Kajian Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN)
-
Upload
bidang-kkian-pkp2a-iii-lan-kalimantan -
Category
Government & Nonprofit
-
view
460 -
download
0
Transcript of Kajian Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN)
PUSAT KAJIAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR III
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (PKP2A III LAN) – SAMARINDA
Ekspose PenelitianKajian Pengembangan Kompetensi
Aparatur Sipil Negara (ASN)
Latar Belakang
1. Tuntutan Perubahan dan Kebutuhan Reformasi Birokrasi
2. Tatakelola pemerintahan & aparatur berdaya saing global
3. Transformasi Birokrasi dan SDM yang berkompeten
4. Diperlukan Kompetensi Fungsional, Manajerial, Sosiokultur
5. Terdapat gap competencies Aparatur Sipil Negara (ASN)
6. Diperlukan Pengembangan Kompetensi ASN
Rasionalitas Kajian
UNDANG-UNDANG
NOMOR 5 TAHUN 2014
TENTANG APARATUR
SIPIL NEGARA (ASN)
Bagian III LAN Pasal 43, menetapkan bahwa LAN memiliki fungsi pengkajian terkait dengan kebijakan dan manajemen ASN dengan melakukan penelitian terhadap manajemen ASN sesuai dengan kebutuhan kebijakan
Bagian IV Jabatan Pimpinan Tinggi Pasal 19 Ayat 4 menetapkan perlunya diatur dengan Peraturan Pemerintah mengenai Penetapan Syarat Kompetensi, Kualifikasi, Rekam Jejak, Jabatan, Diklat, Integritas dan Persyaratan lain yang dibutuhkan
diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis
kompetensi
teknis
kompetensi
manajerial
kompetensi
sosio-kultur
diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan
diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan
Kompetensi ASNMenurut UU No. 5/ 2014 tentang ASN (Pasal 69) .
Rumusan Masalah
1
BAGAIMANAKAH KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) KHUSUSNYA KOMPETENSI MANAJERIAL DAN SOSIO-KULTURAL ?
BAGAIMANA STRATEGI YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI BERDASARKAN UU NO 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA ?
2
1. Mengidentifikasi peta kebutuhan pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya kompetensi manajerial dan sosio-kultural
2. Mengidentifikasi strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) berdasarkan UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
1
2
Tujuan Penelitian
Lokus Kajian
KOTA BALIKPAPAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
KOTA BONTANG
Lokus dipilih secara purposive (bertujuan) dengan pertimbangan sebagai Pilot Project Reformasi Birokrasi di Daerah serta mendapat peringkat tertinggi dalam Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD).
Tahapan Penelitian
Penyempurnaan TOR
Penyusunan
Rancangan Penelitian/
(Research Design/ RD)
TAHAP
SATU
TAHAP
DUA
TAHAP
TIGA
TAHAP
EMPAT
Penyusunan draft
laporan penelitian
Expose terbatas/
Diskusi internal
Pengumpulan dan
penggalian data
Penelitian Lapangan
Pengolahan data
Analisis dan
Interpretasi data
Mengumpulkan bahan data
sekunder / studi kepustakaanDesk study
Indepth
interview
Survey
Kuestioner
Wawancara kepada key informan /
narasumber
Menghimpun pendapat responden
(pimti) melalui survey kuesioner
Pengumpulan DataTeknik Pengumpulan Data.
Metode Penelitian
Metode Deskriptif Kualitatif
Metode Statistik Deskriptif
Metode
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
campuran kuantitatif - kualitatif
Instrumen Kuesioner
Relevansi terhadap Nawa Cita Urgensi Tantangan Organisasi
Gap Kompetensi Sosio KulturalGap Kompetensi Manajerial
Kuesioner ditujukan kepada seluruh Jabatan
Pimpinan Tinggi (JPT) di lingkungan Pemda
• Memilih 5 (lima) tantangan
organisasi terpenting terkait
kompetensi manajerial dan
sosio kultural
• Tingkat Relevansi kompetensi
Manajerial terhadap tuntutan
organisasi
• Tingkat Kebutuhan
pengembangan kompetensi
• Tingkat Relevansi kompetensi
sosio-kultural terhadap
tuntutan organisasi
• Tingkat Kebutuhan
pengembangan kompetensi
• Agenda pembangunan Nawa
Cita (sembilan agenda
pembangunan pemerintah)
yang dipandang relevan
dengan misi instansi
Instrumen Wawancara
KEY INFORMAN
• Sekda, Ortal
• BKD
• Bandiklat
• Bappeda
• 2 Dinas/ SKPD Utama
(responden adalah pimti
lokus penelitian)
Mengetahui peta kebutuhan (mapping)
kompetensi manajerial dan sosio-
kultural melalui Dinas/ SKPD yang
terkait dengan aktivitas utama daerah
(PDRB tertinggi daerah)
Mengetahui strategi yang dilakukan
pemerintah daerah dalam upaya
pengembangan dan pemenuhan
kebutuhan kompetensi pegawai
Mengetahui kondisi kepegawaian
(mapping kepegawaian) terkait potensi
dan kebutuhan pengembangan
kompetensi di daerah
Kerangka Pikir
DESAIN STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN
KAJIAN KONDISI KOMPETENSI APARATUR DI DAERAH
KAJIAN LITERATUR TTG KEBIJAKAN KOMPETENSI
APARATUR
MIX METODOLOGY (ANALISIS KUANTITATIF DAN KUALITATIF
DESKRIPTIF)
REVIEW MODEL-MODEL PENGEMBANGAN
KOMPETENSI
PROFIL KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN
PUSAT KAJIAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR III
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (PKP2A III LAN) – SAMARINDA
HASIL ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
Relevansi terhadap Nawa Cita
63.6
77.3
65.9
72.7
61.4
68.2
54.5
56.8
56.8
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Menghadirkan Kembali Negara
Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih
Membangun Indonesia Dari Pinggiran
Memperkuat Kehadiran Negara dalam Melakukan Reformasi
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia
Mewujudkan Kemandirian Ekonomi
Meningkatkan Produktivitas
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
Memperteguh Kebhinekaan dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia
Tidak Relevan Rendah Sedang Tinggi
Provinsi Kalimantan Timur
Relevansi terhadap Nawa CitaKota Balikpapan
Relevansi terhadap Nawa Cita
50.0%
68.8%
56.3%
81.3%
68.8%
56.3%
56.3%
50.0%
68.8%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Menghadirkan Kembali Negara
Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih
Membangun Indonesia Dari Pinggiran
Memperkuat Kehadiran Negara dalam MelakukanReformasi
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia
Mewujudkan Kemandirian Ekonomi
Meningkatkan Produktivitas
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
Memperteguh Kebhinekaan dan MemperkuatRestorasi Sosial Indonesia
Tidak Relevan Relevan Sedang Tinggi
Kabupaten Kutai Kartanegara
Relevansi terhadap Nawa Cita
92.3%
76.9%
57.7%
92.3%
69.2%
69.2%
76.9%
61.5%
80.8%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Menghadirkan Kembali Negara
Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih
Membangun Indonesia Dari Pinggiran
Memperkuat Kehadiran Negara dalam MelakukanReformasi
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia
Mewujudkan Kemandirian Ekonomi
Meningkatkan Produktivitas
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
Memperteguh Kebhinekaan dan MemperkuatRestorasi Sosial Indonesia
Tidak Relevan Relevan Sedang Tinggi
Kota Bontang
TANTANGAN
LOKUS TANTANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL TERPENTING
KALIMANTAN
TIMUR
Pengambilan keputusan yang cepat dan tepat,
Pemberantasan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme
Membangun profesionalisme bawahan dalam menjalankan tugas,
Tuntutan perbaikan kinerja organisasi secara terus menerus yang
mampu memenuhi harapan dan kebutuhan pengguna layanan.
KOTA BALIKPAPAN Pengambilan keputusan yang cepat dan tepat,
Pemberantasan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
Konsistensi dan harmonisasi regulasi yang mengatur pelaksanaan tugas
organisasi
KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA
Membangun profesionalisme bawahan dalam menjalankan tugas
Pemberantasan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme
KOTA BONTANG Pengambilan keputusan yang cepat dan tepat,
Pemberantasan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme,
Kualitas penyusunan rencana strategis
Kompetensi Manajerial
LOKUS TANTANGAN KOMPETENSI SOSIO KULTURAL TERPENTING
KALIMANTAN
TIMUR
Masyarakat yang semakin menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan pemerintahan,
Masyarakat yang semakin sadar akan hak-hak mereka dan menuntut kualitas pelayanan,
Membangun sinergi dengan stakeholder,
Ketidakpastian dinamika lingkungan politik, dan
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang meningkat
KOTA BALIKPAPAN Ketidakpastian dinamika lingkungan politik,
Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap masalah-masalah yang menyangkut
kepentingan bersama, dan
Kesenjangan sosial ekonomi masih tinggi dalam masyarakat
KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA
Peran serta dan pemberdayaan masyarakat
Membangun Sinergi dengan stake holders
Kesenjangan sosial ekonomi yang masih tinggi
Masyarakat yang semakin sadar akan hak-hak mereka dan menuntut kualitas pelayanan
KOTA BONTANG Ketidakpastian dinamika lingkungan politik, dan
Masyarakat yang semakin menuntut adanya transparansi serta
Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap masalah sosial.
TANTANGANKompetensi Sosio Kultural
Kesenjangan ManajerialProvinsi Kalimantan Timur
94%92%
94%93%
88%
96%
91%
83%
92%
96% 96%
88%
87%
94%
92%
90%
94%
75%
80%
85%
90%
95%
100%
RELEVANSI KEBUTUHAN
Kesenjangan ManajerialKota Balikpapan
100% 100%
91%
100%
94%
100% 100%
81%
97%
100% 100%
97% 97% 97% 97%
100% 100%
75%
80%
85%
90%
95%
100%
RELEVANSI KEBUTUHAN
Kesenjangan ManajerialKabupaten Kutai Kartanegara
89%
92%
89%
91%
92% 92%
85%
78%
82%
97%
88%
92%
88%
92%
95%94%
89%
75%
80%
85%
90%
95%
100%
RELEVANSI KEBUTUHAN
Kesenjangan ManajerialKota Bontang
92.3%
97.1%
90.4%
98.1%
88.5%
96.0%
85.6%
83.7%
89.4%
93.3%
96.2%
86.5%
81.7%
90.4%
95.0%
92.3%93.3%
75%
80%
85%
90%
95%
100%
RELEVANSI KEBUTUHAN
Kesenjangan Sosio-KulturalProvinsi Kalimantan Timur
86.54%88.46%
85.53%87.50%
83.33%
75.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Mengelolakeragaman
lingkungan budaya
Membangun Networksosial
Manajemen Konflik Empati Sosial Kepekaan Gender Kepekaan Difabelitas
RELEVANSI KEBUTUHAN
Kesenjangan Sosio-KulturalKota Balikpapan
96.88%
90.63%
93.75%
96.88%
84.38%
87.50%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Mengelolakeragaman
lingkungan budaya
Membangun Networksosial
Manajemen Konflik Empati Sosial Kepekaan Gender Kepekaan Difabelitas
RELEVANSI KEBUTUHAN
Kesenjangan Sosio-KulturalKabupaten Kutai Kartanegara
96.88%
90.63%
93.75%
96.88%
84.38%
87.50%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Mengelolakeragaman
lingkungan budaya
Membangun Networksosial
Manajemen Konflik Empati Sosial Kepekaan Gender Kepekaan Difabelitas
RELEVANSI KEBUTUHAN
Kesenjangan Sosio-KulturalKota Bontang
91.3%92.3%
87.5%
91.3%
83.7%85.6%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Mengelola keragamanlingkungan budaya
Membangun Networksosial
Manajemen Konflik Empati Sosial Kepekaan Gender Kepekaan Difabelitas
RELEVANSI KEBUTUHAN
PUSAT KAJIAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR III
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (PKP2A III LAN) – SAMARINDA
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
KESIMPULAN (1)
• Dimensi postur kepegawaian untuk rasio perempuan dan keterwakilanputra daerah masih relatif rendah.
• Dimensi kelembagaan/ layanan publik menunjukkan inovasi pelayananpublik yang lebih baik ditandai dengan reformasi sistem pelayanan publik.
• Pengembangan kompetensi masih dianggap menjadi ranah institusi BKD,dan belum menjadi prioritas kebutuhan daerah berbasis regional content.
• Pengelolaan kinerja dan pengembangan kompetensi masih dibatasiminimnya anggaran dan tenaga pengelola, kebijakan pusat yanginkonsisten dan tidak mampu diikuti oleh daerah.
Kesimpulan (2)
• Strategi pengembangan kompetensi manajerial pada pimpinan tinggi dilingkungan Pemerintah Daerah di Kalimantan Timur adalah model benchmarking.
• Di lingkungan Pemerintah Daerah di Kota Balikpapan adalah pendekatan modelLearning Organization.
• Demikian halnya dengan di lingkungan Pemerintah Daerah di Kabupaten KutaiKartanegara menggunakan pendekatan model Learning Organization.
• Di lingkungan pemerintah daerah di Kota Bontang adalah dengan menggunakanpendekatan model Gemba Kaizen.
• Strategi pengembangan kompetensi sosiokultural pada pimpinan tinggi dilingkungan Pemerintah Daerah di Kalimantan Timur, Kota Balikpapan, KabupatenKutai Kartanegara dan Kota Bontang adalah dengan menggunakan pendekatanmodel Manajemen Multi Budaya.
LOKUS UNSUR KOMPETENSI MANAJERIAL YANG TERTINGGI
KALIMANTAN
TIMUR
Pengambilan Keputusan
Kerjasama (Team building) dan
Berorientasi pada kualitas
KOTA BALIKPAPAN Manajemen Perubahan (MP),
Inovasi,
Kemandirian dalam bertindak,
Ketahanan Pribadi
Mengeksekusi Tugas
KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA
Pengambilan Keputusan
KOTA BONTANG Integritas
Kepemimpinan dengan Visi
Membangun motivasi bawahan
Kerjasama (Team building),
Mengeksekusi tugas
Berorientasi pada pelayanan
Berorientasi pada kualitas
RELEVANSI/ KEBUTUHANKompetensi Manajerial
LOKUS UNSUR KOMPETENSI SOSIO KULTURAL TERTINGGI
KALIMANTAN
TIMUR
Relevansi/ kebutuhan relatif
rendah sehingga dianggap
pengembangan kompetensi
sudah memenuhi kebutuhan /
tuntutan organisasi
KOTA BALIKPAPAN Mengelola Keragaman
Lingkungan Budaya
Manajemen Konflik
Emphaty Sosial
KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA
Relevansi/ kebutuhan relatif
rendah sehingga dianggap
pengembangan kompetensi
sudah memenuhi kebutuhan /
tuntutan organisasi
KOTA BONTANG Mengelola keragaman
Lingkungan Budaya
Membangun Network Sosial
Manajemen Konflik
Kepekaan Gender
Kepekaan Difabelitas
RELEVANSI/ KEBUTUHANKompetensi Sosio Kultural
Rekomendasi
• Perlu dilakukan assesment lanjutan terhadap kompetensi jabatan pimpinan tinggi untuk pengembangan kompetensi terkait
• Perlu disusun standar kompetensi manajerial dan kompetensi sosio kultural
• Pengembangan kompetensi tidak hanya memperhatikan prioritas putra daerah tetapi juga visi pengembangan daerah ke depannya/ konteks lokal kedaerahan,
• Melakukan regenerasi kepemimpinan yang dinamis, mapping talent pool, berdasarkan kondisi sosio kultural / regional content secara tepat sasaran dan sesuai kebutuhan
• Membuat laboratorium inovasi di setiap daerah sebagai proyek perubahan secara berkelanjutan
• Pelaporan kinerja pimti terkait pengembangan kompetensi dalam SIM ASN
• Program pengembangan kompetensi ASN dalam prioritas pembangunan daerah
• Strategi pengembangan kompetensi manajerial dapat melalui metode diklat, seminar, kursus, magang
• Dikarenakan keterbatasan penelitian ini, ke depannya dapat dilakukan kajian sejenis dengan lingkup penelitian yang lebih luas.
PUSAT KAJIAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR III
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (PKP2A III LAN) – SAMARINDA
Sekian
Terima Kasih