hipertensi wawan

25
TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori Defenisi Hipertensi Sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai h karena tidak ada batasan yang jelas yang membedakan antara hi normotensi. Namun bukti menunjukkan bahwa peningkatan tekanan meningkatkan mortalitas dan mordibitas. Secara teoritis, hip tingkat tekanan darah, dimana komplikasi yang mungkin timbul Ada beberapa beberapa pendapat lain yang berusaha untuk menje hipertensi, diantarannya : a. Hipertensi didefinisikan oleh “joint national commi ealuation and treatment of high blood pressure !"N#$% s yang lebih tinggi dari &'()*( mmHg dan diklasifikasikan keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. +eadaan ini dikatagorikan sebagai primer)esensial !hampir *( dari semua kasus$ atau sebagai akibat dari kondisi patologis yang dapat dikenal diperbaiki. b. -efinisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik &'( mmHg dan tekanan darah diasatolik *( mmHg, atau bila pasien obat !+apita Selecta +edokteran ,/((&, hal.0&1$. c. 2enurut 3H4, hipertensi adalah kenaikan tekanan da sama &5()*0 mmHg. d. 2enurut +aplan, +aplan mendefinisikan hipertensi be atas perbedaan usia dan jenis kelamin : &. 6ria usia kurang dari '0 tahun, dikatakan hi tekanan darah pada waktu berbaring diatas atau sama &7()*( mmHg. /. 6ria usia lebih dari '0 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya diatas &'0)*0 mmHg. &

Transcript of hipertensi wawan

BAB I

TINJAUAN TEORI A. Landasan TeoriDefenisi HipertensiSampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi, oleh karena tidak ada batasan yang jelas yang membedakan antara hipertensi dan normotensi. Namun bukti menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah akan meningkatkan mortalitas dan mordibitas. Secara teoritis, hipertensi sebagai suatu tingkat tekanan darah, dimana komplikasi yang mungkin timbul menjadi nyata. Ada beberapa beberapa pendapat lain yang berusaha untuk menjelaskan definisi hipertensi, diantarannya :a. Hipertensi didefinisikan oleh joint national committee on detection, evaluation and treatment of high blood pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikatagorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologis yang dapat dikenali seringkali dapat diperbaiki.b. Definisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diasatolik 90 mmHg, atau bila pasien obat antihipertensi. (Kapita Selecta Kedokteran ,2001, hal.518).

c. Menurut WHO, hipertensi adalah kenaikan tekanan darah diatas atau sama 160/95 mmHg.d. Menurut Kaplan, Kaplan mendefinisikan hipertensi berdasarkan atas perbedaan usia dan jenis kelamin :

1. Pria usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90 mmHg.

2. Pria usia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya diatas 145/95 mmHg.

3. Pada wanita tekanan darah diatas atau sama dengan 160/95 mmHg dinyatakan hipertensi.

EtiologiMenurut penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:

1. Hipertensi Primer atau Esensial.Hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi Taropatik terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak factor yang mempengaruhi seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatis, sistim rennin angiostensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca Intraseluler dan factor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok serta polisetemia.

2. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi RenalHipertensi ini dapat diketahui penyebabnya dan biasnya disertai keluhan atau gejala-gejala dari penyakit yang menyebabkan hipertensi tersebut. Penyakit yang dapat menyebabkan hipertensi ini misalnya :a. Kelainan Hormon1. Pil KB: kontrasepsi oral yang mengandung estrogen menyebabkan peningkatan angiostensinogen dan kemudian akan meningkatkan angiostensin II. Peningkatan angiostensin II ini juga dirangsang oleh pengeluaran rennin akibart peningkatan stimulasi syaraf simpatis. Akibat peningkatan angiostensin II ada 2 hal yaitu : aspek konstriktor arteriola perifer dan peningkatan sekresi aldosteron yang mengakibatkan reasorbsi Na dan air.2. Neokromositoma/Tumor Medulla Adrenal atau jaringan pensekresi ketoalamin di bagian lain tubuh: tumor ini mensekresi epinefrin yang menyebabkan kadar glukosa plasma dan tingkat metabolisme meningkat sehinngga memungkinkan terjadinya hipertensi.

3. Sindrom Chusing, hipertensi pada penyakit ini diakibatkan oleh peningkatan ACSH yang kemudian merangsang peningkatan glukortikod (kortisol) sehingga menyebabkan glukonegenesis dan perubahan dalam distribusi jaringan adipose. Dua hal tersebut meningkatkan obesitas.b. Penyakit MetabolicDiabetes mellitus : pada DM terjadi netropati diabetic mikroangiopati diabetic sehingga mengakibatkan nefropati diabetic dan disfungsi filtrasi glomerulo.c. Penyakit Ginjal 1. Glomerulo nefritis akut : lesi pada glomerulus menyebabkan retensi air dan garam sehingga menyebabkan hipertensi.

2. penyempitan arteri renalis

d. Lain-Lain1. Koarktasio aorta/penyempitan congenital suatu segmen aorta torakalis hal ini meningkatkan resistensi aliran darah aorta sehingga mengakibatkan hipertensi berat.2. Pre eklamsia, pada pre eklamsia terjadi retensi pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air.

Manifestasi KlinisGejala yang timbul bervariasi, tergantung dari tinggi rendahnya derajat hipertensi. Pada hipertensi esensial dapat berjalan gejala dan pada umumnya baru timbul gejala terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak, dan jantung yang sering dijumpai berupa:1. Sakit kepala

2. Vertigo

3. Perdarahan retina

4. Gangguan penglihatan

5. Proteinuria

6. Hematuria

7. Tachhicardi

8. Palpitasi

9. Pucat dan mudah lelah

Tetapi kebanyakan pula pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Dan ada juga beberapa pasien mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan, kesadaran menurun, gelisah, mual, muntah, epistaksis, kelemahan otot atau perubahan mental.PatofisiologiDM

Penyempitan

Koarktasio aorta

Arteri renalisMikroangiopati/

Penyempitan congenital segmen

Lesi spesifik diabetic Aliran darah

aorta torakalis

pada ginjal

nefropati diabetic

Retensi aliran darah aorta

Tekanan filtrasi

glomerolus

Pre eklamsi

Glomerulo

Sel-sel kapiler

nefritis akut

glomerolus

menyempit

Lesi pada

glomerolus

Disfungsi filtrasi

Feokromositoma

glomerulo

Epinefrin

Perbedaan antara tingkat

filtrasi glomerolus dan

Kadar glukosa dan

tingkat penyerapan

tingkat metabolisme

kembali oleh tubulus

Retensi Na dan air

Efek konstriksi

Volume plasma

Genetic

Volume plasma

Out put jantung

Curah jantung

Volume darah

dan sirkulasi

Volume sirkulasi

Efek konstriksi

Kerusakan vaskuler

arteriola perifer

pembuluh perifer

Patofisiologi

Kerusakan vaskuler

Pembuluh pearifer

Perubahan struktur dalam arteri kecil dan arteriola

Penyumbatan pembuluh/vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Otak mataginjalginjal

Peningkatan tekanankerusakan selnekrosis fibrinoidcardiac output

Vaskuler serebralendotelpada pembuluh

*sakit kepala

aferen+penebalan

*vertigorobekan/obliterasiintima arterimanifestasi klinis

*tachicardi

*Perdarahan retina*Perdarahan retinanekrosis kapiler*pucat*Gangguan penglihatan*Gangguan penglihatanglomerolus*mudah lelah

sampai dgn kebutaan sampai dgn kebutaan*protein uria*palpitasi

*hematuria*diaphorosis

Gagal ginjal akut

(komplikasi) DiagnosisDiagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang lebih tinggi atau gejala-gejala klinis. Pengukuran tekanan darah dialakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama lima menit, dengan ukuran pembungkus lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan). Tensimeter dengan air raksa masih tetap dianggap alat pengukur yang terbaik.

Anamnesis yang dilakukan meliputi tingakat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskuler dan lainnya. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktifitas /kebiasaan (seperti merokok) konsumsi makanan, riwayat obat-obatan bebas, hasil dan efek samping terapi hipertensi sebelumnya bila ada, dan factor psikososial lingkungan (keluarga, perkerjaan dan lain-lain).

Dalam pemerikasaan fisik dialkukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral. Dikaji berat badan dan tinggi pasien. Kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui adanya retinopati hipertensif, pemeriksaan leher untuk mengetahui bising carotid, pembesaran vena atau kelenjar tiroid. Dicari tanda-tanda gangguan gangguan irama dan denyut jantung, pembesaran ukuran, bising, derap dan bunyi jantung ke tiga atau keempat. Paru diperiksa untuk mencari ronki dan bronkospasme. Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk mencari adanya masa, pembesaran ginjal dan pulsasi aorta yang abnormal. Pada ektrimitas dapat ditemukan pulsasi perifer yang menghilang, edema dan bising. Dilakukan pula pemeriksaan neurology.

Perhimpunan nefrologi Indonesia memilih klasifikasi sesuai WHO/ISH karena sederhana dan memenuhi kebutuhan, tidak bertentangan dengan strategi terapi, tidak meragukan karena memiliki sebaran luas dan tidak rumit, serta terdapat pula unsur unsure sistolik yang juga penting dalam dalam penentuan.

Klasifikasi sesuai WHO/ISH

KlasifikasiSistolik (mmHg)Diastolic (mmHg)

Normotensi 105

Hipertensi sistolik terisolasi>140>90

Hipertensi sistolik perbatasan140-160