Profesionalisme dan Kompetensi Dokter Hewan dalam...

36
Profesionalisme dan Kompetensi Dokter Hewan dalam Mendukung Realisasi MEA 2015 Dr h Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD

Transcript of Profesionalisme dan Kompetensi Dokter Hewan dalam...

Masa depan DOKTER HEWAN di

dunia yang terus berubah

Praktek kedokteran hewan harus tetap relevan dengan

kebutuhan perubahan yang ada di masyarakat

Pendidikan kedokteran hewan harus mereflesikan

diversitas yang ada di masyarakat saat ini maupun

antisipasi yang akan terjadi ke depan

Respon profesi hanya dimungkinkan lewat penciptaan

fokus area profesional (spesialisasi)

Kolaborasi dan kerjasama yang lebih besar dengan

sektor kesehatan di bidang kesehatan masyarakat

Lisensi dokter hewan tidak dapat mencakup semua

fokus area profesional tetapi lebih pada jaminan

kepada publik untuk ilmu kedokteran hewan tertentu

Sumber: Veterinary Education in SADC Region: Challenges and Future

Perspectives (2009)

Arti profesionalisme dan kompetensi

Profesionalisme artinya sifat-sifat (kemampuan,

kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain)

sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau

dilakukan oleh seorang profesional

(sumber: Wikipedia)

Kompetensi artinya kewenangan (kekuasaan)

untuk memutuskan (menetapkan) sesuatu

(sumber: KBBI)

“Profesionalisme tidak bersifat statis, tetapi dinamis, sehingga implikasinya seorang profesional

perlu senantiasa meningkatkan kompetensinya”

Dokter hewan yang kompeten.....

(A competent veterinarian…)

“menerapkan pengetahuan, ketrampilan, perilaku, komunikasi dan penilaian dalam penyampaian pelayanan veteriner yang memadai sesuai dengan bidang praktek veteriner yang dikuasainya”

“applies knowledge, skills, attitudes, communication and judgement to the delivery of appropriate veterinary services in accordance with their field of veterinary practice” (Veterinary Council of New Zealand)

Pertimbangan diberikan kepada hasil kinerja yang memenuhi standar secara konsisten.

Consideration is given to performance of tasks to an acceptable standard on a consistent basis.

Sumber: Liz Norman (2014). The concept of veterinary competence : perspectives

and challenges. Massey University

Kompetensi esensial untuk DOKTER HEWAN*

Pengetahuan & pemahaman (knowledge & understanding) Ketrampilan (skills)

– Pengumpulan informasi– Analisis dan penilaian (judgement)– Ketrampilan klinik– Komunikasi dan kerjasama tim (teamwork)– Belas kasih, sopan santun, rasa hormat, kejujuran, adil– Pengetahuan bisnis– Manajemen diri dan kepemimpinan kelompok

Perilaku (attitude)– Etik dan nilai budaya (cultural values)– Kesejahteraan hewan– Komunikasi dengan masyarakat/klien– Rujukan (referral)– Kerjasama tim (teamwork)– Keseimbangan kebutuhan klien– Peranan dalam biosekuriti

* Australian Veterinary Board Council Inc.

Kompetensi „dilihat” berbeda oleh orang yang berbeda

Ada perbedaan nyata antara pelayanan

menurut jenis spesies dan jenis pekerjaan,

contohnya:

Ketrampilan komunikasi: hewan kecil vs

kuda

Pemikiran kritis dan kreatif: kuda vs hewan

pangan

Empati: hewan kecil vs hewan pangan

Penilaian yang valid: kuda vs hewan kecil

Competency “seen” differently by different people

Sumber: Liz Norman (2014). The concept of veterinary competence : perspectives

and challenges. Massey University

•Pangan

•Serat

•Bahan

•Hewan

kecil

•Hewan

eksotik

•Kuda

•Hewan

pacu:

kuda,

anjing,

unta,

merpati

•Hewan

buru

•Satwa

liar hasil

penangka

-ran

•Satwa

liar di

alam

bebas

•Hewan

laborato-

rium

tradisionil

•Berbagai

spesies

lain dari

amfibi

sampai

primata

Hew

an

pert

an

ian

Hew

an

kesayan

gan

Hew

an

ola

h r

ag

a

Satw

a k

eb

un

bin

ata

ng

dan

satw

a lia

r

Hew

an

lab

ora

tori

um

(a) Fungsi profesi dokter hewan

menurut jenis spesies

Sumber: Samantha E. J. Gibbs and E. Paul J. Gibbs (2012). The Historical, Present, and

Future Role of Veterinarians in One Health. Current Topics in Microbiology and

Immunology (2012) 365: 31–47.

(b) Fungsi profesi dokter hewan

menurut jenis pekerjaan

•Hewan

kecil

•Hewan

pangan

•Kuda

•Pengujian

farmaseti-

kal dan

laborato-

rium

•Desain

produk dan

pemasaran

•Praktek

klinik

waralaba

•Nasional,

provinsi,

kabupaten

/kota

•Internasio-

nal

•Regulasi

& kebija-

kan

•Keseha-

tan masya-

rakat

•Surveilans

penyakit

•Forensik

•Hewan

laborato-

rium

•Penyakit

menular

•Aplikasi

klinis

•Pengem-

bangan

•Penelitian

•Training

klinik dan

pelayanan

•Adminis-

trasi

•Pengaja-

ran

Pra

kte

k h

ew

an

kecil

Pra

kte

k k

oo

rpo

rasi

Pem

eri

nta

h

Pen

eliti

an

bio

med

is

Un

ivers

itas

Sumber: Samantha E. J. Gibbs and E. Paul J. Gibbs (2012). The Historical, Present, and

Future Role of Veterinarians in One Health. Current Topics in Microbiology and

Immunology (2012) 365: 31–47.

Indikator ekonomi ASEAN (2014)

NegaraLuas

areaa PopulasibGDP per

kapitaC

Tingkat

penganggurand

Brunei Darussalam 5,8 0,4 39.678,7 1,7

Filippina 300,0 99,4 2.706,9 6,4

Indonesia 1.860,4 248,8 3.459,8 6,2

Kamboja 181,0 14,9 1.036,7 0,3

Laos 236,8 6,6 1.547,7 1,9

Malaysia 330,3 29,9 10.420,5 3,1

Myanmar 676,6 61,7 887,8 4,0

Singapura 0,7 5,4 55.182,5 2,9

Thailand 513,1 68,2 5.678,7 0,7

Vietnam 330,9 89,7 1.908,6 3,6

a = ribu kilometer persegib = juta orang

c = US $d = %

Human Development Index (2013)

di ASEAN

Ranking HDI Negara HDI skor

9 Singapura 0,967

30 Brunei Darussalam 0,981

62 Malaysia 0,773

89 Thailand 0,722

108 Indonesia 0,684

117 Filippina 0,660

121 Vietnam 0,638

136 Kamboja 0,584

139 Laos 0,569

150 Myanmar 0,524

Sumber: UNDP (2014). Human Development Report 2014

HDI adalah

ukuran untuk

menilai kemajuan

jangka panjang

dalam tiga

dimensi dasar

pembangunan

manusia: angka

harapan hidup,

akses terhadap

pengetahuan dan

standar hidup

yang layak.

Persaingan global Pendidikan Tinggi

dan Pelatihan di ASEAN (2014)

Negara Ranking

(dari 144 negara)

Skor

(1 – 7)

Singapura 2 6,09

Malaysia 46 4,80

Thailand 59 4,58

Indonesia 61 4,53

Filippina 64 4,45

Vietnam 96 3,74

Laos 110 3,28

Kamboja 123 2,92

Myanmar 135 2,44

Sumber: WEF (2014). The Global Competitiveness Report 2014–2015

Persaingan PendidikanTinggi dan

Pelatihan di ASEAN menurut kategori

Kategori

Cam

bo

ja

Filip

pin

a

Ind

on

esia

Lao

s

Mala

ysia

Myan

mar

Sin

gap

ura

Th

aila

nd

Vie

tnam

Kualitas sistem pendidikan 3,2 4,5 4,5 3,8 5,3 2,7 5,8 3,4 3,3

Kualitas pendidikan matematika

dan sains

3,2 4,1 4,6 3,9 5,2 2,7 6,3 3,9 3,9

Kualitas manajemen sekolah 3,3 4,7 4,6 4,1 5,1 2,6 5,8 4,1 3,4

Akses internet di sekolah 3,6 4,3 4,9 3,8 5,4 2,1 6,4 4,6 5,0

Ketersediaan layanan

penelitian dan pelatihan

3,6 4,4 4,4 3,9 5,4 2,9 5,5 4,2 3,3

Keluasan pelatihan staf 3,9 4,6 4,7 4,3 5,3 2,9 5,3 4,4 3,9

Sumber: WEF (2014). The Global Competitiveness Report 2014–2015

Animal Protection Index 2014

Kriteria

Filip

pin

a

Ind

on

esia

Mala

ysia

Myan

mar

Th

aila

nd

Vie

tnam

Formal recognition of animale sentience B C C G D E

Support for Universal Declaration on Animal Welfare D D B G D G

Protecting animals in farming B C B B C G

Protecting animals in captivity C C C D C D

Laws against causing animal suffering D D B G D E

Protecting companion animals B D D D D G

Protecting animals used for draught and recreation C D D G D G

Protecting animal used in scientific research B E C D D G

Protecting the welfare of wild animals B C B D C D

Government accountability for animal welfare B D D F D E

Engagement with the World Organization for Animal Health C D D D D D

OIE animal welfare standards C D C G E G

Reporting on progress C E E G G G

Education on animal protection and protection D D D E E E

Consultation with stakeholders A C C E D E

Sumber: World Animal Protection (2014)

Legislasi bidang veteriner di

ASEAN

Negara Kesehatan hewan

Brunei Darussalam Quarantine & Prevention of Disease (Animals), Section 91 & 92 Laws of Brunei Revised Edition 1984, Chapter 47

Filippina Livestock and Poultry Feed Act 2013Anti Rabies Act 2007Meat Inspection Code Act 2004

Indonesia Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 18/2009 (perubahan No. 41/2014)

Kamboja [draf]

Laos Livestock Production and Veterinary Matters 2008

Malaysia Animal Act 1953 (all amendments up to 2006)

Myanmar Animal Health and Development Law 1993

Singapura Animals & Birds Act 1965 (all amendments up to 2014)Agri-food and Veterinary Authority Act No. 16/2000

Thailand Animal Epidemic s Act B.E. 2499 1956

Vietnam Ordinance of Veterinary Medicine 2004

Legislasi khusus di ASEAN terkait

bidang veteriner

Negara Kesejahteraan Hewan Praktek Kedokteran Hewan

Brunei Darussalam Veterinary Surgeons Order 2005

Filippina Animal Welfare Act 1998 Veterinary Medicine Act 2004

Indonesia

Kamboja

Laos

Malaysia Animal Welfare Bill 2012 Veterinary Surgeons Act 1974

Myanmar

Singapura Animals & Birds Act 2007

Thailand Animal Welfare Act 2014 Veterinary Professional Act 2012

Vietnam

Pendidikan kedokteran hewan

di ASEAN

Negara Mulai

dirintis

Jumlah

FKH

Lama

studi

(tahun)

Keterangan

Brunei Darussalam - - - -

Kamboja 2014 1 6

Indonesia 1907 10 5

Laos 2012 - 4 Program akademi

Malaysia 1972 2 5

Myanmar 1957 1 6

Filippina 1908 20 6 Swasta lebih banyak

Singapura - - - -

Thailand 1930-an 6 6

Vietnam 1956 6 5

Sumber: Sailasuta A./Thai J Vet Med. 2014. 44(1): 1-4

Jumlah Dokter hewan

di ASEAN

Negara ASEAN Dokter hewan

pemerintah

Dokter

hewan

swasta

Dokter

hewan

Perguruan

Tinggi

Total

dokter

hewan

Ranking Rasio Dokter

hewan

pemerintah :

swasta

Brunei Darussalam 7 17 - 24 8 1 : 1,4

Kamboja TAD TAD - TAD TAD TAD

Indonesia 3.940 5.174 793 9.907 1 1 : 1,3

Laos TAD TAD - TAD TAD TAD

Malaysia 272 1.125 184 1.581 6 1 : 4,1

Myanmar 946 500 282 1.728 5 1 : 0,5

Filippina 1.625 3.560 335 5.520 4 1 : 2,2

Singapura 52 198 - 250 7 1 : 3,8

Thailand 804 6.260 354 7.418 2 1 : 7,8

Vietnam 4.250 1.890 140 6.280 3 1 : 0,4

Sumber: OIE website (http://www.oie.int/ ) – diakses Oktober 2014

Brunei Darussalam

Cambodia

Indonesia

Lao PDR

Malaysia

Myanmar

Philippines

Singapore

Thailand

Viet Nam

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Arus bebas investasi

Arus bebas modal

Arus bebas tenaga terampil

Arus bebas barang

Arus bebas jasa layanan

Apa yang harus dipersiapkan profesi veteriner dan

bagaimana kita mengharmonisasikan standar ASEAN?

PASAR TUNGGAL DAN BASIS PRODUKSI

ASEAN Framework Agreement on

Services (AFAS) – Artikel V

“Each Member State may recognize the EDUCATION or

EXPERIENCE obtained, REQUIREMENTS met, or LICENSES

or CERTIFICATIONS granted in another ASEAN Member

State, for the purpose of licensing or certification of service

suppliers. Such recognition may be based upon an agreement

or arrangement with the Member State concerned or may be

accorded autonomously.”

“Setiap Negara Anggota dapat mengakui PENDIDIKAN atau

PENGALAMAN yang diperoleh, PERSYARATAN yang

dipenuhi, atau LISENSI atau SERTIFIKAT yang diberikan oleh

Negara Anggota ASEAN lain, untuk tujuan lisensi atau

sertifikasi dari jasa layanan yang diberikan. Pengakuan harus

didasarkan atas perjanjian atau pengaturan dengan Negara

Anggota dimaksud atau dapat diberikan secara otonom.”

Liberalisasi sektor jasa di ASEAN

Dalam upaya mendukung liberalisasi sektor jasa,

negara-negara anggota ASEAN menandatangani

MRA (Mutual Recognition Agreement) pada tanggal

19 November 2007

11 Sektor, 155 subsektor yang diliberalisasi (5

subsektor layanan kesehatan): – Layanan medis dan gigi

– Layanan veteriner

– Layanan keperawatan, kebidanan

– Layanan rumah sakit

– Layanan kesehatan manusia lainnya (ambulans,

morfologik, patologi kimia)

MRA menjadi hal mutlak yang dilakukan liberalisasi

sektor jasa yang berasaskan keadilan

Hakikat Mutual Recognition

Agreement (MRA)

1. Negara tujuan atau negara penerima mengakui

kualifikasi profesional dan pelatihan yang diperoleh

dari negara pengirim atau negara asal tenaga kerja

terampil

2. Negara asal diberikan otoritas untuk mengesahkan

kualifikasi profesional dan pelatihan dengan cara

memberikan ijazah atau sertifikat

3. Pengakuan tidak bersifat otomatis (tidak langsung

memberikan hak untuk melaksanakan suatu profesi).

Ada proses untuk penentuan standar dan

persyaratan lainnya yang diterapkan baik di negara

penerima maupun di negara asal

Sumber: Pemetaan Pekerja Trampil Indonesia dan Liberalisasi Jasa ASEAN (2013).

Kerjasama ASEAN Study Center Universitas Indonesia dan Kemenlu RI

ASEAN Mutual Recognition Arrangements (MRA)

1) MRA on Engineering Services – Malaysia, 9 Des 2005

2) MRA on Nursing Services – Filippina, 8 Des 2006

3) MRA on Surveying Qualifications – Singapura, 19 Nov 2007

4) MRA on Architectural Services – Singapura, 19 Nov 2007

5) MRA on Medical Practitioners – Singapura, 25 Aug 2008

6) MRA on Framework Accountancy – Singapura, 26 Aug 2008

7) MRA on Dental Practitioners – Thailand, 26 Feb 2009

8) MRA on Tourism Professionals - 2009

ASEAN MRA untuk layanan veteriner

Sedang dikembangkan (under development)

MRA mengenal adanya “Professional Regulatory

Authority” dari suatu Negara Anggota, ekuivalen dengan

VSB dari OIE

Tujuan MRA:

– Memfasilitasi mobilitas Dokter Hewan antar negara

ASEAN

– Tukar menukar informasi dan meningkatkan kerjasama

dalam upaya menghormati „mutual recognition‟ profesi

Dokter Hewan

– Promosi adopsi praktek-praktek Dokter Hewan yang baik

tentang standar-standar dan kualifikasi-kualifikasi

– Menyediakan kesempatan untuk penguatan kapasitas

dan pelatihan bagi Dokter Hewan negara ASEAN

VSB = Veterinary Statutory Body

Keberhasilan sistem kesehatan

hewan nasional bergantung pada:

kontribusi dan interaksi berbagai pemangku

kepentingan yang terlibat dalam pendidikan dan

pengembangan profesi berkelanjutan (Continuing

Professional Development) dokter hewan;

adanya suatu Professional Regulatory Authority (PRA)

yang dinamis yang diperlukan untuk mengawasi dan

membimbing etik dan praktek dokter hewan;

penyediaan jasa layanan dokter hewan pemerintah

dan swasta; dan

berbagai kelembagaan atau asosiasi yang menangani

secara berkelanjutan profesionalisme dokter hewan

dalam memenuhi kepentingan masyarakat/klien

Sumber: Malaysian Veterinary Council Unit , Department of Veterinary Services

Brunei Darussalam

Cambodia

Indonesia

Lao PDR

Malaysia

Myanmar

Philippines

Singapore

Thailand

Viet Nam

Pemeran kunci dalam

menentukan profesi veteriner

Veterinary Statutory Body (VSB): Regulator

Veterinary Education (VE): Producer

Veterinary Services (VS): User

(pemerintah dan non-pemerintah)

Veterinary Associations (VA): Promoter

Sumber: Ratanakon P. et al and Tiensin T. (2014).

Faculty of Veterinary Science, Mahidol University ,

Department of Livestock Development , Ministry of

Agriculture and Cooperatives Thailand

VSB

VAVSVE

Apa perbedaan antara PRA/VSB

dengan Asosiasi Dokter Hewan?

PRA/VSB ASOSIASI DOKTER HEWAN

Fokus primernya adalah kepentingan publik Fokus primernya adalah kepentingan profesi veteriner

Didirikan berdasarkan Undang-undang Didirikan berdasarkan keanggotaan untuk mendukung kepentingan profesi

Regulator untuk seluruh profesi veteriner Keanggotaannya adalah aktif

Mengembangkan, menetapkan dan mengawasi standar profesional

Membantu anggota untuk memenuhi standar profesional yang diperlukan

Menetapkan persyaratan minimum untuk pengembangan profesional berkelanjutan

Mempromosikan kesempatan pengembangan profesional berkelanjutan

Meregistrasi dokter hewan Menghubungkan anggota dengan sejawatnya (nasional dan internasional)

Menerima dan mempertimbangkan keluhan dan keprihatinan tentang malapraktek jasa layanan dokter hewan

Menawarkan akses kepada jaminan ganti rugi dan menyediakan advis dan dukungan bagi anggota yang menerima keluhan

Memiliki kekuasaan berdasarkan UU untuk mencabut registrasi atau praktek

Dapat menolak atau mencabut keanggotaan apabila diperlukan

Sumber: Veterinary Council of New Zealand (http://www.vetcouncil.org.nz)

Persyaratan PRA/VSB (Artikel 3.1.12 OIE Code)

Didasarkan atas suatu legislasi/perundangan

Suatu badan otonom yang bebas dari kepentingan

politik dan komersial

Kebijakan dan tujuan PRA/VSB:– Lisensi atau registrasi dokter hewan dan para-profesional

veteriner dalam melakukan kegiatan yang berkaitan

dengan kedokteran/sains veteriner;

– Standar minimum pendidikan (dasar dan lanjutan) yang

diperlukan untuk gelar, diploma dan sertifikat yang

memberi kuasa kepada pemegangnya sebagai dokter

hewan atau para-profesional veteriner teregister atau

berlisensi; dan

– Standar perilaku profesional dan kompetensi dokter

hewan dan para-profesional veteriner dan memastikan

bahwa standar tersebut telah dipenuhi

Association/Societies

Veterinary Medical

Professionals

Pengaturan kompetensi dokter hewan

KONSIL

KEDOKTERAN

HEWAN

INDONESIA

PERHIMPUNAN DOKTER

HEWAN INDONESIA (PDHI)

ASOSIASI

FAKULTAS

KEDOKTERAN HEWAN

INDONESIA

Keanggotaan PRA/VSB:

• diseleksi dari berbagai bidang

keahlian profesional veteriner

•representasi institusional dari

pemerintah & swasta, Perguruan

tinggi dan Asosiasi dokter hewan

•anggota pilihan

•ditunjuk oleh Kementerian

Pertanian/Otoritas Veteriner

*

* Belum dibentuk

PRA (VSB) Profesi Dokter

Hewan di ASEAN

Negara ASEAN Nama PRA/VSB Dasar LegislasiBrunei

Darussalam

Brunei Darussalam Veterinary

Council*

Constitution of Brunei

Darussalam Veterinary

Surgeons Order 2005

Kamboja - -

Indonesia Perhimpunan Dokter Hewan

Indonesia (PDHI)

?

Laos - -

Malaysia Malaysian Veterinary Council Veterinary Surgeons Act 1974

Myanmar Veterinary Council of

Myanmar

The Veterinary Council Law of

Myanmar 1995

Filippina Professional Regulatory Board

of Veterinary Medicine

The Philippine Veterinary

Medicine Act of 2004

Singapura - -

Thailand Veterinary Council of Thailand Veterinary Professional Act 1992

Vietnam - -

? UU No. 18/2009 (pasal 71 ayat 3) mengatur bahwa sertifikat kompetensi diperoleh

dari organisasi kedokteran hewan dan/atau sertifikasi yang diakui pemerintah

Apakah diperlukan bagi profesi dalam menghadapi MEA?

Penguatan “peraturan perundangan” yaitu dengan

mewujudkan adanya Undang-Undang Praktik

Kedokteran Hewan (Veterinary Professional Act/

Veterinary Medicine Law) seperti di negara anggota

ASEAN lainnya sebagai landasan terbentuknya

PRA/VSB (Konsil Kedokteran Hewan Indonesia)

(Catatan: Konsil Kedokteran Indonesia dibentuk berdasarkan

UU Praktek Kedokteran No. 29/2004 pada tanggal 29 April

2005 di Jakarta)

Peta jalan (roadmap) bagi terbentuknya:

- PRA/VSB untuk profesi Dokter Hewan

- ASEAN MRA untuk layanan veteriner

“Veterinarians are proactive

leaders in the profession and are

recognized voices of authority in

important areas, such as animal

welfare and One Health medicine”

(North America Veterinary Medical

Education Consortium, 2011).