KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan....

59
KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N-NITROSOUREA PADA KELENJAR MAMMARI KELINCI SITI SARAH ULIA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Transcript of KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan....

Page 1: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI

N-METHYL-N-NITROSOUREA

PADA KELENJAR MAMMARI KELINCI

SITI SARAH ULIA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 2: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Kajian Mikroskopis

Induksi N-Methyl-N-Nitrosourea Pada Kelenjar Mammari Kelinci” adalah karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau kutipan dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2010

Siti Sarah Ulia

B04051059

Page 3: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

ABSTRACT

SITI SARAH ULIA. B04051059. Microscopic Study of Induction of N-Methyl-N-

Nitrosourea on Rabbit’s Mammary Gland. Under direction of DEWI RATIH and

GUNANTI

The aim of this research is to study the N-Methyl-N-Nitrosourea (MNU) induction on

the rabbit’s mammary gland tumour formation. Six 6-9 month old, female rabbit were

induced by N-Methyl-N-Nitrosourea (MNU) intramammary dose 50 µg/kg Body

Weight, every 1 weeks for 4 week. After 4 weeks of induction, mastectomy were done.

The mammary glands were processed for histopathological examination stained with

HE. One lactating rabbit was act as normal mammary control. The result showed

that the N-Methyl-N-Nitrosourea (MNU) could induced tumorigenesis which

characterized as benign and slow growth tumor, as well as the inflammatory

reaction.

Keywords: Rabbit, Mammary gland, N-Methyl-N-Nitrosourea (MNU), Tumorigenesis

Page 4: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

ABSTRAK

SITI SARAH ULIA. B04051059. Kajian Mikroskopis Induksi N-Methyl-N-

Nitrosourea Pada Kelenjar Mammari Kelinci. Dibawah bimbingan DEWI RATIH

dan GUNANTI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek induksi N-Methyl-N-Nitrosourea

(MNU) terhadap pembentukan tumor kelenjar mamari. Sebanyak 6 ekor kelinci

betina yang berumur 6-9 bulan diadaptasikan selama tiga minggu lalu diinduksi

dengan N-Methyl-N-Nitrosourea (MNU) intramamari dengan dosis 50 µg/kg BB

sebanyak 4x setiap seminggu sekali. Setelah 4 minggu perlakuan induksi, dilakukan

mastektomi kemudian jaringan kelenjar mamari dibuat sediaan histopatologi dengan

pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) dan diamati perubahan jaringan secara

mikroskopis. Kelenjar mamari dari kelinci yang sedang laktasi digunakan sebagai

pembanding. Hasil pengamatan preparat histopatologi kelenjar mamari menunjukkan

bahwa induksi N-Methyl-N-Nitrosourea (MNU) pada kelenjar mamari memicu lesio

tumorigenesis yang besifat jinak dan pertumbuhan tumor yang lambat serta

menimbulkan reaksi peradangan.

Kata kunci : Kelinci, Kelenjar mamari, N-Methyl-N-Nitrosourea (MNU), lesio

tumorigenesis

Page 5: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI

N-METHYL-N-NITROSOUREA

PADA KELENJAR MAMMARI KELINCI

SITI SARAH ULIA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 6: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 25 November1987. Penulis adalah anak

ketiga dari pasangan suami isteri Lukman Hakim dan Umi Mariani. Penulis

mengenyam pendidikan mulai dari SD, SLTP dan SMU pada Yayasan yang sama

yaitu Pembangunan Jaya. Pada tingkat sekolah dasar di tahun 1993, penulis

bersekolah di SD Pembangunan Jaya, kemudian melanjutkan pendidikannya di SLTP

Pembangunan Jaya pada tahun 1999. Tahun 2002, penulis melanjutkan bersekolah di

SMU Plus pembangunan Jaya. Selanjutnya pada tahun 2005 penulis diterima sebagai

mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Saringan Penerimaan

Mahasiswa Baru). Selama menjadi mahasiswi, penulis mengikuti kegiatan Himpunan

Profesi SATLI (Satwa Liar), terlibat dalam kegiatan AZWMC (Asian Zoo/Wildlife

Medicine and Conservation) dan menjadi Asisten Praktikum Patologi Sistemik.

Page 7: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR GAMBAR iii

LAMPIRAN iv

PENDAHULUAN

Latar Belakang …………………………………………………….. 1

Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 2

Manfaat Penelitian ……………………………………………….... 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kelenjar Mammari ............................................................................ 3

Tumor ……………………………………………………………… 5

Tumor Mammari ............................................................................... 7

N-metil-n-nitrosourea ……………………………………………... 9

Respon Tubuh Terhadap Pertumbuhan ............................................. 13

Kelinci ............................................................................................... 15

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………….. 17

Bahan dan Materi Penelitian ............................................................. 17

Metode Penelitian ............................................................................. 18

Diagram alur penelitian ....................................................... 18

Pengadaptasian dan perlakuan terhadap kelinci ................. 18

Induksi tumor ...................................................................... 18

Mastektomi .......................................................................... 19

Pembuatan sediaan histopatologi tumor ............................. 20

Pengamatan sediaan histopatologi tumor............................. 20

HASIL DAN PEMBAHASAN 21

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan …………………………………………………...……... 36

Saran ………………………………………………………………. 36

DAFTAR PUSTAKA ………………………………..…………….. 37

Page 8: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

ii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Penamaan tumor berdasarkan jaringan asalnya ……….……………. 6

2 Perbandingan ciri tumor jinak dan tumor ganas ................................ 7

3 Frekuensi persentase lesio histopatologi pada mamari kelinci yang

diinduksi MNU …………………………………………………….. 34

4 Jumlah lesio yang muncul dari enam lapang pandang pada kelompok

I-VI …………………………………………………………………. 45

5 Persentase hasil pengamatan kelompok I-VI ………………………. 45

Page 9: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Anatomi kelenjar mamari kelinci ................................................... 3

2 Gambaran skematik histologi kelenjar mamari .............................. 4

3 Rumus molekul N-metil-N-nitrosourea .......................................... 10

4 Langkah tangga pembentukan tumor .............................................. 12

5 Persembuhan luka ........................................................................... 13

6 Respon imun terhadap tumor …………………………………….. 14

7 Kelinci penelitian ............................................................................ 15

8 Gambaran mikroskopis lapisan epidermis kulit kelenjar mamari .. 21

9 Gambaran mikroskopis lapisan epidermis kelinci .......................... 22

10 Gambaran mikroskopis folikel rambut kelinci …………………... 24

11 Gambaran mikroskopis proliferasi kolagen jaringan interstitial

kelinci ………………………………………………………….....

25

12 Gambaran mikroskopis jaringan interstitial kelinci ...................... 26

13 Gambaran mikroskopis bagian duktus papila kelinci perlakuan ... 27

14 Gambaran mikroskopis proliferasi pembuluh darah jaringan

interstitial kelinci perlakuan ……...………………………………

28

15 Gambaran mikroskopis dermal kolagen kelinci ........................... 29

16 Gambaran mikroskopis kelenjar mamari kelinci ………………... 31

17 Gambaran mikroskopis kelenjar mamari kelinci perlakuan yang

membentuk Duktus papilloma ……………………………………

33

Page 10: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

iv

LAMPIRAN

Halaman

1 Pembuatan preparat histopatologi ………………………………… 42

2 Tabel 4 Jumlah lesio yang muncul dari enam lapang pandang pada

kelompok I-VI ……………………………………………………. 45

2 Tabel 5 Persentase hasil pengamatan kelompok I-VI ……………. 45

Page 11: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2010

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau

menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang

wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 12: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir : Kajian Mikroskopis Induksi N-Methyl-N-

Nitrosourea Pada Kelenjar Mammari Kelinci

Bentuk Tugas Akhir : Penelitian

Nama Mahasiswa : Siti Sarah Ulia

NIM : B04051059

Disetujui,

Drh. Dewi Ratih Agungpriyono, PhD, APVet Dr. Drh. Hj. Gunanti, MS

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Dr. Nastiti Kusumorini

1962 1205 1987 03 2 001

Tanggal Lulus:

Page 13: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas segala berkat dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan skripsi tentang Kajian Mikroskopis Induksi N-Metil-N-

Nitrosourea Pada Kelenjar Mamari Kelinci.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga Tercinta (Bapak ‘Lukman Hakim’, mama ‘Umi Mariani’, kakak

‘Imron Hakim’, kakak ‘Helmiyanti’, kakak ‘Nuramalia’, kakak ‘Edward

Benhard Frese’ adik ‘Oman Rizky Hakim’) atas segala kasih sayang, doa,

bantuan serta dukungan yang telah diberikan.

2. Drh. Dewi Ratih Agungpriyono, PhD, APVet selaku dosen pembimbing I atas

segala bimbingan, saran dan kesabaran serta segala pembelajaran yang

diperoleh penulis selama penelitian dan penulisan skripsi.

3. Dr. Drh. Hj. Gunanti, MS selaku dosen pembimbing II atas segala bimbingan,

saran dan kesabaran serta segala pembelajaran yang diperoleh penulis selama

penelitian dan penulisan skripsi.

4. Dr. drh Sri Murtini, Msi dan drh Adi Winarto PhD selaku dosen penilai yang

telah memberikan banyak masukan.

5. Dr. drh. Upik Kesumawati, MS selaku dosen pembimbing akademik atas

segala bimbingan dan motivasi yang telah diberikan selama masa perkuliahan.

6. Seluruh staf dan teknisi di Bagian Patologi, Bagian Bedah, Fakultas

Kedokteran Hewan IPB yang membantu penulis selama penelitian.

7. Rekan sepenelitian Betania Suswati, Data Putera dan Eva Devari atas

kerjasama, bantuan dan saran dalam penelitian serta penulisan skripsi.

8. Sahabat-sahabatku (Zahrotun Nuri, Faradilla Riza, Nurfajrianti, Ratih Annisa,

Pita, Retno Wulandari) atas arti sebuah sahabat.

9. Teman-teman kosan Pondok Rahma (Cilla, Etha, Putri, Nidya, Aida)

10. Kak Chandra, Kak Bayu, Kak Lilis, Jaya dan anak-anak 42 lainnya yang

mengikuti proyek di Subang.

Page 14: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

11. Wandi Himawan, Destriyanti Sugiarti, Hosiana Sanviani, Nita Natalia

Sinaga, Rina Firantiani, Mariani, dan Ahmad Syifa Siddiq, Aura Maulana,

Zultinur Muttaqin, Mizwar Amansyah serta angkatan Goblet ‘42 atas

kenangan manis selama empat tahun ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Bogor, Juli 2010

Siti Sarah Ulia

Page 15: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Setiap makhluk hidup terdiri dari sel yang merupakan susunan satuan terkecil.

Sel akan terus membelah untuk memperbanyak jumlah sehingga makhluk hidup

dapat terus tumbuh dan berkembang. Gangguan fisiologis tertentu misalnya tumor

dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Terutama pada manusia

dan hewan dikenal dengan sel onkogenik yaitu sel pemicu pertumbuhan tumor.

Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan mamalia terutama

anjing dan kucing banyak dijumpai tumor mamari. Ras anjing yang banyak terkena

tumor mamari yaitu anjing ras Pointers, Retriever, Poodles, Boston Terrier,

Daschund dan English Setter. Berdasarkan tingkat keganasan tumor, kucing

merupakan hewan yang paling banyak mengidap tumor jenis ganas, misalnya kucing

siamese (Ihle 2006).

Penyebab tumor mamari hingga kini belum diketahui dengan pasti, adapun

beberapa faktor penyebabnya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal meliputi faktor keturunan (kesalahan replikasi DNA), imunologi dan hormon

sedangkan faktor eksternal yaitu radiasi, virus yang onkogenik dan zat kimia yang

karsinogenik misalnya N-metil-N-nitrosourea (Schottenfeld dan Fraumeni 1996).

Diagnosis tumor hingga kini masih berdasarkan tanggapan subjektif ahli

patologi anatomik yaitu salah satunya dengan melakukan pemeriksaan histopatologi.

Analisis histopatologi dilakukan untuk mendiagnosa dan menetapkan pengobatan

yang tepat pada kasus tumor mamari. Analisa histopatologi akan menetapkan tumor

tersebut termasuk tumor tipe ganas atau jinak, metastatis atau non metastatis.

Histopatologi terhadap penyebaran tumor sangat penting diketahui untuk mencegah

terjadinya metastatis (Himawan 1990).

Terapi tumor mamari dilakukan untuk mencegah agar tumor tidak menyebar

(metastatis). Operasi pengangkatan tumor mamari (mastektomi) adalah metode

pengobatan yang banyak digunakan untuk menangani tumor mamari yang belum

bermetastasis, sedangkan Radioterapi, pengangkatan limfonodus axillaris

Page 16: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

2

(mastektomi radikal) dan kemoterapi adalah pengobatan untuk tumor yang

bermetastatis. Metode pengobatan tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan

masing-masing dan tidak dapat seratus persen menghilangkan sel tumor yang telah

menyebar di dalam tubuh.

Percobaan penelitian obat antitumor, diperlukan hewan model yang

memenuhi persyaratan standar dasar hewan coba yaitu mudah diperoleh dan

dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama (Smith dan

Mangkoewidjojo 1998). Hewan coba yang sering digunakan adalah mencit, tikus dan

kelinci. Penelitian ini menggunakan kelinci karena hewan laboratorium ini mudah

dipelihara dan didapatkan serta harganya terjangkau. Kelinci memiliki papila mamari

yang lebih besar daripada tikus walaupun tidak sebesar kucing, selain itu kelinci lebih

mudah ditangani. Hal ini memberikan nilai tambah pada kelinci sebagai hewan

model tumor mamari.

Tujuan

Mempelajari efek induksi N-metil-N-nitrosourea intramamari terhadap

pembentukan tumor kelenjar mamari.

Manfaat

Mengetahui jenis tumor yang terjadi akibat induksi karsinogen (N-metil-N-

nitrosourea) intramamari.

Page 17: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

3

TINJAUAN PUSTAKA

Kelenjar Mamari

Kelinci termasuk kelas mamalia yang memiliki ciri fisik yang diseliputi

rambut, monotermik dan menyusui anaknya dengan adanya kelenjar mamari

(Cunningham 2002). Kelenjar mamari kelinci secara anatomi terletak disepanjang

regio thorax dan inguinal dan berjumlah delapan buah (Gambar 1) (O’Maley 2005).

Gambar 1 Anatomi kelenjar mamari kelinci.

(Sumber:http://bibliodyssey.blogspot.com/2008/12/c

omparative-breast-anatomy.html)

Perkembangan kelenjar mamari dimulai dari lapisan ektoderm dan pada

lapisan ini terdapat mammary primer cord yang menjadi cikal bakal pembentukan sel

alveolar. Sel alveolar merupakan unit terkecil pada kelenjar mamari. Puting

merupakan sistem sekresi air susu yang berkembang di permukaan dan merupakan

penghubung saluran eksternal dan saluran internal kelenjar mamari. Puting pada

hewan jantan jarang berkembang karena mammary primer cord tidak berkembang

menjadi jaringan kelenjar (Cunningham 2002). Gambaran skematik histologi

kelenjar mamari dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Page 18: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

4

Gambar 2 Gambaran skematik histologi kelenjar mamari.

(Sumber: Cunningham 2002)

Alveolar terdiri dari dua jenis sel yaitu sel epitel dan myoepitel. Sel epitel

alveolar merupakan unit pengatur dengan mensekresikan glikoprotein ke lumen

glandular. Sel epitel alveolar dikelilingi oleh sel myoepitel yang mengandung protein

(Underwood 1992).

Perkembangan kelenjar mamari dipengaruhi oleh gen dan kontrol hormon

endokrin. Perkembangan kelenjar mamari pada masa neonatal sampai menjadi aktif

sekresi juga dipengaruhi oleh faktor eksogenus yaitu hormon dari induk. Hormon

yang mempengaruhi proliferasi sistem saluran mamari yaitu estrogen, hormon

pertumbuhan, adrenal steroid sedangkan yang mempengaruhi perkembangan alveolar

adalah progesteron dan prolaktin (Cunningham 2002).

Kelenjar mamari merupakan kelenjar yang terdiri dari epitel kubus sebaris dan

termasuk kelenjar tipe apokrin menurut cara pembentukan sekretanya, yaitu bagian

dari sel sekresi hilang ketika sekresi berlangsung. Kelenjar mamari merupakan

kelenjar majemuk/compound gland berdasarkan komponen sekreta yang dihasilkan,

pada umumnya mempunyai parenkim dan stroma serta mempunyai banyak ujung

kelenjar dan sistem alat penyalur yang bercabang-cabang (Dellmann dan Eurell

1998).

Kelenjar mamari terdiri dari dua lapisan yaitu dermis dan epidermis.

Epidermis merupakan epitel pipih banyak lapis yang terdiri dari dua tipe sel primer

yaitu keratinosit (stratum Corneum, stratum Lucidum, stratum Granulosum, stratum

Page 19: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

5

Spinosum dan stratum Basale) dan non keratinosit (Melanosit, Sel Langerhans, Sel

Merkel) (Samuelson 2007).

Folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus menurut Geneser

(1993) ditemukan pada lapisan dermis. Lapisan dermis terbagi menjadi dua lapisan

yaitu lapisan papilaris yang terdiri atas jaringan ikat longgar yang berisi serat kolagen

dan papil-papil, lalu lapisan retikularis yang berisi serat kolagen yang jauh lebih

padat (Macfarlane et al. 2000).

Tumor

Tumor adalah sel yang tumbuh dengan ciri-ciri berproliferasi terus-menerus

tidak terkontrol; jumlah dan bentuk sel hampir menyerupai sel normal baik fungsi

maupun morfologinya; tidak mempunyai pola pertumbuhan yang pasti; tidak berguna

bagi host/induk (Jones et al. 2006). Pertumbuhan tumor disebabkan oleh mutasi

DNA dalam sel. Mutasi ini secara fisiologis mengaktifkan sel onkogenik, walaupun

secara mekanis dapat memperbaiki kerusakan DNA sel. Namun apabila kerusakan

DNA sel nya sangat parah maka sel akan melakukan mekanisme penghancuran diri

melalui proses apoptosis. Mutasi dalam satu sel onkogenik biasanya tidak cukup

menyebabkan terjadinya tumor akan tetapi untuk menyebabkan tumor dibutuhkan

sejumlah mutasi DNA (Weinberg 1992).

Berdasarkan tingkat keganasannya tumor dibedakan atas dua yaitu, tumor

ganas dan tumor jinak. Tumor ganas biasa disebut kanker. Kanker memiliki potensi

untuk menyerang dan merusak jaringan disekitarnya dengan melakukan metastasis.

Tumor jinak tumbuh secara lokal menjadi besar serta biasanya tidak muncul kembali

setelah pengangkatan melalui operasi. Tumor ganas yang berasal dari sel epitel,

dikenal dengan karsinoma dan yang berasal dari sel mesenkim dinamakan sarkoma,

selain itu ada istilah teratoma untuk tumor yang terdiri dari campuran jaringan dari

tiga sel germinal yaitu endoderm, mesoderm dan ektoderm. Tumor teratoma pada

hewan biasanya bersifat jinak (Cheville 2006). Berdasarkan pola pertumbuhannya,

dikenal tumor yang multipel atau tunggal dan tumor yang metastasis atau non-

Page 20: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

6

metastasis. Penamaan tumor berdasarkan jaringan asalnya ditampilkan pada Tabel 1

dibawah ini.

Tabel 1 Penamaan tumor berdasarkan jaringan asalnya

JaringanAsal Tumor jinak Tumor ganas

Jaringan ikat

Jaringan fibrosa Fibroma Fibrosarkoma

Jaringan embrionik fibrosa Miksoma Miksosarkoma

Tulang rawan Kondroma Kondrosarkoma

Tulang Osteoma Osteosarkoma

Jaringan adiposa Lipoma Liposarkoma

Histiosit Histiositoma Histiositoma ganas

Sel mast Tumor sel mast Tumor sel mast ganas

Endothelium

Pembuluh darah Hemangioma Hemangiosarkoma

Pembuluh limfe Limfangioma Limfangiosarkoma

Otot

Otot polos Leiomioma Leiomioma

Otot lurik Rhabdomioma Rhabdomiosarkoma

Sel darah

Eritroblas - Eritroid leukemia

Mieloblas - Mieloid leukemia

Jaringan limfatik

Limfonodus, limpa, timus - Limfosarkoma

Limpoblas - Limfositik (blastik) leukemia

Jaringan syaraf

Glia Glioma Glioblastoma

Neuron Gangloneuroma Neuroblastoma

Selubung syaraf Neurofibroma (Neurilemmoma) Neurofibrosarkoma

(Neurogeniksarkoma)

Melanosit Melanositoma Melanoma ganas

Epithelium

Epitel skuamosa Papilloma Sel skuamosa karsinoma

Epitel transisional Papilloma Sel transisional karsinoma

Epitel kelenjar Adenoma Adenokarsinoma

Tumor dengan multipel sel

neoplastik

Ovari Teratoma Teratoma ganas

Ginjal - Embryonal nefroma

Kelenjar mamari Tumor campuran kelenjar mamari

jinak

Tumor campuran kelenjar

mamari ganas

Adenoma kompleks Adenokarsinoma kompleks

Kelenjar ludah Adenoma kompleks Tumor campuran kelenjar ludah

Kelenjar apokrin Adenoma kompleks Tumor campuran kelenjar

apokrin

(Sumber: Jones et al. 2006)

Page 21: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

7

Beberapa kriteria ditetapkan untuk membedakan tumor jinak dan tumor ganas

(Tabel 2). Keganasan tumor penting ditetapkan untuk menentukan terapi dan

prognosisnya.

Tabel 2 Perbandingan ciri tumor jinak dan tumor ganas

Karakteristik Tumor jinak Tumor ganas Kecepatan pertumbuhan Lambat Cepat Batas pertumbuhan Ada Tidak terbatas Proses pertumbuhan Ekspansif Invasif Diferensiasi Baik Anaplastik Stroma Ada Sedikit Metastatis Tidak ada Sering Kemungkinan muncul kembali Jarang Sering

(Sumber: Jones et al. 2006)

Tumor ganas tumbuhnya infiltratif, yaitu bercabang-cabang masuk diantara

jaringan sehat disekitarnya sedangkan tumor jinak tumbuhnya ekspansif, yaitu

mendesak jaringan sehat disekitarnya sehingga jaringan yang terdesak membentuk

kapsula. Kebanyakan tumor ganas akan muncul kembali setelah dilakukan operasi

pengangkatan atau setelah dilakukan pengobatan dengan penyinaran sedangkan

tumor jinak tidak. Sering dijumpai inti sel yang bizzare (tidak beraturan) pada tumor

ganas sedangkan tumor jinak tidak ada. Semakin ganas suatu tumor maka sifat

anaplastik tumor tersebut meningkat (Himawan 1990).

Immunitas tumor dikenal dengan dua macam yaitu tumor-specific antigen dan

tumor-associated antigen. Tumor-associated antigen adalah antigen yang

memperlihatkan bahwa sel tumor tersebut adalah sel neoplastik dan ada yang

memperlihatkan sel normal, sedangkan tumor-specific antigen adalah antigen yang

disebabkan oleh bahan kimia yang karsinogenik atau beberapa virus yang onkogenik

(Jones et al. 2006).

Tumor Mamari

Setiap sel pada kelenjar mamari normal mempunyai nukleus yang

mengandung kromatin yang berisi DNA dan nukleolus yang mengandung RNA. Sel

Page 22: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

8

ini mempunyai sifat reproduktif, yaitu kemampuan sel untuk selalu memperbarui diri

secara periodik sehingga sel dapat berfungsi optimum. Namun apabila sel ini

mengalami kelainan misalnya terjadi mutasi, maka dapat menimbulkan tumor

(Dellman dan Carthers 1996).

Tumor dapat mensintesis komponen matriks maupun menurunkan komponen

matriks serta meningkatkan matriks yang berdekatan pada sel mesenkim pada

jaringan interstitial. Sel tumor pada jenis tumor karsinoma menghasilkan kolagen IV

dan bersama glikoprotein membentuk membran dasar (Cheville 2006).

Tumor mamari pada hewan banyak terjadi pada anjing betina, sedangkan pada

kucing, tumor mamari menempati urutan ketiga. Tumor mamari pada kucing sering

terjadi pada umur lebih dari 8 tahun dan meningkat seiring dengan bertambahnya

umur. Biasanya umur 10-12 tahun rawan terhadap timbulnya tumor mamari. Tumor

mamari ganas lebih sering terjadi pada kucing daripada anjing (Ihle 2006).

Semua tumor mamari berkapsul dan konsistensi padat. Ada berbagai variasi

pembentukan tumor kelenjar mamari, antara lain ada yang berbentuk kombinasi

papilari karsinoma, komedo karsinoma, kribiform karsinoma yang dikenal dengan

tumor campuran. Bentuk papilari adalah yang paling umum dijumpai dengan

jaringan darah yang dipenuhi dengan sel anaplastik dan adanya penonjolan pada

epitel. Komedo karsinoma adalah massa sel nekrosis pada sentral sedangkan

kribiform karsinoma adalah tumor yang berbentuk bulat atau oval yang solid dan

banyak terjadi mitosis. Pertumbuhan epitel yang menjulur ke dalam lumen

membentuk struktur serupa jari dengan sel epitel yang solid di sekitar stroma dan

membran dasar rusak (Liska et al. 2000).

Tumor jinak yang sering muncul pada anjing adalah benign mixed mammary

tumor, adenoma, fibroadenomas, duktus papiloma serta tumor ganas yaitu tubular

adenokarsinoma, papilari adenokarsinoma, solid karsinoma, anaplastik karsinoma,

osteosarkoma, fibrosarkoma dan malignant mixed tumor (Foster dan Smith 2010).

Pada tumor campuran (mixed tumor), ditemukan proliferasi pertumbuhan sel tumor

lebih dari satu jenis sel, antara lain sel epitel alveolar dan jaringan ikat (Akhyar

2009).

Page 23: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

9

Faktor pakan dan kegemukan serta agen kimia dan biologis tertentu dapat

menjadi pemicu dan penyebab tumor mamari. Kegemukan pada hewan umur satu

tahun dan makanan komersial yang mengandung bahan kimia dapat menstimuli

pembentukan sel-sel tumor. Agen kimia dan biologis tertentu dapat berperan sebagai

senyawa karsinogenik (pemicu kanker). Batu bara dan senyawa-senyawa turunannya

dapat menyebabkan tumor pada kulit, ginjal, kelenjar mamari dan beberapa organ

lainnya. Retrovirus, papiloma virus, adenovirus dan herpes virus juga bisa

menyebabkan terjadinya tumor kelenjar mamari (Seolalita 2008).

Terapi tumor kelenjar mamari dilakukan secara operasi, radioterapi dan terapi

pendukung. Prognosis tumor kelenjar mamari tergantung pada ukuran tumor,

jaringan yang terkena, ulser pada kulit, tipe histologi tumor, tingkat penyebaran atau

metastatis, invasi dan infiltrasi pada pembuluh limfe (Seolalita 2008).

N-metil-N-nitrosourea

N-metil-N-nitrosourea (MNU) adalah agen alkilasi yang dapat menyebabkan

mutasi pada sel jika komponen sel penuh dengan genotoxin, yaitu toksin yang dapat

merusak dan menyebabkan mutasi DNA (Juchimiuk et al. 2006). Pesatnya

perkembangan industri saat ini menyebabkan banyaknya limbah kimiawi yang

diantaranya memiliki sifat sebagai agen alkilasi. Masih sedikit orang yang

memperhatikan dampak lingkungan akibat perkembangan industri. Adanya polusi

udara, air, bahan makanan, minuman serta kosmetik ikut memperparah keadaan.

Pengetahuan masyarakat terhadap agen alkilasi masih rendah sehingga produk bahan

makanan, minuman maupun kosmetik yang beredar di masyarakat masih

menggunakan bahan-bahan yang dapat mengalkilasi DNA. Agen alkilasi

menyebabkan kesalahan susunan untaian rantai DNA atau yang dikenal dengan

mutasi (Lu dan Archer 1992).

Berikut adalah gambaran molekul MNU (Gambar 3).

Page 24: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

10

Gambar 3 Rumus molekul N-metil-N-nitrosourea.

(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/N-Nitroso-N-methylurea)

MNU mampu menumbuhkan tumor kelenjar mamari, tipe intraduktus pada

mencit serta tumor duktus karsinoma pada manusia dan tikus. Selain itu MNU juga

menyebabkan karsinoma campuran kelenjar mamari, duktus karsinoma, papilla

karsinoma, komedo karsinoma, kribiform karsinoma dan tubular karsinoma (Liska et

al. 2000).

MNU juga dikenal O6-methylguanin pada DNA yang mewakili protein G

pada transisi G-A selama replikasi DNA (Lu dan Archer 1992) dan pada tubuh

mamalia terdapat DNA alkylguanine yaitu alkyltransferase (AGT) untuk merespon

methylating agent dengan protein (D’ Ambrosio et al. 1990). MNU tidak

memerlukan aktivasi metabolik dalam menginisiasi tumor, zat ini dapat dihancurkan

secara alami menggunakan zat kimiawi. MNU dapat menghasilkan ion methyl

diazonium yang bersifat karsinogen (King et al. 1981).

MNU masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya proses

biotransformasi. Biotranformasi adalah proses perubahan suatu zat di dalam tubuh

menjadi suatu zat lain yang dapat dimanfaatkan tubuh atau tidak bermanfaat. Zat

yang tidak bermanfaat bagi tubuh akan dikeluarkan oleh tubuh. Tujuan proses

biotranformasi suatu zat adalah dapat membuat bahan-bahan yang tidak bermanfaat

menjadi lebih larut air sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh. Efek samping

biotransformasi adalah dihasilkannya toksin yang dapat berinteraksi dengan DNA.

Terjadinya mutasi pada untaian DNA akan memicu perkembangan neoplastik yang

akan menghasilkan tumor (Purwanto 2000).

Tumor tumbuh melalui tiga tahap yang dikenal dengan tumorigenesis, yaitu

inisiasi, promosi dan progresi lalu menjadi tahap ganas. Tahap inisiasi adalah proses

Page 25: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

11

perubahan sel yaitu saat karsinogen berinteraksi dengan DNA dan menyebabkan

kerusakan DNA. Tahap promosi adalah tahap mutasi sel terjadi dan menstimulasi

pertumbuhan dengan memperbanyak sel. Asap rokok dan MNU bekerja pada tahap

ini dalam pembentukan tumor. Selanjutnya tahap progresi terjadi saat sel tumor telah

tumbuh melebihi sel normal (Schottenfeld dan Fraumeni 1996).

Penggunaan MNU dalam induksi sel tumor telah dilaporkan memiliki

beberapa keuntungan, antara lain kespesifikasikan terhadap organ yang diinduksi,

tumor yang berasal dari kelenjar terutama yang bersifat ganas (Roomi et al. 2005).

Pertumbuhan tumor akibat MNU terjadi melalui proses kumulatif. Jumlah

paparan zat kimia karsinogenik yang banyak dapat menimbulkan tumor baik pada

dosis bertingkat maupun tidak. Individu yang terpapar banyak MNU dapat terbentuk

tumor pada tubuhnya sedangkan yang normal, tidak banyak terpapar MNU sehingga

tidak akan tumbuh tumor), namun hal ini tidak sepenuhnya benar sebab masih ada

faktor lain yang dapat menimbulkan tumor atau tidak pada tubuh hewan misalnya

imunitas tubuh yang sangat baik pada hewan maka akan mencegah pembentukan

tumor.

Gen penekan tumor (Supressor gen tumor) juga merupakan salah satu faktor

yang dapat menghambat pertumbuhan tumor. Gen penekan tumor yang aktif ketika

tumor tumbuh adalah Rb protein dan P53. P53 dapat menghentikan siklus sel hingga

DNA kembali normal, sebab beberapa karsinogen berinteraksi dengan DNA (Slauson

dan Cooper 2002). Macfarlane et al. (2000) menambahkan P53 juga memicu

terjadinya apoptosis. Apoptosis merupakan suatu proses aktif yakni kematian sel

melalui digesti enzimatik oleh dirinya sendiri dan mekanisme yang efisien untuk

mengeliminasi sel yang tidak diperlukan dan mungkin berbahaya bagi tubuh sehingga

dapat menyelamatkan organisme (Syaifudin 2007). Beberapa karsinogen berinteraksi

dengan DNA dan menyebabkan proliferasi sel pada tahapan siklus sel baik G1, G2,

G0 serta S.

Proses pembentukan tumor dapat dikenal dengan istilah tumorigenesis.

Gambar 4 dibawah ini adalah tahapan pembentukan tumor mulai dari tumor jinak

hingga tumor ganas. Gambar 4 tersebut memperlihatkan pembentukan tumor yang

Page 26: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

12

dimulai dari tangga pertama yaitu sel yang masih normal kemudian pada tangga

kedua sel mengalami inisiasi akibat pengaruh lingkungan yang banyak mengandung

zat karsinogenik. Berikutnya sel bermutasi hingga sel onkogen aktif dan gen penekan

tumor terbentuk dalam jumlah sedikit. Apabila kejadian ini terus menerus

berlangsung maka akan menyebabkan proliferasi yang diperlihatkan pada tangga

keenam. Apoptosis pun terjadi, yaitu kematian sel yang terprogram akibat bahan

yang bersifat karsinogen. Tujuan terjadinya apoptosis adalah untuk mengurangi

jumlah sel yang mengalami proliferasi dan mutasi. Pembentukan tumor ganas dapat

terbentuk bila terjadi metastasis ke organ lain melalui pembuluh darah dan pembuluh

limfe (Macfarlane et al. 2000).

Gambar 4 Langkah tangga pembentukan tumor.

(Sumber: Macfarlane et al. 2000)

Page 27: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

13

Respon Tubuh Terhadap Pertumbuhan Tumor

Tumor menyebabkan apoptosis dan nekrosis serta menimbulkan peradangan

(Degenhardt et al. 2006). Peradangan merupakan respon imun tubuh apabila ada

antigen yang masuk ke dalam tubuh (Aughey dan Frye 2001). Antigen yang bersifat

neoplastik disebut dengan tumor-spesific antigens (TSA), tumor-spesific

transplantation antigen (TSTA) atau tumor associated transplantation antigens

(TATA).

Peradangan juga menimbulkan reaksi persembuhan yang melibatkan

makrofag, keping-keping darah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 berikut

Gambar 5 Persembuhan luka.

(Sumber: Macfarlane et al. 2000)

Page 28: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

14

Proses persembuhan luka pertama kali adalah terbentuknya ulkus akibat

peradangan akut kemudian terbentuk neovaskularisasi dan makrofag berdatangan

misalnya neutrofil pada hari berikutnya. Seminggu kemudian jaringan ikat mulai

terbentuk dan neovaskularisasi masih ada. Kolagen terbentuk transversal serta

neovaskularisasi mulai berkurang pada minggu kedua (Macfarlane et al. 2000).

Respon tubuh selain proses peradangan dan persembuhan adalah

pembentukan imunitas. Tumor berhubungan dengan peradangan yang kemudian

akan merespon infiltrasi makrofag dan limfosit-T yaitu CD4+ and CD8+ (Al Murri

AM 2008). Observasi menjelaskan bahwa reaksi imun tubuh terhadap pembentukan

tumor masih merupakan kontroversi. Antigen yang masuk ke dalam tubuh bukan

berarti dapat menimbulkan reaksi imun, namun pembentukan imun sangat berperan

dalam pertumbuhan tumor (Slauson dan Cooper 2002). Sel NK atau dikenal dengan

sebutan natural killer cell merupakan sel utama yang bekerja dalam merespon tumor.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 6 Respon imun terhadap tumor.

(Sumber: Tizard 1994)

Sel NK menghasilkan IFN-ᵞ (interferon) sebagai bentuk pertahanan tubuh

yang kemudian akan mengaktifkan TNF-α yang bersifat sitotoksik atau membunuh

sel tumor tersebut. Makrofag pun diaktivasi dan menghasilkan nitrit oksida yang

dapat menghancurkan sel. Lymphokine-activated killer cells (LAK cells) juga

terbentuk untuk melawan tumor (Tizard 1994).

Page 29: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

15

Kelinci

Kingdom kelinci adalah Animalia, filum vertebrata, kelas mammalia. Ordo

Lagomorpha, famili Leporidae, Subfamili Leporine, Genus Oryctolagus dan Spesies

Oryctolagus cuniculus (Sarwono 2005). Kelinci dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7 Kelinci penelitian.

Kelinci adalah hewan yang dahulunya liar kemudian diternakan oleh manusia

karena sifatnya yang jinak, daya reproduksi tinggi dan mudah diberi pakan. Kelinci

diternakan untuk diambil bulu, daging, maupun digunakan sebagai hewan

laboratorium. Kelinci dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada daerah tropis dan

memiliki kekuatan yang cukup sehingga dapat dijadikan hewan percobaan atau

hewan laboratorium (Hustamin 2005). Sebagai hewan laboratorium, kelinci

merupakan hewan ketiga setelah mencit dan tikus yang banyak digunakan dalam

penelitian.

Kelinci-kelinci terdiri dari berbagai macam jenis ras. Ada ras Angora,

English, Japanese atau Harlequin dan jenis ras yang lain adalah American Chincilla,

ras Flemish Giant, Polish, Himalayan, Lop, Silver dan Tan (Sarwono 2005). Jenis ras

yang lain seperti Californian yang merupakan persilangan antara kelinci spesies New

Zealand white dan Himalayan atau Chincilla. Ras California ini sangat terkenal di

Amerika Serikat sebagai kelinci penghasil daging. Ada lagi jenis ras Dutch yang

terkenal diseluruh dunia sebagai jenis kelinci peliharaan. Sebenarnya banyak lagi

Page 30: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

16

jenis ras kelinci yang lain, seperti ras Havana dan Lop yang berciri khas mempunyai

kepala lebar namun Havana mempunyai telinga tegak dan Lop telinganya terkulai ke

bawah (Sarwono 2005).

Kelinci yang dipelihara di Indonesia sebagian besar adalah jenis kelinci

berketurunan ras Nederland dwarf (Sarwono 2005). Khususnya di Jawa, kelinci

tersebut dibawa oleh orang-orang Belanda dan diternakkan di Indonesia yang dikenal

dengan sebutan Lepus negricollis adapun yang berasal dari Sumatera dikenal dengan

nama Nesolagus nerseherischlgel (Hustamin 2005).

Kelinci jantan ras lokal (lepus negricollis) memiliki berat badan 1,5-7,0 kg

dan kelinci betina 1,4-6,5 kg untuk yang dewasa, suhu tubuh kelinci normal adalah

38,0-40,1oC dengan rata-rata 39,5

oC. Kelinci mempunyai puting susu sebanyak

delapan puting yang terdiri dari satu pasang di daerah dada, dua pasang di daerah

perut dan satu pasang lagi di daerah selangkangan. Plasenta kelinci bertipe diskoidal

hemoendothelial. Uterusnya memiliki dua tanduk (bikornis) dan juga memiliki dua

serviks. Pada umumnya kelinci dapat bertahan hidup selama 5-10 tahun bahkan

sampai 12 tahun. Lama buntingnya 30-31 hari dengan melahirkan anak rata-rata 4

sampai 10 anak (Smith dan Mangkoewidjojo 1998).

Page 31: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

17

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Bedah dan Radiologi serta Bagian

Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi serta kandang Hewan

Percobaan yang dikelola oleh Unit Pelayanan Teknis Hewan Laboratorium (UPT

Helab), Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Induksi tumor ini

dilaksanakan dari awal bulan Mei sampai akhir Juli 2008 kemudian dilanjutkan bulan

April 2009 sampai Januari 2010 untuk pengamatan jaringan.

Alat dan Bahan

Alat

Peralatan yang digunakan untuk memelihara kelinci adalah kandang, tempat

makan dan tempat minum, syringe 1 ml dan kapas beralkohol. Peralatan untuk

operasi adalah ruang operasi yang telah disterilisasikan terlebih dahulu pada sehari

sebelum operasi, timbangan, lampu operasi, meja operasi, syringe 1 ml, syringe 3 ml,

stetoskop, mistar, termometer, stopwatch, duk steril, klem, skalpel, needle holder,

jarum jahit berpenampang bulat dan segitiga, pinset anatomis, pinset sirurgis, gunting

bedah (lancip-tumpul, bengkok, dan lancip-lancip) serta tang arteri. Perlengkapan

operasi seperti pakaian operasi, handuk, sikat, sarung tangan, masker beserta penutup

kepala yang disterilisasikan.

Peralatan untuk membuat sediaan histopatologi adalah peralatan nekropsi,

tissue cassette, mikrotom, gelas objek, gelas penutup dan untuk mengamati sediaan

histopatologi adalah mikroskop cahaya, sediaan histopatologi tumor dan kamera

mikroskopi digital.

Bahan

Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci betina (kelinci

lokal) yang berumur 6 sampai 9 bulan (telah dewasa kelamin) sebanyak 7 ekor.

Page 32: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

18

Pakan kelinci berupa pelet yang diberikan dua kali sehari serta air minum ad libitum.

Bahan induksan tumor adalah N-metil-N-nitrosourea (MNU) dan NaCl fisiologis.

Bahan yang digunakan pada saat operasi adalah alkohol 70%, kapas, iodium

tincture 3%, ketamin HCl 10%, xylazine 2%, sabun, antibiotik penicillin yang telah

diencerkan, antibiotik umum (Novamox-G®), NaCl fisiologis, benang cat gut 4/0,

benang silk 3/0, tampon, kain kasa dan plester. Bahan untuk pembuatan sediaan

histopatologi tumor adalah larutan fiksatif Buffer Netral Formalin 10%, larutan

alkohol 70% alkohol 80%, 90%, 95%, larutan alkohol absolut, xylol dan parafin,

serta pewarna hematoksilin-eosin (HE).

Metode Penelitian

Diagram alur penelitian

Pengadaptasian dan perlakuan terhadap kelinci

Kelinci betina yang berumur 6-9 bulan (telah dewasa kelamin) sebanyak 7

ekor diadaptasikan selama tiga minggu dalam masing-masing kandang.

Pengadaptasian ini bertujuan untuk menyesuaikan kondisi kelinci dengan lingkungan

kandang dan mencegah kebuntingan.

Kelinci-kelinci tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:

Kelompok kontrol terdiri dari satu ekor kelinci yang sedang laktasi dan kelompok

perlakuan terdiri dari enam kelinci tidak sedang laktasi yang diinduksi MNU.

Induksi tumor

Kelinci telah diadaptasikan selama tiga minggu dan diinduksi tumor dengan

N-metil-N-nitrosourea (MNU). MNU yang digunakan sebanyak 1 mg dilarutkan

Page 33: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

19

dalam 10 ml Nacl fisiologis (konsentrasi 100 µg/ml). Dosis MNU yang digunakan

adalah 50 µg/kg BB. Induksi tumor dilakukan pada kelenjar mamari nomor dua pada

sisi kiri dan kanan melalui puting (intramamari) sebanyak empat kali dalam empat

minggu yaitu pada minggu pertama, kedua, ketiga dan keempat. Sebelum dilakukan

penginduksian intramamari, berat badan kelinci ditimbang dan rambut-rambut di

sekitar puting dicukur serta disucihamakan dengan menggunakan alkohol 70%.

Penginduksian intramamari dilakukan tegak lurus terhadap sumbu tubuh kelinci.

Perubahan jaringan kelenjar mamari akibat induksi MNU ini dipelajari

dengan membandingkan kelinci kontrol (kelinci yang sedang laktasi). Kelinci laktasi

ini mempunyai kelenjar mamari lebih jelas terlihat secara mikroskopis daripada

kelinci normal. Pengamatan ada tidaknya lesio dilakukan pada 6 lapang pandang dari

masing-masing bagian epidermis, interstitial dermis dan kelenjar mamari.

Mastektomi

Mastektomi dilakukan pada minggu kelima yaitu setelah tumor teraba yang

menandakan bahwa tumor telah tumbuh pada kelenjar mamari kelinci. Sayatan

mastektomi berbentuk elips mengelilingi daerah kelenjar mamari yang telah diinduksi

tumor. Adapun beberapa tahapan mastektomi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Praoperasi, dilakukan pemeriksaan general pada kelinci untuk mengetahui

kondisi umum kelinci meliputi temperatur tubuh, frekuensi jantung, frekuensi nafas

dan gizi. Kemudian kelinci ditimbang untuk menentukan dosis anaestetikum yang

akan diberikan yaitu xylazine 2% dengan dosis 2 mg/kg BB dan ketamin HCl 10%

dengan dosis 10 mg/kg BB secara intramuskular. Selanjutnya bulu dicukur pada

bagian abdomen dan sekitar mamari kemudian didesinfeksi dengan menggunakan

alkohol 70% dan iodium tincture 3%.

Operasi pengangkatan dilakukan secara perlahan dan teliti. Luka kemudian

ditutup dengan verban dan plester.

Post Operasi, selesai operasi, kelinci diberi antibiotik umum yaitu (Novamox-

) secara intramuskular dengan dosis 50 mg/50 kg BB kemudian dirawat di dalam

kandang. Selama masa perawatan, kelinci diberi pakan dan minum yang baik. Setiap

Page 34: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

20

hari luka dibalut dengan verban dan diberi iodium tincture 3%. Verban diganti setiap

hari serta diberi iodium tincture 3% untuk menjaga kebersihannya. Benang dibuka

setelah luka kering yaitu sekitar seminggu setelah operasi.

Pembuatan sediaan histopatologi tumor

Dilakukan pembuatan sediaan histopatologi tumor yang terdiri dari beberapa

tahapan yaitu, tahap sampling dan fiksasi jaringan di dalalm larutan buffer netral

formalin 10%; Proses jaringan (dehidrasi, clearing dan infiltrasi parafin dilakukan

menggunakan automatic tissue processor); Tahap embedding atau penanaman

jaringan di dalam parafin dilakukan menggunakan alat tissue embedding console;

Tahap pemotongan jaringan setebal 5 µm dilakukan menggunakan mikrotom; Tahap

pewarnaan jaringan menggunakan pewarna Hematoksilin dan Eosin. Proses detil dari

pembuatan sediaan histopatologi ditampilkan dalam lampiran 1.

Pengamatan sediaan histopatologi tumor

Pengamatan sediaan histopatologi tumor dilakukan di bagian Patologi FKH

IPB. Mikroskop yang digunakan adalah mikroskop cahaya. Kemudian gambaran

histopatologi yang mewakili difoto dengan kamera digital.

Pengamatan dilakukan pada tiga area kelenjar mamari yaitu epidermis, dermis

dan kelenjar mamari. Mengamati ada tidaknya lesio pada masing-masing area. Lesio

yang diamati pada bagian epidermis adalah hiperplasia epidermis, pembentukan ulkus

dan proliferasi folikel rambut, pada bagian interstisial dermis diamati proliferasi

pembuluh darah, neovaskularisasi, hemoragi, serta proliferasi kolagen. Lesio yang

diamati pada bagian kelenjar mamari adalah hiperplasi epitel kelenjar mamari,

pertumbuhan epitel dengan pola papilari dan mitosis. Keberadaan lesio diamati pada

6 lapang pandang menggunakan perbesaran 4x lensa objektif. Lesio yang ditemukan

pada masing-masing area pengamatan, dianalisa secara deskriptif, dikelompokkan

dalam lesio tumorigenesis atau reaksi peradangan. Jenis lesio yang terjadi kemudian

dihitung persentase kemunculannya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Tabel 4 dan 5.

Page 35: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lapisan epidermis pada kelinci perlakuan ditemukan adanya ulkus yang tidak

disertai pertumbuhan massa tumor. Ulkus yang terbentuk ditandai dengan hilangnya

lapisan epidermis yang digantikan oleh adanya fibrin dan cairan plasma serta sel-sel

debris (Gambar 8). Menurut Macfarlane et al. (2000) ulkus merupakan hilangnya

lapisan permukaan jaringan atau organ yang disebabkan oleh nekrosis dan digantikan

oleh jaringan inflamasi. Timbulnya ulkus ini diduga dipicu oleh peradangan kronis

pada dermis. Proses peradangan ini terjadi karena induksi N-metil-N-nitrosourea

(MNU) intramamari menyebabkan iritasi jaringan dermis.

Gambar 8 Lapisan epidermis kulit kelenjar mamari. (a) Ulkus, (b) Infiltrasi sel radang,

(c) Proliferasi kolagen. Pewarnaan HE, Skala 200 µm.

Lapisan epitel epidermis pada kelinci perlakuan mengalami hiperplasia dan

terjadi peningkatan jumlah sel epidermis dibandingkan dengan kelompok kontrol

(Gambar 9A dan 9B). Macfarlane et al. (2000) mengatakan bahwa reaksi hiperplasia

dapat terjadi sebagai akibat reaksi adaptasi dari peradangan di bagian dermis.

Page 36: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

22

Slauson dan Cooper (2002) menambahkan bahwa reaksi hiperplasia juga merupakan

bagian dari tahap progresi dari tumorigenesis.

Gambar 9 Lapisan epidermis kelinci perlakuan (A) dan kelinci kontrol (B).

(a) Epitel epidermis, (b). Dermis. Perwarnaan HE, Skala 100 µm, Gambar

21insert adalah perbesaran dengan skala 40 µm (c) Sel epidermis.

Page 37: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

23

Pemberian MNU menyebabkan proliferasi folikel rambut seperti tampak pada

gambar 10A pada kelinci perlakuan. Jumlah folikel rambut terlihat meningkat

dibandingkan dengan kelinci kontrol (Gambar 10B). Adanya proliferasi folikel

rambut mengindikasikan bahwa banyak sel yang melakukan pembelahan atau mitosis

(Price dan Lorraine 2006). Pembelahan sel ini terjadi akibat adanya peningkatan

fungsi organ tersebut (Jones et al. 2006). Proliferasi folikel merupakan lesio

tumorigenesis. Apabila proliferasi terjadi maka biasanya diikuti dengan hiperplasia,

yaitu hiperplasia sel-sel folikel rambutnya. Hiperplasia merupakan tahapan menuju

pembentukan tumor (Jones et al. 2006).

Pemberian MNU menyebabkan proliferasi folikel rambut terutama sel-sel

matriks rambut yang berproliferasi pada tahap anagen atau pembentukan rambut

seperti disebutkan Hai et al. (1997). Adanya proliferasi folikel rambut merupakan

salah satu tahapan inisiasi pembentukan tumor pada bagian epidermis kelenjar

mamari. Joan (2008) menyatakan bahwa tumor folikel rambut pada umumnya

bersifat jinak. Di bawah ini adalah gambaran folikel rambut kelinci perlakuan

(Gambar 10A) dan proliferasi folikel rambut pada kelinci kontrol (Gambar 10B).

Page 38: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

24

Gambar 10 Folikel rambut kelinci perlakuan (A) dan kelinci kontrol (B). ( ) Folikel rambut.

Perwarnaan HE, Skala 80 µm.

Page 39: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

25

Gambar 11 Jaringan interstitial kelinci perlakuan (A) dan kelinci kontrol (B). (a) Kolagen,

(b) Kelenjar mamari. Pewarnaan HE, Skala 200 µm.

Proliferasi kolagen nampak terlihat jelas pada kelinci perlakuan (11A)

dibandingkan dengan kelinci kontrol (11B). Perbandingan banyaknya kolagen pada

kelinci perlakuan dan kelinci kontrol ditunjukkan oleh tanda panah hitam.

Proliferasi kolagen merupakan lesio peradangan menurut Macfarlane et al.

(2000). Kolagen adalah komponen paling penting dalam extracellular matrix (ECM)

dan memegang peranan dalam adhesi, pergerakan, diferensiasi, proliferasi dan

metastasis tumor sel (Honma et al. 2007). Kolagen tipe I, IV, XV, XVIII dapat

mengurangi proses angiogenesis dan tumorigenesis (Honma et al. 2007).

Pertumbuhan tumor dapat mempengaruhi pembentukan kolagen. Kolagen akan

bertambah sejalan dengan pertumbuhan tumor. Proses progresi mamari karsinoma

menyebabkan kolagen degradasi sehingga kolagen semakin sedikit (Curino et al.

2005).

Kolagen pada penelitian ini mengalami proliferasi dan tidak berimbang

dengan tumor yang masih dalam pertumbuhan tahap awal. Kolagen pada penelitian

ini merupakan reaksi dari peradangan.

MNU menghasilkan ion methyl diazonium yang dapat menjadi karsinogen

(King et al. 1981). Zat alkilasi ini bersifat toksik dan dapat menyebabkan iritasi dan

mutasi (Irene 2007). MNU menyebabkan iritasi pada dinding pembuluh darah

Page 40: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

26

sehingga mengakibatkan darah keluar secara pereksis yang dikenal dengan hemorragi

(Becker et al. 1996). Peristiwa ini terjadi pada kelinci perlakuan (Gambar 12).

Gambar 12 Jaringan interstitial kelinci perlakuan. ( ) hemorragi. Pewarnaan HE, Skala

80 µm.

Hemorragi menyebabkan banyaknya makrofag yang terbentuk yang dapat

mereabsorpsi sel darah merah dengan memfagosit dan mendegradasi fibrin dan sel

darah merah yang terbentuk di jaringan. Bentuk makrofag seperti ini disebut dengan

hemosiderofag (Slauson dan Cooper 2002).

Sel-sel radang yaitu neutrofil, eosinofil dan limfosit banyak ditemukan pada

kelinci perlakuan terutama eosinofil di epitel duktus mamari (Gambar 13).

Page 41: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

27

Gambar 13 Bagian duktus papila kelinci perlakuan. ( ) Sel radang eosinofil. Pewarnaan

HE, Skala 20 µm.

Menurut Feldman dan Jain (2000) banyaknya eosinofil tersebut berkaitan

langsung dengan tingkat keparahan peradangan yang terkait dengan respon imun.

Peningkatan respon imun ini bertujuan untuk mencegah progresi sel-sel tumor. MNU

akan memicu aktifitas sel T dengan meningkatkan sitokin diantaranya Interleukin 3

(IL-3) dan Granulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF) (Scherer

1997).

Limfosit tidak banyak ditemukan pada pembentukan tumor ini. Peradangan

yang terjadi adalah subakut menuju kronis sehingga neutrofil masih dapat terlihat

(Slauson dan Cooper 2002).

Banyak ditemukan pembentukan kapiler baru atau neokapilerisasi pada bagian

dermis. Neokapilerisasi, dapat terjadi pada proses peradangan sebagai bagian

rangkaian dari persembuhan luka (proses peradangan) atau merupakan proses

tumorigenesis. Neovaskularisasi pada pertumbuhan tumor berbeda dengan

neovaskularisasi pada tahapan persembuhan proses peradangan. Perbedaannya

Page 42: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

28

adalah terletak pada neovaskularisasi yang persisten atau tidak akan hilang seperti

pada peradangan namun akan tetap ada bahkan terus berproliferasi (Slauson dan

Cooper 2002). Sel radang banyak ditemukan pada neovaskularisasi akibat

peradangan sedangkan pada neovaskularisasi akibat tumor tidak ditemukan sel

radang. Neovaskularisasi pada proses peradangan akan hilang dengan sendirinya

setelah kira-kira satu sampai dua minggu (Macfarlane et al. 2000).

Pada pembentukan tumor, sel neoplastik membutuhkan nutrisi dan oksigen

untuk dapat bertahan oleh karenanya banyak terjadi pembentukan pembuluh darah

baru atau neovaskularisasi. Banyaknya neovaskularisasi pada jaringan menyebabkan

proliferasi pembuluh darah pada jaringan bahkan beberapa pembuluh darah

bertambah besar ukurannya, hal ini mengindikasikan tumbuhnya tumor pembuluh

darah atau dikenal dengan hemangioma (Slauson dan Cooper 2002). Berikut adalah

gambar proliferasi pembuluh darah (Gambar 14).

Gambar 14 Jaringan interstitial kelinci perlakuan. ( ) Proliferasi pembuluh darah.

Pewarnaan HE, Skala 200 µm.

Page 43: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

29

Gambar 15 Dermal kolagen kelinci perlakuan (A) dan Kelinci kontrol (B).( ) Pembuluh

darah. Pewarnaan HE, Skala 100 µm.

Page 44: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

30

Gambar di atas adalah perbandingan gambaran pembuluh darah pada kelinci

perlakuan (15A) dan kelinci kontrol (15B). Neovaskularisasi pada kelinci perlakuan

banyak sekali ditemukan sedangkan pada kelinci kontrol tidak ada.

Kelinci perlakuan (Gambar 16A) kelenjar mamari mengalami proliferasi yang

ditunjukkan dengan adanya hiperplasia dari epitel kelenjar, sedangkan pada kelinci

normal tidak ditemukan adanya hiperplasia epitel pada kelenjar. Pada kelinci

perlakuan ditemukan adanya perubahan epitel kubus sebaris menjadi epitel silindris

banyak baris.

Ditemukan adanya lesio yang terbentuk di jaringan kelenjar mamari pada

bagian dermis yang hanya terletak di lapisan dermis. Pemberian MNU pada kelenjar

mamari kelinci menyebabkan perubahan hiperplastik dari epitel kelenjar mamari.

Gambaran tersebut dapat dilihat pada gambar 16A. Menurut Roomi et al. (2004)

bahwa lesio yang timbul akibat pemberian MNU adalah sel epitel kelenjar dan stroma

proliferasi.

Page 45: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

31

Gambar 16 Kelenjar mamari kelinci kelompok perlakuan (A) dan kelinci kontrol (B).

( ) Epitel kelenjar mamari. Pewarnaan HE, Skala 40 µm.

Epitel kelenjar mamari yang semula adalah epitel kubus sebaris pada kelinci

kontrol menjadi epitel silindris banyak baris pada kelinci perlakuan (Gambar 16A).

Kelenjar mamari yang diinduksi MNU menunjukkan adanya hiperplasia yang

Page 46: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

32

menandakan awal pertumbuhan tumor (Jones et al. 2006). Pada kelinci kontrol

kelenjar mamari juga mengalami hiperplasia. Hiperplasia yang terjadi ini adalah

fisiologis karena kelinci tersebut adalah kelinci laktasi. Guyton dan Hall (1997)

menyatakan bahwa hiperplasia pada kelenjar mamari laktasi terjadi akibat pengaruh

hormon oksitosin, progesteron, prolaktin dan estrogen.

Epitel kelenjar mamari hiperplasia merupakan lesio premalignant yang

memungkinkan pembentukan karsinoma pada kelenjar mamari selanjutnya.

(Underwood 1992). Tumor jenis malignant (tumor ganas) akan memperlihatkan area

yang hemorragi, nekrosis dengan tingkat sel mitosis yang tinggi (Chand et al. 2006),

namun pada penelitian ini tidak ditemukan sel mitosis karena pertumbuhannya yang

lambat. Aktifitas mitotik pada tumor jinak jarang dan lambat (Anonim 1997).

Kelenjar mamari selalu menjadi sasaran oleh N-metil-N-nitrosourea (MNU)

dalam hal menimbulkan tumor karena efek onkogen pada kelenjar mamari sangat

spesifik (Cardiff dan Munn 1995). Bagian duktus kelenjar mamari mengalami

hiperplasia dan proliferasi kemudian berlanjut membentuk papiloma yang biasanya

disebut dengan duktus papilloma.

Duktus papilloma termasuk perubahan yang digolongkan tumor jinak yang

tumbuh soliter di dalam duktus besar. Kelenjar mamari pada duktus papilloma

terlihat sebagai struktur yang panjang berkelok-kelok dan lesio ini ditemukan

sepanjang duktus (Sander 2007). Pola duktus papilloma ditemukan pada kelenjar

mamari kelinci perlakuan (Gambar 17).

Page 47: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

33

Gambar 17 Kelenjar mamari kelinci perlakuan yang membentuk Duktus papilloma (a).

Pewarnaan HE, Skala 100µm.

Lumen kelenjar mamari tampak dipenuhi penjuluran-penjuluran dari epitel

duktus tersebut. Duktus papilloma merupakan tipe tumor mamari selain

fibroadenoma, adenoma dan tumor jaringan ikat (Underwood 1992). Gambaran

mitosis pada epitel kelenjar mamari merupakan ciri menuju pembentukan karsinoma

(Rivera et al. 1994), tetapi gambaran mitosis tidak terlihat pada pengamatan,

menunjukkan induksi tumor akibat MNU pada kasus ini adalah bersifat jinak.

Secara garis besar pembahasan di atas menjelaskan bahwa pemberian MNU

secara intramamari menyebabkan beberapa lesio tumorigenesis dan lesio akibat

peradangan. Lesio tumorigenesis yaitu terbentuknya hiperplasi epidermis, proliferasi

folikel rambut, proliferasi pembuluh darah, neovaskularisasi, hemorragi, proliferasi

dermal kolagen, hiperplasia epitel kelenjar mamari, pembentukan duktus papilloma.

Lesio yang bukan tumorigenesis adalah terbentuknya ulkus. Frekuensi kemunculan

masing-masing jenis lesio dihitung persentasenya dan disajikan pada Tabel 3.

Page 48: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

34

Tabel 3 Frekuensi persentase lesio histopatologi pada mamari kelinci yang diinduksi

MNU

Area Pengamatan Lesio yang diamati Frekuensi

(Persen)

Epidermis Ulkus 5%

Hiperplasia epidermis 3%

Proliferasi folikel rambut 16% Dermis Proliferasi kolagen 10%

Hemorragi 7%

Proliferasi pembuluh darah 19%

Neovaskularisasi 24% Kelenjar mamari Duktus papilloma 1%

Hiperplasia epitel kelenjar mamari 15%

Mitosis 0%

Persentase Duktus papilloma yang muncul pada penelitian ini minim yaitu

sekitar 1%. Hal ini disebabkan pembentukan tumor yang terjadi masih pada tahap

awal yaitu tahap inisiasi-promosi. Tahap inisiasi adalah suatu proses pada genom sel

yang mengakibatkan potensi neoplastik. Tahap promosi adalah proses stimulasi

proliferasi sel hingga transformasi sel (Underwood 1992).

Lesio lainnya pada epidermis adalah proliferasi folikel rambut dan epidermis

hiperplasia yang menunjukkan lesio tumorigenesis. Pada dermis, ada lesio proliferasi

kolagen, proliferasi pembuluh darah, neovaskularisasi, hemorragi yang merupakan

lesio tumorigenesis yang menunjukkan angka signifikan. Epitel kelenjar mamari

hiperplasia pada kelenjar mamari juga merupakan lesio tumorigenesis sedangkan

ulkus merupakan lesio peradangan.

Tumor yang tumbuh dapat dikatakan masih pada tahap awal karena waktu

perlakuan atau masa induksinya hanya satu bulan, sedangkan pada beberapa

penelitian lainnya waktu yang digunakan adalah selama tiga bulan bahkan lebih

(Roomi et al. 2005). Karakteristik tumor yang dapat diamati dalam penelitian ini

adalah pertumbuhan tumor yang lambat kemudian batas pertumbuhannya juga jelas.

Tahap tumorigenesis yang masih awal menunjukkan bahwa tumor yang terbentuk

Page 49: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

35

pada penelitian ini adalah tergolong jinak. Lesio yang ditemukan pada penelitian ini

umumnya merupakan lesio tumorigenesis dan juga menunjukkan bahwa tumor yang

tumbuh masih tergolong jinak. Adapun beberapa lesio yang terlihat pada tumor jinak

yaitu, hiperplasia lobular, hemorragi, hiperplasia epitel kelenjar, proliferasi epitel

kelenjar (Anonim 1997).

Page 50: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

36

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara mikroskopis terhadap jaringan

mamari kelinci disimpulkan bahwa pemberian MNU secara intramamari memicu

lesio tumorigenesis yang besifat jinak dan lambat serta menimbulkan reaksi

peradangan.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran histopatologi

tumor kelenjar mamari yang diinduksi N-metil-N-nitrosourea dengan waktu yang

lebih lama ditunjang dengan pemeriksaan kimia darah untuk mengetahui tipe

tumornya serta rute pemberian N-metil-N-nitrosourea yang berbeda.

Page 51: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

37

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 1998. Tumor. http://id.wikipedia.org/wiki/Tumor (19 Desember 2008)

[Anonim]. 1999. www.sinarharapan.co.id (28 Desember 2008)

[Anonim]. 2000. http://en.wikipedia.org/wiki/N-Nitroso-N-methylurea (19 Desember

2008)

[Anonim]. 1997. Benign Breast Lesions. www.breastdiseases.com/benignb3.htm (19

Februari 2010)

[Anonim]. 2008. Comparative Breast Anatomy.

http://bibliodyssey.blogspot.com/2008/12/comparative-breast-anatomy.html (4

Februari 2010)

Akhyar A. 2009. Neoplasma. Neoplasma-ahmad-akhyar.blogspot.com/ (31

Desember 2009)

Al Murri AM, Hilmy M, Bell J, Wilson C, McNicol AM, Lannigan A, Doughty JC

dan McMillan DC. 2008. The relationship between the systemic inflammatory

response, tumour proliferative activity, T-lymphocytic and macrophage

infiltration, microvessel density and survival in patients with primary operable

breast cancer. British Journal of Cancer v.99(7)

Aughey E and Frye FL. 2001. Comparative Veterinary Histology. UK: Manson

Publishing

Becker WM, Reece JB and Poenie MF. 1996. The World of The Cell. Menlo Park:

USA

Cardiff RD and Robert JM. 1995. Comparative Pathology of Mammary

Tumorigenesis In Transgenic Mice. University of California 90: 13-19

Chand CK, RK Bhardwaj, Maj TJR. 2006. Study of 7 Cases of Giant Cell Tumor of

Soft Tissue. MJAFI; 62 : 138-140

Cheville NF. 2006. Introduction To Veterinary Pathology (Third edition). USA :

Blackwell Publishing

Crist KA, Raymond DF, Bina C, Prabir C, Ming Y. 1996. Brief Communication: P53

Accumulation in N-metil-N-nitrosourea-Induced Rat Mammary Tumors. SAGE

24:370-375

Page 52: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

38

Cunningham JG. 2002. Textbook of Veterinary Physiology (Third edition).

Philadelphia: W.B. Saunders Company

Curino AC , Lars HE, Susan SY, Kenn H, Leif RL, Alfredo AM, Niels B, Boye SN

dan Thomas HB. 2005. Intracellular collagen degradation mediated by

uPARAP/Endo180 is a major pathway of extracellular matrix turnover during

malignancy. JCB,Volume 169, Number 6, 977-985.

D’ Ambrosio SM, Wani G, Samuel M. 1990. Repair Of O6-Methylguanine Damage.

Di dalam: Sutherland BM dan Woodhead AD, editor. DNA Damage and Repair

In Human Tissues. Proceedings Of Brookhaven Symposium In Biology No. 36;

New York, 1-4 Oktober 1989. New york: Plenum Press hlm 397-416

Degenhardt K, Robin M, Brian B, Kevin B, Diana A, Guanghua C, Chandreyee M,

Yufang S, Celine G, Yongjun F, Deirdre AN, Shengkan J and Eileen W. 2006.

Autophagy promotes tumor cell survival and restricts necrosis, inflammation,

and tumorigenesis ELSEVIER INC. 10, 51–64

Dellmann HD dan Eurell JA., editor.1998. Textbook of Veterinary Histology.

Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins

Dellmann HD dan Carithers JR.,editor.1996. Cytology and Microscopic Anatomy.

USA: Lippincott Williams &Wilkins

Feldman Z dan Jain. 2000. Schalm’s Veterinary Hematology 5th

edition. Baltimore:

Lippincott william&wilkins

Foster and Smith. 2010. Mammary Tumors (Cancer) in Dog.

Http://www.peteducation.com/article.cfm?c=2+2087&aid=460 [9 februari

2010]

Geneser F. 1993. Textbook of Histology. Copenhagen: Munksgaard

Guyton AC dan Hall JE. 1997. Fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit buku

kedokteran ECG

Hai H, MH Hardy, WD Black and MT Goldberg. 1997. The in Vivo Effect of the

Tumor Promoter 12-O-Tetradecanoylphorbol-13-acetate on A/-Methyl-A/-

nitrosourea-lnduced Apoptosis in Mouse Hair Follicles. Department of

Biomedical Sciences, University of Guelph 35, 177-181

Hartono. 1995. Histologi Veteriner. Bogor: IPB

Page 53: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

39

Hamdani C. 1999. Evaluasi Pola Sitomorfologik dan Ekspresi Onkoprotein (p67c-

myc, p53mutan, p185c-erb B-2) Pada Sel Tumor Epithelial Payudara. Jakarta:

UI Press

Himawan S. 1990. Patologi. Jakarta: UI press

Honma K, Teruo M, Takahiro O. 2007. Type I Collagen Gen Suppresses Tumor

Growth and Invasion of Malignant Human Glioma Cells. Cancer cell

International 1475-2867

Hustamin R. 2005. Panduan Memelihara Kelinci Hias . Jakarta: Agromedia

Ihle DSS. 2006. Small Animal Internal Medicine. USA: Black Publishing

Irene. 2007. Information on Chemical Carcinogens.

http://www.hku.hk/safety/pdf/CarInf.pdf (22 Januari 2010)

Joan. 2008. Tumor Folikel Rambut. www.vetcancercare.com (9 februari 2010)

Jones TC, Hunt RD, King NW. 2006. Veterinary Pathology (Six edition). USA:

Blackwell Publishing

Juchimiuk J, Agnieszka G dan Jolanta M. 2006. DNA damage induced by mutagens

in plant and human cell nuclei in acellular comet assay. FOLIA

HISTOCHEMICA 44:127-131

Kansekan J, Ramesh V, Aroon Y, Jake JT, Victor L, Prema MR, Srinivasan R,

Dittakavi SRS. 2003. Effect of PSC 833, an inhibitor of P-glycoprotein on N-

methyl-N-nitrosourea induced mammary carcinogenesis in rats. Oxford

University Press

King MM, Paul BM, Stanley DK. 1981. Comparison of The Effect of Butylated

Hydroxytoluene On N-Nitrosomethylurea and 7,12-Dimethylbenz[a]-

Anthracene Induced Mammary Tumours. Elsevier 14: 219-226

Kurnia I, Budiningsih S, Andrijono, Irwan R, Cholid B. 2008. Penggunaan AgNOR

Sebagai Marker Proliferasi dalam Penilaian Respon Awal Radiasi pada

kemoradioterapi Kanker Seviks. Http://202.46.3.98/nhc/images/iin3-3b.jpg (21

Januari 2010)

Liska J, Stefan G, Danica M, Josef Z, Julius Brtk. 2000. Histopathology of Mammary

Tumours In Female Rats Treated with 1-Methyl-1-Nitrosourea. Slovak

Academy of Science 34:91-96

Page 54: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

40

Lu SJ dan Michael CA. 1992. Ha-ras Oncogene Activation In Mammary Gland of N-

metil-N-nitrosourea treated Rats Genetically Resistant To Mammary

Adenocarcinogenesis. Proc. Natl Sci USA 89:1001-1005

Macfarlane PS, Reid R, Callander R. 2000. Pathology of Illustrated. London:

Churchill Livingtone

Malole MBM dan Pramono CSU. 1989. Penggunaan Hewan Laboratorium. Bogor:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Muller GH, Kirk RW, Scott DW. 1989. Small Animal Dermatology. Philadelphia:

WB Saunders

O’Maley B. 2005. Clinical Anatomy and Physiology of Exotic Species. New York:

Elsevier Saunders

Price SA dan Lorraine MW. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Penyakit-

Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Purwanto DA. 2000. Penetapan Kadar Metil Pada Hasil Reaksi DNA Dengan N-

metil-N-nitrosourea Secara In Vitro. Surabaya: Faculty of Pharmacy Airlangga

University

Rivera ES, N Andrade, G Martin, G Melito, G Cricco, N Mohamad, C Davio, R

Caro, RM Bergoc. 1994. Induction of Mammary Tumours In Rat by

Intraperitoneal Injection of MNU: Histopathology and Estral Cycle Influence.

Elsevier 86: 223- 228

Rochani S. 2007. Berternak Kelinci Dan Manfaatnya. Jakarta: JPBooks

Roomi MW,Vadim I, Aleksandra N, Matthias R. 2004. Proceedings of the 8th

Annual Multidisciplinary Symposium on Breast Disease; 13–16 February 2003.

Jacksonville, FL: University of Florida Health Science Center. Antitumorigenic

activity of Epican Forte in human breast cancer lines

Roomi MW, Nusrath WR, Vadim I, Tatiana K, Aleksandra N, Rath M. 2005.

Modulation of N-metil-N-nitrosourea Induced Mammary Tumors in Sprague-

Dawley Rats by Combination of Lysin, Proline, Arginine, Ascorbic Acid and

Green Tea Extract . Breast Cancer Res 7:291-295

Samuelson DA. 2007. Textbook Of Veterinary Histology. St. Louis: Saunders

Elsevier

Sander MA. 2007. Atlas Berwarna Patologi Anatomi. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada

Page 55: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

41

Sarwono. 2005. Kelinci Potong Dan Hias. Jakarta: Agromedia

Scherer TA. 1997. Tumor Associated Blood Eosinophilia and Eosinophilic Pleural

Effusion: Case Reportand Review of the Literature

[xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n2/tumor.xml]. The Internet Journal of

Emergency and Intensive Care Medicine. Volume 1 Number 2

Syaifudin M. 2007. Gen Penekan Tumor, P53, Kanker dan Radiasi Pengion. Buletin

Alara, Volume 8 Nomor 3:119 – 128

Seolalita. 2008. Tumor Glandula Mammae. Http://www.dszoo.com (19 Desember

2008)

Schottenfeld dan Fraumeni JF. 1996. Cancer Epidemiology and Prevention, 2nd

edition. New York: Oxford University Press.

Slauson DO dan Cooper BJ. 2002. Mechanisms of Disease: A Textbook of

Comparative General Pathology. St.louis: Mosby

Smith J dan Mangkoewidjojo. 1998. Pemeliharaan, Pembiakan Dan Penggunaan

Hewan Percobaan Di Daerah Tropis. Jakarta: UI Press

Tapan E. 2005. Kanker, Antioksidan Dan Terapi Klomplementer. Jakarta: PT.

Gramedia

Tizard IR. 1994. Immunology. Philadelphia: Saunders College Publishing

Underwood JCE. 1992. General and Systemic Pathology. Hongkong: Churchill

Livingstone

Weinberg RA. 1992. Oncogenes, Tumor Suppressor Genes and the Deregulation of

Cell Growth: An Overview.Di dalam: Sharp, PA, editor. Nuclear Processes And

Oncogenes. California: Academic Press Inc. Hlm 3-9

Yager JA dan Scott DW. 1993. Pathology of Domestic Animal (fourth edition). Di

dalam: Jubb KVF et al., editor. The skin and Appendages. San Diego:

Academic Press Inc.

Page 56: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

42

Lampiran 1

PEMBUATAN PREPARAT HISTOPATOLOGI

Pembuatan preparat histopatologi dilakukan dengan berbagai tahapan yaitu

tahap sampling dan fiksasi jaringan, proses jaringan/Trimming (dehidrasi, clearing,

infiltrasi dan embedding), pemotongan jaringan dan pewarnaan.

Tahap sampling dan fiksasi dilakukan perendaman dengan larutan fiksatif

Buffer Netral Formalin 10% selama 1-2 hari kemudian organ tersebut diiris tipis

setebal 0.5 cm dimasukkan ke dalam wadah tissue cassette. Selanjutnya organ

tersebut dipindahkan ke dalam larutan alkohol 70% selama 3-4 hari.

Dehidrasi adalah suatu proses penarikan air dari jaringan secara bertahap

untuk mencegah terjadinya pengerutan sampel yang diuji. Sampel jaringan

didehidrasi dalam alkohol bertingkat (alkohol 70% selama 2 jam, 80% selama 2 jam

sebanyak dua kali, 90% selama 2 jam, 95% selama 2 jam dan alkohol absolut

sebanyak dua kali), xylol (I dan II) dan paraffin (I dan II) dengan menggunakan alat

otomatis autotechnicon. Clearing atau penjernihan adalah proses intermedier antara

proses dehidrasi dan proses embedding dengan paraffin. Proses ini dilakukan setelah

jaringan terdehidrasi, dengan memasukkan ke dalam larutan xylol I, II, III masing-

masing selama sejam.

Embedding adalah suatu proses pembuatan blok parafin. Proses ini harus

dilakukan di dekat sumber panas dengan alat-alat yang telah dihangatkan dahulu

untuk mencegah pembekuan parafin sebelum proses selesai. Setelah proses

penjernihan irisan sampel tumor direndam dalam paraffin cair selama 2 jam lalu

sampel dicetak dalam bentuk blok paraffin dengan cara meletakkan jaringan

sedemikian rupa pada dasar cetakan sehingga memudahkan orientasi baik saat

memotong maupun mengenali jaringan. Selanjutnya mendinginkan parafin hingga

kembali beku dan melepaskan parafin yang berisi jaringan sampel tumor dari cetakan.

Sampel yang telah berbentuk blok kemudian dipotong menggunakan mikrotom.

Embedding dilakukan menggunakan tissue embedding console

Page 57: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

43

Sectioning adalah proses pemotongan jaringan dilakukan setelah disimpan

dalam kulkas selama 24 jam dan blok jaringan dipotong menggunakan mikrotom.

Pemotongan dengan beberapa tahapan yaitu tahapan pertama yaitu pemotongan kasar

dengan cara pisau dipasang pada knife holder dan dikencangkan dengan clamping

screw. Kemudian blok ditempatkan pada object clamp dengan memperhatikan

permukaan atas tidak boleh melebihi pisau mikrotom dan longitudinal adjusmant

knob dan transverse adjustmant knob diatur menjadi horisontal. Lalu locking

handless dikencangkan. Sedikit semi sedikit blok dinaikkan sambil mulai dipotong

sampai seluruh paraffin yang menutupi permukaan atas jaringan yang terkelupas dan

mengunci pada posisi tersebut.

Tahapan berikutnya proses pemotongan halus yang dilakukan dengan

meratakan potongan jaringan dengan memotong sedikit demi sedikit menggunakan

teknik pemotongan halus. Merubah posisi pisau sedemikian rupa sehingga daerah

pisau yang paling tajam menghadapi jaringan dan mengulangi pemotongan jaringan

dengan pemotongan halus dengan tissue thickness selector untuk memilih ketebalan

jatingan yang dipotong yaitu biasanya 4-5 µm. Tahap selanjutnya adalah melebarkan

lembaran potongan dengan memilih lembaran jaringan yang paling baik kemudian

hasil sayatan diapungkan di permukaan air hangat suhu ± 40-42oC lalu dilekatkan di

atas gelas objek dan dikeringkan di suhu ruang sampai air di antara jaringan dan kaca

objek menguap, lalu gelas objek hasil potongan disimpan dalam inkubator selama

minimal 2 jam.

Staining adalah pewarnaan untuk mempermudah penglihatan dan pengenalan

dengan mikroskop. Pewarnaan yang dilakukan adalah pewarnaan hematoksilin-eosin

(HE) yaitu,

1. Deparafinisasi dalam larutan Xylol I, II, III masing-masing selama 2

menit

2. Rehidrasi ke dalam larutan alkohol absolut, alkohol 95%, 80%

masing-masing 1 menit.

3. Dicuci dengan air keran selama 30 detik.

4. Pewarnaan dengan Mayer’s Hematoxyllin selama 2-8 menit.

Page 58: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

44

5. Dicuci kembali dengan air keran selama 30 detik.

6. Pewarnaan dengan eosin alkohol selama 2-7 menit.

7. Dibilas kembali dengan air keran selama 30-60 detik.

8. Dehidrasi dalam larutan alkohol 95%, alkohol absolut I, II sebanyak

sepuluh celupan.

9. Clearing dengan larutan Xylol I, II, III selama 2 menit.

10. Observasi dengan mikroskop untuk melihat penyerapan warna

hematoksilin-eosin.

11. Preparat di-mounting dan ditutup dengan cover glass

Mikrofotografi adalah proses yang dilakukan setelah sediaan histopatologi

selesai dibuat dan dapat diamati di bawah mikroskop dengan jelas.

Page 59: KAJIAN MIKROSKOPIS INDUKSI N-METHYL-N … · Tumor dapat terjadi pada manusia maupun hewan. Hewan. ... dipelihara serta memberikan respon patofisiologi yang cenderung sama ... (Underwood

45

Lampiran 2

Tabel 4 Jumlah lesio yang muncul dari enam lapang pandang pada kelompok I-VI

Tabel 5 Persentase hasil pengamatan kelompok I-VI

Lokasi Pengamatan Lesio yang diamati Kelompok

I II III IV V VI

Epidermis Hiperplasia lapisan epidermis 8% 7% 0% 4% 4% 8%

Ulkus 8% 7% 0% 4% 4% 4% Proliferasi folikel rambut 15% 15% 18% 15% 15% 16%

Dermis Proliferasi kolagen 12% 15% 5% 8% 12% 8% Hemorragi 0% 0% 5% 15% 8% 12% Proliferasi pembuluh darah 12% 22% 27% 12% 23% 20% Neovaskularisasi 23% 22% 27% 23% 23% 24%

Kelenjar mamari Duktus papilloma 4% 0% 0% 0% 0% 0% Hiperplasi epitel kelenjar mamari 19% 11% 18% 19% 12% 8% Mitosis 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Kelompok I II III IV V VI

Ulkus 2 2 0 1 1 2

Hiperplasia lapisan epidermis 2 2 0 1 1 1

Folikel rambut proliferasi 4 4 4 4 4 4

Proliferasi kolagen 3 4 1 2 3 2

Proliferasi pembuluh darah 0 0 1 4 2 3

Hemorragi 3 6 6 3 6 5

Neovaskularisasi 6 6 6 6 6 6

Duktus papilloma 1 0 0 0 0 0

Hiperplasia epitel kelenjar mamari 5 3 4 5 3 2

Mitosis 0 0 0 0 0 0