KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

133
KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT KARO DI KECAMATAN TIGABINANGA KABUPATEN KARO TESIS Oleh MAYA ROSEVY BR PURBA 097030023 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Transcript of KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Page 1: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT KARO DI KECAMATAN TIGABINANGA

KABUPATEN KARO

TESIS

Oleh

MAYA ROSEVY BR PURBA 097030023

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2011

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 2: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT KARO DI KECAMATAN TIGABINANGA

KABUPATEN KARO

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Biologi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Oleh

MAYA ROSEVY BR PURBA 097030023

PROGRAM STUDI PASCASARJANA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2011

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 3: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

PENGESAHAN TESIS

Judul Tesis : KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT KARO DI KECAMATAN TIGABINANGA KABUPATEN KARO Nama Mahasiswa : MAYA ROSEVY BR PURBA Nomor Induk Mahasiswa : 097030023 Program Studi :Magister Biologi Fakultas : Universitas Sumatera Utara

Menyetujui Komisi Pembimbing :

Prof.Dr. Retno Widhiastuti, M.S. Dr. Suci Rahayu, M.Si. Ketua Anggota

Ketua Program Study Dekan Prof. Dr. Syafruddin Ilyas,M.Biomed Dr. Sutarman, M.Sc. Tanggal lulus : 15 Agustus 2011

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 4: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

PERNYATAAN ORISINALITAS

KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT KARO DI KECAMATAN TIGABINANGA

KABUPATEN KARO

TESIS

Dengan ini saya nyatakan bahwa saya mengakui semua karya tesis ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali kutipan dan ringkasan yang tiap satunya telah dijelaskan sumbernya dengan benar.

Medan, Agustus 2011

Maya Rosevy Br Purba Nim : 097030023

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 5: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Maya Rosevy Br Purba NIM : 097030023 Program Study : Biologi Jenis Karya Ilmiah : Tesis Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty free Right) atas Tesis saya yang berjudul: Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Karo Di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo Beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media, memformat, mengelola dalam bentuk data-base, merawat dan mempublikasikan Tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemegang dan atau sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan, Agustus 2011

Maya Rosevy Br Purba

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 6: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Telah diuji pada

Tanggal : 15 Agustus 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Retno Widhiastuti, M.S.

Anggota : Dr. Suci Rahayu, M.Si.

Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc.

Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M. Biomed.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 7: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama lengkap : Maya Rosevy Br Purba S.Pd

Tempat dan Tanggal Lahir : Berastagi, 19 Maret 1974

Alamat Rumah : Jl. Balai Desa No 7. Sunggal Medan

Nomor Hp : 085360223137

e-mail : [email protected]

Instansi Tempat Bekerja : SMA Negeri 1 Tigabinanga Kabupaten Karo

Alamat Tempat Tugas : Jl. Kutacane Tigabinanga.

DATA PENDIDIKAN

SD : SDN No 3 Berastagi Tamat : 1987

SMP : SMP Bina Bersaudara Medan Tamat : 1990

SMA : SMA Bina Bersaudara Medan Tamat : 1993

Strata-1 : FPMIPA IKIP Negeri Medan Tamat : 1998

Strata-2 : PPs FMIPA USU Tamat : 2011

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 8: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rakhmad dan karunia-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dengan selesainya tesis ini ,

perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM, M.Sc (CTM),

Sp. A(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan program Megister.

Dekan Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara, Dr Sutarman M.Sc. atas kesempatan

menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Fakultas MIPA

Universitas Sumatera Utara..

Ketua Program Studi Magister Biologi, Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M.Biomed. Sekretarisi

Program Studi Biologi, Dr. Suci Rahayu, M.Si. beserta seluruh Staf Pengajar pada Program

Studi Magister Biologi Program Pascasarjana Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.

Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya penulis ucapkan

kepada Prof. Dr Retno Widhiastuti, M.S. selaku Pembimbing Utama yang dengan penuh

perhatian dan telah memberikan dorongan, bimbingan dan saran, demikian juga kepada Dr.

Suci Rahayu, M.Si. selaku Pembimbing Lapangan yang dengan penuh kesabaran menuntun

dan membimbing penulis hingga selesainya penelitian ini, kepada penguji Dr. Nursahara

Pasaribu M.Sc., Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M.Biomed. atas saran dan masukkan yang telah

diberikan kepada penulis.

i

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 9: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Kepada ayahanda Bani Purba dan Ibunda Sulasmi, serta suami tercinta Ir. Aminudin dan

ananda terkasih Ichwan Amiya Ghafur, terima kasih atas segala pengorbanan baik berupa

moril maupun materil. Budi baik ini tidak dapat penulis balas hanya kepada Allah SWT

penulis serahkan.

Medan, Agustus 2011

Penulis

Maya Rosevy Br Purba

ii

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 10: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

KAJIAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT PADA MASYARAKAT KARO DI KECAMATAN TIGABINANGA

KABUPATEN KARO

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang kajian pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, untuk pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data melalui wawancara dan angket. Analisis data dengan perhitungan Nilai Guna (UVs), Nilai Guna Relative (RUVi), Index of Cultural Significance (ICS) dan Degradasi Pengetahuan masyarakat (D). Dari hasil penelitian tumbuhan obat ditemukan 75 jenis tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga. Hasil analisis data Nilai Guna (UVs) ditemukan bahwa tanaman jahe merah (Zingiberofficinale Roxb), merupakan tanaman yang memiliki nilai guna tertinggi yaitu 10,49dan nilai Index of Cultural Significance (ICS) yang tertinggi yaitu 117. Sedangkan Nilai Guna (UVs) terendah adalah tanaman nenas(Ananas comosus)dengan nilai 0,59 . dan nilai Index of Cultural Significance (ICS) yang terendah yaitu tanaman Ananas comosus dengan nilai 3. Nilai Guna Relatif yang tertinggi adalah tanaman Arenga pinata dengan nilai 4,83 sedangkan terendah adalah tanaman Manihot utilisima,dengan nilai 3,60. Degradasi Pengetahuan masyarakat yang mengalami degradasi yang terbesar pada kelompok umur A (15-29 tahun) dengan nilai sebesar 14,38% tetapi pada kelompok umur B (30-49 tahun) hanya mengalami degradasi sebesar 1,90%. Kata Kunci: Nilai Guna, Nilai Guna relatif dan Index of Cultural Significance. iii

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 11: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

THE APPLICATION OF MEDICAL PLANT HAS BEEN DONE IN KARO SOCIETY IN KECAMATAN TIGABINANGA KABUPATEN KARO

ABSTRACT

The research about the application of medical plant has been conducted in Karo society in Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo. This research uses both quantitative and qualitative methods in taking the data by using purposive technique sampling and snowball sampling. The collection of the data uses an interview and questionnaire. Calculation of the data analysis uses Used Value (UVs), Relative Used Value (RUVi), Index of Cultural Significance (ICS) and Degradation of Society Knowledge (D). Based on the research, has founded 75 medical plants that used by Karois society in Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo. The data analyze result are founded Zingiber officaoxb have the highest Use Value i.e. 10,49 and Index of Cultural Significance i.e. 117. Besides that ananas comosus plant have the lowest Use Value is i.e. 0,59 and Index of Cultural Significance i.e. 3. The highest Relative Use Value is Arenga pinata i.e 4,83. The lowest Relative Use Value is Manihot utilisima i.e. 3,60. Degradation of Society Knowledge (D) that occurring the highest degradation at the age group A (15-29) with the point 14,38% but at the age group B (30-49) have degradation 1,90%. Key words : Use Value, Relative Use Value and Index of Cultural Significance

iv

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 12: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................ ii

ABSTRACT....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

2.1. Etnobotani.................................................................................... 5

2.2. Metode dalam Etnobotani ............................................................ 6

2.3. Asal-Usul suku Karo .................................................................... 7

2.4. Masyarakat Karo .......................................................................... 8

2.5. Tanaman Obat .............................................................................. 9

2.6. Obat Tradisional Karo .................................................................. 9

2.7. Ketepatan Penggunaan Obat Tradisional...................................

v

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 13: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 16

3.1. Deskripsi Area ............................................................................. 16

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................... 17

3.3. Alat dan Bahan ............................................................................ 17

....................................................................................................

3.4 Survey Etnobotani ........................................................................ 17

3.5. Pengumpulan Data ....................................................................... 18

3.6. Analisis Data ............................................................................... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 23

4.1. Nilai Guna dan Nilai Guna Relatif Tanaman Obat ........................ 23

4.2. Index of Cultural Significance (ICS) ............................................ 27

4.3. Degradasi Pengetahuan ................................................................ 30

4.4. Deskripsi Tanaman Obat .............................................................. 40

4.5. Pemanfaatan Tumbuhan ............................................................... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 92

DAFTARPUSTAKA ......................................................................................... 92

LAMPIRAN ......................................................................................... L-1

vi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 14: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

3.1 Deskripsi Area Kecamatan Tigabinanga 16

4.1.1 Nilai Guna, Nilai Guna Relatif dan Index of Cultural Significance

Tanaman Obat

23

4.3.1 Degradasi Pengetahuan Masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga 30

4.3.2 Jenis-jenis Tumbuhan yang Digunakan Sebagai Bahan Obat

Secara Tradisional di Kecamatan Tigabinanga

33

vii

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 15: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Tanaman Aren 40

Tanaman Asam Jawa 41

3 Tanaman Alpukat 41

4 Tanaman Bawang Merah 42

5 Tanaman Bawang Putih 42

6 Tanaman Belimbing Waluh 43

7 Tanaman Bengle 43

8 Tanaman Bandotan 44

9 Tanaman Padi 45

10 Tanaman Bayam Duri 45

11 Tanaman Bunga Pukul Empat 46

12 Tanaman Ceplukan 47

13 Tanaman Cengkeh 47

14 Tanaman Combrang 48

15 Tanaman Cabe Merah 48

16 Tanaman Durian 49

17 Tanaman Daun Bangun-Bangun 50

18 Tanaman Fanili 50

19 Tanaman Gandarusa 51

20 Tanaman Gundur 51

21 Tanaman Gambir 52

22 Tanaman Inai 52

23 Tanaman Jeringo 53

24 Tanaman Jambu Biji 53

25 Tanaman Jahe Merah 54

26 Tanaman Jahe 54

27 Tanaman Jarak Pagar 55

28 Tanaman Jeruk Purut 55

29 Tanaman Jeruk Nipis 56

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 16: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

30 Tanaman Kacar Air 56

31 Tanaman Kejibeling 57

32 Tanaman Kelapa 57

33 Tanaman Kembang Sepatu 58

34 Tanaman Kemangi 59

35 Tanaman Kemiri 59

36 Tanaman Kunyit 60

37 Tanaman Kayu Manis 61

38 Tanaman Kacang Panjang 61

39 Tanaman Kecubung 62

40 Tanaman Kelingkit Taiwan 62

41 Tanaman Ki Tolod 63

42 Tanaman Kencur 64

43 Tanaman Kumis kucing 64

44 Tanaman Labu Kuning 65

45 Tanaman Labu Siam 65

46 Tanaman Lengkuas 66

47 Tanaman Merica 66

48 Tanaman Mengkudu 67

49 Tanaman Mahkota Dewa 67

50 Tanaman Mangkokan 68

51 Tanaman Meniran 69

52 Tanaman Mawar 69

53 Tanaman Nenas 70

54 Tanaman Pala 70

55 Tanaman Patikan Kebo 71

56 Tanaman Pepaya 71

57 Tanaman Pisang 72

58 Tanaman Pinang 73

59 Tanaman Pegagan 73

60 Tanaman Randu 74

61 Tanaman Serai 74

62 Tanaman Sirih 75

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 17: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

63 Tanaman Sawo 75

64 Tanaman Seledri 76

65 Tanaman Sisik Naga 77

66 Tanaman Sintrong 77

67 Tanaman Salam 78

68 Tanaman Sirsak 78

69 Tanamn Sambiloto 79

70 Tanaman Sukun 80

71 Tanaman Tebu 80

72 Tanaman Temulawak 81

73 Tanaman Tembakau 82

74 Tanaman Temu kunci 82

75 Tanaman Ubi kayu 83

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 18: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Biodata Dan Pernyataan Informan Kunci dan Responden 95

2 Biodata Dan wawancara Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh

Responden

96

3 Contoh Perhitungan Nilai Guna, Nilai Guna Relatif 101

4 Nilai Guna Tumbuhan dan nilai Guna Relatif (RUV) 103

5 Index Cultural of Significance 110

6 Index Cultural of Significance Kelompok Umur A 112

7 Index Culturalm of Significance Kelompok Umur B 114

8 Index Culturalm of Significance Kelompok Umur C 116

9 Kategori yang Menggambarkan Tentang Intensitas penggunaan

(intensity of “use”) Jenis Tumbuhan Berguna

118

10 Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Taraf

Kesalahan 1 %, 5%, 10%

120

11 Jumlah Penduduk di Kecamatan Tigabinanga 122

12 Kandungan Senyawa Kimia Tanaman Obat 123

xi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 19: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

KAJIAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT PADA MASYARAKAT KARO DI KECAMATAN TIGABINANGA

KABUPATEN KARO

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang kajian pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, untuk pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data melalui wawancara dan angket. Analisis data dengan perhitungan Nilai Guna (UVs), Nilai Guna Relative (RUVi), Index of Cultural Significance (ICS) dan Degradasi Pengetahuan masyarakat (D). Dari hasil penelitian tumbuhan obat ditemukan 75 jenis tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga. Hasil analisis data Nilai Guna (UVs) ditemukan bahwa tanaman jahe merah (Zingiberofficinale Roxb), merupakan tanaman yang memiliki nilai guna tertinggi yaitu 10,49dan nilai Index of Cultural Significance (ICS) yang tertinggi yaitu 117. Sedangkan Nilai Guna (UVs) terendah adalah tanaman nenas(Ananas comosus)dengan nilai 0,59 . dan nilai Index of Cultural Significance (ICS) yang terendah yaitu tanaman Ananas comosus dengan nilai 3. Nilai Guna Relatif yang tertinggi adalah tanaman Arenga pinata dengan nilai 4,83 sedangkan terendah adalah tanaman Manihot utilisima,dengan nilai 3,60. Degradasi Pengetahuan masyarakat yang mengalami degradasi yang terbesar pada kelompok umur A (15-29 tahun) dengan nilai sebesar 14,38% tetapi pada kelompok umur B (30-49 tahun) hanya mengalami degradasi sebesar 1,90%. Kata Kunci: Nilai Guna, Nilai Guna relatif dan Index of Cultural Significance. iii

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 20: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

THE APPLICATION OF MEDICAL PLANT HAS BEEN DONE IN KARO SOCIETY IN KECAMATAN TIGABINANGA KABUPATEN KARO

ABSTRACT

The research about the application of medical plant has been conducted in Karo society in Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo. This research uses both quantitative and qualitative methods in taking the data by using purposive technique sampling and snowball sampling. The collection of the data uses an interview and questionnaire. Calculation of the data analysis uses Used Value (UVs), Relative Used Value (RUVi), Index of Cultural Significance (ICS) and Degradation of Society Knowledge (D). Based on the research, has founded 75 medical plants that used by Karois society in Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo. The data analyze result are founded Zingiber officaoxb have the highest Use Value i.e. 10,49 and Index of Cultural Significance i.e. 117. Besides that ananas comosus plant have the lowest Use Value is i.e. 0,59 and Index of Cultural Significance i.e. 3. The highest Relative Use Value is Arenga pinata i.e 4,83. The lowest Relative Use Value is Manihot utilisima i.e. 3,60. Degradation of Society Knowledge (D) that occurring the highest degradation at the age group A (15-29) with the point 14,38% but at the age group B (30-49) have degradation 1,90%. Key words : Use Value, Relative Use Value and Index of Cultural Significance

iv

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 21: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki areal pertanian dan perkebunan yang luas

serta pekarangan yang dapat ditanami tumbuhan obat. Hutan Indonesia yang begitu luas

banyak menyimpan kekayaan alam yang begitu besar, diantaranya berpeluang sebagai

sumber obat tradisional. Hingga saat ini di Indonesia terdapat 1.036 industri obat tradisional

yang memiliki izin usaha industri, terdiri dari 129 Industri Obat Tradisional (IOT) dan 907

Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT). Banyaknya lembaga penelitian obat-obatan bahan

alam merupakan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan obat tradisional

(Depkes, 2007). Indonesia memiliki budaya pengobatan tradisional termasuk penggunaan

tumbuhan obat sejak dulu dan dilestarikan secara turun-temurun. Namun adanya modernisasi

budaya dapat menyebabkan hilangnya pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh

masyarakat.

Menurut (Sastropradjo 1990) selain merupakan negara kepulauan, Indonesia juga

memiliki jumlah penduduk yang banyak (sekitar 200 juta lebih) yang sebagian besar

masyarakatnya masih tinggal di pedesaan, banyaknya masyarakat yang tinggal di pedesaan

terutama daerah yang sulit di jangkau (terisolir) menyebabkan pemerataan hasil-hasil

pembangunan seperti bidang pendidikan dan kesehatan sulit untuk di laksanakan. Namun

pada daerah-daerah terisolir pemanfaatan lingkungan terutama tumbuhan untuk pemenuhan

kebutuhan kesehatan seperti untuk obat-obatan tradisional sangat tinggi.

Di negara Indonesia, sekalipun pelayanan kesehatan modern telah berkembang, jumlah

masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional sangat tinggi. Menurut survey sosial

Ekonomi Nasional tahun 2001, 57,7 % penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri

tanpa bantuan medis, 31,7 % diantaranya menggunakan tumbuhan obat tradisional, dan 9,8 %

memilih cara pengobatan tradisional lainnya ( Santhyami, 2008).

Menurut Tamin dan Arbain (1995) Indonesia memiliki etnis sangat beragam, setiap

kelompok masyarakat ini memanfaatkan tumbuhan untuk kehidupan mereka, seperti untuk

obat-obatan, peralatan rumah tangga, bermacam-macam anyaman/tali-temali, bahan

pelengkapan upacara adat, di samping yang di gunakan untuk kebutuhan sandang, pangan

serta papan. Bentuk susunan ramuan, komposisi dan proses pembuatan/pengolahan dilakukan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 22: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

secara tradisional menurut cara suku/kelompoknya masing-masing yang mereka terima

secara turun-temurun.

Sejak zaman dahulu manusia sangat mengendalikan lingkungan sekitarnya untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya, misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian, obat,

pupuk, parfum, bahkan untuk kecantikan dapat diperoleh dari lingkungan. Memanfaatkan

tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah kesehatan

yang dihadapinya. Pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman ini merupakan warisan budaya

bangsa berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan secara turun – temurun telah

di wariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya melalui resep nenek moyang, adat

istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat (Sukmono, 2009).

Menurut Barus (2010), seperti suku yang ada di Indonesia lainnya, suku Karo

termasuk suku yang telah lama mengenal sistem pengobatan tradisional. Obat-obatan

tradisional Karo beranekaragam. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat Karo mengenal

berbagai jenis penyakit dan cara-cara pengobatannya. Selanjutnya Barus (2010), juga

menyatakan masyarakat Karo di tempat yang berbeda menggunakan tumbuhan obat yang

berbeda, setiap kelompok masyarakat memanfaatkan tumbuhan untuk kehidupan mereka

dengan cara yang berbeda satu dengan yang lain.

Masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga sudah berpuluh tahun memanfaatkan

tumbuh-tumbuhan sebagai sumber bahan obat dalam mengobati suatu penyakit ataupun untuk

perawatan kesehatan. Mereka menggunakan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat

mereka temukan baik di sekitar mereka ataupun yang ada di hutan. Penggunaan obat

tradisional ini sudah lama sekali mereka lakukan secara turun temurun dan tetap terjaga

hingga sekarang. Keragaman jenis tumbuh-tumbuhan yang dijadikan obat-obatan tradisional

oleh masyarakat, telah memperkaya ilmu pengetahuan dan kesehatan bangsa kita. Oleh

karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk dapat menggali dan mengetahui jenis-jenis

tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat dalam upaya pelestarian tumbuhan tersebut,

karena masyarakat setiap daerah di kabupaten Karo menggunakan tumbuhan obat yang

berbeda dalam mengobati suatu penyakit.

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian mengenai kekayaan flora dan pemanfaatanya oleh masyarakat lokal

dibeberapa kawasan di propinsi Sumatera Utara telah banyak dilakukan, namun belum merata

dan belum banyak disebarluaskan. Demikian juga penelitian etnobotani di kawasan

masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga belum pernah di lakukan.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 23: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Perumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pengetahuan masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga terhadap

pemanfaatan tumbuhan sebagai obat-obatan tradisional.

2. Jenis-jenis tumbuhan apa saja yang digunakan sebagai obat-obatan tradisional oleh

masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menginventarisasi tumbuh-tumbuhan sebagai bahan obat-obatan tradisional oleh

masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo

2. Mengetahui nilai guna pemanfaatan setiap jenis tumbuhan, dan nilai guna relatif setiap

nara sumber.

3. Mengetahui degradasi pengetahuan yang terjadi pada kelompok masyarakat etnik Karo

di Kecamatan Tigabinanga.

4. Mengetahui Indeks kepentingan budaya ( Index of Cultural Significance)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan:

1. Informasi pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan baku atau bahan obat-obatan secara

alami, yang memberikan dampak negatif yang sangat kecil bagi kerusakan atau

keracunan pada tubuh di banding dengan obat kimia.

2. Informasi tentang jenis-jenis tumbuhan yang di gunakan sebagai obat oleh masyarakat

Karo di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo.

3. Bahan literatur tambahan dalam pengobatan suatu penyakit bagi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 24: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etnobotani

Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhan secara

tradisional oleh suku bangsa primitif. Secara terminologi, etnobotani adalah studi yang

mempelajari tentang hubungan antara tumbuhan dengan manusia. Etnobotani, sebuah istilah

yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuwan bernama Dr.J.W Harshberger pada

1985. Ada lima kategori pemanfaatan tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari yaitu: (1)

Pemanfaatan tumbuhan untuk bahan makanan (pangan) (2) Pemanfaatan tumbuhan untuk

bahan bangunan (papan) (3) Pemanfaatan tumbuhan untuk obat-obatan (4) Pemanfaatan

tumbuhan untuk upacara adat (5) Pemanfaatan tumbuhan untuk perkakas rumah tangga

(Tamin & Arbain, 1995)

Ilmu etnobotani yang berkisar pada pemanfaatan tumbuh-tumbuhan untuk

kemaslahatan orang di sekitarnya, pada aplikasinya mampu meningkatkan daya hidup

manusia. Studi lanjutan dapat berfokus pada penggunaan spesifik (pangan/makanan,

ekonomi, banyak manfaat, pakan ternak, buah-buahan, obat-obatan, dan kayu bakar,), atau

bisa juga dengan mencoba mengumpulkan sejumlah informasi dilain musim, atau memilih

tumbuhan spesifik, contohnya cara perkembangbiakan beberapa jenis tumbuhan liar untuk

dibudidayakan. Ada berbagai hasil dari studi etnobotani yang dilakukan. Diskusi bersama

masyarakat tentang tanaman lokal bisa memunculkan kembali nilai-nilai lama yang pernah

didapatkan dari tanaman-tanaman tersebut, selanjutnya peserta bisa menyampaikan gagasan-

gagasan lain tentang manfaat tanaman tertentu berdasarkan kearifan lokal. Berapa dari kita

yang pernah tahu, kalau daun sambung nyawa yang biasa dikonsumsi sebagai lalapan,

ternyata punya khasiat sebagai pencegah hipertensi. Itu baru satu contoh, lalu bagaimana

dengan daun sirih, yang berfungsi sebagai bungkus kudapan menyirih nenek-nenek kita,

ternyata juga menyimpan potensi untuk menyembuhkan rabun mata (Tamin & Arbain, 1995)

2.2 Metode dalam Etnobotani

Menurut Santhyami (2008) ada dua metode yang digunakan dalam penelitian etnobotani,

yaitu:

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 25: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

a. Metode Observatif

Metoda ini melibatkan masyarakat sebagai pemandu dan informan kunci. Pengambilan

data di lapangan menggunakan petak-petak permanen yang biasa dibuat dalam penelitian

ekologi menurut cara Oosting (1960). Selanjutnya informan diminta untuk menginventarisasi

seluruh jenis tanaman yang mereka kenal memiliki kegunaan. Setiap jenis yang mereka kenal

diambil contoh herbarium atau “voucher spesiment” untuk identifikasi nama ilmiahnya. Dari

data yang diperoleh kita menentukan nilai guna suatu jenis sumber daya, dilakukan dengan

dua cara yaitu :

1. Merancang kepentingan atau manfaat suatu sumber daya sebagai manfaat utama atau

tambahan.

2. Membagi sumberdaya kedalam kategori manfaat yang dikenal oleh masyarakat

setempat dimana penelitian dilakukan.

b. Survey Eksploratif

Survey yaitu tindakan mengukur atau memperkirakan. Namun dalam penelitian survey

lebih berarti sebagai suatu cara melakukan pengamatan di mana indikator mengenai

variabel adalah jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan kepada responden

baik secara lisan maupun tertulis. Tim akan membuat kuisioner untuk ditanyakan

nantinya kepada informant atau warga masyarkat setempat. Pertanyaan dalam kuisioner

berupa; cara mendapatkan tanaman, cara membudidayakan, dipakai

untuk apa saja tanaman tersebut, apakah juga untuk upacara adat dan alat-alat perkakas

rumah tangga.

2.3. Asal-usul Suku Karo

Suku Karo atau juga disebut Batak Karo adalah suku asli yang mendiami dataran tinggi

Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di

salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten Karo. Suku ini

memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo. Pakaian adat suku Karo didominasi

dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas (Martin, 2004).

Kerajaan Haru-Karo mulai menjadi kerajaan besar di Sumatera, namun tidak diketahui

secara pasti kapan berdirinya. Namun demikian, Brahma Putra, dalam bukunya “Karo dari

Zaman ke Zaman” mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah ada kerajaan di Sumatera

Utara yang rajanya bernama “Pa Lagan”. Menilik dari nama itu merupakan bahasa yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 26: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

berasal dari suku Karo. Mungkinkah pada masa itu kerajaan Haru sudah ada?, hal ini masih

membutuhkan penelitian lebih lanjut (Prinst, 2004).

Kerajaan Haru-Karo diketahui tumbuh dan berkembang bersamaan waktunya dengan

kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Johor, Malaka dan Aceh. Terbukti karena kerajaan Haru

pernah berperang dengan kerajaan-kerajaan tersebut.Kerajaan Haru identik dengan suku

Karo,yaitu salah satu suku di Nusantara. Pada masa keemasannya, kerajaan Haru-Karo mulai

dari Aceh Besar hingga ke sungai Siak di Riau. Eksistensi Haru-Karo di Aceh dapat

dipastikan dengan beberapa nama desa di sana yang berasal dari bahasa Karo. Misalnya Kuta

Raja (Sekarang Banda Aceh), Kuta Binjei di Aceh Timur, Kuta Karang, Kuta Alam, Kuta

Lubok, Kuta Laksmana Mahmud, Kuta Cane, Blang Kejeren, dan lainnya (Prinst, 2004).

Suku Karo juga terdapat di Aceh Besar yang dalam logat Aceh disebut Karee.

Keberadaan suku Haru-Karo di Aceh ini diakui oleh H. Muhammad Said dalam bukunya

“Aceh Sepanjang Abad”, (1981). Ia menekankan bahwa penduduk asli Aceh Besar adalah

keturunan mirip Batak. Namun tidak dijelaskan keturunan dari batak mana penduduk asli

tersebut. Sementara itu, H. M. Zainuddin dalam bukunya “Tarikh Aceh dan Nusantara”

(1961) dikatakan bahwa di lembah Aceh Besar disamping Kerajaan Islam ada kerajaan Karo.

Selanjunya disebutkan bahwa penduduk asli atau bumi putera dari Ke-20 Mukim bercampur

dengan suku Karo yang dalam bahasa Aceh disebut Karee. Brahma Putra, dalam bukunya

“Karo Sepanjang Zaman” mengatakan bahwa raja terakhir suku Karo di Aceh Besar adalah

Manang Ginting Suka (Prinst, 2004).

Kelompok karo di Aceh kemudian berubah nama menjadi “Kaum Lhee Reutoih” atau

kaum tiga ratus. Penamaan demikian terkait dengan peristiwa perselisihan antara suku Karo

dengan suku Hindu di sana yang disepakati diselesaikan dengan perang tanding. Sebanyak

tiga ratus (300) orang suku Karo akan berkelahi dengan empat ratus (400) orang suku Hindu

di suatu lapangan terbuka. Perang tanding ini dapat didamaikan dan sejak saat itu suku Karo

disebut sebagai kaum tiga ratus dan kaum Hindu disebut kaum empat ratus. Dikemudian hari

terjadi pencampuran antar suku Karo dengan suku Hindu dan mereka disebut sebagai kaum

Jasandang. Golongan lainnya adalah Kaum Imam Pewet dan Kaum Tok Batee yang

merupakan campuran suku pendatang, seperti: Kaum Hindu, Arab, Persia, dan lainnya

(Prinst, 2004).

2.4. Masyarakat Karo

Menurut Pertampilan (2010) Suku Karo memilliki sistem kemasyarakatan atau adat

yang dikenal dengan marga silima, tutur siwaluh, dan rakut sitelu. Marga atau dalam bahasa

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 27: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Karo disebut merga tersebut untuk anak laki-laki, sedangkan untuk perempuan disebut beru.

Marga atau beru ini disandang di belakang nama seseorang. Merga dalam masyarakat Karo

terdiri dari lima kelompok, kelima marga tersebut adalah: Karo-karo, Sembiring, Tarigan,

Ginting, Perangin-angin.

Masyarakat Karo menggunakan berbagai jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dalam

kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan pangan, ramuan obat, bahan industri dan sudah

lama tumbuhan digunakan dalam berbagai upacara adat kebudayaan. Tumbuhan ini

merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, maupun

kebun (Barus, 2010).

2.5. Tanaman Obat

Studi tanaman obat merupakan ilmu yang kompleks, dan dalam pelaksanaanya

memerlukan pendekatan yang terpadu dari beberapa disiplin ilmu antara lain Taksonomi,

Ekologi, Geografi tumbuhan, Pertanian, Sejarah, dan antropologi (Tamin & Arbain, 1995).

Melonjaknya harga obat sintetis dan efek sampingnya bagi kesehatan meningkatkan kembali

penggunaan obat tradisional oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang

ada di sekitar. Sebagai langkah awal yang sangat membantu untuk mengetahui suatu

tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional secara turun –

menurun. Pada era milenium ini, kecendrungan gaya hidup masyarakat dunia adalah back to

nature. Hal ini mengakibatkan penggunaan metode tradisional tidak akan ketinggalan

zaman(Dianawati, 2001).

Di Indonesia masih banyak masyarakat yang memanfaatkan tumbuhan dalam

kehidupan sehari-hari terutama yang bermukim di sekitar hutan. Indonesia seperti daerah

Asia tenggara lainnya memiliki potensi yang tinggi dalam penggunaan tumbuhan sebagai

obat-obatan secara tradisional. Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional juga semakin

banyak diminati oleh masyarakat karena telah terbukti bahwa obat yang berasal dari

tumbuhan lebih menyehatkan dan tanpa menimbulkan adanya efek samping jika

dibandingkan dengan obat-obatan yang berasal dari bahan kimia. Namun, yang menjadi

permasalahan bagi peminat obat tradisional adalah kurangnya pengetahuan dan informasi

memadai mengenai berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang biasa digunakan sebagai ramuan

obat-obatan tradisional dan bagaimana pemanfaatannya (Sukmono, 2009).

2.6. Obat Tradisional Karo

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 28: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Ramuan tradisional adalah media pengobatan alamiah dengan memakai tumbuhan

sebagai bahan dasarnya. Media ini mungkin merupakan media pengobatan tertua. Sampai

saat ini ilmu pengobatan ini masih mengacu pada tradisi kuno. Itulah sebabnya obat-obatan

atau ramuan dari tumbuh-tumbuhan dan tanaman di sebut obat tradisional, karena ramuan

tradisional tersebut di buat dari jenis tumbuhan dan tanaman yang di yakini dapat

menyembuhkan atau mengobati suatu penyakit (Dianawati, 2001)

Menurut Tarigan (1990) masyarakat Karo sejak dulu telah mengenal obat-obat

tradisional yang beragam, ini menunjukkan bahwa masyarakat Karo mengenal beberapa jenis

penyakit dan juga cara-cara mengobatinya. Sesuai dengan jenis kelamin anggota masyarakat

dan juga tingkatan usia, maka obat-obat ini dapat dibagi atas:

1. Tambar danak-danak (obat untuk anak-anak)

2. Tambar pernanden (obat kaum ibu)

3. Tambar perbapan (obat kaum bapak)

4. tambar sinterem (obat orang banyak).

Menurut Kumala (2006) Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman

dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek

samping yang relatif lebih sedikit daripada obat modern.

2.7. Ketepatan Penggunaan Obat Tradisional

Menurut Sukmono (2009) obat tradisional adalah bahan atau ramuan berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, bahan sediaan, sarian (galenik), atau campuran dari

bahan-bahan tersebut yang secara turun-menurun telah di gunakan untuk pengobatan. Obat

tradisional dari bahan tumbuhan menggunakan bagian-bagian tumbuhan seperti akar,

rimpang, batang, buah, daun, dan bunga. Penelitian yang telah di lakukan terhadap tanaman

obat sangat membantu dalam penggunaan obat tradisional. Penelitian ditunjang dengan

pengalaman empiris semakin memberikan keyakinan akan khasiat dan keamanan obat

tradisional.

Efek samping obat tradisional relatif kecil jika di gunakan secara tepat. Menurut

Kumala (2006), Sukmono (2009), Ilyas (2010) ketepatan penggunaan obat tradisional

meliputi beberapa hal yaitu:

a. Kebenaran Bahan

Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit untuk di

bedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 29: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

terapi yang diinginkan. Sebagai contoh lempuyung dipasaran ada beberapa macam yang agak

sulit untuk di bedakan satu dengan yang lain. Lempuyung emprit (Zingeber amaricans)

memiliki bentuk yang relatif lebih kecil, bewarna kuning dengan rasa yang pahit. Lemuyung

emprit dan lempuyung gajah (Zingiber zerumbet) yang memiliki bentuk lebih besar dan

berwarna kuning, berkhasiat sebagai penambah nafsu makan. Jenis yang ketiga adalah

lempuyang wangi (Zingiber aromaticum) yang memiliki warna agak putih dan berbau harum.

Tidak seperti kedua jenis lempuyang sebelumnya, jenis ini memiliki khasiat sebagai

pelangsing. Contoh yang lain daun tapak dara yang mengandung alkaloid. Daun ini tidak

hanya bermanfaat untuk pengobatan diabetes, tetapi juga dapat menyebabkan penurunan

leukosit ( sel-sel darah putih) hingga 30 %. Daun tapak dara mengandung vincristin dan

vinblastin yang menyebabkan penderitanya menjadi rentan terhadap penyakit infeksi,

sehingga leukosit mengalami penurunan. Sementara itu, karena pengobatan diabetes

membutuhkan waktu yang lama sehingga daun tapak dara menjadi tidak tepat digunakan

sebagai anti diabetes dan lebih tepat digunakan untuk pengobatan leukimia.

b. Ketepatan Dosis

Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa di konsumsi

sembarangan. Tetap ada dosis yang harus di patuhi, seperti halnya dokter. Buah mahkota

dewa misalnya, hanya bisa di konsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam tiga gelas air.

Sedangkan daun min baru berkhasiat jika di rebus sebanyak 7 lembar dalam takaran air

tertentu. Batu ginjal dapat diobati dengan keji beling (Strobilis cripsus), tetapi jika melebihi 2

gram serbuk (sekali minum) dapat menyebakan iritasi saluran kemih. Gambir kurang dari ibu

jari sehingga dapat mengurangi diare, kalau pemakaiannya lebih maka menyulitkan si

pemakai buang air besar selama berhari-hari. Sedangkan penggunaan minyak jarak (Oleum

recini ) untuk cuci perut yang tidak terukur akan menyebabkan iritasi saluran pencernaan. Hal

ini menepis anggapan bahwa obat tradisisonal tidak memiliki efek samping. Anggapan bila

obat tradisional aman di konsumsi walapun gejala sakit sudah hilang adalah keliru

Efek samping tanaman obat dapat di gambarkan dalam tanaman dringo (Acorus

calamus), yang biasa digunakan untuk mengobati stres. Tumbuhan ini memiliki kandungan

senyawa bioaktif asaron. Senyawa ini punya struktur kimia mirip gologan amfetamin dan

ekstasi. Dalam dosis rendah, dringo memang dapat memberikan efek relaksasi pada otot dan

menimbulkan efek sedatif (penenang) terhadap sistem saraf pusat. Namun, jika di gunakan

dalam dosis tinggi malah memberikan efek sebaliknya, yakni meningkatkan aktivitas mental

(psikoaktif). Asaron dringo juga merupakan senyawa alami yang potensial sebagai pemicu

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 30: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

timbulnya kanker, apalagi jika tanaman ini di gunakan dalam waktu lama. Di samping itu,

dringo bisa menyebabkan penumpukan cairan di perut, mengakibatkan perubahan aktivitas

pada jantung dan hati, serta dapat menimbulkan efek berbahaya pada usus.Takaran yang tepat

dalam penggunaan obat tradisional memang belum banyak didukung oleh data hasil

penelitian. Peracikan secara tradisional menggunakan takaran sejumput, segengam ataupun

seruas yang sulit di tentukan ketepatannya. Penggunaan takaran yang lebih pasti dalam satuan

gram dapat mengurangi kemungkinan terjadinya efek yang tidak di harapkan karena batas

antara racun dan obat dalam bahan tradisisonal amatlah tipis. Dosis yang tepat membuat

tanaman obat bisa menjadi obat, sedangkan jika berlebih bisa menjadi racun.

c. Ketepatan Waktu Penggunaan

Kunyit diketahui bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid dan sudah turun temurun di

konsumsi dalam ramuan jamu kunir asam yang sangat baik di konsumsi saat datang bulan.

Akan tetapi jika diminum pada awal masa kehamilan beresiko menyebabkan keguguran. Jika

sejak gadis penggunaan jamu sari rapet sampai berumah tangga bisa menyebabkan kesulitan

memperoleh keturunan bagi wanita yang kurang subur karena adanya kemungkinan dapat

memperkecil peranakan. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu penggunaan obat

tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang di harapkan.

d. Ketepatan Cara Penggunaan

Suatu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya.

Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam

penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun kecubung jika di hisap seperti rokok bersifat

bronkodilator dan digunakan sebagai obat asma. Tetapi jika diseduh dan di minum dapat

menyebabkan keracunan/mabuk. Selain itu, tanaman obat dan obat tradisional relatif mudah

untuk di dapatkan karena tidak memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya

penyalahgunaan tanaman obat dan obat tradisional tersebut. Contohnya, jamu pelancar datang

bulan yang sering disalah gunakan untuk menggugurkan kandungan. Resiko yang terjadi

adalah bayi terlahir cacat, ibu menjadi infertil, terjadi infeksi pada rahim, atau bahkan

kematian.

e. Ketepatan Pemilihan Bahan

Keracunan sering terjadi antara tanaman ngokilo (Gynura segetum Luor) yang

dianggap sama dengan keji beling, daun sambung nyawa (Gymnurae procumbensis) dengan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 31: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

daun dewa (Gynura procumbens (Lour) Merr). Akhir-akhir ini terhadap tanaman kunir putih,

dimana 3 jenis tanaman yang berbeda (Curcuma mangga, Curcuma zedoaria, dan kaempferia

rotunda) sering kali sama-sama disebut sebagai “ kunir putih “ yang sempat mencuat

kepermukaan karena dinyatakan bisa digunakan untuk pengobatan penyakit kanker.

f. Ketepatan Telaah Informasi

Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong derasnya arus informasi yang

mudah untuk diakses. Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai

dan telaah atau kajian yang cukup sering kali mendatangkan hal yang menyesatkan.

Katidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi bahan membahayakan.

Contohnya, informasi di media massa menyebutkan bahwa biji jarak (Ricinus communis L)

mengandung risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai antikanker. Risin sendiri

bersifat toksik / racun sehingga jika biji jarak dikonsumsi secara langsung dapat

menyebabkan keracunan dan diare. Contoh lainnya adalah tentang pare, pare yang sering

digunakan sebagai lalapan ternyata mengandung khasiat lebih bagi kesehatan. Pare alias paria

(Momordica charantia) kaya mineral nabati kalsium dan fosfor, juga karotenoid. digunakan

sebagai lalapan ternyata bermanfaat bagi kesehatan. Pare juga mengandung alpha –

momorcharin, beta-momorchorin, dan MAP30 (momordica antiviral protein 30) yang

bermanfaat sebagai anti HIV/AIDS. Namun, biji pare juga mengandung triter penoid yang

beraktivitas sebagai antispermatozoa, sehingga penggunaan biji pare secara tradisional

dengan maksud untuk mencegah AIDS dapat mengakibatkan infertilitas pada pria.

Dalam jangka panjang, konsumsi biji pare dapat mematikan sperma, memicu ipotensi,

merusak buah zakar dan hormon pria bahkan berpotensi merusak liver baik dalam bentuk jus,

lalap maupun sayur segar. Bagi wanita hamil baiknya konsumsi pare dibatasi karena

percobaan pada tikus menunjukkan pemberian jus pare menimbulkan keguguran.

g. Tanpa Penyalahgunaan

Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan karena tidak

memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan manfaat dari

tanaman obat maupun obat tradisional tersebut, contoh:

1. Jamu peluntur untuk terlambat bulan sering disalah gunakan untuk pengguguran

kandungan. Resiko yang terjadi adalah bayi lahir cacat, ibu menjadi infertil, terjadi

infeksi bahkan kematian

2. Mengisap kecubung sebagai psikotropika

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 32: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

3 . Penambahan bahan kimia obat.

Bahan-bahan kimia obat yang biasa dicampurkan itu adalah parasetamol, coffein,

piroksikam, theophylin, deksbutason, CTM, serta bahan kimia penahan rasa sakit seperti

antalgin dan fenilbutazon. Bahan-bahan kimia obat tersebut dapat menimbulkan efek negatif

di dalam tubuh pemakainya jika digunakan dalam jumlah banyak. Bahan kimia seperti

antalgin misalnya, dapat mengakibatkan kerusakan pada organ pencernaan, berupa penipisan

dinding usus hingga menyebabkan pendarahan. Fenilbutazon dapat menyebabkan

pemakainya menjadi gemuk pada bagian pipi, namun hanya berisi cairan yang di kenal

dengan istilah moonface, dan jika digunakan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan

osteoporosis.

h. Ketepatan pemilihan Obat Untuk Indikasi Tertentu

Dalam suatu jenis tanaman dapat ditemukan beberpa zat aktif yang berkhasiat dalam

terapi. Resiko antara keberhasilan terapi dan efek samping yang timbul harus menjadi

pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman obat yang akan digunakan dalam terapi.

Contoh, daun tapak dara mengandung alkaloid yang bermanfaat untuk pengobatan diabetes.

Akan tetapi daun tapak dara juga mengandung vincristin dan vinblastin yang dapat

menyebabkan penurunan leukosit (sel-sel darah putih) hingga ± 30 %, akibatnya penderita

menjadi rentan terhadap penyakit infeksi. Padahal pengobatan diabetes membutuhkan waktu

yang lama sehingga daun tapak dara tidak tepat digunakan sebagai anti diabetes melainkan

lebih tepat digunakan untuk pengobatan leukimia.

Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi

kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan,

ketepatan telaah informasi, dan tanpa penyalahgunaan obat tradisinal itu sendiri. Penelitian

yang telah dilakukan terhadap tanaman obat sangat membantu dalam pemilihan bahan baku

obat tradisional. Pengalaman empiris ditunjang dengan penelitian semakin memberikan

keyakinan akan khasiat dan keamanan obat tradisional.

BAB III

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 33: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

METODE PENELITIAN

3.1. Deskripsi Area

Penelitian dilakukan di Kecamatan Tigabinanga, kabupaten Karo. Kecamatan

Tigabinanga terdiri dari 18 desa dan 1 kelurahan mayoritas penduduk suku Karo

( Buku Statistik tahunan Kecamatan Tigabinanga, 2010).

Tabel 3.1. Deskripsi area Tigabinanga

No Uraian Keterangan

1 Luas wilayah 160,38 km2

2 Ketinggian wilayah dari permukaan laut 600-700 m

3 Kepadatan penduduk 108 / km

4

2

Jumlah penduduk 19889 jiwa

5 Kelurahan 1 kelurahan

6 Desa 18 desa

7 Mata pencaharian utama Bertani

Sumber: Buku Statistik Kecamatan Tigabinannga, 2010

Kecamatan Tigabinanga yang dikenal dengan istilah Singalor Lau (daerah yang dilalui air

sungai) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Wilayahnya

dikelilingi oleh bukit barisan, suhu udara 18 - 22 o

Kecamatan ini memiliki 18 desa dengan 1 kelurahan yang terdiri dari Desa Lau Kapur,

Desa Kem kem, Desa Gunung, Desa Simpang Pergendangen, Desa Pergendangen, Kelurahan

Tigabinanga, Desa Kuta Galoh, Desa Kuta Raya, Desa Bunga Baru, Desa Pertumbuken, Desa

Kuala, Desa Kuta Buara, Desa Simolap, Desa Kuta Bangun, Desa Suka Julu, Desa

Kutambaru Punti Batu Mamak, Desa Kuta Gerat, Desa Limang, Desa Perbesi.

C daerah tersebut berhawa sejuk, mata

pencaharian penduduknya pada umumnya adalah petani. Kecamatan Tigabinanga di kenal

sebagai daerah penghasil jagung terbesar dan terbaik di Kabupaten Karo sehingga

Tigabinanga dijuluki sebagai kota jagung. Kantor ibukota kecamatan terletak di Kabanjahe

dengan jarak ± 37 km Kecamatan Tigabinanga merupakan kecamatan yang berbatasan

dengan propinsi Aceh Tenggara (Sitepu, 2010).

Batas-batas kecamatan Tigabinanga :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kutabuluh

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Juhar

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 34: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Mardinding

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tigabinanga

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari – Mei 2011. Lokasi penelitian terletak di

Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara, dengan penduduk

mayoritas adalah Etnik Karo.

3.3. Alat dan Bahan

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian terbagi dalam 2 bagian yaitu peralatan untuk

wawancara dan peralatan untuk pengumpulan data taksonomi. Peralatan untuk wawancara

antara lain alat perekam suara, alat tulis dan kamera digital. Alat-alat untuk pengumpulan

data taksonomi antara lain kantong plastik berbagai ukuran, penggaris, parang, gunting stek,

buku-buku Identifikasi tumbuhan obat, buku lapangan, pensil. Bahan-bahan yang digunakan

antara lain daftar kuesioner.

3.4. Survey Etnobotani

Secara garis besar metode yang dilakukan pada penelitian ini merupakan gabungan

metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metode penelitian kuantitatif dilakukan

dengan metode survey melalui cara menyebar kuisioner (angket) yang telah diuji validitas

dan reliabilitas dan dilanjutkan dengan penelitian kualitatif. Pada tahap ini juga dilakukan

wawancara terbuka. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam observasi awal ini

adalah

metode purposive sampling teknik pemilihan informan dengan pertimbangan tertentu, dalam

hal ini orang yang dianggap paling tahu tentang tumbuhan obat (Sugiyono, 2008). Tokoh

yang dipilih melalui metode ini untuk diwawancarai adalah tabib dan dukun beranak. Dari

observasi awal ini diketahui data-data calon informan untuk tahap selanjutnya yang layak

diwawancarai berdasarkan rekomendasi Thabib dan dukun beranak.

Setelah observasi awal dilakukan penelitian kuantitatif yaitu pengumpulan data

tentang tumbuhan obat kepada penduduk dengan cara wawancara semi terstruktur. Pemilihan

informan pada tahap wawancara ini dilakukan dengan metode snowball sampling yaitu teknik

pemilihan informan berdasarkan rekomendasi informan kunci dalam hal ini thabib dan dukun

beranak. Informasi tentang calon informan berikutnya didapat dari informan sebelumnya,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 35: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

(Subagyo,2008). Sesudah pengumpulan data, dilakukan pengumpulan spesimen tumbuhan

yang diambil langsung di lokasi tumbuhnya dengan dibantu oleh seorang informan kunci.

Spesimen dikoleksi, difoto dan diidentifikasi. Analisis di lakukan dalam dua bentuk

pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif (Rugayah, 2004).

3.5. Pengumpulan data

Untuk mengetahui data tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional di lokasi

penelitian dilakukan dengan cara :

1. Mencari data tentang informan kunci dan jumlah masyarakat karo sebagai langkah

pertama dalam pengambilan sampel di Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo.

2. Wawancara dan kuesioner (Angket). Wawancara ditujukan kepada penduduk setempat

antara lain: Thabib,dukun, masyarakat/keluarga yang mengetahui dan menggunakan

tumbuhan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari dan penjaja ramuan tumbuhan obat di

pasar-pasar tradisional di lokasi penelitian, dan sampel sebagai responden dari jumlah

populasi masyarakat Karo dengan taraf kesalahan 5%, dari setiap desa di Kecamatan

Tigabinanga. Wawancara dilakukan pada masyarakat dengan menggunakan kuesioner

yang telah diuji validitas dan realibilitas. Wawancara pertama untuk mendapatkan data

tumbuhan sebagai tumbuhan obat tradisional dan kegunaannya berasal dari infornan

kunci, selanjutnya wawancara dilakukan terhadap masyarakat Karo yang dibagi kedalam

3 kelompok umur dengan pembagian sebagai berikut, kelompok A dengan rentang umur

15 sampai 29 tahun, kelompok B dengan rentang umur 30-49 tahun, kelompok C dengan

rentang umur > 50 tahun, hal ini dilakukan untuk menggali pengetahuan mereka tentang

obat-obatan tradisional.

3. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan dari dekat, mencatat dan mengambil

dokumen berupa foto dari setiap tumbuhan dicatat ciri-cirinya, nama lokalnya, bagian

yang digunakan, cara penggunaan, kegunaan dan tempat tumbuhnya. Jenis-jenis

tumbuhan yang belum diketahui nama ilmiahnya, diambil sampel, dan dibuat herbarium

untuk diidentifikasi di Laboratorium Taksonomi FMIPA USU.

3.6. Analisis Data

A. Pendekatan kuantitatif

Data yang dikumpulkan dianalisis untuk mendapatkan nilai guna pemanfaatan setiap

jenis tumbuhan (Uvis) dan nilai guna relatif setiap nara sumber (RUV) (Rugayah, 2004),

Degradasi pengetahuan (D) yang terjadi (Maturbongs, 2001), suatu kelompok masyarakat

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 36: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

atau etnik (Cotton, 1996) serta indeks Kepentingan Budaya atau indekx of Cultural

Significance (ICS) (Rugayah, 2004) dengan analisis data sebagai berikut :

a. Nilai Guna

s

iss i

UVUV ∑=

Dimana : UVs = jumlah nilai total dari suatu jenis

UVis= jumlah nilai guna jenis syang diberikan oleh informan i

is = jumlah total informan yang diwawancarai untuk nilai guna jenis s

b. Nilai guna relatif (Relative-Use Value = RUV)

n

s

is

i SUVUV

RUV∑

=

Dimana: iRUV = nilai guna relatif informan i

isUV = nilai guna setiap jenis lokal s oleh informan i

sUV = nilai guna total setiap jenis lokal s dalam penelitian ini

nS = jumlah jenis lokal menurut informan i, untuk data ini dapat juga

didasarkan pada dua atau beberapa informan

c. Index kepentingan budaya (Index Cultural of Significance )

( )∑=

=n

iniqxixeICS

1

Dimana : untuk penggunaan n,

q = nilai kualitas,

i = nilai intensitas,

e = nilai ekslusivitas .

Sedangkan mengenai perhitungan nilai dari suatu jenis tumbuhan dihitung parameternya

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 37: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Nilai q = nilai kualitas (Quality value), dihitung dengan menggunakan cara

memberikan skor atau nilai terhadap kualitas dari suatu jenis tumbuhan, sebagai contohnya :

5 = makanan pokok, 4 = makanan sekunder/tambahan + material primer, 3 = bahan makanan

lainnya + material sekunder + tumbuhan obat-obatan, 2 = ritual, mitologi, rekreasi, etc; 1 =

more recognition.

Nilai i = nilai intensitas (intensity value), yaitu menggambarkan intensitas

pemanfaatan dari suatu jenis berguna dengan memberikan nilai, misalnya: nilai 5 = untuk

sangat tinggi intensitasnya, nilai 4 = secara moderat tinggi intensitasnya, nilai 3 = mediaum

intensitas penggunaannya, nilai 2 = rendah intensitas penggunaannya, dan nilai 1 = intensitas

penggunaannya sangat jarang (minimal)

Nilai e = nilai ekslusivitas (exclusivity value), sebagai contoh: nilai 2 = paling disukai

dan merupakan pilihan utama dan tidak ada duanya, nilai 1 = terdapat beberapa jenis yang

ada kemungkinan menjadi pilihan, dan nilai 0,2 = sumber sekunder atau merupakan bahan

yang sifatnya sekunder (Cotton, 1996).

d. Penghitungan Degradasi Pengetahuan (D)

%1001 xC

ACD

∑∑ ∑−=

%1002 x

CBC

D∑

∑ ∑−=

%1003 x

CAB

D∑

∑ ∑−=

Dimana : D (1,2,3,) = Degradasi Pengetahuan

∑ A = Jumlah manfaat tumbuhan yang diketahui oleh kelompok umur

A (15-29 tahun)

∑ B = Jumlah manfaat tumbuhan yang diketahui oleh

kelompok umur B (30-49 tahun)

∑ C = Jumlah manfaat tumbuhan yang diketahui oleh

kelompok umur C (> 50 tahun )

B. Pendekatan Kualitatif

Koleksi spesimen herbarium

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 38: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Koleksi dan identifikasi spesimen jenis tumbuhan berguna dalam penelitian etnobotani.

Koleksi spesimen tidak hanya berupa voucer spesimen herbarium yang digunakan untuk

identifikasi, tetapi juga koleksi satu bagian tumbuhan (daun, bunga, buah, akar) atau bagian

secara keseluruhan dari tumbuhan untuk keperluan analisis taksonomi. Pengambilan koleksi

herbarium berupa voucer spesimen sangat penting karena merupakan catatan permanen dari

suatu jenis tumbuhan berguna dan merupakan koleksi data etnobotani.

1. Pemanfaatan spesimen herbarium.

Secara umum koleksi herbarium dibuat berganda dan disimpan diberbagai herbarium di

seluruh dunia. Walaupun pembuatan voucher spesimen herbarium berperan penting dalam

penelitian etnobotani dan juga penting untuk menjaga kemungkinan tidak dapat melakukan

identifikasi di lapangan, koleksi herbarium juga penting artinya untuk identifikasi in-situ bila

diinginkan. Jenis-jenis tumbuhan yang belum diketahui nama ilmiahnya, diambil contohnya,

dibuat herbariumnya untuk diidentifikasi di laboratorium MIPA USU. Identifikasi jenis –

jenis tumbuhan dimulai setelah spesimen kering dengan menggunakan buku acuan sebagai

berikut:

a. Flora of Java (Backer & Van der Brink, 1963)

b. Flora malesiana (Steenis, 1967)

c. Collection of Illustrated Tropical Plant ( Watanabe & Corner, 1969)

d. Tumbuhan Berguna Indonesia (Heyne, 1987)

e. Tumbuhan monokotil (Sudarnadi, 1996)

2. Studi taksonomi: identifikasi tumbuhan

Pada proses identifikasi awal di lapangan di dasarkan pada penampakan morfologi. Bila

memungkinkan diidentifikasi pada tingkat famili dan dilanjutkan ke tingkat genus dan nama

jenisnya. Bila dalam pengambilan contoh herbarium tidak diketahui nama ilmiahnya atau

masih ragu-ragu, maka diperlukan pembuatan spesimen herbarium untuk proses identifikasi

di laboratorium. Identifikasi suatu jenis tumbuhan, setiap bagian tumbuhan akan

memberikan suatu karakteristik yang menjadi dasar pengidentifikasian termasuk bentuk,

bentuk pertumbuhan (growt habit), ukurannya, bentuk daun, posisi daun, sistem perakaran,

dan lain-lain. Termasuk struktur reproduksi seperti bunga, biji, buah, dan bagian – bagian

lainnya yang dapat membantu identifikasi suatu jenis tumbuhan.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 39: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Nilai Guna dan Nilai Guna Relatif Tanaman Obat

Hasil penelitian mengenai nilai guna, nilai guna relatif dan Index of Cultural

Significance tumbuhan obat pada Masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga dapat dilihat

pada Tabel 4.1.1

Tabel 4.1.1. Nilai Guna, Nilai Guna Relatif dan Index of Cultural Significance Tanaman Obat.

No Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Total UV

Nilai guna UV

is RUV

s

ICS i

1 Asam combrang Atlingera elatior 1525 4,485 4,53 32 2 Alpukat Persea gratissima 635 1,867 4,54 16 3 Aren Arenga pinata 1951 5,378 4,53 13 4 Asam jawa Tamarindus indica 1092 3,211 4,53 14 5 Bawang merah Allium cepa 941 2,767 4,53 17 6 Bawang putih Allium sativum 2341 6,885 4,53 84 7 Belimbing waluh Averrhoa blimbi 966 2,841 4,53 11 8 Padi Oryza sativa 2969 8,732 4,53 92 9 Bayam duri Amaranthus spinosus 844 2,482 4,53 9 10 Bengle Zingiber purpureum 1329 3,908 4,53 12 11 Bungapukulempat Mirabilis jalapa 933 2,744 4,53 5 12 Babadotan Ageratum conyzoides 1156 3,40 4,53 15 13 Cengkeh Eugenia aromatica 956 2,811 4,53 18 14 Cabe merah Capsicum annum 735 2,161 4,53 6 15 Ceplukan Physalis angulata 1039 3,055 4,53 12 16 Durian Durio zibethinus 562 1,652 4,54 14 17 Fanili Vanilla planifolia 948 2,788 4,53 15 18 Gandarusa Justicia gendarussa 1213 3,567 4,533 47 19 Gambir Uncaria gambir 1120 3,294 4,533 39 20 Gundur Benincasa hispida 461 1,355 4,533 27 21 Inai Lawsonia inermis 751 2,208 4,533 12 22 Jahe Zingiber officinale 2333 6,861 4,533 56 23 Jahe merah Zingiber officinale

Roxb. Var Rubra 3567 10,49 4,533 117

24 Jeruk nipis Citrus aurantifolia 1488 4,376 4,533 27 25 Jambu biji Psidium guajava 1029 3,026 4,534 30 26 Jerango Acorus calamus 980 2,882 4,533 9 27 Jarak pagar Ricinus comunis 1048 3,082 4,533 32 28 Jeruk purut Citrus histryx 1231 3,620 4,533 27 29 Kecubung Datura metel 1040 3,058 4,533 5 30 Kejibeling Strobilalanthes crispus 842 2,476 4,533 15 31 Kacar air Impatiens balsamina 1043 3,067 4,533 18 32 Kelapa Cocos nucifera 793 2,332 4,533 59

Bersambung

Sambungan Tabel 4.1.1

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 40: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

33 Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis 894 2,629 4,533 21 34 Kitolod Isotoma longiflora 848 2,629 4,543 15 35 Kemiri Aleurites moluccana 1040 3,058 4,533 20 36 Kencur Kaemfperia galanga 2002 5,888 4,533 114 37 Kunyit Curcuma domestica 1753 5,155 4,543 79 38 Mangkokan Nothopanax scutellarium 2378 6,994 4,533 84 39 Kayu manis Cinnamomum zylanicum 874 2,567 4,533 23 40 Kacang panjang Vigna sinensis 886 2,605 4,533 12 41 Kumis kucing Orthosiphon stamineus 755 2,220 4,533 14 42 Kelengkit taiwan Malphigia coccigera 554 1,626 4,543 15 43 Kemangi Ocimum formacitratum 589 1,732 4,533 17 44 Lengkuas Alpinia galanga 380 1,121 4,543 12 45 Labu kuning Cucurbita moschata 639 1,879 4,533 21 46 Labu siam Sechium edule 471 1,385 4,534 26 47 Mahkota dewa Phaleria macrocarpha 438 1,285 4,483 35 48 Mawar Rosa sinensis 368 1.058 4,536 15 49 Meniran Phyllanthus urinaria 1013 2,979 4,534 11 50 Merica Piper nigrum 1361 4,002 4,534 94 51 Mengkudu Morinda citrifolia 876 2,576 4,533 78 52 Nenas Ananas comosus 203 0,597 4,533 3 53 Pepaya Carica papaya 935 2,750 4,533 18 54 Pisang Musa paradisiaca 996 2,841 4,533 12 55 Pala Myristica fragrens 98s1 2,885 4,533 24 56 Pegagan Centella asiatica 1076 3,164 4,534 9 57 Patikan kebo Euphorbia hirta 926 2,723 4,534 12 58 Pinang Areca catechu 1415 4,161 4,533 38 59 Randu Ceiba pentandra 661 1,944 4,533 16 60 Seledri Apium graveolus 698 2,052 4,535 17 61 Sirsak Annona muricata 914 2,688 4,533 29 62 Salam Eugenia polyantha 767 2,255 4,535 24 63 Serei Andropogon nardus 367 1,079 4,535 6 64 Sirih Piper betle 2038 5,994 4,533 101 65 Sambiroto Andrographis paniculata 765 2,250 4.533 17 66 Sukun Manilkara zapota 468 1,376 4,534 11 67 Sawo Arthocarpus communis 342 1,005 4.537 30 68 Sintrong Crassocephalum

crepidiodes 844 2,482 4,533 18

69 Sisik naga Drymoglossum piloselloides

987 2,902 4,534 89

70 Temulawak Curcuma zedoaria 1761 5,179 4,533 27 71 Temu-kunci Kaempferia pandurata 1879 5,526 4,533 33 72 Tembakau Nikotiana tabacum 611 1,797 4,533 15 73 Tebu Shaccarum oficinarum 801 2,355 4,535 21 74 Ubi kayu Manihot esculenta 307 1,132 3,603 6 75 Daun terbangun Coleus amboinicus 1723 5,067 4,533 38

Hasil penelitian tanaman obat yang telah dilakukan pada masyarakat Karo di Kecamatan

Tigabinanga diperoleh nilai guna yang tertinggi dimiliki oleh tanaman Jahe merah (Zingiber

officinale) dengan nilai 10,49 sedangkan nilai guna terendah dimiliki oleh tanaman

Bersambung

Sambungan Tabel 4.1.1

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 41: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Nenas(Ananas comosus) dengan nilai 0,59. Nilai guna relatif yang tertinggi dimiliki oleh

tanaman Aren (Arenga pinata) dengan nilai 4,83 sedangkan nilai guna relatif yang terendah

dimiliki oleh tanaman ubi kayu (Manihot esculenta) dengan nilai 3,60.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa tanaman jahe merah

(Zingiber officinale) merupakan tanaman yang paling banyak dimanfaatkan untuk mengobati

berbagai penyakit oleh masyarakat Karo yang ada di Kecamatan Tigabinanga. Tanaman jahe

merah bukan hanya digunakan oleh para tabib dalam mengobati berbagai penyakit pada

masyarakat Karo yang ada di Kecamatan Tigabinanga akan tetapi dalam keseharian

masyarakat juga telah lama mengenal tanaman jahe merah dan manfaatnya bagi kesehatan

tubuh. Tanaman jahe merah sering digunakan masyarakat untuk menyembuhkan berbagai

jenis penyakit misalnya batuk, demam, penyakit perut, patah tulang, infeksi, penyakit kulit,

terkena bisa hewan buas dan lain-lain. Masyarakat menggunakan jahe merah sebagai bahan

dasar untuk membuat param, sembur dan juga minyak kusuk. Untuk membuat param, sembur

dan minyak kusuk, jahe merah merupakan bahan yang harus ditambahkan kedalam ramuan-

ramuan lainnya, karena menurut masyarakat jahe merah ini berguna untuk menghangatkan

badan dan juga untuk memperlancar buang angin, dan meringankan letih-letih dibadan.

Jahe merah memiliki kegunaan yang paling banyak jika dibandingkan dengan jenis jahe

yang lain. Jahe ini merupakan bahan penting dalam industri jamu tradisional dan umumnya

dipasarkan dalam bentuk segar dan kering (Hapsoh et al., 2008). Jahe merah mengandung

minyak atsiri dan oleoresin yang cukup tinggi pada rimpangnya, memiliki aroma yang sangat

tajam dan rasa yang sangat pedas, berbeda dengan jahe biasa, sehingga banyak digunakan

oleh masyarakat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit (Santhyami, 2008).

Berdasarkan data yang diperoleh nenas (Ananas comosus) merupakan jenis tumbuhan

yang memiliki nilai guna yang paling rendah, hal ini disebabkan karena nenas sangat jarang

digunakan oleh masyarakat Karo yang ada di Kecamatan Tigabinanga untuk mengobati suatu

penyakit, karena menurut pendapat masyarakat nenas hanya dikonsumsi sebagai buah-buahan

bukan sebagai bahan untuk mengobati suatu jenis penyakit.

Menurut Hakimal (2010) nenas mengandung enzim bromelin yang merupakan salah

satu jenis enzim protease sulfhidril yang mampu menghidrolisis ikatan peptida pada protein

atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino. Enzim ini terdapat pada

tangkai, kulit, daun, buah maupun batang tanaman nenas. Buah nenas yang masih hijau atau

belum matang ternyata mengandung bromelin lebih sedikit dibanding buah nenas segar yang

sudah matang. Selain enzim bromelin dalam tanaman ataupun buah nenas terdapat dekstrosa,

leavulosa, manit, sakarosa, ergosterol, peroksida, asam sitrat dan gula. Nenas bermanfaat

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 42: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

untuk mengobati batuk, demam, haid tidak teratur, meningkatkan nafsu makan,

menghilangkan mules, obat cacing, radang tenggorokan, sembelit, amandel dan sakit kuning

(Wasito, 2011).

Nilai guna relatif yang tertinggi terdapat pada jenis tanaman aren (Arenga pinata).

Nilai tersebut mengevaluasi seluruh pengetahuan penggunaan jenis tumbuhan setiap nara

sumber dibandingkan dengan nara sumber-nara sumber lainnya (Rugayah, 2004). Masyarakat

karo yang ada di Kecamatan Tigabinanga mengatakan bahwa mereka menggunakan nira aren

untuk memperlancar air susu ibu (ASI) pada wanita dan juga untuk mengobati penyakit

diabetes.Aren termasuk kedalam famili Arecaceae. Tinggi batang aren dapat mencapai 25 m.

batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang

dikenal dengan ijuk. Daun majemuk menyirip, helaian daun panjangnya sampai 5 m (Steenis,

1981). Aren mengandung justicin, minyak atsiri, kalium dan alkaloid, gula, dan minyak

lemak. Nira atau aren dapat dijadikan obat tradisional misalnya untuk mengobati penyakit

sembelit, sariawan, radang paru-paru, pusing, disenteri, haid yang tidak teratur, kepala pusing

dan untuk memulihkan keletihan. Akar muda pohon aren bisa digunakan untuk obat kencing

batu ginjal, dan akar tuanya untuk obat sakit gigi (Wasito, 2011). Gula aren (palm sugar) juga

berkhasiat untuk menghambat penyerapan kolesterol oleh tubuh karena memiliki kandungan

kalori dan serat yang tinggi, sehingga baik utuk pencernaan (Iskandar, 2005).

Berdasarkan data yang diperoleh nilai guna relatif yang paling rendah terdapat pada

tanaman ubi kayu (Manihot esculanta). Ubi kayu merupakan tanaman perdu tidak bercabang

atau bercabang sedikit. Batang dengan tanda berkas daun yang bertonjolan. Umbi akar besar,

memanjang, dengan kulit berwarna coklat suram (Steenis, 1981). Sebagian masyarakat

menggunakan daun ubi untuk mengobati penyakit kulit (bisul) dan reumatik.

Ubi kayu memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat

besi, vitamin B dan C dan amilum. Daun mengandung vitamin A, B1, C dan kalsium, kalori,

fosfor, protein, lemak, hidrat arang dan zat besi. Selain sebagai makanan tanaman singkong

memiliki khasiat sebagai obat, diantaranya obat reumatik, sakit kepala, demam, luka, diare,

cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri. Efek farmakologis dari singkong adalah sebagai anti

oksidan, anti kanker, anti tumor, dan menambah nafsu makan, bagian yang umum digunakan

pada tanaman ini adalah daun dan umbi (Agoes, 2010).

4.2. Index of Cultural Significance (ICS)

Sistem pemanfaatan keanekaragaman jenis tumbuhan dapat diketahui dengan

menganalisis tingkat kepentingan suatu jenis tumbuhan bagi masyarakat yaitu dengan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 43: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

mengukur Indeks of Cultural Significance (ICS). Index of Cultural Significance (ICS)

merupakan hasil analisis etnobotani kuantitatif yang menunjukkan nilai kepentingan tiap-tiap

jenis tumbuhan berguna yang didasarkan kepada keperluan masyarakat, dimana angka ICS

menunjukkan tingkat kepentingan tiap jenis tumbuhan berguna oleh masyarakat.

Dari hasil penelitian pada Tabel 4.1.1 nilai Index Cultural of Significance (ICS) masyarakat

Karo di Kecamatan Tigabinanga yang tertinggi dimiliki oleh tanaman jahe merah dengan

nilai 117 sedangkan Index Cultural of Significance (ICS) yang terendah adalah tanaman

nenas dengan nilai 3.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tanaman jahe merah mempunyai

nilai kepentingan yang sangat besar pada masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga karena

sangat sering digunakan oleh masyarakat untuk membuat ramuan berbagai jenis obat yang

berguna untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Dalam keseharian sebagian besar

masyarakat untuk meramu suatu jenis obat untuk menyembuhkan suatu penyakit tanaman

jahe merah merupakan tanaman yang selalu dibutuhkan terutama penyakit yang masih

tergolong ringan dan bahkan beberapa penyakit medispun masyarakat masih memanfaatkan

jahe merah dalam penyembuhan.Nenas(Ananas comosus) memiliki nilai ICS yang paling

rendah yaitu 3. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat nenas merupakan

jenis tumbuhan yang paling jarang mereka gunakan untuk menyembuhkan suatu jenis

penyakit, karena mereka belum mengetahui manfaat nenas sebagai obat tradisional, sebagian

besar masyarakat hanya mengetahui manfaat nenas sebagai bahan pangan.

Untuk membedakan index perbedaan kultural setiap jenis tumbuhan tersusun oleh

berbagai pemanfaatan jenis tumbuhan berdasarkan pada nilai kepentingan penggunaan,

intensitas dan eksklusivitas (Turner, 1988). Berdasarkan data yang diperoleh nilai

kepentingan budaya tertinggi dimiliki oleh jahe merah (bahing) hal ini disebabkan tingginya

pengetahuan masyarakat Karo tentang manfaat dari jahe merah (bahing).

Rahayu (2003) suku zingiberaceae khususnya jahe merah sangat banyak digunakan oleh

masyarakat Karo baik untuk diminum sebagai penghangat badan, juga sangat dipercaya

dalam penyembuhan rematik dan asam urat.

Berdasarkan Tabel 4.1.1 nilai Index of Cultural Significance tumbuhan yang paling

disukai dan lebih banyak digunakan oleh masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga adalah

jahe merah (Zingiber officinale Roxb) bawang putih (Allium sativum), merica (Piper nigrum),

sirih (Piper betle), kencur (Kaemfperia galanga), padi (Oryza sativa). Tumbuhan tersebut

banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk obat-obatan. Dalam meramu

obat salah satu dari kelima jenis tumbuhan tersebut tetap dipakai.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 44: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Menurut Hapsoh (2008), jahe merah (Zingiber officinale) memiliki kandungan senyawa

kimia yang sangat tinggi dalam rimpangnya berupa zat gingerol, oleoresin, dan minyak atsiri

yang tinggi. Rimpang jahe berwarna merah hingga jingga muda, memiliki aroma yang lebih

tajam dan rasanya sangat pedas. Kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang cukup tinggi

pada rimpang berkhasiat untuk mengobati berbagai jenis penyakit misalnya mencret, sakit

kepala, demam, pencahar, masuk angin dan pegal-pegal.

Menurut Arisandi (2008), bawang putih (Allium sativum) memiliki kandungan senyawa

kimia yang paling baik digunakan sebagai obat tradisional. Kandungan senyawa kimia

bawang putih berupa minyak atsiri, aliin, kalium, sulfur, saltivine, diallysulfide. Bawang

putih berkhasiat mengobati penyakit kutil dan sebagai antibiotik alami di dalam tubuh

manusia.

Maryani (2008), mengatakan pada buah buni dalam biji merica (Piper nigrum) terdapat

sel sel yang mengandung minyak atsiri, daun jika diremas beraroma mint. Buah merica

banyak digunakan dalam bentuk ramuan untuk obat perut gembung, obat tekanan darah

tinggi, sesak napas, pelancar keringat dan memperkuat lambung.

Kencur (Kaemperia galanga) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang tergolong

dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae) karena rimpang tanaman ini mengandung minyak

atsiri dan alkaloid yang bermanfaat sebagai stimulan. Kandungan minyak atsiri kencur berupa

sineol, asam metil kanil, pentadekaan, asam sinamat, kamphene, alkaloid dan gom. Khasiat

dari rimpang kencur dapat mengobati batuk, radang lambung, radang anak telinga, masuk

angin, sakit kepala, membersihkan darah kotor, memperlancar haid, mata pegal, keseleo dan

sebagai alat KB tradisional (Septiatin, 2008).

Sirih (Piper betle) merupakan tumbuhan memanjat dimana daun dan buahnya dipakai

sebagai bahan obat tradisonal untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Daun sirih

mengandung senyawa kimia berupa minyak atsiri, kavicol, hidroksikavicol, eugenol, penil

propana, tannin, gula, dan pati yang digunakan untuk memuat ramuan tradisional (Arisandi,

2008).

Kandungan senyawa kimia padi (Oryza sativa) berupa karbohidrat, dextrin,

arabanoxylan, phytin, glutelin, enzim dan vitamin B. Kandungan kimia yang terdapat di

dalam tanaman padi berkhasiat untuk mengobati berbagai jenis penyakit misalnya pegal linu

dan masuk angin (Wijayakusuma, 2009).

4.3. Degradasi Pengetahuan (D)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 45: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang degradasi pengetahuan masyarakat Karo di

Kecamatan Tigabinanga tentang manfaat tanaman obat mengalami sedikit penurunan. Hal ini

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 4.3.1. Degradasi Pengetahuan masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga.

Kelompok Umur ∑ Responden ICS Degradasi Pengetahuan (D) %

1 A 112 1036 14,38

2 B 115 1187 1,90

3 C 113 1210 12,47

Dari Tabel 4.3.1 dapat dilihat bahwa pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan

tanaman obat mengalami degradasi dimana kelompok umur A mengalami degradasi

pengetahuan sebesar 14,38 %, kelompok umur B mengalami degradasi pengetahuan sebesar

1,90%, sedangkan kelompok umur C mengalami degradasi pengetahuan sebesar 12,47 %.

Besarnya degradasi pada kelompok umur A dibandingkan pada kelompok umur B,

berdasarkan pengamatan dan penelitian dilapangan dan hasil angket dapat disimpulkan

bahwa masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga telah sulit menemukan tumbuhan yang

bermanfaat sebagai obat hal ini diduga karena adanya sistem pertanian monokultur.

Masyarakat yang ada di Kecamatan Tigabinanga pada umumnya adalah petani jagung, dalam

setahun mereka dapat menanam jagung 2-3 kali, sehingga beberapa dari spesies tumbuhan

obat agak sulit didapatkan, dan juga kurangnya pengetahuan masyarakat Karo yang ada di

Kecamatan Tigabinanga terutama masyarakat yang tinggal di kelurahan Tigabinanga yang

berada di ibukota Kecamatan tentang manfaat dari spesies tumbuhan yang bermanfaat

sebagai obat, karena mereka lebih memilih cara berobat yang praktis, yaitu dengan pergi

berobat ke dokter atau ke rumah sakit, karena telah memiliki pelayanan kesehatan baik

fasilitas maupun tenaga kesehatan.

Menurut Rahayu (2003), jumlah tumbuhan yang bermanfaat sebagai obat lebih

banyak ditemukan di hutan dibandingkan dengan keanekaragaman jenis obat di kebun

campuran. Hal ini dikarenakan masyarakat menganggap bahwa hutan dan kebun campuran

adalah lahan yang cukup potensial untuk dijadikan lokasi pencarian dan penanaman

tumbuhan obat, bagi mereka selain karena memudahkan dalam pengambilan bahan tumbuhan

tersebut pada saat diperlukan (saat sakit), hal inipun dikarenakan kebiasaan dan informasi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 46: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

yang mereka terima mengenai pentingnya menjaga kesehatan melalui pemanfaatan tumbuhan

obat yang biasa dicari di dalam hutan atau kebun campuran.

Masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga secara umum memiliki pengetahuan

yang cukup baik sekali tentang jenis-jenis tumbuhan obat dan manfaatnya, sudah sejak lama

sekali mereka menggunakan tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar mereka, baik yang mereka

tanam dipekarangan rumah ataupun yang mereka temukan di hutan untuk dijadikan obat

untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit misalnya penyakit perut, patah tulang, demam,

batuk, infeksi, penyakit kulit, terkena bisa hewan buas dan lain-lain. Pengetahuan tentang

tumbuhan obat diperoleh oleh masyarakat secara turun - temurun kepada generasi yang

berikutnya. Hal ini disebabkan karena tingginya pengetahuan mereka tentang tumbuhan yang

berkhasiat obat, dan mereka juga telah merasakan tentang khasiat dari tumbuhan yang

mereka gunakan sebagai obat. Hanya saja pengetahuan pengobatan tersebut telah mengalami

sedikit penurunan pada masa sekarang.

Dari hasil penelitian degradasi pengetahuan pada Tabel 4.3.1 didapatkan penurunan

pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tanaman obat-obatan terbesar pada usia 15-29

tahun. Beberapa penyebabnya yaitu, dibangunnya sarana publik (balai pengobatan dan

puskesmas) dan tenaga kesehatan di pusat kota kecamatan. Untuk desa- desa yang jauh dari

ibukota kecamatan dengan sarana transfortasi yang sulit, sebagian besar masyarakat masih

memanfaatkan tanaman-tanaman obat yang tumbuh di pekarangan rumah mereka.

Menurut Maturbongs et al., (2001) faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat

degradasi ini adalah lama berdomisili di desa. Lamanya berdomisili akan menyebabkan

seseorang menguasai alam sekitarnya lebih baik dibandingkan dengan waktu domisili lebih

singkat. Minat seseorang untuk mengetahui alam sekitar termasuk minat mempelajari

pemanfaatan jenis tumbuh-tumbuhan juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan.

Faktor pendidikan juga mempengaruhi penggunaan tumbuhan dalam kehidupan

sehari-harinya pada masyarakat Karo yang ada di Kecamatan Tigabinanga. Generasi muda

memiliki pendidikan yang lebih baik dan semakin meningkat, sehingga pengetahuan tentang

barang-barang substitusi juga meningkat. Barang substitusi dianggap lebih praktis sehingga

akibatnya keinginan untuk menggunakan dan memanfaatkan tumbuhan yang bermanfaat

sebagai obat semakin berkurang.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat degradasi misalnya tersedianya obat-

obatan oleh puskesmas pembantu sehingga mengurangi minat masyarakat usia muda untuk

mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang bermanfaat sebagai obat-obatan. Pemberian

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 47: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

pengetahuan kepada satu orang anak saja di dalam rumah tangga juga turut menghambat

perkembangan dan pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat.

Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat secara Tradisional di

Kecamatan Tigabinanga dapat dilihat pada Tabel 4.3.2

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 48: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 49: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 50: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 51: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 52: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Berdasarkan Tabel 4.3.2 ditemukan 75 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat-

obatan tradisional oleh masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga. Dari 75 jenis tumbuhan

obat 74 adalah tumbuhan tingkat tinggi dan 1 tumbuhan tingkat rendah. Dari 75 jenis

tumbuhan yang ditemukan famili Zingiberaceae yang paling banyak digunakan yaitu 9 jenis

diikuti dengan famili Euporbiacheae (5 jenis) Solanaceae (4 jenis), Arecaceae dan Myrtaceae

(3 jenis), famili Piperaceae, Lauraceae, Liliaceae, Asteraceae, Bombaceae, Achantaceae,

Rutaceae, Cucurbitaceae, Lamiaceae (masing-masing 2 jenis), dan famili Umbelliferae,

Fabaceae, Oxalidaceae, Poaceae, Amarathaceae, Nyctaginaceae, Orchidaceae, Rubiaceae,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 53: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Lythraceae, Araceae, Balsaminaceae, Leguminosacea, Labiate, Malphigiaceae, Meliaceae,

Rosaceae, Bromelliaceae, Caricaceae, Musaceae, Annonaceae, Umbelliferae, Annonaceae,

Compositae, Sapotaceae, Polypodiaceae, Graminae, dan Araliaceae (masing-masing 1 jenis).

Hasil penelitian tentang penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat tradisional di

Kecamatan Tigabinanga menunjukkan bahwa dalam mengobati suatu jenis penyakit,

penduduk menggunakan lebih dari satu jenis tumbuhan yang akan diramu menjadi obat.

Penggunaan obat-obatan secara tradisional masih dilakukan hingga sekarang oleh masyarakat

Karo yang ada di Kecamatan Tigabinanga khususnya desa-desa yang masih jauh dari ibukota

kecamatan terutama untuk mengobati suatu jenis penyakit yang tergolong ringan seperti

batuk, demam, sakit kulit, sakit perut, reumatik, memperlancar air susu ibu (ASI), sakit gigi

dan sakit mata.

Peran tabib masih dimanfaatkan oleh masyarakat Karo yang ada di Kecamatan

Tigabinanga dalam mengobati berbagai jenis penyakit yang tergolong ringan dan berat.

Bahkan setelah mereka memeriksakan penyakit mereka kedokter atau ke rumah sakit maka

untuk pengobatan selanjutnya mereka serahkan kepada tabib. Hal ini juga disebabkan karena

peran tabib yang sangat besar dalam mengobati berbagi jenis penyakit dan tingkat

kepercayaan masyarakat yang besar tentang khasiat dari tumbuhan obat dan efek

sampingnya.

Penggunaan tanaman obat semakin berkurang digunakan oleh masyarakat walaupun

mereka tidak memiliki tenaga kesehatan di desa tersebut, ini terjadi pada salah satu desa di

Kecamatan Tigabinanga yaitu Desa Kuta Galoh, hal ini di sebabkan karena masyarakat dalam

mengobati suatu penyakit lebih percaya kepada dukun yang memberikan mereka obat untuk

penyembuhan berupa air putih yang diminum.

Orang Karo meyakini bahwa selain dihuni oleh manusia alam juga merupakan tempat

bagi roh-roh gaib atau makhluk-makhluk lain yang hidup bebas tanpa terikat pada suatu

tempat tertentu, untuk itu diperlukan beberapa aktivitas-aktivitas yang dapat menjaga

keseimbangan alam. Segala kegiatan yang berhubungan dengan roh-roh gaib dan upacara

ritual, suatu kompleks penyembuhan, guna-guna dan ilmu gaib, merupakan sebagian aspek

penting dalam kepercayaan tradisional Karo yang pelaksanaanya terpusat pada guru atau

dukun (Ginting, 1986).

4.4. Deskripsi Tanaman Obat

1. Aren (Arenga pinnata) Nama daerah : Pola

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 54: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Termasuk kedalam famili Arecaceae. Tinggi batang

aren dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm,

batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas

diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang di kenal

dengan ijuk. Daun majemuk menyirip serabut hitam,

helaian daun panjangnya sampai 5 m (Steenis, 1981).

Tanaman aren mengandung justicin, minyak atsiri, kalium dan alkaloid. Nira atau aren dapat

dijadikan obat tradisional misalnya untuk mengobati penyakit sembelit, sariawan, radang

paru-paru dan pusing. Akar muda pohon aren bisa digunakan untuk obat kencing batu ginjal,

dan akar tuanya untuk obat sakit gigi (Arisandi, 2008).

2. Asam Jawa (Tamarindus indica L) Nama daerah: acem jawa

Termasuk kedalam famili Fabaceae.Tinggi pohon 15-

25 m. Daun berseling, menyirip genap, panjang 5-13

cm. Bunga kuning kemerahan buah polonngnya

bewarna coklat dan rasanya asam. Di dalam buah

polong terdapat kulit yang membungkus daging buah.

Jumlah daging buah 2-5 buah berbentuk pipih, warna

coklat

kehitaman. Kandungan kimia pada buah antara lain asam appel, asam sitrat, asam anggur,

asam tertrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Kulit biji mengandung albumoid

(Arisandi, 2008).

3. Alpukat (Persea gratissima) Nama daerah: Pokat

Tanaman ini termasuk kedalam famili Lauraceae. Tinggi

pohon 3-10 m, daun tunggal, bertangkai yang panjangnya

1,5 – 5 cm, bentuknya jorong sampai bundar telur

memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal

runcing, tepi rata, bertulang menyirip. Bunga majemuk,

Gambar 1.Aren (Arenga pinnata)

Gambar 2. Asam jawa (Tamarindus indica)

Gambar 3. Alpukat (Persea gratissima)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 55: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung

kehijauan. Buahnya buah buni, berbentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warna

hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu, daging buah jika masak lunak, warnanya

hijau. Bagian yang digunakan untuk obat tradisional adalah daunnya karena mengandung

gula, d-parseit, flavonoid quersetin, dan senyawa sterin. Daun alpukat dimanfaatkan untuk

mempelancar pengeluaran air seni, penghancur batu saluran air kemih, dan obat sariawan

(Maryani et al ,. 2003). Kandungan kimia yang dimiliki daun mengandung saponin,

alkaloida, dan flavonoida. Buah mengandung tannin, polifenol, quersetin, gula alkohol perslit

(Arisandi, 2008).

4. Bawang merah (Allium cepa) Nama daerah: bawang merah

Tanaman ini termasuk kedalam famili Alliaceae. Bunga

bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk

tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga.

Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna,

bentuk biji agak pipih. Bawang merah mengandung

vitamin C, acid folic, kalsium, dan zat besi. Bawang

merah dikenal sebagai obat karena mengandung

efek antiseptik dan senyawa alliisin yang berfungsi sebagai anti mikroba yang bersifat

bakterisida.

5. Bawang Putih (Allium sativum) Nama daerah: Lasuna

Tanaman ini termasuk famili Liliaceae. Tumbuh secara

berumpun, berdiri tegak mempunya batang semu

daripelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita,

berbentuk pipih memanjang. Akar serabut. Umbi

terdiri dari anak bawang (siung) yang terbungkus kulit

tipis bewarna putih. Kandungan senyawa kimia minyak

atsiri, alliin, kalium, sulfur, saltivine, diallysulfide.

Bawang putih berkhasiat mengobati penyakit kutil,

Gambar 4. Bawang merah (Allium cepa)

Gambar 5. Bawang putih (Allium sativum)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 56: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

sebagai antibiotik alami di dalam tubuh manusia (Arisandi, 2008).

6. Belimbing Waluh (Averrhoa blimbi) Nama daerah: Asam belimbing

Tanaman ini termasuk kedalam famili Oxallidaceae. Tinggi

tanaman 5-10 m. Anak daun bulat telur atau memanjang,

malai bunga menggantung panjang 5-20 cm. Bunga

berwarna semuanya dengan panjang tangkai putik yang

sama. Buah buni persegi membulat tumpul, kuning

hijau, panjang 4 – 6,5 cm (Steenis, 1981). Buah belimbing waluh mengandung unsur kimia

yang disebut asam oksalat dan kalium. Daunnya mengandung ekstrak untuk melawan

staphylococcus yaitu tannin, sulphur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, kalium

sitrat. Batangnya mengandung saponin, tannin, glucoside (Arisandi, 2008).

7. Bengle (Zingiber purpureum) Nama daerah: mburle

Tanaman ini termasuk kedalam famili Zingiberaceae. Herba

semusim, tumbuh tegak, tinggi 1 – 1,5 m, membentuk rumpun

yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang

pinggirnya berambut sikat. Daun tunggal letak berseling, helaian

daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata

berambut halus, jarang, pertulangan

menyirip panjang 23 – 35 cm, lebar 20 – 40 mm, warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk

tandan, keluar dari ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bengle mempunyai rimpang

yang menjalar dan berdaging. Tanaman ini berkhasiat untuk mengobati pusing, sembelit,

kegemukan, sakit pinggang, perut nyeri, cacing kremi, encok, sakit kuning, asma, rematik,

dan memperkuat uterus bagi wanita sehabis bersalin. Bengle digolongkan sebagai rempah –

rempah yang memiliki khasiat obat. Rimpang pada bengle mempunyai kandungan minyak

atsiri (sineol, pinen), dammar, pati, tannin (Maryani at al ,. 2003).

8. Bandotan ( Ageratum conyzoides L) Nama daerah: Taludagang

Gambar 6. Belimbing waluh (Averrhoa blimbi)

Gambar 7. Bengle (Zingiber purpureum)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 57: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Tanaman ini termasuk kedalam famili Asteraceae.

Batangnya bulat dan berambut panjang. Jika

menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Tumbuhan

ini mampu hidup di ketinggian 1-2.100 m dpl. Seluruh

bagian tubuhnya bisa digunakan sebagai obat, baik

dalam bentuk segar maupun kering. Herba bandotan

mengandung asam amino, asam organik pektat.

sub-stance, minyak asiri kumarin friedelin, -siatosterol, stigmasterol, tanin sulfur, dan

potasssium klorida. Bandotan berkhasiat sebagai stimulan, tonik, pereda demam (antiseptik),

antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan pendarahan ( Kusuma et al., 2005).

9. Padi (Oryza sativa) Nama daerah: Beras

Tanaman ini termasuk kedalam famili Garaminae.

Rumpu berumpun kuat, berumur 1 tahun, dari ruas

keluar banyak batang yang berakar, tinggi 1,5-2 m.

helaian daun berbentuk garis, panjang 15-40 cm.

Cabang malai kasar. Anak bulir sangat

beranekaragam, tidak berjarum, berjarum pendek atau

panjang. Pada waktu masak buah rontok atau tidak,

(Steenis, 1981).

Kandungan senyawa kimia karbohidrat, dextrin, arabanoxylan, xylan, phytin, glutelin, enzim,

dan vitamin B.

10. Bayam Duri (Amaranthus spinosus L) Nama daerah: Bayam duri

Gambar 8. Bandotan (Ageratum conyzoides)

Gambar 9. Padi (Oryza sativa)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 58: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Tanaman ini termasuk kedalam famili

Amaranthaceae.Terna semusin, tumbuh tegak, tinggi

30 – 100 cm. Batang berwarna hijau atau kemerahan,

bagian pangkal polos, bagian atas sedikit berambut,

bercabang banyak, berduri. Daun tunggal bertangkai

panjang, letak berseling, bundar telur memanjang

sampai lanset, ujung tumpul, pangkal runcing, tepi

rata kadang bergeringgit.

Bunga berkelamin tunggal. Mengandung amarantin, spinasterol, kalium nitrat, kalsium

oksalat, garam fofat, zat besi, serta vitamin (A, C, K dan piridoksin). Akar berguna untuk

pereda demam (antipiretik), menghilangkan bengkak, pembersih darah, diare, disentri, sakit

gigi. Herba berfungsi sebagai pembersih darah, dan pelancar ASI, anemia .

11. Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L) Nama daerah: Rebi-rebi

Tanaman initermasuk kedalam famili Nyctainaceae.

Herba tahunan, tegak, tinggi 20-80cm, berbatang besar,

daun berbentuk jantung, warna hijau tua, pangkal daun

membulat ujung meruncing, tepi daun rata letak

berhadapan, mempunyai tangkai daun yang panjang.

Bunga berbentuk terompet, dengan banyak macam

warna. Buah keras,

bewarna hitam, berbentuk telur dapat dibuat bedak, kulit umbi berwarna coklat kehitaman,

bentuk bulat memanjang. Kandungan kimia bunga pukul empat antar lain betaxantint pada

bagian akar, sementara buahnya banyak mengandunng zat tepung, lemak (4,3%), zat asam

lemak (24,4%) dan zat asam minyak (46,9%). Selain bersifat diuretik (peluruh air seni)

tanaman ini juga bersifat anti radang, memperlancar sirkulasi darah, dan menghilangkan

hambatan aliran darah (Dalimartha, 2004).

Gambar 10. Bayam duri (Amaranthus spinosus)

Gambar 11. Bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 59: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

12. Ceplukan (Physalis angulata L) Nama daerah: Kepuk-kepuk

Termasuk kedalam famili Solanaceae. Herba berumur

setahun, tegak, tinggi 1m. batang berusuk bersegi

tajam, berongga. Helaian daun telur memanjang bentuk

lanset, dengan ujung runcing, bertepi rata atau tidak.

Bunga di ketiak, dengan tangkai yang tegak. Kelopak

bercelah 5, dengan taju-taju bersudut tiga runcing

hijau.

Buah dalam bungkus kelopak yang mengembung berbentuk telur berujung meruncing, hijau

muda kekuningan. Buah buni bulat memanjang, pada waktu masak kuning. Buah ciplukan

mengandung senyawa kimia asam sitrun dan fisalin, asam malat, alkaloid, tannin,

kriptoxantin vitamin C dan gula (Dalimartha, 2004).

13. Cengkeh ( Eugenia aromatica ) Nama daerah: cengkeh

Tanaman ini termasuk kedalam famili Myrtaceae.

Pohon tinggi 5-10 m. daun bulat atau memanjang,

dengan pangkal yang sangat runcing, serupa kulit,

bagian atas mengkilat. Malai rata hanya terminal,

kadang-kadang berbunga sedikit.

Tabung kelopak sedikit memanjang di atas bakal

buah, hijau kuning, kemerahan,

tinggi 1-1,5 cm. Daun mahkota berbentuk tudung bulat lingkaran, kemerahan, benang sari

panjang, tangkai putik pendek. Buah buni memanjang sampai bentuk telur terbalik. Tunas

bunga yang dikeringkan disebut cengkeh. Bunga cengkeh selain mengandung minyak atsiri,

Gambar 12. Ceplukan (Physalis angulata)

Gambar 13. Cengkeh (Eugenia aromatica)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 60: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

juga mengandung senyawakimia eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin, karyofilin,

resin, dan gom (Arisandi, 2008).

14. Combrang (Etlingera elatior) Nama daerah: acem cekala

Termasuk kedalam famili Zingiberaceae. Merupakan

tumbuhan tahunan berbentuk terna, jika batang sudah tua

bentuk tanaman seperti jahe, dengan tinggi mencapai 5 m.

Batang semu bulat gilig, membesar dipangkalnya, tumbuh

tegak dan banyak, berdekat-dekatan membentuk rumpun.

Rimpang tebal berwarna krem. Daun 15-30

Helai tersusun dalam dua baris, berseling dibatang semu. Bunga dalam karangan gasing,

bertangkai panjang dengan daun pelindung berbentuk jorong, berwarna merah jambu,

berdaging, melengkung membalik jika mekar. Buah berjijalan dalam bongkol. Kandungan

senyawa kimia berupa minyak atsiri, saponin, flavonoida, polifenol. Secara tradisional dapat

menyembuhkan penyakit cacar, menghilangkan bau badan, sakit telinga dan pencuci luka.

15. Cabe merah (Capsicum annum) Nama daerah: Cina

Termasuk dalam famili Solanaceae. Merupakan herba tegak,

akar tunggang. Bagian batang yang muda berambut halus,

bercabang banyak, tinggi bisa mencapai 1-2,5 cm. Daun

tersebar dengan daun bulat lebar memanjang atau elips

berbentuk lanset, pangkal dan ujung

meruncing. Bunga mengangguk, bentuk seperti terompet kecil,

umumnya berwarna putih walau ada juga yang berwarna ungu. Buah buni dengan bentuk

garis lanset, merah cerah, rasa pedas. Daging buah berupa keping-keping tidak berair. Biji

banyak terletak di dalam ruangan buah dan melekat pada plasenta. Kandungan kimia

kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin A dan C, damar, zat warna kapsaisin, karoten,

kapsarubin, bahan-bahan yang dikandung oleh cabe merah memiliki manfaat untuk

membantu mengatasi gejala sakit perut, sakit gigi, influenza serta meningkatkan nafsu makan

(Dalimartha, 2003).

Gambar 14. Combrang (Etlingera elatior)

Gambar 15. Cabe merah (Capsicum annum)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 61: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

16. Durian (Durio zibethinus) Nama daerah: Durin

Tanaman ini termasuk kedalam famili

Malvaceae. Tanaman kayu terdiri atas batang

dan cabang. Daun berbentuk ulat memanjang

dengan bagian ujung meruncing, letaknya

berselang-seling dan pertumbuhannya secara

tunggal. Struktur daun agak tebal dengan

permukaan daun sebelah atas bewarna hijau

mengkilap dan bagian bawah bewarna coklat atau kuning keemasan. Bunga tersusun dalam

tangkai agak panjang bergerombol. Buah berbentuk bulat, dari bulat panjang sampai tidak

beraturan. Buah terdiri atas kulit, daging dan biji, warna hijau sampai coklat kekuningan

(Sukmono, 2009).

17. Daun bangun-bangun (Coleus amboinicus, L.) Nama daerah: Bulung terbangun

Termasuk kedalam famili Lamiaceae. Daun

bertulang lunak, beruas-ruas, melingkar, dengan

diameter sekitar 15 mm, bagian tengah dan

ujungnya sekitar 10 mm, daun yang masih segar

bentuknya tebal, bewarna hijau tua, kedua

permukaan daun licin. Kandungan senyawa

kimia Polifenol, saponin, glikosida flavonol dan

inyak atsiri. Daun berkhasiat memperlancar ASI

(Maryani et al., 2003).

Gambar 16. Durian ( Durio zibethinus)

Gambar 17. Gambar 17. Daun Bangun-bangun (Coleus amboinicus)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 62: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

18. Fanili (Vanilla planifolia) Nama daerah: fanili

Tanaman ini termasuk kedalam famili Orchidaceae. Batang tanaman sebesar jahe, berwrana

hijau agak lunak, beruas dan berbulu. Tumbuhan melekat pada pohon atau tonggak yang

disediakan. Daun merupakan daun tunggal, letaknya berselang seling pada masing-masing

buku, warna hijau terang, benntuk daun pipih berdaging, bulat telur, jorong atau lanset

dengan ujung lancip, tulang daun sejajar, tampak setelah daun tersebut tua atau mengering,

sedangkan pada waktu daun masih muda tidak jelas kelihatan. Bunga adalah bunga tandan

yang terdiri dari 15-20 bunga. Bunga keluar dari ketiak daun bagian pucuk batang, bentuk

bunga duduk, berwarna hijau-biru, agak pucat, panjang 4-8 cm, dan bau agak harum

(Dalimartha, 2005).

18. Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f.) Nama daerah : Besi-besi

Tanaman ini termasuk kedalam famili Achanthaceae.

Gandarusa tubuh liar di hutan, tanggul sungai atau

ditanam sebagai tumbuhan obat atau tanaman pagar.

Perdu tumbuh tegak, tinggi 0,8 – 2 m. Batang berkayu,

bercabang, beruas. Daun tunggal bertangkai pendek,

letak berhadapan

bersilang. Helai daun berbentuk lanset, tepi rata, ujung meruncing pangkal berbentuk baji.

Bunga majemuk, keluar dari ketiak daun. Daun bersifat rasa pedas, sedikit asam, dan netral.

Berkhasiat melancarkan peredaran darah, membuyarkan sumbatan, anti-rematik, peluruh

keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar. Sedangkan kulit kayunya

bersifat sebagai perangsang muntah. Kandungan kimia justisin, minyak atsiri, kalium,

kalsium oksalat, tanin, dan alkaloid yang agak beracun (Dalimartha, 2005).

20. Kundur (Benincasa hispida) Nama daerah: gundur

Tanaman ini termasuk kedalam famili Curcubitaceae.

Tanaman budidaya pemanjat. Bunga terpisah, berwarna

Gambar 19. Gandarusa (Justicia gendarussa)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 63: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

kuning. Buah besar, bertepung putih lilin. Kandungan senyawa kimia buah gundur protein,

karbohidrat, serat, vitamin (B1, B2, dan C), alkalin, cucurbitin. Buah kundur digunakan

untuk obat kulit, menyembuhkan radang ginjal, bijinya digunakan untuk menyembuhkan

batuk (Agoes, 2010).

21. Gambir (Uncaria gambir Roxb) Nama daerah; Gamber

Tanaman ini termasuk kedalam famili Rubiaceae.

Tanaman pemanjat, bunga kecil, putih, dengan kelopak

tabung. Daun kaku seperti kulit berbentuk lonjong sampai

lancip berujung runcing. Kandungan kimai gambir

catechin, asam catech tannat, asam catechutannat,

quersetin, catechu merah,

gambir fluoresein, abu, asam lemak, lilin, alkaloid tanin (Dalimartha, 2005).

22. Inai (Lawsonia inermis) Nama daerah: Inai

Tanaman ini termasuk kedalam famili Lythraceae.

Bunga yang sedang mekar memilliki banyak variasi

warna seperti merah, merah muda dan putih.

Sebagiannya tampak berwarna kuning, krem dan

pink, memancarkan keindahan warna yang cantik.

Tanaman inai (Henna) memiliki efek penyembuhan

yang sangat

bagus, banyak mengandung zat penyembuhan seperti tannine (disebut Hennatanin) dan zat

perekat. Juga mengandung zat asam amino jenis beta-amin vetakarboksil sebagai anti

mikroba, khususnya efek anti virus dan juga mengandung zat lowsone. Inai (Henna)

Gambar 20. Kundur (Benincasa hispida)

Gambar 21. Gambir (Uncaria gambir)

Gambar 22. Inai (Lawsonia inermis)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 64: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

mengandung zat astringent, sehingga bagian tubuh yang mengalami pembengkakkan yang

panas dan membara akan reda bila dibalut dengan inai (Khairani, 2010).

23. Jeringo (Acorus calamus L) Nama daerah: Jrango

Tanaman ini termasuk kedalam famili Araceae.

Tumbuhan terna, tinggi menyerupai rumput, menyukai

tanah yang basah. Daun bentuk garis, hijau tersusun

dalam rumpun dan mempunyai rimpang dengan bau

yang khas berwarna putih.

24. Jambu biji (Psidium guajava, Linn) Nama daerah: Galliman

Tanaman ini termasuk kedalam famili Myrtaceae.

Perdu dengan banyak cabang dan ranting, batang

pohonnya keras. Permukaan kulit terluar berwarna

coklat dan licin. Bentuk daun bulat telur dengan

ukuran yang agak besar. Bunganya kecil-kecil

berwarna putih, muncul dari balik ketiak daun. Jambu

biji mengandung

tanin, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kulit dan daun dipergunakan sebagai

obat. Buah dimakan mentah atau direbus (Arisandi, 2008).

25. Jahe merah ( Zingiber officinale Roxb. Var

Rubra) Nama daerah: Bahing

Gambar 23. Jeringo (Acorus calamus)

Gambar 24. Jambu biji (Psidium guajava)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 65: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Termasuk dalam suku Zingiberaceae. Tanaman herbal semusim, tegak, tinggi 40-50 cm,

batang semu, beralur, membentuk rimpang warna hijau, daun tunggal, bentuk lanset, tepi rata,

ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk bulir, sempit, ujung

runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong, panjang 2-2,5 cm,

warna ungu.

Buah kotak, bulat panjang, warna coklat. Senyawa kimia dalam rimpang, zat gingerol,

oleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi. Rimpang jahe berwarna merah hingga jingga muda,

memiliki aroma yang lebih tajam dan rasanya sangat pedas. Kandungan minyak atsiri dan

oleoresin yang cukup tinggi pada rimpang berkhasiat untuk mengobati berbagai jenis

penyakit misalnya mencret, sakit kepala, demam, pencahar, masuk angin dan lain-lain

(Hapsoh et al., 2008).

26. Jahe ( Zingiber officinale) Nama daerah: Alia

Tanaman ini termasuk kedalam famili Zingiberaceae.

Tanaman budidaya, berbunga jarang. Rhizom berwarna

kuning, merah muda. Memiliki kandungan kimia sineol,

geraniol, zingiberena, zingeron, zingiberol, shogaols,

farnesol, kavikol, metilzingediol, dan resin (Hapsoh et al .,

2008).

27. Jarak pagar (Ricinus comunis) Nama daerah: Lulang

Tanaman ini termasuk kedalam famili Euphorbiaceae.

Merupakan tumbuhan semak berkayu, tanaman

tahunan, tahan terhadap kekeringan. Biji (dengan

cangkang, bagian inti biji (tanpa cangkang). Tinggi 1-

7 m, bercabang tidak teratur. Batang berkayu

silindris, dan bila terluka mengeluarkan getah. Daun

tunggal berlekuk dan bersudut 3 atau 5. Permukaan

atas dan bawah daun berwarna hijau dengan bagian

bawah lebih pucat

Gambar 25. Jahe merah (Zingiber officinale)

Gambar 26. Jahe (Zingiber officinale)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 66: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

dibanding permukaan atas. Daun lebar berbentuk jantung atau bulat telur melebardengan

panjang 5-15 cm. Helai daun bertoreh, berlekuk dan ujungnya meruncing. Tulang daun

menjari. Bunga majemuk berbentuk malai, berwarna kuning kehijauan, berkelamin tunggal,

dan berumah satu. Buah berupa kotak berbentuk bulat telur. Biji berbentuk bulat lonjong dan

berwarna kehitaman. Kandungan senyawa kimia pada biji berupa senyawa kursin, dan

toksalbumin. Pada daun kaemfeserol sitosterol, stigmasterol, amirin, tarakserol (Arisandi,

2008).

28. Jeruk purut (Citrus histryx) Nama daerah: Rimo mukur

Tanaman ini termasuk kedalam famili Rutaceae.

Berbentuk pohon kecil (perdu), ranting berduri. Daun

berbentuk khas, seperti dua helaian yang tersusun

vertikal akibat pelekukan tepinya yang ektrem, tebal

dengan permukaan yang licin. Daun muda dapat

bewarna ungu yang kuat.

Buahnya kecil, membulat, dengan tonjolan-tonjolan

dengan permukaan kulit yang kasar, kandungan air sedikit. Kandungan senyawa kimia asam

sitrat, minyak atsiri, citonelal, citonelol, nerol, dan limonela dan -pinena (Arisandi, 2008).

29. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) Nama daerah: Rimo nipis

Tanaman ini termasuk kedalam famili Rutaceae.

Tumbuhan perdu, bercabang banyak, berduri.

Tangkai daun kearah ujung kadang-kadang bersayap

sedikit. Helaian daun bulat telur memanjang. Buah

bentuk bola bewarna hijau atau kuning, (Steenis,

1981). Buah jeruk nipis mengandung daging buah

masam.

Gambar 27. Jarak pagar (Ricinus comunis)

Gambar 28. Jeruk purut (Citrus histryx)

Gambar 29. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 67: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Sebagai obat trdisional perasan langsung jeruk nipis dipakai untuk obat batuk. Tanaman ini

mengandung limonen, linalin asetat, geranil asetat, asam sitrat, vitamin C, kalsium, fosfor,

vitamin B1, zat besi fellandran, sitrat (Arisandi, 2008).

30. Kacar air (Impatiensis balsamina, L.) Nama daerah; Kacar

Tanaman ini termasuk kedalam famili Balsaminaceae. Terna berbatang basah dan tegak,

tinggi 30-80 cm dan bercabang. Daun tunggal, bertangkai pendek, helaian daun berbentuk

lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, penulangan menyirip, dan

warnanya hijau muda. Bunga keluar dari ketiak daun, warnanya bermacam-macam, seperti

merah, orange, ungu, dan putih. Bunga ada yang engkel dan ada yang doubel. Buah kendaga,

jika masak akan membuka. Daun berkhasiat menghilangkan nyeri, dan anti radang. Bunga

berkhasiat peluruh haid. Biji berkhasiat menghentikan pendarahan. Kandungan kimia biji

saponin dan fixel oil. Bunga mengandung anthocyamis, cyanidin, dan lain-lain. Akar

mengandung cyanidin mono-glycoside (Dalimartha, 2008).

31. Kejibeling (Strobilanthes crsipus) Nama daerah: kacabeling

Tumbuhan berbatang basah, tumbuhan semak, Batang

pohon berdiameter antara 0,2-0,7 cm. Kulit luar bewarna

ungu dengan bintik-bintik hijau. Daun berbentuk bulat

telur, tepi bergerigi, dengan jarak agak jarang, berbulu

halus hampir tidak kelihatan. Daun kejibeling

mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium,

natrium, klasium dan beberapa unsur lainnya. Daun bermanfaat untuk mengobati penyakit

tumor, Diabetes militus, Lever, ambeien, kolesterol, maag, kena bisa ular dan lain-lain

(Dalimartha, 2008).

23. Kelapa (Cocos nucifera) Nama daerah: Talah

Tanaman ini termasuk kedalam famili Palmaceae.

Palam yang berukuran besar. Batang berdiri tegak.

Gambar 31. Kejibeling (Strobilanthes crsipus)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 68: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Buah terbungkus serabut dan batok yang kuat. Kandungan kimia yang terdapat pada air

kelapa antara lain asam askorbat, atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium dan

potassium. Mineral yang terkandung antara lain zat besi, fosfor, dan gula yang terdiri

dari glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Daging buah memiliki kandungan minyak lemak, protein,

sakarosa, katalase, oksidase, diastase, minyak atsiri, lesitin, stigmastenin, fitostenin, kholina,

vitamin A,B, dan C dan asam undekanoat (Iskandar, 2005).

33. Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Nama daerah: Bunga raya

Tanaman ini termasuk kedalam famili Malvaceae.

Perdu, tinggi 1 – 4 m. Daun bertangkai, bulat telur,

meruncing, kebanyakan berlekuk, bergerigi kasar,

dengan ujung runcing dan pangkal bertulang daun

menjari.Tangkai daun beruas. Bunga berdiri sendiri

diketiak, tidak atau sedikit menggantung. Daun kelopak

tambahan 6-9, bentuk lanset garis. Kelopak bentuk

tabung, sampai

setengahnya bercangap 5. Daun mahkota bulat telur terbalik, bentuk baji, panjang 5,5-8,5 cm,

merah dengan noda tua pada pangkal, warna daging oranye atau kuning.tabung benang sari

sama panjang dengan mahkota. Bakal buah beruang 5 (Steenis, 1981). Kandungan kimia

yaitu lendir, flavonoida, dan zat samak (Arisandi, 2008).

34. Kemangi (Ocimum basilicum) Nama daerah: Ruku-ruku

Gambar 33. Kembang sepatu (Hibiscus rosa- sinensis)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 69: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Tanaman ini termasuk kedalam familia Lamiaceae.

Herba tegak, sangat harum, tinggi 0,3-0,6 m. Tangkai

daun 0,5 – 2 cm, helaian daun bulat telur ellips, ellips

atau memanjang, dengan ujung runcing berbintik-

bintik serupa kelenjar (Steenis, 1981). Karangan

semu berbunga 6, berkumpul menjadi tandan ujung.

Tangkai dari kelopak buah tegak dan tertekan pada sumbu dari karangan bunga, dengan

ujung bentuk kait melingkar. Kelompok buah 6-9 mm panjangnya. Buah keras coklat tua,

gundul, waktu dibasahi membengkak sekali. Selasih mengandung eugenol, linalool, dan

geraniol yang dikenal dengan zat penolak serangga. Selasih juga mengandung beta – pinene,

estragol, flavonoid, dan tanin sehingga bisa dibuat minyak atsiri. Komponen utama penyusun

minyak atsiri adalah senyawa organik yang merupakan hidrokarbon tak jenuh (Septiatin,

2008).

35. Kemiri (Aleurites moluccana) Nama daerah: mbiri

Tanaman ini termasuk kedalam famili Euphorbiaceae.

Pohon tinggi 10-40 m. daun muda, ranting dan karangan

bunga dihiasi dengan rambut bintang yang rapat, sangat

pendek, berwarna perak mentega. Daun bertangkai

panjang helaian daun bulat telur bentuk lanset, hanya

pada pangkal bertulang daun menjari,

dengan bintik yang transparan dan tidak sama. Bunga

dalam malai di ujung, bercabang melebar. Buah batu bentuk telur bola yang lebar, terdorong

kesamping, paanjang 6 cm, dengan dinding yang cukup tebal, berdaging kaku, biji 1-2,

dengan kulit biji yang sangat keras. Banyak ditanam untuk bijinya yang mengandung minyak

(Hakimal, 2010).

36. Kunyit (Curcuma domestika Linn) Nama daerah: kuning

Gambar 34. Kemangi (Ocimum basilicum)

Gambar 35. Kemiri (Aleurites moluccana)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 70: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Tanaman ini termasuk kedalam famili Zingiberaceae.

Kunyit banyak tumbuh di hutan dan tinggi

tanamannya bisa mencapai 1 meter. Lebar daun

sekitar 7-8 cm. Warna daun hijau, bibir daun lirik

kekuningan, dan bunga berwarna putih (Maryani dan

Suharmiati, 2003). Kunyit mengandung senyawa

yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang

terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin,

dan bisdemetoksikumin. Mengandung minyak atsiri tumeon, zingiberen, felandren, sabinen,

lemak, karbohidrat, protein, pati, vitamin C dan garam-garam mineral (Arisandi, 2008).

37. Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) Nama daerah: kunyit manis

Tanaman ini termasuk kedalam famili Myristicaceae.

Tinggi pohon 6-12 m. ranting tua gundul. Kulit dan

daun kalau diremas berbau kayu manis yang kuat.

Daun bulat telur atau ellips memanjang, ujung

membulat atau tumpul meruncing. Daun muda

merah. Bunga malai yang bercabang, duduk diketiak

dengan cabang yang berambut abu-abu.

Buah buni bulat memanjang, merah, hanya dengan pangkalnya yang tersembunyi dalam

tenda bunga. Kulitnya menghasilkan kayu manis (Steenis, 1981).

Kandungan kimia dari kayu manis adalah minyak atsiri (eugenol, safrole, cinnamaldehyde),

tannin, kalsium oksalat, dan damar (Wasito, 2011).

Gambar 36. Kunyit (Curcuma domestica)

Gambar 37. Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 71: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

38. Kacang panjang (Vigna sinensis) Nama daerah: kacang panjang

Termasuk kedalam famili Leguminosaceae. Merupakan

tanaman semusim berbentuk perdu. Bersifat memanjat

dan membelit. Daunnya tersusun tiga-tiga helai .

batangnya panjang, liat, dan sedikit berbulu.

Bunga seperti kupu-kupu, buah bulat panjang dan ramping, panjang ada yang mencapai 10-

80 cm yang disebut polong. Saat muda buah berwarna hijau keputih-putihan, setelah tua

berwarna putih kekuning-kuningan kering (Wasito, 2011).

39. Kecubung (Datura metel Linn) Nama daerah: cubung.

Tanaman ini termasuk kedalam famili Solanaceae.

Perdu berkayu dan banyak cabang. Tinggi tumbuhan

hanya kurang dari 2 m. Daun berbentuk bulat telur

dengan tepinya berlekuk tajam, berhadap-hadapan.

Bunga menyerupai terompet dan berwarna putih.

Buahnya hampir bulat yang salah satu ujungnya di

dukung oleh tangkai tandan yang pendek dan melekat

kuat.

Buah kecubung bagian luarnya dihiasi duri-duri dan dalamnya berisi biji-biji kecil berwarna

kuning kecoklatan. Tempat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi, tanah gembur

dan subur. Dapat hidup sampai ketinggian 950 dpl, sering tumbuh liar sebagai semak di hutan

kecil atau bekas kebun. Tanaman ini mengandung : alkaloid, scopolamine, hyoscymine dan

atropin (Arisandi, 2008).

40. Kelingkit Taiwan (Malpighia coccigera Linn.) Nama daerah: Bunga mutiara.

Gambar 38. Kacang panjang (Vigna sinensis)

Gambar 39. Kecubung (Datura metel)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 72: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Tanaman ini termasuk kedalam Famili Malpighiaceae.

Perdu dengan tinggi 0,5-2,5 m, mempunyai ranting

lurus membujur, penuh dengan daun sehingga tampak .

Daun tunggal, letaknya berhadapan, bentuknya oval

dengan pangkal membulat, bagian tepi terdapat bagian-

bagian yang bergigi nyerupai duri, panjang 1-2 cm,

tebal

seperti kulit, permukaan mengilap, warnaya hijau tua. Bunga di ketiak, warnanya putih atau

ros pucat. Buah keras (1-2 buah), besarnya sekitar 1 cm, bertangkai, warnanya merah, dan

berbiji, Kandungan kimia belum diketahui. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah daun

dan akarnya, yang berkhasiat menghilangkan panas, bengkak, dan dahak (Dalimartha, 2003).

41. Ki Tolod (Isotoma longiflora Presi) Nama daerah: Daun katarak

Tanaman ini termasuk kedalam famili

Companuiaceae. Cabang dari pangkalnya, bergetah

putih rasanya tajam, mengandung racun. Daun

tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar,

ujung runcing, pangkal menyempit, tepi melekuk ke

dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang 5-

17 cm, lebar 2-3 cm, warna hijau.

Bunga tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota berbentuk

bintang berwarna putih. Buahnya berupa kotak berbentuk lonceng, merunduk, merekah

menjadi dua ruang, berbiji banyak, tanaman ini masuk kedalam famili Companuiaceae

(Arisandi, 2008). Kitolod kaya senyawa alkaloid yaitu lobelin, lobelamin, dan isotomin.

Seluruh tanaman bisa digunakan sebagai obat. Getah kitolod beracun, berkhasiat sebagai

antiradang, antineoplastik, anti-implamasi, analgesik, dan hemostatik (Kusuma at el,. 2005).

Gambar 40. Kelingkit taiwan (Malpighia coccigera)

Gambar 41. Ki Tolod (Isotoma longiflora)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 73: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

42. Kencur (Kaemperia galanga, Linn) Nama daerah; Kaciwer

Tanaman ini termasuk kedalam famili Zingiberaceae.

Terna kecil yang tumbuh subur di dataran rendah.

Rimpangnya mempunyai aroma yang spesifik. Daging

buah berwarna putih dan kulit luarnya bewarna coklat.

Rimpang kencur mengandung pati, mineral, dan minyak

atsiri berupa sineol, asam metal kanil dan penta dekaan,

asam cinnamic, ethyl aster,

orneol, kamphene, pareumarin, asam anisic, alkaloid dan

gom (Arisandi, 2008).

43. Kumis kucing (Orthosiphon aristatus BL) Nama derah: kumis kucing.

Tanaman ini termasuk kedalam famili Labiate. Terna

tegak, bagian bawah berakar pada buku-bukunya, tinggi

1-2 m. batang segi empat, agak beralur, berbulu pendek.

Daun tunggal, bundar telur lonjong, bunga berupa

tandan, keluar pada ujung cabang, berwarna ungu

pucat.bunga warna coklat gelap (Arisandi, 2008).

Daun kumis kucing mengandung senyawa kalium, glukosida, minyak asiri, sapotonin,

ortosifonida, serta senyawa flavon. Daun kumis kucing berkhasiat untuk melancarkan air seni

(diuretik), melarutkan batu ginjal (lipotriptik), dan menggobati sakit pinggang (Maryani et

al,. 2003).

44. Labu Kuning ( Cucurbita moschata) Nama daerah: Jambe

Gambar 42. Kencur (Kaemperia galanga)

Gambar 43. Kumis kucing (Orthosiphon aristatus)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 74: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Tanaman ini termasuk kedalam famili

Cucurbitaceae. Bagian tanaman yang

dimanfaatkan untuk obat tradisional adalah buah

dan bijinya. Zat kimia yang terkandung

didalamnya adalah saponin, flavonoid, dan tanin.

Biji labu banyak dimanfaatkan dalam ramuan

obat tradisional untuk mengobati

pembengkakan kelenjar prostat dan obat cacing (Dalimartha, 2005).

45. Labu siam (Sechium edule) Nama daerah: ropah

Tanaman ini termasuk kedalam famili Cucurbitacea.

Bersifat merambat dengan alur yang berbentuk pilin.

Tanaman ini berbatang panjang, lebih kuat dari

mentimun, dan bersifat tahunan. Batang tanamannya

kecil tetapi sangat panjang. Buahnya berbentuk bola

lampu dan beralur – alur sebanyak 5 – 10 buah.

Buahnya lunak (berdaging) dan banyak mengandung air. Pada permukaan buahnya tumbuh

bulu-bulu yang tajam dan jarang seperti duri. Biji buahnya besar dan lunak (Dalimartha,

2005).

46. Lengkuas (Alpinia galanga) Nama daerah: laos

Tanaman ini termasuk dalam famili Zingiberaceae.

Lengkuas mempunyai 2 jenis varietas yaitu varietas

dengan rimpang umbi berwarna putih dan varietas

dengan rimpang umbi berwarna putih. Untuk

penyedap masakan digunakan rimpang umbi putih

Gambar 44. Labu kuning (Cucurbita moschata)

Gambar 45. Labu siam (Sechium edule)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 75: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

sedangkan untuk obat digunakan rimpang umbi merah.

Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas antara lain mengandung minyak atsiri, eugenol,

seskuiterpen, pinen, metal sinamat, kaemferida, galangol dan kristal kuning (Arisandi, 2008).

47. Merica ( Piper nigrum L.) Nama daerah: lada

Tanaman ini termasuk kedalam famili Piperaceae.Terna,

tanaman pemanjat, daun tunggal yang duduknya tersebar

atau berkarang dengan atau tanpa daun-daun penumpu.

Bunga tersusun dalam bunga majemuk, kecil tanpa hiasan

bunga. Buah buni, dalam biji terdapat sel-sel minyak

atsiri. Daun beraroma pepper ketika diremas.

Buah lada banyak digunakan dalam bentuk ramuan untuk

obat perut kembung (karminatif), obat tekanan darah tinggi (hipertensi), sesak napas (asma),

pelancar keringat, dan memperkuat lambung (Maryani et al., 2003).

48. Mengkudu (Morinda citrifolia L) Nama daerah: mengkudu

Tanaman ini termasuk kedalam famili Rubiaceae.

Mengkudu mempunyai sifat kimiawi dan efek

farmakologis untuk menghilangkan hawa lembab

pada tubuh, meningkatkan kekuatan tulang,

membersihkan darah, meluruhkan kencing,

melembutkan kulit, meluruhkan kencing,

meluruhkan haid, melembutkan kulit, mengobati

batuk, mengobati cacing dan sebagaipencahar.

Gambar 46. Lengkuas (Alpinia galanga)

Gambar 47. Merica (Piper nigrum)

Gambar 48. Mengkudu (Morinda citrifolia)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 76: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Kulit akar mengandung morindin, morindon, dan soranjidiol. Daun mengandung protein, zat

kapur, zat besi, karoten, dan askorbin. Buah mengandung alkaloida triterpen, sedangkan

bunga mengandung glikosida antrakinon. Tanaman ini juga mengandung minyak penguap

asam karpon dan asam kaprilat. Marindon merupakan zat warna merah dan berkhasiat

sebagai pencahar. Soranjidiol berkhasiat sebagai peluruh kencing dan sebagai obat cacing

(Maryani et al,. 2003).

49. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boer.) Nama daerah: mahkota dewa

Tanaman ini termasuk kedalam famili Meliaceae. Perdu

menahun, tumbuh tegak dengan tinggi 1-2.5 m. batang

bulat, permukaan kasar, warna coklat, berkayu dan

bargetah, percabangan simpodial. Daun tunggal letaknya

berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau

jorong. Bunga keluar sepanjang tahun, letanya tersebar di

batang atau di ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih dan harum. Buah

bentuknya bulat, permukaan licin, beralur, ketika masih muda berwarna hijau dan merah

setelah masak. Daging buah berwarna putih, berserat dan berair. Biji bulat, keras, berwarna

coklat. Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan anti kanker. Biji beracun.

Bagian yang digunakan sebagai obat tradisional adalah daun, daging, dan kulit buahnya.Daun

mahkota dewa mengandung antihistamina, alkaloid, saponin, dan polipenol (lignan). Kulit

buah mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid (Dalimartha, 2003).

50. Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) Nama daerah: Daun mangkok –

mangkok.

Gambar 49. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 77: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Tanaman ini termasuk kedalam famili Araliaceae. Perdu

tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1-3m. Batang berkayu,

bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus. Daun

tunggal, bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat

berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung,

tepi bergerigi, diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip,

warnanya hijau tua. Bunga majemuk, bentuk payung,

warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji

kecil, keras, dan bewarna coklat. Bagian yang digunakan

sebagai bahan obat tradisional adalah akar dan daun. Akar berkhasiat sebagai peluruh

kencing (diuretik). Daun berkhasiat sebagai diuretik, anti-radang (anti-inflamasi). Batang dan

daun mengandung kalsium oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, protein, serta

vitamin A, BI, dan C (Ayu, 2011).

51. Meniran ( Phylanthus urinaria) Nama daerah: Rebi-rebi

Tanaman ini termasuk kedalam famili

Euphorbiaceae. Banyak ditemukan sebagai

tumbuhan liar di pekarangan rumah tau di ladang.

Umumnya jarang yang memiliharanya, karrena

dianggap sebagai rumput biasa. Tinggi tanaman 1

meter, daun berbentuk bulat tergolong daun

majemuk bersirip genap. Seluruh bagian tumbuhan

meniran dapat digunakan sebagai obat tradisional.

Senyawa kimia yang dikandung meniran antara lain filanin, kalium, mineral, damar, dan zat

penyamak, flavonoid, dan vitamin C. Meniran dapat mencegah penyakit yang disebabkan

oleh virus dengan memperkuat daya tahan tubuh, dan menurunkan panas (Dalimartha, 2005).

Gambar 51. Meniran (Phylanthus urinaria)

Gambar 50. Mangkokan ( Nothopanax scutellarium)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 78: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

52. Mawar (Rosa sinensis) Nama daerah: Ros

Tanaman ini termasuk kedalam familli Rosaceae.Tanaman

semak berduri, atau tanaman memanjat yang tingginya

bisa mencapai 2-5 m. Daun majemuk yang tiap tangkai

daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 anak daun dan

daun penumpu, pertulangan

Gambar 52. Mawar (Rosa sinensis)

menyirip, tepi beringgit, meruncing pada daun.Bunga terdiri dari 5-4 helai daun mahkota.

Warna bunga biasanya putih dan merah jambu atau kuning dan merah pada beberapa spesies.

Bunga dan minyaknya mengandung zat sitral, sitronelol, geraniol, linalool, ,nerol, eugenol,

feniletil, alkohol, fernesol, nonaldehide, tannin, quarsetin, asam galat dan klorogenat (Ayu.

2011).

53. Nenas (Ananas comosus Merr) Nama daerah: kenas

Tanaman ini termasuk kedalam famili Bromelliaceae.

Tumbuhan rendah, herba menahun, dengan daun yang

banyak lebih kurang 30 helai, berujung tajam, tersusun

dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. Bunga

majemuk pada ujung batangnya, bunga bersifat

hermafrodit. Kandungan senyawa kimia nenas, enzim

bromelin, ergosterol, asam sitrat dan gula.

Buah dapat digunakan sebagai obat tradisional yaitu untuk mengobati batuk, demam,

sembelit, sariawan dan lain-lain (Hakimal, 2010).

54. Pala (Myristica fragrens houtt) Nama daerah:

pala

Tanaman ini termasuk kedalam famili

Myristicaceae. Pohon, tinggi 5-19 m, daun bulat

Gambar 53. Nenas (Ananas comosus)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 79: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

telur atau ellips memanjang, pangkal runcing, ujung meruncing, sisi bawah hijau

kebiruan, atau hijau tua. Bunga kuning pada pangkal dengan daun pelindung yang

membulat. Buah bentuk peer lebat, kuning kecoklatan-oranye. Biji bergaris-garis,

harum, dibungkus oleh selubung biji merah (Steenis, 1981).

Gambar 54. Pala (Myristica fragrens)

55. Patikan kebo (Euphorbia hirta) Nama daerah : Tariktik

Termasuk kedalam famili Euphorbiaceae. Merupakan

tumbuhan liar yang banyak ditemukan di daerah

tropis. Dapat ditemukan diantara rerumputan, kebun,

atau pekarangan rumah yang tidak terurus. Patikan

kebo mengandung beberapa unsur kimia, diantaranya

alkaloid, tanin, senyawa folipenol,flavonoid, asam

organik palmitat

oleat, asam lanolat, terpenoid eufosterol, taraxerol, friedlin, betha amyin, beta sitosterol, beta

eufol, euforbol, triterpenoid eufol, tirukalol, eufostrerol, hentriacontane, dan pada bunga

terdapat elagik acid. Seluruh bagian tanaman dapat digunakan seagai obat. Tumbuhan ini

memiliki sifat agak pahit, asam, sejuk, dan sedikit beracun. Berkhasiat sebagai anti-inflamasi,

peluruh air seni, dan menghilangkan gatal (anti-pur itik) (Kusuma et al,. 2005).

56. Pepaya (Carica papaya L) Nama daerah:

Pertik

Tanaman ini termasuk kedalam famili

Caricaceae. Batang tegak dan basah, menyerupai

palma. Bunga warna putih dan buah masak

Gambar 55. Patikan kebo (Euphorbia hirta)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 80: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

berwarna kuning kemerahan. Helaian daun menyerupai telapak tangan manusia. Kandungan

buah masak: kalori, vitamin (A, BI, dan C), kalsium, hidrat arang, fosfor, besi, protein, air.

Kandungan carposide pada daun pepaya

berkhasiat sebagai obat cacing (Arisandi, 2008). Menurut Suriawiria (2002) pohon pepaya

dari mulai akar sampai biji semuanya dapat dijadikan obat. Akar digunakan untuk obat ginjal,

obat luka, dan gigitan binatang berbahaya seperti ular. Daun untuk obat demam, obat mules,

obat cacing kremi dan meningkatkan nafsu makan. Bunga untuk memperbaiki nafsu makan

dan membersihkan darah serta obat sakit kuning. Buah muda obat sariawan. Biji sebagai obat

demam dan obat flu. Getah buah muda obat luka bakar, menghilangkan rasa sakit, obat

penyakit kulit borok menahun, obat jerawat memperbaiki pencernaan, dan sebagainya.

57. Pisang (Musa paradisiaca, L) Nama daerah: Galoh

Tanaman ini termasuk famili Musaceaea.

Tidak memiliki batang sejati, terbentuk dari

perkembangan dan pertumbuhan pelepah

yang mengelilingi poros lunak panjang.

Batang yang sebenarnya pada bonggol yang

tersembunyi di dalam tanah. pisang

mengandung senyawa kimia vitamin A, BI,

C, - lemak – mineral (kalium, chlor, natrium,

magnesium, fosfor) – karbohidrat

– dextose – air – sukrose – levulose – zat

putih telur – zat tepung (Arisandi, 2008). Menurut Dalimartha (2005) buah bisang digunakan

untuk mengatasi batuk darah, diare, disentri, kurang darah, sariawan, sembelit, wasir, tekanan

darah tinggi dan keracunan alkohol kronik. Akar berkhasiat penawar racun, pereda demam,

mendinginkan darah, anti radang, dan peluruh kencing,=. Bunga digunakan mencegah

pendarahan otak dan stroke. Batang pisang berkhasiat sebagai penurun panas, dan perawatan

rambut. Daun yang masing menggulung digunakan sebagai tapal dingin pada kulit yang

bengkak atau lecet, disenti, mimisan dll. Kulit pisang digunakan untuk mengatasi borok yang

Gambar 56. Pepaya (Carica papaya)

Gambar 57. Pisang (Musa paradisiaca)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 81: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

menyerupai kanker, kutil, rambut tipis dan jarang, luka bakar, tersiram air panas, dan

kemerahan pada kulit.

58. Pinang (Areca catechu) Nama daerah: Pinang

Tanamana ini termasuk kedalam famili Arecaceae. Batang

lansing, tinggi bisa mencapai 25 m, tidak bercabang

dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip

tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset

batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm,

tangkai daun pendek, helaian daun panjangnya sampai 80 cm (Steenis, 1981). Bagian yang

digunakan orang adalah buah kerasnya, yang merupakan ramuan makan sirih, umbutnya

dimakan sebagai lalapan atau acar. Kandungan kimia pada biji yaitu alkaloid seperti arekolin

(C8 H1 NO2), red tannin, lemak, kanji dan resin. berkhasiat sebagai obat cacing dan sebagai

penenang (Dalimartha, 2003).

59. Pegagan (Centella asiatica) Nama daerah: Tapak kuda

Merupakan terna menahun tanpa batang, dengan rimpang

pendek dan stolon-stolon yang merayap, panjang 10-80 cm.

Akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang,

membentuk tumbuhan baru. Helaian daun tunggal,

bertangkai panjang, berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi,

dengan penampang 1-7 cm tersusun dalam roset yang terdiri

atas 2-10 helai daun. Bunga berwarna

putihatau merah muda, tersusun dalam karangan, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari

ketiak daun. Buah kecil bergantungbentuknya lonjong, baunya wangi dan rasanya pahit.

Gambar 58. Pinang (Areca catechu)

Gambar 59. Pegagan (Centella asiatica)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 82: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Kandungan kimianya asiatocosida, thankunisida, isothankunsida, madecassoida,

brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, mesoinositol, centellose, carotenoids, garam-

garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak

(Arisandi, 2008)

60. Randu (Ceiba pentandra) Nama daerah: Kapok

Pohon tinggi 8-30 m, batang muda dengan duri

tempel yang besar. Daun bertangkai panjang, anak

daun bentuk lanset. Bunga terkumpul 2-15 di ketiak

daun yang rontok, dekat ujung ranting. Kelopak

bentuk lonceng, daun mahkota bentuk telur terbalik.

Buah memanjang, panjang 7,5-15 cm, menggantung,

membuka dari bawah keatas dengan katup, dimana sekat-sekat antara tetap terikat pada tiang

tengah, termasuk kedalam famili Bombaceae (Steenis, 1981).

61. Serei (Andropogon nardus) Nama daerah: serep

Tanaman ini termasuk kedalam famili Graminae. Herba

tahunan batang tidak berkayu, putih kotor. Daun tunggal

bentuk lanset, berpelepah, pangkal pelepah memeluk

batang, warna hijau. Perbungaan bentuk malai, karangan

bunga berselubung, warna bunga kuning keputihan. Dapat

digunakan sebagai obat reumatik, dan haid yang tidak

teratur. Kandungan kimia mengandung

minyak atsiri yang terdiri dari citronellal, citral, geraniol,

methylheptenone, eugenol-methylleter, dipenten, eugenol, kadinen, kadiol, dan limonen

(Arisandi 2008).

62. Sirih (Piper betle L) Nama daerah: Belo

Tanama ini termasuk kedalam famili Piperaceae.

Tumbuhan memanjat. Batang panjang 5-15 m. daun

berseling atau tersebar, bertangkai, daun penumpu

Gambar 60. Randu (Ceiba pentandra)

Gambar 61. Serei (Andropogon nardus)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 83: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

cepat rontok, dan meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin. Helaian daun bulat telur

sampai memanjang, dengan pangkal daun berbentuk jantung.

Bunga berkelamin, berumah satu atau dua. Bulir berdiri sendiri, di ujung dan berhadapan

dengan daun. Daun pelindung bentuk lingkaran, bentuk telur terbalik atau bulat memanjang.

Daun dan buah dipakai menjadi obat-obatan (Steenis, 1981). Daun sirih mengandung ragam

senyawa kimia yang diperlukan untuk membuat ramuan tradisional (Arisandi, 2008).

63. Sawo (Manilkara zapota) Nama daerah: Sawo

Tanaman ini termasuk kedalam famili Sapotaceae. Pohon

besar dan rindang, bercabang rendah, seluruh bagian batang

mengandung lateks, getah bewarna putih susu yang kental.

Daun tunggal, terletak berseling, sering mengumpul pada

ujung ranting. Helai daun bertepi rata, sedikit berbulu, hijau

tua mengkilap.

Bunga tunggal, terletak diketiak daun dekat ujung ranting.

Buah buni bertangkai pendek, bulat telur atau jorong, coklat

kemerahan sampai kekuningan di luarnya dengan sisik-sisik kasar coklat yang mudah

mengelupas (Hakimal, 2010).

64. Seledri (Apium graviolens) Nama daerah: daun sop

Tanaman ini termasuk kedalam famili Umbilliferae.

Merupakan semak dengan tinggi sekitar 50 cm. Batang

tidak berkayu, bersegi, beralur, bercabang, tegak, dan

berwarna hijau pucat. Berdaun majemuk, menyirip

ganjil, pangkal dan ujung daun berbentuk runcing, serta

tepi beringgit. Anak daun berjumlah 3-7 helai dengan

panjang 2-7,5 cm dan lebar 2-5 cm,

dan berwarna hijau keputih-putihan atau hijau.Termasuk dalam famili umbiliferae. Berbunga

majemuk, berbentuk payung, mempunyai benang sari sebanyak lima buah, berseling dengan

Gambar 63. Sawo (Manilkara zapota)

Gambar 64. Seledri (Apium graviolens)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 84: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

mahkota, dan ujung runcing. Seledri berakar tunggang dan berwarna putih kotor. Bagian

yang digunakan untuk ramuan tradisional adalah seluruh bagian tanaman (herba). Daun

seledri mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol. Herba seledri berkhasiat untuk

mengobati tekanan darah tinggi, mengobatimasuk angin, serta menghilangkan rasa mual

(Maryani et al., 2003).

65.Sisik naga (Drymoglossum piloselloides [L] Presl.) Nama daerah: sisik naga

Merupakan tumbuhan efifit (tumbuhan yang

menumpang pada tumbuhan lain), tetapi bukan

parasit. Sisik naga dapat diperbanyak dengan spora

dan pemisahan akar. Sisik naga rasanya manis,

sedikit pahit, dingin. Termasuk kedalam suku

polypodiaceae.

Daun dapat digunakan untuk pengobatan gondongan (parotitis), TBC, kulit, sakit kuning,

sukar buang air besar, sakit perut, disentri, mimisan, rematik, keputihan, kanker payudara,

muntah darah, perdarahan pada perempuan, batuk (Dalimartha, 2005).

66. Sintrong (Crassocephalum crepidioides) Nama daerah: sintrong

Termasuk kedalam famili Asteraceae. Terna, hidup

sampai ketinggian 200 m dpl, tinggi hingga 1 m, berbau

harum, batang lunak beralur-alur dangkal, helaian daun

jorong memanjang atau bundar telur terbalik. Bunga

majaemuk berupa bongkol-bongkol yang tersusun dalam

malai, rata terminal.

Gambar 65. Sisik naga (Drymoglossum piloselliodes)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 85: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Bongkol hijau dengan ujung jingga coklat hingga merah bata, selain sebagai sayuran dapat

juga dijadikan sebagai obat tradisional, misalnya sakit kepala, gangguan perut, luka pada

kulit. Mengandung senyawa alkaloida pirolizina yang bisa memicu tumor (Dalimartha,

2003).

67. Salam (Eugenia polyantha) Nama daerah: Daun salam

Tanaman ini termasuk kedalam famili Myrtaceae.

Tanaman liar. Batang tinggi, berkayu, keras dan kuat.

Daun berbentuk simpel, bangun daun jorong, pangkal

daun tidak bertoreh, dengan bentuk bangun bulat telur,

runcing pada ujung daun, pangkal daun tumpul, tulang

daun menyirip.

Kandungan kimia minyak atsiri, tanin dan flavonoid. Daun salam dapat digunakan untuk

pengobatan kolesterol tinggi, kencing manis, tekanan darah tinggi, maag (Wasito, 2011).

68. Sirsak (Annona muricata L) nama daerah: Durin arab

Tanaman ini termasuk kedalam famili Annonaceae.

Berbentuk perdu atau pohon kecil, tinggi 3-10 m,

bercabang hampir mulai dari pangkalnya. Daun

berbentuk lonjong bundar telur sungsang. Bunga

beraturan, 1-2 kuntum, berwarna kuning kehijauan.

Termasuk buah semu, daging buah lunak atau lembek

berwarna putih berserat, berbiji hitam pipih, kulit

berduri

tangkai buah menguning, aromanya harum, dan rasanya manis agak asam. Kandungan kimia

buah sirsak, karbohidrat, lemak, asam malat, asam sitrat, dan asam isositrat, vitamin C,

Gambar 66. Sintrong (Crassocephalum crepidioides)

Gambar 68. Sirsak (Annona

Gambar 67. Salam (Eugenia polyantha)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 86: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

fosfor, kalsium. Dapat dijadikan sebagai bahan obat tradisional karena dapat menyembuhkan

penyakit bisul, lever kanker, dan juga anti kanker (Suranto, 2011).

69. Sambiloto ( Andrographis paniculata) Nama daerah: sambiroto

Tanaman ini termasuk kedalam famili Acanthaceae.

Tumbuhan liar ditempat terbuka. Daun tunggal

bertangkai pendek, letaknya berhadapan berseling,

bentuk lanset, pangkal runcing, ujung runcing, tepi rata,

permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda.

Bunga berbentuk tabung kecil-

kecil, warna putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, pangkal dan ujung tajam.

Bunga biji gepeng kecil, coklat muda. Kandungan kimia dalam sambiloto yaitu borneol,

cineole, limonene, di-methyl ether phloroacetophenone (Arisandi, 2008).

70. Sukun (Arthocarpus communis) Nama daerah: Suun

Tanaman ini termasuk kedalam famili Moraceae.

Merupakan tanaman tahunan yang tingginya

mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu

berserat kasar, semua bagian tanaman bergetah encer,

daun lebar bercanggap menjari, dan berbulu kasar.

Gambar 69. Sambiloto (Andrografis paniculata)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 87: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Batang besar agak lunak dan bergetah banyak. Bunga berkelamin tunggal.

Bunga keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Buah berbentuk bulat telur

hingga bulat, tidak berbiji. Kandungan kimia berupa kalsium, fosfor, zat besi, lemak, protein,

vitamin B1, B2, dan vitamin C (Hakimal, 2010).

71.Tebu (Saccharum officinarum) Nama daerah: Tebu

Tanaman ini termasuk dalam famili Gramineae atau

lebih dikenal dengan kelompok rumput – rumputan.

Tanaman tebu mempunyai sosok yang tinggi kurus,

tidak bercabang, dan tumbuh tegak. Tinggi batangnya

dapat mencapai 3 – 5 meter atau lebih. Kulit batang

keras berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua atau

kombinasinya.

Pada batang terdapat lapisan lilin yang berwarna putih keabu – abuan. Lapisan ini banyak

terdapat sewaktu batang masih muda. Batangnya beruas – ruas dengan panjang ruas 10 – 30

cm. Daun tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah dan helaian

daun, tanpa tangkai daun. Pada pelepah terdapat bulu – bulu dan telinga daun. Pertulangan

daun sejajar. Bunga tebu merupakan bunga majemuk yang tersusun atas malai dengan

pertumbuhan terbatas. Sumbu utamanya bercabang – cabang makin keatas makin kecil,

sehingga membentuk piramid. Panjang bunga majemuk 70 – 90 cm. Setiap bunga

mempunyai tiga daun kelopak, satu daun mahkota, tiga benang sari dan dua kepala putik

(Hakimal, 2010).

72.Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) Nama daerah: Temulawak

Tanaman ini termasuk kedalam famili

Zingiberaceae. Merupakan terna dengan tinggi

mencapai 2,5 m. rimpang luar bewarna kuning

muda, sedangkan bagian dalamnya bewarna

kuning. Rimpang berbau tajam dan rasanya

Gambar 70. Sukun (Arthocarpus communis)

Gambar 71. Tebu (Saccharum officinarum)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 88: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

pahit. Bunganya bewarna kemerahan atau kuning.

Bagian tanaman yang berkhasiat adalah rimpangnya yang mengandung zat pati hanya ada

sesudah musim kemarau) curcumin, minyak asiri (kamfer, sikloisopren, mirsen, p-tolil metil

karbonil), dan xanthorhiza ( Maryani, 2003).

73.Tembakau (Nicotiana tobacum L). Nama daerah: mbako

Tanaman ini termasuk kedalam famili solanaceae.

Semak, tegak, sedikit bercabang, tinggi 0,5-2,5 m.

daun duduk, atau bertangkai pendek, memanjang atau

bentuk lanset, dengan pangkal yang menyempit,

sebagian memeluk batang dan ujung runcing.

Kelopak dan mahkota bentuk tabung. Buah kotak bentuk telur memanjang, akhirnya coklat.

Biji kecil, banyak sekali, melekat di pusat (Khairani, 2010).

74.Temu kunci (Kaempferia pandurata Roxb). Nama daerah: Temu-temu

Tanaman ini termasuk kedalam famili

Zingiberaceae. Tanaman budidaya. Terna hingga 50

cm, rimpang kuning terang, bulat telur memanjang,

sangat beraroma, akar kuat. Daun 3 atau 4

Gambar 72. Temulawak (Curcuma xanthorhiza)

Gambar 73. Tembakau (Nicotiana tabacum)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 89: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

pelepahnya berwarna merah, ligula dengan 2 lekukan. Bunga putih kadang-kadang merah

muda.

Tanaman herba temu kunci ini berbeda dengan tanaman herba temu-temu yang lain, sebab

tumbuh vertikel kebawah. Kandungan senyawa kimia essensial oil, pinostrombin,

cardamonin, boesen bergin (Suranto, 2011).

75.Ubi kayu (Manihot utilisima) Nama daerah: gadong

Tanaman ini termasuk kedalam famili Euphorbiaceae.

Perdu tidak bercabang atau bercabang sedikit, tinggi

2-7 m. batang dengan tanda berkas daun yang

bertonjolan. Umbi akar besar, memanjang,

dengan kulit bewarna coklat suram (Steenis, 1981).

Daunnya memiliki tangkai memanjang dan helaian

daunnya menyerupai telapak tangan. Tangkai daun berwarna hijau, kuning atau merah

(Arisandi, 2008).

a. Pemanfaatan Tumbuhan Untuk Obat-Obatan.

Pemanfaatan tumbuhan untuk obat-obatan yang digunakan oleh masyarakat Karo di

Kecamatan Tigabinanga dibawah ini berdasarkan informasi dari Informan Kunci yaitu Para

Tabib

1. Batuk, demam, malaria

a. Batuk

• Daun sirih 2 lembar, kapur sirih, gambir, bawang putih 1 buah, lada 3 buah dikunyah lalu

disemburkan ke dada orang yang batuk.

• Jahe merah seujung jempol, jahe seujung jempol, kencur seujung jempol, jahe merah

(bahing), lada hitam kira-kira 5 buah semua bahan dihaluskan lalu airnya diminum.

• Pinang yang masih muda 1 buah dihaluskan bijinya lalu airnya diambil dan diminum.

Gambar 74. Temu kunci (Kaempferia pandurata)

Gambar 75. Ubi kayu (Manihot esculanta)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 90: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

• Batang asam combrang (asam cekala) dibakar lalu ditumbuk diambil airnya tambahkan

sedikit gula jawa seduh sebentar lalu diminum.

• Tebu merah 1 ruas dikupas kulitnya lalu dibakar, diperas, airnya diminum.

• Satu buah jeruk nipis dibelah dua lalu dibakar diambil airnya tambahkan satu sendok

kecap lalu diminum.

• Segengam beras tambahkan dengan satu ruas jari kencur tambahkan seujung jempol jahe

merah (bahing) lalu di haluskan ambil airnya untuk diminum.

• Kemiri 3 buah dibakar tambahkan 3 buah lada hitam, jahe seujung jari dibakar dan

dihaluskan kemudaian campurkan seujung sendok teh kedalam setengah gelas air.

• Kemiri 2 buah dibakar kemudian dihaluskan, kemiri yang sudah dihaluskan dioleskan

kebagian leher.

• Biji jarak 2 buah digonseng sampai kering kemudian dihaluskan Campurkan dengan

setengah gelas air teh dan satu sendok madu lalu diminum.

• Seujung jari kencur setengah buah biji pinang muda dikunyah kemudian airnya diminum.

• Daun sirih 2 lembar, kapur sirih, gambir, di kunyah lalu di semburkan ke dada orang yang

batuk.

• Jeruk nipis dibelah dua diambil airnya, kira-kira satu sendok makan tambahkan sedikit

madu lalu di minum

b. Demam

• Daun sirih 2 lembar, kapur sirih, gambir, di kunyah lalu di semburkan ke dada orang yang

demam.

• Daun bunga raya 7 lembar , daun sirih 5 lembar, diremas dalam air kemudian disapukan

pada seluruh badan.

• Segenggam beras, seujung jari jahe merah, seujung jari kunyit, kayu manis satu sendok

teh, kencur seujung jari lada hitam 2 buah, jahe merah (bahing), semua bahan di haluskan

tambahkan sedikit air sapukan keseluruh badan.

• Daun ciplukan direbus untuk mandi.

• Buah belimbing 5 buah di belah-belah, satu buah jeruk nipis diambil airnya, satu buah

jeruk purut diambil airnya semua bahan dicampur jadi satu kemudian dipanaskan, setelah

hangat-hangat kuku kompreskan keseluruh badan.

• Daun mangkokan 3 lembar diremas-remas lalu airnya sapukan keseluruh tubuh.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 91: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

• Segenggam daun bayam duri segar dicuci bersih lalu dipipis. Tambahkan sedikit air

hingga mengental, sapukan dahi dan pelipis.

.

c. Malaria.

• Daun pepaya 3 lembar diremas-remas kemudian airnya diambil tambahkan sedikit garam

dan diminum.

• Daun ciplukan 10 lembar direbus dengan 3 gelas air 3 hingga menjadi ½ gelas lalu

diminum

2.Infeksi kulit (luka luar pada kulit)

• Daun babadotan 5 lembar diremas-remas lalu sapukan pada kulit yang luka.

• Daun sirih dua lembar tambahkan sedikit kapur sirih dan sedikit gambir lalu kunyah

sampai halus, semburkan ke kulit yang luka.

• Daun inai 10 lembar, seujung jari kunyit kemudian tumbuk halus, setelah halus tempelkan

pada kulit yang luka.

• Kunyit, kemiri, kapur sirih, dan air pinang (pinang dikunyah), tembakau, semua bahan

digiling hingga halus kemudian dilumuri kebagian kulit yang terinfeksi.

• Ambil 5 helai daun bandotan remas-remas sampai keluar airnya, kemudian air tersebut

teteskan pada kulit yang terluka.

• Daun sirih 3 lembar digiling halus campurkan dengan sedikit minyak kelapa kemudian

lumurkan kebagian yanng terinfeksi.

• Sebuah kelapa diambil patinya kemudian dioleskan pada kulit yang terkena cacar.

• Getah pohan fanili di ambil sedikit lalu letakkan pada kulit yang terluka dan dapat

menghentikan pendarahan.

• Seujung jari kunyit tambahkan sedikit tembakau dan minyak kelapa lalu oleskan pada

kulit yang luka.

• Gundur satu buah lalu diparut campur dengan air hangat 10 liter lalu mandikan kepada

orang kena cacar air supaya tidak membekas.

• 3 lembar daun jarak haluskan kemudian tapalkan pada kulit yang infeksi.

• Daun cabe merah 5 lembar diremas-remas sampai keluar airnya lalu airnya sapukan pada

kulit yang biduran.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 92: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

• daun kacar air 7 lembar tambahkan seujung jari kunyit dan 1 buah kemiri lalu dihaluskan

kemudian tapalkan pada kulit yang kena bisul.

3.Penyakit Tulang, Rematik,

a. Obat rematik

• Jeruk purut satu buah dibelah dua tambahkan sedikit kapur sirih lalu dibakar, kemudian

oleskan pada bagian tubuh yang ngilu.

• Daun seledri yang masih segar sebanyak satu tangkai dicuci sampai kotorannya hilang

kemudian kemudian jadikan lalapan pada waktu makan.

• Ambil segenggam daun dan batang muda bandotan segar, nasi basi sekepal dan sedikit

garam. Cuci daun dan batang sampai barsih kemudian tumbuk bersama nasi dan garam.

Setelah menjadi bubur letakkan ramuan kebagian sendi yang sakit sambil di balut

biarkan selama 3 jam.

• Jahe satu ruas yang sudah dibersihkan lalu panggang diatas api beberapa saat kemudian

tumbuk sampai benar-banar halus, kemudian oleskan pada bagian tubuh yang mengalami

rematik.

• Kencur segenggam, beras 3 genggam yang sudah direndam selama 1 malam, lada 6

buah, jahe merah (bahing), haluskan semua bahan hingga halus kemudian oles keseluruh

kaki yang sakit.

• Segenggam bayam duri direbus airnya gunakan untuk merendam bagian tubuh yang

keselo.

4. Penyakit Kanker,

a. Penyakit kanker

• Daun sirsak 7 lembar direbus dengan 3 gelas air hingga 1 gelas kemudian diminum 2

hari sekali secara teratur.

• Buah sirsak dijus untuk minuman penderita kanker dan mencegah penyakit kanker.

5. Penyakit hati, tekanan darah

b. Lever

• Temulawak 3 ruas diparut dan tambahkan gula aren dan segelas air lalu diminum.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 93: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

• Daun bunga mutiara( daun serut=daun selaput) di cuci bersih sebanyak 2 genggam, lalu

direbus dengan tiga gelas air putih hingga setengahnya, saring setelah dingin minum.

Lakukan 3 hari sekali.

• Daun sukun 3 helai rebus dengan 1 liter air bersih hingga 1 gelas kemudian saring dan

minum setelah dingin.

c. Hipertensi

• Labu siam satu buah di parut lalu diberi satu gelas air matang hangat lalu diminum.

• Daun belimbing waluh 9 helai dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air hingga ½

gelas kemudian diminum.

• Daun pokat 5 lembar direbus dengan 3 gelas air hingga 1 gelas air kemudian diminum.

• Daun seledri 200 gram direbus dengan 5 gelas air hingga 1 gelas kemudian diminum.

• buah mahkota dewa 3 buah yang sudah dikeringkan seduh dengan 1 gelas air matang,

dinginkan kemudian diminum.

• Bawang putih 5 buah di kunyah-kunyah lalu di telan.

• Daun kumis kucing 7 lebar direbus dengan 1 gelas air hingga ½ gelas kemudian saring

setelah dingin diminum.

• Daun salam 10 lembar direbus dengan 2 gelas air hingga ½ gelas lalu diminum.

6. Infeksi Mata

a. Infeksi mata

• Sirih 3 lembar diremas dalam air lalu diperas kemudian diteteskan pada mata.

• Daun katarak satu helai tetesi dengan sedikit air lalu teteskan pada mata.

• Kunyit seruas jari diparut, peras dengan kain lalu airnya diteteskan pada mata yang

terinfeksi.

• Tembakau di bakar jangan sampai gosong cukup sampai panas-panas saja kemudian beri

dengan sedikit air saring dengan menggunakan kain bersih airnya teteskan pada mata

yang terinfeksi.

• Batang sirih direbus dan air rebusannya setelah hangat-hangat kuku teteskan pada mata

yang terinfeksi.

• Daun kitolod segenggam, remas-remas dengan sedikit air, kemudian air remasan

diteteskan kematangan katarak dengan menggunakan pipet sebanyak 2-3 kali sehari.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 94: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

7. Reproduksi dan Kewanitaan

a. Keputihan pada wanita

• Daun sirih 5 lembar direbus dengan air 3 gelas sehingga menjadi 2 gelas dengan

ditambahkan tawas sedikit(1sendokteh) kemudian diminum ¼ gelas pada malam dan

pagi hari.

• Daun jambu biji yang masih muda (2 kepalan tangan) dicuci bersih, kemudian

tambahkan daun sirih 7 lembar rebus dengan air bersih 1 gelas setelah itu rebus kira-kira

10-15 menit. Setelah itu airnya disaring dan diminum.

b. Haid tidak teratur

• Daun mawar putih yang masih segar sebanyak tiga kuntum, bersihkan seduh dengan air

panas, aduk hingga merata, saring kemudian airnya diminum.

c. Melancarkan pengeluaran ASI.

• Bayam duri sebatang yang masih segar dan utuh, dicuci bersih lalu dipipis, tambahkan

sedikit air lalu balurkan pada payudara dan sekitarnya lakukan sehari 4 kali.

• Segenggam daun patikan kebo dicuci bersih lalu dimasak bersama beras sampai menjadi

bubur, tambahkan sedikit lada, lalu dimakan.

• Segenggam daun terbangun, segenggam beras, lada yang sudah halus ½ sendok teh,

semua bahan di masak hingga menjadi bubur, setelah dingin lalu dimakan.

8. Saluran Pencernaan atau masalah perut

a. Diare

• Kuning gajah seruas jari, temu kunci segenggam, lempuyang seruas jari, bengle seruas

jari, jerango, kencur daun gandarusa 9 lembar semua bahan dipotong kecil-kecil lalu di

gonseng di api yang kecil sampai semua bahan berubah menjadi coklat. Bahan –bahan

yang sudah digonseng didinginkan dan dikunyah, kunyahan tersebut semburkan pada

bagian perut.

• Temulawak seruas, kencur seruas, gula batu diminum bagi penderita penyakit maag.

• Labu kuning kira-kita 200 gram dikukus tambahkan sedikit garam lalu dimakan, untuk

penyakit maag.

• Bawang putih satu siung, jahe merah (bahing) seruas, sirih 2 lembar, merica hitam 4

buah, gambir, semua bahan dikunyah-kunyah lalu disemburkan pada bagian perut sampai

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 95: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

dada, kemudian pada bagian perut ditutup dengan daun tembakau atau daun jarak ikat

supaya daun tidak lepas biarkan daun sampai mengering.

• Buah jarak 5 buah digongseng sampai hitam kemudian ditumbuk halus sampai

mengeluarkan minyak, minyak tersebut dioleskan pada bagian perut kemudian ditapal

dengan daun jarak.

• Ambil satu tangkai bandotan berukuran besar cuci bersih, potong-potong seperlunya,

rebus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Saring dan minum setelah dingin.

b. Disentri.

• Pucuk daun jambu kelutuk sebanyak 7 helai direbus ditambah sedikit gambir lalu

diminum.

• Buah sauh yang masih muda satu buah direbus dengan 2 gelas air hingga ½ gelas

tambahkan sedikit gambir lalu diminum.

• Pisang barangan satu buah dibakar beserta kulitnya setelah agak kecoklatan digerus

dengan sendok lalu dimakan.

• Beras segenggam digongseng tambah kencur, jahe kemudian digiling halus dan diaduk

lalu diminum.

c. Masuk angin

• Daun jarak 2 lembar yang agak besar lalu dipanggang diatas api jangan sampai gosong

kira-kira daunnya sudah lemas angkat kemudian oleskan dengan minyak kelapa tapalkan

pada perut.

• Daun kunyit 2 lembar panggang dengan api kecil setelah agak layu angkat tambahkan

sedikit minyak kelapa tapalkan pada perut.

• Kuning gajah seruas jari, temu-temu segenggam, lempuyang seruas jari, bengle seruas

jari, jerango, kencur daun gandarusa 9 lembar semua bahan dipotong kecil-kecil lalu di

gonseng di api yang kecil sampai semua bahan berubah menjadi coklat. Bahan –bahan

yang sudah digonseng didinginkan dan dikunyah, kunyahan tersebut semburkan pada

bagian perut.

• Beras segenggam yang sudah direndam selama satu malam tambahkan segenggam siksik

naga, kencur, lada 6 buah, jahe merah (bahing), kuning gajah, temu-temu kunci, bawang

putih jahe, semua bahan dihaluskan setelah halus tambahkan sedikit air lalu oleskan pada

perut.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 96: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

• Bawang merah satu siung dimemarkan kemudian tambahkan sedikit minyak tanah lalu

sapukan pada bagian perut.

• Kuning gajah, kencur, bawang merah, beras, lada, jahe semua bahan di giling kasar

kemudian digongseng sampai berubah kecoklat-coklatan, setelah dingin dikunyah-

kunyah.

9. Sakit Gigi

• Pinang muda satu buah dikunyah-kunyah kemudian airnya teteskan pada bagian gigi

yang sakit

• kunyit 1 ruas dipotong-potong, belimbing waluh 1 buah di haluskan lalu dibuat untuk

berkumur.

• Beras segenggam yang sudah direndam selama satu malam tambahkan segenggam siksik

naga, kencur, lada 6 buah, jahe merah (bahing), kuning gajah, temu kunci, bawang putih

jahe, semua bahan dihaluskan setelah halus tambahkan sedikit air lalu oleskan pada

bagian gigi yang sakit.

• Buah cengkeh digiling dan dimasukkan kedalam gigi yang berlubang

• Buah pala dihaluskan dan dioleskan pada pipi yang bengkak

• Daun kitolod sebanyak 2 lembar, cuci bersih dan tumbuk halus letakan dilubang gigi

yang sakit.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Ditemukan 75 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat oleh

masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga.

2. Jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan dari Famili Zingiberaceae

sebanyak 9 jenis yaitu: Etlinger elatior, Zingiber purpureuma, Zingiber officinale,

Zingiber officinale Roxb.Var Rubra, Kaemfperia galanga, Curcuma domestika,

Alpinia galanga, Curcuma xanthorriza, Kaempferia pandurata.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 97: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

3. Jahe merah (Zingiber officinale) merupakan jenis tanaman yang memiliki nilai

guna dan Index cultural of Significance (ICS) tertinggi, nilai guna dan ICS

terendah adalah nenas (Ananas comosus).

4. Pemanfaatan tumbuhan obat-obatan mengalami penurunan terbesar pada

kelompok umur 15-29 tahun sebesar 14,38 %.

Saran

1. Diharapkan kepada masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga untuk terus

melestarikan tumbuhan obat dengan memanfaatkannya sebagai bahan obat

tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan

oleh masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga untuk kelompok-kelompok

penyakit secara lebih tersepesialisasi.

3. Kepada instansi terkait diharapkan dapat membantu masyarakat khususnya para

tabib agar dapat membudayan jenis tumbuhan yang bermanfaat utuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medica. Palembang. Arisandi, Y. dan Andriani, Y. 2008. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta. Pustaka Buku Murah. Barus, P. 2010 . Budaya Karo. Balai Pustaka. Jakarta. Ayu, P. 2011. Ragam Bunga Berkhasiat Obat. Cemerlang Publishing. Yogyakarta. Cotton, C.M. 1996. Ethnobotany. Principles and Applications. Roehamton Institute

London.UK.John Willey & Sons Inc.London. Depkes. R. I. 2007. Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KONTRANAS). Jakarta.

Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 3. Puspa swara. Jakarta. Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 3. Puspa Swara. Jakarta. Dalimartha,S. 2004. Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 1. Trubus Agriwidya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 98: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

3. Jahe merah (Zingiber officinale) merupakan jenis tanaman yang memiliki nilai

guna dan Index cultural of Significance (ICS) tertinggi, nilai guna dan ICS

terendah adalah nenas (Ananas comosus).

4. Pemanfaatan tumbuhan obat-obatan mengalami penurunan terbesar pada

kelompok umur 15-29 tahun sebesar 14,38 %.

Saran

1. Diharapkan kepada masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga untuk terus

melestarikan tumbuhan obat dengan memanfaatkannya sebagai bahan obat

tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan

oleh masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga untuk kelompok-kelompok

penyakit secara lebih tersepesialisasi.

3. Kepada instansi terkait diharapkan dapat membantu masyarakat khususnya para

tabib agar dapat membudayan jenis tumbuhan yang bermanfaat utuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medica. Palembang. Arisandi, Y. dan Andriani, Y. 2008. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta. Pustaka Buku Murah. Barus, P. 2010 . Budaya Karo. Balai Pustaka. Jakarta. Ayu, P. 2011. Ragam Bunga Berkhasiat Obat. Cemerlang Publishing. Yogyakarta. Cotton, C.M. 1996. Ethnobotany. Principles and Applications. Roehamton Institute

London.UK.John Willey & Sons Inc.London. Depkes. R. I. 2007. Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KONTRANAS). Jakarta.

Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 3. Puspa swara. Jakarta. Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 3. Puspa Swara. Jakarta. Dalimartha,S. 2004. Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 1. Trubus Agriwidya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 99: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Dalimartha, S. 2005. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar. Puspa Swara. Jakarta. Dianawati, A. dan Irawan, E.S. 2001. Ramuan Tradisional. Cetakan Kedua.PT Agro Media

Pustaka. Jakarta. Ginting, J.R. 1986. Pandangan Tentang Gangguan Jiwa dan Penanggulangannya Secara

Tradisional Pada Masyarakat Karo. Skripsi Sarjana. FISIP USU. Ilyas, S. 2010. Upaya Pengembangan Tanaman Obat Asal Sumatera Utara Melalui Riset

Biomedis. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap. FMIPA USU. Medan. Hakimal, A.I. 2010. 81 Macam Buah Berkhasiat Istimewa. Surya Media Utama. Jawa

Tengah. Hapsoh. Hasanah, Y. Julianti, E. 2008. Budidaya dan Teknologi Pasca Panen Jahe. USU

Press. Iskandar, A. 2005. Mengatasi Gangguan Pencernaan Dengan Terapi Tradisional.

Agromedia Pustaka. Jakarta. Khairani. 2010. Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Melayu di Kecamatan

Tanjung Tiram. Tesis. MIPA. USU. Katno dan Pramono,S. 2001. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Tanaman

Obat Tradisional. Farmasi UGM, Yogyakarta. Khoirul, M.T dan Fa,A. 2010. Sapu Bersih Semua Penyakit Dengan Ramuan Tradisional.

Media citra. Kumala L.U.R. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat dan

keamanannya. Majalah Ilmu Keparmasian. 3(1): 01-07 Kusuma, R. F dan Zaky, M. B. 2005. Tumbuhan liar berkhasiat obat. AgroMedia Pustaka.

Bogor. Maturborg, R.A, Worabai, S. dan Kesaulija, E.M. 2001. Pemanfaatan Jenis Tumbuhan

Pohon Oleh Suku Wondama di Desa Tandia, Wasior Kabupaten Manokwari. Pusat studi Keanekaragaman Hayati Universitas Cendrawasih. Manokwari.

Maryani, H, dan Suharmiati. 2003. Tamaman Obat Untuk Mengatasi Penyakit Pada Usia

Lanjut. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Perangin-angin, L, Martin. 2004. Catatan-catatan Penting Tentang Eksistensi Masyarakat

Karo. Saro Mido, Jakarta. Prinst, D. 2004. Adat Karo. Bina Media Perintis. Medan. Rahayu, S. 2003. Studi Etnobotani Pemanfaatan Jenis-Jenis Tumbuhan Obat Sebagai Bahan

Obat Tradisional Oleh Masyarakat Di Desa Batumbelin Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. FMIPA Universitas Sriwijaya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 100: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Rugayah, Widjaja, E.A dan Praptiwi. 2004 Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora. PUSLITBIO LIPI. Bogor.

Saifudin, A dan Rahayu, V. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam. Geraha Ilmu. Jakarta. Sastropradjo.1990. Tumbuhan Obat. Lembaga Biologi Nasional LIPI. Balai Pustaka. Jakarta Sathyami dan Sulistyawati, E. 2008. Etnobotani Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Adat

Kampung Dukuh, Garut, Jawa Barat. ITB. Bandung. Septiatin, A. 2008. Apotik Hidup Dan Rempah-Rempah, tanaman Hias, dan Tanaman Liar.

Yrama Widya. Bandung. Sitepu, K. 2010. Tigabinanga Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik Karo. Sumatera

Utara. Steenis. C.G.G.J. 1967. Flora of Malesiana. Series I. Volume I- VII. Part 1. Wolters.

Noordhoof. Publising. Gronimngen. The Nedherlands. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung. Subagyo, P. J. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori dan praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Sudarnadi, H. 1996. Tumbuhan Monokotil. Jakarta. Penebar Swadaya Sudirga, S.K. 2000. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat Tradisional Di Desa Trunyan

Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. MIPA. Universitas Udayana. E;jurnal;bumi-lestari/rtf;sangket.doc/12

Sukmono,J,K. 2009. Mengatasi Aneka Penyakit dengan Terapi Herbal. Agromedia pustaka.

Jakarta. Suranto, A. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas penyakit. Pustaka Bunda. Jakarta. Tarigan, H.G. 1990. Percikan Budaya Karo. Cetakan Pertama. Yayasan Marga Silima

Bandung. Tamin,R dan Arbain D. 1995. Biodiversitas dan Survey Etnobotani. Makalah Lokakarya

Isolasi Senyawa Berkhasiat. Kerjasama HEDS-FMIPA Universitas Andalas, Padang. Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Gajah Mada University Press,

Yogyakarta. Wasito, H. 2011. Obat Tradisional kekayaan Indonesia. Graha Ilmu. Yogyakarta. Wijayakusuma, H. M. 2009. Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Puspa Swara. Jakarta.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 101: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

BIODATA DAN WAWANCARA PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH RESPONDEN

Nama : Jenis kelamin : Umur : Pendidikan : Suku : Pekerjaan : Agama : Alamat : Status : kawin/belum kawin

ANGKET PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PEMANFAATAN TUMBUH-TUMBUHAN OBAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Petunjuk 1. Baca setiap pertanyaan dalam tabel di bawah ini dengan baik

:

2. Mohon dijawab dengan sejujurnya sesuai keadaan yang sebenarnya, dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia.

3. Saya mengharapkan jawaban yang sejujurnya dari Anda. 4. Jawaban yang diberikan tidak akan merugikan Anda dalam bidang apapun karena

hanya merupakan data untuk penelitian Saya. Pertanyaan 1. Apakah bahing (jahe merah) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan

penyakit demam? a. Ya b. Tidak

2. Apakah bahing (jahe merah) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit batuk?

a. Ya b. Tidak 3. Apakah bahing (jahe merah) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan

penyakit luka pada kulit? a. Ya b. Tidak

4. Apakah bahing (jahe merah) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit tulang dan sendi?

a. Ya b. Tidak 5. Apakah bahing (jahe merah) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan

penyakit mata? a.Ya b. Tidak

6. Apakah bahing (jahe merah) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit gigi?

a.Ya b. Tidak

7. Apakah bahing (jahe merah) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kanker?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah bahing (jahe merah) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit memperlancar ASI dan menstruasi?

a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 102: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

9. Apakah bahing (jahe merah) digunakan untuk menyembuhkan penyakit hipertensi?

a. Ya b. Tidak

10. apakah bahing (jahe merah) digunakan untuk menyembuhkan penyakit perut dan masalah pencernaan?

a. Ya b. Tidak

11. Apakah bahing (jahe merah) digunakan untuk menyembuhkan penyakit lever?

a. Ya b. Tidak

12. Apakah bahing (jahe merah) digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria?

a. Ya b. Tidak

13. Apakah belo (sirih) digunakan untuk menyembuhkan penyakit diabetes?

a. Ya b. Tidak

14. Apakah belo (sirih) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit demam?

a. Ya b. Tidak 15. Apakah belo (sirih) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit batuk?

a. Ya b. Tidak 16. Apakah belo (sirih) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit luka

pada kulit? a. Ya b. Tidak

b. Apakah belo (sirih) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit tulang dan sendi?

a. Ya b. Tidak c. Apakah belo (sirih)digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit mata?

a. Ya b. Tidak d. Apakah belo (sirih) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit gigi? a. Ya b. Tidak

20. Apakah belo (sirih) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kanker?

a. Ya b. Tidak

21. Apakah belo (sirih) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit memperlancar ASI dan menstruasi?

a. Ya b. Tidak

22. Apakah belo (sirih) digunakan untuk menyembuhkan penyakit hipertensi?

a. Ya b. Tidak

23 apakah belo (sirih) digunakan untuk menyembuhkan penyakit perut dan masalah pencernaan?

a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 103: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

24 Apakah belo (sirih) digunakan untuk menyembuhkan penyakit lever?

a. Ya b. Tidak

25. Apakah belo (sirih) digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria?

a. Ya b. Tidak

26. Apakah belo (sirih) digunakan untuk menyembuhkan penyakit diabetes?

a. Ya b. Tidak

27. Apakah merica (lada) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit demam?

a. Ya b. Tidak 28. Apakah lada(merica) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit

batuk? a. Ya b. Tidak

29. Apakah lada (merica) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit luka pada kulit?

a. Ya b. Tidak 30. Apakah lada (merica) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit

tulang dan sendi? a. Ya b. Tidak

31. Apakah lada (merica) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit mata? a. Ya b. Tidak

32. Apakah lada (merica) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit gigi?a.Ya b. Tidak

33. Apakah lada (merica) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kanker?

a. Ya b. Tidak

34. Apakah lada (merica) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit memperlancar ASI dan menstruasi?

a. Ya b. Tidak

35. Apakah lada (merica) digunakan untuk menyembuhkan penyakit hipertensi?

a. Ya b. Tidak

36. Apakah lada (merica) digunakan untuk menyembuhkan penyakit perut dan masalah pencernaan?

a. Ya b. Tidak

37. Apakah lada (merica) digunakan untuk menyembuhkan penyakit lever?

a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 104: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

38. Apakah lada (merica) digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria?

a. Ya b. Tidak

39. Apakah lada (merica) digunakan untuk menyembuhkan penyakit diabetes?

a. Ya b. Tidak

40. Apakah kaciwer (kencur) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit demam?

a. Ya b. Tidak 41. Apakah kanciwer (kencur) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit

batuk? a. Ya b. Tidak 42. Apakah kaciwer (kencur) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit

luka pada kulit? a. Ya b. Tidak

43. Apakah kaciwer (kencur) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit tulang dan sendi?

a. Ya b. Tidak 44. Apakah kaciwer (kencur) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit

mata? a. Ya b. Tidak 45. Apakah kaciwer (kencur) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan

penyakitgigi?

a.Ya b. Tidak

46. Apakah kaciwer (kencur) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kanker?

a. Ya b. Tidak

47. Apakah kaciwer (kencur) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit memperlancar ASI dan menstruasi?

a. Ya b. Tidak

48. Apakah kaciwer (kencur) digunakan untuk menyembuhkan penyakit hipertensi?

a. Ya b. Tidak

49. Apakah kaciwer (kencur) digunakan untuk menyembuhkan penyakit perut dan masalah pencernaan?

a. Ya b. Tidak

50. Apakah kaciwer (kencur) digunakan untuk menyembuhkan penyakit lever?

a. Ya b. Tidak

51. Apakah kaciwer (kencur) digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria?

a. Ya b. Tidak

52. Apakah kaciwer (kencur) digunakan untuk menyembuhkan penyakit diabetes?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 105: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

a. Ya b. Tidak

53. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit demam?

a. Ya b. Tidak 54. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan

penyakit batuk? a. Ya b. Tidak

55. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit luka pada kulit?

a. Ya b. Tidak 56. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan

penyakit tulang dan sendi? a. Ya b. Tidak

57. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit mata? a. Ya b. Tidak

58. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakitgigi?

a.Ya b. Tidak

59. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kanker?

a. Ya b. Tidak

60. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit memperlancar ASI dan menstruasi?

a. Ya b. Tidak

61. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan untuk menyembuhkan penyakit hipertensi?

a. Ya b. Tidak

62. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan untuk menyembuhkan penyakit perut dan masalah pencernaan?

a. Ya b. Tidak

63. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan untuk menyembuhkan penyakit lever?

a. Ya b. Tidak

64. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria?

a. Ya b. Tidak

65. Apakah lasuna (bawang putih) digunakan untuk menyembuhkan penyakit diabetes?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 106: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

a. Ya b. Tidak

66. Apakah padi (beras) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit demam?

a. Ya b. Tidak 67. Apakah padi (beras) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit

batuk? a. Ya b. Tidak

68. Apakah padi (beras) digunakan sebagaibahan obat untuk menyembuhkan penyakit luka pada kulit?

a. Ya b. Tidak 69. Apakah padi (beras) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit

tulang dan sendi? a. Ya b. Tidak

70. Apakah padi (beras) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit mata?

a. Ya b. Tidak

71. Apakah padi (beras) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakitgigi?

a.Ya b. Tidak

72. Apakah padi (beras) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kanker?

a. Ya b. Tidak

73. Apakah padi (beras) digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit memperlancar ASI dan menstruasi?

a. Ya b. Tidak

74. Apakah padi (beras) digunakan untuk menyembuhkan penyakit hipertensi?

a. Ya b. Tidak

75. Apakah padi (beras) digunakan untuk menyembuhkan penyakit perut dan masalah pencernaan?

a. Ya b. Tidak

76. Apakah padi (beras) digunakan untuk menyembuhkan penyakit lever?

a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 107: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

77. Apakah padi (beras) digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria?

a. Ya b. Tidak

78. Apakah padi (beras) digunakan untuk menyembuhkan penyakit diabetes?

a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 108: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Lampiran 2.

Contoh Perhitungan Nilai Guna dan Nilai Guna Relatif Tumbuhan

a. Nilai GunaBahing(jahe merah)

s

iss i

UVUV ∑=

3403567

=sUV

= 10,49

Dimana : UVs = jumlah nilai total dari suatu jenis s

UVis= jumlah nilai guna jenis s yang diberikan oleh informan i

is = jumlah total informan yang diwawancarai untuk nilai guna

jenis s

b. Nilai guna relatif (Relative-Use Value = RUV)Jahe merah

n

s

is

i SUVUV

RUV∑

=

7549,10

3567∑

=iRUV

= 4,533

Dimana: iRUV = nilai guna relatif informan i

isUV = nilai guna setiap jenis lokal s oleh informan i

sUV = nilai guna total setiap jenis lokal s dalam penelitian ini

nS = jumlah jenis lokal menurut informan i, untuk data ini dapat

juga didasarkan pada dua atau beberapa informan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 109: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

c. Index kepentingan budaya (Index of Cultural Significance ) Jahe merah (bahing)

( )∑=

=n

iniqxixeICS

1

ICS= (3x4x2) + (3x1x1) + (3x1x1) + (3x2x1) + (3x3x2) + (3x1x2) + (3x2x1) +

(3x1x1) + (3x1x0,5) + (3x2x0,5) + (3x2x1) + (3x1x0,5) + (3x3x2) + (3x3x2)

= 24+3+3+6+18+6+6+3+3+1,5+6+1,5+18+18

= 117

Dimana : untuk penggunaan n, q = nilai kualitas, i = nilai intensitas,

e = nilai ekslusivitas .

d. Degradasi Pengetahuan (D1)

%1001 xC

ACD

∑∑ ∑−=

= %1001210

10361210 X−

=14,38 %

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 110: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 111: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 112: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 113: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 114: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 115: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 116: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 117: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 118: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 119: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 120: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 121: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 122: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 123: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 124: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 125: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 126: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 127: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 128: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 129: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 130: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 131: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 132: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 133: KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT …

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara