TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

109

Transcript of TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

Page 1: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN
Page 2: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

i

TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

TRY SUSANTI, S.Si., M.Si Dr. DARMA PUTRA, M.PKim

BAYU KURNIAWAN, S.Si., M.Sc

NINING NURAIDA, S.Pd., M.Pd

WULANDARI, S.Pd

PENERBIT CV. PENA PERSADA

TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

Page 3: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

ii

Penulis:

Try Susanti, S.Si., M.Si Dr. Darma Putra, M.PKim

Bayu Kurniawan, S.Si., M.Sc

Nining Nuraida, S.Pd., M.Pd

Wulandari, S.Pd

ISBN : 978-623-315-197-9

Editor:

Iskandar, S.Ag., M.Pd., M.S.I., Ph.D

Design Cover :

Retnani Nur Briliant

Layout :

Eka Safitry

Penerbit CV. Pena Persada

Redaksi :

Jl. Gerilya No. 292 Purwokerto Selatan, Kab. Banyumas

Jawa Tengah

Email : [email protected]

Website : penapersada.com Phone : (0281) 7771388

Anggota IKAPI

All right reserved

Cetakan pertama : 2021

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang

memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin

penerbit

Page 4: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T, yang telah

menganugrahkan keanekargaman hayati tumbuhan obat ini.

Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, kami mengucapkan

terimakasih telah terselesainya tulisan ini.

Indonesia berada di wilayah tropis yang memiliki salah satu

hutan terluas dengan biodiversitasnya yang sangat melimpah di

dunia yang terhampar di daratan katulistiwa dari sabang sampai

merauke. Hutan menyimpan kekayaan jenis tumbuhan dan telah di

temukan lebih dari 30.000 jenis tumbuhan dan 400 spesies

diantaraanya memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Sebanyak

26% telah di manfaatkan dan 74% diantaranya masih belum

dimanfaatkan secara ekonomi. Sebanyak 8000 spesies diketahui

memiliki potensi obat dan 800-1200 spesies digunakan oleh

masyarakat luas sebagai obat tradisional dan kosmetik. Buku ini

menyajikan data mengenai tumbuhan potensi obat dan

pemanfaatannya di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten

Sarolangun, Provinsi Jambi.

Page 5: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Keanekaragaman Hayati Indonesia .......................................... 1

B. Tumbuhan Sebagai Obat Tradisional ....................................... 2

BAB II TANAMAN OBAT TRADISIONAL ....................................... 5

A. Tanaman Obat .............................................................................. 5

B. Jenis obat tradisional ................................................................... 6

C. Sumber perolehan obat tradisional ........................................... 7

D. Identifikasi Tumbuhan ............................................................... 9

BAB III JENIS TUMBUHAN POTENSI OBAT ................................. 11

A. Sirih merah ................................................................................ 133

B. Kelor .......................................................................................... 166

C. Jambu biji .................................................................................... 19

D. Jeruk nipis ................................................................................. 233

E. Pepaya ....................................................................................... 277

F. Seledri ........................................................................................ 300

G. Belimbing wuluh ..................................................................... 344

H. Salam ......................................................................................... 377

I. Cocor bebek ................................................................................ 41

J. Kumis kucing ........................................................................... 444

K. Lidah buaya .............................................................................. 477

L. Sirsak ........................................................................................... 50

M. Mengkudu ................................................................................ 533

N. Beluntas ..................................................................................... 566

O. Kayu manis ............................................................................... 599

P. Manggis....................................................................................... 62

Q. Ketepeng Tionghoa ................................................................. 655

R. Jahe ............................................................................................ 688

S. Brotowali ..................................................................................... 71

T. Daun dewa ............................................................................... 744

U. Sambiloto .................................................................................. 777

V. Ceplukan ..................................................................................... 80

W. Kayu putih .................................................................................. 83

Page 6: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

v

BAB IV BAGIAN TUMBUHAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

............................................................................................................... 866

A. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat Tradisional .

.................................................................................................... 866

B. Pemanfataan Obat Tradisional Secara Turun Temurun ..... 888

BAB V PENUTUP ................................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 93

Page 7: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

vi

TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

Page 8: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Keanekaragaman Hayati Indonesia

Indonesia salah satu negara Megabiodiversitas dengan

wilayah didaerah garis katulistiwa yang mempunyai hutan

hujan tropis yang sangat luas. Hal ini berdampak pada

tingginya keaenaragaman flora dan fauna endemik Indonesia.

keanekaragama ini bersumber dari keanearagaman gen,

spesies, dan ekosistem.

Keanekaragaman flora telah tersurah didalam alQur’an

sebagai bukti kebesaran Allah SWT. Hal ini dapat dijadikan

bukti untuk menambah dan meningkatkan keimanan kita

terhadap Allah SWT, dimana telah di firmankan oleh Allah

SWT dalam kitab-Nya Surat Thaha: Ayat 53

نا بهۦ رجأ دا وسلك لكمأ فيها سبل وأنزل من ٱلسماء ماء فأخأ ض مهأ رأ ٱلذى جعل لكم ٱلأ

ن نبات شتى جا م و أزأ

Artinya : “Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai

hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu

jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami

tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-

tumbuhan yang bermacam-macam”.

Ayat di atas menjelaskan bahwa tumbuhan sebagai

makhluk yang di ciptakan Allah SWT di bumi dengan berbagai

jenis tumbuhan yang beranekaragam yaitu ada yang hitam dan

putih, berbeda warna, rasa, dan manfaatnya dalam kehidupan

sehari-hari.

Flora yang di artikan sebagai tumbuhan yang tumbuh di

suatu habitat tertentu. Apabila istilah flora ini di kaitkan

dengan life-form (bentuk hidup atau habitus) tumbuhan, maka

terbagi menjadi flora pohon (flora berbentuk pohon), flora

semak belukar, flora rumput, dan sebagainya. Apabila istilah

Page 9: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

2

flora ini dikaitkan dengan nama tempat, maka akan muncul

istilah-seperti flora jawa, flora Gunung halimun, dan

sebagainya.

B. Tumbuhan Sebagai Obat Tradisional

Tumbuhan merupakan keanekaragaman hayati yang

selalu ada di sekitar kita, baik yang tumbuh secara liar atau

yang sudah di budidayakan. Umumnya tumbuhan yang

memiliki khasiat obat yang dapat menyembuhkan penyakit

fisik maupun penyakit dalam mudah di temukan, karena

tumbuh di perkarangan rumah, kebun, dan hutan. Selain itu

juga kita konsumsi sebagai pelengkap nutrisi yakni sayuran

dan buah maupun bahan pelengkap masakan.

Dalam tumbuhan terdapat gudang bahan kimia yang

paling lengkap. Berpuluh-puluh, bahkan mungkin beribu-ribu

komponen kimia terkandung di dalam tanaman, sehingga

banyak tanaman yang digunakan sebagai jamu atau obat

tradisional. Obat tradisional adalah ramuan dari berbagai jenis

bagian tanaman yang mempunyai khasiat menyembuhkan

berbagai macam penyakit yang sudah di lakukan sejak zaman

dahulu. Obat tradisonal sendiri masih mempunyai beragam

variasi dari senyawa, sehingga obat tradisional mungkin

terjadi dengan adanya interaksi antar senyawa yang

mempunyai pengaruh lebih kuat untuk proses penyembuhan

penyakit.

Tumbuhan obat adalah semua jenis tumbuhan tanaman

yang menghasilkan satu atau lebih komponen aktif yang

digunakan untuk perawatan kesehatan dan pengobatan atau

seluruh spesies tumbuhan yang di ketahui atau di percaya

mempunyai khasiat obat. Tumbuhan obat tradisional di

Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting terutama

bagi masyarakat di daerah pedesaan yang fasilitas

kesehatannya masih sangat terbatas dan biaya kesehatan yang

cukup mahal.

Tradisi pengobatan suatu masyarakat tidak terlepas dari

kaitan budaya setempat. Persepsi mengenai konsep sakit,

Page 10: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

3

sehat, dan keragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai

obat tradisional terbentuk melalui proses sosialisasi yang

secara turun temurun di percayai dan diyakini kebenarannya.

Penggunaan bahan alami di Indonesia, baik sebagai obat

maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan

adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan yang

mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Penggunaan

obat tradisional (obat herbal) banyak di gunakan masyarakat

menengah ke bawah yang di pergunakan sebagai obat

penyakit, kosmetika, dan upaya pencegahan penyakit

(preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif).

Kondisi masyarakat Desa Pelawan secara umum

dalam perekonomian berada di taraf menengah dalam artian

berkecukupan, yang hanya sebatas untuk keperluan pokok

seperti kebutuhan makan sehari-hari dan tempat tinggal.

Masyarakat Desa Pelawan mata pencariannya rata-rata

bercocok tanam (bersawah, berkebun) dan ibu rumah tangga,

karena sebagian besar masyarakat hidup bergantung dari hasil

bumi dan kondisi alam, kemudian lapangan pekerjaan di Desa

Pelawan sangat minim.

Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional juga di

minati oleh masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Pelawan

Kabupaten Sarolangun karena telah terbukti bahwa obat yang

berasal dari tumbuhan lebih menyehatkan dan tanpa

menimbulkan adanya efek samping jika di bandingkan obat-

obatan yang berasal dari bahan kimia, di samping harganya

yang relatif terjangkau tanaman obat ini juga mudah di

temukan di perkarangan atau di perkebunan masyarakat Desa

Pelawan Kecamatan Pelawan.

Koleksi tumbuhan obat ini dilakukan dengan cara

observasi dengan melihat jenis tanaman obat tradisional yang

ada di Desa Pelawan. Kemudian, juga menggunakan metode

wawancara kepada masyarakat Desa Pelawan terpilih

berdasarkan kriteria tertentu yaitu tabib, dukun, para

cendekiawan, dan tokoh adat.

Page 11: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

4

Tumbuhan yang sering di gunakan oleh masyarakat

sebagai obat tradisional di Desa Pelawan yaitu tanaman sirsak

(Annona muricata L.), bagian yang di ambil untuk obat

tradisional yaitu daun. Daun sirsak mengandung senyawa

acetogenin, minyak esensial, reticuline, dan higenamine. Daun

sirsak ini dapat membantu mengobati asam urat dan kencing

manis. Cara pengolahannya yaitu dengan cara menyiapkan 10-

15 lembar daun sirsak kemudian cuci bersih daun sirsak

dengan air yang mengalir. Selanjutnya panaskan air sebanyak

2 gelas lalu masukkan daun sirsak dan tunggu hingga

menguap dan tersisa air rebusan sebanyak 1 gelas kemudian

diminum.

Dalam pengobatan tradisional yang menggunakan “tabas-tabas” (mantra) yang diperantararai oleh dukun, pada umumnya dalam pelaksanaanya menggunakan tumbuhan obat sebagai pelengkap pelaksanaan pengobatan, pengetahuan pengobatan tradisional tersebut jika tidak ditulis lama kelamaan akan hilang dan pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan obat juga akan menghilang secara perlahan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan kajian

mengenai jenis tumbuhan apa saja yang di gunakan untuk

pengobatan di Desa Pelawan Kecamatan Pelawan Kabupaten

Sarolangun.

Page 12: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

5

BAB II TANAMAN OBAT TRADISIONAL

A. Tanaman Obat

Obat tradisional dalam UU No.23 tahun 1992 adalah

bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau

campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun

telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman..

Obat tradisional banyak digunakan oleh masyarakat

adat yang diturunkan secara turun temurun. Pemanfaatan obat

tradisional sebagai upaya preventif dalam upaya menjaga

kesehatan dan sebagai obat penyakit tertentu.

Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang mengandung

zat aktif tertentu pada sebagian atau keseluruhan dari bagian

tumbuan yang berupa akar, batang, daun, ataupun buah yang

dapat di manfaatkan secara tradisional oleh masyarakat adat

dengan cara proses perebusan, tumbuk, diperas, parut, dan

atau diperas dari hasil racikan yang dapat dijadikan sebagai

penyembuh penyakit atau obat tertentu. Obat hasil olahan ini

penggunaannya dengan cara diminum, oles, ataupun

digosokkan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

tumbuhan obat dapat di kaji lebih mendalam melalui bidang

keilmuan farmakologi dan ilmu etnobotani. Farmakologi

mengkaji mengenai kerja obat dalam tubuh seperti mekanisme

obat dan juga interaksi serta khasiat obat pada tubuh.

Farmakognosi merupakan kajian mengenai obat yang berasal

dari tanaman, mineral dan hewan atau biasa di sebut sebagai

ilmu herbal. Sedangkan, etnobotani mengarah kepada sasaran

untuk mengembangkan sistem pengetahuan masyarakat lokal

terhadap tanaman obat sehingga dapat menemukan senyawa

kimia baru yang berguna dalam pembuatan obat-obatan

modern untuk menyembuhkan penyakit-penyakit berbahaya

Page 13: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

6

pada manusia. Pada prinsipnya kedua pendekatan tersebut

berperan dalam mengeksplorasi jenis dan pemanfaatan

tumbuhan berkhasiat obat yang di manfaatkan manusia

(etnofarmakologi).

B. Jenis obat tradisional

Menurut Kepala Badan BPOM RI No. HK.00.05.4.2411

tentang ketentuan pokok pengelompokkan dan penandaan

obat bahan alam Indonesia, obat tradisional dibagi menjadi

beberapa yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.

1. Jamu (Emprical Based Herbal Medicine)

Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluruh

bahan tanaman yang menjadi penyusu jamu tersebut. Jamu

disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan,

pil, atau cairan. Umumnya, obat tradisional ini dibuat

dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Satu

jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat yang

jumlahnya antara 5-10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu

tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis,

tetapi cukup dengan bukti empiris. Di samping klaim

khasiat yang dibuktikan secara empiris, jamu juga harus

memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu. Jamu

yang telah digunakan secara turun menurun selama

berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan tahun telah

membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung

untuk tujuan kesehatan tertentu.

Jamu merupakan produk herbal yang memanfaatkan

tumbuhan asli Indonesia. Konsep jamu hasil kearifan

manusia dan lingkungan alam disekitarnya sehingga

menghasilkan konsep-konsep yang unik dalam kaitannya

dengan pemeliharaan kesehatan dan kecantikan selaras

dengan siklus hidup perkembangan manusia.

2. Obat herbal terstandar (Standarized Based Herbal Medicine)

Obat herbal terstandar merupakan obat tradisional

yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyaringan bahan

Page 14: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

7

alam, baik tanaman obat, binatang, maupun mineral.

Dalam proses pembuatannya, dibutuhkan peralatan yang

tidak sederhana dan lebih mahal dari pada jamu. Tenaga

kerjanyapun harus didukung oleh pengetahuan dan

keterampilan membuat ekstrak. Obat herbal ini umumnya

di tunjang oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian

praklinis. Kajian ini meliputi standardisasi kandungan

senyawa berkhasiat dalam bahan penyusun, satndardisasi

pembuatan ekstrak yang higienis, serta uji toksisitas akut

maupun kronis.

3. Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)

Fitofarmaka merupakan obat tradisional yang dapat

disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannnya

telah terstandar dan ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji

klinis pada manusia. Karena itu, dalam pembuatannya

diperlukan peralatan bioteknologi modern, tenaga ahli, dan

biaya yang tidak sedikit.

C. Sumber perolehan obat tradisional

1. Obat tradisional buatan sendiri

Adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun

mempunyai kemampuan untuk meracik ramuan obat

tradisional. Hasil pemikiran dan kerarifan lokal masarakat

dalam perkembangan pengetahuan dikembangkan dalam

program taman obat keluarga (toga).

Toga menekankan pada self care untuk menjaga

kesehatan anggota keluarga serta untuk menangani

penyakit ringan sebagai usaha preventif keluarga. Sumber

tanaman toga berasal dari koleksi secara individu, keluarga,

maupun kolektif dalam suatu lingkungan masyarakat..

2. Obat tradisional dari pembuat jamu (Herbalis)

a. Jamu gendong

Obat tradisional yang paling mudah ditemui

adalah penjual jamu gendong. Penjual obat Jamu

gendong tersebar diseluruh nusantara tidak hanya

Page 15: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

8

popular di pulau Jawa.

Obat yang tersedia dari penjual jamu gendong

diantaranya adalah kunyit asam, mengkudu, pahitan,

beras kencur, cabe puyang, dan gepyokan. Selain itu,

penyediaan jamu gendong dapat dilakukan dengan

pemesanan khusus sesuai dengan kebutuhan misalnya

jamu bersalin dan jamu khusus sesuai pesanan,

misalnya jamu bersalin dan jamu untuk mengobati

keputihan. Dengan adanya industri jamu bersalin dan

jamu, kini penjual jamu gendong sering kali juga

menyediakan jamu berupa serbuk yang dikonsumsi

bersamaan dengan jamu gendong.

b. Peracik jamu

Selain jamu gendong, dipasar-pasar tradisional di

jawa tengah juga masih dijumpai peracik jamu

tradisional. Bentuk jamu menyerupai jamu gendong,

tetapi kegunaannya lebih khusus untuk keluhan

kesehatan tertentu, misalnya untuk kesegaran,

menghilangkan pegal dan linu, serta batuk. Peracik jamu

tradisional seperti ini memang sudah semakin

berkurang. Mungkin karena kalah bersaing dengan

industri besar yang mampu menyediakan jamu dalam

bentuk yang lebih praktis.

c. Obat tradisional dari tabib

Meskipun jumlahnya tidak banyak, tabib masih

bisa dijumpai. Dalam praktik pengobatannya, tabib

menyediakan ramuan yang berasal dari bahan alam

local. Selain memberikan ramuan, para tabib umumnya

juga mengombinasikan dengan teknik lain seperti

metode spiritual atau supranatural. Ilmu ketabiban

umumnya diperoleh dengan cara bekerja sambil belajar

kepada tabib yang telah lama berpraktik. Di beberapa

kota, telah dijumpai pendidikan atau kursus ketabiban

yang dikelola dan diselenggarakan dengan baik oleh

tabib tertentu.

d. Obat tradisional dari Shines

Page 16: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

9

Shinse adalah pengobat dari etnis Tionghoa yang

mengobati pasien dengan menggunakan obat

tradisional. Pengetahuan tentang pengobatan shines

berasal dari Negara asal mereka yaitu Tionghoa.

Umumnya bahan- bahan yang digunakan berasal dari

Tionghoa. Namun, tidak jarang pula yang dicampur

dengan bahan lokal yang sejenis dengan yang dijumpai

di Tionghoa.

Obat tradisional Tionghoa berkembang baik

diindonesia dan banyak diimpor. Tidak hanya untuk

memenuhi kebutuhan pasien etnis Tionghoa, tetapi obat

tradisional itu juga dikonsumsi oleh masyarakat

pribumi. Obat tradisional Tionghoa mudah diperoleh di

toko-toko obat Tionghoa yang menyediakan sediaan jadi

dan menerima peracikan resep dari shines. Dalam

pengobatannya, shines biasanya mengkombinasikan

ramuan dengan teknik pijatan

D. Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan merupaka pengelompokkan jenis tumbuhan berdasarkan karakter morfologi dengan sifat yang sama antara tumbuhan tersebut yang dalam hal ini menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi binomial nomenklatur. Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah deteminasi.

Ada beberapa cara dalam mengidentifiksi diantaranya

sebagai berikut:

1. Ingatan identifikasi dilakukan berdasarkan pengalaman

atau ingatan.

2. Bantuan orang, identifikasi dapat dilakukan dengan

meminta bantuan para ahli botani sistematik.

3. Specimen acuan, identifikasi dilakukan dengan

membandingkan secara langsung menggunakan spesimen

acuan yang bisa diberikan etiket bertulisan nama jenisnya.

Pustaka identifikasi dilakukan dengan membandingkan

dan mencocokkan ciri-ciri tumbuhan yang akan

diidentifikasikan dengan gambar yang ada di pustaka.

Page 17: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

10

Pertolaan umumnya bersifat tehnik berupa hasil penelitian

yang di sajikan dalam bentuk, monografi, revisi, flora, buku-

buku pegangan atau bentuk lainnya.

Page 18: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

11

BAB III JENIS TUMBUHAN YANG DI GUNAKAN

SEBAGAI OBAT

Berdasarkan wawancara dengan 10 responden yang

terdiri dari dukun yang sering memanfaatkan tumbuhan

sebagai obat tradisional dan masyarakat umum di Desa

Pelawan Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun yang

menggunakan tumbuhan obat sebagai obat tradisional, di

dapatkan 23 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan

obat-obatan.

Banyaknya jenis tumbuhan obat yang di temukan di

Desa Pelawan Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun ini

lebih banyak di bandingkan dengan penelitian Sri Hartati,

(2013) yang menemukan sebanyak 22 jenis tumbuhan obat di

Desa Kuamang Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo.

Tumbuhan obat yang penulis temukan antara lain :

Tabel 1 Jenis tumbuhan dan manfaatnya :

No Local name Family Scientific name

1 Sirih merah Piperaceae Piper crocatum Ruiz & Pav

2 Kelor Moringaceae Moringa oliefera Lam.

3 Jambu biji Myrtaceae Psidium guajava L.

4 Jeruk nipis Rutaceae Citrus aurantifolia L.

5 Papaya Cariceae Carica papaya L.

6 Seledri Apiaceae Apium graveolens L.

7 Belimbing

wuluh Oxalidaceae Averhoa bilimbi L.

8 Salam Mytrtaceae Syzygium Polyanthum

(Wight) Walp

9 Cocor bebek

Crassulaceae Kalanchoe pinnata L.

10

Kumis kucing Lamiaceae Orthosiphon staminesis

Benth.

Page 19: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

12

No Local name Family Scientific name

11 Lidah buaya

Liliceae Aloe vera (L.) Burm

12 Sirsak Annovaceae Annona muricata L.

13 Mengkudu Rubiaceae Morinda

citrifolia L.

14 Beluntas, kayu

putih Asteraceae Pluchea indica (L) Less.

15 Kayu manis

Lauraceae Cinnamomum burmanii

Nees & T. Nees.

16 Manggis Cluciaceae Garcinia mangostana L.

17 Ketepeng Tionghoa

Fabaceae Cassia alata L.

18 Jahe Zingiberaceae Zingiber officinale

19 Brotowali Menispermaceae Tinospora rhumpii L.

20 Daun dewa Compositae Gynura procumbens (Lour.)

Merr

21 Meniran Euphorbiaceae Andrographis paniculata

(Burm. fil.) Nees.

22 Sambiloto Acanthaceae Physalis minima L.

23 Ceplukan Solonaceae Melaleuca leucadendra L.

Page 20: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

13

A. Sirih merah

Gambar 1. Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)

(Sumber : Dokumen pribadi )

1. Klasifikasi ilmiah tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Family : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper crocatum Ruiz & Pav.

2. Deskripsi tumbuhan

Tanaman sirih (Piper, suku: Piperaceae) mrupakan

jenis tanaman yang memiliki nilai estetik dan dapat

dijadikan sebagai tanaman hias, sayuran, rempah-rempah,

ramuan obat, maupun sebagai perlengkapan (uborampe)

dalam upacara-upacara adat.

Karakteristik tanaman ini dapat digolongkan

menjadi tanaman semak, batang bersulur dan beruas, yang

memiliki ruas buku dengan jarak 5-10 cm, dan pada setiap

buku tumbuh bakal akar. Karakter daun bertangkai,

berbentuk ellips, acuminatus, sub acut pada basalnya dengan

bagian atas meruncing, mengkilap, tepi rata atau tidak

berbulu.

Panjang daun sirih berukuran 4-5 cm, daun bagian

atas bewarna hijau tua dengan daerah sekitar tulang

keperakan, dan bagian bawah bewarna ungu, daun

Page 21: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

14

berlendir, berasa pahit dengan bau kurang spesifik.

Sistem anatomi pada daun sirih dan daun sirih merah

mirip memiliki perbedaan karakter yaitu pada bagian atas

vascular bundle P. betle dijumpai adanya sel-sel kolenkim

sedangkan pada P. crocatum tidak dijumpai. Pada sayatan

melintang daun kedua spesies ini pada sirih bagian atas

daun teramati adanya saluran yang dihasilkan dari

robekan-robekan sel, yang berfungsi sebagai saluran

minyak, selain itu juga terdapat sel-sel sekretori, sehingga

kedua daun tersebut dapat digunakan sebagai bahan obat.

3. Habitat dan Sebaran

Tumbuhan mempunyai persebaran yang sangat luas,

khususnya di kawasan tropis dan subtropis, mulai dari Asia

Tenggara, Asia Selatan, Kepulauan Pasifik, Amerika Utara,

dan Amerika Tengah. Indonesia merupakan negara

Megabiodiversitas selain Brazil, Kolombia, Australia,

Meksiko, Madagaskar, Peru dan Cina yang memiliki

keanekaragaman genetic tinggi. Anggota suku Piperaceae

dapat tumbuh mulai dari kawasan pantai sampai dengan

ketinggian hingga 2.000 mdpl. Habitat alami yang ideal

bagi suku Piperaceae kelembaban yang tinggi dan kaya

akan humus.

4. Status Konservasi

Jenis tanaman ini tidak dilindungi karena memiliki

populasi di alam masih cukup melimpah yang tersebar di

berbagai negara dan mudah untuk dilestarikan.

5. Kandungan senyawa kimia

Dalam famili Piperaceae, sekitar 677 senyawa

berbeda telah diisolasi dari 112 spesies pada famili ini.

Mereka ditemukan 190 alkaloid / amida, 49 lignan, 70

neolignan, 97 terpene, 39 fenilpropanoid, 15. steroid, 18

kavapyrones, 17 chalcones / dihydrochalcones, 16 flavones,

6 flavanones, 4 piperolides (cinnamylidone butenolides)

Page 22: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

15

dan 146 senyawa lain-lain dari metabolit sekunder.

Kandungan kimia yang terdapat pada daun sirih

mengandung senyawa golongan flavonoid, alkaloid, tanin-

polifenol, steroid-terpenoid, dan saponin.

6. Manfaat

Tanaman sirih manfaat dalam pengobatan

tradisional, berpotensi dalam menyembuhkan berbagai

jenis penyakit. Ekstrak metanol daun sirih merah memiliki

aktivitas antiproliferatif terhadap sel kanker payudara

(T47D) dengan nilai IC50 sebesar 44,25 bpj. Fraksi ekstrak

etanol daun sirih merah berpotensi sebagai antioksidan

dengan nilai IC50 sebesar 33,44 bpj, dan sebagai antikanker

terhadap sel HeLa dengan nilai IC50 sebesar 1197,43 bpj.

Pemanfaatan sirih yang digunakan sebagai obat yaitu

pada daunnya dalam pengobatan hipertensi, radang liver

radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kanker

payudara, nyeri sendi, penurun dan pengontrol kadar gula

darah, serta untuk kosmetika.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaannya

yaitu :

a. Ambil 4-5 helai daun sirih merah

b. Cuci bersih dengan air mengalir

c. Kemudian rebus dengan segelas air dan tunggu hingga

mendidih

d. Angkat dan dinginkan lalu diminum

Page 23: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

16

B. Kelor

Gambar 2 Kelor (Moringa oleifera Lam.)

(Sumber : Dokumen pribadi )

1. Klasifikasi ilmiah tumbuhan kelor

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Brassicales

Family : Moringaceae

Genus : Moringa

Spesies : Moringa oleifera Lam.

2. Deskripsi tumbuhan

Kelor merupakan tumbuhan yang berhabitus pohon yang selalu berdaun (evergreen) yang mencapai tinggi 10-12 m. Batang Moringa oleifera berkayu, permukaan kasar, percabangan sympodial, tumbuh lurus dan memanjang. Kulit batang moringa oleifera bewarna abu-abu yang pucat atau cokelat, halus atau halus berkerut. Daunnya bewarna hijau, merupakan daun majemuk bertangkai panjang yang tersusun.

Tunas muda - keunguan (atau) putih kehijauan.

Bunga - Harum, biseksual dan dikelilingi dengan lima

kelopak bunga putih kekuningan yang tidak seimbang,

tipis tipis. Bunga berukuran sekitar 1,0-1,5 cm (panjang) dan

Page 24: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

17

2,0 cm (lebar).

3. Habitat dan Sebaran

Tumbuhan kelor (Moringa oleifera) dapat tumbuh

baik di area kering daerah tropis dan sub tropis pada

ketinggian 0-2000 mdpl. Moringa dapat mentolerir berbagai

macam kondisi tanah, pertumbuhan optimal pada pH 6,3

hingga 7,0 namun juga dapat tumbuh pada pH 5 hingga 9,0.

Moringa oleifera tidak dapat mentolerir kondisi beku atau

basah yang dapat menyebabkan akar menjadi busuk.

Dalam perkembangannya tumbuhan kelor membutuhkan

sedikit air, dapat ditanam dengan menggunakan air hujan.

Kelor sangat cocok untuk daerah kering karena beriklim

panas mencintai tanaman.

4. Kandungan senyawa kimia

Kandungan kimia yang terdapata pada daun kelor

mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, fenolat,

steroida, tannin, antarquinon, dan alkaloid. Daun kelor

mengandung protein, β-karoten, vitamin A, B, C dan E,

mineral, steroid, alkaloid, quercetin dan kaempferol.

5. Status Konservasi

Moringa oleifera Lam. dibudidayakan secara luas,

namun tidak ada jumlah pasti dari spesies ini dan tren

populasi saat ini tidak diketahui. Status IUCN adalah Least

Concern (LC).

6. Manfaat tumbuhan

Manfaat dari tanaman kelor (Moringa oleifera L.) yaitu

dapat digunakan sebagai stimulant jantung dan peredaran

darah, menurunkan kolesterol, penurunan tekanan darah

tinggi, dan obat diabetes. Daun kelor dapat digunakan

untuk mengobati demam, flu, penambah stamina, kejang-

kejang, panas dalam, sakit kepala, gizi buruk, kencing

manis, pegal linu dan tipus.

Page 25: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

18

Akar : Pengobatan infertilitas, tumpukan, malaria,

tinggi tekanan darah, penderita diabetes. Kulit Batang :

kemandulan, asma, batuk, tumpukan, demam tifoid, maag

dan gigitan ular. Daun : malaria, demam tifoid, tekanan

darah, radang sendi, pembengkaka, luka, hipertensi,

diabetes, serta untuk menimbulkan laktasi dan

meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Daun kelor memiliki beberapa berfungsi sebagai

antioksidan, antikanker, anti aterosklerotis, anti inflamasi,

antitumor, untuk mengatur status tiroid, meningkatkan

kinerja pertumbuhan pada ayam broiler, meningkatkan

sistem imun.

Bunga dan akar memiliki senyawa yang efektif

dalam pengobatan kolera, anti hipertensi, diuretik, penurun

kolesterol, antispasmodik, antiulcer, hepatoprotektif,

antitumor dan antikanker, antibakteri, dan antijamur.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaannya

yaitu :

a. Ambil daun kelor muda.

b. Cuci daun dengan air bersih untuk membersihkan

kotoran-kotoran yang menempel.

c. Keringkan anginkan daun kelor.

d. Tumbuk atau blender hingga menjadi bubuk halus.

e. Simpan daun kelor yang sudah menjadi bubuk di dalam

wadah khusus. Kemudian harus diletakkan di tempat

yang sejuk agar menghilangkan enzim oksidatif yang

membuat daun kelor bubuk tak bisa disimpan lama.

Daun kelor pun bisa tahan lama meski tanpa bahan

pengawet.

f. Ketika ingin membuat teh, ambil 1 atau 2 sendok makan

daun kelor bubuk, lalu seduh dengan air panas. Anda

bisa menambahkan madu jika menginginkan rasa yang

lebih manis. Konsumsi teh daun kelor dalam keadaan

hangat.

Page 26: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

19

C. Jambu biji

Gambar 3 Jambu biji (Psidium guajava L.)

(Sumber : Dokumen pribadi )

1. Klasifikasi ilmiah jambu biji

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiosperma

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L.

2. Deskripsi tumbuhan

Tanaman jambu biji memiliki habitus berupa semak

atau perdu, dengan tinggi pohon dapat mencapai 9 meter,

Tanaman jambu biji memiliki batang muda berbentuk

segiempat, sedangkan batang tua berkayu keras berbentuk

gilig dengan warna cokelat. Permukaan batang licin dengan

lapisan kulit yang tipis dan mudah terkelupas. Arah

tumbuh batang tegak lurus dengan percabangan simpodial.

Page 27: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

20

Daun pada tanaman jambu biji memiliki struktur daun

tunggal dan mengeluarkan aroma yang khas jika diremas.

Kedudukan daunnya bersilangan dengan letak daun

berhadapan dan pertulangan daun menyirip. Bentuk daun

yang paling dominan adalah bentuk daun lonjong. Bunga

jambu biji memiliki tipe benang sari polyandrous yang

artinya benang sari saling bebas tidak berlekatan. Benang

sari berwarna putih dengan kepala sari yang berwarna

krem. Putik berwarna putih kehijauan dengan bentuk

kepala putik yang bercuping. Buah jambu biji memiliki tipe

buah tunggal dan termasuk buah berry (buni), yaitu buah

yang daging buahnya dapat dimakan. Buah jambu biji

memiliki kulit buah yang tipis dan permukaannya halus

sampai kasar.

3. Habitat dan Sebaran

P. guajava tumbuh subur di iklim tropis dengan

keadaan lembab dan kering pada ketinggian 0-1500 mdpl

(atau hingga 2100 m di beberapa wilayah). Namun, hasil

optimum terjadi di daerah dengan kisaran suhu rata-rata

20-30 ° C, dan curah hujan tahunan yang seragam antara

1000-2000 mm.

Banyak ahli botani menganggap spesies ini berasal

dari Amerika tropis, mungkin dari Meksiko selatan hingga

Amerika Selatan, tetapi distribusinya telah sangat meluas

melalui budidaya dan sekarang tersebar luas di seluruh

daerah tropis dan subtropis. Asal muasal P. guajava berasal

dari Asia. Pada 1753 Linnaeus pada 1753 mendeskripsikan

spesies ini berdasarkan koleksi Dunia Lama. Namun, P.

guajava dilaporkan dengan nama guayabo oleh Fernandez

de Oviedo pada tahun 1535 karena tersebar luas di Hindia

Barat, baik yang dibudidayakan maupun di alam liar. Ini

hanya beberapa dekade setelah penemuan Dunia Baru dan

oleh karena itu sangat tidak mungkin spesies tersebut

diperkenalkan dan dapat menyebar ke seluruh Hindia

Barat dalam periode waktu yang singkat. Spesies ini diduga

Page 28: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

21

masuk ke Hindia Barat melalui migrasi manusia purba dari

Amerika Selatan bagian utara.

Persebaran P. guajava telah menyebar keseluruh

dunia baik melalui introduksi maupun tanaman asli

disuatu negara.

4. Kandungan senyawa kimia

Kandungan senyawa kimia buah jambu biji antara

lain: vitamin, tanin, flavonoid, senyawa fenolik, asam

triterpenoid, minyak esensial dan alkohol seskuiterpen

asam psidiolat, asam ursolat, asam kategonat, asam

oleanolat, asam guajavolat, asam krategolat, guajaverin,

isokuersetin, hiperin, senyawa flavonol, tanin, kasuarinin

dan kuersetin. Daun jambu biji mengandung flavonoid,

tannin (17,4 %), fenolat (575,3 mg/g), polifenol, karoten dan

minyak atsiri.

5. Status konservasi

Psidium guajava L. dibudidayakan secara luas, namun

tidak ada jumlah pasti dari spesies ini dan tren populasi saat

ini tidak diketahui. Status IUCN adalah Least Concern (LC)

6. Manfaat tumbuhan

Buah jambu biji mengandung baik jumlah vitamin A,

vitamin C dan banyak antioksidan seperti karoten dan

likopen yang melindungi kulit melawan kerutan. Unsur

likopen terkait dengan pencegahan gangguan

kardiovaskular karena dari efek konstruktifnya terhadap

dislipidemia. Likopen adalah antioksidan kuat yang

membantu tubuh untuk menyingkirkan radikal bebas

berbahaya, jika tidak radikal ini dapat menyebabkan kanker

besi.

Kandungan antioksidan jambu biji dapat dikaitkan

dengan pengaruh anti kanker pada neoplasma dan

hematologi. Buah jambu biji menjaga tingkat natrium dan

kalium dalam tubuh mengatur tekanan darah pada pasien

Page 29: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

22

yang menderita hipertensi. Buahnya mengandung mangan,

yaitu membantu menyerap nutrisi penting lainnya dari

nutrisi. Jambu biji juga menurunkan kadar trigliserida

kolesterol (LDL), yang menyebabkan perkembangan

penyakit jantung. Buah jambu dapat meningkatkan kadar

kolesterol baik (HDL). Ini memiliki beberapa sifat anti-

penuaan selain toner kulit alami. Kandungan zat besi.

Jambu biji (Psidium guajava L) di manfaatkan selain sebagai makanan buah segar maupun olahan yang memiliki zat gizi seperti vitamin A dan vitamin C. Jambu biji juga di manfaatkan sebagai obat tradisional untuk batuk dan diare serta membantu penyembuhan penderita demam berdarah dengue.

Tanaman ini memiliki farmakologi yang tinggi

sebagai anti-diare yang efektif, antimutagenik,

antihipertensi hepatoprotektif, antioksidan, hipo-glikemik

dan antimikroba kegiatan.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaanya

daun jambu biji yaitu:

a. Panaskan air lalu rebus daun jambu biji hingga

mendidih.

b. Jika sudah mendidih, angkat lalu masukkan tepung

beras ke dalamnya.

c. Aduk rata lalu saring dan biarkan hangat atau dingin.

d. Jika ramuan dari daun jambu biji sudah terbuat,

selanjutnya segera minum

Page 30: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

23

D. Jeruk nipis

Gambar 4. Jeruk nipis (Citrus Aurantifolia L.)

(Sumber : Dokumen pribadi )

1. Klasifikasi ilmiah Citrus aurantifolia

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dycotyledonae

Ordo : Rutales

Family : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus Aurantifolia L.

2. Deskripsi tumbuhan Citrus aurantifolia

Tanaman jeruk nipis berbentuk perdu, rindang

(rimbun), dan memiliki banyak percabangan. Cabang dan

ranting berduri. Tinggi tanaman berkisarantara 150 cm – 350

cm. perakaran tanaman kuat, cukup dalam, dan dapat

tumbuh dengan baik pada segala jenis tanah. Daun

berbentuk bulat panjang dan tumpul pada bagian ujung.

Tangkai daun agak bersayap. Permukaan daun bagian atas

bewarna hijau mengilap, sedangkan bagian bawah bewarna

Page 31: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

24

hijau muda.

Kedudukan daun pada ranting pada umumnya

mendatar. Bakal buah berbentuk bulat.buah berukuran 3,5

cm – 5,0 cm dengan tebal kulit buah antara 0,2 mm – 0,5 mm.

ujung buah tidak berputing. Buah muda bewarna hijau,

sedangkan buah yang sudah masak bewarna kuning

kehijauan dengan permukaan kulit yang celah halus.

Dagung buah bewarna kuning kehijauan, banyak

mengandung air, berasa sangat asam, dan beraroma sedap

yang khas, serta mengandung asam sitrat yang cukup

tinggi (sekitar 8,7%).

3. Habitat dan sebaran

Citrus Aurantifolia L. Pada umumnya dapat tumbuh

dengan ideal dengan paparan sinar matahari langsung

pada ketinggian 200-1.300 mdpl pada daerah tropis dan

subtropis. Tanaman ini dibudidayakan di seluruh dunia,

terutama di daerah tropis dan daerah subtropis. Negara

penghasil jeruk nipis terbesar di dunia pada tahun 2015

adalah Meksiko (2270), Argentina (1450), Uni Eropa (1286),

Amerika Serikat (784), Turki (668), Selatan Afrika (330), dan

Israel (60) dalam satuan 1000 metrik ton.

4. Kandungan senyawa kimia

C. aurantifolia mengandung zat fitokimia aktif sebagai

berikut: flavonoid termasuk apigenin, hesperetin,

kaempferol, nobiletin, quercetin, dan rutin, flavon, flavanon

dan naringenin, triterpenoid, dan limonoid. Setidaknya 62

senyawa volatil dalam buah tersebut minyak dan 59

minyak daun dari beberapa spesies jeruk nipis. Di buahnya

pada minyak kulit, limonene adalah komponen volatil

utama, diikuti oleh terpinene, pinene, dan sabinene. Untuk

minyak daun, limonene, pinene, dan sabinene adalah

komponen utama, diikuti oleh sitronelal, geranial, linalool,

dan neral. Minyak atsiri buah C. aurantifolia sebagai

limonene (59%), β ‑ pinene (16%), γ ‑ terpinene (9%), dan

Page 32: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

25

citral (5%). Selain itu, minyak esensial buah C. aurantifolia

sebagai limonene (54%), γ ‑ terpinene (17%), β ‑ pinene

(13%), terpinolene (1%), α ‑ terpineol (0,5%), dan citral (3%).

C. aurantifolia terdapat adanya senyawa bioaktif

dalam 100 g jeruk terdiri dari alkaloid (0,4 mg), flavonoid

(0,6 mg), fenol (0,4 mg), tanin (0,04 mg), asam askorbat (62

mg), riboflavin (0,1 mg), tiamin (0,2 mg), dan niasin (0,5

mg). Buah jeruk ini juga mengandung protein kasar (18%),

serat kasar (8%), karbohidrat (78%), kelembaban (6%),

lemak kasar (1%), abu (8%), dan Kadar energi pangan (363

g / kal) buah segar. Yang paling penting mineral yang

terdeteksi dalam buah antara lain kalsium (3%), fosfor

(0,4%), kalium (1%), magnesium (0,6%), dan natrium (0,4%).

Zat kimia dari buah jeruk mengandung hesperidin,

flavanon utama (6 mg / g), naringin (2 mg / g), diosmin,

flavon mayor (0,7 mg / g), kaempferol, flavanol mayor (1

mg / g), asam klorogenat, asam fenolik utama (0,1 mg / g),

β ‑ cryptoxanthin, karotenoid utama (7 μg / g), dan β ‑

karoten (4 μg / g), pektin (87 mg / g). kulit buah C.

aurantifolia terdiri dari 44 senyawa volatil, misalnya,

dimethoxycoumarin (16%), cyclopentanedione (9%),

methoxycyclohexane (8%), corylone (7%), asam palmitat

(7%), dimethoxypsoralen (6%), α ‑ terpineol (6%), dan

umbelliferone (5%). Minyak atsiri daun C. aurantifolia

mengandung limonene (45%) dan geranial (38%).

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung unsur-

unsur senyawa kimia yang bermanfaat, seperti asam sitrat,

asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen,

felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linalil

asetat, aktilaldehid, nonildehid), damar (resinae), glikosida,

asam sitrun, lemak (Saturated fat, Monounsaturated fat,

Polyunsaturated fat), kalsium (Calcium), fosfor (Fosforus),

besi (Ferrum), belerang (Sulfur), vitamin B1 dan C.

5. Status Konservasi

Citrus aurantifolia L. dibudidayakan secara luas,

Page 33: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

26

namun tidak ada jumlah pasti dari spesies ini dan tren

populasi saat ini tidak diketahui.

6. Manfaat tumbuhan Citrus aurantifolia

Penggunaan tradisional atau sifat fitokimia C.

aurantifolia sebagai antibakteri, antidiabetes, antijamur,

antihipertensi, anti-inflamasi, anti-lipidemia, antioksidan,

anti ‑ parasitic, dan antiplatelet. Jeruk nipis juga digunakan

untuk pengobatan penyakit kardiovaskular, hati,

osteoporosis, dan urolitiasis, sebagai promotor kesuburan.

Jeruk nipis merupakan salah satu buah yang banyak

digemari oleh masyarakat di Indonesia. Jeruk nipis yang

bernama latin Citrus aurantifolia ialah salah satu jenis

tanaman yang banyak tumbuh dan dikembangkan di

Indonesia. Selain itu jeruk nipis juga dapat digunakan

untuk obat batuk, peluruh dahak, influenza, dan obat

jerawat. Jeruk nipis juga sering digunakan masyarakat

Indonesia sebagai campuran pada makanan untuk

memberi rasa asam sehingga menambah rasa segar pada

makanan itu sendiri, salah satunya pada makanan khas

Kalimantan Selatan yaitu Soto Banjar.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaanya

yaitu :

a. Jeruk nipis diperas untuk diambil sarinya

b. kemudian hasil perasannya dicampur dengan 1 sendok

makan kecap dan garam secukupnya.

c. Ramuan yang sudah dibuat, bisa diminum sehari sekali

secara rutin sampai batuk sembuh.

Page 34: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

27

E. Pepaya

Gambar 5. Pepaya (Carica papaya L.)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi ilmiah :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Brassicales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

2. Deskripsi tumbuhan

Pepaya (Carica papaya L) termasuk tanaman family Caricaceae yang berkeping biji dua (dikotil) serta poligamus. Pepaya adalah tanaman semi-kayu, biasanya berbatang tunggal dan tersebar di daerah tropis dan sub-tropis. Tanaman pepaya merupakan tanaman yang tingginya mencapai 8 m. Batang tak berkayu, bulat, berongga, bergetah dan terdapat bekas pangkal daun.

Page 35: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

28

3. Habitat dan sebaran

Tanaman ini dapat hidup pada ketinggian tempat 1 -

1.000 mdpl dan pada suhu udara antara 22 hingga 26 °C.

Pada umumnya semua bagian dari tanaman baik akar,

batang, daun, biji dan buah dapat dimanfaatkan.

4. Kandungan senyawa kimia

Daun carica pepaya mengandung, saponin, tanin,

flavonoid, alkaloid dan glikosida, daun dan ujung apikal

mengandung Mineral Ca, K, Mg, Zn, Mn, Fe. Buah mentah

mengandung Enzim, Papain, chymopapain. Buah masak

mengandung Karotenoid Β karoten, crytoxanthin, akar

mengandung carposide, Glucosinolates Benzyl

isothiocynate. Pada biji pepaya ditemukan minyak pepaya.

Tunas terdiri flavoniods myricetin, kaemferol, buah-

buahan Monoterpenoid Linalool, 4-terpinol.

Kajian fitokimia pada biji pepaya membuktikan

bahwa biji pepaya kaya akan kandungan polisakarida,

vitamins, mineral, enzim, protein, alkaloid, glycosida,

minyak, lektin, saponin, steroid, alkaloid, carpaine,

glucosides, sitosterol, papain, kolin, karoten, riboflavin,

vitamin C, phenyethyl, glucosides, serta senyawa fenolik

yang dipercaya sebagai antioksidan yang potensial.

5. Status konservasi

Carica papaya (L.). dibudidayakan secara luas, namun

tidak ada jumlah pasti dari spesies ini dan tren populasi saat

ini tidak diketahui secara pasti karena jenis tumbuhan ini

mudah dibudidayakan

6. Manfaat tumbuhan

Semua nutrisi pepaya meningkat fungsi dan kerja

sistem kardiovaskular (dalam kasus penyakit jantung,

serangan jantung), juga digunakan pada kanker usus besar.

Membantu dalam pencegahan penyakit jantung dan

diabetes. Carica papaya (L.) meningkatkan semua jenis

Page 36: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

29

pencernaan gangguan perut. Ini adalah obat untuk

dispepsia, hyperacidity, disentri dan sembelit. Pepaya

menurunkan kadar kolesterol tinggi karena merupakan

sumber serat yang baik dan sumber antioksidan vitamin A,

C, E, mineral, magnesium dan kalium, vitamin B asam

pantotenat dan folat dan serat.

a. Akar : akar papaya sering di manfaatkan sebagai obat

cacing, ginjal, kandung kemih, sakit persendian, dan

pegal pegal

b. Daun : daun papaya di gunakan sebagai obat malaria,

kejang perut, sakit panas.

c. Bunga: air rebusan bunga papaya berkhasiat untuk

meningkatkan nafsu makan, membersihkan darah, dan

obat sakit kuning.

d. Buah : buah papaya sering di manfaatkan sebagai proses

pertumbuhan badan, menjaga kesehatan selaput lendir

pada alat-alat pernapsan, menghindari penyakit rabun

ayam, memelihara kekokohan sel tubuh, melawan

infeksi dan mencegah infeksi sariawan.

e. Biji : biji papaya dapat digunakan sebagai obat cacing.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaannya

yaitu :

a. Rebus akar pepaya potong dan bawang putih dengan 2

gelas air.

b. Setelah air menyusut hingga 1 gelas, tunggu hingga

cukup dingin.

c. Tambahkan madu supaya lebih manis bila dikonsumsi

anak-anak.

Page 37: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

30

F. Seledri

Gambar 6. Seledri (Apium graveolens L)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi ilmiah tumbuhan seledri

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Apium

Spesies : Apium graveolens L.

2. Deskripsi tumbuhan

Seledri merupakan tanaman setahun atau dua tahun

yang berbentuk semak atau rumput. Susunan tubuh

tanaman seledri terdiri atas daun, tangkai daun, batang dan

akar. Daun seledri bersifat majemuk, menyirip ganjil

dengan anak daun antara 3-7 helai. Tepi daun pada

Page 38: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

31

umumnya beringgit dengan pangkal maupun ujungnya

runcing. Tulang-tulang daun menyirip dengan ukuran

panjang 2-7,5 cm dan lebarnya 2-5 cm. tangkai daun

tumbuh tegak ke atas atau ke pinggir batang, panjangnya

sekitar 5 cm, bewarna hijau atau hijau keputih-putihan.

Batang seledri amat pendek, sehungga seolah-olah tidak

kelihatan. Sistem perakaran menyebar ke semua arah pada

kedalaman 30-40 cm.

3. Habitat dan persebaran

Tanaman ini Berasal dari Eropa Selatan,

dibudidayakan di seluruh dunia didaerah tropis maupun

daerah subtropis. Jenis ini tersebar asli di kawasan

temperata dari Eropa, Afrika, Asia dan Amerika.

Keberadaan jenis ini di kawasan Indonesia berasal dari

penanaman. Dapat tumbuh saat ditanam dari ketinggian 0

hingga 2100 mdpl.

4. Kandungan kimia tumbuhan

Seledri mengandung glikosida apiin (glikosida

flavon), isoquersetin, dan umbelliferon. Juga mengandung

mannite, inosite, asparagine, glutamine, choline,

linamarose, pro vitamin A, vitamin C, dan B. Kandungan

asam-asam dalam minyak atsiri pada biji antara lain : asam-

asam resin, asam-asam lemak terutama palmitat, oleat,

linoleat, dan petroselinat. Senyawa kumarin lain ditemukan

dalam biji, yaitu bergapten, seselin, isomperatorin,

osthenol, dan isopimpinelin. Daun seledri mengandung

vitamin A, B1, B2, B6, C, E, K, P dan mineral lain seperti Fe,

Ca, P, Mg dan Zn. Selain itu, seledri memiliki kandungan

kalori yang rendah dengan nilai gizi yang tinggi.

Tanaman seledri juga banyak mengandung vitamin

A, vitamin C dan zat besi serta zat gizi lainnya yang cukup

tinggi. Dalam 100 g bahan mentah, seledri mengandung 130

IU vitamin A, 0,03 mg vitamin B, 0,9 g protein, 0,1 g lemak,

4 g karbohidrat, 0,9 g serat, 50 mg kalsium, 1 mg besi, 0,005

Page 39: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

32

mg riboflavin, 0,003 mg tiamin, 0,4 mg nikotinamid, 15 mg

asam askorbat dan 95 ml air.

Beberapa senyawa metabolit sekunder yang

diidentifikasi dari jenis ini antara lain falcarinol,

falcarinidol, panaksidol, poliasetilen-8-O-metilfalfarindiol,

1-rhamnosa, 1-dodekanol, metil ester, tetradecene-1-ol-

asetat, caffeic acid, asam klorogenat, apiin, apigenin,

rutanin, ocimen, bergapten, isopimpinellin, seslin,

isoimperatorin, osthenol, gravebiosida A dan B,

umbelliferon, asam palmitat, asam stearat, asam oleat, asam

linoleat, asam petroselinat, d-limonene, selinene, terpineol,

sedanolida, sedanonik anhidrida dan santolol. Berbagai

bioaktivitas yang ada pada jenis ini antara lain antitumer,

neurogenesis, antioksidan, antivirus, antikanker,

antimikroba, antikolesterol, spasmolitik, antijamur,

neuroprotektif dan antikanker.

5. Status konservasi

Apium graveolens L. dibudidayakan secara luas mulai

dari Eropa, Asia, Afrika dan Amerika. Status IUCN adalah

Least Concern (LC)

6. Manfaat tumbuhan

Tanaman Apium sp. termasuk dalam famili Apiaceae

dan termasuk di antara tumbuhan telah digunakan dalam

pengobatan tradisional selama ribuan tahun di seluruh

dunia, termasuk di Mediterania, serta daerah tropis dan

subtropis di Asia dan Afrika. Manfaat tumbuhan ini dalam

medis termasuk pencegahan penyakit koroner dan

vaskular. Fitokimia terdiri dari bergapten, flavonoid,

glikosida, furanocoumarins, furocoumarin, limonene,

psoralen, xanthotoxin, dan selinene. Beberapa sifat

farmakologisnya termasuk antikanker, Antioksidan,

antimikroba, antijamur, nematosidal, anti rematik,

antiastma, anti bronkitis, hepatoprotektif, hidangan

pembuka, antikonvulsan, antispasmodik, penginduksi ASI,

Page 40: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

33

anti-penyakit kuning, antihipertensi, anti dismenore,

pencegahan penyakit kardiovaskular, dan spermatogenesis

Tumbuhan seledri (Apium graveolens L.) merupakan salah

satu tanaman berkhasiat yang banyak digunakan oleh

masyarakat, juga sebagai penyedap dalam makanan Seledri

berkhasiat memacu enzim pencernaan, dan kencing

(diuretik), pereda kejang (antispasmodik), menurunkan

kadar asam urat darah, antirematik, peluruh kencing

(diuretik), peluruh kentut (karminatif), afrodisiak,

penenang (sedatif), dan antihipertensi.

Cara pemanfaatan dan penggunaannya yaitu :

a. Untuk pengolahan makanan : ambil seledri, cuci dengan

air yang bersih dan mengalir, potong seledri kecil-kecil

kemudian tambahkan ke masakan.

b. Untuk pengolahan minuman : seledri yang kamu bikin

bisa ditambah dengan buah pir dan perasan air lemon

juga. Blender semuanya jadi satu dan tambahkan es batu

supaya lebih sehari. Minum jus ini pada pagi hari untuk

mendapatkan khasiatnya sepanjang hari

c. Untuk kesehatan : Cara mengolah daun seledri yang

pertama adalah dengan merebusnya. Cucilah 1 ikat

daun seledri sampai bersih, lalu potong menjadi kecil-

kecil. Rebuslah potongan daun seledri selama 10 menit.

Setelah itu, tuang air rebusan daun seledri ke dalam

botol. Anda dapat menyimpan air rebusan ini di dalam

kulkas dan minum 1 gelas setiap hari. Cara ini diyakini

dapat membersihkan ginjal.

Page 41: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

34

G. Belimbing wuluh

Gambar 7 Belimbing wuluh (Averhoa bilimbii L.)

(Sumber : Dokumen pribadi )

1. Klasifikasi ilmiah tumbuhan belimbing wuluh

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Oxalidales

Family : Oxalidaceae

Genus : Averhoa

Spesies : Averhoa bilimbii L.

2. Deskripsi tumbuhan

Belimbing wuluh atau belimbing sayur dapat hidup pada ketinggian 5- 500 meter di atas permukaan laut, yang kadang tumbuh liar atau ditanam sebagai pohon buah. Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-10 meter dengan batang utama yang pendek, letak cabang rendah, bergelombang dan diameter batang sekitar 30 cm. Pohon ini tumbuh di tempat yang terkena cahaya matahari langsung dan cukup lembab.

Daun belimbing wuluh majemuk, menyirip ganjil

Page 42: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

35

dengan 21 sampai 45 pasang anak daun yang berselang-

seling atau setengah berpasangan dan berbentuk oval.

Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur

sampai jorong, ujung runcing,pangkal membundar, tepi

rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau dan

permukaan bawah warnanya lebih muda. Buah belimbing

wuluh berbentuk elips seperti torpedo dengan panjang 4-10

cm. Buah muda berwarna hijau dengan sisa kelopak bunga

menempel di ujungnya. Sedangkan buah yang masak

berwarna kuning atau kuning pucat, daging buah berair

dan sangat asam.

3. Habitat dan sebaran

Belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi L. ) atau dikenal

juga sebagai belimbing sayur berasal dari Indonesia, India,

dan Sri Langka, serta banyak terdapat di daerah Asia

Tenggara, Republik Dominika, Brasil, Peru, Ghana,

Guyana, Tonga, dan Polinesia. Belimbing ditanam secara

komersial di Amerika Serikat, yaitu di Florida Selatan dan

Hawaii. Mempunyai buah yang lonjong berwarna hijau dan

rasa asam yang kuat, mempunyai tinggi bisa mencapai 15

meter. Tumbuhan ini dapat ditemui hingga ketinggian 500

mdpl pada area terbuka dengan curah hujan sedang

4. Kandungan kimia tumbuhan

Buah belimbing wuluh mengandung tanin, sulfur,

asam format, flavonoid, saponin dan kalium sitrat

sedangkan batangnya mengandung alkaloid dan polifenol.

Daun belimbing selain tanin juga mengandung sulfur, asam

format, kalsium oksalat dan kalium sitrat.

Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa

belimbing wuluh mengandung senyawa oksalad, fenol,

flavonoid, dan pektin yang berfungsi sebagai anti bakteri.

Ekstrak daun belimbing wuluh mengandung flavonoid,

saponin, triterpenoid dan tanin. Flavanoid merupakan

senyawa yang mudah larut dalam pelarut polar seperti

Page 43: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

36

etanol, butanol, dan aseton. Senyawa tanin merupakan

senyawa metabolit sekunder yang berasal dari tumbuhan

yang terpisah dari protein dan enzim sitoplasma.

Triterpenoid merupakan komponen tumbuhan yang

mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati

dengan penyulingan sebagai minyak atsiri. Senyawa tanin

merupakan senyawa turunan fenol yang secara umum

mekanisme anti mikrobanya dari senyawa fenol.

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi

6. Manfaat tumbuhan

Berdasarkan pemanfaatannya buah dari belimbing

wuluh sering digunakan masyarakat sebagai penyedap

makanan untuk memberi rasa asam. Buahnya yang asam

membuat belimbing wuluh kerap digunakan sebagai bahan

campuran dalam berbagai masakan tradisional. Buah

belimbing wuluh juga memiliki khasiat untuk dijadikan

sebagai obat dalam mengatasi berbagai penyakit seperti;

kolesterol, asam urat, diabetes melitus, batuk, jerawat, dan

sariawan.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaannya

yaitu :

a. Tiga buah belimbing wuluh dicuci dan dipotong-

potong.

b. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.

c. Setelah dingin lalu disaring dan minum setelah

sarapan.

Page 44: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

37

H. Salam

Gambar 8 Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Sub divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Myrtales

Family : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Species : Syzygium polyanthum (Wight) Walp.

2. Deskripsi tumbuhan

Syzygium polyanthum (Wight) Walp. atau yang

dikenal dengan nama daun salam merupakan salah satu

spesies dari famili Myrtaceae. Syzygium polyanthum

berhabitus pohon dengan tinggi mencapai 30 meter, dengan

diameter batang dapat mencapai hingga 60 cm. Memiliki

daun tunggal dengan tata letak berhadapan (opposite),

permukaan daun glabrous. Panjang tangkai daun hingga

mencapai 12 mm, dengan helaian daun berbentuk oblong-

elliptical (memanjang) hingga lanset dengan ukuran 5-16 cm

x 2,5-7 cm.

Page 45: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

38

Pembungaan berbentuk penicle dengan panjang 2-8

cm, biasanya muncul di sebelah bawah daun, namun

kadang-kadang muncul diketiak daun (axilaris). Kaliks

berbentuk mangkuk (cup) dengan panjang 4 mm terdiri dari

4 lobus yang persisten, petal 4 yang bersifat bebas dengan

panjang 2,5-3,5 cm bewarna putih. Stamen tersususn dalam

4 kelompok yang berukura sekitar 3 mm yang bewarna

orange-kuning

3. Habitat dan persebaran

Myrtaceae memiliki sekitar 121 genus dan memiliki

lebih dari 3800-5800 species (Stefanello et al., 2011), yang

terdistribusi luas di Australia, South East Asia dan America.

Eugenia dan Syzygium merupakan genus-genus yang

sangat penting dalam perdagangan dan penghasil minyak

atsiri yang masing-masing memiliki sekitar 1000 dan 1050

spesies secara berurutan yang merupakan tumbuhan yang

banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Syzygium,

merupakan genus yang sangat penting dari Myrtaceae dan

banyak terdistribusi di daerah tropis dan subtropis

khusunya di Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia.

Syzygium polyanthum merupakan salah satu spesies dari

genus Syzygium yang dapat tumbuh di dataran rendah

sampai ketinggian 1800 m diatas permukaan laut dan

tersebar mulai dari Birma sampai Pulau Jawa.

4. Kandungan senyawa kimia

Komponen kimia dalam daun salam antara lain

flavonoid, tanin, minyak atsiri, saponin, alkaloida, dan

polifenol. Kandungan flavonoid, tanin, dan minyak atsiri

memiliki aktivitas antibakteri, sedangkan kandungan

saponin memiliki daya pembersih terhadap lapisan smear

layer dinding saluran akar. Aktivitas antibakteri flavonoid,

tanin, dan minyak atsiri yaitu dengan cara

mengkoagulasikan protein yang akhirnya dapat

Page 46: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

39

mengganggu permeabilitas membran sel dan menyebabkan

inaktivasi fungsi materi genetik bakteri. Daun salam juga

mempunyai kandungan kimia yaitu tanin, flavonoid, dan

minyak atsiri 0,05% yang terdiri dari eugenol dan sitral.

Tanin dan flavonoid merupakan bahan aktif yang

mempunyai efek antiinflamasi dan antimikroba, sedangkan

minyak atsiri mempunyai efek analgesic. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi

5. Manfaat tumbuhan

Daun salam sebagai tanaman obat asli Indonesia

banyak digunakan oleh masyarakat untuk menurunkan

kolesterol, kencing manis, hipertensi, gastritis, dan diare.

Daun salam apabila di remas – remas akan dapat

menghasilkan minyak atsiri yang memiliki aroma harum.

Kulit, batang, akar dan daun dapat digunakan sebagai obat

gatal – gatal. Kayunya untuk bahan bangunan. sedangkan

buah salam dapat digunakan sebagai antioksidan karena

mengandung antosianin. Selain itu, daun salam juga

sebagai obat diare, hipertensi, gangguan lambung,

kolestrol, dan diabetes.

Tumbuhan ini biasanya dimanfaatkan sebagai salah

satu bumbu dapur atau rempah yaitu penyedap karena

memiliki aroma khas yang bisa menambah kelezatan

masakan. Manfaat daunsecara tradisional, daun salam

digunakan sebagai obat sakit perut. Daun salam juga dapat

digunakan untuk menghentikan buang air besar yang

berlebihan. Pohon salam bisa juga dimanfaatkan untuk

mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi, melancarkan

peredaran darah, radang lambung, gatal - gatal, dan

kencing manis.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaannya

yaitu :

Page 47: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

40

a. Ambil 10 helai daun salam

b. Cuci dengan air bersih dan air mengalir

c. Rebus 3 gelas air

d. Tambahkan 10 helai daun salam tadi sehingga menjadi

1 gelas air

e. Kemudian minum secara rutin

Page 48: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

41

I. Cocor bebek

Gambar 9 Cocor bebek (Kalanchoe pinnata L.)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi ilmiah tumbuhan cocor bebek

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliphyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Saxifragales

Famili : Crassulaceae

Genus : Kalanchoe

Spesies : Kalanchoe pinnata L.

2. Deskripsi tumbuhan

Tanaman ini merupakan family Crassulaceae.

tanaman ini tersebar didaerah tropis, ditanam di halaman

rumah sebagai tanaman hias yang berguna atau tumbuh

liar disemak, tepi jalan, dan tempat-tempat lain yang

tanahnya berbatu pada daerah panas dan kering. Cocor

bebek (Kalanchoe pinnata L.) merupakan tanaman dengan

ciri-ciri yaitu daunnya yang tebal dan berair. bunga yang

berwarna hijau muda kekuningan, dan dapat tumbuh

Page 49: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

42

hingga 1-2 m. Habitat dan sebaran Tanaman ini tumbuh di

daerah tropis seperti Vietnam, Filipina, dan Indonesia

3. Habitat dan sebaran

Cocor bebek (Kalanchoe pinnata) Tanaman ini

termasuk tanaman sukulen (mengandung air) yang berasal

dari Madagaskar. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis

seperti Vietnam, Filipina, dan Indonesia.

4. Kandungan senyawa kimia

Beberapa kandungan senyawa terdapat pada

tanaman cocor bebek yaitu senyawa flavonoid, senyawa

bufadienolides, dan senyawa saponin. Flavonoid

merupakan senyawa polar karena memiliki gugus hidroksil

atau gula, sehingga dapat larut dalam pelrut polar seperti

etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dan air.

Senyawa kimia lainnya yang terkandung didalamnya

seperti: alkaloid, fenol, flavonoid, tanin, antosianin,

glikosida, bufadienolida, saponin, kumarin, sitosterol,

kuinin, dan lektin.

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi

6. Manfaat tumbuhan

K. pinnata (khususnya bagian daun) sering dijadikan

sebagai obat tradisional karena memiliki Berbagai macam

khasiat seperti: antikanker, antidiabetes, antifungal,

antimikroba, antiinflamasi dan analgesik, antiulser,

antiasma, antioksidan, dan aktivitas sedatif dari sistem

saraf. Kalanchoe pinnata diketahui memiliki berbagai macam

aktivitas farmakologi antara lain penyembuh luka, anti-

diabetes, anti-inflamasi dan analgesik yang baik, bahkan

Page 50: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

43

secara empiris efektif sebagai antipiretik. Senyawa

flavonoid yang terkandung dalam Kalanchoe pinnata dapat

berguna dalam menyembuhkan penyakit diabetes mellitus,

keseleo.

Cara pemanfaatan dan penggunaanya yaitu :

a. Ambilah 10 helai daun cocor bebek

b. Lalu lumatkan dan tempelkan pada badan

c. Diamkan selama 30 menit

Page 51: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

44

J. Kumis kucing

Gambar 10. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi ilmiah tumbuhan kumis kucing

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Orthosiphon

Spesies : Orthosiphon stamineus Benth.

2. Deskripsi tumbuhan

Daunnya berwarna hijau, merupakan daun tunggal,

bertangkai, berbentuk bulat telur, ada pula yang belah

ketupat memanjang seperti lidah tombak, Keadaan daun

agak rapuh, panjang 4cm-12cm, lebar 5cm-8cm, Tepi-

tepinya bergerigi kasar tidak beraturan, ujung daun dan

pangkalnya meruncing, Tepi daun dan tulang daun

berbulu, warna tulang daun ini hijau, tetapi ada pula yang

keunguan. Bunga majemuk, bentuk malai, di ujung ranting

dan cabang, kelopak berlekatan, akar tunggang, biji Kecil,

masih muda hijau setelah tua hitam.

Page 52: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

45

3. Habitat dan sebaran

Secara etnobotani tanaman kumis kucing

(Orthosiphon stamineus) berasal dari Afrika yang

kemudian tersebar secara luas di Asia Selatan, Tenggara,

Tiongkok, dan sampai ke Indonesia. Salah satu upaya untuk

meningkat potensi tanaman kumis kucing adalah melalui

identifikasi koleksi ex situ kumis kucing yang tumbuh di

berbagai kondisi agroekosistem. Sentra penanaman kumis

kucing di Indonesia banyak terdapat di pulau Jawa. Daerah

produksi kumis kucing di Indonesia adalah Jawa Barat

(Bogor dan Sukabumi), Aceh, Sumatera Barat, Sumatera

Timur, dan Sulawesi Utara.

4. Kandungan senyawa kimia

Tumbuhan kumis kucing mengandung metabolit

sekunder diantaranya seperti saponin, tannin, flavonoid,

steroid, terpenoid, polifenol, flavonoid, sterol dan

minyak esensial.

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi.

6. Manfaat tumbuhan

Secara tradisional kumis kucing telah banyak

digunakan sebagai diuretik, menyembuhkan beragam

penyakit seperti diabetes, hepatitis, epilepsi, batu empedu,

tonsillitis, kencing nanah, rematik, sakit perut,

pembengkakan ginjal dan kandung kemih, edema,

influenza.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaannya :

a. Ambil 4-5 helai daun kumis kucing

b. Cuci dengan air bersih dan air mengalir

c. Rebus dengan segelas air tunggu sampai mendidih

Page 53: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

46

d. Air rebusan daun kumis kucing bisa diminum 3 kali

sehari

Page 54: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

47

K. Lidah buaya

Gambar 11 Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Liliales

Family : Aloacea

Genus : Aloe

Spesies : Aloe vera (L.) Burm

2. Deskripsi tumbuhan

Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman asli

Afrika, tepatnya Ethiopia, tanaman ini termasuk kedalam

golongan Liliceae. Ciri fisik dari tanaman ini adalah

daunnya berdaging tebal, panjang, mengecil kebagian

ujungnya, berwarna hijau serta berlendir.

. Lebar daunnya berkisar 6-13 cm. Memiliki lapisan

lilin yang tebal pada daunnya serta terdapat duri di bagian

pinggir daun. Tinggi bunganya berkisar 25-30 mm dengan

tinggi tangkai bunga berkisar 60-100 cm.

3. Habitat dan sebaran

Aloe vera atau yang lebih dikenal sebagai lidah

Page 55: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

48

buaya merupakan tanaman asli dari Afrika Selatan,

Madagascar dan Arabia tersebar luas dan berkembang di

iklim kering subtropis dan tropis. Tanaman lidah buaya

sudah banyak dikembangkan dan dibudidayakan di

Indonesia, tetapi yang dikenal sebagai sentra lidah buaya

adalah Kalimantan Barat.

4. Kandungan kimia tumbuhan

Kandungan zat aktif lidah buaya yang sudah

teridentifikasi antara lain Saponin, Sterol, Acemannan,

Antrakuinon. Aloe vera mengandung golongan senyawa

metabolit sekunder, seperti lignin, tanin, saponin, sterol,

flavonoid.

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi

6. Manfaat tumbuhan

Tanaman ini telah lama dikenal karena kegunaannya

sebagai tanaman obat untuk anti imflamasi, antivirus,

antitumor, antipenuaan dini, anti diabetes, penyembuh

luka, antibakteri, dan efek antiseptik, pengobatan luka

bakar, edema, nyeri, sariawan, dan bengkak. Tanaman ini

semakin popular karena manfaatnya yang semakin luas

yakni sebagai bahan baku untuk aneka produk industri

makanan, minuman, farmasi dan kosmetik. Lidah buaya

juga dapat menghaluskan dan melembabkan kulit serta bisa

digunakan untu masker wajah.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaanya

yaitu :

a. Ambil beberapa lidah buaya

b. Cuci dengan air bersih dan air mengalir

c. potong daun dan tekan hingga gel keluar

Page 56: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

49

d. oleskan pada wajah seperti pakai masker setiap malam

sebelum tidur

e. diamkan selama 20 menit kemudian cuci dengan air

Page 57: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

50

L. Sirsak

Gambar 12 Sirsak (Annona muricata L)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Magnoliales

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona muricata L.

2. Deskripsi tumbuhan

Daun berbentuk bulat telur terbalik, bewarna hijau

muda sampai hijau tua, dengan tipe pertulangan

brochododrome, ujung daun meruncing, pinggiran rata

dan permukaan daun mengkilap, bunga tunggal dalam

satu bunga terdapat banyak putik sehingga dinamakan

bunga berpistil majemuk. Buah sejati berganda, buah

memiliki duri halus, apabila tua daging buah bewarna

putih, biji bewarna coklat agak kehitaman dan keras.

Ketinggian pohon mencapai 8-10 meter.

Page 58: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

51

3. Habitat dan sebaran

Annona muricata memiliki persebaran asli didaerah

Bolivia, Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Meksiko, Panama,

Peru, Suriname, dan Venezuela. A.mucirata telah menyebar

ke berbagai negara. Tumbuhan ini dapat hidup pada

dataran rendah hingga mencapai ketinggian 1000 mdpl.

Persebaran di Indonesia tersebar luas di seluruh Indonesia

4. Kandungan senyawa kimia

Daun sirsak (Annona muricata L.) mengandung

banyak senyawa kimia seperti acetogenin, retikulin,

loreksimin, koklaurin, annomurin, higenamin, dan

beberapa minyak esensial lainnya. Komponen fitokimia

yang ditemukan pada ekstrak etanol daun sirsak adalah

terpenoid, steroid, flavonoid, glikosida kardia, tannin,

fenol, alkaloid, dan gula reduksi.

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi. Status IUCN dalam kategori Least Concern.

6. Manfaat tumbuhan

Buah sirsak dapat digunakan untuk penyembuhan

luka, anti mikroba, antiovarian, antioksidan, kemo-

preventif, alelopati, efek pada ginjal, efek pada hati, evolusi

toksikologi. Disisi yang lain juga dilaporkan daun sirsak

dapat digunakan sebagai obat wasir, sakit kantung air seni,

diare bayi, disentri, dan sebagai sumber vitamin C, peluruh

keringat, anti kejang dan mempercepat masaknya bisul.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaannya

yaitu :

a. Ambil 4-5 helai daun sirsak

b. Cuci daun sirsak dengan air bersih dan air mengalir

c. Kemudian rebus 3 gelas air masukkan helaian daun

Page 59: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

52

d. Tunggu sampai air mendidih dan menjadi 1 gelas

e. Minum secara rutin setiap hari

Page 60: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

53

M. Mengkudu

Gambar 13. Mengkudu ( Morinda citrifolia L.)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi ilmiah tumbuhan mengkudu

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Gentianales

Famili : Rubiaceae

Genus : Morinda

Spesies : Morinda citrifolia L.

2. Deskripsi tumbuhan

Tanaman mengkudu memiliki struktur perakaran

tunggang yang menembus tanah cukup dalam. Akar

cabang dan bulu akar tumbuh ke segala arah. Batang

berbentuk bulat panjang, pada umumnya bengkok, berkulit

kasar, dan bewarna coklat tua, coklat abu-abu, atau cokelat

kekuning- kuningan. Secara ilmiah tinggi tanaman dapat

mencapai ± 6 m. daun mengkudu tumbuh berpasangan

pada tiap buku cabang atau ranting. Daun bewarna hijau

tua, tidak berbulu dan berbentuk oval dengan urat

menyirip. Daun berukuran sangat besar di bandingkan

dengan ukuran cabangnya. Bunga berukuran kecil.

Page 61: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

54

Tumbuh di antara dua daun, serta tersusun dalam tandan

(bunga majemuk).

3. Habitat dan sebaran

M. citrifolia berasal dari daerah tropis dan subtropis

Asia dan Australia di antara garis lintang 19 ° N dan S.

Distribusi Indo-Pasifik termasuk Polinesia Timur (mis.

Hawaii, Kepulauan Line, Marquesas, Melanesia (misalnya

Fiji, Vanuatu, New Guinea, dan Kepulauan Solomon),

Indonesia, Australia dan Asia Tenggara. Spesies ini juga

telah dinaturalisasi di pantai terbuka Amerika Tengah dan

Selatan (dari Meksiko hingga Panama, Venezuela, dan

Suriname) dan di banyak pulau di Hindia Barat, Bahama,

dan sebagian Afrika.

Tumbuhan ini dapat ditemukan pada bergaai jenis

habitat seperti daerah kering maupun basah, hutan pesisir,

daerah pesisir, hutan tropis, hutan gugur, padang rumput,

dan di daerah perkebunan

4. Kandungan senyawa kimia

Senyawa aktif yang terdapat pada tanaman

mengkudu berupa senyawa golongan flavonoid, asam

fenolik, terpenoid, dan lain-lain dalam berbagai ekstrak

tanaman mengkudu. Senyawa fenolik buah mengkudu

mempunyai aktivitas yang beragam seperti aktivitas

antibakteri, antiseptik, dan antioksidan serta memiliki

banyak manfaat untuk kesehatan.

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi

6. Manfaat tumbuhan

Semua bagian tanaman memiliki kegunaan

Page 62: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

55

tradisional. Akar dan kulit kayunya digunakan untuk

pewarna dan obat-obatan; batangnya digunakan untuk

kayu bakar dan peralatan; daunnya digunakan sebagai

sayuran dan untuk membungkus makanan, obat-obatan

dan tapal; dan buahnya digunakan sebagai makanan, jus

dan obat topikal dan internal. Kulit akar menghasilkan

pewarna merah (morindin). Pewarna yang dihasilkan

digunakan pada kain batik dengan menghasilkan karya

berkualitas tinggi.

Sejak dahulu buah mengkudu banyak digunakan untuk pengobatan herbal. Diantaranya untuk mengobati penyakit arthritis, diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit kepala, penyakit jantung, ulkus lambung, arteriosklerosis, dan masalah pembuluh darah.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaannya

yaitu :

a. Siapkan buah mengkudu, madu dan juga air matang

b. Cuci dengan air bersih dan mengalir

c. Kemudian blender buah mengkudu, dan juga air

matang

d. Setelah semuanya halus, saring dan tuang ke dalam

gelas

e. Untuk menambahkan cita rasa manis, tambahkan

madu secukupnya lalu aduk dengan rata.

f. Kemudian jus menkudu bisa diminum

Page 63: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

56

N. Beluntas

Gambar 14 Beluntas (Pluchea indica (L) Less.)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Sub Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Dicotyledonae

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Pluchea

Spesies : Pluchea indica (L) Less.

2. Deskripsi tumbuhan

Tanaman beluntas merupakan tanaman perdu tegak

yang sering bercabang banyak dan memiliki ketinggian 0,5

- 2 m. Daun tanaman beluntas berambut, dan berwarna

hijau muda. Helaian daun beluntas berbentuk oval elips

atau bulat telur terbalik dengan pangkal daun runcing dan

tepi daunnya bergigi. Bunga tanaman beluntas merupakan

bunga majemuk dengan bentuk bongkol kecil, Bunga

beluntas memiliki tabung kepala sari berwarna ungu, dan

tangkai putik dengan 2 cabang ungu yang menjulang jauh.

Buah tanaman beluntas berbentuk gangsing, keras dan

Page 64: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

57

berwarna cokelat. Ukuran buah beluntas sangat kecil

dengan panjang 1 mm. Buah beluntas memiliki biji kecil dan

berwarna cokelat keputih-putihan.

3. Habitat dan sebaran

P. indica berasal dari Asia, dari India ke timur hingga

Cina dan Filipina, dan ke utara Australia. P. indica telah

diperkenalkan di banyak pulau dan menjadi invasif.

P. indica hidup di zona riparian dataran rendah, lahan

basah, rawa payau pantai dan daerah garam lainnya, hutan

bakau dan dataran pasang surut. Kadang-kadang

ditemukan di pedalaman di daerah hutan tetapi spesies ini

tidak tahan terhadap naungan yang lebat.

4. Kandungan senyawa kimia

Beluntas mengantung senyawa kimia seperti

flavonoid, tannin, alkaloid, jenis eudesmane,

sesquiterpenoid, monoterpen, glikosida lignan dan

triterpenoid.

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi

6. Manfaat tumbuhan

Manfaat beluntas sudah banyak digunakan

masyarakat untuk gangguan pencernaan pada anak,

menghilangkan bau badan, penurun panas, rematik, dan

nyeri persendian.

P. indica dapat digunakan sebagai obat pada disentri,

demam, gangren, pinggang, obesitas, keputihan, miosis,

cacar, luka dan luka; dan sebagai astringent, yg

mengeluarkan keringat atau tonik. P. indica dikenal dengan

aktivitas anti-inflamasi, anti-ulkus, anti-piretik,

Page 65: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

58

hipoglikemik, diuretik dan anti-mikroba selain banyak

aktivitas farmakologis lainnya. Senyawa dengan aktivitas

melawan Entamoeba histolytica telah dikonfirmasi. P. indica

sebagai terapi alternatif dalam pengobatan infeksi saluran

kemih.

Di Indonesia, tepung daun P. indica yang

ditambahkan ke dalam ransum ayam pada tingkat 2%

secara nyata meningkatkan bobot badan akhir,

pertambahan bobot badan, asupan pakan dan air, serta

menurunkan rasio konversi pakan dan juga mampu

menurunkan kadar kolesterol. daging broiler hingga 8%

dan Tingkat stres berkurang 10% pada ayam broiler

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaannya :

a. Ambil 10-15 helain daun beluntas

b. Cuci bersih dengan air mengalir

c. Lalu rebus atau seduh seperti minum teh

d. Kemudian di minum

e. Lakukan secara rutin 1 gelas sehari.

Page 66: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

59

O. Kayu manis

Gambar 15. Kayu manis (Cinnamomum burmanii Ness)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi ilmiah tumbuhan kayu manis

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmanii (Nees & T. Nees)

2. Deskripsi tumbuhan

Tanaman kayu manis tumbuh secara menjulang ke

atas dengan tinggi berkisar 5-15 meter. Kulit batang kayu

manis memiliki bau khas aromatik rasa agak manis, agak

pedas, dan kelat. Pada pengamatan secara makroskopik,

potongan kulit berbentuk gelondong, agak

menggulung membujur,agak pipih, atau berupa berkas

yang terdiri tumpukan beberapa potong kulit yang

tergulung membujur panjang sampai 1m, tebal kulit 1nm

sampai 3nm atau lebih.

Page 67: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

60

3. Habitat dan sebaran

C. burmanni dapat ditemukan dan hidup pada iklim

tropis atau subtropis hingga pada lahan basah mulai dari

Asia, Asia bagian selatan dan tengah, Amerika, Autralia,

tetapi satu catatan dari Hawaii menunjukkan bahwa C.

burmanni juga dapat tumbuh di hutan kering. Tanaman ini

biasanya ditanam sebagai pohon kehutanan.

4. Kandungan senyawa kimia

Kandungan senyawa kimia pada tumbuhan ini

meliputi : terpene, fenilpropanoid, lignan, flavonoid,

aromatik kumarin, alkaloid, steroid, minyak atsiri, eugenol,

safrole, sinamaldehid, tanin, kalsium oksalat, damar dan zat

penyamak, dimana sinamaldehid merupakan komponen

yang terbesar yaitu sekitar 70 %.

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi

6. Manfaat tumbuhan

Kulit batang, daun dan akar kayu manis dapat di

manfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit antara lain

Mengobati sakit perut dingin, sakit perut, diare, anoreksia,

sakit pinggang dan tungkai, lebam dan cedera, trauma dan

perdarahan. Selain itu, manfaat dari tumbuhan ini sebagai

antimikroba, antitumor, antioksidan, anti-diabetes, anti-

inflamasi, analgesik, muntah-muntah gangguan

pencernaan, pilek, batuk dan infeksi mikroba.dan

hipertensi.

Cinnamomum sp. Kayunya digunakan untuk

dekorasi, furnitur, lemari dan pembuatan kayu lapis. Selain

itu juga dimanfaatkan dalam menyiapkan coklat, minuman,

permen pedas, minuman keras, sebagai bumbu dan

Page 68: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

61

penyedap makanan minyak kayu manis suling juga

digunakan untuk membumbui makanan dan minuman.

Diare dan malaria dapat disembuhkan dengan kulit batang.

Kulit kayu manis juga dapat disedu dengan minuman

panas untuk memberi kekuatan dan melegakan otot rasa

sakit.

Getah digunakan dalam pembuatan obat nyamuk

bakar, wangi dupa dan formika. Kayu manis juga memiliki

antijamur, antibakteri, antitermit, larvasida, nematisida,

dan insektisida yang kuat.

Cara sederhana pemanfaatan dan penggunaannya

yaitu :

a. Rebus 1 ibu jari kayu manis serta 4 lembare daun cocor

bebek

b. Rebus dengan 600 ml air

c. Tunggu sampai air rebusan menjadi 300 ml air

d. Lalu diminum sekaligus satu sekali sehari.

Page 69: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

62

P. Manggis

Gambar 16. Manggis (Garcinia mangostana L)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi ilmiah tumbuhan manggis

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Theales

Famili : Cluciaceae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L.

2. Deskripsi tumbuhan

Manggis aatau Ratu Buah merupakan salah satu

buah teropis yang terbaik berwarna ungu tua atau

kemerahan, dengan rasa asam dan manis. Manggis

memiliki pohon dengan tinggi 6-25 m, batang berkayu,

bulat, tegak, percabangan simpodial, hijau kotor. Daun

tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata,

pertulangan menyirip, panjang 20-25 cm, lebar 6-9 cm,

tebal, tangkai silindris, hijau, bunga tunggal, berkelamin

dua, di ketiak daun, tangkai silindris panjang 1-2 cm,

Page 70: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

63

benang sari kuning, putik satu putih, kuning, buah buni,

bulat, diameter 6-8 cm, coklat keunguan. Biji bulat diameter

+ 2 cm, dalam satu buah terdapat 5-7 biji, akar tunggang,

putih kecoklatan.

3. Habitat dan sebaran

Distribusi tanaman manggis tersebar di India,

Myanmar, Malaysia, Filipina, Sri Lanka, Indonesia, dan

Thailand, Autralia, Afrika, dan Amerika

4. Kandungan senyawa kimia

Akar, kulit batang dan kulit buah Garcinia mangostana

L. mengandung saponin, di samping itu akar dan kulit

batangnya juga mengandung flavonoida dan polifenal

serta kulit buahnya juga mengandung tanin. Kulit

buah mengandung xanthone dalam jumlah tinggi

termasuk β-mangostin, 1-isomangostin, 3-

isomangostin, 9-hydroxycalabaxanthone, 8-

deoxygartanin, demethylcalabaxanthone, garcinone

B, garcinone D, garcinone E, gartanin, mangostanol,

mangostanin dan mangostinone

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi

6. Manfaat tumbuhan

Orang – orang zaman dahulu sering menggunakan

daun manggis sebagai obat alternatif untuk mengobati

diare, inflamasi, kanker hati, paru – paru, kolera, disentri,

infeksi kulit, dan usus. Kulit buah manggis dapat di

gunakan sebagai obat tradisional dalam mengobati

penyakit seperti trauma, infeksi kulit, sakit perut, disentri,

Page 71: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

64

anti-inflamasi, anti tumor, kardioprotektif, antidiabetes,

antibakteri, antijamur, antiparasit, antioksidan dan anti-

obesitas dan luka.

Di India, Thailand, Cina dan bagian lain dari kulit

buah kering dan bubuk Asia adalah digunakan sebagai

agen antimikroba dan untuk antiparasit, pengobatan

disentri, nanah dan bisul. Daun dan kulit manggis dikenal

memiliki sifat antiinflamasi yang kuat.

Dalam pengobatan tradisional Thailand, kulit

buahnya keras G. mangostana telah digunakan untuk

pengobatan infeksi kulit, luka dan untuk menghilangkan

diare.

Di Filipina dan Malaya teh dibuat dari kulit buah dan

rebusan daun dan kulit batang digunakan sebagai obat

penurun panas serta pengobatan diare, disentri dan

gangguan kemih yang berbeda. Akar rebusan diberikan

oleh wanita dengan menstruasi gangguan. Selain itu,

ekstrak kulit kayu yang disebut 'amibiasine' telah

digunakan untuk pengobatan disentri amuba. Di

Venezuela, infeksi kulit akibat parasit diobati dengan tapal

kulit buah.

Cara sederhana pemanfaatannya yaitu :

a. Ambil kulit manggis segar dari buah yang sudah benar

– benar matang

b. Kemudian cuci dengan air mengalir hingga bersih

c. Potong – potong kulit manggis, kemudian rebus di

dalam 250 ml air hingga mendidih

d. Sesudah mendidih, angkat dan saring air rebusan.

Tunggu sampai hangat, kemudian tambahkan madu

atau gula sebagai pemanis

Page 72: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

65

Q. Ketepeng Tionghoa

Gambar 17 Ketepeng Tionghoa (Cassia alata L.)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Cassia

Spesies : Cassia alata L.

2. Deskripsi tumbuhan

Cassia alata L. memiliki batang berkayu, bulat, percabangan simpodial, coklat kotor. Habitut Cassia alata L perdu memiliki tinggi ± 5 m. daun majemuk, menyirip genap, anak daun delapan sampai dua puluh empat pasang, bentuk bulat panjang, ujung tumpul, tepi rata, pangkal membulat, panjang 3,5 – 15 cm, lebar 2,5 – 9 cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek, hijau. Memiliki bunga majemuk bentuk tandan, kelopak berbagi lima, benang sari tiga, daun pelindung pendek. Buah polong, panjang, bersegi empat, panjang ± 18 cm, lebar ± 2,5 cm, masih muda hijau setelah tua hitam kecoklatan. Bijinya segitiga lancip, pipih masih muda hijau setelah tua hitam dan akarnya tunggang, bercabang, bulat, kehitaman.

Page 73: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

66

3. Habitat dan sebaran

Cassia alata merupakan tumbuhan yang berasal dari

Argentina. Tanaman ini telah menyebar di wilayah Eropa,

Asia, Afrika, dan Australia. Biasanya disebut sebagai

Candle brush, Candlestick, Senna alata dan lain-lain. Di

Indonesia C. alata disebut sebagai “ketepeng cina”

4. Kandungan senyawa kimia

Senyawa metabolit sekunder dalam C. Alata

termasuk alkaloid, saponin, steroid, flavonoid dan

terpenoid asam krisofanat, tanin.

Biji C. alata dilaporkan memiliki banyak senyawa

bioaktif senyawa glikosida flavonoid yaitu 26 chrysoeriol-

7-O- (200-O-β-D-manno pyranosyl) -β-D-allopyranoside

dan 27 rhamnetin-3-O- (200-O-βD-mannopyranosyl) -β-D-

allopyranoside, sebanyak 28 (asam n-heksadekanoat), 29

(Asam 15-tetracosenoic), 30 (asam oleat), 31 (asam

oktadekanoat), 32 (2-metil-1-oktanol, asam pentanoat), dan

33 (2-etil-1-desanol)., 34 α-D-galactopyranosyl

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi. Status IUCN yaitu Least Concern (LC)

6. Manfaat tumbuhan

Akar C. alata dapat digunakan untuk mengobati

rematik. Biji dan daunnya berpotensi tinggi sebagai

fungisida dan obat eksim di India. C. alata dapat digunakan

untuk mengurangi sakit perut saat hamil, sakit kepala dan

kelumpuhan. Ekstrak C. alata digunakan dalam praktek

pengobatan herbal tradisional untuk menyembuhkan kulit

penyakit di beberapa negara.

Page 74: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

67

Di Thailand, daun C. alata digunakan obati sembelit.

Ini bisa dilakukan dengan ditumbuk dengan daun segar air,

bawang putih, kapur merah dan balsem lalu dioleskan pada

kulit yang terinfeksi kurap. Selain itu rebusan pucuk dan

daun C. alata dapat dimanfaatkan membersihkan luka dan

bertindak sebagai agen anti inflamasi. Di Indonesia

(Khususnya di Sulawesi Selatan), daun C. alata telah

dimanfaatkan secara tradisional untuk menghilangkan

jamur pada kulit yang dapat menyebabkan gatal-gatal

dengan cara menggosok langsung pada kulit.

Beberapa penelitian telah melaporkan aktivitas

biologis C. alata. Ekstrak kasar daun C. alata memiliki

aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Ekstrak daun

memiliki potensi anti-inflamasi dengan secara signifikan

mengurangi pembengkakan lutut. Ekstrak daun C. alata

dilaporkan memiliki antijamur yang baik aktivitas

melawan Trichophyton verrucosum dan Epidermophyton

floccosum serta mikroba lainnya.

Manfaat dari tumbuhan ketepeng Tionghoa yaitu

untuk proses penyembuhan penyakit panu merupakan

penyakit infeksi kulit yang di sebabkan oleh beberapa jenis

jamur, di antaranya adalah jamur Trichophyton sp. Jamur

Trichophyton sp. dapat menyebabkan penyakit kulit pada

manusia seperti panu, kadan dan kurap.

Cara sederhana pemanfaatan yaitu :

a. Segenggam daun ketepeng Tionghoa di rebus dengan

air secukupnya.

b. Tambahkan 1 sendok makan kapur sirih

c. Setelah itu daun ketepeng Tionghoa yang sudah di rebus

di lumatkan hingga halus.

d. Kemudian gosokkan pada bagian kulit tubuh yang sakit

e. Lakukan 2 kali setiap hari sampai penyakit kulit hilang.

Page 75: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

68

R. Jahe

Gambar 18 Jahe (Zingiber officinale)

(Sumber : Dokumen pribadi )

1. Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinale

2. Deskripsi tumbuhan

Jahe memiliki batang tegak dan daun kerap kali jelas

dua baris dengan pelepah yang memeluk batang dan lidah

diantara batas pelepah dan helaian daun. Bunga zygomorph

berkelamin dua. Dan memiliki kelopak berbentuk tabung,

dengan ujung bertaju, kerap kali terbelah serupah pelepah.

Rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang, cabang

pendek, bentuk bulat, pada setiap ujung cabang terdapat

parut melekuk kedalam. Potongan bagian luar berwarna

coklat kekuningan, beralur memangang,kadang ada serat

bebas.

3. Habitat dan sebaran

Tanaman ini berasal dari Cina Selatan dan akhirnya

Page 76: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

69

menyebar ke Kepulauan Rempah-rempah, bagian lain Asia,

dan selanjutnya ke Afrika Barat. Saat ini telah

didistribusikan secara luas di seluruh daerah tropis dan

belahan dunia subtropis.

Jahe tumbuh di daerah tropis mulai dari 10 - 1500

mdpl, tetapi banyak ditemukan di dataran rendah.

Tanaman lebih tumbuh ideal pada kondisi hangat dan

cerah. Curah hujan optimal 2.500-3.000 mm, tersebar

dengan baik sepanjang tahun.

Tanah yang ideal adalah tanah lempung sedang

dengan pasokan bahan organik yang memadai dengan pH

6,0-7,0..

4. Kandungan senyawa kimia

Jahe mengandung beberapa senyawa di antaranya

campuran zingerone, shogaols, gingerol dan minyak atsiri

bertanggung jawab atas bau dan rasa khasnya. Konstituen

lainnya termasuk, capsaicin, gingediol, galanolactone,

gingesulfonic acid, galactosylglycerols, gingerglycolipids,

diarylheptanoids, neral, monoacyldi-vitamin, dan fitosterol

Minyak astiri (bisabolene, cineol, phellandrene, citral, borneol, citronellol, geranial, linalool, limonene, zingiberol, zingiberence, camphene), oleoresin (gingerol, shogeol), fenol (gingreol, zingeron), enzim Proteolitik (zingibain), vit B6, vit C, Kalsium, magnesium, fosfor, kalium, asam linoleat, gingreol (gol alcohol pada oleoresin), mengandung minyak astiri 1-3% diantaranya bisabolen, zingiberen dan zingiberol.

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi. Status IUCN yaitu Data Deficient (DD).

6. Manfaat tumbuhan

Jahe sering di pergunakan untuk bumbu dalam

Page 77: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

70

membuat berbagai bahan masakan. Jahe sangat berperan

dalam ramuan obat secara tradisional dan banyak

digunakan sebagai ramuan untuk membuat jamu. Tanaman

ini banyak digunakan sebagai obat rumahan jika terjadi

dispepsia, perut kembung, ketidaknyamanan perut, sakit

perut, diare, sakit gigi, radang gusi, bronkitis, hipertensi,

demensia, helminthiasis, sembelit, dan asma gangguan

pernapasan, flu biasa, demam, sakit tenggorokan, nyeri,

rematik, bronkitis, sebagai perangsang karminatif dan

nafsu makan, antipiretik, untuk pencernaan masalah,

gangguan pencernaan, mual dan muntah yang

berhubungan dengan mabuk perjalanan dan kehamilan,

kehilangan nafsu makan, demam, antispasmodik,

ekspektoran, perifer stimulan peredaran darah, dan

astringent.

Cara sederhana pemanfaatan yaitu :

a. Parut 1,5 sendok teh jahe segar

b. Rebus 4 gelas air

c. Tambahkan jahe ke dalam air

d. Biarkan jahe meresap selama sekitar 5 - 10 menit

e. Saring airnya untuk memisahkan parutan jahe

f. Air jahe dapat di minum baik panas maupun dingin.

Page 78: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

71

S. Brotowali

Gambar 19 Brotowali (Tinospora rhumpii L.)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Ranunculales

Famili : Menispermaceae

Genus : Tinospora

Spesies : Tinospora rhumpii L.

2. Deskripsi tumbuhan

Tinospora rhumpii L. memiliki batang berukuran kecil

rata – rata sebesar jari kelingking panjangnya bisa mencapai

2,5 meter bahkan lebih, batang ini banyak mengandung air.

Daun brotowali sangat unik bentuknya seperti jantung,

agak membundar dan berujung lancip. Daun nya bewarna

hijau muda yang memiliki lebar antara 6 hingga 12 cm,

daun brotowali juga termasuk jenis daun tunggal. Bunga

brotowali bunga yang tidak sempurna karena tidak

Page 79: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

72

memiliki bagian – bagian bunga yang lengkap. Bunga

brotowali berukuran berukuran kecil bewarna hijau muda

memiliki mahkota enam. Bunga ini juga merupakan tunas,

warnanya kemudian berubah menjadi merah putih. Buah

pada tanaman brotowali berada di batang dan berkumpul,

buah ini berwarna merah muda.

3. Habitat dan sebaran

Tanaman/tumbuhan ini berasal dari Cina. Tanaman

tersebar di seluruh wilayah tropis hingga India 1.200 m di

atas permukaan laut dari kumaon ke Assam, di utara

membentang melalui Benggala Barat, Bihar, Deccan,

Kankan, Karnataka dan Kerala, India, Myanmar, Sri Lanka,

Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, Kalimantan,

Vietnam, Bangladesh, Afrika Utara, dan Afrika Selatan.

4. Kandungan kimia tumbuhan

Tanaman brotowali terkandung berbagai senyawa

kimia, antara lain alkaloid, damar lunak, pati, glikosida,

pikroretosid, harsa, zat pahit pikroretin, tinokrisposid,

berberin, palmatin, kolumbin, dan kaokulin atau

pikrotosin.

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi.

6. Manfaat tumbuhan

Manfaat dari batang brotowali banyak di pakai untuk

mengobati sakit perut, demam, dan sakit kuning. Di

samping itu pipisan dan tumbukan daunnya banyak di

gunakan sebagai obat gosok untuk mengobat sakit

punggung dan pinggang. Dalam bentuk bubuk, ini

diresepkan untuk demam, efektif obat untuk rematik, perut

Page 80: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

73

kembung anak, dan penyakit kuning, sedangkan rebusan

batangnya terkenal sebagai yang terbaik obat untuk gatal-

gatal dan luka kanker, serta sebagai antimalaria. Air

rebusan batang brotowali banyak digunakan untuk

menyembuhkan gatal – gatal, koreng.

Cara sederhana pemanfaatan brotowali :

a. Ambil dan bersihkan 1 jari batang brotowali segar

b. Setelah bersih potong – potong batang menjadi beberapa

bagian saja

c. Rebus air sampai air rebusan tersisa 1,5 gelas aja

d. Minum ramuan alami ini tiga kali sehari, aturan

minum ½ gelas perminum.

Page 81: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

74

T. Daun dewa

Gambar 20 Daun dewa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Gynura

Spesies : Gynura procumbens (Lour.) Merr.

2. Deskripsi tumbuhan

Merupakan tumbuhan merambat atau menjalar, tinggi sampai 2 m. helai daun berbentuk poval, bulat telur memnjang atau lanset panjang dengan pangkal berangsur menyempit panjang atau seringkali dengan pangkal berangsur menyempit dan ujung meruncing. Tepi daun berlekuk tajam atau tumpul dan berigi kasar, kadang- kadang terpilih menyerupai kail. Permukaan berambut halus dengab panjang daun bervariasi dari 3,5-12,5 cm dan panjang daun 0,5-3,5 cm. bunga berbentuk bonggol, yang bergantung 2-7 bonggol membentuk perbungaan malai rata atau malai cawan. Dalam satu bonggol terdapat 20-30 bunga, panjang bonggol 1,5-2 cm dan lebar 5-6 mm, panjang tangkai bonggol 0,5-7 cm dan berambut halus.

Page 82: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

75

Bunga berbau menusuk dengan mahkota berwarna

jingga lemah atau kuning-jingga, sering menjadi coklat

kemerahan. Batang berkotak-kotak atau beralur, lunak,

berbintik-bintik ungu dan berambut halus.

3. Habitat dan sebaran

Berasal dari daerah Afrika yang beriklim tropis.

Tumbuhan ini biasa ditemukan di negara Asia tropis seperti

Cina, Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam dan

Srilangka,. Tumbuh liar di pekarangan, ladang atau

ditanam orang untuk obat-obatan. Tumbuh sampai

ketinggian 500 m di atas permukaan laut.

4. Kandungan kimia

Daun mengandung 4 senyawa flavonoid, tanin galat,

sapoin dan steroid/triterpenoid, metabolit yang terdapat

dalam eksrak yang larut dalam etanol 95% anatara lain

asam klorogenat, asam kafeat, asam vanilat, asam p-

kumarat, asam p-hidroksi benzoate. Sterol, glikosida sterol,

nonadekana, fitil valearat.

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi.

6. Manfaat tumbuhan

Daun dewa merupakan salah satu jenis tanaman

terna yang berfungsi sebagai tanaman obat dapat di

konsumsi sebagai sayur dalam bentuk lalapan. Daun dewa

dan umbi tanaman daun dewa juga memiliki khasiat

sebagai obat untuk anti tumor atau kanker, obat kulit,

rematik, kencing manis, mencairkan darah yang membeku

pada luka sekaligus menghentikan pendarahan dan

pembengkakan payudara, membersihkan racun, mengatasi

Page 83: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

76

peradangan pada jaringan tubuh, seperti radang pancreas

pada penderita diabetes mellitus dan infeksi herves.

Cara sederhana pemanfaatannya yaitu :

a. Ambil 5 lembar daun dewa, pilihlah daun dari tanaman yang kira – kira sudah berusia 8 bulan lebih kemudian cuci bersih dengan air mengalir.

b. Rebuslah daun dewa ini dengan 3 gelas air c. Biarkan hingga beberapa saat sehingga air rebusan

tinggal segelas d. Tuang ke dalam gelas dan air rebusan ini siap untuk

diminum.

Page 84: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

77

U. Sambiloto

Gambar 21 Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. fil.)

Nees.)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi ilmiah tumbuhan sambiloto

Kingdom : Plantae Divisi : Angiospremae Kelas : Dycotiledonae Ordo : Personales Family : Acanthaceae Sub family : Acanthoidae Genus : Andrographis

Spesies : Andrographis paniculata (Burm. fil.)

Nees.

2. Deskripsi tumbuhan

Andrographis paniculata memiliki batang tidak

berambut tebal 2-6 mm, persegi empat, batang bagian atas

seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang

berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset

sampai bentuk lidah tombak, rapuh, tipis, tidak berambut,

pangkal daun beruncing, ujung meruncing, tepi daun rata,

permukaan atas bewarna hijau tua atau hijau kecokelatan,

permukaan bawah bewarna hijau pusat. Tangkai daun

pendek, buah berbentuk jorong, pangkal dan ujung tajam,

kadang – kadang pecah secara membujur. Permukaan luar

Page 85: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

78

kulit buah bewarna hijau tua hingga hijau kecokelatan,

permukaan dalam bewarna putih, biji agak keras,

permukaan luar bewarna cokelat muda dengan tonjolan.

3. Habitat dan sebaran

Distribusinya tercatat di India, Sri Lanka,

Semenanjung Malaya, Cina, Indonesia dan Thailand. Di

India itu terjadi di seluruh dataran dan juga di hutan

sebagai semak belukar. Tanaman ini sebagai pengusir ular.

Spesies ini didistribusikan secara global di Indo-Malesia. Di

India, terutama ditemukan di dataran di seluruh India dari

Himachal Pradesh hingga Assam dan Mizoram, dan di

seluruh Semenanjung India.

4. Kandungan kimia tumbuhan

Hasil skrining fitokimia dari ekstrak tumbuhan

menunjukkan keberadaannya dari diterpen seperti

andrographolide, neoandrographolide, bis-

andrographolide, 14-deoxy-11, 12-

didehydroandrographolide, andrograpanin, 14-

deoxyandrographolide dan flavonoid seperti 5- hydroxyl-7,

8-dimethoxyflavone, 5-hidroksil-7, 8-dimetoksiflavanon,.

5. Status konservas

Populasi tumbuhan ini masih cukup banyak di alam

dan mudah untuk dibudidayakan secara luas dan

merupakan jenis tumbuhan yang tidak termasuk jenis yang

dilindungi.

6. Manfaat tumbuhan

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. fil.) Nees)

Ekstrak tumbuhan menunjukkan anti-mikroba, anti jamur,

anti bakteri, anti protozoa, hepatoprotektif, anti-oksidan,

anti-inflamasi, imunostimulan, anti malaria, anti diabetes,

gastroprotektif, insektisida, anti maag dan anti bisa ular.

Selain itu, tanaman ini juga efektif dalam pengobatan

Page 86: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

79

penyakit kuning. Andrographolide meningkatkan sistem

kekebalan dengan meningkatkan jumlah sel darah putih.

Selain itu, dapat meningkatkan aktivitas sistem limfatik

menunjukkan sifat anti-virus. Andrographolide

menunjukkan aktivitas anti kanker dan secara signifikan

menghambat perkembangbiakan sel kanker usus besar.

Andrographolide melindungi jaringan paru-paru dari luka

akibat asap yang disebabkan oleh oksidatif menekankan.

Selanjutnya, senyawa tersebut juga menunjukkan

perlindungan terhadap fragmentasi DNA yang dimediasi

superoksida yang diinduksi nikotin dalam limfosit

Cara sederhana pemanfaatannya yaitu :

a. Ambil 3-4 lembar daun sambiloto segar

b. Cuci dengan air bersih yang mengalir

c. Setelah itu tumbuk

d. Masukkan ke dalam air setengah gelas

e. Lalu saring ampasnya dan bisa meminum ramuan daun

sambiloto di tambah dengan sebanyak 3 kali sehari

Page 87: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

80

V. Ceplukan

Gambar 22 Ceplukan (Physalis minima L.)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dycotiledonae

Ordo : Solonales

Family : Solonaceae

Genus : Physalis

Spesies : Physalis minima L.

2. Deskripsi tumbuhan

Ceplukan (Physalis minima L.) adalah tanaman

semusim berupa herba dari famili Solanacea. Akar tanaman

ceplukan berbentuk bulat, tumbuh memanjang, dan

bewarna putih, akar tanaman ini berasa agak pahit. Batang

bawah bulat bewarna cokelat muda, berongga, sedangkan

batang bagian atas serta cabangnya bersegi tajam dan

bewarna hijau. Helain daun berbentuk lebih bulat dengan

ukurannya rata – rata lebih besar, daun tipis, lemas, berbulu

lebat, dan cepat menjadi layu setelah di petik, panjang

tangkai daun berkisar antara 2 cm – 3 cm, bersegi, dan

Page 88: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

81

bewarna hijau. Daun setelah tua menguning kemudian

berubah menjadi cokelat dan akhirnya gugur. Bunga

ceplukan berbentuk tunggal dan biasanya muncul pertama

kali dari ketiak daun. Setelah terjadi persarian pada bunga

betina, bakal buah yang terdapat di dalam kelopak akan

tumbuh menjadi buah. Daun mahkota mengerut, kemudian

menguncup, mongering dan akhirnya gugur.

3. Habitat dan sebaran

Physalis spp. merupakan tumbuhan liar, berupa

herba tahunan dengan tinggi kurang lebih 0.5–1.0 meter.

Physalis minima adalah tumbuhan dari Amerika yang

tersebar luas ke daerah tropis lainnya. tumbuhan bisa

tumbuh di dataran tinggi, sehingga mudah untuk ditanam.

Tumbuhan ini tumbuh subur di dataran rendah sampai

ketinggian 1.550 meter diatas permukaan laut, tersebar di

tanah tegalan, sawah-sawah kering, serta dapat ditemukan

di hutan-hutan jati

4. Kandungan senyawa kimia

Tanaman Physalis minima banyak mengandung sekunder senyawa tersebut antara lain flavonoid, steroid alkaloid, senyawa fenolik sebagai asam ellagic, katekol, asam galat dan katekin, asam amino, asetamid, siklopentana, palmitat asam, asam stearat, asam oktadekanoat dan linoleat. Physalis minima memiliki berbagai farmakologis efek, termasuk antidiuretik, anti-inflamasi, analgesik, antioksidan, antidiabetes, antimikroba, dan antibakteri.. Buah tanaman ini kaya vitamin A dan vitamin C

5. Status konservasi

Populasi tumbuhan ini masih dalam keadaan sedang

menghadapi resiko kepunahan dialam liar pada waktu

yang akan datang meskipun merupakan jenis tumbuhan

yang tidak termasuk jenis yang dilindungi. Status IUCN

yaitu Vulnerable (VU) atau Rentan.

Page 89: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

82

6. Manfaat tumbuhan

Physalis minima L. mempunyai khasiat yaitu saponin

yang terkandung dalam daun Physalis spp. memberikan

rasa pahit dan sifat menyejukkan serta berkhasiat sebagai

antitumor dan menghambat pertumbuhan kanker,

terutama kanker usus besar. Kandungan flavonoid dan

polifenol berkhasiat sebagai antioksidan. Penelitian di

Jepang menemukan bahwa daun Physalis spp. Berperan

dalam pengobatan herpes simpleks I, campak, HIV1, polio

virus 1, dan hepatitis B. tanaman ini sebagai anti imflamasi,

tinggi antioksidan, antimikroba, antidiabetus

pada akar untuk di gunakan untuk mengobati

hepatitis, daun di gunakan sebagai obat asma, malaria,

atiinflamasi dan disinfektan, sedangkan buah ciplukan di

gunakan untuk pengobatan scabies. Secara spesifiknya

glukosida flavonoid dalam ciplukan berkhasiat sebagai

obat diabetes mellitus karena dapat memperbaiki regulasi

dalam darah dan menghilangkan efek samping

(komplikasi) diabetes mellitus.

Cara sederhana pemanfaatannya yaitu :

a. Siapkan daun ceplukan secukupnya

b. Bersihkan dengan air bersih yang mengalir

c. Kemudian rebus dengan air 2 gelas dan biarkan sampai

tersisa 1 gelas

d. Setelah itu minum air rebusan tersebut

e. Konsumsilah secara rutin dan teratur.

Page 90: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

83

W. Kayu putih

Gambar 23 Kayu putih (Melaleuca leucadendra L)

(Sumber : Dokumen pribadi)

1. Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Melaleuca

Spesies : Melaleuca leucadendra L.

2. Deskripsi tumbuhan

Kayu putih memiliki pohon tinggi 10 – 25 m. batang

berkayu dan kulit batang mudah mengelupas, batang

bercabang banyak, penampang bulat, warna batang putih

abu – abu. Daun tunggal, berbentuk jorong atau lanset,

ujung runcing dan pangkal runcing atau bulat, tepi rata,

pertulangan menyirip, panjang 10-22 cm, lebar 3 – 9 cm,

panjang tangkai 3 – 4 cm, warna hijau keputih – putihan.

Daun dan kulit bila berambut berbau kayu putih. Bunga

kayu putih majemuk, tumbuh di ketiak daun atau di ujung.

Buah berbentuk lonceng ukurannya 2,5 – 7 mm, lebar 3 – 4

mm, biji kecil – kecil bulat bewarna cokelat.

Page 91: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

84

3. Habitat dan sebaran

M. cajuputi hampir menyebar seluruh wilayah

Indonesia. Berdasarkan itu sebaran alami ada tiga

subspesies M. cajuputi di Indonesia. M. cajuputi subsp.

Cajuputi Powell tumbuh di timur Indonesia (Maluku

Pulau), M. cajuputi subsp. cumingiana Barlow tumbuh di

Indonesia bagian barat (Sumatera, Barat Barat, dan

Kalimantan Selatan), dan M. cajuputi subsp. platyphylla

Barlow tumbuh di Irian Jaya Selatan, Aru Pulau, dan Pulau

Tanimbar. M. Cajuputi tumbuh dalam variasi yang luas dari

jangkauan geografis menyebabkan variasi genetik di antara

mereka.

4. Kandungan kimia tumbuhan

Kandungan utama adalah minya esensial yaitu (E)-

nerolidol, caryophyllene, viridiflorol, farnesene, dan

humulune.

Daun dan ranting kecil proses penyulingan kayu

putih menghasilkan minyak atsiri dengan bahan kimia

utama (cineole) (50-65%), Eucalyptol (1, 3, 3-trimethyl-2-

oxabicyclo) diklasifikasikan sebagai gugus hidrokarbon

monoterpen teroksigenasi. Senyawa ini berperan penting

dalam aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Gram

positif dan Gram negatif. Aktivitas biologis juga dilaporkan

terhadap jamur dan serangga yang mungkin disebabkan

oleh salah satu senyawa kayu putih utama yang memiliki

struktur kimia seperti 1, 8-cineole.

5. Manfaat tumbuhan

Tanaman kayu putih banyak di jadikan minyak kayu

putih yang memiliki peran penting dalam obat – obat

tradisional sebagai obat sakit kepala, meredakan masalah

pernapasan, perut kembung, mual, masuk angin, gatal

sebagai aromaterapi dan mangurangi gejala demam.

Page 92: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

85

limbah kayu putih padat hasil proses penyulingan

dapat digunakan sebagai arang aktif. Limbah tersebut

dapat diolah lebih lanjut sebagai biopellet dan arang briket.

Nilai kalori arang briket kayu putih jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan arang briket biasa yang bisa

mencapai hingga 1,5 kali lipat. Limbah padat ini juga

mengandung gas yang mudah menguap dengan kuantitas

mencapai 47–68%. Limbah ini juga dimanfaatkan sebagai

bahan bakar seperti di steam boiler dan sebagai makanan

pengganti sapi potong di peternakan. Limbah kayu putih

dapat diolah sebagai pupuk organik tanah.

Cara sederhana pemanfaatan tumbuhan :

a. Daun kayu putih di petik terlebih dahulu dari pohonnya

kemudian baru dilakukan penyulingan secara

sederhana

b. Setelah itu daun minyak kayu putih dimasukkan diatas

rak dalam ketel tempat perebusan dan pada dasar ketel

diisi air yang di bakar menggunakan tungku, ketel di

tutup rapat agar uapnya tidak keluar. Di sebelah ketel

tersebut ada bak penampung air yang merupakan salah

satu tahap penyulingan.

c. Uap dari daun yang di rebusn didinginkan hingga

menjadi minyak air putih yang keluar dari pipa

penyulingan dengan sendirinya. Penyulingan

berlangsung kurang lebih 20 menit.

d. Minyak kayu putih di saring terlebih dahulu dengan

kapas kemudian baru dimasukkan dalam botol.

Page 93: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

86

BAB IV BAGIAN TUMBUHAN SEBAGAI OBAT

TRADISIONAL

A. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat

Tradisional

Berdasarkan hasil observasi peneliti, bagian tumbuhan

yang digunakan sebagai obat tradisional yaitu daun, kulit

buah, rimpang, akar, dan herba. Bagian tumbuhan yang paling

banyak digunakan sebagai obat adalah daun.

Tabel 2 Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat Tradisional di Desa Pelawan.

No

Nama lokal

Bagian Yang

Digunakan

Da

un

Bu

ah

Ku

lit

bu

ah

Rim

pan

g

Ak

ar

Ba

tan

g

1. Sirih √

2. Kelor √

3. Jambu biji √ √

4. Jeruk nipis √ √

5. Papaya √ √ √

6. Seledri √

7. Belimbing wuluh √

8. Salam √

9. Cocor bebek √

10. Kumis kucing √

11. Lidah buaya √

12. Sirsak √ √

13. Mengkudu √

14. Beluntas √

Page 94: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

87

15. Kayu manis √ √

16. Manggis √ √ √

17. Ketepeng Tionghoa √

18. Jahe √

19. Brotowali √

20. Daun dewa √

21. Sambiloto √

22. Ceplukan √ √

23. Kayu putih √

Berdasarkan table 2. Bagian tumbuhan yang digunakan

sebagai obat tradisional adalah daun sebanyak 19, buah 8, kulit

buah 1, rimpang 1, akar 1, batang 2. Persentase dari bagian

tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional di Desa

Pelawan dapat dilihat di bawah ini

60%25%

3%3%3%

6%

BAGIAN TUMBUHAN YANG

DIGUNAKAN

daun buah kulit buah rimpang akar batang

Page 95: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

88

B. Pemanfataan Obat Tradisional Secara Turun

Temurun

Keberadaan dan kehidupan manusia tidak lepas dari

keanekaragaman makhluk hidup (flora dan fauna) sebagai

berkat Allah Sang Pencipta Alam Semesta dan Alam Bahasa.

Tumbuhan sebagai obat-obatan tradisional merupakan

tumbuhan yang diketahui dan di percaya masyarakat, yang

mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan

baku obat tradisional. Masyarakat tradisional dan modern

hingga saat ini masih banyak menggunakan obat tradisional

yang bersumber dari alam dan sebagian dari tumbuhan obat

potensial yang diduga mengandung senyawa bioaktif

berkhasiat obat.

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh (Dewantari

et al., 2018) tentang “Jenis tumbuhan yang digunakan sebagai

obat tradisional di daerah Eks-Karesidenan Surakarta” dengan

kajian ini memiliki tujuan yang sama yaitu ingin mengetahui

jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat dan

mengklasifikasikan jenis – jenis tumbuhan tersebut

berdasarkan bagian yang digunakan, cara pengolahan, dan

kegunaannya. Jenis tanaman yang di dapat oleh (Dewantari et

al., 2018) juga di dapatkan oleh kajian ini contohnya pepaya

(Carica Papaya L), manggis (Garcinia mangostana L), kelor

(Moringa oleifera L.), sirsak (Annona muricata L.), brotowali

(Tinospora rhumpii L.), kayu manis (Cinnamomum burmanii

(Nees & T. Nees)), sirih ( Piper bitle), beluntas (Pluchea indica L.),

jahe (Zingiber officinale), mengkudu (Morinda citrifolia L.), yang

bisa digunakan untuk pembuatan jamu dan bermanfaat untuk

kesehatan tubuh, kemudian cara pengolahan juga dapat di

rebus, di tumbuk dan dioleskan.

Masyarakat Desa Pelawan adalah komunitas

masyarakat yang secara turun temurun mempunyai konsep

kearifan tradisional yang memanfaatkan sumber daya alam

secara turun temurun dari nenek moyang. Desa pelawan

memiliki adat istiadat dan budaya yang sangat beragam,

terutama dari segi bahasa dan kebiasaan. Seperti halnya

Page 96: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

89

masyarakat Desa Pelawan juga memiliki pengetahuan tentang

pengelolaan keanekaragaman sumber daya alam dan

lingkungan sekitarnya. Salah satuny adalah pemanfaatan

tumbuhan sebagai bahan obat tradisional yang dapat

digunakan sehari- hari dan dipercaya untuk menyembuhkan

penyakit atau dapat memberikan pengaruh lebih baik

terhadap kesehatan.

Masyarakat Desa Pelawan umumnya memiliki

pengetahuan tentang pemanfataan tumbuhan obat tradisional

secara turun temurun di lingkungan keluarga maupun dari

pengalamannya sendiri. Sebagian diantaranya bahkan

memiliki pengetahuan tentang kegunaan atau khasiat

tumbuhan obat dalam kaitannya dengan nilai-nilai riligius.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukaan pada

masyarakat Desa Pelawan, diketahui terdapat 23 spesies dapat

dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Tumbuhan obat

tersebut diperoleh masyarakat dari berbagai sumber seperti

dari spesies tumbuhan liar da nada yang di peroleh secara

budidaya atau tanam sendiri. Tumbuhan yang di peroleh

secara liar atau alami tersebut dapat di jumpai di sekitar kebun

hutan, semak belukar,, sekitar sungai dan sawah. Sedangkan

yang dibudidayakan masyarakat Desa Pelawan menanam

sendiri tumbuhan obat di sekitar perkaranagan rumah, di

kebun dan pematang sawah.

Beberapa jenis tumbuhan obat yang terdapat di Desa

Pelawan yaitu Sirih (Piper crocatum Ruiz & Pav.) untuk

mengobati hipertensi, kelor (Moringa oleifera Lam.) untuk

mengobati stimulant jantung dan peredaran darah, jambu biji

(Psidium guajava L.) untuk mengobati batu dan diare, jeruk

nipis (Citrus aurantifolia L.) untuk mengobati batuk, dan obat

jerawat, papaya (Carica papaya L.) untuk obat cacing, seledri

(Apium graveolens L.) sebagai penyedap dalam makanan,

belimbing wuluh (Averhoa bilimbi L.) sebagai penyedap

makanan, daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.

untuk menurunkan kolesterol, cocor bebek (Kalanchoe pinnata

L.) untuk proses penyembuh luka, kumis kucing (Orthosiphon

Page 97: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

90

Aristatus) untuk penyakit hepatitis, lidah buaya (Aloe vera L.)

digunakan untuk bahan kosmetik, sirsak (Annona muricata L.)

digunakan sebagai obat wasir, mengkudu (Morinda citrifolia L.)

untuk mengobati penyakit diabetes, beluntas (Pluchea indica (L)

Less.) digunakan untuk gangguan pencernaan pada anak,

kayu manis (Cinnamomum verum Nees & T. Nees. untuk

mengobati penyakit asam urat, manggis (Garcinia mangostana

L.) untuk mengobati diare, ketepeng Tionghoa (Cassia alata L.)

untuk proses penyembuhan panu, jahe (Zingiber officinale)

digunakan untuk bumbu masakan, brotowali (Tinospora

rhumpii L) untuk mengobati sakit perut, daun dewa (Gynura

procumbens (Lour.) Merr.) digunakan untuk lalapan, Sambiloto

(Andrographis paniculata (Burm. fil.) Nees.) untuk mengobati

demam, ceplukan (Physalis minima L) untuk mengobati

hepatitis, kayu putih (Melaleuca leucadendron L) untuk

mengobati sakit kepala dan sistem pernapasan.

Jika dibandingkan dengan daerah lain yang ada di

Kabupaten Sarolangun Desa pelawan merupakan salah satu

Desa yang cukup meiliki potensial dengan pemanfaatan

tumbuhan obat (sebanyak 23 spesies dari 21 famili). Pemakaian

atau cara pengobatan yang dilakukan masyarakat Desa

Pelawan cenderung seperti diseduh air panas, ditumbuk atau

di kunyah, di oles dan lain sebagainya.

Page 98: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

91

BAB V PENUTUP

Dari hasil pembahasan tentang keanekaragaman

tumbuhan obat yang di gunakan sebagai obat tradisional oleh

masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Pelawan Kabupaten

Sarolangun, dapat diketahui jenis tumbuhan yang digunakan

sebagai obat tradisional di Desa Pelawan Kecamatan Pelawan

Kabupaten Sarolangun berjumlah 23 jenis tumbuhan. Yang

termasuk ke dalam 21 famili. Jenis tumbuhan tersebut adalah

Sirih (Piper crocatum Ruiz & Pav) untuk mengobati hipertensi,

kelor (Moringa oleifera Lam.) untuk mengobati stimulant

jantung dan peredaran darah, jambu biji (Psidium guajava L.)

untuk mengobati batu dan diare, jeruk nipis (Citrus

aurantifolia L) untuk mengobati batuk, dan obat jerawat,

papaya (Carica papaya L.)untuk obat cacing, seledri (Apium

graveolens L) sebagai penyedap dalam makanan, belimbing

wuluh (Averhoa bilimbi L) sebagai penyedap makanan, daun

salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) untuk

menurunkan kolesterol, cocor bebek (Kalanchoe pinnata L)

untuk proses penyembuh luka, kumis kucing (Orthosiphon

staminesis) untuk penyakit hepatitis, lidah buaya (Aloe vera (L.)

Burm) digunakan untuk bahan kosmetik, sirsak (Annona

muricata L) digunakan sebagai obat wasir, mengkudu (Morinda

citrifolia L) untuk mengobati penyakit diabetes, beluntas

(Pluchea indica (L) Less.) digunakan untuk gangguan

pencernaan pada anak, kayu manis (Cinnamomum burmanii

Nees & T. Nees.) untuk mengobati penyakit asam urat,

manggis (Garcinia mangostana L) untuk mengobati diare,

ketepeng Tionghoa (Cassia alata L) untuk proses penyembuhan

panu, jahe (Zingiber officinale) digunakan untuk bumbu

masakan, brotowali (Tinospora rhumpii L) untuk mengobati

sakit perut, daun dewa (Gynura procumbens (Lour.) Merr)

digunakan untuk lalapan, Sambiloto (Andrographis paniculata

Page 99: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

92

(Burm. fil.) Nees.) untuk mengobati demam, ceplukan

(Physalis minima L) untuk mengobati hepatitis, kayu putih

(Melaleuca leucadendron L) untuk mengobati sakit kepala dan

sistem pernapasanBerbagai macam pemanfaatan bagian

tumbuhan yang digunakan sebagai obat di Desa Pelawan

Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun di antaranya :

1. Bagian – bagian tumbuhan yang di manfaatkan sebagai

obat adalah daun, buah, kulit buah, rimpang, herba dan

akar. Bagian tumbuhan – tumbuhan yang paling banyak

digunakan sebagai obat adalah daun.

2. Proses pengolahan tumbuhan yang digunakan sebagai obat

tradisional berbeda – beda, penggunaan daun sebagai obat

ada yang di rebus dan ada pula yang di tumbuk.

Penggunaan buah ada yang di tumbuk atau di blender

kemudian di peras airnya. Penggunaan kulit buah di rebus

dengan takaran air yang sudah ditentukan. Penggunaan

kulit batang di rebus dengan air secukupnya. Penggunaan

rimpang ada yang di parut kemudian di peras untuk

mengambil patinya, Penggunaan akar ada yang di rebus

dengan air secukupnya dan ada pula yang di rebus dengan

air dan ada pula yang di rebus dengan air yang takarannya

airnya sudah di tentukan. Penggunaan herba dengan air

secukupnya.

Page 100: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

93

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M., Mustikaningtyas, D., & Widiatningrum, T. (2010).

Inventarisasi Jenis-Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat di Hutan

Hujan Dataran Rendah Desa Nyamplung Pulau

Karimunjawa. Biosaintifi ka Vol. 2 No.2, September 2010

https://doi.org/10.15294/biosaintifika.v2i2.1153

Adindaputri, Z., Purwanti, N., & Wahyudi, I.A. (2013). Pengaruh

Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle)

Konsentrasi 10% Terhadap Aktivitas Enzim

Glukosiltransferase Streptococcus mutans. Maj Ked Gi.

Desember 2013; 20(2):126-131. https://doi.org/10.22146/

majkedgiind.6803

Afkar, & Aldyza, N. (2017). Tumbuhan Obat Yang Terdapat di

Desa Kuta Tengah Kecamatan Lawe Sigala-Gala, Aceh

Tenggara Sebagai Media Pembelajaran Biologi. JESBIO Vol.

VI No. 2, November 2017

Anwar, F. and Bhanger, M.I. 2003. Analytical characterization of

Moringa oleifera seed oil grown in temperate regions of

Pakistan. Journal of Agricultural and Food Chemistry 51:

6558–6563.

Arham, S., Khumaidi, A., & Pitopang, R. (2016). “Keanekaragaman

jenis tumbuhan obat tradisional dan pemanfaatannya pada

suku kulawi di desa mataue kawasan taman nasional lore

lindu.” Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016.

Kadek, A.N., Gede, D.I.B., & Ketut, S.S. (2013). Daya Hambat

Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya (Aloe barbadensis Miller)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus ATCC

25923DAN Escherichia coli ATCC 25922. Jurnal Biologi, 16(1),

1–1. https://doi.org/10.24843/jbiounud

Fitri, A., Toharmat, T., Astuti, D.A., Tamura, H. 2015. The Potential

Use of Secondary Metabolites in Moringa oleifera as an

Antioxidant Source. Media Peternakan, December 2015,

38(3):169-175

Page 101: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

94

Sawitri, P. A., Dewi, W.C.S., Amalia, A.R., Sudayasa, I.P., Agastia,

G. (2019). COBEK ANTIK : Pengaruh Ekstrak Daun Cocor

Bebek (Kalanchoe pinnata) Terhadap Kadar Gula Darah Tikus

Model Diabetik. Medula, Volume 6, Suplemen Juli 2019.

Popoola, J.O & Obembe, O.O. (2013). Local knowledge, use pattern

and geographical distribution of Moringa oleifera Lam.

(Moringaceae) in Nigeria. Journal of Ethnopharmacology 150

(2013) 682–691. . http://dx.doi.org/10.1016/j.jep.2013.09.043

Fatmawati, S., Yuliana, Purnomo, A.S., & Bakar, M.F.A. 2020.

Chemical constituents, usage and pharmacological activity of

Cassia alata. Heliyon 6 (2020) e04396

https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e04396

Roland, C. 2020. Moringa oleifera. The IUCN Red List of Threatened

Species 2020: e.T61890232A61890241.

https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2020-

3.RLTS.T61890232A61890241.en

Azis, A., Prayitno, T.A., Hadikusumo, S.A., Santoso, M. (2013). Uji

Ekstrak Etanol Kumis Kucing (Orthosiphon sp.) sebagai

Pengawet Alami Kayu. Jurnal Ilmu Kehutanan Volume VII

No. 1 - Januari - Maret 2013, https://doi.org/10.22146/jik.6137

Rahman, N., Bahriul, P., & Diah, A.W.M. (2014). Uji Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum)

Dengan Menggunakan 1,1-Difenil-2- Pikrilhidrazil. J.

Akademika Kim. 3(3): 368-374, August 2014

Dewantari, R., Lintang, M.L., & Nurmiyati. (2018). Jenis Tumbuhan

yang Digunakan sebagai Obat Tradisional di Daerah Eks-

Karesidenan Surakarta Types. BIOEDUKASI Volume 11,

Nomor 2. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.20961/

bioedukasi-uns.v11i2.19672

Putri, A., Purwadianto, A., Akib, H.R.T., Almatsier, M., Pancaputra,

A.N., Pranata, H., Munim, A., Sherly. (2011). Formularium

Obat Herbal Asli Indonesia. Jakarta : Kementerian Kesehatan

Sutrisna, EM. (2016). Herbal Medicine : Suatu tinjauan Farmakologis.

Surakarta: Muhammadiah University Press.

Dwiyanti, R. D., & Nailah, H. (2018). Efektivitas Air Perasan Jeruk

Nipis (Citrus aurantifolia) dalam Menghambat Pertumbuhan

Page 102: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

95

Escherichia coli. Jurnal Skala Kesehatan, Vol.9, No.2, Juli2018

DOI: https://doi.org/10.31964/jsk.v9i2.161

Fachrul, F. M. (2012). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Munawaroh, E & Yuzammi. (2017). Keanekaragaman Piper

(Piperaceae) Dan Konservasinya Di Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan, Provinsi Lampung. Media Konservasi Vol. 22

No. 2 Agustus 2017: 118-128

Emrizal, Fernando, A., Yuliandari, R., Rullah, K., Indrayani, N.R.,

Susanty, A., Yerti,R., Ahmad, F., Sirat, H.M., Arbain, D.

(2014). Cytotoxic Activities of Fractions and Two Isolated

Compounds from Sirih Merah (Indonesian red betel), Piper

crocatum Ruiz& Pav. Procedia Chemistry 13 ( 2014 ) 79 – 84

Fadhilah, A., Susanti, S., & Gultom, T. (2018). Karakterisasi

Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.) di Desa Namoriam

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.

Prosiding Seminar Nasional Biologi Dan Pembelajarannya.

Fauziah, L., & Wakidah. (2019). Extraction of papaya leaves (Carica

papaya) using ultrasonic cleaner. Eksakta: Jurnal Ilmu-Ilmu

MIPA, 19(1), 35–45. doi: 10.20885/eksakta.vol19.iss1.art4

Hakim, R.F., Fakhrurrazi, F., & Ferisa, W. (2016). Pengaruh Air

Rebusan Daun Salam (Eugenia polyantha Wight) Terhadap

Pertumbuhan Enterococcus faecalis. Journal Of Syiah Kuala

Dentistry Society, 1(1), 21–28.

Fitriansyah, M. I. (2018). Profil Fitokimia Dan Aktivitas Farmakologi

Baluntas (Pluchea indica L.). Farmaka, 16(2), 337– 346.

Gusviputri, A., Meliana, N.P.S., Aylianawati., & Indraswati, N.

(2013). Pembuatan Sabun dengan Lidah Buaya (Aloe vera)

sebagai Antisepti Alami. Widya Teknik, 12(1), 11–21. DOI:

https://doi.org/10.33508/wt.v12i1.1439

Suharmiati, & Handayani, L. (2006). Cara Benar Meracik Obat

Tradisional. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Hariana, A. (2007). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Harismah, K., & Chusniatun. (2016). Pemanfaatan Daun Salam

(Eugenia polyantha) Sebagai Obat Herbal Dan Rempah

Page 103: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

96

Penyedap Makanan. WARTA LPM, Vol .19, No. 2, September

2016: 110-118.

Ibrahim, M.Y., Hashim, N.M., Mariod, A.A., Mohan, S., Abdulla,

M.A., Abdelwaba, S.I., Arbab, I.A. 2016. α-Mangostin from

Garcinia mangostana Linn: An updated review of its

pharmacological properties. Arabian Journal of Chemistry

Volume 9, Issue 3, May 2016, Pages 317-329.

https://doi.org/10.1016/j.arabjc.2014.02.011

Hasri., Maryono, & Sari, T. (2018). the Analysis Total Phenolic

Extract Noni Fruit (Morinda citrifolia L.) As Inhibiting Activity

of Bacteria. Analit: Analytical and Environmental Chemistry,

3(01), 22–29. https://doi.org/10.23960/ aec.v3.i1.2018.p22-29

Insan, R. R., Farida, A., Yulastri, A., Holinesti, R. (2019). Using

Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi L.) as a Functional Food

Processing Product. Jurnal Pendidikan Tata Boga Dan Teknologi,

1(1), 47–55. https://doi.org/10.2403/80sr7.00

Pitojo, S. (2006). Ceplukan Herba Berkhasiat Obat. Yogyakarta:

Kanisius.

Jumiarni, W. O., & Komalasari, O. (2017). Eksplorasi Jenis Dan

Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Suku Muna

Di Permukiman Kota Wuna. Traditional Medicine Journal,

22(1), 45–56.

Novita, M., Rivai, H., & Misfadhila, S. 2020. Review of

Phytochemical and Pharmacological Activities of Physalis

Minima. International Journal of Pharmaceutical Research

and Applications. DOI: 10.35629/7781-05015156

Kardinan, A. & Kusuma, F.R. (2004). Meniran: Penambah Daya Tahan

Tubuh Alami. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Kartasapoetra, G. (1992). Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat:

meningkatkan apotik hidup & pendapatan para keluarga

petani & PKK. Jakarta: Rineka Cipta.

Kresnady, B. (2003). Khasiat dan Manfaat Brotowali : Si pahit yang

menyembuhkan. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Dewi, E.K.M., Walanda, D.K., & Sabang, S.M. (2016). Pengaruh

Ekstrak Seledri (Apium Graveolens L.) Terhadap Kelarutan

Kalsium Dalam Batu Ginjal. U J. Akademika Kim. 5(3): 127-132

Page 104: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

97

August 2016.

Kusmana, C., & Hikmat, A. (2015). The Biodiversity of Flora in

Indonesia. Journal of Natural Resources and Environmental

Management, 5(2), 187–198. https://doi.org/10.19081/

jpsl.5.2.187

Yati, S.J., Sumpono, & Candra, I, N. 2018. Potensi Aktivitas

Antioksidan Metabolit Sekunder Dari Bakteri Endofit Pada

Daun Moringa Oleifera Lpotensi Aktivitas Antioksidan

Metabolit Sekunder Dari Bakteri Endofit Pada Daun Moringa

oleifera L. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 2018:2(1):82-87

Kusmarwiyah, R. (2011). Pengaruh Media Tumbuh Dan Pupuk

Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman

Seledri (Apium Graveolens L.). Jurnal Crop Agro, 4 No.2(2), 7–

12.

Martínez, M. & Vargas-Ponce, O. 2017. Physalis minimaculata. The

IUCN Red List of Threatened Species 2017:

e.T105909037A109271062.https://dx.doi.org/10.2305/IUCN

.UK.2017-3.RLTS.T105909037A109271062.en

Kusuma, F & Zaky, M. (2005). Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat.

Jakarta: Agromedia Pustaka.

Lestari, R. K., Amalia, E., & Yuwono. (2018). Efektivitas jeruk nipis

(citrus aurantifolia swingle) sebagai zat antiseptik pada cuci

tangan. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan . 5(2), 55–65.

https://doi.org/10.32539/jkk.v5i2.6126

Lestari, S. (2010). Pengaruh Berat Dan Waktu Kontak Untuk

Adsorpsi Timbal (II) Oleh Adsorben Dari Kulit Batang Jambu

Biji (Psidium guajava L.) Jurnal Kimia Mulawarman, 8(1), 7–10.

Liantari, D. S. (2014). Effect Of Wuluh Starfruit Leaf Extract For

Streptococcus Mutans Growth. J Majority, 3(7), 27–33.

Lies, S. (2005a). Aneka Olahan Mengkudu Berkhasiat Obat.

Yogyakarta: kanisius.

Lies, S. (2005b). Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal.

Yogyakarta: Kanisius.

Maisyaroh, W. (2014). Pemanfaatan Tumbuhan Liar Dalam

Pengendalian Hayati. Malang: Universitas Briwijaya Press.

Page 105: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

98

Tasia, W.R.N & Widyaningsih, T.D. (2014). Potensi Cincau Hitam

(Mesona palustris Bl.), Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius)

Dan Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Sebagai Bahan

Baku Minuman Herbal Fungsional. Jurnal Pangan Dan

Agroindustri, 10(4), 43–49.

Pangesti, T., &Fitriani, I.N., Ekaputra, F., Herawan, A. (2013).

“Sweet Papaya Seed Candy” Antibacterial Escherichia Coli

Candywith Papaya Seed (Carica Papaya L.). Pelita - Jurnal

Penelitian Mahasiswa UNY, 8(2), 156–163.

Prahesti, N. R., & Suzery, M., & Cahyono, B. (2015). the Antioxidant

Activities, Phenolic Total and Cytotoxicity of Extract and

Fractions of Aloe vera Linn). Jurnal Sains Dan Matematika, 23(2),

50–54.

Prasetyorini, Moerfiah, Wardatun, S., & Affandi. (2014). Aktifitas

Berbagai Sediaan Buah Sirsak (Annona muricata Linn) Dalam

Penurunan Kadar Asam Urat Tikus Putih Sprague-Dawley.

Ekologia, Vol. 14 No.2,Oktober 2014: 25-33 DOI:

10.33751/ekol.v14i2.215

Putra, I.W.D.P., Dharmayudha, A.A.G.O & Sudimartini, L.M.

(2017). Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Daun

Kelor (Moringa oleifera L) di Bali. Indonesia Medicus Veterinus,

5(5), 464–473.

Ashraf, K. 2019. An Updated Phytochemical And Pharmacological

Review On Gynura procumbens. Asian J Pharm Clin Res, Vol

12, Issue 4, 2019, 9-14. DOI:

http://dx.doi.org/10.22159/ajpcr.2019.v12i4.28996

Purba, E. C. (2020). Kelor (Moringa oleifera Lam.): Pemanfaatan Dan

Bioaktivitas. Pro-Life, 7(1), 1–12. https://doi.org/10.33541/

jpvol6iss2pp102

Purwandari, R., Subagiyo,S., & Wibowo, T. (2018). Uji Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji. Walisongo Journal of

Chemistry, 1(2), 67–72.

Rafi, M., Purwakusumah, E. D., Ridwan, T., Barus, B., Sutandi, A.,

& Darusman, L. K. (2015). Geographical Classification of Java

Tea (Orthosiphon stamineus) From Java Island By Ftir

Spectroscopy Combined With Canonical Variate Analysis.

Page 106: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

99

Jurnal Sains Dan Matematika, 23(1), 25–31.

Ramadhia, M., Kumalaningsih, S., & Santoso, I. (2012). The Making

of Aloe vera Powder ( Aloe vera L .) with Foam-mat Drying

Method. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 2 [Agustus

2012] 125-137

Rizki, M. I., Chabib, L., Nabil, A., & Yusuf. (2015). Tanaman dengan

Aktivitas Anti-Asma. Jurnal Pharmascience, Vol 2, No. 1,

Februari 2015, hal: 1 – 9

Sembiring, B.S., Winarti, C. & Baringbing. B. (2003). Identifikasi

Komponen Kimia Minyak Daun Salam (Eugenia polyantha)

dari Sukabumi dan Bogor. Buletin Tanaman Rempah dan

Obat 12(2) : 9- 15.

Stefanello, M.E.A. & Pascoal, A.C.R.F. & Salvador, M.J. (2011).

Essential Oils From Neotropical Myrtaceae: Chemical

Diversity And Biological Properties. Chem Biodivers 8: 73-94.

Lucas, E.J., Matsumoto, K., Stephen, A. Harris, Eimear, M.

Lughadha N., Benardini B., & Chase, M.W. (2011).

Phylogenetics, Morphology, and Evolution of The Large

Genus Myrcia S.L. (Myrtaceae). International Journal of Plant

Sciences, 172(7): 915-934.

Neeraja, C., Krishna, P.H., Reddy, C.S., Giri, C.C., Rao, K.V., Reddy,

V.D. 2014. Distribution of Andrographis species in Different

Districts of Andhra Pradesh. Proc. Natl. Acad. Sci., India,

Sect. B Biol. Sci. DOI 10.1007/s40011-014-0364-1

Heng, H.C., Zulfakar, M.H., Ng, P.Y. 2018. Pharmaceutical

Applications of Aloe vera. Indonesian J. Pharm. Vol. 29 No. 3 :

101 – 116. DOI: 10.14499/indonesianjpharm29iss3pp101

Romas, A. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit

Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Terhadap Bakteri

Escherichia coli ATCC 11229 dan Staphylococcus aureus ATCC

6538 Secara In Vitro. University Research Colloquium 2015,

ISSN 2407-, 127–132.

Rukmana, R. (1995). Bertanam seledri. Yogyakarta: Kanisius.

Rukmana, R. (2003). Jeruk nipis : Prospek Agribisnis, Budidaya dan

pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.

Page 107: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

100

Sada, J. T., & Tanjung, R.H.R. (2010). Keragaman Tumbuhan Obat

Tradisional di Kampung Nansfori Distrik Supiori Utara ,

Kabupaten Supiori – Papua. Jurnal Biologi Papua, 2(2), 39–46.

DOI: https://doi.org/10.31957/jbp.560

Saputra, O., & Anggraini, N. (2016). Khasiat Belimbing Wuluh (

Averrhoa bilimbi L .) terhadap Penyembuhan Acne Vulgaris.

Majority, 5(1), 76–80.

Sari, C. Y. (2015). Penggunaan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi. J Majority, 4(3),

34–40.

Obolskiy, D., Pischel, I., Siriwatanametanon, N., & Heinrich, M.

2009. REVIEW ARTICLE Garcinia mangostana L.: A

Phytochemical and Pharmacological Review. Phytother. Res.

23, 1047–1065 (2009). DOI: 10.1002/ptr.2730

Raja,, R.R., Sreenivasula, M., Vaishnavi, S., Navyasri, D.M.,

Samatha., Geethalakshmi, S. 2016. Moringa oleifera-An

Overview. RAJAR Volume 2 Issue 09 Sept 2016

Silalahi, M. (2017). Syzygium polyanthum (Wight) Walp.(Botani,

Metabolit Sekunder dan Pemanfaatan). Jurnal Dinamika

Pendidikan, 10(1), 187–202.

Silalahi, M. (2019). Pemanfaatan Beluntas (Pluchea indica (L.) Less)

dan Bioaktivitasnya (Kajian Lanjutan Pemanfaatan

Tumbuhan dari Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa

Sindang Jaya, Kabupaten Cianjur). VIVABIO: Jurnal

Pengabdian Multidisiplin, 1(1), 8–18. https://doi.org/

10.35799/vivabio.1.1.2019.24744

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Lau, S.H.A. (2019). Formulasi Dan Evaluasi Kestabilan Fisik Sediaan

Gel Topikal Ekstrak Etanol Daun Ciplukan (Physalis angulata

L.) Dengan Variasi Konsentrasi Karbopol 940 Serta Pengujian

Hedoniknya. Farmasi Sandi Karsa, 5(2), 127–132. DOI:

https://doi.org/10.26060/

Suliswinarni. (2020). Budidaya dan Khasiat Brotowali. Semarang:

Alprin.

Surya, M. I. (2017). Keanekaragaman dan potensi tumbuhan di

Page 108: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

101

kawasan Hutan Lindung Gunung Pesagi, Lampung Barat.

Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 3, 211–215.

https://doi.org/10.13057/psnmbi/m030208

Ariani, S.R.D., Susilowati, E., Susanti, E.VH., & Setiyani. (2008).

Activity Test Of Guava ( Psidium guajava L .) Leaf Methanol Extract

As Contraception Antifertility To White Mice ( Rattus

norvegicus ). Indo. J. Chem, 8(2), 264–270

https://doi.org/10.22146/ijc.21632

Syahidah, F. M., & Sulistyaningsih, Rr. (2018). Potensi Seledri

(Apium graveolens) Untuk Pengobatan. Farmaka, 16(1), 55–62.

DOI : https://doi.org/10.24198/jf.v16i1.17339

Thayyarah, N. (2013). Buku Pintar Sains dalam Al-Quran. Jakarta: PT.

Agromedia Pustaka.

Tudjuka, K., Ningsih, S., Toknok, B. (2014). Keanekaragaman jenis

tumbuhan obat pada kawasan hutan lindung di Desa

Tindoli Kecamatan Pamona Tenggara Kabupaten Poso. Warta

Rimba, 2(1), 120–128.

Widyastuti, D. A., & Dkk. (2019). Mini Review: Ekstrak Sirsak

(Annona muricata Linn.) untuk Terapi Kanker. Jurnal Ilmu

Pangan Dan Hasil Pertanian, 2(2), 155. https://doi.org/

10.26877/jiphp.v2i2.3211

Parfati, N. & Windono, T. (2016). Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz &

Pav.) Kajian Pustaka Aspek Botani, Kandungan Kimia, dan

Aktivitas Farmakologi. Media Pharinaceutica lndonesiana. DOI:

https://doi.org/10.24123/mpi.v1i2.193

Wulansari, D. D., Basori, A., & Suhartati. (2017). Effect of Papaya

Seed Extract (Carica papaya Linn.) on Glucose Transporter 4

(GLUT 4) Expression of Skeletal Muscle Tissue in Diabetic

Mice Induced by High Fructose Diet. Majalah Obat Tradisional,

22(2), 131. https://doi.org/10.22146/ tradmedj.27926

Al-Snafi, A.E. 2015. The Pharmacological Importance Of Aloe vera-

A Review. Vol 6 | Issue 1| 2015 | 28-33.

Kumar, S., Kumari, R., Mishra, S. 2019. Pharmacological properties

and their medicinal uses of Cinnamomum: a review. y,

Journal of Pharmacy and Pharmacology, 71 (2019), pp. 1735–

1761. doi: 10.1111/jphp.13173

Page 109: TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN

102

Yuniati, E., & Alwi, M. (2010). Etnobotani keanekaragaman jenis

tumbuhan obat tradisional dari hutan di desa Pakuli

kecamatan Gumbasa kabupaten Donggala , Sulawesi

Tengah. Jurnal Biocelebes, Vol. 4 No. 1, Juni 2010, ISSN: 1978-

6417.