Bioprospecting Upaya Pemanfaatan Tumbuhan Obat-Wawan Gunawan

12
BIOPROSPEKSI: UPAYA PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT SECARA BERKELANJUTAN DI KAWASAN KONSERVASI (BIOPROSPECTING: UTILIZATION EFFORTS OF SUSTAINABLE MEDICINAL PLANT IN PROTECTED AREA) Oleh/By: Wawan Gunawan dan/and Mukhlisi Peneliti pada Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, e-mail: [email protected] I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tergolong tinggi di dunia, yaitu menempati urutan tiga besar dari sepuluh negara dengan megabiodiversitas terbesar di dunia (Primack et al., 1998). Meskipun Indonesia hanya menempati 1,3% luas permukaan bumi, namun 17% dari seluruh spesies yang ada di bumi terdapat di Indonesia. Berdasarkan persentasenya, Indonesia memiliki 11% spesies tanaman berbunga dunia, 12% spesies mamalia dunia, 16% spesies amfibi dan reptil, 17% spesies burung dunia, dan 37% spesies ikan dunia (KMNLH-KONPHALINDO, 1995). Selain itu, Indonesia juga memiliki 7.500 jenis tumbuhan obat atau sebesar 10% dari tumbuhan obat yang ada di dunia. Namun hingga saat ini tumbuhan obat yang telah diidentifikasi dan dimanfaatkan baru sebanyak 940 jenis dari tumbuhan obat yang ada (http://www.menlh.go.id/peluncuran-buku-status-kekinian-keanekaragaman- hayati-indonesia/, 2014). Tumbuhan obat tersebut dapat ditemukan baik di dalam maupun luar kawasan hutan. Hingga saat ini masih banyak jenis tumbuhan yang berpotensi memiliki khasiat obat yang terdapat di dalam kawasan hutan, terutama di kawasan hutan konservasi, sehingga sesungguhnya kawasan hutan ini dapat berfungsi sebagai apotik hidup terbesar di alam. Kebutuhan ataupun permintaan terhadap tumbuhan obat tersebut oleh masyarakat dan stakeholders lainnya, terutama industri jamu dan obat/farmasi saat ini memiliki kecenderungan semakin meningkat seiring dengan perkembangan dunia pengobatan dalam mencari obat terbaik bagi penyembuhan berbagai jenis penyakit yang ada. Sehingga kegiatan pemanfaatan tumbuhan obat banyak dilakukan oleh para pelaku industri jamu dan obat/farmasi baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. Bahkan industri obat/farmasi di negara maju mencari sumber bahan baku/materi tumbuhan obat di negara berkembang yang memiliki potensi tinggi tumbuhan obat, termasuk di Indonesia. Namun yang menjadi permasalahan dalam pemanfaatan tumbuhan obat saat ini adalah seringkali pemanfaatan/pemanenannya di alam tidak mengikuti aturan pemanenan yang berkelanjutan, sehingga dapat mengancam kelestarian tumbuhan obat tersebut. Selain itu, permasalahan lainnya dalam pemanfaatan tumbuhan obat adalah seringkali tidak terjadinya pembagian keuntungan (profit sharing) yang adil dan seimbang antara pihak pemanfaat, masyarakat setempat/lokal, pemerintah, maupun pengelola kawasan setempat. Masyarakat setempat/lokal yang memiliki

description

Antara pemanfaatan tumbuhan obat dan konservasi

Transcript of Bioprospecting Upaya Pemanfaatan Tumbuhan Obat-Wawan Gunawan

BIOPROSPEKSI: UPAYA PEMANFAATAN TUMBUHAN OBATSECARA BERKELANJUTAN DI KAWASAN KONSERVASI (BIOPROSPECTING: UTILIZATION EFFORTS OF SUSTAINABLEMEDICINAL PLANT IN PROTECTED AREA) Oleh/By: Wawan Gunawan dan/and Mukhlisi Peneliti pada Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, e-mail: [email protected] I.PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yangtergolongtinggididunia,yaitumenempatiurutantigabesardarisepuluh negara dengan megabiodiversitas terbesar di dunia (Primack et al., 1998). Meskipun Indonesiahanyamenempati1,3%luaspermukaanbumi,namun17%dariseluruh spesiesyangadadibumiterdapatdiIndonesia.Berdasarkanpersentasenya, Indonesiamemiliki11%spesiestanamanberbungadunia,12%spesiesmamalia dunia,16%spesiesamfibidanreptil,17%spesiesburungdunia,dan37%spesies ikandunia(KMNLH-KONPHALINDO,1995).Selainitu,Indonesiajugamemiliki 7.500 jenis tumbuhan obat atau sebesar 10% dari tumbuhan obat yang ada di dunia. Namunhinggasaatinitumbuhanobatyangtelahdiidentifikasidandimanfaatkan barusebanyak940jenisdaritumbuhanobatyangada (http://www.menlh.go.id/peluncuran-buku-status-kekinian-keanekaragaman-hayati-indonesia/, 2014). Tumbuhanobattersebutdapatditemukanbaikdidalammaupunluar kawasanhutan.Hinggasaatinimasihbanyakjenistumbuhanyangberpotensi memiliki khasiat obat yang terdapat di dalam kawasan hutan, terutama di kawasan hutankonservasi,sehinggasesungguhnyakawasanhutaninidapatberfungsi sebagai apotik hidup terbesar di alam. Kebutuhanataupunpermintaanterhadaptumbuhanobattersebutoleh masyarakat dan stakeholders lainnya, terutama industri jamu dan obat/farmasi saat inimemilikikecenderungansemakinmeningkatseiringdenganperkembangan duniapengobatandalammencariobatterbaikbagipenyembuhanberbagaijenis penyakityangada.Sehinggakegiatanpemanfaatantumbuhanobatbanyak dilakukan oleh para pelaku industri jamu dan obat/farmasi baik di dalam maupun di luar kawasan hutan.Bahkan industri obat/farmasi di negara maju mencari sumber bahanbaku/materitumbuhanobatdinegaraberkembangyangmemilikipotensi tinggi tumbuhan obat, termasuk di Indonesia. Namun yang menjadi permasalahan dalam pemanfaatan tumbuhan obat saat iniadalahseringkalipemanfaatan/pemanenannyadialamtidakmengikutiaturan pemanenanyangberkelanjutan,sehinggadapatmengancamkelestariantumbuhan obat tersebut.Selain itu, permasalahan lainnya dalam pemanfaatan tumbuhan obat adalahseringkalitidakterjadinyapembagiankeuntungan(profitsharing)yangadil danseimbangantarapihakpemanfaat,masyarakatsetempat/lokal,pemerintah, maupunpengelolakawasansetempat.Masyarakatsetempat/lokalyangmemiliki pengetahuandankearifanlokal/tradisionalterhadaptumbuhanobatyang diperolehnyasecaraturuntemurundarinenekmoyangnyaseringkalitidak mendapatkanpembagiankeuntunganyangadildanseimbangketikapengetahuan dankearifanlokal/tradisionalyangmereka miliki digunakanolehpihakpemanfaat tumbuhanobatdalammemperolehtumbuhanyangberkhasiatobatdilingkungan masyarakat tersebut. Hallainyangmenjadipermasalahandalampemanfaatantumbuhanobatdi suatukawasan,termasukkawasankonservasiadalahsedikitnyabahkantidak adanyapembagianhasilkeuntungandaripemanfaatantumbuhanobatdisuatu kawasanyangdigunakanbagiperbaikanataupunupayapelestariankawasan tersebut. Berdasarkanuraiantersebut,makapemanfaatantumbuhanobatterutama padakawasankonservasiperludilakukansecaraberkelanjutan,yaitumelalui pengembangankegiatanbioprospeksi(bioprospecting)tumbuhanobat.Bioprospeksi(bioprospecting)adalahpenelusuransistematik,klasifikasi,dan investigasiuntuktujuankomersialdarisumbersenyawakimiabaru,gen,protein, mikroorganisme,danproduklaindengannilaiekonomiaktualdanpotensial,yang ditemukandalamkeanekaragamanhayati(PusatInovasiLIPI,2004).Alikodra (2012)menyatakanbahwabioprospeksi(bioprospecting)merupakanalatuntuk mempertemukan potensi sediaan (supply) dengan permintaan (demand) yang terus berkembangbaikterhadapsandang,pangan,papan,dankesehatan(obat-obatan/farmasi). Melaluipengembangankegiatanbioprospeksi(bioprospecting)diharapkan pemanfaatantumbuhanobatyangterdapatdihutanIndonesia,terutamadi kawasan hutan konservasi dapat berlangsung secara lestari dan berkelanjutan serta dapatmemberikanpembagianmanfaat/keuntunganyangadildanseimbang diantaramasyarakatsetempat,pemangkukawasan,pemerintah,lembaga penelitian, industri/perusahaan, dan stakeholders lainnya. II.POTENSI TUMBUHAN OBAT DI KAWASAN KONSERVASI Tumbuhanberkhasiatobatmerupakansetiapjenistumbuhanyangpada bagian-bagiantertentubaikakar,batang,kulit,daun,maupunhasilekskresinya dipercaya mampu mengobati suatu penyakit maupun berguna dalam hal perawatan kesehatan (Zuhud et. al., 1994; Noorhidayah dan Sidiyasa, 2006). Peranan tumbuhan obatdalamkehidupanmanusiamemilikisejarahsangatpanjangyangberusia ribuantahunseiringdenganperkembanganperadabanmanusiaitusendiri.Beberapa bangsa-bangsa di dunia sangat terkenal dalam hal pemanfaatan tumbuhan obat seperti Yunani, China, India, termasuk nenek moyang bangsa Indonesia. Padamasalalupenggunaantumbuhanobatlebihbanyakberdasarkan pengalamanempirissecaraturuntemurun.Meskipundemikian,setiapjenis tumbuhanobatsebetulnyamemilikisatuataulebihkandunganbahanaktifuntuk perawatanmedismaupuntujuanpengobatanlainnya.Olehkarenaitu,khasiat tumbuhanobatmampumemberikanefekyangberbedasesuaidengankandungan bahanaktifyangterkandungdidalamnya.Dalamperkembangannya,berdasarkan kandunganbahanaktifdanpembuktianmedismakatumbuhanobatdapat dibedakanmenjaditigakelompokutama,yaitu:1)tumbuhanobattradisional (spesies tumbuhan yang dipercaya berkhasiat obat dan telah digunakan masyarakat; 2) tumbuhan obat modern (spesies tumbuhan yang diketahui mengandung senyawa aktifdantelahdibuktikansecaramedis),dan3)tumbuhanobatpotensial (spesies tumbuhanyangdidugamemilikibahanaktifnamunbelummemilikipembuktian ilmiah) (Zuhud et.al, 1994). Pemanfaatantumbuhanobattidakterlepasdaripengetahuantentang kandungansenyawa/bahanaktifyangterkandungdidalambahanbakuobatitu sendiri.Pentingnyapengetahuantentangbahanaktiftumbuhanobattelahdikaji sejaklamadimanailmuwanYunanikuno,Hippocrates(459-370SM)diyakini sebagai peneliti pertama yang memanfaatkan tumbuhan obat sebagai bahan uji coba penelitiannyadenganmemanfaatakanlebihdari200jenistumbuhan(Sukandar, 2014).Bahanaktifinidihasilkanmelaluiprosesmetabolismetumbuhanyang kemudian disebut sebagai metabolit sekunder, seperti golongan alkaloid, terpenoid, tannin, dan steroid.Implikasi dari pengetahuan kandungan bahan aktif di antaranya adalahsebagaidasardalammenentukantargetjenispenyakityangingindiobati serta dosis penggunaannya, sebab seperti halnya obat pabrikan tumbuhan obat juga tetaptidakdapatdikonsumsisecarasembarangan.Tumbuhanobattetapmemiliki efeksampingbilatidakmemperhatikantakaran,waktupenggunaan,sertacara penggunaan yang tepat. Sebagainegaradengankeanekaragamanhayatiyangmelimpahmaka Indonesiamemilikibanyaksekalijenistumbuhanobatyangberpotensisebagai bahanbakuobat.Sebagianbesarjenistumbuhanobattersebutdapatditemukan baikdidalammaupundiluarkawasanhutan.Umumnyajenistumbuhanyang sudahterkenaldandimanfaatkansecaralangsungolehmasyarakattelah dibudidayakan sehingga disebut juga sebagai tanaman obat. Sementara itu, sebagian besar lainnya masih tumbuh alami di berbagai kawasan hutan di wilayah kepulauan Indonesia dengan karakteristik habitat khas setiap lansekap yang dimiliki. Khusus tumbuhan obat di dalam kawasan hutan, terutama di kawasan hutan konservasi masih banyak sekali jenis tumbuhan obat yang belum tergali.Tumbuhan obat tersebut berpotensi untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang hingga kini belumditemukanobatnya,sepertiHIVAIDS,beberapajeniskanker,ataubahkan virusyangsaatinimenyebabkanepidemiEbolasehinggapenyebaranannyasangat mengkhawatirkan negara-negara di benua Afrika.Potensitumbuhanobatdikawasankonservasicukuptinggikarenakondisi kawasankonservasirelatifmasihterjagasertamemilikijumlahdanluaskawasan konservasiyangcukupbesardiIndonesia.KawasankonservasidiIndonesia tercatatberjumlah530buahdenganluas28.007.753ha,yangterdiriatascagar alamsebanyak245unitdenganluas4,61jutaha,suakamargasatwasebanyak77 unitdenganluas5,43jutaha,tamannasionalsebanyak50unitdenganluas16,38 juta ha, taman wisata alam sebanyak 123 unit dengan luas 1,03 juta ha, taman hutan rayasebanyak21unitdenganluas332ribuha,dantamanburusebanyak14unit denganluas225ribuha(DitjenPHKA,Dephut,2008).Keberadaankawasanhutan konservasimemilikiperananyangsangatpentingdalammenjagakelestarian keanekaragamanhayatiyangdihasilkanolehkawasantersebut,termasuksebagai habitat tumbuhan obat. Beberapahasilpenelitianmenunjukkanbahwakawasankonservasi sesungguhnyamemilikikeanekaragamanjenistumbuhanobatyangtinggidimana belumsepenuhnyadikajilebihlanjut.Sebagaicontoh,kajianNoorhidayahdan Sidiyasa(2006)menemukan127jenistumbuhandarikawasanTamanNasional Kutai, sedangakan Falah et al. (2013) mengidentifikasi 36 jenis tumbuhan obat dari kawasanHutanLindungGunungBeratustelahdimanfaatkansebagaitumbuhan obat tradisional masyarakat suku Dayak Benuaq di Kutai Barat.Lebihlanjut,KMNLH-KONPHALINDO(1995),menyebutkanbeberapadata mengenaipotensitumbuhanobatdiIndonesiadaribeberapasumbersebagai berikut:Burkill(1965),mencatattidakkurangdari1.650spesiestumbuhandi SemenanjungMalayadinyatakanmempunyaikhasiatsebagai obat;Kooders(1911) memperkirakanbahwadihutan-hutanIndonesiapalingtidakterdapat9.606 tumbuhanobat;PT.EisaiIndonesia(1986)telahmenghimpundataberupaindeks tumbuh-tumbuhanobatdiIndonesiasebanyak3.689spesiestumbuhanobat,dari jumlahtersebut42%tumbuhdihutandataranrendahdan18%dihutan pegunungan;BadanPengawasanObatdanMakanantelahmendaftarsekitar283 spesies tumbuhan yang digunakan sebagai obat-obatan tradisional di Indonesia, dari jumlahtersebutsekitar180tanamanberasaldarihutantropik,denganjumlah terbesar (49,4%) terdapat di hutan hujan tropik dataran rendah dan 21,1% terdapat di hutan musim. Amerika Serikat saat ini adalah salah satu contoh negara yang telah berhasil memproduksisetidaknya45jenisobatyangberasaldaritanamanhutanhujan tropisdantelahdimanfaatkansecaraekstensif.Sekitar14spesiestumbuhanobat tersebutterdapatdihutanhujanIndonesia,misalnyaobatantikankervinblastin berasaldaritanamantapakdara(Catharantusroseus)danobatdarahtinggi reserpineberasaldaripulepandak(Rauwolfiaserpentina)(KMNLH-KONPHALINDO, 1995). III. KEBUTUHAN DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT SAAT INIOLEH MASYARAKAT DAN STAKEHOLDERS LAINNYA Paradigmakehidupanmanusiamodernsaatinimenginginkanuntuk memanfaatkankembalihasilalamsecaralangsungtermasukdalamhaldunia pengobatan(backtonature).Halinimenjadikanupayapencariandanpenelitian terkaittumbuhanobatsangatberkembangpesatdiberbagaibelahandunia. Beberapa produk asal tumbuhan berkhasiat obat kini menjadi salah satu pelengkap dalamhalsubtitusipenggunaanobatsehinggamenjadigayahidupsebagian masyarakat.Tingginyapermintaanakanprodukobatyangberasallangsungdari tumbuhan obat menyebabkan nilai perdagangan yang diprediksi akan terus semakin meningkat.BerdasarkancatatanDeptan(2007)nilaiperdaganganobatherbal, suplemenmakanan,nutraceutical,dansebagainyadiduniapadatahun2000saja mencapaiUS$40miliar.Padatahun2002meningkatmenjadiUS$60miliar,dan tahun 2050 diperkirakan menjadi US$ 5 triliun dengan peningkatan 15% per tahun, lebihtinggijikadibandingkandenganpeningkatannilaiperdaganganobat konvensional modern yang hanya 3% per tahun.Data lain menyebutkan, meskipun nilainya tidak sebesar obat modern namun peningkatan permintaan obat dari bahan alam di dalam negeri juga cenderung mengalami kenaikan dengan nilai cukup tinggi seperti disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Perbandingan permintaan obat modern dan bahan alam TahunObat modernObat bahan alam Permintaan (Rp. Triliun) Pangsa pasar (%) Permintaan (Rp. Triliun) Pangsa pasar (%) 20031789.50210.50 20103784.007.216.00 Sumber: LIPI (2003) dalam Deptan (2007) MenurutWHO,80%pendudukduniabergantungkepadaobatherbal, bahkan25%dariobat-obatanmodernyangdipasarkandiduniaberasaldari tumbuhan.Sekitar74%dari121jenisbahanaktifobatyangdigunakandalam pengembanganobatmoderndiduniasepertidigitoksin,reserpin,tubocucorin, ephedrin, vincristin, vinblastin dari tumbuhan obat di wilayah tropis (KLH, 2014).Kebutuhanakantumbuhanobatbelumdiiringidengankapasitasproduksi serta optimasi dalam upaya meningkatkan nilai PDB dari tumbuhan obat itu sendiri yangmasihtergolongrendah.Peluangpengembangansebagaisubtitusiobat konvensionalterbukalebarsebabIndonesiamasihmemilikiketergantungantinggi terhadap obat konvensional yang senantiasa harus diimpor dari luar negeri. Bahkan, LIPI(2003)dalamDeptan(2007)menjelaskanbahwanilaiimporperdagangan tersebut mencapai US$ 160 juta setiap tahunnya.ProdukagribisnishuludanhilirtanamanobatdiIndonesiasebanyak63% terserap oleh 1.023 perusahaan industri obat tradisional dan industri farmasi, untuk tujuaneksporterserap14%,danuntukkonsumsirumahtanggahanyaterserap sekitar23%(Deptan,2007).BerdasarkandataBPS,sampaidengantahun2013, produksi tumbuhan obat Indonesia terkonsentrasi pada 13 jenis tanaman pertanian yangtelahdibudidayakandenganbesaranproduksirata-ratamencapai39.925.432 kg/tahun seperti ditampilkan pada Gambar 1 berikut ini. Gambar 1.Kapasitas produksi beberapa jenis tanaman obat di Indonesia (sumber: data diolah BPS, 2013) Perkembanganpemanfaatantumbuhanobatkedepantidakhanya penggunaansenyawa-senyawaaktifyangterdapatdalamtumbuhanobattersebut sebagaiprodukprimersajatetapijugaekstraksenyawaaktifmenjadiproduk sekunder(simplisia)untukdikembangkansebagaiprodukturunannya. Pengembanganinisangatprospektifdariseginilaiekonominya.Sebagaicontoh, diversifikasiprodukprimer(rimpang)tumbuhanobatsepertidarisuku Zingiberaceaemenjadiproduksekunder(simplisia)mempunyainilaitambah sebesar715kali,sedangkanpengolahandaririmpangmenjadiekstrak memberikan nilai tambah sebesar 80280 kali (Deptan, 2007). SelamainiproduksitumbuhanobatdiIndonesialebihbanyakpadajenis-jenistanamanpertanianyangsebagiantelahdibudidayakan.Padahal,potensi 0200000004000000060000000800000001000000001200000001400000001600000001800000002009 2010 2011 2012 2013Produksi(Kg)TahunJaheLengkuasKencurKunyitLempuyangTemulawakTemuirengKejibelingDringoKapulagaMengkuduSambilotoTemukunciperdagangan yang dapat digali dari tumbuhan obat yang berasal dari kawasan hutan IndonesiadiperkirakanmencapaiUS$1trilun(Kompas,2010).Hinggakini sebanyak85%kebutuhantumbuhanobatmasihdiperolehmelaluipemanenan langsung dari hutan dan sisanya telah dibudidayakan (Deptan, 2007).Masih banyak jenistumbuhanobatdarikawasanhutanyangbelumtergalisecaraoptimaldan sebagianjenisyangtelahdiketahuitelahdipanensecaralangsung.Disisilain, prosespemanenanlangsungdarihutanjugadapatmemberikanefeknegatif terhadapkelestarianspesiesitusendiri.HasilpenelitianFalahetal.(2013)terkait pemanfaatantumbuhanobatmenyebutkanbahwa56,75%penggunaantumbuhan obatdisekitarkawasanHutanLindungGunungBeratusadalahbagianakarnya sehinggasangatriskanterhadapkelestarianjenistumbuhanobatdimaksudjika pemanenan dilakukan melalui teknik pencabutan atau penebangan. IV.PENGEMBANGAN BIOPROSPEKSI (BIOPROSPECTING) TUMBUHAN OBAT DI KAWASAN KONSERVASI A.Terminologi Bioprospeksi (Bioprospecting) Sepertitelahdiuraikandalampenjelasansebelumnyabahwabioprospeksi (bioprospecting)merupakanpenelusuransistematik,klasifikasi,daninvestigasi untuktujuankomersialdarisumbersenyawakimiabaru,gen,protein, mikroorganisme,danproduklaindengannilaiekonomiaktualdanpotensial,yang ditemukandalamkeanekaragamanhayati(PusatInovasiLIPI,2004).Adapun Supriatna(2008)mendefinisikanbioprospeksisebagaieksplorasiterhadap keanekaragamanhayatiuntukmencarisumberdayagenetikdanbiokimiauntuk kepentingankomersial.Sejalandenganhaltersebut,Wiratnoetal.(2004) menyatakanbahwadalamprakteknyakegiatanbioprospeksi(bioprospecting)ini dibarengidenganmunculnyaisu-isuhakkepemilikanintelektual,pembagian keuntungan yang adil dan merata, serta dampak negatif akibat pemanfaatan produk rekayasa genetik. Kegiatanbioprospeksi(bioprospecting)tumbuhanobatmerupakanupaya yangsangatpentinguntukmemperolehnilaitambahmanfaatkeanekaragaman tumbuhanobatyangterdapatdisuatukawasan,terutamakawasankonservasi.Melaluikegiatanbioprospeksi(bioprospecting)tumbuhanobatdiharapkansemua komponenyangterlibatdalamkegiatantersebutdapatmerasakanmanfaatnya, terutamamanfaatyangdapatditerimaolehmasyarakatlokaldanmanfaatyang dapat diterima oleh suatu kawasan tempat tumbuhan obat tersebut berada. Haltersebutjugasejalandenganprinsipekonomihijaudalampemanfaatan sumberdayaalam,termasuktumbuhanobat.Ekonomihijaumerupakansuatu paradigmapembangunanyangdidasarkankepadaefisiensipemanfaatan sumberdaya(resourcesefficiency),polakonsumsidanproduksiyangberkelanjutan (sustainableconsumptionandproductionpattern),sertainternalisasibiaya-biaya lingkungan dan sosial (internalization the externalities) (Djajadiningrat et al., 2011).Lebih lanjut, Djajadiningratet al. (2011) menyebutkan bahwa dalam ekonomi hijau selainmengupayakanpeningkatankesejahteraandankeadilansosial,juga menganjurkanuntukmengurangisecaranyatakelangkaansumberdayaalamdan resiko lingkungan. B.LandasanPeraturan/KebijakandalamPengembanganBioprospeksi(Bioprospecting) Landasanutamaperaturan/kebijakandalampengembanganbioprospeksi (bioprospecting)adalahkonvensikeanekaragamanhayati(ConventiononBiological Diversity/CBD)yangmengaturtentangkeanekaragamanhayatiyangtelah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia ke dalam Undang-undang Republik IndonesiaNomor5Tahun1994tentangPengesahanUnitedNationsConventionon BiologicalDiversity(KonvensiPerserikatanBangsa-bangsaMengenai KeanekaragamanHayati)yangdisyahkanpadatanggal1Agustus1994.Adapun tujuankonvensitersebutadalahkonservasikeanekaragamanhayati;pemanfaatan komponen-komponennyasecaraberkelanjutan;danmembagikeuntunganyang dihasilkandaripendayagunaansumberdayagenetiksecaraadildanmerata, termasukmelaluiaksesyangmemadaiterhadapsumberdayagenetikdandengan alih teknologi yang tepat guna, dan dengan memperhatikan semua hak atas sumber-sumber daya dan teknologi itu, maupun dengan pendanaan yang memadai. Landasan utama lainnya adalah Nagoya Protocol yang merupakan instrumen pengaturaninternasionaluntukimplementasitujuanketigadariConventionon BiologicalDiversity(CBD)yangjugatelahdiratifikasiolehPemerintahRepublik IndonesiakedalamUndang-UndangRepublikIndonesiaNomor11Tahun2013 tentang Pengesahan Nagoya Protocol on Access to Genetic Resources and The Fair and EquitableSharingofBenefitsArisingfromTheirUtilizationtoTheConventionon BiologicalDiversity(ProtokolNagoyatentangAksespadaSumberdayaGenetikdan Pembagian Keuntungan yang Adil dan Seimbang yang Timbul dari Pemanfaatannya Atas Konvensi Keanekaragaman Hayati) yang disyahkan pada tanggal 8 Mei 2013. ProtokolNagoyamerupakanperjanjianinternasionaldibidanglingkungan hidupdalamkerangkaKonvensiKeanekaragamanHayatiyangmengaturakses terhadap sumberdayagenetikdanpembagiankeuntunganyangadildanseimbang antara pemanfaat dan penyedia sumber daya genetik berdasarkan persetujuan atas dasarinformasiawaldankesepakatanbersamasertabertujuanuntukmencegah pencuriankeanekaragamanhayati(biopiracy).PerjanjianProtokolNagoya merupakanperjanjianyangsangatpentingbagiNegaraIndonesiadalamrangka mendapatkan keuntungan yang adil dan seimbang yang timbul dari pemanfaatannya atas Konvensi Keanekaragaman Hayati (UU RI No. 11 Tahun 2013). AdapunmanfaatyangdiperolehIndonesiamelaluipengesahanProtokol Nagoya, antara lain (UU RI No. 11 Tahun 2013): 1.Melindungi dan melestarikan sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional yang berkaitan dengan sumber daya genetik. 2.Mencegahpencurian(biopiracy)danpemanfaatantidaksah(illegalutilization) terhadap keanekaragaman hayati. 3.Menjaminpembagiankeuntungan(finansialmaupunnonfinansial)yangadil danseimbangataspemanfaatansumberdayagenetikdanpengetahuan tradisionalyangberkaitandengansumberdayagenetikkepadapenyedia sumberdayagenetikberdasarkankesepakatanbersama(MutuallyAgreed Terms). 4.Meletakkandasarhukumuntukmengaturaksesdanpembagiankeuntungan yangadildanseimbangataspemanfaatansumberdayagenetikdan pengetahuantradisionalterkaitsumberdayagenetikberdasarkankesepakatan bersama. 5.Menguatkanpenguasaannegaraatassumberdayaalamsebagaimana diamanatkan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945danmengakuikeberadaanmasyarakathukumadatdanhak-hak tradisionalsesuaidenganPasal18Undang-UndangDasarNegaraRepublik Indonesia Tahun 1945. 6.MenegaskankedaulatanNegaraataspengaturanaksesterhadapsumberdaya genetikdanpengetahuantradisionalyangberkaitandengansumberdaya genetik. 7.Memberikaninsentifdandukunganpendanaansesuaiketentuanperaturan perundang-undangan. 8.Menciptakanpeluanguntukaksesalihteknologipadakegiatankonservasidan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Selainitu,landasanperaturan/kebijakanlainnyadalampengembangan bioprospeksitumbuhanobatterutamadikawasankonservasiadalahsebagai berikut: Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor5Tahun1990tentangKonservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor16Tahun1992tentangKarantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor24Tahun2000tentangPerjanjian Internasional Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor29Tahun2000tentang Perlindungan Varietas Tanaman Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor18Tahun2002tentangSistem NasionalPenelitianPengembangandanPenerapanIlmuPengetahuandan Teknologi Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor32Tahun2004tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor32Tahun2009tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor7Tahun1999tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor8Tahun1999tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwaliar PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor6Tahun2007tentangTata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor3Tahun2008tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor28Tahun2011tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam KeputusanPresidenRepublikIndonesiaNomor100Tahun1993tentangIzin Penelitian Bagi Orang Asing Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.56/Menhut-II/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional C.ContohKasusBioprospeksi(Bioprospecting) TumbuhanObatdiBeberapa Negara C.1.Bioprospeksi (Bioprospecting) Tumbuhan Obat di Costa Rica Contohkegiatanbioprospeksi(bioprospecting)yangtelahberhasildengan baikdandapatdijadikansebagaiacuanadalahkegiatanbioprospeksi (bioprospecting)yangtelahdikembangkandiCostaRica.Mekanismebioprospeksi (bioprospecting)initelahdiujiterapkanolehPemerintahCostaRicabekerjasama denganINBio(InstitutoNacionaldeBiodiversidad),sebuahLSM,yangmengadakan kerjasamadanmenandatanganikontrakdenganMerck&Cotahun1991.INBio berkewajibanmemasoksampel-sampelbiologisyangdiambildarikawasan konservasikepadaMerck&Countukpenelitianfarmasiselamaduatahundengan imbalan satu juta dolar Amerika.INBio juga akan menerima royalti hasil penjualan produkyangdikembangkandarisampel-sampelini.SedangkanMerck&Co bersediamelatihdanmenyediakanperalatanekstraksisampel-sampelbiologi tersebut.Selanjutnya,10%dariberbagaipembayaranroyaltitersebut diinvestasikan langsung bagi pengelolaan kawasan konservasi (Wiratnoet al., 2004 dan WRI-WCU-UNEP, 1995). C.2.Bioprospeksi (Bioprospecting) Tumbuhan Obat di Suriname Supriatna(2008)memberikancontohkasuskegiatanbioprospeksi (bioprospecting)tumbuhanobatdiSurinameyangyangberbedadengan CostaRica dimanakegiatanbioprospeksidiSurinametanpalembagasentralsepertiINBio.BioprospeksidiSurinamedilakukandenganmengintegrasikanbeberapasektor masyarakatkedalamsuatuperjanjianbersamauntukmewujudkanbioprospeksi yangmenguntungkandanberkelanjutan.Dalamkegiatanbioprospeksitersebut Conservation International dan Missouri Botanical Garden melakukan koleksi sampel etnobotaniyanghasilnyamenjadikoleksinasional.Sampel-sampeltersebut kemudian dianalisis di laboratorium perusahaan farmasi lokal.Adapun penyediaan pelatihandanperalatansepenuhnyamerupakanbantuandariperusahaan internasional Bristol Myers Squibb (BMS). Lebihlanjut,Supriatna(2008)menjelaskanbahwapengembanganproduk selanjutnyadilakukanolehBMSyanghasilnyadibagidenganSuriname.Sebagian hasilnyatersebutdidistribusikanpadabeberapainstitusiyangterlibat,yaitu: UniversitasSuriname,pemerintah,danperusahaanfarmasilokal.Sebagian keuntunganlainnyadijadikansebagaidanaForestPeoplesFundyangdikelola berdasarkankeanggotaandanpartisipasipenuhmasyarakatlokal.Dukundan masyarakatsetempatyangberperansertadalametnobotanipunmemiliki perjanjian hak cipta dengan perusahaan farmasi yang telah memakai jasa mereka. D.PeluangPengembanganBioprospeksi(Bioprospecting)TumbuhanObat pada Kawasan Konservasi di Indonesia Sebagaimanatelahdiuraikandalamuraianpadabagian(chapter) sebelumnyabahwaIndonesiamemilikipotensitumbuhanobatyangsangattinggi terutamapadakawasanhutankonservasiyangkondisinyarelatiflebih alami/terjagadansaatinikebutuhan/permintaanterhadaptumbuhanobatini memiliki kecenderungan yang semakin meningkat.Melihat kondisi sediaan (supply) dankebutuhan/permintaan(demand)tumbuhanobattersebut,makaterbuka peluangyangsangatbesardalamupayamengembangkankegiatanbioprospeksi (bioprospecting)tumbuhanobatpadakawasan-kawasankonservasidiIndonesia sebagai upaya pemanfaatan tumbuhan obat secara berkelanjutan. Kegiatan bioprospeksi tumbuhan obat tersebut banyak memberikan manfaat ataukeuntunganapabiladikembangkandiIndonesia.Supriatna(2008) menjelaskanbahwamanfaatataukeuntunganyangakandiperolehapabila mengembangkan kegiatan bioprospeksi adalah sebagai berikut: 1.Keuntungan untuk masyarakat lokal Keuntunganuntukmasyarakatlokaldapatditingkatkandenganmemfasilitasi keterlibatanpembagiankeuntunganyangbesarbagimasyarakatyangterlibat dalampemanfaatansumberdayaataumengalokasikankeuntunganyanglebih besar untuk kepentingan konservasi dan pembangunan berkelanjutan. 2.Kompensasi untuk akses keanekaragaman hayati, termasuk tumbuhan obat Kompensasiuntukakseskeanekaragamanhayati,termasuktumbuhanobat tidakharusselaludalambentukpembayaranuangataubiaya,namunbisajuga berupapembagianinformasitentangtumbuhanobat,transferteknologi,dan pengurangan biaya untuk masyarakat setempat. 3.Sumberdaya dan kepemilikan lahan Sumberdaya tumbuhan yang ditemukan di suatu lahan adalah milik sepenuhnya sipemiliklahan.Namun,sumberdayagendanbiokimiamerupakanwarisan nasional. 4.Hak kekayaan intelektual (HAKI) PerlindunganHAKIdapatdigunakanuntukuntukmelindungidanmemastikan kompensasi untuk inovasi dan pengetahuan dari masyarakat lokal dan petani. 5.Kebijakan teknologi Keuntunganjangkapanjangdaribioprospeksiadalahtransferdan pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, terutama di bidang teknologi. Namundemikian,terdapatbeberapahalyangperlu diperhatikan/dipersiapkanterlebihdahuludalampengembangankegiatan bioprospeksi(bioprospecting)padakawasankonservasidiIndonesia,yaitusebagai berikut: Pembentukansuatukomisi/konsorsiumyangterdiriatasperwakilandari berbagailembagayangbergerakdibidangpengelolaansumberdayaalamdan lingkungan(kementerian/badanterkait,litbang(LIPI&litbangteknis), universitas, LSM (internasional & lokal)) Membangunmekanismekelembagaan(penunjukkanNationalCompetent Authority/NCA dan National Focal Point/NFP) Mempersiapkan peraturan/kebijakan dalam pengembangan bioprospeksi Mempersiapkanklausulkontrakkesepakatanbersama(mutuallyagreedterms) dalamhalpembagiankeuntungansecaraadildanseimbangdarisetiap pemanfaatan sumberdaya genetik dan pengetahuan tradisional Membangunmekanismepembagiankeuntunganmultilateralglobal(global multilateral benefit sharing) Mempersiapkan kode etik, pedoman dan praktik terbaik, dan/atau standar Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) dan kelembagaan Transfer teknologi, kolaborasi, dan kerja sama V.PENUTUP Indonesiasebagainegarayangmemilikikeanekaragamanhayatitinggi berpeluangbesardalampengembanganbioprospeksitumbuhanobatseiring dengansemakinmeningkatnyakebutuhan/permintaanindustriobat/farmasi terhadapsenyawaaktiftumbuhanberkhasiatobatdalampengembanganobat-obatanbaruuntukmenyembuhkanberbagaimacampenyakit.Melalui pengembanganbioprospeksidiharapkanpemanfaatantumbuhanobatsecara berkelanjutandikawasankonservasidapatterwujud,yaitutercapainyakonservasi keanekaragamanhayati,pembangunanberkelanjutan,sertapemerataan keuntungansecaraadildanseimbangdiantaramasyarakatdanparapihak (stakeholders) yang terlibat dalam kegiatan bioprospeksi. DAFTAR PUSTAKA Alikodra,H.S.2012.KonservasiSumberdayaAlamdanLingkungan:Pendekatan EcosophybagiPenyelamatanBumi.GadjahMadaUniversityPress.Yogyakarta. [BPS]BadanPusatStatistik.2013.ProduksiTanamanObat-obatandiIndonesia Tahun 1997-2013.http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55&notab=25. Diakses: 1 Desember 2014.[Deptan] Departemen Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman Obat. Edisi Kedua. Departemen Pertanian. Jakarta. [DitjenPHKA,Dephut]DirektoratJenderalPerlindunganHutandanKonservasi Alam,DepartemenKehutanan.2008.InformationofConservationAreasin Indonesia.DirektoratJenderalPerlindunganHutandanKonservasiAlam, Departemen Kehutanan. Jakarta. Djajadiningrat,S.T.,Y.Hendriani,danM.Famiola.2011.EkonomiHijau(Green Economy).Rekayasa Sains.Bandung. Falah,F.,T.Sayektiningsih,danNoorcahyati.2013.KeragamanJenisdan PemanfaatanTumbuhanBerkhasiatObatolehMasyarakatSekitarHutan LindungGunungBeratus,KalimantanTimur.JurnalAnalisisKebijakan Kehutanan 10 (1): 1-18. http://www.menlh.go.id/peluncuran-buku-status-kekinian-keanekaragaman-hayati-indonesia/.2014.PeluncuranBukuStatusKekinian KeanekaragamanHayatiIndonesia.http://www.menlh.go.id/peluncuran-buku-status-kekinian-keanekaragaman-hayati-indonesia/.Diakses:30 Nopember 2014. [KLH]KementerianLingkunganHidup.2014.PeluncuranBukuStatusKekinian KeanekaragamanHayatiIndonesia.http://www.menlh.go.id/peluncuran-buku-status-kekinian-keanekaragaman-hayati-indonesia/.Diakses:1 Desember 2014. [KMNLH-KONPHALINDO]KantorMenteriNegaraLingkunganHidupRepublik IndonesiabekerjasamadenganKONPHALINDO.1995.Atlas KeanekaragamanHayatidiIndonesia.KantorMenteriNegaraLingkungan Hidup Republik Indonesia bekerja sama dengan KONPHALINDO.Jakarta. Kompas.2010.KeanekaragamanHayati.OptimalkanPotensi1TriliunDollarAS.http://nasional.kompas.com/read/2010/07/29/21361762/Optimalkan.Potensi.1.Triliun.Dollar.AS. Diakses: 1 Desember 2014 NoorhidayahdanSidiyasa,K.2005.KeanekaragamanTumbuhanBerkhasiatObat diTamanNasionalKutai,KalimantanTimur.JurnalAnalisisKebijakan Kehutanan 2 (2): 115-128. Primack,R.B.,J.Supriatna,M.Indrawan,danP.Kramadibrata.1998.Biologi Konservasi.Yayasan Obor Indonesia.Jakarta. PemerintahRepublikIndonesia.2013.Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor 11Tahun2013tentangPengesahanNagoyaProtocolonAccesstoGenetic ResourcesandTheFairandEquitableSharingofBenefitsArisingfromTheir UtilizationtoTheConventiononBiologicalDiversity(ProtokolNagoya tentangAksespadaSumberdayaGenetikdanPembagianKeuntunganyang AdildanSeimbangyangTimbuldariPemanfaatannyaAtasKonvensi Keanekaragaman Hayati) _______.1994.Undang-undangRepublikIndonesiaNomor5Tahun1994tentang PengesahanUnitedNationsConventiononBiologicalDiversity(Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati) PusatInovasiLIPI.2004.BioprospeksidanPembagianManfaat(BenefitSharing) MelaluiKerjasamaPenelitian.MakalahDisampaikandalamSosialisasidan CurahPendapatMengenaiKebijakanHKIdalamKerjasamaPenelitianAsing diIndonesia,4Agustus2004,Samarinda.PusatInovasiLIPIdanBalai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kalimantan.Samarinda. Sukandar, E. Y. 2014. Tren dan Paradigma Dunia Farmasi: Industri-Klinik-Teknologi Kesehatan,PidatoIlmiahpadaAcaraDiesNatalisITByangke45, DepartemenFarmasi,FMIPA,InstitutTeknologiBandung.Artikeltersedia dari:http://www.itb.ac.id/focus/focus_file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf. Diakses: 1 Desember 2014. Supriatna, J.2008.Melestarikan Alam Indonesia.Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Wiratno,D.Indriyo,A.Syarifudin,danA.Kartikasari.2004.BerkacadiCermin Retak:RefleksiKonservasidanImplikasiBagiPengelolaanTamanNasional.FOReSTPress,TheGibbonFoundationIndonesia,DepartemenKehutanan Republik Indonesia, dan PILI NGO Movement. Jakarta. [WRI-WCU-UNEP]WorldResourcesInstitute-TheWorldConservationUnion- UnitedNationsEnvironmentProgramme.1995.StrategiKeanekaragaman Hayati Global.PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. Zuhud,E.A.M.,Ekarelawan,danS.Ridwan.1994.HutanTropikaIndonesiaSebagai SumberKeanekaragamanPlasmaNutfahTumbuhanObat.Pelestarian PemanfaatanKeanekaragamanTumbuhanObatHutanTropikaIndonesia.Bogor.