bahwa pada stasiun III nilai klorofil-a cukup tinggi selama

pengamatan, nilai klorofil-a pada stasiun III yaitu sebesar 0,117 mg/m3.

Menurut Triyatmo et al. (1977) produktivitas primer dapat dipakai untuk

menentukan kesuburan suatu perairan. Klasifikasi tingkat kesuburan tersebut

adalah 0 – 200 mgC/m3 termasuk oligotrofik, 200 – 750 mgC/m3 termasuk

mesotrofik dan lebih dari 750 mgC/m3 termasuk eutrofik.

Selain itu nilai produktivitas primer di perairan juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor lain seperti kelimpahan fitoplankton, kecerahan, dan banyaknya

nutrien di perairan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Wetzel (1983); Nybakken

(1992) dalam Romimohtarto dan Juwana (2001) faktor yang mempengaruhi

produktivitas primer antara lain kelimpahan fitoplankton, cahaya matahari dan

nutrien.

Odum (1993) dalam Bayurini (2006) juga mengatakan bahwa penetrasi

cahaya matahari dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Apabila kecerahan

dalam suatu perairan rendah, berarti perairan tersebut keruh dan kekeruhan

tersebut sangat berpengaruh terhadap kepadatan fitoplankton. Faktor yang

mempengaruhi menurut Ewusi (1990) dalam Bayurini (2006) adalah nutrien di

perairan yakni terdapat 2 nutrien yang paling penting terhadap pertumbuhan

Page 57: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

43

fitoplankton adalah nitrit dan fosfat. Menurut Sitinjak (2009) dalam Ardianti

(2016) kadar unsur hara dalam perairan termasuk nitrat dan fosfat, kelimpahan

fitoplankton dan kecerahan mempengaruhi nilai produktivitas primer.

4.6 Hasil Pengukuran Kualitas Air

Pengukuran kualitas air merupakan faktor penting yang dapat digunakan

dalam mengetahui kondisi perairan di perairan pesisir Banjarwati Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Parameter yang diukur meliputi

parameter fisika (suhu,kecerahan dan kecepatan arus) dan parameter kimia (pH,

DO, salinitas, nitrat, fosfat dan alkalinitas). Nilai rata-rata kualitas air dapat dilihat

pada Lampiran 5.

4.6.1 Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor fisika di perairan yang penting dalam

kehidupan organisme plankton maupun ikan. Suhu berpengaruh terhadap

kecepatan metabolisme tubuh organisme. Pada ulangan ke 1 yang dilakukan

diperoleh hasil pengamatan suhu berkiasar 29 - 30,1 0C. Pada ulangan ke 2

diperoleh hasil pengamatan suhu berkisar 29,3 - 30,5 0C hasil tersebut dapat

dilihat di Gambar 4 yakni grafik hasil pengukuran suhu.

Gambar 4. Data pengukuran suhu

28

28.5

29

29.5

30

30.5

31

I II III

Suh

u (

0 C)

Stasiun: I, II, III Kedalaman 0,8 m

Ulangan 1

Ulangan 2

Page 58: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

44

Berdasarkan grafik data pengamatan suhu pada Gambar 4 diperoleh nilai

yang tidak berbeda jauh baik pada setiap stasiun pengamatan dan dua kali

pengamatan. Nilai suhu tertinggi pada ulangan ke 1 terdapat pada stasiun III

yaitu sebesar 30,1 0C sedangkan nilai terendah terdapat pada stasiun I yaitu

sebesar 29 0C dan nilai suhu tertinggi pada ulangan ke 2 terdapat pada stasiun

III juga yaitu sebesar 30,,5 0C sedangkan nilai terendah terdapat pada stasiun I

yaitu sebesar 29,3 0C . Menurut Douglas (2001) dalam Aziz (2007) Suhu air laut

pada lapisan permukaan lebih hangat dari pada suhu di lapisan dasar. Suhu

permukaan laut dinyatakan dalam satuan 0C. Suhu permukaan di kawasan laut

Indonesia antara 28 0C - 310C.

Perbedaan nilai suhu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

keadaan atmosfer dan cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan pesisir

Banjarwati, seperti yang dikatakan Officer (1976) bahwa suhu air laut di suatu

perairan dapat dipengaruhi kondisi atmosfer dan intensitas penyinaran matahari

yang masuk ke perairan. Perolehan nilai pengukuran suhu di Kecamatan Paciran

Kabupaten Lamongan masih sesuai dengan suhu optimum untuk pertumbuhan

fitoplankton. Menurut Effendi (2003).

4.6.2 Kecerahan

Kecerahan berhubungan langsung dengan proses fotosintesis

fitoplankton, sehingga parameter ini penting untuk diamati. Hasil pengukuran

kecerahan perairan di pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran dapat dilihat pada

Gambar 5.

Page 59: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

45

Gambar 5. Data pengukuran kecerahan

Berdasarkan grafik data pengukuran kecerahan pada Gambar 5 ulangan

ke 1 diperoleh hasil pengukuran kecerahan perairan pesisir Banjarwati berkisar

112 – 142 cm. Sedangkan pada ulangan ke 2 diperoleh nilai kecerahan berkisar

antara 110 – 140 cm. Nilai kecerahan pada pengambilan sampel pertama

diperoleh nilai tertinggi pada stasiun II yaitu sebesar 142,5 cm, pada

pengambilan sampel kedua diperoleh nilai tertinggi pada stasiun II juga sebesar

140,5 cm. Perolehan nilai kecerahan pada setiap stasiun berbeda dikarenakan

pengaruh dari keadaan lingkungan sekitar dan kedalaman dasar perairan.

Menurut Effendi (2003) dalam Sinurat (2009) nilai kecerahan sangat di pengaruhi

oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran,kekeruhan dan padatan tersuspensi,

oleh karena itu pengukuran kecerahan dilakukan pada saat cuaca cerah.

Kisaran nilai kecerahan pada perairan pesisir Banjarwati Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan 110-142,5 cm. Kecerahan air laut ditentukan oleh

kekeruhan air di laut itu sendiri. Pada perairan laut yang dalam dan jernih

fotosintesis tumbuhan itu mencapai 266 m sedangkan jika keruh hanya mencapai

15 – 40 m (Sari dan Usman, 2012). jika dibandingkan dengan nilai baku mutu

menurut KEP No.51/MENLH/2004 sangat memenuhi baku mutu (> 5 meter). Hal

tersebut dapat disebabkan oleh aktivitas manusia menyumbangkn partikel

terhadap perairan pesisir. Muhadi (2002) mengatakan kecerahan dapat

ditentukan dari jenis substrat, aktivitas yang ada di sekitar lingkungan perairan.

0

50

100

150

I II III

Ke

cera

han

(cm

)

Stasiun: I, II, III

Ulangan 1

Ulangan 2

Page 60: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

46

Selain itu nilai kecerahan peraoran juga dapat dipengaruhi pleh jumlah plankton

yang terdapat di perairan. Sachoemar dan Hendiarti (2006) kecerahan perairan

akan mempengaruhi proses fotosintesis fitoplankton dan penetrasi cahaya pada

perairan. Tingginya nilai kecerahan akan dipengaruhi oleh banyaknya jumlah

fitoplankton dalam perairan.

4.6.3 Kecepatan Arus

Kecepatan arus merupakan salah satu faktor fisika di perairan yang

penting manfaat arus bagi biota adalah distribusi makanan dan pembungan

kotoran-kotorannya. Hasil pengukuran kecepatan arus perairan di pesisir

Banjarwati Kecamatan Paciran dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Data pengukuran kecepatan arus

Berdasarkan grafik data pengukuran kecepatan arus pada Gambar 6

ulangan ke 1 diperoleh hasil pengukuran kecerpatan arus perairan pesisir

Banjarwati berkisar 0,02 – 0,05 m/s. Sedangkan pada ulangan ke 2 diperoleh

nilai kecepatan arus berkisar antara 0,04 – 0,06 m/s. Nilai kecepatan arus pada

pengambilan sampel pertama diperoleh nilai tertinggi pada stasiun III yaitu

sebesar 0,05 m/s, pada pengambilan sampel kedua diperoleh nilai tertinggi pada

stasiun III sebesar 0,06 m/s. Perolehan nilai kecepatan arus pada setiap stasiun

berbeda dikarenakan pengaruh dari keadaan lingkungan sekitar.

0

0.02

0.04

0.06

0.08

I II III

Ke

cep

atan

Aru

s (m

/s)

Stasiun : I, II, III

Ulangan 1

Ulangan 2

Page 61: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

47

Menurut Effendi, H (2000) arus di suatu perairan dapat disebabkan oleh

berbagai faktor seperti angin, pasang surut, gradien tekanan. Sedangkan Birowo

(2003) menyatakan juga bahwa kaitan arus dengan biologi arus berperan

terhadap penyebaran pakan bagi biota yang hidup terutama biota yang hidupnya

menetap di perairan.

Menurut DKP-RI (2002), kondisi perairan dengan kecepatan arus yang

dipersyaratkan untuk kegiatan budidaya ikan dalam karamba jaring apung dilaut

adalah kurang dari 0,75 m/detik dengan tinggi gelombang kurang dari 0,5 meter,

sedangkan kedalaman air dari dasar jaring adalah lebih dari 10 meter. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga kualitas dan sirkulasi air serta limbah yang

dihasilkan dari kegiatan karamba jaring apung.

4.6.4 Potenial of Hydrogen (pH)

Nilai pH merupakan salah satu parameter yang berpengaruh terhadap

kehidupan baik tumbuhan maupun hewan di perairan. Odum (1994) dalam

Almanda (2012) menyatakan bahwa nilai derajat keasaman (pH) menunjukkan

derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan karena pH mempunyai

pengaruh yang besar terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan akuatik. Pada

pengamatan diperoleh nilai rata-rata pengamatan pH berkisar 8,2 – 8,3. Nilai

tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Adapun grafik

hasil pengamatan pH perairan pesisir Banjarwati dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Data pengukuran pH

8.15

8.2

8.25

8.3

8.35

I II III

pH

Stasiun: I, II, III …

Ulangan 1

Ulangan 2

Page 62: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

48

Berdasarkan data grafik pengukuran pH pada Gambar 7 pada

pengamatan kedalaman 0,8 m pada dua kali pengamatan diperoleh nilai pH

perairan Banjarwati berkisar antara 8,2– 8,3 dengan niali rata – rata tertinggi

pada ulangan ke 2 yang menandakan tidak adanya perbedaan pH yang

signifikan, karena rata-rata nilai DO di perairan pesisir Banjarwati nilai rata-rata

tertinggi yaitu pada ulangan ke 2.

Menurut Sudadi (2003), pH sangat berkaitan dengan air. Air laut yang

normal mempunyai nilai pH antara 7,8 – 8,3 dan mempunyai kapasitas yang

bagus untuk bikarbonat yang tersedia, pH optimal untuk pertumbuhan

fitoplankton berkisar antara 6 – 8. Berdasarkan nilai tersebut maka pH di perairan

pesisir Banjarwati tergolong normal dan dapat mendukung pertumbuhan

fitoplankton.

4.6.5 Salinitas

Nilai salinitas pada kedalaman 0,8 m ulangan ke 1 pada stasiun I sebesar

30 ppt, stasiun II sebesar 30 ppt, stasiun III sebesar 31 ppt. Sedangkan pada

ulangan ke 2 stasiun I sebesar 28 ppt, stasiun II sebesar 30 ppt, stasiun III

sebesar 30,5 ppt. Data tersebut dapat dilihat dalam grafik pada Gambar 8.

Gambar 8. Data pengukuran salinitas

Berdasarkan grafik data pengukuran salinitas pada Gambar 8 dapat

diketahui nilai salinitas di perairan pesisir Banjarwati berkisar antara 28 – 30,5

26

27

28

29

30

31

32

I II III

Salin

itas

(p

pt)

Stasiun : I, II, III Kedalaman 0,8 m

Ulangan 1

Ulangan 2

Page 63: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

49

ppt. Menurut Castro dan Huber (2003), rata-rata salinitas laut sekitar 35 ‰

sedangkan laut terbuka bervariasi secara relatif kecil berkisar antara 33 ‰ – 37

‰ tergantung sebagian besar pada keseimbangan evaporasi. Sebagian batasan

laut memungkinkan lebih banyak salinitas ekstrim.

Milero dan Shon (1992) dalam Efrizal (2006) menyatakan bahwa

fitoplankton dapat berkembang dengan baik pada salinitas 15 – 32 ‰. Jadi di

pesisir Banjarwati mempunyai kisaran nilai salinitas yang masih sesuai untuk

pertumbuhan fitoplankton, hal tersebut terbukti bahwa keanekaragaman

fitoplankton pada seluruh stasiun masih dalam nilai yang baik, yaitu dalam

kisaran 1 – 3. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mason (1982) dalam Arfiati

(1992) kisaran indeks keanekaragaman perairan yaitu jika H<1 keanekaragaman

rendah, 1<H<3 keanekaragaman sedang dan H>3 nilai keanekargaman tinggi

4.6.6 Dissolved Oxygen (DO)

Perolehan hasil nilai rata-rata pengamatan DO pada ulangan ke 1

kedalaman 0,8 m sebesar 4, 48 mg/l sedangkan pada ulangan ke 2 diperoleh

hasil nilai rata-rata pengukuran DO sebesar 5,17 mg/l. Data tersebut dapat dilihat

dalam grafik pada Gambar 9.

Gambar 9. Data pengukuran Dissolved oxygen (DO)

26

27

28

29

30

31

32

I II III

Salin

itas

(p

pt)

Stasiun : I, II, III Kedalaman 0,8 m

Ulangan 1

Ulangan 2

Page 64: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

50

Berdasarkan grafik data pengukuran DO pada Gambar 9 menunjukkan

bahwa nilai DO tertinggi pada ulangan ke 1 terdapat pada stasiun III sebesar

4,80 mg/l dan pada ulangan ke 2 terletak pada stasiun III sebesar 5,65 mg/l.

Menurut Effendi (2003) kadar oksigen terlarut perairan tawar berkisar

antara 15 – mg/l pada suhu 00C dan 8 mg/l pada suhu 250C sedangkan di

perairan laut berkisar antara 11 mg/l pada suhu 00C dan 7 mg/l pada suhu 250C.

Menurut Hutagalung (1988) dalam Isnaini (2012) oksigen terlarut diatas 5 mg/l

cukup layak bagi kehidupan plankton. Nilai DO perairan pesisir Banjarwati

tergolong normal dan mampu mendukung kehidupan plankton.

Nilai pengukuran DO pada ulangan ke 1 dan 2 tidak jauh berbeda yang

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Odum (1971) dalam Salmin (2005)

menyatakan bahwa kadar oksigen dalam perairan akan bertambah semakin

tingginya suhu. Pada lapisan permukaan kadar oksigen akan lebih tinggi karena

adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses

fotosintesis.

4.6.7 Nitrat (NO3)

Hasil pengukuran kandungan nitrat di perairan pesisir Banjarwati

Kecamatan Paciran dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Data pengukuran nitrat

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

I II III

Nit

rat

(mg/

l)

Stasiun : I, II, III Kedalaman 0,8 m

Ulangan 1

Ulangan 2

Page 65: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

51

Berdasarkan grafik data pengukuran nitrat pada Gambar 10 menunjukkan

bahwa nilai nitrat tertinggi pada ulangan ke 1 yaitu terdapat pada stasiun III yakni

sebesar 0,083 mg/l dan pada ulangan ke 2 terdapat pada stasiun I yaitu sebesar

0,61 mg/l. Menurut Suparjo (2008) bahwa fitoplankton dapat tumbuh optimal

pada kandungan nitrat sebesar 0,9 – 3,5 mg/l. pada konsentrasi dibawah 0,01

mg/l atau diatas 4,5 mg/l nitrat dapat menjadi faktor pembatas. Hasil pengamatan

nilai nitrat pada beberapa stasiun pengamatan di perairan pesisir Banjarwati

Kecamatan Paciran tergolong dalam kadar yang kurang baik untuk pertumbuhan

fitoplankton. Ketersediaan nitrat di perairan dapat dipengaruhi oleh ketersediaan

limbah yaitu merupakan nutrien bagi pertumbuhan fitoplankton. Sugiharto (2014)

mengatakan bahwa sumber nitrat pada perairan berasal dari air limbah rumah

tangga dan pertanian yang masuk ke dalam sungai dan terbawa hingga ke laut.

Menurut standar baku mutu KEP NO.51/MENLH/2004 untuk biota laut

nilai nitrat pada seluruh stasiun pengamatan sudah melebihi standar yakni

>0,008 mg/l. kesuburan perairan pada pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran

Kabupaten Lamongan tergolong eutrofik menurut KEP NO.51/MENLH/2004.

4.6.8 Fosfat (PO4)

Fosfat merupakan bentuk yang paling sederhana dan dapat dimanfaatkan

langsung oleh fitoplankton dan tumbuhan akuatik. Hasil pengukuran kandungan

nitrat di perairan pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran dapat dilihat pada

Gambar 11.

Page 66: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

52

Gambar 11. Data pengukuran fosfat

Berdasarkan grafik data pengukuran fosfat pada Gambar 11

menunjukkan bahwa nilai fosfat tertinggi pada ulangan ke 1 terdapat di stasiun III

yaitu sebesar 0,054 mg/l dan pada ulangan ke 2 tertinggi terdapat pada stasiun I

yaitu sebesar 0,047 mg/l. nilai pengukuran fosfat ulangan 1 dan 2 berbeda yang

dapat disebabkan beberapa faktor lingkungan. Saeni (1989) dalam Asmara

(2005) menyatakan bahwa sumber fosfor dalam perairan dapat berasal dari

udara, pelapukan batuan, dekomposisi bahan organik, pupuk buatan (limbah

pertanian), limbah industri, limbah rumah tangga dan mineral-mineral fosfat. Hal

tersebut sesuai karena di sekitar stasiun terdapat kolam pembenihan ikan yang

memiliki kemungkinan dapat menyumbangkan limbah pakan ke dalam perairan.

Nilai fosfat pada pengamatan yang dilakukan berkisar antara 0,037 –

0,054 mg/l nilai tersebut tergolong rendah untuk pertumbuhan fitoplankton.

Menurut Basmi (2000) dalam Sudarsono et al. (2014) menyatakan bahwa

peningkatan kadar fosfat dalam air laut akan menyebabkan terjadinya populasi

(blooming) fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan secara

massal. Batas pertumbuhan optimal fitoplankton terjadi apabila fosfat dalam

perairan sebesar 0,27 – 5,51 mg/l.

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

I II III

Fosf

at (

mg/

l)

Stasiun : I, II, III Kedalaman 0,8 m

Ulangan 1

Ulangan 2

Page 67: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

53

4.6.9 Alkalinitas

Hasil pengukuran kandungan alkalinitas di perairan pesisir Banjarwati

Kecamatan Paciran dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Data pengukuran alkalinitas

Berdasarkan data grafik pengukuran alkalinitas pada Gambar 12

menunjukkan bahwa nilai alkalinitas tertinggi pada ulangan ke 1 terdapat di

stasiun II dan III yaitu sebesar 220 mg/l dan pada ulangan ke 2 terletak pada

stasiun II dan III juga yaitu sebesar 240 mg/l. Nilai alkalinitas di perairan pesisir

Banjarwati Kecamatan Paciran termasuk nilai yang optimum.

Nilai alkalinitas perairan laut hampir tidak pernah melebihi 500 mg/Liter

CaCO3. Nilai alkalinitas yang baik berkisar antara 30 – 500 mg/L CaCO3. Nilai

alkalinitas pada perairan laut adalah 40 mg/L CaCO3 (Boyd, 1988 dalam Bintoro

dan Abidin, 2014). Alkalinitas relatif sama jumlahnya dengan kesadahan dalam

suatu perairan. Alkalinitas juga berpengaruh terhadap pH dalam suatu perairan.

Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan

melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam sehinga keadaan pH menjadi

netral. Sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat akan mengalami

hidrolis menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat

basa, sehingga keadaan kembali netral (Effendi, 2003).

0

50

100

150

200

250

300

I II III

Alk

alin

itas

(m

g/l)

Stasiun : I, II, III Kedalaman 0,8 m

Ulangan 1

Ulangan 2

Page 68: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

54

4.7 Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Kruskal

Wallis dengan aplikasi SPSS tipe 16. Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat di

bawah ini:

Test Statisticsa,b

Kelimpahan Proper

Chi-Square 2.000 2.571

df 2 2

Asymp. Sig. .368 .276

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Stasiun

Analisis data pebedaan nilai kelimpahan fitoplankton dan produktivitas

primer antar stasiun di perairan pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran yang

disajikan di atas menggunakan aplikasi SPSS 16. Hasil data statistik

menunjukkan nilai Asymp. Sig. atau P (Probabilitas) kelimpahan sebesar 0,368

sedangkan produktivitas primer sebesar 0,276. Nillai tersebut menunjukkan

bahwa nilai kelimpahan dan produktivitas primer pada setiap stasiun tidak

memiliki perbedaan yang signifikan (p>0,05), sehingga persebaran kelimpahan

dan produktivitas primer di setiap stasiun sama. Uji dengan menggunakan

Kruskal Wallis merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh 2

variabel atau lebih dari 2 variabel. Hasil analisis data 3 variabel dapat dilihat pada

Lampiran 8.

Page 69: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

55

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai klorofil-a yang diperoleh selama penelitian yaitu berkisar 0,039 0,144

mg/m3. nilai klorofil-a tersebut menunjukkan bahwa perairan pesisir

Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan memiliki nilai klorofil-a

yang cukup baik.

2. Nilai produktivitas perairan yang diperoleh dari dua kali berkisar antara 7,809

17,324 mgC/m3 yang mengartikan bahwa nilai produktivitas primer di

perairan pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

tergolong rendah.

3. Spesies fitoplankton yang diperoleh selama pengamatan (penelitian) adalah

Cyclotella, Naviculs, Synedra, Hemiaulus, Pinnularia dan lain sebagainya.

Spesies yang ditemukan termasuk pada beberapa divisi seperti

Bacillariophyta, Ciliophora, Cyanophyta, Dinoflagellata dan Chlorophyta.

Divisi Bacillariphyta dan Dinoflagellata hampir ditemukan pada setiap stasiun

pengamatan, dikarenakan divisi tersebut memiliki sifat mudah beradaptasi

pada lingkungan dan cepat berkembangbiak. Kondisi kualitas air pada saat

dilakukan penelitian diperoleh hasil pengamatan suhu berkisar 29 30 oC,

kecerahan berkisar 110 142 cm, kecepatan arus berkisar 0,02 0,06 m/s,

salinitas bekisar 28 -31 ppt, pH berkisar 8,2 8,3, DO berkisar 4,05 5,56

mg/l, nitrat berkisar 0,051 0,083 mg/l, fosfat berkisar 0,037 0,054 mg/l dan

alkalinitas berkisar 180 240 mg/l. terdapat beberapa parameter kualitas air

yang tidak memenuhi standar baku mutu menurut kepmen LH Nomor 51

Tahun 2004 seperti kecerahan, nitrat, fosfat, akan tetapi terdapat pula

Page 70: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

56

parameter yang masih sesuai baku mutu maupun nilai optimum untuk

organisme.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu perlunya pengamatan kualitas air secara

berkala, karena perubahan kualitas air dapat berpengaruh terhadap nilai

produktivitas primer yang sangat berdampak pada produktivitas sekunder

sehinggga mempengaruhi produksi perikanan tangkap di Kecamatan Paciran

Kabupaten Lamongan. Penelitian ini dapat dilakukan kembali di tahun berikutnya,

hal tersebut dikarenakan kondisi lingkungan perairan akan terus berubah sesuai

dengan perubahan lingkungan sekitarnya.

Page 71: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

57

DAFTAR PUSTAKA

Arfati. 1992. Survey Pendugaan Kepadatan Fitoplankton Sebagai Produktivitas

Primer di Rawa Bureng Desa Sukosari Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang Jawa Timur. Universitas Brawijaya. Malang.

Arfiati. 2001. Diklat Kuliah Limnologi Kimia Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang.

Asmara, A. 2005. Hubungan Struktur Komunitas Plankton dengan Kondisi Fisika-Kimia Perairan Pulau Pramuka dan Pulau Panggang Kepulauan Seribu. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Asriayana dan Yuliana. 2012. Produktivitas Perairan. PT Bumi Askara. Jakarta. Hal 11-12.

Azkab, S. 2006. Manajemen Kualitas Air Untuk Budidaya Perikanan. Jurusan MSP Perikanan. Unversitas Brawijaya. Malang.

Bakti, H. 2009. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Dan

Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. Barrus K, M. Ghufron dan Andi B. T. 2006. Budidaya Ikan Laut di Keramba

Jaring Apung. Rineka Cipta. Jakarta. Barrus, R. G. 2001. Recent and Postglacial Production Rates Of A Mark Lake.

Limnology Oceanography. 15: 491 503. Beverage, J. P. 1964. Hyperconcentrations of Suspended Sediment. Journal Of

The Hydraulic Division, American Society Of Civil Engineers. Pp. 117 128.

Bintoro, Akhlis dan Mukhtarul Abidin. 2014. Pengukuran Total Alkalinitas di

Perairan Estuari Sungai Indragiri Provinsi Riau. Buletin Teknik Litkayasa. 11 (1) : 11-14.

Birowo. 2003. Pengantar Limnologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA. Universitas Sumatera Utara Medan. Beveridge, M, C. 1964. Cage and Pen Fish Farming. Carrying Capacity Models and Enverionment Impact. FAO Fish. Tech > pap (225):131 pp.

Bloom, 2006. Chemical and Physical Water Quality Analisis. Nuffic. Unibraw/Luw/Fish. Malang.

Bold, H.C. and M.J. Wynne 1980. Introduktion to the algae. Structure and reproduction. Prentice-Hall, INC., Englewood Cliffs, New Jersey 07632 : 706 pp

Boyd, C, E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. New York.

Elsevier Scientific Publishing Company.

Brown, A. L.1087. Freshwater Ecology. Heineeman Educational Books. London.

Page 72: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

58

Christina, F, A. G. Jagatraya, Poernomo, A. Jauzi. 2008. Akuakultur Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa, Masyarakat Perikanan Nusantara dan Taman Akuarium Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah. Jakarta. Hal 154. Cooperation.

Curtis, H. 1978. Biology. Edisi Kedua. Orth Publisher. Inc. New York.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 25-26.

Davis, G.C. 1955. The Marine and Freshwater Plankton. USA: Michigan State Dian Ayu. 2014. Buku Ajar Statistik. PT Bumi Askara. Jakarta. Hal 32-33.

Dring, M. J. 1990. Light Harvesting and Pigments Composition in Marine Phytoplankton and Microalgae. In Light and Life in the Sea. Cambridge University Press. New York.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Effendi, R., Palloan, P., Ihsan, N. 2012. Analisis Konsentrasi Klorofil-a di Perairan Sekitar Kota Makasar Menggunakan Data Satelit Topex/Poseidon. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Vol 8(3). 279-285.

Efrizal. 2006. peranan Kualitas Air Terhadap Keberhasilan Budidaya Ikan di Kolam. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Volume 8 Nomer 1.

Ermawan, R. W. 2008. Kajiann Sumberdaya Pantai untuk Kesesuaian Ekowisata

di Pantai Perigi, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ferianita, M, H., Haeruman. L, C dan Sitepu. 2005. Komunitas Fitoplankton Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Teluk Jakarta. Universitas Trisakti. Jakarta.

Google Earth. 2017. Lokasi Pesisir Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Diakses Tanggal 3 Mei Pukul 20.15 WIB.

Hariyadi, S., Suryadiputra dan B. Widigdo. 1992. Limnologi Metode Kualitas Air.fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Harvey, L. 1976. Monitoring Oksigen Terlarut Dalam Rangka Pengelolaan Kualitas Air Suatu Perairan. Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang.

Hutabarat, S. 2001. Pengaruh Kondisi Oseanografi Terhadap Perubahan Iklim.

Produktivitas dan Distribusi Biota Laut.universitas Diponegoro. Semarang.

Hutagalung, H.P., D. Setiapermanadan., S. H. Riyono. 1997. Metode Analisis Air Laut Sedimen dan Biota. Bukuke ll, Puslitbang Oseanologi, LIPI.

Page 73: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

59

Irdrania, A. S. 2015. Analisis Persebaran Horizontal Fitoplankton dan Zooplankton di Pantai Pasir Putih Situbondo Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang.

Kasim. 2005. Metode Penelitian Masyarakat. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

KEPMENLH (Menteri Negara Lingkungan Hidup). 2004. Surat Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup. No.KEP-51/MENLH/2004 Tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut, Lampiran III.

Kordi, K., M. Ghufran H dan Tancung Andi Baso. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dan Tanah dalam Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta.

Lasabuda, R. 2013. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif Negara Kepulsusn Republik Indonesia. Jurnal ilmiah platax. Vol 1(2). ISSN 2302-3589.

Mackereth, F. J. H., Heron, T and Talling, J. F. 1989. Water Analysis. Freshwater Biological Association. Cumbria UK.

Makmur, M. 2011. Komunitas Fitoplankton Pada Lokasi Jarring Apung di Waduk Jati Luhur. Diklat AUO. Jakarta.

Maresi. 2015. Metodologi Riset. Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Indonesia. Yogyakarta. Muhadi, A, P. 2002. Kajian Struktur Komunitas Fitoplankton dan Hubungan

dengan Beberapa Faktor Oceanografi di Muara Sungai Ketiwon Tegal. Skripsi. IPB. Bogor.

Mulyanto. 2008. Metode Sampling. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang.

Mutiara Azzahrawaani. 2011. Produktivitas Perairan. PT Bumi Askara. Jakarta. Hal 7-10.

Nababan, B., Zulkarnaen, D., Gaol, J, L. 2009. Variabilitas Konsentrasi Klorofil-a di Perairan Utara Sumbawa Berdasarkan Data Satelit SeaWFS. E- Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol 1(2). Hal 71-83.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Neutron, P. 2012. Karbondioksida Agresif. PT. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Nontji, Anugerah. 1993. Laut Nusantara. PT Penerbit Djambatan. Jakarta. Hal 126.

Officer, C, B. 1976. Physical Oceanography of Estiaries and Associated Coastal Waters. Jhon Willey and Sons. New York, 465 pp.

Paramitha, A. 2014. Studi Klorofil-a di Kawasan Perairan Belawan Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Pasrons, T. R., M. Takeshi dan B. Hagrave. 1984. Biological Oceanographic Photosynthesis. W. H. Freeman & Company. New York.

Page 74: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

60

PEMKAB Pasuruan. 2015. Geografis Kabupaten Lamongan. www.Lamongankab.go.id. Diakses pada tanggal 17 Agustus 2017 pukul 19.00 WIB.

Pirzan, H. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Gajah Mada university Press. Yogyakarta.

Piyoto, A dan Wiryanto. 2011. Produktivitas Primer Perairan Waduk Cengklik

Boyolali. Biodiversitas Vol 3 (1): 189-195.

Pramudji. 2002. Pengelolaan Kawasan Pesisir dalam Upaya Pengembangan Wisata Bahari. Oseana 27 (1): 27-35.

-Hill Book Company, New York.

Raharjo, B.H. 2003. Pengaruh Kualitas Air pada Tambak Tidak Bermangrove dan Bermangrove Terhadap Hasil Udang Alam di Desa Grinting Kabupaten Brebes. Universitas Diponegoro. Semarang.

Rahmawati, A. 2009. Studi Pengelolaan Kawasan Pesisir untuk Kegiatan Wisata Pantai (Kasus Pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan, Jawa Timur). Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Riyono, S. H., Afdal, A. Rozak. 2005. Kondisi Perairan Teluk Klabat ditinjau dari Kandungan Klorofil-a Fitoplankton. Oceanologi dan Limnologi Indonesia no 39.hal 19-36.

Romimohtarto, K. 1985. Kualitas Air dalam Budidaya Laut. Bandar Lampung. Sea Farming Workshop Report.

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. ISSN. 30(3):21-26.

Sationo. 2011. Praktikum Lapang. http://staff.uny.ac.id. Diakses pada 7 Februari 2017.

Shirota A. 1966. The plankton of south vietnam. Tokyo: Technical Sinurat, G. 2009. Studi Tentang Nilai Produktivitas Primer di Perairan Danau

Toba. Universitas Sumatera Utara. Medan.

SNI. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. CV Alfabeta. Bandung. Strickland,J. D. H. 1960. Measuring the Production of Marine Fitoplankton. Fish

Res. Bull. 122:1-171.

Subarijanti, H. U dan Kusriani. 2005. Buku Ajar Planktonologi. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang.

Sugiono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung. Suryabrata, S. 1989. Metodologi Penelitian. Rajawali Press. Jakarta.

Page 75: KAJIAN PRODUKTIVITAS PRIMER MENGGUNAKAN ...repository.ub.ac.id/7826/1/IGA KUSUMA WATI.pdfSkripsi tentang Kajian Produktivitas Primer Menggunakan Metode Klorofil-a di Pesisir Barjarwati

61

Suryanto, A, M. 2011. Kelimpahan dan Komposisi Fitoplankton di Waduk Selorejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Jurnal Kelautan. 4(2):32-39.

Suryanto, A. M. 2006. Planktonologi (Peranan Unsur Hara Bagi Fitoplankton) Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang. Univerisity Press.

Suyanto, 1995. Budidaya Udang Windu. Swadaya, Jakarta

Usman, S., J. Kunsen dan J. Rimper. 2013. Struktur Komunitas Plankton di Perairan Pulau Bangka Kabupaten Minanhasa Utara. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Vol 2(1).

Wardoyo, S. T. H. 1988. Pengelolaan Kualitas Air. Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi. IPB. Bogor.

Wetzel, R, G. 2001. Limnology Lake and River Echosystem Third Edition. Academic Press. California.

Widigdo, B. 2001. Manajemen Sumberdaya Perairan. Bahan Kuliah. FPIK IPB. Bogor.

Wirasatriya, A. 2011. Pola Distribusi Klorofil-a da Total Suspendid Solid (TSS) di Teluk Toli Toli Sulawesi. Bulletin Oseanografi Marina. Vol 1:137-149.

Wirawan, I. 1995. Limnology. Jurusan Perikanan Universitas Dr. Sutomo. Surabya.

Yulfiperius, Mozes R. Toelihere, Ridwan Affandi dan Djadja Subardja Sjafei. 2006. Pengaruh Alkalinitas terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Lalawak (Barbodes sp.) Biosfera. 23 (1) : 38-43.