KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL Skripsi Oleh : FARIS AMIRUDIN A NIM : K5403032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

Page 1: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS

DALAM ANALISIS SPASIAL

Skripsi

Oleh :

FARIS AMIRUDIN A

NIM : K5403032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS

DALAM ANALISIS SPASIAL

Oleh :

FARIS AMIRUDIN A

NIM : K5403032

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. M. Gamal Rindardjono, M.Si Dr. Sarwono, M.Pd

NIP. 19640803 199512 1 001 NIP. 19640414 198903 1 020

Page 4: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Diterima

untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Senin

Tanggal : 6 Desember 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Partoso Hadi, M.Si. ...........................

Sekretaris : Setya Nugraha, S.Si, M.Si. ...........................

Anggota I : Dr. Muh. Gamal Rindardjono, M.Si ...........................

Anggota II : Dr. Sarwono, M.Pd ...........................

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Faris Amirudin A. KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM

ANALISIS SPASIAL. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui potensi wisata Ketep Pass,

(2) mengetahui pengembangan potensi wisata Ketep Pass ditinjau dari sudut

spasial.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi

penelitian ini adalah pengunjung, pengelola obyek wisata, masyarakat sekitar

obyek wisata. Teknik sampling penelitian ini menggunakan sampel acak berstrata

(stratified random sampling) untuk pengunjung dan masyarakat sekitar,

sedangkan untuk pengelola obyek wisata menggunakan sampel purposif.. Teknik

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara. Analisis data yang

digunakan adalah analisis spasial untuk mengetahui letak koordinat fasilitas yang

ada di Obyek Wisata Ketep Pass, analisis skoring untuk mengetahui potensi

wisata Ketep Pass dan analisis SWOT untuk mengetahui pengembangan Obyek

Wisata Ketep Pass. Hasil penelitian ini berupa Peta Fasilitas Obyek Wisata Ketep

Pass.

Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) obyek wisata Ketep pass merupakan

obyek wisata dengan potensi tinggi. (2) Pengembangan obyek wisata berdasarkan

faktor penghambat terutama pada faktor daya tarik obyek wisata, aksesibilitas,

fasilitas dasar, fasilitas pendukung.

Page 6: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Faris Amirudin A, STUDY OF POTENTIAL FOR TOURISM IN THE

ANALYSIS OF SPATIAL KETEP PASS. Skripsi, Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Sebelas Maret University, July 2010.

The purpose of this study are: (1) To know the potential of tourism Ketep Pass,

(2) knowing Ketep Pass development of tourism potential in terms of spatial.

This this research used descriptive qualitative method. The population of this

research were visitors, tourism managers, community attractions. Sampling

technique using a quota sample of this research. Data collection technique used

observation, interviews. Analysis of data used spatial analysis to determine the

location coordinates of the existing facilities in Tourism Ketep Pass, descriptive

analysis to know the potential and development of Tourism Ketep Pass. The

results of this research is a Map Object Facility Tour Ketep Pass.

The conclusion of this research are: (1) Ketep pass attractions is a tourist

attraction with high potential. (2) development of tourism based on the inhibiting

factors, especially accessibility, facilities, accommodation by considering the

balance of nature as a protected area.

Page 7: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

(Qs. Ar – Ra’ad: 11)

Sesungguhnya disetiap kesulitan terdapat kemudahan.

(Qs. Al Insyiroh:6)

Jangan pernah ragu, hentakkan maju kakimu

Jangan pernah ragu, lantangkan suara hatimu

Pantang akan mundur, jangan pernah engkau bayangkan

Jangan pernah ragu untuk dapat selalu terdepan.

(Mari Bangkit – Superglad)

Page 8: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Bapak dan Ibu tercinta

Adikku

Rekan-rekan Geografi

Almamater

Page 9: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menurunkan

limpahan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan kemudahan dalam

menyelesaikan penulisan skripsi. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi

syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan

berbagai pihak. Oleh karena itu disampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Syaiful Bahri, M.Pd selaku Ketua Jurusan P.IPS Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi, Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret.

4. Bapak Dr. M. Gamal Rindardjono, M.Si selaku Pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh

kesabaran.

5. Bapak Dr. Sarwono, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan

petunjuk sehingga skripsi ini diselesaikan.

6. Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten

Magelang yang telah memberikan ijin.

7. Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Magelang yang telah

memberikan ijin.

8. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang yang telah memberikan data

penelitian.

9. Kepala Badan Pengelola Obyek Wisata Ketep Pass yang telah memberikan

data penelitian.

Page 10: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

10. Bapak, ibu, Pipit yang senantiasa memberikan doa dan semangat atas

penyelesaian skripsi ini.

11. Chefa yang selalu memberikan doa, dorongan, semangat atas penyelesaian

skripsi ini.

12. Tim survey Ketep Pass, Ali, Agus Fredi, Ruly, Donny, Chefa yang telah

membantu dalam penelitian.

13. Teman-teman Kost Arjuna (Shodiq, Ali, Ganjar, Alex, Daryanto, Roni,

Ridwan, Deni, Edi, Sigit, Sendi, Virman, Bayu, Qomar, Heri, Tohadi, Beni,

Alm Budi) terima kasih atas persahabatannya.

14. Mbak Tanti, Sunarso, Mas Dani yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini.

Sangat disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi

ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

Faris Amirudin A

Page 11: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR PETA .............................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

1. Manfaat Teoritis..................................................................................6

2. Manfaat Praktis...................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 7

1. Potensi Obyek Wisata ........................................................................ 7

2. Pengembangan Pariwisata.................................................................. 9

3. Analisis Spasial ................................................................................ 18

B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 19

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 25

Page 12: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 25

1. Tempat Penelitian..............................................................................25

2. Waktu Penelitian...............................................................................25

B. Bentuk dan Metode Penelitian ............................................................... 26

C. Sumber Data ........................................................................................... 26

1. Data Primer ...................................................................................... 26

2. Data Sekunder .................................................................................. 26

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 27

1. Observasi .......................................................................................... 27

2. Wawancara ....................................................................................... 27

E. Populasi dan Sampel ............................................................................... 27

F. Analisis Data .......................................................................................... 28

F. Prosedur Penelitian ................................................................................ 33

1. Tahap Persiapan ............................................................................... 33

2. Tahap Penyusuan Proposal Penelitian ............................................. 33

3. Tahap Penyusunan Instrumen Penelitian ......................................... 33

4. Tahap Pengumpulan Data ................................................................ 33

5. Tahap Analisis Data ........................................................................ .33

6. Tahap Penulisan Laporan ................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 35

A. Deskripsi Daerah Penelitian ................................................................ 35

1. Letak, Luas, dan Batas ........................................................................ 35

2. Keadaan Iklim ..................................................................................... 37

3. Keadaan Penduduk .............................................................................. 40

a. Jumlah, Persebaran, dan Kepadatan Penduduk ............................. 40

b. Komposisi Penduduk .................................................................... 41

1) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ....... 41

2) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian .................. 42

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 43

1. Penilaian Potensi Wisata Ketep Pass .................................................. 43

2. Pengembangan Obyek Wisata ............................................................. 47

Page 13: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

3. Distribusi Spasial Fasilitas di Obyek Wisata Ketep Pass .................... 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 60

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ....................................... 61

A. Kesimpulan ............................................................................................... 61

B. Implikasi ................................................................................................... 61

C. Saran ......................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62

LAMPIRAN .......................................................................................................... 64

Page 14: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 22

2. Waktu Penelitian ......................................................................................... 25

3. Jenis Data Primer yang Digunakan dalam Penelitian .................................. 26

4. Jenis Data Sekunder yang Digunakan dalam Penelitian ............................. 27

5. Parameter Daya Tarik Obyek Wisata .......................................................... 29

6. Parameter Aksesibilitas ............................................................................... 30

7. Parameter Fasilitas Dasar ............................................................................ 31

8. Parameter Fasilitas Pendukung.................................................................... 31

9. Luas Kecamatan Sawangan Tahun 2008 ..................................................... 35

10. Data Curah Hujan di Kecamatan Sawangan Periode 2000-2009. ............... 37

11. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson .................................... 38

12. Distribusi Kepadatan Penduduk di Kecamatan Sawangan .......................... 40

13. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ........................... 41

14. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ...................................... 42

15. Penilaian Variabel Daya Tarik Wisata ........................................................ 43

16. Penilaian Variabel Aksesibilitas .................................................................. 44

17. Penilaian Variabel Fasilitas Dasar ............................................................... 44

18. Penilaian Variabel Fasilitas Pendukung ...................................................... 46

19. Pembagian Klas Potensi Obyek Wisata ...................................................... 47

20. Analisis SWOT ............................................................................................ 48

21. Letak Koordinat Parkir Motor ..................................................................... 54

22. Letak Koordinat Parkir Mobil ..................................................................... 55

23. Letak Koordinat Toilet ................................................................................ 57

24. Pengembangan Obyek Wisata Ketep Pass .................................................. 60

Page 15: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 24

2. Diagram Tipe Curah Hujan Daerah Penelitian

Menurut Schmidth dan Fergusson ............................................................. 39

3. Gardu Pandang ........................................................................................... 51

4. Ketep Volcano Theatre .............................................................................. 51

5. Ketep Volcano Center ................................................................................ 52

6. Pelataran Panca Arga ................................................................................. 52

7. Restoran Ketep Pass ................................................................................... 53

8. Teropong .................................................................................................... 53

9. Mushola ...................................................................................................... 53

10. Area Parkir Motor ...................................................................................... 54

11. Area Parkir Mobil ...................................................................................... 54

12. Pintu Masuk ............................................................................................... 56

13. Pos Keamanan ............................................................................................ 56

14. Pendopo ...................................................................................................... 56

15. Tugu Peresmian ......................................................................................... 56

16. Toilet .......................................................................................................... 57

17. Warung ....................................................................................................... 57

Page 16: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR PETA

Halaman

1. Peta Administrasi Kecamatan Sawangan ..................................................... .36

2. Peta Jaringan Jalan ........................................................................................ 45

3. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................... 50

4. Peta Fasilitas Obyek Wisata Ketep Pass ....................................................... 58

5. Peta Ketinggian ............................................................................................. 59

Page 17: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel Letak Koordinat Warung makan.

2. Daftar Nama Responden.

3. Pedoman Wawancara dengan Pengunjung.

4. Pedoman Wawancara dengan Masyarakat Sekitar.

5. Pedoman Wawancara dengan Pengelola Obyek Wisata.

6. Jawaban Wawancara Kajian Potensi Wisata Ketep Pass dalam Analisis

Spasial

7. Surat Perijinan

Page 18: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan devisa negara dari

sektor non migas, sektor pariwisata menduduki peranan penting serta mendapat

perhatian khusus dalam penanganannya. Pariwisata sebagai salah satu komoditas

non migas merupakan alternatif yang tepat mengingat sektor pariwisata

mempunyai potensi yang terus berkembang dari tahun ke tahun serta melibatkan

peran aktif masyarakat, swasta dan pemerintah. Hal ini sejalan dengan dengan

peningkatan standar hidup bangsa Indonesia yang membawa dampak perubahan

pada pola kehidupan, seiring dengan berkembangnya rekreasi menjadi salah satu

kebutuhan hidup.

Peran pariwisata dalam pembangunan nasional, disamping dari perolehan

devisa juga sumbangan terhadap bidang-bidang strategis dalam pembangunan

nasional, antara lain: menciptakan dan memperluas lapangan usaha, menciptakan

dan memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan

pemerintah, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa,

mendorong peningkatan bidang pembangunan sektor lainnya, memperluas

wawasan nusantara, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, menumbuhkan

rasa cinta tanah air, dan mendorong perkembangan daerah (Karyono. 1997: 89).

Sektor pariwisata di Indonesia masih menduduki peranan yang sangat

penting dalam menunjang pembangunan nasional serta merupakan sektor yang

sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa negara.

Seperti yang diungkapkan Spilane (1997: 57), beberapa alasan yang mendasari

sektor pariwisata dijadikan sektor andalan dalam pembangunan nasional, antara

lain:

1. makin berkurangnya minyak bumi sebagai penghasil devisa.

2. prospek pariwisata yang tetap memperlihatkan kecenderungan meningkat

secara konsisten.

Page 19: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

3. besarnya potensi yang dimiliki bagi perkembangan pariwisata di Indonesia

Menurut Pendit (1965: 1) pariwisata bertujuan untuk memperkenalkan

kebudayaan, keindahan alam, dan kepribadian Indonesia sekaligus membantu

meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka kesempatan wisatawan

dalam negeri untuk mengenal tanah airnya sendiri. Sektor pariwisata berfungsi

sebagai faktor penunjang utama dalam pembangunan ekonomi nasional antara

lain:

1. Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung akan harus

mengikuti perkembangan dunia kepariwisataan internasional yang

demikian pesatnya terutama dalam menghadapi Mass Travel.

2. situasi dan kondisi kepariwisataan domestik yang menjadi tanggungjawab

daerah, sehubungan dengan orientasi pemerintah pusat yang tertuju pada

Tourism Internasional.

3. kedudukan sektor kepariwisataan di tingkat ketiga dalam klasifikasi

pendapatan pemerintah, serta kemungkinan-kemungkinan situasi sektor

keminyakan dan kekayaan Indonesia di masa yang akan datang.

4. potensi-potensi kepariwisataan Indonesia sebagai daerah tujuan wisata

internasional.

5. tersedianya bantuan dari negara luar untuk pengembangan kepariwisataan

Indonesia yang perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Pentingnya sektor pariwisata dalam perekonomian Indonesia terlihat dari

peranannya, sebagai salah satu sarana memperluas kesempatan kerja, kesempatan

berusaha. Pengembangan dan pengelolaan yang baik dan terarah akan

mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit bagi kesejahteraan, seperti yang

dikemukakan Wahab dalam Pendit (1981: 29) bahwa:

pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan

pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja,

peningkatan penghasilan, standar hidup, serta menstimulasi sektor-sektor

produktif lainnya.

Page 20: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Dalam pengembangan pariwisata telah dilaksanakan beberapa program

pokok dalam pengembangan produk, seperti dikemukakan oleh Wiwoho B.dkk

(1990: 19), bahwa :

pengembangan kepariwisataan mencakup peningkatan aksesibilitas ke dan

di dalam wilayah Indonesia, peningkatan mutu dan pelayanan serta produk

wisata, peningkatan daerah tujuan wisata dan pengembangan peristiwa

wisata (calendar of event).

Hakekat pengembangan pariwisata adalah pengembangan terpadu yang

melibatkan atau membutuhkan dukungan dari sektor atau bidang lainnya.

pengembangan kepariwisataan harus tetap dijaga terpeliharanya kepribadian

bangsa serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Kepariwisataan perlu

ditata secara menyeluruh, terpadu dengan melibatkan sektor lain yang terkait

dalam satu keutuhan usaha kepariwisataan yang saling menunjang dan saling

menguntungkan baik yang skala kecil, menengah maupun besar.

Pembangunan dan pengembangan pariwisata merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, oleh karena itu dalam proses

pengembangan pariwisata baik tingkat perencanaan, pengembangan, pelaksanaan,

maupun pengawasan diperlukan kerjasama yang kuat antar lintas sektoral dan

daerah. Pembangunan obyek wisata tersebut dilakukan oleh pemerintah yang

bekerja sama dengan pihak swasta maupun masyarakat sekitar, yang tidak hanya

terbatas pada pengembangan obyek wisata yang sudah ada tetapi pengembangan

juga akan mencari alternatif-alternatif baru misalnya tentang kesuburan dan

keindahan alam Indonesia.

Policies for sustainable tourism require close coordination with other sectors

including taxation, transportation, housing, social development, environmental

conservation and protection and resource management. Because often policy is

subjected to change during implementation these other sectors need to be aware

of each other and communicate their needs and concerns in order to achieve

progress in policy implementation (Younis, 1990).

( http://www.chios.aegean.gr/tourism/vol5iss1.htm )

Pariwisata sangat berpengaruh terhadap pengembangan wilayah, selain itu

pengembangan periwisata akan berpengaruh pada perkembangan sektor-sektor

lain seperti industri, kerajinan, transportasi, penginapan, dan restoran. Selain itu

Page 21: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

juga dapat meningkatkan sumber pendapatan daerah. Jadi pengembangan

pariwisata bertujuan untuk memperoleh nilai ekonomi yang positif, dimana

pariwisata diharapkan dapat berfungsi sebagai katalisator dalam pembangunan

ekonomi pada beberapa sektor.

Perencanaan dan penataan daerah obyek wisata atau daerah tujuan wisata

akan memperoleh hasil yang optimal apabila setiap daerah memiliki analisa

daerah operasi. Penilaian tingkat perkembangan pariwisata suatu daerah sangat

penting guna menentukan prioritas dan strategi pengembangannya serta

memproyeksikan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangannya untuk masa yang akan datang.

Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW)

yang sedang berkembang. Dalam rangka pengembangan kepariwisataan, Jawa

Tengah dibagi menjadi 4 DTW dimana setiap DTW mempunyai daerah

pengelolaan masing-masing. Pembagiannya adalah sebagai berikut:

1. Kawasan A (DTW Merapi-Merbabu)

Meliputi 16 Kabupaten dan Kota, yaitu: Kabupaten Boyolali, Kabupaten

Klaten, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta,

Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Temanggung,

Kabupaten Magelang, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Purworejo,

Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten

Salatiga.

2. Kawasan B (DTW Demak-Kudus-Jepara)

Meliputi 7 Kabupaten, yaitu: Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus,

Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang, Kabupaten

Grobogan dan Kabupaten Blora.

3. Kawasan C (DTW Tegal)

Meliputi 7 Kabupaten dan Kota, yaitu: Kota Pekalongan, Kabupaten

Pekalongan, Kabupaten Batang, Kabupaten Pemalang, Kota Tegal,

Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes.

Page 22: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

4. Kawasan D (DTW Cilacap-Banyumas)

Meliputi 5 Kabupaten yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas,

Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen.

(Dinas Pariwisata Jawa Tengah dalam Setyowati 2005: 4)

Potensi obyek dan daya tarik wisata di Jawa Tengah terutama yang menjadi

andalan dan unggulan secara umum telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana

serta fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan oleh wisatawan. DTW Jawa Tengah

memiliki aset potensi wisata yang berfariasi dan berdaya dukung tinggi sehingga

dapat dijadikan atraksi andalan. Meskipun demikian aset potensi tersebut belum

semua didayagunakan dan dikembangkan secara maksimal.

Salah satu kawasan yang menjadi andalan wisata Jawa Tengah adalah

kawasan wisata yang ada di Kabupaten Magelang. Dalam pembagian DTW Jawa

Tengah. Kabupaten Magelang termasuk dalam kawasan A DTW (Merapi-

Merbabu). Pada Bulan September 2003 Magelang dicanangkan sebagai jalur

wisata Solo-Selo-Borobudur (SSB). Ini merupakan entry point bagi kunjungan

wisatawan ke berbagai obyek dan daya tarik wisata (ODTW) di Kabupaten

Magelang.

Salah satu obyek andalan Kabupaten Magelang obyek wisata Ketep Pass.

Obyek wisata Ketep adalah kawasan wisata pegunungan yang terletak di puncak

Bukit Ketep, berada pada ketinggian 1.200 mdpl (di atas permukaan laut) dengan

luas area sekitar 8.000 m². Obyek wisata Ketep terletak di Desa Ketep, Kecamatan

Sawangan, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kawasan

wisata yang terletak pada jalur SSB (Solo-Selo-Borobudur) ini terkenal dengan

pemandangan alam pegunungannya yang indah dan memiliki suhu udara yang

sejuk. Sebelum dibangun menjadi kawasan wisata, Ketep sudah sering didatangi

banyak pengunjung yang ingin menikmati keindahan panorama pegunungan.

Pembangunan kawasan wisata Ketep diprakarsai oleh Gubernur Jawa

Tengah, Mardiyanto, dan diresmikan oleh Presiden Megawati pada tanggal 17

Oktober 2002. Sejak diresmikan, kawasan wisata Ketep ditetapkan sebagai obyek

wisata kegunungapian. Untuk mendukung citra tersebut, di Ketep telah dibangun

Page 23: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

berbagai fasilitas yang berhubungan dengan seluk-beluk kegunungapian, seperti

Volcano Theatre dan Volcano Centre.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah potensi wisata Ketep Pass?

2. Bagaimanakah pengembangan potensi wisata Ketep Pass ditinjau dari

sudut spasial?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah suatu sasaran yang akan dicapai seseorang melalui

kegiatan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini tujuan penelitiannya adalah:

1. Mengetahui potensi wisata Ketep Pass.

2. Mengetahui pengembangan potensi wisata Ketep Pass ditinjau dari sudut

spasial.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

1. Menambah pengetahuan tentang pariwisata serta menambah sumbangan

terhadap geografi pariwisata dalam usaha pengembangan pariwisata.

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran

berbasis kompetensi untuk matapelajaran Geografi tingkat SMA pada

kompetensi dasar sebaran sumber daya alam di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

1. Memberikan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Magelang mengenai

kondisi kepariwisataan khususnya di Ketep Pass.

2. Memberikan masukan kepada pihak internal Ketep Pass mengenai potensi

obyek wisata Ketep Pass.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan

kepariwisataan khususnya di obyek wisata Ketep Pass.

Page 24: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Potensi Obyek Wisata

Pariwisata adalah perpindahan sementara orang-orang ke daerah tujuan di

luar tempat kerja dan tempat tinggal sehari-harinya, kegiatan yang telah

dilakukannya dan fasilitas yang digunakan ditujukan untuk memenuhi keinginan

dan kebutuhannya. Fandeli (1995: 47).

Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara

dari seorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik kepentingan sosial

maupun kebudayaan. Pada umumnya tujuan utama wisatawan untuk berpariwisata

adalah mendapat kesenangan, namun wisatawan moderen akhir-akhir ini selama

perjalanan berpariwisata ingin memperoleh beberapa manfaat. Ada 2 (dua) faktor

penting yang menetukan kepergian untuk berwisata yaitu:

1) faktor pendorong

Faktor yang mendorong seseorang untuk berpariwisata adalah ingin

terlepas (meskipun untuk sementara) dari kehidupan yang rutin setiap hari,

lingkungan yang tercemar, kemacetan lalu lintas, dan kesibukan kota.

2) faktor penarik

Faktor ini berkaitan dengan adanya atraksi wisata di daerah atau di tempat

tujuan wasata. Atraksi ini dapat berupa kemashuran akan obyek, tempat-

tempat yang banyak diperbincangkan orang, serta sedang menjadi berita.

Dorongan berkunjung ke tempat teman atau keluarga atau ingin

menyaksikan kesenian serta pertandingan olahraga yang sedang

berlangsung juga menjadi daya tarik di daerah tujuan wisata (Fandeli,

1995: 40).

Page 25: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Wahab dalam Musanef (1996: 10) mengemukakan bahwa pariwisata

terdiri dari 3 unsur yaitu:

1. manusia (man), adalah orang yang melakukan perjalanan wisata.

2. ruang (space), adalah daerah atau ruang lingkup tempat melakukan

perjalanan.

3. waktu (time), adalah waktu yang digunakan selama perjalanan dan tinggal

di daerah tujuan wisata.

Yoeti (1996: 172) mengemukakan bahwa: “obyek wisata adalah segala

sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah

tertentu”. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa obyek wisata adalah potensi

dari suatu daerah yang merupakan daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung.

Dengan kata lain obyek wisata merupakan tempat yang dapat digunakan untuk

melakukan kegiatan berpariwisata untuk mendapat kepuasan.

Suwantoro (1997: 18) menyebutkan bahwa obyek wisata itu antara lain:

a. keindahan alam (obyek wisata alam)

Obyek wisata alam ini mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan

alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.

b. ciptaan manusia (obyek wisata budaya)

Yang termasuk obyek wisata ini antara lain: candi, monument, art gallery

dan lain-lain. Obyek wisata ini mempunyai daya tarik tinggi karena

memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian dan nilai luhur yang

terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa lampau.

Namun pendapat lain menyebutkan bahwa obyek wisata dikelompokkan menjadi

3 jenis (Sammeng, 2001: 31), antara lain:

1. obyek wisata alam, misalnya: laut, pantai, gunung (berapi), flora-fauna

(langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam dan lain-lain.

2. obyek wisata budaya, misalnya: cagar budaya, bangunan bersejarah, musik

tradisional, peninggalan tradisional, festival budaya dan lain-lain.

3. obyek wisata buatan, misalnya: sarana dan prasarana olahraga, hiburan,

taman rekreasi, taman nasional dan lain-lain.

7

Page 26: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Menurut Damardjati (1995: 108), “potensi obyek wisata adalah segala hal

dan keadaan baik yang nyata dan dapat diraba, maupun tidak teraba, yang digarap,

diatur, dan disediakan sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat atau

dimanfaatkan atau diwujudkan sebagai kemampuan, faktor dan unsur yang

diperlakukan atau menentukan bagi usaha dan pengembangan kepariwisataan,

baik itu berupa suasana, kejadian, benda maupun layanan atau jasa-jasa”.

Daerah atau tempat dapat menjadi obyek wisata bila mempunyai potensi

yang dapat menarik pengunjung, baik potensi alam maupun potensi yang dibuat

oleh manusia. Sujali (1989: 11), mengungkapkan bahwa potensi obyek wisata

terjadi karena proses, dapat disebabkan oleh proses alam maupun proses budidaya

manusia. Potensi alam yang dimiliki obyek wisata merupakan kekuatan yang

paling besar untuk menarik wisatawan, kemudian dilengkapi dengan sarana dan

prasarana yang ada pada obyek wisata tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa potensi wisata

adalah kemampuan dari obyek wisata yang mempunyai kemungkinan untuk

dikembangkan, potensi yang dapat dikembangkan dapat berupa daya tarik tertentu

atau sesuatu yang menarik untuk dikunjungi.

Semua obyek wisata mempunyai keunggulan masing-masing sesuai

dengan situasi dan kondisinya. Keunggulan inilah yang menarik wisatawan

mengunjungi obyek wisata yang ditawarkan.

Magelang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki

potensi wisata diantaranya wisata alam. Secara geografis Kabupaten Magelang

memiliki potensi yang besar terutama kekayaan alamnya. Kawasan obyek wisata

Ketep Pass merupakan salah satu kawasan wisata yang menjadi andalan bagi

Kabupaten Magelang karena memiliki lingkungan alam yang menarik, khususnya

dari aspek topografi, lahan, serta kawasan Merapi yang dapat dilihat jelas dari

lokasi ini.

2. Pengembangan Pariwisata

Pada hakekatnya pengembangan adalah suatu proses untuk memperbaiki

dan meningkatkan suatu yang sudah ada. Musanef (1996: 1), pengembangan

pariwisata adalah segala kegiatan dan usaha yang terencana untuk menarik

Page 27: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

wisatawan, menyediakan semua prasarana dan sarana, barang dan jasa fasilitas

yang diperlukan, guna melayani kebutuhan wisatawan.

Musanef juga menyebutkan manfaat pengembangan pariwisata, antara lain :

1. memperluas kesempatan usaha dan lapangan kerja.

2. meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah.

3. mendorong pelestarian budaya, peninggalan sejarah serta lingkungan

hidup.

Pengusahaan pengembangan obyek dan daya tarik wisata meliputi

kegiatan membangun dan mengelola obyek wisata beserta prasarana dan sarana

yang diperlukan atau kegiatan mengelola obyek dan daya tarik wisata yang sudah

ada.

Fandeli (1995:24) mengemukakan bahwa pengembangan pariwisata pada

dasarnya adalah pengembangan masyarakat dan wilayah yang didasarkan pada:

1. memajukan tingkat kehidupan masyarakat sekaligus melestarikan identitas

budaya dan tradisi lokal.

2. Meningkatkan tingkat pendapatan secara ekonomis sekaligus

mendistribusikan secara merata pada penduduk lokal.

3. Berorientasi pada pengembangan wirausaha berskala kecil dan menengah

dengan daya serap tenaga kerja besar dan berpotensi pada teknologi

komparatif.

4. Memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang

tradisi budaya dengan dampak dampak negatif seminimal mungkin.

Ada 4 aspek yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata,

yaitu :

1. Atraksi

Atraksi adalah sesuatu yang disajikan atau yang dapat kita lihat di obyek

wisata baik yang alami maupun buatan. Atraksi merupakan daya tarik yang

mampu menarik perhatian masayarakat untuk berkunjung ke suatu obyek wisata.

Atraksi yang disajikan adalah atraksi wisata yang menarik dan dapat dinikmati

oleh wisatawan yang berkunjung sehingga mereka akan tertarik untuk kembali ke

obyek wisata.

Page 28: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Atraksi wisata merupakan main tourism suprastucture atau sarana pokok

kepariwisataan yaitu fasilitas yang sangat dibutuhkan dan dirasakan perlu sekali

adanya bagi wisatawan selama perlawatan mereka di suatu daerah.(Damardjati,

2001:70).

Atraksi wisata sebagai wujud peristiwa, kejadian, baik terjadi secara

periodik, maupun sekali saja, baik yang bersifat tradisional maupun yang telah

dikembangkan dalam kehidupan modern, yang semuanya itu mempunyai daya

tarik positif kepada para wisatawan untuk mengunjungi, menyaksikan, dan

menikmati sehingga memberikan kepuasan maksimal bagi motif-motif wisatawan

yang telah tergerak untuk mengunjunginya. (Damardjati, 2001:102).

2. Aksesibilitas

Berupa sarana-prasarana yang menyebabkan wisatawan dapat berkunjung

di sebuah tujuan (obyek). Dalam konteks ini, sarana dan prasarana dibangun agar

wisatawan dapat mencapai obyek dengan aman, nyaman dan layak. Dengan

demikian aksesibilitas menyebabkan wisatawan mencapai obyek wisata dengan

mudah, aman dan nyaman/layak.

3. Aktifitas

Aktifitas adalah sesuatu yang dilakukan oleh wisatawan maupun penduduk

sekitar obyek. Aktifitas yang dilakukan wisatawan misalnya bersantai, menikmati

pemandangan, dan sebagainya. Sedangkan aktifitas yang dilakukan penduduk

misalnya menyediakan jasa penginapan, warung makan, jasa parkir, dan

sebagainya.

4. Amenitas

Amenitas adalah fasilitas pendukung kelancaran kegiatan pariwisata yang

memberikan rasa nyaman kepada wisatawan. Dapat juga diartikan sebagai sarana

pelengkap untuk menunjang kepariwisataan atau supplementing tourism

superstructure yaitu fasilitas-fasilitas wisata yang dapat melengkapi sarana-sarana

pokok sehingga wisatawan akan merasa lebih betah dan kerasan untuk tinggal

lebih lama di suatu daerah atau negara tujuan wisata. Misalnya lapangan golf,

kolam renang, lapangan tenis, tempat perkemahan, dan sebagainya. (Damardjati,

2001:100).

Page 29: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Menurut Departemen Kehutanan (1993), pengembangan wisata pada

obyek wisata harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek tersebut sangat

berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan pada obyek wisata suatu daerah.

Aspek tersebut adalah:

1. Daya tarik obyek wisata

Daya tarik merupakan modal pokok yang memungkinkan wisatawan untuk

mengunjungi suatu obyek wisata. Daya tarik bisa berupa daya tarik alami

dan daya tarik buatan (ciptaan manusia). Daya tarik alami meliputi

keindahan alam, pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.

Daya tarik buatan terdiri dari candi, monumen, art gallery, seni budaya,

taman rekreasi, dan lain-lain.

2. Potensi pasar

Potensi pasar mempunyai peranan penting karena berhasil tidaknya

pemanfaatan suatu obyek sebagai obyek wisata tergantung tinggi

rendahnya pasar.

3. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan daya jangkau menuju obyek wisata. Aksesibilitas

merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan pariwisata.

Dukungan aksesibilitas yang baik akan semakin menekan waktu tempuh

wisatawan menuju obyek wisata yang ditunggu sehingga akan

mempengaruhi minat wisatawan serta penilaian/persepsi wisatawan

terhadap obyek wisata.

4. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan yang dimaksud meliputi sikap masyarakat terhadap

wisatawan, tingkat kepadatan penduduk di sekitar obyek. Faktor ini sangat

penting karena berkaitan dengan kenyamanan wisatawan dalam menikmati

obyek wisata.

5. Kondisi iklim

Iklim sangat berpengaruh terhadap pengembangan obyek wisata alam

karena iklim yang baik akan lebih banyak mengundang wisatawan.

Page 30: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

6. Tingkat sarana dan prasarana penunjang

Peranan sarana dan prasarana penunjang adalah untuk

mendukung/menunjang kemudahan dan kenikmatan wisatawan. Tanpa

adanya sarana dan prasarana penunjang wisatawan akan merasa sesuatu

yang kurang. Sarana prasarana penunjang meliputi rumah makan, pusat

perbelanjaan, telepon umum, toko souvenir dan sebagainya.

7. Hubungan dengan obyek wisata lain

Pengembangan suatu obyek disatu pihak perlu memperhatikan adanya

obyek lain di lingkungannya yang mencerminkan paket wisata sehingga

menujang kunjungan, tetapi di lain pihak mungkin merupakan saingan

obyek yang sedang/akan dikembangkan.

8. Kemudahan air bersih

Adanya air bersih merupakan faktor yang perlu tersedia dalam

pengembangan suatu obyek baik untuk pengelolaan maupun pelayanan.

Air tersebut tidak harus bersumber dari dalam lokasi, tetapi bisa

didatangkan/dialirkan dari luar lokasi.

Pengembangan obyek dan daya tarik wisata harus dilakukan secara

optimal, artinya harus dilakukan sesuai potensi yang sudah ada dan dimiliki obyek

wisata tersebut. Perlu adanya perencanaan yang terpadu antara beberapa

komponen yang berguna untuk menunjang keberhasilan pengembangan

pariwisata. Ada 3 komponen penting yang harus dipersiapkan, antara lain :

1. tersedianya obyek wisata yang dapat dinikmati, atau adanya atraksi yang

dapat dilihat.

2. tersedianya sarana transportasi dan perhubungan.

3. komponen penunjang yang berupa akomodasi dan sarana infrastruktur.

(Sujali, 1989: 41).

Penentuan sistem pengelolaan untuk setiap jenis obyek dan daya tarik

wisata dilakukan pendekatan dengan dasar pertimbangan :

a. pengembangan suatu obyek dan daya tarik wisata berdasarkan urutan

prioritas yang dimiliki sehingga potensi obyek dan daya tarik wisata yang

tinggi mempunyai prioritas untuk dikembangkan lebih lanjut.

Page 31: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b. dalam aspek ekonomi, potensi obyek dan daya tarik wisata sebagai faktor

penentu.

Penentuan sistem pengelolaan lebih dipengaruhi dan ditentukan oleh

potensi dari obyek dan daya tarik wisata tersebut. Berdasarkan faktor tersebut

dapat diklasifikasikan potensi obyek dan daya tarik wisata sebagai berikut :

a. Kelas A = kelas obyek yang memiliki potensi tinggi.

b. Kelas B = kelas obyek yang memiliki potensi sedang.

c. Kelas C = kelas obyek yang memiliki potensi cukup.

(Musanef, 1996: 184)

Untuk mengetahui potensi yang dapat dikembangkan perlu dilakukan

penilaian dan pengkajian dengan menetapkan kriterianya. Kriteria penilaian

berguna sebagai alat dalam menentukan dasar serta memudahkan dalam usaha

menilai, merencanakan, membina dan mengembangkan obyek wisata.

Penilaian potensi obyek wisata Ketep Pass digunakan kriteria dan asumsi

sebagai berikut :

a. Daya Tarik Obyek Wisata

Daya tarik obyek wisata merupakan modal utama dalam pengembangan

obyek wisata. Untuk menilai variabel ini digunakan beberapa parameter

seperti yang dijelaskan Sugiyanto (2004). Parameter itu antara lain :

1. Tingkat keunikan obyek dinilai dari kelangkaan obyek wisatanya,

yaitu apakah obyek tersebut mudah ditemukan di daerah lain atau

tidak. Nilai keunikan ini dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu

tingkat lokal, regional, nasional dan internasional. Asumsinya semakin

tinggi tingkat keunikan berarti semakin tinggi potensi untuk dikunjungi

wisatawan.

2. Nilai obyek bermaksud mengidentifikasi nilai-nilai obyek yang dapat

dinikmati oleh pengunjung. Nilai obyek ini dibagi menjadi nilai

rekreasi, nilai pengetahuan, nilai kepercayaan, dan nilai kebudayaan.

Asumsinya semakin banyak nilai obyek pada obyek wisata semakin

banyak potensi untuk dikunjungi wisatawan.

Page 32: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. Ketersediaan lahan untuk rekreasi (aktifitas bersantai, bermain, olah

raga, hiking) menunjuk pada ketersediaan lahan untuk melakukan

aktifitas rekreasi. Asumsinya semakin banyak lahan yang tersedia

semakin banyak potensi untuk dikunjungi wisatawan.

4. Kondisi fisik obyek wisata dinilai dari ada tidaknya kerusakan yang

dialami obyek tersebut. Hal ini berkaitan dengan pengelolaan obyek

wisata. Kondisi ini dibagi menjadi tiga, yaitu obyek wisata mengalami

kerusakan dominan, hanya sedikit kerusakan, dan tidak mengalami

kerusakan. Asumsinya jika obyek wisata dalam kondisi baik dalam arti

sudah ada pengelolaan terhadap obyek wisata sehingga tidak

mengalami kerusakan maka semakin baik nilai kesannya dan semakin

besar potensi untuk dikunjungi.

b. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah kemudahan daya jangkau obyek wisata. Kemudahan

pencapaian dan kualitas aksesibilitas merupakan salah satu faktor utama

untuk menarik kunjungan wisatawan. Menurut Sugiyanto (2004), faktor

yang mempengaruhi aksesibilitas adalah sebagai berikut :

1. Jarak dari jalan raya

Jalan raya merupakan parameter keterjangkauan suatu tempat. Obyek

wisata yang memiliki jarak lebih dekat dengan jalan raya menunjukkan

obyek wisata tersebut lebih mudah dijangkau oleh wisatawan baik dari

dalam maupun luar daerah. Penilaian jarak dibagi tiga, yaitu: < 1km, 2-

3 km, >4 km.

2. Kondisi jalan

Kondisi jalan (jalan tanah, berbatu, dan aspal) mendukung kelancaran

perjalanan menuju obyek. Kualitas jalan dinilai dari jalan desa yang

dilewati menuju obyek. Asumsinya kondisi jalan yang baik dalam arti

aspal kondisi baik dan lebar akan dapat memperlancar perjalanan

menuju obyek, sebaliknya jalan setapak menunjukkan kendala bagi

alat transportasi menuju obyek.

Page 33: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3. Kendaraan menuju obyek

Alat transportasi yang tersedia menuju obyek dijadikan instrumen

untuk mengukur kemudahan wisatawan menuju setiap obyek.

Ketersediaan transportasi umum menunjukkan kemudahan menuju

obyek, sebaliknya ketidakadanya transportasi umum berarti lebih sulit

menuju obyek.

Prideaux (2000) defined the transport system relevant to tourism "as the

operation of, and interaction between, transport modes, ways and

terminals that support tourists into and out of destinations and also the

provision of transport services within the destination". A good and

attractive transportation system rests to a large extent on quality and

availability of transportation infrastructures. These can be seen as

comprising of international / domestic air services and

international/domestic airport, land transport systems and routes and

water transport infrastructures as well. Transport plays a big part of the

tourist equation. In fact the transport system is responsible for connecting

tourism generating regions to tourism destination regions and providing

transport within the tourism destination (to attraction, hotels, shopping

etc). A destination should be easy to get to and easy to get around,

particularly if the country is geographically dispersed.

Moreover, improved transport infrastructure, particularly for the case of

road and land transport, lead to reduced price of transport. In fact road

capacity improvements such as more lanes and higher speed, improved

reliability or via higher quality road surfacing causing less strain on

vehicles parts, improved access to new destinations and attractions,

improved safety (more overtaking lanes, wider road shoulders and

improved signage) results in fuel economy and reduced wear and tear and

reduced transit time of traffic in general. So these hard transport

infrastructure investments will impact the price and quality of tourism

travel experiences. In turn these improvements to the price and quality of

using hard transport infrastructure can influence the choice of destination

and travel mode.

( http://www.chios.aegean.gr/tourism/vol1no1.pdf )

c. Amenitas

Fasilitas dasar

Fasilitas dasar merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

kegiatan wisata karena fasilitas ini berfungsi untuk memenuhi

Page 34: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kebutuhan dasar bagi setiap obyek wisata. Yang dimaksud fasilitas

dasar antara lain : warung makan, MCK, dan akomodasi.

Akomodasi adalah semua jenis sarana yang menyediakan tempat

penginapan bagi seseorang yang sedang dalam perjalanan, seperti

hotel, motel, wisma, pondok wisma, villa, apartemen, perkemahan,

kapal pesiar. (Sammeng 2005 : 28).

Unsur yang digunakan dalam menilai kriteria ini didasarkan pada

jumlah fasilitas dasar yang berada di sekitar obyek wisata. Semakin

banyak fasilitas dasar yang tersedia maka akan memberikan rasa aman

karena tersedianya fasilitas dasar tersebut.

Fasilitas pendukung

Peran fasilitas pendukung adalah untuk menunjang kemudahan dan

kenikmatan pengunjung. Yang termasuk fasilitas pendukung adalah :

listrik, tempat ibadah, wartel, dan tempat parkir. Dengan adanya

fasilitas yang lengkap akan memberikan kepuasan dan rasa aman bagi

wisatawan dalam memenuhi kebutuhannya selama berkunjung.

Usaha pengembangan obyek wisata

Analisis SWOT dalam skenario pengembangan pariwisata digunakan untuk

mengetahui dan menginventarisasi faktor-faktor sebagai berikut:

1. Kekuatan (Strength)

Dengan mengetahui kekuatan pariwisata suatu wilayah maka akan dapat

dikembangkan sehingga mampu bertahan dalam pasar dan mampu

bersaing untuk pengembangan selanjutnya. Dalam hal ini kekuatan dapat

dimanfaatkan secara maksimal untuk meraih peluang.

2. Kelemahan (Weaknesses)

Yaitu segala fator yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi sektor

pariwisata. Pada umumnya kelemahan-kelemahan yang dapat

diidentifikasi adalah kurangnya promosi, jeleknya pelayanan, kurang

profesionalnya pelaksana pariwisata di lapangan, terbatasnya kendaraan

umum ke obyek wisata, dan lain-lain. Dalam hal ini kelemahan dapat

dimanfaatkan untuk meraih peluang.

Page 35: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Kesempatan (Oportunity)

Yaitu semua kesempatan yang ada sebagai akibat kebijakan pemerintah,

peraturan yang berlaku, atau kondisi perekonomian nasional atau global

yang dianggap dapat member peluang bagi kegiatan pariwisata.

4. Ancaman (Threats)

Dalam hal ini ancaman dapat berupa hal-hal yang dapat mendatangkan

kerugian bagi pariwisata, seperti peraturan yang tidak memberikan

kemudahan dalam berusaha, rusaknya lingkungan, dan lain sebagainya.

3. Analisis Spasial

Ruang menurut Blaut dalam Wahyuni (2002: 6) dibedakan menjadi ruang

absolut, ruang relatif dan ruang relasional. Ruang absolut atau Euclidian space

adalah ruang yang merupakan wadah yang bersifat khas, fisik dan empiris yang

ditentukan berdasarkan ukuran geometri, berdimensi 3 yaitu panjang, lebar dan

tinggi. Ruang relatif adalah ruang berlangsungnya suatu relasi kegiatan yang

terikat pada proses dan waktu. Pertanyaan utama dalam penelitian berkenaan

dengan ruang relatif adalah : apa ? letaknya dimana ? Ruang relasional adalah

ruang yang berisi dan mencerminkan dirinya sendiri yang berupa hubungan

dengan obyek lain. Suatu proses kegitan selalu berhubungan dan terikat dengan

lokasi. Ruang relasional selalu berkaitan dengan referensi organisasi, keruangan

dan interaksi keruangan yang berkaitan dengan lokasi.

Menurut Bintarto (1992:74), pada hakekatnya analisa keruangan adalah

analisa lokasi yang menitikberatkan pada tiga unsur geografi yaitu jarak

(distance), kaitan (interaction) dan gerakan (movement).

Analisis keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat

penting maupun seri sifat-sifat yang penting, dengan pertanyaan mengenai faktor-

faktor yang menguasai pola persebaran dan bagaimana pola tersebut diubah agar

penyebaran tersebut menjadi lebih efisien dan wajar. Dengan kata lain dapat

diutarakan bahwa dalam analisa keruangan yang harus diperhatikan adalah

pertama penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan kedua penyediaan

Page 36: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan

(Bintarto, 1982: 12).

Analisa keruangan dalam geografi bermanfaat dalam aplikasinya

terhadap permasalahan perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada unsur penting

geografi yaitu :

1. Integration of Phenomena in Place (kesatuan keruangan)

Dalam hal ini dipelajari tentang unit keruangan, seperti region atau

areas. Selain itu juga dianalisa keruangan seperti luas dan sifat wilayah,

interaksi antar wilayah, fungsi ruang dan sebagainya.

2. Distribution or the Association of Element Over Space (pola keruangan)

Dipelajari mengenai pola keruangan misalnya mendeteksi daerah

surplus dan daerah minus air.

3. The Organization of Phenomena in Space (struktur keruangan wilayah).

B. Penelitian yang Relevan

Hasil Penelitian yang Relevan

1. Judul : Analisis Potensi Obyek Wisata di Kabupaten Boyolali

Peneliti : Ira Dewi Setyowati (2005)

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui sebaran potensi obyek

wisata di Kabupaten Boyolali, (2) mengetahui arah pengembangan obyek

wisata yang paling optimal di Kabupaten Boyolali.

Peneliti menggunakan metode deskriptif, variabel yang digunakan

dalam penilaian potensi yaitu daya tarik obyek, aksesibilitas, fasilitas dasar,

fasilitas pendukung.

Sumber datanya adalah pengamatan lapangan didukung sumber data

sekunder seperti Dinas Pariwisata, BPS, Dinas Pertanian.

Hasil penelitiannya adalah obyek berpotensi tinggi adalah Umbul

Pengging, Tlatar, dan Joglo Merapi. Arah pengembangan yang optimal yaitu

menetapkan beberapa obyek sebagai magnet utama dan generator penggerak

bagi obyek lainnya serta melakukan pengembangan berdasarkan faktor

penghambatnya.

Page 37: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2. Judul : Analisis Potensi Obyek Wisata Kawasan Wisata Dataran Tinggi

Dieng Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara

Peneliti : Eka Nir Romadhoni (2008)

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menyajikan informasi distribusi

spasial obyek wisata di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng Kecamatan

Batur Kabupaten Banjarnegara, (2) menyajikan informasi potensi obyek

wisata di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng Kecamatan Batur

Kabupaten Banjarnegara, (3) mengetahui arah pengembangan obyek wisata

yang paling optimal di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng Kecamatan

Batur Kabupaten Banjarnegara.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kalitatif. Teknik

pengumpulan data adalah dokumentasi, observasi dan wawancara. Variabel

yang digunakan dalam penilaian potensi yaitu daya tarik obyek, aksesibilitas,

fasilitas dasar, fasilitas pendukung.

Hasil penelitian adalah: (1) distribusi spasial obyek wisata di

Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng Kecamatan Batur Kabupaten

Banjarnegara tersebar di 5 desa, (2) potensi obyek wisata ada 4 obyek dengan

potensi tinggi, 8 obyek wisata dengan potensi sedang, dan 3 obyek wisata

dengan potensi rendah, (3) 5 prioritas pengembangan yaitu: prioritas 1

meliputi kelompok Candi Arjuna, Candi Gatot Kaca, Museum Purbakala, dan

Kawah Sikidang. Prioritas 2 meliputi Candi Bima dan Candi Dwarawati.

Prioritas 3 meliputi Telaga Balekambang. Pioritas 4 meliputi Telaga

Merdada, Kawah Sileri, Sumur Jalatunda. Prioritas 5 meliputi Kawah

Candradimuka, Pemandian Air Panas Bitingan, Curug Sirawe, Gua Jimat.

3. Judul : Studi Tentang Potensi Pariwisata dan Pengembangannya pada

Obyek Wisata Alam di Kecamatan Sawangan Kabupaten

Magelang.

Peneliti : Siti Nur Khasanah (2007)

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui potensi obyek wisata

alam di Kecamatan Sawangan. (2) mengetahui faktor-faktor yang mendukung

pengembangan pariwisata pada obyek wisata alam di Kecamatan Sawangan.

Page 38: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik

pengumpulan datanya adalah dengan wawancara, observasi, angket,

dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah: (1) obyek wisata alam di Kecamatan

Sawangan terbagi dalam kategori potensial (Wonolelo Rest Area, Air Terjun

Kedung Kayang, Ketep Pass) dan kategori kuang potensial (Bumi

Perkemahan Wonolelo). (2) faktor yang mendukung pengembangan

pariwisata pada obyek wisata alam di Kecamatan Sawangan adalah

pemerintah, pengelola, dan penduduk.

Page 39: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

No Peneliti Judul Penelitian Lokasi Penelitian Tujuan Metode Hasil Penelitian

1 Ira Dewi Setyowati

(2005)

Analisis Potensi Obyek Wisata di

Kabupaten Boyolali

Kabupaten Boyolali Mengetahui sebaran potensi obyek

wisata di Kabupaten Boyolali

Mengetahui arah pengembangan

obyek wisata yang paling optimal

di Kabupaten Boyolali

Deskriptif Obyek berpotensi tinggi adalah Umbul

Pengging, Tlatar, dan Joglo Merapi. Arah

pengembangan yang optimal yaitu

menetapkan beberapa obyek sebagai magnet

utama dan generator penggerak bagi obyek

lainnya serta melakukan pengembangan

berdasarkan faktor penghambatnya

2 Eka Nir Romadhoni

(2008)

Analisis Potensi Obyek Wisata

Kawasan Wisata Dataran Tinggi

Dieng Kecamatan Batur

Kabupaten Banjarnegara

Kecamatan Batur,

Kabupaten

Banjarnegara

Menyajikan informasi distribusi

spasial obyek wisata di Kawasan

Wisata Dataran Tinggi Dieng

Kecamatan Batur Kabupaten

Banjarnegara

Menyajikan informasi potensi

obyek wisata di Kawasan Wisata

Dataran Tinggi Dieng Kecamatan

Batur Kabupaten Banjarnegara

Mengetahui arah pengembangan

obyek wisata yang paling optimal

di Kawasan Wisata Dataran Tinggi

Dieng Kecamatan Batur

Kabupaten Banjarnegara

Deskriptif

kualitatif

Distribusi spasial obyek wisata di Kawasan

Wisata Dataran Tinggi Dieng Kecamatan

Batur Kabupaten Banjarnegara tersebar di 5

desa, potensi obyek wisata ada 4 obyek

dengan potensi tinggi, 8 obyek wisata dengan

potensi sedang, dan 3 obyek wisata dengan

potensi rendah, 5 prioritas pengembangan

yaitu: prioritas 1 meliputi kelompok Candi

Arjuna, Candi Gatot Kaca, Museum

Purbakala, dan Kawah Sikidang. Prioritas 2

meliputi Candi Bima dan Candi Dwarawati.

Prioritas 3 meliputi Telaga Balekambang.

Pioritas 4 meliputi Telaga Merdada, Kawah

Sileri, Sumur Jalatunda. Prioritas 5 meliputi

Kawah Candradimuka, Pemandian Air Panas

Bitingan, Curug Sirawe, Gua Jimat

3 Siti Nur Khasanah

(2007)

Studi Tentang Potensi Pariwisata

dan Pengembangannya pada

Obyek Wisata Alam di

Kecamatan Sawangan Kabupaten

Magelang

Kecamatan

Sawangan,

Kabupaten Magelang

Mengetahui potensi obyek wisata

alam di Kecamatan Sawangan

Mengetahui faktor-faktor yang

mendukung pengembangan

pariwisata pada obyek wisata alam

di Kecamatan Sawangan

Deskriptif

kualitatif

Obyek wisata alam di Kecamatan Sawangan

terbagi dalam kategori potensial (Wonolelo

Rest Area, Air Terjun Kedung Kayang, Ketep

Pass) dan kategori kuang potensial (Bumi

Perkemahan Wonolelo). Faktor yang

mendukung pengembangan pariwisata pada

obyek wisata alam di Kecamatan Sawangan

adalah pemerintah, pengelola, dan penduduk.

4 Faris Amirudin A

(2011)

Kajian Potensi Wisata Ketep Pass

dalam Analisis Spasial

Ketep Pass,

Kecamatan

Sawangan,

Kabupaten Magelang

Mengetahui potensi wisata Ketep

Pass.

Mengetahui pengembangan

potensi wisata Ketep Pass ditinjau

dari sudut spasial

Tabel 1. Penelitian yang Relevan

Page 40: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

C. Kerangka Pemikiran

Sektor pariwisata di Indonesia mendapat peran yang sangat penting dalam

menunjang pembangunan nasional dan merupakan sektor yang sangat strategis

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa negara.

Adanya pembangunan, penyediaan sarana dan prasarana, serta menambah

fasilitas akan menambah wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata.

Sehingga jumlah wisatawan akan meningkat dan menambah kegiatan

perekonomian penduduk. Dengan meningkatnya perekonomian penduduk maka

pendapatan penduduk dan daerah akan meningkat.

Untuk menumbuhkan industri pariwisata, geografi dapat memberikan

usulan terutama dalam perencanaan pengembangan pariwisata melalui analisis

keruangan atau spasial. Fasilitas obyek wisata Ketep Pass akan disajikan

berdasarkan distribusi spasialnya (dalam bentuk peta).

Ketep Pass mempunyai potensi untuk dikembangkan , maka perlu dibuat

klasifikasi untuk menentukan potensi yang dimiliki. Klasifikasi tersebut

berdasarkan penilaian daya tarik obyek wisata, aksesibilitas, fasilitas dasar,

fasilitas pendukung.

Page 41: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Untuk mengetahui alur pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat dalam

kerangka pemikiran seperti pada gambar berikut :

Arah pengembangan

pariwisata

Klasifikasi tingkat potensi

Analisis potensi obyek wisata

1. daya tarik obyek wisata

2. aksesibilitas

3. fasilitas dasar

4. fasilitas pendukung

Obyek wisata

Ketep Pass

Analisis

spasial

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Page 42: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Di dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mengambil lokasi

penelitian di obyek wisata Ketep Pass di Kabupaten Magelang. Lokasi penelitian

dipilih dengan pertimbangan bahwa obyek wisata Ketep Pass merupakan obyek

wisata yang cukup menarik minat wisatawan, terutama dengan kondisi alamnya.

Meskipun demikian potensi tersebut masih perlu dikembangkan secara maksimal.

2. Waktu Penelitian

Jangka waktu penelitian 16 bulan terhitung sejak proposal ini disusun

pada Bulan Juli tahun 2009 sampai dengan selesainya penyusunan laporan

penelitian pada Bulan November 2010. Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 2. Waktu Penelitian

No Kegiatan

Tahun/Bulan

2009 2010

Jul Agust-

Okt

Nov-

Des

Jan-

Mar

Apr-

Jun

Jul-

Nov

1 Tahap Persiapan

2 Penyusunan Proposal

3 Penyusunan Instrument

Penelitian

4 Pengumpulan Data

5 Analisis Data

6 Penyusunan Laporan

Penelitian

Page 43: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Bentuk dan Metode Penelitian

Nawawi (1983: 62) mengemukakan bahwa “Metode deskriptif adalah

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan subyek atau

obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Bentuk dari penelitian ini adalah penelitian kualitatif sedangkan strategi

yang digunakan dalam penelitian dengan survei untuk mendeskripsikan potensi

obyek wisata Ketep Pass dalam analisis spasial.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti. Data primer

dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 3. Jenis Data Primer yang Digunakan dalam Penelitian

No Jenis Data Primer Sumber Data

1 Variabel Daya Tarik Obyek Tingkat keunikan Nilai obyek Ketersediaan lahan Kondisi fisik obyek

Observasi Observasi Observasi Observasi

2 Variabel aksesibilitas Jarak Kondisi jalan Kendaraan menuju obyek

Observasi dan wawancara Observasi dan wawancara Observasi dan wawancara

3 Variabel fasilitas dasar Warung makan MCK Akomodasi

Observasi dan wawancara Observasi dan wawancara Observasi

4 Variabel fasilitas pendukung Listrik Tempat ibadah Wartel Tempat Parkir

Observasi Observasi dan wawancara Observasi Observasi dan wawancara

Page 44: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri, walaupun yang

dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli.

Tabel 4. Jenis Data Sekunder yang Digunakan dalam Penelitian

No Jenis Data Sekunder Sumber Data

1 Peta RBI skala 1 : 25.000 Bakosurtanal

3 Jumlah Penduduk BPS Kabupaten Magelang

4 Data Curah Hujan Dinas Pertanian Kabupaten Magelang

5 Jumlah pengunjung obyek wisata Ketep Pass Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah cara atau teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang

ada pada obyek penelitian.

Sasaran observasi lapangan pada penelitian ini adalah lokasi obyek

wisata Ketep Pass. Data diperoleh dengan cara melakukan pencatatan dan

pengamatan dengan menggunakan GPS yang mengacu pada fenomena yang

diteliti. Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang ada

dilapangan berupa letak obyek wisata, fasilitas, dan aksesibilitas menuju obyek.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara berstruktur. Informan yang

bertindak sebagai responden terdiri dari mereka yang terpilih karena mereka

mengetahui kondisi obyek wisata baik fisik maupun sosial. Wawancara dilakukan

terhadap pengelola obyek wisata, penduduk sekitar obyek wisata, dan pengunjung

obyek wisata. Data yang diperoleh dari wawancara adalah peran serta penduduk

dan pengelola terhadap pengembangan obyek wisata, pengaruh obyek wisata

terhadap kehidupan masyarakat sekitar, kekurangan fasilitas obyek wisata, dan

upaya pengembangan yang akan dilakukan.

Page 45: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas

atau tidak terbatas (Tika, 1997: 32). Pada penelitian ini yang dimaksud populasi

adalah pengunjung, pengelola, dan masyarakat sekitar Obyek Wisata Ketep Pass.

Mardailis (2002: 55) berpendapat bahwa “Sampel adalah sebagian dari

seluruh individu yang menjadi obyek penelitain”. Tujuan penentuan sampel untuk

mengemukakan dengan tepat sifat-sifat umum dari populasi dan untuk menarik

generalisasi dari hasil penyelidikan. Dalam menentukan sampel hendaknya

dipenuhi syarat-syarat utama dalam menentukannya didalam penelitian, artinya

bahwa sampel yang digunakan harus dapat mewakili populasi yang telah

dikemukakan.

Pengambilan sampel untuk pengunjung dan masyarakat sekitar

menggunakan sampel acak berstrata ( stratified random sampling ), sedangkan

untuk pengelola obyek wisata menggunakan sampel purposif.

F. Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk mengetahuin potensi obyek wisata Ketep Pass

digunakan teknik analisis skoring dan klasifikasi, untuk mengetahui usaha

pengembangan obyek wisata Ketep pass digunakan teknik analisis SWOT.

Analisis data tersebut dimulai dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pemilihan indikator penelitian

Pemilihan indikator ini diperoleh dari penelitian sejenis kemudian

dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi kepariwisataan obyek wisata

Ketep pass.

2. Analisis skoring

Analisis skoring menggunakan 4 variabel yaitu daya tarik obyek wisata,

aksesibilitas, fasilitas dasar, fasilitas pendukung.Nilai skor ditentukan untuk

membedakan pengaruh antara beberapa kriteria penilaian dari satu variabel

penelitian yang digunakan, sedangkan bobot yang diberikan untuk

membedakan besar pengaruh antar variabel.

Page 46: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Nilai masing-masing krieria tinggal memilih salah satu angka yang terdapat

di dalam tabel yang sudah ada sesuai dengan potensi dan kondisi lokasi. Nilai

tertinggi menunjukkan bahwa kriteria tersebut merupakan faktor pendukung

yang potensial untuk dikembangkan di lokasi itu. Sedangkan nilai terendah

merupakan kriteria yang menjadi faktor penghambat.

Selanjutnya parameter dan skor yang digunakan dalam variabel tersebut

dibuat dan disesuaikan dengan obyek wisata Ketep pass sehingga parameter

yang digunakan bersifat lokasional, artinya parameter dan skor ini hanya

valid digunakan untuk obyek wisata Ketep Pass.

Penilaian potensi obyek wisata digunakan kriteria dan asumsi sebagai

berikut:

d. Daya Tarik Obyek Wisata

Daya tarik obyek wisata merupakan modal utama dalam pengembangan

obyek wisata. Untuk menilai variabel ini digunakan beberapa parameter

seperti yang dijelaskan Sugiyanto (2004).

Variabel daya tarik diberi bobot angka tertinggi yaitu 4 karena daya tarik

memberikan pengaruh yang besar terhadap kunjungan wisatawan. Masing-

masing parameter diberi skor berbeda sesuai fungsinya dalam menarik

wisatawan.

Tabel 5. Parameter Daya Tarik Obyek Wisata

Variabel Faktor Kriteria Skor Bobot

Daya tarik obyek wisata

Tingkat keunikan/kelangkaan

Tingkat lokal 10 4

Tingkat regional 15 4

Tingkat nasional-internasional 20 4

Nilai obyek wisata (rekreasi, pengetahuan, kepercayaan/religius, kebudayaan)

Hanya ada 1 obyek 3 4

Ada 2 nilai obyek 6 4

Ada > 3 nilai obyek 9 4

Ketersediaan lahan untuk rekreasi (bersantai, bermain, berolah raga, hiking)

Tidak tersedia 1 4

Hanya ada 1 lahan untuk bersantai 3 4

Tersedia > 2 lahan untuk bersantai 6 4

Kondisi fisik obyek wisata secara umum

Obyek wisata mengalami kerusakan dominan 1 4

Obyek wisata mengalami sedikit kerusakan 3 4

Page 47: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Obyek wisata tidak mengalami kerusakan dominan

6 4

Sumber : Sugiyanto (2004) dengan modifikasi

e. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah kemudahan daya jangkau obyek wisata. Kemudahan

pencapaian dan kualitas aksesibilitas merupakan salah satu faktor utama

untuk menarik kunjungan wisatawan. Menurut Sugiyanto (2004), faktor yang

mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak, kondisi jalan, dan kendaraan

menuju obyek. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 5.

Variabel aksesibilitas diberi bobot 3 karena aksesibilitas merupakan hal

penting dalam pertimbangan wisatawan untuk berkunjung.

Tabel 6. Parameter Aksesibilitas

Variabel Faktor Kriteria Skor Bobot

Aksesibilitas

Jarak

Jarak dari ibukota kabupaten

menuju obyek > 15 km

3 3

Jarak dari ibukota menuju obyek 5-

15 km

6 3

Jarak dari ibukota kabupaten

menuju obyek < 5 km

9 3

Kondisi jalan

Jalan tanah/setapak 3 3

Jalan berbatu 6 3

Jalan aspal 9 3

Kendaraan

menuju

obyek

Jalan kaki 3 3

Roda 2 - roda 4 pribadi 6 3

Umum roda 4 9 3

Sumber : Sugiyanto (2004) dengan modifikasi

f. Amenitas

Fasilitas dasar

Fasilitas dasar merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

kegiatan wisata karena fasilitas ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

Page 48: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dasar bagi setiap obyek wisata. Yang dimaksud fasilitas dasar antara lain :

warung makan, MCK, dan akomodasi.

Unsur yang digunakan dalam menilai kriteria ini didasarkan pada jumlah

fasilitas dasar yang berada di sekitar obyek wisata.

Penilaian kriteria fasilitas dasar diberi bobot 2 karena pengaruh fasilitas dasar

terhadap kedatangan pengunjung lebih kecil dibanding faktor daya tarik dan

aksesibilitas.

Tabel 7. Parameter Fasilitas Dasar

Varibel Parameter Kriteria Skor Bobot

Faslitas

Dasar

Warung

makan

Tidak ada sama sekali 1 2

Jika hanya ada 1-3 unit 3 2

Jika tersedia > 4 unit 6 2

MCK

Tidak ada sama sekali 1 2

Jika hanya ada 1-3 unit 3 2

Jika tersedia > 4 unit 6 2

Akomodasi

Belum ada sama sekali 1 2

Jika hanya ada 1-3 unit 3 2

Jika tersedia > 4 unit 6 2

Sumber : Sugiyanto (2004) dengan modifikasi

Fasilitas pendukung

Peran fasilitas pendukung adalah untuk menunjang kemudahan dan

kenikmatan pengunjung. Yang termasuk fasilitas pendukung adalah : listrik,

tempat ibadah, wartel, dan tempat parkir.

Penilaian kriteria fasilitas pendukung diberi bobot 1 karena fasilitas

pendukung merupakan hal yang menjadi pendukung saja dalam menarik

wisatawan untuk berkunjung.

Tabel 8. Parameter Fasilitas Pendukung

Variabel Parameter Kriteria Skor Bobot

Listrik Belum terjangkau sama sekali 1 1

Sudah terjangkau namun sebagian 3 1

Page 49: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Fasilitas pendukung

Terjangkau dengan baik 6 1

Tempat ibadah

Belum tersedia sama sekali 1 1

Tersedia namun kurang terawatt 3 1

Tersedia dengan kondisi baik 6 1

Wartel

Belum tersedia sama sekali 1 1

Terdapat 1-2 unit 3 1

Tersedia > 3 unit 6 1

Tempat parker

Belum tersedia sama sekali 1 1

Tersedia dengan area yang sempit 3 1

Tersedia cukup luas 6 1

Sumber : Departemen Kehutanan dengan modifikasi.

Besarnya nilai masing-masing variabel merupakan jumlah skor dari

masing-masing kriteria setelah dikalikan bobotnya. Untuk menentukan klasifikasi

potensi obyek wisata, keempat variabel tersebut dijumlah skornya. Total skor dari

seluruh variabel yang telah diukur kemudian diklasifikasikan.pengklasifikasian ini

dimaksudkan untuk mengetahui obyek wisata termasuk kategori potensial tinggi,

sedang atau rendah dengan menggunakan metode klas interval sebagai berikut:

I =a − b

n

Keterangan:

I = interval klas

a = nilai skor tertinggi = ( X1 x 4 ) + ( X2 x 3 ) + ( X3 x 2 ) + ( X4 x 1 )

b = nilai skor terendah = ( Y1 x 4 ) + ( Y2 x 3 ) + ( Y3 x 2 ) + ( Y4 x 1 )

n = jumlah klas

X1, X2 = skor tertinggi pada variabel 1, skor tertinggi pada variabel 2, dst.

Y1, Y2 = skor terendah pada variabel 1, skor terendah pada variabel 2, dst.

3. Analisis SWOT dan arah pengembangan

Analisis SWOT ( Strength, weakness, opportunities, threats ) merupakan

analisis yang cukup baik, efektif dan efisien serta sebagai alat yang cepat

dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan

pengembangan awal program-program inovasi baru dalam kepariwisataan.

Page 50: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Kebijakan yang dapat mempengaruhi kerja pariwisata dapat dibedakan

menjadi 2 jenis, yaitu kebijakan eksternal dan internal. Kondisi kebijakan

eksternal menyangkut kendala yang berasal dari luar lingkungan pariwisata

yang potensial dapat menghambat kerja kebijakan pariwisata. Sedangkan

kondisi kebijakan internal menyangkut aspek kepariwisataan yang dapat

menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kepariwisataan.

Makna analisis SWOT adalah apapun cara dan tindakan yang diambil, proses

pembuatan keputusan harus mengandung dan mempunyai prinsip-prinsip

mengembangkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, menangkap

kesempatan, dan menghilangkan ancaman.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan penjelasan yang memberikan gambaran

tentang keseluruhan dari kegiatan persiapan, pengumpulan data, analisis data yang

terkumpul, sampai dengan penulisan laporan. Prosedur dalam penelitian ini dapat

dirinci sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap paling awal dalam sebuah penelitian.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :

a. menentukan lokasi dan waktu penelitian

b. mengamati permasalahan yang ada pada lokasi yang telah ditentukan

c. survei ketersediaan data

d. studi pustaka

2. Tahap Penyusunan Proposal

Pada tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap persiapan, yaitu berupa

kegiatan merumuskan permasalahan yang ada ke dalam tulisan berupa

proposal penelitian yang terdiri dari pendahuluan, kajian teori dan metodologi

penelitian. Peneliti menyusun kerangka penelitian secara garis besar, yang

ditulis hanya bagian-bagian penting saja dari penelitian.

3. Tahap Penyusunan Instrumen

Page 51: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Kegiatan pada tahap ini adalah mempersiapkan sarana yang digunakan

untuk mengumpulkan data.

4. Tahap Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Teknik

yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah dengan wawancara dan

observasi dan analisis dokumen.

5. Tahap Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis bersama dengan hasil wawancara dari

informan. Analisis dimulai dengan memahami seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber yaitu dari hasil wawancara, observasi dan analisis dokumen.

Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis skoring untuk

menentukan potensi wisata Ketep Pass dan analisis SWOT untuk mengetahui

arah pengembangan obyek wisata Ketep Pass.

6. Tahap Penulisan Laporan

Langkah terakhir dari penelitian ini adalah penyusunan laporan hasil

penelitian yang ditulis dalam bentuk buku berupa skripsi. Laporan ditulis

berdasarkan dengan kaidah yang telah ditetapkan.

Page 52: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

1. Letak, Luas, dan Batas

Kecamatan Sawangan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten

Magelang. Secara astronomis Kecamatan Sawangan terletak antara 1100 15’ 15”

BT – 1100 28’ 39” BT dan 7

0 30’ 39” LS – 7

0 30’ 45” LS. Kecamatan Sawangan

dibatasi oleh:

Sebelah Utara : Kecamatan Pakis

Sebelah Timur : Kecamatan Selo (Kabupaten Boyolali)

Sebelah Selatan : Kecamatan Dukun

Sebelah Barat : Kecamatan Mungkid

Secara administrasi Kecamatan Sawangan terdiri dari 15 Desa. Desa

terluas adalah Desa Wonolelo dengan luas 12,35 Km2, desa tersempit adalah Desa

Mangunsari dengan luas 2,67 Km2. Luas masing-masing desa di Kecamatan

Sawangan adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Luas Kecamatan Sawangan Tahun 2008

No Desa Luas

Km2 %

1 Gondangwangi 3,97 5,48

2 Sawangan 3,57 4,93

3 Mangunsari 2,67 3,68

4 Tirtosari 2,95 4,08

5 Podosoko 5,7 7,88

6 Butuh 6,15 8,50

7 Krogowanan 3,02 4,17

8 Kapuhan 4,32 5,97

9 Gantang 4,42 6,11

10 Jati 5,17 7,14

11 Soronalan 3,96 5,47

12 Wulunggunung 3,32 4,59

13 Ketep 4,18 5,78

14 Wonolelo 12,35 17,06

15 Banyuroto 6,62 9,15

Jumlah 72,37 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang 2008

Page 53: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Page 54: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. Keadaan Iklim

Curah hujan berpengaruh dalam penentuan tipe iklim suatu daerah. Besar

kecilnya hujan diketahui melalui pengukuran dari stasiun pengukuran curah hujan

di Kecamatan Sawangan dalam waktu sepuluh tahun terakhir (2000-2009).

Tabel 10. Data Curah Hujan di Kecamatan Sawangan Periode 2000-2009.

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Magelang dan Hasil Perhitungan

Schmidt dan Fegusson menentukan tipe curah hujan berdasarkan

nilan Q dan menggolongkan tiga tipe bulan, yaitu:

1) Bulan basah, yaitu bulan yang curah hujannya lebih besar 100 mm

perbulan.

Bulan lembab, yaitu bulan yang curah hujannya antara 60-100 mm perbulan.

Bulan Curah Hujan (mm) Rata-

rata

(mm)

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Januari 352 303 254 572 306 337 247 81 274 736 346,2

Februari 347 327 182 469 289 448 446 421 284 553 376,6

Maret 446 405 305 546 268 864 221 463 650 218 438,6

April 146 159 118 115 147 231 289 540 277 1446 346,8

Mei 77 173 138 74 210 0 322 66 29 267 135,6

Juni 52 29 33 70 16 94 17 70 158 88 62,7

Juli 40 12 0 0 75 312 17 0 0 0 45,6

Agustus 25 0 0 0 3 0 0 4 0 0 3,2

September 24 8 0 0 22 196 0 0 0 0 25

Oktober 329 31 0 82 61 206 0 60 298 72 113,9

November 243 158 468 549 189 223 425 609 678 492 403,4

Desember 270 408 751 402 117 816 232 996 407 304 470,3

Bulan kering 4 5 5 3 3 2 5 3 4 3 3,7

Bulan lembab 1 0 0 3 2 1 0 4 0 2 1,3

Bulan basah 7 7 7 6 7 9 7 5 8 7 7,0

Page 55: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

1) Bulan kering, yaitu bulan yang curah hujannya kurang dari 60

mm perbulan.

Q =Rata−rata bulan kering

Rata −rata bulan basah 100%

Dari rumus tersebut maka dapat dihitung nilai Q untuk daerah Kecamatan

Sawangan. Berdasarkan data curah hujan pada tabel 8 diketahui rata-rata bulan

kering 3,7 dan rata-rata bulan basah 7,0 sehingga nilai Q adalah:

Q = 3,7

7,0 100%

= 52%

Berdasarkan nilai Q tersebut maka Kecamatan Sawangan termasuk dalam

zona agak basah (fairly wet).

Tabel 11. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson

Zona Nilai Q Kondisi Iklim

A 0% ≤ Q < 14,3% Sangat basah (very wet)

B 14,3% ≤ Q < 33,3% Basah (wet)

C 33,3% ≤ Q < 60,0% Agak basah (fairly wet)

D 60,0% ≤ Q < 100,0% Sedang (fair)

E 100,0% ≤ Q < 167,0% Agak kering (fairly dry)

F 167,0% ≤ Q < 300,0% Kering (dry)

G 300,0% ≤ Q < 700% Sangat kering (very dry)

H 700,0% Q ≥ Luar biasa kering (extremely dry)

Page 56: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Gambar 2. Diagram Tipe Curah Hujan Daerah Penelitian Menurut

Schmidth dan Fergusson

Jumlah rata-rata bulan basah

Jum

lah r

ata-

rata

bula

n k

erin

g

12

11

10

9

8

7

6

4

3

2

1

0 7,0

12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Nilai Q ( % )

700 %

300%

157 %

100 %

60 %

33,3 %

14,3 %

(3,7 ; 7,0)

7.0)

3,7

H

G

D

B

A

E

C

5

Page 57: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3. Keadaan Penduduk

a. Jumlah, Persebaran, dan Kepadatan Penduduk

Penduduk menjadi pendukung utama dalam kegiatan pariwisata, tanpa

dukungan penduduk, pariwisata tidak akan berjalan. Jumlah penduduk di

Kecamatan Sawangan adalah 55.327 jiwa yang terdiri dari 27.417 jiwa

penduduk laki-laki, dan 27.910 jiwa penduduk perempuan.

Luas Kecamatan Sawangan adalah 72,37 Km2 dengan jumlah penduduk

55.327 jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayahnya maka

kepadatan penduduk di Kecamatan Sawangan adalah 764,50 jiwa/Km2. Untuk

mengetahui jumlah, persebaran, dan kepadatan tiap-tiap desa di Kecamatan

Sawangan dapat dilihat pada tabel 10.

Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa Desa Gondangwangi mempunyai

kepadatan tertinggi yaitu 1462 jiwa/Km2 dan Desa Butuh mempunyai

kepadatan terendah, yaitu 503 jiwa/Km2.

Tabel 12. Distribusi Kepadatan Penduduk di Kecamatan Sawangan

No Desa Luas wilayah

(Km2)

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(jiwa/Km2)

1 Gondangwangi 3,97 5.804 1462,0

2 Sawangan 3,57 4.711 1319,6

3 Mangunsari 2,67 2.969 1112,0

4 Tirtosari 2,95 2.962 1004,1

5 Podosoko 5,7 4.893 858,4

6 Butuh 6,15 3.097 503,6

7 Krogowanan 3,02 3.772 1249,0

8 Kapuhan 4,32 3.412 789,8

9 Gantang 4,42 3.251 735,5

10 Jati 5,17 3.621 700,4

11 Soronalan 3,96 2.224 561,6

12 Wulunggunung 3,32 2.137 643,7

13 Ketep 4,18 2.270 543,1

14 Wonolelo 12,35 6.375 516,3

15 Banyuroto 6,62 3.829 578,4

Jumlah 72,37 55.327 764,50

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang 2008

Page 58: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk merupakan gambaran susunan penduduk

berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik yang sama.

1) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin digunakan untuk

mengetahui struktur penduduk, penduduk usia produktif, usia non

produktif, dan angka ketergantungan.

Tabel 13. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

No Kelompok Umur Penduduk Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 0 – 4 2.497 2.346 4.843

2 5 – 9 2.989 2.765 5.754

3 10 – 14 2.853 2.625 5.478

4 15 – 19 2.279 2.094 4.373

5 20 – 24 1.616 1.873 3.489

6 25 – 29 2.741 3.013 5.754

7 30 – 34 2.549 2.624 5.173

8 35 – 39 2.303 2.206 4.509

9 40 – 44 1.782 1.871 3.653

10 45 – 49 1.754 1.897 3.651

11 50 – 54 1.125 1.257 2.382

12 55 – 59 932 1.034 1.966

13 60 – 64 852 894 1.746

14 65 – 69 520 557 1.077

15 70 – 74 329 441 770

16 75 + 296 413 709

Jumlah 27.417 27.910 55.327

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang 2008

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui besarnya angka ketergantungan

(Dependency Ratio) di daerah penelitian. Menurut Kusumowisudho (2000:

209) besarnya angka ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝑅 =P(0 − 14) + P(> 65)

P(15 − 64)× 100

DR = Dependency Ratio / Angka Ketergantungan

P = Penduduk

K = Bilangan Konstan yang Besarnya 100

Page 59: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Dari rumus tersebut dapat diketahui besarnya angka

ketergantungan di Kecamatan Sawangan adalah:

𝐷𝑅 =16075 + 2556

36696× 100

= 50,77

= 51

Besarnya angka ketergantungan adalah 51, artinya setiap 100 penduduk

yang produktif harus menanggung beban ekonomi sebesar 51 penduduk

yang tidak produktif.

2) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat digunakan untuk

mengukur keadaan sosial ekonomi penduduk.

Tabel 14. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah %

1 Petani Sendiri 20240 46,28

2 Buruh Tani 10633 24,32

3 Pengusaha 123 0,28

4 Buruh Industri 1376 3,15

5 Buruh Bangunan 953 2,18

6 Pedagang 749 1,71

7 Angkutan 238 0,54

8 PNS, TNI/POLRI 562 1,29

9 Pensiunan 331 0,76

10 Lain-lain 8525 19,49

Jumlah 43730 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang 2008

Page 60: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

B. Hasil Penelitian

1. Penilaian Potensi Wisata Ketep Pass

Penilaian variabel penelitian obyek wisata untuk menghasilkan suatu

analisis yang matematis maka pengamatan yang semula bersifat kualitatif

kemudian dikonversikan ke dalam angka matematis dengan metode skoring.

Metode skoring ini menggunakan 4 variabel yaitu variabel daya tarik obyek,

variabel aksesibilitas, variabel fasilitas dasar, variabel fasilitas pendukung.

Tiap variabel diberi bobot bebeda untuk membedakan besar pengaruh tiap

variabel dalam menarik wisatawan. Nilai skor ditentukan untuk membedakan

pengaruh antara beberapa kriteria dalam suatu variabel penelitian. Hasil penilaian

variabel penelitian adalah sebagai berikut:

a. Penilaian Variabel Daya Tarik Obyek Wisata

Daya tarik obyek wisata Ketep Pass adalah keindahan alam di sekitar Gunung

Merapi dan Merbabu, selain itu juga ada Ketep Volcano Theatre dan Ketep

Volcano Center sebagai andalan wisata di Ketep Pass. Variabel daya tarik

obyek wisata mempunyai pengaruh paling besar dalam menarik wisatawan,

oleh karena itu variabel ini diberi bobot tertinggi yaitu 4. Penilaian variabel

daya tarik wisata disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 15 . Penilaian Variabel Daya Tarik Wisata

No Parameter Hasil observasi/wawancara skor bobot Skor x

bobot

1 Tingkat keunikam/kelangkaan Mempunyai tingkat keunikan

regional

15 4 60

2 Nilai obyek wisata (rekreasi,

pengetahuan,

kepercayaan/religius,

kebudayaan)

Mempunyai 2 nilai obyek wisata

yaitu:

Rekreasi (adanya keindahan

alam )

Pengetahuan (adanya Ketep

Volcano Theatre dan Ketep

Volcano Center)

6 4 24

3 Ketersediaan lahan intuk

rekreasi (bersantai, bermain,

berolahraga, hiking)

Tersedia ≥2 lahan untuk bersantai,

terdapat gazebo yang tersebar

diseluruh obyek wisata Ketep Pass

6 4 24

4 Kondisi fisik obyek wisata

secara umum

Dari hasil observasi, kondisi fisik

obyek wisata Ketep Pass tidak

mengalami kerusakan dominan

6 4 24

Jumlah 132

Page 61: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

b. Penilaian Variabel Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan komponen yang penting dalam kegiatan

kepariwisataan karena tanpa kualitas aksesibilitas yang baik maka wisatawan

akan kesulitan berkunjung ke suatu obyek wisata. Penilaian variabel

aksesibilitas menggunakan 3 parameter yaitu jarak, kondisi jalan, dan

kendaraan menuju obyek. Variabel aksesibilitas diberi bobot 3. Penilaiannya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 16. Penilaian Variabel Aksesibilitas

No Parameter Hasil observasi/wawancara skor bobot Skor x

bobot

1 Jarak Jarak dari ibukota kabupaten menuju

obyek > 15 km

3 3 9

2 Kondisi jalan Dari hasil observasi, jalan menuju Ketep

Pass merupakan jalan aspal

9 3 27

3 Kendaraan menuju

obyek

Umum roda 4 9 3 27

Jumlah 63

c. Penilaian Variabel Fasilitas Dasar

Fasilitas dasar berfungsi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama berada

di obyek wisata. Dalam penelitian ini ada 3 fasilitas dasar yang dinilai yaitu

warung makan, MCK, akomodasi. Fasilitas dasar mempunyai pengaruh lebih

kecil terhadap kunjungan wisatawan dibanding faktor daya tarik dan

aksesibilitas. Variabel fasilitas dasar diberi bobot 2. Penilaiannya disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 17. Penilaian Variabel Fasilitas Dasar

No Parameter Hasil observasi/wawancara skor Bobot Skor x

bobot

1 Warung makan tersedia > 4 unit 6 2 12

2 MCK tersedia > 4 unit 6 2 12

3 Akomodasi ada 1-3 unit 3 2 6

Jumlah 30

Page 62: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Peta jaringan jalan

d. Penilaian Variabel Fasilitas Pendukung

Variabel fasilitas pendukung sebenarnya juga memberi peran yang penting

dalam kegiatan kepariwisataan yaitu memberi kemudahan bagi wisatawan.

Variabel ini diberi bobot penilaian terendah yaitu 1 karena variabel ini

memiliki pengaruh paling kecil terhadap kunjungan wisatawan. Penilaiannya

disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 18. Penilaian Fasilitas Pendukung

Skor penilaian variabel penelitian adalah:

I =a − b

n

Keterangan:

I = interval klas

a = nilai skor tertinggi = ( X1 x 4 ) + ( X2 x 3 ) + ( X3 x 2 ) + ( X4 x 1 )

b = nilai skor terendah = ( Y1 x 4 ) + ( Y2 x 3 ) + ( Y3 x 2 ) + ( Y4 x 1 )

n = jumlah klas

X1, X2 = skor tertinggi pada variabel 1, skor tertinggi pada variabel 2, dst.

Y1, Y2 = skor terendah pada variabel 1, skor terendah pada variabel 2, dst.

Dalam penelitian ini dibuat 3 klas potensi yaitu potensi tinggi, potensi sedang,

potensi rendah maka dapat dibuat interval klas dengan rentangan sebagai berikut:

a = ( 41 x 4 ) + ( 27 x 3 ) + ( 18 x 2 ) + ( 24 x 1 )

= 164 + 81 + 36 + 24

= 305

b = ( 15 x 4 ) + ( 9 x 3 ) + ( 3 x 2 ) + ( 4 x 1 )

No Parameter Hasil observasi/wawancara skor Bobot Skor x

bobot

1 Listrik Terjangkau dengan baik 6 1 6

2 Tempat ibadah Tersedia dengan kondisi baik 6 1 6

3 Wartel Belum tersedia sama sekali 1 1 1

4 Tempat parker Tersedia cukup luas 6 1 6

Jumlah 19

Page 63: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

= 60 + 27 + 6 + 4

= 97

I =305−97

3 = 69,33

Dibulatkan menjadi 69

Interval klas potensi obyek wisata dari perhitungan di atas adalah sebagai berikut;

Tabel 19. Pembagian Klas Potensi Obyek Wisata

No Jumlah Klasifikasi

1 305 – 236 Potensi tinggi

2 235 – 166 Potensi sedang

3 165 – 96 Potensi rendah

Skor akhir penilaian variabel penelitian adalah jumlah total semua variabel

penilaian (penilaian variabel daya tarik wisata, penilaian variabel aksesibilitas,

penilaian variabel fasilitas dasar, penilaian variabel fasilitas pendukung) :

132 + 63 + 30 + 19 = 244

Berdasar tabel pembagian klas potensi di atas maka dapat diketahui bahwa obyek

wisata Ketep Pass termasuk dalam kelas potensi tinggi.

2. Pengembangan Obyek Wisata

Setelah hasil penilaian variabel penelitian dan klasifikasi potensi Ketep

Pass diketahui maka selanjutnya dapat dilakukan analisis pengembangan Obyek

Wisata Ketep Pass. Dalam penelitian ini usaha pengembangan obyek wisata

ditetapkan dari hasil analisis SWOT ( Strength, weakness, opportunities, threats ),

yaitu menganalisis berdasarkan aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman yang terdapat pada obyek wisata Ketep Pass.

Page 64: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

No Variabel Faktor internal Faktor eksternal

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

1 Variabel Daya Tarik Obyek

Tingkat keunikan

Nilai obyek

Ketersediaan lahan

Kondisi fisik obyek

Menampilkan pemandangan

alam, Ketep Volcano Theater,

dan Ketep Volcano center

Ada 2 nilai obyek, yaitu

rekreasi dan pengetahuan.

Tersedia ≥ 2 lahan untuk

bersantai

Kondisi fisik obyek tidak

mengalami kerusakan

dominan

Masih berada pada kriteria

regional

Hanya ada 2 nilai obyek,

masih perlu penambahan

nilai obyek

Penambahan atraksi yang

berbeda dengan obyek wisata

lain agar punya nilai lebih

unik

Nilai obyek bisa ditingkatkan

dengan menambah fasilitas

Pengembangan daerah sekitar

obyek untuk pembangunan

failitas wisata

Menampilkan pemandangan

alam pegunungan yang indah

Adanya obyek wisata sejenis

di sekitar merapi akan

menimbulkan persaingan

Nilai obyek yang sama

dengan obyek wisata lain

akan menjadi saingan

Pengembangan fasilitas di

sekitar obyekbisa merusak

kondisi alam di sekitar

obyek

2 Variabel aksesibilitas

Jarak

Kondisi jalan

Kendaraan menuju obyek

Jalan beraspal dengan kondisi

baik

Kondisi jalan sudah beraspal

Sudah terdapat angkutan

umum roda 4

Jarak obyek dengan

ibukota kabupaten ≥15km

Ada beberapa bagian jalan

yang rusak

Jumlah armadanya masih

kurang banyak, belum

Pelebaran jalan untuk

mempermudah

keterjangkauan

Perbaikan jalan yang rusak

agar mudah dilewati

kendaraan

Perlu adanya penambahan

jumlah angkutan umum

Jarak tempuh yang jauh

menyebabkan wisatawan

sulit menuju obyek

Kerusakan jalan

menyulitkan wisatawan

mencapai obyek

Jumlah angkutan yang masih

kurang menjadi kendala

Tabel 20. Analisis SWOT

Page 65: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

memadai menuju obyek wisata menuju obyek

3 Variabel fasilitas dasar

Warung makan

MCK

Akomodasi

Tersedia ≥4 unit

Tersedia ≥4 unit

Adanya akomodasi yang

memadai akan mendatangkan

lebih banyak wisatawan

Kondisi warung yang

kurang bersih

Kondisi MCK kurang

bersih

Hanya tersedia 1- 3 unit

Pengelolaan warung makan

yang baik agar memberi

kenyamanan pengunjung

Perbaikan sarana MCK

Penambahan akomodasi

untuk memenuhi kebutuhan

wisatawan

Kondisi yang kurang bersih

bisa menyebabkan

wisatawan kurang nyaman

Kondisi yang kurang bersih

bisa menyebabkan

wisatawan kurang nyaman

Kurangnya akomodasi

menyebabkan wisatawan

enggan berkunjung

4 Variabel fasilitas pendukung

Listrik

Tempat ibadah

Wartel

Tempat Parkir

Terjangkau dengan baik

Tersedia dengan kondisi baik

Tersedia cukup luas

Masih kurang luas

Belum tersedia sama sekali

Belum tertata rapi

Perlu perluasan agar tidak

menimbulkan antrian untuk

beribadah

Pengadaan sarana komunikasi

terutama wartel

Perlu penataan yamg lebih

rapi agar nyaman bagi

pengunjung

Saat pengunjung ramai

banyak antrian untuk

beribadah

Page 66: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Page 67: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

3. Distribusi Spasial Fasilitas di Obyek Wisata Ketep Pass

Salah satu alternatif tempat wisata yang berhawa sejuk dan segar adalah

Obyek Wisata Ketep Pass di kabupaten Magelang Jawa Tengah. Ketep Pass

tepatnya terletak pada jarak 21 km dari Mungkid, 17 km ke arah Timur dari Desa

Blabak, 30 km dari Magelang, 30 Km dari Candi Borobudur, kurang lebih 35 km

dari Boyolali dan 25 km dari Salatiga melalui Kopeng. Kawasan Ketep Pass

merupakan kawasan wisata pada ketinggian sekitar 1200 m dari permukaan laut.

Tempatnya yang lapang dan berada di puncak bukit menjadikan pemandangan

dari Ketep Pass bisa leluasa ke segala penjuru arah.

Fasilitas yang ada di Ketep Pass antara lain:

1. Gardu Pandang

Berupa 2 buah gazebo masing-masing

ukuran empat pesegi panjang dan

bangunan segi delapan dengan panjang

sisi 5 m. Tempat untuk melihat

keindahan alam Gunung Merapi dan

Gunung Merbabu, serta hamparan

lahan di kedua kaki gunung tersebut.

Terdapat 2 buah gazebo yang secara astronomis terletak pada 070 29’ 739” LS,

110 0

22’ 889” BT atau 0431752 mT, 9171409 mU dengan ketinggian 1188

mdpal.

2. Ketep Volcano Theatre

Sebuah gedung tempat pemutaran film

dokumenter tentang aktifitas Gunung

Merapi dengan kapasitas tempat duduk

78 kursi. Film ilmiah yang menceritakan

tentang terjadinya, jalur-jalur pendakian,

penelitian di Puncak Garuda, serta

letusan dahsyat Gunung Merapi.

Gambar 4. Ketep Volcano Theatre

Gambar 3. Gardu Pandang

Page 68: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Secara astronomis terletak pada 070 29’ 696” LS, 110

0 22’ 896” BT atau

0431770 mT, 9171489 mU dengan ketinggian 1208 mdpal.

3. Ketep Volcano Center

Sebuah gedung yang disebut museum

dengan luas ± 500 m2. Sebuah museum

volcanologi yang di dalamnya berdiri

miniatur Gunung Merapi. Komputer

interaktif yang berisi tentang dokumen

kegunungapian, beberapa contoh batu-

batuan bukti letusan dari tahun ke

tahun, poster Puncak Garuda berukuran 3 × 3 m, poster peringatan dini lahar

Gunung Merapi.

Secara astronomis terletak pada 070 29’ 652” LS, 110

0 22’ 912” BT atau

0431791 mT, 9171570 mU dengan ketinggian 1184 mdpal.

4. Pelataran Panca Arga

Panca Arga mempunyai arti lima

gunung. Pada lokasi ini merupakan

puncak tertinggi di obyek Wisata Ketep

Pass. Dari puncak tertinggi ini

pengunjung dapat melihat lima gunung

yaitu: Gunung Merapi, Gunung

Merbabu, Gunung Sindoro, Gunung

Sumbing, Gunung Slamet.

Selain lima gunung tersebut, pengunjung masih dapat melihat dan menikmati

bukit dan gunung kecil antara lain Gunung Tidar, Gunung Andong, Bukit

Menoreh, dan Bukit Telomoyo.

Secara astronomis terletak pada 070 29’ 672” LS, 110

0 22’ 895” BT atau

0431767 mT, 9171531 mU dengan ketinggian 1204 mdpal.

Gambar 5. Ketep Volcano Center

Gambar 6. Pelataran Panca Arga

Page 69: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

5. Restoran Ketep Pass

Disini pengunjung dapat menikmati

menu yang disajikan di restoran sesuai

selera. Bangunan di atas Ketep Volcano

Theatre yang berdinding kaca ini sangat

cocok untuk menikmati hidangan juga

sambil menikmati indahnya panorama

alam di kaki Gunung Merapi dan

Gunung Merbabu.

Secara astronomis terletak pada 070 29’ 683” LS, 110

0 22’ 895” BT atau

0431773 mT, 9171511 mU dengan ketinggian 1204 mdpal.

6. Teropong

Sebanyak 2 buah yang berada di puncak

Panca Arga dan Gardu Pandang. Dengan

teropong ini pengunjug dapat melihat

dengan jelas keindahan panorama Gunung

Merapi dan Gunung Merbabu. Terdapat 2

buah teropong, masing-masing secara

astronomis terletak pada 070 29’ 670” LS,

1100 22’ 906” BT atau 0431788 mT,

9171536 mU dan 070 29’ 739” LS, 110

0 22’

879” BT atau 0431741 mT, 9171410 mU.

7. Mushola

Luas bangunan mushola ± 10 m2 dengan

bentuk bangunan yang artistik, lengkap

dengan tempat wudhlu dan toilet. Secara

astronomis terletak pada 070 29’ 660” LS,

1100 22’ 912” BT atau 0431808 mT, 9171553

mU dengan ketinggian 1184 mdpal.

Gambar 7. Restoran Ketep Pass

Gambar 8. Teropong

Gambar 9. Mushola

Page 70: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

8. Area Parkir

Areal parkir yang luas dan cukup memadai. Terdapat parkir sepeda motor

dan parkir mobil, untuk parkir sepeda motor terletak memanjang di depan

pintu masuk. Letak koordinat parkir motor dapat dilihat pada tabel 21.

Tabel 21. Tabel Letak Koordinat Parkir Motor.

No Nama Obyek Geografis UTM Ketinggian

(mdpal)

1 Parkir motor 1 070 29’ 711” LS 0431758 mT 1204

1100 22’ 889” BT 9171462 mU

2 Parkir motor 2 070 29’ 699” LS 0431754 mT 1203

1100 22’ 888” BT 9171483 mU

3 Parkir motor 3 070 29’ 692” LS 0431752 mT 1202

1100 22’ 886” BT 9171498 mU

4 Parkir motor 4 070 29’ 648” LS 0431746 mT 1201

1100 22’ 884” BT 9171510 mU

5 Parkir motor 5 070 22’ 683” LS 0431738 mT 1199

1100 22’ 880” BT 9171515 mU

Sedangkan untuk parkir mobil memanjang di pinggir jalan dan di depan

pintu masuk 2

Gambar 10. Area Parkir Motor Gambar 11. Area Parkir Mobil

Page 71: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 22. Tabel Letak Koordinat Parkir Mobil.

No Nama Obyek Geografis UTM Ketinggian

(mdpal)

1 Parkir mobil 1 070 29’ 633” LS 0431731 mT 1195

1100 22’ 873” BT 9171513 mU

2 Parkir mobil 2 070 29’ 674” LS 0431694 mT 1195

1100 22’ 853” BT 9171527 mU

3 Parkir mobil 3 070 29’ 666” LS 0431814 mT 1184

1100 22’ 920” BT 9171545 mU

4 Parkir mobil 4 070 29’ 651” LS 0431784 mT 1183

1100 22’ 904” BT 9171573 mU

5 Parkir mobil 5 070 22’ 648” LS 0431776 mT 1183

1100 22’ 898” BT 9171577 mU

9. Pintu Masuk

Terdapat 2 pintu masuk. Secara astronomis terletak pada 070 29’ 679” LS,

1100 22’ 878” BT atau 0431735 mT, 9171520 mU dengan ketinggian 1198

mdpal, dan 070 29’ 641” LS, 110

0 22’ 908” atau 0431792 mT, 9171592 mU

dengan ketinggian 1183 mdpal.

10. Pos keamanan

Terdapat 1 pos keamanan terletak di depan Ketep Volcano Theater. Secara

astronomis terletak pada 070 29’ 703” LS, 110

0 22’ 896” BT atau 0431771

mT, 9171475 mU dengan ketinggian 1207 mdpal.

11. Pendopo

Secara astronomis terletak pada 070 29’ 724” LS, 110

0 22’ 887” BT atau

0431755 mT, 9171438 mU dengan ketinggian 1189 mdpal.

12. Tugu peresmian

Letaknya berada di dekat pos keamanan. Secara astronomis terletak pada 070

29’ 709” LS, 1100 22’ 893” BT atau 0431764 mT, 9171465 mU dengan

ketinggian 1204 mdpal.

Page 72: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

13. Kantor

Secara astronomis terletak pada 070 29’ 748” LS, 110

0 22’ 882” BT atau

0431744 mT, 9171395 mU dengan ketinggian 1185 mdpal.

14. Toilet

Terdapat 7 toilet yang tersebar di area obyek wisata, masing-masing dapat

dilihat pada tabel 23.

Gambar 12. Pintu Masuk Gambar 13. Pos Keamanan

Gambar 14. Pendopo Gambar 15. Tugu Peresmian

Page 73: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 23. Letak Koordinat Toilet.

No Nama Obyek Geografis UTM Ketinggian

(mdpal)

1 Toilet 1 070 29’ 689” LS 0431723 mT 1197

1100 22’ 896” BT 9171562 mU

2 Toilet 2 070 29’ 715” LS 0431759 mT 1190

1100 22’ 890” BT 9171456 mU

3 Toilet 3 070 29’ 715” LS 0431763 mT 1189

1100 22’ 894” BT 9171456 mU

4 Toilet 4 070 29’ 741” LS 0431733 mT 1194

1100 22’ 875” BT 9171408 mU

5 Toilet 5 070 29’ 685” LS 0431750 mT 1200

1100 22’ 886” BT 9171508 mU

6 Toilet 5 070 29’ 715” LS 0431759 mT 1190

1100 22’ 890” BT 9171456 mU

7 Toilet 7 070 29’ 715” LS 0431763 mT 1189

1100 22’ 894” BT 9171456 mU

15.

15. Warung

Warung kaki lima terletak memanjang di depan obyek wisata, juga

memanjang di area obyek wisata Ketep Pass. Kebanyakan adalah warung

penjual makanan. Selain itu juga terdapat kios tanaman hias, toko souvenir,

dan penjual jagung bakar. Untuk mengetahui letak geografis lebih

lengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Jumlah pedagang yang ada di area

ketep Pass berdasarkan wawancara dengan masyarakat ada sekitar 100

pedagang. Semuanya berasal dari daerah sekitar obyek, tidak ada pedagang

dari luar daerah.

Gambar 16 . Toilet Gambar 17. Warung

Page 74: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Page 75: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Page 76: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan penilaian potensi obyek wisata dan analisis SWOT di atas

kemudian dapat ditentukan prioritas usaha pengembangan obyek wisata Ketep

Pass. Langkah-langkah dalam menentukan usaha pengembangan ini didasarkan

pada kelemahan dan ancaman yang dapat menghambat pengembangan. Serta

dengan mengoptimalkan peluang dan kekuatan yang ada untuk menarik

wisatawan.

Usaha pengembangan dalam penelitian ini masih berupa gambaran secara

umum, artinya perlu penelitian lebih lanjut. Lebih jauh mengenai pengembangan

obyek wisata Ketep Pass disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 24. Pengembangan Obyek Wisata Ketep Pass

No Aspek Pengembangan Analisis SWOT Usaha Pengembangan

1 Daya tarik obyek wisata Obyek wisata Ketep Pass

mempunyai nilai unik regional

karena tidak ada obyek wisata

serupa di Kabupaten Magelang,

tetapi di daerah lain masih ada

obyek wisata yang serupa dengan

Ketep Pass, misalnya di Kaliurang

Yogyakarta.

Perlu penambahan atraksi yang

berbeda dan belum ada di

obyek wisata lain agar

keunikannya juga berbeda

sehingga wisatawan lebih

tertarik berkunjung ke Ketep

Pass

2 Aksesibilitas Kondisi jalan yang sempit dan ada

beberapa bagian jalan yang rusak

Perlu pelebaran jalan dan

perbaikan agar memudahkan

wisatawan berkunjung ke Ketep

Pass

3 Fasilitas dasar Jumlah tempat menginap yang

masih kurang, serta kondisi

warung makan dan toilet yang

belum terkelola dengan baik

Penambahan tempat menginap

disekitar obyek serta perbaikan

fasilitas warung makan dan

toilet agar wisatawan lebih

nyaman berkunjung ke Ketep

Pass

4 Fasilitas pendukung Tempat ibadah yang kurang luas,

belum tersedia wartel, kondisi

parkir yang kurang rapi.

Perluasan tempat ibadah,

pengadaan wartel, dan penataan

tempat parkir agar wisatawan

merasa nyaman selama

berkunjung ke Ketep Pass

Page 77: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Obyek Wisata Ketep Pass dapat

disimpulkan bahwa Obyek Wisata Ketep Pass masuk dalam kategori potensi

tinggi.

2. Pengembangan obyek wisata berdasarkan faktor penghambat terutama pada

faktor daya tarik obyek wisata, aksesibilitas, fasilitas dasar, fasilitas

pendukung.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dapat diambil implikasi

sebagai berikut:

1. Ketep Pass merupakan daerah yang sangat cocok untuk pengembangan

obyek wisata alam karena lokasinya strategis. Dengan kondisi yang seperti

itu, dilakukan usaha-usaha untuk pengembangannya yang melibatkan

komponen-komponen yang ada, yaitu pemerintah, pengelola dan penduduk.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran Geografi

di sekolah tingkat SMA pada kompetensi dasar persebaran lokasi sumber

daya alam di Indonesia.

C. Saran

1. Sebagian besar kendala atau faktor penghambat obyek wisata adalah

masalah aksesibilitas dan kurangnya fasilitas umum yang disediakan. Oleh

karena itu perlu adanya usaha untuk melakukan pembangunan sarana

akomodasi yang memadai dan pembangunan fasilitas umum untuk

meningkatkan kualitas obyek wisata yang nantinya berdampak pada

peningkatan jumlah wisatawan.

Page 78: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

2. Dalam pembangunan obyek wisata Ketep Pass perlu memperhatikan kondisi

alam di sekitar agar tidak merusak kondisi alam dan menurunkan potensi

alam di daerah tersebut.

Suplemen / Saran dari Ketua Panitia Ujian :

Di kawasan obyek wisata Ketep Pass, tata guna lahan adalah peraturan dan arahan

penggunaan lahan yang pada dasarnya mengatur fungsi apa saja yang boleh dan

tidak boleh berada di kawasan tersebut.

Konsep utama pengembangan kawasan Ketep Pass:

1. Keterpaduan fisik

Kawasan Ketep Pass merupakan kawasan dengan karakter alam

pegunungan yang berpotensi agraris. Sebagai lahan hijau berstatus

kawasan konservasi alam yang dilindungi dan berfungsi sebagai kawasan

lindung yang telah berkembang serta menjadi kawasan berpotensi tumbuh

cepat. Penetapan fungsi kawasan wisata memunculkan peluang bagi

sebuah lingkungan binaan yang selanjutnya dapat memunculkan sebuah

perbedaan dengan karakter konservasi alam itu sendiri. Dengan demikian

perlu adanya sebuah keterpaduan antara karakter alam pegunungan

sebagai kawasan lindung dengan karakter fisik buatan sebagai lingkungan

binaan.

Ketep Pass sebagai tempat tertinggi di Bukit Ketep difungsikan

sebagai fasilitas umum publik. Peruntukan lahan di sekitar obyek wisata

Ketep Pass ditetapkan sebagai daerah hijau (bukan daerah terbangun),

dengan maksud agar Ketep Pass menjadi satu-satunya fasilitas umum

publik yang diijinkan.

Page 79: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel Penataan Kawasan Alam yang Dilindungi

No Peruntukan Lahan Pemanfaatan Lahan Aplikasi Konsep

1 Kawasan alam yang dilindungi

Kawasan sumber air

Kawasan konservasi

Kawasan studi ilmiah

Kawasan wisata hutan

Dengan dikembangkannya

wisata vulkanologi

(pengembangan lahan

budidaya di tengah

pemanfaatan lahan kawasan

lindung) tetap

mengutamakan syarat-syarat

kawasan alam yang

dilindungi. Pembangunan

fisik yang ada di luar

persyaratan yang diijinkan

dikembalikan agar

memenuhi syarat menjadi

kawasan lindung.

Pengembangan kawasan

Ketep Pass. Masing-masing

segmen diperhitungkan

terhadap pemenuhan syarat-

syarat Kepemendagri Nomor

59 Tahun 1988 tentang unit

lingkungan mencakup KDB,

KLB, tinggi bangunan, dan

penetapan fungsi lahan.

2 Pinggiran Kawasan Lindung

Kawasan wisata air

Kawasan wisata hutan

Kawasan konservasi

Kawasan studi ilmiah

Kebun rakyat

Hutan rakyat

3 Kawasan pertanian

Pertanian

Irigasi

Permukiman

2. Keterpaduan visual

Sebagai kawasan yang sedang tumbuh, kawasan Ketep Pass

diprediksikan akan tumbuh bangunan-bangunan penunjang aktifitas

pariwisata. Ketep Pass sebagai kawasan budidaya di wilayah konservasi

alam seharusnya diterjemahkan ke dalam menjadi sebuah kosep penataan

fisik. Bangunan-bangunan yang direncanakan harus memiliki keterpaduan

dengan alam.

Page 80: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

No Aspek Aplikasi Konsep

1 Tata guna lahan Potensi alam, keunikan khas, pertanian, hutan, sumber

air bersih yang ada harus dikuatkan tampilannya.

Tempat-tempat dengan pemandangan baik adalah

tempat terbuka publik

Perlu menggali upaya-upaya pengaturan tata guna

lahan agar konsistensi kuantitas dan kualitas alam

ruang hijau tetap terjaga.

2 Bentuk dan massa

bangunan

Bentuk bangunan menonjolkan bangunan geospace-

vulkanologi sebagai ciri khas kawasan

Penataan massa bangunan menempatkan alam sebagai

obyek utama.

3 Sirkulasi dan parkir Sirkulasi dan parkir ditata agar wisatawan dapat

menikmati obyek wisata alam dengan nyaman.

4 Sarana dan prasarana Ketersediaan listrik, air bersih, drainase, tempat sampah,

serta fasilitas lain disesuaikan dengan arahan fungsi,

visual, dan fisik yang terpadu.

Ada peredaan dalam menilai antara obyek wisata buatan dan obyek wisata

buatan, terutama dalam penilaian fasilitas yang ada. Hal ini dimaksudkan

agar tidak merusak kondisi alamnya. Semakin banyak fasilitas yang

tersedia di obyek wisata alam, maka akan merusak kondisi alamnya, dan

akan menurunkan potensi alamnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam

tabel di bawah ini:

Tabel Perbedaan Penilaian Parameter Daya Tarik Obyek Wisata

No Parameter Penilaian SWOT untuk

obyek wisata buatan

Penilaian untuk obyek

wisata alam

1 Tingkat keunikam/kelangkaan Penilaian tertinggi adalah

tingkat nasional-

internasional.

Penilaian tertinggi adalah

tingkat nasional-

internasional.

2 Nilai obyek wisata (rekreasi,

pengetahuan,

kepercayaan/religius,

kebudayaan)

Semakin banyak nilai

obyek wisata, nilainya

semakin tinggi.

Semakin sedikit nilai

obyek wisata, yaitu hanya

wisata alam, nilainya

semakin tinggi.

3 Ketersediaan lahan intuk

rekreasi (bersantai, bermain,

Semakin banyak lahan

untuk rekreasi, semakin

Semakin sedikit lahan

untuk rekreasi, semakin

Page 81: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

berolahraga, hiking) tinggi nilainya. tinggi nilainya karena

tidak akan merusak

kondisi alam.

4 Kondisi fisik obyek wisata

secara umum Nilai tertinggi jika

obyek wisata tidak

mengalami kerusakan

dominan.

Nilai tertinggi jika

obyek wisata tidak

mengalami kerusakan

dominan.

Tabel Perbedaan Penilaian Parameter Aksesibilitas

No Parameter Penilaian SWOT untuk

obyek wisata buatan

Penilaian untuk obyek

wisata alam

1 Jarak Nilai tertinggi jika jarak

dengan ibukota

kabupaten dekat.

Nilai tertinggi jika jarak

dengan ibukota

kabupaten dekat. 2 Kondisi jalan Nilai tertinggi jika

kondisi jalan sudah

beraspal

Nilai tertinggi jika

kondisi jalan belum

beraspal, masih alami.

3 Kendaraan menuju obyek Nilai tertinggi jika sudah

bisa dilalui kendaraan

roda 4

Nilai tertinggi jika belum

banyak dilalui

kendaraan.

Tabel Perbedaan Penilaian Parameter Fasilitas Dasar

No Parameter Penilaian SWOT untuk

obyek wisata buatan

Penilaian untuk obyek

wisata alam

1 Warung makan Nilai tertinggi jika banyak

tersedia warung makan.

Semakin sedikit warung

makan yang tersedia,

maka nilainya semakin

tinggi

2 MCK Nilai tertinggi jika banyak

tersedia MCK

Semakin sedikit MCK

yang tersedia, maka

nilainya semakin tinggi

3 Akomodasi Nilai tertinggi jika banyak

tersedia akomodasi

Semakin sedikit

akomodasi yang tersedia,

maka nilainya semakin

tinggi

Page 82: KAJIAN POTENSI WISATA KETEP PASS DALAM ANALISIS SPASIAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel Perbedaan Penilaian Parameter Fasilitas Pendukung

No Parameter Penilaian SWOT untuk

obyek wisata buatan

Penilaian untuk obyek wisata

alam

1 Listrik Nilai tertinggi jika

sudah terjangkau

dengan baik.

Nilai tertinggi jika sudah

terjangkau dengan baik.

2 Tempat ibadah Nilai tertinggi jika

kondisinya baik.

Nilai tertinggi jika

kondisinya baik

3 Wartel Nilai tertinggi jika

tersedia > 3 unit

Nilai tertinggi jika belum

ada wartel 4 Tempat parkir Nilai tertinggi jika

tersedia cukup luas

Nilai tertinggi jika tersedia

cukup luas