Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

16
MIMBAR, Vol. XXIV, No. 1 (Januari - Juni 2008): 89-104 89 I. PENDAHULUAN Pendidikan Matematik a Realistik (PMR) sebagai salah satu model pendekatan pembelajaran matematik a, dalam beberapa tahun terakhir mulai diperkenalkan dan banyak dibicarakan, bahkan diseminarkan oleh berbagai kalangan dalam dunia pendidik an matematik a di Indonesia. PMR mula-mula dikembangkan di negeri Belanda sekitar 30 tahun lalu, yang dikembangkan berdasarkan gagasan- gagasan dari Freudenthal (1991). Kehadiran PMR dalam pembelajaran matematik a, memang memberikan bany ak harapan dalam upay a meningk atk an prestasi belajar matematika siswa, baik di negeri Belanda maupun di berbagai n egara lain, termasuk Indonesia. Munculny a harapan-harapan itu, Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui Penerapan Pendidikan Matematika Realistik SITI SUNENDIARI 1 , YANI RAMDANI 1 1 Fakultas MIPA, Unisba, Jl. Purnawarman 63 Bandung. Email: [email protected] m, y ani_ramda [email protected] Abstract The issue surrounding schools nowadays is C ompetence-Based-C urricu- lum (KBK). It is believed that the adoption of KBK on the whole curriculum will improve students performance in knowledge acquisition. Based on this situation, the research aimed to evaluate the application of Realistic Math Education A pproach (PMR Methods). In fact, some elements and mission of KBK are similar with Realistic Math Education A pproach. Students of Senior High School in East Bandung are selected as research population. Six classes were randomly sampled as control. The research was conducted and analyzed by ANA VA test. A nd the res ults are: (1) PM R method is considered effective among low grade students with variety of capabilites; (2 ) Mechanistic method is only effective among low (capability) students of high grade in school; (3) a positive trait toward P MR methods is found among students. Kata kunci: model pembelajaran, statistika, matematika realistik antara lain, kar ena PMR memiliki cir i-ciri y ang sangat atrak tif. Di samping itu, berbagai pendek atan pembelajaran matematik a y ang diterapkan pada saat ini secara luas belum bisa memberikan perubahan po sitif yang berarti baik, dalam praktik pembelajaran matematik a di sek olah maupun dalam praktik pendidikan matematika pada umumnya, sehingga permasalahan-permasalahan y ang selama ini dihadapi kalangan guru matematika dan lembaga yang meng- embangkan pendidikan matematika diharapkan dengan munculnya model pendekatan pembelajaran PMR dapat memberik an jalan k eluar. Permasalahan pendidik an matematik a yang dihadapi di Indonesia meliputi dua hal. Pertama, rendahny a prestasi siswa. Hal ini ditunjuk kan oleh rendahnya day a saing siswa

Transcript of Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

Page 1: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

MIMBAR, Vol. XXIV, No. 1 (Januari - Juni 2008): 89-104

89

I. PENDAHULUAN

Pend id ikan Matematik a Realistik(PMR) sebagai salah satu model pendekatanpembelajaran matematika, dalam beberapatahun terakhir mulai diperkenalkan danbanyak dibicarakan, bahkan diseminarkano leh berbagai kalangan dalam duniapendidikan matematika di Indonesia.

PMR mula-mula dikembangkan dinegeri Belanda sekitar 30 tahun lalu, yangdikembangkan berdasar kan gagasan-gagasan dari Freudenthal (1991). KehadiranPMR dalam pembelajar an matematik a,memang memberikan bany ak harapandalam upaya meningkatkan prestasi belajarmatematika siswa, baik di negeri Belandamaupun di berbagai negara lain, termasukIndonesia. Munculnya harapan-harapan itu,

Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMPmelalui Penerapan Pendidikan Matematika Realistik

SITI SUNENDIARI1, YANI RAMDANI1

1 Fakultas MIPA, Unisba, Jl. Purnawarman 63 Bandung.Email: [email protected], [email protected]

Abstract

The is sue surrounding schools nowadays is C ompetence-Based-C urricu-lum (KBK). I t is believed that the adoption of KBK on the whole curriculumwill improve s tudents performance in knowledge acquis ition. Based onthis s ituation, the research aimed to evaluate the application of RealisticMath Education A pproach (PMR Methods). In fac t, some elements andmiss ion of KBK are s imilar with Realis tic Math Education A pproach.Students of Senior H igh School in East Bandung are selec ted as researchpopulation. Six c lasses were randomly sampled as control. The researchwas conduc ted and analyzed by ANA VA test. A nd the results are: (1) PMRmethod is cons idered effec tive among low grade s tudents with variety ofcapabilites ; (2) Mechanis tic method is only effec tive among low(capability) s tudents of high grade in school; (3) a pos itive trait towardPMR methods is found among s tudents .

Kata kunc i: model pembelajaran, s tatistika, matematika realis tik

antara lain, karena PMR memilik i cir i-ciriyang sangat atraktif. Di samping itu, berbagaipendekatan pembelajaran matematika yangditerapkan pada saat ini secara luas belumbisa memberikan perubahan po sitif yangberarti baik, dalam praktik pembelajaranmatematika di sekolah maupun dalam praktikpend idikan matematika pada umumnya,sehingga permasalahan-permasalahan yangselama in i d ihadap i k alangan gu rumatematika dan lembaga yang meng-embangk an pend id ik an matematik adiharapkan dengan munculny a modelpendekatan pembelajaran PMR dapatmemberikan jalan keluar.

Permasalahan pendidikan matematikayang dihadapi di Indonesia meliputi dua hal.Pertama, rendahny a prestasi siswa. Hal iniditunjukkan oleh rendahnya daya saing siswa

Page 2: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

90

SITI SUNENDIARI, dkk. Kajian Model Pembelajaran Statistik di SMP melalui Penerapan ...

Indonesia di ajang internasional, (Indonesiadi peringkat ke 34 dan Belanda ke 16 dari 38negara pada TIMSS-Third InternationalMathematics and Science Study, tahun 1999)dan rendahnya rata-rata Nilai Ebtanas Murninasio nal (pada 10 tahun terak hir matapelajaran matematika paling r endahdibanding pelajaran lainnya dengan rata-rataselalu di b aw ah 5.0 un tuk sek olahmenengah).

Kedua, kurangnya minat siswa dalambelajar matematik a di sek olah . Un tukmasalah minat sisw a terhadap matapelajar an matematik a semen tara in idiasumsikan bahwa pelajaran matematikadirasakan sulit bagi siswa, karena umumnyamatematika d iajarkan secara mekanistik.Selain itu , jik a dilih at d ari muatanmatematik a dalam kurikulum 1994 y angselama ini digunakan, dinilai terlalu padat(overload). Isi dan beban kajian terlalu sarat,sehingga beban belajar siswa terlalu berat,sangat melelahk an dan membo sank an(Mulyasa, 2002:119).

Seper ti disebutkan di atas, sampaisaat ini proses belajar matematika di sekolahmasih menggunakan pendekatan tradisionalatau mek an istik . Gu ru secara aktifmenjelaskan materi p elajaran, memberikancon to h dan latihan , sedangkan sisw abertindak seperti mesin, siswa mendengar,mencatat, dan mengerjakan latihan yangdiberikan guru. Dalam kondisi seperti ini,siswa tidak diberikan banyak w aktu untukmenemukan pengetahuan sendir i, karenapembelajaran lebih didominasi guru. Diskusik elas atau k elo mpo k ser ing tid akd ilak sanak an , seh ingga interaksi dankomunikasi antara siswa dengan siswa laindan siswa dengan guru tidak muncul.

Seiring dengan proses pembelajaranseperti itu, De Lange (Zulkardi, 2001: 1)meny atakan bahwa tujuan dan materimatematik a masih berdasar k an pada“matematika untuk matematikawan” bukan“matematika untuk anak sek olah”, yangseharusnya lebih terfo kus pada aplik asidalam kehidupan sehari-hari siswa. Hal inimengak ibatk an tu juan pembelajaran

matematika di sekolah, kurang tercapai dansisw a k u rang merasak an ap lik asimatematika dalam k eh idupan ber -masyarak at. P adahal, melek matematikamerupakan hal sangat penting pada erainformasi saat ini. Dengan demikian, tujuan,mater i dan p roses pembelajar anmatematika di Indonesian perlu diperbarui.Un tuk tu juan dan mater i matematika,pembaruan dilakukan pemerintah melaluiperubahan kurikulum, yaitu dari kurikulum1994 men jad i Kur ik u lum BerbasisKompetensi (KBK) yang diberlakukan padatahun ajaran 2004/2005.

A dapun tu juan mempelajar imatematik a Seko lah Menengah Pertamamenurut KBK (Depdiknas, 2001:8) adalahagar siswa memilik i: (1) kemampuan yangberkaitan dengan matematika yang dapatdigunakan dalam memecahkan masalahmatematika, pelajaran lain, ataupun masalahyang berkaitan dengan kehidupan nyata;(2) kemampuan menggunakan matematikasebagai alat komunikasi; (3) kemampuanmenggunak an matematika sebagi carabernalar y ang dapat dialihgunakan padasetiap keadaan seperti berpik ir kritis, berpik irlogis, b erpik ir sistematis, bersifat o bjektif,b er sifat ju jur, b ersifat disiplin dalammemandang, dan menyelesaik an suatumasalah.

Sedangkan untuk reformasi dalamproses pembelajaran matematika diperlukansuatu mo del pembelajaran yang sesuaidengan tujuan kurikulum tersebut. Salah satumodel pembelajaran yang diperkirakan sesuaidengan tujuan umum KBK adalah PMR,karena dalam PMR per soalan-persoalanmatematika diambil dari kehidupan nyata dansiswa berperan aktif dalam pembelajaran,sedangkan guru berperan sebagai fasilitator.

Walaupun ada kesesuain antara KBKdengan PMR dari sisi tujuan pembelajaranmatematika di sekolah, namun hal ini belumdapat dijadikan patokan bahwa PMR dapatditerapkan di Indonesia. Bahkan , hasil ujicoba PMR d i Indonesia yang diterapkan diSek o lah Dasar menemuk an berbagaikendala, yaitu jumlah siswa tiap kelas terlalu

Page 3: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

MIMBAR, Vol. XXIV, No. 1 (Januari - Juni 2008): 89-104

91

banyak, berkisar antara 40 s.d 45. Sedangkandi Belanda berkisar an tara 15 s.d. 20.Diperlukan waktu yang cukup lama, sisway ang memilik i kecerdasan sedangmemerlukan bantuan khusus dan waktu yanglebih lama, alat peraga sering disalahgunakanuntuk bermain, dalam kerja kelompok tidaksemua siswa dapat aktif, gu ru k esulitanmeny ed iakan alat p eraga, gu ru masihkesulitan mengubah metode mengajar caralama y ang biasa d igunakan . Selain itu,per soalan matematik a yang diambil d aripersoalan kehidupan nyata atau denganistilah lain adalah soal cerita, merupakanpersoalan matematika yang dianggap sulitbagi siswa sekolah dasar di Indonesia.

Melihat kondisi di atas, peneliti tertarikuntuk mengujicobakan model pembelajaranPMR ini pada siswa Sekolah MenengahPertama (SMP) dalam upaya meningkatkanprestasi belajar. Dengan alasan bahwa siswaSMP mempunyai tingkat berpik ir yang lebihtinggi, sehingga alat peraga tidak terlaludiperlukan dan persoalan matematika yangd iamb il dar i keh idupan nyata leb ihmemungkinkan untuk dipahami. Selain itu,materi PMR yang digunakan di Indonesiadiambil d ari MiC (Mathematics in Context)yaitu mater i PMR untuk kelas 5/6 s.d. 8/9yang dikembangkan oleh University of Wis-consin dan Institut Freudenthal, sehinggamodel pendekatan pembelajaran PMR inimemungkinkan diterapkan di SMP.

Berdasark an uraian di atas, penelitidapat merumuskan permasalahan sebagaiberikut: (1) Apak ah terdapat perbedaanprestasi b elajar siswa antara siswa yangpembelajaran matematikanya dengan modelpendekatan pembelajaran PMR dengan siswayang pembelajaran matematikanya denganmodel pendekatan pembelajaran mekanistikterhadap tingkat kemampuan siswa (tinggi,sedang dan kurang); (2) Apakah terdapatperbedaan p restasi b elajar siswa antarasiswa yang pembelajaran matematikanyadengan mo del pendekatan pembelajaranPMR dengan siswa yang pembelajar anmatematikanya dengan model pendekatanpembelajaran mekanistik terhadap jenis

sekolah (tinggi dan rendah didasarkan padapassing grade); (3) Bagaimana sikap siswadan guru terhadap penerapan mo delpendekatan pembelajar an pendidik anmatematika realistik.

Berdasarkan perumusan permasalah-an di atas, maka tujuan penelitian ini adalah;(1) Menelaah perbedaan prestasi belajarsisw a antara sisw a yang pembelajar anmatematikanya dengan model pendekatanpembelajaran PMR dengan siswa yangpembelajaran matematikanya dengan modelpendek atan pembelajar an mekan istikterhadap kecerdasan siswa (tinggi, sedangdan kurang); (2) Memeroleh gambarantentang perbedaan prestasi belajar siswaan tara sisw a y ang pembelajar anmatematikanya dengan model pendekatanpembelajaran PMR dengan siswa yangpembelajaran matematikanya dengan modelpendek atan pembelajar an mekan istikterhadap jenis sekolah (tinggi dan rendah);(3) Untuk melihat sikap siswa dan guruterhadap penerapan model pendekatanpembelajar an pendid ik an matematik arealistik.

Jika hasil penelitian mengungk appembelajaran matematika dengan PMRdapat meningkatkan prestasi belajar siswad iband ingk an dengan pembelajar anmatematika dengan pendek atanpembelajar an tradisional bagi siswa SMP,mak a hasil p enelitian in i diharapkanmempunyai manfaat sebagai berikut: (1)Pembelajar an matematik a denganpendekatan PMR dapat dijadik an sebagaisalah satu alternatif p embelajar anmatematika dalam upaya meningkatkanprestasi belajar siswa; (2) Mengetahui sikapsisw a terhadap penerapan modelpembelajar an matematik a denganpendekatan pendidikan matematika realistik.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen.Diawali oleh pengembangan perangk atpembelajaran dan in strumen penelitian.Dalam penelitian ini, ada perlakuan terhadapkelompok eksperimen, yaitu kelompok siswadengan mo del pendekatan pembelajaranPMR. Sedangk an k elo mpo k k o n tro l

Page 4: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

92

SITI SUNENDIARI, dkk. Kajian Model Pembelajaran Statistik di SMP melalui Penerapan ...

memeroleh perlakuan model p endekatanpembelajar an matematik a secaramekanistik . Sedangkan desainnya adalahdisain kelompok kon trol pretes-postesdengan bentuk:

A O X O A O O

A = Pengambilan sampel secara acak.O = Pretest dan Postest pada kelo mpok

eksperimen dan kelompok kontrol.X = Model pendekatan pembelajaran PMR.

II. PEMBAHASAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalahsiswa-siswa Sek olah Menengah Pertama(SMP) di wilayah Bandung Timur. Sedangkansampel penelitian dipilih secara k laster daritiga kategori sekolah yang didasarkan padapassing grade penerimaan siswa baru, yaitu:sekolah tinggi dan sekolah rendah. Kemudianpeneliti memilih 6 k elas secara acakperw akilan dari masing -masing kategorisekolah tersebut. Selanjutnya, sampel dibagimenjadi dua kelompo k, yaitu , 3 k elasdijadikan sebagai kelompok eksperimen dan3 kelas lainnya dijadikan sebagai kelompokkontrol.

B. Instrumen Penelitian

1. Tes

Instrumen penelitian yang digunakanadalah tes dan angket. Tes dalam penelitianini menggunakan tes bentuk uraian. Alasandigunaknnya tes ben tuk uraian, karenadengan tes ben tuk u raian d iharapk ankemampuan siswa dalam penguasaan materidapat terlih at melalui langk ah- langk ahpenyelesaian soal yang diberikan. Hanyasiswa yang telah menguasai betu l-betullahyang dapat memberikan jawaban yang baikdan benar.

Soal yang dujikan terdiri atas 6 soaldan telah dikonsultasikan dengan beberapaguru matematika yang sudah senior dalam

mengajarkan matematika. Hal ini dilakukandengan mak sud agar alat tes in i memenuhivaliditas isi.

Sebelum instrumen di atas digunakan,terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadapbeberapa siswa SMP di wilayah BandungTimur. Hasil uji c oba ini k emudian diujivalid itas, reliabilitas, daya pembeda, dantingkat kesukaran (khusus untuk alat tes).

Ukuran validitas butir soal digunakanuntuk mengukur seberapa jauh soal tersebutdapat mengukur apa yang ingin diukur.Perhitungan dilakukan dengan menggunakanrumus korelasi produk moment.

, -1 £ r £ 1.

P engu jian signifikansi ko efesienkorelasi menggunakan uji t dengan rumus:

Sebuah alat ukur memilik i reliabilitasyang baik b ila alat ukur tersebut memilik ikonsistensi yang handal. Artinya, siapa pun,di mana pun, dan kapan pun alat ukurtersebut digunakan dalam level yang sama,maka akan memberikan hasil y ang hampirsama. Rumus y ang digunak an un tukmenghitung ko efesien r eliab ilitas adalahrumus A lpha (Cronbach Alpha), karena tesyang d iber ikan berupa tes tipe u raian.Rumusnya adalah:

a =

Kesuk aran suatu bu tir an so alditentuk an o leh perbandingan antarabanyaknya siswa yang menjawab soal itubenar dengan banyaknya sisw a yangmenjawab bu tir an soal itu (Ruseffend i,1991:199). Tingkat kesukaran dapat dilihatdalam Tabel 1 berikut,

})({.})({

))((2222 yynxxn

yxxynr

22 12

rn

rt n

2

22

1j

ij

DB

DBDBx

bb

Page 5: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

MIMBAR, Vol. XXIV, No. 1 (Januari - Juni 2008): 89-104

93

Tabel 1Tingkat kesukaran soal

No Tingkat KlasifikasiKesukaran Tingkat

Kesukaran

1 £ 0,25 Sukar2 0,25-0,75 Sedang3 ³ 0,75 Mudah

Daya pembeda sebuah so almenun jukkan k emampuan soal ter sebutmembedak an an tara sisw a yang pandaidengan siswa yang kurang. Sebuah soaldikatakan mempunyai daya pembeda yangbaik j ika siswa y ang pandai d apatmengerjakan dengan baik, dan siswa yangkurang tid ak dapat mengerjak an denganbaik. Daya pembeda yang baik mempunyainilai sekitar 0,50. Daya pembeda soal dapatdilihat pada Tabel 2 berikut;

Tabel 2Daya Pembeda Soal

No Daya Pembeda Keterangan

1 < 0,25 Minimum2 0,25 - 0.50 Cukup Baik3 > 0,50 baik

2. Angket

Angket diberikan terhadap siswa untukdiisi dengan maksud untuk memeroleh datatentang sikap siswa matematik a terhadappenerapan model p embelajar an PMR.Perhitungan validitas sikap siswa dilakukandengan menggunakan rumus korelasi produkmoment.

P engu jian signifikansi ko efesienkorelasi menggunakan uji t dengan rumus:

Rumus yang digunakan untuk meng-hitung koefesien reliabilitas adalah rumusAlpha (Cronbach Alpha), dengan rumus:

C. Hipotesis

Pasangan hipotesis yang diuji meliputitujuh buah hipotesis yang terdiri atas:

(1) H0 : Ai = 0 : Perbedaan meto dapembelajaran memberikan efek yangtidak signifikan.

(2) H0 : Bj = 0 : Perbedaan jenis sekolahmemberikan efek yang tidak signifikan

(3) H0 : Ck = 0 : Perbedaan tingk atkemampuan siswa memberikan efekyang tidak signifikan.

(4) H0 : ABij = 0: In teraksi antara metodapembelajaran dengan jenis seko lahjenis sek olah memberikan efek yangtidak signifikan.

(5) H0 : ACik = 0 : Interaksi antara metodapembelajaran dengan tingk atkemampuan siswa memberikan efekyang tidak signifikan.

(6) H0 : BCjk = 0 : Interaksi antara jenissekolah dengan tingkat k emampuansiswa memberikan efek y ang tid aksignifikan.

(7) H0 : ABCijk = 0 : Interaksi antarametoda pembelajan, jenis sekolah dantingkat kemampuan siswa memberikanefek yang tidak signifikan.

Untuk tujuan 1 dan 2, pengujian datadilakuk an terhadap hasil pre-test dan pos-test. Data hasil p re-test dan pos- testdigunakan untuk menganalisis perbedaanhasil pembelajaran PMR terhadap tingkatkemampuan siswa dan jenis sekolah. Adapunfaktor -faktor y ang ber in terak si d alameksperimen ini adalah model pendekatanpembelajaran, kemampuan siswa yangdiperinci menjadi tiga faktor (tinggi, sedang,dan ku rang) , dan jen is seko lah yangdik lasifikasi menjad i tinggi dan kurang.22 1

2r

nrt n

Page 6: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

94

SITI SUNENDIARI, dkk. Kajian Model Pembelajaran Statistik di SMP melalui Penerapan ...

Dengan demikian, perlakuan model dapatdigambarkan dalam Tabel Anava seperti dibawah ini,

Tabel 3Tabel Perhitungan Analisis Varians

Jenis Prestasi Metode BelajarSekolah Siswa Mekanistik PMR

(A1) (A2)

Tinggi (B1) Tinggi (C1)Sedang (C2)Kurang (C1)

Rendah (B2) Tinggi (C1)Sedang (C2)Kurang (C3)

Untuk melihat sikap siswa terhadappenerapan model pembelajaran matematikadengan meto de pembelajar an PMR,digunakan model Skala L iker t, denganmenggunakan skala: SS (Sangat Setuju), S(Setuju), N(Netral), TS (Tidak Setuju), danSTS (Sangat Tid ak Setu ju) . Untukpernyataan positif : SS, S, N, TS, dan STSmasing-masing diberikan nilai 5, 4, 3, 2, dan1. Sedangkan untuk pernyataan negatif SS,S, N, TS, dan STS masing-masing diberikannilai 1, 2, 3, 4, dan 5. Untuk menentukansikap masing-masing siswa, apak ah positifatau negatif, dilakukan dengan cara skor to-tal siswa dibagi oleh banyaknya pernyataan.Jika rata-rata skor siswa lebih besar dari skor

netr al, y aitu 3, mak a sik ap sisw adikategorikan ke dalam kelompok yangmemilik i sikap positif. Sedangkan jika rata-rata skor siswa kurang dari skor netral, makasikap siswa dikategorikan ke dalam kelompokyang memilik i sikap negatif. Dengan demikianuntuk tujuan 3 dianalisis d alam ben tukpersentase. Model pengolahan data yangakan digunakan adalah:

Keterangan: P : Persentase jumlah alternatif

jawaban siswa.

: Jumlah alternatif jawabansiswa

: Jumlah subyek.

D. Deskripsi Hasil Tes

Dari hasil uji validitas dan realibilitasuntuk soal matematika realistik diperolehhasil bahwa semua soal y ang d iberikanadalah valid dan tingkat realibilitasnyasebesar 0.70 yang termasuk dalam kategorirealibilitas tinggi. Sedangkan untuk tingkatkesukaran dari tiap butir soal, hasilnya dapatdilihat dalam Tabel 4.

Daya pembeda soal yang menunjuk-kan k emampuan soal- soal d alam mem-bedakan tingkat keamampuan siswa dalam

Tabel 4Tingkat Kesukaran Soal Matematika Realistik

No Ka Kb Pa Pb Tk Klasifikasi tingkat kesukaranSukar Sedang Mudah 0,25 0,25-0,75 0,75

1. 78 70 0.866667 0.636364 0.752 2. 51 49 0.566667 0.445455 0.506 3. 75 58 0.833333 0.527273 0.680 4. 28 20 0.311111 0.181818 0.246 5. 66 47 0.733333 0.427273 0.580 6. 70 59 0.777778 0.536364 0.657

Page 7: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

MIMBAR, Vol. XXIV, No. 1 (Januari - Juni 2008): 89-104

95

mengerjakan soal ter sebut, d apat dilihatdalam Tabel 5.

Berdasark an data pengamatan hasilpretest dan postest untuk pengolahan datadihitung laju perubahan nilai untuk setiapsubjek penelitian. Nilai positif menunjukkanada perubahan kemampuan dari subjekpengamatan setelah diberikan perlakuan,sedangkan nilai negatif menun jukkan adapenurunan kemampuan setelah diberikanperlakuan. Dalam penelitian ini, terdapat tigakelompok perlakuan, metoda pembelajaran,jenis sekolah, dan tingkat kemampuan siswa,sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan.

Tabel 5Daya Pembeda Soal

No Soal Ka Kb Pa Pb Daya Pembeda Keterangan

1 78 70 0.866667 0.636364 0.23030303 Minimum

2 51 49 0.566667 0.445455 0.121212121 Minimum

3 75 58 0.833333 0.527273 0.306060606 C ukup Baik

4 28 20 0.311111 0.181818 0.129292929 Minimum

5 66 47 0.733333 0.427273 0.306060606 C ukup Baik

6 70 59 0.777778 0.536364 0.302020202 C ukup Baik

Tabel 6Laju Perubahan Nilai

Berdasar kan data laju perubahankemampuan, dihitung nilai rata-rata dansimpangan bak u dar i setiap ko mb inasiperlakuan, hasil perhitungan disajikan padaTabel 6.

Dari Tabel 6 tersebut, tampak rata-rata perubahan tertingg i d ic apai padakelompok siswa yang diberikan metoda PMRdari jenis sek olah rendah dan tingk atkemampuan kurang, sedangkan rata-rataperubahan terendah ada pada kelompoksiswa yang diberikan metode pembelajaranmekanistik, dari jenis sekolah rendah dengantingkat kemampuan kurang.

Page 8: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

96

SITI SUNENDIARI, dkk. Kajian Model Pembelajaran Statistik di SMP melalui Penerapan ...

Berdasarkan standar deviasi dari nilailaju perubahan, ter lihat k elompok yangmemeroleh nilai yang paling bervariasi adalahkelompok siswa yang diberikan pelajaranmelalui metode pembelajaran mekanistik, yangberasal dar i jen is seko lah tingg i dankemampuan kurang, sedangkan peningkatankemampuan yang paling seragam terdapatpada sisw a yang diber ik an metodepembelajaran PMR yang berasal dari jenissekolah tinggi dan tingkat kemampuan kurang.Jika laju perubahan nilai siswa hanya dilihatberdasarkan meto da pembelajaran, darikeseluruhan siswa y ang dijadikan objekpenelitian nilai laju perubahan dapatdigambarkan ke dalam bentuk grafis berikut.

Gambar 1Laju Perubahan Nilai Dilihat dari Metode

Dari gambar 1, tampak ada indikasibahwa kemampuan siswa yang diberikanmetode pengajaran PMR cenderung lebihtinggi dibandingkan dengan kelompok siswayang diberikan pengajaran melalui metodepembelajaran mekanistik, dan sebaran datasiswa yang diberikan metode pembelajaranPMR cenderung lebih homogen dibandingkandengan siswa yang diberikan pengajaranmelalui metode pembelajaran mekanistik.Selanjutnya, jika hasil laju perubahan nilaisisw a hany a dilihat berdasar kan jenisseko lah, dari k eseluruhan sisw a yangd ijad ik an o b jek penelitian n ilai lajuperubahan dapat digambarkan ke dalambentuk gambar 2.

Dari g ambar di atas, tampak adaind ikasi bahwa terdapat perbedaan lajuperubahan dari siswa yang berasal dari jenissekolah rendah dengan jenis sekolah kelompoktinggi, dalam hal ini siswa yang berasal darijenis sekolah rendah memilik i laju perubahanyang lebih tingg i dibandingk an dengankelompok siswa yang berasal dari sekolahrendah. Jika siswa dikelompokan hanyaberdasarkan tingkat kemampuan gambaranmengenai laju perubahan disajikan dalam grafisdalam Gambar 3.

Dari p enggambaran grafis tampakindikasi bahwa untuk setiap tingkat kemampuansiswa menunjukkan cenderung memilik i laju

Gambar 2Laju Perubahan Nilai Dilihat dari Jenis Sekolah

Gambar 3Laju Perubahan Nilai Dilihatdari Tingkat Kemampuan

Page 9: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

MIMBAR, Vol. XXIV, No. 1 (Januari - Juni 2008): 89-104

97

perubahan yang tidak berbeda.Jika hasil perhitungan laju perubahan

dikelompokkan berdasarkan jenis sekolah danmetode pembelajaran, gambaran secara grafisditampilkan dalam Gambar 4 di bawah. Darigambar, terlihat pada kelompok sekolah tinggidan kelompok sekolah rendah laju perubahanpada siswa yang diberikan pembelajaranmelalu i PMR cenderung lebih tingg idiband ingkan dengan y ang diber ik anpengajaran melalui metode mekanistik.

Gambar 4Laju Perubahan Nilai Dilihat dari Jenis

Sekolah dan Metode

Sedangkan jika hasil perhitungan lajuperubahan d ikelompokkan berdasarkantingk at kemampuan dan meto de pem-belajar an , gambaran secara g rafisditampilkan pada gambar 5.

Dari g ambar sebelumnya, terlih atpada kelompok tingkat kemampuan kurang,tingkat kemampuan sedang, dan tingkatkemampuan tinggi laju perubahan padasiswa yang diberikan pembelajar an melaluiPMR cenderung lebih tinggi dibandingkandengan yang diberikan pengajaran melaluimetode mekanistik.

E. Hasil Pengujian Hipotesis P enelitian

Berdasarkan dugaan-dugaan tersebut,

Gambar 5Laju Perubahan Nilai Dilihat dari Tingkat

Kemampuan dan Metode

sebelum ditarik kesimpulan, terlebih dahuluakan dilakukan pengujian secara statistikmelalui ANAVA Eksperimen Faktorial 2 x 2 x3, dengan model yang akan diuji dinyatakandalam persamaan berikut,

Yijkl = m + A i + Bj + Ab ij + C k + AC ik + BC jk +ABC ijk + el(ijk)

di mana, i = 1,2: j = 1,2: k = 1,2,3 l= 1,2, . . . , n

Y ijkl = Variabel respons hasil observas i ke-l karenapengaruh bersama taraf ke-i faktor metodepembelajaran, taraf ke- j faktor jenis sekolahdan tar af ke-k faktor tingkat kemampuan

m = Rat a yang sebenarnyaAi = Efek taraf ke-i faktor metode pembelajaranBj = Efek t araf ke-j faktor jenis s ekolahABij = Ef ek int eraksi ant ara taraf ke- i f akt or

metode pembelajaran dan taraf ke-j faktorjenis s ekolah

C k = Efek taraf ke-k fakt or tingkat kemampuanACi k = Ef ek int eraksi ant ara taraf ke- i f akt or

metode pembelajaran dan taraf ke-k faktortingkat kemampuan

BCj k = Efek i nteraksi antara taraf ke-j faktor jenis

Page 10: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

98

SITI SUNENDIARI, dkk. Kajian Model Pembelajaran Statistik di SMP melalui Penerapan ...

sekolah dan taraf ke-k fak tor t ingkatkem ampuan

ABCij k = Ef ek int eraksi ant ara taraf ke- i f akt ormetode pembelajaran dan taraf ke-j faktorjenis sekolah dan taraf ke-k faktor tingkatkem ampuan

el(ijk) = Efek unit eksperimen kel dikarenakan olehkombinasi perlakuan (ijk)

Berdasark an data pengamatandengan menggunakan bantuan perangkatlunak SPSS Ver 13 diperoleh ANAVA untukketujuh hipotesis penelitian seperti disajikanpada Tabel 7.

Dari output SPSS pada Tabel 5 di atas,dapat disimpulkan hasil pengu jian untukketujuh hipotesis sebagai berikut:(1) Untuk hipotesis pertama, diperoleh nilai

F sebesar 13,89 dengan nilai P-valuemendekati nol, oleh karena nilai P value< 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Ataudapat disimpulkan, terdapat perbedaanrata- r ata laju perubahan an tarak elo mpok sisw a y ang diber ik anpembelajaran melalu i metode PMRdengan sisw a y ang d iberik anpembelajaran melalu i meto demelanistik.

(2) Untuk hipotesis kedua, diperoleh nilai Fsebesar 3,922 dengan n ilai P- valuesebesar 0,049, oleh karena nilai P value< 0,05, maka hipotesis nol ditolak. Ataudapat disimpulkan, terdapat perbedaan

Sumber Variasi Jumlah db Rata- rataKuadrat Jumlah Kuadrat F P-value

Model 390.730 12 32.561 14.733 .000A 29.368 1 29.368 13.289 .000B 8.668 1 8.668 3.922 .049C 9.282 2 4.641 2.100 .125A * B .945 1 .945 .427 .514A * C 15.212 2 7.606 3.442 .034B * C 7.503 2 3.752 1.698 .186A * B * C 5.703 2 2.851 1.290 .278Error 417.688 189 2.210Total 808.419 201

Tabel 7Hasil Perhitungan Statistik

r ata- r ata laju perubahan an tarakelompok siswa yang berasal dari jenissekolah tinggi dan siswa yang berasaldari jenis sekolah rendah.

(3) Untuk hipotesis ketiga, diperoleh nilai Fsebesar 2,100 dengan n ilai P- valuesebesar 0,125, oleh karena nilai P value> 0,05, maka h ipotesis nol diterima.Atau dapat disimpulkan tidak terdapatperbedaan rata-rata laju perubahanantara kelompok siswa yang memilik ik emampuan r endah, sedang dantingggi.

(4) Untuk hipotesis keempat, dip erolehnilai F sebesar 0,427 dengan nilai P-value sebesar 0,514, oleh karena nilaiP value > 0,05, maka hipotesi nolditerima. Atau dapat disimpulkan, tidakterdapat perbedaan r ata- rata lajuperubahan antara interaksi metode danjenis sekolah.

(5) Untuk hipotesis kelima, diperoleh nilai Fsebesar 3,442 dengan n ilai P- valuesebesar 0,034, oleh karena nilai P value< 0,05, maka hipotesi nol ditolak. Ataudapat disimpulkan, terdapat perbedaanrata- r ata laju perubahan an tarain terak si metode dan tingk atkemampuan.

(6) Untuk hipotesis keenam, diperoleh nilaiF sebesar 7,503 dengan nilai P-valuesebesar 0,186, oleh karena nilai P value> 0,05, maka hipotesi nol diteima. Atau

Page 11: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

MIMBAR, Vol. XXIV, No. 1 (Januari - Juni 2008): 89-104

99

dapat disimpulkan , tidak terdapatperbedaan rata-rata laju perubahanantara interaksi jenis sekolah dengantingkat kemampuan siswa.

(7) Untuk hipotesis ketujuah, diperoleh nilaiF sebesar 5,703 dengan nilai P-valuesebesar 0,278, oleh karena nilai P value> 0,05, maka hipotesi nol diteima. Ataudapat disimpulkan , tidak terdapatperbedaan rata-rata laju perubahanantara interaksi metode pembelajaran,jenis sek olah dan tingkat kemampuansiswa.

F. Sikap Siswa terhadap ModelPembelajaran Matematika

Data yang digunakan melalui jalurkualitatif adalah data dari angket siswa. Darihasil penyebaran angket, terungkap bahwauntuk pernyataan 1, yaitu konsep-konsepyang digunakan dalam materi matematikaberasal dari masalah-masalah kehidupansehari-hari, pernyataan tertinggi terletakpada daerah setuju, sekitar 70%. Sedangkanpernyataan terendah terletak pada daerahsangat tidak setuju, sekitar 0%.

Un tuk perny ataan 2, yaitu pem-belajaran matematika dengan mengambilmasalah-masalah dari kehidupan sehari-harip enting un tuk memahami k o nsepmatematika secara nyata, karena keterkaitanantara konsep matematika dengan kehidupannyata menjadi jelas, pernyataan tertinggiterletak pada daerah sekitar 70%. Sedangkanpernyataan terendah terletak pada daerahsangat tidak setuju sekitar 0%.

Untuk pernyataan 3, yaitu kekuatankonsep-k onsep dalam matematika (math-ematical power ) adalah berpik ir lo gis,k o mun ik asi matematik a, k o nek simatematika, dan argumentatif, pernyataantertinggi terletak pada daerah setuju 62%.Sedangkan pernyataan terendah terletakpada daerah sangat tidak setuju sekitar 0%.

Untuk pernyataan 4, yaitu metodepembelajaran matematika dengan Pendidik-an Matematik a Realistik (PMR) y angditerapkan guru, membuat saya jelas dalammemahami ko nsep matematika dalam

kehidupan ny ata, perny ataan tertinggiterletak pada daerah setuju sekitar 66%.Sedangkan pernyataan terendah terletakpada daerah sangat tidak setuju sekitar 0%.

Un tuk perny ataan 5, yaitu pem-belajaran matematika dengan metode PMR,membuat saya puas memahami penerapanmatematika dalam k ehidupan ny ata,pernyataan tertinggi terletak pada daerahsetuju sekitar 65%. Sedangkan pernyataanterendah terletak pada daerah sangat tidaksetuju, sekitar 0%.

Untuk pernyataan 6, yaitu setiap soalyang disajikan dari masalah keh idupansehar i- har i, say a leb ih senang me-nyelesaikannya, pernyataan tertinggi terletakpada daerah setuju sekitar 66%. Sedangkanpernyataan terendah terletak pada daerahsangat tidak setuju, sekitar 0%.

Untuk pernyataan 7, yaitu persoalanmatematik a yang diambil d ar i masalahkehidupan nyata membuat saya pusing untukmemecahkanny a, perny ataan tertinggiterletak pada daerah tidak setuju sekitar 71%.Sedangkan pernyataan terendah terletakpada daerah sangat setuju, sekitar 3%.

Untuk pernyataan 8, yaitu metodepembelajaran y ang menerapk an PMR,membuat saya takut belajar matematika,pernyataan tertinggi terletak pada daerahtid ak setu ju sek itar 77%. Sedangkanpernyataan terendah terletak pada daerahsangat setuju sekitar 0%.

Untuk pernyataan 9, yaitu tugas-tugasmatematika yang diber ikan guru yangberhubungan dengan masalah kehidupansehari-hari, membuat pelajaran matematikamenjadi tambah sulit, pernyataan tertinggiterletak pada daerah tidak setuju, sekitar 71%.Sedangkan pernyataan terendah terletak padadaerah sangat setuju, sekitar 1%.

Un tuk pernyataan 10, y aitu jikapersoalan matematika tidak dikaitkan denganmasalah k eh idupan sehari-har i, mak ametode pembelajaran PMR tidak diperlukan,pernyataan tertinggi terletak pada daerahtidak setu ju, sek itar 65%. Sedangk anpernyataan terendah terletak pada daerahsangat setuju , sekitar 3%.

Page 12: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

100

SITI SUNENDIARI, dkk. Kajian Model Pembelajaran Statistik di SMP melalui Penerapan ...

Untuk pernyataan 11, yaitu metodepembelajaran PMR tidak cocok diterapkan diIndonesia karena setiap kelas berjumlah lebihdari 20 orang siswa, pernyataan tertinggiterletak pada daerah tidak setuju sekitar 68%.Sedangkan pernyataan terendah terletakpada daerah sangat setuju sekitar 1%.

Untuk pernyataan 12, yaitu metodepembelajaran PMR hanya cocok bagi kelasunggulan, karena mereka mempuny aikemampuan berpik ir matematika yang lebihbaik , pernyataan tertinggi ter letak padadaerah tidak setuju, sekitar 54%. Sedangkanpernyataan terendah terletak pada daerahsangat setuju , sekitar 2%.

Tingkat persetujuan siswa terhadapmodel pembelajaran matematika denganPMR d iny atakan dengan sko r r ataankeseluruhan mahasiswa, yaitu 3.7414. Halini berarti secara umum siswa memilik i sikappositif terhadap pembelajaran matematikadengan metode PMR. Adapun respons siswauntuk setiap item secara lengkap tampakdalam Tabel 8.

Un tuk mengetahu i sik ap gu ruterhadap penerapan PMR, khususnya tentangtingkat pelak sanaan dan kendala yangdihadapi, digunakan angket tentang “TingkatKesulitan dan Kendala Penerapan PMR dikelas”, dan angket tentang “ImplementasiPMR di Sek olah Menengah Pertama.” Darihasil angket tentang “Tingkat Kesulitan danKendala Penerapan PMR di kelas” diperolehbahwa penerapan PMR bagi Siswa SMP tidaksulit. Adapun indikator lain yang digunakanadalah (1) Mengemuk ak an so al- soalmatematik a y ang k o ntek stual yangmemenuhi syarat-syarat PMR Waktu; (2)Upay a mendo ro ng sisw a agar b isamenemuk an berbagai cara untukmenyelesaikan soal; (3) Membimbing siswadalam pro ses pengembangan kemampuanberpik ir melalui soal-soal yang kontekstual,proses matematisasi horizontal dan prosesmatematika vertical; (4) Pemilihan alat-alatperaga yang sesuai agar bisa membantuproses berpik ir siswa sesuai dengan tuntutanPMR; (5) Penilaian (assessment) dalam PMR;(6) P eny ampaian materi b erdasar kan

kurikulum yang berlaku; dan (7) Mengelolakelas yang cukup besar yaitu, 40-45 siswa.Untuk tingkat pelaksanaan indikator 1, 2, 4,dan 5, menunjukkan Sangat Tidak Sulit.Indikator 3 dan 6 menunjukkan Tidak Sulit.Sedangkan untuk indikator 7, menunjukkanSulit. Adapun kendala utama yang dihadapiadalah terbatasnya waktu dan terbatasnyakemampuan profesional.

Untuk angket tentang ImplementasiPMR di Sek olah Menengah Pertama dalamimplementasi PMR di kelas dengan indikatoryang digunakan adalah:

(1) Memahami dan memo delkan soalk o n tek stual k e dalam ben tukmatematika;

(2) Menemuk an berbagai cara un tukmenyesuaikan soal;

(3) Pengembangan kemampuan berpik irmelalu i so al-soal yang ko ntek stual,proses matematisasi hor izo ntal d anproses matematisasi vertikal;

(4) Penggunaan alat peraga yang sesuaiagar b isa membantu proses berpik irsiswa sesuai dengan tuntutan PMR; dan

(5) Dalam kerja kelompok partisipasi setiapsiswa untuk menyelesaikan so al sesuaiPMR menunjukkan Sangat Tidak Sulit.

Pada jenis sekolah tinggi dengantingkat kemampuan siswa tinggi kelimaindikator tersebut menunjukkan Sangat TidakSu lit, un tuk siswa dengan kemampuansedang menunjukkan Tidak Sulit, dan untuksiswa dengan tingkat kemampuan rendahmenunjukkan Biasa. Sedangkan pada jenissekolah rendah dengan tingkat kemampuansiswa tingg i kelima ind ik ator ter sebu tmenunjukkan Tid ak Sulit, un tuk siswadengan kemampuan sedang menunjukkanBiasa, dan untuk siswa dengan tingk atkemampuan rendah menunjukkan Sulit.

G. Temuan dan Analisis

Dari k eseluruhan hasil pengujiandapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnyan ilai laju d ipengaruh i o leh meto depembelajaran yang d iber ikan dan jen issekolah. Sedangkan tingkat kemampuan tidak

Page 13: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

MIMBAR, Vol. XXIV, No. 1 (Januari - Juni 2008): 89-104

101

berpengaruh secara sign ifikan. P eng-gambaran secara grafis rata-rata laju untuksetiap tingkat kemampuan pada dua jenissekolah yang diberikan pembelajaran melaluimetoda PMR disajik an pada gambar 6.

Dari penggambaran secara grafis,tampak jelas rata-r ata perubahan untuksetiap kelompok tingkat kemampuan siswapada jen is sekolah rendah selalu leb ih baikdibandingk an dengan rata-rata laju padasetiap kelompok tingkat kemampuan padaseko lah tingg i j ik a sisw a d iber ik anpembelajar an melalui metoda PMR. Hal inimemberikan indikasi bahwa metoda PMRpada sekolah rendah menghasilkan dampakyang lebih baik dibandingkan pada sekolahdengan kategori tinggi.

Selanjutnya, penggambaran secaragrafis rata-r ata laju untuk setiap tingkatkemampuan pada dua jenis sek olah yangdiberikan pembelajar an melalui meto demekan istik d isajikan pada gambar 7 dibawah. Dar i penggambaran secara grafis,tampak pada tingkat kemampuan siswa

kurang hasil pembelajaran melalui metodemekanistik menghasilkan rata-rata laju lebihbesar pada jenis sekolah tinggi dibandingkandengan jen is sekolah rendah. Sedangkanpada kelompok tingkat kemampuan sedangdan pandai menghasilkan rata-rata laju lebihbesar pada jen is sek olah r endahdibandingkan dengan jenis sekolah tinggi.

Berdasark an hasil kedua gambargrafik secara keseluruhan dapat disimpulkanbahwa metode PMR baik digunakan padaseko lah rendah dengan berbagaikemampuan siswa. Sedangkan meto demek anistik hanya baik diterapkan padasekelo mpo k siswa dengan kemampuankurang dan berasal dari sekolah tinggi sertakelompok siswa dengan kemampuan sedangdan pandai pada sekolah rendah.

Adapun tingkat persetujuan siswaterhadap model pembelajaran matematikadengan PMR dinyatakan dengan skor rataankeselu ruhan sisw a yaitu 3.7414. Hal iniberarti secara umum siswa memilik i sikappositif terhadap pembelajaran matematika

Tabel 8Rata-Rata Skor Pernyataan Siswa terhadap PMR

Page 14: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

102

SITI SUNENDIARI, dkk. Kajian Model Pembelajaran Statistik di SMP melalui Penerapan ...

dengan metode PMR.Dar i hasil angket tentang Tingkat

Kesulitan dan Kendala yang dihadapi guru dikelas, menunjukkan bahwa penerapan PMRbagi Siswa SMP tidak sulit. Un tuk angkettentang Imp lementasi PMR di Sek olahMenengah Pertama, hasil menunjuk kanbahwa pada jenis sekolah tinggi dengantingkat kemampuan sisw a tinggi, kelimaindikator tersebut menunjukkan ‘SangatTidak Sulit’, untuk siswa dengan kemampuansedang menunjukkan ‘Tidak Sulit’, dan untuksiswa dengan tingkat kemampuan rendahmenunjukkan ‘Biasa’. Sedangkan pada jenissekolah rendah dengan tingkat kemampuansisw a tingg i, kelima indikator tersebutmenunjukkan ‘Tidak Sulit’, untuk siswadengan kemampuan sedang menunjukkan‘Biasa’, d an untuk sisw a dengan tingkatkemampuan ‘rendah’ menunjukkan ‘Sulit’.

Kond isi di atas, sebenarnya dapatdijadikan modal untuk dapat menerapkanmodel pembelajaran matematika denganPMR dalam upaya meningkatkan hasil belajarsiswa, khususnya kemampuan siswa dalammenyelesaikan masalah matematika, karenakonsep-konsep yang digunakan dalam PMR

sesuai dengan Ku r iku lum BerbasisKompetensi. Apalagi ditunjang oleh sikappositif siswa dan pernyataan gu ru di kelasyang menyatakan tidak sulit.

Berlin dan H illen (1994: 290)menyatakan bahwa sikap yang positif akanmenjadi langkah awal untuk menuju kepadalingkungan belajar yang efektif. Di pihak guru,lingkungan belajar yang efektif menuntutguru supaya ber tindak efektif. Rusffendi(1991:39) mengatakan bahwa gu ru efektifadalah guru mengajarnya berhasil. Disampingitu, gu ru juga haru s k r eatif d alammemberikan dan mengidentifikasi soal-soal,sehingga hasil belajar yang diperoleh siswasesuai dengan hasil belajar mengajar yangdiinginkan.

Dengan demikian, penerapan PMR diSMP sangatlah tepat. Hal ini didasarkan padakarak teristik PMR yang sesuai d engankarakteristik siswa SMP, di antaranya; (1)penemuan terbimbing dapat d ilakuk anmelalui diskusi; (2) siswa memungkinkanmenemukan pengetahuan secara mandiri;(3) siswa yang pandai dapat dijadikan tutor.(4) alat peraga yang d iperlu kan dapatdiserahkan kepada siswa sebagai tugas

Gambar 6Rata-Rata Perubahan Tingkat Kemampuan dengan PMR

Page 15: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

MIMBAR, Vol. XXIV, No. 1 (Januari - Juni 2008): 89-104

103

kelompok.Adapun k elemahan dar i meto de

pembelajar an dengan PMR adalah;(1) diskusi kelompok masih dik uasai olehsiswa k elompok pandai, sedangkan untukkelompok siswa kurang berkecenderunganpasif; (2) tingkat pengetahuan guru yangrendah mengak iba tk an ter jad iny amisk onsepsi terhadap materi; (3) peranangu ru sebagai fasilitator akan membuatgu ru haru s selalu memper luaswawasannya. Jika guru tidak memfasilitasikebutuhan sisw a seperti lembar kerja dansebagainya, mak a siswa belajar kurangterarah; (4) jumlah sisw a yang besarsekitar 40–45 o rang mengakibatk anpermulaan d iskusi menjadi g aduh untukbeberapa men it.

III. PENUTUP

Secara keseluruhan dapat disimpulkanpertama, metode PMR baik digunakan padaseko lah rendah dengan berbagaikemampuan siswa. Sedangkan meto demek anistik hanya baik diterapkan padasekelo mpo k siswa dengan kemampuan

Gambar 7Rata-rata perubahan Tingkat Kemampuan pada Mekanistik

kurang dan berasal dari sekolah tinggi sertakelompok siswa dengan kemampuan sedangdan pandai pada sekolah rendah.

Kedua, tingkat persetu juan siswaterhadap model pembelajaran matematikadengan PMR dinyatakan dengan skor rataankeselu ruhan siswa, yaitu 3.7414. Hal iniberarti secara umum siswa memilik i sik appositif terhadap pembelajaran matematikadengan metode PMR. Dar i hasil angk ettentang Tingkat Kesu litan dan Kendalayang dihadapi guru di kelas, menunjukkanbahwa penerapan PMR bagi Siswa SMPtid ak su lit. Un tuk angk et ten tangImplementasi PMR d i Sekolah MenengahPer tama dalam implementasi PMR di kelas,dip eroleh hasil pada jenis seko lah tinggidengan tingkat kemampuan siswa tinggi,seluruh indik ator menunjukkan ‘SangatT idak Su lit’, un tuk sisw a dengankemampuan sedang menunjukkan ‘T idakSu lit’, d an untuk sisw a dengan tingk atkemampuan rendah menunjuk kan ‘Biasa’.Sedangkan pada jenis seko lah r endahdengan tingkat kemampuan siswa tinggi,semua indikato r tersebut menun jukk an‘T id ak Su lit,’ un tuk sisw a dengan

Page 16: Kajian Model Pembelajaran Statistika di SMP melalui ...

104

SITI SUNENDIARI, dkk. Kajian Model Pembelajaran Statistik di SMP melalui Penerapan ...

kemampuan sedang menunjukkan ‘Biasa’,d an un tuk sisw a dengan tingk atkemampuan rendah menunjukkan ‘Sulit’.

Dari hasil pembahasan yang telahdiuraik an pada bagian depan , ber ik utbeberapa hal y ang diusulkan sebagairekomendasi adalah: Pertama, metodePMR baik digunakan pada sekolah rendahdengan berbagai k emampuan siswa.Sedangkan metode mekanistik hanya baikditerapkan pada sekelompok siswa dengank emampuan ku rang dan berasal d ar isek o lah tingg i ser ta k elo mpo k sisw adengan kemampuan sedang dan pandaipada sek olah r endah . O leh karena itumeto de pembelajaran matematika denganPMR dapat diterapkan d i SMP sebagaialternatif model pembelajar an.

Kedua, untuk lembaga LPTK danlembaga kependidikan terkait hendaknyameny elenggarak an pelatihan-pelatihanpenerapan Metode PMR di kelas bagi guru,sehingga guru tersebut dapat membuatmo du l-mo du l mater i matematik a yangsesuai dengan karakteristik PMR dan dapatmenerapkan di k elas. Terakh ir, dari hasiltemuan bahw a penerapan PMRmember ikan hasil yang lebih baik bagisekolah dari jenis rendah diband ingk andengan sekolah tinggi untuk berbagai jenistingkat kemampuan. Hal ini perlu diteliti

lebih lanjut tentang tingk at pengetahuanguru dan implemen tasi PMR di k elas,karena menurut dugaan sementara, tingkatpengetahuan dan kesiapan guru dalampelak sanaan pem belajar an tu ru tmenentukan hasil yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2001). Kebijaksanaan UmumPendidikan Dasar dan Menengah .Jakarta: Depdiknas.

Freudenthal, H. (1991). Revisiting Mathemat-ic s Education . C hina Lec tu res.Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Mulyasa, E. (2002). Ku riku lum BerbasisKompetensi. Bandung: Remaja RosdaKarya.

TIMSS. (1999) . International S tuden tAchievement in Mathematics. http:/timss.bc.edu/timss 1999i/pdf/T99i math01.pdf.

Zulkardi. (2001). “Efektiv itas LingkunganBelajar Berbasis Kuliah Singk at dan Si-tus Web sebagai Suatu Inov asi dalamMenghasilkan Guru RME di Indonesia.”Makalah, disampaikan dalam SeminarNasional tentang PMR di UniversitasSanata Dharma Yogyakarta.